Anda di halaman 1dari 2

OKSIDASI DENGAN KALIUM DIKROMAT

OBJEKTIF

1. Berikut ini yang bukan merupakan karakteristik dari K 2Cr2O7 adalah ...
a. Stabil
b. Kemurniannya tinggi
c. Non higroskopis
d. Oksidator kuat

Jawaban : D

2. Tujuan penggunaan SnCl2 dalam penentuan ion Fe3+ melalui dikromatometri adalah ...
a. Mereduksi ion Fe3+
b. Mempercepat reaksi
c. Mereduksi Cr6+
d. Mengoksidsasi Cr3+

Jawaban : A

3. Indikator yang digunakan dalam penentuan ion Fe 3+ adalah ...


a. Metil Oranye
b. N-Phenil Antranilat
c. Phenolphtalein
d. Difenilamine Sulfonat

Jawaban : D

4. Metode titrasi yang digunakan pada penentuan kadar COD adalah ...
a. Direct Titration
b. Back Titration
c. Indirect Titration
d. Displacement Titration

Jawaban : B

5. Nama lain dari Ferro Ammonium Sulfonate adalah..


a. Garam Morton
b. Garam Mohr
c. Garam Pirit
d. Garam Pirolusit

Jawaban : B
ESAI

1. Apa yang dimaksud dengan dikromatometri?


Jawaban:
Dikromatometri merupakan metode titrimetri dengan larutan standar berupa dikromat
Cr2O72-.
2. Apa fungsi penambahan H2SO4 dan H3PO4?
Jawaban :
H2SO4 berfungsi sebagai pemberi suasana asam, karena dikromat hanya dapat bekerja dalam
suasana asam.
H3PO4 berfungsi sebagai prasyarat penggunaan indikator difenilamin, karena indikator ini
hanya dapat bekerja dengan adanya PO43-.
3. Mengapa dikromat lebih jarang digunakan sebagai oksidator dibandingkan dengan
permanganat? Tunjukkan dengan reaksi sel dikromat beserta nilai potensial reduksinya (E o)!
Jawaban :
Karena sifat oksidator dikromat lebih rendah dari permanganat.
Reaksi selnya adalah :
Cr2O72- (aq) + 14H+ (aq) + 6e- (aq)  2Cr3+ (aq) + 7H2O(l) Eo = +1,33 V.
4. Jelaskan pengertian COD dan BOD!
Jawaban :
COD (Chemical Oxygen Demand) adalah jumlah Oksigen yang dibutuhkan oleh suatu
senyawa kimia untuk menguraikan bahan kimia organik di dalam suatu larutan.
BOD (Biological Oxygen Demand) adalah jumlah Oksigen yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme untuk menguraikan bahan kimia organik dalam larutan.
5. Seorang analis akan menganalisis kadar COD dalam suatu limbah cair industri. pada tahap
pertama, analis tersebut menambahkan sebanyak 2,5 ml K 2Cr2O7 0,1 N dan 5 ml H2SO4 4 N
serta 1 tetes indikator ke dalam 25 ml akuades, lalu menitrasinya sebagai blangko dengan
FAS 0,15 N. Titrasi dilakukan secara duplo dan diperoleh volume FAS berturut-turut 3,3 dan
3,2 ml. Pada tahap kedua, analis menambahkan sebanyak 2,5 ml K 2Cr2O7 0,1 N, 5 ml H2SO4 4
N, 1 tetes indikator serta 25 ml akuades ke dalam 10 ml limbah cair. Larutan dipanaskan dan
dititrasi dengan FAS 0,15 N secara duplo, hingga diperoleh volume FAS berturut-turut 0,6
dan 0,5 ml. Tentukan nilai kadar COD dalam limbah cair tersebut (ppm)!
Jawaban :
Diketahui : V FAS blangko = (3,2 + 3,3) ml/ 2 = 3,25 ml
V FAS sampel = (0,6 + 0,5) ml/2 = 0,55 ml
N FAS = 0,15 N
V limbah cair = 10 ml
Ar O = 16 gram/ mol
nO = 2 grek/ mol
Ditanyakan : kadar COD (ppm) = ... ?
Penyelesaian : kadar COD = (V FAS blangko- V FAS sampel) x N FAS x Ar O x 1000 mg/ L
V limbah cair x n O
= (3,25 ml – 0,55 ml) x 0,15 N x 16 gram/mol x 1000 mg/L
10 ml x 2 grek/ mol
= 324 mg/ L = 324 ppm

Anda mungkin juga menyukai