FARMAKOPE
INDONESIA
EDISI IV
2009
MEMUTUSKAN:
Menteri,
MEMUTUSKAN:
Kedua Panitia Suplemen Pertama (I) Farmakope Indonesia Edisi IV bertugas untuk
Keempat Panitia Suplemen Pertama (I) Farmakope Indonesia terdiri dari tenaga ahli
dalam suatu bidang yang terkait dengan farmakope,
berpengalaman dan masih aktif dalam pengembangan ilmunya dan
bertanggungjawab kepada Menteri Kesehatan.
Keen am Hal-hal yang belum diatur dalam Keputusan ini akan ditetapkan lebih lanjut
oleh Direktur Jenderal Bina Kefarmasian danAlat Kesehatan.
Ketujuh Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan bila di kemudian
hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Jakarta
pada tanggal : 1 September 2009
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Lampiran
Keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor 712/MENKES/SK/IX/2009
Tanggal : 1 September 2009
I. Panitia Pengarah
Pelindung Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Peng a rah 1. Kepala Sadan Pengawas Obat dan Makanan, Sadan
POM
2. DR. Faiq Bahfen, SH, LLM
Ketua 1 Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Ketua2 Direktur Bidang Pengawasan Produk Terapetik dan NAPZA,
BadanPOM
Wakil Ketua Sekretaris Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Sekretaris 1. Direktur Bina Penggunaan Obat Rasional
2. Direktur Standardisasi Produk Terapetik dan PKRT,
BadanPOM
Seksi-seksi
1. Tata nama, farmasi, umum dan perundang-undangan
Ketua Ora. Lucky S. Slamet, Msc
Anggota 1. Ora. Reri lndriani, MSi
2. Ors. T. Bahdar Johan Hamid, Apt, M.Pharm
3. Ora. SitiAisyah, MSi
4. Prof. DR. Ernawati Sinaga
5. Ors. Udjianto, Apt
6. Ors. Janahar Murad, Apt
7. Ora. Nani Sukasediati, Apt, MSi
8. Ora. Ema Viaza, Apt
2. Biologi/Mikrobiologi
Ke tu a Prof. DR. Sudana Atmawidjaja
Anggota 1. DR. lsnaeni, MS
2. DR. Marlia Singgih
3. Ors. Wusmin Tambunan, MSi
4. Ora. Sumaria Sudian, Apt
5. dr. Zorni Fadia
6. Erie Gusnellyanti, S.Si, Apt
MENTER! KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
3. Farmasetika/Teknologi Farmasi
Ketua DR. Yudi Padmadisastra, MSc
Anggota 1. DR. Hasan Rachmat, M
2. Drs. Richard Panjaitan, Apt, SKM
3. Dra. Augustine Zaini, MSi
4. Dra. Rahmaniar Ulfah, MSi
5. Ora. Ani Sulistyowati, Apt
6. Drs. Purwadi,Apt, MKes
7. Ora. Dettie Yuliati,Apt, MSi
4. Farmakokinetik/Biofarmasi
Ketua Prof. DR. Yeyet Cahyati Sumirtapura
Anggota 1. Prof. DR. Lukman Hakim, MSc
2. Drs. Didik Hasmono, MS
3. dr. Abdullah Akhmad, MARS
4. Dra. Hermini Tetrasari, M.Si
5. Dita Novianti, S.Si, Apt, MM
6. Rohayati Rahafat, S.Si,Apt
Ditetapkan di : Jakarta
pad a tanggal : 1 September .2009
DEPARTEMEN KESEHATAN R.I
DIREKTORATJENDERAL INDONESIA
SEHAT
BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN 2010
JI. H.R. Rasuna Said Blok XS Kapling No. 4-9 Telp. : 5201590 (Hunting) PES. 2029, 5006, 5900
Jakarta 12950 Fax. : 50964838 Tromol Pos : 203
NOMOR: HK.03.02/1/341/09
TENTANG
PANITIA PELAKSANA
SUPLEMEN PERTAMA (I) FARMAKOPE INDONESIA EDISI IV
Keen am Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di
kemudian hari ternyata terdapat kekurangan atau kekeliruan dalam
penetapan ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : JAKARTA
pada tanggal : 4 September 2009
~==;:o.__
~
~~
. Kustantinah, Apt, M.App.Sc
IP 195112271980032001
Lampiran
Keputusan Direktur Jenderal
Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Nomor : HK.03.02/1/341/09
Tanggal : 4 September 2009
I. TIM SEKRETARIAT
PenanggungJawab Ora. Meinarwati, Apt. M.Kes.
1. Ketua 1. Ora. Nasirah Bahaudin,Apt. MM
2. Ora. Reri lndriani, MSi
2. Wakil Ketua 1. Dra.AgustineZaini, M.Si
2. Ors. Rahbudi Helmi, Apt, MKes
3. Sekretaris 1. dr.AbdullahAchmad, MARS
2. Tyaswening, SH, MM
1. KAJIAN ILMIAH
1. Ketua 1. dr. Zorni Fadia
2. Sekretaris 2. Ors. Jenry Badjongga,Apt, M.Si
3. Anggota 1. Ora. Oettie Yulianti, Apt, M.Si
2. Ora. LucieWidowati,Apt, M.Si
3. Ora. Retno Gitawati, Apt, MS
4. Rengganis Pranandari, S.Farm, Apt
2. KAJIANTATANAMADAN LAMPIRAN
1. Ketua Ors. T. Bahdar J. Hamid, Apt, M.Pharm
2. Sekretaris Rohayati Rahafat, S.Si, Apt
3. Anggota 1. Ors. Richard Panjaitan, Apt, SKM
2. Ora. Nani Sukasediati, MS, Apt
3. Ors. Ketut Ritiasa, Apt
4. Ors. Janahar M_urad, Apt
5. Ors. Syahrial Ta her, Apt
6. Ora. Ema Viaza, ~pt
7. Emma Rahmadhanti, S.Farm
Oitetapkan di : JAKARTA
pada tanggal : 4 September 2009
~
~":>
. Kustantinah, Apt, M.App.Sc
IP 195112271980032001
1303
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat
dan karnniaNya Suplemen I Farmakope Indonesia Edisi IV ini dapat diselesaikan dan
diterbitkan.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di semua bidang,
khususnya di bidang farmasi seperti standardisasi bahan baku obat, sediaanjadi, metode
dan prosedur analisis, maka diterbitkan Suplemen I Farmakope Indonesia Edisi IV
untuk melengkapi kebutuhan standar terhadap bahan baku dan sediaan jadi obat yang
telah beredar di Indonesia.
Pemilihan monografi bahan baku dan sediaan jadi obat pada suplemen I ini
didasarkan pada pertimbangan perkembangan peredaran obat di Indonesia. Dengan
demikian Suplemen I Farmakope Indonesia Edisi IV ini senantiasa dapat mengikuti
perkembangan standar global.
Suplemen I Farmakope Indonesia Edisi IV ini berisi 105 monografi barn, 90
monografi dengan pernbahan, 2 lampiran barn dan 12 lampiran dengan perubahan.
Panitia Farmakope yang dibentuk oleh Menteri Kesehatan yang anggotanya
terdiri dari Badan POM, Depkes, perguruan tinggi dan ahli terkait lainnya telah
melakukan penyusunan Suplemen Farmakope Indonesia Edisi IV ini melalui
serangkaian pembahasan teknis, redaksional dan pengesahan.
Dengan terbitnya Suplemen I Farmakope Indonesia Edisi IV ini diharapkan
produk sediaan farmasi di Indonesia dapat terjamin mutu, keamanan dan manfaatnya
serta dapat memberikan jaminan perlindungan bagi kesehatan masyarakat secara
keselurnhan dan dapat bersaing di dunia internasional. Kepada semua pihak yang telah
berperan, serta berpartisipasi mulai dari persiapan sampai terbitnya buku ini, kami
ucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya. Semoga Allah SWT Tuhan
Yang Maha Esa memberikan imbalan atas sumbangsihnya.
~
o~lv
~::1:::=:~•
a. Kustantinah, Apt, M.App.Sc
NIP 195112271980032001
DAFTARISI
Halaman
Surat Keputusan Menteri Kesehatan R.I tentang Pemberlakuan Suplemen Pertama (I) Farmakope Indonesia
1291
Edisi IV ........................................................................................................................................................... .
Surat Keputusan Menteri Kesehatan R.I tentang Pembentukan Panitia Suplemen Pertama (I) Farmakope
1293
Indonesia Edisi IV ........................................................................................................................................ .
Surat Keputusan Direktur Jenderal 8 ina Kefarmasian dan A lat Kesehatan tentang Panitia Pelaksana Suplemen
1299
Pertama (I) Farmakope Indonesia Edisi IV .......................................................................................................... .
Kata Pengantar ..................................................................................................................... . 1303
Daftar Isi
Simbol Yang Menunjukkan Perubahan Pada Farmakope ........................................................... . 1304
Daftar Monografi ........................................................................................................................ . 1305
Daftar Lampiran ..................................................................................................................... .. 1307
Daftar Perubahan ....................................................................................................................... . 1308
1. Monografi Baru.. .. . . . . . . . .. . . . . .. . . . . . . . .. . . . . . . . . . . .. . . .. . . . . . . .. . . . . .. . . . . .. ................................................. 1308
2. Monografi Deng an Perubahan.................................................................. . . .. .. .. . . .. .. .. . . .. .. .. 1309
3. Lampiran Baru . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... .. ...... ........ ........ ....... ........ .... 1315
4. Lampiran Deng an Perubahan.................................................................. .. . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . . .. . 1315
Monografi.................................................................................................................................. 1316
Lampiran.......................................................................... .. . ... .. .. .... . . .. .. .. . .... . .. .. .. .. .. . ... .. ... ... . ... . ... 1511
Pereaksi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 1586
lndeks. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . .. .. .. . ... . .. .. .. . ... . . .. .. .. . ... . . .. .. .. . . .. .. .. . . .. . . .. .. .. . . . .. .. .. . . 15 89
1304
Simbol diberikan pada awal dan akhir masing-masing perubahan. Tabel berikut
menunjukkanjenis simbol dan perubahan yang digunakan pada Farmakope Indonesia.
Setiap perubahan diawali dengan simbol dan diakhiri dengan simbol . Jika terdapat
simbol berarti terdapat teks yang dihilangkan. Jika terdapat perubahan pada suatu
parameter maka pada awal parameter yang diubah dituliskan kata Perubahan: dengan
diawali simbol pada awal perubahan dan diakhiri simbol pada akhir perubahan. Jika
terdapat penambahan parameter, dituliskan kata Tambahan persyaratan: dengan diawali
simbol pada awal parameter dan diakhiri simbol pada akhir parameter. Untuk parameter
yang dihilangkan pada awal parameter yang dituliskan Dihilangkan: dengan diawali
simbol pada awal parameter dan diakhiri dengan simbol pada akhir parameter. Untuk
penambahan monografi pada awal monografi dituliskan Tambahan monografi diawali
dengan simbol pada awal monografi dan diakhiri dengan simbol pada akhir monografi.
1305
DAFTAR MONOGRAFI
DAFTAR LAMPIRAN
<71> Uji Sterilitas 1512 <1021> Penetapan Jarak Lerur atau Suhu 1567
<131> Penetapan Potensi Antibiotik secara 1519 Le bur
Mikrobiologi <1031> Penetapan Kadar Air 1568
<201> Uji Endotoksin Bakteri 1527 <1071> Penetapan pH 1572
<362> Di met ilanilin 1532 <1076> M ikroskopi Optik 1574
<751> Bahan Partikulat dalam Injeksi 1533 <1081> Penetapan Rotasi Optik 1575
<911> Keseragaman Sediaan 1543 <1121> Penetapan Susut Pengeringan 1577
<931> Kromato grafi 1549 <1191> Spektrofotometer & Hamburan 1577
Cahaya
1308
DAFTAR PERUBAHAN
MONOGRAFI BARU
MONOGRAFIDENGANPERUBAHAN
Amphetamini Sulfas
CASRegNo. Bleomicinum pro Injectione
Rumus Kimia Perubahanjudul (judul terdahulu Bleomicini Sulfas
Syarat kadar Sterilis)
Pemerian Perubahan monografi
Baku pembanding (tambahan)
Identifikasi Carbamazepini Compressi
Susut pengeringan Baku pembanding
Keasaman-kebasaan (dihilangkan) Disolusi
Dekstroamfetamin (tambahan) Penetapan kadar
Kemurnian Wad ah dan penyimpanan
Wadah dan penyimpanan
Carisoprodili Compressi
Amphetamini Sulfatis Compressi Baku pembanding
Syarat Kadar Disolusi (tambahan)
Baku pembanding
Ident~fikasi Cephalexini Compressi
Syarat lain (dihilangkan) Baku pembanding
Waktu hancur (dihilangkan) Disolusi
Disolusi (tambahan) Penandaan (tambahan)
Keseragaman sediaan (Tambahan)
Penetapan Kadar Cephalexini Capsule
Wadah dan penyimpanan Baku pembanding
Disolusi
Ampicillinum Natricum
Perubahan judul (judul terdahulu : Ampicillinum Cephalexinum
Natricum Sterile) BM
Syarat kadar Syarat kadar
Baku pembannding Baku pembanding
Larutan terkonstitusi (dihilangkan) Dimetilanilin (tambahan)
Bahan partikulat (dihilangkan)
Dimetilamina (sistem Syarat lain) lainkromatografi, Cephradini Capsule
Prosedur) Syarat kadar
Penetapan kadar Baku pembanding
Wadah dan penyimpanan Disolusi
Penetapan kadar (tambahan)
Atenololum Air (hilangkan)
Perubahan monografi Penetapan Potensi (hilangkan)
Fluorouracilum Ketoprofenum
Syarat kadar Syarat kadar
I dent {frkas i Kelarutan
Penetapan kadar Baku pembanding
Identffikasi
Fluphenazini Hidrochloridum Sisa pem(iaran
Baim pemhanding Penetapan kadar
I dent~likasi Logam be rat (tambahan)
Penetapan kadar Warna dan akromisitas (tambahan)
Cemaron umum (tambahan) Senyawa s~jenis (tambahan)
C emaron senymva organik mtdah menguap (tambahan)
Lactosum Anhydras
Isoniazidi Compressi Perubahanjudul monogrq/i Oudul terdahulu lactoswn)
Baim pembanding Perubahan monografi.
Disolusi
Penetapan kadar Levamisoli Hidrochloridi Compressi
Baku pembanding
Ketoconazolum Jdentijikasi
Baku pembanding Disolusi
Cemaron senyawa organik mudah menguap (tambahan) Kemurnian kromatograji
Penetapan kadar
1313
Phenytoinum Reserpinum
Syarat kadar BM
Baku pembanding Baku pembanding
Batas Benzqfenon Iden t(fikasi
Kemurnian kromatografi (tambahan) Penetapan kadar
Penetapan kadar
Sales Perorales Ad Rehydratationem
Piroxicamum Perubahan monografi
Baku pembanding
ldentzfikasi Streptomycini Sulfas
Penetapan kadar Perubahanan monografi
LAMPIRAN BARU
<362> Dimetilanilin
<1076> Mikroskopi Optik
LAMPIRAN DENGAN PERUBAHAN
<71> Uji Sterilitas <1021> Penetapan Jarak Lebur atau Suhu Lebur
<131> Penetapan Potensi Antibiotik Secara Mikrobiologi <1031> Penetapan Kadar Air
<201> Endotoksin Bakteri <1071> Penetapan pH
<751> Bahan Partikulat dalam lnjeksi <1081> Penetapan Rotasi Optik
<911> Keseragaman Sediaan <1121> Penetapan Susut Pengeringan
<931> Kromatografi <1191> Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya
MONOGRAFI
1316 Acidi Ascorbici Compressi I Monograji
pada penyuntikkan ulang tidak lebih dari 1,5%. 7,0 ml kalium hidroksida 1 N dan 40 ml metanol P,
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Enccrkan dengan air sampai tanda. Atur pH hingga
volume sama (leb ih kurang 4 µI) Larutan baku dan 7,2 dengan penarnbahan kalium hidroksida J N atau
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam asam fosfat P. Jika perlu lakukan penyesuaian
kromatogram dan ukur res pons puncak utama. Hitung menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada
ju mlah dalam mg, as am askorbat, C6 H8 0 6 , per ml zat Kromatografi <931>.
uji dengan rumus: Pelarut Buat larutan dalam air yang mengandung 2
ml amonium hidrohida P dan 1 g natrium perklorat P
tiap IOOml.
Larutan kesesuaian sistem Buat larutan yang
mengandung Asam Folat BPFI dan Senyawa Sejenis A
Asam Folat BPFI (kalsium formiltetrahidrofolat)
masing-masing lebih kurang 0,2 mg per ml dalam
C adalah kadar Asam Askorbat BPFI dalam mg per Pelarut. Saring dengan penyaring membran dengan
ml Larutan baku; D adalah faktor pengenceran; ru dan porositas 1 µm atau lebih kecil, sebelumdigunakan.
rs berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 30
dan Larutan baku.• mg Asam Folat BPFI yang telah dikoreksi terhadap
kadar air, larutkan dan encerkan dcngan Pelarut
hingga kadar leb ih kurang 0,20 mg per ml.
ACIDI FOLICI COMPRESS I larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
Tablet Asam Folat
tablet setara dengan lcbih kurang 10 mg asam folat,
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml larutkan
dengan Pelarut, kocok kuat-kuat hingga asam folat
Perubahan:
larut, encerkan dengan Pelarut sarnpai tanda. Saring
Baku pemhmding Asam Folat BPFI; tidak boleh
melalui penyaring, buang sejumlah filtrat pertama.
dikeringkan; lakukan penetapan kadar air pada saat
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
digunakan. •Simpan dalam wadah tertutup rapat,
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
terlindung dari cahaya.• •Senyawa Sejenis A Asam Folat
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
BPFI (kalsium formiltetrahidrofulat); tidak bolch
4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi Li. Laju alir
dikeringkan; Simpan dalam wadah tertutup rapat,
lebih kurang 1 ml per men it. Lakukan kro matografi
terlindung dari cahaya.•
terhadap Larutan kesesuaian sistem dan Larutan baku,
Hilangkan persyaramn: rekam respons puncak seperti yang tertera pada
Prosedur: rcsolusi, R, antara puncak senyawa scjenis
•Waktu hancur <125l>Tidak lebih dari 30 men it.•
A asam folat dan asam folat (kalsium
Tambahan persyaratan: formiltetrahidrofolat) tidak kurang dari 3,6;
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
•Disolusi <1231>
lebih dari 2%.
Media disolusi: 500 ml air.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Alat tipe 2: 50 rpm
Wak tu: 45 men it. volume sama (lebih kurang 25 µl) Larutan baku dan
Prosedur Lakukan penetapan ju mlah C 19 H 19 N 70 6 Larutan ufi ke dalam kromatograf, rekam kromatogram
yang terlarut, menggunakan Prosedur yang tcrtera dan ukur respons puncak utama. Hitung jumlah mg,
pada Penetapan kadar. Jika perlu lakukan modifikasi. asam folat, C 19 H19 N7 ~, dalam serbuk tablet yang
Toleransi Dalam waktu 45 menit hams larut tidak digunakan dcngan rumus:
kurang dari 75% (Q) C 19H 19N 70 6 dari jumlah yang
tertera pada etiket. •
Perubahan:
cv(ruJ
rs
Penetapan kadar •Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi. cair kinerja tinggi seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>.
C adalah kadar Asam Folat BPFI, dalam mg per ml
Fase gerak Timbang saksama sejumlah 35,1 g
Larutan baku; V adalah volume Larutan uji dalam ml,
natrium perklorat P, dan 1,40 g kaliumfosfat monobasa P,
r v dan rs berturut-turut adalah res pons puncak Larutan
masukkan ke dalam labu tentukur IOOO-ml. Tambahkan
uji dan Larutan baku .•
1318 Acidi Mefenamici Compressi I Monograji
larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dalam 50) dan 0,5 ml larutan kalium iodat (1 dalam
dari 20 tablet. Timbang saksarna sejumlah serbuk 25), terjad i warn a kuning. •
setara dengan lebih kurang 150 mg asam nalidiksat,
rnasukkan ke dalam labu tentukur 500-ml, tambahkan Tambahan persyaratan:
lcbih kurang 400 ml metanol P, sonikasi sclarna 30 •Disolusi <1231>
men it. Kocok secara mekanik selarna 30 mcnit, Media disolusi: 900 ml larutan yang mengandung
sonikasi kembali selama 30 men it, encerkan dengan natrium lauril suUat P 5 mg per ml dalam cairan usus
metanol P sampai tanda, saring. Pipet 3 ml filtrat buatan LP (dibuat tanpa enzim dan dengan natrium
jernih dan 1,0 ml Larutan haku internal ke dalam fo.~fat monobasa P scbagai pengganti kalium fo~jat
labu tentukur 25-ml, encerkan dengan metanol P monohasa P), aturpH hingga 7,5 dengan penambahan
sampai tanda. natrium hidroksida 5 M.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera A/at tipe 2: 50 rpm
pada Kromatogra.fi <931>. Kromatograf cair kinerja Waktu: 60 nienit.
tinggi dilengkapi dengan detcktor 254 nm dan kolom Larutan baku internal dan Si!:Jtem kromatografi
3,9 mm x 30 cm berisi bahan pengisi LI. laju alir laku kan seperti yang tertera pada Penetapan kadar.
lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan krornatografi Larutan baku Buat larutan Asam Valproat BPFI
terhadap Larutan baku, rekam respons puncak seperti dengan kadar sarna dcngan Larutan uji. Pipet 10 ml
yang tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif asam larutan kc dalam wadah yang sesuai. Tambahkan lebih
sulfanilat lebih kurang 0,7 dan asam nalidiksat 1,0; kurang 3,0 g natrium klorida P, campur dengan
resolusi, R, antara puncak asam sulfanilat dan asam pengaduk vorteks selama 5 men it. Tambahkan lebih
nalidiksat tidak kurang dari 1, simpangan baku relatif kurang 1 ml asam klorida 6 N dan 5,0 ml Larutan
pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2%. baku internal. Kocok sclarna 2 menit. Biarkan fase
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah terpisah, ambil lapisan n-heptan dan saring. Buang
volume sama (lebih kurang 20 µI) Larutan baku dan lapisan air.
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam Larutan uji Pipet 10 ml larutan yang diuji pada
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung wadah yang sesuai. lakukan seperti yang tertera pada
jumlah dalam mg, asam nalidiksat, C12H12N203, dalam Larutan baku dimulai dengan kata-kata "Tambahkan
serbuk tablet yang digunakan dengan rumus: lcbih kurang 3,0 g".
Prosedur l..akukan seperti yang tertera pada
Penetapan kadar. .
Toleransi Dalam waktu 60 menit hams larut tidak
kurang dari 85% ( Q) C8H1602 dari jumlah yang tertera
pada etiket..
C adalah kadar Asam Nalidiksat BPFI dalam mg per
ml Larutan baku; Ru dan R5 berturut-turut adalah ACYCLOVIR UM
perbandingan respons puncak asam nalidiksat dan Asiklovir
asam sulfanilat Larutan uji dan Larutan baku. •
9-[(2-Hidroksietoksi)metilf guanin [59277-89-3]
C8H11Ns03 BM •225,20•
ACIDI VALPROICI CAPS ULAE
Kapsul Asam Valproat Perubahan:
Kelarutan 1..arut dalam asam klorida •cnccr ;•sukar
Perubahan: larut dalam air; tidak larut dalam etanol.
Baku pembanding Asam Valproat BPFI; •tidak
boleh dikeringkan. Sesudah ampul dibuka, simpan Perubahan:
dalam wadah tertutup rapat.. Baku pembanding Asiklovir BPFI; tidak boleh
dikeringkan. Tetapkan kadar air •secara titrimetri •
Perubahan: pada waktu akan digunakan untuk analisis kuantitatif
ldentifikasi •simpan dalam wadah tertutup rapat. •
B. Masukkan scjumlah isi kapsul setara dcngan
lebih kurang 250 mg asam valproat ke dalam corong Tambahan persyaratan:
pisah. Tambahkan 20 ml natrium hidroks1da 1 N, •Cemaran senyawa organik mudah menguap
kocok dan biarkan hingga lapisan memisah. <4 71> Metode VMcrnenuhi syarat.
Pindahkan lapisan air ke dalam corong pisah kedua, Pelarut gunakan dimetil suljoksida P. •
tambahkan 4 ml asam klorida P campur dan ekstraksi
dengan 40 ml n-heptan P. Saring lapisan n-heptan Perubahan:
mclalui wol kaca kc dalam gclas piala, dan uapkan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
ekstrak di atas tangas uap dengan mengalirkan udara rapat, pada suhu ruang, •terlindung dari cahaya dan
hingga kering. •Pipet 2 tetes residu ke dalam tabung lembab.•
reaksi yang berisi 0,5 ml larutan kalium iodida (I
1320 Acycloviri Compressi I Monografi
Perubahan:
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Perubahan:
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera ldentifikasi Larutkan sejumlah serbuk tablet, setara
pada Kromatografi <93 I>. dengan lebih kurang 15 mg alprazolam dalam 10 ml
Fase gerak Buat campuran pelarut asetonitril P- larutan natrium karbonat P (1 dalam 100).
kloroform P-n-butanol P-air-asam asetat glasial P Tambahkan 15 ml kloroform P kocok kuat·kuat
(850:80:50:20:0,5), saring dan awaudarakan. Jika selama 30 menit. Sentrifus, buang lapisan air,
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem pindahkan lapisan kloroform dalam wadah yang
seperti yang tertera pada Kromatografi <93 l >. bersih. Tambahkan lebih kurang 200 mg kalium
Larutan baku internal Buat larutan tria:m lam bromida P. Uapkan kloroform dari campuran ini
dalam asetonitril P hingga kadar lebil kurang• 0,25. mg hingga kering, keringkan data m ham.pa udara pada
per ml. suhu 60° selama 24 jam. G!rus hingga menjadi serbuk
.Larutan baku Timbang saksama sejumlah halus~ Buat cakram dengan irernasukkan lebih kurang
Alprazolam BPFI, larutkan dan encerkan dalam 100 mg kalium bromida kcring ke dalam cetakan,•
Larutan bairn internal hingga diperoleh larutan taburkan 20 mg serbuk alprazolam-kalium bromida,
dengan kadar lebih kurang 0,25 mg per ml. Pipet 5 ml • tutup dengan 100 mg kalium bromida kering• dan
larutan ke dalam labu tentukur 50-ml encerkan dengan cetak. Spektrum serapan inframerah yang diperoleh
asetonitril P sampai tanda .• dengan cara tersebut menunjukkan maksimum hanya
• Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 2,5 pada panjang gelombang yang sama seperti pada
mg, masukkan ke dalam labu tentukur 10-ml, larutkan Alprazolam BPFI yang diperlakukan sama dengan
dan encerkan dengan Larutan baku internal sampai bilangan gelombang pada 1609, 1578, 1566, 1539,•
tanda. Pipet 5 ml larutan, ke dalam labu tentukur 50- .148~ .dan 137g9., pada daerah 1650 sampai 1300 cm 1 ;
ml, encerkan dengan asetonitril P sampai tanda .• padl • 932, 891, 826,m •779, 746, 696~ •dan 658 pada
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera daerah 975 sampai 600 cm 1 •
pada Kromatografi. <931>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom Perubahan:
4,6 mm x 30 cm berisi bahan pengisi L3. Laju alir • Keseragaman sediaan• <911> Meirenuhi syarnt
lebih kurang 2 ml per men it. Lakukan krornatografi •Keseragaman kandungan •
terhadap Larutan baku, rekam respons puncak seperti Prosedur penetapan keseragaman kandungan.
yang tertera pada Prosedur; resolusi, R, antara puncak La kukan penetapan dengan cara Kromatograji cair
baku internal dan•alprazolam • tidak kurang dari 2,0 kinerja tinggi seperti yang tertera pada Kromatogra.fi.
dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang <931>.
tidak lebih dari 2,0%. Fase gerak Buat larutan seperti yang tertera pada
Prosedur• [Catalan: Gunakan luas puncak jika Penetapan kadar dalam Alprazolam.
dinyatakan respons puncak ].. Suntikkan secara Larutan baku internal Buat larutan triazo lam
tetpisah sejumlah voluire sama"(lebih kurang 20 µI) •. dalam asetonitril P hingga kadar lebih kurang 0,032
Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, mg per ml.
rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama .• Larutan uji Masukkan 1 tablet ke dalam labu,
•Hitung jumlah dalam mg alprazolam, C11H13ClN4, tambahkan lebih kurang 0,4 ml air langsung pada
dengan rumus: tablet, biarkan selama 2 irenit goyangkan labu hingga
tablet terdispersi. Untuk setiap kandungan 0,25 mg
10oc(Ru)
Rs
alprazolam dalam tablet, tambahkan 10,0 ml Larutan
baku internal. Kocok dan sentrifus bila perlu.
Larutan baku Buat larutan Alprazolam BPFI
C adalah kadar Alprazolam BPFI dalam mg per ml dalam Larutan baku internal hingga kadar lebih
Larutan haku; Ru dan Rs berturut-turut adalah kurang 0,025 mg per ml.
perbandingan respons puncak antara alpra:mlam dan Sistem kromatografi dan Prosedur Lakukan
baku internal Larutan uji dan Larutan baku. seperti yang tertera pada Penetapan kadar dalam
Alprazolam. Hitung jumlah dalam mg, alprazolam,
Perubahan: C 17 H 13 CJN 4 , dalam tiap tablet, dengan rumus:
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
cv(~~)
• rapat, pada ruang dengan suhu terkendali .•
ALPRAWLAMI COMPRESS!
Tablet Alprazolam
C adalah kadar Alprazolam BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; Vadalah volutre Larutan baku internal
Perubahan:
dalam ml; Ru dan Rs berturut-turut adalah
Baku pembanding Alprazolam BPFI tidak bolch
perbandingan respons puncak antara alprazolam dan
dikeringkan sebelum digunakan11sirnpan dalam wadah
baku internal Larutan uji dan Larutan baku.
tertutuP, rapat. •
Monograji I Aluminii Et Magnesii Carbonas Compressi 1323
20oc(RuJ
Rs
Kapasitas penetralan as am <451 > Asam yang
digunakan pada dosis tunggal minimum tidak kurang
dari 5 mEq.
C adalah kadar Alprazolam BPFI dalam mg per ml
Penetapan kadar aluminium hidroksida
Larutan haku; Ru dan Rs berturut-turut adalah
Larutan kalium klorida Buat larutan yang
perbandingan respons puncak antara alprazolam dan
mengandung 38, 1 g kaliu m klorida per 1000 ml.
baku internal Larutan uji dan Larutan baku .•
Larutan digesti Campur 5 ml asam klorida P, 10
ml asam nitrat P dan I 0 ml air, dan gunakan segcra.
Perubahan:
Larutan sediaan aluminium Timbang saksama
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
lebih kurang 1000 mg Iogam aluminium ke dalam labu
rapat, tidak tembus cahaya,•pada ruang dengan suhu
tentukur 1000-ml, tambahkan 50 ml asam klorida 6 N,
terkendali .•
kocok hingga aluminium dan asam bereaksi, biarkan
reaksi hingga aluminium larut sempuma, encerkan
dengan air sampai tanda.
Larutan baku Pada labu tentuk:ur 100-ml yang
Tambahan monografi :
terpisah, tambahkan berturut-turut 3,0 ml; 4,0 ml; dan
•ALUMINII ET MAGNESII CARBON AS
5,0 ml Larutan sediaan aluminium. Pada masing-
COMPRESS I
masing labu tambahkan 10 ml Larutan kalium klorida
Tablet Alumina dan Magnesium Karbonat
dan 7,5 ml Larutan digesti, encerkan dengan air
sampai tanda. Larutan ini bcrturut-turut mengandung
aluminium lebih kurang 30, 40 dan 50 µg per ml.
Tablet Alumina dan Magnesium Karbonat
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
mengandung aluminium hidroksida Al(OH):i dan
dari 20 tablet. Tirnbang saksama sejumlah serbuk
magnesium karbonat MgCO~ masing-masing tidak
tablet setara dengan lebih kurang 30 mg aluminium
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
hidroksida, masukkan kc dalam labu tentukur 100-ml,
ju mlah yang tertera pada etiket.
tambahkan 25 ml Larutan digesti. Panaskan sclama 30
men it hingga volume larutan berkurang setengahnya.
ldenti fikasi
Dinginkan, encerkan dengan air sampai tanda. Saring,
A. Masukkan lebih kurang 1 g serbuk tablet ke
buang 20 ml filtrat pertama. Masukkan 15,0 ml filtrat
dalam Iabu yang dilengkapi dengan sumbat clan pipa
ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan 5,0 ml
kaca, ujungnya dicelupkan ke dalam tabung rcaksi
Larutan kalium klorida, encerkan dengan air sampai
yang berisi kalsium hidroksida LP. Tambahkan 3 ml
tanda [Catalan: Simpan sejumlah .filtrat untuk
asam klorida 3 N ke dalam labu, dan tutup segera:
Penetapan kadar magnesium karbonat].
akan terbentuk ga_<; dalam labu dan akan terbentuk
endapan dalam tabung reaksi.
1324 Aluminii Et Magnesii Carbonas Suspensio Oralis I Monografi
Prosedur Lakukan penetapan dengan cara terhadap kadar magresium <la.lam µg per ml, buat garis
Spektrofotometer serapan atom seperti yang tertera lurus dari 3 titik. Dari grafik yang diperoleh, tetapkan
pada Spektrofotometer dan Hamburan Cahaya kadar magnesium dalam µg per ml Larutan uji.
<1191>. Ukur secara berurutan serapan Larutan baku Hitung jumlah dalam mg, magnesium karbonat,
dan Larutan uji pada garis emisi aluminium 309,3 nm MgC0 3, yang digunakandenganrumus:
menggunakan spektrofotometer serapan atom yang
dilengkapi dengan lampu "hollow cathode "
aluminium dan nyala asetilena-nitro gen oksida,
84,31J(
( 24,31
2oCJ
v
gunakan air seoogai blangko. Buat kurva serapan
Lamtan baku terhadap kadar aluminium dalam µg per 84 31 adalah bobot rnolekul magnesium karbobat;
mi ruat garis lurus dari 3 titik. Dari grafik yang 24: 3 J adalah bobot atom magnesium dan V adalah
dipero leh, tetapkan kadar aluminium dalam µg per ml volume Larutan uji yang digunakan dalam ml.
Lanttan uji. Hitung jumlah dalam mg, aluminium
hidroksida, Al (OHh, yang digunakan dcngan rumus:
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
(78,00J(CJ
rapat.•
26,98 3
Kapasitas penetralan asam <451> Asam yang 78,00 adalah bobot molekul aluminium hidroksida dan
digunakan pada dosis tunggal minimum tidak kurang 26,98 adalah bobot atom aluminium; Au adalah
dari 5 mEq dan tidak kurang dari jumlah mEq yang serapan Larutan uji; Rs adalah rata-rata tiga
dihitung dengan rumus: perbandingan serapan Larutan haku terhadap masing-
masing kadamya, dalam µg aluminium per ml.
0,55(0,0385A) + 0,8(0,024M)
0,0385 dan 0,024 berturut-turut adalah kapasitas Penetapan kadar magnesium karbonat
penetralan asam teoritis aluminium hidoksida, Al Larutan lantanum klorida Buat larutan lantanum
(OH)3, dan magnesium karbonat, MgC0 3, dalam mEq; klorida dalam air yang mengandung 5 mg per ml.
A dan M berturut-turut adalah jumlah aluminium Larutan persediaan magnesium Timbang
hidoksida, Al (OHh, dan magnesium karbonat, saksama lebih kurang 1000 mg logam magnesium,
MgC03dalam mg, yang dihitung berdasarkan jumlah masukkan ke dalam labu tentukur 1000-ml yang berisi
yang tertera pada etiket. 50 ml air, tambahkan secara perlahan 10 ml as am
klorida P, encerkan dengan air sampai tanda.
pH <1071> Antara 7,5 dan 9,5. Masukkan I 0,0 ml larutan ini ke dalam labu tentukur
I 00-ml, encerkan dengan air sampai tanda.
Penetapan kadar aluminium hidroksida Larutan baku Pada Jabu tentukur 100-ml terpisah
Larutan kalium kforida Buat larutan yang yang masing-masing berisi 10 ml Larutan lantanum
mengandung 4,5 g kalium klorida per 100 ml. klorida, tambahkan berturut-turut 1,70 ml dan 1,80 ml
Larutan persediaan aluminium Timbang Larutan persediaan magnesium, encerkan dengan air
saksama lebih kurang 1000 mg logam aluminium, sampai tanda. Larutan baku tru berturut-turnt
masukkan ke dalam labu tentukur 1ooo-mi mengandung magnesium lebih kurang 1,7 dan 1,8 µg per
tambahkan 50 ml asam klorida 6 N, kocok hingga ml.
aluminium dan asam bereaksi, biarkan reaksi hingga Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume
aluminium larut sempuma, encerkan dengan air Larutan uji dalam Penetapan kadar aluminium
sampai tanda. hidroksida, encerkan secara bertahap dan kuantitatif
Larutan balm Pada labu tentukur 100-ml yang dengan air hingga diperoleh larutan dengan kadar
terpisah dan masing-masing berisi 10 ml Larutan lebih kurang 6 µg magnesium karbonat per ml.
kalium klorida, tambahkan berturut-turut 9,0 ml 10,0 Prosedur Lakukan penetapan menggunakan
ml dan 11,0 ml Larutan persediaan aluminium, Spektrofotometer serapan atom seperti yang tertera
encerkan dengan air sampai tanda. Larutan baku ini pada Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya
berturut-turut mengandung aluminium lebih kurang <1191>. Ukur secara bersamaan serapan Larutan baku
90, 100, dan 110 µg per ml dan Larutan uji pada garis emisi magnesium 285,2
Larutan uji Kocok baik-baik suspensi oral dalam nm, menggunakan spektrofotometer serapan atom
kemasan aslinya, ukur saksama sejumlah suspensi oral yang dilengkapi dengan lampu "hollow cathode"
setara dengan lebih kurang 75 mg aluminium aluminium dan nyala asetilena-udara, gunakan air
hidroksida, masukkan ke dalam gelas piala yang sebagai blangko. Hitung jumlah dalam mg,
sesuai. Tambahkan 25 ml asam klorida 6 N, panaskan magnesium karbonat, MgC0 3 , dalam suspensi yang
di atas tangas uap selama 30 menit dengan sesekali digunakan dengan rumus:
diaduk Biarkan dingin, masukkan dengan bantuan air
ke dalam labu tentukur 250-ml yang berisi 25 ml
Larutan kalium klorida, encerkan dengan air sampai
84,31J( V
( 24,31 1000
J(AuJ
Rs
tanda, saring.
Prosedur Lakukan penetapan menggunakan 84,31 adalah bobot molekul magnesium karbonat;
Spektrofotometer serapan atom seperti yang tertera 24,31 adalah bobot atom magnesium dan V adalah
pada Spektrofotometri dan Hamhuran Cahaya volume pengenceran Larutan uji; Au adaJah serapan
<1191>. Ukur secara berurutan serapan Larutan haku Larutan uji; Rs adalah rata-rata perbandingan serapan
dan Larutan uji pada garis emisi aluminium 309,3 nm Larutan baku terhadap masing-masing kadamya,
menggunakan spektrofotometer serapan atom yang dalam µg magnesium per ml.
dilengkapi dengan lampu "hollow cathode "
aluminium dan nyala asetilena- nitrogen oksida. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
gunakan air sebagai blangko. Hitung jumlah dalam mg rapat, hindari dari pembekuan. •
aluminium hidroksida, Al(OH) 3, dalam suspensi yang
digunakan dengan rumus:
( 78,00J(o, 2s)(AuJ
26,98 Rs
1326 Aluminii Et Magnesii Compressi I Monografi
Kapasitas penetralan asam <451> Asam yang 1 ml dinatrium edetat 0,05 M setara dengan
digunakan pada dosis tunggal minimum tidak kurang 3,900 mg Al(OH)J.
dari 5 mEq dan tidak kurang dari jumlah mEq yang
dihitung dengan rumus: Penetapan kadar magnesium hidroksida
Larutan uji Lakukan seperti yang tertera pada
0,55(0,0385A) + 0,8(0,0343M) Penetapan kadar aluminium hidroksida.
Larutan hitam eriokrom Larutkan 200 mg hitam
0,0385 dan 0,0343 berturut-turut adalah kapasitas
eriokrom T P pada campuran 15 ml trietanolamina P
penetralan asam teoritis aluminium hidroksida, Al
dan 5 ml etanol mutlak P, campur.
(OH)3, dan magnesium hidroksida, Mg (OHh dalam
Prosedur Pipet sejumlah volume Larutan uji
mEq; A dan M berturut-turut adalah jumlah mg
setara dengan lebih kurang 40 mg magnesium
aluminium hidroksida, Al ( OH)J, dan magnesium
hidroksida, masukkan ke dalam gelas piala 400 ml,
hidroksida, Mg (OH)z, yang dihitung berdasarkan
tambahkan 200 ml air dan 20 ml trietanolamina P, aduk.
jumlah yang tertera pada etiket.
Tambahkan 10 ml dapar amonia-amonium ldorida LP
dan 3 tetes Larutan hitam eriokrom, dinginkan larutan
pH <1071> Antara 7,3 dan 8,5.
dalam tangas es hingga suhu antara 3 ° dan 4°, angkat.
Klorida <361> Tidak lebih dari 0,14%; lakukan Titrasi dengan dinatrium edetat 0.05 M LV hingga
warna biru. Lakukan penetapan blangko.
penetapan dengan melarutkan 5,0 g suspensi dalam
sedikit mungkin volume asam nitrat P yang
1 ml dinatrium edetat 0,05 M setara
dibutuhkan, tambahkan 1 ml asam berlebih, kemudian
tambahkan air hingga 100 ml dan saring; 10 ml filtrat
2,916mg Mg(OH)i.
menunjukkan klorida tidak lebih dari 1,0 ml asam Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
klorida 0,02 N. rapat, hindari dari pembekuan.
Sulfat <361> Tidak lebih dari 0, 1%; lakukan Penandaan Jika suspensi dibuat dengan
penetapan dengan melarutkan 5,0 g suspensi dalam 5 menggunakan Aluminium Hidroksida Gel Kering,
ml asam klorida 3 N dengan pemanasan perlahan. hams dicantumkan, untuk menyatakan kandungan
Dinginkan, tambahkan air hingga 250 mL saring; 20 aluminium hidroksida setara dengan jumlah
ml filtrat menunjukkan sulfat tidak lebih dari 0,4 ml aluminium hidroksida gel kering, tiap mg gel kering
asam sulfat 0, 02 N. setara dengan 0,765 mg aluminium hidroksida, Al
(OH)3 .•
Syarat lain Memenuhi syarat uji Arsen dan Logam
berat seperti yang tertcra pada Gel Aluminium
Hidroksida. Tambahan monografi:
•ALUMINll ET MAGNESII 'IRISILICAS
Penetapan kadar aluminium hidroksida COMPRESS!
Titran dinatrium edetat Buat dan bakukan seperti Tablet Alumina dan Magnesium Trisilikat
yang tertera pada Penetapan kadar dalam Amonium
Kal ium Su/fat. Tablet Alumina dan Magnesium Trisilikat
Larutan uji Kocok baik-baik suspensi dalam mengandung aluminium hidroksida, Al(OH) 3, dan
kemasan aslinya, ukur saksama sejumlah volume magnesium trisilikat, MgiSi30 8 , masing-masing tidak
suspensi setara dengan lebih kurang 1200 mg kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
aluminium hidroksida, masukkan ke dalam gelas piala jumlah yang tertera pada etiket.
yang sesuai. Tambahkan 20 ml air, aduk dan
tambahkan secara perlahan 10 ml asam klorida P. Jika ldentifikasi Lakukan uji Ident(likasi seperti yang
perlu panaskan secara perlahan hingga larut, tertera pada Suspensi Oral Alumina dan Magnesium
dinginkan dan saring, masukkan ke dalam labu Trisilikat.
tentukur 200-ml. Cuci penyaring dengan air,
masukkan ke dalam labu tentukur, encerkan dengan Waktu hancur <1251> Tidak lebih dari 10 menit.
air sampai tanda. Gunakan Cairan lambung buatan LP. [Catatan Tablet
Prosedur Pi pet 10 ml Larutan uji, masukkan ke yang harus dikunyah terlebih dahulu sebelum ditelan,
dalam piala 250 ml, tambahkan 20,0 ml air, dibebaskan dari persyaratan ini].
sambil terus diaduk, tambahkan 25,0 ml Titran
dinatrium edetat dan 20 ml dapar asam asetat- Keseragaman sediaan <911> Mcmenuhi persyaratan
amonium asetat LP. Panaskan hingga mendekati titik Keragaman bobot untuk Aluminium Hidroksida dan
didih selama 5 menit. Dinginkan, tambahkan 50 ml Magnesium Trisilikat.
etanol P dan 2 ml ditizon LP, campur. Titrasi dengan
zink su/fat 0,05 ML Vhingga warna berubah dari hijau Kapasitas penetralan asam <451> Asam yang
violet menjadi merah muda. Lakukan penetapan digunakan pada dosis tunggal minimum tidak kurang
blangko. dariS mEq.
1328 Aluminii Et Magnesii Trisilicas Suspensio Oralis I Monografi
Penetapan kadar aluminium hidroksida <1191>. Ukur secara berurutan serapan Lanttan baku
Titran dinatrium edetat Buat dan bakukan sepcrti dan Lanttan uji pada em1s1 magnesium
yang tertera pada Penetapan kadar dalam Amonium nm, menggunakan spektrofotometer serapan atom
Kalium Su/fat. yang dilengkapi dengan lampu "hollow cathode"
Lantt~n uji Timbang dan serbukkan tidak kurang magnesium dan nyala asetilena-nitrogen oksida,
dari 20 tablet. Timbang saksama sejwnlah serbuk gunakan air sebagai blangko. Buat kurva serapan
tablet setara dengan lebih kurang 600 mg aluminium Larutan balm terhadap kadar magnesium dalam µg
hidroksida, masukkan ke dalam gelas piala, per ml, buat garis lurus dari 3 titik Dari grafik yang
tambahkan 20 ml air, aduk dan tambahkan secara diperoleh, tetapkan kadar magnesium, C, dalam µg
perlahan 40 ml asam klorida 3 N Jika perlu panaskan per ml Larntan uji. Hitung jumlah dalam mg,
perlahan hingga larut, dinginkan dan masukkan ke magnesium trisilikat, MgiShOg, dalam serbuk tablet
dalam labu tentukur 200-ml. Cuci gelas piala dengan yang digunakan, dengan rumus:
air, masukkan air cucian ke dalam labu tentukur,
encerkan dengan air sampai tanda.
Prosedur Pipet 10 ml Larutan uji, masukkan ke 0sc(260.,86)
dalam gelas piala 250 ml, tambahkan 20 ml air, sambil ' 48,62
terns diaduk, tambahkan 25,0 ml Titran dinatrium
edetat 0,05 M dan 20 ml dapar asam a'!etat-amonium 260,86 adalah bobot molekul magnesiwn trisilikat
asetat LP. panaskan larutan hingga mendekati titik anhidrat; 48, 62 adalah dua kalinya bobot atom
didih selama 5 menit. Dinginkan, tambahkan 50 ml magnesium.
etanol P dan 2 ml ditizon LP, campur. Titrasi dengan
Link su!fat 0,05 M LV hingga warna larutan berubah Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
dari hijau violet mcnjadi merah muda. Lakukan baik.
penetapan blangko.
Penandaan Jika tablet dibuat dengan menggunakan
1 ml dinatrium edetat 0, 05 M setara dengan Aluminium Hidroksida Gel Kering, harus
3.900 mg Al(OHh. dicantumkan, untuk menyatakan kandungan
alwninium hidroksida sctara dengan jumlah
Penetapan kadar magnesium trisilikat aluminium hidroksida gel kering, tiap mg gel kering
Lanttan kalium klorida Buat larutan dalam air setara dengan 0,765 mg aluminium hidroksida, Al
yang mengandung 5 g kalium klorida per I00 ml. (OH)J.
Lanttan persediaan magnesium Masukkan lebih
kurang 1000 mg logam magnesium ke dalam labu
tentukur 1000-ml yang berisi 50 ml air, tambahkan Tambahan monografi:
secara perlahan IO ml asam klorida P, encerkan • ALUMINII ET MAGNESII TRISILICAS
dengan air sampai tanda. Masukkan 5,0 ml larutan ke
SUSPENSIO ORAUS
dalam labu tentukur 500-ml encerkan dengan air Suspensi Oral Alumina dan Magnesium Trlsilikat
sampai tanda.
Lant tan baku Pada labu tentukur I 00-ml yang Suspensi Oral Alumina dan Magnesium Trisilikat
terpisah, tambahkan berturut-turut 16,0 ml; 18,0 ml mengandung aluminium hidroksida, Al(OH)3, dan
dan 20,0 ml Larutan persediaan magnesium. Pada magnesium trisilikat, Mg 2Si 30 8, masing-masing tidak
masing-masing labu tambahkan 2,0 ml Larutan kalium kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
klorida, encerkan dengan air sampai tanda. Larutan ini jumlah yang tertera pada etiket.
berturut-turut mengandung magnesium lebih kurang
1,6; 1,8 dan 2,0 µg per ml. [Catalan Larntan dibuat I de ntifikasi
pada saat akan digunakan]. A. Pada campuran 5 ml suspensi dalam 10 ml
Lam tan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang asam klorida 3 N, tambahkan 5 tetes merah metil LP,
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk panaskan hingga mendidih dan tambahkan amonium
tablet setara dengan lebih kurang 5 mg magnesium hidroksida 6 N hingga warna larutan berubah menjadi
trisilikat masukkan ke dalam labu tentukur 100-mi kuning tua, lanjutkan pemanasan selama 2 menit,
tamba~n 10 ml asam sulfat 18 N. Panaskan di atas saring; :filtrat menunjukkan reaksi Magnesium seperti
uap selama 30 menit dengan sesekali diaduk. yang tertera pada Uji ldentifikasi Umum <291
Biarkan dingin, encerkan dengan air sampai tanda. B. Cuci padatan pada kertas saring yang diperoleh
Saring, buang 20 ml filtrat pertama. Masukkan 20,0 dari uji ldentifikasi A dengan larutan panas amonium
ml filtrat ke dalam labu tentukur 100-ml kedua, klorida P (l dalam 50), tambahkan 10 ml asam
tambahkan 2,0 ml Lanttan kalium klorida, encerkan klorida 3 N, saring; filtrat menunjukkan rcaksi
dengan air sampai tanda. Aluminium seperti yang tertera pada Uji Jdentijikasi
Prosedur Lakukan penetapan dengan cara Umum <291>.
Spektrofotometer serapan atom seperti yang tertera
pada Spektrofotometer dan Hamburan Cahaya
Monografi I Aluminii Et Magnesii Et Calcii Carbonas Compressi 1329
Prosedur Lakukan seperti yang tertera pad.a larutkan endapan yang diperoleh dalam asam klorida
Prosedur Penetapan kadar aluminium hidroksida 3 N, saring, filtrat menunjukkan reaksi Kalsium seperti
dalam Suspensi Oral Alumina, Magnesia dan Kalsium yang tertera pad.a Uji Jdent(fikasi Umum <291>.
Karbonat. B. Pada filtrat yang diperoleh dari uji ldentifikasi
1 ml dinatrium edetat 0, 05 M setara dengan A tambahkan 5 tetes merah metil LP, panaskan hingga
3, 900 mg Al (OH) 3. mendidih. Tambahkan amonium hidroksida 6 N
hingga warna larutan berubah menjadi kuning tua,
Penetapan kadar magnesium hidroksida
lanjutkan pendidihan selama 2 menit, saring melalui
Titran dinatrium edetat dan Larutan uji Lakukan
kertas saring yang diperkeras (simpan filtrat Wltuk uji
seperti yang tertera pada Penetapan kadar aluminium
Jdentifikasi C). Cuci endapan dengan 350 ml larutan
hidroksida.
panas amonium klorida P (1 dalam 50), buang
Prosedur Lakukan seperti yang tertera pad.a
cucian; larutkan endapan yang diperoleh dalam asam
Prosedur Penetapan kadar magnesium hidroksida
klorida 3 N, menunjukkan reaksi Aluminium seperti
dalam Suspem;i Oral Alumina, Magnesia dan Kalsium
yang tertera pad.a Uji Ident(fikasi Umum <291 >.
Karbonat.
C. Filtrat yang diperoleh dari uji ldentifikasi B
1 ml din atrium edetat 0, 05 M setara dengan menunjukkan reaksi Magnesium seperti yang tertera
2,916 mg Mg(OH)i. pad.a Uji Jdentifikasi Umum <291>.
Penetapan kadar kalsium karbonat Batas mikroba <51> Total mikroba aerobik tidak
Titran dinatrium edetat dan Larutan uji Lakukan lebih dari 100 Wlit koloni per ml Memenuhi syarat uji
seperti yang tertera pada Penetapan kadar aluminium bebas Escherichia coli.
hidroksida.
Prosedur Lakukan seperti yang tertera pad.a Kapasitas penetralan asam <451> Asam yang
Prosedur Penetapan kadar kalsium karbonat dalam digunakan pada dosis tunggal minimum tidak kurang
Suspensi Oral Alumina, Magnesia dan Kalsium dari 5 mEq dan tidak kurang dari jumlah mEq yang
Karbonat. dihitung dengan rumus:
1 ml din atrium edetat 0, 05 M setara dengan 0,55(0,0385A) + 0,8(0,0343M) + 0,9(0,02C)
5,004 mg CaC0 3.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup 0,0385; 0,0343: dan 0,02 berturut-turut adalah
baik. kapasitas penetralan asam teoritis aluminium
hidroksida, Al(OH) 3 , magnesium hidroksida,
Penandaan Pada etiket harus tertera "Tablet dikunyah Mg(OHh dan kalsium karbonat, CaC0 3 dalam mEq;
terlebih dahulu sebelum ditelan". Jika tablet dibuat A, M dan C berturut-turut adalah jumlah mg
dengan menggunakan Aluminium Hidroksida Gel aluminium hidroksida, Al(OH) 3, magnesium
Kering, harus dicantumkan, untuk menyatakan hidroksida, Mg(OH)2 dan kalsium karbonat, CaC03
kandungan aluminium hidroksida setara dengan dalam suspensi, dihitung berdasarkan jumlah yang
jumlah aluminium hidroksida gel kering, tiap mg gel tertera pada etiket.
kering setara dengan 0,765 mg aluminium hidroksida,
Al (OH) 3 •• pH <1071> Antara 7,5 dan 8,5.
Klorida <361> Tidak lebih dari 0,14%; Lakukan
pcnetapan dengan melarutkan 5,0 g suspensi dalam 3
Tamhahan monografi:
•ALUMINII ET MAGNESII ET CALCII ml amm nitrat P, tambahkan air hingga 100 ml dan
saring; 10 ml filtrat menunjukkan klorida tidak lebih
CARBONAS SUSPENSlO ORALIS
Suspensi Oral Alumina, Magnesia dan Kalsium dari 1,0 ml asam klorida 0,02 N.
Karbonat Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,1 %; Lakukan
Suspensi Oral Alumina, Magnesia dan Kalsium penetapan dengan melarutkan 5,0 g suspensi dalam 7
Karbonat mengandung aluminiwn hidroksida, ml asam klorida 3 N dengan pemanasan perlahan.
Al(OH) 3, magnesium hidroksida, Mg(OH) 2, dan Dinginkan, tambahkan air hingga 250 mL saring; 20
kalsium karbonat, CaC0 3, masing-masing tidak ml filtrat menunjukkan sulfat tidak lebih dari 0,4 ml
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari asam suljat 0, 02 N.
jumlah yang tertera pada etiket.
Syarat lain M emenuhi syarat uji Arsen dan Logam
ldentifikasi berat seperti yang tertera pada Gel Aluminium
A Pada 5 g suspensi, tambahkan 25 ml asam Hidroksida.
su(fat 2 N, aduk dan biarkan selama 5 me nit.
Tambahkan 25 ml etanol P, aduk, masukkan dalarn Penetapan kadar aluminium hidroksida
tangas es selama 30 menit. Saring dalam keadaan Titran dinatrium edetat Buat dan bakukan seperti yang
dingin, simpan filtrat untuk uji ldentifikasi B. Cuci tertera pad a Penetapan kadar dalam Amon ium Kalium
endapan dengan 50 ml asam sulfat 0, 75 N, buang cucian; Su(fat
Monografi I Aluminii Et Magnesii Et Simetbiconi Compressi 1331
Larutan uji Kocok baik-baik suspensi dalam Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
kemasan aslinya, ti mmng saksama sejumlah suspensi rapit, hindari dari pembekuan.
setara dengan Iebih kurang 600 mg aluminium
hidroksida, masukkan ke dalam gelas piala yang telah Penandaan Jika suspensi dibuat dengan
ditara. Tambahkan 20 ml air, aduk dan tambahkan menggunakan Aluminium Hidroksida Gel Kering,
secara perlahan 40 ml asam klorida 3 N. Jika perlu harus dicantumkan, untuk menyatakan kandungan
panaskan perlahan hingga larut, dinginkan dan aluminium hidroksida setara dengan jumlah
masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml. Cuci gelas aluminium hidroksida gel kering, tiap mg gel kering
piala dengan air, tambahkan air cucian ke dalam labu setara dengan 0,765 mg aluminium hidroksida, Al
tentukur, encerkan dengan air sampai tanda. (OH)J..
Prosedur Pipet 10 ml Larntan l!ii, masukkan ke
dalam gelas piala 250 mi tammhkan 20 ml air, sambil
terus diaduk, tambahkan 25,0 ml titran dinatrium edetat
0,05 M dan 20 ml dapar asam asetat-arnonium asetat Tambahan monografi:
LP, panaskan hingga mendekati titik didih selama 5 •ALUMINII ET MAGNFSII ET SIMETIIICONI
menit. Dinginkan, tammhkan 50 ml elanol P dan 2 ml COMPRESSI
ditizon LP, campur. Titrasi dengan zink sulfat 0, 05 M LV Tablet Alumina, Magnesia dan Simetikon
hingga warna berubah dari hijau violet menjadi merah
muda. Lakukan penetapan blangko.
Tablet Alumina, Magnesia dan Simetikon
1 ml dinatrium edetat 0,05 M setara dengan mengandung aluminium hidroksida, Al(OH) 3 dan
3,900 mg Al (OH)3. magnesium hidroksida, Mg(OH)2 masing-masing
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0%
dan mengandung polidimetilsiloksan [-(CH3 )iSiO-]n
Penetapan kadar magnesium hidroksida tidak kurang dari 85,0% dan tidak lebih dari 115,0%
Larutan uji Lakukan seperti yang tertera pada dari jumlah yang tertera pada etiket.
PenetaJXln kadar aluminium hidroksida.
Larutan hitam eriokrom Lakukan pembuatan I de ntifikasi
seperti yang tertera pada Penetapan kadar magnesium A. Spektrum serapan inframerah zat
hidroksida dalam Suspensi Oral. Alumina dan mellWljukkan maksimum hanya pada bilangan
Magnesia. gelombang yang sama seperti pada
Prasedur Pipet sejumlah volume Larutan uji Polidimetilsiloksan. Lakukan penetapan menggunakan
setara dengan lebih kurang 40 mg magnesium sel 0,5 mm dan Larutan seperti yang tertera pada
hidroksida, masukkan ke dalam gelas piala 400 ml, Penetapan kadar polidimetilsiloksan.
tambahkan 200 ml air dan 20,0 ml trietanolamina P, B. Pada sejumlah tablet yang telah diserbukkan,
aduk. Tambahkan 10 ml dapar amonia-amonium setara dengan lebih kurang 600 mg magnesium
klorida LP dan 3 tetes larutan hitam eriokrom hidroksida, tambahkan 25 ml asam klorida 3 N dan 25
dinginkan larutan dalam tangas es hingga suhu antara ml air, campur. Didihkan secara perlahan selama 2
3° dan 4°, angkat. Titrasi dengan titran dinatrium menit. Biarkan dingin dan saring. Tambahkan 5 tetes
edetat 0,05 M hingga warna biru. Lakukan penetapan merah metil LP, panaskan hing,ga mendidih dan
blangko. tambahkan amonium hidroksida 6 N hingga warna
Iarutan berubah menjadi kuning tua, lanjutkan
1 ml dinatrium edetat 0,05 M setara dengan pendidihan selama 2 menit, saring; filtrat
2,916mg Mg(OHh menunjukkan reaksi Magnesium seperti yang tertera
pada Uji Jdentijikasi Umum <291>.
Penetapan kadar kalsium karbonat C. Cuci endapan yang diperoleh dari uji
larutan uji Lakukan seperti yang tertera pada Jdentijikasi B dengan larutan pinas amonium klorida
Pene!aJXln kadar aluminium hidroksida. P ( 1 dalam 50), larutkan endapan dalam as am klorida
Prosedur Pipet sejumlah volume Lanttan uji P; larutan menunjukkan reaksi seperti yang tertera
setara dengan lebih kurang 50 mg kalsilllTI karbonat, pada ltji Jdentifikasi C dalam Suspensi Oral Alumina,
masukkan ke dalam gelas piala 400 ml, tambahkan Magnesia dan Simetikon.
200 ml air dan 5 ml larutan natrium hidroksida P (1
dalam 2), dan 250 mg biru hidroksi na.ftol P. Aduk Keseragaman sediaan <911 Memenuhi persyaratan
dengan pengaduk magnetik, titrasi segera dengan Keragaman bobot untuk aluminium hidroksida dan
dinatrium edetat 0,05 M LV hingga larutan berwarna magnesium hidroksida.
biru. Lakukan penetapan blangko.
Kapasitas penetralan asam <451 > Asam yang Prosedur Lakukan Prosedur seperti yang tertera
digunakan pada dosis tunggal minimum tidak kurang pada Penetapan kadar aluminium hidroksida dalarn
dari 5 mEq dan tidak kurang dari jumlah mEq yang Suspensi Oral Alumina, Magnesia dan Simetikon.
dihitung berdasarkan rumus:
Penetapan kadar magnesium hidroksida
0,55(0,0385A) + 0,8(0,0343M) Larutan uji Lakukan seperti yang tertera pada
0, 0385 dan 0, 0343 berturut-turut adalah kapasitas Penetapan kadar aluminium hidroksida.
penetralan asarn teontts aluminium hidroksida, Prosedur Lakukan Prosedur seperti yang tertera
Al(OH)J, dan magnesium hidroksida, Mg(OH) 2, dalam pada Penetapan kadar magnesium hidroksida dalarn
mEq; A dan M berturut-turut adalah jumlah mg Suspensi Oral Alumina, Magnesia dan Simetikon.
aluminium hidroksida, Al(OH) 3, dan magnesium
hidroksida, Mg(OHh, dalam serbuk tablet yang Penetapan kadar polidimetilsiloksan
digunakan, dihitung berdasarkan jumlah yang tertera Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
pada etiket. dari 20 tablet. Timbang saksarna sejumlah serbuk tablet
setara dengan lebih kurang 3 3 mg simetikon, masukkan
Aktivitas penghilang busa Tidak lebih dari 45 detik. ke dalam wadah bulat bermulut sempit dan bertutup
Larntan busa Larutkan 500 mg FD & C biru No. 1 ulir 120 mL tarnbahkan 40 ml natrium hidroksida 0, 1
dan 1 g oktosinol 9 P dalam 100 ml asam klorida 0, 1 N. N, aduk hingga terdispersi. Tambahkan 20 ml toluen P,
Prosedur [Cata tan: Untuk masing-masing uji tutup wadah dengan penutup yang dilapisi bahan iner,
gunakan wadah kaca 250 ml yang bersih]. Timbang kocok selama 30 menit pada pengocok resiprokal (lebih
sejumlah serbuk tablet setara dengan lebih kurang 20 mg kurang 200 osilasi per menit dan goyangan 38±2 mm).
simetikon, masukkan melalui penyaring dengan Masukkan campuran ke dalam corong pisah 125 ml,
porositas 80 mesh ke dalarn wadah kaca bersih biarkan mengendap. Angkat lapisan organik di bagian
(berbentuk ta bung diameter 50 mm, kapasitas 25 0 ml, atas, masukkan ke dalam tabung sentrifuga bertutup
dilengkapi dengan tutup) yang berisi Larutan busa ulir yang berisi lebih kurang 2 g natrium sulfat
yang telah dihangatkan hingga 37°. Lakukan seperti anhidrat P. Tutup tabung, kocok kuat-kuat, sentrifus
yang tertera pada Aktivitas penghilang busa dalam hingga diperoleh beninganjernih.
Simetikon, dimulai dengan •• ... tutup wadah". Larutan baku Lakukan seperti pada Lanttan uji,
menggunakan lebih kurang 33 mg Pdimmetilsikksan
Natrium BPFI yang ditimbang saksama. Lakukan penetapan
Larntan kalium klorida, Larutan baku natrium blangko menggunakan campuran 10 ml toluen P dan 1
klorida dan Larutan baku Lakukan seperti yang tertera g natrium sulfat anhidrat P, sentrifus hingga diperoleh
pada Natrium dalarn Suspensi Oral Alumina, Magnesia hen ingan jernih.
dan Simetikon. Prosedur Ukur secara berurutan serapan Larutan
Larntan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang baku dan Larutan uj i menggunakan sel 0,5 mm pada
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet pan~ang gelombang serapan maksimum 7,9 µm (1265,8
setara dengan bobot rata-rata 1 tablet, masukkan ke cm- ), mcnggunakan spektrofotometer inframerah.
dalam labu tentukur 100-ml. Tambahkan 50 ml asam Lakukan penetapan blangko. Hitung jumlah dalam mg,
klorida I N, didihkan selama 15 menit, dinginkan polidirnetilsiloksan, [-(CH3)2SiO-]n, dalam serbuk
hingga suhu ruang, encerkan dengan air sarnpai tanda. tablet yang digunakan, dengan rumus:
Saring, buang filtrat pertama, masukkan ke dalam labu
tentukur 100-ml yang berisi 10 ml Larutan kalium
klorida, encerkan dengan air sampai tanda.
Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada
Natrium dalam Suspensi Oral Alumina, Magnesia dan
Simetikon. Hitungjumlah mg natrium per tablet dengan W adalah bobot dalam mg, Polidimetilsiloksan BPFI
rumus: yang digunakan untuk membuat larutan baku; Au dan
As berturut-turut adalah serapan larntan 11ii dan
2C Larutan baku.
Penetapan kadar aluminium hidroksida Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Titran dinatrium edetat Buat dan bakukan seperti baik.
yang tertera pada Penetapan kadar dalam Amonium
Kalium Sulfat. Penandaan Pada etiket harus tertera "Tablet dikunyah
Larntan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang terlebih dahulu sebelum ditelan". Pada etiket hams
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet dicantumkan kadar natrium, jika kadarnya lebih besar
setara dengan lebih kurang 800 mg aluminium dari 5 mg per tablet. Jika tablet dibuat dengan
hidroksida, masukkan ke dalam gelas piala 150 ml, menggunakan Aluminium Hidroksida Gel Kering,
tambahkan 20 ml air, aduk. Tambahkan perlahan 30 ml harus dicantumkan, untuk menyatakan kandungan
asam klorida 3 N, aduk. Jika perlu panaskan perlahan aluminium hidroksida setara dengan jumlah aluminium
hingga larut, dinginkan hingga suhu ruang, saring dan hidroksida gel kering, tiap mg gel kering setara dengan
masukkan ke dalarn labu tentukur 200-ml. Cuci 0, 765 mg aluminium hidroksida, Al(OH) 3.
penyaring dengan air, masukkan air cucian ke dalam
labu, encerkan dengan air sampai tanda.
Monografi I Aluminii Et Magnesii Et Simethiconi Suspensio Oralis 1333
Penetapan kadar aluminium hid roksida Larutan baku Lakukan seperti pada Landan uji.
Titran dinatn'um edetat Buat dan bakukan seperti Timbang saksama lebih kurang 50 mg
yang tertera pada Penetapan kadar dalam Amonium Polidimetilsilokrnn BPFl. Masukkan ke dalam wadah
Kalium Su(fat. berisi 25,0 ml toluen P, tambahkan 40 ml natrium
Larutan uji Kocok baik-baik sIBpensi oral dalam hidroksida 0, 1 N, tambahkan air sejumlah volume
kemasan aslinya, ukur saksama sejumlah volume sama dengan suspensi oral yang digunakan Lakukan
suspensi oral setara dengan lcbih kurang 800 mg penetapan blangko menggunakan campuran 10 ml
aluminium hidroksida, masukkan ke dalam gelas toluen P dan 0,5 g natrium su(fat anhidrat P, sentrifus
piala. T ambahkan 20 ml air, aduk dan tamoohkan hingga diperoleh beninganjernih.
secara perlahan 10 ml asam klorida P. Jika perlu Prosedur Ukur secara bersamaan serapan Larutan
panaskan secara per]ahan hingga larut, dinginkan, baku dan Larutan uji pada panjang gelombang serapan
saring dan masukkan air cucian ke dalam labu maksimum 7,9 µm menggunakan spektrofotometer
tentukur 200-ml. Cuci penyaring dengan air, inframerah. Lakukan penetapan blangko. Hin.mg
masukkan air cucian ke dalam labu, en;erkan dengan jumlah daJam mg, polidimetilsiloksan, [-(CH3)2SiO-]n,
air sampai tanda. dalam suspensi yang digunakan dengan rumus:
Prosedur Pipet I 0 ml Larutan uji, masukkan ke
dalam gelas piala 250 ml, tamoohkan 20 ml air,
sambil terns diaduk. Tambahkan 25,0 ml Titran
dinatrium edetat dan 20 ml dapar asam asetat-
amonium asetat LP, panaskan hingga mendekati titik
didih selama 5 menit. Dinginkan, tamoohkan 50 ml W adalah bobot dalam mg, Pohdimetilsilok<lan BPFI
etanol P dan 2 ml ditizon LP, campur. T itrasi dengan yang digunakan untuk membuat Larntan baku; V
zink sulfat 0,05 M LV hingga wama berubah dari adalah volume zat uji yang digunakan dalam ml; Au
hijau violet menjadi merah muda. Lakukan penetapan dan As berturut-turut adalah serapan Larutan uji dan
blangko, dengan menggunakan 10 ml air. Lakukan Larutan baku.
koreksi jika perlu.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
1 ml titran dinatrium edetat 0,05 M setara dengan rapat, hindari dari pcmbekuan.
3, 900 mg Al (0 H)J
Penandaan Jika su spensi dibuat dengan
Penetapan kadar magnesium hidroksida menggunakan Aluminium Hidroksida Gel Kering,
Larutan uji Lakukan sep erti yang tertera pada harus dicanturnkan, untuk menyatakan kandungan
Penetapan kadar aluminium hidrok<lida. aluminium hidroksida setara dengan ju mlah
Larutan hitam eriokrom Lakukan sepcrti yang aluminium hidro ksida gel kering, tiap mg gel kering
tertera pada Penetapan kadar magnesi-um hidroksida setara dengan 0,765 mg aluminium hidroksida,
dalam Suspensi Oral Alumina dan Magnesia. Al(OH)3. Pada etiket dicantumkan kandungan
Prosedur Pipet sejumlah volume Larutan uji natrium,jika kadarnya lebih besar dari 1 mg per ml.•
setara dengan lebih kurang 40 mg magresium
hidroksida, masukkan kc dalam gelas piala 400 ml, AMINO PHY LLINUM
tambahkan 200 ml air dan 20 ml trietanolamina P, Aminofilin
aduk. Tambahkan 10 ml Dapar amonia-amonium
klorida LP dan 3 tetes Larutan hitam eriokrom, Pernbahan:
dinginkan larutan dalam tangas es hingga suhu 3° Baku pembanding Teqfilin BPFl; merupakan bentuk
sarnpai 4 °, angkat. Titrasi dengan dinatrium edetat anhidrat dari tcofilin; lakukan pengeringan pada suhu
0, 05 M LV hingga wama biru. 1.akukan penctapan 105° selama 4 jam serelum digunakan. •sm1pan
blangko, dengan menggunakan 10 ml air. Lakukan dalam wadah tertutup rapat.•
koreksijika perlu.
Pernbahan:
1 ml dinatrium edc;tat 0,05 M setara dengan 2,916 mg Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Mg(OH)2. Kromatografi cair kinerja tinggi scpcrti yang tertcra
pada Kromatografi <93 I>.
Penetapan kadar polidimetilsiloksan Fase gerak Buat carnpuran 200 ml metanol P dan
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume 960 mg natrium-1-pentanasu(fonat P dan air
suspensi oral setara dengan Iebih kurang 50 mg secukupnya hingga 1 liter. Atur dcngan penambahan
simctikon, masukkan ke dalam botol bulat bermulut asam asetat glasial P hingga pH 2,9 ± 0, 1, saring dan
sempit dan rertutup ulir 120 ml, masukkan 40 ml awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
natrium hidroksida 0, 1 N, aduk hingga terdispcrsi. Kesesuaian 5istem seperti yang tertera pada
Tambahkan 2 5 ml toluen P, tutup botol dengan Kmmatografi <931>.
sumbat berlapis bahan iner, kocok selama 15 menit Pengencer Buat campuran metanol P-air (I :4).
pada pengocok resiprokal (lebih kurang 200 osilasi Larutan baku Tirnbang saksama sejumlah Teo.fUin
per menit dan goyangan 3 8±2 mm). Masukkan BPFJ, larutkan dan encerkan secara bertahap dengan
carnpuran ke dalam corong pisah 125 mL biarkan Pengencer hingga kadar Iebih kurang 0,08 mg per ml.
mengendap. Ambil 5 ml lapisan organik di bagian Larutan re.solusi- Larutkan sejumlah teobromin
atas, masukkan ke dalam tabung rcaksi 15 ml bertutup dalam •Larutan baku • hingga kadar lebih kurang 0,08
ulir yang berisi 0,5 g natrium sulfat anhidrat P. Tutup mg per ml. Pipet •20 ml• larutan ini ke dalam labu
tabung, kocok kuat-kuat, sentrifus hingga diperoleh tcntukur 25-ml,• •encerkan dengan Pengencer sampai
beni ngan j ernih. tanda.
Monografi I Amoxicillini Capsulae 1335
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang •24 mg. Fase gerak, Pengencer, Larutan baku, Larutan
:zat, masuk:kan ke dalam labu tentukur 250-ml, resolusi, dan Sistem kromatografi Lakukan seperti
larutkan dan encerkan dengan Pengencer sampai yang tertera pada Penetapan kadar dalamA minofilin.
tanda. Larutan uji Ukur saksama sejumlah volum!
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera injeksi setara dengan lebih k:urang 100 mg teofilin,
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja masuk:kan ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom dengan Pengencer sampai tanda. Pipet 4 ml larutan ini
3,9 mm x 15 cm berisi bahan pengisi LI. Laju alir 1 masuk:kan ke dalam labu tentuk:ur 50-ml, encerkan
ml per m!nit. Lak:ukan kromatografi terhadap Larutan dengan Pengencer sampai tanda.
resolusi, rekam respons pWlcak seperti yang tertera Prosedur Lakukan ITX!nurut Prosedur seperti yang
pada Prosedur: waktu retens i relatif teobrornin dan tertera pada Penetapan kadar dalam Amino.ft/in.
teofilin berturut-turut adalah lebih kurang 0,65 dan Hitung jumlah dalam mg, teofilin, C1HsN402, dalam
1,0; faktor ikutan puncak teofilin tidak lebih dari 2,0 larutan injeksi yang digunakan dengan rumus:
dan resolusi, R, antara puncak teobrornin dan teofllin
tidak kurang dari 3,0. Lakukan kromatografi terhadap
Larutan baku, rekam respons puncak seperti yang
tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
C adalah kadar TeofUin BPFI dalam mg per ml
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Larutan baku; r u dan rs berturut-turut adalah respons
volum! sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan
puncak teofilin Larutan uji dan Larutan baku .•
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
Tambahan persyaratan:
jumlah dalam mg, teofilin, C7H8N 40 2 , dalam
•Penandaan Cantumkan kandungan teofilin anhidrat..
aminofilin dengan runrus:
2soc(~)
AMOXICILLINI CAPS ULAE
Kapsul Amoksisilin
Perubahan:
C adalah kadar Teofilin BPFI dalam mg per ml Baku pembanding Amoksisilin BPFI; tidak boleh
Larutan baku; r u dan rs berturut-turut adalah res pons dikeringkan sebelum digunakan. •Merupakan bentuk
puncak teofilin Larutan uji dan Larutan baku. trihidrat dari amoksisilin. Simpan dalam wadah
tertutup rapat, terlindung dari cahaya, dalam lemari
pembeku .•
AMINOPHYLLlNI INJECTIO
Injeksi Aminofilin
Perubahan:
Disolusi <1231>
Tamhahan Persyaratan: UJI I
•Baku pembanding Teofilin BPFI; m!rupakan Media disolusi: 900 ml air.
bentuk anhidrat dari teofilin; lakukan pengeringan A/at tipel: 100 rpm, untuk kapsul berisi 250 mg.
pada suhu 105° selama 4 jam sebelum d igunakan. Alat tipe 2: 15 rpm, untuk kapsul berisi 500 mg.
Simpan dalam wadah tertutup rapat. Endotoksin BPFI; Waktu: •60. ITX!n it.
[Catalan Bersijat pirogenik, penanganan vial dan Prosedur Lakukan penetapan jumlah
1sznya harus hati-hati untuk menghindari •c16H19N305S,.yang terlarut dengan mengukur serapan
kontaminasi} Rckonstitusi seluruh isinya, gunakan filtrat larutan uji dan jika perlu encerkan dengan
larutan da1am waktu 14 hari. Simpan vial yang belum m!dia disolusi dan serapan larutan baku Amoksisilin
dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin. • BPFI dalam m!dia yang sama pada panjang
gelombang serapan maksimum lebih kurang 272 nm
Tambahan persyaratan: Toleransi Dalam waktu •60 • menit harus larut
•Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 1,0 unit tidak kurang dari 80% (Q) • C16H 19 N:,OsS,11 dari jumlah
Endotoksin FI per mg aminofilin .• yang tertera pada etiket.
Perubahan: •UJI II
Penetapan kadar •Lakukan penetapan dengan cara Media disolusi: 900 ml air.
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera A lat tipel: I 00 rpm
pada Kromatograji <931>. Wak tu: 90 menit.
1336 Amoxicillini Et Kalii Klavulanati Compressi I Monograji
Disolusi <1231>
Media disolusi: 900 ml air.
Alat tipe 2: 75 rpm L adalah jumlah amoksisilin dalam mg ~r tablet
Waktu: 30 menit; atau 45 menit bagi tablet yang seperti yang tertera Jllda etiket; D adalah kadar
pada etiket tertera sebagai tablet kunyah. amoksisilin dalam mg per ml Lariaan uji bcrdasarkan
Prosedur Lakukan penetapan j umlah jumlah tablet yang digunakan, jumlah amoksisilin
Amoksisilin, C 1(Jf 1~ 3 0 5 S, dan Asam klavulanat, yang tertera pada etiket dan :fuktor pcngenceran; C
C8H9NOs, terlarut, menggunakan Prosedur pada adalah kadar Amok~isilin BPFI dalam mg per ml
PenelaJXln kadar, jika perlu lakukan penyesuaian larutan baku; P adalah potensi amoksisilin dalam µg
volume. per mg A mokvisilin BPFJ; ru dan rs berturut-turut
Toleransi Dalam waktu 30 irenit harus larut tidak adalah respons plll1cak amoksisilin Larutan uji dan
kurang dari 85% (Q) C 16H19N 30 5S dan tidak kurang larutan baku.
dari 80% (Q) CsH9NOs dari jumlah yang tertera pada Hitung jumlah dalam mg, asam klavulanat,
etiket. (C 8H9N0 5), dalam tiap tablet, denganrumus:
Untuk tablet kunyah dalam waktu 45 i:renit harus
(~ )(i~:o )( :~ J
larut tidak kurang dari 80% (Q) C16H19N30 5S dan (Q)
CxH9NOs dari jumlah yang tertera pada etiket.
Monograji I Amoxicillinum Et Kalii Klavulanatum Pro Suspensione Oral 1337
L adalah jumlah asam klavulanat dalam mg per tablet Fase gerak Buat campuran dapar natriumfo~fat
seperti yang tertera pada etiket, D adalah kadar asam pH 4,4 dan metanol P (95:5) dan saring melalui
klavulanat dalam mg per ml Larutan uji; C adalah penyaring dengan porositas 0,5 µm atau lebih kecil. Jika
kadar Litium filavulanat BPFI dalam mg per ml perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
Larutan baku; P adalah potensi asam klavulanat dalam seperti yang tertera pada Kromatografi<931>.
µgper mg Litium Klavulanat BPFI; ru dan rs berturut- Larutan baku Timbang saksama sejumlah
turut adalah respons puncak asam klavulanat Larutan A mok,,isilin BPFI dan Litium Klavulanat BP FI
uji dan Larutan baku. larutkan dalam air hingga diperoleh kadar berturut-
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
turut lebih kurang 0,5 mg per ml dan 0,2 mg per ml.
rap at.
Larutan uji Encerkan secara kuantitatif sejumlah
Penandaan Pada tablet kunyah mencantumkan kata
'dapat dikllllyah' sej ajar denga n nama obat. volume Amoksisilin dan Kalium Klavulanat untuk
Penandaan menyatakan tablet kunyah dapat di kunyah Suspensi Oral yang diukur saksama, yang dikonstitusi
<lulu sebelurn ditelanatau ditelan utuh.. seperti yang tertera pada etiket, dengan air hingga
kadar atmksisilin lebih kurang 0,5 mg per ml. Aduk
Tambahan monograji : dengan pengaduk mekanik selama 10 menit dan
• AMOXICIILINUM ET KALii saring. Gllllakan filtrat sebagai Larntan uji dalam
KLAVULANATUM PRO SUSPENSIONE ORAL waktu 1 jam setelah suspensi diencerkan
Amoksisilin clan Kalium Klavulanat untuk Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
Suspensi Oral pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom
Amoksisilin dan kalium klavulanat untuk suspensi ukuran 4 mm x 30 cm yang berisi bahan pengisi Li
oral rnengandung amoksisilin C16H19N 30 5 S sctara
dengan tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari dengan ukuran partikel 3 sarnpai 10 µm. Laju alir
120,0% dari yang tertera pada etiket, dan mengandung lebih kurang 2 ml per rrenit. Lakukan kromatografi
asam klavulanat CxH 9N05 setara dengan tidak kurang terhadap Larutan baku dan rekam respons puncak
dari 90,0% dan tidak lebih dari 125,0% dari jumlah seperti pada Prasedur: resolusi, R, antara puncak
yang tertera pada etiket. Mengandung satu atau lebih amoksisilin dan asam klavulanat tidak kurang dari 3,5;
dapar, pewarna, penambah rasa, pengawet, penstabil, efisiensi kolom masing-masing puncak analit tidak
pemanis dan bahan pensuspensi. kurang dari 550 lernpeng teoritis; faktor ikutan
masing-masing puncak anal it tidak lebih dari 1,5; dan
Baku pembanding Amok"lisilin BPFI tidak boleh simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
dikcringkan sebelum digunakan, merupakan lebih dari 2,0%.
amoksisilin trihidrat. Simpan dalam wadah tertutup Prosedur Stmtikkan secara teipisah sejumlah
rapat, terlindung dari cahaya, dalam lemari pembeku; volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan haku dan
Litium filavulanat BPF/; tidak boleh dikeringkan Larutan uji ke dalam kromatograf, re kam
se belum digunakan. Sim~an dalam wadah tertutup krornatogram dan ukur re spons puncak utama. W aktu
rapat, tcrlindung dari cahaya, di tempat dingin retensi relatif lebih kurang 0,5 untuk asam klavulanat
dan l ,O untuk amoksisilin. Hittmg jumlah dalam mg
ldentifikasi Waktu retensi puncak utarna pada amoksisilin, (C 16H 19N 30 5 S), dalam tiap ml
kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan baku
Amok"lisilin dan Kalium Klavulanat untuk Suspensi
seperti yang diperoleh pada Penetapan kadar.
Oral terkonstitusi yang digunakan dcngan rumus:
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat
untuk serbuk kernasan tunggal.
CP ( L
lOOOD
)(ru)
rs
Volume terpindahkan <1261> Memenuhi syarat
untuk serbuk kemasan ganda.
C adalah kadar Amok"lisilin BPFJ dalarn mg per ml
pH <1071> Antara 3,8 dan 6,6; lakukan penetapan Larutan baku; P adalah potensi amoksisilin dalam µg
menggunakan suspensi segera setclah dikonstitusi per mg Amohisilin BP/<1; L adalah jurnlah amoksisilin
sesuai etiket. yang tertera pada etiket dalam mg per ml dalam
Penetapan kadar Lakukan penetapan kadar dengan Amohisilin dan Kalium Klavulanat untuk Suspensi
cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang Oral terkonstitusi; D adalah kadar amoksisilin dalarn
tertera pada Kromatografi <931>. mg per ml Larutan uji berdasarkan jumlah yang
Dapar natrium fas.fat pH 4,4 Larutkan 7,8 g tertera pada etiket, volurre Suspensi Oral terkonstitusi
natrium fas.fat monobasa P dalam 900 ml air, atur pH yang digunakan dan faktor pengenceran; ru dan rs
hingga 4,4 ± 0,1 dengan penambahan asam fas.fat P berturut-turut adalah respons pllllcak amoksisilin
atau natrium hidrok"lida JO N encerkan dengan air Larutan uji dan larutan baku.
hingga 1000 ml.
1338 Amphetamini Sulfas I Monogra;fi
(~)(1~~0)(:~ J
campuran benzoil klorida P-eter mutlak P (1 :2), tutup
dan kocok selama 3 menit. Saring endapan, cuci
dcngan lcbih kurang 10 ml air dingin dan rekristalisasi
dari etanol encer P terbentuk hablur turunan benzoil
L adalah jumlah yang tertera pada etiket, dalam mg
dari amfetamin, setelah pengeringan pada suhu 80°
per ml asam klavulanat dalam Amoksisilin dan Kalium
selama 3 jam, melebur antara 131° dan 135°,
Klavulanat untuk Suspensi Oral terkonstitusi; D
menggunakan Met ode 1 seperti yang tertera pada
adalah kadar dalam mg per ml asam klavulanat dalam
Larutan uji berdasarkan kadar asam klavulanat dalam Penetapan Jarak Lebur atau Suhu Lebur <1021> .•
suspensi oral terkonstitusi, volume yang digunakan B. •.
dan faktor pcngenceran; C adalah kadar Litium A. Larutan •( 1 dalam 10). menunjukkan reaksi
Klavulanat BPFI dalam mg per ml Larutan baku; P Su(/at Cara A, B, dan C seperti yang tertera pada Uji
Jdentifikasi Umum <291>.
adalah potensi dalam µg asam klavulanat per mg
Litium Klavulanat BPFI; ru dan rs berturut-turut Peruhahan:
adalah respons puncak asam klavulanat Larutan uji Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
dan Larutan baku. •Lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam.•
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat, pada ruang dengan suhu terkendali .• Hi/angkan persyaratan:
• Keasaman Kebasaan Larutkan 500,0 mg dalam 10
ml air, titrasi dengan asam klorida 0, 1 N L V atau
AMPHETAMINI SULFAS natrium hidrokriida 0,01 N LV dengan indikator merah
Amfetamin Sulfat metil LP: diperlukan tidak lebih dari 0, 1 ml asam
klorida 0,01 N atau O,lml natrium hidroksida 0,01 N..
Peruhahan:
Tambahan persyaratan:
•Dekstroamfetamin Larutan (1 dalam 50) tidak optik
aktif. •
Tambahan persyaratan:
•Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran
(±Ja -Metilfenetilamina sulfat (2: 1) • [60-13-9] tidak lebih dari 0, 1% dan total cemaran tidak lebih
(C9HuNh.H2S04 • BM 368,49 dari 0,5%. Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
pada Kromatografi <931 >.
Peruhahan: Pengencer Encerkan 3,12 ml asam fosfat P
Amfetamin sulfat mengandung tidak kurang dari dengan air hingga 1000 ml.
•98,0% dan tidak lebih dari 102,0% • (C)-1 13N)2.H2S04 Larutan dapar Larutkan 2, 16 g natrium 1-
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan •pada oktanasul fonat dalam 1000 ml air, dan tambahkan 1,0
suhu 105° selama 2 jam.• ml trietilamina P. Atur pH hingga 2,5 dengan
penambahan asam fosfat P.
Peruhahan: Fase gerak Buat campuran Larutan dapar-
Pemerian Serbuk hablur, putih; tidak berbau; agak aseton itril P-metanol P (144: 37:19), saring dan
pahit~ :Larutan bersifat asam terhadap lakmus dengan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
pH 5 sampai 6 .• Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada
Kromatogra;fi <931>.
Peruhahan: Larutan baku persediaan Timbang saksama
Kelarutan •Mudah larut dalam air, sukar larut dalam sejumlah Dekstroamfetamin Su[fat BPFJ, encerkan
etanol; tidak larut dalam eter.• dengan Pengencer hingga kadar lebih kurang 0,3 mg per
ml.
Tambahan persyaratan: Larutan baku Ukur saksama sejumlah volume
•Baku pembanding Dekstroamfetamin Su/fat BPFI; Larutan baku persediaan, encerkan dengan Pengencer
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam hingga diperoleh larutan dengan kadar lebih kurang
sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup 0,003 mg per ml.
rapat.•
Monogr0;fi I Amphetamini Sulfatis Compressi 1339
Lamtan uji Timbang saksama lebih kurang 30 mg dan tidak lebih dari 107,0%. dari jumlah yang tertera
zat, masukkan ke dalam laru tentukur 100-ml. pada etiket.
Larutkan dalam 50 ml Pengencer, sonikasi selama 5
menit, encerkan dengan Pengencer sampai tanda Tambahan persyaratan:
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang •Baku pembanding Dekstroamfetamin Su!fat BPFI;
tertera pada K romatografi <93 I>. Kro mato graf ca ir lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam
kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 215 nm dan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup
kolom 4,6 mm x 15 cm berisi bahan pengisi LI rapat..
dengan ukuran partikel 5 µm Laju alir lebih kurang 1
ml per menit. Lakukan kromato grafi terhadap Larutan Pembahan:
baku persediaan, rekam respons puncak seperti yang Identifikasi •Maserasi sejumlah serbuk tablet setara
tertera pada Prosedur; faktor ikutan tidak lebih dari dengan lebih kurang 50 mg amfetamin su lfat,
2,0 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan dengan 1 0 ml air selama 30 menit dan saring ke
ulang tidak lebih dari 2,0%. Lakukan kromatografi dalam labu keciL Pada filtrat tambahkan 3 ml natriwn
terhadap Larutan uji, rekam respons puncak seperti hidroksida 1 N Dinginkan hingga lebih kurang 10°
tertera pada Prosedur: resolus~ R, antara pun::ak sampai 15°, tambahkan 1 ml campuran benzoil klorida
amfetamin dan puncak lain jika ada, tidak kurang dari P-eter mutlak P ( 1:2), tutup dan kocok selama 3 menit;
1,5. saring endapan, cuci dengan lebih kurang 15 ml air
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah dingin dan rekristalisasi dua kali dengan etanol encer
volume sama (lebih kurang 50 µ1) Larutan baku dan P; terbentuk hablur turunan benzoil dari amfetamin,
Lamtan uji ke dalam kromatograf, rekam setelah pengeringan pada suhu 80° selama 2 jam,
kromatogram dan ukur respons pun::ak utama. Hitung melebur antara 131° dan 135°, menggunakan M etode
persentase tiap cemaran dalam zat uji dengan rumus: 1 seperti yang tertera pada Penetapan Jarak Lebur
atau Suhu Lebur < 1021 >.
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut C adalah kadtr dalam µg ~ml Dekstroamfemnin su!fat
tidak kurang dari 75% (Q) (C9H13N)2.H2S04, dari BPFI dalamL(J!Utanbaku.
jumlah yang tertera pada etiket.
Wadah d an penyimpanan Dalam wadih tertutup hlik. •.
Tambahan persyaratan:
• Keseragaman sediaan <91 I> Memerruhi syarat..
Pentbahan monograji
Pent bah an: AMPICILLINUM NA1RICUM
Penetapan kadar Ampisilin Natrium •
•Laruftln baku, Timbang saksama sejumlah
Dekstroamfetamin Su/fat BPF/, larutkan dalam asam Judul terdahulu: Ampicillinum Natricum Sterile
sulfat 2 N (yang dijenuhkan dengan kloroform P), dan Mononatrium D-(-)-6-(2-amino-2fenilasetamido) -
encerkan secara kuantitatif dengan pelarut yang sama 3, 3-dimetil-7-okso-4-tia-l-azabisiklo[3, 2.0} heptan-2-
hingga diperoleh kadar lebih kurang 0,5 mg per ml karhoksilat [69-52-3]
deks tro amfetamin sulfa t.
Lamtan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang BM 371,39
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
tablet setara dengan lebih kurang 5 mg amfetamin
sulfat, masukkan ke dalam gelas piala 100 ml, Pent bah an:
tambahkan 2 ml larutan asam klorida P (1 dalam 100) Ampisilin N atrium mempunyai potensi setara dengan
goyang perlahan-lahan hingga serbuk basah, tidak kurang dari 845 µg dan tidak lebih dari 988 µg
hangatkan di atas tangas uap selama lebih kurang 1 ampisilin, C16H 19 N 30 4S per mg, dihitung sebagai zat
menit dengan sesekali digoyang perlahan dan anhidrat. •.
dinginkan. Tambahkan 3 g tanah silika yang telah
dimurnikan dan campur hingga diperoleh campuran Pent bah an:
halus. Baku pembanding Ampisilin BPFI merupakan
Ko/om kromatografi Siapkan kolom kromatografi bentuk anhidrat dari ampisilin. Sebelum digunakan,
2,5 x 30 cm, masukkan segumpal wol kaca halus. lakukan pengeringan sampai berat konstan pada
Tempatkan 2 g tanah silika yang telah dimurnikan, vakum dengan fosfor pentoksida P pada suhu ruang.
masukkan ke dalam labu piala 100 ml, tamoohkan 1 •Simpan dalam wadah tertutup rapat, di temµit sejuk
ml asam klorida 0, 1 N dan campur sampai diperoleh dan kering .• Ampisilin Natrium BPFI; tidak boleh
masa seperti bu bur. Pindahkan campuran ke dalam dikeringkan sebelum digunakan. •Higroskopis, simpan
kolom, mampatkan. Masukkan Laruftln uji, bilas labu dalam wadah tertutup rapat, di tempat sejuk dan
den.~m 1 g tanah silika yang telah dimurnikan, kering.. Endotnksin BPFI; • [Catalan Bersifat
masukkan ke dalam kolom, kemudian tutup dengan pirogenik, penanganan vial dan isinya harus hati-hati
wol kaca. untuk menghindari konftlminasij. Rekorntitusi seluruh
Prosedur Cuci ko lorn dengan 100 ml klo roform isinya, gunakan larutan dalam waktu 14 lnri. Simpan
jenuh air, l:uang basil cucian. Tempatkan corongpisah vial yang belum dibuka dan larutan, dalam lemari
125 ml yang berisi 10 ml asam su?fat 2 N di bawah pendingin .•
kolom Tambahkan melalui kolom 35 ml kloroform
amoniakal yang dibuat dengan menyeimbangkan (2 Pent bah an:
ml ammonium hidroksida P dan 100 ml kloroform P), Hi/angkan persyamtan:
kemudian tambahkan 70 ml k loro form jenuh air. • Larutan terkonstitusi Pada saat penggunaan
Pindahkan corong pisah, kocok kuat-kuat selama 1 Lamtan terkontitusi dibuat dari ampisillin natrium
menit dan biarkan lapisan memisah, buang lapisan steril yang memerruhi syarat untuk Larutan
klorofonn Gunakan I 0 ml larutan asam garam sulfat terkontitusi pada Injectiones. •
dari amfetamin seoogai larutan uji Kemudian secara
berturut-turut tetapkan serapan larutan dari Larutan Pent bah an:
baku dan Lamtan uji dalam sel 1 cm pada 280 nm dan Hi/angkan persyamtan:
pada panjang gelornhlng maksimum serapan sekitar 257 • Dahan partikulat <751> memenuhi syarat seperti
nm oongan menggunakan as am su?fat 2 N j en uh yang tertera padalnjeksi Volume Kecil .•
kloroform sebagai blangko. Catat serapan Larutan
baku sebagai As dan Larutan uji sebagai Au. Hitung Pent bah an:
jumlah dalam mg, amfetamin sulfat, (CgH 13Nh_H2S04, Dimetilanilina Tidak lebih dari 20 bpj.
dalam serbuk tablet yang digunakan dengan rumus Laruftln lxiku internal Larutkan 75 mg N,N-
sebagai berikut: dietilanilina P chlam 25 ml asam klorida 1 N, encerkan
secara bertalnp dan kuantitatif dengan air hingga
0 OlC (Au251 -Au2so)•
' (As251 - As2so) dipero leh larutan dengan kadar lebih kurang 30 µg per
ml
Monografi I Ampicillinum Pro Injectione 1341
(~JC~~o )(;, J
Susut pengeringan < 1121 > Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu
105° sclama 4 jam.
L adalahjumlah ampisilin, C 16H 19N30 4 S, dalam mg yang Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1 %.
tertera pada etiket di wadah atau dalam sejumlah volume Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10
Larutan terkonstitusi yang digunakan; D adalah kadar bpj.
ampisilin, C 16H 19N304S, dalam mg per ml larutan uji 1
Kemurnian kromatografi Tidak lebih dari 0,25%
atau Larutan uji 2 berdasarkan jumlah yang tertera pada untuk masing-masing cemaran dan tidak lebih dari
etiket di wadah atau dalam sejumlah larutan terkonstitusi 0,5% untuk cemaran total. Lakukan penetapan dengan
yang digunakan dan faktor pengenceran; C adalah kadar cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang
Ampisilin BPFI dalam mg per ml Larutan baku; P adalah tertera pada Kromatografi <931>.
potensi Ampisi/in BPFI dalam µg per mg; r u dan rs larutan A Buat larutan dalam air yang
mengandung 17 g tetrabutilamonium hidrogen sulfat
berturut-turut adalah respons puncak larutan uji dan P per liter, saring dan awaudarakan. Jika perlu
larutan baku. lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
seperti yang tertera pada Kromatografi <931 >.
Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah Larutan B Gunakan asetonitril P, saring dan
untuk padatan steril seperti tertera pada Injectiones. awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada
Hindari larutan konstitusi dari pembckuan. •
Kromatografi <931>.
Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A
dan larutan B seperti yang tertera pada Sistem
kromatografi.
Monografl I Astemizoli Compressi 1343
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Larotan baku Timbang saksama sejumlah
Astemizol BPFI, larutkan dalam metanol P, encerkan Astemizol BPFI, larutkan dalarn Fase gerak, encerkan
secara kuantitatif dan jika perl u bertahap dengan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan Fase
metanol P hingga kadar lebih kurang 25 µg per ml. gerak hingga kadar lebih kurang 1,0 mg per ml.
Larutan resolusi Timbang saksama sejumlah Larotan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg
Astemizol BPFI dan ketokonazol, larutkan dalam zat, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan
metanol P, encerkan secara kuantitatif dan jika perlu dan enceikan dengan Fase gerak sarnpai tanda.
bertahap dengan metanol P hingga kadar berturut- Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
turut lebih kurang 25 µg dan 250 µg per ml. pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
Larutan lfi i Timbang saksama sej umlah lebih tinggi dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom
kurang 100 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi Ll. Laju alir
10-ml, larutkan dan encerkan dengan metanol P lebih kurang 2 ml per rrenit. Lakukan kromatografi
sampai tanda. terhadap Larotan baku, rekam respons puncak seperti
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera yang tertera pada Prosedur: efisiensi kolom tidak
pada Kromatogrqfi <931>. Kromatograf cair kinerja kurang dari 4000 lempeng teori tis, faktor ikutan tidak
tinggi dilengkapi dengan detektor 278 nm dan kolom lebih dari 1,8 dan simpangan baku relatif pada
4,6 mm x 10 cm berisi bahan pengisi L 1 yang penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,5%.
dideaktivasi dengan basa dengan ukuran partikel 3 Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
µm. Laju alir lebi h kurang 1 ml per menit. Buat volume sama (lebih kurang 10 µl) Larotan baku dan
keseimbangan sistem dengan asetonitril P dan Larotan uji ke dalam kromatograf, rekam
kemudian dengan 95% larutan Adan 5% Larotan B, kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hi tung
pertahankan komposisi ini selama 5 menit sebelurn jumlah dalam mg, astemizol, C2sH31FN40, dengan
penyuntikan. Setelah penyuntikan lakukan perubahan rumus:
komposisi secara berangsur rnertjadi 80% Larotan A
soc(~ J
dan 20% Larotan B dalam waktu 15 rnenit, dan
pertahankan komposisi ini selama 3 menit. Bilas
kolom dengan 100% Larutan B selama 5 menit,
kemudian buat keseimbangan sistem ke komposisi
awal selama 5 menit sebelum penyuntikan berikutnya. C adalah kadar Astemizol BPF/ dalam mg per ml
Lakukan kromatografi terhadap Larotan resolusi, Larotan baku; r u dan r 8 berturut-turut adalah respons
rekam respons puncak seperti yang tertera pada puncak Larutan uji dan Larutan baku
Prosedur: resolusi, R, antara puncak astemizol dan
ketokonazol tidak kurang dari 1,5. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Prosedur Suntikkan sccara terpisah sej umlah rapat. •
volume sama (lebih kurang 10 µl) larutan baku dan
Larutan uji ke dalam krornatograt: • rekam
kromatogram dan ukur seluruh respons puncak. Tambahan monografi:
Hitung persentase masing-masing cernaran dengan • ASTEMIWLI COMPRESS!
rum us: Tablet Astemizol
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing Fase gerak, Larutan baku dan Sistem
10 µI Larutan uji dan Larutan baku pada lempeng h-omatograji Lakukan seperti yang tertera pada
kromato grafi silika gel dengan ternl silika gel 0,25 Penetapan kadar dalam Astemizol.
mm Masukkan lempeng ke dalam bcjana Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
kromato grafi yang berisi carnfl.lran fase gerak toluen P- dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serb.ik tablet
diokrnn P-metand P-amonium hidrohida P setara dengan lebih kurang 50 mg astemizol, masukkan ke
(60:30: 10: 1) dan biarkan fase gerak merambat hingga dalam labu tentukur 50-ml. Tamoohkan 25 mlFase gerak,
tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, kocok selama 30 meni~ encerkan dengan Fase gerak
tandai batas pelarut, keringkan di ooara dan arnati di sampai tanda, sentrifus. Gunakan reningan sebagai
bawah sinar ultraviolet 254 nm: harga Rf bercak Larntan uji
utama Larutan uji sesuai dengan Larntan baku. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 10 µl) Larntan baku dan
Disolusi <1231> larntan uji ke dalam kromatograf, rekam
Media disolw.i: 800 ml cairan lambung buatan kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
LP (tanpa enzim). jumlah dalam mg, astemizoL (C28lfoFN40), dalam
A/at tipe 2: 100 rpm. serruk tablet yang digunakan dengan rumus:
Waktu : 45 menit.
Prosedur Lakukan penetapan jumlah astemizol,
C21Jfa1FN40 terlarut dengan mengukur serapan filtrat
larutan uj~ jika perlu encerkan dengan Media disolusi
soc(;,)
dan serapan larutan rnkuAstemizol BPFI dalam media
yang sama pada panjang gelombang serapan C adalah kadar Astemizo/ BPFJ dalam mg per ml
maksimum lebih kurang 285 nm. Larntan baku; r u dan rs berturut-turut adalah respons
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
puncak larutan uji dan Larntan baku.
kurang dari 80% (Q) C2sH31fN40 dari jumlah yang
tertera pada etiket.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Pentbahan monografi:
Kemurnian kromatografi Tidak lebih dari 0,25%
•ATENOLOLUM
untuk cemaran tunggal dan tidak lebih dari 1 ,0%
Atenolol
untuk cemaran total Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>.
Fase gerak, Larutan baku dan Sistem
kromatografi Lakukan sep erti yang tertera pada
Penetapan kadar dalam Astemizol.
Larutan uji Gunakan Larutan uji pada 2-[p- [2-Hidroksi-3- (isopropilamino)propoksiJfeni I}
Penetapan kadar. asetamida [29122-68- 7]
Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih
kurang 10 µl) Larutan uji ke dalam kromatograf, BM266,34
rekam kromatogram dan ukur seluruh respons puncak.
Hitung persentase masing-masing cemaran dengan Atenolol mengamung tidak kurang dari 98,0% dan
rumus: tidak lebih dari 102,0% C 1 ~ 22N 2 0 3 , dihitung terhadap
za t yang tel ah dikeringkan.
10.oooc[ ~ J
Enceran larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
kromatogram dan ukur respons seluruh puncak.
[Catatan lakukan kromatografi terhadap Larntan uji
dengan periode 6 ka/i waktu retensi puncak ateno/o/j. C adalah kadar Ateno/ol BPFI dalam mg per ml
Hitung persentase masing-masing cemaran dengan Larntan baku; ru dan rs berturut-turut adalah respons
runrus: puncak Larutan uji dan Larntan baku.
Baku pembanding Atenolol BPFJ; lakukan C adalah kadar Atenolol BPFJ dalam mg per ml
pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam serelum lmutan baku; D adalah faktor pengenceran Larutan
digunakan Simpan dalam wadah tertutup rapat. uji; ru dan rs berturut-turut adalah respons puocak
Larntan uji dan Larutan baku.
ldentifikasi Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut
A. Pamskan sejumlah serbuk tablet setara dengan tidak kurang dari 80% (Q) C1 <l-122N203 dari jumlah zat
lebih kurang 100 mg atenolol dalam 15 ml metanol P yang tcrtera pada ctiket.
hingga suhu 50°, kocok selama 5 menit, saring dan
uapkan filtrat di atas tangas air hingga kering. Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Tambahkan 10 ml asam klorida 0, 1 N pada rcsidu,
hangatkan, kocok dan saring. Tambahkan natrium Penetapan kadar Lakukan peretapan dengan
hidroksida 1 N pada filtrat hingga basa, ekstraksi Kromatngrafi cair kinerja tinggi ~perti yang tertera
dengan 10 ml klorofonn P. Kcringkan ekstrak pada Kromatografi <931 >.
kloroform dengan natrium sulfat anhidrat P. Saring Fase gerak, Larutan baku dan Sistem
kromatografi Lakukan sep erti yang tertera pada
dan uapkan filtrat di atas tangas air hingga kering dan
Penetapan kadar dalam Atenolol.
panaskan residu pada suhu 105° selama I jam.
Lam tan uji Masukkan 10 tablet ke dalam labu
Spektrum serapan infamerah rcsidu hasil pemumian
tcntukur 1000-ml. Tambahkan 500 ml Fase gerok dan
yang telah did ispersikan dalam kalium bromida P
sonikasi selama 15 menit untuk menghancurkan tablet.
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
Encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Sentrifus,
gelombang yang sama seperti pada Atenolol BPFI
encerkan sejumlah vo]ume cairan beningan yang telah
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram
diukur saksama dengan Fase gerak hingga kadar
Lamtan uji sesuai dengan Lamtan baku yang
atenolol lebih kurang 0,01 mg per ml.
dipero leh pada Penetapan kadar.
Prosedur Su nt ikkan sccara terpisah seju ml ah
Disolusi < 1231 > volume sama (lebih kurang 10 µl) larntan baku dan
lamtan uji ke dalam kromatograf, rekam
Media disolusi: 900 ml dapar asetat 0,1 N pH
4, 6, yang dibuat dengan mencampur 44,9 oogian (v/v) kromatogram dan ukur respons puocak. Hitung jumlah
natrium asetat 0, 1 N dcngan 55, 1 bagian (v/v) asam dalam mg, aterolol, C14H22N203, dalam tiap tablet
dengan rumus:
asetat 0, IN
A/at tipe 2: 50 rpm
Waktu: 30 menit.
Lakukan penetapan jumlah atenolo l tcrlarut
c(~J( ~ J
menggunakan cara berik:ut:
C adalah kadar Atenolol BPFI dalam mg per ml
Fase gerak, dan Sistem kromatografi lakukan
lamtan baku; L adalah jumlah atenolol dalam mg,
seperti yang tertera pada Penetapan kadar dalam
pada tiap tablet seperti yang tertera pada etiket; D
Atenolol.
adalah kadar atenolo1 dalam mg per ml lamtan uji
lam tan baku Timbang saksama seju ml ah
bcrdasarkan jumlah yang tertera pada etiket dan faktor
Atenolol BPFJ ke dalam labu tentukur yang sesuai,
pengcnceran· ru dan rs berturut-turut adalah respons
larutkan dan encerkan dengan fase gerak hingga kadar
puncak Larutan uji dan Larntan baku.
lebih kurang 0,01 mg per ml.
Larutan uji Encerkan sejumlah fil.trat larutan
Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah
uji dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang
tertutup baik..
0,01 mg per ml.
