MODUL SESI 5
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)
DISUSUN OLEH
Dr.Ir. ROJUANIAH, MM
Segala bentuk kesalahan berat yang dilakukan pekerja/buruh telah diatur dalam
Pasal 158 UU Ketenagakerjaan. Pasal ini pernah diajukan judicial review ke
Mahkamah Konstitusi. Dalam putusannya, Mahkamah Konstitusi menyatakan
bahwa kesalahan berat yang dilakukan buruh harus dibuktikan dengan putusan
peradilan pidana di pengadilan umum. Dengan kata lain perusahaan tidak bisa main
hakim sendiri dalam memutuskan kesalahan berat yang dilakukan pekerja/buruh.
Sehingga dalam pembuktiannya harus didukung dengan hal-hak berikut,
berdasarkan Pasal 158 ayat 1 yaitu : Pekerja/buruh tertangkap tangan Ada
pengakuan dari pekerja/buruh yang bersangkutan ; Bukti lain berupa laporan
kejadian yang dibuat oleh pihak berwenang di Perusahaan bersangkutan dan
didukung sekurang-kurangnya 2 (dua) orang sanksi. Untuk konteks PHK tidak
sukarela ini, hubungan kerja antara pengusaha dengan buruh baru berakhir setelah
ditetapkan oleh Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (PHI).
Putusan MK ini diperjelas kembali melalui Surat Edaran Menakertrans no.
SE.13/MEN/SJ-HK/I/2005 tertanggal 7 Januari 2005 tentang putusan MK tersebut.
PHK dikualifikasi sebagai perselisihan karena:
Prinsip PHK
PHK hanya dapat terjadi apabila pekerja dan pengusaha memiliki hubungan
kerja;
o (Hubungan kerja: Hubungan antara pengusaha dengan
pekerja/buruh berdasarkan perjanjian kerja, yang mempunyai unsur
pekerjaan, upah dan perintah).
PHK tidak terjadi tanpa ada kesalahan/ pelanggaran/keadaan tertentu.
Seseorang pekerja dikatakan pensiun apabila sudah mencapai usia 55. Apabila
seorang pekerja sudah mencapai usia 55 tahun maka secara otomatis
dikategorikan pensiun walaupun masa kerjanya belum mencapai 25 tahun.
Tetapi sebaliknya walaupun usianya belum mencapai 55 tahun tetapi lama masa
kerja sudah mencapai 25 tahun berturut-turut di perusahaan yang sama maka
pekerja tersebut dikategorikan pensiun. Apa pun kategori pensiunnya, pekerja
tersebut berhak mendapat uang pesangon 2 kali ketentuan pasal 156 ayat 2 dan
uang penghargaan masa kerja 1 kali ketentuan pasal 156 ayat 4 tetapi tidak
berhak mendapat uang pisah
Selain karena kesalahan pekerja, pemecatan mungkin dilakukan karena alasan lain.
Misalnya bila perusahaan memutuskan melakukan efisiensi, penggabungan atau
peleburan, dalam keadaan merugi/pailit. PHK akan terjadi karena keadaan diluar
kuasa perusahaan.
Pasal 160
Pengusaha dapat melakukan PHK terhadap pekerja/buruh yang setelah 6 (enam)
bulan tidak dapat melakukan pekerjaan sebagaimana mestinya karena dalam proses
perkara pidana.
Pasal 162
PHK karena pekerja mengundurkan diri berhak atas kompensasi: uang
penggantian hak dan uang pisah sesuai PP/PKB.
Uang pisah diatur dalam PP atau PKB, jika tidak diatur umumnya
pengadilan merujuk kepada uang penghargaan.
Pasal 163
PHK karena perubahan status penggabungan, peleburan atau perubahan
kepemilikan perusahaan dan pekerja tidak bersedia melanjutkan hubungan
kerja atau pengusaha tidak bersedia melanjutkan hubungan kerja.
Pasal 164
(1) Pengusaha dapat melakukan PHK terhadap pekerja/buruh karena
perusahaan tutup yang disebabkan perusahaan mengalami kerugian secara
terus menerus selama 2 (dua) tahun, atau keadaan memaksa (force majeur).
Kerugian tersebut harus dibuktikan dengan laporan keuangan 2 (dua) tahun
terakhir yang telah diaudit oleh akuntan publik.
.(3) PHK karena perusahaan tutup karena melakukan efisiensi. Putusan MK No.
19/PUU-IX/2011 menyatakan frasa “perusahaan tutup” diartikan sebagai
perusahaan tutup permanen dan tidak untuk sementara waktu.
