Anda di halaman 1dari 10

Tarumanagara Medical Journal

Vol. 3, No. 3, 274-283, April 2021

Gejala dan komorbid yang memengaruhi mortalitas pasien


positif COVID-19 di Jakarta Timur, Maret-September 2020

Clement Drew1,*, Asri C. Adisasmita2


1
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara, Jakarta, Indonesia
2
Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok, Indonesia
*korespondensi email: clementdrew10@gmail.com

ABSTRAK
Penyakit oleh virus SARS-CoV2 yang menyerang sistem pernapasan telah menjadi pandemi sejak
Februari 2020 dan di Indonesia sejak Maret 2020. Penting untuk mengidentifikasi faktor risiko yang
meningkatkan risiko mortalitas dalam kasus ini. Studi analitik dengan desain kohort retrospektif
dari data penelusuran epidemiologis oleh Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta di Jakarta Timur
sejak bulan Maret - September 2020. Dari total data yang didapatkan (8393 sampel), terdapat 212
(2.53%) orang yang meninggal. Analisis data multivariat dengan regresi logistik menemukan
bahwa jenis kelamin laki-laki meningkatkan RR mortalitas sebesar 2.15 (95% IK: 1.47-3.14), usia
≥ 60 tahun sebesar 4.49 (95% IK: 3.05-6.63), adanya gejala saluran pernapasan sebesar 2.17
(95% IK: 1.26-3.72), adanya gejala luar saluran pernapasan sebesar 2.47 (95% IK: 1.43-
4.29), riwayat hipertensi sebesar 2.45 (95% IK: 1.46-4.10) dan riwayat gagal ginjal kronik
sebesar 3.33 (95% IK: 1.27 - 8.68). Dari hasil studi ini dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin,
usia, gejala saluran pernapasan, gejala luar saluran pernapasan, riwayat hipertensi dan gagal ginjal
kronik meningkatkan risiko mortalitas pasien positif COVID-19 di Jakarta Timur.

Kata kunci: COVID-19, mortalitas, gejala, komorbid

PENDAHULUAN
Coronavirus Disease of 2019 (COVID- yaitu mulai dari lockdown, skrining
19) adalah nama yang diberikan oleh massal, penelusuran kontak hingga
WHO pada virus korona SARS-CoV2 karantina individu yang dicurigai terkena
pada tanggal 11 Februari.1 Virus ini virus korona. Namun penyebaran virus
diidentifikasi pertama kali di provinsi COVID-19 masih terus terjadi dan
Hubei, Cina pada bulan Desember 2019 jumlahnya semakin bertambah dari hari
dan berkembang menjadi pandemi hingga ke hari.1-6 Pandemi COVID-19 di
saat ini. Ratusan negara dan puluhan juta Indonesia dimulai dari bulan Maret 2020
jiwa telah terkena dampak secara negatif dan terus terdapat penambahan jumlah
oleh pandemi ini baik dalam segi kasus dan kematian yang konstan akibat
kesehatan maupun sosioekonomi. COVID-19.7 Jakarta Timur, yang juga
Berbagai strategi telah diterapkan oleh merupakan bagian dari daerah ibukota
pemerintah di berbagai negara untuk Indonesia, dengan jumlah penduduk
mencegah penyebaran yang lebih luas, tertinggi di DKI Jakarta memiliki jumlah