Monografi I Bismuthi Subcarbonas 1347
Pemerian Serbuk putih atau hampir putih. Perak Tidak lebih dari 25 bpj; Lakukan penetapan
sebagai berikut: tambahkan 1 ml air dan 4 ml asam
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, dalam etanol nitrat P pada 2,0 g zat. panaskan perlahan hingga larut
dan dalam eter, larut dalam asam encer, membentuk dan enccrkan dengan air hingga diperoleh 11 ml
gelembung gas. larutan, dinginkan. Tambahkan 2 ml asam klorida 1 N,
biarkan di tempat gelap selama 5 menit: tidak lebih
ldentifikasi Menunjukkan reaksi Bismut cara A dan B keruh dari campuran 10 ml larutan yang mengandung
dan Karbonat cara A dan B seperti yang tertera pada
perak nitrat 7,87 µg per ml, 1 ml asam nitrat P dan 2
Uji ldentifikasi Umum <291>.
ml asam klorida 1 N yang diperlakukan sama.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
Arsen <321> Metode I Tidak lebih dari 5 bpj; lakukan
lakukan pengeringan pada suhu 105° hingga booot
penetapan menggunakan Larutan uji yang dibuat
tetap.
sebagai berikut: larutkan 600 mg zat dalam 35 ml
asam klorida 3 N
Klorida <361>Tidak lebih dari 0,05% lakukan
penetapan sebagai berikut:
Larutan persediaan Campur 5,0 g zat dengan 10 Tembaga Tidak lebih dari 50 bpj; lakukan penetapan
ml air, tambahkan 20 ml asam nitrat P, hangatkan sebagai berikut:
hingga larut, dinginkan dan encerkan dengan air Larutan baku Masukkan 1,34 g tembaga(ll)
hingga 100 ml. klorida P, 10 g amonium ldorida P dan 3 ml larutan
Larutan uji Tambahkan 4 ml asam nitrat P pada 6,6 natrium metabisulfit P (275 mg per ml) ke dalam labu
ml Larutan persediaan dan encerkan dengan air hingga 50 tentukur 100-ml. Encerkan dengan air sampai tanda.
ml. Sejumlah 15,0 ml Larutan uji tidak lebih keruh Larutan sediaan ini setara dengan 5 mg per ml
dari 70 µl asam klorida 0,020 N, yang diperlakukan tcmbaga. Encerkan secara bertahap dan kuantitatif
sama. sejumlah volume larutan yang telah diukur saksama
dengan asam n itrat 2 N hingga kadar setara dengan
Alkali dan alkali tanah Tidak lebih dari 10 mg 10 µg per ml tembaga. Campur 0,25 ml larutan ini
(1,0%); lakukan penetapan sebagai berikut: didihkan dengan 9,75 ml air.
1,0 g dengan 20 ml campuran asam asetat P dan air Larutan uji Tambahkan 2 ml amonium hidroksida
(1 : I). Setelah 2 menit, dinginkan dan saring. 6 N ke dalam 5 ml larutan sediaan yang diperoleh dari
Kumpulkan filtrat, cuci residu dengan 20 ml air dan Uji Id orida, encerkan dengan air hingga 50 ml, dan
tambahkan air cucian ke dalam filtrat. Tambahkan 2 sarmg.
ml asam klorida 2 N dan 20 ml air pada larutan ini. Prosedur Tambahkan 1 ml larutan natrium
Panaskan hingga mendidih dan tambahkan hidrogen dietilditiokarbamat P (1 dalam 1000) ke dalam 10 ml
sulfida P ke dalam larutan hingga terbentuk endapan. Larutan baku dan Larutan uji: wama Larutan uji tidak
Dinginkan campuran dan saring. Kumpulkan filtrat, Iebih intensif dari Larutan baku.
cuci residu dengan air dan tambahkan air cucian ke
dalam filtrat. Uapkan larutan hingga kering di atas Timbal Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan penetapan
tangas air. Tambahkan 0,5 ml asam sulfat P pada sebagai berikut:
residu, keringkan perlahan, dinginkan dan tirnbang. Pengencer Gunakan Asam nitrat 6 N bebas
tirnbal.
Nitrat Tidak lebih dari 0,4%; lakukan penetapan Larutan baku Buat larutan tembaga nitrat dalam
sebagai berikut: Pengencer dengan kadar 0, 1598 mg per ml. Larutan
Titran indigo karmin Larutkan 4 g indigo kannin ini mengandung timbal 100 µg per ml. Encerkan
P dalam 900 ml air, tambahkan 2 ml asam sulfat P bertahap sejumlah volume larutan yang telah diukur
dan enc er kan dengan air hingga 1000 ml. saksama, dengan Pengencer hingga diperoleh larutan
Larutan baku Buat larutan kalium nitrat P dalam yang mengandung timbal 1,0; 2,0 dan 3,0 µg per ml
air yang mengandung 0,0815 mg per ml (setara
Larutan uji Larutkan 12,5 g bismut subkarbonat
dengan 0,05 mg nitrat per ml). Pipet 20 ml larutan ini dalam 75 ml Pengencer. Panaskan hingga mendidih
ke dalam labu Erlenmeyer 125 ml. selama 1 menit, dinginkan dan encerkan dengan air
Larutan uji Tambahkan 20,0 ml air ke dalam
hingga 100 ml.
labu Erlenmeyer 125 ml yang berisi bismut
subkarbonat 250 mg, goyang hingga tersuspensi.
1348 Bleomicini Sulfas I Monografi.
Fase gerak Timbang saksama 960 mg natrium yang diperkirakan sama dengan aras dosis tengah
1-pentanasulfonat P, lamtkan dalam 1000 ml asam baku.
asetat 0,08 N yang telah diawaudarakan, atur pH
hingga 4,3 dengan penambahan amonium hidroksida Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah
P,saring dan awudarakan [Catalan Untuk memperoleh tertutup rapat.
kromatogram yang memuaskan, dapat ditambahkan
1,86 g dinatrium edetat}. Gunakan gradien tinier dari Penandaan Jika Bleomisin sulfat digunakan untuk
10% sampai 40% metanol P dalam campuran lamtan penyiapan sediaan injeksi, pada etiket hams
di atas dengan waktu pencampuran gradien 60 men it dinyatakan stcril atau hams melalui proses pernbuatan
dan biarkan kromatografi berlanjut dengan campuran sediaan injeksi. •
terakhir selama 20 menit atau hingga dimetil
bleomisin A 2 terelusi.
Larutan uji Lamtkan sejumlah zat dalam air yang Perubahan monografi:
telah diawaudarakan hingga kadar lebih kurang 2,5 • BLEOMICINUM PRO INJECTIONE
unit per ml Bleomisin. Simpan lamtan ini dalam Bleomisin untuk Injeksi
lemari pendingin sebelumdigunakan.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera Judul terdahulu: Bleomicini Sulfas Sterilis
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja Bleomisin untuk injeksi mengandung bleomisin sulfat
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom setara dengan tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
baja tahan karat 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi dari 120,0% bleomisin dari jumlah yang tertera pada
LI. l.aju alir lebih kurang 1,2 ml per menit.
etiket.
Prosedur Suntikkan lebih kurang 10 µI Larutan
Baku pembanding Bleomisin Su/fat BPFI; Sebelum
uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan
digunakan keringkan dalam desikator berisi .foL~for
ukur respons semua puncak. Urutan elusi adalah asam
pentoksi.da P dalam hampa udara pada tekanan tidak
bleomisinat, bleomisin A 2 (puncak utama), bleomisin
lebih dari 5 mmHg pada suhu mang selama 3 jam.
As, bleomisin B2 (puncak utama), bleomisin B4 dan
Simpan dalam lemari pembeku, terlindung cahaya dan
dimetil bleomisin A2. Hitung persentase dari bleornisin
biarkan mencapai suhu ruang sebelum dibuka, sangat
A1, bleomisin 8 2 dan bleomisin 8 4 dengan rumus:
higroskopis. Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat
pirogenik, penanganan vial dan isinya harus hati-hati
untuk menghindari kontaminasi} Rekonstitusi selumh
isi, gunakan lamtan dalam waktu 14 hari. Simpan vial
yang belum dibuka dan lamtan, dalam lemari
~l adalah respons puncak bleomisin yang ditentukan pendingin.
dan rt adalah jumlah res pons serrrua puncak.
Larutan terkonstitusi Pada saat digunakan
Syarat lain Jika pada etiket dinyatakan bleomisin memenuhi syarat Larutan terkonstitusi seperti yang
sulfat adalah steril, hams mcmenuhi persyaratan tertera pada lnjectiones.
Sterilitas dan Endotoksin bakteri seperti yang tertera
pada Bleomisin untuk lnjeksi. Jika pada etiket Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 10 O unit
dinyatakan bleomisin sulfat hams diproses lebih lanjut Endotoksin FI per unit Bleomisin. '
untuk penyiapan sediaan injeksi harus memenuhi
syarat Endotoksin bakteri seperti yang tertera pada Sterilitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan
Bleomisin untuk lnjeksi. dengan Penyaringan membran seperti yang tertera
pada Uji sterilitas.
Penetapan kadar
Air <I 031 > Metode I C Tidak lebih dari 6,0%;
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat uji,
siapkan zat untuk uji berikut: Omakan jarum suntik
larutkan dalam dapar nomor 16 dan encerkan secara
kering untuk menyuntikkan 4 ml metanol anhidrat
kuantitatif dengan dapar nomor 16 hingga diperoleh
melalui septum dari 2 wadah yang telah ditara
larutan dengan kadar yang sesuai.
bemmtan, dan kocok sampai lamt. Omakan jamm
Prosedur Lakukan penetapan seperti yang tertera
suntik yang sama, aspirasi isi dari dua wadah,
pada Penetapan Potensi Antibiotik secara
pindahkan ke dalam labu titrasi, dan titrasi. Lakukan
Mikrobiologi, <131> menggunakan sejumlah volume
penetapan blangko pada 8 ml metanol anhidrat.
Larutan uji yang diukur saksama, encerkan secara
T_etapkan berat wadah kosong, dan hitung persentase
kuantitatif dan bertahap dengan dapar nomor 16
arr.
hingga diperoleh Encemn larutan uji dengan kadar
1350 Buspironi Hidrochloridum I Monografi
Syarat lain Memenuhi syarat uji Jdentifikasi, pH, P menunjukkan maksimum hanya pacla bilangan
Tembaga, dan Kandungan bleomisin seperti yang gelombang yang sama seperti pada Buspiron
tertera pada Bleomisin Su/fat. Juga memenuhi syarat Hidroklorida BPFI.
Keseragaman Sediaan <911> dan Penandaan seperti B. Waktu retensi relatif puncak utama
yang tertera pad.a Jnjectiones. kromatogram Larutan uji sama dengan Larutan baku
seperti pada Penetapan kadar.
Penetapan kadar
Larutan uji Konstitusikan isi waclah seperti yang Air< 1031 > Metode I Tidak lebih dari 0,5%.
tertera pad.a etiket. Keluarkan seluruh is1
menggunakan alat suntik jarum hipodermik yang Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,5%.
sesuai clan encerkan secara kuantitatif dengan dapar
nomor 16 hingga diperoleh larutan dengan kadar yang Logam berat <3 71 > Metode II Tidak lebih dari 20
sesuai. bpj.
Prosedur Lakukan penetapan seperti yang tertera
pada Penetapan Potensi Antibiotik secara Kandungan klorida Antara 8,0% dan 8,8%; lakukan
Mikrobiologi <131> menggunakan sejumlah volume penetapan dengan cara sebagai berikut: timbang
Larutan uji yang diukur saksama, encerkan secara saksama lebih kurang 400 mg zat, larutkan clalam 20
kuantitatif clan bertahap dengan dapar nomor 16 ml air, tambahkan 3 ml asam nitrat P dan 20,0 ml
hingga diperoleh Enceran larutan uji dengan kadar perak nitrat 0, 1 NL V, didihkan perlahan selama lebih
yang diperkirakan sama dengan aras dosis tengah kurang 5 menit. Saring dan bilas labu dengan air
baku. beberapa kali hingga volume air pembilas lebih
kurang 80 ml, bagi dalam jumlah kecil dan saring
Wadah dan penyimpanan Dalam Wadah untuk masing-masing bagian. Tambahkan 2 ml besi (Ill)
padatan steril seperti yang tertera pada Jnjectiones. • amonium sulfat P 8%, sambil diaduk cepat, titrasi
kelebihan perak nitrat dengan amonium tiosianat 0,1
N LV hingga wama coklat-merah pucat. Lakukan
penetapan blangko dengan cara Titrasi residual seperti
Tambahan monografi: yang tertera pada Titrimetri <711>.
•BUSPIRONI HIDROCHLORIDUM
Buspiron Hidroklorida 1 ml perak nitrat 0, 1 N setara dengan 3, 545 mg ldorida
J:c~o),.~ .
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
HCI pad a Kromatografi <93 I>.
Larutan dapar Timbang 1,36 g kalium fosfat
monobasa P, masukkan clalam labu tentukur 1000-ml
larutkan dan encerkan dengan air sampai tanda. Atur
N-[4-[4-(2-Pirimidinil)-l-pip!1Yainilj butil]-1.1-
pH hingga 7,5 dengan penambahan natrium
siklopentanadiasetamida monohidroklorida [33386-08-2]
hidroksida P 10% (b/v) dan saring.
C21H31Ns02.HCl BM 421,96
Fase gerak Buat campuran Larutan dapar dan
asetonitril P (60:40), saring dan awaudarakan. Jika
Buspiron hidroklorida mengandung tidak kurang dari
perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
97 ,5% dan tidak lebih clari 102,5% C21H31Ns02.HCl.
seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku internal Buat larutan persediaan
Pemerian Serbuk hablur berwama putih.
propilparaben dalam metanol P dengan kadar 2,5 mg
per ml. Encerkan 25,0 ml larutan persediaan dengan air
Kelarutan Sangat mudah larut clalam air; muclah
hingga 500,0 ml.
larut dalam metanol dan dalam metilen klorida; agak
Larutan baku persediaan Timbang saksama lebih
muclah larut dalam etanol dan dalam asetonitril; sangat
kurang 50 mg Buspiron Hidroklorida BPFI, masukkan
sukar larut dalam etil asetat; praktis tidak larut dalam
ke dalam labu tentukur I 00-ml, larutkan dalam 25 ml
heksan.
asam klorida 1 N, encerkan dengan air sampai tanda.
Baku pembanding Buspiron Hidroklorida BPFI;
tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. Setelah
dibuka simpan dalam desikator. Simpan dalam waclah
tcrtutup rapat, dalam lemari pendingin dan terlindung
dari cahaya.
ldentifikasi
A. Spektrum scrapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida
Monograji I Buspironi Hidrochloridi Compressi 1351
sooc( ~~ J
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
L adalah ju mlah mg buspiron hidroklorida per tablet Prosedur Lakukan penetapan jumlah kaptopril,
yang tertera pada etiket; D adalah kadar buspiron 4H 15 N03 S, yang terlarut dengan mengukur serapan
hidroklorida dalam mg per ml Larutan uji berdasarkan filtrat larutan uji. jika perlu encerkan dengan Media
ju mlah yang tertera pada etiket dan faktor disolusi, dan serapan larutan baku Kaptopril BPFI
pengenceran; C adalah kadar Buspiron Hidroklorida dalam media yang sama pada panjang gelombang
BPFJ dalam mg per ml Larutan baku; Ru clan R:; serapan maksimum lebih kurang 205 nm.
berturut-turut adalah perbandingan respons puncak Toleransi Dalam waktu 20 menit harus larut tidak
buspiron hidroklorida terhadap propilparaben Larutan kunmg dari 80% (Q) 4H 15 N03S, dari jumlah yang
uji dan Larutan baku. tertera pada etiket.
Wadah clan penyimpanan Simpan dalam wadah Keseragaman sediaan <911> Mcrnenuhi syarat.
tidak tembus cahaya dan tertutup rapat, pada suhu
ruang terkendali. • Batas kaptoprii disulfida Tidak lebih dari 3,0%.
[Catalan Lindungi larutan dari paparan udara.
Gunakan dalam waktu 8 jam setelah pembuatanJ
Tambahan monografi : Lakukan penetapan dengan cara Kromatogra_fi cair
• CAPTOPRILI COMPRE.SSI kinelja tinggi seperti yang tertera pada Kromatogra_fi
Tablet Kaptopril <931>.
Fase gerak Buat seperti yang tertcra pada
Penetapan kadar.
Tablet Kaptopril mengandung kaptopril, ~H1 5 N0 3 S, Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama
tidak kurang dari 90, 0% dan tidak leb ih dari 110, (Jl/o sejumlah Kaptopril BPFJ dan Kaptopril Disu(fida
dari jumlah yang tertera pada etiket. BPFI, larutkan dalam Fase gerak, hingga kadar
masing-masing lebih kurang 1 mg dan 0,05 mg per ml.
Baku pembanding Kaptopril BPFJ. tidak boleh Larutan baku Timbang saksama sejumlah
dikcringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah Kaptopril Disu(fida BPFJ, larutkan dalam Fase gerak
tertutup rapat. Kaptopril Disu{fida BPFI; tidak boleh dan jika perlu encerkan secara kuantitatif dan bertahap
dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah dengan Fase gerak hingga kadar 0,05 mg per ml.
tertutup rapat. Larutan uji Timbang dan serbukkan trlak kurang
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet
ldentifikasi Lakukan uji ldentifikasi secara setara dengan lebih kurang 25 mg kaptopril, masukkan
Kromatogra_fi Lapis Tipis <281>. dalarn tabung sentrifuga yang sesuai. Tambahkan 25,0
Larutan uji Masukkan sejumlah serbuk tablet ml Fase gerak, sonikasi selama 15 rnenit dan scntrifus.
yang setara dengan lebih kurang l 00 mg kaptopril ke Gunakan beningan scbagai Lamtan uji.
dalam labu Erlenmeyer. Tambahkan 25 ml metanol P, Sistem kromatografi Lakukan sepcrti yang tertera
aduk selama 30 men it menggunakan pcngaduk pada Kromatogra,fi <931>. Kromatograf cair kinerja
magnetik dan sentrifus. Gunakan larutanjemih. tinggi dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom
Larutan baku Timbang saksama sejumlah 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L1 dengan
Kaptopril BPFJ. Larutkan dan encerkan dengan kandungan hidrokarbon lebih kurang 15%. Laju alir
metanol P hingga kadar lcbih kurang 4 mg per tnl. lebih kurang I ml per menit. Lakukan kromatografi
Volume penotolan 50 µl dalam bentuk pita. terhadap Larutan kesesuaian sistem dan Larutan baku,
Fase gerak Campuran toluen P-asam asetat dan rekam respons puncak seperti yang tertera pada
glasial P- meta no IP (7 5 :25: I). Prosedur: waktu retensi relatif kaptopril dan kaptopril
Prosedur Lakukan scperti yang tcrtera pada disulfida berturut-turut lebih kurang 0,5 dan 1,0;
ldentifikasi secara Kromatogra_fi Lapis Tipis <281>. resolusi, R. antara kaptopril dan kaptopril disulfida
Tandai bercak pada kro matogram dengan dalam larutan kesesuaian sistem tidak kurang dari
menyemprotkan campuran yang dibuat segar dari 1 2,0; dan simpangan baku relatif pada penyuntikan
bagian volume amonium hidroksida P dan 6 bagian ulang Larutan baku tidak lebill dari 2,0%.
volume larutan 5,5-ditiobis (asam 2-nitrobenzoat) Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
0,04% dalam metanol P. Harga Rr bercak utama volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku. Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
kromatogram, ukur respons puncak utama. Hitung
Disolusi <1321 > [Cata tan Media disolusi persentase kaptopril disulfida dalam serbuk tablet
diawaudarakan secara sempurna untuk mengurangi yang digunakan dcngan rumus:
paparan udara terhadap kaptopril dan segera lakukan
analisisj.
Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,01 N.
2soo~(ru)
W rs
A lat tipe 1: 5 0 rpm.
Waktu: 20 menit.
Monograji I Carbamazepini Compressi 1353
C adalah kadar Kaptopril Disu(fida BPFI dalam mg Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
per mJ Larutan baku; W adalah jumlah mg kaptopril rapat.
dalam serbu~ tablet yang digunakan untuk Larutan uji
berdasarkan JUmlah per tab Jet yang tertera pada etiket; CARBAMAZEPINI COMPRESSI
ru dan. r~ berturut-.turut adalah respons puncak Tablet Karbamazepin
kaptopnl d1sulfida dart Larutan uji dan Larutan haku.
Perubahan:
Penetapan kadar [Catalan Lindungi larutan dari
paparan udara. Gunakan dalam waktu 8 jam setelah Baku pembanding Karbamazepin BPFI; lakukan
pembuatan} Lakukan penetapan dengan cara pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam sebelum
Kromatograji cair kinerja tinggi seperti yang tertera digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.
pada Kromatograji <931>.
Fase gerak Buat campuran 550 ml metanol P Perubahan:
dan 45? ml air yang mengandung 0,50 ml asam fosfat Disolusi <1231>
P, sanng dan awaudarakan. Jika perlu lakukan UNTUK TABLET KUNY AH 100 mg
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang UJI 1 Jika memenuhi Uji ini, cantumkan pada
tertera pada Kromatografi <931 >. etiket.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Media disolusi: 900 ml air yang mengandung
Kaptopril BPFI dan Kaptopril Disuljida BPFI, natrium lauril sulfat P 1%.
larutkan dalam Fase gerak hingga kadar masing- A/at tipe 2: 75 rpm.
masing lebih kurang 1 mg dan 0,05 mg per ml. Waktu : 60 menit.
Larutan uji Timbang tidak kurang dari 20 tablet, Prosedur Lakukan penetapan j umlah
masukkan kc dalam labu tentukur yang sesuai, karbamazepin, C1sH 12 N20 yang terlarut dengan
tamba_hkan F ase gerak hingga lebih kurang setengah mengukur serapan filtrat larutan uji, jika perlu
kapas1tas labu tentukur, dan sonikasi selama lebih encerkan dengan Media disolusi; dan serapan larutan
kurang 15 menit. Encerkan dengan F ase gerak sampai baku Karbamazepin BPFI dalam media yang sama
tanda, kocok secara mekanik selama 15 menit dan pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
saring. Jika perlu encerkan secara kuantitatif dan kurang 288 nm.
bertahap dengan F ase gerak hingga kadar kaptopril [Catatan Dapat digunakan sejumlah metanol P tidak
lebih kurang 1 mg per ml. lebih dari 1 % dari jumlah volume akhir Larutan baku
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang untuk melarutkan karbamazepinj.
tertcra pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair Toleransi Dalam waktu 60 menit hams larut tidak
kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kurang dari 75% (Q) C 15H 12N 20 dari jumlah yang
kolom 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi LI tertera pada etiket. Gunakan Tabel Penerimaan seperti
dengan kandungan hidrokarbon lebih kurang 15%. yang tertera pada Uji Disolusi < 1231 >, dengan
Laju alir lebih kurang I ml per menit. Lakukan pe~gecua~ian b~rikut: pada S2 tidak satu unit pun yang
kromatografi terhadap larutan baku, dan rekam leb1h kecil dan Q -5%; pada S3 tidak satu unit pun
respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur: yang 1ebih kecil dari Q -10%; dan tidak lebih dari 2
waktu retensi relatif kaptopril dan kaptopril disulfida dari 24 unit sediaan yang lebih kecil dari Q -5%.
berturut-turut adalah 0,5 dan 1,0; resolusi, R, antara
kaptopril dan kaptopril disulfida tidak kurang dari 2,0; UNTUK TABLET 200 MG
dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang UJI 2 Jika memenuhi uji ini, cantumkan pada
tidak kurang dari 2,0%. etiket.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Media disolusi, Alat dan Prosedur Lakukan
volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan seperti yang tertera pad a UJI 1.
Waktu dan Toleransi Dalam waktu 15 menit
Larutan uji kc dalam kromatograf, rekam
~omatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
harus larut antara 45% dan dalam waktu 60
Jumlah dalam mg, kaptopril, C9H 15N0 3S, dalam menit harus larut tidak kurang dari 75% (Q)
bagian tablet yang digunakan dengan rumus: C15H12N20 dari jumlah tertera pada etiket.
Gunakan Tabel Penerimaan seperti yang tertera
pada Pelepasan Obat <961> dengan pengecualian
berikut: untuk waktu 15 menit, pada L2 tidak satu unit
pun yang lebih dari 5% dari jumlah yang tertera pada
e~iket di luar tiap . rentang penerimaan yang
L adalah jumlah mg kaptopril dalam tiap tablet yang dmyatakan; pada L3, tidak satu unit pun lebih dari
tertera pada D adalah kadar kaptopril dalam mg 10% dari jum~ah yang tertera pada etiket di luar tiap
per ml Larutan uji berdasarkan jumlah per tablet yang rcntang penenmaan yang dinyatakan; dan tidak lebih
tertcra pada etiket dan faktor pengenceran; C adalah dari 2 dari 24 unit sediaan yang lebih dari 5% dari
kadar Kaptopril BPFI dalam mg per ml Larutan baku; jumlah yang tertera pada etiket di luar tiap rentang
ru dan rs berturut-turut adalah rcspons puncak penerimaan yang dinyatakan. Untuk waktu 60 menit
kaptopril dalam Larutan uji dan Larutan baku. pada L2 tidak satu unit pun yang lebih kecil dari Q -
5%; pada L3 tidak satu unit pun yang lebih kecil dari
Q -10%; dan tidak lebih dari 2 dari 24 unit sediaan
yang lebih kecil dari Q -5%.
1354 Carboplatinum I Monografi
UJI 3 Jika rremenuhi uji ini, cantumkan pada encerkan dengan metanol P sampai tanda, campur dan
etiket. saring, buang 10 ml filtrat pertama. Pipet 5 ml larutan
Media disolusi, Alat dan Prosedur Lakukan ini ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan
seperti yang tertera plda UJI L campuran metanol P-air (1: l) sampai tanda.
Waktu dan Toleransi Dalam waktu 15 menit, Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
harus larut antara 60% dan 85%; dalam waktu 60 pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
menit harus larut tidak dari 7 5% (Q) tinggi dilengkapi dengan detektor 230 rnn dan kolom
C 15H 12N 20 dari jumlah yang tertera pada etiket. 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi Li 0. Laju alir
Gunakan Tabel Penerimaan 1 seperti yang tertera lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi
pada Pelepasan Obat <961> dengan pengecualian terhadap Larutan baku dan Lanltan kesesuaian sistem,
berikut: untuk waktu 15 menit, pada L2 tidak satu dan rekam respons puncak seperti yang tertera pada
unit pun yang lebih dari 5% dari jumlah yang tertera Prosedur: resolusi, R, antara 10, 11-
pada etiket di luar tiap rentang penerimaan yang dihidrokarbamazepin dan karbamazepin dalam
dinyatakan; pada L3 tidak satu unit pun lebih dari 10% Larutan kesesuaian sistem tidak kurang dari 1,70 dan
dari jumlah yang tertera pada etiket di luar tiap simpangan baku relatifpada penyuntikkan ulang tidak
rentang penerimaan yang dinyatakan; dan tidak lebih lebih dari 2o/o.
dari 2 dari 24 unit sediaan yang lebih dari 5% dari Prosedur Suntikkan secara teipisah sejumlah
jumlah yang tertera pada etiket di luar tiap rentang volume sama (lebih kurang 20 µl) Larotan baku dan
penerimaan yang dinyatakan U ntuk waktu 60 menit Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
pada L2 tidak satu unit pun yang lebih kecil dari Q puncak utama. Hitung jumlah dalam mg,
pada L3 tidak satu unit pm yang lebih kecil dari Q karbamazepin, C 15H 12N20, mlam serbuk tablet yang
-10%; dan tidak le bih dari 2 dari 24 unit sediaan yang di gunakan dengan rumus:
lebih kecil dari Q -5%.•
Perubahan: sooc[ :~ J
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinelja tinggi seperti yang tertera C adalah kadar Karbamazepin BPFI dalam mg per
pada Kromatografi <931>. ml Larutan baku; ru dan rs berturut-turut adalah
•Fase gerak Buat campuran 1000 ml dari air- respons puncak Larutan uji dan Larutan baku .•
metanol P-tetrahidrofuran P (85:12:3) tambahkan
0,22 ml as am format P, campur, tambahkan 0,5 ml Pembahan:
trietilamina P dan camplr. Saring dan awaudarakan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Jika perlu lakukan penyesuaian memnut Kesesuaian rapat, sebaiknya dari kaca. • Cantumkan pada etiket
sistem seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. HSimpan di tempat kering. Hind.ark.an dari
Larutan kesesuaian sistem Larutkan sejumlah tertmtu kelembaban".•
Karbamazepin BPFI dan 10, 11-dihidrokatbamazepin
daJammetanol P, jika perlu encerkan secara kuantitatif Tam bah an persyaratan:
dan bertahap dengan metanol P hing,ga diperoleh • Penandaan Mencantumkan uji disolusi sesuaijenis
kadar berturut-turut 0, l dan 0,5 mg per ml. Pipet 5 ml tablet .•
larutan, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml,
encerkan dengan campuran metanol P-air ( 1: 1) sampai Tam bah an monografi:
tanda. •cARBOPLATINUM
Larutan bairn Larutkan sejumlah Karbamazepin Karboplatin
BPFI dalam metanol P dan encerkan secara kuantitatif
dengan metanol P hingga diperoleh kadar lebih kurang
2 mg per ml. Pipet 5 ml larutan, masukkan ke dalam
labu tentukur 50-ml, encerkan dengan campuran
metanol P-air (l:l) sampai tanda.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kLD"ang
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
tablet setara· dengan lebih kurang 100 mg c is-Diamina(l, 1-siklobutanadikarboksi lato)platinum
karbamazepin, masukkan ke dalam labu tentukur 50- [41575-94-4]
ml, tambahkan 40 ml metanol P, sonikasi selama lebih
kurang 15 menit. Biarkan dingin sampai suhu ruang, BM 371,25
Monografi I Carboplatinum 1355
Karboplatin mengandung tidak kurang dari 98,0% dan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang
tidak leb ih dari 102, 0% karboplatin, C6 H 12 N2 0 4 Pt, tertera pada Kromatografi <93 1>.
dihitung terhadap zat anhidrat. Larutan baku asam l, 1-siklobutanakarooksilat
Timbang saksarna sejumlah as am
Perhatian Hati-hati dalam menangani Karboplatin 1, 1-siklobutanakarboksilat, larutkan dalam Fase gerak
karena bersifat karsinogenik. hingga diperoleh larutan dengan kadar lebih kurang
0,5 mg per ml. Pipet 2 ml larutan ke dalam labu
Pemerian Serbuk hablur; tidak berwama; melebur tentukur 200-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai
pada suhu 200° dengan peruraian. tanda.
Larutan kesesuaian sistem Campur 1,0 ml
Kelarutan Agak sukar larut dalam air, sangat sukar Larutan baku asam 1, 1-siklobutanakarooksilat clengan
larut dalam aseton dan etanol. 1,0 ml Larutan baku yang clibuat seperti pada
Penetapan kadar.
Baku pembanding Karboplatin BPFI, tidak boleh Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg
dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah karboplatin, masukkan ke clalam labu tentukur 50-ml.
tertutup rapat, terlindung dari cahaya dan dalam l.arutkan dan encerkan dengan Fase g~rak sarnpai
lernari pendingin. tanda.
Sistem kromatografi l.akukan seperti yang tertera
ldentifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
telah dikeringkan dan didispersikan dalam kalium tinggi dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom
bromida P, menunjukkan rnaksimum hanya pada 4,0 mm x 30 cm berisi bahan pengisi LI. I.aju alir
bilangan gelombang yang sarna seperti pada lebih kurang 2 ml per menit. l.akukan kromatografi
Karboplatin BPF!. dengan injeksi berulang (lebih kurang 100 µl) Larutan
kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur
Sifat ha blur< 1091 > Memenuhi syarat. respons puncak: waktu retensi relatif lebih kurang
0,65 untuk karboplatin dan 1,0 untuk asam l, 1-
pH< 1071 > Antara 5 ,0 dan 7 ,O; lakukan penetapan siklobutanakarboksilat; efisiensi ko lorn yang
menggunakan larutan dalam air leb ih kurang 10 mg ditentukan dari puncak asam 1, 1-
per ml. siklobutanakarboksilat tidak kurang dari 1500
lernpeng teoritis; resolusi, R. antara puncak
Air < 103 l> Metode I Tidak lebih dari 0,5%, gunakan karboplatin dan asam 1, 1-siklobutanakarboksilat tidak
.forma mida P sebagai pelarut. kurang clari 2,5; sirnpangan baku relatif pacla
penyuntikan ulang tidak lebih dari 10%.
Transmitan Tidak kurang dari 97%. Timbang
saksarna lebih kurang 100 mg karboplatin, rnasukkan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejurnlah
ke dalam labu tentukur 10-ml, larutkan dalam 6 ml air, volume sama (lebih kurang 100 µl) Larutan baku dan
encerkan dengan air sampai tanda. Ukur persen Larutan uji ke dalam kro matograf, rekam
transmitan menggunakan sel 1-cm pada panjang kromatogram dan ukur respons puncak utama asam
gelombang 440 nm, clengan air sebagai blangko. 1, 1-siklobutana karboksilat. Hitung persentase asam
1, 1-siklobutana karboksilat dalam zat uji yang
Bahan tidak larut air Tidak lebih dari 0,5%. cligunakan clengan rurnus:
Timbang saksarna lebih kurang l g karboplatin,
rnasukkan ke dalam gelas piala 150 ml. Tambahkan
100 ml air, aduk dengan batang pengaduk selarna 30
menit. Dengan bantuan penghisap, saring melalui
penyaring krus yang telah clitara. Bilas gelas piala
dengan air, dan pindahkan bilasan ke dalam krus. C adalah kadar as am 1, 1-siklobutanakarboksilat dalam
Keringkan krus pada suhu 130± 10° hingga bobot µg per ml Larutan baku; W adalah bobot karboplatin
tetap. clalam mg, clalam Larutan uji, ru clan rs berturut-
turut adalah respons puncak as am 1, 1-
Batas asam 1,1-siklobutanakarboksilat Tidak lebih siklobutanakarboksilat Larutan uji dan Larutan baku.
clari 0,5%.
Pereaksi A l.arutkan 8,5 g tetrabutilamonium Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran
hidrogen suljat P clalam 80 ml air. Tambahkan 3,4 ml tidak lebih dari 0,25%, dan jumlah sernua cemaran
asam josfat P, dan atur pH hingga 7,55 dengan tidak lebih dari 0,5%. l.akukan penetapan dengan cara
penambahan natrium hidroksida ] 0 N. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
Fase gerak Tambahkan 20 ml Pereaksi A ke pada Kromatografi <931>.
dalam campuran 880 ml air dan 100 ml asetonitril P,
sanng clan awauclarakan. Jika perlu lakukan
1356 Carboplatini Pro lnjectione I Monografi
Fase gerak, Sistem kromatografi dan Prosedur Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Lakukan seperti yang tertera pada Penetapan kadar. volume sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan
Larutan baku Encerkan dengan air secara Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
kuantitatif sejumlah volwne Larutan baku yang tertera kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
pada Penetapan kadar, hingga diperoleh larutan jumlah dalam mg, karboplatin, C6Ht 2N204Pt, dalam
dengan kadar Karboplatin BPFJ lebih kurang 2,5 µg zat uji yang digunakan dengan rumus:
per ml.
Larutan uji Gunakan Larutan uji seperti yang
tertera pad.a Penetapan kadar.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam C adalah kadar Karboplatin BPFI dalam mg per ml
kromatogram dan ukur respons puncak. Jumlah Larutan baku, ru dan rs berturut-turut adalah respons
respons puncak, tidak termasuk respons karboplatin puncak Larutan uji dan Larutan baku.
dan asam 1, 1-siklobutanakarboksilat dari Larutan uji.
tidak lebih dari dua kali respons karboplatin dari Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Larutan baku. dan tidak satupun respons puncak lebih rapat, terlindung dari cahaya .•
besar dari puncak karboplatin Larutan baku.
Tambahan monografi :
Kandungan platina Antara 52,0% dan 53,0%, • CARBOPLATINI PRO INJECTIONE
dihitung terhadap zat anhidrat. Karboplatin untuk Injeksi
[Catalan Cuci semua a/at gelas dengan asam nitrat
dan bilas dengan air untuk mencegah terjadinya Karboplatin untuk Injeksi adalah campuran steril
lapisan cermin dari endapan platina}. Timbang karboplatin dan manitol terliofilisasi, mengandung
saksama lebih kurang 0,25 g karboplatin, masukkan ke tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0%
dalam gelas piala 600 ml. Tambahkan 400 ml air, C 6H 12NP4Pt dari jumlah yang tertera pada etiket.
larutkan perlahan-lahan dengan pemanasan hingga
hampir mendekati titik didih, sambil sering diaduk Perhatian: Hati-hati dalam menangani karboplatin
dengan batang pengaduk kaca. Lakukan seperti yang karena bersifat karsinogenik.
tertera pad.a uji untuk Kandungan platina pad.a
Sisplatin, dimulai dari "Jika sud.ah larut sempurna". Baku pembanding Karboplatin BPFI, tidak boleh
dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
tertutup rapat, terlindung dari cahaya dan dalam
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
lemari pendingin. Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat
pada Kromatograji <931>.
pirogenik, penanganan vial dan isinya harus hati-hati
Fase gerak Buat campuran asetonitril P-air
untuk menghindari kontaminasi]. Rekonstitusi seluruh
(87:13), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
i si, gunakan larutan dalam waktu 14 hari. S imp an vial
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang
yang belwn dibuka dan larutan, dalam lemari
tertera pad.a Kromatografi <931>.
pendingin.•
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Karboplatin BPFI larutkan dalam air dan encerkan
Larutan konstitusi Pada saat pemakaian, larutan
dengan air secara kuantitatif hingga kadar lebih
terkonstitusi yang disiapkan dari Karboplatin untuk
kurang 1 mg per ml [Catatan Gunakan larutan ini
Injeksi memenuhi syarat Larutan .konstitusi seperti
dalam waktu 2 jam].
yang tertera pad.a Injectiones.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan
ldentifikasi
dan encerkan dengan air sampai tanda. [Catalan
Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang
Gunakan larutan ini dalam waktu 2 jam}.
tertera pad.a Kromatografi <931 >.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
Penampak bercak Tambahkan 5,6 g timah (II)
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
klorida kc dalam 10 ml asam klorida P, dan aduk
tinggi dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom
selama 5 menit. [Catalan Tidak perlu semua padatan
4,0 mm x 30 cm berisi bahan pengisi L8. Laju alir
larut}. Tambahkan 90 ml air dan 1 g kalium iodida P,
lebih kurang 2,0 ml per menit. Lakukan kromatografi
dan aduk. Larutan dibuat segar setiap hari.
terhadap larutan baku, rekam respons puncak seperti
Larutan baku Bu.at larutan baku dalam air yang
tertera pada Prosedur: faktor kapasitas, k', tidak
mengandung Karboplatin BPFI 10 mg per ml.
kurang dari 3,0; efisiensi kolom tidak kurang dari
Larutan uji Larutkan dengan air seluruh isi dari
2500 lempeng teoritis, faktor ikutan tidak lebih dari
satu wadah sampai diperoleh karboplatin l 0 mg per
2,5, dan simpangan baku relatif pada penyuntikkan
ml.
ulang tidak lebih dari 1,2%.
Monograji I Carisoprodoli Compressi 1357
Prosedur Lakukan Kromatogra_fi lapis tipis terkonstitusi, dalam ml; L adalah jumlah karboplatin
seperti yang tertera pada Kromatograji <931 >. tiap wadah, dalam mg, yang tertera pada etiket, ru dan
Totolkan secara terpisah masing-masing 10 µl Larutan rs berturut-turut adalah respons puncak asam 1,1-
baku dan Larutan uj i pada lempeng kromatografi yang siklobutanakarboksilat yang diperoleh dari Larutan uji
dilapisi dengan silika gel setebal 0,25 mm. Masukkan dan Larutan baku.
lempeng ke dalam bejana k:romatografi yang dilapisi
kertas saring dan telah dijenuhkan dengan campuran
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
aseton P-air (80:20) selama 2 jam, hingga pelarut
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
merambat lebih kurang 10 cm di atas garis penotolan.
pada Kromatografi <931 >.
Angkat lempeng, biarkan fase gerak menguap,
Fase gerak, Larutan baku clan Sistem
keringkan di udara pada suhu ruang selama 2 jam.
kromatograji Lakukan seperti yang tertera pada
Semprot lempeng dengan Penampak bercak, panaskan
Penetapan kadar dalam Karboplatin.
pada suhu 110° selama 10 menit: harga Rf dan warna
Larntan uji Larutkan secara kuantitatif isi satu
bercak utama Larutan uji sesuai dengan Larutan
wadah dalam air hingga di peroleh larutan dengan
baku.
kadar Iebih kurang I mg per ml. [Catalan Selesaikan
analisis larutan secara kromatografi dalam waktu 2
Sterilitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan jam}.
dengan Penyaringan membran seperti yang tertera Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
pada Uji Sterilitas. volume sama (lebih kurang 10 µl) Larntan uji dan
Larutan baku ke dalam kromatograi; rekam
Endotoksin bakteri <20 l> Tidak lebih dari 0,54 unit kromatogram clan ukur respons puncak utama. Hitung
Endotoksin FI per mg karboplatin. jumlah dalam mg, karboplatin, C6H12N 2 04Pt, dalam
bagian Karboplatin untuk injeksi dengan rumus:
pH <1071> Antara 5,0 clan 7,0; lakukan penetapan
pada larutan terkonstitusi seperti yang tertera pada
etiket, gunakan Air steril untuk injeksi. cv(;; J
Air < 1031 > Metode I Tidak lebih dari 3,0%. Lakukan
seperti yang tertera pada Air dalam Sisplatin untuk C adalah kadar Karboplatin BPF/ dalam mg per ml
injeksi. Larutan baku; V adalah volume injeksi terkonstitusi
dalam ml; ru clan rs berturut-turut adalah respons
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. puncak Larntan uji dan Larutan baku.
Batas asam 1,1-siklobutanakarboksilat Tidak lebih Wadah dan penyimpanan Dalam wadah untuk
dari 1,0. Lakukan penetapan dengan cara Padatan steril seperti yang tertera pada lnjectiones,
Kromatografi cair kinery·a tinggi, seperti yang tertera terlindung dari cahaya. •
pada Kromatogra_fi<931 >.
Fase gerak, Larutan kesesuaian sistem dan Sistem CARISOPRODOLI COMPRESSI
kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada Batas Tablet Karisoprodol
asam 1, 1-siklobutanakarboksilat dalam karboplatin.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah asam Perubahan:
1,1-siklobutanakarboksilat, larutkan dalam Fase gerak Baku pembanding Karisoprodol BPFI; lakukan
hingga kadar lebih kurang 0,5 mg per ml. Pipet 2 ml pengeringan dalam hampa udara selama 3 jam pada
larutan ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan suhu 60° sebelum digunakan. •Simpan dalam wadah
dengan Fa<ie gerak sampai tanda. tertutup rapat..
Larutan uji Larutkan secara kuanti tat if isi satu
wadah dalam Fase gerak hingga diperoleh larutan Tambahan persyaratan:
dengan kadar karboplatin 1 mg per ml. [Catatan
Selesaikan analisis larutan secara kromatogrqfi Disolusi < 1231 >
dalam waktu 2 jam]. Media disolusi: 900 ml daparfosfat 0,05M pH
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah 6, 9 yang mengandung 5 unit a-amilase per ml
volume sama (lebih kurang 100 µI) larutan baku dan [Catatan Larutan dibuat baru dan biarkan Media
Larutan uji ke dalam k:romatograf, rekam disolu<ii setimbang pada 3 7° selama tidak lebih dari I
kromatogram dan ukur respons puncak asam 1,1- jam sebelum uji disolusi dimulai}.
siklobutanakarboksi lat. Hi tung persentase asam 1,1- A lat tipe 2: 75 rpm.
siklobutanakarboksi lat dalam zat uji yang digunakan Waktu: 60 men it.
dengan rumus: Lakukan pen eta pan jumlah karisoprodol ter larut
menggunakan metodc berikut:
Lakukan Kromatografi cair kinerja tinggi seperti maksimum hanya pada bilangan gelombang yang
yang tertera pada Kromatografi <931>, Fase gerak, sama seperti pada Sf{faklor BPFI.
Larutan resolusi dan Sistem kromatogra_fi Lakukan B. Waktu retensi puncak utama Larutan uji
seperti yang tertera pada Penetapan kadar. sesuai dengan Larutan baku yang diperoleh pada
Larutan baku [Catalan Volume asetonitril P Penetapan kadar.
yang digunakan untuk melarutkan karisoprodol tidak
lebih dari 2% total volume akhir larutan] . Timbang Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat.
saksama sejumlah Karisoprodol BPFI, larutkan dan
encerkan dengan Media disolusi hingga kadar lebih pH <1071> Antara 3,0 dan 4,5; lakukan penetapan
kurang 0,4 mg per ml. menggunakan suspensi dalam air dengan kadar
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah 25 mg per ml.
volume sama (lebih kurang 150 µI) Larutan baku dan
filtrat Larutan uji ke dalam kromatogra£ ukur respons Air<l031> Metode l Antara 3,0% dan 6,5%.
puncak utama. Hitung jumlah C12H24N20 4 terlarut.
Toleransi Dalam waktu 60 menit harus Jarut Senyawa sejenis Lakukan penetapan dengan cara
tidak kurang dari 80% (Q) C 12 H 24N 20 4 dari jumlah Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
yang tertera pada etiket. • pada Kromatografi <931>.
Pelarut Larutkan 2,4 g natrium fosfat monobasa
P dalam 1000 ml air, atur pH hingga 2,5 dengan
Tambahan monografi : penambahan asamfosfat P.
•cEFACHLORUM larntan blangko Gunakan Pelarut.
Sefaklor Larutan A Larutkan 6,9 g natrium fo:'flat monobasa P
dalam 1000 ml air, atur pH hingga 4,0 dengan
penambahan asamfo~fat P.
Larntan B Siapkan campuran Larutan A dan
asetonitril P (550:450), awaudarakan tidak lebih dari
2 menit.
Fase gerak Gunakan campuran Larutan A dan B
seperti tertera pada Sistem kromatograji. Jika perlu
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
Asam 3-kloro-7D -(2 fenilglisinamido-3-sefem-4 seperti yang tertera pada Kromatografi <93 l>.
karboksilat monohidrat. [70356-03-5] [Catalan Kurangi jumlah asetonitril untuk
meningkatkan waktu retensi sefaklor dan
C1sH14ClN304S.H20 BM 385,82 meningkatkan resolusi antara isomer 3-delta dan
Anhidrat [53994-73-3] BM 367,81 s<faklor].
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Sefaklor mempunyai potensi tidak kurang dari 950 µg Sefaklor BPFI, larutkan dalam Pelarut hingga
dan tidak lebih dari 1020 µg C 15H 14CIN 30 4 S per mg, diperoleh larutan dengan kadar 0,05 mg per ml. Jika
dihitung sebagai zat anhidrat. · perlu sonikasi untuk melarutkan dan hindari
pemanasan. [Catatan Gunakan larutan pada hari
Pemerian Serbuk hablur putih hingga hampir putih. pembuatan].
Larutan kesesuaian sistem Larutkan sejumlah
Kelarutan Sukar larut dalam air; praktis tidak larut Sefaklor BPFI, Isomer Delta-3 Sefaklor BPF! dalam
dalam metanoL dalam kloroform dan dalam benzen. Larutan baku hingga diperoleh larutan dengan kadar
0,05 mg per ml
Baku pembanding Sefaklor BPFI tidak boleh Larntan uji Timbang saksama dua kali masing -
dikeringkan. Untuk pcnetapan kuantitatif lakukan masing lebih kurang 50 mg zat, masukkan ke dalam
penetapan kadar air dalam persentase (W) secara dua labu tentukur 10-ml, encerkan masing - masing
titrimetri pada saat akan digunakan. Jika dalam dcngan pelarut sampai tanda. Jika perlu sonikasi
perhitungan rumus memerlukan faktor koreksi untuk melarutkan dan hindari pemanasan. [Catalan
gunakan P = 1000-10 W. Simpan dalam wadah Gunakan Larutan uji dalam waktu 2 jam jika
tertutup rapat, terlindung dari cahaya dan dalam disimpan pada suhu ruang a tau 20 jam jika disimpan
lemari pendingin. Isomer Delta -3- Sefaklor BPFI dalam lemari pendingin].
tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. Simpan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
dalam wadah tertutup rapat dan dalam lemari Kromatografi <931 > Kromatograf cair kinerja tinggi
pembeku. dilcngkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 4,6
mm x 25 cm berisi bahan pengisi LI. Laju alir lebih
ldentifikasi kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi yang
A Spektrum scrapan inframerah zat yang diatur sebagai berikut:
didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
Monografi I Cefachlori Capsulae 1359
Waktu LarutanA Larutan B Elusi ml, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Jika
(menit) (%) (%) perlu lakukan sonikasi untuk mendapatkan larutan
0 95 5 kes etimbangan yang sempuma, hindari pemanasan. [Catatan Gunaka.n
0 -30 95475 5425 gradien linier larutan baku dalam waktu 8 jam jika disimpan pada
30- 45 75~0 25~100 gradien linier suhu rnang, atau 20 jam jika. disimpan dalam lemari
45 - 55 0 100 isokratik pendingin}.
55 - 60 0495 1004 5 menuju komposisi
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 15 mg
60- 70 95 5 awal
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan
kesetimbangan semula
dengan Fase gerak sampai tanda. Jika perlu sonikasi
hingga larut sempurna, hindari pemanasan. [Catatan
Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian
Gunaka.n Larutan uji dalam waktu 8 jam jika disimpan
sistem, rekam respons puncak seperti tertera pada
pada suhu ruang, atau 20 jam jika. disimpan dalam
Prosedur. waktu retensi puncak sefaklor antara 23 dan
lemari pendingin}.
29 menit; resolusi, R, antara sefaklor dan isomer 3-
Larntan resolusi Buat larutan dalamFa.ve gerak yang
delta sefaklor tidak kurang dari 2,0; dan faktor ikutan
mengandung lebih kurang 0,3 mg zat dan 0,3 mg Isomer
dari puncak sefaklor tidak lebih dari 1,2. Lakukan
3-Delta Sefaklor BPFI per ml.
kromatografi terhadap Larutan blangko seperti tertera Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Prosedur. Tetapkan puncak lain selain puncak
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
utama dalam kromatogram Larntan baku dan abaikan
tinggi dilengkapi dengan detektor 265 nm dan kolom
semua puncak yang sesuai pada kromatogram Larutan
4,6 mm x 25 cm. Berisi bahan pengisi LI dengan
uji. [Catatan Pa.vtikan tiap puncak lain selain punca~
ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 1,5 ml per
utama yang diamati bukan merupakan hawaan dan
menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
penyuntikkan sebelumnya}.
resolusi dan rekam respons puncak seperti tertera pada
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Prosedur: waktu retensi relatif sefaklor dan isomer 3-
volume sarna (lebih kurang 20 µI) Larntan baku dan ke
delta sefaklor berturut-turut 0,8 dan 1,0; resolus~ R,
dua Larntan uji ke dalam kromatograf, ukur semua
antara puncak sefaklor dan isomer 3-delta sefaklor
respons puncak. Hitung persentase masing-masing
tidak kurang dari 2,5; faktor ikutan tidak lebih dari 1,5
senyawa sejenis sefaklor dengan rumus:
dan simpangan baku relatif pada penyuntikkan ulang
tidak lebih dari 2,0%.
(~)(;, J
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 20 µl) Larntan haku dan
Larutan uji ke dalam kromatogra~ ukur respons
C adalah kadar &faklor BPFI dalam mg per ml Larutan puncak utama. Hitung potensi dalam µg p~ mg,
baku; P adalah potensi Sefaklor BPFI dalam µ~per mg; sefaklor, C 15 H 14ClN 30 4S, dalam tiap mg zat UJl yang
W adalah bobot sefaklor, dalam mg, yang d1gunakan digunakan dengan rumus:
untuk membuat Larutan uji; ri adalah respons puncak
masing - masing senyawa sejenis dalam Lanltan uji
dan rs adalah respons puncak sefaklor dalam Larutan
haku. Tetapkan nilai rata-rata dari masing-masing
senyawa sejenis sefaklor. Masing-masing senyawa
Ws adalah bobot dalarn mg, Sefaklor BPFI yang
sejenis sefaklor tidak lebih dari 0,5% dan total senyawa
digunakan dalam Larutan haku; Wu adalah bobot
sejenis sefaklor tidak lebih dari 2,0%. Batas senyawa
dalam mg, sefaklor dalam Larntan uji, P adalah
sejenis sefaklor memenuhi syarat jika perbe?a~
potensi Sefaklor BPFI dalam µg per mg; ru dan rs
mutlak antara dua penetapan total senyawa seJems
berturut-turut adalah respons puncak sefaklor dalam
sefaklor tidak lebih dari 0,2%, atau perbedaan nilai dua
Larutan uji dan Larntan baku.
rata-rata tidak lebih dari 10%.
Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah
Penetapan kadar Lakukan pcnetapan dengan cara
tertutup rapat. •
Kromatogra.fl. cair kinefja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Fase gerak Larutkan g natrium 1- Tambahan monografi:
• CEFACHLORI CAPSULAE
pentanasu~fonat P dalam campuran 780 ml air dan 10
Kapsul Sefaklor
ml trietilamina P. Atur pH hingga 2,5 ± 0, 1 dengan
penambahan as am fas.fat P, tambahkan 220 ml meta no I
P, campur. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
Kapsul Sefuklor mengandung sctara tidak kurang dari
Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada
90,0% dan tidak lebih dari 120,0% C 1sH14CIN304S
Kromatografi <931>.
seperti yang tertera pada ctiket.
Larntan baku Timbang saksama lebih kurang 15
mg Sefaklor BPFI rrasukkan ke dalam labu tentukur 50-
1360 Cefadroxilum I Monograji
Baku pembanding Sefaklor BPFI tidak boleh C adalah kadar Sefaklor BPFI dalam mg per ml
dikeringkan. Untuk penetapan kuantitatif lakukan Larutan baku; P adalah potensi Sefaklor BPFI dalam
penetapan kadar air dalam persentase (W) secara µg per mg; r; adalah respons puncak masing-masing
titrimetri pada saat akan digunakan. Jika dalam senyawa sejenis dalam Larutan uji dan rs adalah
perhitungan rumus memerlukan faktor koreksi respons puncak sefaklor dalam Larutan baku.
gunakan P = 1000 - 10 W. Simpan dalam wadah Masing-masing senyawa sejenis sefaklor tidak lebih
tertutup rapat, terlindung dari cahaya dan dalam dari 0,5%, dan total senyawa sejenis sefaklor tidak
lemari pendingin. Isomer 3-Delta Sefaklor BPFI; tidak lebih dari 2,0% tidak termasuk puncak tambahan
boleh dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam yang memberikan hasil kurang dari 0, 1%.
wadah tertutup rapat dan dalam lemari pembeku.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
ldentifikasi Kromatograji cair kinelja tinggi seperti yang tertera
Campur isi dari satu kapsul dengan air hingga pada Kromatografi <931>.
diperoleh kadar lebih kurang 2 mg sefaklor per ml, Fase gerak, Larutan baku. Larutan resolusi dan
saring, filtrat menunjukkan reaksi ldentifikasi cara B Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada
seperti yang tertera pada Sefaklor. Penetapan kadar dalam Sefaklor.
Larutan uji Timbang saksama isi tidak kurang
Disolusi <1231> dari 20 kapsul, dan timbang saksama sejumlah serbuk
Media disolusi: 900 ml air. kapsul setara dengan lebih kurang 75 mg sefaklor,
Alat tipe 2: 50 rpm. masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml, encerkan
Waktu: 30 menit. dengan Fase gerak sampai tanda. Jika perlu lakukan
Prosedur Lakukan penetapan jumlah sonikasi untuk melarutkan dan saring.
C15 H14ClN 304S yang terlarut dengan mengukur Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada
serapan filtrat larutan uji, jika perlu encerkan dengan Penetapan kadar dalam Sefaklor. Hitung dalam mg,
air dan serapan larutan baku Sefaklor BPFI dalam sefaklor, C 15 H 14CIN 30 4S, dalam bagian serbuk kapsul
medium yang sama, pada panjang gelombang serapan yang digunakan dengan rumus:
maksimum lebih kurang 264 nm.
Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
kurang dari 80% (Q) C 15 H 14ClN304S. 5Ws (__!_J(
1000 rs
r,_, J
.
perlu sonikasi. Hindari pemanasan. Encerkan dengan
Pelarut sampai tanda dan saring. Gunakan Larutan uji
dalam waktu 3 jam jika disimpan dalam suhu ruang
,
H2NH
H -ns
HH
0,0 ICP(.!l]
rs
Monografi I Cefadroxilum 1361
Sefudroksil mempunyai potensi setara tidak kurang dari Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan
950 µg clan tidak lebih dari 1050 µg C 16H 17 N 30 5S per dengan cara Kromatografi lapis tipis seperti yang
mg, dihitung terhadap zat anhidrat. tertera pada Kromatografi <931>.
Pemerian Serbuk hablur; putih atau hampir putih. Pelarut Buat campuran etanol P-air-asam klorida
2,4 N (75:22:3).
Kelarutan Sukar larut dalam air; praktis tidak larut Larutan uji Timbang saksama sejurnlah zat uji,
dalarn etanol, dalarn kloroform dan dalam eter. larutkan dalam Pelarut hingga kadar 25 mg per ml.
Larutan baku I Encerkan 1,0 ml Larutan uji
Baku pembanding Sefadroksil BPFI; merupakan dengan Pelarut hingga 100 ml, campur.
bentuk rnonohidrat. Tidak boleh dikeringkan sebclum Larutan baku 2 Timbang saksama sejumlah asam
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan di 7-aminodesasetoksisefulosporanat clan D-a-4-
tempat dingin. h idroksifenil glisin, larutkan dalam Pelarut h ingga kadar
masing-masing 0,25 mg per ml.
ldentifikasi Larutan baku 3 Timbang saksama D-a-4-
A. Spektrum serapan inframerah zat yang hidroksifenil glisin, larutkan dengan Pelarut hingga
didispersikan dalam kalium hromida P menunjukkan kadar 0,25 mg per ml.
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang Larutan resolusi Campur 1,0 ml Larutan uji dan
sama seperti Sefadroksil BPFJ. 1,0 ml Larutan baku 2.
B. Lakukan Kromatogrqfi lapis tipis seperti yang Fa<ie gerak Campuran etil asetat P-etanol P-air-
tertera pada Kromatografi <931 >. Masukkan lempeng asam format P (14:5:5:1).
kromatografi yang dilapisi silika gel bebas pengikat Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis
setebal 0,25 mm dalam bejana kromatografi yang sepcrti yang tertcra pada Kromatografi <931 >.
mengandung campuran n-heksan P - tetradekan P Totolkan secara terpisah masing-masing 2 µl Larutan
(95:5) hingga kedalaman lebih kurang 1 cm, biarkan uji, Larutan balru 1, Larutan baku 2, Larutan baku 3
pelarut merambat setinggi lempeng. Angkat lempeng dan 4 µl Larutan resolusi pada lcmpeng kromatografi
dan biarkan pelarut menguap. Pada lempeng ini yang dilapisi dengan campuran silika gel setebal 0,25
totolkan masing-masing 20 µl larutan dalam air yang mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana
mengandung (1) zat uji 2 mg per ml clan (2) Sefadroksil kromatografi yang telah dijenuhkan dengan Fase
BPFJ 2 mg per ml, biarkan mengering. Masukkan gerak, biarkan Fase gerak merambat hingga tiga per
empat tinggi lcmpeng. Angkat lempeng, tandai batas
lempeng dalam bejana yang bcrisi fase gerak carnpuran
rambat dan biarkan lempeng kering. Amati
asam sitrat 0, 1 M-natrium f osfat dibasa 0, 1 M-
kromatograrn di bawah larnpu UV gelombang pendek:
n inhidrin P dalam a'ieton P 1 dalam 15 (60:40: 1,5),
adanya bercak sekunder yang diperoleh dari
biarkan fase gerak merambat hingga tiga per empat
kromatogram Larutan uji yang sesuai dengan asam 7-
tinggi lempeng. Angkat 1empeng, tandai batas
rambatan, biarkan kering di udara. Semprot lempeng aminodesasetoksiscfalosporanat atau D-a-4-
hidroksifcnil glisin, intcnsitasnya tidak lebih dari
dengan ninhidrin P dalam etanol dehidrat P 1 dalam
bercak yang diperoleh dari Larutan baku 2 (l,0%);
500 [Catalan Hindarkan larutan dari cahaya].
adanya bercak lain selain dari bercak utama dan
Keringkan pada suhu 110° selama 10 men it, amati bercak yang sesuai dengan asarn 7-amino
krcmatogram; harga Rf bercak utama yang d iperoleh
desasetoksisefalosporanat atau D-a-4-hidroksifcnil
dari larutan (1) sesuai dengan bercak utama larutan (2). glisin, intensitasnya tidak lebih dari pada bercak
utama dari kromatogram yang diperoleh dari Larutan
Rotasi jenis < 1081 > Antara + 165,0° dan + 178,0°; baku 1 (l,0%). Pada uji yang valid kromatogram yang
lakukan penetapan menggunakan larutan dalarn air diperoleh dari Larutan resolusi menunjukkan tiga
10 mg per ml. bercak yang terpisah dengan jelas.
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat. Dimetilanilin < 362> Memenuhi syarat.
pH <1071> Antara 4,0 clan 6,0; lakukan penetapan Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
dalam suspensi yang mengandung 50 mg per ml. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
pada Kromatografi <931 >.
Air< 1031> Metode 1 Antara 4,2% dan 6,0%, kecuali Dapar pH 5, 0 Larutkan 13,6 g kalium fas.fat
pada etiket dinyatakan dalam bentuk hemihidrat antara monobasa P dalam air hingga 2000 ml. Atur pH
2,4% dan 4,5%. hingga 5,0 dengan penambahan kalium hidroksida JO
N dan cam pur.
1362 Cefadroxili Capsulae I Monograji
Fase gerak Buat campuran Dapar pH 5,0- Baku pembanding S~fadroksil BPFI; merupakan
asetonitril P (960:40) dan saring melalui penyaring bentuk monohidrat. Tidak boleh dikeringkan sebeltnn
dengan porositas 0,5 µm atau lebih halus jika perlu digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem terlindung dari cahaya dan di tempat dingin
seperti yang tertera pada Kromatografi <931 >.
[Catatan Penambahan kadar asetonitril P pada Fase Identifikasi Campur isi dari satu kapsul dengan air
gerak menurnnkan waktu retensi st:f'adroksil dan hingga kadar sefadroksil lebih kurang 2 mg per ml,
pengurangan kadar asetonitril P pada Fase gerak saring; filtrat menunjukkan reaksi Jdenttfikas i B
meningkatkan waktu retensi sefadroksil]. seperti yang tertera pada S~fadroksil.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Sefadroksil BPFI, lamtkan dalam Dapar pH 5, 0 Disolusi <1231>
hingga kadar lebih kurang 1,06 mg per ml. Larutan ini Media disolusi: 900 ml air.
mengandung setara dengan sefadroksi I lebih kurang Alat tipe I: 100 rpm
1000 µg per ml. Gunakan larutan ini pada hari Waktu: 30 menit.
pembuatan Prosedur Lakukan penetapan jumlah
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 212 C16H17N30sS yang terlamt dengan mengukur serapan
mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml, fil trat Larutan uji, jika perlu encerkan dengan air, dan
encerkan dengan Dapar pH 5, 0 sampai tanda, kocok Larntan baku Sefadroksil BPFI yang diketahui
secara mekanik selama 5 menit hingga larut. Gunakan kadarnya dalam media yang sama, pada ~nj ang
lamtan ini pida hari pembuatan. gelombang serapan maksimum lebih kurang 263 nm.
Sistem kromatograji Lakukan seperti yang tertera Tolerami Dalam waktu 30 menit hams larut tidak
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja kurang dari 80% (Q) C 16 H 17N 30 5 S, dari jumlah yang
tinggi dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom tertera pada etiket.
4mm x 25 cm berisi bahan pengisi Li. Laju alir lebih
kurang 1,5 ml per rrenit. Lakukan kromatografi Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
terhadap Larutan baku dan rekam respons puncak
seperti yang tertera pada Prosedur: faktor kapasitas, Air <1031> Metode 1 Tidak lebih dari 7,0%.
k', antara 2,0 dan 3,5; efisiensi kolom yang ditentukan
dari puncak analit tidak kurang dari 1800 lempeng Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
teoritis; faktor ikutan puncak anal it tidak lebih dari 2,2 Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
dan simpangan baku relatif pada penyunti kan ulang pada Kromatogrq/1 <931>.
tidak lebih dari 2,0%. Dapar pH 5,0, Fase gerak, Landan baku dan
Prasedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Sistem kromatograji Lakukan seperti yang tertera pada
volume sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan Penetapan kadar dalam Sefadroksil.
Larutan uji ke dalam kromatogra:( rekam Larntan uji Timbang saksama isi tidak kurang
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitllllg dari 10 kapsul dan campur. Timbang saksama
jumlah dalam µg, sefudroksil, C 16H 17N 30 5 S, <la.lam sejurnlah serbuk kapsul setara dengan lebih kurang
tiap mg, zat uji yang digunakan, dengan rumus: 200 mg sefudroksil, masukkan ke dalam labu tentukur
200-ml, encerkan dengan Dapar pH 5,0 sampai tanda
dan kocok secara mekanik selarna 5 menit. Gunakan
larutan pada hari pembuatan.
Prosedur Lakukan sesuai Prosedur seperti yang
tertera pada Penetapan kadar dalam Sejadroksil.
C adalah kadar S~fadroksil BPFI dalam mg per ml Hitung jumlah dalam mg, sefadroksil, C 1Jf 17N 30 5S,
Larutan baku; E adalah kesetaraan sefudroksil <la.lam dalam setbuk kapsul yang digunakan dengan rumus:
µg per mg Sefadroksil BP Fl; W adalah bobot
sefudroksil yang digunakan dalam mg; ru dan rs
berturut-turut adalah respons puncak sefudmksil
0,2CE( ~ J
dalam Larntan uji dan Larntan baku.
C adalah kadar Sefadroksil BPFI dalam mg per ml
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Larntan baku; E adalah kesetaraan sefadroksil dalam
rapat..
µg per mg S~fadroksil BPFJ; ru dan rs berturut-turut
adalah respons puncak sefadroksil dalam Larutan uji
Tambahan monografi: dan Larntan baku.
•CEFADROXILICAPSULAE
Kapsul Sefadroksil Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
ra~t.
Kapsul Sefadroksil mengandung sefudroksil,
Cufl17N 30 5 S, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih Penandaan Bila kapsul menggunakan bentuk
dari 120,0% dari j tnnlah yang tertera pada etiket. hemihidrat, hams dicantumkan ~da etiket..
Monografi I Cefadroxili Compressi 1363
Prosedur Lakukan sesuai Prosedur seperti yang maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama
tertera pada Penetapan kadar dalam Sefadroksil. seperti pada Sefiksim BPFI. Lakukan penetapan
Hitung dalam mg, sefudroksii C 16H 17 N3 0 5 S, dalam dengan membuat spesimen uji sebagai berikut: buat
tiap ml suspensi oral yang digunakan dengan rumus: larutan dengan menggerus 5 mg zat uji dalam 2 ml
metanol P, uapkan dengan pemanasan perlahan hingga
kering.
C16H1sNs01S2.3H20 BM 507,50
Anhidrat BM 453,46 P adalah potensi sefiksim dalam µg per mg yang
dihitung dalam Penetapan kadar; r 1 adalah respons
Sefiksim mengandung tidak kurang dari 950 µg dan puncak tiap cemaran dan rs adalah respons puncak
tidak lebih dari 1030 µg, sefiksim, C 16H 15 N50 7S2, per sefiksim.
mg, dihitung berdasarkan zat anhidrat.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Pemerian Serbuk hablur putih hingga kuning muda. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tcrtera
pada Kromatografl <931>.
Kelamtan Mudah larut dalam metanol; larut dalam Larutan tetrabutilamonium hidroksida Encerkan
propilen glikol; sukar larut dalam etanoi dalam aseton 25 ml Larutan tetrabutilamonium hidroksida 0,4 M
dan dalam gliserin; sangat sukar larut dalam larutan dengan air hingga 1000 ml, atur pH hingga 6,5 dengan
sorbitol 70% dan dalam oktanol; praktis tidak larut penambahan as am fo~fat 1,5 M.
dalam eter, dalam etil asetat, dalam heksan dan dalam Fase gerak Buat campuran Larntan
air. tetrabutilamonium hidroksida-asetonitril P (3: I),
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
Baku pembanding Sefiksim BPFI merupakan bentuk penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang
trihidrat dari sefiksim. Tidak boleh dikeringkan. tcrtera pada Kromatografi <931 >.
Untuk keperluan kuantitatif lakukan penetapan kadar Larntan kalium fo.~fat monohasa Larutkan 6,8 g
air secara titrimetri pada saat digunakan dan gilllakan kaliumfosfat monobasa P dalam air hingga 500 ml.
nilai 986 µg per mg sefiksim berdasarkan zat anhidrat. Dapar fosfat pH 7,0 Larutkan 7,1 g natriumfoefat
Simpan dalam wadah tertutup rapat. dihasa anhidrat P dalam air hingga 500 ml. Atur pH
hingga 7,0 dengan penambahan Larutan kalium Jo.ifat
ldentifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang monobasa.
didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
Monografi I Cefiximum Pro Suspensione Orale 1365
Larutan resolusi Buat larutan Sefiksim BPF! C adalah kadar sefiksim dalam mg per ml Larutan
dalam air hingga diperoleh larutan dengan kadar lebih baku; W adalah jumlah sefiksim dalam mg yang
kurang 1 mg per ml. Panaskan larutan ini pada 95° digunakan dalam Larutan uji; ru dan rs berturut-turut
dalam tangas minyak selama 45 menit, dinginkan dan adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
gunakan segera.
larutan baku Timbang saksama sejumlah Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Sefiksim BPFJ, larutkan dalam Dapar fosfat pH 7,0 rap at..
hingga diperoleh larutan dengan kadar lebih kurang 0,2
mg per ml. Gunakan segera. Tambahan monografi:
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 110 • CEFIXIMUM PRO SUSPENSIONE ORALE
mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml. Sefiksim untuk Suspensi Oral
Larutkan dan encerkan dengan penambahan Dapar
fosfat pH 7,0 sampai tanda. Pindahkan 10,0 ml larutan Sefiksim untuk suspensi oral adalah campuran kering
ini ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan sefiksim dengan satu atau lebih pengencer, penambah
dengan Dapar fosfat pH 7. 0 sampai tanda. Gunakan rasa, pengawet dan bahan pensuspensi yang sesuai.
segera. Mengandung tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
Sistem kromatografi Lakukan penetapan seperti dari 120,0% se:fiksim, C16H15 N501S2, per ml larutan
yang tertera pada Kromatografi <931 >. Kromatograf terkonstitusi dari jumlah yang tertera pada etiket.
cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm
dan kolom 4,6 mm x 12,5 cm berisi bahan pengisi ll Baku pembanding Sefiksim BPFI merupakan bentuk
dengan ukuran partikel 4 µm. Laju alir diatur hingga trihidrat dari sefiksim. Tidak boleh dikeringkan.
diperoleh waktu retcnsi sefiksim lebih kurang 10 Untuk keperluan kuantitatif lakukan penetapan kadar
menit. Pertahankan suhu kolom pada lebih kurang air secara ti trimetri pada saat digunakan dan gunakan
40°. Lakukan kromatografi terhadap Larntan resolusi, nilai 986 µg sefiksim per mg berdasarkan zat anhidrat.
rekam respons puncak seperti tertera pada Prasedur: Simpan dalam wadah tertutup rapat.
waktu retensi relatif untuk isomer (E) sefiksim dan
sefiksim lebih kurang adalah 0,9 dan 1,0: resolusi, R, ldentifikasi Waktu retensi puncak utama Larutan uji
antara sefiksim dan isomer (E) sefiksim tidak kurang sesuai dengan puncak utama Larutan baku seperti
dari 2,0. Lakukan kromatografi terhadap Larutan yang diperoleh pada Penetapan kadar.
baku, rekam respons puncak seperti tertera pada
Prosedur: e:fisiensi kolom tidak kurang dari 4000 Keseragaman sediaan <911> M emenuhi syarat,
lempeng teoritis jika dihitung dengan rumus: untuk Padatan yang dikemas dalam wadah dosis
tunggal.
2
5,545[-
WYi
J 1 Volume terpindahkan <1261> Memenuhi syarat
(~)(~ J
1366 Cefiximi Compressi I Monograji
L adalah jlllnlah sefiksim dalam mg per ml suspensi Larutan tetrabutilamonium hidrokYida, Fase
terkonstitusi seperti yang tertera pada etiket; C adalah gerak, Dapar f oefat pH 7, 0, !Arutan resolusi, lArutan
kadar sefiksim dalam mg per ml Larutan baku; D baku dan Sistem kromatografi Lakukan seperti yang
adalah kadar sefiksim dalam mg per ml !Arutan uji tertera pada Penetapan kadar dalam Sefiksim.
berdasarkan jumlah yang tertera pada etiket dan faktor Larutan uji Timbang dan serbuk haluskan tidak
pengenceran; ru dan rs berturut-turut adalah respons kurang dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah
puncak !Arutan uji dan !Arutan baku. serbuk tablet setara dengan lebih kurang 400 mg
sefiksim, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml,
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup tambahkan 75 ml penambahan Dapar fosfat pH 7,0,
rapat.. sonikasi. Encerkan dengan penani>ahan Dapar fas.fat
pH 7,0 sampai tanda, dan sentrifus. Masukkan 5,0 ml
Tambahan monografi: beningan ke dalam labu tentukur 100-ml kedua,
• CEFIXIMI COMPRESS! encerkan dengan penambahan Dapar fosfat pH 7,0
Tablet Sefiksim sampai tanda.
Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada
Tablet Sefiksim mengandung sefiksim, C16H 1.sNs<::hS2, Penetapan kadar dalam S~fiksim. Hitung jumlah
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dalam mg, sefixsim, C 16H 1sN 5°'7Si, dalam serbuk
dari j lllTilah yang tertera pada etiket. tablet yang digunakan dengan rumus:
20ooc(~)
Baku pembanding Sejiksim BPFI irerupakan bentuk
trihidrat dari sefiksim. Tidak boleh dikeringkan.
Untuk keperluan kuantitatif lakukan penetapan kadar
air secara titrimetri pada saat digunakan dan gunakan
nilai 986 µg per mg sefiksim berdasarkan zat C adalah kadar sefiksim dalam mg per ml !Arutan
anhidrat. Simpan dalam wadah tertutup rapat. baku; ru dan rs berturut-turut adalah respons puncak
Larutan uji danLarutan baku.
Identiftkasi Waktu retensi puncak utami. lArutan uji
sesuai dengan puncak utama Larutan balcu seperti Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
yang diperoleh pada Peneta[X:m kadar. ra}llt. •
Kejernihan dan warna larutan Masukkan 2,5 g zat Larutan A Buat campuran Larutan dapar fo.~fat
ke dalam labu tentukur 25-ml. Larutkan dan encerkan 0,05 M dan metanol P (86:14). Saring rnelalui
dengan air bebas karbon dioksida sampai tanda, penyaring dengan porositas 0,5 µm atau lebih kecil,
campur, terbentuk larutan jemih. Ukur segera serapan dan a waudarakan se be lum digunakan.
larutan pada panjang gelombang lebih kurang 430 nm, Larutan B Buat campuran Larutan dapar fosfat
menggunakan air bebas karbon dioksida sebagai 0,05 M dan metanol P (60:40). Saring melalui
blangko, serapan tidak lebih dari 0,20. Masukkan 10 penyaring dengan porositas 0,5 µm atau lebih kecil
ml larutan ke dalam tabung reaksi, tambahkan 1 ml dan awaudarakan sebelum digunakan.
asam asetat glasial P. Campur dan amati segera, Fase gerak Buat variasi campuran Larutan A dan
larutanj emih. Larutan B. Lakukan seperti yang tertera pada Sistem
kromatografi.
Identifikasi Larutan baku Timbang saksama sejumlah lebih
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah kurang 40 mg S~fotaksim Natrium BPFI, masukkan
dikeringkan dan didispersikan dalam kal iwn bromida P, ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan 40 ml
menunjukkan maksimum hanya pada panjang Larutan A, aduk hi ngga larut, tambahkan Larutan A
gelombang yang sama seperti St;fotaksim Natrium sampai tanda. [Catalan Gunakan larutan ini segera.
BPFI. Larutan masih dapat digunakan dalam waktu 24 jam
B. Waktu retensi puncak utamaLarutan uji sesuai hi la disimpan dalam lemari pendingin}.
dengan Larutan haku, seperti yang diperoleh pada Larutan sensitivitas Masukkan 2,0 ml larutan
Penetapan kadar. baku dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan
C. Menunjukkan reaksi natrium seperti yang Larutan A sampai tanda. Pipet 2 ml larutan ini
tertera pada Uji Identffikasi Umum <291>. masukkan ke dalam labu tentukur 20-ml encerkan
dengan Larutan A sam~i tanda.
Rotasi Jenis <l 081 > Antara +58° dan +64°; lakukan Larutan resolusi Campur l ml larutan baku, 7 ml
penetapan rrenggunakan larutan yang mengandung air dan 2 ml metanol P. Tambahkan 25 mg natrium
10 mg per ml. karbonat P, carnpur dan biarkan pada suhu ruang
selama 10 menit, sambil kadang-kadang digoyang.
pH <1071> Antara 4,5 dan 6,5; lakukan penetapan Tambahkan 3 tetes asam asetat glasial P dan 1 ml
menggunakan larutan (1 dalam 10). Larutan baku, dan campur.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 40
Susut pengeringan <1121 > Tidak lebih dari 3,0%; mg sefotaksim natrium, masukkan ke dalam labu
lakukan pengeringan pada suhu 100° samJ;lii 105° tentukur 50-ml, tarnbahkan Larutan A hingga larut,
selama 3 jam. enccrkan dengan Larutan A sampai tanda. [Catalan
Gunakan larutan ini segera. Larutan masih dapat
Kemurnian kromatografi Tiap cemaran tidak lebih digunakan dalam waktu 24 jam hila disimpan dalam
dari 1,0% dan cemaran total tidak lebih dari 3,0%. lemari pendingin].
Gunakan kromatogram Larutan uji yang diperoleh Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada
pada Penetapan kadar, hi tung persentase masing- Kromatograji <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
masing cemaran dengan rumus: dilengkapi dengan detektor 235 nm dan kolom 3,9 mm
x 15 cm berisi bahan pengisi L 1 dengan ukuran
partikel 5 µm. Pertahankan suhu kolom pada 3Cf. Laju
alir lebih kurang 1,0 ml per rrenit. Sistem
diseimbangkan dengan 100% Larutan A. Setelah 7
menit, Larutan B ditingkatkan secara linier dari 0%
hingga 20%, dengan laju 10% per men it dan
ri adalah respons puncak cemaran; ris adalah jumlah pertahankan komposisi tersebut selama 7 menit.
respons puncak semua cemaran; re adalah respons Larutan B kemudian dinaikkan secara linier dengan
puncak utama sefotaksim [Catalan Abaikan puncak laju 2,7% per menit hingga Larutan B 100% dan
cemaran yang kurang dari 0, 1 %]. biarkan kornposisi tersebut selama 5 menit, kemudian
Larutan A dinaikkan secara linier hingga 100%
Syarat lain Bila dinyatakan steril pada etiket, dengan 1aju 20% per meni t. Lakukan kromatografi
memenuhi syarat Sterilitas <71>, lakukan penetapan terhadap Larutan resolusi dan rekam respons puncak
dengan Penyaringan membran seperti yang tertera seperti yang tertera pada Prosedur: waktu retensi
pada Uji sterilitas dari produk yang diuj i dan desasetil sefotaksirn lebih kurang 3,5 menit dan
Endotoksin bakteri seperti yang tertera pada lnjeksi sefatoksim 14 menit, dan resolusi, R, antara dua
Sefotaksim. Bila dalam etiket tertera Sefotaksim puncak tidak kurang dari 20. Lakukan kromatografi
natrium dirnaksudkan untuk diproses lebih lanjut Larutan ooku, dan rekam respons puncak seperti yang
selama penyiapan bentuk sediaan if1ieksi, memenuhi tertera pada Prmedur: waktu retensi untuk pllllcak
syarat Endotoksin bakteri seperti tertera pada sefotaksim antara 12 dan 15 menit, faktor ikutan tidak
St;fotaksim Jnjeksi. lebih dari 2 dan sirnpangan balm relatif pada
penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,5%. Lakukan
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara krornatografi Larutan sensitivitas dan rekam respons
Kromatografi cair kinelja tinggi seperti yang tertera puncak seperti yang tertera pada Prosedur: respons
pada Kromatografi <931>. puncak sefotaksirn antara 0,18% dan 0,22% dari
Larutan dapar f Otffat 0, 05 M. Larutkan 7, l g respons puncak sefotaksim pada krornatograrn
natrium fotffat dibasa anhidrat dalam 1000 ml air, Larutan baku.
atur pH hingga 6,25 dengan penambahan as am fosfat P.
1368 Cefotaximi Injectio I Monograji
Prosedur Suntikkan secara terpisah masing- Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti
masing sejumlah volume sama (lebih kurang 10 µl) yang tertera pacla lnjeksi volume kecil.
Larutan baku dan Larutan uji ke clalam kromatograf,
rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama Kemurnian kromatografi Tidak ada satupun puncak
yang dihasilkan. Hitung jumlah clalam µg per mg, cemaran yang lebih besar dari 6,0% clan jumlah
sefotaksim natrium, C 16H 17NsNa01S2, dalam jumlah seluruh cemaran ticlak lebih clari 10,0%. Gunakan
zat uji yang digunakan dengan rumus: kromatogram Larutan uji yang diperoleh clari
Penetapan kadar, hitung persentase masing-masing
so( ~J(:~ J
cemaran dengan rumus:
100ri
(r;s +re)
C adalah kadar Sefotaksim Natrium BPFI dalam mg
per ml Larutan baku; P adalah kandungan dalam µg r; adalah respons puncak cemaran; ri1· adalah jumlah
per mg sefotaksim (C16H 17NsNa01S2) dalam respons puncak seluruh cemaran clan re aclalah respons
Sefotaksim Natrium BPFI; W aclalah bobot dalam mg puncak utama sefotaksim [Catalan Abaikan puncak
sefotaksim natrium dalam Larutan uji; ru dan rs cemaran yang kurang dari 0, 1 %}.
berturut-turut aclalah respons puncak Larutan uji clan
Larutan baku. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair ki.nerja tinggi seperti yang tertera
Wadah dan penyimpanan Dalam waclah tertutup pacla Kromatografi <931 >.
rapat.. Larutan dapar fosfat 0, 05 M, Larutan A. Larutan
B, Fase gerak, Larutan baku, Larutan resolusi dan
Tambahan monografi : Sistem kromatografi Lakukan seperti pada Penetapan
•cEFOTAXIMI INJECTIO kadar dalam Sefotaksim Natrium .
Injeksi Sefotaksim Larutan uji Biarkan satu waclah injeksi hingga
mencair clan campur. Ukur saksama sejumlah volume
Injeksi Sefotaksim aclalah larutan steril sefotaksim injeksi setara dengan lebih kurang 80 mg sefotaksim,
natrium clalam Air untuk lnjeksi, mengandung satu masukkan ke clalam labu tentukur 100-ml, encerkan
atau lebih larutan dapar yang cocok clan dapat dengan Larutan A sampai tanda.
mengandung dekstrosa atau natrium kloricla sebagai Prosedur Lakukan prosedur seperti yang tertera
pengatur tonisitas. Injeksi Sefotaksim mengandung pacla Penetapan kadar clalam sefotaksim natrium
sefotaksim, C 16 H17Ns~S2 ticlak kurang dari 90,0% Hitung jumlah dalam mg, sefotaksim natrium,
dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera C 16H 17N 5 0 7 Si. per ml injeksi yang digunakan dengan
pada etiket. rum us:
Tambahan monografi: Air < 103 1> Metode I Tidak lebih dari 7,0%.
•CEFOTIAMI HYDROCHLORIDUM Lakukan penyiapan Lant/an uji seperti zat yang
Sefotiam Hidroklorida higroskopik, kecuali bila menggunakan campuran 20
ml fonnamida P-metanol P (2: 1) (formamida
sebelumnya sudah dikeringkan di atas natrium sufat
HOYO -~
H
anhidrat P selama 24 jam), sebagai pcngganti metanol
11~~ .J..\ ~: .
'l.;N
S 00 I /CH
untuk melarutkan zat, dan untuk menetapkan kadar
H2N-<, lHCI
N N•• '-._/ CH 3 air daJam campuran formamida dan metanol.
H S
H H
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Asam 7(R)-{2-(2-amino-4-thiazoli)acetamido]-3-[[[1- Kromatogrc~fi cair kine1ja tinggi seperti yang tertera
[2-dimetilamino)eti l}-1 H-tetrazol-5-il}thio }metil]-3- pada Kromatografi < 931 >.
cefem-4-ka rboksilat dihidroklori da [66309-69-1] Fase gerak Larutkan 13, I g ammonium su(fat P
C1sH23N904S3.2HCl BM 598,56 dalan1 850 ml air, atur pH hingga 6,5±0, 1
menggunakan ammonium hidroksida 2 N, tambahkan
Sefotiam Hidroklorida mengandung setara dengan 150 ml asetonitril P. Saring mcnggunakan penyaring
tidak kurang dari 790 µg dan tidak lebih dari 925 µg yang scsuai dcngan porositas 0,5 µm atau lebih kecil,
per mg sefotiam, C 18 H23N90 4 S3, dihitung terhadap zat dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
anhidrat. menurut Kesesuaian sistem scperti yang tertcra pada
Kromatogra.fl <931 >.
Pemerian Hablur putih sampai kuning muda. Larut Larutan baku Timbang saksama sejumlah
dalam metanol, scdikit larut dalam etanol. Sefotiam Hidroklorida BPFI, larutkan dalam air, dan
encerkan secara kuantitatif hingga diperolch larutan
dengan kadar lebih kurang 1000 µg per ml. Masukkan
Baku pembanding Sefotiam Hidroklmida BPFI;
5,0 ml larutan ini kc dalam labu tentukur 100-ml,
tidak boleh dikcringkan scbelum digunakan. Untuk
enccrkan dengan Fase gerak sampai tanda. Larutan ini
pcnggunaan kuantitatif~ tetapkan kadar air sccara
mengandung sctara dengan lebih kurang 50 µg per ml
titrimetri sebelum digunakan. Simpan dalam wadah
scfotiam (C1RH23N904S3.). Lakukan pengujian segera
tertutup rapat, terlindung dari cahaya dan lembab,
setelah Larutan baku dibuat.
simpan pada suhu tidak lcbih dari 5°. Buat larutan
larutan t4i Timbang saksama lcbih kurang 60
segera sebelum digunakan.
mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml,
tambahkan air sampai tanda. Pindahkan 5,0 ml larutan
ldentiflkasi ini ke dalam labu tentukur lOO~ml, enccrkan dengan
A. Spektrum scrapan ultraviolet larutan 20 µg per
fasc gerak sampai tanda. Lakukan pengujian segera
ml dalam air menunjukkan maksimlll11 dan minimum setelah Larutan uji dibuat.
pada panjang gelombang yang sama scperti pada larutan kesesuaian sistem Buat larutan Sefotiam
Sefotiam Hidroklorida BPFI. Hidroklorida BPFI dalam air hingga mengandung
B. Waktu rctensi puncak utama pada lebih kurang I mg per ml. Panaskan larutan pada suhu
kromatogram larutan uji sesuai dengan Larutan haku 95\) selama 3 menit dinginkan. Pindahkan I ml larutan
scperti yang tertera pada Penetapan kadar. kc dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dcngan Fase
gerak sampai tanda.
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat. Sistem kromatogrqfi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931> Kromatograf cair kincrja
Pirog en <231 > Mcmenuhi syarat; jika pada etikct tinggi dilengkapi dcngan detektlT 254 nm dan kolom
tcrtera steril atau dimaksudkan untuk di proses lebih 4 mm x 25 cm berisi bahan pcngisi LI. Laju alir lcbih
lanjut se1ama penyiapan bentuk larutan injeksi. kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi
Lakukan penetapan menggunakan dosis uji 1,0 ml per tcrhadap Larutan haku dan rekam kromatogram,
yang mengandung 40 mg per ml sefotiam, respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur,
Cu1HnN904S3 dalam larutan natrium karbonat bebas e:fisicnsi kolom yang ditetapkan dari puncak sefotiam
pirogen (dibuat dengan melarutkan 25,6 g natrium tidak lcbih dari 1985 lempeng teoritis bila dihitung
karbonat dalam 1(X)O ml Air untuk injeksi yang menggunakan rumus:
sebelumnya telah dipana<.;kan pada suhu 170° sclama tidak 2
kurang dari 4 jam).
5,545[-t,.
W1i12
J
Sterilitas <71> Memcnuhi syarat. Bila pada etikct
tertera stcril. Lakukan pcnctapan mcnggunakan
mctode Penyaringan memhran sepcrti tertcra pada t adalah waktu retensi zat dan W,, 12 adalah Iebar
Uji sterilitas produk yang diuji. puncak pada setengah tinggi.
1370 Cefotiamum pro injectione I Monograji
Faktor ikutan untuk sefotiam tidak lebih dari 1,8, dan B. Waktu rctensi puncak utania pada
simpangan baku relatif untuk penyuntikan ulang tidak kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan baku
lebih dari 1,0%. Lakukan kromatografi terhadap seperti yang diperoleh pada Penetapan kadar.
Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan
ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur. Pirogen <231> Memenuhi syarat; lakukan penetapan
waktu retensi relatif de-tetrazol-sefotiam dan sefotiam menggunakan dosis uji 1,0 ml per kg yang
berturut-turut adalah lebih kurang 0,6 dan 1,0; dan mengandung 40 mg per ml scfotiam dalam Air untuk
resolusi, R, antara pllllcak de-tetrazol-scfotiam dan injeksi.
puncak sefotiam tidak kurang dari 4,0.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Sterilitas <71 > Memenuhi syarat; lakukan penetapan
volume sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan dengan Penyaringan memhran seperti yang tertera
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam pada f..!ji sterilitas produk yang diaji.
kromatogram, ukur respons puncak utama. Hitung
jumlah dalam µg, sefotiam, C 1sH23N904S3, dalam tiap pH <1071> Antara 5,7 dan 7,2; lakukan penetapan
mg zat yang digunakan dengan rumus: menggunakan larutan yang mengandung setara
dengan sefotiam 100 mg per m1.
Prosedur Lakukan penetapan seperti yang tcrtera simpan dalam lemari pembeku. Isomer Delta-3-
pada Penetapan kadar dalam Sefotiam Hidroklorida. Seftazidim BPFI, tidak boleh dikeringkan. Simpan
Hitung jumlah dalam mg, sefotiam, C18H23N904S3, dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya,
yang diambil dari wadah atau bagian larutan simpan dalam lemari pembeku. Endotoksin BPFJ,·
terkonstitusi yang digunakan, dengan rumus: [Catalan Bers(fat pirogenik, penanganan vial dan
isinya harus hati-hati untuk menghindari
c(~)(~J
kontaminasi}. Rekonstitusikan seluruh is~ gunakan
larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang belum
dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.
C adalah kadar sefotiam dalam µg per ml Larutan
Identifikasi Waktu retensi puncak utama Larutan uji
baku berdasarkan jumlah Sefotiam BPFI yang
sesuai dengan Larutan baku yang diperoleh pada
ditimbang dalam pembuatan Larutan baku, dan faktor
Penetapan kadar.
pengenceran; L adalah jumlah dalam mg sefotiam
dalam wadah seperti tertera pada etiket atau volume
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat.
larutan terkonstitusi yang diambil, D adal ah kadar
dalam µg sefotiam per ml Larutan uji 1 atau Larutan
Sterilitas <71> Bila pada etiket dinyatakan steril,
uji 2 berdasarkan jumlah yang tertera pada etiket
m emenuhi syarat, lakukan penetapan dengan
wadah atau volume larutan terkonstitusi yang diambil
Penyaringan membran seperti yang tertera pada Uji
dan faktor pengenceran; ru dan rs berturut -tw-ut
sterilitas produk yang diuji, kecuali bila menggunakan
adalah respons ptmcak sefotiam dalam Larutan uji dan
Cairan A yang untuk setiap 1000 ml telah
Larutan baku.
ditambahkan 10 g natrium bikarbonat sebelum
di sterilkan.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah untuk
sediaan padat steril seperti tertera pada Injectiones . •
pH <1071> Antara 3,0 dan 4,0; lakukan penetapan
m enggunakan larutan 5 mg per ml.
Tambahan monografi:
•CEFf AZIDIMUM Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari antara
Seftazidim 13 ,0% dan 15,0%; lakukan pengeringan dalam hampa
udara pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg pada
suhu 60° selama 3 jam, menggunakan 300 mg zat.
Tambahan persyaratan:
•CEFT AZIDIMI INJECTIO C adalah kadar seftazidim dalam µg per ml Larntan
Injeksi Seftazidim baku; V adalah volume injeksi yang digunakan dalam
ml; ru dan rs berturut-turut adalah respons puncak
Larutan uji dan Larntan baku.
Injeksi Seftazidim adalah larutan isoosmotik steril
seftazidim dalam Air untuk Injeksi. Mengandung satu Wadah dan penyimpanan Dalam Wadah untuk
atau lebih larutan dapar yang sesuai dan bahan injeksi seperti yang tertera pada Injectiones. Simpan
pengatur tonisitas. Jnjeksi Seftazidim mengandung dalam kondisi beku .•
seftazidim, C22H22N601S2 tidak kurang dari 90,0% dan
Monografi I Ceftriaxonum Natricum 1373
Tambahan monografi : pH <l 071> Antara 6,0 dan 8,0; lakukan penetapan
• CEFTRIAXONUM NATRICUM menggunakan larutan ( 1 dalam 10).
Seftriakson Natrium
Air <l 031> Metode I Antara 8,0% dan 11,0%.
0
~o
H,N~Svo 0#.,l ~ .J-;.t· . .
HO 0
Syarat lain Jika pada etiket dinyatakan Seftriakson
Natrium Steril, harus memenuhi syarat Sterilitas dan
N N--
H
~)'
S
....
CH,
I 712H,O Endotoksin hakteri seperti tertera pada Seftriakson
untuk injeksi. Bila dinyatakan pada etiket Seftriakson
N..,OCH, H H
Natrium dimaksudkan untuk diproses lebih lanjut
(6R, 7R)- 7 - [2- (2-Amino-4-tiazolil)glioksil amido] - selama penyiapan bentuk sediaan injeksi, memenuhi
8 -okso-3-[{(1,2,5,6-tetrahidro-2-metil-5,6-diokso, as- syarat Endotoksin hakteri seperti tertera pada
triazin-3-il)tio}-metil] -5-tia-1-azabisiklo {4,2, O]okt-2- Se.ftriakson untuk injeksi.
ene-2-asam karboksilat, i-(Z)-(0-metiloksima),
garam dinatrium, se<Jkuaterhidrat [104376-79-6] Penetapan kadar Lakuk.an_ penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
C1sH16NsNa201S3. 3Y2 H20 BM661,60 pada Kromatograj] <931 >.
Anhidrat BM 598,56 Dapar pH 7,0 Larutkan 13,6 g kaliumfoifat dibasa
P dan 4,0 g kaliumfo!>.fat monobasa P dalam air hingga
Seftriakson Natrium mengandung setara dengan tidak 1000 ml. Atur pH hingga 7 ,0 0,1 dengan penambahan
kurang dari 795 µg per mg seftriakson, C1sH18 N101S3, asam foifat P atau kalium hidroksida 10 N.
dihitung sebagai zat anhidrat. Dapar pH 5,0 Larutkan 25,8 g natrium sitrat P
dalam 500 ml air, atur pH dengan penambahan larutan
Pemerian Serbuk hablur putih hingga jingga a')am sitrat P (1 dalam 5) hingga 5,0 ± 0,1, encerkan
kekuningan. dengan air hingg;i l 000 ml.
Fase gerak Larutkan g tetraheptilamonium
Kelarutan Mudah larut dalam air; agak sukar larut bromida P dalam 400 ml asetonitril P, tambahkan 44
dalam metanol; sangat sukar larut dalam etanol. ml Dapar pH 7,0 dan 4 ml Dapar pH 5,0, tambahkan
air hingga 1000 ml. Saring melalui penyaring
Baku pembanding Seftriakson Natrium BPFI tidal,<. membran dengan porositas 0,5 µm atau lebih kecil dan
boleh dikeringkan sebelum digunakan, simpan di awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
lemari pendingin. Setelah dibuka simpan dalam Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada
wadah tertutup rapat. Isomer E S~ftriakson Natrium Kromatografi <931>.
BPFJ; tidak boleh dikeringkan sebel um digunakan. Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari Seftriakson Natrium BPFI, larutkan dalam Fase gerak
cahaya dan simpan di tempat dingin dan kering. hingga diperoleh larutan dengan kadar lebih kurang
Endotoksin BPFI; [Catalan Bersifat pirogenik, 0,2 mg per ml Gunakan larutan ini segera.
penanganan vial dan isinya harus hati-hati untuk Larutan resolusi Larutkan sajumlah Isomer E
menghindari kontaminasi}. Rekonstitusi seluruh isi, Seftriakwn Natrium BPFI dalam Larutan baku,
gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang encerkan dengan Larntan baku hingga diperoleh
belum dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin. larutan dcngan kadar Isomer E Seftriakson Natrium
BPFI dan Sejtriakson Natrium BPFI masing-masing
Identifikasi lebih kurang 160 µg per ml. Gunakan larutan ini segera.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang Larutan uji Timbang saksan1a lebih kurang 40 mg
didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan seftriakson natrium, masukkan ke dalam labu tentukur
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang 200-ml, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak
sama seperti pada Seftriakson Natrium BPFI. sampai tanda. Gunakan larutan ini segera.
B. W aktu retensi puncak utama larutan uji sesuai Sistem Kromatograji Lakukan seperti yang tertera
dengan Larutan baku yang diperoleh pada Penetapan pada Kromatograji <931>. Kromatograf cair kinerja
kadar. tinggi dilcngkapi dengan detektor 270 nm dan kolom
C. Menunjukkan reaksi Natrium cara A dan B 4,0 mm x 15 cm berisi bahan pengisi LI dengan
seperti yang tertera pada Uji Identijikasi Umum ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 2 ml per
<291>. menit.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan rewlus1:
Endotoksin bakteri <201 > Tidak lebih dari 0,20 unit rekam respons puncak seperti tertera pada Prosedur;
Endotoksin FI per mg seftriakson. resolusi, R, antara puncak isomer E seftriakson dan
seftriakson tidak kurang dari 3. Lakukan k:romatografi
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat. terhadap Larutan baku, rekam respons puncak seperti
tertera pada Prosedur; efisiensi kolom yang ditetapkan
dari puncak analit tidak kurang dari 1500 lempeng
1374 Ceftriaxoni lnjectio I Monograji
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Penetapan kadar Lakukan penetapan kadar dengan
volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan cara Kromatografi cair ldnerja tinggi seperti yang
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam tertera pada Kromatograji < 931 >.
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung Dapar pH 7,0, Dapar pH 5,0, Fase gerak,
jumlah dalam µg, seftriakson, C1sH18Nii01S3, per mg Larutan baku, Larutan resolusi dan Sistem
zat uji yang digunakan dengan rumus: kromatogrqfi Lakukan seperti tertera pada Penetapan
kadar dalam Seftriakson natrium .
Larutan uji Biarkan satu wadah injeksi mencair
dan campur. Ukur saksama sejumlah volume injeksi
setara dengan lebih kurang 40 mg seftriakson,
masukkan ke dalarn labu tentukur 200-ml, encerkan
C adalah kadar Seftriakson natrium BPFI dalam mg dengan Fase gerak sampai tanda. Gunakan larutan ini
per ml larutan baku; P adalah potensi S~firiakson segera.
Natrium BPFI dalam µg seftriakson per mg; W adalah Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti yang
jumlah dalam mg, seftriakson natrium yang digunakan tertera pada Penetapan kadar dalam Seftriakson.
dalam Larutan uji: ru dan rs berturut-turut adalah Hitung jumlah dalarn mg per ml seftriakson,
respons puncak Larntan uji dan Larutan baku. C18H1sNsO,S3, dalam tiap ml larutan injeksi yang
digunakan dengan rumus:
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
rapat. •
Tambahan monografi:
•CEFTRIAXONI INJECTIO . C adalah kadar Sefiriakson natrium BPFI dalam mg
Injeksi Seftriakson per ml Larutan baku; V adalah volume injeksi yang
digunakan dalam ml; ru dan rs berturut-turut
Injeksi Seftriakson adalah larutan steril seftriakson adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan
natrium dalam pengencer yang mengandung satu atau baku.
lebih pengatur tonisitas dalarn Air untuk irifeksi
mengandung tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih Wadah dan penyimpanan Dalam Wadah untuk
dari 115,0% seftriakson, C 18H 18N80 7S 3, dari jumlah lnjeksi seperti yang tertera pada lnjectiones.
yang tertera pada etiket. Pertahankan dalam keadaan beku. •
Larutan terkonstitusi Memenuhi syarat terkonstitusi dalam Larutan ilji l; ru dan 1~<; berturut-turut adalah
seperti yang tertera pada lnjectiones~ dibuat pada saat respons puncak seftriakson dalam Larutan uji 1 dan
akan digunakan dengan melarutkan Seftriakson untuk Larutan baku. Hitung jumlah seftriak.son (C 18HrnN807S3)
lnjeksi. dalam mg yang dikeluarkan dari wadah atau dalam zat
uji yang diguriakan dengflll nunus:
Endotoksin bakteri <20 l> Tidak lebih dari 0,20 unit
Endotoksin FI per mg scftriakson.
Iden tifikas i dari 3,5 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan
A. Kromatogram larutan uji yang diperoleh pada ulang tidak lebih dari 2,0%.
Penetap.m kadar menunjukan puncak utama Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
sefuroksim waktu retensi yang sama seperti volume sama (lebih kurang 10 µl) lanttan baku dan
pada Larutan baku yang diperoleh pada Penetapa11 Larutan uj i pada kromatogra~ rekam krornatogram
kadar. dan ukur 8emua respons puncak utama; waktu retensi
B. Memmj ukkan rcaksi Natrium cara A dan B relatif sefuroksim dan orsinol berturut-turut lebih
seperti yang tertera pada Uji Ident(fikasi Umum kurang 0.5 dan 1,0. Hitung jumlah dalam µg,
<291>. sefuroksim, C16H1<>N40iS, per mg zat yang digunakan
dengan rnnms:
pH <1071> Antara 6,0 dan 8,5; lakukan penetapan
menggunakan larutan (1 dalam 10).
Keseragaman sediaan Memenuhi syarat. puncak sefuroksim terhadap puncak baku internal dari
Prosedur keseragaman kandungan Lakukan Larutan uji dan Larutan baku. Jika dilakukan uji
penetapan seperti pada Penetapan kadar pada masing- Keseragaman sediaan menggunakan Prosedur
masing wadah menggunakan Larutan uji 1 atau keseragaman kandungan, rnaka gunakan rata-rata
Larutan uji 2 atau keduanya, bi la diperlukan. hasil uji sebagai nilai penetapan.
Dahan partikulat <751> Memenuhi syarat, untuk Wadah dan penyimpanan Dalam Wadah wituk
Injek'}i volume kecil. Padatan Steril seperti yang tertera pada lnjectiones.•
Tambahan monografi: Senyawa sejenis Tiap senyawa sejenis tidak lebih dari
• CEPHALEXINI HYDROCHLORIDUM 1,0% dan jumlah keseluruhan tidak lebih dari 5,0%.
Sefaleksin Hidroklorida Larutan A, Larutan B, Pase gerak, Pelarut,
Larutan baku dan Sistem kromatograji Lakukan
seperti yang tertera pada Se~1 awa sejenis dalam
Asmn(6R, 7R)-7-[(2R)-2--amino-2fenilasetmnido]- Sefaleksin.
3-metil.S-okso-5-tia-l --azabisiklo[4, 2, 0]okt-2-ena-2- Larutan uji Timbang saksama 30 mg zat,
karbok~ilat, monohidroklorida, monohidrat [105879-42-3] masukkan ke dalam labu tentukur 5-ml larutkan dan
CuJ-:1 17N 30 4 S. HCI, H20 BM 401,87 encerkan dengan Pelarut sampai tanda.
Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada
Sefuleksin Hidroklorida mengandung tidak kmang Prosedur Senyawa sejenis dalam Sefaleksin. Hitung
dari 800 µg dan tidak lebih dari 880 µg per mg persentase masing-masing senyawa sej enis sefuleksin
sefuleksin, C 16H 17 N304S. yang dari tiap puncak kromatogram yang diperoleh
selain dari pllllcak sefaleksin, dengan rumus:
Pemerian Serbuk ha.blur putih a.tau harq:>irputih.
0,51
Kelarutan Larut dalam air, aseton, asetonitril, etanol, Wa
dimetilformamida dan metanol; praktis tidak larut
dalam kloroform, eter, etilasetat dan isopropil alkohol. I adalah kadar dalam mg per ml tiap senyawa sejenis
sefaleksin selain sefaleksin dalam Larutan uji; W
Baku pembanding Sefaleksin BPFI; tidak boleh adalah jumlah dalam mg sefaleksin hidroklorida yang
dikeringkan sebel wn digunakan. Merupakan bentuk digunakan dalam Larntan uji; a adalah kandungan
monohidrat sefaleksin. Simpan dalam wadah tertutup
sefaleksin dalam µg per mg sefaleksin hidroklorida
rapat. Pada saat akan digunakan tetapkan kadar air yang digunakan, seperti pada Penetopan kadar.
secara titrimetri untuk analisis kuantitatif
Dimetilalanin <362> Memenuhi syarat.
Identifikasi
A. Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti yang Penetapan kadar Lakukan renetapan secara
tertera pada Kromatogrqfi <931>. Totolkan masing-
Kromatografi cair kinelja tinggi sererti yang tertera
masing 5 µl larutan dalam air yang dibuat dengan pada Kromatogrqfi <93 l>.
bantuan asmn ldorida 0,1 N, yang mengandung (1) zat Fase gerak, Larutan baku internal, Larutan baku
uji dengan kadar 25 mg per ml dan (2) St;faleksin dan Sistem kromatogrqfi Lakukan penetapan seperti
BPFJ dengan kadar 25 mg per ml pada lempeng pada Penetapan kadar dalam Sefaleksin.
kromatografi silika gel setebal 0,25 mm. Masukkan Larutan uji Timbang saksama sejumlah 115 mg
letllJeng ke dalam bej ana kromatografi yang telah zat uji, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml,
dijenuhkan dengan fase gerak etil asetat P-air- larutkan dan encerkan dengan air sampai tanda. Pipet
asetonitril P dan asam asetat glasial P (42: 18:14:14) 1O ml larutan ke dalam labu bersumbat kaca 50 ml,
yang dilapisi kertas saring dan biarkan fuse gerak tambahkan 15,0 ml Larutan baku internal dan campur.
merambat hingga tiga peremJ'llt tinggi letllJeng. Prosedur Lakukan seperti Prosedur yang tertera
Angkat lempeng, tandai batas rambat dan biarkan pada Penetapan kadar dalam Sefaleksin. Hitung
mengering. Amati di bawah cahaya ultra violet 254 jumlah dalam µg, sefaleksin, C16H 17N 304S, dalam tiap
nm, harga R.r bercak utama yang di peroleh dari larutan mg zat yang di gunakan dengan rumus:
( 1) sesuai dengan larutan (2).
Monografi I Cephalexini Capsulae 1379
Hi/angkan persyaratan:
C adalah kadar Sefaleksin BPFI dalam mg per ml •Penetapan potensi Lakukan penetapan potensi
Larntan baku; P adalah kandungan sefaleksin dalam sefradin seperti yang tertera pada Penetapan Potensi
µg per mg Sefaleksin BPFI; V adalah volume dalam A ntihiotik secara Mikrobiologi <131>. •
ml suspensi terkonstitusi yang digunakan; ru dan rs
berturut-turut adalah respons puncak sefaleksin yang Tambahan persyaratan:
diperoleh dari Larntan uji dan Larntan baku. •Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatograji cair kinefja tinggi seperti yang tertera
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup pada Kromatografi <931>.
rapat. • Fase gerak Buat campuran air-metanol P-natrium
asetat 0,5 M-asam asetat 0,7 N (782:200:15:3). Jika
perlu lakukan penycsuaian menurut Kesesuaian sistem
CEPHRADINUM seperti yang tertera pada Kromatografi <931>, saring
Sefradin larutan melalui penyaring membran dengan porositas
1 µm atau lebih kecil dan awaudarakan sebelum
digunakan.
Perubahan:
Larntan baku Timbang saksama sejumlah
C16H19N304S BM• 349,41.
Sefradin BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga
Monohidrat [31828-50-9(Hidrat nonstokiometrik)]
kadar lebih kurang 0,5 mg per ml.
BM • 367,43 •
larntan resolusi Buat larutan dalam Fase gerak
Dihidrat [58456-46-3] BM • 385,44 •
yang dalam tiap ml mengandung campuran lebih
kurang 0,5 mg Sefradin BPFI dan 0,5 mg Sefalek'iin
Perubahan: BPFJ.