Pasal 165
PHK karena perusahaan pailit. Putusan MK No. 67/PUU-XI/2013
menyatakan pembayaran upah pekerja/buruh yang terhutang didahulukan
atas semua jenis kreditur termasuk atas tagihan kreditur separatis, tagihan
hak negara, kantor lelang dan badan umum yang dibentuk pemerintah. Hak
lainnya dibawah tagihan kreditur separatis.
Pasal 167
PHK karena memasuki usia pensiun.
Pasal 168
Pekerja/buruh yang mangkir selama 5 (lima) hari kerja atau lebih berturut-
turut tanpa keterangan secara tertulis yang dilengkapi dengan bukti yang sah
dan telah dipanggil oleh pengusaha 2 (dua) kali secara patut dan tertulis
dapat diputus hubungan kerjanya karena dikualifikasikan mengundurkan
diri.
Pasal 169
PHK karena permohonan kepada lembaga penyelesaian perselisihan hubungan
industrial karena pengusaha melakukan hal-hal berikut:
Menganiaya, menghina secara kasar atau mengancam pekerja/buruh;
Membujuk dan/atau menyuruh pekerja/buruh untuk melakukan perbuatan
yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan;
Tidak membayar upat tepat waktu yang telah ditentukan selama 3 bulan
berturut-turut;
Tidak melakukan kewajiban yang telah dijanjikan;
Memerintahkan pekerja/buruh untuk melaksanakan pekerjaan diluar yang
diperjanjikan; dan
Memberikan pekerjaan yang membahayakan jiwa, keselamatan, kesehatan
dan kesusilaan pekerja/buruh (tidak tercantum dalam PK).
Alasan PHK yang menentukan kompensasi apa saja yang didapat pekerja/buruh
berdasarkan UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Berikut tabel
kompensasi berdasarkan alasan PHK
Berbeda dengan PHK yang terjadi karena adanya inisiatif dari perusahaan, PHK
yang dilakukan atas inisiatif karyawan atau pengunduran diri karyawan tidak
menimbulkan konsekuensi pembayaran uang pesangon dan UPMK oleh
perusahaan. Meski begitu, perusahaan tetap diwajibkan membayarkan uang
penggantian hak (UPH) untuk karyawan yang mengundurkan diri. Dan, jika
karyawan tersebut termasuk dari non-management committee (tugas dan fungsinya
tidak mewakili pengusaha secara langsung), maka perusahaan juga akan
memberikan uang pisah. Besaran dan pelaksanaan pembayaran uang pisah
hendaknya diatur dalam peraturan perusahaan atau perjanjian kerja. Hal ini sesuai
dengan UU Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003 Pasal 162.
Tabel 1. Banyaknya uang pesangon, uang penghargaan, uang penggantian hak dan
uang pisah yang diterima untuk berbagai jenis alasan PHK
Uang Uang Uang
Uang Pisah
Pesangon Penghargaan Penggantian
Jenis PHK (X Gaji per
(X Gaji per (X Gaji per Hak (X Gaji
bulan)
bulan) bulan) per bulan)
Pengunduran diri secara baik-baik 1X
Pengunduran diri mengikuti prosedur 30
1X 1X
hari sebelum tanggal pengunduran diri
Berakhirnya kontrak kerja waktu
1X
tertentu untuk pertama kali
Pekerja Mencapai Usia Pensiun Normal 2X 1X 1X
Pekerja Meninggal Dunia 2X 1X 1X
Pekerja Melakukan Kesalahan Berat 1X 1X
Pekerja Melakukan Pelanggaran Ringan 1X 1X 1X
Perubahan Status, Penggabungan,
1X 1X 1X
Peleburan & Pekerja Tidak Bersedia
Perubahan Status, Penggabungan,
2X 1X 1X
Peleburan & Pengusaha Tidak Bersedia
Perusahaan Tutup Karena Merugi 1X 1X 1X
Perusahaan melakukan efisiensi 2X 1X 1X
Perusahaan Pailit 1X 1X 1X
Pekerja Mangkir Terus-Menerus 1X 1X
Pekerja Sakit Berkepanjangan dan cacat
2X 2X 1X
akibat kecelakaan kerja
Pekerja ditahan oleh pihak berwajib 1X 1X
1. Hak atas cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur.
Tidak ada cara baku untuk menghitung konversi nilai jumlah hari cuti ke dalam
rupiah. Namun, cara berikut ini lazim dilakukan di beberapa perusahaan:
Cara Menghitung Hak Cuti Tahunan yang Belum Diambil dan Belum Gugur
2. Biaya atau ongkos pindah untuk pekerja/buruh dan keluarganya ke kota/ tempat
kerja yang baru atau ketempat dimana pekerja/buruh diterima bekerja.
3. Penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan 15% dari
uang pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja bagi yang memenuhi
syarat
4. Hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau
perjanjian kerja bersama.
