Anda di halaman 1dari 39

Iodimetri

Iodometri
Iodatometri
1. AHLUL ZANNA 611910039
2. DHITA RIZKI AMALIA 611910051
3. MARLENI RINA NGONGO 611810090
Iodometri
Pendahuluan
Larutan standar yang digunakan adalah larutan Iod (I2 )

Titrasi iodometri (metode tidak langsung), penggunaan iodnya berasal dari I 2 yang
dibebaskan dari hasil suatu reaksi kimia.

Titrasi Iodimetri (metode langsung), larutan iodnya langsung digunakan untuk titrasi.

Sumber Kesalahan dalam titrasi iodometri adalah

Minimalisir
1. Kehilangan Iod, karena sifat iod mudah menguap.
2. Larutan iodida dioksidasi oleh oksigen dari udara bebas.

Titrasi harus dilakukan dalam labu erlenmeyer tertutup asah dan air menggunakan air bebas
O2
Indikator Yang digunakan
Menggunakan Larutan Kanji (Amylum 1%)

Kanji bereaksi dengan iod, membentuk senyawa kompleks berwarna biru

Kelemahan Larutan Kanji

Tidak larut Suspensinya tidak Membentuk Titik akhir tidak


dengan air dingin stabil dalam air kompleks tak larut mudah diamati jika
(biasa) dalam air dengan larutannya terlalu
iod encer.
Titrasi Iodometri
Pembuatan larutan Na.Tiosulfat Untuk Titrasi Iodometri

Standarisasi Na.Tiosulfat

Penetapan kadar Cu dengan Metode Haen dan Bruhns dengan Titrasi Iodometri

Contoh Soal Dan Pembahasan


Prosedur Pembuatan Larutan
Na2S203 0,1 N
Padatan Na2S203. 5H2O

Ditimbang

Dilarutkan dengan air bebas CO2, Sampai volume


yang diinginkan

Tambahkan 0,1 g Na2CO3

Biarkan Selama 1 Hari


Reaksi
Standarisasi Natrium Tiosulfat
0,1N
 Cr2O72- (aq) + 6I-(aq) +14H+(aq)  3I2 (aq) + 2Cr3+(aq) + 7H2O(i)
  (Jingga) (tb) (tb) (coklat) (hijau) (tb)

 I2(aq) + 2Na2S2O3 (aq)  2NaI (aq) + Na2S4O6 (aq)


(Coklat) (tb) (tb) (tb)
 
 I2Amyl (aq) + Na2S2O3 (aq)  2NaI (aq) + Amylum (aq) + S4O62-
(biru)
(tb) (tb) (tb) (tb)
Prosedur Standarisasi Larutan Na2S203 0,1 N
Larutan K2Cr2O7
Dibuat sebanyak 100mL dengan konsentrasi

Pipet 10 mL

(+)10 mL KI 0,5 N

(+) 10mL HCl 2N

Tutup Rapat Labu dan diamkan selama 5 menit

Titrasi s.d hampir TA (hijau kekuningan)

(+) 2mL amylum 1% (biru kehijauan)

Titrasi hingga TA (hijau muda)


Perhitungan Standarisasi Larutan
Na2S203 0,1 N
 

𝑉 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑎𝑡
 

𝑓𝑝=
𝑉 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛
Penetapan Kadar Cu2+ Metode Haen
Reaksi Penetapan Kadar Cu2+
Metode Haen
2Cu2+(aq) + 4I-(aq) 2CuI (s) + I2 (aq)
(biru muda) (tb) (gading) (coklat)
 
I2 (aq) + 2S2O32-(aq)  2I-(aq) +S4O62-(aq)
 (coklat) (tb) (tb) (tb)

I2amyl (aq) + 2S2O32- (aq)  2I- (aq) + Amylum (aq) +S4O62-


(aq)
(biru) (tb) (tb) (tb) (tb)
Prosedur Penetapan Kadar Cu2+
Metode Haen

Sampel garam Cu2+


Dibuat dengan konsentrasi 0,1 N

Piet 10 mL

(+) 2 mL H2SO4 4N
(+) 10 mL KI 0,5 N

Tutup rapat labu dan diamkan selama 5 menit

Titrasi s.d hampir TA (warna kuning jerami)


