Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS INSTRUMEN PERCOBAAN 1

ANALISIS AMOXICILLIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRA-VIOLET (UV)

Disusun oleh:

1. 2. 3. 4. 5.

Khilman Husna P Windhiana Sapti Argi Gitanti Rohman Fathia Rahmi Zaen Nova Amalia

(G1F011036) (G1F011038) (G1F011040) (G1F011044) (G1F011046)

Golongan

: II B

Kelompok : 1 Hari/tanggal: Senin, 1 April 2013 Asisten : Kak Mayang

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN FARMASI PURWOKERTO 2013

ANALISIS AMOXICILLIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRA-VIOLET (UV)

A. Tujuan Praktikum Melakukan prinsip analisis kuantitatif senyawa obat dengan metode spektrofotometri UV.

B. Metode Percobaan B.1. Tinjauan Pustaka Spektroskopi adalah metode penelitian yang didasarkan pada interaksi antaramateri dengan cahaya. Bila materi disinari cahaya, maka ada kemungkinan bahwacahaya akan diserap, dihamburkan, dipantulkan, dibelokkan, atau diubah sudutgetarnya. Spektrofotometri dapat dibayangkan sebagai suatu perpanjangan daripenilikan visual dimana studi yang lebih terinci mengenai pengabsorpsian energicahaya oleh spesies kimia memungkinkan kecermatan yang lebih besar dalampencirian dan pengukuran kuantitatif (Underwood, 2001). Spektrofotometer adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer.Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentudan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan ataudiabsorbsi. Jadi, spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif jikaenergi tersebut ditransmisikan, direfleksikan, atau diemisikan sebagai fungsi daripanjang gelombang. Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinyu, monokromator, sel pengabsorbsi untuk larutan sampel atau blanko dansuatu alat untuk perbedaan absorbsi antara sampel dan blanko ataupun pembanding(Khopkar, 2003). Spektrofotometri ini hanya terjadi bilaterjadi perpindahan elektron dari tingkat energi yang rendah ke tingkat energi yanglebih tinggi. Perpindahan elektron tidak diikuti oleh perubahan arah spin, hal inidikenal dengan sebutan tereksitasi singlet (Khopkar, 2003).

B.2. Cara Kerja

1. Penetapan Panjang Gelombang Maksimum 500 mg Amoxicillin Hasil 2. Penetapan Waktu Reaksi (OperatingTime) 500 mg Amoxicillin Dilarutkan dalam 250 mL NaOH 0,1 N Diencerkan 50 x dengan NaOH 0,1 N Diamati absorbansi pada maks dengan interval waktu 5, 10, 25, 30, 5, 60 menit Hasil 3. Pembuatan Kurva Baku Kadar Amoxicillin DataAbsorbansi & Kadar Amoxicillin Hasil 4. Pengukuran Kadar Amoxicillin 10 Tablet Amoxicillin Amoxicillin - Diambil secara acak Ditimbang satu per satu Digerus halus hngga homogen Dikalibrasi dengan regresi linier Sehingga blanko adalah NaOH 0,1 N Dibuat kurva Dilarutkan dalam 250 mL NaOH 0,1 N Diencerkan 50 x dengan NaOH 0,1 N Dibaca absorbansi pada = 200 380 nm

Serbuk Amoxicillin Amoxicillin

Ditimbang dalam jumlah tertentu Dilarutkan dengan NaOH 0,1 N Dikocok selama 10 menit Didiamkan dalam ruang tertutup 15 menit Disentrifugasi, diambil supernatannya 5 mL filtrat diencerkan dengan NaOH 0,1 N Diukur absorbansi pada maks NaOH 01 N blanko Dilarutkan replikasi 3 x Dihitung kadarnya

5 mL filtrat

Dibuang

Hasil

C. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini antara lain neraca, mortir, stemper, labu ukur 500; 100; 50; 25; 10 ml, gelas timbang, pipet tetes, pipet ukur, pipet volume 1; 2; 5; 10 ml, spektrofotometer UV-Vis, kuvet, tabung reaksi, alat sentrifugasi, tabung sentrifugasi dan corong. Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain Amoxicillin, NaOH dan akuades.

