Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA

TEKANAN DARAH
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
NAMA : RIANTO SAHPUTRA BERUTU
NPM :19.18.242
KELAS :FARMASI 1D
KELOMPOK :3
TGL PELAKSANAAN :17 SEPTEMBER 2019

INSTITUT KESEHATAN DELI HUSADA DELI TUA


FAKULTAS FARMASI
TAHUN 2019/2020
I.JUDUL PERCOBAAN : TEKANAN DARAH

II.TUJUAN PERCOBAAN

Untuk mengetahui hasil pengukuran tekanan darah

Agar dapat memahami tekanan darah pada manusia

Mengamati dan mempelajari posisi tubuh terhadap tekanan darah

Mengamati dan mempelajari pengaruh latihan fisik terhadap tekanan darah

Memahami tekanan darah pada manusia

III.TINJAUN PUSTAKA

A.Tekanan Darah
DefinisiTekanan darah adalah gaya atau dorongan darah ke dinding arteri saat darah dipompa
keluar dari jantung keseluruh tubuh sedangkan menurut Sheps tekanan darah adalah tenaga yang
terdapat pada dinding arteri saat darah dialirkan. Tenaga ini mempertahankan aliran darah dalam
arteri agar tetap lancar. Rata-rata tekanan darah normal biasanya 120/80 dan diukur dalam satuan
milimeter air raksa (mmHg).Menurut Hayens , tekanan darah timbul ketika bersikulasi di dalam
pembuluh darah. Organ jantung dan pembuluh darah berperan penting dalam proses ini dimana
jantung sebagai pompa muskular yang menyuplai tekanan untuk menggerakkan darah, dan
pembuluh darah yang memiliki dinding yang elastis dan ketahanan yang kuat. Sementara itu
Palmer menyatakan bahwa tekanan darah diukur dalam satuan milimeter air raksa
(mmHg).Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam
arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang
abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma,
gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Pada pemeriksaan tekanan darah akan
didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik),
angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik).Tekanan darah ditulis
sebagai tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik, misalnya 120/80 mmHg per.
Dikatakan tekanan darah tinggi jika pada saat duduk tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau
lebih, atau tekanan diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih, atau keduanya. Pada tekanan darah
tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Pada hipertensi sistolik terisolasi,
tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg
dan tekanan diastolik masih dalam kisaran normal Hipertensi ini sering ditemukan pada usia
lanjut. Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan
darah,tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus
meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun
drastis.2.Jenis Tekanan DarahTerdapat 2 (dua) pengukuran penting dalam tekanan darah, yaitu
tekanan sistolik dan tekanan diastolik.Tekanan sistolik (Systolic Pressure)adalah tekanan darah
saat jantung berdetak dan memompakan darah.Tekanan diastolik (Diastolic)adalah tekanan darah
saat jantung beristirahat diantara detakan.

B.Klasifikasi Tekanan Darah untuk Orang Dewasa ,


Tekanan darah yang normal adalah berkisar antara 90mmHg sampai 119mmHg untuk tekanan
sistolik sedangkan untuk tekanan diastolik adalah sekitar 60mmHg sampai 79mmHg.Tekanan
darah dibawah 90/60 mmHg dikategorikan sebagai hipotensi (Hypotension) atau tekanan darah
rendah, sedangkan diatas 140/90mmHg sudah dikategorikan sebagai tekanan darah tinggi atau
hipertensi (Hypertension).
.
C.Teknik Mengukur TekananDarah
a)Pasien duduk santai dengan lengan rileks di atas meja, telapak tangan menghadap ke atas, dan
otot lengan tindak boleh memegang.
b)Letakan perangkat tensimeter didekat lengan yang diperiksa dengan skala menghadap ke
pemeriksa. Pemeriksa bisa duduk atau berdiri dihadapan periksa.
c)Pasang kain pembalut (cuff) tensimeter di lengan atas dengan bagian bawah pembalutnya
berada sekitar 3 cm diatas lipat siku. Ketepatan posisi pemasangan ini mempengaruhi hasil,
bebatan hendaknya tidak terlampau ketat tidak juga longgar.
d)Letakan ujung stetoskop pada lipat siku tempat denyut nadi paling keras teraba dengan tangan
kiri. Pasangkan stetoskop ujung satunya dikedua liang telinga
e)Pegang bola karet tensimeter dengan tangan kanan. Putar katup di pangkal bola pemompa
dengan jempol dan telunjuk jarum jam untuk menutup selang. Sambil stetoskop ditangan kiri
tetap menekan, lalu pompakan bola karetnya sehingga air raksa tampak berangsur naik sehingga
bunyi detak jantung masih terdengar di telinga. Stop memompa setelah bunyi detak jantung
menghilang.
f)Perlahan-lahan putar balik pemutar katup kebalikan arah jarum jam dengan jempol dan
telunjuk tangan kanan setelah selesai memompa. Atur pengendoran katup pemutar, agar laju
turunnya air raksa sekitar 3 milimeter per detik.
g)Perhatikan turunnya air raksa pada skala saat pertama kali bunyi detak jantung mulai terdengar
Saat itulah ditetapkan sebagai nilai tekanan atas atau sistolik. Sementara itu air raksa tetap
turun.Perhatikan pulaskala air raksa saat bunyi jantung sudah hilang.Saat itulah
ditetapkansebagai nilai diastolic.
h)Apabila gagal mendengar bunyi degup pertama, ulangi sekali lagi akan tetapi pastikan dulu
skala air raksa sudah menunjukan ketinggian dibawah angka nol sebelum kembali mulai
memompa ulang.