(+) 2mL Amylum 1%

Titrasi hingga TA (biru tepat menghilang)


Perhitungan Penetapan Kadar
Cu2+ Metode Haen
  𝑓𝑝𝐶𝑢 . 𝐵𝐸𝐶𝑢 .𝑉 Na 2 S 2O 3 . N Na2 S 2O 3
%𝐶𝑢= × 100
𝑚𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

 
𝑉 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑎𝑡
𝑓𝑝 =
𝑉 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛
Penetapan Kadar Cu2+ Metode
Bruhns
Reaksi Penetapan Kadar Cu2+ Metode
Brunhs
2Cu2+(aq) + 4I-(aq) 2CuI (s) + I2 (aq)
(biru muda) (tb) (gading) (coklat)
I2 (aq) + 2S2O32-(aq)  2I-(aq) +S4O62-(aq)
 (coklat) (tb) (tb) (tb)
I2amyl (aq) + 2S2O32- (aq)  2I- (aq) + Amylum (aq) +S4O62-
(aq)
(biru) (tb) (tb) (tb) (tb)
CuI (s) + KSCN (aq)  CuSCN (s) + KI (aq)
(gading) (tb) (putih) (tb)
Prosedur Penetapan Kadar Cu2+
Metode Bruhns

Sampel garam Cu2+


Dibuat dengan konsentrasi 0,1 N

Piet 10 mL
(+) 2 mL H2SO4 4N
(+) 10 mL KI 0,5 N
Tutup rapat labu dan diamkan selama 5 menit
Titrasi s.d hampir TA (warna kuning jerami)
(+) 2mL Amylum 1%

Titrasi hingga biru memudar

(+) 2mL KSCN 10%

Titrasi hingga TA (biru tepat menghilang)


Perhitungan Penetapan Kadar
Cu2+ Metode Bruhns
  𝑓𝑝𝐶𝑢 . 𝐵𝐸𝐶𝑢 .𝑉 Na 2 S 2O 3 . N Na2 S 2O 3
%𝐶𝑢= × 100
𝑚𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

 
𝑉 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑎𝑡
𝑓𝑝 =
𝑉 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛
CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN
IODIMETRI

Perubahan warna
Iodimetri (metode
yang terjadi adalah
langsung)
biru tua

Senyawa yang dapat ditetapkan


dengan iodimetri, antara lain:
H2S, Sn2+, As3+, N2H4, SO2,Zn2+, Cd2+, Indikator yang digunakan untuk
Hg2+
2+, Pb2+
2+, sistein, glutathione, ion
mengetahui titik akhir titrasi, antara
sulfit mercaptoethanol, glukosa (dan lain: kanji atau Amilum 1%.
gula-gula pereduksi lain), vitamin C
Titrasi iodimetri disebut juga
titrasi redoks
Titrasi redoks adalah metode penentuan kuantitatif yang raksi utamanya
adalah reaksi redoks. Reaksi ini hanya dapat berlangsung kalau terjadi
interaksi dari senyawa atau unsur yang bersifat oksidator dengan senyawa
atau unsur yang bersifat reduktor , oleh karena itu jika larutan bakunya bersifat
oksidator maka analit harus bersifat reduktor atau sebaliknya.
Kelebihan
Penitranya berlangsung lebih cepat karena titrat dan titran langsung
bereaksi
Penambahan kanji diawal titrasi
Warna titik akhir lebih mudah teramati yaitu berwarna biru

Kekurangan
Penitarnya mudah terurai oleh cahaya sehingga preparasi
Pada saat titrasi dikhawatirkan kehilangan ion iod
Dalam keadaan asam, larutan iod dapat dioksidasi oleh udara
Perbedaan Iodimetri dan
Iodometri
Pembuatan larutan I2
Dtimbang

Dilarutkan dalam KI pekat


dalam aquadest

Masukan kedalam labu ukur


berpenutup kaca

Encerkan sampai tanda


batas

Simpan ditempat yang sejuk


dan gelap
Reaksi Standarisasi Larutan I2 0,1
N• I2 (aq) + 2Na2S2O3 2Na(aq) + Na2S4O6(aq)
(coklat) (tb) (tb) (tb)

