Dosen Pengampuh :
Disusun Oleh :
FADLAN
2066MM01023
PROGRAM MAGISTER
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ENAM-ENAM KENDARI
2021
i|Page
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………. ii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………….. 1
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………. 2
A. Latar Belakang ………………………………………………………………. 2
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………... 3
C. Tujuan ………………………………………………………………………... 3
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………….. 4
2.1 Pengertian Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)……………….................... 4
2.2 Tata Cara Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) 5
……………………………. 5
2.2.1 Alasan Terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)………………… 8
2.2.2 Hak Akibat Pemutusan Hubungan Kerja ………………………………... 11
BAB III PENUTUP ………………………………………………………………….. 11
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………. 11
3.2 12
Saran…………………………………………………………………………
…
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………...
ii
KATA PENGANTAR
Kami selaku penyusun tugas ini menyadari bahwa tugas ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran-saran dan
kritik yang membangun dari para pembaca sehingga pembahasan ini dapat
tersaji menjadi lebih baik dan sesuai dengan yang diharapkan. Atas perhatian
dan waktu yang diluangkan untuk sekedar membaca literatur ini, kami
ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum, wr, wb
Penyusun
1|Page
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah salah satu hal dalam dunia
ketenagakerjaan yang paling dihindari dan tidak diinginkan oleh para
pekerja/buruh yang masih aktif bekerja. Untuk masalah pemutusan hubungan
kerja yang terjadi sebab berakhirnya waktu yang telah ditetapkan dalam
perjanjian kerja tidak menimbulkan permasalahan terhadap kedua belah pihak
yaitu pekerjaan dan pengusahanya karena antara pihak yang bersangkutan
sama-sama telah menyadari atau mengetahui saat berakhirnya hubungan kerja
tersebut sehingga masing-masing telah berupaya mempersiapkan diri
menghadapi kenyataan tersebut.
2|Page
menerima kenyataan bahwa mereka harus menjalani pemutusan hubungan
kerja.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah :
C. Tujuan
3|Page
BAB II
PEMBAHASAN
4|Page
Maka dengan ini dapat disimpulkan bahwa pemutusan hubungan
kerja (PHK) yang juga dapat disebut dengan pemberhentian. Pemisahan
memiliki pengertian sebagai sebuah pengakhiran hubungan kerja dengan
alasan tertentu yang mengakibatkan berakhir hak dan kewajiban pekerja
dan perusahaan.
5|Page
2. membujuk dan/atau menyuruh Pekerja/Buruh untuk melakukan
perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan;
3. tidak membayar Upah tepat pada waktu yang telah ditentukan
selama 3 (tiga) bulan berturutturut atau lebih, meskipun Pengusaha
membayar Upah secara tepat waktu sesudah itu;
4. tidak melakukan kewajiban yang telah dijanjikan kepada
Pekerja/Buruh;
5. memerintahkan Pekerja/Buruh untuk melaksanakan pekerjaan di
luar yang diperjanjikan; atau
6. memberikan pekerjaan yang membahayakan jiwa, keselamatan,
kesehatan, dan kesusilaan Pekerja/Buruh sedangkan pekerjaan
tersebut tidak dicantumkan pada Perjanjian Kerja;
h. adanya putusan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan
industrial yang menyatakan Pengusaha tidak melakukan perbuatan
sebagaimana dimaksud pada huruf g terhadap permohonan yang
diajukan oleh Pekerja/Buruh dan Pengusaha memutuskan untuk
melakukan Pemutusan Hubungan Kerja;
i. Pekerja/Buruh mengundurkan diri atas kemauan sendiri dan harus
memenuhi syarat:
j. Pekerja/Buruh mangkir selama 5 (lima) hari kerja atau lebih berturut-
turut tanpa keterangan secara tertulis yang dilengkapi dengan bukti
yang sah dan telah dipanggil oleh Pengusaha 2 (dua) kali secara patut
dan tertulis;
k. Pekerja/Buruh melakukan pelanggaran ketentuan yang diatur dalam
Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Bersama
dan sebelumnya telah diberikan surat peringatan pertama, kedua, dan
ketiga secara berturut-turut masingmasing berlaku untuk paling lama 6
(enam) bulan kecuali ditetapkan lain dalam Perjanjian Kerja,
Peraturan Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Bersama;
6|Page
l. Pekerja/Buruh tidak dapat melakukan pekerjaan selama 6 (enam)
bulan akibat ditahan pihak yang berwajib karena diduga melakukan
tindak pidana;
m. Pekerja/Buruh mengalami sakit berkepanjangan atau cacat akibat
kecelakaan kerja dan tidak dapat melakukan pekerjaannya setelah
melampaui batas 12 (dua belas) bulan;
n. Pekerja/Buruh memasuki usia pensiun; atau
o. Pekerja/ Buruh meninggal dunia.