Sefradin mempunyai potensi tidak kurang dari 900 µg Larntan uji Tim bang saksama lebih kurang 50 mg
dan tidak lebih dari 1050 µg per mg •terhadap total zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml,
sefalosporin (campuran sefradin, C16H19 N 304S, dan tambahkan lebih kurang 30 ml F ase gerak dan
sefaleksin, C16H 17 N 3 0 4S, dihitung terhadap zat sonikasi. Encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
anhidratnya. Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatograji <931>. Kromatograf cair kinerja
Perubahan: tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
Baku pembanding Sefradin BPFI; tidak boleh 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi Ll. Laju alir
dikeringkan sebelum digunakan. • Bentuk dihidrat dari lebih kurang 1,0 ml per menit. Lakukan kromatografi
sefradin. Simpan dalam wadah tertutup rapat terhadap Larntan resolusi, rekam respons puncak
terlindung cahaya dan di tempat dingin. • S~faleksin seperti yang tertera pada Prosedur: waktu retensi
BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. relatif sefaleksin dan sefradin masing-masing adalah
•Bentuk monohidrat dari sefaleksin. Simpan dalam lebih kurang 0,8 dan 1,0 dan resolusi, R, antara puncak
wadah tertutup rapat dan di tempat sejuk. Endotoksin sefaleksin dan sefradin tidak kurang dari 2,0. Lakukan
BPFL· [Catatan Bers~fat pirogenik, penanganan vial kromatografi terhadap Larutan baku, rekam respons
dan isinya harns hati-hati untuk menghindari puncak seperti yang tertera pada Prosedur: simpangan
kontaminasi}. Rekonstitusikan seluruh isi, gllllakan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari
larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang belum 2,0%.
dibuka dan larutan, dalam lemari pendingin. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama Oebih kurang 10 µl) Larutan baku dan
Perubahan: Larntan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram
•Batas •sefaleksin Tidak lebih dari 5,0% dihitung dan ukur respons puncak utama. Hitung jumlah dalam
sebagai anhidrat. µg, total sefalosporin (jumlah sefaleksin dan sefradin)
•Menggunakan kromatogram Larntan uji yang dalam tiap mg sefradin yang digunakan dengan rumus:
diperoleh pada Penetapan kadar. hitung persentase,
sefaleksin, C 16 H 17 N 304S, dalam sefradin yang
digunakan, dengan rumus:
Monografi. I Cephradini Compressi 1381
Perubahan:
Disolusi <1231>
0,25(CP) ( ~J
Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,12 N
A/at tipe 1: lOOrpm. C adalah kadar Sefradin BPFI dalam mg per ml
Waktu: 45 menit. Larutan baku; P adalah potensi Sefradin BPFI dalam
Prosedur Lakukan penetapan jumlah sefradin, µg per mg; ru dan rs berturut-turut adalah jumlah
C1Jf 19N304S, yang terlarut, dengan mengukur serapan respons puncak sefradin dan sefaleksin Larutan uji
filtrat larutan ttji, jika perlu encerkan dengan Media dan Larntan baku. •
disolusi, kemudian bandingkan dengan serapan larutan
baku Sefradin BPFI yang diketahui kadarnya pada
media yang sama pada panjang gelombang serapan Tambahan monografi:
•cEPHRADINI COMPRESSI
maksimum lebih kurang "255• nm.
Tablet Sefradin
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
kurang dari 75% (Q) C 1<Jl 19N30 4 S, dari jumlah yang Tablet Sefradin rrengandung sefradin, C 1J-I 19 N30 4 S,
tertera pada eti ket. dan sefaleksin, C 16H 17N 30$, tidak kurang dari 90,0%
dan tidak lebih dari 120,0% dari jumlah yang tertera
Hi/angkan persyaratan: pada etiket dihitllllg terhadap jmnlah sefradin,
•Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 11,0% (jika C16H19N30$, dan sefaleksin, C16H 17 N30 4 S.
kapsul berisi sefradin dihidrat). •
Baku pembanding Sefradin BPFI tidak boleh di
Hilangkan persyaratan: keringkan sebehnn digunakan Bentuk dihidrat dari
•Penetapan potensi Masukkan tidak kurang dari sefradin. Simpan dalam wadah tertutup rapat
5 kapsul ke dalam blender kecepatan tinggi berisi terlindung cahaya dan di tempat dingin. St;faleksin
dapar nomor I yang di ukur saksama, hi ngga kadar BPFI tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan.
larutan persediaan tidak kurang dari 10 mg per ml Bentuk monohidrat dari sefaleksin Simµm dalam
sefradin (C16H19N3Q4S), campur selama 3 sampai 5 wadah tertutup rapat dan di tempat sejuk.
menit. Lakukan seperti yang tertera pada Penetapan
Potensi Antibiotik secara Mikrobiologi <131>.• ldentifikasi Campur sejumlah serbuk tablet dengan
menggunakan sej umlah volume larutan persediaan air hingga kadar sefradin lebih kurang 3 mg per ml
dan saring Larntan uji. Lakukan seperti yang tertera
yang diukur saksama, diencerkan secara bertahap
pada Jdentifikasi dalam Kapsul Sefradin mulai dengan
dengan dapar nomor 1 hingga diperoleh Larutan uji
''Masukkan lempeng kromatografi yang sesuai":
dengan kadar yang diperkirakan sama dengan aras Harga ~fbercak utama pada kromatogram Larutan uji
dosis tengah baku. • sama dengan Larutan baku.
1382 Cephradinum Pro Injectione I Monografi
o,sc( :~ J
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram•
•dari Landan uji sesuai dcngan larutan baku yang
diperolch pada Penetapan kadar.
C. Pada lebih kurang •20. mg zat tambahkan 5
ml asam klorida P dan I 0 ml air, panaskan hingga C adalah kadar Klordiazepohida BPFI dalam µg per
mendidih hingga terjadi hidrolisis. Dinginkan ml Lwutan baku. •ru dan rs. berturut-urut adalah
tambahkan 2 ml larutan natrium nitrit P ( 1 dalam ._respons puncak klordiazepoksida•. yang diperoleh
1000), kocok, tambahkan 1 ml larutan amonium dari larutan uji danlarutan haku.
su~famat P ( 1 dalam 200), kocok sela1rn 2 men it, dan
tambahkan 1,0 ml larutan N-(1-nafiil)etilendiamina
dihidroklorida P ( 1 dalam 1000): tcrjadi warna ungu
kemerahan
1384 Chlordiazepoxidi Hydrochloridum I Monografi
Perubahan:
Id en tifikasi
A. Spektrum serapln inframerah zat yang Tambahan monografi:
sebelumnya telah dikeringkan dan didispersikan dalam • CHLORDIZEPOXIDI HYD ROCHLORIDI
kalium bromida P irenurtjukkan maksimtnn hanya ind.a CAPSULAE
bilangan gelombang yang sama seperti pada Kapsul Klordiazepoksida hidroklorida
Klordiazepoksida BPFl
B. •Waktu retensi puncak utama kromatogram Kapsul Klordiazepoksida Hidroklorida mengandung
dari Larutan uji sesuai dengan Larutan lxzku yang klordiazepoksida hidroklori da, C 16H 14ClN 30.H Q
diperoleh pada Penetapan kadar. tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0%
C. Pada lebih kurang 20 mg zat uji t.ambahkan 5 ml dari jumlah yang tertera pada etiket.
asam klorida P dan 10 ml air, panaskan hingga mendidih
sup!ya terjadi hidrolisis. Dinginkan, tamoohkan 2 ml Baku pembanding 2-Amini-5-klora.benzofenon
larutan natriwn nitrit P (I dalam 1000), 1 ml larutan BPFJ; (C13H10CINO, BM 231,68) Simpan dalam
amonium suljamat P (I dalam 200), dan 1 ml larutan N- wadah tertutup rapat dan terlindung dari cahaya.
[1-naftil} etilendiamina dihidroklorida P (1 dalam 1000); Keringkan di atas silika gel selama 4 jam sebeltnn
terjadi warna ungu kemerahan • digunakan. Klordiazepoksida Hidroklorida BPFI;
keringkan dalam hamga udara di atas fosfor
Tambahan persyaratan: pentoksida P ind.a 60 selama 4 jam sebelum
•Jarak lebur <1021> Antara 212° dan 218°, disertai digunakan. Sitll'an dalam wadah tertutup rapat dan
dengan penguraian .• terlindung dari cahaya. Senyawa Sejenis A
Klordiazepoks ida BPFl, [7-kloro-l ,3-dihidro-5-fenil-
Perubahan: 2H-1,4-benzodiazepin-2-on 4-0ksida] (C 15H 11 CIN20,
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%. BM 286, 72); keringkan di atas silika gel P selama 4
Lakukan pengeringan -dalam hampa udara• di atas jam sebe lum digunakan. S impan dalam wadah tertutup
fosfor pentoksida P•. pada suhu 60° se lama 4 jam. •• raplt terlindung dari cahaya.
Monografi I Cbloroquini Hydrocbloridi lnjectio 1385
C. Menunjukkan reaksi Klorida seperti yang r; adalah respons puncak masing-masing cemaran; rt
tertera pada Uji ldentifikasi Um um <291>. adalah jumlah res pons semua puncak.
pH l 071> Antara 3,0 dan 4,5; lakukan penetapan Penetapan kadar Lakukan penetapan kaclar dcngan
menggunakan larutan ( 1:40). cara Kromatogrqfi cair kinerja tinggi yang
tertera pada Kromatografi <931>.
Air <1031> Metode 1Antara4,7% dan 6,7%. Fase gerak Buat asam fosfat 0,025 M, atur pH
hingga 3,0 ± 0,1 dengan penambahan t1ietilamina P,
Sisa pemijaran <30 l> Tidak lebih dari 0, I%. campur dengan asetonitril P (87: 13), dan
awauclarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
Sulfat <361 > Tidak lebih dari 0,04%; lakukan Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada
penetapan menggunakan 3 75 mg, kekeruhan yang Kromatografl <931>.
terjadi tidak lebih clari 0, 15 ml as am sulfat 0, 02 N. larntan baku Timbang saksama sejumlah
Sipro.floksasin Hidroklorida BPFI, larutkan secara
Logam berat <371> Metode Ill Ticlak lebih dari kuantitatif dengan Fase gerak hingga kadar 0,5 mg per ml.
0,02%. larntan resolusi Larutkan sejumlah
Sipmjloksasin Etilendiamin Analog BPFI clalam
Batas asam fluorokuinolonat Lakukan Kromatogrqfi Larutan baku hingga kadar 0,5 mg per ml.
lapis tipis seperti yang tertera pada Kromatografi Larntan uji Timbang saksama lcbih kurang 25 mg
<931>. Larutkan sejumlah zat dalam air hingga zat, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan
diperoleh Larutan uji yang mengandung lO,O mg per dengan Fase gerak sampai tancla.
ml. Timbang saksama lebih kurang 5 mg Asam Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
Fluorokuinolonat BPFI, masukkan ke dalam labu pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tentukur 50-ml yang berisi 0,05 ml amonium tinggi dilengkapi dengan detektor 278 nm dan kolom
hidroksida 6 N, kemudian tambahkan air sampai tanda 4-mm x 25-cm berisi bahan pengisi Li. Pertahankan
dan campur. Pipet 2 ml larutan, masukkan clalam labu suhu kolom pada 30 ± 1 . Laju alir lebih kurang 1,5 mJ
tentukur 10-ml, encerkan dengan air sampai tanda per menit. Lakukan kromatografi terhaclap Larntan
(Larutan baku). Totolkan secara terpisah masing- resolusi dan rckam respons puncak seperti yang tertera
masing 5 µI Larutan uji dan larutan baku pada pacla Prosedur: waktu retensi Wltuk siprofloksasin
lempeng silika gel setebal 0,25 mm. Masukkan adalah antara 6,4 dan 10,8 menit dan waktu retensi
lempeng ke dalam bejana yang sesuai yang di re]atif untuk siprofloksasin etilendiamin analog dan
dalamnya telah diletakkan gelas piala yang berisi 50 siprofloksasin berturut-turut 0,7 dan 1,0; resolusi, R,
ml amonium hidroksida P. Setelah 15 menit, angkat antara puncak siprofloksasin etilendiamin analog dan
lempeng masukkan ke dalam bejana yang berisi pWlcak siprofloksasin ticlak kurang dari 6. Lakukan
metilena klorida P-metanol P-amonium hidroksida P- kromatografi terhadap Larutan baku, dan rckam
asetonitril P (4:4:2:1). Biarkan fuse gerak merambat respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur;
hingga tiga per empat tinggi lempeng. Angkat efisiensi kolom ditentukan dari puncak siprofloksasin
lempeng, beri tanda batas pelarut, biarkan kering di tidak kurang clari 2500 lempeng teoritis; faktor ikutan
udara lebih kurang 15 menit. Amati bercak dibawah puncak siprofloksasin tidak lebih dari 4,0; dan
sinar ultraviolet pada panjang gelombang pendek. simpangan baku relatif pad.a penyuntikan ulang tidak
Ukuran dan intensitas setiap bercak Larutan uji tidak 1ebih dari 1,5%.
boleh lebih besar dari bercak utama larutan baku Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
pada harga Rf yang sama. volume sama (lebih kurang 10 µI) Larntan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
Kemurnian kromatografi Tidak lebih dari 0,2% kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
siprojloksasin etilendiamina analog atau tidak satu jumlah clalam mg, siproflok-;asin hidroklorida,
pun puncak cemaran lain lebih besar dari 0,2% dan C11H1xFN303.HCI, dalam tiap mg zat yang digunakan,
total puncak cemaran tidak lebih dari 0,5%. dengan rumus:
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
kinerja tinggi seperti yang tertera pacla Kromatogrq/i
<931>. soc(~ J
Fase gerak, Larutan baku, larntan resolusi,
Larutan uji dan Sistem kromatogrqfi Lakukan seperti
yang tertera pada Penetapan kadar. C adalah kadar Siprqfoksasin BPFI clalam mg per ml
Pmsedur Lakukan menurut Prosedur seperti yang Larutan baku, dihitung terhadap zat anhidrat; ru clan
tertera pada Penetapan kadar. Hitung persentase rs adalah respons pWlcak siprofloksasin yang
puncak clari masing-masing cemaran pada diperoleh dari Larutan uji dan Larutan haku.
kromatogram dengan menggunakan runms:
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
100 ri rapat clan terlindung dari cahaya. Simpan pada suhu
rt 25°, diperbolehkan antara 15° dan 300. •
1388 Ciprofloxacini Compressi I Monografi
Larutan balm Timbang saksama sejumlah Baku pembanding Klobetasol Propionat BPFI, tidak
Klobetasol Propionat BPFI, larutkan dalam metanol P boleh dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam
dan Larutan balm internal hingga diperoleh larutan wadah tertutup rapat dan terlindung dari cahaya.
yang mengandung lebih kurang 0,04 mg Klobetasol Senyawa Sejenis A Klobetasol Propionat BPFI [9a-
Propionat BPFI per ml dan 0,08 mg beklometason tl uoro- l 1J3-hidroksi- l 6J3-metil 3- okso- androsta -1,4-
dipropionat per ml.
di ena-17 (R) - spiro- 2'- [4'-kloro-5'-etilfuran-3'(2'-4
Larutan kesesuaian sistem Buat larutan yang
on]] (Ci 5H30ClF04 , BM 448,96), tidak boleh
mengandung lebih kurang 0,001 mg Senyawa Sejenis
A Klobetasol Propionat BPFI dan 0,1 mg Klobetasol dikeringkan sebelum digllllakan Simpan dalam wadah
Propionat BPFI per ml dalam Fase gerak. tertutup rapat terlindl.Dlg dari cahaya.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 4 mg
zat, masukkan ke dalam la bu tentukur 100-ml, ldentifikasi Lakukan Kromatogrqfi lapis tipis seperti
tambahkan 40,0 ml Larutan baku internal, encerkan yang tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan
dengan metanol P sampai tanda. rnasing-masing 10 µI (1) larutan 71ji yang dibuat
Sistem kromatograji Lakukan seperti yang tertera sebagai berikut: pindahkan sejumlah krirn yang setara
pada Kromatogrqfi <931>. Kromatograf cair kinerja dengan 0,75 mg klobetasol propionat ke dalam tabung
tinggi dilengkapi dengan detektor 240 nm dan kolom sentrifuga bertutup 25-ml, tambahkan 10 ml metanol
4,6 mm x 15 cm berisi bahan pengisi L l. Laju alir P dan tutup. Panaskan dalarn tangas air pada suhu 60°
lebih kurang 1,0 ml per menit. Lakukan kromatografi selatm lebih kurang 4 menit, angkat tabung, kocok
terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam respons
kuat-kuat. IBangi pemanasan dan pengocokan.
puncak seperti yang tertera pada Prosedur. waktu
Dinginkan hingga suhu ruang, tambahkan 3,5 ml air,
retensi relatif untuk senyawa sejenis A klobetasol
dan campur. Sentrifus pada lebih kurang 3500 rpm
propionat, klobetasol propionat berturut-turut adalah
lebih kurang 1,1 dan 1,0, resolusi, R, antara selatm lebih kurang 10 menit. Pindahkan le bih
klobetasol propionat dan senyawa sej enis A klobetasol kurang 5 ml beningan dalam corong pisah 100 ml,
propionat tidak kurang dari 1,5: efisiensi kolom yang tambahkan 1 g natrium klorida P dan 10 ml air,
ditetapkan dari puncak klobetasol propionat tidak campur. Ekstraksi dengan 5 ml kloroform P dengan
kurang dari 5000 lempeng teoritis; faktor ikutan pengocokan selama 1 rrenit, kumpulkan lapisan
puncak klobetasol propionat tidak lebih dari 2,0 dan bawah dan uapkan dengan aliran uap nitrogen sampai
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak kering. Larutkan residu dalarn lebih kurang 0,5 ml
lebih dari 2,0%. klorojorm p. (2) wrutan balm yang menggunakan
Prosedur Slllltikkan secara terpisah sejumlah Klobetawl Propionat BPFI dengan kadar yang sama
volume sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan dengan Larutan uji, lakukan uji Identifikasi secara
Larutan uji ke dalam kromatograf: rekam Kromatografi Lapis Tipis <281> dengan
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Waktu menggunakan klorofOrm P-aseton P-etanol P
retensi relatif klobetasol propionat dan beklometason (100: 10:5) sebagai fase gerak.
dipropionat berturut-turut lebih kurang 1,0 dan 1,6.
Hitung jurnlah dalam mg, klobetasol propionat, Batas mikroba <51> Memenuhi persyaratan uji
C2sH 32ClF05 , dalam zat yang digllllakan dengan
Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginm' a,
rurnus:
Escherichia coli dan Salmonella sp dan jumlah
seluruh koloni rnikroba aerob tidak lebih dari 100
Larntan uji Timbang saksama sejumlah k:rim yang •Fase gerak, Larutan baku, Larutan uji, Larutan
setara dengan lebih kurang 1,0 mg klobetasol kesesuaian sistem dan Sistem kromatografi seperti
propionat, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml. tertera pada Penetapan kadar.
Tambahkan 10,0 ml Larutan baku internal dan 15,0 Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih
ml metanol P. Kocok kuat-kuat untuk mendispersikan kurang 50µ1) Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur
krim dan sentrifus pada kecepatan lebih kurang 3500 respons puncak utama. Hitung persentase lsomer-Z
rpm selama lebih kurang 10 menit. Saring beningan dari klomifen sitrat yang digunakan dengan rumus:
melalui penyaring dengan porositas 0,45 µm.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sej umlah
volume sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
pur.teak utama. Waktu retensi relatif untuk klobetasol
propionat, beklometason dipropionat berturut-turut rz adalah respons puncak isomer-Z dalam Larntan uji;
lebih kurang 1,0 dan 1,6. Hitung jumlah dalam mg, ri adalah j umlah semua respons puncak dari Larutan
klobetasol propionat, Qz 5H32CIFOs. dalam krim yang uji.•
digunakan dengan rumus:
Perubahan:
• Senyawa sejenis Senyawa sejenis A klom[fen tidak
2sc( ~~ J lebih dari 2,0%; tiap cemaran tidak lebih dari 0,5%
danjumlah cemaran tidaklebih dari 2,0%.
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi
C adalah kadar Klobetasol Propionat BPFI dalam cafr kinelja tinggi seperti yang tertera pada
mg per ml Larutan baA-u; Ru dan Rs berturut-turut Kromatografi <931>.
adalah perbandingan puncak Klobetasol Propionat Fase gerak, Larntan uji dan Larutan kesesuaian
terhadap puncak baku internal yang diperoleh dari sistem Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar.
Larutan uji dan Larutan baku. Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Klomijen Sitrat BPFJ, larutkan dalarn Fase gerak,
Wadah dan penyimpanan Dalam tube atau dalam encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap
wadah tertutup rapat, simJxtn pada suhu ruang yang hingga kadar lebih kurang 1,0 µg per ml.
terkontrol. Jangan didinginkan Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. K.romatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 290 rm dan kolom
CLOMIFENI CITRAS 4,6 mm x 25 cm beri si bahan pengisi L26. Laju alir
Klomifen Sitrat lebih kurang 1 ml per rrenit. Lakukan kromatografi
terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam respons
Perubahan: puncak seperti yang tertera pada Prosedur: waktu
C26H2sClNO.C6H8 01 BM •598,08. retensi relatif untuk senyawa sejenis A klomiren,
isomer-Z dan isomer-E berturut-turut adalah lebih
Perubahan: kurang 0,9; 1,0 dan 1,2; resolusi, R, antara senyawa
Balm pembanding Klomifen Sitrat BPFJ; tidak boleh sejenis A klomiren dan isomer-Z tidak kurang dari 1,0
dikeringkan; lakukan Penetapan Kadar Air <1031> dan resolusi, R, antara isomer-Z dan isomer-E tidak
Metode J• pada saat akan digunakan•. •Sirnpan dalam kurang dari 1,5. Lakukan kromatografi terhadap
wadah tertutup rapit • Senyawa Sejenis A Klom[fen Larotan baku, rekam respons puncak seperti yang
BPFI • [(E,Z) 2-[4-(1,2-Difeniletenil)fenoksi] • -N,N- tertera pada Prosedur: efisiensi kolom tidak kurang
dietil etanamina hidroklorida] • (Qz 6 H2 ~0HC1, BM dari 2000 lernpeng teoritis untuk isomer-E; fuktor
407,98)- tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan ikutan tidak lebih dari 3,0 untuk isomer-E; dan
•Simpan dalam wadah tertutup rapat. • simpangan baku relati f pada penyuntikan ulang tidak
lebih dari 2,0% untuk isorrer-E dan isomer-Z.
Perubahan: Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih
Identifikasi kurang 50 µl) Larutan uji• ke dalam kromatograf,
B. Spektrum serapan ultravblet larutan •20• µg pcr- rekam kromatogram dan ukur respons plll1cak. Hitung
ml dalam asam klorida 0,1 N rrenuajukkan maksimum persentase tiap cemaran dalam zat ttji yang digunakan
dan minimum pada partjang gelcmbang yang sama dengan rumus:
seperti pada Klomifen Sitrat BPFI.
Perubahan:
100( 'i J
r.~
Isomer-Z • Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinelja tinggi seperti yang tertera r; adalah respons puncak tiap cemaran; rs adalah
pada Kromatografi <931>. j urnlah respons semua puncak.
Monografi I Clomifeni Citratis Comprcssi 1393
toooc( ~ J
dengan cara Kromatografi lapis tipis seperti yang
tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan uji Larutkan 200 mg zat dalam metanol
P dan encerkan hingga 2,0 ml.
C adalah kadar Klomifen Si.trat BPFI dalam mg per ml Larutan baku Larutkan sejumlah Klonidin
Larutan ba!t-u; r u dan r 8 berturut-turut adalah respons Hidroklorida BPFI dalam metanol P hingga kadar
puncak Landan uji dan Larutan baku. larutan 100 mg per ml.
Enceran larutan baku Encerkan sejumlah Larutan
•Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah baku secara bertahap dengan metanol P hinfT8a kadar
tertutup baik dan terlindung dari cahaya. • lebih kurang 100 µg per ml.
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
Perubahan monografi: 2 µI Larutan uji, Larutan baku dan Enceran larutan
•CLONIDINI HYDROCHLORIDUM baku pada lempeng kromatografi yang dilapisi silika
Klonidin Hidroklorida gel setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam
bej ana kromatografi yang berisi fase gerak toluen P-
di oksan P- etanol mutlak P- amoniiun hidrok'!ida P
cLr:~ .Hc1
(10:8:2: 1) dan biarkan fuse gerak merambat hingga
tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng,
biarkan fase gerak menguap, dan lakukan pengeringan
Cl
pada suhu I 00° selarm 1 jam. Cel upkan lempeng ke
dalam bej ana berisi larutan encer natrium hipoklorit
2-[(2, 6-Diklorcfenil)imino] imidazolidina yang mengandung klorin 0,5%, hin£T8a per empat
monohidroklorida [4205-91-8] tinggi lempeng; keringkan dalam lermri asam dengan
C9H9Cl2N3 .HCl BM 266,55 a Jiran udara sel ama 1 jam dan semprot dcngan kanji
kalium iodida LP· Nilai Rf bercak utama Larutan uji
Klonidin Hidroklorida mengandung tidak kurang dari sesuai dengan Larutan baku. Ukuran dan intensitas
98,5% dan tidak lebih dari 101,0% C9H 90 2N 3.HCI bercak lain selain bercak utama dari Larutan uji, tidak
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. lebih intensif dari Enceran latutan baku (0,1 %) dan
jumlah intensitas seluruh bercak tidak lebih dari
Baku pembanding Klonidin Hidroklorida BPFJ; 0,2%.
lakukan pengeringan pada suhu l 05° hingga bobot
Monografi I Clonidini Hydrochloridi Compressi 1395
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang pada panjang gelombang 254 nm. Harga Rf bercak
200 mg zat, larutkan dalam lebih kurang 80 ml asam utama Larutan uji sesuai dengan Larutan baku.
asetat glasial P, tambahkan 15 ml raksa (II) asetat LP
dan titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV, tentukan Disolusi <1231>
titik akhir secara potensiometrik menggunakan Media disolusi: 500 ml asam klorida 0,()1 N.
elektroda kaca dan elektroda kalomel yang A lat tipe 2: 50 rpm.
mengandung litium perklorat 0,1 N dalam asam asetat Waktu: 30 menit.
glasial P seperti yang tertera pada Titrimetri <711 >. Prosedur Gunakan asam klorida 0,01 N sebagai
Lakukan penetapan blangko. pengganti Fase gerak untuk membuat Larutan baku
1 ml asamperklorat 0,1 Nsetara dengan persediaan dan Larutan baku klonidin hidroklorida,
26,66 mg Cr}1 9Cl2NJ-HCI tentukan jwnlah C 9 H 9Cl 2N 3.HC1 terlarut,
menggunakan prosedur seperti yang tertera pada
Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah Penetapan kadar, jika perlu lakukan modifikasi.
tertutup rapat pada suhu 25° diperbolehkan antara 15° Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
sampai 30°.• kurang dari 75% (Q) C 9 ~Cl2 N3 .HC1 dari jumlah yang
tertera pada etiket.
Perubahan monografi:
•cLONIDINI HYDROCHLORIDI COMPRESS! Keseragaman sediaan <911 Memenuhi syarat.
Tablet Klonidin Hidroklorida
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Tablet Klonidin Hidroklorida mengandung klmidin Kromatograji cair kinerja tinggi seperti yang tertera
hidroklorida, C9H9Cl2N3.HCI tidak kurang dari 90,0% pada Kromatografi <931 >.
dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera Fase gerak Larutkan 1, 1 g natrium 1-
pada eti ket. oktanasu{fonat P dalam 500 ml air, tambahkan 500 ml
metanol P dan I ml asam jo~fat P, campur. Atur pH
Baku pembanding Klonidin Hidroklorida BPFI; hingga 3,0 dengan penambahan natrium hidroksida 1 N.
lakukan pengeringan pada suhu 105° hingga bobot Saring melalui penyaring dengan porositas 0,45 µm atau
tetap sebelum digunakan. Simpan dalam wadah lebih kecil dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
tertutup rapat. penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
pada Kromatogrqfl <931>.
Identifikasi Larutan baku persediaan klonidin hidroklorida
A. Waktu retensi klonidin hidroklorida Larutan Timbang saksama sejwnlah Klonidin Hidroklorida
uji sesuai dengan klonidin hidroklorida Larutan baku BPFJ, larutkan dalam Fa'ie gerak, jika perlu encerkan
pada Penetapan kadar. secara kuantitatif dan bertahap hingga kadar lebih
B. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi kurang I 00 µg per ml.
lapis tipis seperti yang tertera pada Kromatografi Larutan baku persediaan 2,6-dikloroanilin
<931>. Masukkan lebih kurang 12 mg 2,6-dikloroanilin ke
Larutan uji Masukkan sejwnlah serbuk tablet dalam labu tentuk:ur 100-ml dan tambahkan Fa'ie gerak
setara dengan lebih kurang 1 mg klonidin hidroklorida sampai tanda. Encerkan larutan secara kuantitatif dengan
ke dalam corong pisah yang berisi 30 ml air dan 5 ml Fase gerak hingga kadar lebih kurang 12 µg per ml.
natrium hidroksida 1 N Goyang perlahan hingga larut Larutan baku Masukkan 2,0 ml Larutan baku
dan ekstraksi dengan 20 ml kloroform P. Biarkan persediaan klonidin hidroklorida ke dalam labu
lapisan memisah dan saring ekstrak kloroform. tentukur 200-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai
Uapkan fi ltrat hingga kering dan larutkan residu dalam tanda. Larutan ini mengandung klonidin hidroklorida
0,1 ml metanol P. I ebi h kurang I µg per ml.
Larutan baku Bua.t larutan Klonidin Hidroklorida Larutan uji Timbang dan serbuk:kan tidak kurang
BPFJ dalam metanol P yang mengandung 10 mg per dari 20 tablet. Timbang saksama sejwnlah serbuk yang
ml setara dengan lebih kurang 0, 1 mg klmidin hidroklorida,
Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis masukkan ke dalam la bu tentuk:ur 100-ml, tamoohkan
seperti tertera pada Kromatografi <931>. Totolkan Jebih kurang 60 ml Fase gerak, kocok secara mekanik
secara terpisah masing-masing 2 µI larutan uji dan selama 15 sampai 30 menit dan encerkan dengan Faye
Larutan baku pada lempeng kromatografi yang gerak sampai tanda. Sentrifus sebagian larutan hingga
dilapisi silika gel setebal 0,25 mm. Masukkan jernih.
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang beri si Larutan kesesuaian sistem Pindahkan 2,0 ml
fase gerak metanol P-amonium hidroksida P (200:3) Larutan baku persediaan klonidin hidroklorida dan 20,0
dan biarkan fase gerak merambat hingga tiga per ml Larutan baku persediaan 2, 6-dikloroanilin ke dalam
empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, beri tanda labu tentukur 100-ml dan encerkan dengan Fase gerak
permukaan fuse gerak dan biarkan fase gerak sampai tanda.
menguap. Amati lempeng dibawah sinar ultraviolet
1396 Codeini Phosphatis Compressi I Monograji
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera uap sampai kering, dan keringkan pada 80° selama 4
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja jam, lakukan penetapan spektrum inframerah zat yang
tinggi dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan
4,6 mm x 15 cm berisi bahan pengisi L7 yang telah maksimum hanya pada bilangan gelombang yang
dideaktivasi untuk senyawa basa. Laju alir lebih sama seperti pada Kodein Fosfat BPFI.
kurang 1,5 ml per menit. Lakukan kromatografi B. Digesti sejumlah serbuk tablet setara dengan
terhadap Larutan balru dan rekam respons puncak lebih kurang 100 mg kodein fosfat dengan 100 ml air
seperti yang tertera pada Prosedur: simpangan baku dan 2 tetes asam suUat 2 N selama 15 menit dengan
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0% pengocokan sesering mungkin, saring. Netralkan 5 ml
untuk puncak klonidin. Lakukan kromatogra:fi filtrat dengan amonium hidroksida 6 N, dan
terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam respons tambahkan perak nitrat LP: terbentuk endapan kuning
puncak seperti yang tertera pada Prosedur: efisiensi dari perak fosfat, dan endapan akan larut dalam asam
kolom ditentukan dari puncak klonidin tidak kurang nitrat encer P dan amonium hidroksida 6 N.
dari 3500 lempeng teoritis dan faktor ikutan untuk
puncak klonidin tidak lebih dari 1,5. Waktu retensi Disolusi <1231>
relatif klonidin dan 2,6-dikloroanilin berturut-turut Media disolusi: 900 ml air.
adalah lebih kurang 0,5 dan 1,0. A lat tipe 2: 50 rpm.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Waktu: 45 menit.
volume sama (lebih kurang 50 µl) Larutan baku dan Prosedur Lakukan pen eta pan jumlah
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam C18H21N03. H3P04. YzH20 yang terlarut dengan
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung mengukur serapan filtrat larutan uji, jika perlu
jumlah dalam mg, klonidin hidroklorida, diencerkan dengan Media disolusi, dan serapan
C9H9C}zN3.HCl, dalam serbuk tablet yang digunakan larutan baku Kodein Fosjat BPFI dalam media yang
dengan rumus: sama, pada panjang gel om bang serapan maksimum
lebih kurang 284 nm.
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
kurang dari 75% (Q) C1sH21N03.H3P04.Y2H20 dari
jumlah yang tertera pada etiket.
C adalah kadar Klonidin Hidroklorida BPFJ dalam µg Keseragaman sediaan <911 > Memenuhi syarat.
per ml Larutan baku; ru dan rs berturut-turut adalah Prosedur untuk Keseragaman kandungan
respons puncak Larutan uji dan Larutan baku. Masukkan 1 tablet yang telah diserbukkan ke dalam
labu tentukur 50-ml, tambahkan 25 ml air, kocok
Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah sampai larut. Encerkan dengan air sampai tanda. Saring
tertutup baik. • jika perlu, buang 20 ml filtrat pertama. Pindahkan
sejum1ah volume filtrat yang setara dengan lebih kurang
Tambahan monografi : 6 mg kodein fosfat ke dalam labu tentukur 50-ml yang
CODEINI PHOSPHATIS COMPRESSI berisi 2 ml asam klorida 3 N, encerkan dengan air
Tablet Kodein Fosfat sampai tanda (Larutan uji). Larutkan Kodein Fosjat
BPFI dalam asam klorida 0, 1 N dan encerkan secara
Tablet Kodein Fosfat mengandung kodein fosfat, kuantitatif dan bertahap dengan pelarut yang sama
C1sH21N03.H3P04. Yz H10 tidak kurang dari 93,0% hingga diperoleh larutan baku dengan kadar lebih
dan tidak lebih dari 107,0% dari jumlah yang tertera kurang 120 µg per ml. Ukur serapan Larutan 11ii dan
pada etiket. Larutan baku pada panjang gelombang serapan
maksimum lebih kurang 284 nm, dengan air sebagai
Baku pembanding Kodein Fas.fat BPFI, merupakan blangko. Hitung jumlah dalam mg, kodein fosfat,
bentuk hemihidrat dari kodein fosfat. Lakukan C1sH21N03.H3P04. YzH20, pada serbuk tablet yang
pengeringan pada suhu 105° selama 18 jam sebelum digunakan dengan rumus:
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan
terlindung dari cahaya. 2 ,s( VC )( AuAs J( 397,37
406,3 7 J
Identifikasi
A. Digesti sejumlah serbuk tablet, setara dengan C adalah kadar Kodein Fosfat BPFJ dalam µg per ml
lebih kurang 100 mg kodein fosfat, dengan 15 ml air Larutan balru, V adalah volume dalam ml :filtrat yang
dan 5 ml asam sulfat 2 N selama 1 jam. Saring jika digunakan, Au dan As adalah serapan Larutan uji dan
perlu dan cuci residu yang tidak larut dengan sedikit Larutan baku, 406,3 7 dan 397,37 adalah berat
air. Basakan fil trat dengan amonium hidroksida 6 N. molekul dari kodein fosfat hemihidrat dan kodein
Ekstraksi beberapa kali dengan sejumlah kecil fos fut anhidrat.
klorojorm P, uapkan ekstrak kloroform di atas tangas
Monografi I Cytarabinum 1397
Perubahan: CYTARABINUM
Baku pembanding Siproheptadin Hidroklorida Sitarabin
BPFI; mfidak l:xJleh dikeringkan, tetapkan kadar air
secara titrimetri jika digunakan untuk analisis Perubahan:
kuantitatif. Simpan dalam wadah tertutup rapat.. Sitarabin mengandung tidak kurang dari •98,0%. dan
tidak lebih dari •102,0%. C9H13N305, dihitung
Perubahan: terhadap zat. yang telah dikeringkan
Penetapan kadar •Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera Perubahan:
pada Kromatografi <93 I>. Baku pembanding Sitarabin BPFJ; •. lakukan
Lamtan asam metansulfonat Buat larutan asam pengeringan pada tekanan tidak lebih dari 5 nunHg
metansulfonat P dalam air (3:1000). pada suhu 60° selama 3 jam sebel um digunakan.
Fase gerak Buat campuran asetonitril P- •Simpan dalam wadah tertutup rapat terl indung dari
isopropanol P-Larutan asam metansulfonat cahaya. •Vrasil Arahinosida BPFI tidak boleh
(20: 15:65). Atur pH hingga 4,0±0,05 dengan dikeringkan. • Simpan dalam wadah tertutup rapat
penambahan trietilamin P saring dan awaudarakan. terlindung dari cahaya. Endotoksin BPFI [Catatan
Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isinya hams
sistem seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. hati-hati untuk menghindari kontaminasi].
Lamtan baku Timbang saksama sejumlah Rekonstitusikan seluruh isi, gunakan larutan dalam
Siproheptadin Hidroklorida BPFI, larutkan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dan
Fase gerak, hingga kadar lebih kurang 0,08 mg per larutan, dalam lemari pendingin.•
ml.
1398 Cytarabinum I Monografi
soo(~J(_!l_J
tertera pada Kromatogrofi <931 >. Buat larutan segar.
Larutan B Buat campuran Dapar fosfat-metanol P
(7:3), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
W Fr.\.
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang
C adalah kadar Sitarabin BPFI, dalam mg per ml
tertera pada Kromatografi <931>. Buat larutan segar.
Larutan baku; W adalah bobot zat uji dalam mg; ri
Fase gerak Gunakan campuran Larutan A dan adalah respons puncak tiap cemaran dalam Larutan
Larutan B dengan variasi volume seperti tertera pada uji; rs adalah respons puncak Sitarabin BPFI dalam
Sistem kromatografi. Larutan baku; F adalah fuktor respons relatif
Larutan kesesuaian sistem Larutkan sejumlah sebanding dengan 2,5 puncak urasil dengan waktu
uridin P, Urasil Arabinosida BPFI dan Sitarabin retensi relatif 0,55; 1,5 untuk puncak dengan waktu
BPFI dalam air, hingga kadar berturut-turut lebih retensi relatif 0,38: 0,43 dan 1,14; dan 1,0 untuk
kurang 0,02; 0,02 dan 5,0 mg per ml. semua puncak lain.•
Monogr<di. I Cytarabinum Pro Injectione 1399
Penetapan kadar Lakukan penetapan kadar dengan Baku pembanding Deslanosida BPFI lakukan
cara Kromatografi cair kinetja tinggi seperti yang pengeringan dalam hampa udara di atas fosfor
tertera pada Kromatografi <931>. pentoksida P hingga bobot tetap sebelum digunakan.
Dapar fosfat, Fase gerak, Larutan baku, Larutan Simpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung
resolusi dan Sistem kromatografi Lakukan seperti cahaya. Senyawa bersi:fut higroskopis.
tertera pada Penetapan kadar dalam Sitarabin.
Larutan uji Konstitusi secara terpisah 5 vial ldentifikasi Lakukan Kromatografi lapis tipis
sitarabin untuk injeksi dalam sejwnlah volume air yang tertera pada Kromatografi <931 >.
sesuai dengan vol wne yang tertera pada eti ket. Totolkan secara terpisah masing-masing 5 µI
Kwnpulkan dan campur larutan terkonstitusi dalam larutan dalam metanol P yang mengandung ( 1) zat uji
wadah yang sesuai. Ukur saksama sejumlah volume 4 mg per ml dan (2) Deslanosida BPFI 4 mg per ml
larutan terkonsti.tusi setara dengan 100 mg sitarabin, pada lempeng kromatografi silika gel setebal 0,25
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana
dengan air sampai tanda. kromatografi yang telah dijenuhkan dengan fase gerak
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah campuran metilen klorida P-metanol P-air (130: 36: 3),
volume sama (lebih kurang 10 µI) Larutan baku dan biarkan fase gerak merambat hingga tiga per empat
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam tinggi lempeng. Angkat lempeng biarkan fase gerak
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung menguap. Semprot lempeng dengan asam perklorat P
jumlah dalam mg, sitarabin, C9H13N30s, dalam larutan encer (1 dalam 20), panaskan pada suhu 100° selama 3
terkonstitusi yang digunakan dengan rumus: menit. Dinginkan, amati di bawah cahaya ultraviolet:
harga Rf bercak utama Larutan uji sesuai dengan
Wadah dan penyimpan Dalam wadah tertutup Syarat Jain Memenuhi persyaratan seperti yang
rapat.• tertera pada lnjectiones.
Larutan kesesuaian sistem Buat larutan dalam digunakan. -Simpan dalam wadah tertutup rapat,
Fase gerak mengandung lebih kurang 0,3 mg terlindung dari cahaya. •
Deksametason BPFI, 1,35 mg benzil alkohol, 0,27
mg metil paraben dan 0 ,03 mg propilparaben per ml. Perubahan:
Larutan baku Timoong saksama sejumlah ldentifikasi
Deksametason BPFI, larutkan dalam metanol P A. •Spektrum serapan ultraviolet larutan 10 µg per
hingga kadar lebih kurang 7 ,5 mg per ml. Masukkan ml dalam etanol P. menunjukan maksimum dan
4,0 ml ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan minimum µtda panja ng gelombang yang sarm seperti
dengan Fase gerak sarnpai tanda hingga kadar 0,3 mg pada Dietilstilbestrol BPFI; daya serap rmsing-masing
per ml. pada rentang panjang gelombang serapan maksimum
Larutan uji Ukur saksarm sejumlah volume 230 nm hingga 350 nm, berbeda tidak lebih dari 3,0%.•
larutan i njeksi setara dengan le bih kurang 30 mg B. •Waktu retensi puncak utama Larutan uji
deksametason. Masukkan ke dalam labu tentukur 100- sesuai dengan waktu retensi puncak utama Larutan
ml, encerkandengan Fase gerak sampai tanda. baku yang diperoleh pada Penetapan kadar. •
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatogrqfi <931>. Kromatograf cair kinerja Perubahan:
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom Penetapan kadar •Lakukan penetapan dengan cara
4,6 mm x 25 cm, berisi bahan pengisi L7 dengan Kromatografi cair kinelja tinggi seperti yang tertera
ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 2 ml per pada Kromatogrqfi <931 >.
menit. Lakukan kromatografi terhadap Larntan Pengencer Buat campuran etanol P-air ( 1: 1).
kesesuaian sistem dan rekam respons puncak seperti Fase gerak Buat campuran metanol P-air (3:1),
yang tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif saring dan awaudarakan Jika perlu lakukan
benzil alkohol, metilµiraben, deksametason dan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang
propilparaben berturut-turut adalah lebih kurang 0,4; tertera pada Kromatografi <93 l >.
0,5; 1,0; dan 1,4; resolusi, R, antara puncak benzil Larntan baku Timbang saksama sejumlah
alkohol dan metilparaben; rretilparaben dan Dietilstilbestrol BPFI, larutkan dan encerkan secara
deksametason; deksametason dan propilparaben tidak kuantitatif dengan Pengencer hingga kadar lebih
kurang dari 3. Lakukan kromatografi terhadap Larntan
kurang 20 µg per ml.
baku dan rekam respons puncak seperti yang tertera
Larntan kesesuaian sistem Larutkan 10 mg
pada Prosedur: simpangan balm relatif pada
Dietilstilbestrol BPFI dalam 50 ml kloroform P,
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,00/o.
biarkan di tempat gelap selama tidak kurang dari 5 jam.
Prasedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Pipet 5 ml larutan ke dalam labu tentukur 50-ml,
volume sama (lebih kurang 20 µI) Larutan baku dan
uapkan dengan aliran udara hingga kering. Larutkan
Larutan uji ke dalam kromatogra( rekam
residu (isomer cis dan trans-dietilstilbestrol) dalam
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitllllg
Pengencer, jika perlu sonikasi. Encerkan dengan
jumlah dalam mg, deksametason, C 22 H2>F05, dalam
tiap ml injeksi yang digllllakan dengan rumus: Pengencer sarnpai tanda.
Larntan uji TimOO.ng saksama sejumlah zat uji,
larutkan dan encetkan secara kuantitatif dan bertahap
dengan Pengmcer hingga kadar lebih kurang 20 µg per
ml.
Sistem kroma tografi Lakukan seperti yang
C adalah kadar Deksametason BPFI dalam mg per ml tertera pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair
Larutan baku; Vadalah volume injeksi dalam ml yang kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm
digunakan; ru dan rs berturut-turut adalah respons dan kolom 4,6 mm x 25 cm dan berisi bahan pengisi
punc ak Larnt an uji dan Larntan baku. Li. Laj u alir lebi h kurang 1 ml per menit. Lakukan
kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem,
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis rekam respons puncak seperti yang tertera pada
tunggal atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I Prosedw: waktu retensi relatif trans-dietilstilbestrol dan
dan tidak tembus cahaya. • cis-dietilstilbestrol berturut-turut 1,00 dan 1,33;
resolusi, R, antara trans-dietilstilbestrol dan cis-
dietilstilbestrol tidak kurang dari 4,0. Lakukan
DIAETHYISTILBESTRO LUM kromatografi terhadap Larutan baku, rekam respons
Dietilstilbestrol puncak untuk isomer trans seperti tertera µida
Prosedw: efisiensi kolom tidak kurang dari 3000
Perubahan: lempeng teoritis, faktor ikutan tidak lebih dari 2,0 dan
Baku pembanding Dietilsti/bestrol BPFI; lakukan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam sebelum lebih dari 2,0%.
Monografi I Diclofenaci Natricum 1405
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah gelombang yang sama seperti pada Diklofenak
volume sama (lebih kurang 50 µl) Larutan baku dan Natrium BPFI.
Larutan uji ke dalam kromatogra~ rekam B. Waktu retensi puncak diklofenak rnda Larutan
kromatogram, ukur respons puncak isomer cis dan uji sesuai dengan Larutan resolusi yang diperoleh
trans-dietilstilbestrol. Hitung jumlah dalam µg, pada Kemumian kromatografi.
dietilstilbestrol, CuJ-1 20 0 2, dalam zat uji yang C. Residu yang diperoleh dari pemijaran
digunakan dengan rumus: menunj ukkan reaksi nyala Natrium seperti yang
tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
C (rt'u + 1,26rc'u )
Warna larutan Larutan 1 bagian dalam 20 bagian
(rt's + 1,26rc's ) metanol tidak berwarna hingga kuning pucat. Serapan
larutan pada dalam sel 1 cm partjang gelombang 440
C adalah kadar Dietilstilbestrol BPFI dalam µg per ml nm tidak lebih dari 0,050. Gtmakan metanol sebagai
Larutan baku; r1 ·u dan r1·s berturut-turut adalah respon blangko.
puncak isomer trans Larutan uji dan Larutan baku; rc·u
dan rc·s berturut-turut adalah respon ptmcak isomer cis Kejernihan larutan Larutan yang dibuat seperti yang
Larutan uji dan Larutan baku.• tertera pada Wama larutan tidak berbeda nyata
kej ernihannya bila dibandingkan dengan sejumlah
metanol yang diperlakukan sama.
Logam berat <371 > Metode Ill Tidak lebih dari 10 bpj;
buat Larutan uji dengan menggunakan gelas piala
borosilikat 100-ml atau krus kuarsa. Jika setelah
pemijaran pada suhu 500° sampai 600° residu tidak
putih sempurna, tambahkan hidrogen peroksida P
Natrium[o-(2,6-dikloroanilino)fenil} asetat [15307-79-6]
C 1,J-l 1oC12NNa02 BM 318,13 secukupnya tmtuk melarutkan, panaskan perlahan
hingga kering dan pijarkan selama 1 jam. Ulangi
perlakuan dengan hidrogen peroksida P dan pijarkan
Diklorenak Natrium mcngandung tidak kurang dari
hingga residu putih sempurna. Lakukan seperti tertera
99,0% dan tidak lebih dari 101,0% C 14H 10Cl2NNa02,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. padaLarutan uji dimulai dari '"Dinginkan, tamOOhkan 4
ml asam klorida 6 N'.
Pemerian Serbuk hablur putih hingga hampir putih;
Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran
higroskopik. Mele bur pada suhu 284 °.
tidak lebih dari 0,2% dan jumlah semua cemaran
tidak lebih dari 0,5%.
Kelarutan Mudah larut dalam metanol; larut dalam Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi. cair
etanol; agak sukar larut dalam air; praktis tidak larut kinelja tinggi seperti yang tertera pada Kromatograji
dalamkloroform dan dalam eter. <931>.
Dapar fosfat pH 2,5 Campur sejumlah volume
Baku pembanding Diklofenak Natrium BPFI; sama asam .fasfat 0. OJ M dan natrium fosfat monobasa
lakukan pengeringan pada suhu 105 ° selama 3 jam 0,01 M. Jika perlu atur hingga pH 2,5 ± 0,2 dengan
sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup penambahan komponen yang sesuai.
rapat dan terlindung dari cahaya. Senyawa sejenis A Fase gerak Buat campuran metanol P dan Dapar
Diklofenak BPFI [N-(2,6-diklorofenil) indolin-2-on} f osfat pH 2,5 (700:300), saring dan awaudarakan Jika
(C 14H 9Cl2N04 BM 278,14) Tidak boleh dikeringkan. perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
Simpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung scperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
dari cahaya. [Catalan Menaikkan jumlah dapar akan
meningkatkan resolusij.
Identifikasi Pengencer Buat campuran metanol P-air (70:30).
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah Larutan resolusi Buat larutan dalam Pengencer
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida yang mengandung 20 µg dietilftalat; 7,5 µg Senyawa
P menunjukkan miksimum hanya pada bilangan Sejenis A DiklofeTUlk BPFI dan 0,75 mg Diklofenak
Natrium BP FI per ml.
1406 Diclofenaci Natrici Compressi Delayed-release I Monografi
Larutan baku Buat larutan Senyatt'll Sejenis A Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Diklofenak BPFJ dalam metanol P dengan kadar lebih rapat. tidak tembus cahaya .•
kurang 0, 75 mg per ml. Ukur saksama sejumlah
volume larutan, encerkan secara kuantitatif dengan
Pengencer hingga diperoleh larutan dengan kadar 1,5
µg per ml. Tambahan monograft:
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 75 mg •DICLOFENACI NA TRI CI COMPRES SI
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, DELAYED-RELEASE
larutkan dan encerkan dengan Pengencer sampai Tablet Lepas Tonda Diklofenak Natrium
tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja Tablet Lepas Tunda Diklofenak Natrium mengandung
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom diklofenak natrium, C14H10CbNNa02, tidak kurang
4,6 mm x 25 cm, berisi bahan pengisi l7 (end-capped) dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah
Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan yang tertera pada etiket.
kromatografi terhadap Larutan resolusi, rekam
respons · puncak seperti yang tertera pada Prosedur. Baku pembanding Diklofenak Natrium BPFI
waktu retensi relatif dietilftalat, senyawa sejenis A
Lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam.
diklofenak dan diklofenak berturut-turut adalah lebih
S impan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung
kurang 0,5; 0,6 dan 1,0; resolusi, R, antara puncak
dari cahay~. Senyawa Sejenis A Diklofenak BPFI [N-
dietilftalat clan senyawa sejenis A diklofenak tidak
kurang dari 2,2 dan antara puncak senyawa sejenis A (2,6-diklorojenil)indolin-2-on] (C 14~Cl 2 N0 4 BM
diklofenak dan diklofenak tidak kurang dari 6,5. 278,14) Tidak boleh dikeringkan. Simpan dalam
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam wadah tertutup rapat dan terlindung dari cahaya.
respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur.
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak Identifikasi
lebih dari 5%. A. Waktu retensi puncak diklofenak pada
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah larutan uji sesuai dengan Larutan baku yang
volume sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan diperoleh pada Penetapan kadar.
Larutan uji ke dalam kromatograt: ukur respons B. Residu yang diperoleh dari pemijaran
puncak utama setelah periode 2,5 kali waktu rctensi menunjukkan reaksi nya1a Natrium seperti yang
diklofenak. Hitung persentase senyawa sejenis A tertera pada lfji Jdentifikasi Umum <291>.
diklofenak dalam zat uji dengan rumus:
Pelepasan Obat <961> Metode B.
TAHAPASAM
Media disolusi: 900 ml asam klorida 0, 1 N.
Alat tipe 2 (dayung terbuat dari atau dilapisi
politef): 50 rpm.
ru dan rs berturut-turut adalah respons puncak Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 68
senyawa sejenis A diklofenak dalam Larutan 4ji dan mg Diklofenak Natrium BPFI, masukkan ke dalam
Larutan baku. Hitung persentase masing-masing labu tentukur 100-mJ, tambahkan 10,0 ml natrium
cemaran lain dalam zat uji dengan rumus: hidroksida 0, 1 N, encerkan dengan air sampai tanda
Masukkan 2,0 ml larutan ini kedalam labu tentukur
100-ml kedua, encerkan dengan campuran asam
hidroklorida 0,1 N- natrium hidroklorida 5 N
(900:20) sampai tanda, campur. Larutan baku ini
mengandung Diklofenak Natrium BPFI lebih kurang
C adalah kadar Senyawa Sejenis A Diklofenak BPFI
13,6 µg per ml.
dalam µg per ml Larutan baku; W adalah bobot
Prosedur Setelah 2 jam, angkat tiap tablet (atau
dalam mg, diklofenak natrium dalam Larutan uji yang
bagian terbesar tablet jika tablet tidak utuh lagi) dari
digunakan; rs adalah respons puncak senyawa sejenis
masing-masing wadahnya. Terhadap tablet tersebut
A diklofenak Larutan baku; rt adalah respons puncak
lakukan uji seperti yang tertera pada tahap dapar.
masing-masing cemaran dalam Larutan uji. Tambahkan 20,0 ml natrium hidroksida 5 N pada
asam hidroklorida 0,1 N yang tersisa dalam tiap
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 450 wadah, aduk selama 5 menit. Tentukan jumlah
mg zat uji, larutkan dalam 25 ml asam asetat glasial P, C14H10ChNNa0 2, yang terlarut dengan mengukur
titrasi dengan asam perldorat 0,1 N L V, tetapkan titik serapan filtrat larutan uji dan serapan Larntan baku
akhir secara potensiometri. Lakukan penetapan pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
blangko. kurang 276 nm.
1 ml asam perklorat 0, 1 N setara dengan
31,81 mg CuH10Cl2NNa02
Monografi I Diclofenaci Natrici Compressi Delayed-release 1407
TAHAPDAPAR
Daparfosfat pH 6,8 Larutkan 76 g natriwn fo~fat
tribasa P dalam air hingga diperoleh larutan 1000 ml.
Campur 250 ml larutan ini dengan 750 ml asam
klorida 0, 1 N, jika perlu atur hingga pH 6,8 ± 0,05 C adalah kadar Senyawa Sejen:'s A Diklufenak BPFJ
dengan penamoohan asam klorida 2 N atau natriwn dalam µg per ml larutan baku. A adalah bobot dalam
hidroksida 2 N mg, diklofenak natrium dalam tablet yang digunakan
Media disolusi: 900 mlDapar fas.fat pH 6,8. tllltuk pengujian seperti tertera pada Penetapan kadai',
Alat tipe 2: 50 rpm. ri adalah respons puncak masing-m<.1sing ccmarn11
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 68 dalam larutan u:ii. Definisi y:mg lain seperti yang
mg Diklofenak Natrium BPFI, masukkan ke dalam labu tertera di atas. Masing-masing cemaran tidak lebih dari
tentukur 100-ml, tambahkan 10,0 ml natrium 1,0% danjwnlah semua cemaran tidak lebih dari 1,5%.
hidroksida 0, 1 N, encerkan dengan air sampai tanda.
Masukkan 2,0 ml larutan ke dalam labu tentukur 100-ml Penetapan kadar Lakukan penetapan cara
kedua, encerkan dengan Medi.a disolusi samini tanda. Kromatografi cair kine lja t inggi seperti yang tertera
Larutan baku rnengandung Diklofenak Natrium BPFI JX!da Kromatografi <931 >.
lebih kurang 0,02 mg per ml. Dapar fosfat pH 2,5 CatqJur sejumlah volume
Prasedur Setelah 45 menit, lakukan penetapan sama asamfosfat 0,01 M dan natrium fr1.~fat monolxisa
jumlah C 14H 100 2NNa0 2 yang terlarut dengan 0,01 M Jika perJu atur hingga pH 2,5 ± 02 dengan
rnengukur serapan filtrat larutan qj i, jika perl u ~namoohan komponen yang sesuai
encerkan dengan Media disolusi, dan bandingkan Fase gerak Buat campuran metanol P - dapar
dengan serapan larutan baku pada partj ang jo.~fat pH 2,5 (700:300), saring dan awaudarakan Jika
gelornbang serapan maksimum lebih kurang 276 nm. ~rlu lakukan penyesuaian menurut Kese,uaian sistem
Toleransi Harus larut tidak kurang dari 75% (Q) seperti yang tertera pada Kromatog1 aji <931>.
C 14H 1oCI2NNa0 2 dari jumlah yang tertera pada etiket. [Cata tan Menaikkan jumlah dapar akan meningkatkan
resolusi].
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. Pengencer Buat campuranmetanol P-air (70:30).
larutan baku Buat larutan Diklofi:nak Natrium
Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan BPFI dalam Pengencer dengan kadar lcbih kurang
dengan cara Kromatogrqfi cair kinerja tinggi seperti 0,75 mg per ml.
yang tertera pada Kromatogrefi <931 >. larutan resolusi Buat larutan dalam Pengencer
Dapar fosfat pH 2,5; Fase gerak; Pengencer; yang mengandung 20 µg dieti!ftalat P, 7,5 µg
Larutan resolusi dan Sistem kromatografi Lakukan &nyawa Sejenis A Dikl<~fenak BPFJ dan 0.75 mg
seperti yang tertera JX!da Penetapan kadar. Diklcfenak Natrium BPFI per ml.
Larutan baku Buat larutan Senyawa Sejenis A larutan uji Masukkan 20 tablet ke dalam labu
Diklofenak BPF/ dalam metanol P dengan kadar lebih tentukur dengan kapasitas yang bi la diisi sampai tanda
kurang 0,8 mg per ml. Ukur saksama sejumlah volume dapat diperoleh larutan dengan kadar diklofcnak
larutan, encerkan dengan Pengencer hingga diperoleh natrium lebih kurang 0,75 mg per ml Tambahkan
larutan dengan kadar lebih kurang 4 µg per ml. Pengencer samini lebih kurang 7f.J% k" a-,Jtus lnbu
Larutan l!l'i Gunakan Larutan uji pada Penetapan kocok secara mekanik tidak kurang dari 30 memt
kadar. untuk menghancurkan tablet. Dinginkan hingga suhu
Prfiledur Suntikkan secara terpisah sejumlah ruang, encerkan dengan sampai tanda.
volume sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan Saring rnelalui ~nyaring dcngan porositas 0,5 µm atau
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons yang lebih kecil. Gunakan filtrat sebagai lamtan UJ•
puncak utama setelah 40 menit. Hitung persentase Sistem kromatografi Lakukan sepert1 yang Lertera
senyawa sej enis A diklofenak dalam tablet dengan inda Kromatografi. <931>. Kromatograf cair kmer.1a
rum us: tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
4,6 mm x 25 cm, berisi bahan pengisi L 7 (end-
capped). Laju alir lebih kurang 1,0 ml per menit.
Lakukan kromatografi terhadap lamtan resolusi,
rekam respons puncak seperti yang tertera pada
C adalah kadar Senyawa Sejenis A Diklofenak BPFI Prosedur: waktu retensi rclatif dietilftalat, senyawa
dalam µg per ml Larutan baku: A adalah bobot dalam sejenis A diklofenak dan diklofenak masingm. smg
mg, diklofenak natrium dalam tablet yang digunakan adalah lebih kurang 0,5; 0,6 dan l 0: rcsolusi, R,
untuk pengujian seperti yang tertera pada Penetapan antara puncak dietilftalat dan senyawa seJems A
kadar, ru dan rs berturut-turut adalah respons puncak diklofenak tidak kurang dari 2.2 dan antara puncak
senyawa sejenis A diklofenak dalam larutan uji dan senyawa sejenis A diklofenak dan dikloienak tid k
larutan baku: tidak lebih dari 0,5%. kurang dari 6,5. Lakukan krn1nalt1? ra 1 L hadap
1
Hitung perscntase masing-masing cemaran lain selain la.rutan baku, rekam rcspons p11ncak Si. pe.11 ya11g
dietilftalat dalarn tablet dengan rumus: tcrtera pada Prosedur: simpangan bdku relat1f pada
penyuntikan ulang tidak lcbih dari 2 0%.
1408 Diltiazemi Hydrochloridi Compressi I Monograji
Prasedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Gunakan kriteria dalam Tabel penerimaan pada Uji
volume sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan Disolusi <1231> untuk waktu disolusi 3 jam. Dalam
Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons waktu 30 menit harus larut • tidak lebih dari 60% (Q)
puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, diklofenak dan dalam waktu 3 jam harus larut tidak kurang dari
natrium, C14H 10Cl2NNa02, dalam tablet yang 75% (Q) Cz2H26 N20.tS.HCl dari jumlah yang tertera
digunakan dengan rumus: pada etiket.
(~~t~ J DYDROGESTERONUM
Did rogesteron
10ooc( ;~ J 20oc( ~ J
C adalah kadar Didrogesteron BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; ru dan rs berturut-turut adalah respons C adalah kadar Didrogesteron BPFI dalam mg per ml
larutan baku; ru dan rs berturut-turut adalah respons
puncak dari Larntan uji dan larntan baku. •
puncak Larntan uji dan Larutan baku.
Tambahan monografi: Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
• DYDROGESTERONI COMPRESSI baik .•
Tablet Didrogesteron
Perubahan:
Baku pembanding Ekonazol Nitrat BPFI, tidak boleh
dan enantiomer, HN0 3 dikeringkan sebelum digllllakan Simpan dalam wadah
tertutup rapat, terlindllllg dari cahaya.•
Perubahan:
ldentifikasi
Cl Cl
A. Campur sejumlah krim setara dengan 40 mg
(±)- 1-[2,4-dikloro-P-f(p-klorobenzil)oks i]feneti l]- ekonazol nitrat dengan 20 ml campuran asam sulfat 1
im idazol nitrat [68797-31-9] M - metanol P (1:4), ekstraksi dua kali, tiap kali dengan
Cufl1~l3N20HN0 3 BM 444,70 50 ml •diklorometan P• buang fase organik. Basakan
fase air dengan amonia 2 M dan ekstraksi dua kali,
Perubahan: tiap kali dengan 40 ml -diklorometan P. Kumpulkan
Ekonazol Nitrat mengandung tidak kurang dari ekstrak diklorometan, kocok dengan 5 g natrium
•98,5%. dan tidak lebih dari 101,0% sulfat anhidrat P, saring dan encerkan filtra t dengan
C1sH1sCbN20HN03, dihitung terhadap zat yang diklorometan P hingga 100 ml. Uapkan 50 ml filtrat
telah dikeringkan hingga kering dan larutkan residu dalam 50 ml
campuran asam klorida 0,1 N dan isopropanol P•
Perubahan: (1 :9). Serapan larutan pada rentang pa:ajang
Pemerian Serbuk hablur, putih atau hampir putih. -. gelombang •240. rnn hingga 350 nm menunjukkan
maksimum pada •265., 271 dan 280 nm.
Perubahan: Perbandingan serapan •maksimum• 271. dan 280 rnn
Kelarutan Sangat- sukar larut dalam air, larut dalam adalah• 1,55. hingga 1,77.
metanol, agak sukar larut dalam metilen klorida, sukar B. Waktu retensi pllllcak utama Larutan uji 2
larut dalam etanol. -. sesuai dengan puncak utama Larutan baku yang
diperoleh ?lda Penetapan kada,r. •
Perubahan:
Baku pembanding Ekonazol Mtrat BPFI; • tidak Perubahan:
boleh dikeringkan sebelum digunakan, simpan dalam Penetapan kadar •Lakukan penetapan dengan cara
wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya .• Kromatografi cair kinelja tinggi seperti yang tertera
pada Kromatogrqfi <931 >.
Perubahan: Dapar fosfat Buat campuran 2,5 g kaliwn fosfat
Identifikasi monobasa P clan 2,5 g kaliwn fosjat dihasa P dalam
A. Spektrum seraµm inframerah zat yang telah 1000 ml air.
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P Fase gerak Buat campuran Dapar fosfat- metanol
menu:ajukkan maksimum hanya pada bilangan P (1 :3), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
gelom00ng yang sann seperti pada Ekonazol Nitrat penyesuaian irenurut Kesesuaian sistem seperti yang
BPFJ. •. tertera pada Kromatograji <931>.
Larutan baku persedioon Buat larutan Ekonazol
Tambahan persyaratan: Nitrat BPFI 0,1 % dalam metanol P
Jarak lebur <1021> Antara 162° dan 166°, disertai Larutan baku internal Buat larutan mikonazol
peruraian. nitrat 0,05% dalam metanol P .
Larutan baku Buat campuran 10 ml Larutan baku
Perubahan: persediaan, 20 ml Larutan baku internal, 45 ml metanol
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang P dan 25 ml Daparfosfat.
400 mg zat, larutkan dalam •50. ml asam asetat
glasial P. Titrasi dengan asam perklorat 0,1 M LV,
tentukan titik akhir secara potensiometrik. Lakukan
penetapan blangko.
1 ml asamperklorat 0,1MLVsetaradengan44,47 mg
CuJ!JsCJ iN£J
Monografi I Enalaprilum Maleas 1411
Larutan uji 1 Timbang saksama sejumlah krim Baku pembanding Enalapril Ma/eat BPFJ, tidak
setira dengan lebih kurang 10 mg ekonazol nitrat, boleh dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalarn
campur dengan 20 ml Larutan baku internal dan 55 ml wadah tertutup rapat.
metanol P, hangatkan di atas tangas air selama 30 detik
dan kocok selama 1 meni t. Ulangi proses Identifikasi
penghangatan dan pengocokan dua kali dan A. Spektrurn serapan inframerah zat yang telah
tambahkan 25 ml Dapar .fosfat, dinginkan dalam dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P
tangas es selama 15 menit dan sentrifus selama 10 menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
menit, gunakan beningan, jika perlu saring. geJomhmg yang sama seperti pada Enalapril Ma/eat
larutan uji 2 Buat dengan cara yang sama seperti BPFI.
pada Larntan uji I dengan menggunakan 20 ml metanol B. Waktu retensi puncak utama kromatograrn
P sebagai pengganti Larntan baku internal. Larutan uji sesuai dengan larutan baku seperti yang
Sistem kromatograji Lakukan seperti yang tertera diperoleh pada Penetapan kadar.
pada Kromatografi <931 >. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 232 nm dan kolom Rotasi jenis <1081> Antara -41,0° dan -43,5°,
baja tahan karat kolom 4,6 mm x 20 cm berisi bahan lakukan penetapan menggunakan larutan dalam
pengisi LI dengan ukuran partikel 5 µm. Laju alir metanol P yang mengandung 10 mg per ml.
lebih kurang 2,0 ml per menit.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejurnlah Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%,
volume sarna larutan baku, Larntan uji 1 dan Larntan lakukan pengeringan dalam harnpa udara pada tekanan
uji 2 ke dalam krcmatogra£ rekam kromatogram dan tidak lebih dari 55 mmHg dan suhu 60° selarna 2 jam.
ukur respoos puncak. Hitung jurnlah dalam mg, ekonazol
nitrat, CuiH1sCnNi).HN03, dalarn krim yang digunakan Sisa pemijaran <301> Tidak Jebih dari 0,2%.
dengan rumus:
Logam berat <3 71> Metode Ill Tidak lebih dari 10
10oc( :~ J bpj.
C adalah kadar Larntan baku dalarn %, ru dan rs Senyawa sejenis Tidak lebih dari 1,0% dari satu
cemaran dengan waktu retensi relatif 1,1 O; tidak lebih
berturut-turut adalah perbandingan respons puncak
ekonazol nitrat terhadap mikonazol nitrat dari Larntan dari 0,3 % dari cemaran lainnya dan total cemaran
uji I clan larntan baku .• tidak lebih dari 2%. Lakukan penetapan dengan cara
Kromatograji cair ldnerja tinggi seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>.
Tambahan monografi:
Dapar.fo~fat pH 6,8; Dapar fosfat pH 2,5; Larntan
•ENALAPRILUM MALEAS
A, Larutan B, Fase gerak, Pengencer, larntan enalapril
Enalapril Maleat diketopiperazi.n, Larutan baku, Larutan kesesuaian
sistem dan Sistem kromatografi Lakukan seperti yang
tertera pada Penetapan kadar.
Larntan baku Timbang saksama sejumlah
Enalapril Ma/eat BPFI, larutkan dan jika perlu
encerkan bertahap dengan Pengencer hingga kadar
lebih kurang 3 µg per ml.
Larntan uji Gunakan Larutan uji yang tertera
1-[N-[(S)-l-Karboksi-3-.fenilpropil]-l-alanil]-l- pada Penetapan kadar.
prolin I' -etil ester, ma/eat (1:1) [76095-16-4] Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama Qebih kurang 50 µI) Larntan baku dan
BM 492,52 Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam
kromatograrn dan ukur respons puncak. Hitung
Enalapril maleat mengandung tidak kurang dari 98,0% persentase setiap cemaran dengan rurnus:
dan tidak lebih dari 102,0% C20H2sN20s.C4J-404,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
1 cs J(!lJ
oo( CT
Pemerian Serbuk hablur putih kotor, melebur pada r.\.
suhu lebih kurang 144°.
Cs adalah kadar Enalapril Ma/eat BPFJ dalarn mg per ml
Kelarutan Praktis tidak larut dalam pelarut organik Larutan baku; Cr adalah kadar enalarcil maleat dalam
non polar; sukar larut dalam pclarut organik semi mg per ml Larutan uji; ri adalah respons puncak setiap
polar, agak sukar larut dalam air; larut dalarn etanol; cemaran dari Larntan uji dan rs adalah respons puncak
mudah larut dalam metanol dan dalam enalapril maleat dari Larutan baku.
dimeti lformarnida.
1412 Enalaprilum Maleatis Compressi I Monografi
Cemaran senyawa organik mudah menguap <4 71 > Waktu Larutan A Larutan B
Elusi
Metode IV Memenuhi syarat. (menit) (%) (%)
0 95 5 keseimbangan
0-20 95~40 5 ~60 gradien tinier
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera 20- 25 40 60 isokratik
25-26 40~95 60~5 gradien linier
pada Kromatografi <931>.
26- 30 95 5 isokratik
Dapar fosfat pH 6,8 Timbang lebih kurang 2,8 g ~--··---· ·--------··--· ···-· --·-·-· - -
10oc(~ J
dan asetonitril P ( 95 :5), saring dan awaudarakan.
Larutan enalapril diketopiperazin Timbang
saksama lebih kurang 20 mg Enalapril Maleat BPFI
dan masukkan hati-hati pada dasar gelas piala 100 ml.
Letakkan gelas piala tersebut di atas lempeng pemanas C adalah kadar Enalapril Maleat BPFI dalam mg per ml
pada lebih kurang setengah dari pengatur suhu Larntan baku; ru dan rs berturut-turut adalah respons
maksimum lempeng pemanas dan panaskan selama puncak Larutan uji dan Larutan baku.
lebih kurang 5 sampai 10 menit hingga meleleh.
Segera pindahkan gelas piala dari pemanas dan biarkan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
hingga dingin. [Catalan Hindarkan pemanasan rapat..
berlebihan untuk mencegah penguraian karena pana'I
menyebabkan wama coklat] Tambahkan 50 ml Tambahan monografi:
asetonitril dan sonikasi selama beberapa menit hingga • ENALAPRILUM MALEATIS COMPRESSI
larut. Larutan ini mengandung enalapril diketopiperazin Tablet Enalapril Maleat
antara 0,2 sampai 0,4 mg per ml.
larutan baku Timbang saksama sejumlah
Enalapril Ma/eat BPFI, larutkan dan jika perlu Tablet Enalapril Maleat mengandung enalapri I maleat,
encerkan bertahap dengan Pengencer hingga kadar C20HzsN20s.C41-404, tidak kurang dari 90,0% dan tidak
lebih kurang 0,3 mg per ml. lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
larutan kesesuaian sistem Tambahkan ml
Larutan enalapril diketopiperazin ke dalam 50 ml Baku pembanding Enalapril Ma/eat BPFI, tidak boleh
Larutan baku dan campur. dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.
Larntan uji Timbang saksama lebih kurang 30 mg Enalaprilat BPFI, tidak boleh dikeringkan. Tetapkan
zat, masukkan dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan kandungan air secara titrimetri pada saat akan
encerkan dengan Pengencer sampai tanda. digunakan untuk analisis kuantitatif; untuk melarutkan,
Sistem kromatogra/i Lakukan seperti yang tertera sonikasi jika perlu. Simpan dalam wadah tertutup rapat.
pada Kromatografi <931 >. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 215 nm dan kolom ldentifikasi Waktu retensi puncak utama kromatogram
4, 1 mm x 15 cm berisi bahan pengisi L2 I. Pertahankan Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang
suhu kolom pada 70° dan laju alir lebih kurang 1,5 ml diperolch pada Penetapan Kadar.
per menit. Kromatograf diprogram sebagai berikut:
Monografi I Enalaprilum Maleatis Compressi 1413
Disolusi <1231>
Media disolusi: 900 ml daparfm.jat pH 6,8.
Alat tipe 2 : 50 tpm. (~)(~ J
Waktu : 30 menit.
Prosedur Lakukan penetapan jumlah enalapril T adalahjumlah mg enalapril maleat dalam tiap tablet
maleat, C20H 2 sN 20 5 . C4 H 4 0 4 , yang terlarut seperti
seperti yang tertera pada etiket; C adalah kadar
yang tertera pada Prosedur keseragaman lwndungan
Enalapril Ma/eat BPFI dalam mg per ml Larutan
dalam Keseragaman sedi.aan, kecuali gunakan dapar
baku; D adalah kadar enalapril maleat dalam mg per
fosfat pH 6,8 menggantikan Larntan dapar pada
pembuatan larntan baku, gunakan Larutan uji yang ml larntan uj i sesuai jumlah tiap tablet seperti yang
disaring danjika perlu buat modifikasi untuk kadar uji tertera pada etiket dan fuktor pengenceran; ru dan rs
dan baku yang sesua i. berturut-turut adalah respons puncak enalapril dalam
Toi erans i Dalam waktu 30 ire nit harus larut tidak Larutan uji dan Larutan baku.
kurang dari 80%, (Q) C 20 H28N205 .C4 H404 , dari
jumlah yang tertera pada etiket. Senyawa sejenis Tidak lcbih dari 5,0% jumlah semua
senyawa sej enis termasuk enalaprilat dan enalapril
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
diketopiperazin. Lakukan penetapan dengan cara
Prosedur keseragaman kandungan
Kromatografi cair kinelja tinggi seperti yang tertera
Larutan da[Xlr dan Fase gerak Buat seperti yang
pada Kromatogrqfi <931>.
tertera pada Penetapan kadar.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang IO Larntan dapar, Fase gerak, Landan baku
mg Ena/april Maleat BPFI, masukkan ke dalam labu enalaprilat, Larutan enalapril diketopiperazin,
tentukur 100-ml. Tambahkan lebih kurang 50 ml Lamtan kesesuaian sistem, Larutan baku dan Sistem
Larntan da[Xlr, kocok dan j ika perl u sonikasi hingga kromatogrll:.fi Lakukan seperti yang tertera pada
larut. Encerkan de ngan Larutan dapar salll'ai tanda Penetapan kadar.
dan cafil'Uf. larutan uji Gunakan Larutan uji yang tertera
Larutan uji Masukkan satu tablet ke dalam labu pada Penetapan kadar.
tentukur yang cukup untuk mendapatkan larutan Larntan baku senyawa sejerds Pipet 1 ml Larutan
dengan kadar 0, 1 mg per ml. Buat seperti yang tertera
baku ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan
pada l.arutan uji dalam Penetapan kadar, dimulai
Lamtan dapar sampai tanda.
dengan "Tambahkan sejumlah volume Larutan dapar
hingga setengah dari volume nominal labu tentukur." Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Sistem kromatogrqfi Lakukan seperti yang tertera volume sama (lebih kurang 50 µl) larutan baku,
pada Kromatogrqfi <931>. Kmmatograf cair kinerja Larutan uji, Larutan l:xiku senyawa sejenis dan
tinggi dilengkapi dengan detektor 215 nm dan kolom Larutan dapar ke dalam kromatograf, rekam
4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L 7 dengan kromatogram dan ukur respons semua puncak dalam
ukuran partikel 5 µm. Pertahankan suhu kolom pada larutan uji yang lebih besar dari 0,1 % respons puncak
50° dan laju alir lebih kurang 2 ml per rrenit. Lakukan enalapril, yang tidak teramati dalam Larutan dapar.
kromatografi terhadap Larutan baku dan rekam Hitung persentase enalapril anhidrat (sebagai enalapril
respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur:
maleat) dalam tablet yang digunakan, dengan rumus:
efisiensi kolom tidak kurang dari 300 lempeng teoritis;
faktor ikutan tidak lebih dari 2,0; faktor kaJ»sitas, k ';
(492,52J(CVJ(ru
348,39 N rs ](100)
tidak kurang dari 1,5 dan simpangan baku relatif pada
penyunt.ikan ulang tidak lebih dari 2,0%
L
[Catalan Faktor ikutan puncak ena/april dapat
diminimumlwn dengan pengaturan suhu kolom antara
45° dan 50° dan kenailwn pH komponen berair Fase 492,52 dan 348,39 berturut-turut adalah bobot
gerak dari pH 2,2 me1Jjadi pH 2,6; jaktor lwpasitas molekul enalapril maleat dan enalapril anhidrat; C
dapat dinaikkan dengan menunmkan jumlah adalah kadar Enalaprilat BPFJ dalam mg per ml
asetonitril dalam Fase gerakj. Larntan baku; V adalah kapasitas nominal dalam ml
Prosedur Suntikkan secara terpisah sej umlah labu tentukur yang mengandung Larutan uji; N adalah
volume sama (lebih kurang 50 µl) Larutan uji dan jumlah tablet yang digunakan untuk Larutan uji; ru
Larutan baku ke dalam kromatogra [, rekam dan rs berturut-turut adalah respons puncak enalapril
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung dalam Larutan uji dan Larutan baku; dan L adalah
jumlah dalam mg, enalapril maleat, jumlah enalapril maleat dalam mg pada tablet seperti
C2oH28N20s.CJ:l404, dalam tablet yang digmakan, yang tertera pada etiket.
dengan rurrrus:
1414 Enalaprilum Maleatis Compressi I Monografi
Hi tung yersentase enalapril diketopiperazin (sebagai pi ala dari pemanas dan biarkan hingga dingin.
enalapnl maleat) dalam tablet yang digunakan, dengan [Catalan Hindarkan pemanasan berlebih untuk
rum us: mencegah penguraian karena 1xmas menyebabkan
warna coklat]. Setelah dingin tambahkan 50 ml
492,52
( 358,44
J( C' v J(_!l!_J( J
N 1,25r8
100
L
asetonitril P dan sonikasi selama beberapa menit
hingga residu larut. Larutan mengandung enalapril
diketopiperazin antara 0,2 dan 0,4 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksaim lebih kurang 20,0
492,52 dan 358,44 berturut..:turut adalah bobot
mg Enalapril Maleat BPFI, masukkan ke dalam labu
~oleku~ e.nalap~il maleat dan enalapril
diketop1perazm; C adalah kadar Enalapril Maleat tentukur 100-ml. Pipet 0,5 ml Larutan baku enalaprilat
BPFI dalam mg per ml Larutan baku senyawa sejenis; ke dalam labu tentukur tersebut, dan tambahkan lebih
V adalah kapas~tas nominal dalam ml labu tentukur kurang 50 ml Larutan dapar hingga larut, jika perlu
yang mengandung Larutan uji; N adalahjumlah tablet gunakan alat sonikasi. Encerkan dengan larntan da]XJ.r
yang digunakan untuk Landan uji; ru adalah respons sampai tanda. Larutan ini mengandung Ena/april
puncak enalapril diketopiperazin dalam Larutan uji; Maleat BPFI lebih kurang 0,2 mg per ml dan
1,25 adalah respons relati( enalapril diketopiperazin Enalapril BPFI 0,002 mg per ml.
terhadap enalapril maleat; rs adalah respons puncak Larntan kesesuai.an sistem Pipet 0,5 ml Larutan
enalapril dalam Larutan baku senyawa sejenis; dan L enalapril diketopiperazin ke dalam labu tentukur 25-
adalah jumlah enalapril maleat dalam mg pada tablet ml, encerkan denganLandan baku samp:ii tanda.
seperti yang tertera pada etiket. Larntan uji Masukkan tidak kurang dari 10 tablet
Hi tung persentase senyawa sejenis lainnya, dengan ke dalam labu tentukur, tambahkan sejumlah volume
rumus: Larntan dapar lebih kurang setengah dari volume
nominal labu tentukur, sonikasi selama 15 menit dan
kocok selarm 30 menit menggunakan alat mekanik.
Encerkan dengan Larutan dapar sampai tanda, kocok
dan sonikasi selama 15 menit. Saring melalui
rR adalahjumlah respons senyawa sejenis selain asam
penyari ng membran dengan porositas 0,45 µm atau
maleat, enalapril, enalaprilat dan enalapril
lebih kecil dan buang filtrat pertama. Larutan
diketopiperazin dari Larutan uji; rs adalah respons mengandung enalapril maleat 0,2 mg per ml.
puncak enalapril dari Larutan baku masing-IIllsing
Sistem kromatograji Lakukan seperti yang tertera pada
senyawa sejenis; dan C', V, N dan L adalah seperti
Kromatograji <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
yang tertera pada nnnus sebel umnya.
yang dilengkapi dengan detektor 215 nm dan kolom
4,6 mm x 25 cm beri si bahan pengisi L7 dengan
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
ukuran partikel 5 µm. Pertahankan suhu kolom pada
Kromatografi cair kinqja tinggi seperti yang tertera
50° dan laj u alir le bih kurang 2 ml per menit. Lakukan
pada Kromatografi <::931>.
Larutan dapar Timoong. lebih kurang l,38 g kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem dan
rekam respons puncak seperti yang tertera pada
natrium fosfat monobasa P, masukkan ke dalam labu
Prosedur: waktu retensi relatif asam maleat
tentukur 1000-ml, larutkan dalam 800 ~ air. Atur pH
enalaprilat, enalapril dan enalapril diketopiperazi~
hingga lebih kurang 2,2 dengan penambahan asam
fosfat P dan encerkan dengan air sarnpai tanda. berturut-turut lebih kurang 0,3; 0,5; 1,0 dan 1,5.
Fase gerak Buat carnpuran Larutan dapar dan [Catatan Respons puncak hasil penguraian enalapril
diketopiperazin karena panas Oika ada, waktu retensi
asetonitril P (75:25), saring dan awaudarakan. Jika
relat~fnya lebih kurang 1,2) tidak /ebih besar dari
perlu lakukan penyesuaian memnut Kesesuaian sistem
15% respons enalapril diketopiperazinj; efisiensi
seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku enal aprilat Timbang seksama kolom untuk enalaprilat, enalapril dan enalapril
sejumlah Enalaprilat BPFI, larutkan dan encerkan diketopiperazin bertrnut-turut tidak kurang dari 1000,
300 dan 2500 lempeng teoritis; faktor ikutan enalapril
dengan air hingga kadar lebih kurang 0,4 mg per ml.
tidak lebih dari 2,0; resolusi, R, antara puncak asam
Larutan enalapril diketopiperazin Tirnbang lebih
maJeat dan enalaprilat, antara puncak enalaprilat dan
kurang 20 mg Enalapril Maleat BPFI dan masukkan
hati-hati pada dasar gelas piala 100 ml. Letakkan gelas enalapril, antara puncak enalapril dan enalapril
diketopiperazin masing-masing tidak kurang dari 2,0.
piala tersebut di atas lempeng pemanas pada lebih
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku seperti
kurang setengah dari pengatur suhu maksirnum
yang tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif
lempeng permnas dan panaskan selama lebih kurang 5
enalapril pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%
sampai 10 menit hingga meleleh. Angkat segera gelas
dan respons puncak enalaprilat tidak lebih dari 5%.
Monografi I Erythromycinum 1415
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah sama seperti pada Eritromisin BPF! kecuali pada
volume sama (lebih kurang 50 µl) Larutan haku dan daerah antara 1980 cm- 1 dan2050 cm- 1•
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung Perubahan:
jumlah dalam mg, enalapril maleat, C20H 28 N20 5 .C4f404, Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari •0,2% .•••
dalam tiap tablet yang digunakan, dengan rumus:
Tambahan persyaratan:
(C:)(~J
• Tiosianat Tidak lebih dari 0,3%
Larutan haku [Catatan Gunakan larutan ini
dalam waktu 30 menit]. Timbang saksama lcbih
kurang I 00 mg kalium tiosianat P yang sebelumnya
C adalah kadar Enalapril Ma/eat BPFJ dalam mg per telah dikeringkan pada suhu 105° selama 1 jam dan
ml Larutan baku, Vadalah kapasitas nominal dalam ml didinginkan. Timbang dua kali dan masukkan masing-
labu tentukur yang bcrisi Larutan uji, N adalah jumlah masing ke dalam dua labu tentukur 50-ml. Pada
tablet yang digunakan dalam Larutan uji, ru dan rs masing-masing labu tambahkan lebih kurang 20 ml
berturut-turut adalah respons puncak enalapril Larutan metanol P, kocok hingga larut, cncerkan dcngan
uji dan Larutan haku. metanol P sampai tanda. Pipet 5 ml dari masing-
masing labu ke dalam dua labu tentukur 50-ml
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup lainnya, encerkan dengan metanol P sampai tanda.
baik.. Pipet 5 ml dari masing-masing labu tersebut kedalam
dua labu tentukur aktinik rendah 50-ml. Pada masing-
masing labu tambahkan 1,0 ml besi(JJI)klorida LP,
encerkan dengan metanol P sampai tanda.
ERYTHROMYCINUM
Larutan uji [Catatan Gunakan larutan ini dalam
Eritromisin
waktu 30 menit]. Timbang saksama lebih kurang 100
mg zat masukkan ke dalam labu tentukur aktinik
rendah 50-ml. Tambahkan 20 ml metanol P, kocok
Perubahan:
hingga larut. Tambahkan 1,0 ml besi(lll)klorida LP,
• Eritromisin terutama mengandung eritromisin A,
encerkan dengan metanol P sampai tanda.
C37H61NO 13 . Jumlah eritromisin A, eritromisin B dan
Larutan blangko [Catalan Gunakan larutan ini
eritromisin C tidak kurang dari 85,0% dan tidak lebih
dalam waktu 30 menit}. Masukkan 1,0 ml
dari 100,5% dihitung terhadap zat anhidrat. •
besi(lll)klorida LP ke dalam labu tcntukur aktinik
rendah 50-ml, encerkan dengan metanol P sampai
Perubahan:
tanda.
Baku pembanding Eritromisin BPFI; biarkan hingga
Prosedur Ukur serapan Larutan baku dan Larutan
suhu ruang sebelum dibuka. Higroskopik. Sctelah
uji pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
dibuka, timbang segera, •hindari dari kelembaban
kurang 492 nm menggunakan Larutan blangko.
berlebih, buang sisa. Simpan ampul yang bclum
Hitung nilai kesesuaian S dengan rumus:
dibuka dalam lemari pembeku. •Kecuali dinyatakan
lain tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan.
··Simpan ampul yang tertutup dalam lemari pcmbcku.
Eritromisin B BPFI Tidak boleh dikeringkan sebelum
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
(~J(::J
terlindung dari cahaya, dalam lemari pembeku; A 1 dan A 2 adalah nilai serapan dari masing-masing
Eritromisin C BPFI Tidak boleh dikeringkan sebelum Larutan baku; W1 dan W2 adalah bobot masing-masing
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, dalam mg kalium tiosianat yang digunakan untuk
terlindung q.ari cahaya, dalam lemari pcmbcku; membuat Larutan baku. Nilai S tidak kurang dari
Senyawa Sejenis N Eritromisin BPFI, [N-demetil- 0,985 dan tidak lebih dari 1,015. Hitung persentasc
eritromisin A], C36 H65 N0 13 , BM 719,91. Tidak boleh tiosianat dalam zat uji yang digunakan dengan rumus:
dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah
tertutup rapat, terlindung dari cahaya, dalam lemari
pembcku.
(58,08J(.1!__.J(o,s)[(w1
97,18 Wu A
J+(w2A JJ
1 2
Perubahan:
ldentifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang 58, 08 dan 97,18 berturut-turut adalah bobot molckul
telah dikeringkan pada tekanan tidak lcbih dari 5 tiosianat dan kalium tiosianat; Au adalah serapan
mmHg pada suhu 60° selama 3 jam dan dilarutkan Larutan uji; Wu adalah bobot zat uji, dalam mg
dalam kloroform P hingga kadar lebih kurang 50 mg Larutan uji; A 1 dan A 2 adalah nilai serapan dari
per ml dan diukur dengan sel 0, 1 mm mcnunjukkan masing-masing Larutan baku; W1 dan W2 adalah
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang bobot masing-masing dalam mg kalium tiosianat yang
digunakan untuk membuat Larutan baku.
1416 Erythromycinum I Managrafi
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah suhu go selama 5 jam sebelum digunakan. Sirnpan
0
volume sama (lebih kurang 100 µl) larutan baku, dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.
Enceran Larutan baku, Larutan baku eritromisin B
dan eritromisin C dan Larutan uji ke dalam Pemerian Serbuk hablur berwarna putih hingga putih
kromatograf, rekam kromatogram sampai terlihat kekuning-kuningan. Peka terhadap cahaya.
puncak eritromisin A enol eter, diperoleh dari
kromatogram larutan waktu retensi eritromisin A Kelarutan Mudah larut dalam dimetilformamida dan
enol eter (lebih kurang 5 kali waktu retensi puncak dalam asam asctat glasial; sukar larut dalam metanol;
utama eritromisin A). Ukur respons puncak. Hitung sangat sukar larut dalam air; praktis tidak larut dalarn
persentase eritromisin A dalam zat uji yang digunakan aseton, etanoi kloroform, eter, dan dalam etil asetat.
dengan rumus:
ldentifikasi
A. Spektrurn serapan inframerah zat yang
didispersikan dalam kalium bromida P rnenunjukkan
rnaksimum hanya pada bilangan gelombang yang
CA adalah kadar eritromisin BP Fl dalam mg per ml
sama seperti pada Famotidin BPFI.
Larutan baku; P adalah persentase eritromisin A
dalam eritromisin BPFJ; W adalah bobot zat uji dalam B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 25 µg zat
mg larutan uji; r u dan rA berturut-turut adalah per ml dalam Larutan dapar fosfat yang dibuat dari
250 ml asam fosfat 0,02 M dan atur pH hingga 2,5
respons puncak eritromisin A dari larutan uji dan
dengan penambahan larutan natrium hidroksida
Larutan baku. Hitung persentase eritromisin B dan
(1:10), encerkan dengan air hingga 500 ml
critromisin C dalam zat uji yang digunakan dengan
rumus: menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang
gelombang yang sama seperti pada Famotidin BPFI;
daya scrap masing-masing dihitung terhadap zat yang
telah dikeringkan pada panjang gelombang serapan
maksimum lebih kurang 265 nm, berbeda tidak lebih
dari 3,0%.
C.1. adalah kadar EriJromisin B BPFJ dan eritromisin C
BPFI dalam mg per ml Larutan baku eritromisin B clan Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
eritromisin C; P adalah persentase eritromisin B dan lakukan pengeringan pada tekanan antara 1 dan 5 mm
eritromisin C dalam Eritromisin BPFI; W adalah Hg pada suhu goo selama 5 jam.
bobot zat uji dalam mg pada larutan uji; ru dan rs
berturut-turut adalah respons puncak eritromisin B
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
dan eritromisin C dari Larutan uji dan Larutan baku
eritromisin B dan eritromisin C. •
Logam berat <371> Metode Ill Tidak lebih dari 10
bpj.
Tambahan monografi:
Kemurnian kromatografi
•FAMOTIDINUM
Lakukan Kromatogra_fi lapis tipis seperti yang tertera
Famotidin
pada Kromatogra_fl <931>.
larutan uji Timbang saksama lebih kurang 200
mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 10-mL
tambahkan 2 ml metanol P, kocok selama 10 menit.
Tambahkan 0, 1 ml asam asetat glasial P, aduk hingga
[ 1-Amino-3[[[2-[(di aminometilen)amino ]-4-tiazolil]- larut, enccrkan dengan metanol P sampai tanda.
metil] tio]propiliden]su!famida [76g24-35-6] Larutan baku Timbang saksama sejumlah
CsH1sN102S3 BM 337,45 Famotidin BPFJ, larutkan dalam campuran metanol
P-asam asetat glasial P (100: 1) hingga diperoleh
Famotidin mengandung tidak kurang dari 9g,5% dan larutan baku I dengan kadar 0,2 mg per ml Encerkan
tidak lebih dari 101,0% CsH1sN102S3, dihitung larutan ini dengan campuran metanol P-asam asetat
terhadap zat yang telah dikeringkan. glasial P (100:1) hingga diperoleh Larutan baku 2
dengan kadar 65 µg per ml.
Baku pembanding Famotidin BPFJ; lakukan
pengeringan pada tekanan 1 hingga 5 mm Hg pada
1418 Famotidini Compressi I Monografi
c(~J(~ J
penamoohan kalium hidroksida 1 N, dan enccrkan
dengan air hingga 1000 ml.
Larutan persediaan kesesuaian sistem Masukkan
10 mg fumotidin dalam labu tentukur 50-ml,
C adalah kadar Famotidin BPFI dalam mg per ml
tambahkan 1 ml asam klorida 1 N, panaskan pada
Larutan baku; D adalah fuktor pengenceran yang
suhu 80° selama 30 menit dan dinginkan hingga suhu
digunakan dalam pembuatan Larutan uji; N adalah
ruang. Tambahkan 2 ml natrium hidroksida 0, 1 N,
jumlah tablet yang digunakan untuk pembuatan
panaskan pada suhu 80° selama 30 menit dan Larutan uji; r u dan r8 berturut-turut adalah respons
dinginkan hingga suhu ruang dan netralkan dengan
puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
1420 Felodipinum I Monografi
Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah Kemumian kromatografi Masing-masing cemaran
tertutup baik, tidak tembus cahaya dan pada suhu tidak lebih dari 1,0% dan jumlah cemaran tidak lebih
ruang terkendali.• dari 1,5%.
Lakukan penetapan dengan cara Kromatogrqfi cair
Tambahan monograji: kinerja tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi
• FELODIPINUM <931>.
Felodipin Fase gerak, Larutan baku, Larutan uji, Larntan
resolu.\i, dan Sistem kromatografi Lakukan seperti
yang tertera pada Penetapan kadar.
Prosedur Suntikkan lebih kurang 40 µ1 Lamtan
uji ke dalam kromatograf. Biarkan Larutan uji terelusi
selama tidak kurang dari 2 kali waktu retensi
felodipin. Rekam kromatogram dan ukur luas puncak
cernaran Hitung persentase masing-masing cemaran
dalam zat uji yang digunakan dengan rumus:
(±)-Etil me til-4-(2. 3-diklorojenil)-J, 4-dihidro- 2, 6-
dimetil-3, 5-piridin dikarboksilat [72509-76-3; 86189-
69-7}
C1sH1~l2N04 BM 384,26
Felodipin mengandung tidak kurang dari 98,0% dan r; adalah rcspons puncak untuk masing-masing
tidak lebih dari 101,0% C1 slI1902N04, dihitung cemaran; rs adalahjumlah respons semua puncak.
terhadap zat yang telah dikeringkan
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Pemerian Serbuk hablur b!iwama kuning pucat Kromatografi cair kinerja dnggi seperti yang tertera
sampai kuning. pada Kromatografi <931 >.
Fase gerak Larutkan 6,9 g natrium fosfat
Kelarutan Mudah larut dalam aseton dan dalam monobasa P dalam 400 ml air pada Jaru tentukur
metano I; sangat sukar Jarut dalam heptan; tidak larut 1000-ml Tambahkan 8,0 ml asam fosfat 1 M,
dalam air. encerkan dengan air sampai tanda. Camp.ir larutan ini
dengan asetonitril P dan metanol P (40:40:20), sating
Baku pembanding Felodipin BPFI Tidak boleh dan awaudarakan Jika perlu Jakukan penyesuaian
dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan me1U1rut Kese5uaian sistem seperti yang tertera pada
terlindung dari cahaya. Kromatografi <931 >.
Larutan resolusi Larutkan 150 mg felodipin
Wama larutan Tidak lebih dari 0,2. Buat Jarutan dalam can1puran 25 ml butil alkohol tersier P dan 25
dalam metanol P dengan kadar 20 mg per ml. Serapan ml asam perklorat 1 N, tambahkan 10 ml serium sulfat
ditentukan dalam set 5-cm pada panjang gelombang 0.1 M, campur dan biarkan selama 15 menit.
440 nm menggunakan spektrofotometri yang sesuai, Tambahkan 3,5 ml natrium hidroksida 10 N dan
dan metanol P yang digunakan sebagai blangko. netralk:an dengan natrium hidroksida 2 N. Kocok
campuran dengan 25 ml metilen klorida P pada
ldentifikasi corong pisah. Tuang 1a pisan bawah, dan uapkan di
A. Spektrum serapan inframerah zat yang atas tangas air sampai kering dengan dialiri nitrogen.
didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan Larutkan 10 mg residu (hasil oksidasi felodipin) dan 5
maksitrum hanya pada bilangan gelombang yang mg Felodipin BPFI dalam Fase gerak, ercerkan
sama seperti pada Felodipin BPFL dengan Fase gerak hingga 100 ml dan campur. Pipet
B. Waktu retemi puncak utama pada l ml larutan ke dalam labu tentukur 100-ml, ercerkan
k:romatogram Larutan uji scsuai dengan waktu retensi denganFase gerak sampai tanda.
puncak utama Larntan baku seperti yang tertera pada Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Penetapan kadar. Felodipin BPFI, 1arutkan dalam Fase gerak hingga
kadar lebih kurang 0,3 mg per ml. [Catatan Larutan
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; ini dibuat segera sebelum analisis].
lakukan pengeringan pada suhu 105° selarna 3 jam. Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 30 mg
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml,
Sisa pemijaran <301>Tidak lebihdari0,1%. Jarutkan dan enccrkan dengan Fase gerak sampai
tanda. [Catalan Larutan ini dibuat segera sebelum
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 analir;;is].
bpj.
Monografi I Fluorouracilum 1421
Sistem kromatografi Lakukan scpcrti yang tertera uji jika perlu encerkan dengan media disolusi dan
pada Kromatografi <931>. Kromatografi cair kirerja bandingkan dengan serapan Lamtan baku
tinggi dilengkapi dcngan detektor 254 nm dan kolom mengandung besi yang sudah diketahui kadamya,
4,6 mm x 15 cm berisi mhan pengisi LI dengan dalam media yang sama menggunakan
ukuran partikcl 5 µm Laju alir lebih kurang 1 ml per spektrofotorneter serapan atom pada panjang
menit. Lakukan kromatografi terhadap larutan baku, gelombang lebih kurang 248,3 nm.
rekam respons puncak seperti tertera pada Prosedur: Toleransi Dalam waktu 45 menit hams larut tidak
faktor kapasitas, k', tidak kurang dari 5,0; efisiensi kurang dari 75% (Q) C4"2Fe04 dari jumlah yang
kolom tidak kurang dari 1500 lempeng tcorit is; faktor tertera pada etiket. •
ikutan tidak lebih dari 1,5. Suntikkan 20 µl larutan
rewlusi ke dalam kromatograf dan atur sensitivitas
sistem tinggi dua puncak pada kromatogram
tidak kurang dari 20% dari skala penuh rekorder. FLUOROURACILUM
Resolus~ R, antara puncak pertama (hasil okdidasi Fluoroura sil
felodipin) dan puncak kedua (felodipin) tidak kurang
dari
Prosedur Suntikkan secara tcrpi"iah sejumlah Peruhahan:
volume sama (lebih kurang 40 µI) larutan haku dan Fluorourasil mcngandung tidak kurang dari •98,0%.
Larntan z~ji ke dalam kroniatograf, rekam dan tidak lebih dari •102,0%. C 4H3 FN 2 0 2, dihitung
kromato gram dan ukur respons puncak. H itung jumlah terhadap zat yang telah dikeringkan. [Perhatian
dalam mg, felodipin, C1iH19ChN04, dalam zat ydng •Penanganan harus hati-hati untuk mencegah.
digunakan dcngan rumus : terhirupnya partikel .fluorourasil dan• hindari
pemaparan terhadap kulitj..
FLUPHENAZINI HYDROCHWRIDUM
Flufenazin Hidroklorida
Perubahan:
C adalah kadar Fluorourasil BPFI dalam µg per ml Baku pembanding Flufenazm Hidroklorida BPFI;
lamtan baku; ru dan rs berturut-turut adalah respons lakukan pengeringan pada suhu 65° selama 3 jam
puncak fluorourasil dari Larutan uji dan larutan sebelum digunakan. •Sitnpan dalam wadah tertutup
rapat, terlindung dari cahaya.•
baku .•
Tambahan persyaratan:
• Cemaran umum <481>
FLUOROURACILI INJECTIO Larutan uji Gunakan larutan zat dalarn pelarut
Inj eksi Fluorourasil natrium hidroksida 0, IM dalam metanol P. .
larutan baku Gunakan larutan natrium
hidroksida 0, 1 M dalam metanol P. .
Pe tu bah an: Fase gerak Buat campuran aseton P-si,kloheksan
Baku pembanding Fluorourasil BPFI; lakukan P- dietilamm P (40:15:1).
pengeringan dalam hampa ud ara di atas foefor Penampak bercak Gunakan teknik penarnpak
pentdcsida P pada suhu 80° selama 4 jam sebelum bercak (1) .•
digunakan •Sitnpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung dari caha.ya.• Endotoksm BPFI; •[Catalan Tambahan persyaratan:
Bers~fat pirogenik, penanganan vial dan isinya harus •Cemaran senyawa organik mudah menguap
hati-hati untuk menghindari kontaminasi}. <4 71 > Met ode I Memenuhi syara t..
Rekonstitusikan seluruh isinya, gunakan larutan dalam
waktu 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dan Perubahan:
larutan, dalam lemari pendingin .•. Penetapan kadar •Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kmerja tinggi seperti yang tertera
Pernbahan: pada Kromatografi <931>.
ldentifikasi Pengencer Buat campuran Kalium fosfat
A. •Waktu reterni puncak utama pada monobasa 0, 05 M ( atur pH 2,5 dengan penambahan
kromatogram larutan uji sesuai dengan kromatograrn asam fas.fat P)-asetonitril P-metanol P (40:30:30)
Lamtan baku yang diperoleh pada Penetapan kadar .• saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang
Pe tu bah an: tertera pada Krom atografi <931 >.
Penetapan kadar •Lakukan penetapan dengan cara Fase gemk Buat campuran yang mengandung
Kromatografi cair kmerja tinggi seperti yang tertera 0,2'% trietilamin dalarn Pengencer.
pada Kromatografl <931>. larutan baku Titnbang saksama sejumlah
Fase gerak, Larutan · baku dan Sistem Flufenazin Hidroklorida BPFL larutkan dalam
kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada Pengencer, jika perlu encerkan secara kuantitatif dan
Penetapan kadar dalam Fluorourasil. bertahap dengan Pen gene er hingga kadar le bih ku rang
Larutan uji Masukkan sejumlah volume injeksi 0,06 mg per ml.
setara dengan 50 mg fluorourasil ke dalarn labu larutan uji Titnbang saksama lebih kurang 120
tentukur 100-mi encerkan dengan air sampai tania. mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml.
Encerkan sejumlah volume larutan dengan air hingga Larutkan dan encerkan dengan Pengencer sampai
tanda, dan campur. Pipet 5 ml larutan, rnasukkan ke
kadar lebih kurang 10 µg per ml.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah dalam labu tentukur 100-mL encerkan dengan
Pengencer sampai tania, dan campur. Saring, buang 5
volume sama (lebih kurang I 0 µl) Larutan baku dan ml filtrat pertama.
lamtan uji ke dalam krornatograf, rekam
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung pada Kromatografi <931>. Kromatografi cair kinerja
jumlah dalam mg, fluorourasii C4 H3FN20 2 , dalam tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
injeksi yang digunakan dengan rurnus: 4 mm x 12,5 cm dan berisi bahan pengisi L7. Laju alir
lebih kurang 1 ml per rnenit. Lakukan kromatografi
terha.dap larutan haku, rekarn respons puncak sepcrti
yang tertera pada Prosedur: efisiensi kolom tidak
kurang dari 2000 lernpeng teor~ faktor ikutan tidak
C adalah kadar Fluorourasil B PF/ dalam µg per ml lcbih dari 2,0 dan sirnpangan ooku relatif pada
Lamtan baku; V adalah volume injeksi yang penyuntikan ulang tidak lebih dari 2, 0%.
Monografi I Fluphenazini Hydrochloridi Compressi 1423
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah lempeng kromatografi ke dalam bejana kromatografi
volume sama (lebih kurang 25 µ1) Larutan baku dan yang berisi fase gerak aseton P-sikloheksan P-
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam dietilamin P (40: 15: 1), biarkan hingga fase gerak
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung merambat lebih kurang tiga perempat tinggi lempeng.
jumlah dalam mg, flufenazin hidroklorida, Angkat lempeng, biarkan fase gerak menguap.
C 22H 26 F 3N 30S.2HCl, yang digunakan dengan rumus: Semprot tipis dengan larutan asam su(fat P dalam
metanol P (2 dalam 5), amati bercak. Harga Rf dan
warna bercak utama Larutan uji sesuai dengan
2oooc( ~ J Larutan baku.
Disolusi <1231>
Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,01 N.
C adalah kadar Flujenazin Hidroklorida BPFI dalam
A lat tipe 1: I 00 rpm.
mg per ml Larutan baku; r u dan rs berturut-turut
Waktu: 45 menit.
adalah rcspons yang diperoleh dari larutan uji dan Prosedur Lakukan penetapan jumlah
Larutan baku .• C 22 H26F 3N3 0S.2HC1 yang terlarut, menggunakan
prosedur yang tertera pada Penetapan kadar, dengan
Tambahan monografi: perbedaan sebagai berikut: pada F ase gerak
•FLUPHENAZINI HYDROCHLORIDI menggunakan 0,3% trietilamin P; pada Larutan uji,
COMPRESSI encerkan Iarutan zat dengan sejumlah volume sama
Tablet Flufenazin Hidroklorida Fase gerak; pada Larutan baku, gunakan kadar dan
komposisi yang sama dengan Larutan uji; pada Sistem
Tablet Flufenazin hidroklorida mcngandung kromatografi laju alir lebih kurang 2,0 ml per menit;
flufenazin hidroklorida, C 22 H26 F3N30S.2HC1, tidak pada Prosedur suntikkan sejumlah volume lebih
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari kurang I 00 µL
jumlah yang tertera pada etiket.
Toleransi Dalam waktu 45 menit hams larut tidak
kurang dari 75% (Q) C 22 H 26FJN 30S.2HC1 dari jumlah
Baku pembanding Flufenazin Hidroklorida BPFI; yang tertera pada etiket.
lakukan pengeringan pada 65° selama 3 jam sebelum
digunakan. Simpan dalam wadah tcrtutup rapat, Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
terlindung dari cahaya. [Catatan Selama melakukan
prosedur berikut zm lindungi zat uji, Baku Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
pembanding dan larutan yang mengandung bahan Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
tersebut dengan melakukan prosedur langsung tanpa pada Kromatografi <931>.
penundaan, dibawah ca haya redup atau Pengencer, Fase gerak, Larutan baku. dan Sistem
menggunakan kaca aktinik rendah]. kromatograji Lakukan seperti yang tertera pada
Penetapan kadar dalam Flufenazin Hidroklorida.
Identifikasi Lakukan penetapan dengan cara Larutan uji Masukkan 6 tablet ke dalam labu
Kromatografi lapis tipis seperti yang tertera pada tentukur yang cocok, tambahkan Pengencer, kocok
Kromatografi <931>. selama 1 jam dan sonikasi selama 10 menit atau
Larutan uji Masukkan dalam sebuah corong pisah hingga diperoleh suspensi yang merata. Jika perlu
sej umlah serbuk tablet yang setara dengan 10 mg encerkan secara kuantitatif dan bertahap dengan
flufenazin hidroklorida, pada corong pisah kedua Pengencer hingga diperoleh kadar flufenazin
masukkan 10 mg Flujenazin Hidroklorida BPFJ hidroklorida 0,06 mg per ml. Saring, buang 5 ml filtrat
tambahkan 5 ml air dan 20 ml asam klorida encer P pertama.
(I dalam 120) pada masing-masing corong pisah, kocok Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
selama 10 menit. Ke dalam setiap campuran tambahkan volume sama (lebih kurang 25 µI) Larutan baku dan
20 ml larutan kloroform jenuh natrium karbonat Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam
(I dalam 10). Ekstraksi masing-masing campuran 5
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
kali, tiap kali dengan 20 ml kloroform P, goyang
jumlah dalam mg, flufenazin hidroklorida,
perlahan untuk mencegah pembentukan emulsi. C 22 H 26F 3N 30S.2HCI, dalam bagian tablet yang
Masukkan ekstrak ke dalam gelas piala 150 ml melalui digunakan dengan rumus:
penyaring yang diberi kapas yang telah dibasahi
10ocr(:~ J
kloroform. Uapkan ekstrak pada tangas uap sampai
kering dan larutkan residu dalam 0,5 ml campuran
metanol P-air (4: 1).
Larutan baku Timbang saksama sejumlah I 0 mg
Flufenazin Hidroklorida BPFI, lakukan prosedur C adalah kadar Flufenazin Hidroklorida BPFI dalam
seperti pada Larutan uji. mg per ml Larutan baku; T adalah jumlah dalam mg
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing flufenazin hidroklorida dalam tablet seperti yang
10 µl Larutan uji dan Larutan baku pada lempeng tertera pada etiket; ru dan rs berturut-turut adalah
kromatografi silika gel setcbal 0,25 mm. Masukkan respons puncak Larutan uj i dan Larutan baku.
1424 Gemfibrozili Capsulae I Monografi
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup Penetapan kada r Lakukan peretapan dengan cara
rapat, terlindung dari cahaya. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
pada Kromatografi <931 >.
Fase gemk, Lamtan baku dan Larutan kesesuaian
Tambahan nwnograji: sistem Lakukan seperti yang tertera pada Penetapan
"GEMFIBROZILI CAPSU LAE Kadar dalam Gemfibrozil.
Kapsul Gemfibrozil Larutan uji Timbang tidak kurang dari 20 kapsul,
keluarkan sernua isi kapsul dan campur, bersihkan
Kapsul Gemfibrozil mengandung gemfibrozil, cangkang kapsul dan timbang saksama, hitung booot
C isH2203, tidak kurang dari 90,0% dan t idak lebih dari rata-rata isi kapsul. Timbang saksama sejumlah is i
110,0% darijumlah yang tertera pada etiket. kapsul setara dengan lebih kurang I 00 mg
gernfibrozil, masukkan ke dalam Jabu tentukur 100-
Baku pembanding Gemftbrozil BPFI; Jakukan ml, tamrahkan lebih kurang 80 ml metanol P, kocok
pengeringan di atas silika gel P selama 4 jam sebelum sampai larut. En:erkan dengan metanol P sampai
digunakan Simpan dilam wadah tertutup rapat. tanda, campur dan saring. Pindahkan 5,0 ml larutan
jemih ke daJam laru tentukur 25-ml, encerkan dengan
ldentifikasi Timbang sejumJah tertentu isi kapsul Fase gerak sampai tanda.
setara dengan lebih kurang 100 mg gemfibrozil, kocok Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti yang
dengan 10 ml natrium hidrokvida 0,1 N. Saring ke tertera pada Penetapan kadar dalam Gemfibrozil.
dalam tabung sentrifuga 50 ml dan asamkan filtrat Hitung jumlah dalam mg gernfibrozil, C1sH2203,
dengan asam sulfat 3 N hingga diperoleh endapan. dalam ~rbuk kapsul yang d igunakan dengan rum us :
Sentrifus dan buang beningan Cuci emapan dengan
sooc( ~ J
sedikit air dan biarkan kering di udara. Keringkan di
atas silika gel P selama 4 jam Spektrum serapan
inframerah endapan yang didispersikan dalam kalium
bromida P, menunjukkan maksimum hmya pada
biJangan gelombang yang sama seperti Gemjibrozil C adalah kadar Gemfrbrozil BPFI dalam mg per ml
BPFI yang diperlakukan sama. dalam Larutan baku; ru dan rs berturut-turut adalah
resporn puncakLarutan uji danLamtan baku.
Disolusi < 1221 >
Media disolusi: 900 ml dapar fosfat 0. 2 M pH 7, 5 Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
yang dibuat dengan melarutkan 545 g kalium fosfat rapat.
monobasa P dalam 5 Lair, tambahkan 131 g natrium
hidrokvida P, encerkan dengan air hingga lebih kurang
19,5 L, campur. Atur pH hingga 7,5 dengan GLIB EN CLAMIDI COMPRES SI
penambahan asam fosfat 1 N atau natrium hidroksida Tablet Gibenklamida
1 N dan encerkan dengan air sampai 20 L.
A lat tipe 2: 50 tpm.
Waktu: 45 menit. Perubahan:
Larutan baku persediaan T imbang saksama ldentifikasi
sejumlah Gemfibrozil BPFI Jarutkan dan encerkan
A. • Waktu reterni pun:ak utama Larutan uji
dengan Media disolusi hingga kadar lebih kurang
sesuai dengan Larutan baku yang dipero1eh pada
0,33 mg per ml. [Catatan Mula-mula larutkan baku
pembanding dalam sediki1 metanol, tidak lebih 1% dari Penetapan kadar •
volume Larutan baku persediaan]. B. Pada pengujian Senyawa seyenis, bercak utama
Larutan baku Masukkan sejumJah volume Larutan • 1 • sesuai dengan Larutan baku •4 •.
Lamtan baku persediaan ke dalam laru tentukur dan
encerkan dengan natrium hidrokvida 1 N hingga Perubahan:
kadar lebih kurang sama ~perti Larutan uji yang telah
Senyawa sejenis
disaring dan diencerkan.
Prosedur Lakukan penetapan jumJah C 15 H220 3 Larutan • 1 Timbang saksama sej umlah serbuk
yang terlarut dengan mengukur serapan filtrat Larutan
•
tablet mengandung 20 mg glibenklamida, ekstraksi
uji, jika perlu encerkan dengan natrium hidroksida 1 ernpat kal~ tiap kali dengan 5 ml campuran
N, dan serapan Larutan baku pada panjang diklorometan P-aseton P (20: 10), saring. Uapkan
gelombang serapan maksimum lebih kurang 276 nm kumpuJan ekstrak sampai kering pada suhu tidak lebih
Toleransi Dalam waktu 45 me nit, mrus larut tidak dari 40° pada tekanan • (2 kPa) 15,04 rrmHg .•
kurang dari 80% (Q) C 15H 220 3, dari jumlah yang Larutkan residu dalam 4 ml campuran kloroform P-
tertera pada etiket. metanol P (1 :1 ).
Pemerian Serbukhabhrr putih atau hampir putih. baku persediaan, en;erkan dengan Pengencer sampai
tanda. Larutan mengandung Glipizida BPFI lebih
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dan dalam kurang 2 µg per ml dan Senyawa Sejenis A Glipizida
etanol 96%; sangat sukar larut dalam metilen klorida BPFI lebih kurang 2 µg per ml.
dan dalam aseton; larut dalam larutan alkali hidroksida Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg
encer. :mt masukkan ke dalam Jabu tentukur 25-mL larutkan
dan encerkan dengan metanol P sampai tanda. Pipet 4
Baku pembanding Glipizida BPFI; tidak boleh ml larutan ke da1am Jabu tentukur 10-mL en;erkan
dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah dengan Pengencer sampai tanda.
tertutup rapat dan terlindung dari cahaya. Senyawa Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
Sejenis A Glipizida BPFI; [N-{2-[(4-aminosulfonil)- pada Kromatografi <931>. Kromatografi cair kinerja
fenil]etil}-5-metil-pirazinkarboksamida] (C 14H 1 ~ 4 0 3 S tinggi dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom
BM 320,37), tidak boleh dikeringkan serelum 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi Ll. Pertahankan
digunakan Simpan dalam wadah tertutup rapat dan suhu kolom pada 30°. Laju alir lebih kurang I ml per
terlindung dari cahaya. menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku
dan rekam respom puncak seperti yang tertera pada
Identifikasi Prosedur: waktu retensi pun;ak glipizida lebih kurang
A. Spektrum serapan inframerah :mt yang 45 menit; waktu retensi relatif senyawa sejenis A
didispersikan da1am kalium bromida P menunjukkan glipizida dan glipizida berturut-turut adalah lebih
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang kurang 0,12 dan 1,0; waktu retensi relatif cemaran
sama seperti pada Glipizida BPFI. lain yang diketahu~ metil-N-4-[2-(5-metilpirazin-2-
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 20 µg per karooksamido) etil] benzen-sulfonil karbamat, lebih
ml dalam metanol P menunjukkan maksimum dan kurang 0, 18; dan simpangan baku relatif pada
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti penyuntikan ulang tidak lebih dari 5,0% untuk setiap
pada Glipizida BPFI. puncak.
C. Waktu retensi puncak utama Larutan uji sesuai Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
dengan Larutan baku yang diperoleh dari Penetapan volume sama (lebih kurang 35 µI) Larutan baku dan
kadar. Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
kromatogram dan ukur respons pun;ak. Hitung
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; persentase senyawa sejenis A glipizida dalam :mt uji
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu yang digu nakan dengan rumus:
100° selama 3 jam
Dapar Larutkan 13,8 gram natrium .fos.fat Baku pembanding G/ipizida BPFI; tidak boleh
monobasa P dalam air, encerkan dengan air hingga dikeringkan serelum digunakan. Simpan dalam wadah
1000 ml. Atur pH hingga 6,00 ± 0,05 dengan tertutup rapat dan terlindung dari cahaya. Senyawa
penambahan natrium hidroksida 2, 0 N. Sejenis A Glipizida BPFI [N-{2-[( 4-aminosulfonil)-
Fase gerak Buat campuran Dapar dan metanol P fenil] etil}-5-metil-p irazinkarboksamida] (C 1 J-1 1 ~ 4 0 3 S
(55:45), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan BM 320,70), tidak boleh dikeringkan sebelum
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem sepcrt i yang digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan
tertera pada Kromatografz <931>. terlindung dari cahaya.
Larutan haku Timbang saksama sejumlah
Glipizida BP FI, larutkan dalam metanol P dan
Identifikasi
encerkan sccara kuantitatif dengan metano/ P hingga
kadar lebih kurang 0, 1 mg per ml Pipet 25 ml larutan A. Waktu reterni pun::ak utama Lanllan uji sesuai
dengan larutan baku, yang diperoleh pada Penetapan
ini ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan
Dapar sampai tancb hingga diperoleh kadar lcbih kadar.
kurang 0, 05 mg per ml. 8. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 mg setara dengan I 0 mg glip izida masukkan ke dalam
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml, tabung sentrifuga bertutup kaca, tambahkan I 0 ml
larutkan dan encerkan dengan metano/ P sampai metanol P, tutup dan kocok. Sentrifus campuran ini
tanda. Pipet 25 ml larutan ini ke dalam labu tentukur dan gunakan beningan scbagai Lamtan uji. Lakukan
50-ml, encerkan dengan Dapar sampai tarrla hingga Kromatogrqfi lapis tipis seperti yang tertera pada
diperoleh larutan dengan kadar lebih kurang 0,05 mg Kromatografi <931>. Totolkan memanjang dengan
per ml. panjang lebih kurang 7 cm secara terpisah masing-
SiL\tem kromatngn~fi Lakukan seperti yang tertera mas ing 100 µ 1 laruta n uj i dan larutan haku
pada Kromatografi <931 >. Kromatografi cair kinerja Glipizid a B PF! dalam metanol P dengan kadar 1 mg
tingg i dilengkapi dengan detektor 225 nm dan kolo m per ml pada lempeng kromato grafi silika gel setebal
3,9 mm x 15 cm berisi oohan pengisi Li dengan 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana
ukuran partikel 5 µm Laju alir lebih kurang 1 ml per kromatografi yang telah dijenuhkan dengan fase gerak
menit. Lakukan kromatografi terhadap larutan baku campuran toluen P-etil asetat P-asam format 98%
dan rekam respons puncak seperti yang tertera pada (5:3:2). Biarkan fase gerak merambat sampai lcbih
Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan kurang 2,5 cm dari bagian atas lempeng. Angkat
ulang tidak lebih dari 1,0%. lempeng, tandai rotas pelarut dan keringkan pada
Prosedur Suntikkan sccara tcrpisah sejumlah suhu 80° selama 30 menit. Dinginkan, semprot
volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan lempeng dengan lmutan natrium hipoldorit 0, 5% dan
Lamtan uji ke dalam kromatograf, rekam biarkan kering di udara. Semprot dengan etanol,
kromatogram dan ukur rcsporn pun::ak utama. Hitung keringkan di udara dan semprot dengan campuran
jumlah dalam mg, glipizida, Ci 1H 27N 50 4S, dalam zat lamtan kanji 1% dan lnrutan kalium iodida 1% (1:1)
uji yang digunakan dengan rumus: yang dibuat segar. Harga R1 bercak utama dari
Larutan uji sesuai dengan harga Rf bercak utama
4ooc( ~ J Larutan baku.
Toleransi Dalam waktu 45 menit, harus larut Lakukan seperti yang tcrtera pada Larutan uji pada
tidak kurang dari 80% (Q) C21H21Ns04S dari jumlah Penetapan kadar.
yang tertera pada etiket. Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
pada Penetapan kadar dalam Glipizida BPFI.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. Lakukan kromatografi tcrhadap Larutan baku dan
Prosedur berikut ini digunakan jika diperlukan rekam rcspons puncak scpcrti yang tcrtcra pada
keseragaman kandungan. Lakukan penetapan dengan Prosedur: waktu rctcnsi relatif glipizida dan senyawa
cara Kromatografi cair kinerja tinggi scperti yang sejenis A gl ipizida berturut- turut adalah lebih kurang
1,0 dan 0,2; resolusi, R, antara senyawa sejenis A
tertera pada Kromatografi <931 >.
glipizida dan gl ipizida tidak kurang dari 1,5 dan
Dapar, Fase gerak dan Larutan balm Lakukan
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang untuk
seperti yang tertera pada Penetapan kadar dalam senyawa sejenis A glipizida tidak lebih dari 5%.
Glipizida. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Larutan uji Masukkan 1 tablet ke dalam labu volume sama (lebih kurang 20 µI) Lamtan baku dan
tentukur yang scsua~ tarnbahkan Dapar hingga Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
setengah dari volume 1abu tentukur, kocok dengan kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
pengaduk rnekanik selama 10 mcnit, hingga tablet jumlah dalam mg, glipizida N-{2-[(4-aminosulfonil)-
hancur sempurna. Encerkan dengan metanol P sampai foni l]ctil}-5-meti 1-pirazinkarboksamida (Senyawa
tanda dan sonikasi selama 15 menit untuk mempcroleh sejenis A glipizida) dalam tablet yang digunakan
larutan dengan kadar glipizida lebih kurang 0,05 mg dengan rumus :
per ml. Saring melalui penyaring tahan pelarut.
Sistem kromatografi Lakukan scperti pada 1ooc(r~)
Penetapan kadar dalam Glipizida. Lakukan 's
kromatografi tcrhadap Larutan baku dan rckam
respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur. C adalah kadar Senyawa Sejenis A G/ipizida BPFI
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak dalam mg per ml Larutan baku; ru dan rs berturut-
lebih dari 1,0%. turut adalah respons puncak senyawa sejenis A
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah glipizida dalam larutan uji dan larutan baku.
volume yang sama (lebih kurang 20 µl) Larutan haku
dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
KromatoJ:,Tf'afi cair kine1:ja tinggi seperti yang tcrtera
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
pada Kromatogrqfi <931 >.
jumlah mg, glipizida, C21H21N 504S, dalam tablet yang
Dapar, Fase gerak dan Larutan baku Lakukan
digunakan dengan rumus:
scperti yang tcrtcra pada Penetapan kadar dalam
Glipi::ida.
cv(.'i.;)
rs
larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah scrbuk
tablet setara dcngan lebih kurang 5 mg glipizida~
C adalah kadar Glipizida BPFI dalam mg per ml masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml. Tambahkan
dalam Larutan baku; V adalah volume Larutan z4i 50 ml metanol P dan sonikasi selama 15 menit.
yang digunakan dalam ml; ru dan rs berturut-turut Enccrkan dengan Dapar sampai tanda dan sonikasi
adalah respons puncak gl ipizida Larntan uji dan kcmbali selama 15 menit. Saring dengan penyaring
Larutan baku. tahan pelarut.
Sistem kromatogrqfi Lakukan seperti ydng tertera
Senyawa sejenis Tidak lebih dari 2,0% pada Penetapan kadar dalam Glipizida. Lakukan
Lakukan penetapan dengan cara Kromatogrqfi cair kromatograti tcrhadap Larutan baku, dan rekam
kinerja tinggi seperti ydng tertera pada Kromatograjl respons ptmcak scpcrti tertera pada Prosedur:
<931>. simpangan baku relatif pada pcnyuntikan ulang tidak
lebih dari 1,0°/ci.
Dapar dan Fase gerak Lakukan seperti yang
Prosedur Suntikkan sccara terpisah scjumlah
tertera pada Penetapan kadar dalam Glipizida.
volume sama (lebih kurang 20 µ1) Laro.tan baku dan
Larutan baku persediaan Timbang saksama
Larutan uji ke dalam kromato!:,>raf, rekam
sejumlah Senyawa Sejenis A Glipizida BPFl.
kromatogram dan ukur rcspons puncak utama. Hitung
masukkan kc dalam labu tentukur dan larutkfill dalam
jumlah dalam mg, glipizida, C21H21N504S, dalam
metanol Phingga kadar lebih kurang 50 µg per ml. serbuk tablet yang dihTUnakan dengan rumus:
Larutan ba/...71 Timbang saksama sejumlah
10oc( :~)
Glipizida BPFI, larutkan dalam meta.no/ P dan
tambahkan Laro.tan baku persediaan hingga
diperoleh larut1m dengan kadar Glipizida BPFI lcbih
kurang 100 µg per ml dan Senyawa Sejenis A
Glipizida BPFI lebih kurang 0,5 µg per ml. Pipet 25 C adalah kadar Glipizida BPP1 dalam mg per ml
ml larutan ini ke dalam labu tentukur 50-ml, Larutan baku; ru dan rs berturut-turut ada]ah respons
encerk,an dengan Dapar sampai tanda Larutan uji puncak Laro.tan uji dan Larutan baku.
Monografi I Guaifenesinum 1429
Perubahan:
GRISEOFUL VINI COMPRESS I Baku pembanding Guaifenesin BPFJ; lakukan
Tablet Griseofulvin pengeringan dalarn hampa udara pada tekanan tidak
kurang dari 10 mm Hg pada suhu 60° sarnpai bobot
Pero bah an: tetap, sebelum digunakan. •Siinpan dalam wadah
Disolusi <1231> tertutup rapat. Guaiakol BPFl; •Tidak boleh
Media disolusi: 1000 ml air )'<lng mengaooung 40 dikeringkan; setelah ampu I dibuka, simpan dalarn
mg• per ml natrium lauril su!fat P. wadah tertutup rapat dan terlindung daricahaya.•
Alat tipe 2•: •75• rpm
Waktu: •90 • menit Perubahan:
Prosedur Lakukan penetapan j umJah C 11H 17Cl06. ldentifikasi
yang terJarut dengan mengukur serapan filtrat larutan B. Spektrum serapan ultraviolet larutan • 40 µg per
uji, jika perlu diencerkan dengan carnpu.ran metanol P ml• dalarn •metanol P. menunjukkan maksimum dan
air (4:1), dan serapan larutan baku Griseofulvin BPFI minimum pada paf!iang gelombang )'<lng sarna seperti
dalam media yang sarna, pada panjang gelombang pada Guaifenesin BPFI.
serapan maksimum lebih kurang 291 nm.
Toleransi Dalam waktu •90 • menit harus larut Hilangkan per~yaratan:
tidak kurang dari •75% • (Q) C17H17Cl06, dari jumlah •pH <1071> Antara 5,0 dan 7,0; lakukan penetapan
yang tertera pada etiket. menggunakan larutan (1 dalarn 100). •
Tambahan persyaratan:
•Cemaran senyawa organik mudah menguap
<471> Metode IV Memenuhisyarat.•
Prosedur Suntikkan secara terp isah sejumlah Lamtan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
volume sama • (lebih kurang 5 µl) • Larutan baku dan dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
Lamtan uji ke dalam kromatograf, •rekam tablet setara dengan lebih kurang 32 mg isoniazid,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan
kromatogram dan ukur respons puncak utama. •
40 ml Fase gerrzk dan sonikasi selama 10 menit.
Hitung jumlah dalam mg, hidrokortioon butirat,
Dinginkan hingga suhu ruang, encerkan dengan Fase
C 25H3 606' dalam :zat uji yang digumkan dengan
gerak sampai tanda dan sentrifus selama 5 menit.
rumus:
Sistem kromatogra.fi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatografi cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
3,9 mm x 30 cm dan berisi bahan pengisi Ll. Laju alir
lebih kurang 1,5 ml per menit. Lak:ukan kromatografi
C adalah kadar Hidrokortison Butirat BPFI dalam terhadap Larutan baku. rekam respons puncak: seperti
•mg• per ml Larutan baku; ru dan rs rerturut-turut yang tertera pada Prosedur: faktor kapasita.'i, k', tidak:
adalah respons puocak: Larutan uji dan Larutan baku. kurang dari 2,35; efisiensi kolom tidak: kurang dari
1800 Jempeng teoritis; fak:tor ikutan tidlk lebih dari
1,5 dan simpangan bak:u relatif pada penyuntikan
ulang tidak: lebih dari 1,0%.
ISONIAZIDI COMPRESSI Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Tablet lsoniazid volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
Pembahan: kromatogram, ukur respom puocak: utama. Hitung
Baku pembanding Isoniazid BPFL· lakukan jum1ah dalam mg iooniazid, C>H1N30, dalam serbuk
pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam serelum tablet yang d igunak:an dengan rumus:
digunak:an •Simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung dari camya.•
Pembahan:
Disolusi <1231> C adalah kadar Jsoniazid BPFI dalam mg per ml
Media disolusi: 900 ml •asam klorida O,OJN•. Larutan baku; ru dan rs berturut-turut adalah resporn
Alat tipe I: 100 rpm puncak: Larntan uji dan Larutan baku.
WakJu: 45 menit.
Prosedur Lak:ukan penetapan jumlah CJh NJO
yang terlarut dengan mengukur serapan filtrat larutan
uj~ jika perlu encerkan dengan •Media disolusi., dan
serapan larutan bak:u lsoniazid BP FI dalam media KETOCONAZOLUM
yang sama pada panjang gelombang serapan Ketokonazol
mak:simum lebih kurang 263 nm
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak: Perubahan:
kurang dari 80% (Q) C'-OH1N3 0 dari jumlah yang Baku pembanding Ketokonazol BPFI; Tidak: boleh
tertera pada etiket.
dikeringkan sebelum digunakan •Simpan dalam
wadah tertutup rapat ..
Pembahan:
Penetapan kadar •Lak:ukan penetapan dengan cara
Tambahan persyaratan:
Kromawgrafi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
Cemaran senyawaorganik mudah menguap <471>
pada Kromatografi <931 >. Metode I VMemenuhi syarat.
Lamtan dapar Buat larutan kalium fosfat
monobasa 0, 1 M, atur pH hingga 6,9 dengan
penambahan natrium hidroksida 10 N, tamhlhkan
trietaoo lamin secukupnya hingga diperoleh larutan KETO PRO FEN UM
dengan kadar trie tanolamina 0,2 mM, campur.
Ketoprofen
Fase gerrzk Buat carnpuran Lanaan dapar-met.anol
P (95:5) saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
Ketoprofen mengandung tidak kurang dari • 98,5%.
penyesuaian memrut Kesesuaian sistem sepert i yang
dan tidak le bih dari I 01 % C 16 H 14 0 3, dihitung terhadap
tertera pada Kromatografi <931>.
zat yang telah dikeringkan
Larutan baku T imbang sak:sama sejumlah
Isoniazid BPFI larutkan dalam Fase gerak jika perlu
encerkan secara kuantitatif dan bertahap dengan Fase
gerak hingga kadar lebih kurang 0,32 mg per ml.
Monografi I Ketoprofenum 1433
Tambahan persyaratan:
10.000( ~ )(;, J
•Lo~am berat <371> Metode Ill Tidak lcbih dari 20
C adalah kadar Ketoprofen BPFI dalam mg per ml
bpj ... dalam Larntan baku; W adalah berat dalam mg
ketoprofen dalam Larutan uji; ri adalah respons puncak
Tambahan persyaratan: masing-masing cemaran selain puncak utama
•Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran ketoprofen yang diperoleh dari Larntan uji; r~ adalah
tidak lebih dari 0,2%, dan jumlah cemaran tidak lebih respons puncak utama ketoprofen dari Larntan baku. •
dari 1,0%. Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Tambahan persyaratan:
Kromatogra.fl <93 l>. Cerna ran senyawa organik mudah menguap <4 71 >
Dapar pH 3,5 Larutkan 68,0 g kalium fo.~fat Metode IV Mcmenuhi syarat. •
monobasa P dalam 1000 ml air, atur hingga pH 3,5 ±
0,05 dengan pen am bah an asam fo~fat P. Perubahan:
F a<1e gerak Bu at campuran Dapar pH 3, 5 Penetapan kadar Timbang saksama lebih kuran&,
asetonitril P-air (2:43 :55), saring dan awaudarakan. •450 mg zat•, larutkan dalam 25 ml etanol P•.
Tambahkan 25 ml air dan beberapa tetes merah fen of
Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
LP. Titrasi dengan natrium hidroksida 0, 1 N LVyang
sistem seperti yang tertera pada Kromatogra..fi <931 >.
telah dibakukan dengan baku primer asam bcnzoat.
Larutan kesesuaian sistem Larutkan sejwnlah
tertentu Ketoprofen BPFI dan 3-benzoil benzoat
1434 Ketoprofeni Capsulae I Monograji
Lakukan penetapan blangko jika perlu lakukan Larutan uji Timbang saksama sejumlah isi kapsul
koreksi. setara dengan 100 mg ketoprofen, kocok dengan 100
ml Pelarut A. saring dan gunakan filtrat.
• Jml natrium hidroksida 0, 1N setara dengan 25, 43 Enceran larutan uji Encerkan 1 bagian volume
mg CuJJ1403 Larutan uji dengan Pelarut A hingga 50 bagian
volume~ kemudian encerkan 1 bagian volume larutan
ini dengan Pelarut A hingga I 0 bagian volume.
KETOPROFENICAPSULAE Larutan resolusi Encerkan 1 bagian volume
Kapsul Ketoprofen Larutan uji dengan Pelarut A hingga 100 bagian
volume, kemudian pada 1 ml larutan ini tambahkan 1
Perubahan: ml larutan baku 2.
Baku pembanding •Ketoprofen BPF!; lakukan Sistem kromatogrqfi Lakukan seperti yang tertera
pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60° pada Kromatogrqfi <931 >. Kromatograf cair kinerja
selama 4 jam scbelum digunakan. Simpan dalam tinggi dilengkapi dengan detektor 233 nm, kolom baja
wadah tertutup rapat. Senyawa Sejenis A Ketoprofen tahan karat 4,6 mm x 15 cm dan berisi bahan pengisi
BPFI (3-Asetilbenzofenon). Senyawa Sejenis C LI dengan ukuran partike1 5 µm dan laju alir lebih
Ketopr<~fen BPFI {Asam 2-(3-karboksifenil) kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi
terhadap Larutan resolusi, rekam luas puncak seperti
propionat/. •
yang tertera pada Prosedur: reso]usi, R antara
ketoprofen dan 3-asetilbenzofenon tidak kurang dari 7.
Tambahan persyaratan:
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
• Disolusi <1231>
vo Ju me sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku I,
Media disolusi: 900 ml dapar fosfat yang dibuat
Larntan baku 2, Larutan uji dan Enceran larutan U:ii
dengan melarutkan 1,46 g kalium fosfat monobasa P
ke dalam kromatograf Lakukan kromatografi selama
dan 20,06 g natrium fo~fat dibasa P dalam air hingga
7 kali waktu retensi ketoprofen. Rekam kromatogram
1000 ml, atur pH hingga 7 ,5 dengan penambahan asam
dan ukur respons puncak. Respons puncak yang sesuai
fo~fat P.
dengan asam 2-(3-karboksifenil) propionat pada
A/at tipe 2:50 rpm.
larutan uji tidak lebih besar dari puncak utama
Waktu: 45 menit.
Larutan baku 1 (0,2%), respons puncak yang sesuai
Prosedur Lakukan penetapan jumlah, C16H1403 dengan 3-asetilbenzofenon pada Larutan uji tidak
yang terlarut dengan mengukur serapan filtrat Larutan
lebih besar dari respons puncak utama dari Larutan
uji yang diencerkan dengan Media disolusi hingga
baku 2 (0,3%), respons puncak dari puncak sekunder
kadar ketoprofen lebih kurang 0,001 % dan serapan
pada Larutan uji tidak lebih besar dari respons pu~cak
Larutan baku Ketoprofen BPFJ dalam media yang
utama dari Enceran larutan uji (0,2%). Aba1kan
sama pada panjang gelombang serapan maksimum
puncak dengan respons kurang dari 0, 1 kali respons
lebih kurang 260 nm. Serapan jenis pada panjang
puncak utama Enceran larutan uji (0,02%).
gelombang maksimum 260 nm adalah 662.
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
kurang dari 70% (Q) C 16 H 1403 dari jumlah yang
tertera pada etiket. • Perubahan judul monografi :
LACTOSUM
Perubahan: Laktosa
Senyawa sejenis •Lakukan penetapan dengan cara
Kromatogrqfi cair kine1ja tinggi seperti yang tertera
pada Kromatogrqfi <931>. [Catalan Gunakan larutan Dengan: Lactosum anhydras dan Lactosum
yang dibuat baru dan terlindung dari cahaya]. monohydras
Fase gerak Buat campuran Dapar fosfat pH 3,5-
asetonitril P-air (2:43:55) yang dibuat barn. LACTOSUM ANHYDRAS
Pelarut A Buat campuran asetonitril P-air Laktosa Anhidrat
(40:60).
H:o~~~~
Larutan baku 1 Timbang saksama sejumlah
Senyawa Sejenis C Ketoprofen BPFI (Asam 2-(3-
karboksifenil) propionat) dalam Pelarut A hingga
kadar 0,0002%. O OH
OH
Larutan baku 2 Timbang saksama sejumlah
Senyawa Sejenis A Ketoprofen BPFI (3- (alpha-Lactoaa)
OH
asetilbenzofenon) dalam Pelarut A hingga kadar
0,0003%. BM 342,30
Monografi I Lactosum Monohydras 1435
Lak:tosa anhidrat terutama adalah beta laktosa atau Prosedur derivatisasi Masukkan lebih kurang 1
campuran dari alfu dan beta laktosa. mg zat uji ke dalam vial 5-ml yang dilengkapi dengan
tutup ulir, tambahkan 0,45 ml dimetil su?foksida P,
Pemerian Serbuk putih atau hampir PU;tih. tutup vial rapat-rapat dengan tutup ulir, vorteks hingga
larut. Tambahkan 1,8 ml Pereaksi sililasi, tutup vial
Kelarutan Mudah larut dalam air; praktis· tidak larut rapat-rapat dan campur perlahan. Masukkan lebih
dalam etanol. kurang 1 mg Campuran resolusi ke dalam vial teaksi
5-ml kedua yang· dilengkapi dengan tutup . ulir,
Baku pembanding Laktosa Anhidrat BPFI; lakukan tambahkan 0,45 ml dimetil sulfoksida P, tutup vial
pengeringan pada suhu 80° selama 2 jam sebelum rapat-rapat, vorteks hingga larut. Tambahkan· 1;8 ml
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup·. rapat. Pereaksi sililasi, tutup vial rapat-rapat dengan tutup
Sukrosa BPFI: jangan dikeringkan sebelum ulir dan campur perlahan. Pertahankan kedua vial
pada suhu ru~g selama 20 menit sebelum digunakan.
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.
Prosedur Suntikkan 2,0 µ1 Campuran resolusi
Fruktosa BPFI; lakukan pengeringan dalam hampa
yang telah diderivatisasi ke dalam kromatograf dan
udara pada suhu 70° selama 4 jam sebelum
rekam kromatogram, ukur respons puncak utama.
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, Waktu retensi relatif untuk derivat silil dari alpha
terJindung dari · cahaya. Dekstrosa BPFI; bentuk laktosa dan beta laktosa berturut - turut lebih kurang
anhidrat dari dekstrosa, lakukan pengeringan pada 0,7 dan 1,0, resolusi, R, antara kedua puncak tidak
suhu 105° selama 16 jam sebelum digunakan. Sim pan kurang dari 3,0. Dengan cara yang sama suntikkan 2,0
dalam wadah tertutup rapat. · µ1 laktosa anhidrat yang telah di.derivatisasi ke dalam
kromatograf. Ukur respons puncak utama. Hitung
Identifikasi persentase dari anomer alpha dalam zat uji yang
A. Spek:trum serapan inframerah zat yang telah digunakan dengan rumus:
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan lOOra
gelombang yang sama seperti pada Laktosa Anhidrat
BPFI. <!'a+ rb)
B. Lakukan Uji identifikasi B seperti yang tertera
pada Laktosa Monohidrat, kecuali gunakan Laktosa ra adalah respons puncak anomer derivat alpha silil; r,,
adalah rcspons puncak anomer derivat beta silil.
Anhidrat BPFI untuk menggantikan Laktosa
Hitung persentase anomer beta dalam zat uji yang
Monohidrat BPFI dalam Larutan baku A dan B dan
digunakan dengan rumus:
gunakan laktosa anhidrat untuk Larutan uji.
C. Lakukan uji Jdentijikasi C seperti yang tertera
pada Laktosa Monohidrat.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 5 Penandaan Menyatakan jumlah alfa dan. beta lak:tosa,
bpj. tentukan berdasarkan kandungan anomer alfa dan
beta.•
Kandungan anomer alpha dan beta Lakukan
penetapan dengan cara Kromatografi gas seperti yang
tertera pada Kromatogrqfl <931>. Tambahan monografi:
Pereaksi sililasi Buat campuran piridin P- • LACTOSUM MONOHYDRAS
trimetilsililimidazol P (72:28). Laktosa Monohidrat
Campuran resplusi Buat campuran alfa laktosa
monohidrat dan beta lak:tosa y.mg mempunyai BM 360,31
perbandingan anomcr lebih kurang 1: 1, berdasarkan
pada kandungan anomer alfu laktosa monohidrat dan Laktosa monohidrat merupakan disakarida alami yang
beta laktosa yang tertera pada etiket. diperoleh dari susu, yang mengandung I molekul
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera glukosa dan I mol ekul galaktosa Laktosa
pada Kromatograji <931>. Kromatograf gas monohidrat dapat dimodifikasi sesuai dengan sifat
dilengkapi dengan detek:toc ionisasi nyala dan kolom fisikanya. Dapat mengandung laktosa amoif dalam
kaca 4 mm x 90 cm berisi fase cair G 19 3% pada jumlah bervariasi].
bahan penyangga SIA. Pertahankan suhu kolom pada
lebih kurang 215°, suhu injektor dan detektor pada Pemerian Serbuk putih, mengalir bebas.
lebih kurang 275°. Gunakan helium P sebagai gas
Kelarutan Mudah larut dalam air secara perlahan-
pembawa dengan laju alir lebih kurang 40 ml per lahan; praktis tidak larut dalam etanol.
men it.
1436 Lactosum Monohydras I Monograji
Baku pembanding Laktosa Monohidrat BPFI; untuk C. Larutkan 250 mg dalam 5 ml air. Tambahkan
uji identifikasi lakukan pengeringan pada suhu 80° 3 ml amonium hidroksida P, panaskan dalam tangas
selama 2 jam. Untuk pengujian kuantitatif, lakukan air pada suhu 80° selama I 0 menit: terjadi warna
penetapan kadar air secara titrimetri pada saat me rah.
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.
Sukrosa BPFI; jangan dikeringkan sebelum
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat. Rotasijenis <1081> Antara +54,4° dan +55,9°; dihitung
Fruktosa BPFI; lakukan pengeringan dalam hampa terhadap zat anhidrat, lakukan penetapan pada suhu 20°.
udara pada suhu 70° selama 4 jam sebelum Larutkan 10 g zat dalam 80 ml air dengan pemanasan
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, hingga 50°. Biarkan dingin, tambahkan 0,2 ml amonium
terlindung dari cahaya. Dekstrosa BPFI; bentuk hidroksida 6 N. Diamkan selarna 30 menit, encerkan
anhidrat dari dekstrosa, lakukan pengeringan pada dengan air hingga I 00 ml.
suhu 105° selama 16 jam sebelum digunakan. Simpan
dalam wadah tertutup rapat.
Batas mikroba <51> Angka mikroba aerob total tidak
Kejerniban dan warna larutan Larutan 1 g dalam 10 lebih dari 100 per g; angka jamur dan ragi total tidak
ml air mendidih: larutan jernih dan hampir tidak lebih dari 50 per g dan tidak bo leh mengandung
berwama. Ukur serapan larutan pada panjang Escherichia coli.
gelombang 400 nm. Serapan dibagi tinggi puncak
dalam cm tidak lebih dari 0,04. Keasaman kebasaan Larutkan 6 g dalam 25 ml air
bebas karhondioksida P dengan pemanasan,
Identifikasi dinginkan dan tambahkan 0,3 ml fenolftalein LP:
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah larutan tidak berwarna, tambahkan natrium hidroksida
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida 0, 1 N: diperlukan tidak lebih dari 0,4 ml hingga terjadi
P. menunjukkan rnaksimum hanya pada bilangan warna merah.
gelombang yang sama seperti pada Laktosa Monohidrat
BPFI. Air <1031> Metode I Antara 4,5% dan 5,5%; untuk
B. Lakukan Kromatografl lapis tipis seperti yang pengujian sediaan yang mengandung laktosa
tertera pada Kromatogra.fl <931 >. monohidrat, gunakan campuran metanol P-formamida
Pengencer Buat campuran metanol P-air (3:2). p (2:1).
Fase gerak Buat larutan yang terdiri dari
campuran etilen diklorida P-asam asetat glasial P- Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%
metanol P-air (50:25: 15: 10). untuk bentuk monohidrat dan tidak lebih dari 1,0%
Larutan haku A Buat larutan Laktosa untuk bentuk modifikasi monohidrat; lakukan
Monohidrat BPFI dalam Pengencer dengan kadar pengeringan pada suhu 80° selama 2 jam.
0,5 mg per ml.
Larutan baku B Buat larutan Dekstrosa BPFI, Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1 %; lakukan
Laktosa Monohidrat BPFI. Fruktosa BPFI dan pemijaran pada suhu 600° ± 25°.
Sukrosa BPFI dalam Pengencer rnasing-masing dengan
kadar 0,5 mg per ml. Logam berat <371> Tidak lebih dari 5 bpj; larutkan 4
Larutan uji Masukkan lebih kurang 25 mg zat ke g dalam 20 ml air hangat, tambabkan 1 ml asam
dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dan encerkan klorida 0, 1 N, encerkan dengan air hingga 25 ml.
dengan Pengencer sampai tanda.
Prosedur Secara terpisah masing-masing totolkan Protein dan cemaran yang menyerap cahaya Ukur
2 µI Larutan haku A, Larutan baku B dan Larutan uji serapan cahaya larutan I% (b/v) pada rentang 210 nm
pada lempeng kromatografi yang dilapisi silika gel sampai 300 nm. Serapan dibagi tinggi puncak dalam
setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana cm tidak lebih dari 0,25 pada rentang 210 nm
krornatografi yang telah dijenuhkan dengan Fase sampai 220 nm dan tidak lebih dari 0,07 pada rentang
gerak selama lebih kurang 1 jam sebelum digunakan. 270 nm sampai 300 nm.
Biarkan Fase gerak merambat hingga tiga per empat
tinggi lempeng. Angkat lempeng, keringkan dalam Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
aliran udara hangat dan elusi kembali lempeng dalam rapat.
F ase gerak baru. Angkat lempeng, keringkan dalam
aliran udara hangat. Semprot lempeng dengan larutan Penandaan Jika pada etiket dinyatakan distribusi
yang mengandung 0,5 g timol dalam campuran etanol ukuran partikel, hal tersebut juga menunjukkan nilai
P-asam sulfat P (95:5). Panaskan lempeng pada suhu rentang masing-masing untuk d 10, d 50 dan d90. Untuk
130° selama 10 menit: bercak utama dan harga Rf dari laktosa monohidrat yang dimodifikasi, pada etiket
larutan uji sesuai dengan larutan baku A. Uji tidak harus dicantumkan metode modifikasi. •
absah kecuali kromatogram dari Larutan baku B
menunjukkan empat bercak yang terlihat jelas,
abaikan bercak pada titik penotolan.
Monografi /Lamivudinum 1437
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah 0,1% asam salisilat; tidak lebih dari 0,1% cemaran
volume sama (lebih kurang 0,5 µI) Larutan baku dan lain; dan tidak lebih dari 0,6% total cemaran.
Larutan uji ke dalam kromotograf, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak. Hitung Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
persentase masing-masing pelarut sisa dalam zat uji Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
yang digunakan dengan rumus : pada Kromatografi <931>.
Larutan amonium asetat 0,025 M Masukkan
lebih kurang 1,9 g amonium asetat P ke dalam labu
tentukur 1000-ml, larutkan dalam lebih kurang 900 ml
air, atur pH hingga 3,8 ± 0,2 dengan penambahan
asam asetat P, encerkan dengan air sampai tanda
C adalah kadar masing-masing analit dalam mg per ml Fase gerak Buat campuran Larutan amonium
Larutan baku; W adalah bobot lamivudin yang asetat 0,025 M-metanol P (95:5), saring dan
digunakan dalam g; Ru dan Rs berturut-turut adalah awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
perbandingan respons puncak masing-masing analit Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada
terhadap baku internal yang diperoleh dari Larutan uji Kromatograji <931>.
dan Larutan baku. Larutan kesesuaian sistem Larutkan isi 1 vial
Campuran Resolusi B Lamivudin BPFJ dalam 2 ml
Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan
Fasegerak.
dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
yang tertera pada Kromatograji <931>.
Lamivudin BPF/, larutkan dalam Fase gerak, jika
Larutan amonium asetat 0,025 M, Fase gerak,
perlu encerkan secara kuantitatif dan bertahap dengan
Larutan kesesuaian sistem dan Sistem kromatogrqfi
Fase gerak hingga kadar lebih kurang 0,25 mg per m1.
Lakukan seperti yang tertera pada Penetapan kadar.
Larutan lefi Timbang saksama lebih kurang 25 mg
Larutan asam salisila.t Timbang saksama
zat, masukkan dalam labu tentukur l 00-ml, larutkan
sejumlah asam salisilat P, larutkan dan encerkan
dan encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
secara kuantitatif dan bertahap dalam Fase gerak
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
hingga kadar lebih kurang 0,625 µg per ml. pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
Larutan baku dan Larutan uji Gunakan Larutan
tinggi dilengkapi dengan detektor 277 nm dan kolom
baku dan Larntan uji seperti pada Penetapan kadar. 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi Li. Laju alir
Prosedur Switikkan secara terpisah sejumlah lebih kurang 1,0 ml per menit. Pertahankan suhu
volume sama (lebih kurang 10 µl) Larntan asam kolom pada 35°. Lakukan kromatograf terhadap
salisilat dan Larntan uji ke dalam kromotograf, rekam Larutan kesesuaian sistem dan rekam respons puncak
kromatogram dan ukur semua respons puncak. Hi tung seperti yang tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara
persentase asam salisilat dalam zat uji yang digunakan lamivudin dan lamivudin diastereomer tidak kurang
dengan rumus : dari 1,5 [Catatan Waktu retensi relatif Lamivudin dan
Lamivudin diastereomer berturut-turut adalah lebih
kurang 1,0 dan 0,9]. Lakukan k:romotograf terhadap
Larutan balru dan rekam respons puncak seperti yang
tertera pada Prosedur: s1mpangan baku relatif pada
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
C adalah kadar asam salisilat dalam µg per ml Larutan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
asam salisilat; W adalah bobot lamivudin dalam mg volume sama (lebih kurang 10 µI) Larntan balru dan
untuk pembuatan Larutan uji; ru dan rs berturut-twut Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
adalah respons puncak asam salisilat yang diperoleh kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
dari Larutan uji dan Larutan asam salisilat. Hitung jumlah dalam mg lamivudin, CsH11N303S, dalam zat
persentasc masing-masing cemaran dalam zat uji uji yang digunakan dengan rumus:
dengan rumus :
100~~ J
C adalah kadar Lamivudin BPF! dalam mg per ml
Larutan baku; ru dan rs berturut-turut adalah respons
r; adalah respons puncak masing-masing cemaran pwicak Larntan uji dan Larutan baku.
selain asam salisilat yang diperoleh dari Larntan uji;
rs adalah jumlah respons puncak, tidak lebih dari 0,3%
untuk puncak dengan waktu retcnsi relati f lebih Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
kurang 0,4; tidak lebih dari 0,2% untuk puncak baik, tidak tembus cahaya dan simpan pada suhu
dengan waktu retensi lebih kurang 0,9; tidak lebih dari ruang. •
•
Monografi I Lansoprazolum 1439
Perkiraan
waktu rctensi
Faktor
respons
Na ma Batas
(%)
sooc( ~~ J
relatif relatifWJ
LI 1,22 Senyawa Sejenis 0,4 C adalah kadar Lansoprazol BPFJ dalam mg per ml
A Lansoprazol
dalam Larntan baku; Ru dan Rs berturut-turut adalah
0,8 0,76 CemaranB O,l
perbandingan respons puncak lansoprazol terhadap
1,2 1,27 CemaranC O,l
1,00 Cemaran tunggal 0,1 baku internal dalam Larutan z~ii dan larutan balm.
TAHAPDAPAR
(~)(~~J
Dapar persediaan Larutkan 65 ,4 g natrium
dihidrogen fas.fat P, 28,2 g natrium hidroksida P dan L adalah jumlah lansoprazol seperti yang tertera pada
12 g natrium dodesilsu?fat P dalam air dan encerkan etiket kapsul; C adalah kadar Lansoprazol BPFI dalam
hingga 4 liter. mg per ml Larutan baku; D adalah kadar 1ansoprazol
Larutan blangko Buat campuran Media tahap dalam mg per ml dalam Larutan Uji, berdasarkan
asam-Dapar persediaan (19: 17). Jika perlu atur pH jumlah lansoprazol dalam etiket kapsul dan faktor
hingga 6,8 dengan penambahan asam fosfat P atau pengenceran; Au dan berturut-turut adalah serapan
natrium hidroksida P. Larutan uji dan Larutan Baku.
Media disolusi tahap dapar Tambahkan 425 ml
Dapar persediaan ke dalam 475 ml sisa yang terdapat Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0%;
dalam labu disolusi tahap asam. Jika perlu atur pH lakukan pengeringan dalam hampa udara di atas f osfor
hingga 6,8 dengan penambahan asam fosfat P atau pentoksida P pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg
natrium hidroksida P. pada 60° selama 5 jam menggunakan 1 g zat.
Alat tipe 2: 75 rpm.
1442 Levamisoli Hydrochloridi Compressi I Monografl
Penetapan kadar Lakukan penetapan secara pada etiket dan pengenceran; Ru dan Rs berturut-turut
Kromatografi cair kinelja tinggi seperti yang tertera adalah perbandingan respons puncak lansoprazol
pada Kromatograji <931>. terhadap baku internal dari Larutan uji dan Larntan
Pengencer, Fase gerak dan Larntan resolusi balm.
Lakukan seperti yang tertera pada Penetapan Kadar
dalam Lansoprazol. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Larutan baku internal Timbang saksama sejumlah rapat dan simpan pada suhu ruang yang terkontroL.
4'-etoksiasetofenon dan larutkan dalam asetonitril P
hingga kadar lebih kurang mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Lansoprazol BPFI dan larutkan dalam campuran LEV AMISOLI HYDROCHLORIDI
natrium hidroksida O,JM dan asetonitril P (3:2) COMPRESS I
hingga kadar lebih kurang 3,0 mg per ml. Pipet 25 Tablet Levamisol Hidroklorida
ml larutan ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan
5,0 ml Larutan baku internal, encerkan dengan Perubahan:
Pengencer sampai tanda, campur. Secara kuantitatif Baku pembanding Levamisol Hidroklorida BPFI;
encerkan dengan Pengencer hingga diperoleh larutan jangan dikeringkan. •Simpan dalam wadah tertutup
dengan kadar lebih kurang 0, I mg per ml rapat dan terlindung cahaya. •
Lansoprazol BPFI.
Larutan uji Masukkan tidak kurang dari 10 isi Perubahan:
kapsul, setara dengan lebih kurang 300 mg Jdentifikasi
lansoprazol ke dalam labu Erlenmeyer 300 ml yang B. Harga Rf bercak utama dari Larutan uji B
berisi 60,0 ml natrium hidroksida 0, 1 M, dan sonikasi sesuai dengan Larntan baku A yang diperoleh pada uji
hingga hancur sempurna. Tambahkan 20,0 ml Kemumian kromatografi. •.
asetonitril P dan 20,0 ml Larutan baku internal,
kocok dan sentrifus bagian suspensi. Encerkan secara Perubahan:
kuantitatif sejumlah volume beningan dengan Disolusi <1231>
Pengencer hingga larutan mengandung lansoprazol Media disolusi: 900 ml •asam klorida 0,01 N..
lebih kurang 0,1 mg per ml, dan saring menggunakan A lat tipe 2: 50 rpm.
penyaring membran dengan porositas 0,5 µm atau Waktu: 45 menit.
lebih kecil. Prosedur Lakukan penetapan jumlah Ci 1H12N2S,
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera yang terlarut dengan mengukur serapan filtrat larutan
pada Kromatografi <931 >. K.romatograf cair uji, jika perlu encerkan dengan Media disolusi dan
dilengkapi dengan detektor 285 nm, dan kolom 4,6 serapan larutan baku Levamisol Hidroklorida BPFI
mm x 25 cm berisi bahan pengisi Li dengan ukuran dengan konsentrasi diketahui dalam media yang sama
partikel 5 µm. Laju aliran lebih kurang 1 ml per menit. pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi, dan kurang 214 nm.
rekam respons puncak seperti yang tertera pada Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
Prosedur: resolusi, R, antara dua puncak utama tidak: kurang dari •80%. (Q) C11H12N 2S, dari jumlah yang
kurang dari 5. Lakukan kromatografi terhadap tertera pada etiket.
Larutan baku dan rekam respons puncak seperti yang
tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada Perubahan:
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan secara
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Kromatograji lapis tipis seperti yang tertera pada
volume sama (lebih kurang 10 µl) Larutan haku dan Kromatograji <931>.
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam Larutan 11ii A Timbang saksama sejumlah serbuk
kromatogram dan ukur res pons puncak. Hitung jumlah tablet setara dengan lebih kurang I 00 mg levamisol,
dalam mg, lansoprazol, C16H14f3N3 (hS, dalam tiap masukkan ke dalam tabung reaksi. Tambahkan 5,0 ml
kapsul yang diglinakan dengan rumus: metanol P kocok selama 2 menit, saring.
Larutan uji B Encerkan J ,0 ml Larntan uji dengan
metanol P hingga I 0,0 ml, campur.
Larutan haku A Timbang saksama sejumlah
Levamisol Hidroklorida BPFI, larutkan dalam metanol
P encerkan hingga kadar 2,4 mg per ml atau setara
dcngan 2,0 mg levamisol per ml.
L adalah jumlah lansoprazol dalam mg, dalam kapsul
lanttan baku B Encerkan 1,0 ml Larntan baku
scperti yang tcrtera pada etikct; C adalah kadar dengan meta no! P hingga 20,0 ml.
lansoprazol BPFI dalam mg per ml larutan haku; D
adalah kadar lansoprazol dalam mg per ml Larutan ilji
berd~~rnrkan jumlah dalam tiap kapsul yang tertera
Monograji I Levothyroxinum Natricum 1443
Prosedur Lakukan Kromatografi" lapis tipis ukuran partikel 3 µm. Laju alir 2 ml per menit.
seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. Kromatograf diprogram sebagai berikut:
Totolkan secara terpisah masing-masing 10 µ1
Larutan uji A, Larutan uji B, Larutan baku A dan Waktu LarutanA Larutan B Elusi
Larutan baku B pada lempeng kromatografi yang (menit) (%) (%)
dilapisi silika gel setebal 0,25 mm. Masukkan ke
0-5 80-+20 20-+ 80 gradien linier
dalam bejana kromatografi berisi fase gerak campuran
5-7 20 80 Isokratik
toluen P-aseton P-amonium hidroksida P (60:40:1),
7-8 20-+80 80-+ 20 gradien linier
biarkan fase gerak merambat hingga tiga per empat
8-12 80 20 lsokratik
tinggi lempeng. Angkat lempeng, keringkan pada suhu
105° selama 15 menit. Amati lempeng di bawah
cahaya ultraviolet panjang gelombang 254 nm. Lakukan kromatografi terhadap Larntan resolusi,
Ukuran dan intensitas bercak lain selain bercak utama rekam respons puncak seperti yang tertera pada
dari Larutan uji A tidak lebih besar dari bercak utama Prosedur: waktu retensi relatif untuk levamiso 1 dan
hasil degradasi utama berturut-turut lebih kurang 1,0
Larutan baku B. •masing-masing cemaran tidak lebih
dan 1,3. Resolusi, R, antara puncak levamisol dan
dari 0,5%. • Paparkan lempeng dengan uap iodin
hasil degradasi utama tidak kurang dari 6,0. Lakukan
dalam bejana tertutup selama 15 menit. Tandai bercak:
kromatografi terhadap Larntan baku, rekam respons
ukuran dan intensitas bercak lain selain bercak utama
dari Larutan uji A tidak lebih dari Larutan baku B puncak seperti yang tertera pada Prosedur: fuktor
·masing-masing cemaran tidak lebih dari 0,5% .• kapasitas, k ', tidak kurang dari 3,0; fuktor ikutan untuk
puncak analit tidak lebih dari 1,8 dan simpangan baku
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
Perubahan:
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Kromatograji cair kinerja tinggi. seperti yang tertera volume sama (lebih kurang I 0 µl) Larutan baku
pada Kromatografi <931>. dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
Larutan A Buat larutan amonium fosfat monobasa •kromatogram dan ukur respons• puncak utama.
P 0,75% dalam air, atur pH hingga 7 dengan Hitung jumlah dalam mg, levamisol, (C 11 H 12N2 S),
penambahan diisopropilamin P. dalam tablet yang digunakan, dengan rumus:
Larutan B Gunakan asetonitril P.
Fase gerak Gunakan variasi campuran Larntan A
dan Larutan B seperti yang tertera pada Sistem ( 204,29)Qoooc)(ru
240,75 rs
J
kromatografi. Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada
Kromatograji, <931>. 204,29 dan 240, 75 berturut-turut adalah bobot
Pengencer Buat campuran meta no IP -air (I: I). molekul levamisol dan levamisol hidroklorida; C
adalah kadar Levamisol Hidroklorida BPFI dalam mg
Larutan baku •Timbang saksama lebih kurang 20
mg Levamisol Hidroklorida BPFI, masukkan ke per ml Larutan baku; r u dan r8 berturut-turut adalah
dalam labu tentukur 100-ml, tarnbahkan 10 ml air, respons puncak dari Larutan uji dan Larntan baku.
goyang hingga larut, encerkan dengan metanol P
sampai tanda, diperoleh larutan dengan kadar lebih Tambahan persyaratan:
kurang 0,2 mg per ml. L •Penandaan Penandaan harus menyatakan
Larutan resolusi Timbang saksama lebih kurang kandungan zat aktif dan garam yang digunakan dalam
20 mg levamisol hidroklorida, larutkan dalam 5 ml formulasi.•
natrium hidroksida 0, 1 N dalam vial bertutup,
panaskan pada suhu 100° selama 5 jam. Dinginkan,
encerkan 1 ml larutan dengan metanol P• hingga 25
LEVOTHYROXINUM NATRICUM
mL • campur. Levotiroksin Natrium
Larutan uji Timbang saksama sejumlah serbuk
tablet setara dengan lebih kurang 150 mg levamisoL
Perubahan:
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan
Baku pembanding •Levotiroksin BPFI, Gunakan
lebih kurang •25 ml air, kocok secara mekanik. selama
tanpa dikeringkan; koreksi kelembaban dengan
30 menit. Encerkan dengan •air. sampai tanda. Pipet mengeringkan sebagian dalam hampa udara pada suhu
• 10 • ml larutan ke dalam labu tentukur • 100.-ml 60° selama 4 jam. Simpan dalam wadah tertutup rapat
kedua, encerkan dengan •metanol P. sampai tanda. dan terlindung dari cahaya. Liotironin BPFI, Gunakan
Sistem kromatograji Lakukan seperti yang tertera tanpa dikeringkan; koreksi kelembaban dengan
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja mengeringkan sebagian dalam hampa udara pada suhu
tinggi dilengkapi dengan detektor 215 nm dan kolom 60° selama 3 jam. Simpan dalam wadah tertutup rapat
4,6 mm x 10 cm dan berisi bahan pengisi LI dengan dan terlindung dari cahaya, dalam lemari pendingin. •
1444 Levotbyroxinum Natricum I Monografi
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah keringkan di udara, semprot dengan pcnampak bercak
volume sama (lebih kurang 100 µl) Larutan baku dan yang dibuat scbagai berikut: tambahkan 65 ml asam
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kro matograf klorida 2 N ke dalam 50 ml larutan natrium arsenit P
dan ukur respons puncak utama. Hitung jumlah dalam (1 dalam 10) dalam natrium hidroksida I N, sambil
µg, levotiroksin, C 15 H1014NNa0 4, dalam zat yang diaduk. Campur 1 bagian volume larutan ini dengan 5
digunakan dcngan rumus: bagian volume larutan besi(/Jl) klorida P (27 dalam
1000) dalam asam klorida 2 N dengan 5 bagian volume
larutan kalium heksasianoferat(lll) P (35 dalam 1000)
798,85)(1oc{ ru J.
Media disolusi, Alat. Fase gerak, larutan haku, Prosedur Lakukan penetapan jumlah levotiroksin
Larutan uji, Sistem kromatografi dan Prosedur natrium yang terlarut dengan cara Kromatografi cair
Lakukan sepcrti tertera pada Cara 1. kinerja tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi
Waktu : 15 menit. <931>.
Toleransi Dalam waktu 15 mcnit harus lantt tidak Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P dan
kurang dari 80% (Q) C 15 H 1014NNa04, dari jumlah asam ortc~fo.~fat P 85%> (700:500:2), saring dan
yang tertcra pada etiket. awaudarakan. Jika perlu lakukan penycsuaian menurut
Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada
Kromatografi <931 >.
CARA3 Larutan baku Buat larutan persediaan dcngan
Jika produk memenuhi persyaratan pada uj i ini, cara menimbang saksam·a lebih kurang 100 mg
maka pada etiket dicantumkan "Memcnuhi syarat levotiroksin BPFJ dan masukkan ke dalam labu
Cara Disolusi 3". tentukur 100-ml. Tambahkan 80 ml etanol P dan 1 ml
Media disolusi, A/at, waktu, Larutan baku. asam klorida I N, sonikasi selama lcbih kurang 2
larutan uji Lakukan seperti tcrtera pada Cara I. menit, encerkan dengan etanol P sampai tanda.
[Catatan Larutan baku disaring seperti pada larutan Encerkan larutan persediaan ini dengan campuran
uji]. Lakukan pcnetapan jumlah levotiroksin natrium etanol P-air ( 1: 1) hingga diperoleh larutan dcngan
yang terlarut dcngan cara Kromatografi cair kinerja kadar levotiroksin 0,01 mg per ml. Enccrkan larutan
tinggi seperti yang tcrtera pada Kromatografi <93 l >. ini dcngan Media disolusi hingga diperolch kadar
F ase gerak Buat campuran air-asetonitril P yang diperkirakan sama dengan Larutan uji.
(65:35) dengan 0,5 ml asamfosfat P per L, saring dan Larutan uji Gunakan hasil sentrifus larutan yang
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut diuji.
Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
Kromatografi <931>. pada Kromatografl <931>. Kromatograf cair kinerja
Sistem kromatografi Lakukan sepcrti yang tertera tinggi dilengkapi dengan detektor 225 nm dan kolom
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja 4,0 mm x 1 cm dan berisi bahan pengisi L7. Laju
tinggi dilengkapi dengan detcktor 225 nm dan kolom alir lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan
4,6 mm x 25 cm dan berisi bahan pcngisi LI 0 dengan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam respons
ukuran partikel 5 µm pertahankan suhu kolom pada puncak seperti yang tertcra pada Prosedur: faktor
30°. ikutan tidak lebih dari 1,5 dan simpangan baku rclatif
Laju alir lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan pada pcnyuntikan ulang tidak lcbih dari 4,0%.
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam respons Prosedur Suntikkan sccara terpisah scjumlah
puncak seperti yang tertera pada Prosedur: faktor volume sama (lebih kurang 500 µl) Larutan baku dan
ikutan tidak lebih dari 1,5 dan simpangan baku relatif larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 4,0%. kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah jumlah levotiroksin natrium, C 15 Hio1 4 NNa0 4, yang
volume sama (lebih kurang I 00 µl) Larutan baku dan tcrlarut.
Larutan uji kc dalam kromatograf, rekam Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung kurang dari 80% (Q) C 15 H 10I4NNa04, dari jumlah
jumlah levotiroksin natrium, C 15 H 10 14 NNa0 4. yang yang tertera pada etiket. •
terlarut.
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak Hilangkan persyaratan:
kurang dari 80% (Q) C 15 H 10 I4 NNa04, dari jumlah Halida terlarut Tidak lebih dari 7, 1%; lakukan
yang tertcra pada etiket. penetapan scbagai berikut: Timbang saksama
sejumlah scrbuk halus tablet sctara dengan lebih
CARA 4 kurang mg Jevotiroksin natrium anhidrat,
Jika produk memenuhi persyaratan pada uji m1, masukkan ke dalam tabung rcaksi besar, tambahkan 1
maka pada etiket dicantumkan "Memenuhi syarat g arang aktif P bebas klorida dan 25 ml air. Tutup
Cara Disolusi 4". tabung, panaskan pada suhu lebih kurang 40° dan
Media disolusi: 500 ml asam klorida 0,01 N kocok selama 5 menit. Tambahkan 3 tetes asam nitrat
( untuk tablet yang pada etiketnya tercantum P (2 dalam 5), saring. Tambahkan 8 tetes perak nitrat
mengandung levotiroksin natrium antara 25 µg dan LP kc dalam filtrat: terbentuk kekeruhan yang tidak
17 5 µg) dan 900 ml asam klorida 0, 01 N untuk tablet lebih dari blangko yang mcngandung 0,25 ml asam
yang pada etikctnya tercantum mengandung klorida 0, 020 N.
levotiroksin natrium antara 200 ~tg dan 300 µg.
A/at tipe 2 : 75 rpm.
Waktu : 45 mcnit.
Monografi I Loratadinum 144 7
672 96
•
( 650,98 J. (1000~](!.!!._J
W rs
Cl
672, 96 dan 650,98 berturut-turut adalah bobot
rnolekul liotironin natriurn dan liotironin; C adalah
kadar Liotironin BPFI dalam µg per ml Larutan baku;
W adalah j umlah dalarn µg Levotiroksin natriurn yang Etil 4-(8-kloro-5, 6-dihidro-11H-benzo[5,6}siklohepta
terdapat pada serbuk tablet dalam larutan uji sepcrti [ 1,2-b}piridin-11-ilidena)-l-piperidinkarboksilat [797
yang tertera pada etiket, r u dan rs bcrturut-turut 94- 75-5]
adalah respons puncak liotironin dari Larutan uji dan C 22H 23 CIN 20 2 BM 382,88
Larutan baku.
Loratadin rnengandung tidak kurang dari 98,5% dan
Perubahan: tidak lebih dari 101,0% C22 H 23 ClN20 2 dihitung
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara tcrhadap zat yang telah dikeringkan.
Kromatograji cair kiner:ja tinggi seperti yang tertera
pada Kromatogrqfi <931 >. Pemerian Serbuk putih atau hampir putih.
Fase gerak, Larutan baku dan Sistem
kromatograji Lakukan seperti yang tcrtera pada
Kelarutan Mudah larut dalam aseton, kloroforrn dan
Penetapan kadar dalam Levotirohin Natrium. toluen; tidak larut dalam air.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
dari 20 tablet. Tirnbang saksama sejumlah scrbuk Baku pembanding Loratadin BPFI; tidak boleh
tablet setara dengan lebih kurang 100 µg levotiroksin dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan
natriurn, masukkan ke dalarn tabung sentrifuga, terlindung dari cahaya. Senyawa Sejenis A Loratadin
tambahkan 2 manik kaca, pi pet I 0 ml F ase gerak kc BPFI, [8-kloro-6, l l-dihidro-11 (4-piperidilidena)-5H-
dalam tabung dan campur dengan rncnggunakan benzo [5,6] siklohcpta[l ,2-b] piridin (C19H19ClN2, BM
pengaduk. Aduk secara mekanik selarna 3 menit. 310,83) Tidak boleh dikeringkan, simpan dalam
Sentrifus hingga dipcrolch beningan, jika perlu wadah tertutup rapat dan tcrlindung dari cahaya;
lakukan penyaringan. Senyawa Sejenis B Loratadin BPFI, [8-kloro-6,11-
Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti dihidro-11 (N-rnetil-4-piperinilidena)-5H-benzo[5,6]
yang tcrtcra pada Penetapan kadar dalarn Levotiroksin
siklohepta[ 1,2-b] piridin (C 20 H21 CIN2, BM 310,83)
Natrium. Hitung jumlah dalarn µg, levotiroksin
Tidak boleh dikcringkan, simpan dalam wadah
natrium, C 15 H 10I4NNa04, dalarn serbuk tablet yang
tcrtutup rapat dan terlindung dari cahaya.
digunakan dengan rumus:
Identifikasi
798,85 .J (1 oc)
( 776,87
(::._J A. Spektrum serapan infrarnerah zat yang telah
dikeringkan dan didispcrsikan dalam minyak mineral
~\'
P menunj ukan rnaksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti pada Loratadin BPFI.
798,85 dan 776,87 berturut-turut adalah bobot
rnolekul levotiroksin natrium dan levotiroksin; C
adalah kadar Levotiroksin BPFI dalam µg per ml
Larutan baku; r u dan rs berturut-turut adalah respons
1448 Loratadinum I Monograji
B. W aktu retensi puncak utama kromatogram kromatogram dan ukur seluruh respons puncak
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang Larutan uji dan respons puncak utama Larutan haku.
tertera pada Penetapan kadar. Hitung persentase masing-masing cemaran terhaclap
loratadin dcngan rumus:
Jarak lebur <1021> Antara 132° dan 137°.
Senyawa sejenis Lakukan penetapan dengan cara Penetapan kadar Lakukan pcnetapan dengan cara
Kromatografi cair kine1ja tinggi scperti yang tertera Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
pada.Kromatografl <931>. pada Kromatografi <931>.
Monografi I Loratadin Solutio Oralis 1451
larutan kalium .fos.fat di bas a 0, 01 M, Larutan larutan uji Masukkan sejumlah volume larutan
kalium .fos.fat dihasa 0,6M, Fase gerak, Larutan asam oral loratadin setara dengan lebih kurang I 0 mg
hidroklorida 0,05N, Pengencer dan larutan baku loratadin, ke dalam tabung sentrifus. Tambahkan 10
Lakukan seperti yang tcrtera pada Penetapan kadar ml natrium hidroksida 0,2 N dan 2,0 ml diklorometan
dalam Loratadin. P. Rotasi selama 10 menit. Sentrifus dan buang
Larutan uji Masukkan 10 tablet ke dalam labu lapisan air.
tentukur 250-ml tambahkan 100 ml as am klorida 0, 05 Larutan baku Timbang saksama sejumlah
N dan kocok sclama 40 menit atau sampai tablet Loratadin BPFJ larutkan dalam diklorometan P
hancur sempurna. Tambahkan 75 ml campuran hingga kadar lebih kurang 5 mg per ml.
metanol P dan asetonitril P (1 :1). Tambahkan 20 ml Fase gerak etil eter P- dietilamin P (40 : 1)
kalium fosfat dibasa 0, 6 M, kocok sclama 5 men it. dalam bejana yang dinding bagian dalamnya dilapisi
Encerkan dengan campuran metanol P dan asetonitril kertas saring.
P ( 1: 1) sampai tanda. Bercak utama Larutan uji mempunyai tinggi dan
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera intensitas yang sama dengan Larutan baku.
pada Penetapan kadar dalam Loratadin. Lakukan B. Waktu retensi puncak utama larutan u]i,
kromatografi terhadap Larutan haku dan rekam sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh
respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur: pada Penetapan kadar.
faktor kapasitas, k', tidak kurang dari 3,5; faktor
ikutan tidak lebih dari 1,7, dan simpangan baku rclatif Batas mikroba <51> Memenuhi syarat; tidak
pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. mengandung Salmonella sp dan Escherichia coli.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sej umlah Jumlah mikroba aerobik total tidak lcbih dari 100
volume sama (lebih kurang 15 µl) Larutan baku dan koloni per ml; dan jumlah total ragi & jamur tidak
Larutan uji kedalam kromatograf, rckam lebih dari 50 koloni per ml.
kromatogram dan ukur respons puncak utama, hitung
jumlah dalam mg, loratadin, C22 H 23 ClN 20 2, dalam Volume terpindahkan <1261> Memenuhi syarat.
tablet yang digunakan dcngan rumus:
pH< 1071> Antara 2,5 dan 3,1.
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
pada Kromatogra_fi <931>. Kromatograf cair kinerja Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom Kromatografl <931>.
4,6 mm x 25 cm bcrisi bahan pengisi L7 dengan larutan haku internal Timbang saksama sejumlah
ukuran partikel 5 µm. Laju al ir lebih kurang 2 ml per buti lparaben, larutkan dan cnccrkan dengan campuran
men it, pertahankan suhu kolom antara 30° dan 40°. air dan asetonitril P (7:3) hingga kadar lebih kurang
Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi dan 0,3 mg per ml.
rekam respons puncak seperti yang tcrtcra pada larutan haku persediaan Timbang saksama
Prosedur: waktu retcnsi rclatif etil 4-[8-kloro- sejumlah Loratadin BPFI. larutkan dalam asetonitril P,
5,6dihidro-4-(hidroksimetil)- l 1H-benzo [5,6] siklohcpta bila perlu encerkan sccara bertahap dengan asetonitril
[ 1,2-b] piridin -11- ilidena ]-1-piperidinkarboksilat; etil P hingga kadar lcbih kurang 1,0 mg per ml.
4-[8-kloro-5,6 dihidro-2-(hidroksimetil)-l l H-benzo Larutan baku Pipet 5ml Larutan baku internal, 5
[5,6] siklohepta[ 1,2-b]piridin-11-ilidena]-1-piperidin ml Larutan haku persediaan dan 12 ml air ke dalam
karboksilat dan loratadin berturut-turut adalah 0, 70 ; labu tentukur 50-ml. Encerkan dcngan campuran air
0,84 dan 1,0. Resolusi .R, antara loratadin dan etil dan asetonitril P (7:3).
4-[8-kloro-5,6 dihidro 2-(hidroksimetil)-11 H-benzo Larutan uji Timbang saksama sejumlah larutan
[ 5,6] siklohepta [ 1,2-b] piridin-11-ilidena]-1-pipcridin oral loratadin yang setara dengan 5 mg loratadin,
karboksilat tidak kurang dari 3,0. Lakukan kromatografi masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml. Tambahkan
terhadap Larutan kesesuaian sistem 1 dan rekam 5,0 ml Larutan baku internal kedalam labu, cncerkan
rcspons puncak loratadin seperti yang tertera pada dengan campuran air dan asetonitril P (7:3) sampai
Prasedur: Faktor ikutan tidak kurang dari 0, 7 dan tanda.
tidak lebih dari 1, 1. Lakukan kromatografi terhadap Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
Larutan kesesuaian sistem 2, rekam respons puncak pada Kromatogra:fi <931 >. Kromatograf cair kinerja
loratadin seperti yang tertera pada Prosedur: tinggi dilengkapi dcngan detektor 254 nm dan kolom
simpangan baku rclatif pada penyunt1kan ulang tidak 4 mm x 30 cm, berisi bahan pengisi ll l dcngan
lebih dari 10%. ukuran partikel 10 µm, laju alir lebih kurang 2 ml per
Prosedur Suntikkan lebih kurang 50 µ1 Larutan menit. Pertahankan suhu kolom antara 20° dan 30°.
uji kedalam kromatograf, rekam respons puncak dan Lakukan kromatografi Larutan baku dan rekam
ukur seluruh rcspons puncak. Hitung persentase respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur:
masing-masing senyawa sejenis dalam zat uji dengan waktu retensi relatif butil paraben adalah lcbih kurang
rumus: 0,78 dan loratadin adalah 1,0; resolusi, R, antara
loratadin dan butil paraben tidak kurang dari 1,9;
ioo(!lJ
Y.s·
faktor ikutan puncak loratadin dan butil paraben tidak
lebih dari 1,6; simpangan baku relatif pada
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2%.
ri adalah respons puncak masing-masing senyawa Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
sejenis dalam Larutan uji, dan rs adalah jumlah volume sama (lebih kurang 1Oµl) Larutan baku dan
respons seluruh puncak selain puncak zat tambahan; larutan uji kedalam kromatograt: rekam kromatogram
ctil 4-[8-kloro-5,6-dihidro4-(hidroksimetil)-11-H-bcnzo- dan ukur respons puncak utama. Hitung jumlah dalam
[5,6] siklohcpta-[1,2-b ]piridin-11-ilidena]-1-piperidin mg, loratadin, C22 H23 ClN 20 2 , dalam larutan oral yang
karboksilat tidak lebih dari 0,3% ; ctil 4-[8-kloro-5,6 digunakan dengan rumus :
dihidro-2-(hidroksimetil)-11-H-benzo[ 5,6]-siklohepta
soc(~~ J
[ 1,2-b] piridin-1 I -ilidena]-1-piperidinkarboksilat tidak
lcbih dari 0,3% dan cemaran lainnya tidak lebih dari
0,2%. Jumlah seluruh cemaran tidak lebih dari 0,5%.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara C adalah kadar Loratadin BPFI dalam mg per ml
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera larutan haku; Ru dan Rs berturut-turut adalah
pada Kromatografi <931>. perbandingan respons puncak loratadin terhadap
Larutan kalium fas.fat monobasa 0, 05 M Timbang puncak baku internal dari Larutan uji dan Larutan
saksama lebih kurang 6,8 gr kalium fas.fat monohasa baku.
P. masukkan kedalam labu tcntukur 1000-ml, larutkan
dan encerkan dengan air sampai tanda. Atur pH Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
hingga 3,0±0,1 dengan penambahan asamfosfat P. rapat, simpan pada suhu antara 2° dan 25°. •
Fase gerak Buat campuran Larutan kalium fas.fat
manohasa 0,05M dan asetonitril P (7:3), saring dan
Monografi I Lovastatinum 1453
10.oooc( :: )
2sc( :~ J
C adalah kadar Metadon Hidroklorida BPFI dalam
mg per ml Larutan baku; dan r,_r.; berturut-turut
C adalah kadar Mebendazo/ BPFI dalam mg per ml
Larutan haku; r u dan rs berturut-turut adalah respons adalah respons puncak Larntan uji dan Larntan baku.•
puncak mebendazol Larutan uji dan Larutan haku.•
1458 Methylergometrini Maleas I Monografi
Pemerian Serbuk hablur putih sampai hampir putih, 25-ml, larutkan dan encerkan dengan Larutan
tidak bcrbau. Melebur pada suhu 240° disertai pengencer sampai tanda.
penb,111ra1an. Sistem kromatogrc~fi Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; agak sukar tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
larut dalam etanol, dalam dioksan dan dalam metanol; 4,6 mm x 20 cm berisi bahan pengisi Li. Laju alir
sukar larut dalam ascton dan dalam kloroform; sangat lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi
sukar larut dalam eter. terhadap Larutan baku. rekam respons puncak seperti
yang tertera pada Prosedur: cfisicnsi kolom tidak
Baku pembanding Metilprednisolon BPFI: lakukan kurang dari 800 lcmpcng tcoritis; dan simpangan baku
pengeringan pada suhu l 05° selama 3 jam sebelum rclatif pada pcnyuntikan ulang tidak lebih dari 5,0%.
digunakan. Simpan dalam wadah tcrtutup rapat, Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
terlindung dari cahaya. volume sama (lebih kurang 10 µ1) Larutan uji pada
kromatograf, rckam kromatogram dan ukur semua
ldentifikasi respons puncak. Hitung jumlah masing-masing
A. Spcktrum serapan inframerah zat yang telah cemaran dalam zat yang digunakan dcngan rumus:
dikeringkan pada suhu 105° selama 3 jam dan
didispersikan dalam kalium hromida P, menunj ukkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang
sama seperti pada Metilprednisolon BPFI.
2oc(!l)r.v
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan ( 1 dalam
100.000) dalam etanol P menunjukkan maksimum dan
minimum pada panjang gelombang yang sama scpcrti C adalah kadar Metilprednisolon BPFI dalam mg per
pada Metilprednisolon BPFI: daya scrap masing- ml Larutan haku; r; adalah respons puncak masing-
masing dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan masing cemaran dalam Larutan uji; dan r.1. adalah
pada panjang gelombang maksimum lebih kurang 243 respons puncak dalam Larutan haku.
nm berbeda tidak lcbih dari 3,0%.
C. Larutkan lcbih kurang 5 mg dalam 2 ml asam Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan earn
su(fat P: tcrjadi warna merah. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>.
Rotasi jcnis <1081> Antara +79° dan +86°, dihitung Fase gerak Buat campuran butil klorida P-hutil
tcrhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan klorida P jenuh air-tetrahidrofuran P-metanol P-asam
pcnctapan menggunakan larutan dalam dioksan P asetat glasial P (475:475:70:35:30).
dengan kadar 5 mg per ml. Larutan haku internal Buat larutan prednison
dalam campuran asam asetat glasial P-kloroform P
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; (3: 100) hingga kadar lcbih kurang 0,2 mg per ml.
lakukan pengeringan pada suhu 105° sclama 3 jam. Larutan haku Timbang saksama sejumlah
Metilprednisolon BPFI, larutkan dalam Larutan baku
Sisa pcmijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%. internal hingga kadar lebih kurang 0,2 mg per ml.
Larutan i~ji Timbang saksama sejumlah lebih
Kemurnian kromatografi Tidak lebih dari 1,0% kurang I 0 mg zat, lakukan seperti tertcra pada Larutan
untuk masing-masing cemaran dan tidak lebih dari baku.
2,0% untuk jumlah seluruh cemaran. Lakukan Sistem kromatografl Lakukan seperti yang tcrtcra
penetapan dengan cara Kromatogra:fi cair kinerja pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinei:ja
tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>. tinggi dilcngkapi dcngan dctcktor 254 nm dan kolom
Fase gerak Buat campuran air-tetrahidrofitran P- 4 mm x 25 cm bcrisi bahan pengisi L3. Laju alir lebih
dimetilsulfoksida P- hutanol P (149:40:10:1), saring kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi
dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian terhadap Larutan baku, rekam respons puncak scpcrti
menurut Kesesuaian sistem seperti yang tcrtcra pada yang tertera pada Prosedur: rcsolusi, R, antara puncak
Kromatografi <931>. metilprednisolon dan puncak baku internal tidak
Larutan pengencer Buat campuran air- kurang dari 4,0; dan simpangan baku rclatif pada
tetrahidrofuran P-asam asetat glasial P (72:25:3), penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
sanng. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Larutan haku Timbang saksama sej umlah volume sama (lebih kurang 10 µ1) Larutan haku dan
Metilprednisolon BPFI larutkan dalam Larutan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
pengencer. J ika perlu encerkan secara bertahap kromatogram dan ukur respons puncak utama; waktu
dengan Larutan pengencer hingga kadar lebih retensi relatif prednison dan metilprednisolon berturut
kurang 0,01 mg per ml. - turut adalah lebih kurang 0,7 dan 1,0. Hitung jumlah
Lanttan t4i Timbang saksama sejumlah lcbih dalam mg, metilprednisolon, C 22 H3<Ps. dalam zat yang
kurang 25 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur digunakan, dengan rumus:
1460 Methylprednisoloni Compressi I Monografi
soc(~: J
kurang dari 70% (Q) C 22 H:;o05, dari jumlah yang
tertera pada etiket.
Tambahan persyaratan:
Larutan baku Timbang saksama sejumlah atur pH hingga 5,25 ± 0,25 dengan penambahan
Nandrolon Dekanoat BPFI, larutkan dalam metanol P natrium hidrok-rida 5 N, encerkan dengan air hingga
hingga kadar lebih kurang 0,2 mg per ml. 1000 ml.
Larutan z4i Timbang saksama lebih kurang 20 mg Larutan baku Timbang saksama sejumlah Natrium
zat, masukkan ke dalam labu tentukur I 00-ml, Fluorida BPFJ, larutkan secara kuantitatif dengan air
larutkan dan encerkan dengan metanol P sampai hingga diperoleh kadar 420 µg per ml. Tiap ml larutan
tanda. ini (Larutan baku A) mengandung ion fluorida 190 µg
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertcra per ml ( 10-2 M). Pipet 25 ml Larutan baku A ke dalam
pada Kromatograji <931>. Kromatograf cair kinerja labu tentukur 250-ml, encerkan dengan air sampai
tinggi dilengkapi dengan detektor 240 nm dan kolom tanda (Larutan haku B), mengandung ion fluorida 19
analitik 8 mm x IO cm berisi bahan pengisi LI. Laju µg per ml (10-3 M). Masukkan 25,0 ml Larutan baku B
alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan kc dalam labu tentukur 250-ml. Encerkan dengan air
kromatografi terhadap Larutan balm, rekam respons sampai tanda (Larutan baku C), mengandung ion
puncak seperti yang tertera pada Prosedur: faktor fluorida 1, 9 µg per ml (10-4 M).
kapasitas, k' tidak kurang dari 1,3; efesiensi kolom Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100
tidak kurang dari 8000 lempeng teoritis; faktor ikutan mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 250-ml.
tidak kurang dari 0,9 dan tidak lebih dari 2,0; Tambahkan 50 ml air, kocok selama 5 menit. encerkan
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak dengan air sampai tanda. Masukkan 10,0 ml larutan
lebih dari 2,0%. ini ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan air
Prosedur Suntikkan secara terpisah scjumlah sampai tanda.
volume sama (lebih kurang 20 µ1) Larutan baku dan Prosedur Pipet masing-masing 20 ml Larutan
Larutan uji ke dalam kromatograt: rekam baku dan larutan uji kc dalam gelas piala plastik
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung terpisah yang berisi batang pengaduk berlapis plastik.
jumlah dalam mg, nandrolon dekanoat, C2sH4403, Pada masing-masing gelas piala tambahkan 20,0 ml
dalam zat yang digunakan dengan rumus: Larutan dapar. Secara berurutan ukur perbedaan
tegangan, dalam m V, Larutan baku dan Larutan z~ji
menggunakan pH meter dengan kemampuan
reprodusibilitas minimum ± 0,2 mV yang dilengkapi
dengan elcktroda indikator spcsifik ion fluorida dan
C adalah kadar Nandrolon Dekanoat BPFI dalam elektroda pembanding kalomel [Catatan Saat
mg per ml Larutan baku; r u dan rs berturuMurut melakukan pengukuran, celupkan elektroda ke dalam
adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan baku. larutan. kocok dengan pengaduk magnetik tersalut
hingga keseimbangan tercapai ( 1 hingga 2 menit),
rekam perbedaan tegangan. Bilas dan keringkan
elektroda di antara pengukuran. Lakukan hati-hati
NATRII FLUORIDUM untuk menghindari kerusakan hablur dari elektroda
Natrium Fluorida ion spes~fik]. Buat kurva antara logaritma kadar ion
fluorida dalam µg per ml Larutan baku terhadap
Tambahan persyaratan: perbcdaan tegangan, dalam mV. Dari perbedaan
•Baku pembanding Natrium Fluorida BPFI; tidak tcgangan Larutan uji yang diukur dan mcnggunakan
boleh dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup kurva baku, tetapkan kadar ion tluorida, C, dalam µg
rapat .• per ml Larutan uji. Hitung jumlah dalam mg, natrium
fluorida, NaF, dalam zat uji yang digunakan dengan
Perubahan: rumus:
Cemaran senyawa organik mudah menguap
<47l>•Metode I. Memenuhi syarat.
41. ,99 J(1 25C)
( 18,998 '
Perubahan:
41, 99 adalah bobot molekul natrium fluorida; 18, 998
Penetapan kadar • [Catatan Simpan semua larutan
adalah bobot atom fluor; C adalah kadar fluorida yang
dalam wadah plastik kecuali Larutan dapar].
Larutan dapar Larutkan 57 ml asam asetat
ditctapkan dalam µg per ml Larutan uji.•
glasial P, 58 g natrium klorida P dan 4 g asam (l,2-
sikloheksilendinitrilo) tetra asetat P dalam 500 ml air,
Monografi I Nicotinamidum 1463
Perubahan:
Sisa pemijaran <30 l> •. Tidak lebih dari 0,1 %. •.
125oc( :~ J
Hilangkan persyaratan: C adalah kadar Nikotinamida BPFI dalam mg per ml
• Kejernihan larutan <881 > Harus jernih; lakukan Larutan baku; r11 dan rs bcrturut-turut adalah rcspons
pcnctapan menggunakan larutan 5,0%. • puncak Larutan uji dan Larutan baku. •
Pemerian Serbuk putih hingga hampir putih; melebur Larutan ident(/ikasi Encerkan secara kuantitatif
pada suhu 150° hingga 160° disertai peruraian. sejumlah volume Larutan uji hingga diperoleh kadar
0,25 mg per ml.
Kelarutan Larut dalam diklorometan; agak sukar Prosedur Lakukan penetapan dengan cara
larut dalam metanol dan dalam etanol; sangat sukar Kromatografi lapis tipis seperti yang tertera pada
larut dalam air. Kromatografi <931>. Totolkan secara terpisah
masing-masing 10 µl Larutan uji, Larutan ident(/ikasi,
Baku pembanding Omeprazol BPFI; tidak boleh Larutan baku A, B dan C pada jarak yang sama pada
dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah lempeng silika gel setebal 0,25-mm. Biarkan bercak
tertutup rapat di tempat dingin, terhindar dari kering. Masukkan lempeng ke dalam bejana
kelembaban. kromatografi yang berisi fase gerak diklorometan P
jcnuh amonia P-diklorometan P-isopropil alkohol P
ldentifikasi (2:2:1) dan biarkan merambat sampai tiga perempat
A. Pada qji Kemurnian kromatografi Metode 1. tinggi lempeng. [Catalan Buat diklorometan yang
harga Rf bercak utama Larutan ident(/ikasi sama d(ienuhkan dengan amonia dengan cara mencampur
dengan harga Rf bercak utama Larutan baku yang 30 ml ammonium hidroksida P dengan 100 ml
mengandung Omeprazol BPFI 0,15 mg per ml. diklorometan P dalam corong pisah. Diamkan hingga
B. Spektrum serapan inframerah zat yang telah lapisan terpisah. gunakan lapisan bawah}. Angkat
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida lempeng, tandai batas fase gerak dan biarkan
P, menunjukkan maksimum hanya pada panjang mengering. Amati lempeng di bawah cahaya ultra
gclombang yang sama sepcrti pada Omeprazol BPJ7J. violet 254 nm, kromatogram menunjukkan bercak
utama pada harga Rf yang sama. Bandingkan
Kesempurnaan melarut <901> Memenuhi syarat; intensitas setiap bercak lain kecuali bercak utama
menggunakan larutan 20 mg per ml dalam metilena dalam kromatogram Larutan uji dengan bercak utarna
klorida P. Larutan baku: tidak ada satu pun bercak lain selain
bercak utama memiliki intensitas lebih besar dari
Warna larutan Serapan tidak lebih dari 0, 1O; bercak utama Larutan baku B (0,3%), dan jumlah
ditetapkan menggunakan larutan yang dibuat untuk intensitas semua bercak lain selain bercak utama tidak
uji Kesempurnaan melarut pada panjang gelombang lebih besar dari intensitas bercak utama Larutan baku A
440 nm dalam sel 1-cm mcnggunakan metilena (1,0%).
klorida P sebagai blangko.
METODE II.
Susut pengeringan <1121 > Tidak lebih dari 0,5%; Pengencer Gunakan Fase gerak.
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu Dapar fo.~fat, Fase gerak, larutan kesesuaian
60° selama 4 jam. sistem dan Sistem kromatografi Lakukan seperti yang
tcrtcra pada Penetapan kadar.
Sisa pemijaran <301>Tidak lebih dari 0,1%. larutan uji Timbang saksama scjumlah zat, larutkan
dalam Pengencer hingga kadar lebih kurang 0, 16 mg per
Logam berat <371 > Metode Ill Tidak lcbih dari 20 ml [Catalan Bual larutan segar].
bpj. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 40 µ1) larutan z4i dan
Cemaran senyawa organik mudah menguap <4 71 > Pengencer ke dalam kromatograf, dan biarkan
Metode JV Memenuhi syarat. larutan uji tcrcluasi sclama tidak kurang dari 2 kali
Pelarut Gunakan dimetilasetamida P. waktu retensi omcprazol. Rckam kromatogram dan
ukur respons puncak. Hitung perscntase masing-
Kcmurnian kromatografi masing cemaran dalam zat uji yang digunakan dengan
METODE I. rum us:
Pelarut Buat campuran diklorometan P dan
metanol P ( l: I).
Larutan baku A Timbang saksama sejumlah
Omeprazol BPFI, larutkan dalam Pelarut dan campur
100(~.Jr.~·
hingga diperoleh kadar lebih kurang 0,5 mg per ml.
Larutan baku B Encerkan larutan baku A dengan
r; adalah respons puncak masing-masing ccmaran dan
Pelarut hingga diperoleh kadar 0, 15 mg per ml.
rs adalah jumlah respons scmua puncak. Masing-
larutan baku C Encerkan Larutan haku A dcngan
masing ccmaran tidak lcbih dari 0,3% dan jumlah
Pelarut hingga kadar 0,05 mg per ml.
semua ccmaran tidak lcbih dari 1,0 %.
Larutan uji Buat larutan zat dalam Pelarut hingga
kadar lcbih kurang 50 mg per ml.
1466 Opium I Monografl
sooc( ~ J
Dapar sitrat Carnpur sejumlah volume sama
natrium sitrat 0, 1 M dan asam sitrat 0, 1 M.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Mmjin su(fat BPFJ setara dcngan lebih kurang 40 mg
C adalah kadar Omeprazol BPF! dalam mg per ml morfin anhidrat, masukkan ke dalam labu tcntukur
Larutan baku; ru dan rs berturut-turut adalah rcspons 100-ml yang berisi 0,5 ml trietilamina P. tambahkan
puncak Larutan uji dan Larutan baku. metanol P sampai tanda. Pipet I 0 ml larutan kc dalam
labu tentukur 50-ml, tambahkan masing-masing 1 ml
Wadah dan penyimpanan Simpan di tempat dingin, trietilamina P dan asam klorida P, dan tambahkan
dalam wadah tertutup rapat dan tcrlindung <lari klor<?lorm P jenuh air sarnpai tanda.
kclembaban. •
Monografi I Opii Pulvis 1467
larutan uji Timbang saksama lebih kurang 2 g larutan trietilamina P dalam klorojorm P ( 1 dalam
zat, masukkan kc dalam gelas piala 250 ml, 100), biarkan masing-masing bagian mcngalir
tambahkan 20 ml dimetil sulfok'lida P dan panaskan di sempuma sebelum penambahan berikutnya. Buang
atas tangas uap selama 20 menit, aduk sekali-sekali Ko/om 1. Alirkan 5 ml larutan trietilamina P dalam
dengan batang pengaduk berujung pipih untuk kloroform P ( 1 dalam 100) me1a1ui Kolom 2 dan 3
mendispersikan zat. Biarkan selama 15 menit agar sebanyak tiga kali. Sisihkan Kolom 2. Cuci Kolom 3
bagian yang tidak larut mengendap, tuang perlahan berturut-turut dengan 10 ml larutan trietilamina P
beningan kc dalam labu tentukur l 00-ml. Pada residu da1am klorofonn P ( 1 dalam 100), 50 ml kloroform P,
tambahkan 20 ml dimetil su(foksida P, bilas dinding 2 ml larutan asam asetat glasial P dalam kloroform P
gelas piala dengan dimetil sulfoksida P. Dispersikan (1 da1am 10) dan 50 ml larutan asam asetat glasial P
dan panaskan zat seperti sebelumnya, kemudian dalam kloroform P (1 dalam 100). Buang semua
biarkan mcngendap, tuang beningan kc dalam labu cucian. Kumpulkan eluat dari Kolom 3 dalam labu
tentukur. Ulangi proses l atau 2 kal i hingga opium tentukur 50-ml yang berisi I 0 ml metanol P dan 1 ml
melarut (sclain dari fragmen-fragmen daun kecil, asam klorida P. Elusi kolom dengan 5 ml campuran
partikcl-partikel seperti pasir, bahan gelatin, dan lain- trietilamina P dalam kloroform P (1 dalam 5),
lain). Bilas gelas piala dengan air dan masukkan kemudian dengan 33 ml campuran trietilamina P dalam
residu ke dalam labu. Encerkan dengan air hingga kloroform P ( 1 dalam 100). Encerkan dengan
lebih kurang 90 ml . Jika perlu tambahkan l tctcs etanol kloroform P sampai tanda. Rekam secara bersamaan
P untuk mcnghilangkan busa. Dinginkan hingga suhu spektrum larutan ini dan Larutan baku pada panjang
ruang, tambahkan air sampai tanda, campur. Saring gelombang 255 nm hingga 360 run, dalam sel 1-cm
larutan melalui kertas saring dcngan porositas sedang, dengan spektrofotometcr yang sesuai gunakan
buang 20 ml filtrat pertama. kloroform P sebagai blangko, dan buat kurva antara
Ko/om kromatografi Masukkan scjumlah wol panjang gelombang dan serapan. Koreksi serapan dari
kaca pada dasar setiap kolom, isi dcngan penjerap sctiap larutan pada panjang gclombang serapan
yang disiapkan scbagai berikut: gunakan tanah silika maksimum 285 nm, dengan menarik garis lurus antara
untuk kromatografi P sebagai dasar pcnjerap, yang 340 nm dan 310 nm terhadap panjang gelombang
dipadatkan kuat-kuat pada kolom. Buat Ko/om I tersebut. Hitung persentase morfin anhidrat dalam zat
daJam 2 lapisan, lapisan bawah terdiri dari campuran 3 uji yang digunakan dengan rumus:
g tanah silika untuk kromatografi P dengan 2 ml
Dapar sitrat dan lapisan atas terdiri dari campuran 3 g
tanah silika untuk kromatografi P, 2,0 ml larutan uji
dan 0,5 ml Dapar sitrat. Bilas sampai kering gelas
piala yang digunakan untuk mencampur komponen-
komponen dari kedua lapisan dengan 1 g tanah silika C adalah kadar morfin anhidrat dalam µg per ml
untuk kromatografi P dan masukkan pada bagian atas larutan baku; W adalah bobot zat uji yang digunakan,
Ko/om 1. Buat Kolom 2 dengan campuran 3 g tanah dalam g; Au dan As berturut-turut adalah serapan yang
silika untuk kromatografi P dengan 2 ml larutan telah dikoreksi dari Larutan uji dan Larutan baku
kaliumfosfat dibasa P (1 dalam 5,75). Buat Kolom 3 pada 285 nm.•
dengan campuran 3 g tanah silika untuk kromatografi
P dengan 2 ml larutan natrium hidroksida P (1 dalam
50). Masukkan sejumlah kecil wol kaca diatas
masing-masing isi kolom. OPII PULVIS
Prosedur [Catalan (J) Dalam prosedur ini Serbuk Opium
gunakan pelarut-pelarut jenuh air. (2)siapkan fase
gerak yang dibuat haru setiap hari dan (3)hindari Perubahan:
kontak larutan dengan logam]. Cuci Kolom I dcngan •Serbuk Opium adalah opium yang dikeringkan pada
100 ml eter P, kemudian dilanj utkan dengan I 00 ml suhu tidak lcbih dari 70°, digerus hingga diperoleh
kloroform P, bilas ujung kolom dengan klorf!form P, serbuk sangat halus.
buang pelarut. Untuk proses selanjutnya bilas tiap Scrbuk opium mengandung tidak kurang dari 10,0%
ujung kolom sebclum menyisihkan kolom atau dan tidak lebih dari I 0,5% morfin anhidrat. Dapat
mengganti kolom pcnerima. Susun ketiga kolom mengandung bahan tambahan kecuali pati, seperti
secara vertikal sehingga aliran dari Kolom I mengalir tertera pada Ekstrak dalam Sediaan umum.
ke Kolom 2, dan selanjutnya ke Ko/om 3. Lewatkan
melalui ketiga kolom 5 ml larutan trietilamina P dalam
kloroform P ( 1 dalam 5), dilanjutkan dcngan
mengal irkan scbanyak 4 kali tiap kali dcngan 10 ml
1468 Oxytetracyclinum I Monografl
Perubahan:
Penetapan kadar •Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera 200( ~)(~ J
pada Kromatograji <931 >.
Monografi I Oxytetracyclinum Pro Injectione 1469
Perubahan:
pH <1071> Antara 2,0 dan 3,0; lakukan penetapan C adalah kadar Oksitetrasiklin BPFI dalam mg per ml
menggunakan larutan • I 0 mg per ml. • Larutan baku; P adalah potensi Oksitetrasiklin BPFI,
dalam µg per mg; W adalah bobot dalam mg,
Perubahan: oksitetrasiklin hidroklorida dalam larutan uji; ru dan
Identifikasi
rs berturut-turut adalah respons puncak oksitetrasiklin
A Spektrum serapan ultraviolet larutan
dari Larutan uji dan Larutan baku. •
•20 µg per ml • dalam asam klorida 0, 1 N
menunjukkan maksimum dan minimwn pada panjang Tambahan monografi:
gelombang yang sama seperti pada Oksitetrasiklin ·oxYTETRACYCLINUM PRO INJECTIONE
BPFJ; daya serap dihitung terhadap zat yang telah Oksitetrasiklin untuk Injeksi
dikeringkan, pada panjang gelombang serapan
maksimum lebih kurang 353 nm adalah antara 88,2%1 Oksiterasikl in untuk Injeksi mengandung
dan 96,8% dari Oksitetrasiklin BPFJ, potensi Baku oksitetrasiklin hidroklorida setara dengan tidak kurang
pembanding dip er hitungkan. dari 90,0% dan tidak lebih dari 115,0 1% oksitetrasiklin,
C22H24N20 9 dari jumlah yang tcrtera pada etiket.
Tambahan persyaratan:
•Sifat ha blur <1091 > Memenuhi syarat. • Baku pembanding Oksitetrasiklin BPFJ; tidak boleh
dikcringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
Tambahan persyaratan: terlindung dari cahaya, di tempat dingin. Endotoksin
•Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2% BPFJ; [Catalan Bers~fat pirogenik, penanganan vial
lakukan pengeringan dalam botol berswnbat kapiler dan isinya harus hati-hati untuk menghindari
dalam hampa udara pada tekanan tidak lebih dari kontaminasi}. Rekonstitusikan seluruh isi, gunakan
5 mmHg pada suhu 60°, selama 3 jam mcnggunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang belum
100 mg zat yang ditimbang saksama. • dibuka dan larutan, dalarn lemari pendingin.
pH <1071> Antara 1,8 dan 2,8; lakukan penetapan mg; r u dan rs berturut-turut adalah respons puncak
menggunakan larutan yang mengandung 25 mg per oksitetrasiklin dari Larutan uji dan larutan baku.
ml.
Wadah dan penyimpanan Dalam Wadah untuk
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 3,0%; padatan steril seperti yang tertera pada Injectiones,
lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler terlindung dari cahaya.•
dalam hampa udara pada tekanan tidak lcbih dari
5 mmHg pada suhu 60° selama 3 jam, menggunakan
l 00 mg zat yang ditimbang saksama.
Tambahan monografi:
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat scperti •oxYTOCINUM
yang tertera pada lnjeksi Volume Kecil. Oksitosin
Aktivitas vasopresor (Untuk produk yang berasal Cemaran umum Jumlah rcspons cemaran dalam
dari hewan). Aktivitas vasoprcsor larutan i~ji tidak kromatogram Larutan uji yang diperoleh dari
lebih dari 0, l unit Vasopresin FI per ml. Penetapan kadar tidak lebih dari 5% luas puncak
Fase gerak Larutkan 6,6 g amonium fo.~fat dibasa oksitosin.
P dalam 1ebih kurang 950 ml air, atur pH hingga 3,0
penambahan asam fo.~fat P. Encerkan dengan Penetapan kadar Lakukan pcnctapan cara
air hingga 1 L, campur. Pada 870 ml lamtan ini Kromatograji cair kinerja tinggi scperti yang tertera
tambahkan 130 ml asetunitril campur. Saring dalam pada Kromatografi <931>.
hampa udara melalui membran nilon dengan porositas Fase gerak A Buat larutan dapar dari natrium
0,45 µm. [Catalan Waktu retensi puncak vasopresin fi:J.~/at monohasa 0, IM.
sangat sensitif terhadap peruhahan kecil kadar Fase gerak B Buat campuran asetonitri/ P-air
asetonitril dalam Fase gerakj. (1: I), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
f-'e11.eenc£?r Larutkan 5,0 g klorohutanol P dalam pcnycsuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
5,0 ml asam asetat glasial P, tambahkan 5,0 g etanol pada Kromatogrqfi <931 >.
P, 1, l g natrium asetat P dan 1000 ml air, campur. Pengencer Larutkan 5,0 g klorohutanol P dalarn
Lanttan baku Larutkan isi dari 1 vial Vasopresin 5,0 ml asam asetat glasial P, tambahkan 5,0 ml etanol
BPF! dalam sejumlah volume Pengencer hingga P, 1, 1 g natrium asetat P dan l 000 ml air, carnpur.
diperoleh larutan dcngan kadar lebih kurang 0, l unit per Larutan baku Larutkan seluruh isi vial Oksitosin
ml V asopresin FL BPFI dengan volume tertcntu Pengencer. [Catatan
Larutan uji Timbang saksama zat uji yang Jika perlu larutan dapat diencerkan sampai rentang
mengandung lcbih kurang l 0 mg vasoprcsin, kadar yang diperlukan untuk pengujian}.
masukkan kc dalam labu tentukur I OO~ml. Larutkan Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat uji,
dalam asam asetat glasial 0,25%. encerkan dcngan lamtkan dalam Pengencer hingga diperoleh larutan
pelamt yang sama sampai tanda. Pipet 5,0 ml larutan dengan kadar lebih kurang I 0 Unit Oksitosin FI per
kc dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dcngan asam ml.
asetat glasial 0,25% sampai tanda. Sistem kromatograji Lakukan scperti yang tertera
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tertera pada Krornatograji<931 >. Kromatograf cair tinggi dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom
kinerja tinggi dilcngkapi dengan detektor 220 nm 4,6 mm x 12,0 cm bcrisi bahan pengisi LI dengan
dan kolom 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pcngisi LI. ukuran partikel 5 µm, atur program untuk
Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Kolom mendapatkan variasi campuran Fase gerak Adan Fase
dibiarkan untuk mencapai kcscimbangan selama 1 jam gerak B. Pertahankan kolom pada suhu ruang, laju alir
scbelum penyuntikan pertama. Lakukan penyesuaian lebih kurang 1,5 ml per menit. Sistem diseimbangkan
menurut Kesesuaian sistem scperti yang tertera pada dcngan campuran 70% Fase gerak A dan 30% Fase
Kromatografi <93 l> sebagai berikut: suntikkan 20 ~tl gerak B. Setiap kali setelah penyuntikan Larutan haku
Larutan baku ke dalam kromatograf cair yang telah dan Larutan uji, komposisi dari Fase gerak berubah
disetimbangkan, biarkan sclama 60 menit hingga sccara linier sehingga dalam 20 menit dipcrolch
eluasi sempuma, rckam kromatogram seperti tertera campuran 50% Fase gerak A dan 50% Fase gerak B.
pada Prosedur: waktu rctcnsi puncak vasopresin Lakukan kromatografi tcrhadap lanttan baku, rekam
antara 6-9 menit dan terpisah dari puncak-puncak kromatogram dan ukur rcspons puncak seperti yang
yang berdekatan. Resolusi, R, antara vasopresin dan tertera pada Prosedur: atur laju alir atau komposisi
puncak terdekat tidak kurang dari 1,5 dan simpangan .Fase gerak schingga waktu retensi oksitosin lebih
baku relatif pada pcnyuntikan ulang tidak lebih dari kurang 10 menit dan klorobutanol antara 15 dan 17
2,0%. menit, Resolusi, R, antara oksitosin dan puncak
Prosedur Suntikkan sccara terpisah sejumlah terdekat tidak kurang dari 1,5 dan simpangan baku
volume sama (lebih kurang 20µ1) larutan baku dan relatif pada pcnyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%
larutan uji ke dalam kromatograt: rekam untuk oksitosin.
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung Prosedur Suntikkan sccara tcrpisah masing-
potcnsi vasopresin dalam Unit Vasoprcsin Fl per mg, masing 3 kali sejumlah volume sama (lebih kurang
dengan mmus: 100 µI) Larutan uji dan Larutan baku ke dalam
kromatograf, rckam kromatogram seperti tertera pada
Sistem kromatogrc~fi. Idcntifikasi puncak-puncak yang
ada dan tentukan luas puncak oksitosin. Hitung
potcnsi oksitosin, C 43 H 66N 120 12 S2, dalam unit
Oksitosin FI per mg, dengan mmus:
C adalah kadar dalam Unit Vasopresin Fl per ml
Larutan baku; ru dan rs berturut-turut adalah respons
puncak Larutan uji dan larutan baku; V adalah
volume Larutan W adalah jumlah dalam mg
vasopresin yang terlarut dalam Larutan uji.
1472 Oxytocini Injectio I Monograji
C adalah kadar dalam tmit Oksitosin FI per ml hingga 5 ml, sebanyak 1 ml per kg berat badan. Pada
Larutan baku; ru dan rs berturut-turut adalah nilai hari penetapan, bius tikus dengan anestesi uap yang
rata-rata dari rcspons ptmcak larutan uji dan larutan dapat mempertahankan tekanan darah yang tetap.
baku; Vadalah volume larutan uji; W adalah jumlah Letakkan hewan dengan baik, pasang kanula pada
dalam mg oksitosin yang terlarut dalam larutan uji. trachea untuk pernafasan buatan. Atur untuk dapat
merekarn tckanan darah pada arteri karotid. Siapkan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tcrtutup untuk penyuntikan intravena melalui kanula yang
rapat, sebaiknya dari kaca Tipe I, dalam lemari sesuai dengan diameter luar lebih kurang 1 mm yang
pendingin. • dimasukkan ke dalam vena femolar atau jugular. Jaga
kehangatan hcwan selama penetapan dan pengujian .
. Penetapan kepekaan hewan uji Tctapkan dengan
dosis tertentu larutan baku yang bila disuntikkan
OXYTOCINI INJECTIO
intravena dengan interval 12 menit sampai 15 menit
lnjeksi 0 ksitosin
akan menyebabkan kenaikan tekanan darah yang
konsisten antara 20 mmHg dan 70 mmHg. Dari
Perubahan:
Injeksi Oksitosin adalah larutan steril dalam pelarut pengamatan ini tentukan 2 dosis Larutan baku dengan
yang sesuai. •• Tiap ml injeksi oksitosin memptmyai perhmdingan 2 dan 3, dinyatakan scbagai S1 dan S2 •
akti vitas oksitosik tidak kurang dari •90,0% • dan sesudah melalui percobaan tetapkan dua dosis
tidak lebih dari • 110,0% • dari jumlah unit Oksitosin larutan 14i (U 1 dan U2) dengan perbandingan
FI yang tertera pada etiket. aktivitas yang sama dengan dosis untuk Larutan
baku. Jika perlu ubah perbandingan antara antar dua
dosis selama penetap::m, tetapi pertahankan
Baku pembanding •Oksitosin BPFI; simpan pada
perbandingan yang sama untuk kedua larutan dalam
suhu 0° atau dibawah 0°. Rekonstitusikan seluruh isi satu set, dan pertahankan potensi yang diperkirakan,
satu vi al dalam air, pindahkan secara kuantitati f R selama penetapan dan buat set yang lengkap
dengan air ke dalam labu tentukur 5-ml, encerkan secukupnya sehingga tidak kurang dari dua set untuk
dengan air sampai tanda. Untuk uji Kesesuaian sistem
tiap perbandingan.
tambahkan klorobutanol P pada sebagian larutan
Prosedur Lakukan uji pendahuluan menggunakan
akhir. Endotok<iin BPFI; [Catalan Bers(fat pirogenik.
tiga dosis enceran Larutan baku yang bila
penanganan vial dan isinya harus hati-hati untuk
disuntikkan intravena dengan interval 12 menit
menghindari kontaminasij. Rekonstitusi seluruh isi,
sampai 15 mcnit akan menyebabkan kenaikan
gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial
tekanan darah yang tetap antara 20 mmHg. Ulangi
yang bclum dibuka dan larutan, dalam lemari
penyuntikan dosis tengah: pcrbedaan respons
pendingin. • penyuntikan kedua dan pertama tidak lebih dari 10%.