274
Tarumanagara Med. J. 3, 2, 274-283, April 2021

kasus COVID-19 tertinggi di Indonesia.8 risiko tinggi dan proses penelusuran


COVID-19 umumnya menyebar melalui kontak. Data yang dikumpulkan ini juga
droplet ketika seseorang berbicara, bersin mencakup gejala-gejala yang dialami,
atau batuk. Virus korona ini kemudian riwayat komorbiditas dan riwayat kontak
terhirup oleh individu yang terpajan dan pasien yang positif COVID-19. Hasil
kemudian melekatkan diri ke reseptor studi di berbagai negara lain menunjukan
ACE2 yang ada di permukaan mukosa sel adanya berbagai faktor risiko, riwayat dan
saluran pernapasan dan sel sistem lainnya gejala yang dapat memengaruhi risiko
dalam tubuh.7 Setelah melekat, virus kematian. Usia tua, diabetes melitus,
kemudian mengeluarkan materi RNA- hipertensi dan berbagai faktor lainnya
nya ke dalam sel host untuk melakukan dapat meningkatkan risiko kematian
replikasi virus. Setelah mencapai saturasi hingga beberapa kali lipat lebih tinggi.6,7
jumlah virus yang cukup, sel yang Penyakit-penyakit seperti diabetes,
terinfeksi akan mengalami apoptosis dan hipertensi hingga gagal ginjal kronik
melepaskan salinan virus-virus baru (GGK) terus meningkat prevalensinya
untuk menginfeksi sel-sel tubuh yang dari tahun ke tahun. Populasi yang lebih
lain.2 Peradangan yang merupakan respon tua lebih rentan terhadap invasi virus
imun tubuh akan menyerang dan korona ini. Berbagai studi mancanegara
menghancurkan sel-sel yang terinfeksi. menunjuk-kan bila populasiyang tua dan
Peradangan yang terjadi di jaringan terdapat komorbid memiliki risiko
mukosa paru kemudian akan mortalitas yang lebih tinggi dibandingkan
menyebabkan kebocoran plasma dengan populasi lainnya. Besar pengaruh
sehingga terjadi peningkatan infiltrat riwayat diabetes, hipertensi, gagal ginjal
dalam paru dan menghambat proses difusi kronik, penyakit paru obstruktif kronik
oksigen-karbondioksida oleh alveolus.2,9 dankeberadaan gejala saluran pernapasan
Dalam patogenesisnya, COVID-19 juga perlu ditelaah dengan baik untuk dapat
menyebabkan terjadinya badai sitokin menjadi basis alasan penerapan kebijakan
yang memperberat proses peradangan kesehatan selanjutnya terkait prioritas
pada sistem pernapasan maupun sistem pelayanan kesehatan pasien COVID-19
lain dalam tubuh.2 Dinkes (Dinas hingga upaya penekanan peningkatan
Kesehatan) DKI Jakarta berkoordinasi prevalensi penyakit-penyakit tidak
dengan seluruh faskes (fasilitas menular tersebut di masa depan.
kesehatan) yang ada di DKI Jakarta untuk Pengetahuan untuk penetapan prioritas
pencatatan jumlah kasus, penentuan area kebijakan kesehatan ini sangat penting

275
Tarumanagara Medical Journal
Vol. 3, No. 3, 274-283, April 2021

dikarenakan dengan bertambahnya saluran pernapasan, riwayat diabetes


jumlah kasus positif COVID-19 di mellitus (DM), hipertensi, gagal ginjal
Indonesia, jumlah kematian pun juga kronik (GGK) dan riwayat penyakit paru
semakin meningkat. Berdasarkan data obstruktif kronik (PPOK). Variabel
dari peta sebaran COVID-19 oleh Satgas dependen utama adalah status kematian,
(satuan tugas) COVID-19 Indonesia pada dimana sampel akan dibagi menjadi
akhir bulan Desember 2020 sudah meninggal dan tidak meninggal. Usia
terdapat 22.138 kematian akibat COVID- sampel akan dibagi menjadi kelompok
19. Jumlah kematian ini akan semakin usia lanjut (≥60 tahun) dan yang tidak
bertambah bila upaya intervensi usia lanjut (<60 tahun). Jenis kelamin
kesehatan yang dilakukan tidak tepat dibagi menjadi laki-laki dan perempuan
sasaran pada kelompok yang berisiko.6,8 Bila sampel memiliki salah satu atau
lebih dari gejala sesak, batuk, pilek atau
nyeri tenggorokan, maka sampel akan
METODE PENELITIAN
dikategorikan memiliki gejala saluran
Studi analitik kohort retrospektif terhadap
pernapasan. Bila sampel memiliki salah
8393 pasien konfirmasi positif COVID-
satu atau lebih dari gejala demam, nyeri
19 yang berdomisili di Jakarta Timur dan
kepala, nyeri perut, lemas (malaise),
tercatat oleh Dinas Kesehatan (Dinkes)
mual/muntah atau diare, maka sampel
DKI Jakarta selama bulan Maret –
akan dikategorikan memiliki gejala luar
September 2020. Data yang digunakan
saluran pernapasan. Riwayat komorbid
berupa data sekunder yang menilai
DM, hipertensi, GGK dan PPOK diambil
mortalitas 8393 pasien. Pencatatan oleh
dari jawaban sampel yang dicatat dalam
Dinkes dilakukan dengan menggunakan
form PE Dinkes DKI Jakarta yang dibagi
formulir penyelidikan epidemiologi (PE)
menjadi kelompok yang memiliki riwayat
untuk COVID-19 yang disusun oleh
komorbid dan yang tidak memiliki
Kemenkes (Kementerian Kesehatan).
komorbid yang telah disebutkan di atas.
Formulir tersebut menanyakan data
Analisis data dilakukan dengan regresi
identitas pasien, gejala yang dialami,
logistik sederhana, dimana status
riwayat komorbid yang dimiliki dan
kematian sebagai variabel dependen
status kematiannya. Variabel-variabel
utama. Variabel usia lanjut, jenis kelamin,
independen yang dinilai adalah usia, jenis
gejala saluran pernapasan, gejala luar
kelamin, keberadaan gejala saluran
saluran pernapasan, riwayat komorbid
pernapasan, keberadaan gejala di luar

