Anda di halaman 1dari 23

PERCOBAAN I

Mengetahui Kadar Asam Salisilat dalam Salep Secara Kualitatif & Kuntitatif

Tujuan

Mengetahui kadar asam salisilat dalam salep

Dasar Teori

Salep digunakan sebagai obat luar. Untuk penyakit kurap, kudis, panu.

Asam Salisilat berupa hablur tidak berwarna.

Titrasi asam basa menggunakan prinsip netralisasi. Dimana asam sebagai sampel dan basa
sebagai peniter.

Struktur Asam Salisilat

Alat dan Bahan

Alat :

✓ Timbangan analitik
✓ Labu ukur
✓ Beaker glass
✓ Erlenmeyer
✓ Buret
✓ Statif
✓ Pipet gondok
✓ Batang pengaduk
✓ Plat tetes
✓ Pipet tetes
✓ Spatula
Bahan :

✓ Salep 2-4
✓ Larutan FeCl3
✓ H2SO4 pekat
✓ Metanol
✓ Etanol
✓ Indikator pp
✓ NaOH 0,1N

Cara Kerja

1. Cara Kerja Analisis Kualitatif


a. Siapkan alat dan bahan
b. Dalam plat tetes ( Salep + Lar.FeCl3 beberapa tetes) Amati
c. Setelah itu tambahkan H2SO4 pekat beberapa tetes dan metanol. Amati

2. Cara Kerja Analisis Kuantitatif


a. Siapkan alat dan bahan
b. Standarisasi NaOH dengan asam oksalat
c. Timbang 80 mg asam oksalat lalu larutkan 100ml aquadest
d. Setelah itu pipet 10ml masukan dalam erlenmeyer tambahkan 2-3 tetes ind.pp
e. Titrasi dengan NaOH 0,1 N
f. Catat volume NaOH terpakai dan Hitung C standar

NaOH Standar : mg as.oksalat (H2C2O4..2H2O)

Vol.NaOH x BST as.oksalat x Fp

Menurut FI IV : 1ml NaOH  13,81 mg asam salisilat C7H6O3

Kadar as.salisilat : Vol.NaOH x N.Standar/0,1 x Kesetaraan x Fp x 100%

Bobot as.Salisilat
PERCOBAAN II

MENGHITUNG KADAR AMOXICILLIN

Tujuan
Memahami serta mampu melakukan analisis kuantitatif senyawa obat amoxicilin dengan metode
spektrofotometri UV.

Alat dan Bahan


Alat :
✓ Spektrofotometer Uv
✓ Kuvet
✓ Beaker Glass
✓ Corong
✓ Spatula
✓ Labu Ukur
✓ Timbangan Analitik
✓ Kertas Saring
✓ Mortir&Stemper
✓ Pipet Ukur
✓ Ruber Bulb
✓ Pipet Tetes,
✓ Gelas Ukur
✓ Tissue.
✓ Aquades
Bahan :
✓ Serbuk Amoxicillin Trihidrat
✓ Tablet Amoxicillin
✓ Larutan NaOH 0,1 N.

Cara Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan
2. Timbang 100mg serbuk Amoxicillin Trihidrat larutkan sampai 100ml
3. Lalu pipet dan buatlah deret standar 0ppm, 2ppm, 3ppm, 4ppm, 5ppm ad kan sampai 100ml
dan hitung ABS di panjang gelombang 250-350 nm.
4. Untuk penetapan kadar, timbang tablet Amoxicillin laru gerus dan timbang lagi tablet yang
sudah digerus sampai 100mg.
5. Larutkan dengan etanol ad 25ml, lalu maserasi dengan pengadukan menggunakan magnetik
stiker, saring, encerkan sampai 100ml
6. Preparasi sampel triplo dan analisis dengan spektro

