Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS INSTRUMEN

LINIERITAS, LOD, LOQ PARACETAMOL

Disusun oleh:

Aprilia Dian Partisia (611910041)


Aulia Intan Triwidyawati (611910042)
Meganingrum Wulandari (611910067)
Rizki Arinovita (611910077)
Putri Anggraeni Wardani (611910094)
Ahmad Shaufi (612010004)

Program Studi Farmasi


Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Ma Chung
2021
1. Tujuan Praktikum :
a. Mahasiswa terampil menyusun protokol validasi metode analisis
b. Mahasiswa terampil melakukan penetapan kadar Paracetamol menggunakan
metode HPLC

2. Prinsip Dasar :

Rumus Kimia Paracetamol

Parasetamol merupakan senyawa aromatis yang terhubung dengan


auksokrom yaitu -OH sehingga mempunyai serapan yang signifikan
pada daerah UV. Berdasarkan hukum Lambert-Beer, ada hubungan
linear antara konsentrasi suatu senyawa dengan serapannya pada
daerah UV (A = ebc) sehingga dapat dilakukan penetapan kadar
parasetamol dengan metode regresi linear. Selain itu, pola serapan juga
dipengaruhi oleh medium (pelarut) sehingga mahasiswa perlu
mempelajari pengaruh pelarut terhadap pola serapan suatu senyawa.

3. Dasar Teori : Perkembangan obat pada saat menjadi sudah banyak bentuk dan
persediaanya sehingga obat penggunaan obat telah mengalami banyak
peningkatan. Parasetamol merupakan kristal berwarna putih, tidak berbau dan
rasanyapahit. Jarak lebur antara 169-171 ºC. Pada suhu ruang parasetamol
memiliki berat jenis 1,293 gr/ml, kelarutannya 14,5 mg/ml dalam air suling.
Parasetamol adalah asam lemah, larutanjenuhnya dalam air mempunyai pH5,3-6,5
padasuhu ruang (Boyke,1997).Dalam larutan, parasetamol sedikit sensitif terhadap
cahaya dan dapat terdegradasi melalui mekanisme disosiasi ikatan N-C.
Parasetamol dalam bentukyang kering dan murni sangat stabil pada temperatur
sekurang-kurangnya 45ºC.Jika dibiarkan pada kondisi lembab maka parasetamol
akan terhidrolisis menjadi p-aminofenol .Penelitian ini menggunakan metode
HPLC dengan menggunakan kromatografi cair untuk analisis dalam tujuan
efektivitas yang lebih banyak dalam fase gerak. HPLC ini merupakan salah satu
faktor penentu keberhasilan dalam proses pemisahan dalam zat cair. Prinsip kerja
HPLC adalah pemisahan komponen analit berdasarkan kepolarannya, setiap
campuran yang yang keluar akan terdeteksi dengan detektor dan direkam dalam
bentuk kromatogram, dimana jumlah peak menyatakan jumlah komponen,
sedangkan luas peak menyatakan konsentrasi komponen dalam campuran.
4. Alat dan bahan
Bahan: Parasetamol p.a, tablet parasetamol, akuades
Alat: labu takar 50 mL, labu takar 250 mL, labu takar 100 mL , labu takar 10
mL, pipet volume 1 mL, pipet ukur 10 mL, HPLC

Pembuatan Larutan Seri Parasetamol

Diperlukan larutan standar parasetamol dalam pembuatan larutan seri.

Pembuatan larutan seri parasetamol 5 mL dengan konsentrasi 50, 60, 70, 80, 90, 100, 120,
130, 140, 150ppm.

Pembuatan larutan seri paracetamol dilakukan dengan cara dipipet masing – masing
larutan standar parasetamol 1000 ppm dengan volume masing – masing 0,5 mL; 0,6
mL; 0,7 mL; 0,8 mL; 0,9 mL; 1 mL; 1,2 mL; 1,3 mL; 1,4 mL; dan 1,5 mL ke dalam
labu ukur 10 mL.

Ditambahkan larutan A sampai tanda batas 10 mL.

Pembuatan Fase Gerak

Pembuatan 100 mL fase gerak, diperlukan methanol sebanyak 25 mL,

tambahkan aquadest sebanyak 75 mL..


Pembuatan Larutan Sampel

Pembuatan larutan sampel yang akan dianalisis dilakukan dengan cara dipipet 0,2 mL larutan
stok sampel ke dalam labu ukur 5 mL

ditambahkan larutan A hingga batas 5 mL.