7|Page
2.2.2 Hak Akibat Pemutusan Hubungan Kerja
Menurut PP Nomor 35 Tahun 2021 tentang Perjanjian Kerja
Waktu Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja dan Waktu Istrahat dan
Pemutusan Hubungan Kerja Pasal 40 angka 1 Dalam hal terjadi
Pemutusan Hubungan Kerja, Pengusaha wajib membayar uang pesangon
dan/atau uang penghargaan masa kerja, dan uang penggantian hak yang
seharusnya diterima.
a. Uang Pesangon
Uang pesangon sebagaimana dimaksud diberikan dengan ketentuan
sebagai berikut:
- masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun, 1 (satu) bulan Upah;
- masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari 2 (dua)
tahun, 2 (dua) bulan Upah;
- masa kerja 2 (dua) tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 (tiga) tahun,
3 (tiga) bulan Upah;
- masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 4 (empat)
tahun, 4 (empat) bulan Upah;
- masa kerja 4 (empat) tahun atau lebih tetapi kurang dari 5 (lima)
- masa kerja 5 (lima) tahun atau lebih, tetapi kurang dari 6 (enam)
tahun, 6 (enam) bulan Upah;
- masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari7 (tujuh)
tahun, 7 (tujuh) bulan Upah;
- masa kerja 7 (tujuh) tahun atau lebih tetapi kurang dari 8 (delapan)
tahun, 8 (delapan) bulan Upah; dan
- masa kerja 8 (delapan) tahun atau lebih, 9 (sembilan) bulan Upah.
8|Page
b. Uang Penghargaan
Uang penghargaan masa kerja sebagaimana dimaksud diberikan
dengan ketentuan sebagai berikut:
- masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 (enam)
tahun, 2 (dua) bulan Upah;
- masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi kurang dari 9
(sembilan) tahun, 3 (tiga) bulan Upah;
- masa kerja 9 (sembilan) tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 (dua
belas) tahun, 4 (empat) bulan Upah;
- masa kerja 12 (dua belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 15
(lima belas) tahun, 5 (lima) bulan Upah;
- masa kerja 15 (lima belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 18
(delapan belas) tahun, 6 (enam) bulan Upah;
- masa kerja 18 (delapan belas) tahun atau lebih tetapi kurang dari 21
(dua puluh satu) tahun, 7 (tujuh) bulan Upah;
- masa kerja 21 (dua puluh satu) tahun atau lebih tetapi kurang dari
24 (dua puluh empat) tahun, 8 (delapan) bulan Upah; dan
- masa kerja 24 (dua puluh empat) tahun atau lebih, 10 (sepuluh)
bulan Upah.
c. Uang penggantian
Uang penggantian hak yang seharusnya diterima sebagaimana
dimaksud meliputi :
- cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur;
- biaya atau ongkos pulang untuk Pekerja/Buruh dan keluarganya ke
tempat dimana Pekerja/ Buruh diterima bekerja; dan
- hal-hal lain yang ditetapkan dalam Perjanjian Kerja, Peraturan
Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Bersama.
9|Page
Selain penjelasan diatas di UU Nomor 11 Tahun 2021 tentang
Cipta Kerja pada pasal 46 A angka 1 dan 2 menyebutkan bahwa
Pekerja/buruh yang mengalami pemutusan hubungan kerja berhak
mendapatkan jaminan kehilangan pekerjaan. Jaminan kehilangan pekerjaan
diselenggarakan oleh badan penyelenggara jaminan sosial ketenagakerjaan
dan Pemerintah Pusat.
10 | P a g e
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemutusan Hubungan Kerja adalah pengakhiran hubungan kerja
kareba suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan
kewajiban antara pekerja/buruh dan pengusaha.
Maka dari pembahsan diatas kita dapat menyimpulkan bahwa
pemutusan hubungan kerja (PHK) merupakan dinamika dalam sebuah
organisasi perusahaan. Olehnya itu Pemerintah sangat memperhatikan hal
itu sehinggan UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan di
pertegas dengan PP Nomor 35 Tahun 2021 tentang Perjanjian Kerja
Waktu Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja dan Waktu Istrahat dan
Pemutusan Hubungan Kerja.
3.2 Saran
Adapun saran dari makalah yang dapat kami sampaikan, hendaknya
dalam pemutusan hubungan kerja harus sesuai dengan regulasi yang
berlaku agar tidak ada perselisihan dan tidak ada pihak yang merasa
dirugikan atau dikesampingkan. Bagi karyawan juga harus memikirkan
langkah apa yang harus dilakukan apabila masalah pemutusan hubungan
kerja terjadi pada dirinya, agar ada aternative atau jalan lain untuk
melanjutkan kehidupan yang lebih baik.
11 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja [JDIH BPK RI]. (2021).
Diakses 14 December 2021, dari
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/149750/uu-no-11-tahun-2020.
(2021). Diakses 14 December 2021, dari
https://jdih.kemnaker.go.id/asset/data_puu/PP352021.pdf.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK). (2013). Diakses 14 December
2021, dari https://atikanafridayanti.wordpress.com/2013/11/21/pemutusan-
hubungan-kerja-phk/.
12 | P a g e