276
Tarumanagara Med. J. 3, 2, 274-283, April 2021

DM, hipertensi, GGK dan PPOK adalah 2.53%. Mayoritas adalah


dimasukan ke dalam model untuk dapat perempuan (52.31%) dan berusia kurang
menilai besar pengaruh masing-masing dari 60 tahun (88.47%). Sebagian besar
faktor terhadap mortalitas. tidak memiliki gejala saluran pernapasan
(66.29%) dan luar saluran pernapasan
HASIL (67.32%). Prevalensi DM sebesar 1.99%,
Tingkat mortalitas pasien terkonfirmasi hipertensi 3.16%, GGK 0.33% dan PPOK
positif COVID-19 di Jakarta Timur 0.46% (Tabel 1).

Pada data sekunder ditemukan banyak data missing dengan yang tidak
masukkan data yang memiliki data berdasarkan variabel gejala luar saluran
missing, dengan variabel gejala luar pernapasan, ditemukan ada perbedaan
saluran pernapasan yang memiliki jumlah yang signifikan pada variabel status
missing terbanyak (18.24%). Setelah kematian (0.0001), jenis kelamin (0.046),
dilakukan analisis untuk membandingkan usia lanjut (0.005) dan gejala saluran
karakteristik kelompok yang memiliki pernapasan (0.036) (Tabel 2). Dengan

277
Tarumanagara Medical Journal
Vol. 3, No. 3, 274-283, April 2021

mempertimbangkan perbedaan karak- dengan data missing akan di-drop pada


teristik yang signifikan ini, maka subjek analisis multivariat.

Data kemudian dilakukan uji statistik chi- dibandingkan perempuan. Berusia lebih
square untuk menilai asosiasi antara dari 60 tahun meningkatkan risiko
variabel-variabel independen dengan kematian sebanyak 6.71 (95% IK: 5.16 -
status kematian dan dinyatakan memiliki 8.71). Bila terdapat gejala saluran
asosiasi statistik yang signifikan jika p- pernapasan, maka risiko mortalitasnya
value < 0.05. Populasi laki-laki memiliki meningkat sebesar 6.38 (95% IK: 4.56-
risiko 2.65 (95% IK: 1.98 - 3.56) kali 8.91) kali lebih tinggi dan bila ada gejala
lebih tinggi untuk meninggal di luar saluran pernapasan, maka akan

278
Tarumanagara Med. J. 3, 2, 274-283, April 2021

meningkat sebanyak 7.20 (95% IK: 5.16- 14.86), GGK sebesar 18.72 (95% IK:
10.06) kali lebih tinggi. Riwayat 11.07-31.64) dan PPOK sebesar 7.84
komorbiditas DM meningkatkan risiko (95% IK: 3.69-16.68) kali dibandingkan
sebesar 7.05 (95% IK: 4.55-10.91), dengan mereka yang tidak memiliki
hipertensi sebesar 10.59 (95% IK: 7.54- komorbiditas (Tabel 3).

