Anda di halaman 1dari 9

Prosedur Kerja

1. Standarisasi Natrium Thiosulfat (Na2S2O3. 5H2O)


 Menimbang K2Cr2O7 sebanyak 0,5 gram, kemudian memasukkan ke dalam labu
ukur 100 ml dan mengencerkan hingga tanda batas
 Memipet 25 ml larutan K2Cr2O7 ke dalam Erlenmeyer 250 ml, kemudian
menambahkan 10 ml KI 20% dan 25 ml HCl 4N, menambahkan 1 ml larutan
tepung kanji
 Menyimpan larutan selama 10 menit
 Menitrasi larutan yang kelebihan iod dengan larutan natrium thiosulfate 0,1N
hingga perubahan warna dari Coklat → Hijau → Biru
 Mencatat volume natrium thiosulfate untuk mentitrasi
 Melakukan penetapan sebanyak dua kali

Perhitungan Normalitas Natriumm Tiosulfat

Faktor pengali ( Fp ) standarisasi Na2S2O3. 5H2O

Berat ekuivalen ( Be )
𝐵𝑀
Be = 𝑒

BM K2Cr2O7 = 294

𝐵𝑀 294
Be K2Cr2O7 = = = 49
𝑒 6

𝑉 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛
Fp K2Cr2O7 = 𝑉 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

V pengenceran = 100 ml
V sampel = 25 ml
100 𝑚𝑙
Fp = 25 𝑚𝑙

=4
Massa K2Cr2O7 = …… g diubah ke mg (1 g = 1000 mg)
Penyelesaian :
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐾2𝐶𝑟𝑂7 (𝑚𝑔)
N Na2S2O3. 5H2O = 𝐹𝑃𝑥𝑉Na2S2O3.5H2O𝑥𝐵𝐸𝐾2𝐶𝑟2𝑂7
2. Penetapan Standarisasi Iodin
 Memipet 25 ml larutan I2 ke dalam Erlenmeyer dan menambahkan 1 ml larutan
kanji
 Menitrasi kelebihan iod dengan larutan Na2S2O3. 5H2O yang telah di standarisasi
 Mengamati perubahan warna dan mencatat volume Na2S2O3. 5H2O

Perhitungan Normalitas Iod (I2 )

N I2 . VI2 = N Na2S2O3. 5H2O . N Na2S2O3. 5H2O


𝑉Na2S2O3.5H2O 𝑥 Na2S2O3.5H2O
N I2 = 𝑉𝐼2

3. Menganalisis Larutan Formaldehida 5 %


 Memipet 5 ml larutan formalin ke dalam labu ukur 100 ml kemudian
membilaskan kembali dengan air suling dan mengencerkan hinggga tanda batas
 Memipet 10 ml ke dalam Erlenmeyer 300 ml, menambahkan 25 ml larutan iod
yang telah di standarisasi dan 1,5 ml larutan NaOH 4N, selanjutnya membiarkan
selama 15 menit, Erlenmeyer yang berisi larutan,
 Menambahkan ke dalamnya 3 ml larutan HCl 4N
 Menitrasi kelebihan iod dengan Na2S2O3. 5H2O yang telah di standarisasi
 Menggunakan larutan kanji sebanyak 1 ml sebagai petunjuk ( indikator)
 Mengamati perubahan warna danr kuning menjadi bening
 Mencatat volume Na2S2O3. 5H2O untuk menitrasi
 Melakukan penetapan sebanyak dua kali

Perhitungan Kadar Formaldehida Untuk Larutan Formaldehid 5 %

 Faktor pengali ( Fp ) Kadar Formaldehida

𝑉 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛
Fp = 𝑉 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

V pengenceran = 100 ml
V sampel = 10 ml
100 𝑚𝑙
Fp = = 10
10 𝑚𝑙

 Berat ekuivalen ( Be )
𝐵𝑀
Be = 𝑒

BM H2CO = 30
H2CO + H2O + I2 → 2 HI + H2CO2
0 -1

e I2 = 2

30
Be H2CO = = 15
2

Dik :
 Fp = 10
 Be = 15
 V iod (I2) = ……. ml
 V sampel (Formalin 5 %) = ……. ml
 𝑉 Na2S2O3.5H2O = ……..ml

Kadar formaldehida :
𝐹𝑝 𝑥 ( 𝑉 𝑖𝑜𝑑 𝑥 𝑁 𝑖𝑜𝑑 − 𝑉 Na2S2O3.5H2O x N Na2S2O3.5H2O )x BE H₂CO
𝑉 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 Formalin 5 %