Kondisi analisis

Fase gerak :Air dan metanol (3;1)

Fase diam : L1 (C-18 (1,5-2mm)

Volume injeksi : 10µl

Laju Alir: 2ml/menit

Detektor : Uv-Vis (243nm)

Pembuatan Baku Induk

Ditimbang 50mg paracetamol =

50 mg 1000 ml 100 mg
× = =5000 ppm
100 ml L L

Dilarutkan dalam 100ml pelarut

Pembuatan baku induk antara


Dipipet 2ml larutan baku induk kemudian larutkan dalam fase gerak 10ml
1000 ppm
×10 ml=2 ml
5000 ppm

No Kadar (ppm) Dipipet ml Volume akhir (ml)


1. 50 ppm 0,5 ml 10ml

2. 60 ppm 0,6 ml 10ml

3. 70 ppm 0,7 ml 10ml

4. 80 ppm 0,8 ml 10ml


5. 90 ppm 0,9 ml 10ml

6. 100 ppm 1 ml 10ml

7. 120 ppm 1,2 ml 10ml

8. 130 ppm 1,3 ml 10ml

9. 140 ppm 1,4 ml 10ml

10. 150 ppm 1,5 ml 10ml

Perhitungan Baku Kerja

50 ppm
1. × 10 ml=5 ppm = 500 µl
1000 ppm

60 ppm
2. × 10 ml=6 ppm = 600 µl
1000 ppm

70 ppm
3. × 10 ml=7 ppm = 700 µl
1000 ppm

80 ppm
4. ×10 ml=8 ppm = 800 µl
1000 ppm

90 ppm
5. × 10 ml=9 ppm = 1800 µl
1000 ppm

100 ppm
6. ×10 ml=1,0 ppm = 1000 µl
1000 ppm

120 ppm
7. × 10 ml=1,2 ppm = 1200 µl
1000 ppm

130 ppm
8. ×10 ml=1,3 ppm = 1300 µl
1000 ppm

140 ppm
9. ×10 ml=1,4 ppm = 1400 µl
1000 ppm

150 ppm
10. × 10 ml=1,5 ppm = 1500 µl
1000 ppm
L1 Oktadesil silana terikat secara kimiawi pada partikel mikro silika berpori atau partikel
mikro keramik, dengan diameter 1,5 µm sampai 10 µm, atau batang silika monolitik.

L2 Oktadesil silana terikat secara kimiawi pada silika gel dengan porositas permukaan yang
diatur dan terikat pada suatu inti bulat padat diameter 30 µm sampai 50 µm.

L3 Partikel silika berpori, diameter 1,5 µm sampai 10 µm, atau batang silika monolitik.

L4 Silika gel dengan porositas permukaan yang diatur dan terikat pada suatu inti bulat padat,
diameter 30 µm sampai 50 µm.

L5 Alumina dengan porositas permukaan yang diatur, dan terikat pada suatu inti bulat padat,
diameter 30 µm sampai 50 µm.

L6 Penukar kation kuat berupa polimer fluoro karbon tersulfonasi dilapiskan pada suatu inti
bulat padat, diameter 30 µm sampai 50 µm.

L7 Oktilsilana terikat secara kimiawi pada partikel silika yang berpori seluruhnya atau
berpori permukaan, diameter 1,5 µm sampai 10 µm, atau batang silika monolitik.

L8 Suatu lapisan monomolekuler aminopropil silana yang terikat secara kimiawi pada
penyangga silika gel yang berpori seluruhnya, diameter 1,5 µm sampai 10 µm, atau
batang silika monolitik.

L9 Silika gel tak beraturan, ukuran 3 µm sampai 10 µm, yang seluruhnya berpori dan diberi
lapisan penukar kation yang bersifat asam kuat dan terikat secara kimiawi.

L10 Gugus nitril yang terikat secara kimiawi pada partikel silika berpori, diameter 1,5 µm
sampai 10 µm, atau batang silika monolitik.

L11 Gugus fenil yang terikat secara kimiawi pada partikel silika berpori, diameter 1,5 µm
sampai 10 µm, atau batang silika monolitik.

L12 Suatu penukar anion kuat untuk isi kolom yang dibuat dari amina kuartener yang terikat
secara kimiawi pada inti silika bulat padat, diameter 30 µm sampai 50 µm.

L13 Trimetilsilana yang terikat secara kimiawi pada partikel silika berpori, diameter 3 µm
sampai 10 µm.

L14 Silika gel, diameter 5 µm sampai 10 µm, dengan lapisan penukar anion ammonium
kuartener yang bersifat basa kuat dan terikat secara kimiawi.

L15 Heksilsilana yang terikat secara kimiawi pada partikel silika yang berpori seluruhnya,
diameter 3 µm sampai 10 µm.

L16 Dimetilsilana yang terikat secara kimiawi pada partikel silika berpori, diameter 5 µm
sampai 10 µm.
L17 Resin penukar kation kuat yang terdiri dari kopolimer ikatan silang stirena-
divinilbenzena tersulfonasi dalam bentuk hidrogen, diameter 6 µm sampai 12 µm.