% kadar : y-a x Fp.Vol Sampel x 100%


b berat sampel x 1000

SD : √ ∑ ( X – X )2
n-1
PERCOBAAN III

MENGUJI KEMURNIAN DAN KADAR PARACETAMOL DENGAN METODE


SPEKTROFOTOMETRI

Tujuan

Menguji kemurnian dan kadar paracetamol secara spektrofotometri

Dasar Teori

Paracetamol mengandung tidak lebih dari 98.0% dan tidak kurang dari 90.0% C8H9NO2, dihitung
terhadap zat anhidrat. Berupa serbuk hablur putih tidak berbau, rasa sedikit pahit, harus dalam air
mendidih dan dalam natrium hidroksida 1 N, mudah larut dalam etanol (FI eds IV halaman 649).

Paracetamol luas digunakan dalam terapi simpthomatis karena sifat / dayanya sebagai analgesik
antipiretik. Dalam sediaan dapat dibuat dalam bentuk padat, suspensi atau elixir.

Spektrofotometri merupakan suatu metode analisa yang menggunakan prinsip pengukuran


berdasarkan serapan (absorbans) atau transmitan suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang.
Dalam teknisnya penggunaan spektrofotometri mengadap teori prinsip hukum Lambert-beer yaitu
absorbansi suatu sampel terhadap radiasi monokromatis suatu cahaya akan berbanding lurus dengan
konsentrasinya.

Alat yang menggunakan prinsip/metode spektrofotometri disebut spektrofotometer. Macam –


macam spektrofotometer antara lain spektrofotometer infra merah (IR), spektrofotometer ultra
violet (UV), gabungan UV dan tampak (UV-VIS), NMR (MRI) dsb.

Alat dan Bahan

Alat :

✓ Spektrofotometer
✓ Labu ukur
✓ Beaker glass
✓ Timbangan analitik
✓ Pipet tetes
✓ Penangas air
Bahan :

✓ Paracetamol pulv
✓ Larutan NaOH 0.1 N
✓ Pereaksi FeCl3
✓ Pereaksi HCl 3N
✓ Pereaksi diazo A dan diazo B
✓ Pereaksi feling A dan feling B
Cara Kerja :

1. Analisis kualitatif
• Paracetamol ditambah pereaksi FeCl3, amati warnanyam
• Paracetamol ditambah HCl 3 N sebanyak 2 ml. Dinginkan dalam es, kemudian
tambahkan 2 ml pereaksi diazo A dan 1 ml pereaksi diazo B amati warna yang
terbentuk.
• Paracetamol ditambahkan feling A dan feling B sama banyak (aa 0.5 ml) masukan
kedalam penangas air, amati endapan yang terbentuk.
2. Analisis kuantitatif
• Timbang 50 mg Paracetamol masukan kedalam labu takar 100 ml, tambahkan 2 ml
metanol dan aquadest 100 ml (m-1)
• Dari larutan tersebut pipet 5 ml kedalam labu takar yang lain. Tambahakan aquadest
ad 100 ml (m-2)
• Dari larutan yang sudah diencerkan tersebut (m-2), dipipet 10 ml kedalam labu takar
25 ml tambahkan aquadest ad 25 ml.
• Ukur serapan sampel dengan menggunakan spektrofotometer dengan panjang
gelombang 244nm, bandingkan dengan serapan blanko dan paracetamol standar FI
(12ppm)
a) Pembuatan paracetamol standar FI (12 ppm)
➢ Timbang 12 mg Paracetamol masukan kedalam labu ukur 1000 ml
➢ Tambahkan kedalamnya 20 ml metanol kocok ad larut
➢ Tambahkan aquadest ad 1000 ml
b) Blanko
➢ Menggunakan blanko berupa campuran air dan metanol yaitu 2 ml air
+ aquadest ad 100 ml
➢ Menggunakan hanya aquadest
• Dari perbandingan nilai serapan sampel dan standar hitung kadar paracetamol tersebut.
PERCOBAAN 4

