Anda di halaman 1dari 10

ETIKA KOMUNIKASI BISNIS

“ ANALISIS PHK DALAM PERUSAHAAN”

Tarikh Akbar Adam Makruf


A15.2017.00935

ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
2019
A. LATAR BELAKANG
Setiap orang yang hidup sudah pasti membutuhkan biaya untuk
dapat menyambung hidupnya. Untuk bias mendapatkan biaya tersebut
setiap orang harus mencari dan melakukan pekerjaan. Bekerja dapat
dilakukan secara sendiri maupun bekerja pada orang lain. Di dalam
melakukan sebuah pekerjaan, tentunya terdapat hubungan kerja antara
pekerja dan pengusahanya, dimana hubungan kerja tersebut dituangkan
kedalam suatu bentuk perjanjian atau kontrak kerja. Di dalam kontrak
kerja tersebut memuat apa saja yang menjadi hak dan kewajiban para
pekerja dan pengusahanya seperti pendapatan upah/ gaji dan keselamatan
kerja.
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah salah satu hal dalam
dunia ketenagakerjaan yang paling dihindari dan tidak diinginkan oleh
para pekerja / buruh yang masih aktif bekerja. Untuk masalah pemutusan
hubungan kerja yang terjadi sebab berakhirnya waktu yang telah
ditetapkan dalam perjanjian kerja tidak menimbulkan permasalahan
terhadap kedua belah pihak yaitu pekerja dan pengusahanya karena antara
pihak yang bersangkutan sama-sama telah menyadari atau mengetahui saat
berakhirnya hubungan kerja tersebut sehingga masing – masing telah
berupaya mempersiapkan diri menghadapi kenyataan tersebut.
Berbeda halnya dengan masalah pemutusan hubungan kerja yang
terjadi secara sepihak yaitu oleh pihak pengusahanya. Harapan untuk
mendapatkan penghasilan dan memenuhi kebutuhan hidup telah pupus
begitu saja lantaran terjadinya PHK yang tidak disangka – sangka oleh
para pekerja. Hal ini dikarenakan kondisi kehidupan politik yang goyah,
kemudian disusul dengan carut marutnya kondisi perekonomian yang
berdampak pada banyak industri yang harus gulung tikar, dan tentu saja
berdampak pada pemutusan hubungan kerja yang dilakukan dengan sangat
tidak terencana. Namun, mau tidak mau para pekerja / buruh harus
menerima kenyataan bahwa mereka harus menjalani PHK.
Dalam menjalani pemutusan hubungan kerja, pihak - pihak yang
bersangkutan yaitu pengusaha dan pekerja / buruh harus benar – benar
mengetahui hal - hal yang berhubungan dengan PHK, terutama untuk para
pekerja / buruh, agar mereka bisa mendapatkan apa yang menjadi hak
mereka setelah di PHK.
B. RUMUSAN MASALAH
a. Apakah pengertian PHK?
b. Apa saja jenis PHK atas permintaan perusahaan dan prosedurnya?
c. Apa saja prosedur PHK atas permintaan sendiri?
d. Apa saja prosedur dan kompensasi kebijakan pensiun alami?
e. Apa saja prosedur dan kompensasi kebijakan pensiun dini?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui pengertian PHK
2. Mengetahui jenis PHK atas permintaan perusahaan dan
prosedurnya
3. Mengetahui prosedur PHK atas permintaan sendiri
4. Mengetahui prosedur dan kompensasi kebijakan pensiun alami
5. Mengetahui prosedur dan kompensasi kebijakan pensiun dini
D. PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PHK
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah berakhirnya hubungan
kerja sama antara karyawan dengan perusahaan, baik karena ketentuan
yang telah disepakati, atau mungkin berakhir di tengah karier . Mendengar
istilah PHK, terlintas adalah pemecatan sepihak oleh pihak perusahaan
karena kesalahan pekerja. Oleh sebab itu, selama ini singkatan ini
memiliki arti yang negative dan menjadi momok menakutkan bagi para
pekerja.

Menurut Undang-undang RI No.13 Tahun 2003 Tentang


Ketenagakerjaan, Pasal 1 ayat 25, pemutusan hubungan kerja (PHK)
adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang
mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja atau buruh
dan pengusaha.

Manulang (1988) mengemukakan bahwa istilah pemutusan


hubungan kerja dapat memberika beberapa pengertian:
1) Termination, putusnya hubungan kerja karena selesainya atau
berakhirnya kontrak kerja yang telah disepakati.