Analisis multivariat dengan regresi lainnya. Setelah seluruh variabel


logistik sederhana menggunakan semua dimasukan ke dalam model, ditemukan
variabel independen ke dalam model variabel yang secara statistik signifikan
untuk menilai besar pengaruh setiap berpengaruh pada mortalitas adalah jenis
variabel independen setelah memper- kelamin laki-laki, yaitu sebesar 2.15
hitungkan pengaruh variabel independen (95% IK: 1.47-3.14), usia lebih dari

279
Tarumanagara Medical Journal
Vol. 3, No. 3, 274-283, April 2021

60 tahun sebesar 4.49 (95% IK: 3.05- 4.10) dan adanya riwayat GGK sebesar
6.63), adanya gejala saluran pernapasan 3.33 (95% IK: 1.27-8.68) kali lebih
sebesar 2.17 (95% IK1.26-3.72), adanya tinggi. (Tabel 4) Riwayat DM dan PPOK
gejala luar saluran pernapasan sebesar tidak ditemukan berpengaruh secara
2.47 (95% IK: 1.43-4.29), adanya riwayat signifikan (p-value 0.269 dan 0.141
hipertensisebesar 2.45 (95% IK: 1.46- secara berurutan).

PEMBAHASAN
Hasil yang diperoleh dalam studi ini dilakukan oleh Noor dan Islam. Dalam
sesuai dengan studi-studi lainnya yang studi meta-analisis mereka, risiko
meneliti faktor-faktor risiko mortalitas mortalitas laki-laki adalah 1.63 (1.43-
pasien positif COVID-19 di berbagai 1.87) kali lebih tinggi dari perempuan.
negara lain. Faktor-faktor risiko yang Perbedaan kadar hormon antara laki-laki
ditemukan memengaruhi mortalitas dan perempuan diteorikan menjadi alasan
pasien konfirmasi positif COVID-19 di mengapa laki-laki lebih rentan untuk
Jakarta Timur dalam studi ini adalah jenis meninggal. Melalui efek-efek imuno-
kelamin laki-laki, usia ≥60 tahun, adanya modulasi, estrogen memberikan efek
gejala saluran pernapasan, adanya gejala positif terhadap sistem imun perempuan
luar saluran pernapasan, riwayat untuk melawan infeksi. Lebih tingginya
komorbid hipertensi dan GGK. Jenis ekspresi kadar reseptor ACE2 juga
kelamin laki-laki meningkatkan risiko diteorikan berperan meningkatkan viral
mortalitas dibandingkan dengan perem- load COVID-19 pada pada populasi laki-
puan (RR 2.15, 95% IK: 1.47 - 3.14). laki.10-12
Temuan ini serupa dengan studi yang Studi oleh Bonanad et al menemukan

280
Tarumanagara Med. J. 3, 2, 274-283, April 2021

proporsi kematian semakin bertambah memiliki gejala pernapasan. Gejala-


dengan bertambahnya usia. Noor dan gejala di luar saluran pernapasan seperti
Islam juga menemukan peningkatan demam, sakit kepala, rasa lemah, nyeri
risiko sebesar 3.59 (1.87 - 6.90) kali lebih otot, mual muntah, nyeri perut dan diare
tinggi untuk meninggal bila pasien juga meningkatkan risiko mortalitas
berusia lebih dari 65 tahun. Dalam studi sebesar 2.47 (1.43 - 3.72) kali lebih tinggi.
ini juga ditemukan bila usia ≥60 tahun Gejala-gejala ini timbul sebagai bentuk
akan meningkatkan risiko kematian respon tubuh terhadap infeksi COVID-19.
sebesar 4.49 (95% IK: 3.05-6.63) kali Destruksi sel yang terjadi akibat proses
lebih tinggi. Hal ini dikarenakan replikasi virus akan merangsang sistem
cadangan fungsi homeostasis akan pertahanan tubuh untuk memulai proses
semakin berkurang seiring bertambahnya peradangan yang akan menyebabkan
usia yang memposisikan lansia dalam munculnya berbagai gejala yang dialami
kondisi yang tidak mendukung untuk oleh pasien. Gejala-gejala ini merupakan
melawan infeksi yang agresif, seperti pertanda, dimana proses infeksi sudah
COVID-19.10,11,13 berlangsung serta virus sudah mulai
Hasil studi terkait faktor riwayat bereplikasi dan menyebar ke sel-sel
hipertensi serupa dengan studi yang lainnya. Studi oleh Du et al menemukan
dilakukan oleh Liang X et al. Dalam bila pasien memiliki gejala saluran
meta-analisisnya, Liang X menemukan pernapasan seperti sesak atau batuk
bila OR dari individu dengan hipertensi berdahak, maka risikonya untuk
untuk meninggal adalah sebesar 1.37 meninggal dapat meningkat hingga 7.35
(1.08 - 1.72) kali lebih tinggi. Populasi (2.08 - 25.97) kali lebih tinggi. Bila
dengan hipertensi cenderung memiliki terdapat gejala di luar saluran pernapasan
jumlah reseptor ACE2 yang lebih tinggi maka risikonya dapat meningkat
sehingga menyebabkan virus korona hingga 3.80 (1.19 - 12.18) kali lebih tinggi
lebih mudah terdiseminasi dalam untuk meninggal.10,13,19
tubuh.10,14-18 Riwayat GGK juga ditemukan
Gejala saluran pernapasan seperti batuk, meningkatkan risiko mortalitas hingga
pilek, sesak atau nyeri tenggorokan 3.33 (1.27-8.68) kali lebih tinggi. Temuan
meningkatkan risiko pasien positif ini juga didapatkan pada studi oleh
COVID-19 untuk meninggal sebesar 2.17 Williamson et al, dimana individu dengan
(1.26-3.72) kali lebih tinggi diban- GGK stadium 4-5 risiko kematiannya
dingkan dengan mereka yang tidak meningkat hingga 2.52 (2.33-2.72) kali