Suntikkan secara intravena satu seri dari lima dosis
Tambahan persyaratan: dengan volume yang sama, yang terdiri dari tiga
•Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 35,7 dosis tengah larutan baku dan 2 dosis larutan uji
unit Endotoksin FI per unit oksitoksin.• secara bergantian. Ukur perubahan tekanan darah
masing-masing dari 5 dosis. Hitung perbedaan antar
Perubahan: rata-rata respons dosis Larntan haku sebelum dan
pH <1071> Antara • 3,0 dan 5,o.• sesudahnya. Perbedaan respons presor rata-rata
larittan uji tidak lcbih besar dari respons enceran
Hilangkan persyaratan: larutan baku ..
•Aktivitas presor
larutan baku Buat larutan persediaan sepcrti Perubahan:
yang tertera pada Larutan baku dalam Penetapan • Penetapan kadar Lakukan seperti yang tcrtera
potensi. Pada hari pengujian, encerkan larutan pada Penetapan kadar dalam Oksitosin, kecuali pada
persediaan dengan larutan natrium klorida 0,9% Larutan uji menggtmakan injeksi yang tidak
hingga potensi aktivitas presor 0, 1 unit per ml diencerkan dan biarkan selama tidak kurang dari 25
Pi tuitari Posterior FI. menit antar penyuntikan. Hitung potensi oksitosin,
Larutan uji Encerkan sejumlah volume injeksi C43H6nN 12012S2, dalam unit Oksitosin FI per ml,
dengan larutan natrium klorida 0.9'% hingga potensi dengan rumus:
akti vita.;; presor tidak lebih dari 0,01 unit Pituitari
Posterior FI tiap unit aktivitas oksitosik.
Hewan uji Lebih kurang 18 jam sebelum penetapan
c(ru J.
rs
pilih scekor tikus jantan dengan berat antara 275 g
dan 325 g. Suntikkan secara subkutan larutan yang C adalah kadar dalam unit Oksitosin FI per ml
dibuat dengan melarutkan 50 mg fenok"ihenzamina
larutan baku; ru dan rs berturut-turut adalah nilai
hidroklorida P dalam 0,1 ml etanol P yang
rata-rata dari respons puncak larutan uji dan Larutan
diasamkan dengan l tetes arnm klorida P dan
diencerkan dengan larutan natrium klorida 0, 9% baku.•
Monografi I Perphenazini Compressi 1473
Tambahan numograji:
•PERPHEN AZINI COMPRES SI Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Tablet Perfenazin Perfenazin BPF!, larutkan dalam la1Utan asam-etanol
hingga kadar lebih kurang 160 µg per ml
Tablet Perfenazin mengandung perfonazin, Larutan uji Timbang dan serrukkan tidak kurang
C21H26CIN30S, tidak kurang dari 90,0% dan tidak dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
lebih dari 110,0% darijumlah yang tertera pada etiket. tablet setara dengan lebih kurang 4 mg perfenazin,
niasukkan ke dalam labu Erlenmeyer bersumbat kaca,
Baku pembanding Per:fenazin BPFI; lakukan tambahkan 25 ml Larutan asam-etanol, kocok selama
pengeringan dalam hampa udara pada suhu 65° 30 menit menggunakan pengocok mekanik, dan
selama 3 jam sebelum digunakan. Simpan dalam sentrifus. Gunakan beningan sebagai larutan i{ji.
wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya. Prosedur Campur masing-masing 10,0 ml
larutan uji dan larutan baku dengan 15,0 ml Larutan
f Catatan Selama melakukan pmsedur berikut m1, paladium klorida, saring jika perru. Ukur sernpan
lindungi zat uji. Baku pembanding dan lamtan yang kcdua larutan ini pada gelombang serapan maksimum
mengandung bahan tersebut dengan melakukan le bih kurang 480 nm menggunakan spektro fotomcter
prosedur tang.sung tanpa penundaan, dibawah cahaya yang sesuai dengan pcreaksi sebagai blangko. Hitung
redup a tau me nggunakan kaca a/...tinik rendah}. jumlah dalam mg, perfonazin, (C21H26CIN30S), dalam
serbuk tablet yang digunakan dengan rumus:
ldentifikasi Kocok scjumlah serbukhalus tablet yang
setara dengan lebih kurang 5 mg perfcnazin dengan
lebih kurang 10 ml kloroform P, uapkan filtrat
di atas tangas uap hingga hampir kering dan larutkan
o,02sc(Au J
As
rcsidu dalam 5 ml metanol P: larutan mcnunjukkan
reaksi perfcnazin pada uji ldentifikasi pada lnjeksi
Pe1.fenazin. C adalah kadar Peifenazin BPFJ dalam µg per ml
Larutan haku; A udanAs rerturut-turut adalah serapan
Disolusi 1231 Lnrutan uji dan Larutan baku.
Media diwlusi: 900 ml asam klorida 0,1 N
A lat tipe 2: 50 rpm. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Wah.tu: 45 me nit. mpat, tidak tembus cahaya.•
Prosedur Lakukan penetapan ju mlah
C21H2<JClN3QS yang terlarut dcngan mengukur
serapan filtrat Lnrutan i1ii, jika pcrlu cncerkan dengan
Media disolusi, dan serapan Larutan baku Pe~fenazin PETHIDINI HYDROCHLORIDUM
BPFI dalam media yang sama pada panjang Petidin Hidroklorida
gelombang serapan maksimum lebih kurang 257 nm Meperidin Hidroklorida
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus 1arut tidak
kurang dari 75% (Q) C21 H20ClN30S, dari jumlah yang Peruhahan:
tertera pada etiket. Etil-l-meti/-4-.fenil isonipekotat hidroklorida •4-asam
piperidinkarboki;i/at, l-metil-4--:fenil-etil e.\ter, hidroklorida;
Keseragaman sediaan <911 > Memenuhi syarat.
[50-13-5].
Penetapan kadar BM •283,79•
lamtan asam-etanol Masukkan lO ml asam klon"da
P ke dalam labu tertukur 1000-ml yang berisi 500 ml Perubahan:
etanol P dan 300 ml air. Encerkan dengan air sampai Petidin Hidrok lorida meng;:mdung tidak kurang dari
tanda. 98,0% dan tidak lebih dari • 102,0%., C 15H 21 N02.
Larutan paladium klorida Masukkan I 00 mg HCL d ihitung terhadap zat yctng telah dikcringkan.
paiadium klorida P dalam labu tentukur 100-ml,
larutkan dalam campuran 1 ml asam kiorida P dan 50 Perubahan:
ml air, panaskan di atas tangas uap. Dinginkan, Baku pembanding Petidin Hidroklorida BPF!;
encerkan dengan air sampai tanda. Simpan dalam lakukan pengeringan dalam harnpa udara dengan
botol coklat dan gunakan dalam waktu 30 hari. Pada tekanan antara 20 sarnpai 40 mmHg pada suhu 80°
saat akan digunakan, masukkan 50 ml larutan ke selama 4 jam sebelum digunakan. •Simpan dalam
dalam labu tentukur 500-mL tambahkan 4 ml asam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya •
klorida P dan 4,1 g natrium asetat anhidrat P,
encerkan dengan air sampai tanda.
14 7 4 Pethidini Hydrochloridi lnjectio I Monograji
Larutan uji Ukur saksama scjumlah volume Toleransi dalam waktu 30 menit hams larut tidak
injeksi, yang setara dengan lebih kurang 300 mg kurang dari 70% (Q) C 19H 20N 20 2 dari jumlah yang
petidin hidroklorida, masukkan ke dalam labu tcntukur tertera pada etiket.
100-ml, encerkan dcngan air sampai tanda. Pipet 1 ml
larutan ke dalam labu tentukur 25-ml, encerkan Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
dengan F ase gerak sampai tanda. Prosedur untuk Keseragaman kandungan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Masukkan 1 tablet ke dalam labu tentukur l 00-ml,
volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan tambahkan 60 ml metanol P, kocok secara mekanik
Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam lebih kurang 20 menit atau sampai tablet hancur
kromatogram dan ukur respons puncak utama. sempurna. Encerkan dengan metanol P sampai tanda,
Hitung jumlah dalam mg, petidin hidroklorida, saring, buang 10 ml filtrat pertama. Encerkan
C 15 H21 N02.HC1, dalam injeksi yang digunakan sejumlah volume filtrat yang tclah diukur secara
dengan rumus: saksama dengan larutan natrium hidroksida (1 dalam
2500) hingga diperoleh larutan dengan kadar lebih
2sooc{ ~ J kurang 10 ~tg per ml. Buat larutan Fenilbutason BPFI
dalam metanol P dengan kadar lebih kurang 1 mg per
ml. Encerkan secara kuantitatif larutan dengan larutan
C adalah kadar Petidin Hidroklorida BPFI dalam mg natrium hidroksida P ( 1 dalam 2500) hingga diperoleh
per ml Larutan baku; r u dan rs berturut-turut adalah larutan baku dengan kadar lebih kurang I 0 µg per ml.
respons puncak petidin dari Larutan uji dan Larutan
Ukur secara berurutan serapan larutan uji dan larutan
baku pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
baku.• kurang 264 nm, gunakan larutan natrium hidroksida P
(I dalam 2500) sebagai blangko. Hitung jumlah dalam
mg fenilbutason, C 19H20N 20 2, dalam tablet yang
digunakan dengan rumus:
Tambahan monograji:
(~)(~~ J
•PHENYLBUTAZONI COMPRESSI
Tablet Fenilbutason
ldentifikasi Masukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
sejumlah serbuk tablet, setara dengan lebih kurang Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
500 mg fenilbutason, tambahkan 100 m] heksan P, pada Kromatografi <931 >.
dan refluks campuran selama 15 menit. Saring Dapar as etat, F ase gerak, larutan baku internal,
campuran dalam kcadaan panas, dan biarkan filtrat Larutan baku dan Sistem kromatografi Lakukan
sampai dingin. Pisahkan hablur yang terbentuk seperti yang tertera pada Penetapan kadar dalam
mc1alui penyaringan, kcringkan dalam hampa udara F enilhutason.
pada 80° sclama 30 menit: fenilbutason yang Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
diperoleh menunjukkan reaksi ldenNfikasi A seperti dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk,
yang tertera pada F enilbutason. sctara lebih kurang 500 mg fenilbutason, masukkan
ke dalam Jabu tentukur 250-ml. Pipet 50 ml air kc
Disolusi < 1231 > dalam labu tentukur tersebut, kocok sccara mekanik
Media disolusi: 900 ml cairan usus buatan LP selama 15 menit, tambahkan lebih kurang 120 ml
(tanpa enzim). asetonitril P dan sonikasi hingga bagian yang tidak
A/at tipe I: I 00 rpm. larut terdispersi menjadi partikcl halus. Kocok secara
Waktu: 30 menit. mekanik selama 20 mcnit, encerkan dengan asetonitril
Prosedur Lakukan penetapan jumlah Ci 9 H 20N 202 P sampai tanda dan sentrifuga. Pipet 7 ml larutan ke
yang terlarut dengan mengukur serapan filtrat larutan dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan 10,0 ml
uji, jika perlu encerkan dengan Media disolusi, dan Larutan haku internal, encerkan dengan asetonitril P
serapan larutan baku Fenilbutason BPFI dalam media sampai tanda. Saring melalui penyaring mcmbran
yang sama pada panjang gclombang serapan dengan porositas 0,5 µm, buang bcbcrapa ml filtrat
maksimum lcbih kurang 264 nm. pertama. f Catatan Gunakan larutan ini dalam waktu
8 jam dari pembuatannyaj.
14 76 Phenytoinum I Monogrqfi
1000{~ J
terhadap larutan haku, rekam respons puncak seperti
yang tertera pada Prosedur: efisiensi kolom yang
ditentukan dari puncak analit tidak kurang dari 500
lempcng teoritis, faktor ikutan tidak lebih dari 1,5 dan
C adalah kadar Fenitoin BPFJ dalam mg per ml simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
Larntan baku; ru dan rs berturut-turut adalah respons lebih dari 2,0%.
puncak fenitoin dalam Larutan uji dan Larutan baku .• Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 25 µl) Larntan baA"lt dan
Larutan uj i pada kromatograJ: rekam kromatogram
dan ukur respons puncak utama. Hitung jumlah dalam
PIROXICAMUM mg, piroksikam, C1sHuN304S, dalam zat uji yang
Piroksikam digunakan dengan rumus:
Perubahan
Baku pembanding Piroksikam BPFI; tidak boleh
1000{~ J
dikeringkan sebelum digunakan. •Simpan dalam
C adalah kadar Piroksikam BPF! dalam mg per ml
wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya .•
Larutan baku; ru dan rs berturut-turut adalah respons
puncak yang dihasilkan dari Larutan '1ii dan larntan
ldentifikasi
baku.
A. Spektrum serapan in:framerah zat yang
didispersikan dalam minyak mineral P mcnunjukkan
14 78 Piroxicami Capsulae I Monogr0;fi
1000{~ J
dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah
tertutup rapat, tidak tembus cahaya.
ldentifikasi Larutkan sebagian isi kapsul dalam
campuran kloroform P-metanol P (1: 1) untuk
C adalah kadar Pirokvikam BPFI dalam mg per ml
memperoleh larutan dengan kadar lebih kurang I mg
larutan baku; ru dan rs berturut-turut adalah respons
per ml. Aduk dengan menggunakan pengaduk
puncak yang dihasilkan dari Larutan uji dan Larutan
mekanik selama 10 menit, saring: filtrat yang
baku.
diperoleh memenuhi Jdent~fikasi C seperti yang tertera
pada Pirokvikam.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
Disolusi < 1231 > rapat, tidak tembus cahaya. •
Media disolusi: 900 ml cairan lambung buatan
LP (tanpa enzim).
Alat tipe 1: 50 rpm. .Tambahan monografi:
Waktu: 45 menit. PIROXICAMI COMPRESSI
Prosedur Lakukan penetapan jumlah Tablet Piroksikam
C 15 HnN3 0 4 S yang terlarut dengan mengukur serapan
filtrat larutan uji, jika perlu cncerkan dengan Media Tablet Piroksikam mengandung piroksikam,
disolusi dan serapan larutan baku Piroksikam BPFI C 15 HuN 30 4S, tidak kurang dari 90,0% dan tidak ]ebih
dalam media yang sama pada panjang gelombang dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
serapan maksimum lebih k:urang 333 nm. [Catatan
Gunakan penyaring yang tidak menyerap piroksikam. Baku pembanding Piroksikam BPFI; tidak boleh
Untuk membuat larutan · baku, timbang saksama dikeringkan sebclum digunakan. Simpan dalam wadah
sejumlah Piroksikam BPFI larutkan dalam metanol P tertutup rapat dan terlindung dari cahaya.
agar diperoleh larutan persediaan dengan kadar lebih
kurang 0,5 mg per ml sebelum dilakukan pengenceran ldentifikasi
dengan media disolusi}. A. Kocok sejumlah serbuk tablet setara dengan
Toleransi Dalam waktu 45 menit hams larut tidak lebih kurang 40 mg piroksikam dengan 10 ml
kurang dari 75% (Q) C 15 H 13 N 30 4 S, dari jumlah yang kloroform P, saring, uapkan sampai kering. Spektrum
tcrtera pada etiket. serapan inframerah rcsidu yang didispersikan dalam
minyak mineral P menunjukkan maksimum hanya
Keseragaman sediaan <91 l > Memenuhi syarat. pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
Piroksikam BPFL
Air < 1031 > Metode I Tidak lebih dari 8,0%. B. Spektrum serapan ultraviolet residu 10 µglml
dalam asam klorida P dalam metanol P (1 dalam 1200
Penetapan kadar menunjukkan maksimum hanya pada panjang
Lakukan penetapan dengan cara Kromatograji cair gelombang 243 nm dan 334 nm).
kinerja tinggi seperti yang tertcra pada Kromatografi
<931> Disolusi
Dapar, Fase gerak, Larutan baku dan Sistem Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,()J N.
kromatogrqfi Buat seperti yang tertera pada Alat tipe 2: 75 rpm.
Penetapan kadar dalam Piroksikam. Waktu: 40 menit.
Larutan uji Keluarkan isi tidak kurang dari 20 Prosedur Lakukan penetapan jumlah,
kapsul, timbang dan tentukan bobot rata-rata isi C 15 H 13 N 30 4 S yang terlarut dengan mengukur serapan
kapsul. Timbang saksama sejumlah isi kapsul yang filtrat larutan uji yang dicncerkan dcngan Media
telah dicampur, setara dengan lebih kurang 50 mg
disolusi hingga kadar piroksikam lebih kurang 6 µg
piroksikam, masukkan ke dalam labu tentukur 100-mL
per ml dan scrapan larutan baku Piroksikam BPFI
Tambahkan lebih kurang 70 ml asam klorida-metanol pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
0. 01 N, aduk mcnggunakan pengaduk mekanik selama kurang 334 nm menggunakan Media disolusi sebagai
30 menit. Encerkan dengan asam klorida-metanol 0,01
pembanding.
N sampai tanda. Sentrifus larutan untuk memperoleh
Monografi I Prednisoloni Compressi 1479
Toleransi Dalam waktu 40 menit harus larut volume 2 sampai 3 ml. Tambahkan hcksan sampa1
tidak kurang dari 70% (Q) C15H13N304S dart jumlah larutan menjadi keruh, dinginkan hingga terjadi
yang tertera pada etiket. hablur, kumpulkan hablur dan keringkan pada 60°
selama 1 jam; hablur yang diperoleh menunjukkan
Penetapan kadar reaksi Identijlkasi A pada Prednisolon.
Larzrtan baku Timbang saksama sejwnlah
Piroksikam BPFI ke dalam labu tentukur yang sesuai, Disolusi <1231>
larutkan dan encerkan dengan as am klorida-metanol 0, 1 Media disolusi: 900 ml air.
N hingga diperoleh Iarutan dengan kadar mendckati A/at tipe 2: 50 rpm.
Larutan uji. Waktu: 30 menit.
Larutan uji Timbang dan serbukkan 20 tablet. Prosedur Lakukan penetapan jumlah C 21 H28 0 5
Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara yang terlarut, dengan mengukur serapan filtrat
dengan lebih kurang 10 mg piroksikam, masukkan ke Larutan tlji, jika perlu encerkan dengan Media
dalam labu tcntukur 100-ml, Encerkan dengan asam disolusi dan serapan larutan baku Prednisolon BPFI
klorida-metanol 0.1 N sampai tanda, saring. Buang yang diketahui kadamya pada panjang gelombang
filtrat pertama, pipet 5 ml filtrat ke dalam labu scrapan maksimum lebih kurang 246 nm. Jumlah
tcntukur 100-ml, encerkan dengan asam klorida- alkohol yang digunakan tidak lebih dari 5% volwne
metanol 0, I N sampai tanda. total untuk melarutkan baku pembanding sebelum
Prosedur Ukur serapan Larutan baku dan Larntan dicncerkan dengan air.
uji pada panjang gelombang lebih kurang 334 nm Toleransi Dalam waktu 30 menitharus larut tidak
menggunakan asam klorida-metanol 0,1 N sebagai kurang dari 70% (Q) C21H2s05 dari jumlah yang
blangko. Hitung jumlah dalam mg, piroksikam, tertera pada etiket.
C15H uN304S, dalam serbuk tablet yang digunakan
dengan rumus: Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Prosedur keseragaman kandungan Lakukan
2oooc(Au J penetapan dengan cara Kromatograji cair ki.nefja
tinggi seperti yang tertera pada Kromatogrqfi <931>.
As
Fase gerak, Larutan baku internal, Larutan haAu
C adalah kadar dalam mg per ml Piroksikam BPFI dan Sistem kromatograji Lakukan seperti yang tertera
dalam Larutan baku, Au dan As berturut-turut adalah pada Penetapan kadardalam Prednisolon.
serapan Larntan uji dan Larntan baku. larutan uji Masukkan 1 tablet dalam wadah yang
sesuai, tambahkan 0,5 ml air, dan biarkan hingga
Wadah dan Penyimpanan Dalam wadah tertutup hancur (lebih kurang 30 mcnit). Kocok perlahan
baik, tidak tembus cahaya. • hingga tablet hancur sempurna. Tambahkan 2,0 ml
Larutan baku internal untuk tiap mg kadar tablet
yang tertera pada etiket dan sonikasi selama 10 menit.
Encerkan dengan scjumlah air jenuh k:loroform, lebih
Tambahan mmwgrafi: kurang cmpat kali volume Larutan baku internal
•PREDNISOLONI COMPRESS! yang ditambahkan. Tambahkan bcbcrapa butiran
Tablet Prednisolon tutup wadah dan kocok kuat selama lebih kurang 30
mcnit. Sentrifus atau biarkan hingga dipcroleh larutan
Tablet Prednisolon mengandung prednisolon, jemih.
C21H2805, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari Prosedur Lakukan menurut Prosedur yang
l 10,0% dari jumlah yang tertera pada etikct. tertera pada Penetapan kadar dalam Prednisolon.
Hitung jumlah dalam mg prednisolon, C21H2s05,
Baku pembanding Prednisolon BPFI: lakukan dalam tablet yang digunakan dengan rumus:
pengeringan dalam hampa udara pada suhu l 05°
selama 3 jam sebelum dibrunakan. Simpan dalam
wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
Kromatografi cair kinetja tinggi seperti yang tcrtera pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
pada Kromatografi <931>. tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
Fase gerak, Larutan haku internal dan Sistem 3,9 mm x 30 cm berisi bahan pengisi LI. Laju alir
kromatogrqfi Lakukan seperti yang tertera pada lebih kurang 2 ml per menit. 1.akukan kromatografi
Penetapan kadar dalam Prednisolon. terhadap larutan baku, dengan penyuntikan ulang
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dan rekam respons puncak seperti yang tertera pada
dari 10 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk Prosedur: simpangan baku rclatif pada penyuntikan
tablet yang setara dengan lebih kurang 10 mg ulang tidak lcbih dari 3 ,0%1.
prednisolon, masukkan ke dalam labu tentukur 100- Prosedur Suntikkan sccara terpisah sejumlah
ml. Tambahkan 20,0 ml Larutan haku internal dan volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan uji dan
sonikasi selama 10 menit. Encerkan dengan air jenuh larutan baku Primakuin Fosj(it BPFI yang diketahui
kloroform sampai tanda, dan kocok selama 30 mcnit. kadamya. Ukur rcspons puncak utama, hi tung jumlah
Sentrifos campuran dan &1Wlakan bcningan. C1sH21N30.2H3P04 yang terlarut.
Prosedur Lakukan menurut Prosedur sepcrti yang Toleransi Dalam waktu 60 menit harus larut tidak
tertera pada Penetapan kadar dalam Prednisolon. kurang dari •80%• (Q) C1sH21N30.2H3P04 dari
Hitung jumlah dalam mg, prednisolon, C21H2sOs, jumlah yang tertera pada ctikct.
dalam serbuk tablet yang digunakan dengan rumus:
o,ic(Ru. J
\ ~fl:; • Tambahan monografi:
PROCAINI HYDROCHLORIDl INJECTIO
C adalah kadar Prednisolon B PF/ dalam mg per ml Injeksi Prokain IIldroklorida
larutan haku; Ru dan Rs berturut-turut adalah
perbandingan respons puncak prednisolon dan baku Injeksi Prokain Hidroklorida adalah larutan steril
internal larutan "!ii dan Larutan baku. prokain hidroklorida dalam air untuk injeksi
mengandung tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup dari 105,0% C 13 H 20 N2 0 2 dari jumlah yang tertera pada
etiket.
baik .•
(~)( ~~ J
ekstraksi scbanyak 6 kali, tiap kali dengan 40 ml
klorofonn P. Cuci ckstrak kJoroform dengan 25 ml
asam klorida encer P ( 1 dalam 9). Cuci larutan asam
dengan 25 ml kloro.fonn P dan tambahkan bilasan
W adalah bobot Prokain Hidroklorida BPFI dalam tcrsebut ke da1am kumpulan ckstrak kloroform.
mg yang digunakan; V adalah volume injeksi dalam Uapkan ckstrak kloroform di atas tangas uap dengan
ml yang di!,111nakan; Au dan berturut-turut adalah
bantuan aliran udara, hingga vo lumc antara 5- l 0 ml.
serapan dari Larutan ttii dan Larutan baku.
Kemudian uapkan menggunakan aliran udara hingga
kcring. Larutkan rcsidu dengan asam su!fat encer P (l
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis dalam 100) hangat dan masukkan kedalam la bu
tunggal atau dosi.;; ganda, sebaiknya dari kaca tipe I tcntukur 500-ml dengan bantuan penambahan asam.
atau tipe II. Injeksi dikemas dalam wadah dosis ganda Dinginkan, tambahkan asam su(fat encer P (I dalam
100 ml.. 100) sampai tanda dan saring, buang setengah filtrat
pertama. Timbang saksama sejumlah Prometazin
Hidroklorida BPFI, larutkan dalam asam su(/at encer
P ( 1 dalam 100) dan encerkan bcrtahap dengan asam
Tambahan monografi: encer P hingga kadar lebih kurang 50 µg per mi Ukur
•PROMETHAZINI HYDROCH LORIDI serapan kedua larutan da lam kuvet I -cm pada panjang
SOLUTIO ORALIS g~m~~~ra~n~ks~uml~hkura~2~n~
Larutan Oral Prometazin Hidroklorida menggunakan as·am suUat encer P (I dalam 100)
sebagai blangko. Hitung jumlah dalam mg,
prometazin hidroklorida, C 17 H 20 N2 S.HCI, dalam tiap
Larutan Oral Promctazin Hidroklorida mengandung ml Iarutan ora] yang digWlakan, dengan rumus :
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lcbih dari 110,0%
C 17H2liN 2S.HCI darijumlah yang tertera pada ctiket.
•ditempat sejuk • Tidak bolch dikeringkan sebelum Larutan resolusi dan ada bercak pada kromatogram
digunakan. Endotoksin BPF! [Catalan Bers{fi.1t Larutan baku encer E. Bcrcak lain selain bercak
pirogenik, penanganan vial dan isinya harus hati-hati utama yang tcrbesar mempunyai ukuran dan intensitas
untuk menghindari kontaminaslj. Rekonstitusikan tidak lebih besar dari bercak utama Larutan baku
seluruh gunakan larutan dalam waktu 14 hari. (2,0%) dan tidak ada bercak lain yang ukuran dan
Simpan vial yang belum dibuka dan larutan, dalam intensitasnya Jebih dari larutan baku encer A ( 1.0%).
lemari pendingin.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti yang tertera pada
ldentifikasi Injection es.
A. Harga Rf bercak utama yang diperoleh pada
larutan uji dalam uji Kemumian kromatogrqfi scsuai Penetapan kadar Lakukan penetapan dcngan cara
dcngan larutan baku. Kromatogrqfi cair kinerja linggi seperti yang tertera
B. Waktu retensi puncak utama yang diperoleh pada Kromatografi <931
pada kromatogram lanttan uji sesuai dengan larutan Fase gerak, Larutan baku, Larutan kesesuaian
baku yang diperoleh dari Penelapan kadar.
sistem dan Sistem kromatogra.fi Buat seperti yang
tertera pada Penetapan kadar dalam Ranitidin
Endotoksin bakteri <201> Tidak lcbih dari 7,0 unit
Endotoksin FI per mg ranitidin. Hidruklorida.
larutan uji Ukur saksama scjumlah volume
pH <1071> Antara 6,7 dan 7,3. injeksi, encerkan dcngan Fase gerak hingga kadar
ranitidin lcbih kurang 0,1 mg per ml.
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti Prosedur Suntikkan sccara terpisah sejumlah
tertera pada lnjeksi Volume Kecil. volume sama ( lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan
larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
Kemurnian kromatografl Jumlah intensitas seluruh kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
bercak lain selain bercak utama pada La rut an 11j i tidak jumlah dalam mg, ranitidin, C13H22N403S, dalam
lcbih dari 5,0%. Lakukan Kromatografi lapis tipis jumlah injeksi yang digunakan, dengan rumus:
yang tertera pada Kromatografi <931>.
larutan uji Scjumlah volume injeksi yang diukur
saksama, cnccrkan dengan air hingga kadar ranitidin
lcbih kurang 25 mg per ml . [Catalan Sediaan il?ieksi
dengan kadar yang fehih rendah, gunakan tanpa
pengenceran seperti yang tertera pada Prosedur}. 314,40 dan 350,87 berturut-turut adalah bobot
Larulan baku Timbang saksama scjumlah molekul ranitidin dan ranitidin hidroklorida; l adalah
Ranitidin Hidroklorida BPFJ, larutkan dalam air jumlah ranitidin yang tertera pada ctiket, dalam mg
hingga kadar Iebih kurang 560 µg per ml. per ml injcksi; D adalah kadar ranitidin dalam mg per
larutan baku encer Encerkan sejumlah volume ml Larutan Uji bcrdasarkan jumlah yang dinyatakan
Larutan baku yang diukur saksama dengan air hingga
pada etiket dan faktor pengcnceran ; C adalah kadar
kadar berturut-turut lcbih kurang 280 µg per ml
Ranitidin Hidroklorida BPFJ dalam mg per ml
(Larzltan baku encer A), 140 µg per ml (Larutan baku
larutan baku; ru dan rs bcrturut-turut adalah respons
encer B), 84 ~tg per ml (Landan baku encer C), 28 µg
puncak lanttan uji dan larutan haku.
per ml (Larutan baku encer D) dan 14 µg per ml
(Larutan baku encer
larutan resolusi Timbang saksama scjumlah Wadah dan penyimpanan Simpan larutan dalam
Senyawa Sejenis Ranitidin A BPFJ, larutkan dalam dosis tunggal atau dosis ganda dalam wadah gel as tipc
metanol P hingga kadar lebih kurang 1,27 mg per ml. I, terlindung dari cahaya. Simpan dibawah 30° Tidak
Prosedur Totolkan secara tcrpisah masing-masing boleh dibekukan. •
10 µ1 lanttan bak"U, Larutan baku encer A, B, C, D, E
dan sejumlah volume larutan ief i, yang setara dengan
250 µg ranitidin, pada lempeng kromatografi silika gel RESERPINUM
setebal 0,25 mm. Pada lempcng yang sama tapi pada Reserpin
titik penotolan yang lain, totolkan sejumlah volume
yang sama Larutan uji, dan totolkan 10 µl Larutan Perubahan:
resolusi diatas totolan tersebut. Lakukan pcnetapan
Kemurnian kromatografi scperti yang tertera pada C33H40N2~ BM •608,68.
Ranitidin Hidroklorida. Amati lempeng dcngan
memakai uap iodum dan tandai bercak yang tampak. Perubahan:
Bandingkan intensitas bercak lain selain bcrcak utanrn Baku pembanding Reserpin BPFI; lakukan
dari Larutan uji dengan bcrcak utama dari Larutan pengeringan pada suhu 60° selama 3 jam sebclum
baku dan larutan baku encer (A, B, C, D dan E). digunakan. •Sim pan dalam wadah tertutup rapat,
Kesesuaian sistem dipenuhi jika terjadi pemisahan
tcrlindung dari cahaya. •
sempurna antara bcrcak utama Larutan uji dan
Monografi I Reserpini Compressi 1485
Peruhahan:
Perubahan:
Penetapan kadar • Lakukan penetapan dengan cara
ldentifikasi Uapkan lebih kurang 2 ml •Larutan uji,
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertcra
yang diperoleh dari uji untuk Alkaloid lain•, dalam
pada Kromatografi <931 >.
tabung reaksi sampai kcring, tambahkan pada residu 0,5
Fase gerak Buat campuran asetonitril P- larutan
ml asam asetat glasial P, goyang selama 1 sampai 2
amonium klorida P 1% ( 1: 1), saring dan awaudarakan.
menit, tambahkan 1 ml larutan vanilin P dalam asam
Jika pcrlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
klorida P (1 dalam 50): tcrjadi wama merah muda
sistem seperti yang tertera pada Kromatografi <931>
yang kemudian menjadi merah lembayung tua dalam
pH lebih kurang 5,6.
beberapa men it, atau j ika larutan dihangatkan selama 10
Larutan baku Timbang saksama sej umlah
detik hingga 20 detik.
Reserpin BPFI, larutkan dan cncerkan dengan Fase
gerak, hingga dipcrolch kadar lebih kurang 10 µg per
Hilangkan persyaratan:
ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 10 mg •Waktu hancur <1251> Tidak lebih dari 30 menit. •
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml,
larutkan dan cncerkan dengan Fase gerak sampai Tambahan persyaratan:
tanda. Encerkan 1,0 ml larutan dcngan 9,0 ml Fase • Disolusi < 1231 > [Catalan Jangan ganti kertas
gerak dan campur. .rnring dengan penyaring membran; reserpin diserap
Sistem kromatografi Lakukan scpcrti yang oleh membran}.
tertera pada Kromatogra:fl <931>. Kromatograf cair Media disolusi: 500 ml asam asetat 0, 1 N.
kinerja tinggi dilengkapi dcngan dctcktor 268 nm dan Alattipe 1: 100 rpm.
kolom 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pcngisi Ll. Laju Waktu: 45 menit.
alir lcbih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan Larutan asam p-toluen suljonat Larutkan 1 g
kromatografi terhadap Larutan baku, rckam rcspons asam p-toluen su!fonat P dalam 100 ml asam asetat
puncak seperti yang tertera pada Prosedur: efisicnsi glasial P.
kolom dari puncak analit tidak kurang dari 1500 Larutan baku Timbang saksama sej umlah
lempeng teoritis, faktor ikutan puncak analit tidak Reserpin BPFI, larutkan dalam asam asetat glasial P,
lebih dari 1,5 dan simpangan baku relatif pada jika perlu diencerkan sccara kuantitatif dan bertahap
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. dengan asam asetat glasial P hingga kadar lebih
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah kurang 0, 1 µg per ml.
volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan
1486 Reserpini Compressi I Monografi
larutan uji Pipet sejumlah alikot dari filtrat pertama kloroform P yang digunakan untuk elusi zat.
larutan yang mengandung lebih kurang 11 µg reserpin Elusi reserpin dengan 45 ml Jdoro.form P. [Catalan
ke dalam corong pisah 125 ml. Ekstraksi 3 kali, tiap E/u.r;i kolom biasanya memerlukan waktu 4 sampai 8
kali dengan 10 ml kloro.form P, kumpulkan ekstrak menit]. Kumpulkan eluat dalam labu tentuk:ur 50-ml
dalam labu tentuk:ur I 00-ml, encerkan dengan asam yang berisi 14 ml metanol P. Bilas ujung kolom
asetat glasial P sampai tanda. dengan Jdorqform P, tambahkan klorofonn P sampai
Prosedur Pipet 10 ml Larutan baku, I 0 ml tanda.
Larutan uji dan 10 ml asam asetat glasial P sebagai Larutan baku [Catalan Gunakan kaca aktinik
blangko, masukkan masing-masing ke dalam tiga untuk larutan ini]. Timbang saksama 25 mg Reserpin
tabung reaksi 50 ml yang berbeda. Pada masing- BPFJ, larutkan dalam 0,25 ml kloro.form P, campur
masing tabung tambahkan 10 ml larutan asam p- dengan lebih kurang 30 ml metanol P yang
toluen sul.fonat P, tutup, kocok perlahan. Panaskan sebelwnnya telah dihangatkan hingga 50°. Masukkan
dalam tangas uap selama 10 menit, angkat, dinginkan. campuran ke dalam labu tentukur 250-ml dengan
Lakukan penetapan jumlah C33~0N209 yang terlarut penambahan metanol P hangat, dinginkan larutan
dengan mengukur fluoresensi fitrat Larutan uji dan hingga suhu ruang, encerkan dengan metanol P
larutan baku pada panjang gelombang eksitasi 390 sampai tanda. Pada saat akan digunakan, pipet IO ml
nm dan panjang gelombang emisi lebih kurang 480 larutan ke dalam labu tentukur 50-ml tambahkan 36 ml
nm. klorf:?fonn P, encerkan dengan metanol P sampai tanda.
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak Campuran uji Timbang tidak kurang dari 20
kurang dari 75% (Q) C 33 H 40N209 dari jumlah yang tablet, serbukkan dan ayak melalui pengayak 60 mesh.
tertera pada etiket.• Timbang saksama sejumlah serbuk setara dengan
lebih kurang 1 mg reserpin, tetapi tidak lebih dari 1 g
Perubahan: serbuk, masukkan ke dalam gelas piala 150 ml.
Alkaloid lain Campur serbuk dengan lebih kurang 500 mg
Penjerap Gunakan •tanah silika untuk Penjerap, kemudian campur dengan 1 ml dimetil
suljoksida P (fuse diam). Aduk hingga massa basah
kromatografi P• yang telah dicuci dengan asam.
merata dan tidak ada gumpalan, biarkan selama 5
Tabung kromatografi Tabung panjang lebih
menit. Tambahkan 500 mg Penjerap~ aduk hingga
kurang 200 mm, diameter dalam lebih kurang 22 mm
rata. Tambahkan lagi sejumlah Penjerap hingga
dan ujung bawah dekat keluaran disempitkan. Pada
jumlah total yang ditambahkan 2 g, dispersikan secara
bagian tabung yang disempitkan, masukkan sedikit
merata.
kaca wol yang sebelumnya telah dicuci dengan
Larutan uji Masukkan Campuran uji ke dalam
kloro.fonn P dan dikeringkan di udara.
kolom kromatografi melalui corong. Lakukan seperti
Ko/om kromatografi Campur 1 g Penjerap
tertera pada larutan blangko dimulai dari "Bilas gelas
dengan 0,5 ml larutan natrium bikarbonat P (1 dalam
piala dengan lebih kurang 1 g Petiferap."
50) yang dibuat baru dalam gelas piala 100 ml hingga
Prosedur Ukur serapan ultraviolet Larutan uji
campuran nampak halus dan basah merata, masukkan
pada panjang gelombang antara 255 dan 350 nm,
ke dalam tabung k:romatografi dan tekan perlahan-
menggunakan larutan blangko dalam sel
lahan menggunakan batang pengaduk hingga
pembanding. Dengan cara yang sama, ukur serapan
ketebalan lebih kurang 7 sampai 9 mm. Campur
ultraviolet Larutan baku menggunakan campuran
homogen I g Penjerap dengan 0,5 ml larutan asam
kloro.form P-metanol P (3,6: 1,4) sebagai blangko.
sitrat P (1 dalam 200) yang dibuat baru, masukkan ke
Spek:trum serapan kedua larutan menunjukkan
dalam tabung k:romatografi dan tekan perlahan
maksimum dan minimwn pada panjang gelombang
menggunakan batang pengaduk. •Campur homogen I yang sama dengan Larutan baku dan perbandingan
g Penjerap dengan 0,5 ml air, masukkan ke dalam Aw1.IA 295 untuk Larutan uji berbeda tidak lebih dari
Tabung kromatogrqfi, tekan perlahan menggunakan 4,0% dari larutan baku. Hitung jumlah dalam mg,
batang pengaduk. • reserpin, C 33 H 40N 20 9 , dalam serbuk tablet yang
Campuran blangko Campur I ml dimetil sid.foksida digunakan dengan rwnus:
P dan 2 g Penjerap dalam wadah yang sesuai, aduk
hingga massa basah merata dan tidak ada gwnpalan.
Larutan blangko Masukkan Campuran blangko
ke dalam tabung kromatografi yang sudah
dipersiapkan melalui corong. Bilas gelas piala dengan
lebih kurang I g Penjerap, kemudian masukkan ke Au dan As berturuMurut adalah serapan maksimum
dalam tabung melalui corong. Bersihkan spatula, gelas Larutan uji dan larutan baku pada panjang
piala dan corong dengan wol kaca yang sebelumnya gelombang lebih kurang 268 nm. Hasil yang diperoleh
telah dicuci dengan kloro.form P dan dikeringkan di berbeda tidak lebih 6,0% dibandingkan dengan yang
udara. Masukkan wol kaca ke dalam tabung, tekan ke diperoleh dari Penetapan kadar.
bagian bawah kolom dengan batang pengaduk hingga
tinggi kolom antara 55 mm sampai 65 mm. Bilas
spatula, gelas piala dan corong dengan sejumlah
Monografi I Rifampicini Capsulae 1487
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera B.Waktu retensi puncak utama rifampisin Larutan
pada Kromatograji <931>. Kromatograf cair kinerja uji sesuai dengan Larutan baku yang diperoleh pada
tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom Penetapan kadar.
4,6 mm x 10 cm berisi bahan pengisi L7 dengan
ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 1,5 ml per Endoktosin bakteri <20 I> Tidak lebih dari 0,5 unit
menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan Endotoksin FI per mg Rifampisin; lakukan penetapan
resolusi, rekam respons puncak seperti yang tertera dengan cara berikut: Larutkan Rifampisin untuk
pada Prosedur: waktu retensi relatifrifampisin kuinon Injeksi dalam air bebas endotoksin hingga diperoleh
dan rifampisin berturut-turut adalah lebih kurang 0,6 larutan induk 10 mg per ml. Encerkan larutan induk
dan 1,0 dan resolusi, R, antara puncak rifampisin secara kuantitatif dan bertahap jika perlu, dengan air
kuinon dan rifampisin tidak kurang dari 4,0. Lakukan bebas endoktosin hingga kadar 0,12 mg per ml
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam respons rifampisin.
puncak seperti yang tertera pada Prosedur: simpangan
baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari Sterilitas <71 > Memenuhi syarat; lakukan penetapan
1,0%. dengan Penyaringan membran seperti yang tertera
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah pada Uji sterilitas dari produk yang diuji.
volume sama (lebih kurang 50 µ1) Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam pH < 1071 > Antara 7 ,8 dan 8,8; lakukan penetapan
kromatogram dan ukur respons puncak. Hitung menggunakan larutan mengandung rifampisin
jumlah dalam mg, rifampisin, C 43 H 58 N40 12 , dalam 60 mg per ml.
serbuk kapsul yang digunakan dengan rumus:
Air <l 031> Metode I Tidak lebih dari 1,0%.
C adalah kadar Rifampisin BPFI dalam mg per ml Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Larutan baku dihitung terhadap zat yang telah Kromatografi cair kinelja tinggi seperti yang tertera
dikeringkan; ru dan r8 berturut-turut adalah respons pada Kromatografi <931>.
Dapar fo.~fat, Fase gerak, Campuran pelarut,
puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Larutan baku, Larutan resolusi dan Sistem
kromotografi Lakukan seperti yang tertera pada
Penetapan kadar dalam Rffampisin.
larutan uji 1 (Menggunakan wadah dosis
Tambahan monografi:
tunggal); Konstitusikan Rifampisin untuk Injeksi
•RIFAMPICINUM PRO INJECTIONE
dengan sejumlah volume air yang diukur saksama,
Rifampisin untuk Injeksi
setara dengan volume pengencer yang tertera pada
etiket. [Catalan Gunakan larutan dalam waktu 2 jam
Rifampisin untuk Injeksi mengandung tidak kurang
setelah pemhuatan]. Keluarkan seluruh 1s1,
dari 90,0% dan tidak lebih dari 115,0% C43 H 58N 40 12 ,
. mcnggunakan jarum suntik hipodermik yang sesuai
dari jumlah yang tertera. pada etiket.
dan pindahkan ke dalam labu tentukur yang sesuai dan
encerkan dengan asetonitril P hingga kadar lebih
Baku pembanding Rifampisin BPFJ; tidak boleh
kurang 6 mg rifampisin per ml. [Catalan Gunakan
dikeringkan; lakukan Penetapan Susut pengeringan
larutan induk dalam waktu 5 jam setelah pembuatan].
<1121> pada sebagian zat, saat akan digunakan.
Encerkan sejumlah volume larutan induk yang diukur
Hindari paparan oksigen. Simpan dalam wadah
saksama, secara kuantitatif dan bertahap, dengan
tertutup rapat, terlindung dari cahaya dan di tempat
Campuran pelarut hingga diperoleh kadar Jebih
dingin. R~fampisin Kuinon BPFI; tidak boleh
kurang 0,02 mg per ml [Catalan Siapkan larutan ini
dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah
segera sebelum disuntikkan ke dalam kromatograj].
tertutup rapat, terlindung dari cahaya, di tempat dingin
Larutan uji 2 (Pada etiket dinyatakan jumlah
dan kering. Endotoksin BPFJ; [Catatan Bersifat
Rifampisin da1am volume rekonsitusi yang
pirogenik, penanganan vial dan isinya harus hati"hati
ditetapkan); rekonstitusikan Rifampisin untuk injeksi
untuk menghindari kontaminasi]. Rekonstitusikan
dalam sejumlah volume air yang diukur saksama,
seluruh isi; gunakan larutan dalam waktu 14 hari.
sesuai dengan volume pengencer yang tertera pada
Simpan vial yang belum dibuka dan larutan dalam
etiket. [Catatan Gunakan larutan dalam waktu 2 jam
lemari pendingin.
setelah pembuatan]. Encerkan sejumlah volume yang
diukur saksama dengan asetonitril P hingga kadar
Identifikasi
lebih kurang 0,2 mg per ml. [Catalan Gunakan
A. Menunjukkan reaksi uji Jdentifikasi A seperti
larutan induk dalam waktu 5 jam setelah pembuatan}.
yang tertera pada Kapsul R(fampisin; buat larutan uji
Pipet l 0 ml larutan ke dalam labu tentukur 100-ml,
dengan melarutkan isi wadah dalam kloro.form P
encerkan dengan Campuran pelarut sampai tanda dan
hingga kadar rifampisin lebih kurang 10 mg per ml.
campur. [Catatan Siapkan larutan segera sebelum
disuntikkan ke dalam kromatograj].
Monografi I Rifampicini Suspensio Oralis 1489
Prosedur Lakukan Prosedur seperti yang tertera pH< 1071 > Antara 4,5 dan 5,5.
pada Penetapan kadar dalam Rifampisin. Hitung
jumlah dalam mg, rifampisin, C43H5gN4012, ~an~ Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
dikeluarkan dari wadah atau dalam larutan konstitus1 Kromatograji cair kinerja tinggi sepcrti yang tertera
yang digunakan dengan mmus : pada Kromatograji <931>.
Dapar fosfat, Campuran pelarut, dan Larutan
resolusi Lakukan seperti yang tertera pada Penetapan
kadar dalam Rifampisin.
Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P-
Dapar fosfat-asam sitrat 1,0 M-natrium perklorat 0,5
L adalah jumlah rifampisin yang tertera pada etiket
M (500:360: 100:20:20), saring mclalui pcnyaring
dalam mg, dalam wadah atau dalam volume larutan
dengan porositas 0, 7 µm atau lcbih kccil, dan
konstitusi yang digUriakan; D adalah kadar dalam mg
awaudarakan. Jika pcrlu lakukan penyesuaian menumt
per ml rifampisin dalam larutan uji 1 atau larutan uji
KL.)esuaian sistem seperti yang tertera pada
2; C adalah kadar Rifampisin BPFI dalam mg per ml
Kromatografi <931>.
Larutan haku dihitung terhadap zat yang telah
Pengencer Buat campuran asetonitril P- air (1: 1).
dikeringkan; ru dan rs berturut-turut adalah respons
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
puncak Larutan uji 1 atau Larutan uji 2 dan Larutan
Rifampisin BPFI larutkan dalam Pengencer hingga
baku.
kadar lebih kurang 0,5 mg per ml. Jika perlu sonikasi
selama lebih kurang 30 detik sampai larut. Pipet 5 ml
Wadah dan penyimpanan Dalain wadah untuk
larutan ke dalam labu tentukur aktinik rcndah 50-ml,
Padatan steril seperti yang tertera pada Injeksi (1).' encerkan dengan Pengencer sampai tanda.[Catatan
Gunakan larutan dalam waktu 1 jam}.
Larutan uji Pipet 5 ~l suspensi yang dicampur
Tambahan Monografi: · segar dan bebas gelembµtig udara ke dalam labu
• RIFAMPICINI SUSPENSIO ORALIS tentukur aktinik rendah J 00-ml, larutkan dan encerkan
Suspensi Oral Rifampisin · dengan P~ngencer.sampai tanda. Pipet 5 ml larutan ke
dalam labu .tentukiir aktinik rendah 50-ml encerkan
Suspensi Oral Rifampisin rne.nga!J.dung fidak kurang dcngan P.e~gence(sampai tahda.'
dari 90 0% dan tidak lebih dari 110,0% C43HsgN4012 Sistem kromatogrqfi Lakukan ~eperti yang tertera
dari j~mlah yang tertera ·pada etiket. .Gunakan paaa .Kromatognifi <931>;. kromatograf cair kinerja
. Rifampisin atau sejumlah Kapsul Rifampisin yang ting.gi dilengkapi dengan detektor 254 nm ~an kolom
menunjukkan jumlah rifampisin dan buat suspensi oral 4,6 mm ;x LO cm· ·berisi bahan .pengisi L7 dengan
rifampisin seperti berikut: ukuran partikcl 5 µm. ·Lakukan kromatografi terhadap
Rifampisin ....... :. ....... ......................... 1,20 g Larutan resolu,~i; rekam respons puncak seperti ·yang
Sirup, s·ecukupnya hingga ..... · ....... ... 120 ml tertera p~da Pros~dur; waktu retensi relatif.rifampisin
kuinqn dan rifampisin berturut-turut adalah lebih
Masukkan 1,20 g rifampisin, atau isi Kapsul kurang 0,6 9an 1,0 dan rcsolusi., R, antara puncak
Rifampisin, ke dalam lump·ang. [Catalan Jika perlu, rifampis.in kuinon dan rifampisin tidak kurang dari
han.c:urkan _dengan hati-hati isi kapsul dengan alu 4,0. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku,
sampai menjadi se_rbuk ·. halus} . . Tambahk.an lebih rekam . respons puncak seperti yang tertera pada
kurang ·2 ml sirup ke dalam lumpang, gems· saip.pa, Prosedur; simpangan baku relatif pada penyuntikan
m~njadi pasta halus. Tambahkan lebih kurarig . l 0 ml ·ufung .tidak lcbih dari 1,0%.
sirup· dap .gems sampai menjadi. suspensi. Lanjutka~ Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
penambahan sirup hingga 80 ml. Masukkan suspens1 volume sama (lebih kurang 20 µL) Larutan baku dan
ini ke dalam botol kaca atau botol plastik kedap, Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
cahaya yang sudah dikalibra.si. Bilas lumpang dan alu puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, rifampisin,
dengan sedikit simp dan tambahkan bilasan ke dalam C43 H 58N 40 12 , dalam suspensi oral yang digunakan
botol, kocok kuat: Jika perlu, tambahkan asam sitrat P. dengan rumus :
atau natrium sltrat P atur pH hingga 5,0. Tambahkan
perisa jika diinginkan. Tambahkan sirup. secukupnya
hingga 120 ml dan kocok kuat sampai menjadi
suspensi oral.
C adalah kadar R(fampisin BPFI dalam mg per ml
Baku pembanding R(fampisin BPFI;. tidak boieh Larutan baku dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan; lakukan Penetapan Susut Pengeringan dikeringkan; ru dan r8 berturut-turut adalah respons
< 1121 > pada sebagian zat, saat akan digunakan.
puncak larutan uji dan Larutan baku.
Hindari paparan oksigen. Simpan dalam wadah
tertutup rapat, terlindung dari cahaya dan di tempat
Wadah dan penyimpanan Dalam botol kaca atau
dingin. R(fampisin Kuinon BPFI; tidak boleh
botol plastik tertutup rapat tidak tembus cahaya,
dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah
dengan penutup tidak mudah dibuka anak. Simpan
tertutup rapat, terlindung dari cahaya, di tempat dingin
pada suhu ruang terkendali. •
dan kering.
1490 Rifampicini Et Isoniazidi Capsulae I Monografl
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara C adalah kadar R(fampisin BPFI atau lsoniazid BPFI
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertcra dalam mg per ml Larutan baku; r u dan rs berturut-
pada Kromatografi <931>. turut ada1ah respons puncak Larutan uji dan Larutan
Daparfosjat Larutkan 1,4 g natrium fosfat dibasa P baku.
dalam 1 liter air, atur pH hingga 6,8 dcngan·penambahan
asam .fo~fat P. Wadah dan pcnyimpanan Dalam wadah tcrtutup
Larutan A Buat campuran asetonitril P-Dapar rapat, tidak tembus cahaya, dan hindari paparan panas
josfat (4:96), saring dan awaudarakan. yang berlcbihan. •
Larutan B Buat campuran asetonitril P-Dapar
fosfat (55:45) saring dan awaudarakan.
Fase Gunakan variasi campuran Larutan
A dan Larutan B seperti yang tertera pada Sistem Tambahan monagrafi:
kromatografi. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut •RJFAMPICINI, ISONIAZIDI ET PYRAZINAMIDI
Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada COMPRES SI
Kromatografi <931 >. Tablet Rifampisin, lsoniazid dan Pirazinamida.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Rifampisin BPFI dan lsoniazid BPFJ dalam campuran Tablet Rifampisin, Isoniazid dan Pirazinamida
Dapar fo~fat dan metanol P (96:4) hingga kadar mengandung tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
berturut-turut lebih kurang 0, 16 dan 0,08 mg per ml. dari 110% C43 H58 N40 1i. C6H1N30, dan CsHsN30 dari
[Catalan Gunakan larutan ini dalam waktu 10 menit}. j um1ah yang tertera pada etiket.
Larutan uji Timbang saksama isi tidak kurang
dari 10 kapsul. Timbang saksama sejumlah isi kapsul Baku pembanding lsoniazid BPFI; lakukan
yang setara dengan lebih kurang 8 mg isoniazid, pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam sebelum
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml dan digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
tambahkan lebih kurang 90 ml Dapar fosfat. Sonikasi terlindung dari cahaya. Pirazinamida BP.fl; lakukan
selama lebih kurang 10 menit, biarkan hingga suhu pcngeringan diatas silika gel P sclama 18 jam sebelum
ruang, encerkan dengan Dapar fosfat sampai tanda. digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.
[Catalan Gunakan larutan ini dalam ivaktu 2 jam}. R(fampisin BPFI; tidak boleh dikeringkan; lakukan
Sistem kromatografl Lakukan seperti yang tertera Penetapan Susut Pengeringan < 1121 > pada sebagian
pada Kromatografi <931>. Kromatografi cair kinerja zat, saat akan digunakan. Hindari paparan oksigen.
tinggi dilengkapi dengan detektor 238 nm dan kolom Simpan dalam wadah tcrtutup rapat, terlindung dari
4,6 mm x 25 cm yang berisi bahan pengisi LI dengan cahaya dan di tcmpat dingin.
ukuran partikel 5 µm yang dideaktivasi dengan basa.
Laj u alir lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan ldentifikasi
kromatografi dengan program sebagai berikut : A. Lakukan uji idcntifikasi seperti yang tertcra
pada Uji Jdentifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis
Waktu Larutan Elusi <281>.
(menit) A(%) Larutan uji Timbang saksama sejumlah serbuk
0 100 0 Kescimbangan tablet setara dcngan lebih kurang 120 mg rifampisin
0-5 100 0 isokratik masukkan ke dalam wadah yang sesuai, tambahkan
5-6 100-?0 0~100 gradien tinier
20 ml metanol P dan kocok beberapa menit. Saring
6-15 0 100 isokratik
suspcnsi melalui penyaring dcngan porositas 1 µm
atau lebih kecit buang beberapa ml filtrat pertama.
Lakukan kromatografi tcrhadap Larutan baku, rckam Encerkan filtrat dengan aseton P dalam volume yang
respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur; sama, campur.
waktu retensi relatif rifampisin dan isoniazid berturut- Larutan haku Larutkan sejumlah R(fampisin BPFI
turut lebih kurang dan 1,0; efisicnsi kolom dalam metanol P hingga kadar 6 mg per ml.
rifampisin dan isoniazid berturut-turut tidak kurang Tambahkan aseton P dalam volume yang sama,
dari 50.000 dan 6.000 lempeng teoritik, faktor ikutan campur. Larutkan sejumlah lsoniazida BPFI dalam
tidak lebih dari 2,0 dan simpangan baku rclatif pada metanol P hingga kadar 2,5 mg per ml. Tambahkan
penyuntikan ulang tidak lcbih dari 2,0%. aseton P dalam jumlah yang sama, campur. Larutkan
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah sejumlah Pirazinamida BPFI dalam metanol P hingga
volume sama (lebih kurang 20 µI) larutan baku dan kadar 15 mg per ml. Tambahkan aseton P dalam
Larutan uji ke dalam kromatograt~ rekam volume sama.
kromatogram dan ukur rcspons puncak utama. Hitung Volume Penotolan 2 µL
jumlah dalam mg rifampisin (C4 3HssN4012) dan Fase gerak Buat campuran aseton P - asam asetat
isoniazid (C 6H 7N 30), dalam scrbuk kapsul yang glasial P ( 100: 1).
digunakan dengan rumus : B. Waktu retensi puncak utama rifampisin,
isoniazid dan pirazinamida pada kromatogram
Larutan uji scsuai dengan Larutan baku yang
10oc(ru .J diperoleh pada Penetapan kadar.
rs
1492 Rifampicini, lsoniazidi Et Pyrazinamidi Compressi I Monografi
Disolusi < 1231 > dengan Fase gerak sampai tanda. Gunakan larutan
Media disolusi : 900 ml cairan lambung huatan dalam waktu 20 jam.
LP tanpa pepsin. Larutan i{ji Ambil 60 ml larutan uji, saring, buang
Alat 1: 100 rpm. 20 ml filtrat pertama. Sentrifuga filtrat selama 5 menit
Waktu: 30 menit. Pi pct 15 ml larutan ke dalam labu tentukur I 00-ml
Tentukan jumlah C43H 58N40 12 yang terlarut dengan yang berisi 15 ml kalium .fo/lfat dihasa 1 M dan 30 ml
metode berikut: F ase gerak. Encerkan dengan F ase gerak sampai
Larntan balm persediaan Buat larutan /soniazid tanda. Gunakan larutan dalam waktu 20 jam.
BPFI dan Pirazinamida BPFI dalam Media disolusi Sistem kromatogra.fi Lakukan seperti yang tertera
dengan kadar bcrturut-turut lebih kurang 0,22 mg dan 1,3 pada Kromatogra.fi <931 >. Kromotograf cair kinerj a
mg per ml. Gunakan larutan ini pada hari yang sama. tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom
Larutan baku antara Timbang saksama lebih 4,6 mm x 30 cm berisi bahan pengisi L44. Laju alir
kurang 27 mg R~fampisin BPFI, masukan ke dalam lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan kromatografi
labu tentukur 200-ml, tambahkan 50,0 ml Larutan terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam respons
baku persediaan, dan goyang sampai larut. Enccrkan puncak seperti yang tcrtera pada Prosedur; waktu
dengan Media disolusi sampai tanda. Masukkan labu retensi relatif asam isonikotinat, pirazinamida dan
kc dalam tangas disolusi segera sebelum dilakukan isoniazid bcrturut-turut adalah lebih kurang 0,7 ; 1,0
disolusi tablet. Angkat labu dari tangas bersamaan dan 1,8 dan reso1usi, R, antara puncak asam
dengan dilakukannya pengambilan larutan. isonikotinat dan pirazinamida tidak kurang dari 2,5
larntan baku Pipet 10 ml Larntan baku antara ke dan antara pirazinamida dan isoniazid tidak kurang
daJam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan Media dari 4,0. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
disolusi sampai tanda. haku, rekam respons puncak seperti tertera pada
Prosedur Pipet 10 ml filtrat larutan uji kedalam Prosedur. Simpangan baku relatif respons
labu tentukur 50-ml, encerkan dengan Media disolusi pirazinamida dan isoniazid pada pcnyuntikan ulang
sampai tanda. Bcrturut-turut ukur serapan pada tidak lebih dari 1,5%.
panjang gelombang 475 nm dari larutan uji dan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Larntan baku. Gunakan Media disolusi sebagai volume sama (lebih kurang 50 µ1) Larntan baku dan
blangko. Hitung jumlah, dalam mg, rifampisin, Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
C43Hs8N40 12, yang terlarut dengan rumus: kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
jumlah dalam mg, isoniazid, C6H 7N 30, yang terlarut
4sooc( ~: J
dcngan rumus:
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara tab let yang digunakan denga n rum us:
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tcrtera
pada Kromatografi <931 >.
Daparfo~fat Larutkan 1,4 g kaliumfosfat dihasa P tooc( ~ J
dalam l liter air, atur pH hingga 6,8 dengan penambahan
asamfo4at P. C adalah kadar R~fampisin BPFI, dalam mg per ml
Larutan A Buat campuran Daparfo~fat-asetonitril yang dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan,
P (96:4) saring dan awaudarakan. atau lsoniazid BPFI atau Pirazinamida BPFI dalarn
Lanilan B Buat campuran Dapar.fosfat-asetonitril mg per ml Larutan baku; ru dan rs berturut-turut
P (45:55) saring dan awaudarakan. adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A
dan Larutan B seperti yang tertera pada Sistem Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
kromatografi. Jika perlu lakukan penyesuaian rapat, tidak tembus cahaya, dan pada suhu ruang
menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertcra pada terkendali.•
Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
R(fampisin BPFl Jsoniazid BPF/ dan Pirazinamida Tambahan monograft:
• RIFAMPICINI, ISONIAZIDI, PYRAZINAMIDI,
BPFl larutkan dalam carnpuran Dapar fosfat dan
metanol P (96:4) hingga kadar berturut-turut lebih ET EfAMBUfOLI HYDROCHLORIDI
kurang 0, 16; 0,08 dan 0,43 mg per ml. /Catatan COMPRFSSI
Gunakan larutan dalam JO menit]. Tablet Rifampisin, Isoniazid, Pirazinamida dan
Larutan uji Tirnbang dan serbukkan tidak kurang Etambutol Hidroklorida
dari 20 tablet. Timbang saksama sejurnlah serbuk
Tablet Rifampisin, Isoniazid, Pirazinamida dan
tablet setara lebih kurang 8 mg isoniazid, masukkan kc
dalam labu tentukur I 00-ml dan tambahkan lebih Etambutol Hidroklorida mengandung rifampisin,
kurang 90 ml Dapar fo.~fat. Sonikasi selama lebih C43 H 58 N 4 0 12 , isoniazid, CJ1 7Np, pirazinamida,
C5 H 5N 3 0 dan ctambutol hidroklorida, C 10 H 24 N 2 0 2.
kurang 10 menit, biarkan mencapai kcseimbangan
pada suhu ruang, encerkan dcngan Dapar.fo~fat sampai 2HC I tidak kurang dari 90% dan tidak lebih dari
110% darijumlah yang tertera pada etiket.
tanda. {Catalan Gunakan larutan dalam \illktu 2jam].
Sistem kromatograjl Lakukan sepcrti ydng tertera
pada Kromatografi <931> Kromatograf cair kincrja Baku pembanding Etambutol Hidroklorida BPFI;
tinggi dilengkapi dengan detektor 238 nm dan kolom lakukan pengeringan pada suhu 105° seJama 2 jam
4,6 mm x 25 cm yang berisi bahan pengisi ll dengan sebeJurn digunakan. Simpan dalam wadah tertutup
rapat, terlindung dari cahaya. lsoniazid BPFI; lakukan
ukuran partikel 5 ~un yang dideaktivasi dengan basa.
pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam sebelum
Laju alir lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
kromatografi yang diprogram scperti tabel berikut:
terlindung dari cahaya. Pirazinamida BPFI; lakukan
Elusi pengeringan diatas silika gel P selama 18 jam sebelum
Waktu La nit an ! Larutan
(mcnit) digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat
A(%) I B(%)
0 100 'O Keseimbangan Rifampisin BPFJ; tidak ooleh dikeringkan, lakukan
0-5 100 0 lsokratik penetapan susut pengeringan pada sebagian zat yang
5-6 10070 . 07100 Gmdien tinier terpisah, saat akan digunakan. Hindari kontak dengan
6-15 0 I loo Isokratik udara. Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung
dari cahaya. Simpan ditempat yang dingin.
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, ukur
respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur; Identifikasi
waktu retensi relatif rifampisin, isoniazid dan A. Waktu retensi puncak utama rifampisin,
pirazinamida berturut-turut adalah lebih kurang 1,8; isoniazid, dan pirazinamida pada kromatogram
0, 7 dan 1,0 dan reso lus i, R, antara puncak isoniaz id larutan uji scsuai dengan Larutan baku yang
dan pirazinamida tidak kurang dari 4; efisiensi kolom dipero1eh pada Penetapan Kadar R~fampisin,
untuk rifampisin, isoniazid dan pirazinamida rerturut- Jsoniazid dan Pirazinamida.
turut tidak kurang dari 50.000, 6.000 dan 10.000 B. Waktu retensi puncak utama etambutol
lempeng teoritis, faktor ikutan tidak lebih dari 2,0 dan Larutan uji sesuai dengan Larutan baku yang
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak diperolch pada Penetapan Kadar Etambutol
Iebih dari 2,0%. Hidroklorida.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Disolusi < 1231>
Larutan uji ke dalam kromatograf. rekam Dapar natrium fof?fat 10 mM pH 6. 8 Larutkan 7 g
kromatogram, ukur respons puncak utama. Hitung natrium fof?fat dibasa anhidrat P dalam 5 liter air, atur
jumlah dalam mg, rifampisin, C43 H 58 N4 0 12 ; isoniazid, pH hingga 6,8 dengan penambahan asamfosfat P.
C 6H 7N 30 dan pirazinamida, C5 H 5N 30, dalam serbuk
1494 Rifampicini, lsoniazidi, Pyrazinamidi, Et Etambutoli Hydrochloridi Compressi I Monogrqfi
10oc[ ~ J
Dapar fosfat Larutkan 1,4 g natrium fosfat dibasa
anhidrat dalam 1 liter air, atur pH hingga 6,8 dcngan
penambahan asam fosfat P.
Larutan A Buat campuran Dapar fo4'at dan
asetonitril P (96 :4 ), saring dan awaudarakan. C adalah kadar baku pembanding dalam mg per ml
Larutan B Buat campuran asetonitril P dan Dapar larutan baku; ru dan rs berturut-turut adalah rcspons
fosfat (55:45), saring dan awaudarakan. puncak Larutan baku dan Larutan uji.
Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A
dan Larutan B seperti yang tertera pada Si.stem Penetapan kadar Etambutol hidroklorida Lakukan
Kromatografi. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut penetapan dengan earn Kromatografi cair kinelja
Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi <931 >.
Kromatografi <931>. Pengencer Larutkan 1,4 g natrium fo.~fat dibasa
Larutan baku Timbang saksama sejumlah anh idrat P dalam 1 liter air, atur pH hingga 6,8 dengan
Rjfampisin BPFJ, Jsoniazid BPFI dan Pirazinamida penambahan asamfo~fat P.
BPFL larutkan dalam campuran Dapar fo.~fat dan Larutan dapar Campur 1,0 ml trietilamina P dan
metanol P (96:4) hingga kadar berturut-turut lebih 1 liter air, atur pH hingga 7,0 dengan penambahan
kurang 0,16; 0,08 dan 0,43 mg per ml. asamfo~fat P.
[Catalan Gunakan larutan ini dalam waktu JO menit}. Fase gerak Buat campuran asetonitril P dan
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang larutan dapar (50:50), saring dan awaudarakan. Jika
dan 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
setara dengan lebih kurang 8 mg isoniazid, masukkan sesuai yang tertem pada Kromatogra.fi <931 >.
ke dalam la bu tentukur I 00-ml dan tambahkan lebih Larutan baku Timbang saksama sejumlah
kurang 90 ml Dapar fosfat. Sonikasi selama lebih Etamhutol Hidroklorida BPFL larutkan dalam
kurang 10 menit, biarkan mencapai kesetimbangan Pengencer hingga kadar lebih kurang 0,3 mg per ml.
pada suhu ruang, encerkan dengan Daparfosfat sampai Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang
tanda. [Catalan Gunakan larutan ini dalam ttaktu 2 dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk
jam}. setara dengan lebih kurang 30 mg etambutol
Sistem Kromatografi Lakukan sepcrti yang tertera hidroklorida, masukkan ke dalam la bu tentukur 100-
pada Kromatografi <931> Kromatograf cair kinerja ml, tambahkan lebih kurang 90 ml Pengencer. Sonikasi
tinggi dilengkapi dengan detektor 238 nm dan ko lorn selama lebih kurang 10 menit, biarkan mencapai
4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi Ll dideaktivasi kesetimbangan pada suhu ruang, encerkan dengan
dengan basa dengan ukuran partikel 5 µm. Laju alir Pengencer sampai tanda. Saring, buang IO ml filtrat
lebih kurang 1,5 ml per menit. Lakukan Kromatogrqfi pertama.
dengan program seperti tabel berikut:
Monografl I Sales Perorales Ad Rehydrationem 1495
Sistem Kromatografi Lakukan seperti yang tertera diperoleh menunjukkan reaksi Bikarbonat seperti yang
pada Kromatograjl <931>. Kromatograf cair kinerja tertera pada Ujildenti}lkasi Umum <291>.
tinggi dilengkapi dengan detektor 200 run dan kolom D. Bila mengandung Natrium Sitrat
4,6 mm x 15 cm berisi bahan pengisi LJOdideaktivasi menunjukkan reaksi Sitrat seperti yang tertera pada
dengan basa, ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih Uji ldent~likasi Umum <291>: gunakan 3 tetes hingga
kurang 1,0 ml per menit. Lakukan kromatografi 5 tetes larutan yang dikrnstitusikan seperti yang
terhadap Larntan baku, rekam respons puncak seperti tertera pada etiket dan 20 ml campuran piridina P dan
yang tertera pada Prosedur; faktor ikutan tidak lebih anhidrida ar;etat P.
dari 3; dan simpangan baku relatif pada penyuntikan E. Bila mengandung dekstrosa: Tambahkan
ulang tidak lebih dari 2,0%. beberapa tetes larutan yang dikonstitusikan seperti
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah yang tertera pada etiket pada 5 ml tembaga (II) tartrat
volume sama (lebih kurang 100 µI). Larutan baku dan alkalis LP panas: terbentuk endapan merah tembaga
larutan uji ke dalam kromatograf, rekam (II) oksida (menunjukkan adanya dekstrosa).
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung F. Bila dipanaskan serbuk akan meleleh,
jumlah dalam mg, etambutol hidroklorida, mengembang dan gosong, menimbulkan bau gula
C10H24N20:!.2HCl, dalam serbuk tablet yang terbakar.
digunakan dcngan rumus:
pH <1071> Antara 7,0 dan 8,8; lakukan penetapan
10oc( :: ) menggunakan larutan yang dikonstitusikan seperti
yang tertera pada etiket.
C da1ah kadar Etambutol Hidroklorida BPF/ dalam Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
mg per ml Larutan baku; r u dan rs berturut-turut lakukan pengeringan pada suhu 50° hingga bobot
adalah respons pWlcak Larutan uji dan larntan baku. tetap.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup lsi minimum <861> Dengan persyaratan sebagai
rapat, tidak tembus cahaya, pada suhu ruang beri kut: Bobot bersih rata-rata isi dari 10 wadah tidak
kurang dari jumlah yang tertcra pada etiket dan bobot
terkendali. •
bersih isi dari 10 wadah masing-masing tidak kurang
dari 95% dan tidak lebih dari I 05% dari jumlah yang
tertera pada etiket. Jika tidak lebih dari satu wadah
Perubahan monografi:
yang bobot bersih isi kurang dari 95% tapi tidak
•sALES PERORALES AD REHYDRATIONEM
kurang dari 90% atau lebih dari 105%, tetapi tidak
Garam Oralit
lebih dari 110% dari jumlah yang tertera pada etiket,
I akukan penetapan bobot bersih isi dari 20 wadah
Garam Oral it adalah campuran kering dari natri um
tambahan. Bobot bersih rata-rata dari 30 wadah tidak
klorida, kalium klorida, natrium bikarbonat dan
kurang dari jumlah yang tertera pada etiket dan tidak
dekstrosa (anhidrat). Sebagai altematif dapat
lebih dari satu wadah yang bobot bersihnya kurang
digunakan natrium sitrat (anhidrat atau dihidrat) untuk
dari 95% tapi tidak kurang dari 90% atau lebih dari
menggantikan natrium bikarbonat. Sebagai pengganti
105% tetapi tidak lebih dari 110% dari jumlah yang
dekstrosa anhidrat dapat digunakan dekstrosa
tertera pada etiket.
monohidrat. Natrium bikarbonat atau natrium sitrat
[Catatan Dalam melakukan penetapan kadar natrium
dikemas terpisah. Garam oralit mengandung tidak
dan kalium, klorida, bikarbonat dan sitrat dihitung
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% jumlah
dari jumlah total natrium klorida, kalium klorida,
ekivalen natrium Na+, kalium K+, klorida er dan
natrium bikarbonat atau natrium sitrat yang tertera
bikarbonat HC0 3 atau sitrat C6H50 7"3 dihitung dari
pada etiket setara dengan jumlah ekivalen natrium
jumlah natrium klorida, kalium klorida dan natrium
Na+, kalium K+, klorida er dan bikarbonat HC0 3
bikarbonat atau natrium sitrat (anhidrat atau dihidrat)
yang tertera pada etiket. Mengandung tidak kurang [a tau sitrat Cr)f507-3j. [Lihat Tabet}.
dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dekstrosa
mg ekivalen dari masing-masing gram
anhidrat C6H120 6 atau dekstrosa monohidrat
komponen I
C6H1206 .H20 dari jumlah yang tertera pada etiket.
Dapat mengandung penambah rasa yang scsuai.
Komponen Na K er HC03- C6Hs01__,.
Penetapan kadar dekstrosa Larutan uji 2 Ukur saksama sejumlah volume sisa
Larutan persediaan Masukkan isi dari satu atau Larutan persediaan untuk Penetapan kadar dekstrosa,
lebih wadah dosis satuan garam oralit atau timbang jika perlu encerkan dengan air hingga diperoleh kadar
1
saksama sejumlah isi dari satu wadah satuan ganda, lebih kurang 0,39 mg kalium, K per ml. Masukkan
setara dengan lebih kurang 20 g dekstrosa dalam labu 5,0 ml larutan ini ke dalam labu tentukur l 00-ml,
tentukur 100-ml, encerkan dengan air sampai tanda. encerkan dengan Larutan litium encer sampai tanda.
Larutan uji Masukkan 50,0 ml larutan ini ke Prosedur Gunakan fotometer nyala yang sesuai,
dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan 0,2 ml atur hingga pembacaan nol dengan Larutan litium
amonium hidroksida 6 N, encerkan dengan air sampai encer, ukur bersamaan emisi nyala natrium Larutan
tanda. [Catalan Simpan larutan persediaan untuk baku dan Larutan uji 1 pada panjang gelombang emisi
penetapan kadar natrium dan kalium, penetapan maksimum lebih kurang 589 nm. Hitung jumlah
kadar klorida, bikarbonat dan sitrat]. dalam mg Na+ dalam wadah dosis satuan, atau wadah
yang digunakan atau dalam serbuk dari wadah satuan
Prosedur Lakukan penetapan seperti yang tertera ganda dengan rumus:
pada Penetapan Rotasi Optik <1081>. Ukur rotasi
sudut dalam tabung polarimeter yang sesuai pada 25°.
Hitung jumlah dalam g, dekstrosa anhidrat, C6H 1206
dalam wadah dosis satuan atau wadah yang digunakan 0,23( LNa J( Ru,Na J'
atau dalam serbuk yang diambil dari wadah satuan DNa Rs,Na
ganda dengan rumus:
1
LNa adalah jumlah, dalam mg natrium, Na dalam
(:~.~) (TJ wadah dosis satuan atau dalam scrbuk dari wadah
satuan ganda, dihitung dari jumlah natrium klorida
dan natrium bikarbonat (atau natrium sitrat) yang
52, 7 adalah rotasi jenis dekstrosa anhidrat; a adalah tertera pada etiket; DNa adalah kadar natrium dalam mg
rotasi dari hasil pengamatan yang telah dikoreksi, per ml Larutan uji 1, berdasarkan volume dari sisa
dalam derajat dan l adalah panjang tabung larutan persediaan untuk Penetapan kadar dekvtrosa
polarimeter, dalam dm. Jika yang dipakai dekstrosa yang digunakan dan faktor pengenceran; Ru,Na dan
monohidrat, hitung jumlah dekstrosa monohidrat Rs.Na berturut-turut adalah emisi nyala natrium dari
C6H 12 0 6 .H20 dengan rumus yang sama, dengan Larutan uji 1 dan Larutan baku.
mengganti nilai rotasi jenis untuk dekstrosa Dengan cara yang sama ukur emisi nyala kalium dari
monohidt:at menjadi 47,9. Larutan baku dan Larutan uji 2 pada panjang
gelombang emisi maksimum lebih kurang 766 nm.
Penetapan kadar natrium dan kalium Hitung jumlah Kt dalam mg dalam wadah dosis
Larutan persediaan natrium Timbang saksama satuan atau wadah yang digunakan atau dalam serbuk
14,61 g natrium klorida P yang sebelumnya telah yang diambi1 dari wadah satuan ganda dengan rumus:
dikeringkan pada suhu 105° selama 2 jam. Masukkan
ke dalam labu tentukur 250-ml, tambahkan air sampai
tanda.
Larutan persediaan kalium Timbang saksama 18,64 0,391( LK J(Ru,K J
g kalium klorida P yang sebelumnya telah dikeringkan DK Rs,K
pad.a suhu 105° selama 2 jam. Masukkan ke dalam labu
tentukur 250-ml, tambahkan air sampai tanda. LK adalah jumlah, dalam mg kalium, K 1- dalam wadah
Larutan litium encer Masukkan 1,04 g litium nitrat dosis satuan, wadah yang digunakan atau dalam
P ke dalam labu tentuk:ur l 000-ml, tambahkan surfaktan serbuk yang diambi1 dari wadah satuan ganda,
nonionik yang sesuai, kemudian tambahkan air sampai dihitung dari jumlah kalium klorida yang tcrtera pada
tanda. etiket; DK adalah kadar kalium dalam mg per ml
Larutan baku Masukkan 5,0 ml Larutan
larutan uji 2, berdasarkan volume dari sisa Larutan
persediaan natrium dan 5,0 ml Larutan persediaan
persediaan untuk Penetapan kadar dekstrosa yang
kalium ke dalam labu tentukur 500-ml, encerkan
digunakan dan faktor pengenceran; Ru,K dan Rs,K
dengan air sampai tanda. Masukkan 5,0 ml larutan ini
berturut-turut adalah emisi nyala kalium dari Larutan
ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan
uji 2 dan Larutan baku.
Larutan litium encer sampai tanda. Tiap ml larutan ini
mengandung 11,50 µg natrium, Na+ dan 19,55 µg
kalium, K+.
Penetapan kadar klorida Ukur saksama sejumlah
volume sisa Larutan persediaan untuk Penetapan kadar
Larutan uji 1 Ukur saksama sejumlah volume sisa
Larutan persediaan untuk Penetapan kadar dek'itrosa, dekstrosa setara dengan lebih kurang 55 mg klorida (Cr),
jika perlu encerkan dengan air hingga diperoleh kadar masukkan ke dalam wadah yang sesuai. Titrasi dengan
lebih kurang 0,23 mg natrium, Na+ per ml. Masukkan perak nitrat 0, 1 N L V hingga terbentuk endapan perak
5,0 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 100-ml, klorida dan larutan berwarna merah muda pucat dengan
encerkan dengan Larutan litium encer sampai tanda. menggunakan kalium kromat LP sebagai indikator.
Hi tung jumlah dalam mg, er dalam wadah dosis satuan,
Monogn~fi I Simvastatinum 1497
T adalah volume dalam ml perak nitrat 0,1 N yang puncak utama. Hitung j umlah dalam mg, sitrat,
dibutuhkan; V adalah volume dalam ml Larutan C6H50 73-, dalam wadah dosis satuan, atau wadah yang
persediaan yang digunakan. digunakan atau dalam serbuk dari wadah satuan ganda
dengan rumus:
Penetapan kadar bikarbonat (jika ada). Ukur
saksama sejumlah volume Larutan persediaan untuk
Penetapan kadar dekstrosa setara dengan lebih kurang 189,12 J(io.OOO
( 258,07 V
CJ(rurs J
100 mg bikarbonat, HC03- masukkan ke dalam gelas
piala yang sesuai, tambahkan 25 ml air dan 3 tetcs
jingga meti/ LP, titrasi dengan asam klorida 0, 1 N LV. 189,12 dan 258,07 berturut-turut adalah bobot
Hitung jumlah dalam mg, HC03 - dalam wadah dosis molekul sitrat, C 6H 50 7- 3 dan natrium sitrat anhidrat; C
satuan, wadah yang digunakan atau dalam serbuk dari adalah kadar natrium sitrat anhidrat, dalam mg per ml
wadah satuan ganda dengan rumus: Larutan baku; V adalah volume dalam ml, dari
Larutan persediaan yang digunakan untuk membuat
Larutan baku; ru dan rs berturut-turut adalah respons
puncak sitrat yang diperoleh dari Larutan uji dan
Larutan baku.
T adalah volume dalam ml asam klorida 0, I N yang Wadah dan penyimp~nan Dalam wadah tertutup
dibutuhkan; V adalah volume dalam ml Larutan rapat, tidak lebih dari 30°. Natrium bikarbonat atau
persediaan yang digunakan. natrium sitrat dapat dipisahkan dari campuran dan
dikcmas dalam wadah terpisah dalam satu kemasan.
Penetapan kadar sitrat (jika ada) Lakukan
penetapan dengan cara Kromatografi cair kiner:fa Penandaan Mencantumkan nama dan jumlah dalam g
tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi <931 >. setiap komponen dalam wadah dosis satuan atau
Fase gerak Larutkan 20 g amonium su(fat P jumh~h dalam g garam dalam wadah satuan ganda,
dalam campuran air-asetonitril P (980:20). Jika perlu serta berat bersih setiap wadah dan petunjuk untuk
lak:ukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem konstitusi. Sisa larutan tidak dibTUnakan setelah 24 jam
seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. dari konstitusi. Pada etiket kemasan pouches dosis
Larutan baku Timbang saksama scj umlah natrium tunggal, mencantumkan tidak dibuka sampai waktu
sitrat yang telah dikeringkan pada suhu 180° selama dibTUnakan. •
18 jam, larutkan dalam air hingga kadar natrium sitrat
anhidrat lebih kurang mg per ml.
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume Tambahan monografi:
Larutan persediaan untuk Penetapan kadar dekstrosa • SIMVASTATINUM
setara dengan lcbih kurang 180 mg sitrat, C6 H 50 7-3, Simvastatin
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan
dengan air sampai tanda.
Sistem kromatogrqfl Lakukan seperti yang tertera
pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detcktor 220 nm dan kolom
4,8 mm x 20 cm bcrisi bahan pengisi L8, laju alir lebih
kurang 2 ml per menit. Lak:ukan kromatografi
terhadap Larutan baku dan rekam respons puncak
seperti yang tertera pada Prosedur: waktu retensi
puncak sitrat lebih k:urang 3 menit, efisiensi kolom
tidak kurang dari 1000 lempeng teoritis, faktor ikutan Asam 2,2-dimetilbutirat, 8 ester dengan (4R,6R)-6-2-
tidak lebih dari 2,0 dan simpangan baku relatif pada [ (1S,2S, 6R, 8S, 8aR)- 1, 2, 6, 7, 8, 8a-hekmhidro-8-hidroksi-
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. [Catalan 2, 6-dimetil-l ~naflil] etil] tetrahidro-4-hidrok~i-2H-piran-
Kondisikan kolom beberapa jam sebe/um digunakan 2-on. [79902-63-9]
dengan melakukan serangkaian suntikan larutan C2sH3sOs BM 418,57
baku. Jika faktor ikutan /ebih dari 2, kondisikan kolom
beberapa jam dengan laju alir lebih kurang 0, 5 ml per
menit dengan menambahkan 1 g natrium sitrat P pada
tiap 1000 ml Fase gerak. Kemudian cuci kolom
dengan Fase gerak selama heherapa menit sebelum
digunakan].
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
volume sama (lebih kurang 20 µ1) Larutan baku dan
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam rcspons
1498 Simvastatinum I Monografi
Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian Mangan dioksida yang telah dicuci Masukkan 10
sistem, dan rekam respons puncak seperti yang tertera g mangan dioksida P ke dalam wadah yang sesuai.
pada Prosedur: waktu retensi relatif lovastatin, Tambahkan 50 ml Media disolusi, kocok kuat-kuat
simvastatin, berturut-turut adalah lebih kurang 0,60 selama 5 mcnit. Sentrifuga dan tuang beningan dan
dan 1,0; resolusi, R, antara simvastatin dan lovastatin buang. Ulangi dua kali, pertama dengan Media
lebih besar dari 3. Lakukan kromatografi terhadap disolusi, kemudian dengan air. Keringkan padatan
Larutan baku dan rekam respons puncak seperti yang pada suhu 100° selama 1 jam sebelum digunakan.
tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada larutan uji Masukkan filtrat larutan ke dalam
penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,0%. tabung sentrifuga yang berisi mangan dioksida yang
Prosedur Suntikkan secara tcrpisah sejumlah telah dicuci lebih kurang 10 mg per ml, dan campur.
volume sama (lebih kurang 5 µl) Larutan baku dan Biarkan campuran selama 30 menit sambil sekali-
Larutan uji ke dalam kromatograt~ rekam sekali dikocok, sentrifus dan gunakan beningan
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung sebagai Larutan uji.
jumlah dalam mg, simvastatin, C25 H38 0 5, dalam zat uji Blangko Lakukan seperti yang tertcra pada
yang digunakan dengan rumus: Larutan uji, menggunakan Media disolusi .
Prosedur Lakukan pcnetapan jumlah C 25 H 3ROs
vc(~:)
yang terlarut dengan mengukur serapan Larutan uji,
jika perlu encerkan dengan Media disolusi, dan
serapan larutan baku Simvastatin BPFI dalam media
yang sama, berturut-turut pada panjang gelombang
V adalah volume dalam ml larutan uji, C adalah serapan maksimum dan minimum lebih kurang 24 7 nm
kadar Simvastatin BPFJ dalam mg per ml Larutan dan 257 nm. Lakukan koreksi menggunakan blangko.
haku; ru dan rs berturut-turut adalah respons puncak Toleransi Dalam waktu 30 menit harus Jarut tidak
larutan uji dan larutan haku. kurang, dari 75% (Q) simvastatin, C 25 H 380 5, dari
jumlah'yang tertera pada etikct.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
baik, simpan pada suhu antara 15° dan 30° atau dalam Keseragaman sediaan <911> Memcnuhi syarat.
lcmari pendingin. •
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatograji cair kinerja tinggi seperti yang tertera
pada Kromatografi <931 >.
Tambahan monografi Pengencer Tambahkan 3,0 ml asam asetat glasial
•s1MVASTA TINI COMPRESS! P pada 900 ml air. Atur pH hingga 4,0 dengan
Tablet Simvastatin penambahan natrium hidroksida 5 N. Encerkan
dengan air hingga 1000 ml. Pada 200 ml larutan ini,
tambahkan 800 ml asetonitril P. dan campur.
Tablet Simvastatin mcngandung simvastatin C25 H 380 5 Larutan dapar Larutkan 3,9 g natrium fosfat
tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% monohasa P dalam 900 ml air. Jika perlu atur pH
dari j umlah yang tertera pada etiket. hingga 4,5 dcngan penambahan natrium hidrok'lida P
50% atau asamfosfat 85% encerkan dengan air hingga
Baku pembanding Simvastatin BPFI; tidak bo1eh 1000 ml.
dikeringkan scbclum digunakan, simpan dalam wadah Fase gerak Buat campuran asetonitril P dan
tertutup rapat, terlindung dari cahaya, dalam lemari larutan dapar (65:35), saring dan awaudarakan. Jika
pembeku. perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
scperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
ldentifikasi Waktu retensi puncak utama Larutan uji Larutan baku Timbang saksama scjumlah
sesuai dengan larutan baku yang diperoleh pada Simvastatin BPFI, larutkan dan encerkan dcngan
Penetapan kadar. Pengencer. hingga kadar lebih k:urang 0, 1 mg per ml.
Larutan uji Masukkan 10 tablet ke dalam labu
Disolusi <1231> tentukur 250-ml. Tambahkan sedikit air (tidak lebih
Dapar pH 7,0 Larutkan 30 g natrium dodesil dari 10 ml), aduk hingga tablet hancur. Encerkan
sulfat P dan natriumfosjat O,OJM yang dibuat dengan dengan Pengencer sampai tanda, sonikasi selama 15
mclarutkan 30 g natrium dodesil sulfat P dan 8,28 g menit, dinginkan hingga suhu ruang. Jika perlu
natrium fosfat monobasa P dalam 6000 ml air. Atur cnccrkan dengan Pengencer sampai tanda. Sentrifuga
pH hingga 7,0 dengan penambahan larutan natrium campuran, encerkan beningan dengan Pengencer
hidroksida 50% (b/v). hingga kadar simvastatin lebih kurang 0, 1 mg per ml.
Media disolusi:900 ml Dapar pH 7,0.
A/at tipe 2: 50 rpm.
Waktu: 30 menit.
1500 Streptomycini Sulfas I Monogrqfi
H N
2
N~
OH
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0%;
OH lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler
pada hampa udara dengan tekanan tidak lebih dari
(c~J 5 mmHg pada suhu 60° sclama 3 jam, menggunakan
H;ti 100 mg zat.
~~;CH 3
•
HO A OH
Syarat Iain Jika pada etiket dinyatakan Streptomisin
Sulfat Steril, harus memenuhi persyaratan Sterilitas
dan Endotoksin bakteri seperti yang tertera pada
D-Streptamina,0-2-deoksi-2-(metilamino)-a-L- Streptomisin untuk lnjekr;i. Jika pada etiket dinyatakan
glukopiranosil-(/->2)-0-5-deoksi-3-C-formil-a-L- Streptomisin Sulfat akan digunakan untuk pembuatan
liks~furanosil-(/->4)-N. N '-bis(aminoiminometil), sulfat sediaan injeksi, harus memcnuhi persyaratan
(2:3)(garam) Endotoksin bakteri seperti yang tertera pada
Streptomisin sulfat (2:3) [3810-74-0] Streptomisin untuk lnjeksi. Juga memenuhi syarat
Monogra.fi I Streptomycinium Pro Injectione 1501
Penetapan kadar Lakukan Kromatografl cair kinerja dalam µg, streptomisin, C21H39N-012, dalam tiap mg
tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. zat uji yang digunakan dengan rumus:
Fase gerak Gunakan natrium hidroksida 70 M.
Selama penggunaan, simpan dalam botol plastik yang
dialiri dengan gas helium di atas permukaan cairan
lOOO( CPJ.(ru J
Wu rs
Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
sistem seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. C adalah kadar Streptomisin Su!fat BPFI dalam mg rer
Lanttan baku Timbang saksama sej umlah ml Larutan baku; P adalah kandungan streptomisin
Streptomis·in Su(l'at BPFI larutkan dan encerkan dalam µg per mg streptomi~in C21H39N-012 dalam
secara kuantitatif dengan air hingga kadar lebih Streptomisin Su!fat BPFI; w;, adalah bobot dalam mg
kurnng 0,03 mg per ml. Sonikasi selama 1 menit. streptomisin sulfat yang digunakan dalam pembuatan
Larntan uji Timbang saksama lebih kurang 30 mg Larutan uji; ru dan rs berturut-turut adalah respons
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml. puncak streptomi~in Larutan uji dan larumn baku.
Encerkan dengan air sampai tanda, oonikasi sclama 1
me nit . Pi pet 10 ml larutan ini ke dalam labu tentukur Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
100-ml kedua, encerkan dengan air sampai tanda. rapat
Larntan kesesuaian sistem Panaskan lebih kurang
10 ml Larutan baku pada suhu 75° selama 1 jam Penandaan Jika digunakan dalam pembuatan sediaan
Biarkan hingga dingin. injeksi, pada etiket dicantumkan steril atau akan
Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera digunakan dalam proses pembuatan sediaan injeksi. •
JDda Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerj a
tinggi dilengkapi dengan detektor elektrokimia, yaitu
elektroda kerja emas dan elektroda pembanding pH Ag-
AgCL kolom pelindung 4 mm x 5 cm rerisi bahan Tambahan monografi:
ixngisi L48 dan kolom analisis 4 mm x 25 cm berisi
• STREPTOMYCINIUM PRO INJECTIONE
oohan pengisi IA8. Detektor elektrokimia digunakan Streptomisin untuk Inj eksi
rengan cara amperometrik terpadu rengan rentang 300
nC, luaran 1 V skala penuh, dan peningkatan waktu 0,5 Stref{omisin untuk injeksi mengandung streptomisin
ci:tik, polaritas JX>Sitif Teg;rngan diprogram sebagai sulfat setara dengan tidak kurang dari 90,0% dan tidak
rerikut: lebih dari 115,0% streptomisin, C21 H39N1012, dari
Langkah Waktu( dctik) Tcgangan (V) jumlah yang tertera pada etiket.
lntel!rasi
1 0,00 +0,1
2 0,20 +0,1 Mulai Baku pembanding Streptomisin Su!fat BPH; lakukan
3 0,40 + 0,1 Akhir pengerin~n pada suhu 60° dalam hamJD udara pada
4 0,41 - 2,0 .tekanan tidak lebih dari 5 mmHg, selama 3 jam sebelum
5 0,42 - 2,0 digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat
6 0,43 +0,6 terlindung dari cahaya, di tempat dingin. Endotoksin
7 0,44 - 0,1 BPFI; [Catalan Bersifat pirogenik, penanganan vial
8 0,50 - 0,1 dan isi.nya harus hati-hati untuk menghindari
kontaminasi]. Rekonstitusikan seluruh is~ gunakan
Laju alir le bih kurang 0,5 ml per menit. Lakukan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang belum
kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, d ibuka dan larutan, dalam lemari pendingin.
ukur luas puncak seperti tertera pada Prosedur; waktu
retensi relatif untuk hasil uraian utama 0,5 dan untuk ldentifika si
streptomisin 1,0; resolus~ R, antara dua puocak tidak A. Larutkan 5 g hesi (II I) klorida P dalam 50 ml
kurang dari 3. Lakukan kromatograf terhadap Larutan asam klorida 0, I N. Tamoohkan 2,5 ml larutan ke
baku, ukur luas puocak seperti tertera pada Prosedur; dalam latu tentukur 100-ml, encerkan dengan asam
faktor ikutan pada penyuntikan ulang tidak lebih dari klmida 0,01 N sampai tanda (pereaksi best). Buat
2; efisiensi kolom tidak kurang dari 1000 lempeng segera sebelum digunakan. Larutkan zat dalam air
teoritis; dan simpangan ooku relatif pada penyuntikan hingga dipero leh larutan dengan kadar lebih kurang 1
ulang tidak lebih dari 5%. [Catalan Jika terjadi mg per ml streptomisin. Ke dalam 5 ml larutan in~
perbedaan waktu retensi atau peningkatan faktor tambahkan 2,0 ml natrium hidroksida IN dan panaskan
ikutan, bersihkan kolom dengan natrium hidroksida dalam tangas air selama I 0 menit. Dinginkan dalam air
0,2 M Hati-hati saat menggunakan elektroda kerja es selama3 menit, tamoohkan 2,0 mlasam klorida 1,2 N,
dan elektroda pembanding}. dan tambahkan 5 mlpereaksi besi : terjadi warna violet.
Prosedur Sunt ikkan secara terpisah sejumlah B. Menunjukkan reaksi Su(fat earn A, B dan C
vo lumc (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan seperti yang tertera pada Uji Jdentifikasi Um um
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam <291>.
kromatograrn, ukur luas puncak utama. Hitung jumlah
1502 Tetracyclini Hydrochloridi Capsulae I Monograji
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,25 unit C adalah kadar Streptomisin Su(fat BPFJ dalam mg per
Endotoksin FI per mg. ml Larutan baku; P adalah kandungan streptomisin
dalam µg per mg streptomisin, (C 21 H 39N 70 12), dalam
pH <1071> Antara 4,5 dan 7,0; lakukan penetapan Streptomisin Su/fat BPFI; ru dan rs berturut-turut
menggunakan larutan yang mengandung streptomisin adalah respons puncak streptomisin yang diperoleh
200 mg per ml. dari Larutan uji dan Larutan baku.
Sterilitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah seperti yang
dengan Penyaringan membran seperti yang tertera tertera pada Wadah untuk padatan steril dalam
pada Uji sterilitas dari produk yang diuji. lnjectiones. •
c~~ogtJ mg .•
Perubahan:
4-Epianhidrotetrasiklin Tidak lebih dari 3,0%;
L adalahjumlah dalam mg streptomisin (C 21 H 39N 70d
lakukan penetapan dengan cara Kromatograji cair
yang tertera dalam etiket atau dalam volume larutan
kiner:ja tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi
terkonstitusi yang digunakan; D adalah kadar
<931>.
streptomisin dalam mg per ml Larutan uji 1 atau
Pelarut pengencer, Sistem kromatografi, Larutan
Larutan uji 2 berdasarkan jumlah yang tertera dalam
uji dan Prosedur Lak:ukan seperti yang tertera pada
etiket atau dalam volume terkonstitusi yang digunakan;
Penetapan kadar.
Monografi I Timololi Maleatis Guttae Ophthalmicae 1503
CQ~E )(:; J
wadah tertutup rapat. •
Peruhahan:
Penetapan kadar • Lakukan penetapan dengan cara
•CE• adalah kadar 4-Epianhidrotetrasiklin Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera
Hidroklorida BPFJ dalam µg per ml Larutan baku; T pada Kromatogrqfi <931 >. [Catalan Minimalkan
adalah jumlah mg tetrasiklin hidroklorida dalam pengaruh cahaya langsung terhadap Baku Pembanding,
larutan uji berdasarkan jumlah yang tertera pada Larutan tetes mata, Larutan baku persediaan, Larutan
etiket; ru dan rs berturut-turut adalah respons puncak baku dan Larutan ujij.
4-Epianhidrotetrasiklin yang diperoleh dari Larutan Dapar fosfat pH 2, 8 Larutkan 1 I , 1 g natrium
uji dan Larutan baku. fosfat monobasa P dalam 1000 ml air, atur pH hingga
2,8 ± 0,05 dcngan penambahan asam fosfat P, saring
dan awaudarakan.
Pengencer Buat campuran asetonitril P-Dapar
THIAMINI HYDROCHLORIDI COMPRESSI fosfat pH 2,8 (2:1).
Tablet Tiamin Hidroklorida Fase gerak Buat campuran Daparfosfat pH 2,8-
Tablet Vitamin B 1 metanol P (65:35). Jika perlu lakukan penyesuaian
menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada
Kromatogr0;fi <931 >.
Perubahan: Larutan baku Timbang saksama sejumlah lebih
Baku pembanding Tiamin Hidroklorida BPFJ; tidak kurang 34 mg Timolol Ma/eat BPFI, masukkan ke
boleh dikeringkan; tentukan kadar air secara titrimetri dalam labu tentukur 25-ml larutkan dan cncerkan
pada waktu akan digunakan. •Simpan dalam wadah dengan air sampai tanda. Pipet 5 ml larutan ini ke
tertutup rapat, terlindung cahaya. • dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan 15 ml
Pengencer, encerkan dengan air sampai tanda.
Hilangkan persyaratan: Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume tetes
Waktu hancur <125 l>Tidak lebih dari 30 menit. mata setara dengan lebih kurang 5 mg timolol,
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan
Tambahan persyaratan: 15 ml Pengencer, encerkan dengan air sampai tanda.
• Disolusi < 1231 > Prosedur untuk gabungan sampel. Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
Media disolusi: 900 ml air. pada Kromatografi <93 I>. Kromatograf cair kinerja
Alat tipe 2: 50 rpm. tinggi dilengkapi dengan detektor 295 nm dan kolom
Waktu: 45 menit. 4,6 mm x 15 cm berisi bahan pengisi LI dengan
Prosedur Lakukan penetapan jumlah tiamin ukuran partikel 5 µm. Pertahankan suhu kolom pada
hidroklorida C 12 H 17ClN4 0S. HCI yang terlarut seperti 40°, laju alir lebih kurang 1,2 ml per menit. Lakukan
yang tertera pada Penetapan kadar tablet vitamin yang kromatografi terhadap Larutan baku dan rekam
larut air, yaitu niasin atau niasinamid, piridoksin respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur:
hidroklorida, riboflavin dan tiamin dengan mengukur faktor ikutan tidak lebih dari 2,0; efisiensi kolom tidak
serapan filtrat larutan uji, jika perlu diencerkan dengan kurang dari 3600 lempeng teoritis dan simpangan
Media disolusi kemudian dibandingkan dengan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari
serapan larutan baku Tiamin Hidroklorida BPFJ 2,0%.
dalam media yang sama.
Toleransi Dalam waktu 45 menit hams larut tidak
kurang dari 75% (Q) C 12 H 17ClN4 0S. HCl, dari jumlah
yang tertera pada etiket. •
1504 Zidovudinum I Monografi
Kemurnian kromatografi
Tambahan monografi: UJIA
• ZIDOVUDINUM Lakukari penetapan secara Kromatograji lapis
Zidovudin tipis seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
larutan baku Timbang saksama sejumlah
Zidovudin BPFI dan trifenilmetanol P, larutkan dalam
metanol P, hingga kadar masing-masing lebih kurang
0,1 mg per ml
Larutan 11ii Timbang saksama sejumlah z.at,
larutkan dalam metanol P hingga kadar lebih kurang
20 mg per ml.
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 10
µl Larutan uji dan Larutan baku pada lempeng
kromatografi campuran silika gel dengan indikator
tluoresein setebal 0,25 mm dan mempunyai intensitas
optimal pada 254 nm. Masukkan lempeng ke dalam
Timidin, 3 '-azido-3' deoksi-3 '-Azido-3 '-deoksitimidin bejana kromatografi yang telah dijenuhkan dengan
[30516-87-1] fase gerak campuran klorofonn P -metanol P (9 : 1),
C10H13Ns04 BM 267,24 biarkan merambat hingga lebih kurang tiga per empat
tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas
Zidovudin mengandung tidak kurang dari 97 ,0% dan perambatan, biarkan fase gerak menguap dan amati di
tidak lebih dari 102,0% C10H 13N 504 dihitung terhadap bawah cahaya ultraviolet panjang gelombang pendek.
zat anhidrat. Bandingkan intensitas bercak lain selain bercak utama
dari Larutan zlji dengan bercak utama dari Larntan
Pemerian Serbuk putih sampai kekuningan, melebur baku: bercak lain selain bercak utama dari larutan uji,
pada suhu 124° menghasilkan polimorfisme. ukuran dan intensitas tidak lebih dari bercak utama
larutan baku dan jumlah intensitas semua bercak lain
Kelarutan Agak sukar larut dalam air; larut dalam se]ain bercak utan1a dari Larutan uji tidak lebih dari
etanol. 3,0%. Semprot lempeng dengan campuran 0,5 g
karbazol dalam 95 ml etanol P dan 5 ml asam suljat
Baku pembanding Zidovudin BPFI; tidak boleh P, panaskan selama 10 men it pada 120° dan
dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan bandingkan intensitas bercak lain selain bercak utama
terlindwig cahaya. Simpan dalam lemari pendingin. dari Larutan uji dengan bercak utama dari Larntan
Senyawa Sejenis B Zidovudin BPFI; [3 '-kloro-3 '- baku: bercak trifenilmetanol (Rf relatif terhadap
deoksitimidin] (C 10H13ClN204 BM 260,68) tidak Zidovudin lebih kurang 2,3) tidak lebih intensif dari
boleh dikeringkan sebelum digwiakan. Simpan dalam pada bercak larutan baku; bercak lain selain bercak
wadah tertutup rapat, terlindwig dari cahaya. Senyawa utama dari Larutan uji, ukuran dan intensitasnya tidak
Sejenis C Zidovudin BPFI; [Timin] (C5H 6N 20 2 BM lebih dari bercak utama Larutan baku dan jumlah
126,12) tidak boleh dikeringkan sebelum digwiakari. intensitas bercak lain selain bercak utama dari larntan
Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari uji tidak lebih dari 3,0%.
cahaya
Monografi I Zidovudini Capsulae 1505
Disolusi < 1231 > dalam campuran metanol P-air (75:25) sonikasi
Media disolusi: 900 ml air. selama 20 menit dan encerkan dengan campuran
Alat tipe 2: 50 rpm. metanol P-air (75:25) sampai tanda, biarkan zat padat
Waktu: 45 menit. mengendap dan pipet 10 ml beningan ke da1am labu
Prosedur Lakuk:an penetapan jumlah C 10H 13N 50 4 tentukur 100-ml. Encerkan dengan campuran metanol
yang terlarut seperti yang tertera pada Penetapan P dan air (75:25) sampai tanda, saring. Buang 4 ml
kadar, jika perlu lakuk:an modifikasi. filtrat pertama.
Toleransi Dalam waktu 45 menit hams larut tidak Sistem kromatografl Lakukan seperti yang tertera
kurang dari 75% (Q) C 10H 13N 50 4 dari jumlah yang pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tertera pada etiket. tinggi dilengkapi dengan detektor 265 nm, kolom 4,0
mm x 25 cm berisi bahan pengisi Li dan kolom
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. pelindung 3,2 mm x 1,5 cm berisi bahan pengisi Li.
Laju alir lebih kurang 1,0 ml per menit. Lakukan
Senyawa sejenis Tidak lebih dari 3,0%. Lakuk:an kromatografi terhadap larutan baku dan rckam
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur:
tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi <931>. waktu retensi relatif scnyawa sejenis C zidovudin dan
Fase gerak, Larutan baku persediaan, Larutan zidovudin masing-masing 0,2 dan 1,0 resolusi, R
baku persediaan senyawa sejenis C zidovudin dan antara puncak zidovudin dan senyawa sejenis C
Sistem kromatografi Buat seperti yang tertera pada zidovudin (timin) tidak kurang dari 5,0; faktor ikutan
Penetapan kadar dalam Zidovudin. tidak lebih dari 2,0 dan simpangan baku relatif pada
Larutan baku Buat seperti yang tertera pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
Larutan baku dalam Penetapan kadar. Prosedur Suntikkan secara tcrpisah sejumlah
Larutan uji Buat seperti yang tertera pada Larutan volume sama (lebih kurang 10µ1) Larutan haku dan
uji dalam Penetapan kadar. Larutan uji kc dalam kromatograf, rekam
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
volume sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan jumlah dalam mg, zidovudin, C 10H13 N504, dalam
Larutan uji kc dalam kromatograf, rekam serbuk kapsul yang digunakan dengan rumus:
kromatogram dan ukur respons puncak. Hi tung jumlah
10ooc( ~)
dalam mg, senyawa sejenis C zidovudin (timin) dalam
serbuk kapsul yang digunakan, dengan rumus :
1000{~)
tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi <93 l>.
Fase gerak, Larutan baku persediaan, Larutan
baku persediaan senyawa sief enis C zidovudin dan
Sistem kromatogrqfi. Buat seperti yang tcrtera pada
Penetapan kadar dalam Zidovudin. C adalah kadar Zidovudin BPFI dalam mg per ml
Larutan baku Pipet 10 ml Larutan baku Larutan baku; ru dan rs berturut-turut adalah respons
puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
persediaan dan 1,0 ml Larutan baku persediaan
senyawa slefenis C zidovudin ke dalam labu tentukur
100-ml tambahkan 25 ml air, campur, cncerkan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup
dengan metanol P sampai tanda. rapat tidak tembus cahaya. •
Larutan uji Buat seperti yang tertera pada Larutan
uji dalam Penetapan kadar.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah Tambahan monografi
volume sama (lcbih kurang 10 µI) Larutan baku dan • ZIDOVUDINI SOLUTIO ORALIS
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam Larutan oral zidovudin
kromatogram dan ukurrespons puncak. Hitungjumlah
dalam mg, senyawa sejenis C zidovudin (timin) dalam
larutan injeksi yang digunakan dengan rumus: Larutan oral zidovudin mengandung zidovudin,
C 10 H 13N 50 4 , tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
(~)
dari 110,0% dari jU01lal1 yang tertera pada etiket.
(~J
ldentifikasi
A. Buat larutan uji 5 mg per ml dalam metanol P,
lakuk.an penetapan dengan cara Kromatograji lapis lOOOC
tipis seperti yang tertera pada Kromatograji <931 >. Q
Totolkan secara terpisah masing-masing 5 µI larutan
uji dan larutan baku zidovudin 5 ·mg per ml dalam
campuran metanol P-air (75:25) pada lempeng C ada1ah kadar Senyawa Sejenis C Zidovudin BPFI
kromatografi campuran silika gel dengan indikator dalam mg per ml Larutan baku; rudan rs berturut-turut
fluoresein setebal 0,25 mm dan mempunyai intensitas adalah respons puncak senyawa sejenis C zidovudin
optimal pada 254 nm. Biarkan hingga kering dan (timin) dari Larutan uji dan Larotan baku. Q adalah
masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi jumlah dalam mg zidovudin dalam sejumlah volume
larutan oral yang digunakan scpcrti yang ditctapkan
yang telah dijenuhkan dengan fase gerak campuran
dalam Penetapan kadar.
butil alhohol P, n-heptan P, aseton P dan ammonium
hidroksida P (40:30:30: 10) biarkan merambat hingga Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
lebih kurang tiga per empat tinggi lempeng. Angkat Kromatografi cair kine1,ia tinggi seperti yang tertera
lempeng, tandai batas perambatan dan biarkan fase pada Kromatograji <931>.
gerak menguap. Amati lempeng di bawah sinar ultra Fase gerak Buat campuran natrium asetat 0,040
violet panjang gelombang pendek: harga Rf bercak M, metanol P-asetronitril P-asam asetat glasial P
utama yang diperoleh dari larutan uj i sesuai dengan (900:90: 10:2), saring dan awaudarakan. Jika perlu
yang diperoleh dari Larotan baku. lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram seperti yang tertera pada Kromatografi <93 1>.