D. Data Pengamatan Perlakuan Gambar

500gr amoxicillin dilarutkan dalam 250ml NaOH 0,1N, diencerkan 50x dengan NaOH 0,1N lalu dibaca absorbansinya pada = 200 - 380nm

Larutan baku kemudian diencerkan kembali menjadi 10ppm, 15ppm, dan 20ppm

10 tablet amoxicillin diambil secara acak lalu di timbang satu persatu, kemudian digerus halus hingga homogen

Serbuk amoxicillin ditimbang dalam jumlah tertentu dan dilarutkan dengan NaOH 0,1N, dikocok selama 10 menit lalu didiamkan dalam ruang tertutup selama 15 menit

Larutan amoxicillin dengan NaOH disentrifugasi dengan kecepatan 3000putaran/10menit lalu filtrat diencerkan dengan NaOH 0,1N, diukur absorbansinya pada max dan dilakukan dengan 3x replikasi

E. Perhitungan D.1. Pengenceran amoxicillin baku 500 mg/ 250ml = 2mg/ml = 2000g/ml Kurva baku = 10ppm, 15ppm, 20ppm

*Pengenceran 50x M1 . V1 = M2 . V2 2000 . 1 = M2 . 50ml M2 = 40ppm *Pengenceran 10ppm

M1 . V1 = M2 . V2 40 . V1 = 10 . 25 V1 = 6,25ml *Pengenceran 15ppm M1 . V1 = M2 . V2 40 . V1 = 15 . 25 V1 = 9,375ml *Pengenceran 20ppm M1 . V1 = M2 . V2 40 V1 = 20 . 25 V1 = 12,5ml

D.2.

Berat masing-masing tablet amoxicillin Berat kertas 0,529gr 1,186 0,657 gr 1,167 0,638 gr 1,177 0,648 gr 1,201 0,672 gr 1,188 0,659 gr 1,218 0,689 gr 1,220 0,691 gr 1,222 0,693 gr 1,231 0,702 gr 1,220 0,691 gr Berat tablet rata-rata = 0,674gr = 674mg

D.3.

Absorbansi larutan baku dan sampel Larutan Baku = 245nm blanko = 0 10ppm = 0,384 15ppm = 0,540 20ppm = 0,736 a = 0,0253 b = 0,0352 r = 0,998 Larutan Sampel = 245nm pengenceran 2000x blanko = 0 replikasi 1 = 0,296 2 = 0,298 3= 0,297

D.4.

Persamaan linier y = a + b

replikasi 1 0,296 = 0,0253 0,0352 = 1 = 0,097ppm = 97 x 10-6mg/ml replikasi 2 0,298 = 0,0253 0,0352 = 2 = 0,0962ppm = 96,2 x 10-6mg/ml replikasi 3 0,297 = 0,0253 0,0352 = 3 = 0,0966ppm = 96,6 x 10-6mg/ml

D.5.

Kadar Kadar = Kadar 1 = Kadar 2 = Kadar 3 = x C x fp x 97x10-6 x 2000 = 1,307 x 96,2x10-6 x 2000 = 1,245 x 96,6x10-6 x 2000 = 1,302

