Disusun Oleh :
KELOMPOK 4 :
1. Annita Putri I (Gz20003)
2. Karina O A (Gz20012)
3. Prihastuti W O (Gz20015)
4. Tania Salzha (Gz20018)
Zat antigizi merupakan zat yang dapat mengganggu ketersediaan zat gizi,
melalui pengkelatan, gangguan pada proses metabolisme, dan dapat menghambat
kerja zat gizi. Zat antigizi terdiri dari 3 jenis, yaitu: zat antimineral, abtivitamin,
dan antiprotein. Zat antimineral adalah senyawa yang dapat menghambat kerja
dari mineral dalam metabolisme tubuh. Contoh dari zat antimineral adalah
senyawa tanin dan asam fitat. Tanin merupakan senyawa polifenol yang dapat
menghambat kerja zat besi (Fe). Senyawa tanin banyak terdapat pada teh hijau,
teh hitam, kacang, umbi milet, sagu, aren, dan kunyit (Tejasari, 2019).
Daun teh yang mengandung tanin mempunyai khasiat sebagai antidiare,
astrigen, menghentikan pendarahan, menurunkan kolesterol darah. Senyawa tanin
yang terkandung dalam daun teh juga dapat membawa dampak buruk bagi tubuh,
tanin dapat menghambat penyerapan zat besi pada tubuh. Menurut penelitian di
Amerika, minum teh dapat mengurangi daya serap sel darah terhadap zat besi
sampai 64%, padahal zat besi sangat berguna dalam pembentukan sel darah
merah. Maka dari itu dapat menyebabkan anemia (Fajrina A, Jubahar J, dan
Sabirin S, 2016).
Metode penentuan kadar tanin yang sering digunakan adalah metode
spektrofotometri dan permanganometri. Mrtode permanganometri merupakan
suatu metode dengan melakukan pengukuran volume suatu larutan yang diketahui
konsentrasinya dengan pasti, yang diperlukan untuk bereaksi sempurna dengan
salah satu volume yang akan ditentukan. Sedangkan pada penentuan kadar tanin
dalam praktikum ini menggunakan metode spektrofotometri uv- vis. Metode spekt
rofotometri merupakan metode yang umum digunakan untuk menetapkan kadar ta
nnin dalam bahan makanan karena mudah dan memiliki tingkat ketelitian yang tin
ggi. Jenis spektrofotometri yang digunakan adalah spektrofotometri UV Vis, deng
an mengukur serapan cahaya di daerah ultra violet dengan panjang gelombang 20
0-400 nm dan sinar tampak dengan panjang gelombang 400-800 nm oleh suatu se
nyawa dengan instrument spektrofotometer (Amelia F R, 2015).
BAB II
TUJUAN
Tujuan dari praktikum adalah menentukan kadar tanin pada sampel teh
kemasan.
BAB III
METODE
3.1 ALAT
1. Sudip
2. Timbangan Analitik
3. Pipet tetes
4. Spektofotometer UV-Vis double beam
5. Kuvet
6. Gelas beaker
7. Batang Pengaduk
8. Labu takar 100ml
9. Labu Takar 10ml
10. Labu takar 25ml
11. Corong
12. Pipet mikro
3.2 BAHAN
1. Standar Tanin
2. Etanol. 96% (pelarut)
3. Sampel minuman teh kemasan
BAB IV
PROSEDUR KERJA
4.1 Hasil
4.1.1 Tabel hasil praktikum
LARUTAN STANDAR
Konsentrasi (µm/mL) ata Absorbansi
u ppm
0 0,0013
2 0,1314
4 0,2125
6 0,3211
8 0,4126
10 0,5301
LARUTAN SA
MPEL
Sampel Absorbansi Konsentrasi (µm/ Kadar tannin
mL) atau ppm
Teh kemasan 1 0,4960 9,43 µm/mL 0,24 mg
Teh kemasan 2 0,3873 7,315 µm/mL 0,183 mg
Perhitungan
1. Perhitungan larutan deret standar
a. 2 µm/mL
M1 x V1 = M2 x V2
100 µm/mL x V1 = 2 µm/mL x 10 ml
V1 = 0,2 ml
Dipipet sebanyak 0,2 ml larutan standar tannin 100 µm/mL dan
diencerkan menggunakan etanol dalam labu ukur 10 ml.
b. 4 µm/mL
M1 x V1 = M2 x V2
100 µm/mL x V1 = 4 µm/mL x 10 ml
V1 = 0,4 ml
Dipipet sebanyak 0,4 ml larutan standar tannin 100 µm/mL dan
diencerkan menggunakan etanol dalam labu ukur 10 ml.
c. 6 µm/mL
M1 x V1 = M2 x V2
100 µm/mL x V1 = 6 µm/mL x 10 ml
V1 = 0,6 ml
Dipipet sebanyak 0,6 ml larutan standar tannin 100 µm/mL dan
diencerkan menggunakan etanol dalam labu ukur 10 ml.
d. 8 µm/mL
M1 x V1 = M2 x V2
100 µm/mL x V1 = 8 µm/mL x 10 ml
V1 = 0,8 ml
Dipipet sebanyak 0,8 ml larutan standar tannin 100 µm/mL dan
diencerkan menggunakan etanol dalam labu ukur 10 ml.
e. 10 µm/mL
M1 x V1 = M2 x V2
100 µm/mL x V1 = 10 µm/mL x 10 ml
V1 = 1 ml
Dipipet sebanyak 0,2 ml larutan standar tannin 100 µm/mL dan
diencerkan menggunakan etanol dalam labu ukur 10 ml.
Larutan deret standar tannin:
Konsentrasi 0 𝜇𝑔/𝑚𝑙 (ppm) = 0 ml atau 0 µL stok tanin +
10 ml etanol (blanko)
Konsentrasi 2 𝜇𝑔/𝑚𝑙 (ppm) = 0,2 ml atau 200 µL stok tan
in + 9,8 ml etanol
Konsentrasi 4 𝜇𝑔/𝑚𝑙 (ppm) = 0,4 ml atau 400 µL stok tan
in + 9,6 ml etanol
Konsentrasi 6 𝜇𝑔/𝑚𝑙 (ppm) = 0,6 ml atau 600 µL stok tan
in + 9,4 ml etanol
Konsentrasi 8 𝜇𝑔/𝑚𝑙 (ppm) = 0,8 ml atau 800 µL stok tan
in + 9,2 ml etanol
Konsentrasi 10 𝜇𝑔/𝑚𝑙 (ppm) = 1 ml atau 1000 µL stok ta
nin + 9 ml etanol
Y1
Y = bX + a
Y = 0,0514 X + 0,0113
Y1 = 0,4960
0,4960 = 0,0514 X + 0,0113
0,4960 – 0,0113 = 0,0514 X
0,4847 = 0,0514 X
X = 9,43 µg/mL
X = 9,43 µg/mL : 1000
X = 0,00943 mg/mL
Y2
Y = bX + a
Y = 0,0514 X + 0,0113
Y2 = 0,3873
0,3873 = 0,0514 X + 0,0113
0,3873 – 0,0113 = 0,0514 X
0,376 = 0,0514 X
X = 7,31 µg/mL
X = 7,31 µg/mL : 1000
X = 0,00731 mg/mL
Kadar tanin = konsentrasi (X) x faktor pengenceran
Kadar tanin = 0,00731 mg/mL x 25 mL
Kadar tanin = 0,18 mg
Jadi kadar tanin pada teh kemasan 2 yaitu 0,18 mg
4.2 Pembahasan
Tanin atau asam tanat (galotanat) merupakan suatu senyawa fenol ya
ng memiliki berat molekul besar yang terdiri dari gugus hidroksil dan beb
erapa gugus yang bersangkutan seperti karboksil untuk membentuk komp
leks kuat yang efektif dengan protein dan beberapa makromolekul. Tanin
merupakan zat anti gizi khusunya anti mineral Fe atau zat besi karena Ta
nnin mampu mengkelat zat besi.
Teh merupakan salah satu hasil olahan komoditi pertanian yang dibu
at dari pucuk daun tanaman Camelia sinensis. Dengan proses yang berbe
da, maka hasil yang akan didapat juga akan berbeda. Contoh jenis teh yan
g sering dikonsumsi yaitu teh hijau yang diproses tanpa adanya fermentas
i dan the hitam yang diproses dengan fermentasi penuh. Namun ada juga
teh yang dibuat untuk langsung dikonsumsi contohnya teh kemasan.
Teh mengandung zat anti gizi yaitu tanin yang berfungsi sebagai zat
pengikat radikal bebas yang mengacaukan keseimbangan tubuh dan menj
adi salah satu pemicu penyakit kanker. Jenis teh dan cara pengolahan dap
at berpengaruh terhadap kadar tannin didalamnya. Dalam daun teh menga
ndung enzim yang disebut dengan enzim katekol oksidase, dimana enzim
ini dapat mengubah senyawa tannin menjadi senyawa turunan.
Pada kegiatan praktikum analisis kadar tanin kali ini, menggunakan s
ampel berupa teh kemasan dari dua merek yang berbeda. Metode yang di
gunakan dalam menganalisis kadar tannin pada praktikum kali ini adalah
dengan menggunakan metode spektrofotometri.
Metode spektrofotometri merupakan metode yang umum digunakan
untuk menetapkan kadar tannin dalam bahan makanan karena mudah dan
memiliki tingkat ketelitian yang tinggi. Jenis spektrofotometri yang digun
akan adalah spektrofotometri UV Vis, dengan mengukur serapan cahaya
di daerah ultra violet dengan panjang gelombang 200-400 nm dan sinar ta
mpak dengan panjang gelombang 400-800 nm oleh suatu senyawa denga
n instrument spektrofotometer.
Bahan yang dibutuhkan pada kegiatan praktikum kali ini adalah stan
dar tannin, etanol 96 % dan sampel yaitu minuman teh kemasan. Langka
h pertama yang dilakukan adalah dengan membuat larutan stok tannin 10
0 ppm dengan cara melarutkan tannin dengan pelarut etanol 96% sampai
tanda batas tera pada labu takar 100 ml. Langkah selanjutnya yaitu memb
uat larutan standar dengan cara membuat seri pengenceran larutan stok ta
nin. Sebelum membuat seri pengenceran terlebih dahulu menghitung laru
tan deret standar tannin:
o Konsentrasi 0 𝜇𝑔/𝑚𝑙 (ppm) = 0 ml atau 0 µL stok tanin + 10 ml etanol
(blanko).
o Konsentrasi 2 𝜇𝑔/𝑚𝑙 (ppm) = 0,2 ml atau 200 µL stok tanin + 9,8 ml e
tanol.
o Konsentrasi 4 𝜇𝑔/𝑚𝑙 (ppm) = 0,4 ml atau 400 µL stok tanin + 9,6 ml e
tanol.
o Konsentrasi 6 𝜇𝑔/𝑚𝑙 (ppm) = 0,6 ml atau 600 µL stok tanin + 9,4 ml e
tanol.
o Konsentrasi 8 𝜇𝑔/𝑚𝑙 (ppm) = 0,8 ml atau 800 µL stok tanin + 9,2 ml e
tanol.
o Konsentrasi 10 𝜇𝑔/𝑚𝑙 (ppm) = 1 ml atau 1000 µL stok tanin + 9 ml et
anol.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Tanin atau asam tanat (galotanat) merupakan suatu senyawa fenol
yang memiliki berat molekul besar yang terdiri dari gugus hidroksil dan
beberapa gugus yang bersangkutan seperti karboksil untuk membentuk
kompleks kuat yang efektif dengan protein dan beberapa makromolekul.
Tanin merupakan zat anti gizi khusunya anti mineral Fe. Pada kegiatan
praktikum analisis kadar tanin kali ini, menggunakan sampel berupa teh
kemasan dari dua merek yang berbeda. Metode yang digunakan dalam
menganalisis kadar tannin pada praktikum kali ini adalah dengan
menggunakan metode spektrofotometri. Pada analisis kadar tanin dengan
metode spektrofotometri UV Vis dengan sampel teh kemasan diapatkan
kadar tannin pada sampel A atau teh kemasan 1 yaitu 0,24 mg dan untuk
sampel B atau teh kemasan 2 yaitu 0,18 mg.
6.2 Saran
Dalam praktikum penentuan kadar tanin harus teliti dan hati- hati
dalam pengambilan larutan. Untuk pengisian larutan pada kuvet harus
tepat, tidak boleh penuh jadi hanya 3/4 bagiannya saja.
DAFTAR PUSTAKA
Amelia F R. 2015. Penentuan jenis tanin dan penentapan kadar tanin dari buah
bungur muda (Lagerstroemia speciosa Pers.) secara spektrofotometri dan
permanganometri. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya : 4(2), 1-20
Fajrina A, Jubahar J, dan Sabirin S. 2016. Penetapan kadar tanin pada teh celup
yang beredar di pasaran secara spektrofotometri uv- vis. Jurnal Farmasi Higea :
8(2), 133- 142