Anda di halaman 1dari 9

UU.

No 35/2009 TENTANG NARKOTIKA


KELOMPOK 3

1. Ennanda Oktareza Bancin


2. Putri Timur Agustina
3. Selvia Sari Sinaga
4. Sherly Elivia
PENDAHULUAN
Penyalahgunaan narkotika merupakan akibat dari berbagai
faktor yang secara kebetulan terjalin menjadi suatu masalah yang
sangat merugikan bagi semua pihak yang terkait, yaitu faktor individu
dan faktor lingkungan hidup yang saling berkaitan erat. Jadi faktor
individu bersifat sendiri dan faktor lingkungan mempunyai andil yang
sama besarnya di dalam terjadinya penyimpangan perilaku seseorang
dari norma normanya.
Narkotika sebenarnya merupakan obat yang sangat diperlukan
dalam bidang pengobatan dan ilmu pengetahuan, sehingga
ketersediaannya perlu dijamin, melalui kegiatan produksi dan impor.
Namun sebaliknya, narkoba juga dapat menimbulkan bahaya yang
sangat merugikan apabila disalah gunakan atau dipergunakan tanpa
pembatasan dan pengawasan.
Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang
dan menjadi sasaran yang sangat potensial untuk memproduksi dan
bahkan mengedarkan Narkotika secara ilegal.
Untuk mengantisipasi semakin luasnya penyalahgunaan narkoba,
maka pemerintah mengeluarkan Undang Undang Republik Indonesia
Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika. Sebelum undang - undang
ini berlaku tidak ada perbedaan antara pengguna, pengedar, bandar,
maupun produsen narkotika.
Klasifikasi Penyalahgunaan Narkotika Menurut
Keadaan dan Status Korban
 Unrelad Victims, yaitu korban yang tidak ada hubungan sama
sekali dengan pelaku dan menjadi korban karena potensial.
 Provocative Victims, yaitu seseorang atau korban yang disebabkan
peranan korban untuk memicu terjadinya kejahatan.
 Participating Victims, yaitu seseorang yang tidak berbuat, akan
tetapi dengan sikapnya justru mendorong dirinya menjadi korban.
 Biologically Weak Victims, yaitu mereka yang memiliki
kedudukan sosial yang lemah yang menyebabkan ia menjadi
korban.
 Self Victimizing Victims, yaitu mereka yang menjadi korban
karena kejahatannya sendiri.
Penggolongan narkotika
 Narkotika Golongan 1 : adalah narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai
potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan

 Narkotika Golongan II : adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagia


polithan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan

 Narkotika Golongan III : adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi dan/atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi ringan mengakibatkan ketergantungan.
Dalam Undang Undang Narkotika Nomor 35 Tahun 2009
didalam pasal 54 “Pecandu narkotika dan korban penyalahgunaan
narkotika wajib menjalani rehabilitasi medis dan sosial”. Dalam
penjelasan pasal tersebut dapat diperjelas bahwa penyalahgunaan
narkotika wajib menjalani rehabilitasi.
Dalam pasal 103 ayat (2) Undang Undang No. 35 Tahun 2009
Tentang Narkotika, rehabilitasi terhadap pecandu narkotika adalah
suatu proses pengobatan untuk membebaskan pecandu dari
ketergantungan, dan masa menjalani hukuman.
Berdasarkan Undang Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang
Narkotika terdapat setidaknya dua jenis rehabilitasi, yaitu rehabilitasi
medis dan rehabilitasi sosial.
1) Pasal 1 butir 16 Undang Undang Nomor 35 Tahun 2009 menyatakan
bahwa : Rehabilitasi medis adalah suatu proses kegiatan pengobatan
secara terpadu untuk membebaskan pecandu dari ketergantungan
narkotika.
2) Pasal 1 butir 17 Undang Undang Nomor 35 Tahun 2009 menyatakan
bahwa : Rehabilitasi sosial adalah suatu proses kegiatan pemulihan
secara terpadu, baik fisik, mental, maupun sosial. Agar bekas
pecandu narkotika dapat kembali melaksanakan fungsi sosial dalam
kehidupan masyarakat.
KESIMPULAN

 Narkoba merupakan obat yang sangat diperlukan dalam bidang pengobatan dan
ilmu pengetahuan, Namun Narkoba juga dapat menyebabkan bahaya mulai dari
kerusakan fisik, ketagihan maupun kematian jika digunakan tidak susuai
dengan anjuran dan pengawasan.
 Pada pasal 35 Tahun 2009 ini pemerintah berupaya untuk mengantisipasi
penyalahgunaan narkotika dan undang undang tersebut di berlakukan untuk
semua kalangan dan wajib menjalani rehabilitasi.
 Berdasarkan pasal 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika terdapat setidaknya dua
jenis rehabilitasi, yaitu rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.
 Para pengguna yang terjerat kasus penyalahgunaan narkotika dihukum sesuai
pasal 127 ayat (1) “Sanksi bagi pelaku tindak pidana penyalahgunaan
narkotika, setiap penyalaguna narkotika golongan I bagi diri sendiri dipidana
dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) Tahun”.

Anda mungkin juga menyukai