PENENTUAN KADAR VITAMIN B1 DALAM TABLET DENGAN METODE


SPECTROFOROMETRI UV-VIS

Tujuan

Mengetahui kadar vitamin B1 dalam tablet vitamin B1 secara spectroforometer

Dasar Teori

Vitamin B1 (ThiaminiHydrocloridum) mengandung tidak kurang dari 98% dan tidak lebih
dari 101,0% C12H17ClN4OS dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Pemerian :hablur kecil
atau serbuk hablur, putih, bau khas lemah mirip ragi, rasa pahit. Kelarutan mudah larut dalam air,
sukar larut dalam etanol 95% P, praktis tidak larut dalam eter P dan dalam benzene P, larut dalam
gliserol P.
Penggunaan : antiemetikum, komponen vitamin B complex.
Rumus bangun vitamin B1

Pada tablet vitamin B1, terdapat persyaratn yaitu tablet thiamin hidroklorida mengandung thiamini
hidroclorida tidak kurang dari 95% dan tidak lebih dari 115% dari jumlah yang tertera pada etiket.

Alat dan bahan

Alat Bahan
✓ Spectrofotometer ✓ Tablet vitamin b1
✓ Beaker glas ✓ Standart vitamin b1
✓ Labu ukur ✓ Larutan HCl
✓ Timbangan analitik pipet tetes ✓ Aquabides
✓ Penangas air
✓ Pipet volume
✓ Balf
Cara kerja

1 Timbang 15 tablet vitamin B1, catat bobot rata-rata tablet. Gerus tablet tersebut dan
sisihkan (M1)
2 Timbang gerusan tablet vitamin B1 tersebut setara dengan 100mg vitamin B1 (M2)
3 Larutkan M2 kedalam100ml HCl 1:60ml (M3)
4 Dari larutan M3, di pipet sebanyak 5ml, dan di tambahkan HCL 1:0 ad 50ml (m4)
5 Pipet 1ml m, masukan ke labu ukur 100ml dan masukan HCl 1:60 sampai batas tera.
Sehingga konsentrasi sample adalah 1ppm
• Buat deret standart vitamin b1 1000ppm(25mg/25ml) (m1)
• Pipet 10ml m1 masukan kedalam labu ukur 100ml, lalu btambahkan HCl
1:60 sampai batas tera (konsentrasi 10ppm) (m2)
• Di buat deret standart dengan konsentrasi 0.5ppm, 2ppm,3ppm,4ppm,6ppm
• Untuk membuat standart:
1. 0.5ppm: pipet 0,5ml tambahakan aqua ad 100ml
2. 2 ppm: pipet 2 ml tambahakan aqua ad 100ml
3. 3 ppm: pipet 3 ml tambahakan aqua ad 100ml
4. 4 ppm: 4 pipet ml tambahakan aqua ad 100ml
5. 6 ppm: pipet 6 ml tambahakan aqua ad 100ml

• Ukur serapan standart dan sample pada panjang gelombang 240nm.


Hitunglah kadar vitamin b1

Data pengamatan

Sample

Panjang gelombang :240nm

No Konstentrasi Abs
1 Sample

Deret standart

Panjang gelombang :240nm

No Konstentrasi Abs
1 0ppm
2 0,5ppm
3 2ppm
4 3ppm
5 4ppm
6 6ppm
PERCOBAAN 5

PENENTUAN KADAR KLORAMFENICOLSALE MATA DENGAN METODE


SPECTROFOROMETRI UV-VIS

BAB I

DASAR TEORI

1.1.Tujuan

Menentukan kadar kloramfenicol dalam kloramfenicol salep mata secara spektrofotometri


dan nilai A

1.2.Teori

Kloramfenicol mengandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 103,0% C11 H12
Cl2 N2 O5 , dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.

Pemerian : hablur halus berbentuk jarum atau lempeng memanjang putih sampai putih kelabu
atau putih kekuningan ; tidak berbau ; rasa pahit. Dalam larutan asam lemah, mantap.

Kelarutan : larut dalam lebih kurang 400 bagian air dalam 2,5 bagian etanol 95% dan dalam 7
bagian propilenglikol P, sukar larut dalam klorofom P atau eter P.

Dalam FI edisi III halaman 144 juga tercantum monografi untuk kloramfenicol salep mata (
Chloramphenicoli Oelentum) ; kloramfenicol salep mata mengandung kloramfenicol tidak
kurang dari 95% dan tidak lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.

Homogenitas : memenuhi syarat yang tertera pada uguentum.

Sterilitas : memenuhi uji sterilitas yang tertera pada uji keamanan hayati.

Penyimpanan : dalam tube steril.

Penandaan pada etiket harus juga tertera kadaluarsa.


BAB II
METODE

1. Alat dan Bahan


A. Alat
• Cawan
• Corong Pisah
• Beaker Glass
• Timbangan Analitik
• Spektrofotometer
• Kuvet
• Pipet Gondok
• Bulp
• Corong Kaca

B. Bahan
• Kloramphenicol Salep Mata
• Eter
• Aquadest

2. Cara Kerja
a. Ditimbang secara seksama setara dengan 10 mg kloramphenicol.
b. Dilarutkan dalam 50 ml eter
c. Diekstraksi berturut-turut dengan 50 ml, 50 ml, 50 ml dan 30 ml air.
d. Fase air dikumpulkan dan diencerkan dengan air secukupnya sampai 200 ml, dicampur,
disaring dan filtrate pertama dibuang.
e. Dipipet 10ml dan diencerkan sampai 50 ml. serapan larutan diukur pada panjang
gelombang maximum 278 nm dan A (1%, 1cm) adalah 298.
f. Dihitung kadar khloramfenicol dalam salep mata tersebut.

Konsentrasi : 𝑎
C= 𝑥 𝐹𝑝
𝐴 1% 𝑥 𝐵
PERCOBAAN VI

MENGHITUNG KADAR KLORAMFENIKOL DALAM SUSPENSI

Tujuan

Menghitung kadar chloramfenikol dalam suspensi

Dasar Teori

Kloramfenikol palmitat suspensi mengandung kloramfenikol palmitat kloramfenikol


𝑐11 𝐻12 𝐶𝐿2 𝑁2 𝑂5 tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 115,0% dari jumlah yang tertera pada
etiket.

Persamaan 1 gram kloramfenikol palmitat setara dengan 575 mg kloramfenikol base

Kloramfenikol palmitat mempunyai keunggulan jika diproduksi dalam bentuk sediaan suspensi
karena rasa nya ynag lebih manis dari pada kloramfenikol base.

Kloramfenikol base mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari
102,0%𝐶27 𝐻42 𝐶𝐿2 𝑁2 𝑂6 dihitung terhadap zat yang telah ditambahkan

Pemesanan serbuk hablur putih,licin,putih,bau lemak rasa tawar.

Kloramfenikol palmitat tidak larut dalam air,larut dalam etanol 95% dan kloramfenikol P dan dalam
N bagian eter P.

Alat dan Bahan

Alat :

- Piknometer - Neraca qualitik - Kertas saring

- Bekker glass - Corong kaca

- Pipet volume

Bahan :

Suspensi kloramfenikol palmitat - HCL encer - Aquadest

- Etanol 95% - Natrium Nitrat 10%

- Etanol 70% - Indikator P naflot

- Serbuk Zn - Ag𝑁𝑂3 & HN𝑂3

Cara Kerja :
ANALISIS KUALITATIF

1. Timbang 50 mg sampel,tambahkan dengan 3ml etanol 70 % dan 200 mg serbuk Zn akan


membentuk warna putih.
2. Panaskan di atas air selama 10 menit, lalu saring .
3. Filtrat dibagi menjadi 2 tabung, salah satu ditambah 3 tetes HCL encer dan 3 tetes Natrium
Nitrit 10% dan 3 tetes indikator β Maftol.
4. Tabung yang lain ditambahkan Ag𝑁𝑂3 & HN𝑂3 akan terbentuk endapan putih AgCL

