ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
2019
A. LATAR BELAKANG
Setiap orang yang hidup sudah pasti membutuhkan biaya untuk
dapat menyambung hidupnya. Untuk bias mendapatkan biaya tersebut
setiap orang harus mencari dan melakukan pekerjaan. Bekerja dapat
dilakukan secara sendiri maupun bekerja pada orang lain. Di dalam
melakukan sebuah pekerjaan, tentunya terdapat hubungan kerja antara
pekerja dan pengusahanya, dimana hubungan kerja tersebut dituangkan
kedalam suatu bentuk perjanjian atau kontrak kerja. Di dalam kontrak
kerja tersebut memuat apa saja yang menjadi hak dan kewajiban para
pekerja dan pengusahanya seperti pendapatan upah/ gaji dan keselamatan
kerja.
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah salah satu hal dalam
dunia ketenagakerjaan yang paling dihindari dan tidak diinginkan oleh
para pekerja / buruh yang masih aktif bekerja. Untuk masalah pemutusan
hubungan kerja yang terjadi sebab berakhirnya waktu yang telah
ditetapkan dalam perjanjian kerja tidak menimbulkan permasalahan
terhadap kedua belah pihak yaitu pekerja dan pengusahanya karena antara
pihak yang bersangkutan sama-sama telah menyadari atau mengetahui saat
berakhirnya hubungan kerja tersebut sehingga masing – masing telah
berupaya mempersiapkan diri menghadapi kenyataan tersebut.
Berbeda halnya dengan masalah pemutusan hubungan kerja yang
terjadi secara sepihak yaitu oleh pihak pengusahanya. Harapan untuk
mendapatkan penghasilan dan memenuhi kebutuhan hidup telah pupus
begitu saja lantaran terjadinya PHK yang tidak disangka – sangka oleh
para pekerja. Hal ini dikarenakan kondisi kehidupan politik yang goyah,
kemudian disusul dengan carut marutnya kondisi perekonomian yang
berdampak pada banyak industri yang harus gulung tikar, dan tentu saja
berdampak pada pemutusan hubungan kerja yang dilakukan dengan sangat
tidak terencana. Namun, mau tidak mau para pekerja / buruh harus
menerima kenyataan bahwa mereka harus menjalani PHK.
Dalam menjalani pemutusan hubungan kerja, pihak - pihak yang
bersangkutan yaitu pengusaha dan pekerja / buruh harus benar – benar
mengetahui hal - hal yang berhubungan dengan PHK, terutama untuk para
pekerja / buruh, agar mereka bisa mendapatkan apa yang menjadi hak
mereka setelah di PHK.
B. RUMUSAN MASALAH
a. Apakah pengertian PHK?
b. Apa saja jenis PHK atas permintaan perusahaan dan prosedurnya?
c. Apa saja prosedur PHK atas permintaan sendiri?
d. Apa saja prosedur dan kompensasi kebijakan pensiun alami?
e. Apa saja prosedur dan kompensasi kebijakan pensiun dini?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui pengertian PHK
2. Mengetahui jenis PHK atas permintaan perusahaan dan
prosedurnya
3. Mengetahui prosedur PHK atas permintaan sendiri
4. Mengetahui prosedur dan kompensasi kebijakan pensiun alami
5. Mengetahui prosedur dan kompensasi kebijakan pensiun dini
D. PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PHK
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah berakhirnya hubungan
kerja sama antara karyawan dengan perusahaan, baik karena ketentuan
yang telah disepakati, atau mungkin berakhir di tengah karier . Mendengar
istilah PHK, terlintas adalah pemecatan sepihak oleh pihak perusahaan
karena kesalahan pekerja. Oleh sebab itu, selama ini singkatan ini
memiliki arti yang negative dan menjadi momok menakutkan bagi para
pekerja.
Alasan PHK yang diterapkan di PT. Harum Sari Plastindo, dari mulai
pekerja mengundurkan diri , kesepakatan berrsama. Selain itu:
Prosedur
Karyawan harus meminta izin kepada atasan sebelumnya, untuk
mengajarkan karyawan baru. Karyawan membuat surat pengunduran diri
dengan alasan yang jelas.
Prosedur
Prosedur :
STUDI KASUS :
ANALISIS KASUS :
Melihat kasus di atas, dapat dijelaskan bahwa pelanggaran yang dilakukan
oleh pihak perusahaan Bismindo dan aturan aturan yang dilanggarnya. Jika
melihat ke aturan yang ada yang mana dalam undang undang yang berlaku di
Negara kita tindakan PHK jika tidak dapat lagi dihindari maka sebelum membuat
putusan PHK pihak perusahaan harus melakukan musyawarah dengan serikat
pekerjas ataupun pekerja itu sendiri.
Hal ini diatur dalam pasal 151 ayat (2) yaitu “Dalam hal segala upaya telah
dilakukan, tetapi pemutusan hubungan kerja tidak dapat dihindari, maka maksud
pemutusan hubungan kerja wajib dirundingkan oleh pengusaha dan serikat
pekerja/serikat buruh atau dengan pekerja/buruh apabila pekerja/buruh yang
bersangkutan tidak menjadi anggota serikat pekerja/serikat buruh”.
Dari pasal ini kita dapat menilai bahwa apa yang telah dilakukan oleh
perusahaan Bismindo telah bertentangan dengan undang undang yang ada di
Negara kita. Dan tindakan ini menunjukkan bahwa yang dilakukan oleh pihak
perusahaan sangat tidak menghargai yang nama nya serikat pekerja dan juga
undang undang yang telah dibuat oleh pemerintah kita. Dan tindakan perusahaan
yang terkesan melakukan tindakan intimidasi terhadap karyawan dikarenakan
karyawan aktif ataupun masuk ke dalam organisasi serikat pekerja juga telah
melanggar ketentuan yang ada dalam undang undang kita. Yaitu para pekerja
diberi hak untuk membentuk ataupun aktif dalam organisasi serikat pekerja.
Hal ini diatur dalam pasal 104 ayat (1) yang menyatakan “ Setiap
pekerja/buruh berhak membentuk dan menjadi anggota serikat pekerja/serikat
buruh. Jadi harus nya perusahaan Bismindo tidak boleh melakukan intimidasi
terhadap karyawan – karyawan yang aktif dalam organisasi serikat pekerja.
Karena dalam perundang undangan kita sudah diatur dengan jelas mengenai hal
tersebut. Jadi menurut pendapat saya antara pihak pekerja dengan pihak
pengusaha harus ada komunikasi yang baik agar tidak terjadi lagi masalah
masalah yang muncul seperti diatas.
Daftar Pustaka
https://anggaraniintan.wordpress.com/2014/01/06/makalah-pemutusan-hubungan-
kerja/
http://lizycantik.blogspot.com/p/analisis-kasus-ketenagakerjaan.html