2) Dismissal, putusnya hubungan kerja karena karyawan melakukan


tindakan pelanggaran disiplin yang telah ditetapkan.

3) Redundancy, karena perusahaan melakukan pengembangan engan


menggunakan mesin-mesin teknologi baru, seperti: penggunaan robot-
robot indrustri dalam proses produksi, penggunaan alat berat yang cukup
dioprasikan oleh satu atau dua orang untuk menggantikan sejumlah tenaga
kerja. Hal ini berakibat pada pengurangan tenaga kerja.

4) Retrentchment, yang dikaitkan dengan masalah-masalah ekonomi,


seperti resesi ekonomi yang membuat perusahaan tidak mampu
memberikan upah kepada karyawannya.

Maka dengan ini dapat disimpulkan bahwa Pemutusan Hubungan


kerja (PHK) yang juga dapat disebut dengan Pemberhentian. Pemisahan
memiliki pengertian sebagai sebuah pengakhiran hubungan kerja dengan
alasan tertentu yang mengakibatkan berakhir hak dan kewajiban pekerja
dan perusahaan.

B. PENYEBAB TERJADINYA PHK

Alasan PHK yang diterapkan di PT. Harum Sari Plastindo, dari mulai
pekerja mengundurkan diri , kesepakatan berrsama. Selain itu:

1. Selesainya PKWT (Perjanjian Kerja Waktu Tertentu)


2. Pekerja melakukan kesalahan berat
3. Pekerja melanggar perjanjian kerja, perjanjian kerja bersama, atau
peraturan perusahaan
4. Pekerja menerima PHK meski bukan karena kesalahannya
5. PHK Massal – karena perusahaan rugi, force majeure, atau melakukan
efisiensi.
6. Peleburan, penggabungan, perubahan status
7. Pekerja meninggal dunia
8. Pekerja mangkir 5 hari atau lebih dan telah dipanggil 2 kali secara patut
9. Pekerja sakit berkepanjangan
10. Pekerja memasuki usia pensiun

A. Jenis – Jenis PHK


Ada beberapa jenis PHK yang diterapkan di PT. Harum Sari Plastindo,
antara lain :

1. PHK Atas Permintaan Perusahaan dan Prosedurnya


a) Melakukan penipuan, pencurian, atau penggelapan barang dan atau
uang milik perusahaan.
b) Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga
merugikan perusahaan.
c) Mabuk, meminum – minuman keras yang memabukkan, memakai dan
atau mengedarkan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya di dalam
lingkungan kerja maupun di luar lingkungan kerja.
d) Melakukan perbuatan asusila atau perjudian di lingkungan kerja.
e) Menyerang, menganiaya, mengancam, atau mengintimidasi teman
sekerja atau pengusaha di lingkungan kerja.
Prosedur :
Proses pemberhentian hubungan kerja karyawan dalam perusahaan ini
memiliki prosedur yaitu musyawarah karyawan dengan pimpinan
perusahaan.
2. PHK Atas Permintaan Sendiri dan Prosedurnya
Pemberhentian atas keinginan karyawan sendiri dengan
mengajukan permohonan untuk berhenti dari perusahaan tersebut. Pada
umumnya karyawan mengajukan permohonan berhenti karena beberapa
alasan, antara lain:
o Pindah bekerja di perusahaan lain
o Kesehatan yang kurang baik
o Untuk melanjutkan pendidikan
o Berwiraswasta

Prosedur
Karyawan harus meminta izin kepada atasan sebelumnya, untuk
mengajarkan karyawan baru. Karyawan membuat surat pengunduran diri
dengan alasan yang jelas.

3. PHK Atas Pensiun Alami dan Prosedurnya


Berdasarkan ketentuan di PT. Harum Sari Plastindo, faktor yang
mempengaruhi PHK atas pensiun alami yaitu dilihat dari umur, kesehatan
dan tingkat keproduktivitasan karyawan dalam bekerja.

Prosedur

Karyawan memiliki umur maksimal sekitar 50 tahun dalam


bekerja, dan sebagai kompensasinya diberikan uang pensiun.

Berikut ketentuan uang pensiun yang diberikan oleh PT. Harum


Sari Plastindo kepada para karyawannya :

 Masa kerja kurang dari 1 tahun, 1 (satu) bulan upah.


 Masa kerja 1 – 2 tahun, 2 (dua) bulan upah.
 Masa kerja 2 – 3 tahun, 3 (tiga) bulan upah.
 Masa kerja 3 – 4 tahun 4 (empat) bulan upah.
 Masa kerja 4 – 5 tahun 5 (lima) bulan upah.
 Masa kerja 5 – 6 tahun 6 (enam) bulan upah.
 Masa kerja 6 – 7 tahun 7 (tujuh) bulan upah.
 Masa kerja 7 – 8 tahun 8 (delapan) bulan upah.
 Masa kerja 8 tahun atau lebih, 9 (sembilan) bulan upah.