L18 Gugus amino dan siano yang terikat secara kimiawi pada partikel silika berpori,
diameter 3 µm sampai 10 µm.

L19 Resin penukar kation kuat yang terdiri dari kopolimer ikatan silang stirena-
divinilbenzena tersulfonasi dalam bentuk kalsium, diameter 5 µm sampai 15 µm.

L20 Gugus dihidroksipropan yang terikat secara kimiawi pada partikel silika berpori atau
partikel hibrid, diameter 1,5 µm sampai 10 µm, atau batang silika monolitik.

L21 Suatu kopolimer stirena-divinilbenzena ber bentuk bulat yang kaku, diameter 3 µm
sampai 30 µm.

L22 Resin penukar kation terbuat dari gel poli stiren yang berpori dengan gugus asam
sulfonat, diameter 5 µm sampai 15 µm.

L23 Resin penukar anion terbuat dari gel polimeta krilat atau poliakrilat berpori dengan
gugus amonium kuartener, ukuran 7 µm sampai 12 µm.

L24 Polivinilalkohol yang terikat secara kimiawi pada partikel silika berpori, diameter 5 µm.

L25 Isi kolom dengan kemampuan untuk memisahkan senyawa-senyawa dengan bobot
molekul 100 hingga 5000 (ditentukan sebagai polietilen oksida), yang dipakai untuk
polimer larut air yang bersifat netral, anionik dan kationik. Yang sesuai untuk digunakan
adalah resin polimetakrilat yang mempunyai ikatan silang dengan eter polihidroksil
(permukaannya mengandung sedikit sisa gugus fungsi karboksil).

L26 Butil silana yang terikat secara kimiawi pada partikel silika yang berpori seluruhnya
atau berpori permukaan, diameter 1,5 µm sampai 10 µm.

L27 Partikel silika berpori, diameter 30 µm sampai 50 µm.

L28 Suatu penyangga multifungsi, yang terdiri dari substrat silika berbentuk bulat, dengan
tingkat kemurnian tinggi, ukuran 100 Angstrom, yang terikat dengan gugus fungsi anion
(amina) disamping fungsi fase balik C8 konvensional.

L29 Partikel polibutadiena-alumina berbentuk bulat (gamma alumina, fase balik, persen
bobot karbon rendah), diameter 5 µm dengan volume pori 80 Angstrom.

L30 Etil silana yang terikat secara kimiawi pada partikel silika yang berpori seluruhnya,
diameter 3 µm sampai 10 µm.

L31 Resin penukar anion kuat, amina kuarterner, selektif terhadap hidroksida, terikat pada
partikel lateks pada inti partikel makro pori dengan diameter inti 8,5 µm dengan ukuran
pori 2000 angstrom dan mengandung ikatan silang etil-vinil benzena dengan
divinilbenzena 55%.
L32 Suatu penukar ligan kiral disalut dalam kompleks tembaga L-prolina yang terikat secara
kovalen pada partikel silika tidak beraturan, diameter 5 µm sampai 10 µm.

L33 Kolom berisi silika berbentuk bulat dan diproses untuk memberikan stabilitas pH
dengan kapasitas pemisahan molekul dekstran berukuran 4.000 sampai 500.000 Da.

L34 Resin penukar kation kuat yang terdiri dari ikatan silang kopolimer stirena-
divinilbenzena tersulfonasi dalam bentuk garam Pb, diameter 7 µm sampai 9 µm.

L35 Silika berbentuk bulat yang distabilisasi dengan zirkonium dan disalut dengan satu fase
lapisan molekul hidrofilik (tipe diol) berpori dengan ukuran 150Å.

L36 Turunan 3,5 dinitrobenzoil dari L-fenilglisin yang terikat secara kovalen pada
aminopropil silika yang berukuran 5 µm.

L37 Gel polimetakrilat dengan kapasitas pemisahan molekul protein berukuran 2.000 sampai
40.000 Da.

L38 Kolom eksklusi ukuran berisi metakrilat untuk zat uji yang larut dalam air.

L39 Gel polihidroksimetakrilat hidrofilik dari resin bulat yang berpori seluruhnya.

L40 Partikel silika berpori dengan diameter 3 µm sampai 20 µm yang dilapisi selulosa tris 3-
5-dimetilfenilkarbamat.

L41 α1 Asam glikoprotein yang tidak bergerak pada partikel silika bulat dengan diameter 5
µm.

L42 Gugus oktilsilana dan oktadesilsilana yang terikat secara kimia pada partikel silika
berpori, diameter 5 µm.

L43 Gugus pentafluorofenil yang terikat secara kimia pada partikel silika oleh
propil“spacer”, diameter 1,5 µm sampai 10 µm.