ANALISIS KUANTITATIF

1. Tentukan bobot jenis dari suspensi kloramfenikol palmitat menggunakan piknometer


2. Timbang 1,2 g suspensi kloramfenikol palmitat,tambahkan dengan aquadest ad 100ml pada
labu takar
3. Kocok kuat selama 5 menit,diamkan 10 menit.
4. Pipet 5ml, tambahkan etanol 95% ke labu ukur 100ml ad tanda tera
5. Ukur serapan pada ƛ = 271 dengan 𝐴1%
10𝑚𝑙 = 178
PERCOBAAN VII

KADAR ANTALGIN SECARA IODIMETRI

I. TUJUAN
Menentukan kadar antalgin secara iodimetri

II. TEORI

Mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 101,0% C13H16N3NaO4S

III. METODE PERCOBAAN


A. Alat dan bahan
1. Alat
• Timbangan Analitik
• Beaker glass
• Pipet Volume
• Balep Pipet
• Tabung Reaksi
• Labu Takar
• Bunsen
2. Bahan
• Larutan I2
• Larutan Na.Tiosulfat 0,1 N
• Indikator Kanji
• Tablet antalgin
• Serbuk KI
• Larutan Hcl 6 N
B. Cara Kerja
1. Standarisasi Na. Tiosulfat
• Kedalam erlenmayer dimasukan 100mg sampel, ditambahkan 250mg KI dan
2ml HCl 6N dan indikator kanji.
• Titrasi dengan Na tiosianat yang sudah ditambahkan sampai berubah menjadi
biru.
2. Analisis
• Timbang 100 mg tab antalgin masukkkan ke labu takar tambahkan 1 ml H2O
dan 6 ml I2 0,1 N Tambahkan indikator Kanji
• Titrasi dengan Na.Tiosulfat yang sudah di standarisasi Sampai warna Biru
PERCOBAAN VIII

PENETAPAN KADAR TABLET VITAMIN C SECARA

SPEKTROFOTOMETRI

TUJUAN
Mengukur dan menghitung kadar vitamin C pada sediaan tablet

ALAT DAN BAHAN

Alat yang di gunakan : Bahan yang di gunakan :

Gelas kimia 100 Ml, 500 Ml Tablet sampel vitamin C

Labu takar 250 Ml, 100 Ml Aquades

Gelas ukur 100 Ml Asam Askorbat

Pipet volum 10 Ml

Pipet tetes

Batang pengaduk

Mortar

Spatula

Coron

Botol semprot

Spektrofotometer UV-Vis

CARA KERJA

Penentuan Kurva Standar

1. Sebanyak 750 mg dilarutkan dengan aquades kemudian dipindahkan ke dalam labu


takar 100 ml (Larutan Induk)
2. Larutan Induk dipipet untuk dibuat deret standar masing-masing 0, 5, 10, 15, 20, 25,
30ml pada labu takar 100 ml
3. Larutan standar diukur pada Spektrofotometer UV dengan panjang gelombang 271
nm (terlebih dahulu di cari panjang gelombang maksimum)
Penentuan Kadar Vitamin C

1. Sebanyak 2 gram sampel ditimbang dan dilarutkan dalam labu takar 250 ml
2. Larutan sampel diukur pada panjang gelombang maksimum
3. Lakukan pengenceran 200 kali jika Absorbans sampel tidak masuk dalam deret
Standar
PERCOBAAN IX

PENETAPAN KADAR TIAMIN HCL DALAM SEDIAAN INJEKSI

Tujuan

Menetakan kadar tiamin HCl pada sediaan injeksi Tiamin HCl

Alat dan Bahan

Alat :

