ORIGINAL ARTICLE
PROFIL PERESEPAN SEDIAAN KAPSUL RACIKAN DI APOTEK “X”
DI SURABAYA
E-mail : nyoman_ffua@yahoo.com
Abstrak
Sediaan kapsul racikan biasanya diresepkan sebagai polifarmasi yang dapat menyebabkan masalah
stabilitas dan interaksi obat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui profil peresepan kapsul racikan
di Apotek “X” di Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Sampel resep yang diambil dari bulan
Januari sampai Juni 2013. Data dicatat pada formulir pengumpulan data kemudian diproses dengan
menggunakan Microsoft Office Excel, dan hasil ditampilkan bentuk tabel dan diagram. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar dokter umum dan spesialis masih meresepkan kapsul racikan. Ada 319
(13.04%) resep kapsul racikan yang mengandung 332 (39,71%) R/ racikan kapsul. Jumlah obat dalam setiap
resep kapsul racikan bervariasi mulai dari dua obat sampai enam obat, 149 (44,88%) di antaranya berisi lebih
dari lima obat di setiap R/. Ada 113 (34,04%) dari resep kapsul racikan yang mengandung 13-15 kapsul di setiap
R/ dan 149 (44,88%) dari R/ total kapsul racikan mengandung 3 obat tablet utuh. Kesimpulan dari hasil ini
adalah dokter masih meresepkan kapsul racikan. Oleh karena itu, seorang apoteker harus meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan dalam pelayanan kefarmasian di apotek, sehingga dapat meningkatkan kualitas
pelayanan kefarmasian dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Abstract
Extemporaneous compounding capsule is usually prescribed as polypharmacy that may cause stability
problems and drug interaction. The purpose of this study was to determine the profile of extemporaneous
prescription compounding at Apotek “X” in Surabaya. The study was descriptive study. The prescriptions
sampling taken from January to June 2013 prescriptions. The data was written on a collection forms, processed
by Microsoft Office Excel, and showed as table and diagram. The result showed that most of the general and
specialty physicians still prescribed extemporaneous compounding capsule. There were 319 (13.04%)
extemporaneous compounding capsule prescriptions containing of 332 (39.71%) extemporaneous compounding
capsule R/. The number of drug in each R/ of extemporaneous compounding capsule varied from two drugs to
six drugs, 149 (44.88%) of them contained more than five drugs in each R/. There were 113 (34.04%) of
extemporaneous compounding capsule R/s contained 13-15 capsuls in each R/, 149 (44.88%) of the total R/
extemporaneous compounding capsule contained 3 drugs of unchanged tablets. The conclusion of these results
was physicians still prescribe extemporaneous compounding capsule dosage form. Therefore, a pharmacist have
to increase knowledge and skills in compounding services, so they can improve their quality of pharmaceutical
services and the development of science.
41
Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 1, No. 2, (2014) 41-44
Diana Andriani, et al.
42
Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 1, No. 2, (2014) 41-44
Diana Andriani, et al.
Dari hasil penelitian ini dapat diketahui dari diberikan bersamaan sekaligus, maka kemungkinan
2447 lembar resep yang di layani di Apotek “X” di terjadinya interaksinya adalah ½n (n-1). Dimana
Surabaya, jumlah lembar resep kapsul racikan efek samping dan interaksi obat akan meningkat
sebesar 319 (13,04%) resep (Tabel 2). dengan bertambahnya jumlah obat bentuk
polifarmasi dalam tiap R/. Sediaan kapsul racikan.
Tabel 2. Lembar Resep Kapsul Racikan Dari hasil penelitian ini dapat diketahui jumlah obat
Jenis lembar resep n(%) dalam sediaan kapsul racikan yang sangat bervariasi
Lembar resep yang dalam bentuk polifarmasi. Sediaan kapsul racikan
319(13,04%)
mengandung kapsul racikan
Lembar resep yang tidak
dengan dua obat, lima obat dan lebih dari lima obat
2128(86,96%) dalam R/ kapsul racikan berturut-turut 24,7%,
mengadung kapsul racikan
Jumlah total 2447(100,00 %) 44,88% dan 5,42% (Tabel 4).
Dari setiap lembar resep kapsul racikan yang Tabel 5. Kapsul Racikan Yang Diminta Dalam Tiap R/
mengandung R/ kapsul racikan adalah sebesar 332 Jumlah kapsul Jumlah Persentase
racikan
(39,71%) (Tabel 3). Peresepan sediaan kapsul 7-9 1 0,30 %
racikan masih banyak dikehendaki oleh dokter, 10-12 109 32,83 %
karena beberapa obat dengan kekuatan utuh untuk 13-15 113 34,04 %
dosis dewasa dengan komposisi dan dosis tertentu 16-18 1 0,30 %
tidak tersedia dalam bentuk sediaan jadi. Obat ini 19-21 60 18,07 %
>21 48 14,46 %
dapat dipersiapkan dalam bentuk kapsul racikan Total 332 100,00 %
untuk mempermudah penggunaan obat oleh pasien.
Profil jumlah kapsul racikan tiap R/ dapat dilihat
Tabel 3. Resipe ( R/) Kapsul Racikan
pada Tabel 5. Sebagian besar dokter meresepkan
Resipe (R/) n(%)
Resipe (R/) kapsul racikan 332(39,71%) sediaan kapsul racikan dengan jumlah 13-15 kapsul
Resipe (R/) non kapsul racikan 504(60,29%) sebesar 35,05%, kemudian 10-12 kapsul racikan
Total 836(100%) sebesar 32,80%. Bahkan 14,46% diresepkan lebih
dari 21 kapsul racikan tiap R/ dan diantaranya
Sediaan kapsul juga dapat memudahkan dalam menuliskan 200 kapsul racikan (sehari 3 kali 1
penggunaannya karena dapat diberikan campuran kapsul). Dengan banyaknya jumlah kapsul yang
kombinasi bahan obat dan dosis yang lebih tepat diracik, perlu diperhatikan stabilitas dari bahan obat
sesuai dengan kebutuhan individu. Penyesuaian yang ada dalam sediaan kapsul tersebut karena
dosis dilakukan karena situasi klinik seperti penyakit dalam penyimpanan selama masa pengobatan,
liver dan ginjal, udema, volume distribusi dan ikatan stabilitas sediaan kapsul racikan akan dipengaruhi
obat-protein, interaksi obat, dan obesitas. Dosis obat oleh keadaan lingkungan. Selain itu selama proses
yang diberikan kepada pasien dipengaruhi oleh peracikan, kemungkinan obat-obatan tersebut akan
beberapa faktor diantaranya: faktor bahan obat itu berinteraksi dengan udara. Stabilitas obat
sendiri, cara pemberian obat kepada pasien, faktor dipengaruhi suhu, cahaya, kelembaban, oksigen, dan
pasien (umur; berat badan; jenis kelamin; ras; karbon dioksida (United States Pharmacopeial
obesitas; sensitivitas individu; keadaan patofisiologi; Convention Inc., 2006). Hal ini akan membuat
kehamilan dan laktasi) (Joenoes, 2003). stabilitas obat berkurang jika obat-obatan tidak stabil
dengan faktor-faktor tersebut. Titik kritis yang perlu
Tabel 4. Obat Tiap R/ Kapsul Racikan diperhatikan adalah saat pembagian sediaan serbuk
Jumlah Obat n(%) untuk kapsul racikan. Semakin banyak jumlah
2 obat 82(24,70%) kapsul racikan yang diinginkan maka perlu
3 obat 61(18,37%) ketrampilan dan ketelitian yang tinggi saat
4 obat 22(6,63%)
5 obat 149(44,88%)
mengerjakan. Bila pembagian tidak tepat dapat
> 5 obat 18(5,42%) berpengaruh pada dosis pula. Dosis tiap kapsul
Total 332(100,00%) racikan menjadi tidak sama bila bobot obat berbeda.
Dalam setiap lembar resep sediaan kapsul Tabel 6. Jumlah R/ Kapsul Racikan Yang
Mengandung Obat Jadi Dengan Kekuatan
racikan yang mengandung R/ kapsul racikan dimana
Utuh
tiap R/ kapsul racikan mengandung profil jumlah
Resipe (R/) n(%)
obat tiap R/ kapsul racikan dalam bentuk Jumlah R/ kapsul racikan yang 303(91,27%)
polifarmasi. Polifarmasi dapat menimbulkan mengandung obat jadi dengan kekuatan
masalah stabilitas bahan obat dan interaksi obat. utuh
Menurut Joenoes (2003), penulisan resep dikatakan Jumlah R/ kapsul racikan yang 29(8,73%)
mengandung obat jadi dengan kekuatan
tidak rasional bila dalam satu resep terdapat banyak tidak utuh (pecahan)
(6-10) obat, karena kemungkinan terjadinya Jumlah total 332(100%)
interaksi antar obat akan besar. Bila n jenis obat
43
Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 1, No. 2, (2014) 41-44
Diana Andriani, et al.
44
Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 1, No. 2, (2014) 41-44