L44 Penyangga multifungsional yang berisi substrat silika bulat dengan kemurnian tinggi 60
Å, yang terikat dengan penukar kation, asam sulfonat, dalam fase balik konvensional C8.

L45 Beta siklodekstrin, turunan R,S-hidroksipropil eter yang terikat pada partikel silika
berpori, diameter 3 µm sampai µm.

L46 Substrat polistirena/ divinilbenzena yang teraglomerasi pada butiran lateks amonium
kuarterner, diameter lebih kurang 9 µm sampai 11 µm.

L47 Substrat mikropori penukar anion berkapasitas tinggi yang dibuat berfungsi dengan
gugus trimetilamina diameter 8 µm.

L48 Polistirena dengan ikatan silang tersulfonasi dengan butiran mikro penukar anion
berpori, dengan lapisan luar submikron, diameter 5 µm sampai 15 µm.

L49 Kolom fase balik yang berisi partikel zirkonia bulat berpori dengan lapisan tipis
polibutadiena dengan diameter 3 µm sampai 10 µm.

L50 Resin multifungsional dengan penahan fase balik yang berfungsi sebagai penukar anion
kuat, berisi 55% ikatan silang etilvinilbenzena dengan polimer divinilbenzena, diameter
3 µm sampai 15 µm, dan luas permukaan tidak kurang dari 350 m2 per gram. Substrat
disalut dengan partikel lateks yang difungsikan dengan ammonium kuarterner berisi
ikatan silang stirena-divinilbenzena

L51 Partikel silika bulat berpori, disalut dengan amilosa tris 3,5-dimetilfenilkarbamat,
diameter 3 µm sampai 10 µm.

L52 Resin penukar kation kuat yang terbuat dari silika berpori dengan gugus sulfopropil,
diameter 5 µm sampai 10 µm.

L53 Resin penukar kation lemah terdiri dari ikatan silang etilvinilbenzena 55% dengan
kopolimer divinil benzena, diameter 3 µm sampai 15 µm. Substrat merupakan
permukaan dengan tambahan monomer difungsikan dengan asam karboksilat dan/atau
asam fosfat. Kapasitas tidak kurang dari 500 µEq per kolom.

L54 Kolom eksklusi ukuran sedang yang terbuat dari ikatan kovalen dekstran dengan ikatan
silang kuat butiran agarosa berpori, diameter 5 µm sampai 15 µm.

L55 Resin penukar kation kuat yang terbuat dari silika berpori yang dilapisi dengan
kopolimer asam maleat-polibutadiena, diameter lebih kurang 5 µm.

L56 Propilsilana yang terikat secara kimia pada partikel silika yang berpori seluruhnya atau
berpori permukaan, diameter 3 µm sampai 10 µm.

L57 Ovomukoid yang diketahui sebagai protein kiral yang terikat secara kimia pada partikel
silika, diameter lebih kurang 5 µm dan ukuran pori 120Å.

L58 Resin penukar kation kuat yang terdiri dari ikatan silang kopolimer stirena-
divinilbenzena tersulfonasi dalam bentuk garam natrium, diameter lebih kurang 6 µm
sampai 30 µm.

L59 Kolom ekslusi ukuran berisi silika (1,5 µm sampai 10 µm) atau kolom yang disalut
dengan lapisan hidrofilik dan mempunyai kapasitas pemisahan protein dengan berat
molekul 5 kDa sampai 7000 kDa.

Perhitungan Analisi Presisi, Akurasi Paracetamol


Cmin = 50 ppm
Cmax = 150 ppm
Perhitungan Presisi
- Presisi : 3 konsentrasi yang digunakan 70, 100, 130 ppm
1. Timbang paracetamol 10 mg larutkan 10 ml
0,7 ml
- 70 ppm = x 1000 ppm = 0,7 ml
10 ml
1ml
- 100 ppm = x 1000 ppm = 1 ml
10 ml
1,3 ml
- 130 ppm = x 1000 ppm = 1,3 ml
10 ml
2. Tambahkan sampel paracetamol 70, 100, 130 ppm
- Sampel
10 mg
= 1000 ppm
10 ml

- Akurasi
1) Timbang 10 mg paracetamol dilarutkan dalam labu ukur 10 ml
2) Konsentrasi yang dipilih 100 ppm
30
30% = x 100 ppm = 30 ppm
100
45
45% = x 100 ppm = 45 ppm
100
60
60% = x 100 ppm = 60 ppm
100
- Baku
3
1. x 1000 ppm = 300 ppm
10 ml
4,5
2. x 1000 ppm = 450 ppm
10 ml
6
3. x 1000 ppm = 600 ppm
10 ml
Baku + sampel
- 30 ppm + 100 ppm = 130 ppm
- 45 ppm + 100 ppm= 145 ppm
- 60 ppm + 100 ppm = 160 ppm

Anda mungkin juga menyukai