281
Tarumanagara Medical Journal
Vol. 3, No. 3, 274-283, April 2021

lebih tinggi. Proses perjalanan penyakit dengan riwayat DM memiliki sistem


COVID-19 pada umumnya melibatkan imun yang terhambat akibat keadaan
pelepasan dari sitokin-sitokin peradangan hiperglikemia kronik dan gangguan
dan pembentukan kompleks antigen modulasi imun. Studi oleh Guan et al dan
antibodi yang akan memengaruhi Mehra et al menemukan bila riwayat
permeabilitas membran sel. Namun pada PPOK meningkatkan mortalitas sebesar
pasien dengan kondisi gagal ginjal 2.68 (1.42 – 5.05) dan 2.82 (1.92 - 4.14)
kronik, proses filtrasi glomerulus sudah secara berturut-turut. Hal ini disebabkan
memburuk, sehingga peradangan yang karena kondisi paru-paru yang sudah ada
terjadi secara sistemik akibat COVID-19 peradangan dan obstruksi kronik akan
dapat memperburuk fungsi ginjal. Selain memperburuk kondisi pasien yang
itu, dikarenakan adanya reseptor ACE2 terjangkit COVID-19.22,23
di sistem urogenital, virus COVID-19
juga dapat dengan mudah merangsang
KESIMPULAN
proses peradangan pada ginjal yang akan
Hasil studi ini menguatkan temuan studi-
memperburuk kondisi pasien.10,20,21
studi lain akan faktor-faktor risiko yang
Berdasarkan hasil analisis data missing
meningkatkan mortalitas pasien positif
yang dilakukan setelah analisis univariat,
COVID-19. Berjenis kelamin laki-laki,
ditemukan bila terdapat data missing yang
berusia di atas 60 tahun, memiliki gejala
memengaruhi karakteristik dari sampel.
saluran pernapasan, memiliki gejala luar
Hal ini memungkinkan terjadinya bias
saluran pernapasan, riwayat komorbid
seleksi yang memengaruhi akurasi dari
hipertensi dan GGK meningkatkan risiko
hasil analisis yang dilakukan. Hal ini
mortalitas dalam kasus COVID-19 secara
diduga memengaruhi pengaruh dari
signifikan (p-value < 0.05).
variabel riwayat DM dan PPOK terhadap
tingkat mortalitas pasien positif COVID-
19 di Jakarta Timur. Dalam studi ini SARAN
pengaruh riwayat DM dan PPOK Pengaruh dari riwayat DM dan PPOK
didapatkan tidak signifikan memengaruhi perlu ditelusuri lebih lanjut dengan
mortalitas. Berdasarkan studi oleh menggunakan data dalam jumlah yang
Almeida-Pititto et al, DM akan lebih besar dan memperhatikan
meningkatkan risiko mortalitas sebesar kelengkapan data.
2.50 (1.74 - 3.59) kali lebih tinggi. Pasien

282
Tarumanagara Med. J. 3, 2, 274-283, April 2021

DAFTAR PUSTAKA
1. Rothan HA, Byrareddy SN. The 15. Wang X, Fang X, Cai Z, et al. Comorbid
epidemiology and pathogenesis of chronic diseases and acute organ injuries are
coronavirus disease (COVID-19) outbreak. J strongly correlated with disease severity aand
Autoimmun. May 2020;109:102433. mortality among COVID-19 patients: A
2. Jin Y, Yang H, Ji W, et al. Virology, systemic review and meta-analysis. Research
epidemiology, pathogenesis and control of (Wash DC). Apr 2020;2402961.
COVID-19. Viruses. Mar 2020;12(4): 372. 16. Drager LF, Abreu AP, Bortolotto LA, et al. Is
3. Harapan H, Itoh N, Yufika A, et al. hypertension a real risk factor for poor
Coronavirus disease 2019 (COVID-19): A prognosis in the COVID-19 pandemic?. Curr
literature review. J Infect Public Health. May Hypertens Rep. 2020;22(6):43.
2020;13(5):667-73. 17. Pititto BA, Dualib PM, Zajdenverg L, et al.
4. Shi Y, Wang G, Cai X. et al. An overview of Severity and mortality of COVID 19 in
COVID-19. J Zhejiang Univ Sci B. May patients with diabetes, hypertension and
2020;21(5):343-60. cardiovascular disease: a meta-analysis.
5. Dong E, Du H, Gardner L. An interactive Diabetology & Metabolic Syndrome. Aug
web-based dashboard to track COVID-19 in 2020, 12(1):75.
real time. The Lancet. Infectious diseases. 18. Jain V, Yuan JM. Predictive symptoms and
May 2020;20(5):533–4. comorbidities for severe COVID-19 and
6. Dinas Kesehatan DKI Jakarta. (2020). Data intensive care unit admission: a systematic
Pemantauan Covid-19 DKI Jakarta. Diakses review and meta-analysis. Int J Public Health.
dari: https://corona.jakarta.go.id/id/data- May 2020:1-14.
pemantauan. 19. Du RH, Liang LR, Yang CQ, et al. Predictors
7. Akbar J. Perjalanan Pandemi Covid-19 di of mortality for patients with COVID-19
Indonesia, Lebih dari 100.000 Kasus dalam 5 pneumonia caused by SARS-CoV-2: A
Bulan. [Internet] Kompas.com.2020 prospective cohort study. Eur Respir J. May
8. Satgas COVID-19 Indonesia. (2020). ‘Peta 2020;55(5):2000524.
Sebaran COVID-19 di Indonesia’ Diakses di: 20. Williamson EJ, Walker AJ, Bhaskaran K, et
https://covid19.go.id/peta-sebaran. 2020. al. Factors associated with COVID-19-
9. Baron S, Fons M, Albrecht T. Viral related death using OpenSAFELY. Nature.
Pathogenesis. In: Baron S, editor. Medical Jul 2020;584(7821):430–6.
Microbiology. 4th edition. Galveston (TX): 21. Gasparini M, Khan S, Patel JM, et al. Renal
University of Texas Medical Branch at impairment and its impact on clinical
Galveston; 1996. Chapter 45. Available from: outcomes in patientswho are critically ill with
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK81 COVID-19: a multicentre observational
49 study. Anaesthesia. Oct 2020;76(3):320-6.
10. Longo DL, Fauci AS, Kasper DL, Hauser SL, 22. Guan W, Liang W, Zhao Y, et al.
Jameson J, Loscalzo J. eds. Harrison's Comorbidity and its impact on 1590 patients
Principles of Internal Medicine, 18e. New with COVID-19 in China: a nationwide
York, NY: McGraw-Hill. 2020. analysis. Eur Respir J. March 2020;
11. Noor FM, Islam MM. Prevalence and 2000547[14p].
associated risk factors of mortality among 23. Mehra MR, Desai SS, Kuy SR, Henry TD.
COVID-19 patients: A meta-analysis. J Cardiovascular disease, drug therapy and
Community Health. Dec 2020;45(6):1270- mortality in Covid-19. N Engld J Med Jun
82. 2020;382:e102.
12. Pradhan A, Olsson PE. Sex differences in
severity and mortality from COVID 19: Are
males more vulnerable?. Biol sex Differ.
2020;11:53.
13. Bonanad C, Blas SG, Santabalbina FT, et al.
The effect of age on mortality in patients with
COVID-19: A meta-analysis with 611,583
subjects. Journal of the American Medical
Directors Association. Jul 2020;21(7):915-8.
14. Liang X, Shi L, Wang Y, et al. The
association of hypertension with the severity
and mortality of COVID-19 patients:
Evidence based on adjusted effect estimates.
J Infect. Sep 2020;81(3):e44-47.

283

Anda mungkin juga menyukai