Larutan baku persediaan Timbang saksama
Larotan uji sesuai dengan Larotan baku seperti yang
sejumlah Zidovudin BPFI, larutkan dan enccrkan
diperoleh pada Penetapan kadar.
dengan Fase gerak hingga kadar lcbih kurang 1,0 mg
per ml.
Batas mikroba <51> Tidak boleh mengandung Larutan baku persediaan senyawa sejenis C
Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa zidovudin Timbang saksarna lcbih kurang 20 mg
dan tidak boleh mengandung Salmonella sp dan Senyawa Sejenis C Zidovudin BPFI, masukkan ke
Escherichia coli. dalam labu tentukur 200-ml tambahkan 150 ml Fase
gerak, sonikasi selama 10 menit encerkan dengan
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. Fase gerak sampai tanda.
Untuk wadah dosis tunggal. Laro tan baku Pi pct 10 ml Larutan baku
persediaan dan 2 ml Larutan baku persediaan
senyawa sejenis C zidovudin ke dalam labu tentukur
Volume terpindahkan < 1261> Memenuhi syarat.
100-ml, encerkan dengan Fase gerak hingga tanda.
Untuk sediaan oral dosis ganda. Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume
larutan oral setara dengan lebih kurang I 00 mg
pH <1071> Antara 3,0 dan 4,0: lakukan penetapan zidovudin, masukkan ke dalam labu tcntukur 100-ml,
menggunakan campuran sejumlah volume larutan oral larutkan dan enccrkan dengan Fase gerak sampai
setara dengan 150 mg zidovudin dan 5 ml Kalium tanda. Pipet 5 ml larutan ini ke dalam labu tentukur
klorida 0,12 M(3:1). 50-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
Si.stem kromatogrqfi Lakukan seperti yang tertera
Senyawa sejenis Tidak lebih dari 3,0%. Lakukan pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detcktor 240 nm dan kolom
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja
4,0 mm x 12,5 cm berisi bahan pengisi Ll. Laju alir
tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.
lebih kurang 1,0 ml per menit. Lakukan kromatografi
F ase gerak, Larotan baku persediaan, Larutan terhadap Larutan baku rekam respons puncak seperti
baku persediaan senyawa sejenis C zidovudin dan yang tertera pada Prosedur; waktu retensi relatif
Sistem kromatograji Lak:ukan seperti yang tertera pada senyawa sejenis C zidovudin (timin) dan zidovudin
Penetapan kadar. berturut-turut adalah 0,12 dan 1,0, resolusi, R. antara
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah puncak zidovudin dan senyawa sejenis zidovudin C
sama (lebih kurang I 0 µl ) Larutan baku dan Laro tan (timin) tidak kurang dari 4,0, faktor ikutan tidak lebih
uji ke dalam kromatografi, rekam kromatogram, ukur dari 2,0 dan simpangan baku relatif pada pcnyuntikan
respons puncak. Hitung jumlah dalam mg, senyawa ulang tidak lebih dari 2,0%.
sejenis C Zidovudin (timin), dalam zat uji, dengan
rumus:
Monografi I Zidovudini Compressi 1509
Prosedur SlUltikkan secara terpisah sejumlah kadar, menggunakan filtrat Larutan uji dibandingkan
volume sama (lebih kurang l 0 µl) Larutan baku dan dengan Larntan baku Zidovudin BPFI yang diketahui
Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kadamya dalam media yang sama.
kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hi tllllg Toleransi Dalam wak:tu 30 menit harus larut tidak
jumlah dalam mg, zidovudin, C10H13Ns04, dalam kurang dari 80% (Q) C10H13Ns04 dari jumlah yang
larutan oral yang digunakan dengan rumus: tertera pada etiket.
10ooc(~; J
Keseragaman sediaan <911 > Memenuhi syarat.
Prosedur untuk keseragaman kandungan Lakukan
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja
tinggi seperti yang tertera pada Kromatograji <931>.
C adalah kadar 7idovudin BPFJ dalam mg per ml Fase gerak Buat campuran air-metanol P (4: 1),
Larutan baku: ru dan rs berturut-turut adalah respons saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
puncak Larutan uji dan Larutan baku. penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang
tertera pada Kromatografi<931>.
Wadah dan penyimpanan dalam wadah tertutup Larutan baku Lakukan seperti yang tertera pada
rapat, tidak tembus cahaya. • Penetapan kadar.
Larutan uji Masukkan satu tablet dalam labu
tentukur 100-ml, tambahkan lebih kurang 20 ml air
dan kocok secara mekanik hingga tablet terdispersi.
Tambahan monografi: Tambahkan lebih kurang 30 ml metanol P dan
•
1
ZIDOVUDINI COMPRESS! sonikasi selama 10 menit. Encerkan dengan air sampai
Tablet Zidovudin tanda. Pipet 4 ml larutan ini ke da1am 1abu tentukur
I 00-ml dan encerkan dengan air sampai tanda,
sebagian larutan mela1ui penyaring nilon yang sesuai,
Tablet Zidovudin mengandung zidovudin, buang 2 ml filtrat pertama.
C10HuNs04, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera
dari 110,0% dari jumlah yang tcrtcra pada etikct. pada Kromatografi <93 I>. Kromatograf cair kinerja
tinggi dilengkapi dengan detektor 265 nm dan kolom
Baku pembanding Zidovudin BPFJ; tidak boleh 4,6 mm x 15 cm berisi bahan pengisi L 1 yang
dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, dideaktivasi dengan basa. Laju alir lebih kurang 2,0
terlindung dari cahaya. Simpan dalam Icmari ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larntan
pendingin. Senyawa S<efenis B Zidovudin BPFI; [3 ' - baku dan rekam respons puncak seperti yang tertera
kloro-3'-deoksitimidin] (C10HuCINi{)4 BM 260.68) pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih dari 2,0; dan
tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. Simpan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya. lebih dari 2,0%.
Senyawa Sejenis C Zidovudin BPFI; [Timin] Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
(Csl-t-,NL02 BM 126, 12) tidak boleh dikeringkan volume sama Oebih kurang 10 µl) Lamtan baku dan
sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
rapat, terlindung dari cahaya. puncak utama. Hitllllg jurnlah dalam mg, zidovudin,
C10HuNs04, dengan nnnus:
ldentifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat uji yang
didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
maksimwn hanya pada bilangan gelombang yang
sama seperti pada Zidovudin BPFJ. Zat uji dibuat
dengan menggerus satu tablet dalam lumpang hingga C adalah kadar Zidovudin BPFJ dalam Larutan baku;
tidak ada serpihan besar tertinggal dan sisihkan ru dan rs berturut-turut adalah respons puncak Larntan
selaput penyalut sehingga didapat sisa lebih kurang 5 uji dan Larutan baku.
mg serbuk tablet.
B. Wakiu retensi puncak utama Larntan uji sesuai Senyawa sejenis Tidak ·lebih dari 1,5% cen1aran
dcngan Larutan baku seperti ydng diperoleh pada dengan waktu retensi relatif 0,17; cemaran lainnya
Penetapan kadar. masing-masing tidak lebih dari 0,2% dan cemaran
total tidak lebih dari 2,0%.
Disolusi <123 l> Fase gerak, Larntan baku dan Sistem
Media disolusi: 900 ml air. kromatogrqfi Lakukan seperti yang tertera pada
Alat tipe 2: 50 rpm. Penetapan kadar.
Waktu: 30 menit. Larutan uji Gunakan Larutan uji seperti tertera
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C10H 13N 504 pada Penetapan kadar.
yang terlarut seperti yang tcrtcra pada Penetapan
1510 Zidovudini Compressi I Monograji
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah dan saring melalui penyaring nilon yang sesuai, buang
volume yang sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku 2 ml filtrat pertama.
dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rckam Sistem kromatografi Lakukan sepcrti yang tertera
kromatogram dan ukur semua respons puncak. Hitung pada Kromatogrqfi <931 >. Kromatograf cair kinerj a
persentase masing-masing cemaran dalam serbuk tinggi dilengkapi detektor 265 nm dan kolom 4,6 mm
tablet yang digunakan, dengan rumus: x 15 cm berisi bahan pengisi L 1. Laju alir lebih kurang
1,3 ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap
Larutan baku dan rckam respons puncak seperti yang
lOOF(!lJ
rs
tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif senyawa
sejenis C zidovudin (Timin), zidovudin, dan senyawa
sejenis B zidovudin berturut-turut adalah 0, 17; 1,0;
F adalah faktor respons relatif senyawa sejenis C dan 1,2. rcsolusi, R, antara puncak zidovudin dan
zidovudin dan puncak lainnya dengan nilai berturut- senyawa sejenis B zidovudin tidak kurang dari 2,5;
turut 1, 7 dan 1,0; ri adalah respons puncak cemaran faktor ikutan puncak zidovudin tidak lcbih dari 2,0
pada Larutan uji dan rs adalah respons puncak dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang
zidovudin pada Larutan baku. tidak lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara volume sama (lebih kurang 20 µI) Larutan haku dan
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera Larutan uji ke dalam kromatograf, ukur respons
pada Kromatogrqfi <931 >. puncak utama. Hitung jurnlah mg, zidovudin,
Fase gerak Larutkan 3,0 g natrium asetat P dan 1,3 C 10H 13 N 504, dalam tiap tablet yang digunakan, dengan
g na!rium 1-oktansulfonat P dalam 900 ml air. rumus:
Tambahkan 90 ml metanol P dan 40 ml asetonitril P.
Atur pH hingga 5,3 dengan asam asetat glasial P,
saring dan awudarakan. Jika perlu lakukan
12.soo(~)(:; J
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang
tertera pada Kromatografi <931>. C adalah kadar Zidovudin BPFI dalam mg per ml
Larutan baku persediaan senyawa sejenis B Larutan baku; N adalah jumlah tablet yang digunakan
zidovudin Timbang saksama sejumlah Senyawa dalam Larutan uji; ru dan rs bcrturut-turut adalah
Sejenis B Zidovudin BPFI, larutkan dalam metanol respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
P, encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap
dengan metanol P sehingga kadar lebih kurang 0, 1 mg Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tcrtutup
per ml. rapat, tidak tembus cahaya dan pada suhu ruang
Larutan baku persediaan senyawa sejenis C terkendali .•
zidovudin Timbang saksama sejumlah Senyawa Sejenis
C Zidovudin BPFL larutkan dalam metanol P dengan
sonikasi selama lebih kurang 15 menit, dan encerkan
secara kuantitatif, dan jika perlu bertahap dengan
metanol P hingga kadar lebih kurang 0,2 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 30 mg
Zidovudin BPFL masukkan ke dalam labu tentukur
250-ml, dan larutkan dalam 3,0 ml metanol P.
Tambahkan 2,5 ml Larutan baku persediaan senyawa
sejenis B zidovudin, 5,0 ml Larutan baku persediaan
senyawa sejenis C zidovudin, dan enccrkan dengan air
sarnpai tanda. Larutan ini mengandung zidovudin,
senyawa sejenis B zidovudin, dan senyawa sejenis C
zidovudin dengan kadar berturut-turut lebih kurang
0, 12; 0,001 dan 0,004 mg per ml.
Larutan uji Masukkan sejumlah tablet setara
dengan 1500 mg zidovudin, ke dalam labu tentukur
500-ml. Tambahkan lebih kurang 50 ml air, kocok
secara mekanik, selama 30 menit sampai tablet
terdispersi. Tambahkan lebih kurang 150 ml metanol
P dan sonikasi selama 10 menit. Encerkan dengan air
sampai tanda. Pipet 4 ml ke dalam labu tentukur 100-
ml, dan encerkan dengan air sampai tanda. Campur
LAMPI RAN
Lampiran I Daftar Baku Pembanding Baru 1511
UJI STERILITAS < 71 > Kondisi pekerjaan pengujian dipantau secara teratur
dengan mengambil sejumlah sampcl dari daerah
Prosedur berikut dapat digunakan untuk pengujian dan melakukan pengendalian yang sesuai.
menetapkan apakah bahan Farmakope yang harus steril Prosedur farmakope ini didesain bukan untuk
memenuhi syarat berkenaan dengan uji sterilitas seperti menjamin bahwa satu bets produk adalah steril atau
yang tertera dalam masing-masing monografi.•Bahan telah disterilkan. Hal ini terutama harus disertai dengan
farmakope diuji menggunakan metode Penyaringan validasi proses sterilisasi atau prosedurproses ascptik .•
membran seperti yang tertera pada Uji sterilitas produk, Jika terbukti bahwa kontaminasi mikroba dalam
jika sifat produk memungkinkan. Jika metode bahan dibuktikan menggunakan metode farmakopc
penyaringan membran tidak sesuai, gunakan Prosedur yang sesuai, maka hasil yang diperoleh menunjukkan
inokulasi langsung pada media uji seperti yang tertera bahwa bahan tersebut tidak memenuhi syarat •uji
pada Uji sterilitas produk. Semua alat kesehatan kecuali sterilitas, walaupun diperoleh hasil yang berbcda
alat dengan lumen yang bertuliskan steril pada menggunakan prosedur altematif.• Untuk informasi
etiketnya diuji dengan Prosedur inokulasi langsung tambahan pada uji sterilitas lihat Sterilisasi dan
pada media uji. Ketentuan untuk uji ulang tertera pada Jaminan Sterilitas Bahan Kompendia < 13 71 >.
Pengamatan dan penafsiran hasil uji. •
•Mengingat pengujian sterilitas adalah prosedur Media
yang sangat pasti, dan prosedur aseptik hams
dipastikan untuk menjamin interpretasi hasil yang Media untuk pengujian dapat dibuat scpcrti yang
tepat, maka personel penguji yang terlatih dan terampil tertera di bawah ini, atau dapat digunakan campuran
merupakan hal yang penting. Pengujian sterilitas kering yang menghasilkan formula sama, asalkan jika
dilakukan pada kondisi aseptik. Untuk memperoleh direkonstitusikan sesuai petunjuk produsen atau
kondisi demikian, lingkungan pengujian harus distributor. •. • Media harus memenuhi syarat Uji
disesuaikan dengan cara dimana uji sterilitas fertilitas aerob, anaerob dan jamur. Media disterilisasi
dilakukan. Tindakan pencegahan harus diambil untuk menggunakan proses yang telah divalidasi.
menghindari kontaminasi yang akan mempengaruhi Media bcrikut adalah media yang sesuai untuk uji
pengamatan mikroba yang terlihat pada pengujian. sterilitas. Media tioglikolat cair terutama digunakan
Lampiran /Uji Sterilisasi <71> 1513
untuk pertumbuhan bakteri anaerob, termasuk juga Larutkan semua bahan padat dalam air, hangatkan
untuk mendeteksi bakteri aerob. Soybean-casein digest hingga larut. Dinginkan larutan hingga suhu ruang, dan
medium sesuai untuk pertumbuhan jamur maupun jika perlu aturpH larutan hingga setelah sterilisasi 7,3 ±
bakteri .• 0,2 dengan penambahan natrium hidrok'iida I N. • Jika
perlu saring hingga jemih, • bagikan dalam wadah-
Media Tioglikolat Cair wadah yang sesuai:dan stcrilisasi menggunakan proses
l-Sistin P 0,5 g yang telah divalidasi. Simpan pada suhu antara 2° dan
Natrium Klorida P 2,5 g 25° dalam wadah steril dan tertutup baik, kecuali jika
• Dekstrosa P(C 6 H 120 0 .H 20) 5,5/5,0 g. segera digunakan.
Agar P, granul (kadarairtidak lebih dari 15%) 0,75 g Soybean-casein digest medium diinkubasi pada
Ek-,trak ragi P (larut dalam air) 5,0 g 22,5 ±2,5° .•
Digesti pankreas kasein P 15,0 g
Natrium tioglikolat P atau 0,5 g •Media untuk Golongan Penisilin a tau Golongan
Asam tioglikolat P 0,3 ml Sefalosporin
Larutan natrium resazurin P ( 1 dalam
1000) dibuat segar 1,0 ml Jika media uji sterilitas akan digunakan pada
Air 1000 ml metode lnokulasi langsungpada Media uji kultur media
scperti yang tertera pada Uji sterilitas produk,
Campur dan panaskan hingga larut• L-sistin P, modifikasi pcmbuatan media, baik Media tioglikolat
natrium klorida P, dekstrosa P, ekstrak ragi P dan cair maupun Soybean-casein digest medium sebagai
digesti pankreas kasein P dalam air. Larutkan natrium berikut: Masukkan secara aseptik pada setiap wadah
tioglikolat P atau asam tioglikolat P ke dalam larutan, media sejumlah B laktamase untuk menginaktifkan
dan• atur pH hingga setelah sterilisasi 7, 1 ± 0,2 sejumlah antibiotik dalam zat uji. Tetapkan jumlah B
menggunakan natrium hidroksida 1 N. • Jika diperlukan laktamase yang diperlukan untuk menginaktifkan
penyaringan, panaskan kembali larutan tidak sampai antibiotik menggunakan sediaan B laktamasc yang
mendidih, dan saring selagi panas melalui kertas saring sebelumnya sudah diuji daya inaktifasi terhadap
yang telah dibasahkan .• Tambahkan larutan natrium penisilin atau sefalosporin. [Catalan Media yang telah
resazurin, campur dan tempatkan media dalam tabung mengandung.fJ laktamase dapatjuga digunakan untuk
yang sesuai, yang memberikan perbandingan pengujian dengan metode penyaringan membran].
permukaan dengan kedalaman media sedemikian rupa Scbagai altcrnatif (Lakukan uji di daerah yang
sehingga tidak lebih dari setengah bagian atas media benar-benartcrpisah dari tcmpat uji stcrilitas), tctapkan
yang mengalami perubahan wama sebagai indikasi jumlah B laktamasc yang dipcrlukan di dalam media
masuknya oksigen pada akhir masa inkubasi. berdasarkan atas Uji validasi, menggunakan
•.•sterilisasi menggunakan proses yang telah divalidasi. Staphylococcus aureus kurang dari 100 koloni (lihat
Jika media disimpan, maka simpan pada suhu antara Tabet 1) sebagai bakteri tantang. Amati pertumbuhan
2° dan 25° dalam wadah steril tertutup rapat. .Jika lebih mikroba yang khas sebagai konfirmasi bahwa kadar B
dari sepertiga bagian atas media terjadi wama merah laktamase sudah tepat..
muda, media dapat diperbaiki kembali dengan
pemanasan dalam tangas air atau dalam uap air yang •Tabel 1. Galur Mikroba Uji yang sesuai untuk
mengalir bebas hingga wama merah muda hilang,•dan penggunaan Uji Fertilitas dan Uji Validasi
dinginkan dcngan pcndinginan cepat, cegah masuknya
udara tidak steril ke dalam wadah. Bakteri Aerob
Media tioglikolat cair diinkubasi pada 32,5 ± 2,5° .• Staphylococcus aureus' ATCC 6538; CIP4,83;
NCTC 10788;NCIMB9518
Media Tioglikolat Alternatif Bacillus subtilis ATCC 6633; CIP 52,62
• NCIMB8054
2
: Buat campuran yang mempunyai komposisi yang Pseudomonas aeruginosa ATCC 9027; NCIMB 8626;
sama dengan Media tioglikolat cair, tetapi tan pa agar P CIP82,118
Bakteri anacrob
dan larutan natrium rcsazurin, stcrilisasi seperti di atas 3
Clostridium sporogenes ATCC 19404;CIP79,3;
dan biarkan dingin, sebelum digunakan. pH setelah
NCTC 532 atauATCC 11437
sterilisasi adalah 7,1 ± 0,2. Inkubasi pada kondisi Jamur
anaerob selama masa inkubasi. Candida albicans ATCC 10231; IP48,72
Media tioglikolat alternat(f diinkubasi pada 32,5 ± NCPF3179
2,5°. Aspergillus niger ATCC l6404;JP1431,83
IMI 149007.
Soybean-Casein Digest Medium
1. Altematif untuk Staphylococcus aureus adalah Bacillus
Digesti pankreas kasein P 17,0g suhtilis ATCC 6633
Digesti papaik tepung kedele 3,0g 2. Alternatif untuk Pseudomonas aeruginosa adalah
Natrium klorida P 5,0g Micrococcus luteus (Kocuria rhizophila) ATCC 9341
Kalium fo.~fat dibasa P 2,5g 3. Altematif untuk Clostridium .sporogenes, jika diinginkan
• Dekstrosa P (C 0H 120 6 .H 20) 2,5/2,3 g. mikroba yang bukan pembentuk spora adalah Bacteroides
vulgatus ATCC 8482.
Air 1000 ml
1514 Uji Sterilisasi <71> I lampiran
[Catalan Gunakan tehnik pemeliharaan biakan lot benih •Cara pembuatan untuk golongan penisilin atau
(Sistem lot benih) untuk mengetahui mikroba viabel yang golongan st;falosporin Jika perlu tambahkan secara
digunakan untuk inokulasi tidak lebih dari 5 pasase dari aseptik pada larutan di atas, sejumlahfl laktamase steril
biakan awal]. yang cukup untuk menginaktifkan aktifitas residu
antibiotik pada membran setelah larutan uji disaring
• Uji Kesesuaian (lihat Media untuk golongan penisilin atau golongan
sefalosporin ). •
Media yang digunakan sesuai dengan uji di bawah
m1. Pengujian dilakukan sebelum atau bcrsamaan Cairan D
dengan pengujian produk:.-
•untuk setiap liter Cairan A tambahkan 1 ml polisorbat
• Sterilitas 80 P, atur pH hingga 7,1 ± 0,2; bagikan ke dalam
Pastikan sterilitas tiap bets media yang telah wadah-wadah, dan stcrilisasi menggunakan proses
disterilkan dengan cara menginkubasi sebagian dari yang telah divalidasi. Gunakan cairan ini untuk zat uji
media pada suhu yang sesuai selama 14 hari. Tidak yang mengandung lesitin atau minyak, atau untuk alat
boleh ada pertumbuhan mikroba.• kesehatan yang dalam etiket tercantum lumen steril.•
Cairan K
•uji Fertilitas untuk Aerob, Anaerob dan Jamur
Lakukan uji fertilitas terhadap tiap lot media siap •Larutkan 5,0 g digesti peptik jaringan hewan P, 3,0 g
pakai dan tiap bets dari media yang dibuat ekstrak daging P, dan 10,0 gpolisorbat 80 P, dalam air
menggunakan media kering atau dari bahan-bahannya. hingga 1 liter. Atur pH hingga setelah sterilisasi 6,9 ±
Galur mikroba yang sesuai dapat dilihat pada Tabet 1. 0,2. Bagikan kc dalam wadah-wadah, dan sterilisasi
Inokulasikan sejumlah Media tioglikolat cair menggunakan proses yang telah divalidasi. •
dengan sejumlah kecil (tidak lebih dari 100 koloni)
mikroba berikut, menggunakan sejumlah media • UJI VALIDASI
terpisah untuk setiap spesies mikroba: Clostridium
sporogenes, Pseudomonas aeruginosa, dan Lakukan uji seperti yang tertera pada Uji untuk
Staphylococcus aureus. lnokulasikan scjumlah Media sterilitas produk menggunakan metode yang persts
tioglikolat alternatif dengan sejumlah kecil (tidak lebih sama, kecuali untuk modiftkasi berikut ini:.
dari 100 koloni) Clostridium sporogenes. Inokulasikan
sejumlah Soybean-casein digest medium dengan • Penyaringan Membran
sejumlah kecil (tidak lebih dari 100 koloni) mikroba, Setelah isi wadah atau isi beberapa wadah yang
menggunakan sejumlah media terpisah untuk setiap diuji disaring rnelalui membran, tambahkan inokulum
spesies mikroba berikut: Aspergillus niger, Bacillus dari sejumlah kecil mikroba viabel (tidak lebih dari 100
subtilis dan Candida albicans. Inkubasi tidak lebih dari koloni) ke dalam pengencer steril terakhir yang
3 hari untuk bakteri dan tidak lebih dari 5 hari untuk digunakan untuk membilas penyaring .•
Jamur.
Media dapat digunakan apabila terlihat • Inokulasi langsung
pertumbuhan mikroba denganjelas .•
Setelah isi wadah atau isi beberapa wadah yang
diuji (untuk benang bcdah dan alat-alat bedah untuk
• Penyimpanan
penggunaan dokter hewan: helaian) dimasukkan ke
Jika media yang telah dibuat disimpan dalam
dalam media kultur, tambahkan inokulum sejumlah
wadah tidak tersegel dapat digunakan dalam waktu
kecil mikroba viabel (tidak lebih dari 100 koloni) ke
sebulan, dengan ketentuan bahwa media diuji fertilitas
dalam media.
setiap 2 minggu selama penggunaan dan indikator
Pada kedua cara di atas, gunakan mikroba yang
wama masih memenuhi syarat. Jika disimpan dalam
sama seperti yang tertcra pada Ujifertilitas untuk aerob,
wadah tertutup rapat, media dapat disimpan selama 1
anaeroh dan jamur. Lakukan uji fertilitas sebagai
tahun, dcngan kctentuan bahwa media diuji fertilitas
kontrol positif. Inkubasi semua wadah yang berisi
setiap 3 bulan selama penggunaan dan indikator warna
media selama tidak lebih dari 5 hari.
masih memenuhi syarat.
Jika setelah masa inkubasi terlihat pertumbuhan
mikroba denganjelas, secara visual bandingkan dcngan
tabung yang tidak berisi contoh, atau berisi contoh yang
CAIRAN PENGENCER DAN PEMBILAS
tidak mcmpunyai aktivitas antimikroba pada kondisi uji
UNTUK PENYARINGAN MEMBRAN
atau aktivitasnya telah dihilangkan dengan sempurna.
CairanA Uji sterilitas kemudian dapat dilakukan tanpa
modifikasi lebih lanjut.
Cara pembuatan Larutkan 1 g digesti peptik jaringan Jika tidak tcrlihat pertumbuhan mikroba dengan
hewan P-.dalam air hingga 1 liter, saring atau sentrifus jelas pada tabung yang berisi contoh, secara visual
hingga jemih, jika perlu, atur pH hingga 7,1 ± 0,2. bandingkan dengan tabung yang tidak berisi contoh
Bagikan kc dalam wadah-wadah, dan sterilisasi atau contoh yang mempunyai aktivitas antimikroba
menggunakan proses yang telah divalidasi.•.
Lampiran /Uji Sterilisasi <71> 1515
Is i per wad ah Jumlah minimum yang digunakan (Jika tidak ditentukan lain)
ZatPadat
Kurang dari 50 mg Scluruh isi tiap wadah
50 mg atau lcbih, tctapi kurang dari 300 mg Setengah isi tiap wadah, tctapi tidak kurang dari 50 mg
300mg-5 g 150mg
Lcbih besar dari 5 g 500mg
Alat Kesehatan
Benang bedah dan peralatan bedah 3 po tong tiap helai (panjang tiap potong 30 cm)
lain untuk hcwan
Pembalut/kapas/pcrban (dalam kemasan) 100 mg per kemasan
Benang bedah dan bahan sejenis yang Seluruh alat
yang dikcmas untuk sekali pakai
Alat Kesehatan lainnya Seluruh alat, potong kecil-kccil atau diumi
Tabel 3. Jumlah Minimum Bahan yang Diuji Sesuai dengan Jumlah Bahan dalam Bets
Jumlah bahan dalam Bets Jumlah Minimwn bahan yang diuji untuk
Tiap Media (Jika tidak dinyatakan lain)*
Sedian Parenteral
Tidak lebih dari 100 wadah 10% atau 4 wadah, diambil jumlah yang lebih besar
Lebih dari 100, tetapi tidak lebih dari 500 wadah 10 wadah
Lebih dari 500 wadah 2% atau 20 wad ah, diambil jumlah yang lebih kecil
Untuk sediaan volume besar 2% atau 10 wad ah, diambil jumlah yang lebih kecil
Antibiotik Padat
Ruahan bahan farmasi dalam kemasan (< 5 g) 20 wadah
Ruahan bahan farmasi dalam kcmasan (z 5 g) 6 wadah
Ruahan dan campurnn lihat Produk rnahan padat
* Jika isi satu wddah cukup untuk diinokulasikan ke dalam dua media, kolom ini menyatakanjumlah wadah yang diperlukan
untuk kcdua media
Lampiran I Uji Sterilisasi <71 > 1517
ZATPADAT ANTIBIOTIK UNTUK INJEKSI steril melalui jarum, jika jarum terpasang pada alat, atau
Ruahan farmasi yang dikemas < 5 g Dari 20 melalui jarum steril yang khusus dipasangkan untuk
wadah, masukkan secara aseptik masing-masing lebih pengujian ini, dan, masukkan isi ke dalam wadah
kurang 300 mg zat padat ke dalam labu Erlenmeyer pengumpul steril. Lakukan uji seperti di atas .•
500 ml steril , larutkan dalam lebih kurang 200 ml
Cairan A (Lihat Cairan pengencer dan pembilas untuk lnokulasi Langsung ke dalam Media
penyaringan membran ); atau konstitusikan masing- • Masukkan sejumlah bahan uji seperti yang tertera
masing wadah, seperti yang tertera pada etiket dan pada Tabet 2 dan Tabet 3 langsung ke dalam media tidak
masukkan sejumlah larutan atau suspensi setara dengan lebih dari 10% volume media, kecuali dinyatakan lain.
lebih kurang 300 mg zat padat ke dalam labu Erlenmeyer Jika bahan uji mempunyai aktivitas antimikroba,
500 ml, larutkan dalam lebih kurang 200 ml Cairan A. lakukan uji setelah dinetralisasi dengan bahan penetral
Lakukan uji seperti yang tertera pada Larutan air atau yang sesuai atau dengan cara mengencerkan dalam
Minyak dan tarutan minyak. sejumlah media yang cukup.
Untuk bahan uji volume besar, gunakan media yang
Ruahan farmasi yang dikemas 2:?: 5 g Dari 6 lebih pekat dan se]anjutnya perhitungkan
wadah, masukkan secara aseptik masing-masing lebih pengencerannya. Jika mungkin, media pekat dapat
kurang 1 g zat padat ke dalam labu Erlenmeyer 500 ml ditambahkan langsung ke dalam wadah bahan uji .•
steril, larutkan dalam lebih kurang 200 ml Cairan A;
atau konstitusikan masing-masing dari 6 wadah seperti CAIRAN BERMINYAK
yang tertera pada etiket, masukkan sejumlah larutan • Gunakan · media yang telah ditambah bahan
yang setara dengan lebih kurang lg zatpadat ke dalam pengemulsi yang sesuai dengan kadar scperti yang
labu Erlenmeyer 500 ml steril, larutkan dalam lebih tertera pada Uji validasi, sebagai contoh polisorbat BOP
kurang 200 ml Cairan A. Lakukari ·uji seperti yang dengan kadar 10 e per liter.•
tertera pada larutan air.•
• SALEP DAN KRIM
•ANTIBIOTIKPADAT, RUAHANDAN Encerkan ·pahan uj i hingga lebih kurang I dalam I 0
CAMPURAN bagian dengan pengencer steril yang sesu~i seperti
Secara aseptik ambil secukupnya b~han uj i dari Cairan A (lihat Cairan pengencer dan pembtias untuk
sejumlah wadah yang sesuai (lihat Tabel 2), campur penyaringan memhran) dan sudah mengandung bahan
hingga diperoleh campuran yang setara dengan lebih pengemulsi terpilih. Masukkan encenin bahan uji ke
kurang 6 g bahan uji dan masukkan ke dalam labu dalam media yang tidak berisi bahan pengemulsi.
Erlenmeyer 500 ml steril, larutkan dalam lebih kurang Inkubasi media yang telah diinokulasi selama tidak
200 ml Ca{ranA, dan campur. Lakukan uji seperti yang kurang dari 14 hari. Amati media beberapa kali selama
tertera pada Larutan air.• masa inkubasi. Kocok secara perlahan setiap hari: Jika
digunakan media tioglikolat atau media Jain . yang
•PRO DUK AEROSOL STERIL sejenis· ·u.ntuk mendeteksi mikroorganism~ ~haerob,
Untuk produk cair dalam bentuk aerosol · lakukaii .pengocokan atau pcncampuran seminimaJ
bertekanan, bekukan wadah dalam campurart etanol P- mungkin untuk mempertahankan kondisi anaerob .•
es kering pada suhu sedikitnya -20° selama lebih kurang
1jam. Jika memungkinkan, biarkan propelan menguap· BENANG BEDAH DAN ALAT BEDAH LAIN
sebelum wadah dibuka secara aseptik, dan masukkan UNTUKHEWAN
isinya ke dalam wadah pengumpul steril, tambillan • Gunakan bahan uji untuk tiap media tidak kurang
100 ml Cairan D ke dalam wadah pengumpul, dan dari sejumlah sediaan seperti yang tertera pada Tabet 2
campurperlahan-lahan. Lakukan uji seperti yang tertera dan Tabet 3. Buka kemasan tersegel secara !J.Septik, dan
padalarutan air atauMinyak dan tarutan minyak.• masukkan tiga potong lakukan seperti yang·tertera pada
Larutan air, ke dalam tiap media. Lakukan uji terhadap
• ALAT KESEHATAN DEN GAN LUMEN tiga potong panjang masing-masing 30' cm, yan~
BERETIKET STERIL dipotong dari bagian tengah dan ke dua ujung helaian.
Secara aseptik alirkan Cairan D sejumlah tidak Gunakan seluruh potongan dari kemasan yang baru
kurang dari 10 kali volume lumen alat yang akan diuji. dibuka.
Kumpulkan cairan ke dalam wadah steril yang sesuai, Masukkan tiap potong ke dalam media yang sesuai.
dan lakukan uji seperti yang tertera padalarutan datam Gunakan media yang cukup untuk menutup bahan uji
air atau Minyak dan larutan minyak. (20-150 ml) .•
Untuk alat suntik steril kosong, ambil pengenccr
Lampiran I Penetapan Potensi Antibiotik Secara Mikrobiologi <131 > 1519
Media 11 ·Media 41
Sama scpcrti Media /, kecuali pH setelah Digesti pankreatik kasein P 9,0 g
sterilisasi 8,3 ± 0, 1. Dekstrosa P 20,0 g
Ekstrak ragi P 5,0 g
Media 13 Natrium sitrat P 10,0 g
DekstrosaP 20,0g Kalium fosfat monobasa P 1,0 g
PeptonP 10,0g Kalium fosfat dibasa P 1,0 g
Air 1000ml Air 1000 ml
pH setelah sterilisasi 5,6±0,1 pH sctclah sterilisasi 6,8 ± 0,1.
Media 19
DAPAR FOSFAT DAN LARUTAN LAIN
PeptonP 9,4g
Ekstrak ragi P 4,7g
Ekstrak daging P 2,4g Buat seperti di bawah ini atau dengan cara lain yang
Natrium klorida P 10,0g sesuai, dapar fosfat yang diperlukan untuk antibiotik
DekstrosaP 10,0g yang ditetapkan. Dapar disterilkan setelah pembuatan
AgarP 23,5 g
Air lOOOml dan pH yang tertera pada masing-masing adalah pH
pH setelah sterilisasi 6, 1 ± 0, 1 setelah sterilisasi.
Dapar nomor 1; I%; pH 6,0 Larutkan 2,0 g kalium
Media 32
fosfat dibasa P dan 8,0 g kalium fosfat monobasa P
Sama seperti Media 1, kecuali tambahkan 300 mg
mangan sulfat P dalam 1000 ml air. Atur pH hingga 6,0 ± 0,05 dengan
asamfosfat 18 N atau kalium hidroksida JON.
Media 34
Dapar nomor 3; 0,1 M; pH 8,0 Larutkan 16,73 g
GliserinP 10,0g
kalium fas.fat dihasa P dan 0,523 g kalium fas.fat
PeptonP 10,0g
Ekstrak daging P 10,0g monobasa P dalam air 1000 ml. Atur pH hingga 8,0 ±
0,1 dcnganasamfosfat /8Nataukalium hidrok'iida JON
1522 Penetapan Potensi Antibiotik Secara Mikrobiologi <131> / lampiran
Dapar nomor 4; 0,1 M; pH 4,5 Larutkan 13,61 g salah satu antibiotik anggotanya, tetapi sediaan itu
kalium fosfat monobasa P dalam 1000 ml air. Atur pH sendiri dapat tidak serba sama (heterogen). Dalam hal
hingga 4,5 ±0,05 dengan asam fmfat 18 N atau natrium ini "g" aktivitas dinyatakan dalam "unit". "g" aktivitas
hidroksida l 0 N harus tidak dianggap sama dcngan g (bobot) dari bahan
Dapar nomor 6; I 0%; pH 6,0 Larutkan 20,0 g antibiotik.
kalium fosfat dibasa P dan 80,0 g kalium fosfat
monobasa P dalam 1000 ml air. Atur pH hingga 6,0 ± • Penyiapan Baku
0,05 dengan asam fosfat 18 N atau natrium hidrok~ida
Untuk menyiapkan larutan persediaan, larutkan
JON.
sejumlah baku pembanding antibiotik yang ditimbang
Dapar nomor 10; 0,2 M; pH 10,5 Larutkan 35,0 g saksama dan sebelumnya telah dikeringkan seperti yang
kalium fosfat dibasa P dalam 1000 ml air dan tambahkan tertera pada Tabet 1, atau seluruh isi satu vial, jika
2 ml kalium hidroksida I 0 N. Atur pH hingga 10,5 0, 1 diperlukan, dalam pelarut seperti yang tertera pada tabel
dengan as am fas.fat 18 N atau kalium hidroksida 10 N. tersebut, kemudian encerkan hingga kadar yang
Dapar nomor 16; 0, 1 M; pH 7,0 Larutkan 13,6 g dikehendaki. Simpan dalam lemari pendingin dan
kalium fosfat dibasa P dan 4,0 g kaliumfosfat monobasa gunakan dalam waktu yang ditentukan. Pada hari
P dalam 1000 ml air. Atur pH hingga 7 ,0 ± 0,2 dengan penetapan, buat pengenceran dari larutan persediaan 5
asamfosfat 18 N atau natrium hidroksida 10 N. atau lebih larutan untuk pengujian dengan kadar
Larutan lain Gunakan bahan-bahan yang tertera bertahap, umumnya dengan perbandingan 1: 1,25 untuk
pada Pereaksi, Indikator dan Larutan. Untuk air, penetapan dengan prosedur Lempeng silinder atau lebih
gunakan Air; untuk natrium klorida gunakan Injeksi kecil untuk penetapan turbidimetri. Gunakan pengencer
Natrium Klorida; formaldehida encer adalah Larutan akhir yang dinyatakan dan urutan kadar dcngan dosis
F ormaldehida yang diencerkan dengan air 1: 3. tengah yang ditentukan.
Catatan: "D" menyatakan "dapar" diik:uti nomor sesuai dengan yang tertera pada dapar kalium fosfat.
•untukAmfoterisin B, Natrium kolistimetat dan Nistatin, buatLarotan baku pembanding dan Larotan uji secara bersamaan.
Untuk Amfoterisin B, encerkan selanjutnyaLarutan persediaan dengan dimeti/ sulfoksida P hingga diperoleh kadar 12,8; 16, 20, 25 dan 31,2
µg per ml pada saat menjelang membuat Laro tan uji. Enceran Laro tan r.lji harus mengandung sejumlah yang sama dimetil sulfoksida P seperti
pada enceran Larotan baku pembanding.
Untuk Zink basitrasin, tiap enceranLarutan baku harus mengandung asam klorida P sejumlah sama dengan enceran Laro tan uji.
Untuk Neomisin yang ditetapkan dengan cara Turbidimetri, encerkan secara kuantitatif Larotan persediaan 100 g per ml dengan Dapar
nomor 3 hingga diperoleh larutan dengan kadar setara 25,0 g per ml. Ke dalam labu tentukur 50-ml yang terpisah, masukkan masing-masing
1,39; 1,67; 2,00; 2,40; dan 2,88 ml larutan ini, tambahkan 5,0 ml asam klorida 0,01 N pada tiap labu dan encerkan dengan Dapar nomor 3
sampai tanda, hingga diperoleh kadar Neomisin larutan 0,69; 0,83; l ,O; 1,2; I ,44 µg per ml. Gunakan larutan ini untuk membuat garis respons
balm.
Untuk Nistatin, encerkan selanjutnya Larutan persediaan dengan dimetilformamida hingga diperoleh kadar 256 unit, 320 unit, 400 unit, 500
unit dan 624 unit per ml pada saat menjelang membuat pengenceran Larutan uji. Buat Larotan baku untu.k garis respons bersamaan dengan
pengenceran Larutan uji. Enceran Larotan uji harus mengandung sejumlah yang sama dimetilformamida seperti pada Larotan baku.
Gunakan peralatan kaca aktinik rendah wama merah.
Untuk Polimiksin B, buatLarutan persediaan dengan menambahkan 2 ml air untuk tiap 5 mg bahan baku pembanding. •.
1524 Penetapan Potensi Antibiotik Secara Mikrobiologi <131> I lampiran
TABEL2
MIKROBA UJI UNTUK PENETAPAN ANTIBIOTIK DENGAN PROSEDUR SEPERTI YANG
TERTERAPADATABEL 1
PENYIAPAN SAMPEL
Dari informasi yang ada untuk penyiapan sediaan Mikroba Dan Inokula
yang akan diuji (contoh), berikan potensi perkiraan tiap Mikroba Uji
satuan bobot atau volume dan berdasarkan perkiraan
ini, pada hari penetapan buat larutan persediaan serta Mikroba uji untuk tiap antibiotik tertera pada Tabel
enceran larutan uji seperti yang tertera untuk setiap 2 beserta nomor identifikasi American Type Culture
Collection (ATCC) yang bersangkutan. Metode
antibiotik dengan pengencer akhir yang sama seperti
penetapan dengan mikroba uji tersebut tertera pada
untuk baku pembanding. Penetapan menggunakan 5
Tabel 1. Pelihara biakan pada media agar miring dengan
tingkat dosis baku, memerlukan hanya 1 tingkat dosis kondisi inkubasi seperti tertera pada Tabel 3 dan
sampel pada kadar perkiraan sama dengan tingkat dosis pindahkan setiap minggu pada agar miring yang baru.
tengah baku. Untuk Klebsiella pneumoniae gunakan biakan tidak
Lampiran I Pen eta pan Potensi Antibiotik Secara Mikrobiologi <131 > 1525
berkapsul. • Untuk Enterococcus hirae dapat digunakan Prosedur dalam Met ode Turhidimetri . Sesuaikan jumlah
biakan tusukan ("stab cultures") .• Inokula pada kebutuhan setiap hari, jika dibutuhkan,
untuk mendapatkan suatu hubungan dosis-respon yang
Penyiapan Inokula optimum dari jumlah pertumbuhan mikroba uji di dalam
Untuk persiapan penetapan, lepaskan biakan segar tabung dan lama waktu inkubasinya. Pada saat periode
mikroba dari agar miring atau biakan lain • dalam 3 ml inkubasi selesai sesuai dengan yang tertera pada
natrium klorida P dan butiran kaca steril.. Inokulasikan Prosedur dalam Metode Turbidimetri, tabung yang
kc permukaan 250 ml media agar seperti yang tertera mengandung dosis tengah dari Larutan baku harus
pada Tabet 3 dalam sebuah botol Roux, • kecuali untuk memiliki serapan pa1ing sedikit 0,3; kecuali untuk
Enterococcus hirae dan Staphylococcus aureus (ATCC amikasin, klortetrasiklin, gramisidin, dan tetrasiklin
9144),. dibiakkan dalam media cair. Sebarkan suspensi (serapan 0,35), dan kapreomisin, metasiklin, dan
secara merata ke atas permukaan agar dengan bantuan tobramisin (serapan 0,4) .•
butiran kaca steril dan inkubasikan pada suhu yang Untuk penetapan dengan cara lempeng-silinder
ditetapkan selama waktu tertentu. Pada akhir periode tetapkan dengan percobaan untuk mengatur jumlah
inkubasi, buat suspensi persediaan dengan suspensi persediaan yang dimasukkan untuk inokula,
mengumpulkan biakan ke dalam 50 ml larutan natrium dimulai dengan volume yang tertera pada Tabel 3 hingga
klorida 0. 9% steril, kecuali untuk bleomisin (gunakan 50 menghasilkan batas daerah hambatan yang memuaskan
ml Media 34). dengan diameter lebih kurang 14 mm sampai 16 mm dan
• Tetapkan dengan percobaan, jumlah suspensi memberikan suatu hubungan dosis yang reprodusibel.
persediaan yang digunakan sebagai lnokula, dimulai Buat inokula dengan menambahkan sejumlah suspensi
dengan volume yang tertera pada Tabet 3. Percobaan persediaan ke dalam media agar yang telah dicairkan dan
harus diinkubasikan sesuai waktu yang tertera pada didinginkan hingga suhu 45 sampai 50, putar hingga
diperoleh suspensi homogen.
TABEL3
PENYIAPAN INOKULA
Koooisi Inkubasi Komp~isi inokula yang
Mikroba i.tji & (Ncmoc ATCC) di~urkan Antibiotik yang ditetapkan
Media Suru (°) Waktu Media Jumhh(ml
~am~ l?er 100 mQ
Bacillus subtilis (6633) 32 32-35 5 hari 5 ** Dihidrostreptom isin,
8 ** Vankcrnisin
disiapkan dan tempatkan 3 replikat tabung dengan posisi UJI EN DOTO KS IN BAKTERI <201>
secara acak pada rak tabung. Secara bersamaan letakkan
pada tiap rak 1 tabung atau 2 tabung kontrol yang berisi l Uji endotoksin bakteri adalah uji untuk•deteksi atau
ml pengencer tan pa antibiotik • (lihat Tabet 1)•. Setelah kuantitasi. endotoksin bakteri yang mungkin terdapat
selesai semua pengisian larutan (untuk kandisidin dalam dalam sampel yang diuji. Pengujian dilakukan
waktu 30 menit ketika air ditambahkan pada Larutan menggunakan Limulus Amebocyte Lysate (LAL) yang
persediaan metilsu?foksida ), tambahkan 9,0 ml inokula diperoleh dari ekstrak air amebosit dari kepiting ladam
ke dalam tiap tabung pada rak dan setelah lengkap kuda (Limulus polyphem us • atauTachypleus tridentatus)
pengisian rak segera ditempatkan dalam inkubator atau • dan dibuat khusus sebagai pereaksi LAL [Catalan
tangas air dengan suhu yang dipertahankan pada 36° Pereak<ii LAL bereahi dengan beberapa fl-glukan selain
sampai 37,5° kecuali untuk kandisidin (inkubasi pada endotohin. Untuk sampel yang mengandung glukan
suhu 27° sampai 29°). • Inkubasi tabung selama 4 sampai harus digunakan pereahi LAL yang sudah mendapat
5 jam, kecuali untuk kapreomisin, kloramfenikol, perlakuan sehingga tidak bereahi dengan fl-glukan]. •.
sikloserin, dihidrostreptomisin, spektinomisin, Terdapat dua tipe teknik uji, teknik pembentukan
streptomisin, dan troleandomisin (inkubasi selama 3 jendal gel dan teknik fotometrik. Teknik fotometrik,
sampai 4 jam), tilosin (inkubasi selama 3 sampai 5 jam), mencakup metode turbidimetri, yang didasarkan pada
dan kandisidin (inkubasi selama 16 sampai 18 jam),. pembentukan kekeruhan setelah penguraian substrat
Setelah inkubasi, tambahkan 0,5 ml larutan endogen, dan metode kromogenik yang didasarkan pada
formaldehida encer ke dalam tiap tabung, • kecuali pembentukan warna setelah tcrjadi penguraian
untuk tilosin (panaskan rak di dalam tangas air pada kompleks kromogen-peptida sintetik. Lakukan salah
suhu 80° sampai 90° selama 2 sampai 6 menit atau di satu dari teknik tersebut, kecuali jika dinyatakan lain
dalam tangas uap selama 5 sampai 10 menit, dan biarkan dalam monografi. Jika terjadi keraguan, maka
sampai suhu ruang),1 ambil satu rak sekaligus, dan ukur keputusan akhir didasarkan pada hasil Teknik
1 Pembentukan Jenda! Gel, kecuali dinyatakan lain dalam
transmitans atau serapannya dengan spektrofotometer
monografi .•
yang sesuai pada 530 nm atau 580 nm (lihat
•Pada Teknik Pembentukan Jenda/ Gel,.penetapan
Spektrofotometer pada bagian Peralatan),.
titik akhir reaksi dilakukan dengan membandingkan
Pada pcnetapan 1 tingkat dosis dengan kurva baku,
langsung enceran dari zat uji dengan enceran endotoksin
buat pengenceran hingga 5 tingkat dos is larutan baku (S 1
baku, dan jumlah endotoksin dinyatakan dalam unit
sampai S5) dan satu tingkat dosis larutan uji (U 3) dari tiap
Endotoksin FI.
sediaan sampai dcngan 20 sediaan uji yang sama dengan Pereaksi LAL diformulasikan juga untuk
S3 baku. Buat juga satu S3 tambahan sebagai uji digunakan dalam pengujian turbidimetri dan
pertumbuhan. Tambahkan 1 ml masing-masing larutan kolorimetri, maka pengujian-pengujian tersebut dapat
1
uji, kecuali untuk gramisidin, tiostrepton, dan tilosin digunakan untuk memenuhi persyaratan yang
(gunakan 0, 10 ml). 1 pada 3 tabung dan 1 ml pengencer ditetapkan.• • Kedua uji ini memerlukan pcmbuatan
bebas antibiotik pada 6 tabung sebagai kontrol.
kurva regresi baku dan kandungan endotoksin dari zat
Letakkan secara acak satu set lengkap, termasuk 2
uji ditetapkan dengan interpolasi dari kurva tersebut.
tabung kontrol pada satu rak tabung. Tambahkan 9,0 ml
1 Prosedur meliputi inkubasi selama waktu yang telah
inokula, kecuali untuk tiostrepton (gunakan l 0,0 ml ditetapkan dari endotoksin yang bereaksi dan larutan
inokula),1 inkubasikan, tambahkan 0,5 ml fonnaldehida
kontrol dengan pereaksi LAL, dan pembacaan serapan
encer dan akhiri penetapan di atas. Tetapkan masa cahaya pada panjang gelombang yang sesuai.
inkubasi yang pasti dcngan mengamati pertumbuhan Pengukuran titik akhir pada prosedur secara
pada kadar rujukan (dosis tengah) pengenceran turbidimetri, pembacaan dilakukan segera pada akhir
baku(S 3).
masa inkubasi. Pengukuran titik akhir pada prosedur
secara kolorimetri, reaksi dihentikan pada akhir dari
Cara Perhitungan waktu yang telah ditetapkan, dengan penambahan zat
Untuk menghitung potensi dari data yang diperoleh pemutus-reaksi-enzim, sebelum pengukuran. Pada
dengan metode lempeng silinder atau turbidimetri penetapan kadar secara kinetik (turbidimetri dan
lakukan seperti yang tertera pada Potensi hasil kolorimetri), serapan diukur selama periode reaksi dan
interpolasi dari kurva baku seperti yang tertcra pada dari pengukuran tersebut ditetapkan nilai kecepatan
Des a in dan Analisis Penetapan Haya ti <81 >, reaksi.
menggunakan metode garis lurus transformasi log
dengan prosedur penyesuaian kuadrat terkecil dan uji •ALAT DAN ALAT GELAS
linieritas. Bila sejumlah penetapan dari bahan uji yang
sama dilakukan menggunakan kurva baku yang sama, Depirogenasi seluruh peralatan gelas dan bahan
hitung koefisien variasi dari hasil semua penetapan tahan panas lainnya dalam oven udara panas
bahan uji. Bila lebih dari satu penctapan dilakukan untuk menggunakan proses yang telah divalidasi [Catalan
bahan uji dengan kurva baku yang berbeda, buat rata- Prosedur untuk uji validasi inaktivasi endotoksin, lihat
rata dari dua atau lebih nilai potensi.
1528 Uji Endotoksin Bakteri <201> I Lampiran
Sterilisasi Panas Kering dalam Sterilisasi dan Jaminan perlu, atur pH larutan (atau basil pengenceran) yang
Sterilitas untuk Bahan Kompendial <1371>. Gunakan akan diuji hingga pH campuran pereaksi LAL dan
pereaksi LAL dengan sensitivitas tidak kurang dari 0, I 5 larutan uji terletak pada rentang pH yang ditentukan
unit Endotoksin FI per ml]. oleh produsen pereaksi LAL. Biasanya digunakan pada
Umumnya waktu dan suhu minimum yang produk dengan rentang pH 6,0 8,0. Pengaturan pH dapat
9
digunakan adalah 30 menit pada 250°. Jika dilakukan dengan penambahan asam, basa atau larutan
menggunakan Peralatan plastik, misalnya sumuran dapar yang sesuai dengan rekomendasi produsen
mikro dan "pipet tips " untuk pipet otomatis, gunakan pereaksi LAL. Asam dan basa dapat dibuat dari
hanya yang sudah dibuktikan bebas endotoksin dan konsentrat atau padatan dengan Air Pereaksi LAL dalam
tidak akan mengganggu pengujian. {Catalan Pada wadah bebas endotoksin. Larutan dapar harus divalidasi
bagian ini, istilah tabung dimaksudkan untuk semua bebas endotoksin dan faktorpengganggu .•
wadah, misalnya sumur mikro-titer] ..
•PENETAPAN.PENGENCERAN MAKSIMUM
BAKU PEMBANDING DAN BAKU YANG ABSAH (PMA)
KONTROL ENDOTOKSIN ·rengenceran Maksimum Absah adalah pengenceran
Baku pembanding endotoksin adalah Endotoksin maksimum yang diperbolehkan dari suatu contoh agar
BPFI yang telah diketahui potensinya dalam unit batas endotoksin dapat ditetapkan. 1 Pengenceran
Endotoksin FI per vial. Konstitusikan seluruh isi vial maksimum yang absah sesuai untuk injeksi atau larutan
dengan 5,0 ml Air Pereaksi LAL [Catatan Air pereaksi pemberian parenteral dalam bentuk terkonstitusi atau
LAL adalah Air Steril untuk Injeksi atau air lain yang diencerkan pada pemberian , atau jika diperlukan untuk
tidak menunjukkan reaksi spesifik dengan pereaksi LAL jumlah obat dalam bobot jika volume sediaan obat yang
yang akan digunakan, pada batas sensitivitas diberikan bervariasi. Bila batas kadar endotoksin dalam
pereaksi.]. Campur dengan pengocok vorteks secara monografi dinyatakan dalam volume (dalam unit
intermiten selama 30 menit. Gunakan larutan pekat ini Endotoksin FI per ml), maka untuk memperoleh faktor
untuk membuat seri pengenceran yang sesuai. Simpan PMA, batas kadar dibagi dengan kepekaan, /... (dalam unit
larutan pekat dalam lemari pendingin, selama tidak Endotoksin FI per ml), dari pereaksi LAL yang digunakan
lebih dari 14 hari untuk membuat pengenceran untuk penetapan. Bila batas kadar endotoksin dalam
berikutnya. Sebelum digunakan kocok kuat dengan masing - masing monografi dinyatakan dalam bobot atau
pengocok vorteks selama tidak kurang dari 3 menit. unit dari zat aktif (dalam unit Endotoksin FI per mg atau
Campur setiap enceran tidak kurang dari 30 detik unit Endotoksin FI per unit), kalikan batas kadar
sebelum membuat pengenceran berikutnya. Enceran endotoksin dengan kadar (dalam mg per ml atau dalam
tidak boleh disimpan karena menyebabkan hilangnya unit per ml) obat dalam larutan uji atau larutan
aktivitas oleh penyerapan, kecuali ada data penunjang terkonstitusi sesuai dengan petunjuk pada etiket, bila
ten tang hal ini. •. diperlukan, dan bagi hasil perkalian dengan /... hingga
diperoleh faktor PMA. Faktor PMA yang diperoleh adalah
PENYIAPAN UJI faktor batas pengenceran untuk penyiapan uji yang absah.
maksimum produk pada manusia per kg berat badan Rata-rata geometrik kadar titik akhir = antilog ('Leif)
dalam periode satu jam. Dalam masing-masing
monografi, batas endotoksin obat parenteral dinyatakan 'Le adalab jumlab logaritrna kadar titik akhir dari seri
dalam unit, misalnya unit Endotoksin FI/ml, unit pengenceran yang digunakan; dan f adalah jurnlah
Endotoksin FI/mg atau unit Endotoksin FI/unit aktivitas replikasi. ·Rata-rata geometrik kadar titik akhir adalab
biologi .• basil pengukuran kepekaan pereaksi LAL (unit
Endotoksin FI/ml). Jika basil pengukuran kepekaan
•cARA JENDAL GEL tidak kurang dari 0,5A. dan tidak lebih dari 2A., maka
Cara jendal gel mendeteksi atau mengkuantitasi kepekaan yang tercanturn di etiket dapat diterirna untuk
endotoksin berdasarkan pembentukan jendal dari digunakan dalarn pelaksanaan pengujian dengan lisat..
pereaksi LAL dengan adanya endotoksin. Konsentrasi
endotoksin yang dibutuhkan untuk menjendalkan lisat •uji Faktor Pengganggu pada Cara Jendal Gel.
pada kondisi standar, dinyatakan sebagai kepekaan Siapkan larutan A, B, C, dan D seperti yang tertera pada
pereaksi LAL yang tertera pada etiket. Untuk Tabel I dan lakukan uji pengharnbatan atau pemacuan
memastikan presisi dan keabsahan pengujian, lakukan pada larutan uji yang diencerkan lebih kecil dari PMA,
uji konfirmasi kepekaan pereaksi LAL yang tercantum tidak mengandung endotoksin, dan ikuti prosedur dalarn
dalam etiket dan uji faktor pengganggu seperti yang Uji konfirmasi kepekaan pereak'ii LAL. Rata-rata
tertera dalam Uji persiapan carajendal gel. geometrik kadar titik akhir larutan B dan C, ditetapkan
dengan menggunakan persarnaan uji di atas.
Uji Persiapan Cara Jendal Gel Uji ini harus diulangjika terjadi perubahan kondisi
yang dapat rnernpengaruhi hasil uji. Uji dinyatakan
Uji Konfirmasi Kepekaan Pereaksi LAL tidak absah kecuali larutan A dan D rnernberikan hasil
Lakukan konfirmasi kepekaan pereaksi yang tertera negatif, dan hasil larutan C sesuai dengan kepekaan
pada etiket menggunakan tidak kurang dari 1 vial untuk yang tertera pada etiket.
setiap lot pereaksi LAL. Buat pengenceran seri Jika kepekaan lisat yang diperoleh dalarn larutan uji
kelipatan 2 dari Endotok'iin BPFI dalam Air Pereak'ii pada larutan B tidak kurang dari 0,5>.. dan tidak lebih dari
LAL. hingga kadar 2A.; 0,5A.; dan 0,25A. adalah kepekaan 2A., maka larutan uji tidak rnengandung faktor
pereaksi LAL yang tertera pada etiket (unit Endotoksin pengganggu pada kondisi uji yang digunakan. Jika
tidak, berarti larutan uji mengandung faktorpenggangu.
FI /ml). Lakukan uji pada 4 kadar larutan baku, dalam 4
Jika contoh yang diuji tidak memberikan hasil yang
replikasi termasuk kontrol negatif. • Uji konftrmasi
sesuai pada pengenceran yang digunakan, ulangi uji
kepekaan lisat dilakukan bila menggunakan lot pereaksi
rnenggunakan pengenceran yang lebih besar, tetapi
LAL barn atau bila ada perubahan dalam kondisi uji
tidak boleh melebihi PMA. Penggunaan lisat yang lebih
yang dapat mempengaruhi basil uji. peka, memungkinkan pengenceran contoh lebih besar,
Campur pereaksi LAL dengan sejumlah volume
dan dalam hal ini mengurangi faktor pengganggu.
sama (0, I ml) larutan baku dari masing-masing kadar
Gangguan dapat diatasi dengan perlakuan yang
dalam tiap tabung reaksi. Jika digunakan vial atau
sesuai misalnya penyaringan, netralisasi, dialisis, atau
ampul uji tunggal berisi pereaksi LAL kering beku,
pernanasan. Untuk memastikan bahwa perlakuan yang
tambahkan larutan langsung ke dalam vial atau ampul. dipilih efektif menghilangkan gangguan tanpa
Inkubasi campuran reaksi dalarn waktu yang tetap menghilangkan endotoksin, lakukan pengujian di
sesuai dengan petunjuk produsen pereaksi LAL bawah ini menggunakan sediaan uji dengan
(biasanya 37 ±1°, selarna 60 ± 2 menit), hindari getaran. penambahan Endotok'iin BPFI sesuai dengan perlakuan
Untuk menguji integritas gel, ambil setiap tabung yang dipilih.
langsung dari inkubator dan balikkan 180° secara
perlahan-lahan. Jika telah terbentuk gel yang kuat, yang Uji Batas Jendal Gel
tetap di tempatnya walaupun telab dibalik, catat sebagai Uji ini dilakukan jika dalam rnonografi disebutkan
hasil positif. Jika gel tidak terbentuk atau gel yang batas endotoksin.
terbentuk jatuh ketika dibalik, rnaka hasil dinyatakan Prosedur Siapkan larutan A, B, C dan D seperti
negatif. Uji dinyatakan tidak absah, kecuali larutan baku tertera pada Tabel 2 dan lakukan pengujian larutan ini
kadar terendab rnernberikan hasil negatif pada semua rnengikuti prosedur Uji konjirmasi kepekaan pereak'ii
replikasi uji. LAL, seperti yang tertera pada Uji persiapan carajendal
Titik akhir adalab kadar terendah yang masih gel.
rnemberikan basil positif dari satu seri pengenceran .
Hitung nilai rata-rata dari logaritma kadar titik akhir dan
hitung antilogaritrna dari nilai rata-rata rnenggunakan
rurnus berikut:
1530 Uji Endotoksin Bakteri <201> I Lampiran
Tabel 1. Penyiapan Larutan untuk Uji Faktor Pengganggu pada Cara Jendal Gel
8 0,25'A 4
-----·-------------· ·--·
2 l'A 2
4 0,5'A 2
8 0,25). 2
D 0/AirPereaksi LAL 2
a LarutanA : larutan uj i dari contoh yang bebas endotoksin
b 1.arutan B : larutan uj i faktor pengganggu
c Larutan C : larutan kontrol positifkepekaanpereaksi LAL sesuai etiket
d 1.arutan D : larutan kontrol negatif air paeaksi LAL
Tabel 3. Penyiapan Larutan untuk Penetapan Kadar Endotoksin Bakteri dengan CaraJendal Gel
Kadar endotoksin/ 1.arutan Kadar aw al
Larutan Pengencer Faktor pengencer Jumlah replikasi
yang ditambah endotoksin endotoksin
2
Aa 0 I larutan uji Air Pereaksi LAL 2 2
4 2
8 2
Bb 2A/ larutan uji 1 2
I 2A. 2
cc 2A./Air Pereaksi LAL Air Pereaks i LAL 2 IA. 2
4 0,5A. 2
8 0,25). 2
- - -----150- 0 I Air Pereaksi LAL 2
------··--···-···---···---··-
Lampiran I Uji Endotoksin Bakteri <201> 1531
a Lannan A : larutan uji pada pengenceran tidak lebih dari PMA dengan Uji faktor pengganggu pada cara jendal gel teJah dilakukan.
Pengenccran larutan uji berikutnya tidak boleh lebih dari tMA ~unakan Air Pereaksi LAL U?tuk mernbuat seri peng~n~cran dal~
empat tabung bcrisi larutan uji dengan kadar 1, 1/ 2 , 1/ 4 , dan /8 , relatiftethadap larutan A Dapat digunakan pengenceran lam31ka sesuai.
b Larutan B : Larutan A mengandung endotoksin 00.k:u pada kadar 2'A (kontrol pooitif)
c Larutan C : Dua scri dari 4 tabung Air Pereaksi LAL mengandung mdotoksin baku dengan kadar berturut-turut 2A.~ t, 0,5/.. dan 0,25/...
d Larutan D : Air Pereaksi LAL (krntrol negatif).
Penetapan Kadar Endotoksin Bakteri dihasilkan dari reaksi antara endotoksin dengan pereaksi
dengan Cara Jendal Gel LAL Berdasarkan prinsip pengujian yang digunakan,
teknik ini diklasifikasikan sebagai teknik kromogenik
Penetapan kadar ini menghitungjumlah endotoksin titik akhir atau kromogenik kinetik. Cara kromogenik
bakteri dalam Larutan uji dengan cara titrasi. titik akhir didasarkan pada hubungan kuantitatif antara
Prosedur Siapkan laruranA,B,C dan D seperti yang kadar endotoksin dan pelepasan kromofor pada akhir
tertera pada Tabet 3, dan uji larutan ini mengikuti masa inkubasi. Cara kromogenik kinetik dapat
prosedur seperti yang tertera pada Uji konfirmasi dilakukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan
kepekaan pereaksi LAL, dalam Uji persiapan cara untuk mencapai nilai serapan yang te1ah ditentukan atau
jendalgel. kecepatan pembentukan warna.
Perhitungan dan Interpretasi Uji tidak absah Seluruh pengujian fotometrik dilakukan pada suhu
kecuali kondisi berikut dipenuhi: (1) Kedua replikasi inkubasi yang direkomendasikan oleh produsen
dari kontrol negatif larutan D adalah negatif; (2) Kedua pereaksi LAL, umumnya37 1.
replikasi dari kontrol positiflarutan B adalah positif; (3)
Rata-rata geometrik kadar titik akhir larutan C berada Uji Persiapan Cara Fotometrik
dalam rentang 0,5 - 2.
Untuk menjamin presisi atau keabsahan dari cara
Untuk menentukan kadar endotoksin dalam larutan
turbidimetri dan kromogenik, dilakukan uji persiapan
A, hitung kadar titik akhir setiap seri replikasi dari
untuk memverifikasi kriteria kurva baku yang absah dan
pengenceran dengan mengalikan tiap faktor
larutan uji tidak menghambat atau memacu reaksi.
pengenceran titik akhir dengan. Kadar endotoksin dalam
Validasi u1ang metode pengujian diperlukan jika terjadi
sampel adalah rata-rata geometrik kadar titik akhir
perubahan kondisi yang dapat berpengaruh terhadap
replikasi (lihat rumus seperti yang tertera pada Uji
hasil uji.
konfirmasi kepekaan pereaksi LAL, dalam Uji
Verifikasi Kriteria Kurva Baku Buat
persiapan cara jendal gel). Jika pengujian dilakukan
pengenceran larutan baku endotoksin, tidak kurang dari
dengan mengencerkan larutan uji, hitung kadar
tiga kadar untuk membuat kurva baku. Lakukan
endotoksin dalam larutan uji awal dikalikan dengan pengujian menggunakan tidak kurang dari tiga replikasi
faktor pengenceran. Jika tidak ada pengenceran larutan untuk masing-masing kadar endotoksin baku, sesuai
uji yang positif dalam pengujian yang absah, laporkan rekomendasi produsen pereaksi LAL ( dengan
kadar endotoksin kurang dari (jika enceran larutan uji memperhatikan perbandingan volume, waktu inkubasi,
yang diuji kurang dari , dikalikan faktor pengenceran suhu, pH dan lain-lain). Jika rentang yang diinginkan
terkecil dari larutan uji). Jika semua pengenceran positif, dalam metode kinetik lebih besar dari dua log, maka
kadar endotoksin dilaporkan sama atau lebih besar dari harus dimasukkan larutan baku tambahan, agar setiap
faktor pengenceran terbesar dika1ikan. (Misalnya: kenaikan log tetap berada dalam rentanf kurva baku.
Faktor pengenceran awal 8 kali pada Tabel 3).
Bahan memenuhi syarat jika kadar endotoksin
I
Nilai absolut dari koefisien korelasi, r , harus lebih
besar atau sama dengan 0,980 untuk rentang kadar
kurang dari nilai yang dinyatakan dalam masing-masing endotoksin sesuai rekomendasi produsen pereaksi LAL.
monografi. Uji Faktor Pengganggu Cara Fotometrik Pilih
satu kadar endotoksin pada atau di sekitar pertengahan
CARA FOTOMETRIK
kurva baku endotoksin. Siapkan larutan A, B, C dan D
Metode turbidimetri mengukur peningkatan seperti yang tertera pada Tabel 4. Lakukan uji terhadap
kekeruhan. Berdasarkan prinsip pengujian yang larutan A, B, C dan D sekurang-kurangnya duplo sesuai
digunakan, teknik ini diklasifikasikan menjadi petunjuk penggunaan untuk pereaksi LAL yang
turbidimetri titik akhir dan turbidimetri kinetik. Cara digunakan (dengan memperhatikan volume larutan uji
turbidimetri titik akhir didasarkan pada hubungan dan pereaksi LAL, perbandingan volume larutan uji
kuantitatif antara kadar endotoksin dan kekeruhan terhadap pereaksi LAL, waktu inkubasi dan lain~lain).
(serapan atau transmisi) dari campuran reaksi pada akhir Hitung rata-rata perolehan kembali endotoksin
masa inkubasi. Cara turbidimetri kinetik dapat yang ditambahkan dengan cara mengurangi kadar rata-
dilakukan dengan dua cara: mengukur waktu yang rata endotoksin dalam larutan (jika ada) dcngan jumlah
dibutuhkan untuk mencapai nilai serapan yang telah endotoksin yang ditambahkan. Agar dapat dinyatakan
ditetapkan atau kecepatan pembentukan kekeruhan. bebas dari faktor pengganggu pada kondisi pengujian,
Metode kromogenik mengukur kromofor yang hasil pengukuran kadar endotoksin yang ditambahkan
dilepaskan dari peptida kromogenik yang sesuai, yang pada larutan uji harus berada pada rentang 50-200% dari
1532 Dimetilanilin <362> I Lampiran
kadar endotoksin yang ditambahkan setelah dikurangi dengan seri kontrol positif larutan C. Uji tidak absah
dengan endotoksi yang terdeteksi dalam larutan uji yang kecuali kondisi berikut dipenuhi: (1) Hasil kontrol positif
tidak ditambahkan endotoksin. larutan C memenuhi persyaratan validasi yang
Jika perolehan kembali endotoksin berada di luar ditetapkan pada Verifikasi kriteria kurva baku dalam Uji
rentang yang ditetapkan, maka faktor pangganggu harus persiapan cara fotometrik; (2) Perolehan kembali
dihilangkan dengan cara seperti yang tertera pada Uji cndotoksin, dihitung dari konsentrasi endotoksin larutan
faktor pengganggu untuk cara jendal gel dalam Uji B setelah dikurangi konsentrasi endotoksin larutan A,
persiapan cara jendal Memvalidasi perlakuan berada pada rentang 50 - 200%; dan (3) Hasil kontrol
dengan mengulangi Uji faktor pengganggu pada cara negatiflarutan D tidak melebihi batas nilai blangko yang
jendalgel. dipersyaratkan dalam uraian pereaksi LAL yang
digunakan.
Prosedur Cara Fotometrik
Penafsiran Hasil Cara Fotometrik
Lakukan prosedur seperti yang tertera pada Uji
Pada penetapan kadar secara fotometrik, sediaan uji
faktor pengganggu pada cara fotometrik dalam Uji
memenuhi syarat jika rata-rata kadar endotoksin dari
persiapan carafotometrik.
replikasi larutan A, setelah koreksi pengenceran dan
Perhitungan Untuk Cara Fotometrik kadar, lebih kecil dari batas endotoksin contoh .•
Tabel 4. Penyiapan Larutan untuk Uji Faktor Pengganggu pada Cara Fotometrik
BAHAN PARTIKULAT DALAM INJEKSI pemeriksaan dengan kedua metode Uji. Dalam hal ini
<751> dapat dibuat pengenceran kuantitatif seperlunya dengan
pengencer yang sesuai untuk menurunkan viskositas,
sehingga pemeriksaan dapat dilakukan.
Bahan partikulat berupa zat asing yang bergerak Pada uji yang diuraikan di bawah ini, untuk injeksi
dan asalnya tidak tentu, kecuali gelembung gas, yang volume besar dan injeksi volume kecil, basil yang
tidak dapat dikuantitasi dengan analisis kimia karena diperoleh dari pengamatan unit tersendiri atau
jumlah materinya yang kecil dan komposisi yang kelompok unit terhadap bahan partikulat, tidak dapat
heterogen. Larutan injeksi, termasuk larutan yang diekstrapolasikan dengan pasti pada unit lain yang tidak
dikonstitusikan dari zat padat steril untuk penggunaan diuji.
parenteral, hams bebas dari partikel yang dapat diamati Harns dilakukan rancangan pengambilan contoh
pada pemeriksaan secara visual. Uji yang disebutkan di yang memenuhi syarat secara statistik berdasarkan
sini adalah uji fisika yang bertujuan menghitung partikel sejumlah faktor operasional yang diketahui, jika akan
asing subvisibel dalam rentang ukuran tertentu. ditarik kesimpulan yang absah dari data yang diamati,
Prosedur mikroskopik dan pengaburan cahaya untuk menentukan tingkat bahan partikulat pada
untuk penetapan bahan partikulat diuraikan di sini. Bab sekelompok besar unit. Rancangan pengambilan contoh
ini memberikan pendekatan uji dua tahap. Larutan harus didasarkan atas pertimbangan volume produk,
injeksi mula-mula diuji dengan prosedur pengaburan banyaknya partikel yang secara historis ditemukan
cahaya (tahap 1). Jika tidak memenuhi _batas yang dibandingkan dengan batas yang ditentukan, distribusi
ditetapkan, larutan uji harus memenuhi prosedur ukuran partikel-partikel yang ada, dan variabilitas
mikroskopik (tahap 2) dengan batas-batas tersendiri. banyaknya partikel antar unit.
Jika larutan uji, karena alasan teknis, tidak dapat diuji
secara pengaburan cahaya, dapat digunakan uji UJI HITUNG PARTIKEL SECARA HAMBURAN
mikroskopik saja. Dalam tiap kasus diperlukan CAHAYA
dokumentasi yang menunjukkan bahwa prosedur
pengaburan cahaya tidak mampu menguji larutan Baku Pembanding Hitung Partikel BPFI
injeksi, atau memberikan hasil yang tidak absah. Uji ini dapat digunakan untuk injeksi volume besar
Diharapkan bahwa sebagian besar sediaan akan yang menurut etiket berisi lebih dari 100 ml, kecuali
memenuhi persyaratan atas dasar uji pengaburan cahaya dinyatakan lain pada masing-masing monografi. Pada
saja, tetapi mungkin juga sediaan tertentu memerlukan uji ini dihitung partikel tersuspensi, padat ataupun cair.
uji pengaburan cahaya yang diikuti dengan uji Uji ini juga dapat digunakan untuk injeksi volume kecil
dosis tunggal atau dosis ganda yang menurut etiket
mikroskopik, untuk memastikan kesesuaian terhadap
berisi I 00 ml atau kurang, dalam larutan atau dalam
persyaratan.
larutan yang ~ikonstitusikan dari zat padat steril,jika uji
Semua injeksi volume besar untuk infus dosis
bahan partikulat dipersyaratkan pada masing-masing
tunggal, dan injeksi volume kecil yang monografinya
monografi. Sediaan yang dalam masing-masing
menetapkan persyaratan, hams memenuhi batas bahan
monografinya mempersyaratkan penandaan bahwa
partikulat seperti yang tertera pada uji yang digunakan,
sediaan tersebut dapat digunakan dengan penyaringan
kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing
akhir, dikecualikan dari persyaratan ini.
monografi. Injeksi yang dimaksudkan hanya untuk
penggunaan intramuskular dan subkutan dikecualikan
dari persyaratan pada bah ini.
Alat Uji
Tidak semua formulasi injeksi dapat diamati Alat uji ini terdiri dari sistem elektronik,
partikelnya dengan salah satu atau kedua cara uj i penghitung partikel yang ada dalam cairan, yang
tersebut. Tiap produk yang bukan larutan sempuma, memanfaatkan sensor pengaburan cahaya beserta
yang kejemihan dan viskositasnya menyerupai air, perangkat pengumpan sampel yang sesuai. Bcragam
dapat menghasilkan data yang menyimpang pada alat sejenis ini yang sesuai tersedia di pasaran. Pelaksana
pemeriksaan dengan metode penghitungan pengaburan uji bertanggung jawab untuk memastikan kescsuaian
cahaya. Bahan demikian dapat diperiksa dengan metode parameter operasional peralatan dengan akurasi dan
mikroskopik. Contoh,: emulsi, koloid, dan sediaan presisi basil uji yang diperlukan, dan untuk memberikan
liposomal. Demikian pula, produk yang menghasilkan pelatihan yang memadai kepada pelaksana teknis uji.
udara atau gelembung gas jika dimasukkan ke dalam Perlu dicatat tujuan akhir pada uji farmakope,
sensor, misalnya formula dapar bikarbonat, juga bahwa penghitung partikel mampu menilai ukuran dan
memerlukan uji mikroskopik. Jika terjadi keraguan pada menghitung jumlah partikel dalam larutan injeksi yang
penerapan metode uji, sebagai acuan digunakan metode diuji secara reprodusibel. Peralatan yang tersedia
yang tertera pada masing-masing monografi. Batas yang berkisar dari sistem yang menggunakan kalibrasi dan
lebih tinggi sesuai untuk sediaan tertentu, dan akan pembakuan secara manual, hingga sistem canggih yang
diuraikan dalam masing-masing monografi. menggabungkan perangkat keras dan perangkat lunak
Pada beberapa keadaan, viskositas bahan uji untuk prosedur pembakuan. Jadi, tidak mungkin
mungkin cukup tinggi, sehingga menghalangi menetapkan metode yang pasti untuk standarisasi alat,
perlu ditekankan bahwa basil akhir lebih diperlukan
1534 Bahan Partikulat Dalam Injeksi <751> I Lampiran
pada prosedur standarisasi, dari pada metode untuk volume contoh ke dalam wadah, dan timbang. Ambil
mencapai hasil tersebut. Bagian ini dimaksudkan untuk sejumlah volume contoh menggunakan alat yang sesuai
menekankan kriteria yang harus dipenuhi oleh sistem melalui alat pengumpan contoh, dan timbang lagi
dari pada metode khusus untuk penetapannya. wadahnya. Tetapkan volume contoh dengan
Pelaksana uji bertanggung jawab untuk mengurangi gabungan volume contoh dan tara dengan
menerapkan berbagai metode standarisasi yang tepat volume tara. Pastikan bahwa nilai yang diperoleh dalam
untuk alat tertentu. Kriteria operasional yang kritis batas 5% dari volume contoh yang sesuai untuk Uji.
terdiri dari hal berikut. Altematif lain, volume contoh dapat ditetapkan dengan
gelas ukur kelas A yang sesuai (lihat Peralatan
Batas J umlah Partikel Sensor Gunakan alat yang Volumetrik <21 >) [Catalan lnstrumen jenis ini
mempunyai batas jumlah maksimum partikel per ml, memerlukan volume tara yang bervariasi. Volume tara
yang ditetapkan oleh produsen, lebih besar dari jumlah adalah hanyaknya contoh yang diambil sebelum
partikel dalam bahan uji. Batas jumlah partikel yang penghitungan. Volume tersebut dapat ditetapkan untuk
ditetapkan oleh produsen untuk suatu sensor dinyatakan a/at pengambil contoh yang heroperasi dengan
sebagai tingkat penghitungan dimana penghitungan penyemprot, dengan cara mengatur volume contoh
kebetulan akibat adanya dua atau lebih partikel dalam sama dengan no/, kemudian contoh diambil sehingga
volume yang dicakup secara bersamaan oleh sensor, volume larutan yang terambil hanyalah volume tara.
kurang dari 10% dari jumlah partikel berukuran lOµm Untuk menetapkan volume contoh, kurangi volume tara
yang terhitung. dari total volume larutan yang diambil pada siklus
pengambilan contohj
Rentang Dinamik Sensor Rentang dinamik alat
yang digunakan (rentang ukuran partikel yang dapat LAJU ALIR CONTOH
diukur dan dihitung) harus mencakup ukuran partikel Pastikan bahwa laju alir dalam batas spesifikasi
terkecil yang akan dihitung dalam bahan uji. produsen untuk sensor yang digunakan. Hal ini dapat
dicapai dengan menggunakan stopwatch yang
Pembakuan lnstrumen terkalibrasi untuk mengukur waktu yang dibutuhkan
Pembahasan berikut mengenai pembakuan instrumen untuk mengambil dan menghitung volume
instrumen menekankan pada kriteria kinerja dari pada contoh tertentu (yaitu waktu antara awal dan akhir siklus
rnetode khusus untuk kalibrasi atau pembakuan sistem penghitungan seperti yang dinyatakan oleh lampu
instrumen tertentu. Pendekatan ini tampak pada uraian indikator instrumen atau alat lain). Sensor dapat
kalibrasi, yang harus mempertimbangkan metode dioperasikan secara akurat dalam rentang laju alir
manual maupun metode yang berdasarkan perangkat tertentu. Laksanakan Prosedur uji pada laju alir yang
keras, perangkat lunak, atau penggunaan alat uji sama seperti pada kalibrasi instrumen.
elektronik. Kualifikasi instrumen yang sesuai sangat
penting agar kinerja uji mernenuhi persyaratan. Karena KALIBRASI
dapat digunakan instrumen dengan merk yang berbeda- Gunakan salah satu metode berikut.
beda, pelaksana uji bertanggung jawab untuk Metode Manual Kalibrasi instrumen dengan
memastikan bahwa penghitung yang digunakan sekurang-kurangnya tiga kalibrator, masing-masing
beroperasi sesuai dengan petunjuk khusus dari terdiri atas butiran polistiren berukuran hampir sama
produsen; prinsip yang harus diikuti untuk memastikan dengan diameter lebih kurang 10, 15 dan 25 µm dalam
bahwa instrurnen beroperasi dalam batas-batas yang pembawa air. Butiran kalibrator harus mempunyai
dapat diterima ditetapkan di bawah ini. diameter rata-rata dalam batas 5% dari diameter
Infonnasi berikut untuk pembakuan instrumen nominal sebesar 10, 15 dan 25 µm dan hams dibakukan
membantu memastikan bahwa akurasi volume contoh, terhadap bahan yang mampu telusur terhadap bahan
laju aliran contoh, kurva respon ukuran partikel, resolusi baku pembanding NIST. Banyaknya butiran yang
sensor dan akurasi penghitungan sesuai dengan kinerja terhitung harus dalam batas kemampuan sensor. Buat
uji. Lakukan prosedur ini dengan selang waktu tidak suspensi butiran kalibrator dalam air dengan kadar 1000
lebih dari enam bulan. sampai 5000 partikel per ml, dan tetapkan pengaturan
saluran yang berhubungan dengan pengaturan
AKURASI VOLUME CONTOH penghitungan tertinggi untuk distribusi butiran.
Karena banyaknya partikel dalam sejumlah contoh Penetapan dilakukan menggunakan pengaturan am bang
berbanding lurus dengan volume cairan contoh, perlu penghitungan tertinggi untuk membagi distribusi ke
diketahui bahwa akurasi pengambilan contoh ada dalam dua wadah yang mengandungjumlah hasil hi tung
dalam rentang tertentu. Untuk penetapan volume yang sama, sedangkan instrumen diatur dalam
contoh, tetapkan volume kosong (tara) pengumpan penghitungan diferensial (metode "moving window
contoh dengan air suling atau air deionisasi yang telah ha?f-count "). Untuk perhitungan hanya digunakan
disaring melalui saringan dengan porositas 1,2 µm atau bagian tengah dari distribusi untuk mencegah masuknya
lebih kecil. Pindahkan volume tertentu air suling atau air bagian asimetris dari puncak. Bagian dari distribusi
deionisasi yang telah disaring, yang lebih besar dari yang hams dibagi sama besar adalah bingkai
penghitungan. Bingkai terikat pada pengaturan ambang•
Lampiran I Bahan Partikulat Dalam Injeksi <751> 1535
yang akan menetapkan bingkai tegangan ambang pada ± dapat berbeda dengan sensor lain dengan model yang
20% dari diameter rata-rata butiran uji. Bingkai sama. Tetapkan resolusi penghitung partikel untuk
diharapkan mencakup semua butiran tunggal, dengan partikel berukuran 10 µm menggunakan butiran
memperhatikan simpangan baku butiran dan resolusi kalibrator 10 µm. Simpangan baku relatif dari distribusi
sensor, sedangkan "noise" dan gabungan butiran tidak ukuran partikel baku yang digunakan tidak lebih dari 5%.
tercakup. Nilai 20% dipilih berdasarkan resolusi sensor Metode yang dapat diterima untuk menetapkan resolusi
terburuk sebesar 10% dan simpangan baku butiran ukuran partikel adalah ( 1) penetapan secara manual
terburuk sebesar 10%. Karena ambang sebanding dengan besamya pelebaran puncak akibat respons instrumen;
luas butiran dari pada diameternya, pengaturan tegangan (2) menggunakan metode elektronik untuk mengukur
rendah dan tinggi ditetapkan dengan rumus: dan memilih luaran tegangan sensor partikel dengan
penganalisis multi saluran; dan (3) metode otomatis.
Metode Otomatis Untuk beberapa alat penghitung blangko pada tingkat lebih besar atau sama dengan 10
tersedia perangkat lunak yang memungkinkan µm, dengan rumus:
penetapan resolusi sensor secara otomatis. Perangkat
lunak tersebut dapat merupakan bagian dari instrumen
atau digunakan dalam rangkaian dengan
mikrokomputer yang dihubungkan dengan alat
penghitung. Penggunaan metode otomatis ini tepat,jika P.1. adalah rata-rata hasil hitung partikel pada
produsen memberikan pemyataan tertulis bahwa suspensi; P 8 adalah rata-rata hasil hitung partikel pada
perangkat lunak tersebut menghasilkan penetapan blangko; dan V adalah rata-rata volume dalam ml dari 4
resolusi yang setara dengan hasil menggunakan metode bagian yang diuji. Ulangi perhitungan, menggunakan
manual, dan jika penetapan resolusi otomatis divalidasi hasil yang diperoleh pada pengaturan tidak kurang dari
seperlunya oleh pelaksana penguji. 15µm.
Metode Elektronik Catat distribusi luaran tegangan lnterpretasi Instrumen memenuhi persyaratan
dari sensor partikel, menggunakan penganalisis multi Akurasi penghitungan partikel, bilamana hasil hitung
saluran sambil memeriksa suspensi partikel baku yang diperoleh pada tingkat lebih besar atau sama
berukuran 10 µm. Untuk menetapkan resolusi, kursor dengan 10 µm dan rasio hasil hi tung pada tingkat lebih
pada penganalisis multi saluran digerakkan ke atas dan besar atau sama dengan 10 µm terhadap hasil hitung
ke bawah pada skala tegangan listrik dari nilai tengah pada tingkat lebih besar atau sama dengan 15 µm sesuai
denyut tegangan untuk menemukan saluran pada tiap dengan nilai yang terdapat pada baku Hitung Partikel
sisi puncak 10 µm yang mencatat hasil hitung lebih BPFI. Jika instrumen tidak memenuhi persyaratan
kurang 61 % dari hasil hitung di saluran tengah. Akurasi penghitungan partikel, ulangi prosedur
Penggunaan kurva respons ukuran penghitung untuk menggunakan suspensi dan blangko yang tersisa. Jika
konversi nilai m V kedua saluran tersebut menjadi hasil uji yang kedua berada dalam batas tersebut di atas,
ukuran partikel dalam rentang 1 kali simpangan baku instrumen memenuhi persyaratan uji Akurasi
dari baku 10 µm. Gunakan nilai tersebut untuk penghitungan partikel. Jika pada percobaan yang kedua,
menghitung resolusi seperti yang tertera pada Metode instrumen tidak memenuhi persyaratan uji, tetapkan dan
Manual. perbaiki sumber kegagalan dan ulangi uji instrumen.
Tetapkan akurasi penghitungan partikel dari Prosedur Menggunakan butiran kalibrator baku
instrumen, menggunakan Metode 1 (untuk injeksi dengan diameter nominal 15 sampai 30 µm, buat
volume kecil) atau Metode 2 (untuk injeksi volume suspensi yang mengandung antara 50 sampai 200
besar). partikel per ml. Awaudarakan suspensi dengan cara
sonikasi (pada 80 sampai 120 watt) selama 30 detik atau
Metodet dengan cara mendiamkan. Suspensikan partikel dengan
pengadukan hati-hati dan lakukan penghitungan lima
Prosedur Buat suspensi dan blangko, kali pada suspensi bervolume 5 ml, menggunakan
menggunakan baku Hitung Partikel BPFJ. Lakukan ambang batas berukuran 10 µm dari penghitung partikel.
penghitungan pada pengaturan lebih besar atau sama Hitung partikel kumulatif rata-rata per ml. Pipet
dengan 10 µm dan lebih besar atau sama dengan 15 µm, sejumlah volume suspensi tersebut yang mengandung
menggunakan instrumen yang diatur untuk menghitung 250 sampai 500 partikel ke dalam corong penyaring
dalam moda kumulatif (total). Campur blangko dengan yang dibuat sepcrti yang tertera pada Peralatan
cara membalikkan 25 kali dalam 10 detik dan penyaringan dalam Uji hitung partikel mikroskopik.
awaudarakan campuran dengan cara sonikasi (pada 80 Setelah membran dikeringkan, hitung jumlah total
sampai 120 watt) selama 30 detik atau dengan cara butiran baku yang terkumpul pada penyaring membran.
mendiamkan. Buka penutup wadah, aduk isinya Hasil perhitungan ini harus berada dalam batas 20% dari
perlahan-lahan dengan gerakan tangan atau secara hasil perhitungan partikel kumulatif rata-rata per ml.
mekanis,jaga agar gelembung udara atau cemaran tidak
masuk. Aduk terus-menerus sepanjang analisis. Ambil Lingkungan Uji
langsung dari wadah, berturut-turut tiga bagian volume
masing-masing tidak kurang dari 5 ml, lakukan Lakukan uji dalam lingkungan yang tidak
penghitungan partikel dan abaikan data dari bagian melepaskan bahan partikulat dalam jumlah yang
pertama. [Catalan Selesaikan prosedur dalam waktu 5 bermakna. Contoh-contoh harus dibersihkan
menit] Ulangi prosedur menggunakan suspensi sebagai sedemikian sehingga tingkat pertambahan partikel tidak
pengganti blangko. Hitung banyaknya partikel dalam memberikan pengaruh yang nyata terhadap hasil uji.
tiap ml, menggunakan hasil perhitungan rata-rata dari Sebaiknya bahan uji, alat gelas, penutup, dan peralatan
analisis dua bagian suspensi pada tingkat lebih besar lain yang diperlukan, dipersiapkan dalam lingkungan
atau sama dengan I 0 µm dan dari analisis dua bagian yang terlindung oleh penyaring udara partikulat
Lampiran I Bahan Partikulat Dalam lnjeksi <751> 1537
berefisiensi tinggi (HEPA), dan selama penyiapan memotong mulut atau salah satu sudut wadah dengan
sampel digunakan pakaian serta sarong tangan yang pisau atau gunting bersih yang sesuai.
tidak melepaskan partikel. Produk kering atau beku kering dapat
Bersihkan alat gelas, penutup, dan peralatan lain dikonstitusikan dengan cara membuka penutupnya
yang diperlukan, sebaiknya dengan cara merendam dan untuk menambahkan pengencer atau dengan cara
menyikat dalam larutan detergen nonionik hangat. Bilas menyuntikkan pengencer dengan alat suntik hipodermik
dengan air mengalir, dan bilas ulang dengan air suling dengan penyaring alat suntik berukuran 1,2 µm atau
atau air deionisasi tersaring yang mengalir. Untuk lebih kecil. Jika bahan uji harus digabung, buka
membantu pembersihan dapat digunakan pelarut penutupnya dan tuang isinya ke dalam wadah bersih.
organik. [Catalan Langkah-langkah ini merupakan Suatu bets atau kelompok unit yang diwakili oleh
salah satu cara membersihkan peralatan; cara lain, bahan uji memenuhi atau melampaui batas, ditentukan
peralatan bebas partikel dapat diperoleh dari produsen oleh banyaknya bahan uji yang cukup untuk
tertentu.] Akhirnya, bilas peralatan dengan air suling menghasilkan penilaian yang andal secara statistik. Jika
atau air deionisasi yang tersaring, menggunakan alat volume wadah kurang dari 25 ml, lakukan uji dengan
penyemprot manual bertekanan dengan penyaring akhir cara menggabungkan volume dari 10 unit atau lebih.
atau sumber lain air tersaring yang sesuai, seperti air Unit injeksi tunggal volume kecil dapat diuji tersendiri,
suling atau air deionisasi yang dialirkan melalui jika volume unit individualnya 25 ml atau lebih. Untuk
penyaring dengan porositas 1,2 µm atau lebih kecil. injeksi volume besar, lakukan Uji terhadap tiap unit
Untuk mengumpulkan basil penghitungan blangko, individual. Untuk injeksi volume besar atau injeksi
gunakan bejana bersih dengan jenis dan volume yang volume kecil dengan volume unit individual 25 ml atau
setara dengan bcjana yang digunakan pada uji. Tuang 50 lebih, dapat diuji kurang dari 10 unit, berdasarkan
ml air suling atau air deionisasi yang tersaring ke dalam ketentuan rencana pengambilan contoh yang sesuai.
bejana, dan aduk sampel air dalam alat gelas yang bersih
tersebut dengan cara membolak-balikkan atau PENETAPAN PRODUK
menggoyang. [Catalan Volume yang lebih keci/ dapat
Bergantung kepada bentuk sediaan yang diuji,
digunakan, disesuaikan dengan bahan yang akan
lakukan menurut petunjuk untuk kelompok yang sesuai
dihitung]. Awaudarakan dengan cara sonikasi (pada 80
di bawah ini.
sampai 120 watt) selama lebih kurang 30 detik atau
dengan cara mendiamkannya. Goyang bejana berisi
sampel air secara manual atau aduk secara mekanis agar Sediaan Cair
partikel tersuspensi. Ambil dan lakukan penghitungan Volume dalam wadah kurang dari 25 ml Siapkan
partikel berturut-turut terhadap tiga sampel dengan wadah seperti yang tertera pada Persiapan uji. Campur
volume masing-masing tidak kurang dari 5 ml, abaikan dan suspensikan bahan partikulat dalam tiap unit dengan
penghitungan pertama. Jika terdapat lebih dari I 0 membalikkan 20 kali. [Catalan Karena beberapa
partikel berukuran 10 µm atau lebih besar, atau lebih dari produk volumenya kecil, diperlukan pengocokan lebih
2 partikel berukuran 25 µm atau lebih besar, dalam kuat supaya partikelnya tersuspensi dengan baik.} Ke
gabungan sampel 10 ml, maka 1ingkungan tidak sesuai dalam suatu wadah yang bersih, masukkan isi dari 10
untuk analisis partikel: air suling atau air deionisasi unit atau lebih, untuk memperoleh volume tidak kurang
yang tersaring dan alat gelas tidak dipersiapkan dengan dari 20 ml. Awaudarakan larutan gabungan dengan cara
baik atau alat penghitung memberikan hasil yang palsu. sonikasi selama lebih kurang 30 detik atau dengan cara
Dalam hal ini, ulangi langkah-langkah persiapan sampai mendiamkan larutan sampai bebas gelembung udara.
kondisi analisis sesuai untuk uji. Aduk isi wadah perlahan-lahan secara manual atau
mekanis, jaga jangan sampai gelembung udara atau
Prosedur Uji cemaran masuk. Ambit sekurang-kurangnya tiga alikot,
masing-masing tidak kurang dari 5 ml, tuang ke dalam
PERSIAPAN UJI sensor penghitung hamburan cahaya. Abaikan data
Siapkan bahan uji dengan urutan sebagai berikut. bagian pertama. [Catalan Untuk beberapa produk,
Di luar lapisan penutup, lepaskan penutup luar, pita suatu gabungan dari 15 unit atau lebih diperlukan untuk
segel, dan semua etiket kertas yang dapat terlepas. Bilas memperoleh volume gabungan yang cukup untuk tiga
bagian luar wadah dengan air suling atau air dcionisasi a/ikot sampel dengan volume 5 ml. Alikot sampel yang
yang tersaring seperti yang tertera pada Lingkungan uji. lebih keci/ (yaitu kurang dari 5 ml) dapat digunakan jika
Lindungi wadah dari cemaran sekitamya hingga analisis hasi/ penetapan yang diperoleh dengan alikot keci/
selesai dilakukan. Keluarkan isi wadah yang diuji divalidasi dan hasil penilaiannya menunjukkan
dengan cara yang mempunyai kemungkinan paling kecil kesesuaian bets yang setara dengan hasil yang
menghasilkan partikel yang dapat masuk ke dalam diperoleh dengan volume a/ikot 5 ml tersebut di atas.]
sampel. Isi wadah yang penutupnya dapat dilepas, dapat Volume dalam wadah 25 ml atau lebih Siapkan
dikeluarkan langsung dengan cara membuka wadah seperti yang tertera pada Persiapan uji. Campur
penutupnya. Alat pengambil sampel yang mempunyai dan suspensikan bahan partikulat dalam tiap unit dengan
jarum yang dapat menembus penutup dapat pula membalikkan 20 kali. Awaudarakan larutan dengan cara
digunakan. Sampel dari produk yang dikemas dalam sonikasi selama lebih kurang 30 detik atau dengan cara
wadah plastik lentur dapat diambil dengan cara mendiamkan larutan sampai bebas gelembung udara.
1538 Bahan Partikulat Dalam lnjeksi <751> I Lampiran
Mikroskop Gunakan mikroskop binokuler yang Mikrometer Gunakan mikrometer meja, ditandai
dapat mengoreksi pembahan jarak antar pupil dengan dengan pembagian 10 µm, yang telah disertifikasi oleh
mempertahankan panjang tabung. Gabungan lensa lembaga yang berwenang.
objektif dan okuler hams memberikan perbesaran 100 ±
1Ox. Objektifhams memberikan perbesaran nominal 10 Peralatan Penyaringan Gunakan corong penyaring
x, bempa lensa akromat planar atau berrnutu lebih baik, yang sesuai untuk volume uji, dengan diameter
dengan apertur numerik minimum 0,25. Selain itu, minimum lebih kurang 21 mm. Corong terbuat dari
objektifhams kompatibel dengan alat pelengkap lampu plastik, kaca, atau baja tahan karat. Gunakan penunjang
penerang episkopik. Okuler harus memberikan penyaring terbuat dari kawat baja tahan karat atau kaca
perbesaran 10 x. Selain itu, salah satu okuler hams dapat masir sebagai penyebar penyaringan. Peralatan
memuat dan terpusat kepada suatu gratikul okuler. penyaringan dilengkapi dengan sumber vakum,
Mikroskop hams mempunyai penggerak mekanis yang penyedia pelamt yang mampu menyalurkan pelamt
mampu memegang dan melintasi seluruh luas yang tersaring dengan ukuran tertahan 1,2 µm atau lebih
penyaringan dari penyaring membran berukuran 25 kecil pada rentang tekanan 10 sampai 80 psi, dan
atau47mm. penyaring membran (25 atau 47 mm berpetak-petak
atau tidak; hitam atau abu-abu tua; atau dari bahan yang
Lampu Penerang Diperlukan dua lampu penerang. sesuai dengan produk, dengan porositas 1,0 µm atau
Pertama adalah lampu pembantu yang dapat lebih kecil). Gunakan pinset tumpul untuk memegang
difokuskan, ekstemal, dapat diatur untuk memberikan penyaring membran.
cahaya masuk yang miring dengan sudut 10° sampai
20°. Kedua adalah lampu cerah episkopik yang Lingkungan Uji
mempakan bagian internal mikroskop. Kedua lampu
tersebut harus mempunyai daya (watt) yang cukup Gunakan lemari laminar atau lemari laminar
untuk memberikan penerangan yang cerah dan merata bertutup lain, dengan kapasitas cukup untuk mencakup
dan dapat dilengkapi dengan filter biru untuk luas daerah penyiapan analisis, dan mengandung udara
mengurangi kelelahan pemakainya. yang disaring dengan penyaring HEPA, denganjumlah
partikel tidak lebih dari 100 (0,5 µm atau lebih besar)
per 28316,85 cm kubik ( 1 kaki kubik). Untuk penetapan
1540 Bahan Partikulat Dalam Injeksi <751> I Lampiran
blangko, tuang 50 ml air suling atau air deionisasi yang pembagian skala gratikul (graticule scale divisions,
telah disaring ke dalam corong penyaring. Vakum, dan GSD), dibandingkan dengan banyaknya pembagian
alirkan air seluruhnya melalui penyaring membran. mikrometer meja (stage micrometer divisions, SMD).
Lepaskan membran dari dasar corong penyaring, dan Hi tung kesalahan relatif dengan rumus:
letakkan di atas secarik pita perekat dua sisi dalam
keping Petri atau cawan Petri. Setelah membran
dibiarkan kering, amati dengan mikroskop pada 1oo[GSD-SMD]
perbesaran 1OOx. Jika pada daerah permukaan SMD
penyaringan terdapat tidak lebih dari 20 partikel
berukuran 10 µm atau lebih besar dan 5 partikel Kesalahan relatif tidak lebih dari 2%. Cara
berukuran 25 µm atau lebih besar, maka tingkat partikel pengukuran yang diterapkan pada penggunaan diameter
blangko cukup rendah untuk pelaksanaan penetapan lingkaran gratikul adalah dengan cara membayangkan
mikroskopik. atau menganggap bahwa tiap partikel menjadi
Sepanjang pelaksanaan prosedur ini, dianjurkan lingkaran, kemudian membandingkannya dengan
menggunakan sarung tangan bebas serbuk dan alat gelas lingkaran acuan gratikul 10 µm dan 25 µm. Proses
serta peralatan yang sangat bersih. Sebelum melakukan pengukuran dilakukan tanpa membuat partikel itu
uji, bersihkan permukaan kerja dalam lemari laminar berimpit dengan lingkaran acuan; partikel-partikel tidak
bertutup dengan pelarut yang sesuai. Alat gelas dan dipindahkan dari tempatnya di dalam bidang pandang
peralatan harus dibilas berturut-turut dengan larutan gratikul (lingkaran besar) untuk dibandingkan dengan
detergen bebas-residu yang hangat, air panas, air suling lingkaran acuan. Bandingkan luas partikel yang akan
atau air deionisasi yang telah disaring, dan isopropanol. diukur dengan luas lingkaran hitam atau transparan.
[Catalan Sebelum digunakan, alirkan air suling atau Gunakan luas lingkaran acuan gratikul yang jemih
air deionisasi dan isopropanol melalui penyaring untuk mengukur partikel putih atau transparan.
dengan porositas 1,2 µm atau lebih kecil.] Lakukan Gunakan luas lingkaran acuan yang hitam untuk
pembilasan di dalam lemari laminar bertutup yang mengukurpartikel yang gelap.
dilengkapi penyaring HEPA. Biarkan alat gelas dan Putar gratikul pada okuler mikroskop sebelah
peralatan penyaring mengering di dalam lemari kanan sehingga skala linear terletak di bagian bawah
tersebut, sebelum melakukan kegiatan lain. Sebaiknya bidang pandang, fokuskan pada gratikul dengan cara
lemari HEPA yang digunakan ditempatkan di ruang mengatur cine in diopter okuler kanan sambil mengamati
terpisah, dilengkapi dengan udara her-AC yang disaring contoh di luar fokus. Fokuskan mikroskop pada contoh
dan bertekanan positifterhadap daerah sekitamya. sambil mengamati melalui okuler kanan saja.
Kemudian, sambil mengamati melalui okuler kiri, atur
PENYIAPAN MIKROSKOP diopter okuler kiri sehingga terfokuskan pada contoh.
GFOV dengan basil hitung terendah. Buang penyaring AP adalah luas daerah parsial yang dibitung, dalam mm2,
yang tidak memenuhi kriteria ini, dan siapkan yang lain didasarkan atas banyaknya bidang gratikul yang
j ika akan digunakan prosedur bi tung parsial atau dibitung; dan V adalah volume larutan yang disaring,
dengan altematif, analisis membran dengan metode dalam ml. Untuk gabungan larutan (unit injeksi volume
pengbitungan total. kecil yang mengandung kurang dari 25 ml) atau unit
Pada penghitungan parsial, banyaknya GFOV yang tunggal injeksi volume kecil, bitung banyaknya partikel
dihitung biasanya berjumlah 20. Jika basil yang
per unit dengan rumus:
diinginkan mempunyai rentang keyakinan yang lebih
kecil, dapat dihitung sejumlah bidang yang lebih besar
dengan jumlab partikel yang lebih banyak. Hitung
semua partikel dengan diameter lingkar I 0 µm atau
lebih besar dan 25 µm atau lebib besar di dalam GFOV
dan yang menyentub sisi kanan lingkaran GFOV.
Partikel di luar GFOV tidak diperhitungkan. Abaikan n adalah jumlab unit yang dihitung (n = I, jika
partikel yang menyentuh sisi kiri lingkaran GFOV. Garis digunakan unit individual); dan arti lambang lain seperti
pemisah antara sisi kanan dan sisi kiri lingkaran GFOV disebut di atas.
adalah garis silang vertikal. [Catatan Ambil kesimpulan Untuk semua jenis produk, jika bahan uji
terbaik mengenai ukuran partikel tanpa mengubah diencerkan untuk mengurangi viskositas, faktor
perbesaran atau penerangan mikroskop}. pengenceran harus diperbitungkan pada perhitungan
Untuk melakukan penghitungan parsial partikel hasil akbir.
pada membran, dimulai dari tepi tengah kanan daerah
penyaringan dan mulailab pengbitungan pada GFOV
yang berdekatan. Jika telah dicapai tepi kiri daerab
penyaringan, pindahlah satu GFOV ke arab atas
penyaring dan lanjutkan pengbitungan GFOV ke arab
berlawanan. Perpindaban dari GFOV yang satu ke
Lampiran I Keseragaman Sediaan <911 > 1543
Tabel 2. Hasil Hitung Partikel Metode Uji Keragaman bobot diterapkan pada bentuk
Mikroskopik sediaan berikut:
(B 1) larutan inhalasi yang dikemas dalam wadah
ampul gelas atau plastik dan digunakan secara
>lOµm >25 µm nebulasi, larutan oral yang dikemas dalam
Injeksi volume kecil 3000 300 per wadah wadah satuan sediaan dan dalam kapsul lunak;
Injeksi volume besar 12 2 per ml (B2) sediaan padat (termasuk sediaan padat steril)
yang dikemas dalam wadah dosis tunggal dan
tidak mengandung bahan yang ditambahkan,
KESERAGAMAN SEDIAAN <911> baik zat aktif atau inaktif;
(B3) sediaan padat (termasuk sediaan padat steril)
yang dikemas dalam wadah dosis tunggal,
dengan atau tanpa bahan yang ditambahkan,
• [CATATAN Datam bah ini, satuan dan satuan
baik zat akti f atau inaktif, yang disiapkan dari
sediaan adatah sinonim.}
larutan yang dibeku keringkan dalam wadah
Untuk menjamin konsistensi satuan sediaan,
akhir, pada etiket dicantumkan metode
rnasing-masing satuan dalam bets harus mengandung
pembuatan;
zat aktif dalarn rentang yang mendekati kadar yang
(B4) kapsul keras, tablet tidak bersalut atau tablet
tertera pada etiket. Satuan sediaan didefinisikan sebagai
salut selaput, mengandung zat aktif 25 mg a tau
bentuk sediaan yang mengandung dosis tunggal atau
lebih yang merupakan 25 % atau lebih dari
bagian dari dosis suatu zat aktif pada masing-masing
bobot satuan sediaan atau dalam hal kapsul
unit.
keras, terhadap kandungan kapsul, kecuali
Keseragaman sediaan dapat didefinisikan sebagai
keseragaman dari zat aktif lain tersedia pada
derajat keseragarnan dari jumlah zat aktif dalam satuan
dosis yang lebih kecil harus memenuhi
sediaan. Karena itu persyaratan yang ditetapkan dalam
persyaratan uji Keseragaman kandungan.
bab ini berlaku untuk masing-masing zat aktif yang
terkandung dalam satuan sediaan yang mengandung
Uji Keseragaman kandungan dipersyaratkan untuk
satu atau lebih zat aktif, kecuali dinyatakan lain dalam
semua bentuk sediaan yang tidak memenuhi kondisi
masing-masing monografi .•
yang tercantum dalam uji Keragaman bobot. Jika
Keseragarnan sediaan dapat ditetapkan dengan
dipersyaratkan uji Keseragaman kandungan, dengan
salah satu dari dua metode, yaitu Keseragaman
menggunakan metode altematif yang terdapat pada
kandungan atau Keragaman hohot (lihat Tabet 1). Uji
Persyaratan umum dalam Farmakope, dapat dilakukan
Keseragaman kandungan berdasarkan pada penetapan
uji Keragaman bobot dimana simpangan baku relatif
kadar dari kandungan zat aktif dalam satuan sediaan
kadar zat aktif pada sediaan akhir tidak lebih dari 2%,
untuk menentukan kandungan individu dalam batasan
berdasarkan data proses validasi. Simpangan baku
yang ditentukan. Uji Keseragaman kandungan dapat
relatif kadar adalah simpangan baku relatif dari kadar
diterapkan untuk semua sediaan. Uji Keseragaman
per satuan sediaan (bib) atau (b/v) dimana kadar tiap
kandungan dipersyaratkan untuk bentuk sediaan
satuan sediaan setara dengan kadar tiap satuan sediaan
berikut:
dibagi dengan bobot satuan sediaan (rumus lihat pada
(Kl) tablet salut, selain tablet salut selaput yang
Tabet2).
mengandung zat aktif 25 mg atau lebih yang
merupakan 25% atau lebih dari bobot satu
KESERAGAMAN KANDUNGAN
tablet;
(K2) sistem transdermal; Pilih tidak kurang dari 30 satuan dan lakukan
(K3) suspensi, emulsi atau gel dalam wadah dosis sebagai berikut untuk bentuk sediaan yang dimaksud.
tunggal atau dalam kapsul lunak; yang Jika jumlah zat aktif dalam satuan dos is tunggal berbeda
digunakan hanya untuk pemakaian sistemik dari yang dibutuhkan dalam Penetapan kadar, atur
(tidak untuk sediaan obat luar); tingkat pengenceran dari larutan dan atau volume alikot
(K4) inhalasi (selain larutan inhalasi dalam wadah sehingga kadar zat aktif dalam larutan akhir lebih
ampul gelas atau plastik dan yang digunakan kurang sama seperti yang tertera pada prosedur
secara nebulasi) dikemas dalam satuan sediaan Penetapan kadar; atau jika Penetapan kadar dilakukan
terukur; secara titrimetri, jika perlu gunakan titran dengan kadar
1544 Keseragaman Sediaan <911> I Lampiran
W adalah bobot zat aktif setara dengan satu satuan KERAGAMAN BOBOT
sediaan rata-rata yang diperoleh dari prosedur
Penetapan kadar, dan P adalah bobot zat aktif Pilih tidak kurang dari 30 satuan dan lakukan
setara dengan satu satuan sediaan rata-rata yang sebagai berikut untuk sediaan yang dimaksud. Hasil
diperoleh dari prosedur khusus. Jika yang diperoleh dari Penetapan kadar seperti yang
tertera pada masing-masing monografi, disebut hasil A
lOOIW -Pl yang dinyatakan dalam persen dari yang tertera pada
etiket [lihat: Perhitungan nilai penerimaan} Kadar
w (bobot zat aktif per bobot satuan sediaan) diasumsikan
homogen [Catalan Contoh selain dari satuan
lebih besar dari 10, penggunaan faktor koreksi tidak pengujian ini dapat diambil dari bets yang sama untuk
absah. penetapan kadar}.