4. Menganalisis Formaldehida Pada Air limbah Tahu/ Mie


 Memipet 10 ml air limbah tahu/ mie dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml,
menambahkan 25 ml larutan iod yang telah di standarisasi dan 1,5 ml larutan NaOH
4N, selanjutnya membiarkan selama 15 menit, Erlenmeyer yang berisi larutan,
 Menambahkan ke dalamnya 3 ml larutan HCl 4N
 Menitrasi kelebihan iod dengan Na2S2O3. 5H2O yang telah distandarisasi
 Menggunakan larutan kanji sebanyak 1 ml sebagai petunjuk ( indikator)
 Mengamati perubahan warna darI kUning menjadi bening
 Mencatat volume Na2S2O3. 5H2O untuk menitrasi
 Melakukan penetapan sebanyak dua kali
Perhitungan Kadar Formaldehida Untuk Limbah Air Tahu/Mie

 Faktor pengali ( Fp ) Kadar Formaldehida

𝑉 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛
Fp = 𝑉 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

V pengenceran = 10 ml
V sampel = 10 ml
10 𝑚𝑙
Fp = 10 𝑚𝑙

=1
 Berat ekuivalen ( Be )
𝐵𝑀
Be = 𝑒

BM H2CO = 30
H2CO + H2O + I2 → 2 HI + H2CO2
1 -1

e I2 = 2

30
Be H2CO = = 15
2

Dik :
 Fp =1
 Be = 15
 V iod (I2) = ……. ml
 V sampel (Limbah air tahu/mie) = ……. ml
 V Na2S2O3. 5H2O =………ml

Kadar formaldehida :
𝐹𝑝 𝑥 ( 𝑉 𝑖𝑜𝑑 𝑥 𝑁 𝑖𝑜𝑑 − 𝑉 Na2S2O3. 5H2O x N Na2S2O3. 5H2O )x BE H₂CO
𝑉 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 Limbah Air tahu/mie
Data Pengamatan

Tabel 1 Standarisasi Natrium Thiosulfat 0,1 N


Sampel Massa K2Cr2O7 (g) fp V Na2S2O3 (mL) N Na2S2O3

Rata-rata N Na2S2O3. 5H2O

Tabel 2 Standarisasi larutan iod 0,1 N

Sampel N Na2S2O3 V Na2s2o3 (mL) Volume I2 (mL) N I2

Rata-rata iod (I2)

Tabel. 3 Penetapan kadar formalin pada Larutan formaldehid 5 %


Kadar
V Na2s2o3
Sampel V sampel N I2 N Na2S2O3 fp BE H2CO
(mL)
(mg/ml)
1

Rata-rata Kadar formaldehid (H2CO) pada Larutan formaldehid 5 %

Tabel. 4 Penetapan kadar formaldehid pada limbah air tahu/ mie


Kadar
V Na2s2o3
Sampel V sampel N I2 N Na2S2O3 fp BE H2CO
(mL)
(mg/ml)
1

Rata-rata Kadar formaldehid (H2CO) pada limbah air mie / tahu


Prosedur pembuatan Larutan

1. Pembuatan Larutan Natrium Tiosulfat (Na2S2O3.5H2O) 0.1 N sebanyak 1000 ml

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 Na2S2O3.5H2O (𝑔) 1000 (𝑚𝐿)


𝑁= 𝑥 𝑥 𝑉𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖
𝐵𝑀 Na2S2O3.5H2O 𝑉 (𝑚𝐿)
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 Na2S2O3.5H2O(𝑔) 1000 (𝑚𝐿)
0,1 = 𝑥 𝑥2
248 1000 (𝑚𝐿)

24,8 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 Na2S2O3.5H2O(𝑔) 𝑥 1 𝑋 2

24,8
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 Na2S2O3.5H2O =
2
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 Na2S2O3.5H2O = 12,4 𝑔𝑟𝑎𝑚

1. Timbang Natrium Tiosulfat 12.4 gram, masukkan dalam gelas beker 250 ml.
2. Tambah aquadest 150 ml. Aduk hingga larut sempurna
3. Setelah larut sempurna, masukkan larutan natrium tiosulfat ke dalam labu ukur 1000
ml, tambahkan aquadest sampai tanda batas.
4. Homogenkan

2. Pembuatan Larutan Iodine/Iodium (I2) 0.1 N sebanyak 1000 ml

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 I2 (𝑔) 1000 (𝑚𝐿)


𝑁= 𝑥 𝑥 𝑉𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖
𝐵𝑀 I2 𝑉 (𝑚𝐿)
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 I2(𝑔) 1000 (𝑚𝐿)
0,1 = 𝑥 𝑥2
254 1000 (𝑚𝐿)

25,4 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 I2(𝑔) 𝑥 1 𝑋 2

25,4
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 I2 =
2
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 I2 = 12,7 𝑔𝑟𝑎𝑚