• I2(aq) + amylum(aq) I2amyl(aq)


(coklat) (tb) (biru)
Prosedur standarisasi larutan I2
0,1 N
Larutan
Na2S2O3
Dipipet 10 ml masukan erlenmeyer

(+) 2 ml amylum

Titrasi dengan I2 hingga TA (biru


jelas)
Prosedur Penetapan kadar vitamin
c

Menimbang vit c yang sudah dihaluskan

Melarutkan dengan aquadest

(+) 1 ml larutan H2SO4

(+) indikator amylulm 1%

Titrasi dengan iodin sampai terbentuk warna biru


stabil
Contoh Soal:
Pada pembuatan standarisasi I2, larutan Na2SO3 10
ml 0,5 N dimasukan dalam erlemeyer,
ditambahkan beberapa tetes indikator amilum,
titrasi dengan larutan Iodin sampai warna biru
jelas, didapatkan volum I2 =15 ml. Sampel vitamin
c seberat 0,4 gram dilarutkan dalam 100 ml
aquadest, Kemudian 25 ml larutan sample vitamin
C ditambah 5 ml H2SO4 dan indikator amilum lalu
dititrasi dengan larutan iodin sampai terbentuk
warna biru. Didapatkan volum I2= 10,5ml tentukan
kadar vitamin C.
Diketahui :
 
Pembuatan I2 :
Volume I2 = 15
ml
N Na2S2O3 = 0,5 N
Na2S2O3 = 10 ml
 
Pembuatan kadar Ditanya
Vitamin C :
: % b/b = ...........?
 Berapa
Volume Vit. C = 25
ml
Volume H2SO4 = 5
ml
I2 = 10,5 ml
Standardisasi:
I2 terhadap Na2S2O3

 
N I2 x V I2 = N Na2­S2O3 x V Na2­S2O3

N I2 x 15 ml = 0,5 N x 10 ml

N I2 =

N I2 = 0,3 N

 
Penetapan kadar
N x V = N Na2­S2O3 x V Na2­S2O3

N I2 x 25 ml = 0,3 N x 10,5 ml

N I2 =

N I2 = 0,1 N
 

BE = = = 88,06 g/mol.ek

% b/b C6H8O6 = x 100%


= x 100%
= 99,06%
IODATOMETRI

 Merupakan titrasi langsung yang menggunakan pentiter iodat


(KIO3) dari hasil perubahan I2 menjadi I+ dalam suasana asam.
Pada suasana ASAM (HCL) reaksi
yang terjadi

IO3- + 5 I + 6 H+ 3 I2 +
3H2O

Tidak menggunkan indikator Amilum


Karena
Pada suasana asam kuat Amilum akan
terurai
Indikator yang digunakan yaitu pelarut
organik yang tidak bercampur dengan air
seperti CHCL3 dan CCI4

Pada awal titrasi I2 yang terbentuk


akan masuk ke dalam fase pelarut
organik

Dalam pelarut organik I2 akan


berubah warna menjadi UNGU
Pada tahap selanjutnya IO3- akan
mengoksidasi I2 menjadi ICI

Sehingga I2 berada pada fase organik dan


lama kelamaan makin berkurang sehingga
akhirnya semua berubah menjadi ICI

ICI tidak berwarma dalam


pelarut organik
 Di timbang KIO3
 Masukan dalam beker gelas
 Di tambah aquades hingga larut
 Masukan ke dalam labu ukur 250 ml
 Add kan dengan aquades hingga tanda
batas
Penetapan kadar Vitamin C

Timbang Masukan
500 mg dalam
sampel erlenmeyer

Tambah 0,5 Tambahkan


ml larutan 25 ml
KI aquadest

Tambahkan 2 Tambahkan
ml larutan 1 ml larutan
amilum HCL

Larutan akan Lalu titrasi


berwarna biru dengan
yang stabil larutan KIO3

Anda mungkin juga menyukai