Anda di halaman 1dari 11

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)


Dosen Pembimbing :
Roslan Shomad. Drs. H.M.M

Disusun oleh :
1..Guntur Tri Cahyono (18130210001)
2.Dinda pirantika (18130210016)
3.Arcahya Maniko Tama (18130210056)

UNIVERSITAS ISLAM KADIRI KEDIRI


PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
TAHUN AJARAN 2019/2020

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan
rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dengan baik. Oleh karena itu kami ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen Mata Kuliah Manajemen Sumber
Daya Manusia yang telah membimbing kami dalam proses pembuatan makalah ini.
Makalah ini kami susun agar masyarakat mengerti tentang prosedur PHK yang
diterapkan di PT. Harum Sari Plastindo.
Penulis  menyadari berbagai kelemahan dan keterbatasan yang ada, sehingga
terbuka kemungkinan terjadinya kesalahan dalam penulisan makalah ini. Penulis  sangat
memerlukan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, terutama dosen
untuk penyempurnaan makalah ini.
Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, penulis berharap semoga makalah
ini bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya.

Kediri, 22 Februari 2020


Penulis

2
DAFTAR ISI

Pengantar................................................................................................................. 2
Bab I ....................................................................................................................... 2
Pendahuluan.............................................................................................................2
A. Latar Belakang............................................................................................... 2
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
C. Tujuan .......................................................................................................... 4
Bab II ...................................................................................................................... 4
Pembahasan ............................................................................................................ 4
A. Pengertian PHK ............................................................................................ 4
B. Penyebab Terjadinya PHK ........................................................................... 5
C. Jenis – Jenis PHK...................................................................................... 6
Bab III ................................................................................................................... 8
Penutup ................................................................................................................. 8
A. Kesimpulan ................................................................................................. 8
B. Saran ........................................................................................................... 8
Daftar Pustaka....................................................................................................... 8

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap orang yang hidup sudah pasti membutuhkan biaya untuk dapat
menyambung hidupnya. Untuk bias mendapatkan biaya tersebut setiap orang
harus mencari dan melakukan pekerjaan. Bekerja dapat dilakukan secara sendiri
maupun bekerja pada orang lain. Di dalam melakukan sebuah pekerjaan,
tentunya terdapat hubungan kerja antara pekerja dan pengusahanya, dimana
hubungan kerja tersebut dituangkan kedalam suatu bentuk perjanjian atau
kontrak kerja. Di dalam kontrak kerja tersebut memuat apa saja yang menjadi
hak dan kewajiban para pekerja dan pengusahanya seperti pendapatan upah/ gaji
dan keselamatan kerja.
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah salah satu hal dalam dunia
ketenagakerjaan yang paling dihindari dan tidak diinginkan oleh para pekerja /
buruh yang masih aktif bekerja. Untuk masalah pemutusan hubungan kerja yang
terjadi sebab berakhirnya waktu yang telah ditetapkan dalam perjanjian kerja
tidak menimbulkan permasalahan terhadap kedua belah pihak yaitu pekerja dan
pengusahanya karena antara pihak yang bersangkutan sama-sama telah
menyadari atau mengetahui saat berakhirnya hubungan kerja tersebut sehingga
masing – masing telah berupaya mempersiapkan diri menghadapi kenyataan
tersebut.
Berbeda halnya dengan masalah pemutusan hubungan kerja yang terjadi
secara sepihak yaitu oleh pihak pengusahanya. Harapan untuk mendapatkan
penghasilan dan memenuhi kebutuhan hidup telah pupus begitu saja lantaran
terjadinya PHK yang tidak disangka – sangka oleh para pekerja. Hal ini
dikarenakan kondisi kehidupan politik yang goyah, kemudian disusul dengan
carut marutnya kondisi perekonomian yang berdampak pada banyak industri
yang harus gulung tikar, dan tentu saja berdampak pada pemutusan hubungan
kerja yang dilakukan dengan sangat tidak terencana. Namun, mau tidak mau
para pekerja / buruh harus menerima kenyataan bahwa mereka harus menjalani
PHK.