1. Timbang Iodine sebanyak 12.7 gram + KI 18 gram, masukkan dalam gelas beker 250
ml.
2. Tambah aquadest 150 ml. Aduk hingga larut sempurna.
3. Setelah larut sempurna, masukkan larutan iodine ke dalam labu ukur 1000 ml,
tambahkan aquadest sampai tanda batas.
4. Homogenkan
5. Simpan di tempat gelap

3. Pembuatan Larutan KI 20 % sebanyak 250 ml


20
𝐾𝐼 20 % = 𝑋 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝑚𝑙)
100
20
𝐾𝐼 20 % = 𝑋 250 𝑚𝑙
100
= 50 gram

1. Timbang KI 50 gram, masukkan dalam gelas beker 100 ml.


2. Tambah aquadest 100 ml. Aduk hingga larut sempurna
3. Setelah larut sempurna, masukkan larutan KI ke dalam labu ukur 250 ml, tambahkan
aquadest sampai tanda batas.
4. Homogenkan

4. Pembuatan Larutan NaOH 4 N sebanyak 250 ml

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑁𝑎𝑂𝐻(𝑔) 1000 (𝑚𝐿)


𝑁= 𝑥 𝑥 𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖
𝐵𝑒 𝑉 (𝑚𝐿)

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑁𝑎𝑂𝐻(𝑔) 1000 (𝑚𝐿)


4= 𝑥 𝑥1
40 250 (𝑚𝐿)

160 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑁𝑎𝑂𝐻(𝑔) 𝑥 4 𝑥 1

160
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑁𝑎𝑂𝐻 =
4

𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑁𝑎𝑂𝐻 = 40 𝑔𝑟𝑎𝑚

1. Timbang NaOH 40 gram, masukkan dalam gelas beker 100 ml.


2. Tambah aquadest 100 ml. Aduk hingga larut sempurna
3. Setelah larut sempurna, masukkan larutan NaOH ke dalam labu ukur 250 ml,
tambahkan aquadest sampai tanda batas.
4. Homogenkan
5. Pembuatan Larutan HCl 4 N sebanyak 500 ml

(10 𝑥 % 𝑘𝑒𝑚𝑢𝑟𝑛𝑖𝑎𝑛 𝐻𝐶𝑙 𝑥 𝜌)𝑥 𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 𝐻𝐶𝑙


𝑁=
𝐵𝑀 𝐻𝐶𝑙
(10 𝑥 37 % 𝑥 1,18)𝑥 1
𝑁=
36,46
𝑁 = 11,975 𝑁

Perhitungan Normalitas HCl 4 N

Normalitas HCl 37 % ( N1) = 11,975 N


Normalitas HCl 4 N (N2) = 4 N
Volume HCl 4 N (V1) = 500 mL
Penyelesaian :
N1 . V1 = N2 . V2
𝑁2 𝑋 𝑉2
V1 = 𝑁1
4 𝑋 500
V1 = = 167,015 mL
11,975

1. Pipet HCl 167 ml, masukkan dalam labu ukur 500 ml yang sudah diberi aquades ±
100 ml.
2. Ke dalam labu ukur 500 ml, tambahkan aquadest sampai tanda batas.
3. Tunggu Larutan hingga dingin
4. Homogenkan

6. Pembuatan Indikator Kanji 10 % sebanyak 100 mL


10
𝐾𝑎𝑛𝑗𝑖 10 % = 𝑋 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝑚𝑙)
100
10
𝐾𝐼 20 % = 𝑋 100 𝑚𝑙
100

= 10 gram

1. 10 gram kanji dimasukkan ke dalam beaker glass 250 ml, tambahkan aquadest hingga
100 ml. aduk campuran tersebut sampai terbentuk larutan.
2. Panaskan larutan tersebut di atas Hotplate. Aduk perlahan-lahan lerutan tersebut sambil
diamati kenaikan suhunya dengan termometer.
3. Bila sudah mencapai suhu 40oC, hentikan pengadukan. Biarkan larutan tersebut hingga
mencapai suhu 60oC.
4. Setelah mencapai suhu 60oC, angkat beaker glass, letakkan pada lemari dengan ditutupi
plastik hitam di permukaan dan mulut gelas.
5. Tutup di lemari, diamkan larutan amylum tersebut ± 5 menit. Setelah itu amylum yang
sudah jadi akan tampak 3 lapisan, ambil lapisan tengah yang berwarna bening dengan
menggunakan pipet tetes.
6. Uji dengan menggunakan sampel/larutan KI. Apabila menunjukan warna biru maka
amylum dapat digunakan

Anda mungkin juga menyukai