1) Koreksi yang absah dapat digunakari hanya j ika F
tidak kurang dari 1,030 juga tidak lebih dari 1, 100 TABLET TIDAK BERSALUT atau SALUT
atau tidak kurang dari 0,900 juga tidak lebih dari SELAPUT Timbang saksama 10 tablet satu per satu.
0,970. Jika F antara 0,970 dan 1,030 tidak Hi tung kadar zat aktif dalam tiap tablet yang dinyatakan
Lampiran I Keseragaman Sediaan <911> 1545
dalam persen dari yang tertera pada etiket, pada tiap A kandungan zat aktif (persen yang tertera pada
=
tablet dari bobot masing-masing tablet dan hasil dari etiket) yang dinyatakan seperti pada
Penetapan kadar. Hitung nilai penerimaan. Penetapan kadar
W = rata-rata dari bobot masing-masing
KAPSUL KERAS Timbang saksama 10 kapsul satuan (wi, w 2, .. ., Wn) yang digunakan
satu per satu, beri identitas masing-masing kapsul. pada Penetapan kadar
Keluarkan isi masing-masing kapsul dengan cara yang
sesuai. Timbang saksama tiap cangkang kapsul kosong, LARUTAN INHALASI DIKEMAS DALAM
dan hitung bobot bersih dari isi tiap kapsul dengan cara WADAH AMPUL GELAS ATAU PLASTIK DAN
· mengurangkan bobot cangkang kapsul dari masing- DIMAKSUDKAN UNTUK PENGGUNAAN
masing bobot kapsul. Hitungjumlah zat aktif dalam tiap NEBULIZER
kapsul yang dinyatakan dalam persen dari yang tertera [Catatan Perhitungan nilai penerimaan tidak
pada etiket dari bobot bersih isi masing-masing kapsul dipersyaratkan untuk bentuk sediaan ini} Timbang
dan basil dari Penetapan kadar. Hitung nilai saksama 10 wadah satu persatu, beri identitas tiap
penerimaan. wadah. Keluarkan isi masing-masing wadah dengan
cara yang sesuai. Timbang saksama masing-masing
KAPSUL LUNAK Timbang saksama 10 kapsul wadah kosong, dan hitung bobot bersih masing-masing
utuh satu per satu untuk memperoleh bobot kapsul, beri wadah dengan mengurangkan bobot wadah terhadap
identitas tiap kapsul. Kemudian buka kapsul dengan alat bobot wadah dan isi. Hitungjumlah zat aktif dalam tiap
pemotong bersih dan kering yang sesuai seperti gunting wadah yang dinyatakan dalam persen dari yang tertera
atau pisau tajam, keluarkan isi dan bilas dengan pelarut pada etiket, pada tiap wadah.
yang sesuai. Biarkan sisa pelarut menguap dari
cangkang kapsul pada suhu ruang dalam waktu lebih
kurang 30 menit, lakukan pencegahan terhadap KRITERIA
penarikan atau kehilangan kelembaban. Timbang
cangkang kapsul dan hitung bobot bersih isi kapsul. Gunakan kriteria berikut kecuali dinyatakan lain
Hitung jumlah zat aktif dalam tiap kapsul yang dalam masing-masing monografi.
dinyatakan dalam persen dari yang tertera pada etiket,
dari bobot bersih isi masing-masing kapsul dan hasil TABLET SALUT, TIDAK BERSALUT ATAU
dari Penetapan kadar. Hi tung nilai penerimaan. KEMPA; KAPSUL; LARUTAN ORAL, SUSPENSI
ORAL, EMULSI ORAL ATAU GEL ORAL DALAM
SEDIAAN PADAT (TERMASUK SEDIAAN WADAH DOSIS TUNGGAL DAN SEDIAAN PADAT
PADAT STERIL) DALAM WADAH DOSIS (TERMASUK SEDIAAN PADAT STERIL) DALAM
TUNGGAL Lakukan seperti yang tertera pada Kapsul WADAH DOSIS TUNGGAL. Persyaratan untuk
keras, lakukan masing-masing satuan dengan cara keseragaman sediaan dipenuhi jika nilai penerimaan
seperti yang tertera pada uraian tersebut. Hitung nilai dari 10 unit pertama dosis tunggal lebih kecil atau sama
penerimaan. dengan L 1%. Jika nilai penerimaan lebih besar dari L
I% lakukan penguj ian 20 satuan berikutnya dan hi tung
LARUTAN ORAL YANG DIKEMAS DALAM nilai penerimaan. Persyaratan terpenuhi jika nilai
WADAH DOSIS TUNGGAL Timbang saksama penerimaan akhir dari 30 satuan lebih kecil atau sama
sejumlah cairan yang dikeluarkan sampai habis dalam dengan L 1% dan tidak satupun lebih kecil dari [ 1-
waktu tidak lebih dari 5 detik untuk masing-masing 10 L2 *0,0 l ]M atau tidak lebih dari [l+L2*0,0l]M seperti
wadah satu per satu. Jika perlu, hitung kesetaraan yang dinyatakan dalam perhitungan nilai penerimµan
volume setelah penetapan bobot jenis. Hitung jumlah pada masing-masing Keseragaman kandungan atau
zat aktif dalam tiap wadah dosis tunggal yang pada Keragaman bobot. Kecua1i dinyatakan lain pada
dinyatakan dalam persen dari yang tertera pada etiket, masing-masing monografi, Ll sama dengan 15,0 dan L2
dalam jumlah cairan yang dikeluarkan dari tiap wadah sama dengan 25,0.
dosis tunggal terhadap bobot bersih isi masing-masing
wadah dosis tunggal dan hasil dari Penetapan kadar. SUPOSITORIA
Hitung nilai penerimaan. Batas A (jika harga rata-rata dari harga batas yang
tertera pada definisi potensi dalam tiap monografi
Perhitungan nilai penerimaan Hitung nilai adalah 100,0% atau kurang) Kecuali dinyatakan lain
penerimaan seperti yang tertera pada uji Keseragaman dalam masing-masing monografi, persyaratan untuk
kandungan, kecuali kandungan masing-masing satuan keseragaman sediaan terpenuhi jika jumlah isi masing-
diganti dengan estimasi kandungan masing-masing masing dari l 0 satuan yang ditetapkan dengan metode
sebagai berikut: pada Keseragaman kandungan terletak dalam rentang
antara 85,0% hingga 115,0% dari yang tertera pada
X 1, X 2,. .. , Xn = estimasi isi masing-masing satuan etiket dan simpangan baku relatif lebih kecil atau sama
yang diuji, dimana dengan 6,0%.
X,=w,xA/W Jika 1 satuan terletak di luar rentang 85,0% hingga
W 1, W 2 , ... , W0 bobot masing-masing satuan yang 115,0% dari yang tertera pada etiket; dan tidak satupun
diuji untukKeragaman bobot di luar rentang 75,0% hingga 125,0% dari yang tertera
1546 Keseragaman Sediaan <911> I Lampiran
pada etiket, atau simpangan baku relatif lebih besar dari simpangan baku relatif dari 30 satuan sediaan tidak lebih
6,0%, atau jika kondisi keduanya tidak terpenuhi, dari 7,8%.
lakukan pengujian tambahan 20 satuan. Persyaratan Batas B (jika harga rata-rata dari harga batas yang
terpenuhi jika tidak lebih dari 1 dari 30 satuan di luar tertera pada definisi potensi dalam tiap monografi
rentang 85,0% hingga 115,0% dari yang tertera pada adalah lebih besardari 100,0%)
etiket, dan tidak ada satupun diluar rentang 75,0% 1. Jika harga rata-rata satuan sediaan yang diuji
hingga 125,0% dari yang tertera pada etiket dan I 00,0% atau kurang, persyaratan seperti yang tertera
simpangan baku relatif dari 30 satuan tidak lebih dari padaBatasA.
7,8%. 2. Jika harga rata-rata satuan sediaan yang diuji lebih
Batas B (jika harga rata-rata dari harga batas yang besar dari atau sama dengan rata-rata batas yang
tertera pada definisi potensi dalam tiap monografi tertera dalam ketentuan potensi pada masing-masing
adalah lebih besar dari 100,0%). monografi, persyaratan seperti yang tertera pada
1. Jika harga rata-rata satuan yang diuji adalah I 00,0% Batas A kecuali kata-kata "yang tertera pada etiket"
atau kurang, persyaratan seperti pada Batas A. diganti dengan kata-kata "seperti tertera pada etiket
2. Jika harga rata-rata satuan yang diuji lebih besar dari dikalikan dengan rata-rata harga batas yang tertera
atau sama dengan batas rata-rata yang dinyatakan pada ketentuan potensi dalam monografi dibagi
dalam potensi masing-masing monografi, dengan 100".
persyaratan seperti pada Batas A kecuali kata-kata 3. Jika harga rata-rata dari satuan sediaan yang diuji
"yang tertera pada etiket" diganti dengan kata-kata terletak antara 100% dan rata-rata harga batas yang
"yang tertera pada etiket dikalikan dengan rata-rata tertera pada ketentuan potensi pada masing-masing
batas yang dinyatakan dalam potensi dalam monografi persyaratan seperti yang tertera pada
monografi dibagi dengan 100". Batas A, kecuali kata-kata "yang tertera pada etiket"
3. Jika harga rata-rata satuan yang diuji antara 100% diganti dengan kata-kata "yang tertera pada etiket
dan rata-rata batas yang dinyatakan dalam potensi dikalikan dengan harga rata-rata satuan sediaan yang
pada masing-masing monografi, persyaratan seperti diuji (dinyatakan dalam persen yang tertera pada
Batas A, kecuali kata-kata "yang tertera pada etiket" etiket) dibagi dengan 100".
diganti dengan kata-kata "yang tertera pada etiket
dikalikan dengan nilai rata-rata dari satuan yang
diuji (dinyatakan dalam persen dari yang tertera
pada etiket) dibagi dengan 100".
Tabel 1. Penggunaan Uji Keseragaman Kandungan dan Uji Keragaman Bobot untuk Sediaan
Tabel 2
Variabel Defmisi Kondisi Nilai
Rata-rata kandungan masing- masing
x (Xi.X2, •• .Xn) yang dinyatakan dalam
persentase dari yang tertera pada
etiket
Xi. X2, ... , Xn Kandungpn masing-masing satuan
sediaan yang diuji, dinyatakan dalam
persentaseyang tertera pada etiket
n Jumlah contoh (jumlah satuan dalam
cont oh)
k Konstarta penerimaan Jika n = JO, maka k 2,4
Jika n = 30, maka k= 2,0
s Simpangpn baku contoh 11
1·-1
KROMATOGRAFI <931>
Penggunaan baku pembanding dalam uji
PENDAHULUAN identifikasi Dalam kromatografi kertas dan
kromatografi lapis ti pis, rasio jarak rambat (diukur
Bab ini mernbahas istilah dan prosedur yang
digunakan dalam kromatografi serta memberikan sampai titik yang memberikan intensitas maksimum
informasi umum. Persyaratan khusus uji kromatografi, pada bercak) suatu senyawa tertentu yang merambat
dan penetapan kadar bahan obat dan sediaan obat, pada media terhadap jarak rambat fase gerak, diukur dari
termasuk fase diam dan fase tertera dalam titik penotolan, dinyatakan sebagai harga RF senyawa
masing-masing monografi. tersebut. Rasio jarak rambat suatu senyawa tertentu
Kromatografi didefinisikan sebagai prosedur pe- dengan jarak rambat baku pembanding dinyatakan
misahan zat terlarut oleh suatu proses migrasi sebagai harga RR. Harga RF berubah scsuai kondisi
diferensial dinamis dalam sistem yang terdiri dari dua percobaan karena itu identifikasi sebaiknya dilakukan
fase atau lebih, salah satu di antaranya bergerak secara dengan menggunakan baku pembanding autentik pada
berkesinambungan dalam arah tertentu dan didalamnya
kromatogram yang sama.
zat tersebut menunjukkan perbedaan mobilitas
· disebabkan adanya perbedaan dalam adsorpsi, partisi, Untuk maksud ini kromatogram dibuat dengan
kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul atau kerapatan menotolkan larutan uji, larutan baku pernbanding, dan
muatan ion. Dengan demikian masing-masing zat yang suatu campuran zat uji dan baku pembanding dalam
terpisah dapat diidentifikasi atau ditetapkan kadamya jumlah yang lebih kurang sama pada penjerap lapis tipis
dengan prosedur analitik. atau kertas, dalam suatu garis lurus sejajar dengan tepi
Teknik kromatografi umum membutuhkan zat lempeng kromatografi atau kertas. Tiap penotolan
terlarut terdistribusi diantara dua fase, satu diantaranya sampel mengandung zat uji yang bobotnya lebih kurang
diam (fase diam), yang lainnya bergerak (fase gerak). sama. Jika zat uji yang diidentifikasi dan baku
Fase gerak membawa zat terlarut melalui media, hingga pembanding itu sama, terdapat kesesuaian dalam warna
terpisah dari zat terlarut lainnya, yang terelusi lebih awal dan harga R,. pada semua kromatogram, dan
atau lebih akhir. Umumnya zat terlarut dibawa melewati
media pemisah oleh aliran suatu pelarut berbentuk kromatogram dari campuran menghasilkan bercak
cairan atau gas yang disebut eluen. Fase diam dapat tunggal, yaituhargaRR adalah 1,0.
bertindak sebagai zat penjerap, seperti halnya penjerap
alumina, dan silika gel yang diaktifkan, dan resin Letak komponen Letak bercak pada kromatografi
penukar ion, atau dapat bertindak melarutkan zat terlarut kertas atau lapis tipis dapat ditetapkan dengan: (I)
sehingga terjadi partisi antara fase diam dan fase gerak. Pengamatan langsungjika senyawa terlihat pada cahaya
Dalam proses terakhir ini suatu lapisan cairan disalutkan biasa, cahaya ultraviolet gelombang pendek (254 nm)
pada suatu penyangga yang iner, atau secara kimia atau gelombang panjang (360 nm), (2) Pengamatan
terikat pada silika gel, atau terikat langsung pada dengan cahaya biasa atau cahaya ultraviolet setelah
dinding kapiler leburan silika berfungsi sebagai fase disemprot dengan pereaksi yang membuat bercak
diam. Partisi merupakan mekanisme pemisahan yang
tersebut tampak (pereaksi sebaiknya disernprotkan
utama dalam kromatografi gas-cair, kromatografi
kertas, kromatografi kolom dan kromatografi lapis tipis melalui alat pengabut), (3) Menggunakan pencacah
yang disebut pemisahan cair-cair. Dalam praktek, Geiger-Muller atau teknik autoradiografi, jika terdapat
seringkali pemisahan disebabkan oleh suatu kombinasi zat radioaktif, (4) Menempatkan potongan penjerap dan
efek adsorpsi dan partisi. • Prinsip pemisahan lain zat pada media pembiakan yang telah ditanami untuk
mencakup penukar ion, pembentukan pasangan ion, melihat hasil stimu]asi atau hambatan pertumbuhan
eksklusi ukuran, interaksi hidrofobik dan pengenalan bakteri.
kiral.. Pada krornatografi kolom terbuka, dalam
Jenis-jenis kromatografi yang bermanfaat dalam kromatografi cair kinerja tinggi yang dilakukan pada
analisis kualitatif dan kuantitatif yang digunakan dalam laju aliran yang tetap, serta dalam kromatografi gas,
prosedur pengujian Farmakope Indonesia adalah waktu retensi, t, didefenisikan sebagai waktu antara saat
Kromatografi Kolorn, Kromatografi Gas, Kromatografi penyuntikan sampel dan munculnya puncak sampel
Kertas, Kromatografi Lapis Tipis (termasuk
Kromatografi Lapis Tipis Kinerja Tinggi (KLTKT)), yang terelusi, dapat digunakan sebagai parameter
dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). identifikasi. Larutan uji atau turunannya, larutan baku
Kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis pembanding serta larutan campuran kedua zat tersebut
umumnya lebih bermanfaat untuk tujuan identifikasi, sama banyak dapat dikromatografikan berturut-turut
karena mudah dan sederhana. Kromatografi kolom menggunakan kolom dan kondisi kromatografi yang
memberikan pilihan fase diam yang lebih luas dan sama. Pada pengamatan campuran hanya boleh tampak
berguna untuk pemisahan masing-masing senyawa satu puncak. Rasio waktu retensi zat uji, baku
secara kuantitatif dari suatu campuran. • Kromatografi pembanding dan campuran keduanya terhadap waktu
lapis ti pis kinerja tinggi,. kromatografi gas dan kromato- retensi baku internal disebut waktu retensi relatif, RR dan
grafi cair kinerja tinggi membutuhkan peralatan yang sering digunakan sebagai parameter identifikasi.
lebih rumit dan umumnya • memberikan basil dengan
Penyimpangan harga RR, RF atau t, yang diukur
resolusi tinggi. dan dapat rnengidentifikasi serta
menetapkan secara kuantitatifbahan dalam jumlah yang untuk zat uji dari harga yang diperoleh untuk baku
sangat kecil. pembanding dan campuran tidak boleh melampaui
1550 Kromatografi <931> I Lampiran
estimasi kehandalan yang ditentukan secara statistik dapat digunakan, jika dibuat kedap uap dengan tutup
dari penetapan berulang kadar baku pembanding. yang sesuai dan bahan penyegel.
Identifikasi dengan metode kromatografi ini pada Rak tahan korosi, yang lebih kurang 5 cm lebih
kondisi tertentu, memberikan petunjuk identitas yang rendah dari tinggi bejana bagian dalam. Rak digunakan
jelas, namun bukan merupakan suatu cara identifikasi sebagai penyangga bak pelarut dan batang kaca
yang pasti. Kesamaan parameter identitas pada 3 hingga antisifon, yang menahan kertas kromatografi.
6 perangkat kondisi kromatografi yang berbeda (suhu, Satu atau Jebih bak pelarut terbuat dari kaca, yang
isi kolom, zat penjerap, eluen, fase gerak, berbagai dapat menampung sejumlah pelarut lebih dari yang
turunan kimia dan sebagainya) memperbesar diperlukan untuk satu kali kromatografi. Panjang bak
kemungkinan bahwa zat uji dan baku pembanding pelarut harus lebih panjang daripada lebar kertas
identik. Sekalipun demikian banyak senyawa isomer kromatografi.
yang tidak dapat dipisahkan. ldentifikasi secara kimia, Batang kaca antisifon, yang disangga oleh rak,
spektroskopi atau fisikokimia dari senyawa yang letaknya di luar, sejajar dan sedikit lebih tinggi dengan
terelusi, digabung dengan identitas kromatografi tepi bak pelarut.
merupakan kriteria identifikasi yang paling absah. Kertas kromatograji, berupa kertas saring khusus,
Untuk maksud ini, masing-masing komponen yang dengan lebar tidak kurang dari 2,5 cm, tidak lebih lebar
dipisahkan secara kromatografi dapat dikumpulkan dari panjang bak pelarut dan dipotong lcbih kurang sama
untuk identifikasi lebih lanjut. dengan tinggi bejana. Dibuat garis tipis dengan pensil
melintang pada kertas padajarak tertentu dari salah satu
Kromatografi Kertas ujung kertas, hingga jika kertas digantung pada batang
kaca antisifon, dengan ujung atas di dalam bak pelarut
Pada kromatografi kertas, adsorben adalah dan ujung bawahnya tergantung bebas dalam bejana,
selembar kertas dengan susunan tekstur dan ketebalan garis tersebut terletak beberapa cm di bawah batang
yang sesuai. Pemisahan kromatografi dapat berlangsung kaca antisifon. Usahakan agar kertas tidak
menggunakan fase cair tunggal dengan proses yang terkontaminasi dan tidak kotor.
sama dengan kromatografi adsorpsi dalam kolom. Oleh
karena kandungan air pada kertas, atau imbibisi selektif Prosedur Zat uji dilarutkan dalam pelarut yang sesuai.
dari komponen hidrofilik fase cair oleh serat kertasnya, Sejumlah volume larutan yang umumnya mengandung
1 g hingga 20 g zat, ditotolkan dengan pipet mikro pada
dapat dianggap sebagai fase diam, maka mekanisrne
titik-titik tertentu pada garis pensil, diameter bercak 6
partisi berperan penting dalam pemisahan.
mm hingga 10 mm dengan jarak antar bercak tidak
Sebagai altematif, dapat juga digunakan sistem dua
kurang dari 3 cm. Jika jumlah bercak yang ditotolkan
fase. Kertas diimpregnasi dengan salah satu fase, yang
akan menghasilkan diameter melebihi 6 mm hingga I0
kemudian menjadi fase diam (umumnya fase yang lebih
mm, totolkan larutan sedikit demi sedikit pada titik yang
polar dalam hal kertas tidak dimodifikasi).
sama, tiap kali biarkan mengering dahulu sebelum
Kromatografi dikembangkan dengan merambatkan
ditotolkan lagi.
fase gerak rnelalui kertas. Pengembangan kromatografi Kertas tersebut digantung dalam bejana dengan
menaik dapat dilakukan dengan merambatkan pelarut menggunakan batang kaca antisifon yang menahan
oleh gaya kapiler pada kertas, ataupun kromatografi ujung atas kertas di dalam bak pelarut. Dasar bejana
menurun yang pelarutnya mengalir oleh gaya gravitasi. digenangi dengan sistem pelarut yang ditetapkan.
Harga RF akan berbeda bila kromatogram Penjenuhan bejana dapat dipercepat dengan cara
dikembangkan searah serat kertas (arah mesin), melapisi dinding bagian dalam bejana dengan kertas
dibandingkan dengan tegak lurus terhadap serat kertas. saring yang dibasahi dengan sistem pelarut yang
Oleh karena itu, dalam suatu seri kromatogram, arah ditetapkan. Hal yang penting adalah menjamin bagian
perambatan pelarut harus dipertahankan tetap terhadap kertas yang tergantung di bawah batang kaca antisifon
serat kertas. (arah mesin umumnya ditandai oleh pabrik harus tergantung bebas di dalam bejana tanpa
pada kemasan kertas kromatografi ). menyentuh rak, dinding bejana atau cairan yang terdapat
dalam bejana. Bejana ditutup rapat agar terjadi
KROMATOGRAFIMENURUN penjenuhan bejana dan kertas dengan uap pelarut. Jika
Pada kromatografi menurun, fase gerak dibiarkan perlu tekanan dalam yang berlebihan dikurangi. Untuk
bejana berukuran besar, mungkin perlu dilakukan
mengalir turun pada kertas kromatografi.
penjenuhan selama satu malam.
Alat Alat utama untuk krornatografi menurun terdiri
Sejumlah fase gerak dengan volume lebih dari yang
dari komponen berikut.
diper1ukan untuk kromatografi dijenuhkan dengan fase
Bejana kromatografi bertutup kedap uap, yang
diam dengan cara pengocokan. Setelahjenuh, fase gerak
mempunyai lubang untuk penambahan pelarut atau
dimasukkan ke dalam bak pelarut melalui lubang.
untuk pengurangan tekanan dalam bejana. Bejana
Lubang ditutup dan fase gerak dibiarkan merambat
sebaiknya dari kaca, baja tahan karat atau porselen, dan
turun pada kertas sejauh yang dikehendaki. Pada waktu
dirancang sedemikian, hingga dapat dilakukan membuka tutup bejana dan mengangkat kertas,
pengamatan selama kromatografi berlangsung, tanpa usahakan agar pelarut tidak merambat lagi. Batas
membuka bejana. Tabung silinder kaca yang tinggi ram bat pelarut segera ditandai dan kertas dikeringkan.
Lampiran I Kromatografi <931> 1551
Kromatogram diamati dan diukur langsung atau ukuran atau intensitas bercak dapat digunakan untuk
setelah disemprotkan dengan pereaksi yang sesuai untuk memperkirakan kadar secara semi kuantitatif.
menampakkan bercak obat yang terisolasi atau obat Pengukuran kuantitatif dimungkinkan jika
yang telah terpisah. Bagian kertas yang telah ditentukan menggunakan densitometer (pengukuran serapan atau
mengandung obat yang telah terpisah dapat digunting fluoresensi); atau bercak dapat dikerok dari lempeng,
dan dilarutkan dengan pelarut yang sesuai, dan dibuat kemudian diekstraksi dengan pelarut yang sesuai dan
larutan mencapai volume tertentu untuk analisis diukur secara spektrofotometri. Pada kromatografi lapis
kuantitatif dengan teknik kimia atau instrumen yang tipis dua dimensi, lempeng yang telah dielusi diputar 90°
sesuai. Prosedur yang sama dapat dilakukan dengan dan dielusi lagi, umumnya menggunakan bejana lain
berbagai kadar baku pembanding yang ditotolkan pada yang dij enuhkan dengan sistem pelarut yang berbeda.
kertas yang sama dengan rentang kadar yang sesuai Alat Alat dan bahan yang dapat digunakan untuk
untuk membuat kurva kalibrasi yang absah. kromatografi lapis tipis adalah sebagai berikut.
•Lempeng KLT a tau KLTKT Secara umum
KROMATOGRAFI MENAIK kromatografi menggunakan lempeng atau lembaran
berlapis (pada kaca, aluminium, atau polyester) dengan
Pada kromatografi menaik, ujung bawah kertas ukuran yang sesuai. Jika perlu lernpeng dibersihkan
dicelupkan ke dalam fase gerak, sehingga sebelum digunakan untuk pemisahan. Hal ini dapat
memungkinkan fase gerak merambat naik pada kertas dilakukan dengan dialiri atau dicelupkan ke dalam
oleh gaya kapiler. pelarut yang sesuai. Lernpeng dapat juga diimpregnasi
Alat Alat yang digunakan pada dasamya sama
dengan cara dikembangkan, dicelupkan atau disemprot.
dengan peralatan yang diuraikan pada Kromatografi Pada saat digunakan jika perlu, lempeng dapat
menurun.
diaktitkan dengan pemanasan dalam oven pada suhu
Prosedur Larutan uji ditotolkan pada kertas dengan
120° selama 20 menit. Fase diam lempeng KLT
cara seperti yang tertera pada Kromatografi menurun, di
mempunyai ukuran partikel 10-15 µm dan untuk
atas batas kertas yang tercelup dalam fase gerak. Dasar
bejana digenangi dengan sistem pelarut pengembang. KLTKT 5 µm. Lempeng yang tersedia di pasaran
Jika digunakan sistem dua fase, maka kedua fase dengan zona prapenjerap dapat digunakan jika
tersebut ditambahkan. Sebaiknya dinding bagian dalam disebutkan pada monografi. Larutan uji ditotolkan pada
bejana dilapisi kertas saring dan lapisan kertas ini bagian prapenjerap hingga membentuk totolan yang
dijenuhkan dengan sistem pelarut. Bak pelarut kosong tajam, pita sempit pada batas antara prapenjerap dan
diletakkan pada dasar bejana dan kertas digantung penjerap. Sebagai altematif lempeng kaca rata dengan
dengan sedemikian hingga bagian ujung kertas yang ukuran umum 20 cm x 20 cm dapat dilapisi dengan cara
telah ditotolkan tergantung bebas di dalam bak pelarut seperti yang tertera pada Pembuatan lempeng
kosong. kromatografi..
Bejana ditutup rapat dan dijenuhkan menurut cara Alat manual, semiotomatis ataupun otomatis dapat
yang tertera pada Kromatografi menurun, kemudian digunakan untuk dapat menjamin posisi lempeng,
fase gerak denganjumlah berlebih dari yang diperlukan tempat dan volume penotolan yang sesuai. Sebagai
untuk membasahi seluruh kertas dituangkan ke dalam alternatif, dapat digunakan "template" untuk
bak pelarut melalui lubang. Bejana kemudian ditutup penempatan larutan uji secara manual pada jarak yang
lagi. Jika batas perambatan pelarut telah mencapai ditentukan, menggunakan penandaan jarak jika
ketinggian yang dikehendaki, bejana dibuka, kertas diperlukan dan pelabelan lempeng. Untuk menotolkan
dikeluarkan dan dikeringkan. larutan digunakan mikropipet atau mikrosiring kapiler
Analisis kuantitatif bercak dapat dilakukan atau kapiler sekali pakai yang telah dikalibrasi.
menurut cara yang tertera padaKromatografi menurun. Untuk pengembangan menaik, bejana kromatografi
terbuat dari bahan iner, transparan dan mempunyai
Kromatografi Lapis Tipis spesifikasi sebagai berikut: bejana alas datar atau
dengan dua lekukan, dengan tutup rapat, dengan ukuran
Pada kromatografi lapis tipis, adsorben merupakan yang sesuai sehingga dapat memuat lempeng. Untuk
lapisan tipis serbuk halus yang dilapiskan pada lempeng pengembangan mendatar bejana dilengkapi dengan
kaca, plastik atau logam secara merata, umumnya tabung penampung fase gerak sehingga dapat
digunakan lempeng kaca. Lempeng yang dilapisi dapat mengalirkan fase gerak ke fase diam .•
dianggap sebagai "kolom kromatografi terbuka" dan A lat untuk memindahkan pereaksi ke atas lempeng
pemisahan dicapai dapat berdasarkan adsorpsi, partisi, dengan cara penyemprotan, pencelupan atau untuk
atau kombinasi kedua efek, tergantung dari jenis fase pemaparan uap dan alat yang memfasilitasi pemanasan
diam, cara pembuatan danjenis pelarut yang digunakan. j ika diperlukan untuk penampakan bercak atau area.
Kromatografi lapis tipis dengan lapisan penukar ion Sumber cahaya ultraviolet yang sesuai untuk
dapat digunakan untuk pemisahan senyawa polar.
pengarnatan cahaya ultraviolet gelombang pendek (254
Perkiraan identifikasi diperoleh melalui pengamatan
nm) dan panjang (365 nm).
bercak dengan harga RF yang identik dan ukuran yang
• Alat untuk mendokumentasikan visualisasi hasil
hampir sama, dengan menotolkan zat uji dan baku
pembanding pada lempeng yang sama. Rasio visual kromatogram .•
1552 Kromatografi <931> I Lampiran
Prosedur • Totolkan sejumlah volume larutan uji zona pada panjang gelombang pengamatan. Tentukan
dan larutan baku sedikit demi sedikit sehingga diperoleh harga R1untuk bercak atau zona utama .•
bercak bulat dengan diameter 2 5 mm ( 1 - 2 mm
untuk lempeng KLTKT) atau pita dengan panjang 10 - • Pengukuran kuantitatif Gunakan instrumen
20 mm dan lebar I - 2 mm (panjang 5 - l 0 mm dan lebar yang sesuai, zat yang telah dipisahkan oleh KLT dan
0,5 - l mm untuk lempeng KLTKT) pada jarak yang terdeteksi dengan cahaya UV-tampak (UV-Vis) sebelum
sesuai dari tepi bawah lempeng dimana titik penotolan 3 atau sesudah derivatisasi dapat ditetapkan langsung
mm (KLTKT) sampai 5 mm (KLT) di atas permukaan pada lempeng. Pada saat menggerakkan lempeng atau
larutan pengembang, dan dari tepi samping lempeng. alat pengukur, lempeng ditetapkan dengan mengukur
Totolkan kedua larutan pada garis sejajar tepi bawah cahaya yang dipantulkan. Hal yang sama, fluoresensi
lempeng denganjarak tidak kurang 10 mm (5 mm pada dapat diukur menggunakan sistem optik yang sesuai.
lempeng KLTKT) antara pusat bercak atau 4 mm (2 mm Zat yang mengandung radionuklida dapat kuantitasi
untuk lempeng KLTKT) antara tepi pita, dan biarkan dengan tiga cara: ( 1) langsung dengan menggerakkan
kering. lempeng sepanjang pencacah yang seusai atau
Pengembangan menaik Lapisi tidak kurang dari sebaliknya; (2) dengan memotong lempeng menjadi
satu tepi bejana kromatografi dengan kertas saring. lembaran dan mengukur radioaktifitas pada masing-
Masukkan sejumlah volume fase gerak ke dalam bejana
masing lembaran menggunakan pencacah yang sesuai;
kromatografi yang sesuai dengan ukuran bejana, yang
atau (3) dengan mengerok fase diam, melarutkan dalam
setelah impregnasi kertas saring, tinggi fase gerak dalam
larutan sintilasi yang sesuai dan mengukur
bejana masih cukup untuk eluasi lempeng yang
radioaktifitasnya menggunakan pencacah sintilasi cair
digunakan. Untuk penjenuhan, tutup bejana
kromatografi dan biarkan sistem setimbang. Kecuali seperti yang tertera pada Radioaktivitas < 1171 >.
dinyatakan lain pemisahan kromatografi hams Alat pengukur kuantitatif secara langsung pada
menggunakan bejana yang dijenuhkan. lempeng adalah densitometer yang terdiri dari alat
Masukkan lempeng ke dalam bejana, pastikan mekanik yang menggerakkan lempeng atau alat
lempeng pada posisi setegak mungkin dan bercak pengukur sepanjang sumbu x dan sumbu y, perekam,
penotolan atau pita berada pada posisi di atas permukaan integrator atau komputer yang sesuai; dan untuk zat
fase gerak dan tutup bej ana. Permukaan fase diam yang memberikan respons terhadap irradiasi UV-Vis,
menghadap ke bagian dalam bejana. Angkat lempeng fotometer dengan sumber cahaya, alat optik yang
jika fase gerak sudah sampai batas yang sudah mampu menghasilkan cahaya monokromatis dan foto
ditetapkan. Keringkan lempeng dan amati sel dengan sensitivitas yang sesuai, semua digunakan
kromatogram. Untuk kromatografi dua dimensi, untuk mcngukur pantulan. Pada pengukuran t1uoresen ,
keringkan lempeng setelah pengembangan pertama dan diperlukan filter yang sesuai untuk mencegah cahaya
lakukan pengembangan kedua tegak lurus dengan pengeksitasi mencapai fotosel tapi membiarkan cahaya
pengembangan pertama. emisi yang spesifik dapat lewat. Rentang linearitas dari
Pengembangan mendatar Masukkan sejumlah alat pencacahharus diverifikasi.
larutan pengembang ke dalam reservoar dari bejana Untuk uji kuantitatif, jika perlu lakukan penotolan
menggunakan siring atau pipet. Tempatkan lempeng pada lempeng tidak kurang dari tiga larutan baku dari zat
secara mendatar dalam bejana, hubungkan alat pengatur yang ditetapkan, dengan kadar diantara perkiraan kadar
arah fase gerak sesuai petunjuk produsen, tutup bejana. zat dalam larutan uji (misal: 80%, 100%, 120%). Jika
Lakukan pengembangan yang dimulai secara simultan perlu lakukan derivatisasi dengan pereaksi dan rekam
pada kedua bagian akhir. Angkat lempeng jika fase pantulan atau fluorosensi pada kromatogram. Gunakan
gerak sudah sampai pada batas yang ditentukan pada hasil pengukuran untuk perhitungan jumlah zat dalam
monografi. Keringkan lempeng dan amati larutan uji .•
kromatogram.
Untuk kromatografi dua dimensi, keringkan Pembuatan lempeng kromatografi
lempeng setelah pengembangan pertama dan lakukan A lat
pengembangan kedua tegak lurus dengan Lempeng kaca, • • dengan ukuran yang sesuai,
pengembangan pertama.
Deteksi Amati lempeng kering di bawah cahaya umumnya 20 x 20 cm.•.
UV gelombang pendek (254 nm), kemudian di bawah Baki lempeng, dengan pennukaan yang datar,
cahaya UV gelombang panjang (365 nm) atau seperti digunakan untuk meletakkan dan mengatur lempeng
yang tertera pada masing-masing monografi. kaca pada waktu membuat lapisan zat penjerap.
Selanjutnya lempeng dapat disemprot, dicelupkan, Rak penyimpanan, digunakan untuk menempatkan
dipaparkan pada uap pereaksi yang sudah ditetapkan, lempeng yang telah dilapisi zat penjerap selama
atau jika perlu dipanaskan, kemudian amati dan pengeringan atau untuk membawa lempeng. Rak berisi
bandingkan kromatogram uji dengan kromatogram lempeng harus disimpan dalam suatu desikator atau
baku. Dokumentasikan lempeng setelah pengamatan. wadah yang dapat ditutup kedap untuk melindungi
Ukur dan rekam jarak masing-masing bercak atau zona lempeng terhadap pengaruh Jingkungan, setelah
dari titik awal rambatan dan menunjukkan bercak atau diangkat dari lemari pengering.
Lampiran I Kromatografi <931> 1553
memberi warna atau menyemprot kolom yang telah ke dalam kolom, atau, (b) Larutan uji dalam sejumlah
dikeluarkan dengan pereaksi yang dapat membentuk kecil fase diam dicampur dengan Penyangga padat dan
warna. Zat radioaktif yang dikromatografi dapat dimasukkan ke dalam kolom sebagai lapisan di atas
diketahui letaknya dengan menggunakan pencacah campuran fase diam dan zat penjerap.
Geiger-Muller atau yang sejenis. Tabung plastik yang Pengembangan dan elusi dilakukan dengan pelarut
jernih terbuat dari bahan seperti nilon, yang bersifat iner yang mengalir seperti disebutkan sebelumnya.
terhadap kebanyakan pclarut dan transparan terhadap Umumnya sebclum digunakan fase gerak dijenuhkan
cahaya ultraviolet gelombang pendek, dapat diisi zat dahulu dengan fase diam.
penjerap dan digunakan sebagai kolom kromatografi. Pada kromatografi partisi cair-cair yang
Kolom semacam ini dapat disayat dengan pisau yang konvensional, derajat partisi suatu senyawa tertentu
tajam, tanpa mengeluarkan isi kolom dari tabungnya. diantara dua fase cair dinyatakan sebagai koefisien
Jika digunakan zat penjerap yang berfluoresensi, kolom partisi atau koefisien distribusi. Dalam hal senyawa
dapat ditandai di bawah cahaya ultraviolet sebelum yang terdisosiasi, distribusi dapat diatur dengan jalan
disayat. memodifikasi pH, tetapan dielektrik, kekuatan ion, serta
Kromatogram "mengalir" yang digunakan secara sifat-sifat lain dari kedua fase tersebut. Elusi selektif dari
luas, diperoleh dengan prosedur mengalirkan pelarut komponen-komponen suatu campuran dapat dicapai
melalui kolom sehingga obat yang dipisahkan keluar dengan mengubah fase gerak sampai diperoleh
bersama pelarut, ini disebut eluat. Kadar obat di dalam koefisien partisi yang lebih baik atau dengan jalan
eluat dapat ditetapkan dengan metode titrasi, mengubah pH fase diam secara in situ dengan suatu fase
spektrofotometri, kolorimetri, atau pelarutnya dapat gerak, yang terdiri dari larutan asam atau basa yang
diuapkan, sehingga diperoleh obatnya dalam keadaan sesuai dalam pelarut organik.
lebih atau kurang murni. Jika terdapat zat berkhasiat Jika tidak dinyatakan lain dalam monografi, maka
yang kedua, elusi dapat dilanjutkan dengan pelarut yang penetapan kadar dan pengujian, yang menggunakan
sama atau pelarut lain yang mempunyai daya elusi yang kromatografi kolom partisi, dilakukan menurut metode
lebih kuat. Efisiensi pemisahan dapat diuji melalui umum.
kromatogram lapis tipis yang diperoleh pada masing- Penyangga padat Gunakan tanah silikat yang
masing fraksi. telah dimurnikan. Pada kromatografi kolom partisi fase
Kadang-kadang digunakan cara yang dimodifikasi balik, gunakan tanah silika yang tersilanisasi untuk
untuk menambahkan campuran pada kolom. Obat kromatografi.
dalam bentuk padat, misalnya serbuk tablet tanpa Fase diam Gunakan pelarut atau larutan yang
pemisahan dari eksipien dicampur dengan sebagian zat tertera pada masing-masing monografi. Jika akan
penjerap dan dimasukkan ke dalam bagian atas kolom. digunakan campuran cairan sebagai Fase diam,
Selanjutnya aliran pelarut membawa obat turun dengan campurkan cairan tersebut sebelum diadsorpsikan pada
cara seperti yang diuraikan di atas. Penyangga padat.
Fase gerak Gunakan pelarut atau larutan yang
KROMATOGRAFI KOLOM PARTISI tertera dalam masing-masing monografi. Jenuhkan
dengan air,jika Fase diam merupakan larutan dalam air,
Pada kromatografi partisi, zat yang hams
jika Fase diam merupakan cairan organik polar,
dipisahkan terbagi antara dua cairan yang tidak saling
jenuhkan dengan cairan tersebut.
bercampur. Salah satu cairan, yaitu fase diam, umumnya
Pembuatan Kolom Kromatografi Jika tidak
dijerap pada Penyangga padat, karena itu mempunyai
dinyatakan lain dalam masing-masing monografi,
area permukaan yang sangat luas terhadap pelarut yang
tabung kromatografi mempunyai diameter dalam lebih
mengalir atau fase gerak. Kontak cairan dengan cairan
kurang 22 mm dan panjang antara 200 mm hingga 300
secara berturutan yang berulangkali terj adi,
mm, tanpa cakram kaca berpori. Pada tabung ini
menghasilkan efisiensi pemisahan yang tidak dapat
diletakkan tabung pengalir tanpa kran, dengan diameter
dicapai dengan cara ekstraksi cair-cair biasa.
dalam lebih kurang 4 mm dan panjang lebih kurang 50
Penyangga padat umumnya bersifat polar, dan fase
mm. Mampatkan segumpal wol kaca halus pada dasar
diam yang teradsorpsi bersifat lebih polar dari pada fase
tabung. Masukkan Fase diam yang volumenya telah
gerak. Penyangga padat yang banyak digunakan adalah
ditentukan, dalam gelas piala berukuran 100 ml sampai
tanah silika dengan ukuran partikel yang sesuai
250 ml, tambahkan sejumlah tertentu Penyangga padat
sehingga fase gerak dapat mengalir dengan baik. Pada
dan campur hingga homogen. Masukkan campuran ini
kromatografi partisi fase balik, fase diam yang
ke dalam tabung kromatografi dan mampatkan dengan
teradsorpsi bersifat kurang polar dari pada fase gerak
tekanan perlahan, agar diperoleh massa yang serba
dan zat penjerap dibuat non polar dengan perlakuan
sama. Jika Penyangga padat ditentukan lebih dari 3 g,
yang sesuai menggunakan pereaksi silanisasi, seperti
pindahkan campuran ke dalam kolom dalam bagian-
diklorodimetilsilana, sehingga dihasilkan tanah silika
bagian yang banyaknya lebih kurang 2 g, dan
yang tersilanisasi untuk kromatografi.
mampatkan setiap bagian. Jika untuk penetapan kadar
Sampel yang akan dikromatografi umumnya
atau pengujian diperlukan kolom bersegmen banyak
dimasukkan ke dalam sistem kromatografi
dengan Fase diam yang berlainan untuk masing-masing
menggunakan salah satu dari dua cara berikut: (a)
segmen, lakukan pemampatan setiap penambahan tiap
Larutan uji dalam sejumlah kecil fase gerak dimasukkan
Lampiran I Kromatografi <931> 1555
segmen, kemudian langsung ditambahkan segmen yang tidak tertahan. Nilai faktor kapasitas tergantung
berikutnya. kepada sifat kimia zat, sifat alami, jumlah dan luas
Jika larutan uji dicampurkan dengan Fase diam, pennukaan dari fase cair, suhu kolom dan laju alir gas.
masukkan secara kuantitatif ke dalam tabung, dengan Pada kondisi percobaan yang spesifik, faktor kapasitas
membilas gelas piala yang dipakai untuk membuat setiap senyawa dapat diketahui. Pemisahan
campuran yang akan diuji dengan suatu campuran yang menggunakan kromatografi gas hanya dapat terjadi jika
terdiri dari lebih kurang 1 g Penyangga padat dan bahan uji memiliki perbedaan faktor kapasitas .•
beberapa tetes pelarut yang dipakai untuk membuat Alat Kromatograf gas terdiri dari: sumber gas
larutan uji. pembawa, injektor, kolom, detektor, alat perekam. Suhu
Mampatkan segumpal wol kaca halus di atas injektor, kolom dan detektor, terkendali. Gas pembawa
kolom. Fase gerak mengalir melalui kolom dengan laju dapat berupa helium, nitrogen, atau hidrogen,
alir sedang atau menetes perlahan-lahan jika tergantung dari kolom dan detektor yang digunakan.
menggunakan kromatografi fase bal ik. Gas diperolch dari tabung tekanan atau generator
Prosedur Masukkan Fase gerak ke dalam kolom gas kemumian tinggi rnelalui katup penurun tckanan
dan biarkan mengalir melalui kolom oleh gaya gravitasi. yang tepat dan "flowmeter" pada injektor dan kolom.
Bilas ujung kolom kromatografi dengan lebih kurang 1 Bahan uji baik dalam bentuk cair maupun gas
ml F ase gerak sebelum mengubah komposisi F ase disuntikkan ke dalam aliran gas pada injektor.
gerak dan sesudah selesai elusi. Jika zat uji ditambahkan Tergantung dari susunan alat, campuran uji dapat secara
pada kolom sebagai larutan dalam Fase gerak, biarkan langsung disuntikkan ke dalam kolom atau diuapkan
agar seluruhnya melalui isi kolom, kemudian dalam injektor dan bercampur dengan gas pembawa
tambahkan sejumlah kecil F ase gerak beberapa kali, sebelum memasuki kolom.
tiap kali biarkan pelarut mengalir seluruhnya melewati Dalam kolom, senyawa dipisahkan berdasarkan
kolom, sebelum menambahkan sisa Fase gerak. Bila perbedaan faktor kapasitas, yang tergantung kepada
pada penetapan kadar atau pengujian, dikehendaki tekanan uap dan derajat interaksi dengan fase diam.
pemakaian kolom kromatografi ganda yang Faktor kapasitas mempengaruhi resolusi, waktu retensi,
dihubungkan secara seri serta penambahan Fase gerak dan efisiensi kolom dari komponen campuran uji, dan
dalam jumlah terbagi, biarkan tiap bagian tersebut juga tergantung pada suhu. Penggunaan oven kolom
seluruhnya melewati kolom, dan bi las ujungnya tiap kali dengan suhu yang dapat diprogram, memberikan
dengan Fase gerak, sebelum penarnbahan sisa pelarut keuntungan untuk meningkatkan efisiensi pemisahan
berikutnya. •. senyawa yang sangat berbeda dalam tekanan uap.
Campuran senyawa yang dipisahkan di dalam
Kromatografi Gas kolom akan melalui detektor diferensial yang
merespons jumlah masing-masing senyawa yang ada.
• Hal yang membedakan pada kromatografi gas Tipe detektor yang digunakan tergantung dari sifat
adalah fase gerak berupa gas dan fase diam berupa bahan uji seperti yang dinyatakan dalam masing-masing
padatan atau cairan. Fase diam cair terletak dalam kolom monografi. Detektor dipanaskan untuk mencegah
kemas atau kolom kapiler. Dalam kolom kemas, fase kondensasi senyawa terelusi.
cair terbagi secara merata pada penyangga padat yang Luaran detektor direkam sebagai fungsi waktu,
iner, misalnya tanah diatom, polimer berpori dan karbon menghasilkan kromatogram yang terdiri atas seri
grafit yang dikemas dalam kolom berdiameter dalam 2- puncak terhadap waktu. Setiap puncak menunjukkan
4 mm dan panjang 1-3 m. Pada kolom kapiler yang tidak senyawa dalam campuran bahan uji yang diuapkan,
berisi bahan pengemas, fase cair ditempatkan pada walaupun beberapa puncak mungkin tumpang tindih.
permukaan dalam kolom dan mungkin terikat secara Waktu elusi merupakan ciri khas dari setiap senyawa;
kimia. Pada kromatografi gas padat, fase padat dan respon diukur sebagai luas atau tinggi puncak, yang
merupakan adsorben aktif, misalnya alumina, silika atau menunjukkan fungsi darijumlah yang ada.
karbon yang dikemas dalam kolom. Resin berpori lnjektor Alat penyuntik sampel dapat berupa siring
poliaromatik, yang kadang-kadang digunakan dalam sederhana hingga penyuntik otomatis yang dapat
kolom kemas tidak disalut oleh fase cair. diprogram. Jumlah sampel yang dapat disuntikkan kc
Jika zat yang telah diuapkan dimasukkan ke dalam dalam kolom kapiler lebih kecil dibandingkan dengan
aliran gas pada kolom, zat tersebut terbawa aliran ke jumlah yang disuntikkan ke da1am koJom kemas dan
dalam kolom dan terjadi pemisahan di antara fase gas mungkin lebih kecil dari jumlah terkecil yang dapat
dan fase diam melalui proses distribusi dengan arus dilakukan secara sempuma dengan siring. Kolom
berlawanan yang dinamis. Senyawa dibawa oleh gas kapiler, sering menggunakan injektor yang dapat
pembawa, ditahan oleh fase diam dengan serapan dan membagi contoh ke dalam dua fraksi, bagian yang
pelepasan kuat atau lemah. Elusi dari senyawa sedikit masuk ke dalam kolom dan bagian yang besar
dinyatakan dalam rasio partisi, k', yang tidak dibuang. Injektor tersebut dapat digunakan dengan cara
mempunyai nilai dimensi yang disebut faktor kapasitas tanpa split untuk analisis sesepora atau komponen
(lihat Doftar simbol). Tetapan k! dapat didefinisikan sangat kecil.
sebagai rasio waktu yang diperlukan zat mengalir di Injektor purge dan trap dilengkapi dengan alat yang
dalam kolom (waktu retensi) terhadap waktu elusi zat menghantarkan larutan senyawa mudah menguap ke
1556 Kromatografi <931> I Lampiran
dalam trap bersuhu rendah. Jika proses sempuma, kemas lebih kurang 30-60 ml per menit. Untuk kolom
komponen yang tertahan dilepaskan ke gas pembawa kapiler, kecepatan alir linier sering digunakan
oleh pemanasan cepat dari trap dengan suhu yang dapat menggantikan laju alir. Hal ini ditentukan dari panjang
di program. kolom dan waktu retensi dari sampel metan encer,
lnjektor headspace dilengkapi dengan ruang menggunakan detektor ionisasi nyala. Pada
pemanas contoh yang dapat dikontrol secara pengoperasian dengan suhu tinggi, dihasilkan tekanan
termostatik. Contoh padat atau cair dalam wadah uap yang cukup untuk menghilangkan secara bertahap
tertutup rapat, dipanaskan dalam ruang pemanas dalam fase cair, proses ini disebut "bleeding".
periode waktu tetap, memungkinkan komponen mudah Detektor Detektor ionisasi nyala banyak digunakan
menguap dari contoh untuk mencapai kesetimbangan pada analisis obat, sedangkan detektor konduktivitas
antara fase non-gas dengan fase gas atau fase termal, penangkap elektron, nitrogen fosfor dan
headspace. spektrometri massa lebih sedikit digunakan. Untuk
Setelah kesetimbangan tercapai, injektor secara analisis kuantitatif, detektor harus memiliki rentang
otomatis memasukkan sejumlah tertentu contoh yang dinamik linier yang lebar, respons detektor harus
terdapat dalam headspace ke dalam kromatograf gas. berbanding lurus dengan jumlah senyawa yang ada
Ko/om Kolom kapiler yang biasa digunakan dalam detektor pada rentang konsentrasi yang lebar.
terbuat dari leburan silika, dengan diameter dalam Detektor ionisasi nyala memiliki rentang linier yang
0,2-0,53 mm dan panjang 5-60 m. Cairan atau fase diam, lebar dan peka terhadap sebagian besar senyawa
yang kadang-kadang terikat secara kimia pada organik. Respons detektor tergantung pada struktur dan
perrnukaan dalam, dengan ketebalan 0, 1-1,0 m, konsentrasi senyawa, laju alir gas pembakar, udara,
meskipun fase diam non polar dapat memiliki ketebalan "make up" gas dan gas pembawa. Kecuali dinyatakan
hingga 5 m. Daftar fase cair dapat dilihat pada bagian lain dalam masing-masing monografi, detektor ionisasi
Pereaksi kromatografi. nyala dengan gas pembawa helium atau nitrogen
Kolom kemas terbuat dari kaca atau logam dengan digunakan untuk kolom kemas dan helium atau
panjang 1-3 m, dan diameter dalam 2-4 mm. Kolom hidrogen digunakan untuk kolom kapiler.
kemas yang umum digunakan untuk analisis adalah Detektor konduktivitas tennal menggunakan kawat
polimer berpori atau penyangga padat dengan fase cair yang dipanaskan, yang ditempatkan pada aliran gas
lebih kurang 5% (bib). Ko lorn berkapasitas tinggi, pembawa. Pada saat analit masuk ke detektor dengan
dengan fase cair lebih kurang 20% (bib) digunakan gas pembawa, diukur perbedaan daya hantar panas dari
untuk pengujian contoh dalamjumlah banyak dan untuk aliran gas (pembawa dan komponen contoh) relatif
menentukan senyawa dengan BM rendah, seperti air. terhadap aliran gas pembawa. Pada umumnya, detektor
Pemilihan penyangga padat dipengaruhi oleh kapasitas konduktivitas termal memberikan respons yang
yang dibutuhkan. seragam terhadap senyawa mudah menguap tanpa
Untuk analisis senyawa polar pada kolom fase cair dipengaruhi oleh struktur walaupun detektor ini kurang
dengan kapasitas dan polaritas rendah, penyangga padat sensitif dibanding detektor ionisasi nyala.
yang digunakan harus iner, untuk mencegah puncak Detektor ionisasi nyala alkali, sering disebut NP
ikutan. Reaktivitas bahan penyangga dapat dikurangi atau detektor nitrogen fosfor, mengandung sumber
dengan cara silanisasi yang dilakukan sebelum termionik, seperti garam alkali logam atau elemen gelas
penyalutan dengan fase cair. Tanah diatome mengandung rubidium atau logam lainnya yang
mengandung kalsium yang telah dicuci dengan asam, menghasilkan ionisasi yang efisien dari senyawa
biasanya digunakan untuk analisis obat. Bahan nitrogen organik dan fosfor. lni termasuk detektor
penyangga tersedia dalam berbagai ukuran mesh, paling selektif yang menunjukkan sedikit respons terhadap
umum digunakan ukuran 80-100 mesh dan 100-120 hidrokarbon.
mesh untuk kolom 2-4 mm. Daftar penyangga dan fase Detektor penangkap elektron mempunyai sumber
cair terdapat pada bagian Pereaksi kromatogrqfi. radioaktif radiasi ionisasi yang menunjukkan respons
Waktu retensi dan efisiensi puncak tergantung pada yang sangat besar terhadap senyawa yang mengandung
laju alir gas pembawa. Waktu retensi juga berbanding halogen dan golongan nitro, tetapi menunjukkan
lurus dengan panjang kolom, sedangkan resolusi respons yang kecil terhadap hidrokarbon. Kepekaan
sebanding dengan akar kuadrat panjang kolom. Untuk meningkat denganjumlah dan berat atom halogen.
kolom kemas, laju alir gas pembawa dinyatakan dalam Alat pengumpul data Pengolah data menerima
ml per menit pada tekanan atmosfir dan suhu ruang. luaran detektor, menghitung luas puncak dan tinggi
Pengukuran ini dilakukan pada luaran detektor dengan puncak, dan mencetak kromatogram dilengkapi dengan
pengukur laju alir saat kolom berada pada suhu kerja. parameter dan data puncak. Data kromatografi dapat
Laju aliran linier melalui kolom kemas, berbanding disimpan dan diproses kembali dengan integrasi dan
terbalik dengan kuadrat diameter kolom untuk volume penghitungan variabel yang dapat diubah sesuai dengan
alir tertentu. Laju alir 60 ml per menit dalam kolom 4 kebutuhan. Pengolah data juga digunakan untuk
mm dan 15 ml per menit dalam kolom 2 mm memprogram kromatograf, pengendalian sebagian
memberikan laju alir linier yang identik dan memiliki besar variabel yang dibutuhkan selama pengujian dalam
waktu retensi yang sama. Kecuali jika dinyatakan lain waktu yang panjang tanpa pengawasan.
dalam masing-masing monografi, laju aliran kolom Data dapat juga dikumpulkan untuk pengukuran
Lampiran I Kromatografi <931> 1557
manual pada perekam sederhana atau integrator yang berupa senyawa tidak mudah menguap atau senyawa
dapat menghasilkan cetakan luas puncak dalam bentuk yang tidak tahan panas, sehingga dapat dikromatografi
kromatogram serta menyajikan data luas dan tinggi tanpa penguraian dan juga tanpa mengubah menjadi
puncak yang telah dihitung dan disimpan untuk derivat yang mudah menguap. Sebagian besar analisis
kemungkinan dilakukan perhitungan ulang. obat menggunakan kromatografi partisi yang dapat
Prosedur Kolom kemas dan kapiler harus selesai dalam waktu 30 menit.
dikondisikan sebelum digunakan hingga garis dasar dan Seperti dalam kromatografi gas, waktu elusi
karakteristik lain stabil. Hal ini dilakukan dengan cara senyawa dapat diketahui dari faktor kapasitas, k' (lihat
pengujian di atas suhu uji atau dengan penyuntikan Daftar Simbol), yang tergantung pada sifat kimia analit,
ulang bahan uji. Pemasok kolom atau pemasok pengisi komposisi dan laju aliran fase gerak serta komposisi dan
kolom memberikan rekomendasi untuk prosedur pennukaan fase diam. Panjang kolom merupakan
pengkondisian. Untuk meningkatkan sifat iner dan penentu yang penting bagi resolusi. Hanya senyawa
efisiensi polisiloksan tersubstitusi metil dan fenil yang yang memiliki faktor kapasitas yang berbeda dapat
tahan panas, pertahankan suhu kolom pada 250<> selama dipisahkan dengan KCKT.
1 jam dengan dialiri helium untuk menghilangkan Alat Kromatograf cair terdiri dari reservoar berisi
oksigen dan pelarut. Hentikan aliran helium, panaskan fase gerak, pompa yang mendorong fase gerak melewati
pada suhu lebih kurang 340° selama 4 jam, kemudian sistem dengan tekanan tinggi, inj ektor yang
kurangi pemanasan hingga 250° dan kondisikan dengan memasukkan contoh ke dalam fase gerak, kolom
dialiri helium sampai stabil. kromatografi, detektor dan alat pengolah data, misalnya
Sebagian besar obat merupakan molekul polar komputer, integrator atau perekam. Partikel fase diam
reaktif. Keberhasilan kromatografi memerlukan yang dikemas rapat dalam kolom berpori kecil
konversi obat menjadi kurang polar dan derivat lebih memerlukan pertukaran senyawa dengan cepat antara
mudah menguap dengan perlakuan gugus reaktif fase gerak dan fase diam. Selain untuk penerimaan dan
melalui pereaksi yang sesuai. Bahan sililasi secara luas pelaporan luaran detektor, komputer juga digunakan
digunakan untuk keperluan ini dan mudah didapat. untuk mengendalikan pengaturan kromatografi dan
Penetapan kadar memerlukan pembandingan pengoperasian sehingga dapat dioperasionalkan dalam
kuantitatif dari satu kromatogram terhadap jangka waktu lama tanpa pengawasan.
kromatogram lain. Sumber kesalahan utama adalah Sistem pompa Sistem pompa KCKT mengalirkan
jumlah sampel yang disuntikkan tidak reprodusibel, sejumlah fase gerak yang terukur dari reservoar ke
terutama saat penyuntikkan manual dengan siring. dalam kolom dengan pipa bertekanan tinggi dan
Variabilitas efek diminimalkan dengan penambahan sambungan. Sistem modem terdiri dari satu atau lebih
baku internal, suatu senyawa yang tidak mengganggu pompa yang dikontrol dengan komputer yang dapat
dengan kadar yang sama dalam larutan uji dan larutan diprogram untuk berbagai rasio komponen fase gerak,
baku. Perbandingan respons puncak analit terhadap sesuai kebutuhan kromatografi gradien atau untuk
baku internal dibandingkan dari satu kromatogram mencampurkan fase gerak isokratik (yaitu fase gerak
dengan kromatogram yang lain. Jika baku internal memiliki rasio tetap pelarut). Rasio bahan dalam fase
secara kimia mirip dengan senyawa uji, terdapat gerak isokratik yang telah dicampur sebelumnya dapat
kompensasi untuk perbedaan kecil dari sifat kolom dan lebih akurat dikendalikan daripada dalam sistem
detektor. Dalam beberapa kasus, baku internal dapat pengantaran oleh sistem pompa. Umumnya tekanan
ditambahkan pada saat penyiapan sampel sebelum operasional hingga 5000 psi atau lebih tinggi, dengan
dilakukan kromatografi gas untuk mengendalikan aspek laju alir hingga lebih kurang 10 ml per menit. Pompa
kuantitatif lainnya dalam penetapan kadar. Injektor untuk analisis kuantitatif harus terbuat dari bahan iner
otomatis sangat memperbaiki keberulangan terhadap fase gerak korosif dan mampu mengantarkan
penyuntikan sampel dan mengurangi kebutuhan baku fase gerak pada kecepatan tetap dengan fluktuasi
internal. minimal selama waktu tertentu.
Beberapa monografi mensyaratkan kesesuaian lnjektor Setelah melarut dalam fase atau
sistem sebelum sampel dianalisis (lihat Kesesuaian pelarut yang sesuai, senyawa yang dikromatografi
sistem dan Interpretasi kromatogram) disuntikkan ke dalam fase gerak, secara manual dengan
siring atau injektor loop atau secara otomatis dengan
Kromatografl Cair Kinerja Tinggi "autosampler ". "A utosampler" terdiri dari karosel atau
rak untuk menyimpan vial sampel dengan bagian atas
• Kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) mempunyai septum atau "stopper" yang dapat ditembus
merupakan teknik pemisahan dengan fase diam padat oleh alat penyuntik untuk memindahkan sampel dari
dan fase gerak cair. Pemisahan diperoleh dari proses vial ke loop, kemudian dimasukkan ke dalam
partisi, adsorpsi, atau penukar ion, tergantung dari tipe kromatograf. Beberapa "autos ampler" dapat diprogram
fase diam yang digunakan. KCKT memiliki keuntungan untuk mengatur volume sampel, jumlah penyuntikan,
lebih dibanding kromatografi gas untuk analisis dan siklus pembilasan loop, interval antar penyuntikan,
senyawa organik. Senyawa yang dianalisis dilarutkan dan variabel operasi lainnya.
dalam pelarut yang sesuai dan sebagian besar pemisahan Siring dapat digunakan untuk penyuntikan manual
dilakukan da1am suhu ruang. Pada umumnya, obat sampel melalui septum jika tekanan pada awal kolom
1558 Kromatografi <931> I Lampiran
tidak lebih dari 70 atmosfir (lebih kurang l 000 psi). kesetirnbangan dan variabel ini dapat diatur untuk
Pada tekanan tinggi, diperlukan katup injeksi. Beberapa mendapatkan deraj at pemisahan yang diinginkan.
sistem katup tidak menyatu dengan loop terkalibrasi Di dalam kromatografi eksklusi-ukuran, kolom
yang berisi larutan uji untuk dialirkan ke kolom dengan diisi dengan fase diam berpori. Molekul dari senyawa
fase gerak. Pada sistem lainnya, larutan uji dipindahkan akan dikromatografi melalui penyaring berdasarkan
dari rongga oleh injektor dan dimasukkan ke fase gerak. ukuran. Ukuran partikel yang terlalu besar tidak dapat
Ko/om Untuk analisis farmasi, pemisahan terjadi masuk ke dalarn pori sehingga tidak tertahan sepanjang
karena partisi senyawa dalam larutan uji antara fase kolom. Molekul yang lebih kecil, masuk ke dalam pori
gerak dan fase diam. Sistem yang berupa fase diam polar dan tahanan meningkat dengan turunnya ukuran
dan fase gerak non-polar disebut sebagai fase normal, molekul. Kolom ini biasanya digunakan untuk
ketika terjadi susunan yang berlawanan yaitu fase gerak mengukur agregasi dan degradasi molekul besar (lihat
polar dan fase diam non-polar dinamakan kromatografi Kromatografi eksklusi-ukuran).
fase balik. Kromatografi partisi hampir selalu Detektor Metode KCKT kompendial banyak yang
digunakan untuk senyawa yang mudah larut dalam menggunakan detektor spektrofotometer. Detektor
hidrokarbon dengan berat molekul kurang dari I 000. terdiri dari sel yang dapat dialiri dan dipasang pada
Afinitas senyawa pada fase diam dan waktu retensinya bagian akhir kolom. Radiasi sinar UV melewati sel ke
pada kolom dikontrol dengan membuat fase gerak lebih detektor. Komponen yang diclusi dari kolom masuk ke
atau kurang polar. Polaritas fase gerak dapat diubah sel untuk menyerap radiasi dan menghasilkan
dengan menambahkan komponen kedua, kadang- perubahan tingkat energi yang dapat diukur.
kadang ketiga bahkan kcempat. Banyak tersedia detektor dengan panjang
Fase diam yang modem pada kromatografi cair fase gelombang tetap, bervariasi atau beragam panjang
balik terdiri dari fase organik yang terikat secara kimia gelombang. Detektor panjang gelombang tetap yang
pada silika atau bahan lain. Partikel biasanya digunakan pada satu panjang gelombang, biasanya 254
berdiameter 3 hingga 10 m, tetapi pada kolom preparatif nm, dipancarkan oleh lampu merkuri bertekanan
bisa lebih besar hingga 50 m atau lebih. Partikel ukuran rendah. Detektor dengan panjang gelombang bervariasi
kecil dilapis tipis dengan fase organik akan mengandung beragam sumber cahaya yang terns
menghasilkan suatu massa dengan tahanan yang lebih menerus, seperti lampu deuterium atau xenon
rendah sehingga perpindahan senyawa berjalan lebih bertekanan tinggi, dan monokromator atau filter
cepat diantara fase diam dan fase gerak. Polaritas kolom pembantu untuk menghasilkan radiasi monokromatik
tergantung dari polaritas gugus fungsional, dari pada panjang gel ombang yang ditetapkan oleh operator.
oktadesil silan yang relatif non polar hingga gugus nitril Akurasi panjang gelombang pada detektor panjang
yang sangat polar. Zat cair yang tidak terikat dalam fase gelombang bervariasi yang dilengkapi dengan
diam harus tidak bercampur dengan fase gerak. Dengan monokromator harus diperiksa dengan prosedur yang
demikian, sangat diperlukan penjenuhan awal fase direkomendasikan oleh pabriknya; jika panjang
gerak dengan fase diam, untuk mencegah fase diam gelombang yang diamati berbeda lebih dari 3 nm dari
terlepas dari kolom. Fase diam yang disalut polimer nilai benar, maka harus dilakukan rekalibrasi instrumen.
lebih dapat bertahan. Detektor dengan panjang gelombang bervariasi yang
Kolom yang digunakan untuk pemisahan analitik modem, dapat diprogram untuk mengubah panjang
biasanya memiliki diameter dalam 2 hingga 5 mm; gelombang saat analisis sedang berlangsung. Detektor
diameter kolom yang lebih besar digunakan untuk beragam panjang gelombang mengukur serapan pada
pemisahan kromatografi preparatif. Kolom dapat dua atau lebih panjang gelombang secara bersamaan.
dipanaskan untuk meningkatkan efisiensi pemisahan, Pada detektor beragam panjang gelombang dengan
tetapi jarang digunakan di atas suhu 60° karena diode array, radiasi berkesinambungan dilewatkan ke
berpotensi terjadi degradasi fase diam atau penguapan sel uji, kemudian diubah ke panjang gelombang
fase gerak. Kecuali jika dinyatakan lain dalam konstituennya, yang masing-masing terdeteksi oleh
monografi, kolom digunakan pada suhu ruang. photodiode array. Detektor ini membutuhkan data
Kromatografi penukar ion digunakan untuk serapan dari seluruh rentang UV-visibel, sehingga
memisahkan senyawa larut air yang dapat terionisasi menghasilkan kromatogram ganda, pada panjang
dengan berat molekul lebih kecil dari 1500. Fase diam gelombang yang dipilih dan spektra dari puncak elusi.
biasanya menggunakan resin organik sintetis; resin Detektor diode array biasanya memiliki rasio signal to
penukar kation mengandung sisi aktifbermuatan negatif noise yang rendah daripada detektor panjang
dan biasanya digunakan untuk memisahkan senyawa gelombang tetap atau detektor panjang gelombang
basa misal amina, sementara resin penukar anion bervariasi, sehingga kurang sesuai untuk analisis
memiliki sisi aktif bermuatan positif untuk pemisahan senyawa dengan konscntrasi rendah.
senyawa bermuatan negatif, misal gugus fosfat, sulfonat Detektor refraktometer diferensial mengukur
atau karboksilat. Ion larut air atau senyawa yang dapat pcrbedaan antara indeks bias fase geraknya saja dan fase
terionisasi akan tertarik ke resin dan perbedaan afinitas gerak yang mengandung senyawa yang dikromatografi
akan menyebabkan pemisahan kromatografi. pH fase saat keluar dari kolom. Detektor indeks bias digunakan
gerak, suhu, jenis ion, konsentrasi ionik dan senyawa untuk mendeteksi senyawa yang tidak menyerap UV,
organik pemodifikasi dapat mempengaruhi tetapi kurang peka dibanding detektor UV. Detektor
Lampiran I Kromatografi <931> 1559
tersebut peka terhadap perubahan kecil dalam komposisi fase gerak dapat mempengamhi faktor kapasitas. Tek:nik
pelarut, laju alir, dan suhu, sehingga diperlukan kolom untuk mengubah komp-osisi pelarut secara
pembanding untuk mendapatkan garis dasar yang berkesinambungan selama proses kromatografi disebut
memuaskan. elusi gradien atau pengaturan pelamt. Hal ini kadang~
Detektor fluorometri peka untuk senyawa yang kadang digunakan untuk kromatografi pada campuran
bersifat flouresen atau yang dapat diubah menjadi derivat komponen yang kompleks dengan perbedaan faktor
fluoresen baik melalui transformasi kimia dari senyawa kapasitasnya besar. Detektor yang peka terhadap
ataupun menggabungkan dengan pereaksi fluoresen perubahan pelarut seperti refraktometer diferensial sukar
pada gugus fungsi tertentu. Jika diperlukan derivatisasi digunakan pada teknik elusi gradien.
dapat dilakukan sebelum pemisahan kromatografi atau Detektor harus memiliki rentang dinamik linier yang
pereaksi dapat ditambahkan ke dalam fase gerak sesaat luas dan senyawa yang akan diukur hams bebas dari
sebelum memasuki detektor. senyawa pengganggu. Rentang dinamik linier senyawa
Detektor elektrokimia berupa potensiometri, adalah rentang antara respon sinyal detektor yang
voltametri atau polarografi berguna untuk kuantitasi zat sebanding dengan jumlah senyawa. Rentang ini hams
yang dapat teroksidasi atau tereduksi pada elektroda tiga kali lebih luas untuk fleksibilitas maksimum dalam
kerja. Detektor-detektor ini -selektif, peka dan dapat analisis. Sistem KCKT dikalibrasi dengan membuat
diandalkan tetapi membutuhkan fase gerak bebas kurva respons puncak terhadap konsentrasi baku
oksigen terlarut dan ion logam yang dapat tereduksi. pembanding yang diketahui dengan menggunakan
Pompa yang digunakan tanpa hentakan dan harus prosedur baku eksternal atau baku internal.
diperhatikan untuk memastikan pH, kekuatan ionik dan Hasil kuantitatif yang dapat dipercaya, diperoleh
suhu fase gerak tetap. Elektroda kerja rentan terhadap dari kalibrasi ekstemal, jika digunakan injektor otomatis
kontaminasi oleh hasil reaksi sehingga responnya atau autosampler. Metode ini melibatkan perbandingan
bervariasi. langsung dari respons puncak larutan uji dan larutan
Detektor elektrokimia dengan elcktroda pasta baku. Jika hams digunakan injektor berupa siring yang
karbon memiliki kelebihan untuk mengukur senyawa tidak reprodusibel pada tekanan tinggi, hasil yang lebih
yang mudah teroksidasi dalam jumlah nanogram seperti kuantitatif diperoleh melalui prosedur kalibrasi internal
fenol dan katekol. dengan menambahkan sejumlah senyawa sebagai baku
Detektor barn terus dikembangkan untuk mengatasi internal ke dalam lamtan uji dan larutan baku, dan
kekurangan dari detektor yang sudah ada. bandingkan rasio respons puncak zat dan baku internal.
Alat pengumpul data Pusat data modem menerima Karena adanya variasi normal pada peralatan,
dan menyimpan luaran detektor dan mencetak pemasok dan teknik uji, kesesuaian sistem dibutuhkan
kromatogram lengkap dengan tinggi puncak, luas untuk memastikan bahwa sistem yang dioperasikan
puncak, identifikasi sampel dan variabel metoda. Pusat dapat digunakan. Uji kesesuaian sistem akan dijelaskan
data ini juga digunakan untuk memprogram pada Kesesuaian sistem.
kromatografi cair, mengontrol banyak variabel dan Untuk informasi dari interpretasi basil, lihat bagian
memungkinkan analisis dalam waktu panjang tanpa dari Jnterpretasi kromatogram .•
pengawasan.
Data juga dapat dikumpulkan pada perekam •Kromatografi Eksklusi-ukuran
sederhana untuk pengukuran manual atau pada integrator
terpisah yang kerumitannya beragam mulai dari Kromatografi eksklusi-ukuran adalah teknik
menghasilkan cetakan luas puncak sampai menyediakan kromatografi cair kinerja tinggi yang memisahkan
kromatogram yang luas dan tinggi puncak yang sudah molekul di dalam larutan berdasarkan ukurannya.
dihitung serta data tersimpan untuk proses berikutnya. Mctode kromatografi eksklusi-ukuran dibagi atas
Prosedur Komposisi fase gerak secara signifikan metode kromatografi permeasi gel, jika menggunakan
mempengaruhi kinerja kromatograf dan resolusi fase gerak organik non polar dan fase diam hidrofilik; dan
senyawa dalam campuran yang akan dikromatografi. metode kromatografi penyaringan gel yang
Untuk analisis kuantitatif yang akurat, hams digunakan menggunakan fase gerak yang mengandung air dan fase
pereaksi dengan kemumian tinggi dan pelamt organik diam hidrofobik. Contoh dimasukkan ke dalam kolom
kualitas KCKT. Air untuk penetapan harus bermutu yang berisi bahan pengemas gel atau partikel berpori dan
tinggi yaitu memiliki konduktivitas dan serapan UV yang dibawa melewati kolom oleh fase gerak. Pemisahan
rendah. ukuran molekul terjadi melalui pertukaran berulang
Pereaksi yang digunakan pada detektor jenis khusus molekul zat terlarut antara pelarut fase gerak dan pelarut
(misalnya elektrokimia, spektrometer massa) yang sama di dalam fase diam dalam pori-pori bahan
membutuhkan toleransi tambahan untuk penetapan jenis pengisi kolom. Rentang ukuran pori dari bahan pengisi
gangguan tertentu. Komposisi memiliki efek yang lebih menentukan rentang ukuran molekul dimana pemisahan
besar di banding suhu terhadap faktor kapasitas, k'. akan terjadi.
Dalam kromatografi partisi, koefisien partisi dan Molekul yang cukup kecil akan berpenetrasi ke
pemisahan dapat diubah dengan penambahan komponen selumh mang pori dan mengelusi pada volume total
lain dalam fase gerak. Dalam kromatografi penukar ion, permeasi, VT' Molekul yang lebih besar dari ukuran
pH dan kekuatan ion seperti juga perubahan komposisi maksimum pori bahan pengisi akan bermigrasi
1560 Kromatografi <931> I Lampiran
sepanjang kolom hanya melalui ruang di antara partikel dalam masing-masing monografi. Amati elusi dari
bahan pengisi tanpa ditahan dan dielusi pada volume komponen secara terus-menerus dan ukur luas puncak.
eksklusi, V (volume kosong). Pemisahan berdasarkan
0
Jika semua komponen yang diuji menunjukkan respons
ukuran molekul terjadi antara volume eksklusi dan yang setara terhadap sifat fisika-kimia yang diamati
volume total permeasi, pemisahan yang berguna (misalnya, jika komponen menunjukkan sifat
biasanya terjadi pada bagian dua per tiga rentang ini. absorptivitas), hitung jumlah relatif masing-masing
Alat Bagian kromatograf seperti yang tertera pada komponen dengan membagi luas puncak denganjumlah
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. seluruh luas puncak komponen yang diuji. Jika respons
Ko/om Jika diperlukan, kolom dilengkapi dengan tidak setara, hi tung komposisi relatif komponen dengan
pengatur suhu. Kolom diisi dengan bahan pemisah yang kurva kalibrasi yang diperoleh dari prosedur kalibrasi
mampu melakukan fraksinasi ukuran molekular yang seperti yang tertera dalam masing-masing monografi.
rentangnya sesuai dan fase gerak dapat mengalir dengan Penetapan bobot molekul Kromatografi eksklui-
laju yang tetap. Satu ujung kolorn biasanya dilengkapi ukuran digunakan untuk menetapkan bobot molekul
dengan alat yang sesuai untuk memasukkan contoh, komponen uji dengan membandingkan terhadap baku
misalnya adaptor alir, siring rnelalui septum atau katup kalibrasi yang tertera pada masing-masing rnonografi.
injeksi dan juga dapat dihubungkan pada pornpa yang Buat kurva kalibrasi antara volume retensi baku
sesuai untuk mengontrol aliran fase gerak. Sebagai terhadap logaritrna bobot rnolekul. Buat garis yang
alternatif contoh dapat langsung dirnasukkan ke dalarn menggambarkan hubungan antara eksklusi dengan
permukaan rata untuk rnengalirkan contoh atau bila batas permeasi total untuk media pemisahan khusus.
contoh lebih pekat dari fase gerak, dapat dimasukkan Dari kurva kalibrasi dapat diperkirakan bobot rnolekul
bersamaan dengan fase gerak. Bahan pengisi dapat komponen zat uji. Kalibrasi ini absah hanya untuk
berupa penyangga lunak seperti gel mengernbang atau sistern larutan-pelarut dari makro molekul yang
penyangga padat seperti gelas, silika atau pelarut yang digunakan dalam kondisi penetapan yang telah
sesuai, polimer organik berikatan silang. Penyangga ditetapkan.
padat biasanya memerlukan sistem bertekanan yang Penetapan distribusi bobot molekul polimer Bahan
rnernberikan pernisahan lebih cepat. Fase gerak dipilih yang digunakan untuk kalibrasi dan metode yang
berdasarkanjenis contoh, media pemisahan dan metode digunakan untuk penetapan dari distribusi bobot
deteksi. molekul polimer seperti yang tertera pada masing-
Detektor Saluran luaran dari kolom biasanya masing monografi. Perbandingan contoh dinyatakan
dihubungkan dengan detektor yang sesuai, dilengkapi absah hanya jika hasil yang diperoleh dalarn kondisi
dengan suatu perekarn otornatis untuk memantau kadar penetapan yang sama .•
relatif kornponen yang dipisahkan dari contoh. Detektor
biasanya didasarkan pada sifat fotometrik, •1NTERPRETASI KROMATOGRAM
refraktometrik atau luminesen (lihat Detektor pada
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi). Jika perlu dapat Gambar 1 menunjukkan pernisahan dua zat (zat 1
dipasang suatu pengumpul fraksi otomatis. dan zat 2) secara kromatografi dengan waktu retensi t,
Prosedur Sebelum rnelakukan pemisahan, bahan dan t 2 yang menyatakan berturut-turut waktu retensi zat
pengemas dijenuhkan dan kolom dilapisi sesuai dengan 1 dan zat 2, h dan h/2 menyatakan tinggi dan setengah
monografi atau berdasarkan petunjuk dari produsen. tinggi puncak 1, Wh/2 menyatakan lebar pada setengah
Jika perlu, lakukan prosedur untuk verifikasi kesesuaian tinggi untuk puncak 1. w, dan w2 berturut-turut adalah
sistem seperti yang tertera pada masing-masing
lebar dasar puncak 1 dan puncak 2. Puncak udara adalah
monografi. Efisiensi kolom dapat dievalusi dari jumlah
bagian dari kromatogram dalam kromatografi gas yang
lempeng teoritis, N (lihat lnterpretasi kromatogram ).
sama dengan permukaan pelarut pada kromatogram
Sifat komponen yang dielusi dalam kolom tertentu
dalam kromatografi cair. Waktu retensi pada
dinyatakan dengan koefisien distribusi, Km yang
kromatografi menunjukkan karakteristik suatu senyawa
dihitung dengan rumus : tetapi tidak spesifik. Persamaan waktu retensi antara zat
uji dengan baku pembanding dapat digunakan untuk
menyatakan suatu identitas, tetapi hal ini saja belum
cukup untuk menetapkan identitas suatu zat. Waktu
retensi absolut suatu senyawa berbeda pada tiap
kromatograrn.
Karena pada umumnya prosedur tidak memerlukan
V0 , Vr dan V, berturut-turut adalah volume rctensi identifikasi puncak yang tidak ditahan, maka digunakan
untuk komponen yang tidak tertahan, komponen yang waktu retensi rclatif, R,
tertahan di dalam pori-pori penyangga dan senyawa
yang diuji. Masing-masing volume retensi diukur dari
saat penyuntikan sampai puncak maksimum.
Penetapan komposisi komponen relatif dari R =!..±._
campuran Lakukan pemisahan seperti yang tertera r t
I
Lampiran I Kromatograti <931> 1561
t2 dan t 1 berturut-turut adalah waktu retensi zat uji dan kapiler; diameter dalam dan panjang kolom.
pembanding yang diukur dari titik penyuntikan pada Pemisahan dua komponen dalam campuran,
kondisi penetapan yang identik dalam kolom yang resolusi, R, ditentukan dengan rumus:
sama.
N = 5,54 (t I W hli )2
t adalah waktu retensi dari zat dan W adalah lebar
dari dasar puncak yang diperoleh dengan menarik garis wh/2 adalah lebar pada setengah tinggi puncak yang
lurus dari masing-masing sisi puncak memotong garis diperoleh dari integrator elektronik. Jika terdapat
dasar. Nilai N tergantung zat yang dikromatografi dan keraguan, gunakan persamaan berdasarkan lebar pada
kondisi operasional seperti fase gerak atau laju alir gas dasar puncak.
pembawa dan suhu, mutu kemasan, keseragaman isi
kolom kemas; ketebalan dari fase diam untuk kolom
Luas dan tinggi puncak biasanya sebanding dengan ikutan yang makin berekor (lihat Gambar 2). Pada
kuantitas senyawa yang terelusi. Hal ini biasanya diukur beberapa kasus harga T kurang dari satu dapat terjadi.
dengan integrator elektronik, tetapi dapat juga Jika ketidak simetrian puncak bertambah, rnaka
ditetapkan dengan pendekatan yang lebih klasik. integrasi dan presisi menjadi kurang dapat dipercaya.
Umumnya digunakan luas puncak, tetapi dapat menjadi Uji ini dilakukan dengan mengumpulkan data pada
kurang teliti jika terjadi gangguan. Pada pengukuran penyuntikan ulang larutan baku atau larutan lain seperti
secara manual, kertas kromatogram hams dijalankan yang tertera dalam masing-masing monografi.
lebih cepat dari biasanya, atau harus digunakan suatu Spesifikasi yang disebutkan dalarn masing-masing
komparator dalam mengukur lebar setengah puncak dan monografi digunakan untuk kesesuaian kondisi
lebar dasar puncak, untuk mengurangi kesalahan operasional (lihat Prosedur pada Pengujian dan
pengukuran. Untuk ketepatan pengukuran kuantitatif, penetapan kadar dalam Ketentuan umum ). Perlu
komponen harus dipisahkan dari komponen dilakukan penyesuaian kondisi operasional untuk
pengganggu. Puncak ikutan dan puncak awalan, serta memenuhi kesesuaian sistem.
pengukuran puncak ikutan pada ekor pelarut harus
dihindarkan.
Uji kemumian kromatografi untuk bahan baku
obat, kadang-kadang berdasarkan penetapan puncak
cemaran dan dinyatakan dalam persentase luas puncak garis depan
puncak
1
h
obat. Uji tersebut akan lebih baik dengan
·~· I
membandingkan puncak cemaran terhadap baku pada
kadar yang sama. Sebagai baku dapat digunakan obat itu
sendiri pada suatu tingkat cemaran tertentu, misalnya
0,5% atau dalam hal cemaran toksik atau puncak
cemaran, dapat digunakan baku cemaran .•
Garnbar 2. Puncak kromatogram asimetri
Kesesuaian Sistem
Kecuali dinyatakan lain dalarn masing-masing
Uji kesesuaian sistem merupakan bagian yang tidak monografi, parameter kesesuaian sistem ditetapkan dari
terpisahkan dari metode kromatografi gas dan cair. Uji puncak analit.
ini digunakan untuk memastikan resolusi dan Untuk memastikan efektivitas sistem operasional
keberulangan sistem kromatografi yang memungkinkan akhir, hams dilakukan uji kesesuaian sistem.
analisis dapat dilakukan. Uji berdasarkan konsep bahwa Penyuntikan ulang larutan baku diperlukan untuk
alat, elektronik, operasional analitik dan zat uji yang mernperoleh sistem yang presisinya memadai sebelurn
dianalisis membentuk suatu sistem integral yang dapat penyuntikan larutan uji dilakukan, atau dilakukan di
dievaluasi secara keseluruhan. antara penyuntikan larutan uji. Kesesuaian sistem harus
Resolusi, R, [Catatan semua simbol diterangkan dilakukan selama penetapan dengan melakukan
pada Daftar simbol} merupakan fungsi dari efisiensi penyuntikan larutan kontrol pada rentang waktu yang
kolom, N, dan dikhususkan untuk memastikan sesuai. Untuk larutan kontrol, dapat digunakan larutan
komponen-komponen yang terelusi berdekatan, baku atau larutan yang mengandung sejumlah analit
terpisah satu sama lain; menetapkan sistem pemisahan yang diketahui dan ditambahkan bahan yang berguna
secara umum dan mernastikan terpisahnya baku internal dalam kontrol sistern analitik, seperti bahan tambahan
dari obat. Efisiensi kolom dapat dinyatakan juga sebagai atau cemaran. Jika terjadi perubahan yang signifikan
satu persyaratan kesesuaian sistem, terutama jika hanya pada alat atau pereaksi yang kritikal, uji kesesuaian
ada satu puncak utama yang dikehendaki pada harus dilakukan sebelum penyuntikan larutan uji. Jika
krornatograrn; tetapi kurang dapat memastikan uji tidak memenuhi syarat kesesuaian sistem maka
pemisahan pada pengukuran langsung. Efisiensi kolom pengujian tidak dapat dilakukan. Pengujian tidak dapat
diukur dari ketajaman puncak yang penting untuk diterima jika tidak memenuhi persyaratan kesesuaian
mendeteksi adanya komponen yang sang at kecil. sistem.
Penyuntikan ulang larutan baku yang digunakan dalam
penetapan kadar atau larutan baku lain dibandingkan DAFTAR SIMBOL
untuk memastikan apakah persyaratan presisi telah
terpenuhi. Jika tidak dinyatakan lain dalam masing- Untuk mencapai keseragaman penafsiran, simbol
masing monografi, data dari lima kali penyuntikan serta definisi berikut ini digunakan dalam rumus-rumus
ulang digunakan untuk menghitung simpangan baku pada monografi. [Catatan Bila dalam persamaan yang
relatif, SR,jika dinyatakan batas simpangan baku relatif sama dijumpai istilah W dan t, keduanya harus
2,0% atau kurang; data dari enam kali penyuntikan dinyatakan dalam satuan yang sama.]
ulang, digunakanjika dinyatakan batas simpangan baku f jarak dari maksimum puncak sampai tepi muka
relatiflebih dari 2,0%. puncak, diukur pada titik dengan ketinggian 5%
Faktor ikutan, T, adalah ukuran simetri puncak, dari tinggi puncak terhadap garis dasar.
yang besamya satu untuk puncak-puncak yang sangat
simetris, dan harga T ini akan bertambah jika muncul k' faktor kapasitas
Lampiran I Kromatografi <931> 1563
k' = banyaknya zat dalam fase diam Ru Perbandingan respons puncak Larutan uji yang
banyaknya zat dalam fase gerak mengandung analit dan Baku internal
N Jumlah lempeng teoritis dalam suatu kolom SR(%) simpangan baku re lat if dalam persen
kro mato gra fi.
1/2
2
N = 5,54(·-t-]
Wh12
••
2 (t2 -ti) waktu retensi diukur dari saat penyuntikan sarnpai saat
R=---- elusi rnaksimum puncak.
Wi +W2
tM waktu rctcnsi kornponen yang tidak mengalami
harnbatan, seperti udara pada detektor konduktivitas
2(t2 - t1) termal.
atau R=--------
1,70( W1.h12 + W2.h12) W lebar puncak diukur dcngan jalan ekstrapolasi s1s1
puncak yang berupa garis yang relatiflurus sampai garis
RI faktor retardasi kromatografi yang sama besarnya dasar.
dengan hasil bagi jarak dari titik asal sampai titik
pusat bercak dengan jarak dari titik asal sampai garis wh!2 lebarpuncak pada sctengah tinggi.
dcpan pelarut
Wo.os lebar puncak pada 5% tinggi.
•Rr waktu retensi relatif
PEREAKSI KROMATOGRAFI
dinyatakan secara lebih spesifik maka hal itu Li 8- Gugus amino dan siano yang terikat secara
dinyatakan dalam masing-masing monograji. kimiawi pada partike] silika berpori, diameter • 3 µm.
hingga 10 µm.
Isi Kolom Li 9- Resin penukar kation kuat yang terdiri dari
kopolirner ikatan silang stiren-divinilbenzen
Ll- Oktadesil silan terikat secara kimiawi pada tersulfonasi dalam bentuk kalsium, diameter lebih
partikel mikro silika berpori atau partikel mikro kurang9µm.
keramik, dengan diameter• 3 µm. hingga 10 µm, • atau L20- Gugus dihidroksipropan yang terikat secara
batang silika monolitik .• kirniawi pada partikel silika berpori, diameter 5 µm
L2- Oktadesil silan terikat secara kimiawi pada hingga 10 µm.
silika gel dengan porositas permukaan yang diatur dan L2 i- Suatu kopolimer stiren-divinilbenzen
terikat pada suatu inti bulat padat diameter 30 µm hingga berbentuk bulat yang kaku, diameter 5 µm hingga 10 µm.
50µm. L22- Resin penukar kation terbuat dari gel
L3- Partikel silika berpori, diameter 5 µm hingga polistiren yang berpori dengan gugus asam sulfonat,
lOµm. ukuran lebih kurang 10 µm.
L4- Silika gel dengan porositas permukaan yang L23- Resin penukar anion terbuat dari gel
diatur dan terikat pada suatu inti bulat padat, diameter 30 polirnetakrilat atau poliakrilat berpori dengan gugus
µm hingga 50 µm. amonium kuartener, ukuran lebih kurang 10 µm.
L5- Alumina dengan porositas permukaan yag L24- Gel hidrofilik setengah kaku yang terdiri dari
diatur, dan terikat pada suatu inti bulat padat, diameter polimer vinil, dcngan beberapa gugus hidroksil pada
30 µm hingga 50 µm. pcrmukaan matriks, diameter 32 µm hingga 63 µm.
L6- Penukar kation kuat berupa polimer L2 5- lsi kolom dengan kemampuan untuk
fluorokarbon tersulfonasi dilapiskan pada suatu inti rnemisahkan senyawa-scnyawa dengan bobot molekul
bulat padat, diameter 30 µm hingga 50 µm. 100 hingga 5000 (ditentukan sebagai polietilen oksida),
L7- Oktilsilan terikat sccara kimiawi pada partikel dipakai untuk polimcr larut air yang bersifat netral,
silika yang berpori seluruhnya, diameter • I, 7 µm. anionik dan kationik. Yang sesuai untuk digunakan
adalah resin polimctakri]at yang mempunyai ikatan
hingga 10 µm.
silang dengan eter terpolihidroksilasi (permukaannya
L8- Suatu lapisan rnonomolekuler aminopropilsilan
mengandung beberapa sisa gugus fungsi karboksil).
yang terikat secara kimiawi pada penyangga silika gel
L26- Butil silan yang terikat secara kimiawi pada
yang berpori seluruhnya, diameter •3 µm hingga .10 µm.
partikel silika yang berpori seluruhnya, diameter 3 µm
L9- Silika gel tak beraturan, yang seluruhnya hingga 10 µm.
berpori dan diberi lapisan penukar kation yang bcrsifat
L27- Partikel silika berpori, diameter 30 µm hingga
asam kuat dan terikat secara kimiawi, diameter 3 µm
50µm.
hingga 10 µm L28- Suatu penyangga multifungsi, yang terdiri dari
L10- Gugus nitril yang terikat secara kimiawi pada substrat silika berbentuk bulat, dengan tingkat
partikel silika berpori, diameter 3 µm hingga 10 µm. kemurnian tinggi, ukuran 100 A, yang terikat dengan
L1 i - Gugus fenil yang terikat secara kimiawi pada penukar anion (amin sebagai tambahan pada fasebalik
partikel silika bcrpori, diameter •1, 7 µm. hingga 10 µm. C8 konvensional).
Li 2- Suatu penukar anion kuat untuk isi kolom L29- Partikel polibutadien-alumina berbentuk bulat
yang dibuat dari amin kuartencr yang terikat secara (gamma alumina, fase balik, persen bobot karbon
kimiawi pada inti silika bulat padat, diameter 30 µm rcndah), diameter 5 µm dengan volume pori 80 A.
hingga 50 µm. L30- Etil silan yang terikat secara kimiawi pada
L13- Trimetilsilan yang terikat secara kimiawi pada partikel silika yang berpori seluruhnya, diameter 3 µm
partikel silika berpori, diameter•3 µ1n.hingga 10 µm. hingga I 0 µm.
ll 4- Silika gel, dengan lapisan penukar anion • L3 i- Resin penukar anion kuat, amin kuarterner,
ammonium kuartener yang bersifat basa kuat dan terikat selektif terhadap hidroksida, terikat pada partikel lateks
secarakimiawi, •diameter.5 µmhingga •10 µm.. pada inti partikel makro pori, diameter inti µm
Li 5- Heksilsilan yang terikat secara kimiawi pada dengan ukuran pori 2000 A mengandung ikatan silang
partikel silika yang berpori seluruhnya, diameter 3 µm ctil-vinil benzen dengan divinilbenzen 55%.
L32- Suatu penukar ligan kiral untuk isi kolom
hingga I 0 µm.
kompleks kovalcnsi tembaga L-prolina yang terikat
Li 6- Dimetilsilan yang terikat secara kimiawi pada
sccara tidak teratur pada partikel silika, diameter 5 µm
partikel silika berpori, diameter 5 µm hingga 10 µm.
L17- Resin penukar kation kuat yang terdiri dari hingga 10 µ m.
kopolimer ikatan silang stiren-di vinilbenzen L33- Kolom berisi silika berbentuk bulat dan
diproses untuk memberikan stabilitas pH dengan
tersulfonasi dalam bentuk hidrogen, diameter 7 µm
kapasitas pemisahan molekul dekstran berukuran 4.000
hingga 11 µm. hingga 500.000 Da.
Lampiran I Kromatografi <931 > 1565
L34- Resin penukar kation kuat yang terdiri dari L53- Resin penukar kation lemah terdiri dari ikatan
ikatan silang kopolimer stiren-divinilbcnzen silang etilvinilbenzen 55% dengan kopolimer divinil
tersulfonasi dalam bentuk garam Pb, diameter lebih benzen, diameter 3 µm hingga 15 µm. Substrat
kurang9 µm. merupakan permukaan dengan tambahan monomer
L35- Silika berbentuk bulat yang distabilisasi difungsikan dengan asam karboksilat dan/atau asam
dengan zirkonium dan disalut dengan satu fase lapisan fosfat. Kapasitas tidak kurang dari 500 Eq per kolom.
molekul hidrofilik (tipe diol) dengan ukuran pori l 50A. L54- Kolom eksklusi ukuran yang terbuat dari
L36- Turunan 3,5 dinitrobenzoil dari L-fenilglisin ikatan kovalen dekstran dengan ikatan silang kuat
yang terikat secara kovalen pada aminopropil silika butiran agarosa, diameter lebih kurang 13 µm.
yang berukuran 5 µm. L55- Resin penukar kation kuat yang terbuat dari
L3 7- Gel polimetakrilat dengan kapasitas silika berpori yang dilapisi dengan kopolimer asam
pemisahan molekul protein berukuran 2.000 hingga maleat-polibutadien, diameter lebih kurang 5 µm.
40.000Da. L5 6- Propilsilan yang terikat secara kimia pada
L38- Kolom eksklusi ukuran berisi basa metakrilat partikel silika yang berpori seluruhnya, diameter 3 µm
untuk zat uji yang larut dalam air. hingga 10 µm.
L39- Gel polihidroksimetakrilat hidroftlik dari L57- Suatu kiral-pengenal protein, ovomukoid
resin bulat yang berpori seluruhnya. yang terikat secara kimia pada partikel silika, diameter
L40- Partikel silika berpori yang dilapisi selulosa tris
lcbih kurang 5 µm dan ukuran pori 120A.
3-5-dimetilfenilkarbamat, diameter 5 µm hingga 20 µm L58- Resin penukar kation kuat yang terdiri dari
L41- a 1 asam glikoprotein yang tidak bergerak pada ikatan silang kopolimer stiren-divinilbenzen
partikel silika bulat dengan diameter 5 µm. tersulfonasi dalam bentuk garam natrium, diameter
L42- Gugus oktilsilan dan oktadcsilsilan yang lebih kurang 7 µm hingga 11 µm.
terikat secara kimia pada partikel silika berpori, L59- Kolom berisi silika-basa bulat (I 0 µm) dan
diameter 5 µm. dibuat dengan karakterisasi hidrofilik dan stabilitas pH
L43- Gugus pentafluorofenil yang terikat secara yang mempunyai kapasitas pemisahan protein dengan
kimia pada partikel silika oleh "propyl spacer'', berat molekul 10 kDa hingga 500 kDa.
diameter 5 µm hingga 10 µm. L60- Silika gel bulat berpori yang permukaannya
L44- Penyangga multifungsional yang berisi dimodifikasi dengan ikatan kovalen gugus
substrat silika bulat dengan kemurnian tinggi 60 A, yang palmitamido-propil dan "endcapped'', diameter 3 µm
terikat dengan penukar kation (asam sulfonat, dalam hingga5 µm
fase balik C8 konvensional). L6 l - Resin penukar anion kuat selektif terhadap
L45- Beta siklodekstrin yang terikat pada partikel hidroksida terdiri dari ikatan silang kuat pada inti
silika berpori, diameter 5 µm hingga 10 µm partikel mikropori, ukuran 13 µm, pori berukuran tidak
L46- Substrat polistiren I divinilbenzen yang kurang dari 1oA unit dan terdiri dari ikatan silang
teraglomerasi pada butiran lateks amonium kuaterner, etilvinilbenzen dengan 55% divinilbenzen dengan
diameter lcbih kurang 10 µm. lapisan lateks yang tersusun dari butiran mikro
L47- Substrat mikropori pcnukar anion berukuran 85 nm, terikat dengan ion alkanol ammonium
berkapasitas tinggi yang dibuat berfungsi dengan gugus kuaterner 6%.
trimetilamin, diameter 8 µm. L62- Fase silan C30 tcrikat pada silika bulat yang
L48- Polistircn dengan ikatan silang tersulfonasi berpori seluruhnya, diameter 3 µm hingga 15 µm .•
dcngan butiran mikro pcnukar anion berpori, dengan
lapisan luar submikron, diameter 15 µm. Fase
L49- Kolom fase balik yang berisi partikel zirkonia
bulat berpori dengan lapisan tipis polibutadien dengan GI- Minyak dimetilpolisiloksan
diameter 3 µm hingga 10 µm. G2-Gom dimetilpolisiloksan
L50- Resin multifungsi dengan penahan fase balik G3- 50% F enil - 50% metilpolisiloksan
dan penukar anion kuat. Resin berisi etilvinilbenzen, G4- Poliester dietilen glikol suksinat
55% terikat silang dengan kopolimer divinilbenzen, G5-3-sianopropilpolisiloksan
diameter 3 µm hingga 15 µm, dan luas permukaan tidak G6- Trifluoropropilmetilpolisiloksan
kurang dari 350 m~ per gram. Substrat disalut dengan G7- 50% 3-sianopropil- 50% fenilmetilsilikon
partikel lateks yang difungsikan dcngan ammonium G8- • 80% bis (3-sianopropil) - 20% 3-sianopropil
kuaterner berisi ikatan silang stircn dengan fenilpolisiloksan (persen menyatakan substitusi molar).
divinilbenzen. G9- Metilvinilpolisiloksan
L5 l - Partikel silika bulat, disalut dengan amilosa tris GI 0- Poliamida •yang dibentuk dengan
3,5-dimetilfenilkarbamat, diameter 5 µm hingga I 0 µm. mcrcaksikan asam dikarboksilat C, 6 dengan 1,3-di-4-
L52- Resin pcnukar kation kuat yang terbuat dari piperidilpropan dan piperidin dalam perbandingan
silika berpori dengan gugus sulfopropil, diameter 5 µm molekul berturut-turut 1,00; 0,90; 0,20 .•
hingga 10 µm.
1566 Kromatografi <931> I Lampiran
G11- Poliester bis(2-etilheksil)sebakat. G47- Polietilen glikol (bobot molekul rata-rata lebih
G 12- Poliester fenildietanolamin suksinat. kurang 8000)
G13- Sorbitol G48- Sianopolisiloksan, sebagian berikatan silang
G14- Polietilen glikol (bobot molekul rata-rata dan bersifat sangat polar.•
950 hingga 1050)
G15- Polietilen glikol (bobot molekul rata-rata Penyangga
3000 hingga 3 700)
GI 6- Senyawa polietilen glikol (bobot molekul [Catatan Jika tidak disebutkan lain, ukuran yang
rata-rata lebih kurang 15.000). Suatu senyawa berbobot dimahud adalah 80 mesh hingga 100 mesh atau
molekul tinggi yang terbentuk dari polietilen glikol sebagai alternatifl 00 mesh hingga 120 mesh].
dengan suatu ikatan diepoksida.
G17- 75% Fenil - 25% metilpolisiloksan SIA- Tanah silika untuk kromatografi gas, yang
G 18- Polialkilen glikol telah diflukskalsinasikan dengan jalan mencampurkan
G/9- 25% fenil -25% sianopropil -50% diatomit dengan natrium karbonat serta dikalsinasikan
metilsilikon. di atas suhu 900°. Tanah silika tersebut dicuci dengan
G20- Polietilen glikol (bobot molekul rata-rata asam, kemudian dicuci dengan air sampai netral, tetapi
380 hingga 420). tidak dicuci dengan basa. Tanah silika itu dapat
G21- Neopentil glikol suksinat. disilanisasi dengan jalan diberi perlakuan dengan suatu
G22- Bis(2-etilheksil)ftalat. pereaksi, seperti dimetiJdiklorosilan, untuk menutupi
023- Polietilen glikol adipat. gugus silanol yang tcrdapat pada pennukaan. [Catalan
024- Diisodesil ftalat. Jika tidak disebutkan lain dalam monografi. yang
025- Senyawa polietilen glikol TPA. Suatu dimakntdkan adalah penyangga yang tersilanisasi].
senyawa bcrbobot molekul tinggi yang terbentuk dari SlAB- Tanah silika seperti yang disebutkan di atas
suatu polietilen glikol dan suatu diepoksida yang dicuci dengan asam dan basa. [Catatan Jika tidak
diesterkan dengan asam tereftalat. disebutkan lain dalam monografi, yang dimakmdkan
G26- 25% 2-sianoetil-75% metilpolisiloksan adalah penyangga yang tersilanisasi].
027- 5% Fenil- 95% metilpolisiloksan SIC- Penyangga yang terbuat dari bata tahan api
G28- 25% Fenil- 75% metilpolisiloksan yang dihancurkan serta dikalsinasi atau dibakar dengan
G29- •3,3'.-Tiodipropionitril pengikat tanah liat diatas suhu 900°, diikuti pencucian
030- Tetraetilen glikol dimetil eter memakai asam, dan dapat disilanisasi.
031- Noni I fenoksipol i( eti lenoksi )eta no I S 1NS- Tanah silika tan pa perlakuan.
(panjang rantai etilenoksi rata-rata 30); Nonoksinol 30. S2- Kopolimer stiren-divinilbenzen dengan luas
2
G32- 20% Fenilmetil- 80% dimetilpolisiloksan pennukaan nominal kurang dari 50 m per g dan
G33- 20% Karboran 80% metilsilikon diameterpori rata-rataOJ µm hingga 0,4 µm.
034- Poliester dietilen glikol suksinat yang dibuat S3- Kopolimer dari etil vinilbenzen dan
stabil dengan asam fosfat. divinilbenzen dengan luas permukaan nominal 500
2
G35- Suatu senyawa berbobot molekul tinggi hingga 600 m per g dan diameter pori rata-rata 0,0075
yang terbentuk dari suatu polietilen glikol dan suatu µm.
diepoksida yang diesterifikasi dengan asam S4- Kopolimer stiren-divinilbenzen dengan gugus
nitrotereftalat. 0- dan -N aromatik, yang mempunyai luas permukaan
2 2
036- 1% Vinil-5% fenilmetilpolisiloksan nominal 400 m hingga 600 m per g dan diameter pori
G37- Poliimida rata-rata0,0076 µm.
038- Fase G 1 yang mengandung sejumlah kecil S5- Polimer tetrafluoroetilen dcngan bobot molekul
persentase penghambat pembentukan faktor ikutan. tinggi dan ukuran 40 mesh hingga 60 mesh.
039- Polietilen glikol (bobot molekul rata-rata ·s6- Kopolimer stiren-divinilbenzen dengan luas
2
lebih kurang 1500) permukaan nominal 250 m2 hingga 350 m per g dan
040- Etilenglikol adipat diameterpori rata-rata 0,0091 µm
G4 l- Fenilmetildimetilsilikon (tersubsitusi fenil S7- Karbon grafit dengan luas permukaan nominal
sebanyak 10%) 2
12 m perg.
042- 35% Fenil • -65% dimetilpolisiloksan. S8- Kopolimer 4-vinil-piridin dan stiren-
(persen menyatakan substitusi molar) divinilbenzen.
G43- 6 % S i a n o p r o p i I f e n i I - 9 4 % S9- Polimer berpori dari 2,6-difenil-p-fenilen
dimetilpolisiloksan (persen menyatakan substitusi oksida.
molar). SJO- Kopohmer berikatan silang akrilonitri1 dan
•044_ 2% Minyak petrolatum hidrokarbon divinilbenzen yang bersifat sangat polar.
berbobot molekul rendah dan 1% larutan kalium SJ 1- Karbon grafit dengan luas permukaan nominal
2
hidroksida. 100 m per g, yang dimodifikasi dengan sedikit vaselin
045- Divinilbenzen-etilen glikol-dimetilakrilat dan senyawa polietilen glikol.
G46- 14% Sianopropilfenil - 86% metilpolisiloksan SJ 2- Karbon grafit dengan luas permukaan nominal
100m2 perg.
Lampiran I Penetapan Jarak Lebur atau Suhu Lebur <1021> 1567
PENETAPAN JARAK LEBUR ATAU SUHU hidrat, keringkan di atas bahan pengering yang sesuai
LEBUR <1021> selama tidak kurang dari 16 jam.