4
Dalam menjalani pemutusan hubungan kerja, pihak - pihak yang
bersangkutan yaitu pengusaha dan pekerja / buruh harus benar – benar
mengetahui hal - hal yang berhubungan dengan PHK, terutama untuk para
pekerja / buruh, agar mereka bisa mendapatkan apa yang menjadi hak mereka
setelah di PHK.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah pengertian PHK?
1.2.2 Apa saja jenis PHK atas permintaan perusahaan dan prosedurnya?
1.2.3 Apa saja prosedur PHK atas permintaan sendiri?
1.2.4 Apa saja prosedur dan kompensasi kebijakan pensiun alami?
1.2.5 Apa saja prosedur dan kompensasi kebijakan pensiun dini?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian PHK
1.3.2 Mengetahui jenis PHK atas permintaan perusahaan dan prosedurnya
1.3.3 Mengetahui prosedur PHK atas permintaan sendiri
1.3.4 Mengetahui prosedur dan kompensasi kebijakan pensiun alami
1.3.5 Mengetahui prosedur dan kompensasi kebijakan pensiun dini

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian PHK


Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah berakhirnya hubungan kerja
sama antara karyawan dengan perusahaan, baik karena ketentuan yang telah
disepakati, atau mungkin berakhir di tengah karier . Mendengar istilah PHK,
terlintas adalah pemecatan sepihak oleh pihak perusahaan karena kesalahan
pekerja. Oleh sebab itu, selama ini singkatan ini memiliki arti yang negative dan
menjadi momok menakutkan bagi para pekerja.
Menurut Undang-undang RI No.13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan, Pasal 1 ayat 25, pemutusan hubungan kerja (PHK) adalah
pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan
berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja atau buruh dan pengusaha.
Manulang (1988) mengemukakan bahwa istilah pemutusan hubungan
kerja dapat memberika beberapa pengertian:
1)      Termination, putusnya hubungan kerja karena selesainya atau berakhirnya
kontrak kerja yang telah disepakati.
2)      Dismissal, putusnya hubungan kerja karena karyawan melakukan tindakan
pelanggaran disiplin yang telah ditetapkan.
3)      Redundancy, karena perusahaan melakukan pengembangan engan
menggunakan mesin-mesin teknologi baru, seperti: penggunaan robot-robot
indrustri dalam proses produksi, penggunaan alat berat yang cukup dioprasikan
oleh satu atau dua orang untuk menggantikan sejumlah tenaga kerja. Hal ini
berakibat pada pengurangan tenaga kerja.
4)      Retrentchment, yang dikaitkan dengan masalah-masalah ekonomi, seperti
resesi ekonomi yang membuat perusahaan tidak mampu memberikan upah
kepada karyawannya.
Maka dengan ini dapat disimpulkan bahwa Pemutusan Hubungan kerja
(PHK) yang juga dapat disebut dengan Pemberhentian. Pemisahan memiliki

6
pengertian sebagai sebuah pengakhiran hubungan kerja dengan alasan tertentu
yang mengakibatkan berakhir hak dan kewajiban pekerja dan perusahaan.
2.2 Penyebab Terjadinya PHK
Alasan PHK yang diterapkan di PT. Harum Sari Plastindo, dari mulai pekerja
mengundurkan diri , kesepakatan berrsama. Selain itu:
1. Selesainya PKWT (Perjanjian Kerja Waktu Tertentu)
2. Pekerja melakukan kesalahan berat
3. Pekerja melanggar perjanjian kerja, perjanjian kerja bersama, atau peraturan
perusahaan
4. Pekerja menerima PHK meski bukan karena kesalahannya
5. PHK Massal – karena perusahaan rugi, force majeure, atau melakukan efisiensi.
6. Peleburan, penggabungan, perubahan status
7. Pekerja meninggal dunia
8. Pekerja mangkir 5 hari atau lebih dan telah dipanggil 2 kali secara patut
9. Pekerja sakit berkepanjangan
10. Pekerja memasuki usia pensiun
2.3 Jenis – Jenis PHK
Ada beberapa jenis PHK yang diterapkan di PT. Harum Sari Plastindo, antara
lain :
2.3.1 PHK Atas Permintaan Perusahaan dan Prosedurnya
a) Melakukan penipuan, pencurian, atau penggelapan barang dan atau uang
milik perusahaan.
b) Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan
perusahaan.
c)   Mabuk, meminum – minuman keras yang memabukkan, memakai dan atau
mengedarkan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya di dalam
lingkungan kerja maupun di luar lingkungan kerja.
d)  Melakukan perbuatan asusila atau perjudian di lingkungan kerja.
e) Menyerang, menganiaya, mengancam, atau mengintimidasi teman sekerja
atau pengusaha di lingkungan kerja.

7
Prosedur
Proses pemberhentian hubungan kerja karyawan dalam perusahaan ini
memiliki prosedur yaitu musyawarah karyawan dengan pimpinan perusahaan.
2.3.2 PHK Atas Permintaan Sendiri dan Prosedurnya
Pemberhentian atas keinginan karyawan sendiri dengan mengajukan
permohonan untuk berhenti dari perusahaan tersebut. Pada umumnya karyawan
mengajukan permohonan berhenti karena beberapa alasan, antara lain:
a) Pindah bekerja di perusahaan  lain
b) Kesehatan yang kurang baik
c) Untuk melanjutkan pendidikan
d) Berwiraswasta
Prosedur
Karyawan harus meminta izin kepada atasan sebelumnya, untuk mengajarkan
karyawan baru. Karyawan membuat surat pengunduran diri dengan alasan yang
jelas.