4. PHK Atas Pensiun Dini dan Prosedurnya


Dilihat dari lama karyawan dalam bekerja di PT. Harum Sari
Plastindo

Prosedur :

Dalam pengambilan pensiun dini, syaratnya yaitu masa kerja


karyawan adalah minimal 2 tahun bekerja dan diberikan uang pensiun.

Berikut ketentuan uang pensiun yang diberikan oleh PT. Harum


Sari Plastindo kepada para karyawannya :

 Masa kerja 2 – 3 tahun, 3 (tiga) bulan upah.


 Masa kerja 3 – 4 tahun 4 (empat) bulan upah.
 Masa kerja 4 – 5 tahun 5 (lima) bulan upah.
 Masa kerja 5 – 6 tahun 6 (enam) bulan upah.
 Masa kerja 6 – 7 tahun 7 (tujuh) bulan upah.
 Masa kerja 7 – 8 tahun 8 (delapan) bulan upah.
Masa kerja 8 tahun atau lebih, 9 (sembilan) bulan upah.

STUDI KASUS :

Buruh PT Arnott's Minta Kemnaker Turut Tangani Kasus PHK Sepihak


ilustrasi demo buruh . ANTARA FOTO/Wira Suryantala/aww/18. ilustrasi demo
buruh . ANTARA FOTO/Wira Suryantala/aww/18. Oleh: Mohammad Bernie - 7
Juni 2018 Dibaca Normal 1 menit "Kita minta Kementerian turun tangan, ikut
campur menyelesaikan urusan PHK karena Kementerian pembuat regulasi, juga
seharusnya dia menegakkan regulasi." tirto.id - Puluhan buruh PT Arnott's
Indonesia mengadakan unjuk rasa di depan Kementerian Ketenagakerjaan
(Kemnaker), menuntut Kemnaker ikut campur dalam penyelesaian kasus PHK
sepihak yang dialami buruh. "Kita minta Kementerian turun tangan, ikut campur
menyelesaikan urusan PHK karena Kementerian pembuat regulasi, juga
seharusnya dia menegakkan regulasi," kata perwakilan massa aksi Sasa Sukanti di
depan Kemnaker (07/06/2011).
Massa berdemo lantaran tak terima dengan keputusan PT Arnott's
Indonesia yang melakukan PHK 300 karyawannya secara sepihak pada 25 Mei
kemarin. Menurut mereka, alasan yang diberikan PT Arnotz Indonesia tidak
masuk akal dan bertolak belakang dengan kenyataan. Perusahaan yang sehari-hari
memproduksi cemilan biskuit cokelat tersebut beralasan PHK dilakukan demi
efisiensi dan menyelamatkan perusahaan. Namun saat buruh meminta penjelasan
soal laporan keuangan perusahaan, PT Arnott's enggan menanggapi.
Massa buruh pun menolak PHK lantaran berdasarkan pasal 151 (3)
undang-undang ketenagakerjaan, PHK harus dilakukan lewat perundingan. Jika
perundingan tak membuahkan hasil, pengusaha hanya dapat memutuskan
hubungan kerja dengan setelah memperoleh penetapan dari lembaga penyelesaian
perselisihan hubungan industrial. "Hingga saat ini pihak perusahaan tidak mau
menjalankan perintah undang-undang tersebut," tegas Sasa. Menurutnya,
perusahaan memang sempat mengadakan perundingan dengan 300 orang
karyawannya, dan meminta mereka untuk mengundurkan diri. Namun hingga
perundingan selesai, hanya segelintir pekerja yang menerima.
"Akhirnya menurut kehendak sewenang-wenang mereka ya sudah, ini
datanya [pekerja], langsung ditunjuk langsung dicopot," terang Sasa. Buruh pun
makin merasa janggal dengan alasan yang diberikan perusahaan lantaran para
pekerja kontrak yang beberapa waktu sebelum PHK dilakukan sudah diputus
kontraknya, kini dipanggil lagi untuk untuk bekerja sehabis libur Idul Fitri.
"Kepada kami mereka bilang kelebihan orang, tapi kenyataannya malah
memanggil orang lagi," kata Sasa. Selain itu, buruh merasa PT Arnott's Indonesia
tidak memiliki tolok ukur yang jelas dalam memutuskan karyawan yang akan
dirumahkan. Pasalnya, mereka mengaku selama ini bekerja normal, sesuai target,
tanpa melakukan kesalahan apapun. Akhirnya buruh merasa ada upaya
pemberangusan serikat pekerja.
Awalnya mayoritas yang mengalami PHK adalah pengurus dan anggota
serikat pekerja. Akhirnya, sebanyak enam orang perwakilan buruh diperbolehkan
masuk untuk audiensi dengan perwakilan dari Kemnaker. Ke depan buruh akan
terus melakukan aksi menolak PHK. Mereka berencana membangun tenda di
depan pabrik dan berdemo setiap hari sebagai wujud perlawanan. "Teman-teman
ini kebanyakan punya istri dan anak. Kalau di-PHK artinya keluarga tidak bisa
bertahan dan merencanakan hidup lebih jauh di masa depan." tutup Sasa. Baca
juga: Gugatannya Ditolak, 13 Korban PHK Transjakarta akan Ajukan Kasasi Baca
juga artikel terkait DEMO BURUH atau tulisan menarik lainnya Mohammad
Bernie (tirto.id - Sosial Budaya) Reporter: Mohammad Bernie Penulis:
Mohammad Bernie Editor: Yulaika Ramadha