2

Kadar (x) 1,307 1,245 1,302

1,285

0,022 -0,04 0,017

4,84 x 10-4 1,6 x 10-3 2,89 x 10-4 = 23,73 x 10-4

SD =

= = 3,44 x 10-4

Kadar =

SD = 1,285 3,44 x 10-4

F. Pembahasan Tujuan dalam praktikum kali ini adalah melakukan prinsip analisis kuantitatif senyawa obat dengan metode spektrofotometri UV. Dalam ilmu kefarmasiaan spektrofotometri digunakan untuk menganalisis kadar obat. Spektrofotometri dapat mengindikasikan bahwa setiap obat harus dapat bekerja secara maksimal dalam tubuh terutama dalam hal penyerapannya. Spektrofotometri merupakan metode analisis yang didasarkan pada absorpsi radiasi elektromagnet. Cahaya terdiri dari radiasi terhadap kepekaan mata manusia. Gelombang dengan panjang berlainan akan menimbulkan cahaya yang berlainan sedangkan campuran cahaya dengan panjang-panjang ini akan menyusun cahaya putih. Cahaya putih meliputi seluruh spektrum nampak 400-760 nm. Dalam analisis spektrofotometri digunakan suatu sumber radiasi yang menjorok ke dalam daerah spektrum ultraviolet itu. Dari spektrum ini, dipilih panjang-panjang gelombang tertentu dengan lebar pita kurang dari 1 nm (Depkes RI, 1979). Spektrum UV merupakan hasil interaksi antara radiasi elektromagentik (REM) dengan molekul. REM merupakan bentuk energi radiasi yang mempunyai sifat gelombang dan partikel (foton). Karena bersifat sebagai gelombang maka beberapa parameter perlu diketahui, misalnya panjang gelombang, frekuensi, bilangan gelombang, dan serapan. REM mempunyai vektor listrik dan vektor magnet yang bergetar dalam bidang-bidang yang tegak lurus satu sama lain dan masing-masing tegak lurus pada arah perambatan radiasi. Berbeda dengan spektrofotometri visible, pada spektrofotometri UV berdasarkan interaksi sampel dengan sinar UV. Sinar UV memiliki panjang gelombang 190-380 nm. Sebagai sumber sinar dapat digunakan lampu deuterium (Khopkar, 2003). Cara kerja spektrofotometri secara singkat adalah sebagai berikut. Tempatkan larutan pembanding, misalnya blangko dalam sel pertama sedangkan larutan yang akan dianalisis pada sel kedua. Kemudian pilih fotosel yang cocok 200 nm-650 nm (650 nm-1100 nm) agar daerah yang diperlukan dapat terliputi. Dengan ruang fotosel dalam keadaan tertutup nol galvanometer dengan menggunakan tombol dark-current. Pilih h yang diinginkan, buka fotosel dan lewatkan berkas cahaya pada blangko dan nol galvanometer didapat dengan

memutar tombol sensitivitas. Dengan menggunakan tombol transmitansi, kemudian atur besarnya pada 100%. Lewatkan berkas cahaya pada larutan sampel yang akan dianalisis. Skala absorbansi menunjukkan absorbansi larutan sampel (Khopkar, 2003). Keuntungan utama pemilihan metode spektrofotometri bahwa metode ini memberikan metode sangat sederhana untuk menetapkan kuantitas zat yang sangat kecil (Depkes RI, 1979). Spektrofotometri menyiratkan pengukuran jauhnya penyerapan energi cahaya oleh suatu sistem kimia itu sebagai suatu fungsi dari panjang gelombang radiasi, demikian pula pengukuran penyerapan yang menyendiri pada suatu panjang gelombang tertentu (Underwood, 2001). Keuntungan dari spektrofotometer untuk keperluan analisis kuantitatif adalah dapat digunakan secara luas, memiliki kepekaan yang tinggi, keselektifannya cukup baik, tingkat ketelitian tinggi. Syarat larutan yang dapat digunakan untuk analisis campuran dua komponen adalah komponen-komponen dalam larutan tidak boleh saling bereaksi, penyerapan

komponen-komponen tersebut tiak sama, komponen harus menyerap pada panjang gelombang tertentu.

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini meliputi : 1. Amoxicillin

Nama Resmi Rumus molekul Berat Molekul Pemerian Kelarutan

: AMOXICILLINUM : C16H19N3O5.3H2O : 419,45 : Serbuk hablur, putih; praktis tidak berbau. : Sukar larut dalam air dan methanol; tidak larut dalam benzene, dalam

karbon tetraklorida, dan dalam kloroform. (Depkes RI, 1995) Amoxicillin adalah antibiotika yang termasuk ke dalam golongan penisilin. Obat lain yang termasuk ke dalam golongan ini antara lain Ampicillin, Piperacillin, Ticarcillin, dan lain