Isi pipa kapiler kaca yang salah satu ujungnya
Dalam Farmakope, jarak lebur atau suhu lebur zat tertutup, dengan serbuk kering secukupnya hingga
padat didefinisikan sebagai rentang suhu atau suhu pada membentuk kolom di dasar tabung dengan tinggi 2,5
saat zat padat menyatu dan melebur sempurna, kecual i mm hingga 3,5 mm setelah diisi semampat mungkin
didefinisikan lain untuk Metode IV dan V di bawah ini. dengan cara mengetukkan secukupnya pada permukaan
Setiap alat atau metode yang mampu dan memiliki padat.
ketelitian yang setara dapat digunakan. Ketelitian harus Panaskan tangas hingga suhu lebih kurang 30° di
sering diperiksa dengan menggunakan satu atau lebih bawah suhu lebur yang diperkirakan. Angkat termo-
dari enam Baku Pembanding Suhu Lebur BPFI, lebih meter dan secepatnya tempelkan tabung kapiler pada
baik digunakan satu baku yang melebur paling dekat termometer dengan membasahi keduanya dengan
dengan suhu lebur senyawa yang ditetapkan seperti tetesan cairan dari tangas atau sebaliknya, dan atur
yang tertera pada Baku Pembanding F atmakope hingga tinggi bahan dalam kapiler setinggi pencadang
Indonesia <I/>. raksa. Tempatkan kembali termometer, dan lanjutkan
•Enam. prosedur untuk penetapan jarak lebur atau pemanasan dengan pengadukan tetap secukupnya,
suhu lebur yang diberikan berikut ini bervariasi ter- hingga menyebabkan suhu naik lebih kurang 3° per
gantung pada keadaan sifat dasar senyawa yang diuji. men it. Pada saat suhu lebih kurang 3° di bawah dari
Jika tidak dinyatakan dalam monografi, gunakan batas bawah jarak lebur yang diperkirakan, kurangi
Metodelll. pemanasan sehingga suhu naik lebih kurang I 0 hingga
Prosedur yang dikenal sebagai penetapan suhu 2° per menit. Lanjutkan pemanasan sampai melebur
lebur campuran, untuk jarak lebur suatu zat padat yang sempurna.
diuji dibandingkan dengan campuran bagian yang sama Suhu pada saat kolom zat uji yang diamati terlepas
dari zat padat tersebut dan senyawa aslinya, misal: Baku sempuma dari dinding kapiler didefinisikan sebagai
Pembanding Fl yang sesuai, dapat digunakan untuk permu1aan melebur, dan suhu pada saat zat uji mencair
konfirmasi uji identifikasi. Kesesuaian dari basil seluruhnya didefinisikan sebagai akhir peleburan atau
pengamatan contoh asli dan campuran menunjukkan "'suhu lebur". Kedua suhu tersebut berada dalam batas
identitas kimia yangjelas dan dapat dipercaya. jarak lebur.
yang telah berisi zat uji pada suhu 10° atau lebih rendah PENETAPAN KADAR AIR <1031>
selama 24 jam, atau tempelkan pada es selama tidak
kurang dari 2 jam. Kemudian tempelkan tabung pada
termomcter dengan cara yang sesuai, atur dalam tangas Scbagian besar bahan yang tercantum dalam
air sehingga ujung atas dari zat uji 10 mm di bawah farmakope berupa scnyawa hidrat atau mcngandung air
permukaan air dan panaskan seperti pada Metode I dalam bentuk terscrap, karena itu penctapan kadar air
kecuali, sampai 5° dari suhu lebur yang diperkirakan, penting untuk memenuhi standar farmakope. Umumnya
aturkenaikan suhu 0,5° sampai 1,0° permenit. Suhu pada salah satu metode tersebut di bawah ini disebut dalam
saat senyawa yang diamati dalam pipa kapiler menaik masing-masing monografi, tergantung dari sifat bahan.
adalah suhu lebur. Dalam hal tertentu, diperbolehkan mcmilih salah satu
dari tiga metodc. Jika bahan mengandung air hidrat dapat
Metode V •(kelas III). Lcbur perlahan-lahan digunakan Metode I (Titrimetri}, Metode II (Azeotropi),
sejumlah zat uji, sambil diaduk, hingga mencapai suhu atau Metode Ill (Gravimetri), seperti yang tertera pada
90° hingga 92°. Pindahkan sumber panas dan biarkan masing-masing monografi dan persyaratan kadar air
leburan senyawa mendingin hingga 8° sampai I 0° di atas tercantum pada subjudul Air.
suhu lebur yang diperkirakan. Dinginkan pencadang Subjudul Susut Pengeringan <1121> digunakan
raksa (seperti yang tertera pada Termometer <31 >) untuk bahan yang pada pemanasan tidak hanya
hingga suhu 5°, bersihkan hingga kcring, dan sewaktu kehi langan air.
masih dingin cclupkan ke dalam leburan senyawa hingga
1ebih kurang separo bagian bawah pencadang tercndam.
Ambil secepatnya, dan tahan secara vertikal dari panas METODE I TITRIMETRI
hingga permukaan zat uji menjadi buram, kemudian
celupkan selama 5 menit ke dalam tangas air pada suhu • Tetapkan air dcngan Metode la, kccuali dinyatakan
tidak lebih dari 16°. lain dalam masing-masing monografi.
Lekatkan erat termomcter dalam tabung reaksi
schingga ujung terendah 15 mm di atas dasar tabung Metode la (Titrasi Langsung).
reaksi. Celupkan tabung reaksi dalam tangas air yang
telah diatur pada suhu-lebih kurang 16°, dan naikkan Prinsip Penetapan kadar air sccara titrimetri
suhu tangas 2° per menit hingga suhu 30°, kemudian berdasarkan atas reaksi secara kuantitatif air dengan
turunkan hingga suhu 1° per menit, dan catat suhu pada larutan anhidrat belerang dioksida dan iodum dengan
saat tctcsan pertama senyawa meleleh lepas dari adanya dapar yang bereaksi dengan ion hidrogen.
termometer. Ulangi penetapan dua kali menggunakan Dalam pcreaksi Karl Fischer, belerang dioksida dan
senyawa yang baru di1elehkan. Jika variasi tiga kali iodum dilarutkan dalam piridin dan metanol. Zat uji
penetapan kurang dari 1°, gunakan hasil rata-rata ketiga dapat dititrasi dengan Pereak<ii secara langsung, atau
penetapan tersebut sebagai suhu lebur. Jika variasi tiga analisis dapat di1akukan dengan titrasi kcmbali. • •
kal i penetapan lebih besar dari l 0 , lakukan dua penetapan Stokiometri reaksi tcrscbut tidak tepat, dan kcberulangan
tambahan dan gunakan hasil rata-rata dari lima penetapan bergantung pada beberapa faktor seperti kadar
penetapan sebagai suhu lebur. relatif komponen Pereaksi, sifat pelarut iner yang
digunakan untuk melarutkan zat uji, dan teknik yang
Metode VI (kelas I, alat 2) Siapkan bahan dan digunakan pada penetapan tertentu. Karena itu, untuk
masukkan zat uji ke dalam pipa kapiler sesuai petunjuk mencapai akurasi yang diinginkan harus digunakan suatu
untuk metode I. Operasikan alat sesuai dengan petunjuk teknik yang dibakukan secara empirik. Presisi dalam
pabrik. Panaskan lempeng logam sampai suhu kira-kira metode ini sebagian besar bergantung pada sejauh mana
30° di bawah titik lebur yang diharapkan. Masukkan pipa kelembaban udara dihilangkan dari sistem. Titrasi air
kapiler ke dalam lempeng logam dan lanjutkan biasanya dilakukan menggunakan metanol mutlak
pemanasan hingga suhu meningkat kira-kira 1°-2° per sebagai pelarut zat uji; tetapi, pelarut Jain yang sesuai
menit sampai melebur sempurna. Suhu dimana sinyal dapat digunakan untuk zat uji khusus.
detektor pertama kali meninggalkan nilai awalnya Alat Dapat digunakan alat yang mencegah
didefinisikan sebagai awa] peleburan dan suhu dimana masuknya kelembaban udara dan penctapan titik akhir
sinyal detektor mencapai nilai akhir dinyatakan scbagai yang memadai. Untuk larutan tidak berwama, yang
akhir peleburan atau disebut titik lebur. Kedua suhu dititrasi langsung, titik akhir dapat diamati secara visual
tersebut merupakan batas-batas dari jarak lebur. Jika sebagai perubahan wama kuning kenari menjadi kuning
terjadi keraguan, hanya jarak lebur atau suhu yang kecoklatan. Kebalikannya diamati pada titrasi kembali
diperoleh pada Metode I (kclas l, alat 1) yang zat uji. Tetapi pada umumnya titik akhir ditetapkan
digunakan. secara elektromctrik menggunakan alat dengan sirkuit
listrik sederhana yang berfungsi untuk memberikan lebih
kurang potensial 200 mV yang digunakan, antara
sepasang elektroda platina yang dicelupkan dalam
larutan yang akan dititrasi. Pada titik akhir titrasi sedikit
lampiran /Penetapan Kadar Air <1031> 1569
pereaksi berlebih menaikkan aliran arus sampai antara dalam atmosfir dengan suhu dan kelembaban relatif •
50 dan 150 mikroampere selama 30 detik hingga 30 yang diketahui tidak mempengaruhi basil..
menit bergantung pada larutan yang dititrasi. Waktu
paling pcndek tcrjadi untuk zat yang larut dalam Jika dalam monografi tercantum bahwa zat uji
pcreaksi. Beberapa jenis titrator otomatik, pcrubahan higroskopis, gunakan alat suntik kering, masukkan
arus atau potensial yang tiba-tiba pada titik akhir akan scjumlah volume metanol atau pelarut lain yang sesuai,
menutup katup solenoid pada buret yang mengenda1ikan yang diukur saksama ke dalam wadah yang telah ditara,
penetesan titran. Umumnya alat yang diperoleh dalam dan kocok untuk melarutkan zat uji. Dengan
perdagangan tcrdiri atas sistem tertutup yang menggunakan alat suntik yang sama, pindahkan larutan
mempunyai satu atau dua buret otomatik dan Jabu titrasi dari wadah, ke dalam labu titrasi yang disiapkan seperti
tertutup rapat dilengkapi dcngan elektrode yang tcrtera pada Prosedur. Ulangi prosedur dengan porsi
diperlukan dan pengaduk magnetik. Udara dalam sistem kedua metanol atau pelarut Jain yang sesuai yang diukur
dipertahankan kering dengan zat pengering yang sesuai saksama, masukkan bilasan ke dalam labu titrasi, dan
dan labu titrasi dapat dibersihkan dengan aliran nitrogen titrasi segera. Tetapkan kadar air, dalam mg, dari jumlah
kering atau arus udara kering. pelarut dengan jumlah total volume yang sama seperti
yang digunakan untuk melarutkan zat uji dan untuk
Pereaksi Buat Pereaksi Karl Fischer sebagai mencuci wadah dan alat suntik, seperti yang tertera pada
berikut: Tambahkan 125 g iodum P ke dalam larutan Pembakuan larutan air untuk titrasi kembali dan
yang mengandung 6 70 ml metanol P dan 170 ml piridin kurangkan harga ini dari kadar air, dalam mg, yang
P, dan dinginkan. Masukkan l 00 ml piridin P kc dalam dipcroleh dalam titrasi zat uji. Keringkan wadah dan
silinder berskala 250 ml,dan dinginkan dalam tangas es, sumbat pada suhu 100° selama 3 jam, dinginkan dalam
alirkan belerang dioksida kering sampai volume desikator dan timbang. Tetapkan bobot zat uji dari
mencapai 200 ml. Perlahan-lahan tambahkan larutan ini, perbedaan bobot dari bobot wadah semula.
sambil dikocok, ke dalam campuran larutan iodum yang Pembakuan pereaksi Masukkan sejumlah
didinginkan. Kocok baik-baik untuk melarutkan iodum. metanol P atau pelarut lain yang sesuai ke dalam labu
Biarkan semalam sebelum dibakukan. Satu ml larutan titrasi hingga elektrode terendam, dan tambahkan
ini jika dibuat segar setara dengan lebih kurang 5 mg air, Pereaksi secukupnya untuk memberikan wama titik
tetapi larutan ini terurai secara bertahap; karena itu akhir yang spesifik, atau 100 ±50 mikroampere arus
bakukan dalam waktu 1 jam sebelum digunakan, atau scarah pada lebih kurang 200 m V potensial yang
tiap hari j ika digunakan terus-menerus. Se lama digunakan.
digunakan lindungi dari cahaya. Simpan larutan Untuk penctapan sejum1ah kecil air (kurang dari
pereaksi induk dalam wadah bersumbat kaca tertutup I%), dapat digunakan natrium tartrat sebagai baku
rapat, terlindung dari cahaya, dalam lemari pendingin. pembanding air yang sesuai. Tambahkan scgera 150 mg
Dapat digunakan larutan Pcreaksi Karl Fischer sampai 350 mg natrium tartrat (C4 H4 Nap6 .2Hp), yang
yang telah distabilkan yang ada dalam perdagangan. ditimbang saksama dari perbedaan bobot, dan titrasi
Pereaksi yang ada dalam perdagangan yang sampai titik akhir. Hi tung faktor kesetaraan air, F, dalam
mengandung pclarut atau bahan dasar selain dari piridin mg air per ml pereaksi, dengan rum us:
dan/ atau alkohol-alkohol selain metanol dapat juga
digunakan. Ini merupakan larutan tunggal atau pcreaksi
yang dibuat langsung dcngan mencampur komponen
pereaksi yang ada dalam dua larutan pereaksi yang
2( 18,02
230,08
)(w)
v
berbcda. Pereaksi yang diencerkan yang tercantum
dalam beberapa monografi harus diencerkan menurut 18,02 dan 230,08 berturut-turut ada1ah bobot
petunjuk pabrik. Baik metanol maupun pelarut lain yang mo1ekul air dan natrium tartrat dihidrat; W adalah bobot,
sesuai, sepcrti etilen glikol monometil eter dapat dalam mg, natrium tartrat dihidrat; V adalah volume,
digunakan sebagai pengcncer. dalam ml, percaksi yang digunakan pada titrasi kcdua.
Larutan uji Kccuali dinyatakan lain dalam Untuk kctepatan penetapan sejumlah air (lebih dari
masing-masing monografi, gunakan sejumlah zat uji 1 %), gunakan Air Murni yang diperoleh dari destilasi
yang ditimbang atau diukur saksama yang diperkirakan scbagai baku pembanding. Tambahkan segera antara 25
mengandung 10 mg sampai 250 mg air. dan 250 mg air, yang ditimbang saksama dengan
Jika zat uji berupa aerosol dengan propelan, perbedaan bobot, dari pipet timbang atau dari al at suntik
masukkan dalam lemari pembeku selama tidak kurang atau dari mikropipct yang telah dikalibrasi,jumlah yang
dari 2 jam, buka wadah, dan uji 10,0 ml zat uj i yang digunakan ditentukan oleh kckuatan pereaksi dan
dicampur baik. Pada titrasi zat uji, tetapkan titik akhir ukuran buret, seperti tercantum pada Peralatan
pada suhu 10° atau lebih tinggi. Volumetrik <21 >. Titrasi sampai titik akhir. Hitung
Jika zat uji berupa kapsul, gunakan sejumlah isi faktor kesetaraan air, F, dalam mg air per ml pereaksi,
kapsul yang telah dicampur, dari tidak kurang dari dengan rumus:
4 kapsul.
(~)
Jika zat uji berupa tablet, gunakan serbuk tablet dari
tidak kurang dari 4 tablet yang diserbuk sampai halus
1570 Penetapan Kadar Air <1031> I Lampiran
W adalah bobot air dalam mg, dan V adalah volume titrasi pereaksi yang tidak digunakan dengan Larutan
pereaksi yang dibutuhkan dalam ml. air yang telah dibakukan sampai titik akhir secara
• elektrometrik atau visual. Hitung kadar air dalam zat uji,
•
Prosedur Kecuali dinyatakan Iain dalam dalam mg, dengan rumus:
monografi, masukkan 35 ml hingga 40 ml metanol P
atau pelarut lain yang sesuai ke dalam labu titrasi, dan F(X'-XR)
titrasi dengan Pereaksi sampai titik akhir secara
elektrometrik atau visual untuk menetapkan F adalah faktor kesetaraan air dari Pereaksi; X' adalah
kelembaban yang mungkin ada (Abaikan volume volume Pereaksi yang ditambahkan setelah zat uji,
pereaksi yang digunakan karena tidak tennasuk dalam dalam ml; X adalah volume dari Larutan air yang telah
perhitungan). Tambahkan segera Larutan Uji, campur dibakukan untuk menetralkan Pereaksi yang tidak
dan titrasi dengan Pereaksi sampai titik akhir secara digunakan, da1am ml; R adalah rasio V'/25 (ml Pereaksil
elektrometrik atau visual. Hitung kadar air dalam zat uji, ml larutan air), yang ditetapkan dari Pembakuan
dalam mg, dengan rumus: larutan air untuk titrasi kembali.
S adalah volume Pereaksi, yang digunakan pada Prinsip Reaksi Karl Fischer digunakan dalam
titrasi kedua, dalam ml dan F adalah faktor kesetaraan penetapan kadar air secara coulometri. Iodum tidak
air dari Pereaksi. ditambahkan dalam bentuk Jarutan volumetrik tetapi
dihasilkan dalam larutan yang mengandung iodida oleh
Metode lb (Titrasi kembali) oksidasi anoda. Sel reaksi umumnya terdiri dari
kompartemen besar anoda dan kompartemen kecil
• Prinsip Lihat keterangan pada Prinsip dalam katoda yang dipisahkan oleh suatu diafragma. Tipe sel
Metode I a. Pada titrasi kembali, tambahkan sejumlah reaksi lainnya yang sesuai (misalnya tanpa diafragma)
Pereak'iii berlebih pada bahan uji, biarkan beberapa lama dapat juga digunakan. Setiap kompartcmen mempunyai
sampai reaksi sempuma dan titrasi kelebihan Pereaksi elektroda platina yang menyalurkan arus melalui sel.
dengan larutan baku air dalam pelarut seperti mctanol. Iodum yang dihasilkan pada clektroda anoda, segera
Proscdur titrasi kembali secara umum digunakan untuk bereaksi dengan air yang ada dalam kompartemen
menghindari kesulitan yang mungkin terjadi pada titrasi tersebut. Ketika selurrih air telah bereaksi, kelebihan
langsung suatu zat yang melepaskan air secara perlahan- iodum menunjukkan titik akhir yang umumnya
lahan. dideteksi secara elektrometrik. Ke1embaban dieliminasi
Alat, pereaksi dan larutan uji Gunakan Metode dari sistcm dengan pre-elektrolisis. Penggantian larutan
fa .• Karl Fischer setiap selcsai penetapan tidak diperlukan
Pembakuan larutan air untuk titrasi kembali karena penetapan berikutnya dapat dilakukan dalam
Buat Larutan air dengan mengencerkan 2 ml air dalam larutan pereaksi yang sama. Persyaratan pada metode
metanol atau pelarut lain yang sesuai hingga 1000 ml. ini, setiap komponen zat uji harus dapat digunakan
Bakukan larutan ini dengan mentitrasi 25,0 ml dengan bersama komponen Jain dan tidak mengalami reaksi
PereakYi, yang sebelumnya telah dibakukan seperti samping. Contoh biasanya dimasukkan ke dalam bejana
yang tertera pada Pembakuan pereaksi. Hitung kadar scbagai larutan dengan menyuntikkan melalui septum.
air, dalam mg per ml, Larutan air dengan rumus: Gas dapat dimasukkan ke dalam sel melalui pipa inlet
gas yang sesuai. Presisi dalam metode ini sebagian besar
V'F bergantung pada sejauh mana kelcmbaban udara
dihilangkan dari sistem. Pemasukan zat padat ke dalam
25
sel tidak disarankan kecuali dilakukan tindakan
V' adalah volume Pereaksi yang digunakan; F pcncegahan seperti bekerja dalam "glove-box" yang
adalah faktor kesetaraan air dari Pereak'iii. Tetapkan berisi gas iner kering. Pcngendalian sistem dapat
kadar air dari larutan air tiap minggu dan bakukan dimonitor dengan pengukuranjumlah ••ctrift" pada garis
Pereaksi secara berkala sesuai penggunaan terhadap dasar. Metode ini khususnya sesuai untuk zat iner secara
Larutan air. kimia seperti hidrokarbon, alkohol dan eter.
Dibandingkan dengan titrasi volumetrik Karl Fischer,
Prosedur Bila dalam monografi tercantum kadar air coulometri merupakan metode mikro.
harus ditetapkan dengan Metode lb, masukkan 35 Alat Setiap alat yang tersedia di pasaran
hingga 40 ml metanol atau pelarut lain yang scsuai ke mempunyai sistem tertutup kedap yang di1engkapi
dalam labu titrasi, dan titrasi dengan Pereaksi sampai dengan elektroda dan pengaduk magnetik yang sesuai.
titik akhir secara elektrometrik atau visual. Secara ccpat Mikroprosesor dapat mengendalikan prosedur analitik
tambahkan Larutan uji, campur dan tambahkan dan mcnunjukkan hasil. Kalibrasi alat tidak diperlukan
sejumlah berlebih Pereaksi yang diukur saksama. karena arus yang diperlukan dapat diukur secara tepat.
Biarkan beberapa waktu sampai reaksi sempurna, dan
Lampiran I Penetapan Kadar Air <1031> 1571
Pereaksi Lihat Pereaksi pada Metode la tanpa Dimensi kritis bagian-bagian peralatan adalah
iodum P. Karena iodum pada coulometri tidak sebagai berikut: Diameter dalam tabung penghubung D
ditambahkan sebagai larutan volumetrik, maka pereaksi adalah 9 mm sampai 11 mm. Tabung perangkap, dengan
yang digunakan tidak boleh sama dengan pereaksi pada panjang 235 mm sampai 240 mm. Pendingin, bila dari
metodela. jenis tabung lurus, panjang lebih kurang 400 mm dan
Larutan Uji Jika bahan uji berupa zat padat yang diameter lubang tidak kurang dari 8 mm. Tabung
larut, timbang saksama sejumlah zat dan larutkan dalam penerima E mempunyai kapasitas 5 ml dan bagian
metanol anhidrat atau pelarut lain yang sesuai. Jika silindris, panjang 146 sampai 156 mm, berskala 0,1 ml,
bahan uji berupa cairan, dapat langsung digunakan atau sehingga kesalahan pembacaan tidak lebih besar dari
diencerkan secara saksama dalam pelarut anhidrat yang 0,05 ml untuk volume yang ditunjukkan. Sumber panas
sesua1. sebaiknya pemanas listrik dengan pengatur rheostat atau
Jika bahan uji berupa zat padat yang tidak larut, air tangas minyak. Bagian atas labu dan tabung
dapat diekstraksi menggunakan pelarut anhidrat yang penghubung dapat diisolasi dengan as bes.
sesuai dalam jumlah yang tepat. Timbang saksama Bersihkan tabung penerima dan pendingin dengan
sejumlah zat uji, tambahkan pelarut anhidrat, ukur campuran pencuci asam kromat, bilas sampai bersih
saksama sejumlah pelarut dan suntikkan ke dalam dengan air, dan keringkan dalam oven. Siapkan toluen
kompartemen anoda. Sebagai alternatif dapat digunakan yang akan digunakan dengan mula-mula mengocok
teknik penguapan, air dilepas dan diuapkan dengan dengan sejumlah kecil air, pisahkan kclebihan air dan
pemanasan zat uji dalam tabung yang dialiri gas iner destilasi toluen.
kering, lewatkan gas ini ke dalam sel. Prosedur Masukkan ke dalam labu kering
Prosedur Gunakan alat suntik kering, suntikkan sejumlah zat yang ditimbang saksama sampai paling
dengan cepat larutan uji yang telah diukur saksama dan dekat dengan sentigram yang diperkirakan
diperkirakan mengandung 0,5 hingga 5 mg air atau menghasilkan 2 ml sampai 4 ml air. Bila zat dalam
sesuai dengan yang disarankan oleh pembuat alat, ke bentuk pasta, timbang dalam wadah lemberan logam
dalam kompartemen anoda, campur dan lakukan titrasi dengan ukuran yang dapat melewati leher labu. Bila zat
coulometri hingga titik akhir yang dideteksi secara dapat menimbulkan gejolak, tambahkan dalam jumlah
langsung pada alat secara elektrometrik. Baca kadar air cukup pasir yang telah dicuci dan kering untuk menutup
larutan uji yang ditunjukkan oleh alat dan hitung dasar labu, atau sejumlah tabung kapiler untuk
persentase yang ada dalam zat. Lakukan penetapan penentuan suhu le bur dengan panjang lebih kurang 100
blangko dan buat koreksi j ika pcri'u .• mm, yang dileburkan pada bagian ujung atas. Masukkan
lebih kurang 200 ml toluen P ke dalam labu, hubungkan
METODE II AZEOTROPI (DESTILASI alat, dan isi tabung penerima E dengan toluen yang
TOLUEN) dituangkan melalui puncak pendingin. Panaskan labu
perlahan-lahan selama 15 menit dan bila toluen mulai
Alat Gunakan sebuah labu kaca A 500 ml yang mendidih, suling dengan kecepatan lebih kurang 2 tetes
dihubungkan melalui sebuah perangkap B kcpada per dctik sampai sebagian besar air tersuling. Kemudian
pendingin rcfluks C dengan sambungan kaca asah (lihat naikkan kecepatan penyulingan hingga lebih kurang 4
Gamhar). tetes per detik. Bila semua air tersuling, bilas bagian
dalam tabung kondensor dengan toluen, sambil
menyikat tabung kondensor dengan sikat tabung yang
CT dilekatkan pada kawat tembaga dan dijenuhkan dcngan
c-~
toluen. Lanjutkan penyulingan selama 5 menit, lalu
hentikan pemanasan dan dinginkan sampai suhu kamar.
Bila ada tetesan air menempel pada dinding tabung
penerima, lepaskan dengan sikat yang terdiri atas karet
yang diikatkan pada kawat tembaga dan dibasahi
dengan toluen. Bila air dan toluen memisah scmpurna,
baca volume air, dan hitung persentasc yang ada dalam
zat.
Prosedur untuk Obat Tanaman Masukkan lebih dari medium, potensial sambungan cairan (yang dapat
kurang I 0 g zat, yang disiapkan seperti yang tertera pada memberikan kesalahan lebih kurang 1 unit pH), dan
Pengambilan Contoh dan Metode Analisis Simplisia respons ion hidrogen dari elektrode kaca, semua akan
<671> dan timbang saksama dalam wadah yang telah bcrubah. Oleh karena itu, harga yang diperoleh dengan
ditara. Keringkan pada suhu 105° selama 5 jam, dan larutan yang sifatnya hanya mcngandung sebagian air,
timbang. Lanjutkan pengeringan dan tirnbang pada dapat dianggap hanya sebagai harga pH.·.
selang waktu I jam sampai perbedaan antara dua
penimbangan berturut-turuttidak lebih dari 0,25%. Larutan Dapar untuk Pembakuan pH Meter
Lam tan dapar untuk. pembakuan Buat menurut
PENETAPAN pH <1071> petunjuk sesuai Tabel. Simpan dalam wadah tahan bahan
kimia, tertutup rapat, seb;iiknya dari kaca Tipe i atau
Harga pH adalah harga yang diberikan oleh alat botol polictilen dengan tutup rapat atau tabung yang
potensiometrik (pH meter) yang sesuai, yang telah menyerap karbon dioksida ( kapur soda) .• Larutan segar
dibakukan sebagaimana mestinya, yang marnpu sebaiknya dibuat dengan interval tidak lcbih dari 3 bulan
mengukur harga pH sarnpai 0,02 unit pH menggunakan menggunakan air bebas karbon dioksida. Tabet berikut
elektrode indikator yang peka, elektrode kaca, dan menunjukan pH dari larutan dapar sebagai fungsi dari
elektrode pembandihg yang sesuai. •. suhu. Petunjuk. ini digunakan untuk pembuatan larutan
Alat · harus marnpu menunjukan potensial dari dapar dengan kadar molal sebagaimana disebutkan.
pasangan elektrode dan untuk pernbakuan pH Untuk memudahkan, petunjuk diberikan dengan
menggunakan potensial yang dapat diukur olch sirkuit pengenceran hingga volume I 000 ml, bukan dengan
dengan menggunakan "pembakuan" ,"no]" , "asirnetri" , menyebutkan penggunaan I 000 g pclarut yang
atau "kalibrasi" dan hams mampu mengontrol merupakan dasar sistem molalitas dari kadar larutan.
perubahan dalam milivolt per perubahan unit pada Jumlah yang disebutkan tidak dapat secara sederhana
pcmbacaan pH melalui kendali "suhu" dan/ atau diperhitungkan tanpa informasi tambahan.
kerniringan. Pcngukuran dilakukan pada suhu 25° ±2°, Kalium tetraoksalat 0,05 m Larutkan 12,61 g
kecuali dinyatakan Iain dalam masing·masing KH 3 (C 1 0 4 ) 2 2H20 dalam air hingga 1000 ml.
monografi. Skala pH ditetapkan dengan rumus sebagai Kali um bijtalat 0, 05 m Larutkan I 0, 12 g KHC 8H40 4,
berikut: yang telah dikeringkan pada suhu 110° selama 1 jam,
dalam air hingga 1000 ml.
Ekuimolalfos.fat 0,05 m Larutkan 3,53 g Na2HP04
(E-E) dan 3,39 g KH 2P04, masing-masing telah dikeringkan
PH=pH,s + k
s
pada suhu 120° selama 2 jam, dalam air hingga 1000 ml.
Natrium tetraborat 0, 0 I m Larutkan 3,80 g
E dan E~ berturut-turut adalah potensial terukur Na 2B4 0 7 • l OHP dalam air hingga 1000m1. Lindungi dari
dengan scl galvanik berisi larutan uji, dinyatakan sebagai penyerapan karbon dioksida.
pH dan Larutan dapar untuk pembakuan yang tepat, Kalsium hidroksida jenuh pada suhu 25 Kocok
dinyatakan sebagai pHs; harga k adalah perubahan dalam kalsium hidroksida P bcrlebih dengan air dan
potensial per pcrubahan unit dalam pH, dan secara enaptuangkan pada suhu 25° sebelum digunakan.
teoritis sebesar {0,05916 + 0,000198 (t 25°)} volt pada Lindungi dari penyerapan karbon dioksida.
suhut. Karena adanya variasi dalam sifat maupun cara kerja
pH meter, tidak praktis untuk memberikan petunjuk yang
Pcrlu ditekankan disini bahwa definisi pH, skala pH, dapat diterapkan secara umum untuk penetapan pH
dan harga yang ditunjukkan oleh Larutan dapar untuk secara potensiometrik. Prinsip umum yang hams diikuti
pembakuan ditujukan untuk memperoleh sistem dalam melakukan petunjuk yang terdapat pada masing-
operasional yang praktis, sehingga hasil dapat masing alat oleh produsen yang akan diuraikan pada
dibandingkan antar laboratorium. Harga pH yang diukur paragrafberikut. Sebelum digunakan, periksa elektrode,
disini tidak persis sama dengan yang diperoleh dcngan dan jembatan garam jika ada. Jika perlu, isi lagi larutan
definisi klasik, bahwa pH - [log H'(dalam air)]. Jika pH jembatan garam dan perhatikan pctunjuk lain yang
larutan yang diukur mempunyai komposisi yang cukup diberikan oleh pabrik alat atau pabrik elektrode. Untuk
mirip dengan larutan dapar yang digunakan untuk pembakuan pH meter, pilih 2 Larutan dapar untuk
pembakuan, pH yang diukur mendekati pH tcoritis. pembakuan yang mempunyai pcrbedaan pH tidak lebih
Meskipun tidak ditegaskan hubungan pcngukuran dari 4 unit dan sedemikian rupa sehingga pH larutan uji
kesesuaian sistem untuk aktivitas ion hidrogen dalam diharapkan terletak diantaranya. Isi sel dengan salah satu
larutan air. Lant tan dapar untuk pemhakuan pada suhu yang larutan
Jika pH meter dibakukan menggunakan larutan dapar ujinya akan diukur. Pasang kendali pada suhu larutan,
dalam air, kcmudian digunakan untuk mengukur "pH" dan atur kontrol kalibrasi untuk membuat pH identik
larutan atau suspensi dalam pelarut bukan air, maka dengan yang tercantum dalam Tabel. Bilas elektrode dan
tetapan pcngionan dari asam atau basa, tetapan dielektrik sel beberapa kaH dengan Larutan dapar untuk
Lampiran I Penetapan pH <1071> 1573
pembakuan yang kedua, kemudian isi sel dengan larutan Gunakan air bebas karbon dioksida P untuk pelarut atau
tersebut pada suhu yang sama dengan larutan uji. pH dari pengencer larutan uji •pada penetapan pH. Pada semua
larutan dapar kedua ± 0,07 unit pH dari harga yang tertera pengukuran pH, diperlukan waktu yang cukup untuk
dalam Tabet. Jika penyimpangan terlihat lebih besar, mencapai kestabilan .• Jika hanya diperlukan harga pH
periksa elektrode dan jika terdapat kesalahan, supaya perkiraan dapat digunakan indikator dan kertas indikator.
diganti. Atur "kemiringan" atau "suhu" hingga pH sesuai • Untuk pemilihan dapar dan komposisi Larutan
dengan yang tertera dalam Tabel. Ulangi pembakuan dapar untuk pembakuan seperti yang tertera pada uji dan
hingga kedua Larutan dapar untuk pembakuan penetapan kadar dalam kompendia (lihat Larutan dapar
memberikan harga pH tidak lebih 0,02 unit pH dari harga pada Pereaksi, indikator dan Larutan ) .•
yang tertera dalam Tabel, tanpa pengaturan lebih lanjut
dari pengendali. Jika sistem telah berfungsi dengan baik,
bilas elektrode dan sel beberapa kali dengan larutan uji,
isi sel dengan sedikit larutan uji dan baca harga pH.
Larutan Kalsium
Kalium tetraoksalat Kalium biftalat Ekimolal fosfat Natrium tetraborat
Suhu °C hidroksida jenuh
0,05m 0,05 m 0,05 m 0,01 m
pada suhu 25° C
10 1,67 4,00 6,92 9,33 13,00
15 1,67 4,00 6,90 9,28 12,81
20 1,68 4,00 6,88 9,23 12,63
25 1,68 4,01 6,86 9,18 12,45
30 1,68 4,02 6,85 9,14 12,29
35 1,69 4,02 6,84 9,10 12,13
40 1,69 4,04 6,84 9,07 11,98
45 1,70 4,05 6,83 9,04 11,84
50 1,71 4,06 6,83 9,01 11, 71
55 1,72 4,08 6,83 8,99 11,57
60 1,72 4,09 6,84 8,96 11,45
1574 Mikroskopi Optik <1076 > I Lampiran
MIKROSKOPI OPTIK <1076 > SCJaJar. Dengan cara ini, ukuran skala okuler dapat
ditetapkan dengan teliti. Beberapa perbesaran yang
berbeda diperlukan untuk menetapkan sifat bahan yang
Mikroskopi optik untuk penctapan sifat partikel, mempunyai distribusi ukuran partikel yang luas.
umumnya dapat digunakan untuk partikel dengan Karakterisasi Fotografi Jika ukuran partikel
ukuran 1 µm dan lebih besar. Batas kemampuan ditetapkan dengan metode fotografi, pastikan objek
terendah ditentukan oleh kemampuan mikroskop terfokus tajam pada bidang emulsi fotografi yang datar.
untuk memilah sehingga menghasilkan gambaran Tetapkan perbesaran aktual dengan pemotretan
terpisah dari benda-benda yang berdekatan. Batas mikrometer meja yang telah dikalibrasi menggunakan
kemampuan tertinggi sukar dipastikan dan hal ini film fotografi dengan keccpatan daya pisah dan kontras
terlihat dengan meningkatnya kesulitan yang yang cukup. Penyinaran dan proses harus identik untuk
bcrhubungan dengan sifat partikel besar. Banyak cara contoh uji dan pcnetapan perbesaran. Bayangan
tersedia untuk penetapan sifat-sifat partikel di luar fotografi dengan ukuran yang je1as dipengaruhi oleh
rentang kemampuan mikroskopi optik. Mikroskopi proses penyinaran, pengembangan, pencetakan dan
optik khususnya digunakan untuk penetapan sifat daya pisah mikroskop.
partikel yang tidak berbentuk bola. Metode ini dapat Penyiapan Fiksasi Media fiksasi bervariasi
juga dipakai sebagai dasar untuk kalibrasi yang lebih tcrgantung pada sifat fisik contoh. Koutras antara
cepat dan pengembangan metode rutin. contoh dan media fiksasi yang cukup tapi tidak
Alat Gunakan mikroskop yang stabil dan berlebihan, diperlukan untuk rnemastikan tepi contoh.
terlindung dari getaran. Perbesaran mikroskop (untuk Partikel hams tinggal pada satu tempat dan terdispersi
perbesaran objek, okuler dan komponen tambahan) secara memadai untuk membcdakan partikel individu
harus cukup untuk menetapkan partikel terkecil dalam yang diinginkan. Selanjutnya, partikel harus mcwakili
bahan uji. Ukuran celah terbcsar dari objektif harus distribusi ukuran dalam bahan dan tidak boleh diubah -
dicari untuk tiap rentang perbesaran. Filter cahaya ubah selama penyiapan fiksasi. Pastikan persyaratan
polarisasi dapat digunakan bersama-sama dengan alat penting ini dipenuhi. Pemilihan media fiksasi harus
analisa yang sesuai dan lempeng retardasi. Filter wama memperhatikan kelarutan analit.
dengan spektra transmisi yang relatif sempit harus Penetapan Sifat Hablur Sifat hablur dari
digunakan dengan objcktif akromatis, lebih baik material hams dikaraktcrisasi untuk menetapkan
dengan apokromat, dan dipersyaratkan untuk kesesuaian persyaratan sifat hablur yang dicantumkan
penafsiran warna yang sesuai pada fotomikrografi. pada masing-masing monografi. Jika tidak dinyatakan
Lampu dan kondensor yang sekurang-kurangnya dapat lain dalam monografi, fiksasi beberapa partikel contoh
mengoreksi penyimpangan kebulatan partikel harus dalam minyak mineral pada kaca objek bersih. Amati
digunakan pada meja mikroskop. Ukuran celah dari campuran mcnggunakan mikroskop polarisasi: partikel
meja kondensor harus sesuai objektif pada kondisi yang memiliki wama penganggu dan posisi ekstinsi
penggunaan dan dipengaruhi oleh celah aktual dari akan terJ ihat jika meja objek mikroskop berputar.
diafragma kondensor dan adanya penggunaan minyak Uji Batas Ukuran Partikel secara Mikroskopi
imersi. Timbang sejumlah serbuk untuk ditentukan (misalnya
Pengaturan Penting untuk dilakukan 10 sampai 100 mg) dan suspensikan ke dalam 10 ml
penyelarasan seluruh elemen sistem optik dan media yang sesuai yang tidak melarutkan zat uji, jika
pcmfokusan yang sesuai. Harus dilakukan pemfokusan perlu tambahkan bahan pembasah. Suspensi partikel
pada bagian yang akan diperiksa sesuai dcngan yang homogen dipertahankan dengan mensuspcnsikan
persyaratan yang direkomendasikan olch produsen partikel ke dalam media yang sama atau mempunyai
mikroskop. Disarankan unh1k mensejajarkan aksial densitas yang sesuai dan dengan pengadukan yang
kritis (critical axial). cukup. Masukkan sejumlah suspensi homogen ke
Pencahayaan Persyaratan pencahayaan yang baik dalam se] penghitung yang sesuai dan amati di bawah
adalah seragam dan intensitas cahaya dapat diatur mikroskop pada bidang pengamatan yang setara
hingga mencakup seluruh bidang pengamatan; lebih dengan tidakkurang dari 10 g serbukyang diuji. Hitung
baik dengan pencahayaan Kohler. Dengan partikel semua partike1 yang mempunyai dimcnsi maksimum
berwama, pilih filter wama yang digunakan sehingga lebih besar dari batas ukuran yang dinyatakan. Batas
dapat mengontrol kontras dan rincian bayangan. ukuran dan jumlah partikel yang melebihi yang masih
Karakterisasi Visual Perbesaran dan ukuran celah diperbolehkan ditetapkan untuk masing-masing bahan.
harus cukup tinggi untuk memungkinkan resolusi yang Karakterisa'Si Ukuran Partikel Pengukuran
cukup dari bayangan partikel yang ditctapkan sifatnya. ukuran partikel bervariasi dalam kompleksitas
Tetapkan perbesaran aktual menggunakan mikromctcr tergantung pada bentuk partikel, dan jumlah partikel
yang telah dikalibrasi untuk mengkalibrasi mikrometer yang dikarakterisasi harus cukup untuk memastikan
okuler. Kesalahan dapat diminimalkan j ika perbesaran batas penerimaan ketidaksesuaian dalam parameter
cukup untuk membentuk bayangan partikel sekurang- yang diukur. Tersedia informasi tambahan pada
kurangnya 10 skala okuler. Tiap objektif harus pengukuran ukuran partikel, besar sampel, dan analisis
dikalibrasi terpisah. Untuk mengkalibrasi skala okuler, data, contoh terdapat dalam ISO 9276. Untuk partikel
skala mikrometer meja objektif dan skala okuler harus bulat, ukuran dinyatakan dcngan diameter. Untuk
lampiran I Penetapan Rotasi Optik <1081> 1575
Diameter Feret Jarak antara garis sejajar imajiner Pengamatan Umum Partikel secara umum
yang bersinggungan dengan partikel yang tidak adalah unit terpisah yang paling kecil. Partikel bisa
beraturan dan tegak lurus pada skala okuler. bcrupa tctcsan cairan atau sctengah padat; hablur
Diameter Martin Diameter partikel pada titik tunggal atau polihablur: amorf atau aglomerat. Partikel
pembagi partikel yang tidak beraturan menjadi dua dapat digabungkan. Derajat penggabungan ini dapat
daerah proyeksi yang sama. dideskripsikan sebagai berikut:
Diameter daerah Proyeksi Diameter lingkaran lamellar Tumpukan lempeng.
yang mempunyai daerah proyeksi yang sama dengan Agregat Massa partikel yang melekat.
partikel. Aglomerat Partikel yang bergabung atau menyatu
Panjang Dimensi terpanjang dari ujung ke ujung Konglomerat Campuran dari dua atau lebih tipe
partikel yang sejajar dengan skala okuler. partikel.
Lehar Dimensi terpanjang dari partikel diukur Spherulite Sekelompok partikcl bcrbcntuk radial
tegak lurus terhadap panjang.
Kondisi partikel digambarkan sebagai bentuk:
Dru.~y Partikel yang dikelilingi partikel sangat
kecil.
Edges Bersudut, bulat, halus, tajam, patahan.
Optikal Wama (menggunakan filter warna yang
seimbang), transparan,jcrnih, tidak ternbus cahaya.
Defect Penghambatan, pemasukan.
isomer optik (+). Senyawa yang memutar bidang cahaya melalui penyesuaian visual dari intensitas bidang
berlawanan dengan arahjarumjam disebut levorotatori berbelah. Oleh karenanya, paling sering digunakan garis
atau isomer optik (-). (Simbol d- dan /-yang sebelumnya -D lampu natrium. pada panjang gelombang cahaya
digunakan untuk menunjukkan isomer dekstrorotatori tampak 589 nm. Rotasijenis yang ditetapkan pada garis-
dan levorotatori, tidak lagi digunakan karena mirip D dinyatakan dengan simbol:
dengan D- dan L- yang mcngacu kepada konfigurasi
D-gliseraldehida. Simbol R dan S, dan juga digunakan [ap 5 atau [aJi; 0
untuk mengindikasikan konfigurasi, pengaturan atom
atau grup atom di dalam ruang). dan banyak data yang tersedia dinyatakan dalam bentuk
Sifat fisikokimia dari senyawa-senyawa khiral ini. Penggunaan panjang gelombang yang lebih rendah,
yang tidak setangkup yang memutar bidang cahaya seperti pada lampu merkuri yang dipisahkan
terpolarisasi ke arah berlawanan dengan besaran yang menggunakan penyaring dengan transmitan maksimum
sama, enansiomer, adalah identik, kecuali untuk sifat pada kira-kira 578, 546, 436, 405, dan 365 nm dalam
rotasi optiknya dan reaksinya dengan senyawa khiral polarimeter fotoelektrik, temyata lebih menguntungkan
lainnya. Enansiomer sering menunjukkan perbedaan dalam hal kepekaan sehingga dapat menurunkan kadar
yang bermakna dalam farmakologi dan toksikologi, senyawa uji. Secara umum, pengamatan rotasi optik
sesuai dengan fakta bahwa reseptor biologi dan enzim pada panjang gclombang 436 nm adalah dua kali dan
adalah khiral. Banyak bahan alam, seperti asam amino, pada 365 nm adalah tiga kali dibandingkan pada 589 nm.
protein, alkaloid, antibiotik, glikosida, dan gula berada Pengurangan kadar zat terlarut yang dibutuhkan untuk
dalam bentuk senyawa khiral. Sintesis senyawa tersebut penetapan kadang-kadang dicapai dengan konversi
dari senyawa nonkhiral menghasilkan jumlah yang senyawa itu menjadi senyawa yang rotasi optiknya lebih
setara yaitu rasemat. Rasemat tidak menunjukkan rotasi tinggi secara signifikan. Rotasi optik juga dipengaruhi
optik dan sifat fisikanya bcrbeda dari sifat enansiomer pelarut yang digunakan dalam pengukuran, dan hal ini
penyusunnya. Metode sintesis stereoselektif atau harus ditetapkan.
stereospesifik atau pemisahan campuran rasemat dapat Sekarang lazim menggunakan sumber cahaya lain
digunakan untuk mendapatkan isomer optik tunggal. seperti lampu halogen xenon atau tungsten , dengan
filter yang sesuai, karena hal ini akan memberikan
Pengukuran rotasi optik dilakukan menggunakan kcuntungan biaya, umur alat, dan rentang lebar panjang
polarimeter yang telah dikalibrasi. Persamaan umum gclombang emisi, dibanding dengan sumber cahaya
yang digunakan dalam polarimetri adalah: tradisional.
Rotasi Jenis Acuan rotasi jenis di dalam
monografi menyatakan bahwa rotasi jenis dihitung dari
100a rotasi optik hasil pengamatan dalam Larutan uji.
[a]f =
" -re Kecuali dinyatakan lain, pengukuran rotasi optik
dilakukan pada 589 nm pada 25°. Jika digunakan
[a] adalah rotasi jenis pada panjang gelombang, t polarimeter fotoelektrik, maka pengukuran tunggal
adalah suhu, a adalah rotasi yang diamati dalam satuan hams dikoreksi terhadap larutan blangko. Jika
derajat ( l adalah panjang tabung polarimeter dalam
0
), digunakan polarimeter visual, harus diambil rata-rata
desimeter, dan c adalah kadar anal it dalam g per 100 ml. tidak kurang dari 5 kali penetapan, dan koreksi
Dengan demikian, [a] adalah nilai pcngukuran dikali pembacaan dilakukan dengan larutan blangko
100, dalam derajat (0 ), untuk larutan mengandung 1 g menggunakan tabung yang sama. Pada larutan ataupun
per 100 ml, diukur menggunakan sel dengan panjang 1.0 cairan uji, suhu harus dipertahankan dalam rentang 0,5°
desimeter di bawah kondisi yang ditetapkan pada dari nilai yang ditetapkan. Sel untuk larutan uji dan
panjang gelombang cahaya dan suhu tertentu. Untuk blangko harus sama. Perlakuan pada tiap sel harus
beberapa bahan obat, khususnya cairan seperti minyak dipertahankan sama pada setiap kali pembacaan.
esensial, persyaratan rotasi optik dinyatakan dalam Tempatkan sel sedemikian rupa sehingga cahaya
istilah rotasi yang diamati, a, ditetapkan di bawah melewatinya dengan arah yang sama setiap saat.
kondisi seperti yang dinyatakan dalam monografi. Kecuali dinyatakan lain, rotasi jenis dihitung terhadap
Rotasi jenis untuk cairan tersebut dapat dihitung sebagai zat yang dikeringkan menurut Penetapan Susut
berikut: Pengeringan < 1121 > seperti yang tertera pada
monografi atau dihitung terhadap zat anhidrat bila
dilakukanPenetapan Kadar Air <1031>.
a Rotasi optik dari larutan harus ditentukan dalam
[a]~ =Id waktu 30 menit setelah pembuatan. Dalarn hal senyawa
diketahui mengalami rasemisasi atau mutarotasi, harus
diperhatikan untuk membakukan waktu antara
d adalah bobotjenis cairan pada suhu pcngamatan. penambahan zat terlarut ke dalam pelarut dan
Pada awalnya, polarimetri dilakukan menggunakan penempatan larutan ke dalam tabung polarimeter.
instrumen dimana besamya rotasi optik diperkirakan
Lampiran I Penetapan Susut Pengeringan <1121> 1577
Sudut Rotasi (rotation angular) Acuan sudut rotasi botol bersumbat kapiler dalam hampa udara, gunakan
dalam monografi, kccuali dinyatakan lain, adalah rotasi botol atau tabung dengan sumbat kapiler berdiameter
optik dari cairan yang ditetapkan menggunakan tabung 225 ±25 µm dan atur bejana pemanas pada tekanan 5
1,0 dm pada 589 nm dan suhu 25° dan pcmbacaan mmHg atau kurang. Pada akhir pemanasan, biarkan
dikoreksi dengan mcnggunakan tabung kosong yang udara kering mcngalir ke dalam bejana pemanas, angkat
kcring .• botol bersumbat kapiler, biarkan dingin dalam desikator
sebelum ditimbang.
PENETAPAN SUSUT PENGERINGAN <1121>
SPEKTROFOTOMETRI DAN HAMBURAN
CAHAYA <1191>
Prosedur ini digunakan untuk penetapan jumlah
semua jenis bahan yang mudah menguap dan hilang PENGUKURAN ULTRAVIOLET, CAHAYA
pada kondisi tertentu. Untuk zat yang diperkirakan TAMPAK, INFRAMERAH, SERAPAN ATOM,
mengandung air sebagai satu-satunya bahan mudah FLUORESENSI, TURBIDIMETRI, NEFELOMETRI
menguap, cara yang terdapat pada Penetapan Kadar Air DAN RAMAN.
<1031> sudah memadai dan dicantumkan dalam
masing-masing monografi. Spektrofotometri serapan mcrupakan pcngukuran
Carnpur dan timbang saksama zat uji, kecuali suatu interaksi antara radiasi elektromagnetik dan
dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, molekul atau atom dari suatu zat kimia. Teknik yang
lakukan penetapan menggunakan 1 hingga 2 g. Apabila sering digunakan dalam analisis obat meliputi
zat uji berupa hablur besar, gems sccara ccpat hingga spektroskopi serapan ultraviolet, cahaya tampak,
ukuran partikel lebih kurang 2 mm. Tara botol timbang inframerah dan serapan atom. Pcngukuran
dangkal bersumbat kaca yang telah dikeringkan selama spektrofotometri di dalam dacrah cahaya tampak,
30 menit pada kondisi seperti yang akan digunakan semula disebut kolorimetri, tetapi istilah kolorimetri
dalam penetapan. Masukkan zat uji ke dalam botol lebih tepat digunakan untuk persepsi tentang warna.
timbang tersebut, •tutup • dan timbang saksama botol Spektrofotometri f7uorosensi merupakan
pengukuran emisi cahaya dari ·suatu zat kimia selama
beserta isinya. Perlahan-lahan dengan mcnggoyang,
diberi paparan ultraviolet, cahaya tampak atau radiasi
ratakan zat uji sampai sctinggi lcbih kurang 5 mm dan
clcktromagnetik lain. Umumnya cahaya yang
dalam hal zat ruahan tidak lebih dari 10 mm. Masukkan diemisikan oleh larutan yang berfluorosensi
ke dalam oven, buka sumbat dan biarkan sumbat ini di mempunyai intensitas maksimum pada panjang
dalam oven. Panaskan zat uji pada suhu dan waktu gelombang 20-30 nm lebih panjang dari panjang
tertentu seperti yang tertera pada monografi. [Catatan gelombang radiasi eksitasi.
Suhu yang tercantum dalam monografi haruslah Hamburan cahaya meliputi pengukuran cahaya
dianggap dalam rentang 2 dari angka yang tertuli.\j yang dihamburkan akibat tidak homogennya densitas
Pada waktu oven dibuka, botol segera ditutup; dan optik submikroskopis dari larutan dan berguna dalam
biarkan dalam desikator sampai suhunya mencapai suhu penentuan bobot molekul rata-rata sistcm polidispersi
ruang sebelum ditimbang. dcngan bobot molekul dari 1000 sampai beberapa ratus
Jika zat uji mclebur pada suhu lebih rendah dari juta. Dua teknik yang sering digunakan dalam analisa
suhu yang ditetapkan untuk penetapan Susut obat adalah turbidimetri dan nefelometri.
Pengeringan, biarkan botol beserta isinya selama 1 jam Spektroskopi Raman (hamburan cahaya tidak
hingga 2 jam pada suhu 5° hingga 10° di bawah suhu elastis) rncrupakan proses hamburan cahaya yang bahan
lebur, kemudian kcringkan pada suhu yang telah ujinya disinari dengan cahaya monokromatik kuat
ditctapkan. (biasanya cahaya laser) dan cahaya yang dihamburkan
Jika contoh yang diuji berupa kapsul, gunakan dari contoh tersebut dianalisis pergeseran frekuensinya.
sejumlah campuran isi tidak kurang dari 4 kapsul. Jangkauan panjang gelombang yang terscdia untuk
Jika contoh yang diuji bcrupa tablet, gunakan pengukuran membentang dari panjang gelombang
scjumlah serbuk tablet tidak kurang dari 4 tablet yang pendck ultraviolet sampai ke inframerah. Untuk
diserbukhaluskan. mempermudah acuan, daerah spektrum ini dibagi
Jika dalam monografi susut pengeringan ditetapkan dalam daerah ultraviolet ( 190 nm hingga 380 nm),
dcngan analisis termogravimetri, gunakan timbangan daerah cahaya tampak (380 nm hingga 780 nm), daerah
analitik yang peka. inframerah dekat (780 nm hingga 3000 nm) dan daerah
Jika dalam monografi ditetapkan pengeringan inframerah (2,5 m hingga 40 m atau 4000 cm- 1 hingga
1
dalam hampa udara di atas zat pengering, gunakan 250cm- ).
dengan kadar lebih kurang 10 g per ml contoh, sering reflektansi hanya memeriksa komposisi permukaan
menghasilkan serapan sebesar 0,2 hingga 0,8 di daerah contoh tersebut, kesulitan yang bcrkaitan dengan
ultraviolet atau cahaya tampak. Di daerah inframerah ketebalan optik serta sifat hamburan cahaya dari zat
dan inframerah dekat, diperlukan kadar berturut-turut tersebut tereliminasi. Dengan demikian, sering kali
sebesar I mg per ml hingga 10 mg per ml dan 1 mg per pengukuran reflektansi dapat dilakukan dengan lebih
ml hingga 100 mg per ml, untuk menghasilkan serapan sederhana pada bahan yang serapannya intensif. Suatu
yang memadai; untuk daerah spektrum ini biasanya teknik yang biasa digunakan untuk pengukuran
dipakai sci dengan panjang 0,0 l - 3 mm. reflektansi inframerah dinamakan reflektansi total
Spcktra ultraviolet dan cahaya tampak suatu zat teratenuasi (RTA), juga dikenal sebagai reflektansi
pada umumnya tidak mempunyai derajat spesifikasi internal ganda (RIG). Dalam teknik RTA, berkas
yang tinggi. Walaupun demikian, spektrum tersebut spektrofotometri inframerah dilewatkan melalui bahan
sesuai untuk pemeriksaan kuantitatif dan untuk berbagai jendela inframerah yang sesuai (misal KRS-5, suatu
zat, spektrum tersebut bermanfaat sebagai tambahan campuran etetik TIBr-TII), yang dipotong pada sudut
untuk identifikasi. sedemikian sehingga berkas inframerah memasuki
•spektroskopi inframerah dekat, makin sering pernmkaan pertama (depan) jcndela, tetapi terefleksi
digunakan dalam analisis obat terutama untuk secara total apabila berkas itu jatuh pada permukaan
identifikasi cepat dengan jumlah contoh yang banyak kedua (belakang) (artinya sudut jatuh radiasi pada
dan juga untuk penetapan kadar air.• permukaan yang kedua dari jendela melampaui sudut
Daerah inframerah dekat terutama sesuai untuk kritis untuk bahan tersebut). Dcngan konstruksi jendela
penetapan gugus -OH dan -NH, seperti air dalam yang tepat, memungkinkan untuk mempcroleh banyak
alkohol, OH dalam lingkungan amin, alkohol dalam refleksi internal dari berkas inframerah sebelum berkas
hidrokarbon, dan amina primer dan sekunder dalam ditransmisikan kcluar jendela. Jika contoh ditempatkan
lingkungan amin tersier. melekat erat pada jendela sepanjang sisi yang meret1eksi
Spektrum inframerah bersifat khas untuk suatu cahaya inframerah secara total, maka intcnsitas radiasi
senyawa kimia tertentu, dengan pengecualian isomer yang direfleksikan berkurang pada tiap panjang
optik yang mempunyai spektrum identik. Namun gelombang (frekuensi) yang diserap oleh contoh.
polimorfisme kadang-kadang dapat menyebabkan Dengan demikian bila dibandingkan dengan
perbedaan dalam spektrum inframerah suatu senyawa pcngukuran reflektansi sedcrhana, teknik RTA
tertentu dalam keadaan padat. Seringkali perbedaan menghasilkan spektrum reflektansi yang bertambah
kecil dalam struktur menghasilkan perbedaan yang intcnsitasnya sebanyak jumlah reflektansi berkas
signifikan dalam spektra. Karena banyaknya maksimum inframerah da]am jendela. Teknik RTA memberikan
yang terdapat dalam spektra serapan inframerah, kepekaan yang baik, akan tetapi keberulangannya tidak
kadang-kadang dimungkinkan untuk melakukan baik dan bukan merupakan teknik kuantitatif yang dapat
pengukuran kuantitatif masing-masing komponen dari diandalkan, kecuali bila digunakan baku internal yang
suatu campuran yang komposisi kualitatifnya diketahui dicampurkan dengan baik sekali dengan setiap contoh
tanpa pemisahan terlebih dahulu. UJl.
Spektrum Raman dan spektrum inframerah Spektrofotometri fluoresensi kali lebih
memberikan data yang serupa, walaupun intensitas sensitif daripada spektrofotometri serapan. Dalam
spektranya ditentukan oleh sifat molekul yang pcngukuran serapan, transmitan contoh dibandingkan
berlainan. Spektroskopi Raman dan inframerah dengan transmisi blangko; dan pada kadar rendah,
memperlihatkan kepekaan relatif yang berbeda untuk larutan keduanya memberikan sinyal yang tinggi.
gugus fungsiona] yang berbeda, misalnya spektroskopi Sebaliknya, pada spektrofotometri fluoresensi blangko
Raman terutama sensitif terhadap ikatan rangkap CS pclarut memberikan luaran yang rendah, sehingga
dan CC, dan beberapa senyawa aromatik lebih mudah radiasi latar bclakang tidak menggangu penctapan pada
diidentifikasikan melalui spektra Raman. Air kadar rendah menjadi bcrkurang. Hanya ada sedikit
mempunyai intcnsitas spektrum serapan inframerah scnyawa yang dapat ditetapkan dengan baik pada kadar
yang sangat tinggi, tetapi spektrum Raman sangat dibawah I ff 5 M dengan menggunakan serapan cahaya,
8
lemah. Oleh sebab itu, air hanya mempunyai daerah namun untuk kadar dari 1ff7 M hingga 1ff M tidak
inframerah terbatas yang dapat digunakan untuk biasa ditetapkan menggunakan spektrofotometri
menguji zat terlarut dalam cairan mengandung air, fluoresensi.
sedangkan spektrum Raman dari air hampir transparan
scluruhnya dan berguna untuk identifikasi zat yang Teori dan Istilah
terlarut. Dua keterbatasan utama spektroskopi Raman Daya dari suatu berkas radiasi akan bcrkurang
adalah kadar minimum spesimen yang dapat dideteksi sehubungan dengan jarak yang ditempuhnya melalui
biasanya 10-2 M hingga 1ff1 M dan cemaran yang medium penyerap. Daya tersebut juga akan berkurang
terdapat dalam berbagai zat dapat bertluorosensi serta sehubungan dengan kadar molekul atau ion yang
menggangu deteksi sinyal Raman yang terhamburkan. terserap dalam medium tersebut. Kedua faktor tersebut
Pengukuran reflektansi optikal memberikan menentukan proporsi dari kejadian total energi yang
informasi spektral yang serupa dengan yang diperoleh timbul. Penurunan daya radiasi monokromatis yang
pada pengukuran transmisi. Oleh karena pengukuran melalui medium penyerap yang homogen dinyatakan
Lampiran /Spektrofotometri Dan Hamburan Cahaya <1191> 1579
secara kuantitatif oleh Hukum Beer, log 10 ( 111) = A = Transmitan [Simbol: 1] Hasil bagi daya radiasi
abc; istilah terse but didefinisikan sebagai berikut: yang ditransmisikan oleh contoh dengan daya radiasi
Serapan [Simbol: A] Logaritma dasar 10 dari yang jatuh pada contoh tersebut. [Catalan Istilah yang
kebalikan transmitans (D. [Catalan lstilah yang digunakan sebelumnya termasuk transmitansi dan
digunakan sebelumnya meliputi densitas optik; transmisi}.
ahsorhansi dan ekstingsi] lntensitas.fluoresensi [Simbol: J] Suatu pemyataan
• empiris dari aktivitas fluoresensi, biasanya diberikan
• dalam unit berubah-ubah yang sebanding dengan respon
Daya serap [Simbol: a] Hasil bagi serapan (A) dibagi
dcngan hasil perkalian kadar yang dinyatakan dalam g detektor. Spektrum emisi .fluoresensi merupakan suatu
per liter zat (c) dan panjang sel dalam cm (h). [Catalan penyajian grafik dari distribusi spektrum radiasi yang
Jangan dirancukan dengan indeks serapan; ekstingsi dicmisikan olch suatu zat yang diaktifkan, yang
spes(/ik atau koejlsien ekstings1} menunjukkan intensitas radiasi yang diemisikan sebagai
Daya serap molar [Simbol: c] Hasil bagi scrapan ordinat dan panjang gelombang sebagai absis. Spektrum
(A) dengan hasil perkalian kadar zat, dinyatakan dalam eksitasi .fluoresensi merupakan penyajian grafik dari
mol per liter, dengan panjang serapan dalam cm. spektrum aktivasi yang menunjukkan intensitas radiasi
[Catalan lstilah yang digunakan sebelumnya meliputi yang diemisikan oleh zat yang diaktifkan sebagai
indeks serapan molar, koefisien ekstingsi molar dan ordinat dan panjang gelombang radiasi yang
koefisien serapan molar]. mcngaktifkan sebagai absis. Seperti dalam
Untuk sebagian besar sistem yang digunakan dalam spcktrofotometri serapan, daerah penting spektrum
spcktrofotomctri scrapan, daya serap suatu zat elektromagnetik yang dicakup oleh fluoresensi senyawa
merupakan konstanta yang tidak tcrgantung pada organik adalah daerah ultraviolet, cahaya tampak, dan
intensitas radiasi datang, panjang sel bagian dalam dan inframerah dekat, yaitu daerah dari 250 nm hingga 800
kadar, dcngan demikian kadar dapat ditetapkan secara nm. Setelah molekul menyerap radiasi, energi dapat
fotometri. hilang sebagai panas atau dibebaskan dalam bentuk
Hukum Beer tidak menunjukkan adanya pengaruh radiasi dengan panjang gelombang yang sama atau lcbih
suhu, panjang gclombang atau jcnis pclarut. Untuk panjang dari radiasi yang diserap. Baik serapan maupun
sebagian besar analisis pcngaruh variasi suhu yang emisi radiasi keduanya disebabkan oleh transisi elektron
nonnal dapat diabaikan. diantara tingkat energi atau orbital yang berbeda dari
Pcnyimpangan dari Hukum Beer dapat disebabkan molekul. Terdapat penundaan waktu antara serapan dan
oleh variabel kimia atau instrumen. Kegagalan Hukum emisi cahaya; interval waktu ini, yang menyatakan
Beer dapat disebabkan oleh perubahan kadar molekul panjangnya waktu keadaan tercksitasi tersebut
tcrlarut scbagai akibat pcnggabungan antar molekul 1
berlangsung, telah diukur lebih kurang I 0" detik hingga
terlarut atau penggabungan antara molckul terlarut dan
1Ox detik untuk sebagian besar larutan organik yang
molekul pelarut, atau disosiasi atau ionisasi.
bcrflouresensi. Umur fluoresensi yang pendek tersebut
Penyimpangan lain dapat disebabkan oleh pengaruh
instrumen sepcrti radiasi polikromatis, pengaruh lebar membedakan tipe luminescnsi dari fosforesensi yang
3
eel ah atau cahaya yang mcnyimpang. um um ya panjang, dari 10" detik sampai beberapa mcnit.
Bahkan pada suhu tertentu dalam pelarut tertentu, Turbidansi [Simbol: SJ Efck hamburan cahaya dari
daya scrap tidak benar-bcnar konstan. Walaupun partikel yang tersuspensi. Jumlah zat yang tersuspensi
demikian dalam hat contoh hanya mcmpunyai satu dapat diukur dengan mengamati cahaya yang
komponen yang menyerap, tidak pcrlu sistcm serapan ditransmisikan (turbidimetri) atau yang dihamburkan
tersebut memenuhi Hukum Beer untuk digunakan (nefelometri).
dalam analisa kuantitatif. Kadar yang tidak diketahui Turbiditas [Simbol: r] Pada pcngukuran hamburan
dapat dipcrolch dengan mcmbandingkan menggunakan cahaya, turbiditas merupakan ukuran bagi bcrkurangnya
suatu kurva baku yang ditetapkan secara cksperimental. intensitas berkas datang per unit panjang suatu suspensi
Meskipun dalam pcngertian yang eksak, Hukum tertentu.
Beer tidak berlaku dalam spcktrofotomctri serapan atom Aktivitas hamburan Raman Sifat molckul (dalam
4
karena kurang pastinya panjang sel dan kadar, proses unit cm per g) yang menentukan intensitas pita Raman
penyerapan yang terjadi dalam nyala api pada kondisi yang diamati untuk suatu contoh berorientasi acak.
aspirasi yang berulang kembali, pada prinsipnya Aktivitas hamburan ditentukan dari derivatif
mengikuti Hukum Beer tersebut. khususnya logaritma kemampuan polarisasi molckul terhadap gerak molekul
ncgatif dari transmitans atau serapan berbanding lurus yang menimbulkan pita pcrgescran Raman. Pada
dengan koefisicn absorpsi,jadi berbanding lurus dengan umumnya, intensitas pita Raman bcrbanding lurus
banyaknya atom yang mcnyerap. Atas dasar ini, kurva dengan kadar analit.
kalibrasi dapat dibuat untuk evaluasi nilai serapan yang
tidak diketahui dalam arti kadar zat dalam larutan. PENGGUNAAN BAKU PEMBANDING
Spektrum serapan Suatu penampilan dalam bentuk
grafik dari serapan atau fungsi dari serapan terhadap Dengan beberapa pengecualian, pengujian dan
panjang gelombang atau suatu fungsi dari panjang penetapan kadar secara spektrofotomctri pada
gclombang. Farmakope memerlukan Baku Pembanding Fl. Hal ini
1580 Spektrofotometri Dan Hamburan Caba ya <1191 > I Lampiran
untuk memastikan bahwa pengukuran dilakukan pada otomatis dan perekaman berkesinambungan. Alat yang
kondisi yang sama untuk bahan uji dan zat pembanding. digabungkan dengan komputer digital mempunyai
Kondisi tersebut mencakup penetapan panjang kemampuan untuk menambah dan menyimpan spektra
gelombang, pengaturan lebar celah, penempatan sel dan menampilkan perbandingan spektra, dan menunjukkan
koreksi sel serta aras transmitannya. Perlu dicatat bahwa perbedaan dengan spektroskopi (dicapai menggunakan
sel yang menunjukkan transmitan yang identik pada metode pengurangan absorbansi digital).
panjang gelombang tertentu dapat sangat berbeda Alat-alat tersebut dapat digunakan pada daerah
transmitansinya pada panjang gelombang yang lain. spektrum cahaya tampak; cahaya tampak dan ultraviolet
Harns ditetapkan dan dilakukan koreksi sel yang tepat (UV); cahaya tampak, UV dan inframerah (IR) dekat;
apabila diperlukan. dan pada daerah spektrum IR. Pemilihan jenis analisis
Pemyataan "sediaan yang serupa" dan "larutan spektrofotometri dan alat yang digunakan tergantung
yang serupa" seperti yang digunakan dalam pengujian pada berbagai faktor seperti komposisi dan jumlah
dan penetapan kadar secara spektrofotometri, bahan uji yang tersedia, tingkat akurasi, sensitivitas, dan
menunjukkan bahwa bahan pembanding tersebut adalah selektifitas yang dikehendaki dan perlakuan terhadap
Baku Pemhanding Fl, yang disiapkan dan diamati bahan uji.
dengan cara yang praktis sama dengan yang digunakan Alat yang digunakan pada spektrofotometer
untuk bahan uji. Biasanya dalam membuat larutan Baku serapan atom mcmpunyai beberapa kemampuan
Pembanding yang ditentukan, larutan disiapkan dengan khusus. Untuk tiap clcmcn yang ditetapkan, harus
kadar lebih kurang 10%, dan serapan jenis dihitung dipilih sumber yang spesifik untuk mengemisikan garis
berdasarkan jumlah tepat yang ditimbang; jika tidak spektra yang diserap. Sumber biasanya adalah lampu
digunakan bahan Baku Pembanding yang telah "hollow-cathode··, suatu katoda yang dirancang untuk
dikeringkan sebelumnya, scrapan jenis dihitung mengemisikan radiasi yang dikehendaki pada kondisi
terhadap zat anhidrat. tereksitasi. Saat radiasi diserap oleh clcmen bahan uji,
Pemyataan "tetapkan secara bcrsamaan" dan "ukur biasanya pada panjang gelombang yang sama dengan
bersamaan" seperti yang digunakan dalam pengujian garis emisinya, clcmen pada lampu "hollow-cathode"
dan penetapan kadar secara spektrofotometri, sama dengan elemen yang ditetapkan. Alat dilengkapi
memberikan petunjuk bahwa serapan larutan uji dan dengan aspirator untuk mernbawa bahan uji kc dalam
larutan pembanding, yang ditetapkan terhadap blangko, nyala, yang biasanya dihasilkan dari udara-asetilen,
harus diukur berturut-turut dengan segera. udara-hidrogen atau untuk kondisi refraktori, nitrogen
• oksida-asetilen. Nyala berpengaruh pada pemanasan
• bejana uji. Detektor digunakan untuk mcmbaca sinyal
dari bejana uji. Gangguan radiasi dari nyala sclama
Peralatan pembakaran dapat ditiadakan dengan penggunaan
sinyal yang terputus-putus dari lampu . sumber pada
• Tersedia beberapa jenis spektrofotomctcr. frckucnsi yang ditcntukan. Detektor hams berada pada
Umumnya jenis spektrofotorneter rnelewatkan energi frekuensi altematif supaya sinyal langsung yang bcrasal
radiasi monokromatis ke contoh dalam bentuk yang dari nyala diabaikan. Sistem detcksi, hanya mcmbaca
sesuai, dan mengukur intensitas dari fraksi yang di perubahan sinyal dari sumber "hollow-cathode", yang
transmisi, kecuali pada spektrofotometer IR. berbanding lurus dengan jumlah atom yang ditetapkan
Spektrofotometer Fouirer Transform Infrared (FTIR) dari bahan uji. Untuk kebutuhan pemeriksaan obat,
menggunakan teknik interferometri dimana radiasi dipersyaratkan alat yang dapat membaca unit serapan
polikromatis melewati analit ke dalam detcktor sccara langsung. Alat yang membaca persen transmisi,
berdasarkan intensitas dan waktu. Spektrofotometer persen serapan atau kadar dapat digunakan jika rumus
UV, cahaya tampak dan IR dispersif terdiri dari sumber perhitungan yang tertera pada masing-masing
cncrgi, alat dispcrsi (misal prisma atau grating), celah monografi disesuaikan sehingga memberikan hasil
untuk seleksi pita panjang gelombang, sel atau wadah kuantitatif. Persen serapan atau persen transmitans
untuk zat uji, detektor energi radiasi, dilengkapi dengan diubah menjadi serapan, A, dengan rumus scbagai
amplifier dan alat pengukur. Pada spektrofotomctcr berikut:
"dioda array'', energi dari sumber melewati bahan uji
dan kcmudian didispcrsikan mclalui grating kc dalam A= 2- log 10 ( 100 - % serapan)
beberapa ratus dioda peka cahaya yang masing-masing
membentuk sinyal foton pada rentang panjang atau
gelombang yang kecil, sinyal tersebut kemudian
dikomputerisasi dengan cepatpada rentang terpilih yang A= 2- log 10 CYo transmitans)
mempresentasikan spcktrum lcngkap. Sistem FTIR
mcnggunakan interferometer mcnggantikan alat Tergantung tipe alat yang digunakan, alat pcmbaca
dispersi dan komputer digital untuk memproses data dapat berupa al at pengukur, pcnghitung digital, perekam
spektra. Beberapa instrumen dioperasikan secara atau pencctak. Alat cahaya tunggal atau cahaya ganda
manual, sedangkan yang lainnya dioperasikan secara yang tersedia _di pasaran keduanya dapat digunakan .•
Lampiran /Spektrofotometri Dan Hamburan Cahaya <1191> 1581
Pengukuran intensitas fluorosensi dapat dilakukan volume 100 hingga 300 1 atau dengan pemegang pipa
dengan suatu filter fluorometer sederhana. Alat
semacam itu terdiri dari sumber radiasi; filter primer, ...
kapileryangdapatmenampungjumlah lebih kecil bahan
UJl. •
bejana uji, filter sekunder dan sistem deteksi Alat hamburan cahaya yang tersedia umumnya
fluorosensi. Pada beberapa fluorometer, detektor terdiri dari lampu merkuri, dengan pcnyaring untuk
ditempatkan di atas sebuah sumbu yang membentuk cahaya hijau atau biru kuat, scbuah alat pengatur
sudut 90° dengan berkas eksitasi. Geometri sudut siku paparan cahaya, seperangkat penyaring netral yang
ini memungkinkan radiasi eksitasi menembus bahan uji sudah diketahui transmitannya, dan pengganda cahaya
tanpa mengkontaminasi sinyal luaran yang diterima yang peka yang ditempatkan pada lengan yang dapat
oleh detektor fluorosensi. Akan tetapi tidak dapat mengitari set larutan dan dapat diatur pada suatu sudut
dihindarkan detektor menerima sejumlah radiasi dari -135° hingga 0°hingga+135° oleh sebuah piringan
eksitasi sebagai akibat sifat menghamburkan yang ada di luar kotak penyimpanan yang kedap cahaya. Sel
pada larutan itu sendiri atau adanya debu atau padatan larutan bentuknya bermacam-macam, misalnya persegi
lainnya. Filter digunakan untuk menghilangkan sisa untuk mengukur hamburan 90°; semioktagonal untuk
hamburan tersebut. Filter utama menyeleksi radiasi hamburan 45°, 90° dan 135°, dan silindris untuk
dengan panjang gelombang pendek yang sanggup hamburan pada semua sudut. Oleh karena penetapan
mengeksitasi contoh uji, sedangkan filter kedua bobot molekul memerlukan pengukuran secara tepat
biasanya mcrupakan suatu filter yang lebih halus perbedaan indeks refraksi diantara larutan dan pelarut
sehingga melewatkan fluoresensi dengan panjang [(n-n.,)/c], maka diperlukan alat kedua, yaitu sebuah
gelombang yang lebih panjang tetapi menahan refraktometer diferensial, untuk mengukur perbedaan
hamburan eksitasi. yang kecil tersebut.
Pada umumnya fluorometer menggunakan tabung- •spektrometer Raman terdiri dari komponen utama
tabung pengganda cahaya sebagai detektor, tersedia sebagai berikut: sumber cahaya radiasi monokromatis
banyak tipe dan masing-masing mcmpunyai sifat (berbagai sinar laser); optik untuk mengumpulkan
khusus yaitu daerah spektra dengan kepekaan hamburan cahaya pada bahan uji; monokromator ganda
maksimum, keuntungan dan "noise" elektrik. Cahaya untuk mendispersikan hamburan cahaya dan
yang diteruskan diperkuat dan dibaca pada sebuah alat menghilangkan frekuensi lain yang sering tcrjadi;
pengukur atau rekorder. sistem penguatan dan detektor cahaya yang sesuai.
Spektndluorometer dibcdakan dengan filter Pengukuran Raman itu sederhana untuk scbagian besar
tluorometer, dalam hal pcnyaring diganti dengan bahan uji yang diukur langsung dalam kapilerpenetapan
monokromator dari tipe prisma atau grafting. Untuk titik lebur. Karena sumber laser dapat difokuskan secara
penggunaan analisis, spektrofluoromctcr lcbih unggu1 tajam, hanya dibutuhkan beberapa mikroliter bahan uji..
dari filter fluorometer dalam selektivitas, fleksibilitas
dan kemudahan panjang gelombang, dalam hal yang Prosedur
sama spektrofotometer lebih unggul dari filter
fotometer. Spektrofotometri Serapan
Banyak tersedia sumber radiasi, lampu merkuri
relatif stabil dan memancarkan energi terutama pada • Petunjuk opcrasional terperinci dari
panjang gelombang terpisah. Lampu tungsten spektrofotometer diberikan oleh produsen. Untuk
membcrikan cnergi terus menerus pada daerah cahaya mendapatkan basil yang absah, pelaksana pengujian
tampak. Lampu xenon bcrtckanan tinggi sering hams memahami keterbatasan, sumber kesalahan
digunakan pada spektrofluorometer karcna mcrupakan potensial dan variasi alat. Petunjuk penggunaan untuk
sumber dengan intensitas tinggi yang dapat pemeliharaan, pembersihan, dan kalibrasi alat serta
mengemisikan energi secara terus-menerus dari teknik penanganan sel serapan harus diikuti sesuai
ultraviolet sampai inframerah. petunjuk operasional. Hal-hal berikut ini penting untuk
Pada spcktrofluorometer, monokromator diperhatikan.
dilengkapi dengan celah. Celah yang sempit Periksa instrumen untuk ketepatan kalibrasi. Jika
menghasilkan resolusi tinggi dan kemumian spektra, digunakan sumber radiasi yang berkesinambungan,
sedangkan celah yang besar mengorbankan hal tersebut harus diperhatikan panjang gelombang dan skala
untuk kepekaan yang tinggi. Pemilihan ukuran celah fotometriknya; jika digunakan sumber garis spektra,
yang harus diperiksa hanya skala fotometrik. Sejumlah
didasarkan pemisahan antara panjang gelombang
sumber energi radiasi yang mempunyai garis spektra
eksitasi dan emisi, begitu juga tingkat kepckaan yang
yang sesuai intensitasnya, mempunyai ruang yang
dibutuhkan.
cukup pada rentang spektra yang dipilih. Sumber
Scl contoh yang digunakan pada pengukuran
spektra kalibrasi tunggal untuk UV dan cahaya tampak
fluorosensi berupa tabung bulat atau persegi panjang
yang terbaik adalah lampu merkuri-kuarsa,
sama seperti pada penggunaan spektrofotometri
menggunakan panjang gelombang 253,7; 302,25;
serapan, kecuali keempat sisi vertikalnya dipoles. 313,16; 334,15; 365,48; 404,66 dan 435,83 nm.
Ukuran bahan uji biasanya 2 hingga 3 ml, tetapi Merkuri-kaca juga digunakan pada panjang gelombang
beberapa alat dapat mcnggunakan sel kecil dengan diatas 300 nm. Panjang gelombang 486, 13 dan 656,28
nm dari lampu hidrogen dapat juga digunakan untuk
1582 Spektrofotometri Dan Hamburan Cahaya <1191> I Lampiran
kalibrasi ketepatan panjang gelombang. Skala panjang digunakan. Sebagai pelarut biasanya disarankan
gelombang dapat dikalibrasi dengan filter kaca yang menggunakan pelarut metanol atau alkohol bebas air,
sesuai, yang digunakan pada pita scrapan daerah UV dan atau alkohol yang didenaturasi dcngan penambahan
cahaya tampak. Kaea baku yang mengandung didimium metanol tetapi tidak mengandung benzen atau cemaran
(campuran praseodimium dan neodimium) banyak pengganggu lainnya. Pelarut kualitas spektrofotometri,
digunakan mcskipun kaca yang mcngandung holmium tcrjamin bcbas ccmaran tcrscdia dipasaran dari
lcbih baik. Larutan baku holmium oksida telah berbagai produsen. Beberapa pelarut organik pro analisa
menggantikan penggunaan kaca holmium. Skala lain mungkin mengandung sesepora cemaran yang
panjang gelombang spektrofotometer IR dekat dan IR mempunyai serapan kuat pada daerah UV. Lot baru dari
diperiksa menggunakan pita serapan dari film polistiren, pelarut ini hams diperiksa transparansinya, dan
karbondioksida, uap air atau gas amonia. penggunaan lot yang sama dari pelarut tersebut untuk
Untuk memeriksa skala fotometrik dapat penyiapan larutan uji dan larutan baku serta blangko
digunakan, scjumlah filter kaca anorganik baku maupun harus dilakukan sccara hati-hati.
larutan baku yang diketahui transmitannya seperti Tidak ada pelarut dengan ketebalan yang cukup
kalium bikromat. transparan secara sempurna pada semua daerah spektra
Pengukuran serapan kuantitatif biasanya IR dekat dan spektra IR. Karbon tetraklorida (ketebalan
menggunakan larutan zat pada sci wadah cairan. Karena 5 mm) praktis transparan hingga 6 µm ( 1666 cm- ).
1
pelarut dan jendela sel keduanya menyerap cahaya, Karbon disulfida (ketebalan 1 mm) yang mempunyai
harus dilakukan koreksi pada pengukuran serapan. serapan kuat sesuai sebagai pelarut hingga 40 µm (250
Sepasang sel untuk spektrofotometer UV dan cahaya 1 1
cm- ) kecuali pada daerah 4,2-5,0 µm (2381-2000 cm- )
tampak yang tidak memerlukan sel koreksi, tersedia di 1
pasaran. Pada spektrofotometer TR, koreksi untuk dan 5,5-7,5 µm (1819-1333 cm- ). Pelarut lain
perbedaan sel harus dilakukan. Pada bebcrapa kasus, mempunyai daerah transparan yang relatif sempit.
sepasang sel diisi dengan pelarut yang dipilih dan Untuk spektrofotometri IR, penambahan kualifikasi
ditentukan perbedaan serapannya pada panjang untuk pelarut yang sesuai harus tidak memberikan
gelombang yang dipilih. Sel yang digunakan untuk pengaruh pada zat, biasanya digunakan natrium klorida
larutan uji adalah yang mcnunjukkan scrapan lcbih sebagai sel. Bahan uji disiapkan dengan mendispersikan
besar clan pengukuran serapan harus dikoreksi dengan serbuk halus zat padat bahan uji dalam minyak mineral
mengurangkan perbedaan serapan sel. atau dcngan mcncampur homogcn scbclumnya dcngan
Pada penggunaan sistem FTIR yang garam halida alkali yang tclah dikeringkan sebclumnya
terkomputerisasi koreksi tidak diperlukan karena dapat (biasanya digunakan kalium bromida). Campuran
digunakan sel yang sama untuk larutan blangko dan dcngan garam halida alkali ditctapkan langsung atau
larutan uji. Tetapi, harus dipastikan bahwa transmisi sel dengan cakram atau pelct transparan dengan cara
konstan. mengempa campuran pada cetakan. Kondisi
Perbandingan contoh uji dcngan baku pembanding pengeringan untuk kalium bromida adalah 105° dengan
menggunakan puncak serapan spektra sangat baik untuk vakum selama 12 jam, walaupun tersedia kalium
zat yang dikehendaki. Penetapan kadar menggunakan bromida yang tidak mcmbutuhkan pcngcringan.
spektrofotometri biasanya mcnggunakan panjang Mikroskopi inframerah atau dispersi minyak mineral
gelombang untuk puncak scrapan spektra bahan uji. lebih disukai jika jumlah halida alkali tidak sebanding
Spektrofotometer yang berbeda rnenunj ukkan dengan bahan uji. Bahan uji untuk mikroskopi
pcrbcdaan yang kecil pada puncak panjang gelombang inframcrah disiapkan dengan ketipisan yang tepat dan
yang nyata. Untuk hasil yang baik membutuhkan untuk dispersi dalam minyak mineral bahan uji
pembanding pada panjang gelombang serapan disuspcnsikan scbagai lapisan tipis. Untuk spcktromctri
maksimum. Jika perbedaan lebih dari ± 1 nm dari Raman, banyak pelarut yang sesuai dan sel kaca bahan
panjang gelombang yang tertera pada rnasing-masing uji yang normal (tidak bertluoresensi) dapat digunakan.
monografi, merupakan indikasi perlunya dilakukan Dacrah spcktra IR clcktromagnetik 0,8-400 µm. Dacrah
rekalibrasi. IR dekat umumnya 800-2500 µm (0,8-2,5 µm); daerah
1
IR tcngah umumnya 2,5-25 µm (4000-400 cm- dan )
pelarut yang digunakan bebas dari cemaran yang tergantung pada jenis alat yang digunakan.
memberikan serapan pada daerah spektra yang Polimorfisme memberikan peningkatan variasi pada
lampiran I Spektrofotometri Dan Hamburan Cahaya <1191> 1583
spektra IR dari sejumlah senyawa dalam bentuk padat. As adalah serapan larutan baku, C, adalah kadar larutan
Pada pengujian dengan serapan IR, jika terdapat baku, Au adalah serapan larutan uji dan Cu adalah kadar
perbedaan antara spektra IR dari analit dengan baku, larutan uji. Jika C, dan Cu ditunjukkan dengan unit yang
larutkan sejumlah bagian yang sama bahan uji dan baku sama dan serapan dari kedua larutan diukur
ke dalam sejumlah volume yang sama pelarut yang menggunakan pasangan sel dengan dimensi yang
sesuai, uapkan larutan sampai kering pada wadah yang sama; daya serap, a dan ketebalan sel, h, sama, maka
serupa dengan kondisi yang identik, dan ulangi kedua rumus dapat digabung, untuk menetapkan Cu
pengujian menggunakan residu yang diperoleh.
Spektroskopi IR dekat saat ini sangat disukai karena
analisis yang mudah. Sampel dianalisis dalam bentuk Cu --Cs(-)
Au
serbuk menggunakan cara reflcktans dengan sedikit
As
atau tanpa pcrsiapan. Pemenuhan spesifikasi Jika jumlah bahan uji bentuk padat yang dianalisis
laboratorium dapat ditentukan dengan membandingkan dinyatakan dalarn mg (Wu), volume dinyatakan dalam
spektra menggunakan spektra sebelumnya yang Iiter (Vu), maka kadar adalah mg per liter (Cu). Enceran
diperoleh dari baku pembanding. Beberapa bahan obat
larutan yang digunakan untuk pengukuran serapan,
menunjukkan daya serap yang rendah. pada daerah
biasanya dinyatakan dalam g per ml (Cu) Petunjuk
spektra ini, yang dapat menimbulkan radiasi IR dekat
pengenccran diberikan pada penetapan kadar masing
yang berpcnetrasi ke dalam contoh lebih dalam dari
masing monografi
pada radiasi ultraviolet, cahaya tampak dan IR.
Spektrofotometri IR dekat dapat digunakan untuk
mengamati modifikasi matriks, dan dengan kalibrasi
yang baik dapat digunakan untuk analisis kuantitatif.
Pada spektrofotometri serapan atom, sifat pelarut
dan konsentrasi zat padat harus menjadi pertimbangan
Bentuk rumus yang ditunjukk:an pada penetapan
khusus. Pelarut yang ideal adalah pelarut yang memberi
kadar dalam monografi zat padat dapat diturunkan
gangguan minimal, baik pada serapan maupun emisi
dengan mengganti pada rumus (3) ke dalam rumus
dan rnenghasilkan atom netral pada nyala. Jika terdapat
perbedaan yang signifikan antara tcgangan permukaan (4). Selanjutnya penggunaan rumus (4) dengan
atau viskositas dari larutan uji dan larutan baku, larutan mempertimbangkan keperluan konversi unit untuk
diaspirasi atau diatomisasi pada kecepatan yang mencapai persamaan pada rumus (5), memungkinkan
berbeda, yang menghasilkan perbedaan sinyal yang dilakukan perhitungan faktor konstan (Vu) yang terlihat
signifikan. Konsentrasi asam dari larutan juga dalam rumus akhir
berpengaruh pada proses penyerapan. Dengan demikian
pelarut yang digunakan pada penyiapan bahan uji dan
baku harus sama atau sedapat mungkin serupa, dan
larutan yang dihasilkan harus dapat dengan mudah
diaspirasi melalui tabung bahan uji dari aspirator Penurunan rumus yang sama digunakan pada
pembakar. Karena zat tidak larut akan meningkatkan rumus yang tertera dalam masing masing monografi
gangguan, maka kandungan total zat padat tidak larut untuk zat cair dengan penetapan kadar menggunakan
dalam larutan sedapat mungkin di bawah 2%. spektrofotometri serapan. Untuk sediaan cair, hasil
perhitungan umumnya dinyatakan dalarn jumlah mg
Perhitungan bahan obat tiap ml sediaan. Jadi perlu untuk
memasukkan dalam rumus tambahan persyaratan
Penggunaan spektrofotometri serapan dalam volume (V) dalam ml larutan uji yang digunakan.
penetapan kadar dan pengujian secara umum Penetapan kadar pada daerah cahaya tampak
rnempersyaratkan penggunaan baku pembanding. biasanya digunakan untuk membandingkan kesesuaian
Bcberapa pengukuran, terutama pada penetapan kadar, serapan Larutan uji dcngan Larutan baku yang
rumus yang ada digunakan untuk menghitung hasil yang mengandung Baku Pembanding FI dalam jumlah lebih
diinginkan. Bilangan konstanta biasanya termasuk kurang sama. Pada keadaan tertentu, diperbolehkan
dalam rumus. Penurunan rumus berikut menunjukkan tidak menggunakan baku pembanding. Hal ini dapat
pendekatan logika pada penetapan konstanta yang dilakukan j ika penetapan kadar dengan
terdapat pada rumus penetapan kadar yang tertcra pada spektrofotometri digunakan untuk analisis rutin dan
beberapa monografi. tersedia kurva baku, yang dibuat dari Baku Pembanding
Hubungan hukurn Beer absah untuk larutan baku Fl dan penetapan kadar memenuhi hukum Beer dalam
(S) dan larutan uji ( U) rentang antara lebih kurang 75- 125% kadar akhir yang
digunakan untuk penetapan kadar. Oalam hal ini,
serapan yang didapat pada penetapan kadar dapat
I. Au= abCu diinterpolasikan pada kurva baku dan hasil penetapan
kadar dihitung dari kurva baku.
dengan lot baru atau spektrofotometer baru. Perubahan pelarut dapat dengan jelas mempengaruhi
Penetapan kadar secara spektrofotometri lebih baik intensitas dan distribusi spektra fluoresensi. Tidak
dilakukan dengan penyiapan langsung dan dianjurkan untuk mengganti spesifikasi pelarut yang
menggunakan kurva baku. Jika penetapan kadar telah ditetapkan pada metoda tanpa penelitian
dilakukan tidak rutin, jangan gunakan kurva baku tctapi pendahuluan. Beberapa scnyawa berfluoresensi dalam
menggunakan perbandingan langsung dcngan baku pclarut organik tetapi tidak berfluoresensi dalam air;
pembanding yangjumlahnya lebih kurang sama dengan sehingga bebcrapa pelarut harus dicoba untuk
bahan uji dan diperlakukan sama. mengetahui senyawa berfluoresensi atau tidak dalam
pelarut tersebut sebe]um diputuskan untuk digunakan.
Spektrofotometri Fluoresensi Pada beberapa pelarut organik, intensitas fluoresensi
meningkat dengan bcrkurangnya oksigen terlarut, yang
•Pengukuran dcngan fluoresensi merupakan teknik mempunyai efek pemadaman yang kuat. Oksigen
analisis yang berguna. Fluoresensi adalah emisi cahaya dihi1angkan dengan mengalirkan gas iner seperti
dari senyawa dalam keadaan tereksitasi yang dicapai nitrogen atau helium pada bahan uji.. Perbandingan
dengan menyerap energi radiasi. Senyawa disebut intensitas fluoresensi bahan uji dengan intensitas
fluoresen jika dapat berfluoresensi. Beberapa senyawa fluoresensi zat baku yang diperoleh pada pengaturan
dapat ditetapkan dengan prosedur fluorcsensi inheren alat yang sama memberikan ukuran semikuantitatif
atau dengan membuat deri vat fluoresensi yang sesuai. bagi kekuatan fluoresensi. Sering kali sebagai baku
Bahan uji yang disiapkan untuk spektrofotometri pembanding digunakan .larutan kuinin dalam asam
fluoresensi biasanya mempunyai kadar sepersepuluh su?fat 0,1 N atau fluoresein dalam natrium hidroksida
hingga seperseratus dari yang digunakan pada 0, 1 N dengan kadar tertcntu.
spektrofotomctri serapan, dengan alasan berikut. Pada
penggunaan analitik, sebaiknya fluoresensi bcrbanding ·uamburan Cahaya.
lurus dengan kadar; tetapi jika kadar bahan uji terlalu •
•
pekat, bagian yang signifikan pada cahaya yang datang
diserap oleh bahan uji dekat permukaan sel, dan cahaya Kekcruhan dapat diukur dengan filter fotomcter
yang menuju pusat dapat tereduksi. Pada kondisi ini, fotoelektrik standar atau spektrofotometer, lebih
bahan uji dapat bertindak sebagai "filter". disukai dengan iluminasi di daerah biru dari spektrum.
Spektrofotometri fluoresensi merupakan tcknik dengan Pengukuran nefelometri memerlukan alat
sensitivitas tinggi. dan kadar yang sering digunakan fotose] yang ditempatkan sedemikian hingga dapat
antara 10'5 - 10-1 M. Dalam setiap analisis perlu dibuat mcnerima cahaya yang dihamburkan, bukan cahaya
kurva kerja antara intensitas fluorcscnsi terhadap kadar yang ditransmisikan; geometri ini juga digunakan
untuk membuat hubungan yang linier. Lakukan koreksi dalam fluorometer, sehingga pada umumnya dengan
menggunakan larutan blangko pada scmua pengukuran. memilih penyaring yang sesuai, fluorometer dapat
Pengukuran fluoresensi sensitif terhadap adanya dipakai sebagai nefelometer. • Rasio turbidimeter
debu dan partikel padat lain pada bahan uji. Beberapa mengkombinasikan teknologi ncfolometri 90° dan
pengotor mengurangi intensitas cahaya eksitasi atau turbidimctri: berisi fotosel yang menerima dan
memberikan kesalahan pembacaan yang lebih tinggi mengukur hamburan cahaya pada sudut 90° dari
karena terjadi refleksi ganda pada sel bahan uji. contoh, sama baiknya menerima dan mengukur
Sebaiknya partikel padat dihilangkan dengan hamburan cahaya yang ditcruskan di depan contoh;juga
sentrifugasi; dapat juga dilakukan penyaringan, tetapi mengukur cahaya yang ditransmisikan secara langsung
beberapa kertas saring mengandung cemaran yang mclalui contoh. Linieritas dicapai dengan menghitung
berfluoresensi. perbandingan pengukuran hamburan cahaya sudut 90°
Pengaturan suhu sering menjadi penting pada terhadap jumlah pcngukuran hamburan cahaya
spektrofotometri fluoresensi. Untuk beberapa senyawa, scbelumnya dan pengukuran cahaya yang
efisiensi fluoresensi dapat berkurang scbesar I 2% tiap ditransmisikan. Keuntungan menggunakan sistem rasio
dcrajat peningkatan suhu. Pada keadaan ini,jika presisi turbidimetri adalah pengukuran cahaya yang
maksimum diinginkan, diperlukan pengendalian suhu menyimpang dapat diabaikan .•
pada sel bahan uji. Untuk analisis rutin, cukup dengan Dalam praktek, disarankan agar dipastikan bahwa
membuat pengukuran yang cukup cepat sehingga bahan terjadinya pengendapan partikel yang diukur dapat
uji tidak mengalami peningkatan suhu karena paparan diabaikan. Hal ini biasanya dilakukan dengan
sumber cahaya. Beberapa senyawa fluoresensi sensitif memasukkan suatu koloida pelindung ke dalam
tcrhadap cahaya. Paparan pada fluorometcr, medium cairan suspensi. Hal ini penting sehingga hasil
menyebabkan senyawa tersebut mengalami foto diinteprctasikan dengan cara mcmbandingkan
degradasi menjadi produk yang lebih atau kurang pembacaan tcrsebut dengan pembacaan yang diperoleh
berfluoresen. Efek tersebut dapat dideteksi dengan dari bahan tersuspensi yang diketahui kadarnya, pada
mcngamati respons detcktor dalam hubungan dengan kondisi yang tepat sama .
waktu, dan dapat dikurangi dengan atenuasi sumber
cahaya dengan penyaring atau tabir. Turbidimctri atau nefelometri dapat digunakan
Lampiran I Spektrofotometri Dan Hamburan Cahaya <1191> 1585
•Perbandingan Visual
PEREAKSI
Tambahan Pereaksi
Asam isonikotinat P C 6H 5N(h; BM 123, 11. Gunakan Klorida <361> Tidak lebih dari 0,01 %; lakukan
pereaksi dengan mutu yang sesuai. penetapan menggunakan 1 g zat.
Asam (1,2 sikloheksilendinitrilo )tetra asetat P Logam berat <371> Metode II Tidak lebih dari 50
(as am trans-1, 2-diaminosiklohekw-N,N, N ', N '- tetra bpj; larutkan 200 mg zat dalam asam klorida P encer
asetat), C14H22N20x.H20; BM 364,35. Gunakan (3 dalam 8), uapkan di atas tangas uap sampai kering.
pereaksi pro analisis. Larutkan residu dalam 5 ml asam klorida P encer (2
dalam 5), dan uapkan lagi sampai kering. Larutkan
Dibutilamin P C 8 H 19N; BM 129,24. Cairan tak residu dalam 10 ml air, tambahkan 2 ml asam as et at
be1warna. encer P dan 10 ml hidrogen sulfida LP. Wama cokelat
Penetapan kadar Lakukan penetapan kadar secara yang terjadi tidak lebih tua dari pembanding yang
Kromatograjl gas seperti yang tertera pada mengandung 0,01 mg timbal yang ditambahkan.
Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi
dcngan detektor ionisasi nyala, gas pembawa helium, Besi <331> Tidak lebih dari 0,02%; larutkan 1 g zat
menggunakan kolom kapiler 0,25 mm x 30 m yang dalam 20 ml asam klorida P (1 dalam 5), tambahkan
disalut dcngan 1 µm G 2, suhu injektor 200°, suhu brom LP berlebih, tetes demi tetes. Didihkan larutan
detektor 300° dan suhu kolom 100° yang diprogram untuk menguapkan kelebihan brom, dinginkan,
kenaikan suhu 10° per menit hingga 200°. Suntikkan encerkan dengan 40 ml air dan 10 ml larutan asam
sejumlah volume kc dalam kromatograf Respons tiosianat (3 dalam I 0). Wama merah yang terjadi tidak
puncak C 8H 19N tidak kurang dari 99% dari semua lebih tua dari pembanding 0,02 mg besi yang
respons puncak. ditambahkan.
Indek\' bias <1001> antara 1,415 dan 1,419.
Sulfida Lebih kurang 5 bpj; larutkan 1 g zat dalam 20
Fenoksibenzamin hidroklorida P [N-(2-kloroetil)-N- ml air, tambahkan 5 tetes timbal asetat LP : tidak
( l-metil-2-fenokr.;ietil) benzilamin hidroklon'da} terjadi wama coklat
C 18 H 22 CINO.HC1; BM 340,29. Serbuk hablur, putih.
Jaraklebur</021> antara 137° -140° Su/fat <361> Tidak lebih dari 0,02%; larutkan 5 g zat
Serapan jenis dalam kloroform, pada panjang dalam 100 ml air, tambahkan metil jingga LP,
gelombang antara 272 - 290 nm, lebih kurang 178. nctralkan dengan asam klorida 0.1 N LP, dan
tambahkan 3 ml asam berlebih, saring. D idihkan
lsopropil asetat P C 5 H 10 0 2; BM 102, 13 [108-21-4 ]. filtrat, tambahkan 5 ml barium klorida LP. Digesti di
Gunakan pereaksi dengan mutu yang sesuai. atas tangas uap selama 2 jam, diamkan semalam. Jika
terbentuk endapan, saring melalui kertas saring, cuci
Litium perklorat P LiCI0 4; BM 106,39. Gunakan dengan air panas dan pindahkan kertas saring ke
pereaksi pro analisis. dalam krus porselen yang telah ditara. Arangkan
kertas saring tanpa nyala, pijarkan krus sampai bobot
Natrium arsenit P NaAs0 2; BM 129,91. Serbuk tetap: tidak lebih dari 3 mg.
hablur, putih. Larut dalam air, sukar larut dalam
etanol Natrium resazurin P C 12H6 NNa0 6 ; BM 251,17.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 5,5 g Serbuk hablur, ungu kecokelatan. Larutan 1 g zat
zat; masukkan ke dalam labu tentukur 500-mL dalam 100 ml air, bcrwarna lembayung tua.
larutkan dan encerkan dengan air sampai tanda. Pipct Hidrogen sulfida dan senyawa lain yang mengandung
25 ml, masukkan ke dalam labu yang sesuai, gugus tiol menghilangkan warna larutan natrium
tambahkan 50 ml air dan 5 g natrium fosfat dibasa, rcsazurin, membentuk dihidroresorufin. Jika larutan
goyang sampai larut dan titrasi dcngan iodum 0, 1 N yang sudah tidak berwama dikocok dalam wadah
LV, tambahkan 3 ml kanji LP ketika mendekati titik terbuka, terjadi wama merah muda akibat
akhir. pcmbentukan resorufin.
1 ml iodum 0,1 N setara dengan 3, 746 mg As
Diperoleh antara 57,0-60,5% setara dengan 98,8%
sampai I 04,9% NaAs02
Pereak~i I Tambahan Pereaksi 1587
INDEKS SUPLEMEN 1 FI IV
Natrium tlouridum, 1462 solutio oralis, 1481 Suspensio oralis rifampicini, 1490
Natrium rczasurin P, 1586 Pyridoxini hydrochloridi Suspcnsio oralis, aluminii
N iasinamida, 1463 compressi, 1482 et magnesii, 1326
Nicotinamidum, 1463 Quini aethylcarbonas, 1482 et magnesii carbonas, 1324
N ikotinamida, 1463 Ranitidin hidroklorida, 1483 et magnesii et calcii carbonas, 1330
Nitrazcpami compressi, 1464 Ranitidini hydrochloridum, 1483 et magnesii et simethiconi, 1333
Oksitetrasiklin hidroklorida, 1469 Ranitidini injectione, 1483 et magnesii trisilicas, 1328
Oksitetrasiklin untuk injeksi, 1469 Rcserpin, 1484 Tablet rifampisin, isoniazid
Oksitetrasiklin, 1468 Reserpini compressi, 1485 dan pirazinamida, 1491
Oksitosin, 1470 Reserpinum, 1484 Tablet alprazolam, 1322
Omeprazol, 1464 Rifampicini capsulae, 1487 Tablet alumina
Omeprazolum, 1464 Rifampicini ct isoniazidi dan magnesium karbonat, 1323
Opii pulvis, 1467 capsulae, 1490 dan magnesium trisilikat, 1329
Opium mentah, 1466 Rifampicini suspensio oralis, 1489 Tablet alumina dan magnesia, 1326
Opium, 1466 Rifampicini, isoniazidi Tablet alumina, magnesia
Oxytetracyclini hydrochloridum, 1469 et pyrazinamidi comprcssi, 1491 dan kalsium karbonat, 1329
Oxytetracyclinum, 1468 pyrazinamidi et ethambutoli dan simetikon, 1331
pro injectione, 1469 hydrochloridi compressi, 1493 Tablet amfetamin sulfat, 1339
Oxytocini injectio, 1472 Rifampicinum pro injectione, 1488 Tablet amoksisilin
Oxytocinum, 1470 Rifampisin untuk injeksi, 1488 dan kalium klavulanat, 1336
Penetapan jarak lebur atau Sales perorales ad rehydrationem, 1495 Tablet asam askorbat, 1316
suhu lebur, 1567 Sefadroksil untuk suspensi oral, 1363 Tablet asam folat, 1317
Penetapan kadar air, 1568 Sefadroksil, 1360 Tablet asam mcfcnamat, 1318
metode I Titimetri, 1568 Scfaklor, 1358 Tablet asam nalidiksat, 1318
mctode II Azcotropi (Destilasi Sefaleksin hidroklorida, 1378 Tablet asiklovir, 1320
toluen), 1571 Sefaleksin untuk suspensi oral, 13 79 Tablet astemizol, 1343
metode III (Gravimetri), I 571 Sefaleksin, 13 77 Tablet atcnolol, 1346
Penetapan pH, 1572 Scfiksim untuk suspensi oral, 1363 Tablet besi (II) fumarat, 1421
Penetapan potcnsi antibiotik secara Sefiksim, 1364 Tablet buspiron hidroklorida, 1351
mikrobiologi, 1519 Sefotaksim natrium, 1366 Tablet didrogestron, 1409
Penetapan rotasi optik, 1575 Sefotiam hidroklorida, 1369 Tablet diltiazem hidroklorida, 1408
Penetapan susut pengeringan, 1577 Scfotiam untuk lnjeksi, 1370 Tablet enalapril maleat, 1412
Perphenazini compressi, 1473 Sefradin untuk injeksi, 1382 Tablet famotidin, 1418
Pethidini hydrochloridi injectio, 1474 Sefradin, 1380 Tablet fcnilbutazon, 1475
Pcthidini hydrochloridum, 14 73 Seftazidim, 13 71 Tablet flufenazin hidroklorida, 1423
Pctidin hidroklorida, 1473 Seftriakson natrium, 1373 Tablet glibenklamida, 1424
Phenylbutazoni compressi, 1475 Scftriakson untuk injeksi, 1374 Tablet glipizida, 1427
Phenytoinum, 1476 Sefuroksim natrium, 13 73 Tablet griseofulvin, 1429
Piroksikam, 1477 Sefuroksim untuk injeksi, 1376 Tablet isoniazid, 1432
Piroxicami capsulae, 1478 Serbuk opium, 1467 Tablet kaptopril, 1352
Piroxicami compressi, 1478 Simvastatini compressi, 1499 Tablet karbamazcpin, 1353
Piroxicamum, 1477 Simvastatinum, 1497 Tablet karisoprodol, 1357
Prednisoloni compressi, 1479 Siprofloksasin hidroklorida, 1386 Tablet klomifen sitrat, 1393
Primaquini phosphatis compressi, 1480 Sitarabin untuk injeksi, 1399 Tablet klonidin hidroklorida, 1395
Pro injectione ampicillinum , 1341 Sitarabin, 1397 Tablet klortalidon, 1388
Pro injcctione bleomicinum, 1349 Solutio oralis promethazini Tablet kodein fosfat, 1396
Pro injectione carboplatin, 1356 hydrochloridi, 1481 Tablet lepas tunda
Pro injectione cefotiamum, 1370 Solutio oralis loratadini, 1451 diklofenak natrium, 1406
Pro injcctionc ceftriaxonum, 1376 Solutio oralis zidovudini , 1507 Tablet levamisol hidroklorida, 1442
Pro injectione cefuroximum, 1376 Spektrofotomctri dan Tablet levotiroksin natrium, 1445
Pro injectione cephradinum, 1382 hamburan cahaya, 1577 Tablet loratadin, 1450
Pro injectionc clindamycin, 1389 Streptomisin sulfat, 1500 Tablet lovastatin, 1455
Pro injectione cytarabinum, 1399 Streptomisin untuk injeksi, 1501 Tablet mebendazol, 1456
Pro suspensione orale Streptomycini sulfas, 1500 Tablet metadon hidroklorida, 1457
cephalexinum, 1379 Strcptomycinum pro injectione, 1501 Tablet metilprednisolon, 1460
Pro injectionc oxytctracyclinum, 1469 Suspensi oral alumina Tablet nitrazcpam, 1464
Pro injectione rifampicinum, 1488 dan magnesia, 1326 Tablet pcrfenazin, 14 73
Pro suspensione oral amoxicillinum dan magnesium karbonat, 1324 Tablet piridoksin hidroklorida, 1482
et kalii klavulanatum, 1337 dan magnesium trisilikat, 1328 Tablet piroksikam, 1478
Pro suspensione orale magnesia dan kalsium karbonat, 1330 Tablet prednisolon, 1479
cefadroxilum, 1363 magnesia dan simetikon, 1333 Tablet primakuin fosfat, 1480
Pro suspensione oralc cefiximum, 1365 Suspensi oral rifampisin, 1489 Tablet rcscrpin, 1485
Procaini hydrochloridi injectio, I 480 Suspensi oral sefadroksil, 1363
Promethazini hydrochloridi Suspensi oral scfiksim, 1363
1592