- Gelas kimia 1ml - Pipet volume 10 ml - Spatula

- Kertas saring - Pipet tetes - Botol semprot

- Labu takar 10, 25, 100 ml - Corong kaca - Spektrofotometri UV-Vis

- Gelas ukur 100 ml - Batang pengaduk

Bahan :

- Aquadest

- Injeksi Tiamin HCl

- HCl 0,1 N

- Standar Tiamin HCl

Cara Kerja :

Penentuan Panjang Gel;ombang Maksimum Tiamin HCl

5. Sebanyak 100 mg standar Tiamin HCl ditimbang dan dilarutkan HCl 0,1 N dalam labu takar
100 ml sehingga menjadi larutan stock 0,1 %
6. Diambil 100 μl larutan stock tersebut dilarutkan HCl 0,1 N dalam labu takar 10 ml
7. Diukur panjang gelombang maksimum pada kisaran 00 – 400 nm

Pembuatan Deret Larutan Tiamin HCl

6. Larutan stock Tiamin HCl 0,1 % diencerkan HCl 0,1 N untuk menjadi deret standar untuk
menjadi deret standar 5. 7,5. 10. 12,5. 15 μg / ml dalam labu takar 10 ml
7. Diukur nilai absorbansi nya pada panjang gelombang maksimum
8. Dibuat nilai regresi linear
Penetapan Kadar Tiamin HCl pada sampel

1. Sebanyak 200 μl sampel injeksi dipipet dan dilarutkan HCl 0,1 N dalam labu takar 10 ml.
Sampel kemudian diencerkan menjadi 10000 kali pada labu takar dengan HCl 0,1 N
2. Diukur nilai absorbansi nya pada panjang gelombang maksimum
3. Kadar ditetapkan dengan menggunakan regresi linear.
PERCOBAAN X

Penetapan Kadar Fenilpropanolamin HCL dan CTM dengan Spektrofotometri UV-Vis

BAB I
PENDAHULUAN

Infulenza merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh virus yang dapat hidup dalam
tubuh Obat antiinfluenza sering dikombinasi dengan antihistamin untuk meningkatkan potensi dan
kegunaannya.Salah satu contohnya adalah kombinasi fenilpropanolamin hidroklorida dan
klorfeniramin maleat.Fenilpropanolamin hidroksida adalah golongan obat adregernik yang jika
dibandingkan dengan efedrin, durasi kerjanya lebih panjang, efek sentral dan efek terhadap jantung
jauh lebih rendah.Fenilpropanolamin hidroklorida digunakan sebagai dekongestan
hidung.Sementara itu, klorfeniramin maleat adalah senyawa antihistamin, yaitu zat-zat yang dapat
mengurangi atau menghalangi efek histamine.
Dalam pengawasan mutu, perlu adanya control kualitatif dan kuantitatif zat berkhasiat
dalam obat. Fenilpropanolamin hidroklorida dan klorfeniramin maleat dalam bentuk bahan baku
maupun dalam sediaan tablet masing-masing dapat ditentukan kadarnya secara titrasi bebas air,
sedangkan penetapan kadar campuran fenilpropanolamin hidroklorida dan klorfeniramin maleat
dalam sediaan kapsul dilakukan secara HPLC.
Fenilrpopanolamin hidroklorida dan klorfeniramin maleat dalam struktur kimianya memiliki
gugus kromofor sehingga keduanya memiliki serapan pada daerah UV.