2.3.3 PHK Atas Pensiun Alami dan Prosedurnya


Berdasarkan ketentuan di PT. Harum Sari Plastindo, faktor yang
mempengaruhi PHK atas pensiun alami yaitu dilihat dari umur, kesehatan dan
tingkat keproduktivitasan karyawan dalam bekerja.
Prosedur
Karyawan memiliki umur maksimal sekitar 50 tahun dalam bekerja,
dan sebagai kompensasinya diberikan uang pensiun.
Berikut ketentuan uang pensiun yang diberikan oleh PT. Harum Sari
Plastindo kepada para karyawannya :
a) Masa kerja kurang dari 1 tahun, 1 (satu) bulan upah.
b) Masa kerja 1 – 2 tahun, 2 (dua) bulan upah.
c) Masa kerja 2 – 3 tahun, 3 (tiga) bulan upah.
d) Masa kerja 3 – 4 tahun 4 (empat) bulan upah.
e) Masa kerja 4 – 5 tahun 5 (lima) bulan upah.
f) Masa kerja 5 – 6 tahun 6 (enam) bulan upah.
g) Masa kerja 6 – 7 tahun 7 (tujuh) bulan upah.

8
h) Masa kerja 7 – 8 tahun 8 (delapan) bulan upah.
i) Masa kerja 8 tahun atau lebih, 9 (sembilan) bulan upah.

2.3.4 PHK Atas Pensiun Dini dan Prosedurnya


Dilihat dari lama karyawan dalam bekerja di PT. Harum Sari Plastindo
Prosedur
Dalam pengambilan pensiun dini, syaratnya yaitu masa kerja karyawan
adalah minimal 2 tahun bekerja dan diberikan uang pensiun.
Berikut ketentuan uang pensiun yang diberikan oleh PT. Harum Sari
Plastindo kepada para karyawannya :
a) Masa kerja 2 – 3 tahun, 3 (tiga) bulan upah.
b) Masa kerja 3 – 4 tahun 4 (empat) bulan upah.
c) Masa kerja 4 – 5 tahun 5 (lima) bulan upah.
d) Masa kerja 5 – 6 tahun 6 (enam) bulan upah.
e) Masa kerja 6 – 7 tahun 7 (tujuh) bulan upah.
f) Masa kerja 7 – 8 tahun 8 (delapan) bulan upah.
g) Masa kerja 8 tahun atau lebih, 9 (sembilan) bulan upah.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pemutusan Hubungan kerja (PHK) yang juga dapat disebut dengan
Pemberhentian. Pemisahan memiliki pengertian sebagai sebuah pengakhiran
hubungan kerja dengan alasan tertentu yang mengakibatkan berakhir hak dan
kewajiban pekerja dan perusahaan.
Maka dari pembahasan diatas kita dapat menyimpulkan bahwa
pemutusan hubungan kerja (PHK)  merupakan dinamika dalam sebuah
organisasi perusahaan. Dan jika pandangan mengenai PHK itu negative maka itu
kurang tepat karna PHK merupakan proses yang akan dialami semua karyawan
misalnya dengan pensiun atau kematian.

3.2 Saran
Adapun saran yang dapat kami sampaikan dalam makalah ini, hendaknya
dalam pemutusan hubungan kerja harus sesuai dengan undang undang yang
berlaku agar tidak ada perselisihan dan tidak ada pihak yang merasa di rugikan.
Seharusnya jika ingin melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) harus
beracuan dengan Undang Undang, agar tidak ada yang dirugikan baik pihak
perusahaan ataupun pihak karyawan. Dan apabila karyawan telah di PHK dari
suatu perusahaan, sebaiknya memiliki pekerjaan pengganti. Agar
perekonomiannya tetep berjalan baik. Bisa memulai dengan berwirausaha atau
membuat peluang kerja baru.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://anggaraniintan.wordpress.com/2014/01/06/makalah-pemutusan-hubungan-kerja/
Anonim. 2009. Prosedur Pemutusan Hubungan Kerja.      
http://advokatku.blogspot.com/2009/06/prosedur-pemutusan-hubungan-kerja.html.
Hanifa, Suci. 2013. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA. PEMUTUSAN
HUBUNGAN KERJA.

11

Anda mungkin juga menyukai