lain. Karena berada dalam satu golongan maka semua obat tersebut mempunyai mekanisme kerja yang mirip. Obat ini tidak membunuh bakteri secara langsung tetapi dengan cara mencegah bakteri membentuk semacam lapisan yang melekat disekujur tubuhnya. Lapisan ini bagi bakteri berfungsi sangat vital yaitu untuk melindungi bakteri dari perubahan lingkungan dan menjaga agar tubuh bakteri tidak tercerai berai. Bakteri tidak akan mampu bertahan hidup tanpa adanya lapisan ini. Amoxicillin sangat efektif untuk beberapa bakteri seperti H. influenzae, N. gonorrhoea, E. coli, Pneumococci, Streptococci, dan beberapa strain dari Staphylococci (Rohman, 2007). Sesuai dengan mekanisme kerja diatas maka Amoxicillin seharusnya memang digunakan untuk mengobati penyakit penyakit yang disebabkan oleh kuman kuman yang sensitif terhadap Amoxicillin. Beberapa penyakit yang biasa diobati dengan Amoxicillin antara lain infeksi pada telinga tengah, radang tonsil, radang tenggorokan, radang pada laring, bronchitis, pneumonia, infeksi saluran kemih, dan infeksi pada kulit. Amoxicillin juga bisa digunakan untuk mengobati gonorrhea. Untuk menjaga khasiat obat ini, maka harus pula diperhatikan cara penyimpanannya. Amoxicillin sebaiknya disimpan dalam suhu kamar yaitu antara 20 sampai 25 derajat Celcius. Untuk sirop kering yang telah dicampur dengan air sebaiknya tidak digunakan lagi setelah 14 hari atau 2 minggu. Amoxicillin bisa diminum baik sebelum maupun setelah makan dan obat ini sangat jarang ditemukan berinteraksi dengan obat obat yang lain. Amoxicillin juga aman diberikan untuk ibu hamil dan menyusui walaupun ada beberapa kasus diare yang terjadi pada bayi yang disusui oleh ibu yang minum Amoxicillin ( Rohman, 2007 ) Efek samping dari Amoxicillin antara lain : diare, gangguan tidur, rasa terbakar di dada, mual, gatal, muntah, gelisah, nyeri perut, perdarahan dan dapat merusak enamel gigi bayi secara permanen 2. Aquades H-O-H BM 18,02 Air murni adalah air yang dimurnikan yang di peroleh dengan destilasi.perlakuan dengan menggunakan penukar ion,osmosis yang baik,atau proses lain yang sesuai.Dibuat dari air yang memenuhi persyaratan air minum,dan tibak mengandung zat tambahan yang lain.Pemerian cairan jernih,tidak berwarna,dan tidak berbau.Aquadest digunakan untuk pembuatan sediaan-sediaan.Bila digunakan untuk seediaan steril air harus memenuhi uji sterilitas(Depkes RI,1995).

Air adalah pelarut yang kuat, melarutkan banyak jenis zat kimia. Zat-zat yang bercampur dan larut dengan baik dalam air (misalnya garam-garam) disebut sebagai zat-zat "hidrofilik" (pencinta air), dan zat-zat yang tidak mudah tercampur dengan air (misalnya lemak dan minyak), disebut sebagai zat-zat "hidrofobik" (takut-air). Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan oleh dapat tidaknya zat tersebut menandingi kekuatan gaya tarikmenarik listrik (gaya intermolekul dipol-dipol) antara molekul-molekul air. Jika suatu zat tidak mampu menandingi gaya tarik-menarik antar molekul air, molekul-molekul zat tersebut tidak larut dan akan mengendap dalam air.

3. Natrium Hidroksida Na-O-H Nama Resmi : NATRII HYDROXIDUM

Rumus Molekul : NaOH Berat Molekul : 40,00 Pemerian : Putih atau praktis putih, massa melebur berbentuk pellet, serpihan

atau batang atau bentuk lain. Keras, rapuh dan menunjukkan pecahan hablur. Bila dibiarkan diudara akan cepat menyerap karbon dioksida dan lembab. Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam etanol (Depkes RI, 1995). Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik atau sodium hidroksida, adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida basa Natrium Oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Ia digunakan di berbagai macam bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan deterjen. Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalam laboratorium kimia. Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%. Ia bersifat lembab cair dan secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Ia sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan. Ia juga larut dalam etanol dan metanol, walaupun kelarutan NaOH dalam kedua cairan ini lebih kecil daripada kelarutan KOH. Ia tidak larut dalam dietil eter dan pelarut non-polar lainnya. Larutan natrium hidroksida akan meninggalkan noda kuning pada kain dan kertas.

NaOH (Natrium Hidroksida) berwarna putih atau praktis putih, massa melebur, berbentuk pellet, serpihan atau batang atau bentuk lain. Sangat basa, keras, rapuh dan menunjukkan pecahan hablur. Bila dibiarkan di udara akan cepat menyerap karbondioksida dan lembab. Kelarutan mudah larut dalam air dan dalam etanol tetapi tidak larut dalam eter. Titik leleh 318C serta titik didih 1390C. Hidratnya mengandung 7; 5; 3,5; 3; 2 dan 1 molekul air (Daintith, 2005). NaOH membentuk basa kuat bila dilarutkan dalam air, NaOH murni merupakan padatan berwarna putih, densitas NaOH adalah 2,1. Senyawa ini sangat mudah terionisasi membentuk ion natrium dan hidroksida (Keenan, 1989). Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengukur kadar tablet amoxicillin, yaitu: 1. Penetapan panjang gelombang maksimum Penetapan panjang gelombang maksimum tidak dilakukan karena alat yang dipakai yaitu spektrofotometri UV-Vis tidak dapat melakukan pengukuran panjang gelombang maksimal. Panjang gelombang maksimal amoxicillin yang didapat dari literature adalah 245 nm.