Baca selengkapnya di Tirto.id dengan judul "Buruh PT Arnott's Minta Kemnaker


Turut Tangani Kasus PHK Sepihak", https://tirto.id/buruh-pt-arnotts-minta-
kemnaker-turut-tangani-kasus-phk-sepihak-cLUy.
Follow kami di Instagram: tirtoid | Twitter: tirto.id

ANALISIS KASUS :
Melihat kasus di atas, dapat dijelaskan bahwa pelanggaran yang dilakukan
oleh pihak perusahaan Bismindo dan aturan aturan yang dilanggarnya. Jika
melihat ke aturan yang ada yang mana dalam undang undang yang berlaku di
Negara kita tindakan PHK jika tidak dapat lagi dihindari maka sebelum membuat
putusan PHK pihak perusahaan harus melakukan musyawarah dengan serikat
pekerjas ataupun pekerja itu sendiri.
Hal ini diatur dalam pasal 151 ayat (2) yaitu “Dalam hal segala upaya telah
dilakukan, tetapi pemutusan hubungan kerja tidak dapat dihindari, maka maksud
pemutusan hubungan kerja wajib dirundingkan oleh pengusaha dan serikat
pekerja/serikat buruh atau dengan pekerja/buruh apabila pekerja/buruh yang
bersangkutan tidak menjadi anggota serikat pekerja/serikat buruh”.
Dari pasal ini kita dapat menilai bahwa apa yang telah dilakukan oleh
perusahaan Bismindo telah bertentangan dengan undang undang yang ada di
Negara kita. Dan tindakan ini menunjukkan bahwa yang dilakukan oleh pihak
perusahaan sangat tidak menghargai yang nama nya serikat pekerja dan juga
undang undang yang telah dibuat oleh pemerintah kita. Dan tindakan perusahaan
yang terkesan melakukan tindakan intimidasi terhadap karyawan dikarenakan
karyawan aktif ataupun masuk ke dalam organisasi serikat pekerja juga telah
melanggar ketentuan yang ada dalam undang undang kita. Yaitu para pekerja
diberi hak untuk membentuk ataupun aktif dalam organisasi serikat pekerja.
Hal ini diatur dalam pasal 104 ayat (1) yang menyatakan “ Setiap
pekerja/buruh berhak membentuk dan menjadi anggota serikat pekerja/serikat
buruh. Jadi harus nya perusahaan Bismindo tidak boleh melakukan intimidasi
terhadap karyawan – karyawan yang aktif dalam organisasi serikat pekerja.
Karena dalam perundang undangan kita sudah diatur dengan jelas mengenai hal
tersebut. Jadi menurut pendapat saya antara pihak pekerja dengan pihak
pengusaha harus ada komunikasi yang baik agar tidak terjadi lagi masalah
masalah yang muncul seperti diatas.

Daftar Pustaka

https://anggaraniintan.wordpress.com/2014/01/06/makalah-pemutusan-hubungan-
kerja/

Anonim. 2009. Prosedur Pemutusan Hubungan Kerja.


http://advokatku.blogspot.com/2009/06/prosedur-pemutusan-hubungan-
kerja.html.
Hanifa, Suci. 2013. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

http://lizycantik.blogspot.com/p/analisis-kasus-ketenagakerjaan.html

Anda mungkin juga menyukai