Serapan maksimum klorfeniramin maleat dalam pelarut asam terjadi pada panjang
gelombang 265 nm, sedangkan untuk fenilpropanilamin hidroklorida dengan panjang gelombang
251, 257, 263 nm.
BAB II
ISI

A. TUJUAN
Mahasiswa dapat melakukan dan menjelaskan :
1. metode spektrofotometri UV-Vis
2. tahapan pengukuran analisis
3. mengetahui komponen spektro
4. fungsi masing-masing komponen instrument spektrofotometri UV-Vis
5. penetapan kadar fenilpro dan CTM dengan spektrofotometri UV-Vis
6. validasi metode dan kalibrasi alat instrument
7. pengolahan data dan menyimpulkan hasil percobaan

B. PINSIP DASAR METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis


Pengukuran molekul melalui ekstasi electron dari keadaan energy dasar ke keadaan energy
tereksitasi dengan adanya energy (E) atau panjang gelombang ( ) yang sesuai. Energy yang berasal
dari sumber radiasi Lampu Tungsten untuk UV-Vis. Dengan daerah pengukuran panjang
gelombang 220 – 280 nm untuk spektrofotometri UV-Vis guna menentukan panjang gelombang
maksimum yang memberikan serapan maksimum fenilpropanolamin HCl dan klorfeniramin maleat.

C. BAHAN
1. Fenilpropanolamin HCl
2. Chlorpheniramine maleat
3. HCl 0.1N sebagai pelarut

D. ALAT
1. Spektrofotometer UV-VIS
2. Kuvet
3. Labu ukur 100 ml
4. Labu uku 25 ml
5. Pipet volume 4 ml, 8ml, 10ml, 25 ml

E. PROSEDUR
Pembuatan larutan verifikasi
1. Pembuatan larutan baku kerja fenilpropanolamin HCl
a. Timbang 200 mg fenilpropanolamin HCl ke dalam labu ukur 100 ml. tambahkan HCl 0,1 N ad
garis tanda, lalu kocok ad larut. >> BI-FP 2000 ppm
b. Isikan ke dalam masing-masing 5 labu ukur 25,0 ml berurutan
- 1,0 ml lar. BI-FP ditambah HCl 0,1 N ad garis tanda (80 ppm)
- 2,0 ml lar. BI-FP ditambah HCl 0,1 N ad garis tanda (160 ppm)
- 3,0 ml lar. BI-FP ditambah HCl 0,1 N ad garis tanda (240 ppm)
- 4,0 ml lar. BI-FP ditambah HCl 0,1 N ad garis tanda (320 ppm)
- 5,0 ml lar. BI-FP ditambah HCl 0,1 N ad garis tanda (400 ppm)
2. Pembuatan larutan baku induk klorfeniramin Maleat
a. Timbang 24 mg klorfeniramin maleat ke dalam labu ukur 100 ml. tambahkan HCl 0,1 N ad garis
tanda, lalu kocok ad larut. >> BI-CTM 240 ppm
b. Isikan ke dalam masing-masing 5 labu ukur 25,0 ml berurutan
- 1,0 ml lar. BI-CTM ditambah HCl 0,1 N ad garis tanda (9,60 ppm)
- 2,0 ml lar. BI-CTM ditambah HCl 0,1 N ad garis tanda (19,2 ppm)
- 3,0 ml lar. BI-CTM ditambah HCl 0,1 N ad garis tanda (28,8 ppm)
- 4,0 ml lar. BI-CTM ditambah HCl 0,1 N ad garis tanda (38,3 ppm)
- 5,0 ml lar. BI-CTM ditambah HCl 0,1 N ad garis tanda (48,0 ppm)
3. Sampel ditimbang setara dengan 15mg fenilpropanolamin HCl dan 2 mg CTM, kemudian di ad-kan
ke dalam labu ukur 25,0 ml lalu disaring. Filtrat di pipet 4ml lalu di adkan 10ml.
4. Ukur serapan atau absorban salah satu larutan baku fenilpropanolamin HCl dan larutan baku CTM
dengan kuvet 1 cm untuk menentukan ( maks). Kedua kurva di overlay sehingga
diperoleh perpotongan antara kedua kurva.
5. Ukur serapan / absorban larutan baku fenilpropanolamin HCl dan larutan baku CTM pada
3 yang telah ditentukan.
6. Hitung.

Anda mungkin juga menyukai