Komponen “upah” yang digunakan untuk menghitung semuanya itu (baik uang
pesangon, UPMK, maupun UPH), adalah upah tetap yang diterima karyawan
bersangkutan setiap bulannya. Upah tetap terdiri atas gaji pokok dan tunjangan
yang diterima dengan jumlah tetap setiap bulannya. Karenanya, tunjangan
kehadiran yang bisa berubah-ubah jumlahnya tiap bulan, tidak termasuk dalam
“upah” yang dimaksud.
Contoh kasus:
Selama bekerja di PT Sejahtera, Rita mendapatkan gaji pokok 2,5 juta/bulan,
dengan tunjangan komunikasi 1 juta/bulan. Dia juga mendapatkan uang makan per
hari 70,000 (diperoleh hanya jika karyawan hadir di kantor). Setelah 4 tahun 7 bulan
masa kerjanya, dia mengalami PHK per 14 September. Sedangkan hak cuti tahunan
yang sudah diambil adalah 4 hari dari hak cuti 12 hari/ tahun. Berapa kewajiban
yang harus dibayarkan perusahaan kepada Rita?
Maka, jumlah seluruh kewajiban perusahaan yang harus dibayarkan kepada Rita
adalah:
= Uang Pesangon + UPMK + UPH
= 17.500.000 + 7.000.000 + (700.000 + 3.675.000)
= 28.875.000
Ketentuan lain yang perlu dicatat adalah alasan PHK seseorang, sebab hal ini
berpengaruh pada besaran uang pesangon yang menjadi hak karyawan. Perusahaan
wajib memberikan uang pesangon sebesar 2x (dua kali) lipat dari ketentuan yang
tercantum pada tabel, apabila:
1. Perusahaan mengalami merger, akuisisi, perubahan status, atau perubahan
kepemilikan, dan perusahaan menolak untuk melanjutkan hubungan kerja
dengan karyawan;
2. Perusahaan melakukan PHK dengan alasan efisiensi;
3. Karyawan meninggal dunia (kewajiban perusahaan dibayarkan kepada ahli
waris);
4. Karyawan pensiun, dan perusahaan tidak pernah mengikutkan karyawan
dalam program dana pensiun;
5. Permohonan PHK diajukan oleh karyawan kepada lembaga penyelesaian
perselisihan hubungan industrial, dan dikabulkan. Karyawan dapat
Syarat pengunduran diri pekerja ini juga dapat dilihat dalam Pasal 26 ayat (2)
Kepmen Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 78/2001 tentang Perubahan
Kepmenaker No. 150/2000 tentang PHK, Pesangon, dan lainnya yang berbunyi:
a) pekerja/buruh mengajukan permohonan pengunduran diri secara tertulis dengan
disertai alasannya selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal
mulai pengunduran diri;
b) pekerja/buruh tetap melaksanakan kewajibannya sampai tanggal mulai
pengunduran diri;
c) pekerja/buruh tidak terikat dalam Ikatan dinas.
*Catatan: Uang ini tidak didapatkan bagi yang resign (mengundurkan diri secara
sukarela), karena faktor perkaliannya (yakni Uang pesangon dan Uang
Penghargaan Masa Kerja) nihil. Sehingga: 15% x nihil = nol.
Hal-hal lain yang timbul dari perjanjian (baik dalam perjanjian kerja, dan/atau
peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama), seperti bonus, insentif dan
lain-lain yang memenuhi syarat.
Hak Penggantian Hak di atas hanya dapat diperoleh jika syarat dan ketentuan
mengenai pengunduran diri (resign) dipatuhi dan/atau dipenuhi. Maksudnya hak
atas Uang Penggantian Hak hanya dapat diberikan jika syarat dan ketentuan
mengenai pengunduran diri sudah dijalankan sesuai ketentuan. Walaupun
pengusaha dapat melepaskan haknya jika pekerja menyimpang dari ketentuan
dimaksud, khususnya mengenai jangka waktu 30 hari sebelum benar-benar off
(tidak lagi aktif bekerja) atau melepaskan haknya atas ikatan dinas.
Indonesia. Kepmen Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 78/2001 tentang Perubahan
Kepmenaker No. 150/2000 tentang PHK, Pesangon, dan lainnya
Rommalla, Syiti. 2018. Cara Menghitung Uang Pesangon Karyawan Saat PHK
Sesuai Undang-Undang. https://www.gadjian.com/blog/2018/01/05/cara-
menghitung-uang-pesangon-karyawan-saat-phk-sesuai-undang-undang/
TURC (Trade Union Rights Center). 2018. Waspada PHK, Kenali Hakmu Jangan
Mau Di Tipu Daya. https://www.turc.or.id/waspada-phk-kenali-hakmu-
jangan-mau-di-tipu-daya/