2. Pembuatan Kurva Baku Kadar Amoxicillin Pembuatan kurva baku dilakukan dengan cara menimbang berat amoxiciliin standar sebanyak 500 mg dengan menggunakan timbangan digital. Kemudian diencerkan dengan larutan NaOH 0,1 N sebanyak 250 mL. Konsentrasi yang didapat setelah pengenceran tersebut yaitu 2 mg/mL. Larutan tersebut kemudian diambil sebanyak 1 mL lalu diencerkan dengan larutan NaOH 0,1 N sebanyak 50 mL. Konsentrasi larutan stock yang didapat adalah 0,04 mg/mL. Kemudian larutan tersebut dibuat menjadi 3 konsentrasi yaitu 10 ppm, 15 ppm, dan 20 ppm dengan pengenceran seperti yang telah disebutkan dalam bab perhitungan di atas. Masing-masing larutan dibaca absorbansinya pada gelombang maksimum yang telah didapat yaitu 245 nm. Dari hasil pengukuran didapat absorbansinya berturut-turut adalah 10ppm = 0,384 ; 15ppm = 0,540 ; 20ppm = 0,736. Kurva baku yaitu:

0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 10 ppm 15 ppm 20 ppm kurva baku amoxicillin

Kemudian ditentukan kurva kalibrasi regresi linear antara absorbansi larutan yang didapat dengan konsentrasi amoxicillin dalam larutan NaOH 0,1 N, dan didapatkan nilai a = 0,0253 b = 0,0352 r = 0,998 Dari hasil tersebut didapatkan persamaan kurva baku, y = 0,0253x + 0,0352

3. Pengukuran Kadar Amoxicillin Tablet Amoxicilin digerus dalam mortir hingga halus. Tablet amoxicillin yang telah menjadi serbuk ditimbang sebanyak 500 mg karena timbangan yang digunakan memiliki ketelitian minimal 5 g. Serbuk tersebut di add dengan 50 ml NaOH 0,1 N menggunakan labu pengencer. Dilakukan penggojokan selama 10 menit untuk memastikan amoxicillin tersebut larut sempurna dengan NaOH, kemudian didiamkan selama 15 menit dalam wadah tertutup agar larutan homogen. Larutan kemudian disentrifugasi untuk memisahkan solut dan solven lalu diambil supernatanya. Sebanyak 5 ml larutan filtrat pertama dibuang karena diasumsikan masih bersihdari solut dan 5 ml selanjutnya diencerkan dengan NaOH untuk diukur absorbansinya pada panjang gelombang maksimal yang didapat yaitu 245 nm yang nantinya akan mempresentasikan kadar sampel. Dilakukan sebanyak 3 kali replikasi pengukuran kadar sampel. Absorbansi yang didapat berada >0,8, maka perlu dilakukan pengenceran agar absorbansi yang didapat berada pada rentang 0,2 0,8 atau 15 % sampai 70 % jika dibaca sebagai transmitans. Anjuran ini berdasarkan anggapan bahwa kesalahan dalam pembacaan T

adalah 0,005 atau 0,5 % (kesalahan fotometrik) (Gandjar, 2007). Kemudian larutan tersebut masing-masing diambil 40 ml dan di add 50 ml NaOH 0,1 N (2000 x pengenceran). Didapatkan hasil absorbansi berturut-turut adalah 0,296 ; 0,298 ; 0,297 . Berdasarkan perhitungan menggunakan regresi yang telah didapat y= ax+ b , akan didapatkan kadar berturut-turut yaitu 1,307 ; 1,245; 1,302 . Rata-rata kadarnya adalah 1,285 dan SD nya adalah
3,44 x 10-4. Sehingga didapatkan persen kadar amoxicillin, yaitu 1,285 3,44 x 10-4mg/ml.

G. Kesimpulan

H. Daftar Pustaka Day, R. A. and A. L. Underwood. 2001. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta: Penerbit Erlangga. Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Daintith, J. 2005. Kamus Lengkap Kimia. Erlangga. Jakarta. Gandjar, I. G. dan Abdul Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Keenan, C. 1989. Kimia Untuk Universitas. Erlangga. Jakarta. Khopkar, S. M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia Press. Jakarta. Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai