Zat aktif yang memiliki kompresibilitas buruk akan tetapi dikehendaki dalam takaran
yang besar harus dibuat dengan cara granulasi basah. Apabila dibuat dengan cetak langsung
akan dibutuhkan banyak bahan tambahan, sehingga volume tablet menjadi terlalu besar
(Hoover, 1975).
Pemilihan parasetamol sebagai model disebabkan parasetamol adalah salah satu obat
analgetik-antipiretik yang banyak digunakan khususnya di fasilitas pelayanan kesehatan
pemerintah (DepKes RI, 1990). Parasetmol memiliki kompresibilitas yang buruk sementara
itu jumlah parasetamol dalam satu tablet cukup besar yaitu 500 mg, sehingga untuk
menghasilkan tablet dengan mutu fisik yang memuaskan harus dibuat dengan metode
granulasi basah.
Dasar Teori
1. Parasetamol
Parasetamol (asetaminofen) merupakan senyawa turunan sintetis dari
paminofenol yang memberikan efek analgetik dan antipiretik.
Parasetamol bila diukur absorbansinya pada spektrofotometri UV akan
memperlihatkan absorbansi maksimum pada panjang gelombang 245 nm untuk
larutan asam dan 257 nm untuk larutan basa.
1. SPEKTROFOTOMETRI
Spektrofotometer UV-Vis (Ultra Violet-Visible) adalah salah satu dari sekian
banyak instrumen yang biasa digunakan dalam menganalisa suatu senyawa kimia.
Spektrofotometer umum digunakan karena kemampuannya dalam menganalisa begitu
banyak senyawa kimia serta kepraktisannya dalam hal preparasi sampel apabila
dibandingkan dengan beberapa metode analisa.
Alat dan Bahan
l. Mortar dan stamper
1 Alat : m. Pipet volume 2 mL
a. Spekrofotometer UV-Vis n. Pipet volume 5 mL
b. Corong gelas o. Pipet volume 10 ml
p. Tisuue
c. Kuvet
q. Lap
d. Sendok tanduk r. Kertas perkamen
e. Labu takar 10 mL s. Gelas beaker
t. Kertas saring
f. Labu takar 25 mL
u. Botol vial
g. Labu takar 100 mL v. Sudip
h. Batang pengaduk w. Pipet tetes
i. Timbangan
j. Sudip
2. Bahan :
a. Tablet parasetamol 500 mg
b. Parasetamol sebuk
c. NaOH padat
d. Aquadest
Prosedur Kerja