D..Faktor-Faktor Fisiologis Yang Dapat Mempengaruhi Tekanan Darah


a)Pengembalian darah melalui vena/jumlah darah yang kembali ke jantung melalui vena. Jika
darah yang kembali menurun, otot jantung tidak akan terdistensi, kekuatan ventrikular pada fase
sistolik akan menurun dan tekanan darah akan menurun. Hal ini bisa disebabkan oleh perdarahan
berat.Pada keadaan tidur atau berbaring dimana tubuh dalam keadaan posisi horizontal,
pengembalian darah ke jantung melalui vena bisa dipertahankan dengan mudah.Tapi, ketika
berdiri aliran darah vena kembali ke jantung mengalami tahanan lain, yaitu gravitasi. Terdapat
tiga mekanisme membantu pengembalian darah melalui vena, yakni konstriksi vena, pompa otot
rangka, dan pompa respirasi
b)Frekuensi dan kekuatan kontraksi jantung. Secara umum, apabila frekuensi dan kekuatan
kontraksi jantung meningkat.
11darah ikut meningkat.Inilah yang terjadi saat exercise. Akan tetapi, apabila jantung berdetak
terlalu kencang, ventrikel tidak akan terisi sepenuhnya diantara detakan, sehingga curah jantung
dan tekanan darah akan menurun.
c)Resistensi perifer yaitu resistensi dari pembuluh darah bagi aliran darah. Arteri dan vena
biasanya sedikit terkonstriksi, sehingga tekanan darah diastol normal
d)Elastisitas arteri besar. Saat ventrikel kanan berkontraksi, darah yang memasuki arteri besar
akan membuat dinding arteri berdistensi. Dinding arteri bersifat elastis dan dapat menyerap
sebagian gaya yang dihasilkan aliran darah. Elastisitas ini menyebabkan tekanan diastol yang
meningkat dan sistol yang menurun. Saat ventrikel kiri berelaksasi, dinding arteri juga akan
kembali ke ukuran awal, sehingga tekanan diastol tetap berada di batas normal.
e)Viskositas darah. Viskositas darah normal bergantung pada keberadaan sel darah merah dan
protein plasma, terutama albumin. Kadar sel darah merah yang terlalu tinggi pada seseorang,
sehingga menyebabkan peningkatan viskositas darah dan tekanan darah, sangatlah jarang, akan
tetapi masih dapatterjadi pada kondisi polisitemia vena dan perokok berat. Kekurangan sel darah
merah, seperti pada kondisi anemia, akan menyebabkan kondisi berbalik dari sebelumnya. Pada
saatkekurangan, mekanisme penjaga tekanan darah seperti vasokonstriksi akan terjadi untuk
mempertahankan tekanan darah normal.
f)Kehilangan darah. Kehilangan darah dalam jumlah kecil, seperti saat donor darah, akan
menyebabkan penurunan tekanan darah sementara, yang akan langsung dikompensasi dengan
peningkatan tekanan darah dan peningkatanvasokonstriksi. Akan tetapi, setelah perdarahan berat,
mekanisme kompensasi ini takkan cukup.
12untuk mempertahankan tekanan darah normal dan aliran darah ke otak. Walaupun seseorang
dapat selamat dari kehilangan 50% dari total darah tubuh, kemungkinan terjadinya cedera otak
meningkat karena banyaknya darah yang hilang dan tidak dapat diganti segera.
g)Hormon. Beberapa hormon memiliki efek terhadap tekanan darah. Contohnya, pada saat stress,
medula kelenjar adrenal akan menyekresikan norepinefrin dan epinefrin,yang keduanya akan
menyebabkan vasokonstriksi sehingga meningkatkan tekanan darah. Selain dari vasokonstriksi,
epinefrin juga berfungsi meningkatkan heart ratedan gaya kontraksi. Hormon lain yang berperan
adalah ADH yang disekresikan oleh kelenjar hipofisis posterior saat tubuh mengalami
kekurangan cairan. ADH akan meningkatkan reabsorpsi cairan pada ginjal sehingga tekanan
darah tidak akan semakin turun. Hormon lain, aldosteron, memiliki efek serupa pada ginjal,
dimana aldosteron akan mempromosikan reabsorpsi Na+, lalu air akan mengikuti ion Na+ke
darah
E.Pengendalian Tekanan DarahMeningkatnya
Tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:
a)Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya.
b)Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat
mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada
setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanyadan
menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya
telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah \
13juga meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk
sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon di dalam
darah.c)Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah.
Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah
garam dan air dari dalam tubuh.Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah
juga meningkat. Sebaliknya, jika aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami
pelebaran, banyak cairan keluar dari sirkulasi, maka tekanan darah akan menurun.Hipertensi ini
sering ditemukan pada usia lanjut.Sejalandengan bertambahnya usia, hampir setiap orang
mengalami kenaikan tekanan darah. Tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan
tekanan diastolik terus meningkatsampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan
atau bahkan menurun drastis. Masalah yang dapat muncul dari peningkatan tekanan darah
diiringi dengan munculnya masalah kesehatan lain sepertiDM Tipe II.

F.Jenis Kelainan dan Penyakit Sistem Transportasi Darah


Jenis kelainan dan penyakit sistem transportasi darah adalah sebagai berikut.
1. Anemia / Penyakit Kurang Darah Anemia adalah suatu kondisi di mana tubuh kita kekurangan
darah akibat kurangnya kandungan hemoglobin dalam darah. Akibatnya tubuh akan kekurangan
oksigen dan berasa lemas karena hemoglobin bertugas mengikat oksigen untuk disebarkan ke
seluruh badan.
2. Hemofili / Penyakit Darah Sulit Beku Hemofilia adalah suatu penyakit atau kelainan pada darah
yang sukar membeku jika terjadi luka. Hemofili merupakan penyakit turunan.
3. Hipertensi / Penyakit Darah Tinggi Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang diakibatkan oleh
adanya penyempitan pembuluh darah dengan sistolis sekitar 140-200 mmHg serta tekanan
diastolisis kurang lebih antara 90-110 mmHg.
4. Hipotensi / Penyakit Darah Rendah Hipotensi adalah tekanan darah rendah dengan tekanan
sistolis di bawah 100 mmHg (milimeter Hydrargyrum / mili meter air raksa) (Hydrargyrum = air
raksa).
5. Varises / Penyakit Otot Nimbul Varises adalah pelebaran pada pembuluh vena yang membuat
pembuluh dasar membesar dan terlihat secara kasat mata yang umumnya terdapat pada bagian
lipatan betis.
6. Penyakit Kuning Bayi Penyakit kuning pada anak bayi adalah kelainan akibat adanya gangguan
kerusakan sel-sel darah oleh aglutinin sang ibu.
7. Sklerosis adalah penyakit kelainan pada pembuluh nadi sistem transportasi yang menjadi keras.
8. Miokarditis adalah suatu kelainan akibat terjadinya radang pada otot jantung.
9. Trombus / Embolus Trombus adalah kelainan yang terdapat pada jantung yang disebabkan oleh
adanya gumpalan di dalam nadi tajuk.
10. Leukimia / Penyakit Kanker Darah Leukimia adalah penyakit yang mengakibatkan produksi sel
darah putih tidak terkontrol pada sistem transportasi.

J. Klasifikasi
Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa menurut JNC VII
Kategori         Tekanan Darah Sistolik    Tekanan Darah Diastolik
Normal            < 120 mmHg                   (dan) < 80 mmHg
Pre-hipertensi  120-139 mmHg               (atau) 80-89 mmHg
Stadium 1        140-159 mmHg               (atau) 90-99 mmHg
Stadium 2         >= 160 mmHg                (atau) >= 100 mmHg

H. Jenis tekanan darah


1.      Tekanan darah tinggi
      Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan
tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai sekurang-
kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan
mempunyai keadaan darah tinggi.Tekanan darah yang selalu tinggi adalah salah satu faktor
risiko untuk stroke, serangan jantung, gagal jantung dan aneurisma arterial, dan merupakan
penyebab utama gagal jantung kronis.

Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi
tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran normal.
Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut.
Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah;
tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat
sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.
      Dalam pasien dengan diabetes mellitus atau penyakit ginjal, penelitian telah menunjukkan
bahwa tekanan darah di atas 130/80 mmHg harus dianggap sebagai faktor risiko dan sebaiknya
diberikan perawatan.

Gejala
      Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara tidak
sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah
tinggi (padahal sesungguhnya tidak).Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari
hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita
hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
•    sakit kepala
•    kelelahan
•    mual
•    muntah
•    sesak napas
•    gelisah
•    pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan
ginjal.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena
terjadi pembengkakan otak.Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan
penanganan segera.
2.      Tekanan darah rendah
      Hipotensi atau yang biasa disebut tekanan darah rendah adah suatu keadaan dimana tekanan
darah lebih rendah atau turun di bawah angka normal hingga 90/60 mmHg.
Penyebab darah rendah
•    Melemahnya otot jantung yang berakibat darah yang dipompa jantung lebih sedikit, sehingga
tekanan daran menurun.
•    Terjadinya peradangan pada kantung yang mengelilingi jantung(pericardium) yang biasa
dikenal sebagai pericadritis yang menyebabkan cairan menumpuk pada pericardium dan
menekan jantung sehingga membatasi kemampuan jantung untuk memopa dan mengisi darah
keseluruh tubuh.
•    Adanya beku darah dal pembuluh vena, dimana bekuan darah ini dapat menghalangi aliran
darah kedalam bilik kiri dari paru-paru, dan akibatnya akan mengurangi darah di jantung untuk
di pompa.
•    Bradycardia atau denyut jantungyang lambat dapat mengurangi darah yang di pompa oleh
jantung. Angka detak jantung untuk seorang dewasa sehat adalah 100 dan 60 detak per menit.Hal
ini berkaitan dengan heart rate, yaitu berapa kali denyut jantung dalam setiap menitnya.Semakin
tinggi heart rate maka semakin tinggi tekanan darahnya.
•    Tegangan perifer atau tegangan kekakuan pembuluh darah. Kekakuan pembuluh darah akan
berefek pada semakin tingginya tekanan darah.

Gejala tekanan darah rendah


•     Sering pusing dan keringat dingin
•    Mudah merasakan kantuk dan sering menguap
•    Mata sering terasa berkunang-kunang dan penglihatan kurang jelas terutama setelan duduk
terlalu lama atau berjalan.
•    Mudah kelelahan dan tidak bertenaga bahkan sering mengalami pingsan

ALAT DAN BAHAN


ALAT JUMLAH BAHAN JUMLAH
TETOSKOP 1
SPHYGMOMANOMETER 1

V.HASIL PENGAMATAN
Percobaan Waktu Tekanan darah Keterangan
1.Tekanan darah 5 menit 110/80 YA
istirahat.
Tekanan darah
istirahat berada dalam
batas normal
2.Tekanan darah pada 1- 1 ½ menit
perubahan sikap
a.mula-mula lebih
YA
kecil/lebih besar/sama
dengan waktu
berbaring
b.sesudah beberapa
menit kembali dengan
waktu istirahat

TIDAK
3.Tekanan darah 110/90 YA
waktu duduk
4.Akibat menahan 30 s YA
nafas
a.tekanan sistolis
(semakin tinggi) 1. 110
2. 110
3. 110
4. 120
5. 130
6. 130
b.tekanan 1.90 YA
diastolis(semakin 2.90
tinggi) 3.85
4.90
5.110
6.90
5.Tekanan darah 2 ½ menit 1.120/90 TIDAK
sehabis kerja (normal 2.180/80
kembali setelah 3 3.160/80
menit) 4.140/80
5.145/80
6.120/90

VI.PEMBAHASAN
1. Cara Palpasi
Cara palpasi hanya dapat menentukan tekanan diastole dimana pada percobaan ini tekanan
diastole didapatkan berkisar antara 100 mmHg sampai 110 mmHg. Palpasi dilakukan sebelum
melakukan auskultasi karena dari pengukuran palpasi kita akan mendapatkan nilai standar
patokan untuk mengukur tekanan darah dengan cara auskultasi.
2. Cara Auskultasi
Cara auskultasi dilakukan untuk mendengar bunyi pada stetoskop dalm hal ini untuk menentukan
tekanan darah orang coba dan didapatkan tekanan sistolle yang sama dengan cara palpasi yaitu
110/80 mmHg. Timbulnya bunyi pada pada pemeriksaan terutama disebabkan oleh semburan
darah yang melewati pembuluh yang mengalami hambatan parsial. Semburan darah ini
menimbulkan aliran turbulen di dalam pembuluh yang terletak di luar area manset, dan keadaan
ini akan menimbulkan getaran yang terdengar melalui stetoskop yang dikenal dengan bunyi
Korotkoff.

TEKANAN DARAH
1.   Pengaruh Perubahan Sikap
Pada percobaan ini didapatkan tekanan darah sukarelawan ketika baring dan berdiri 80/90mmHg
dan meningkat ketika duduk menjadi 90/80 mmHg. Peningkatan ini menunjukkan bahwa posisi
tubuh berpengaruh terhadap tekanan darah  karena mungkin dipengaruhi oleh beberapa factor
misalnya kesalahan pengukuran atau kurangnya keakuratan alat. Peningkatan tekanan darah ini
terjadi karena adanya gaya grafitasi yang memepengaruhi tekanan pompa jantung lain halnya
pada saat berbaring letak estermitas atas dan bawah sejajar dengan jantung sehingga kecepatan
aliran darah standar. Tapi bila dalam keadaan berdiri bagian ekstermitas atas dan kepala lebih
tinggi dari jantung sehingga agar supaya darah dapat sampai ke tempat yang dituju
dengan  pasokan yang sama dengan pada waktu berbaring, maka diperlukan tekanan pompa yang
besar sehingga sehingga curah meningkat kemudian aliran balik vena meningkat dan sleanjutnya
meningkatkan tekanan darah.

2.  Pengaruh Kerja Otot


Pada percobaan ini didapatkan tekanan darah sukarelawan sebelum dan sesudah melakukan
aktivitas adalah sama. Akan tetapi, secara fisiologis tekanan darah setelah melakukan aktivitas
seharusnya meningkat.Hal ini mungkin disebabkan karena ketidakakuratan alat atau sukarelawan
sering berolahraga sehingga tekakan darahnya tidak segera mengalami perubahan dibandingkan
orang-orang yang tidak sering berolahraga. Ketika kita beraktivitas maka otot-otot akan saling
berkontraksi. Dalam proses kontraksi, otot memerlukan suplai oksigen yang banyak untuk
memenuhi kebutuhan akan energi. Darah sebagai media yang bertujuan untuk menyuplai O2
harus segera memenuhinya. Oleh karena itu, curah jantung akan ditingkatkan untuk memenuhi
kebutuhan darah terseburt dan selanjutnya akan  meningkatkan aliran darah.
3.  Pengaruh Kerja Otak
Berpikir berpengaruh terhadap peningkatan tekanan darah.Hal ini dapat dilihat dari hasil
percobaan dimana ketika berpikir tekanan darah orang coba meningkat dari 80/90 mmHg
menjadi 90/110 mmHg. Peningkatan kerja otak membutuhkan nutrisi dan O2 yang banyak
sehingga darah akan dipompa lebih banyak ke otak. Sehingga kardiak output akan ditingkatkan
yang selanjutnya akan meningkatkan aliran balik vena dan meningkatkan tahanan perifer yang
kemudian  menyebabkan tekanan darah meningkat. Selain itu letak otak berada diatas jantung
sehingga dibutuhkan tekanan yang lebih kuat untuk mendorong darah ke otak.
VII. KESIMPULAN
1.      Cara-cara pengukuran tekanan darah arteri adalah dengan cara palpasi, auskultasi dan osilasi.
2.      Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah secra fisiologis adalah karena
istirahat, perubahan sikap, kerja otot dan pengaruh berfikir, inspirasi dan ekspirasi yang kuat.
3.      Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara diantaranya
yaitu jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap
detiknya, arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, dan bertambahnya cairan
dalam sirkulasi.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Pearce, E.,2004. Anatomi dan fisiologi manusia untuk paramedis. Gramedia pustaka
utama.jakarta
   Drs. Kus Irianto . (2008). Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis .Jakarta :
Yrama Widya
  Guyton and Hall. 2007. Fisiologi kedokteran. EGC : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai