Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI

“PERSIAPAN ALAT DAN CARA-CARA STERILISASI ALAT”

Oleh :

Nama : Ennanda Oktareza Bancin

Kelas : Farmasi 1.C

Npm : 19.18.066

Kelompok : 1 (Satu)

Dosen Pengampu : Firdaus Fahdi, M.Pd

FAKULTAS FARMASI

INSTITUT KEHESAATAN DELI HUSADA DELI TUA

2020/2021
BAB II
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Mikrobiologi ialah telaah mengenai organisme hidup yang berukuran
mikroskopis. Dunia mikroorganisme terdiri dari limakelompok organisme:
bakteri, protozoa, virus,serta algae dan cendawan mikroskopis. Dalam bidang
mikrobiologi kita mempelajari banyaksegi mengenai jasad-jasad renik ini (juga
dinamakan mikroba atau protista dimana adanya, ciri-cirinya, kekerabatan antara
sesamanya seperti juga dengan kelompok organisme lainnya, pengendaliannya,
dan peranannya dalam kesehatan sertakesejahteraan kita. Mikroorganisme sangat
eratkaitannya, dengan kehidupan kita, beberapa diantaranya bermanfaat dan yang
lain merugikan. Banyak di antaranya menjadi penghuni tubuh manusia. Beberapa
mikrooranisme menyebabkan penyakit dan yang lain terlibat dalam kegiatan
manusia sehari-hari-hari seperti misalnya, pembuatan anggur, keju, yogurt,
produksi penisilin, serta proses-proses perlakuan yang berkaitan dengan
pembuangan limbah (Michael, 2007).

Antony Van Leeuwenhoek (1632-1732) ialah orang yang pertama kali


mengetahui adanya dunia mikroorganisme itu. Dengan mikroskop ciptaannya ia
dapat melihat bentuk makhluk-makhluk kecil yang sebelumnya itu tidak diduga
sama sekali keadaannya (Dwidjoseputro, 2005).

Bahan atau peralatan yangdipergunakan dalam bidang mikrobiologi harus


dalam keadaan steril. Steril artinya tidak didapatkan mikroba yang tidak
diharapkan kehadirannya, baik yang menggangu kehidupan dan proses yang
dikerjakan(Waluyo, 2008).

Sebelum melakukan praktikum mengenai peralatan yang ingin kita


gunakan harus disterilkan dahulu. Sterilisasi atau sucihama yaitu proses
membunuh segala bentuk kehidupan mikroorganisme yang ada dalam
sampel/contoh, alat-alat atau lingkungan tertentu. Dalam bidang bakteriologi kata
sterilisasi sering dipakai untuk menggambarkan langkah yang diambil
agarmencapai tujuan meniadakan atau membunuh semua bentuk kehidupan
mikroorganisme(Gabriel, 1996).

Praktek sterilisasi medium dan alat-alat secara umum dapat dilakukan


secara fisik (misalnya pemanasan, pembekuan, penge-ringan, liofilisasi, radiasi),
secara kimiawi (misalnya antiseptik, disinfektan), secara bio-logis (dengan
antibiotika). Sterilisasi dengan antibiotika tidak umum digunakan, tetapi lebih
banyak digunakan untuk tujuan khemoterapi(pegobatan). Pemilihan cara
sterilisasi yang akan dipakai tergantung dari beberapa hal misalnya macam bahan
dan alat yang disterilkan, ketahanan terhadap panas, dan bentuk bahan yang
disterilkan (padat, cair, atau berbentuk gas) (Waluyo, 2008).
Selama sterilisasi alat, media dan bahan perlu disterilkan. Media adalah
susunan bahan baik bahan alami (seperti tauge, kentang, daging, telur, wortel dan
sebagainya) ataupun bahan buatan (berbentuk senyawa kimia, organik ataupun
anorganik) yang dipergunakan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan
mikroba. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul
kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan
maka dapat dilakukan isolasi mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga
memanipulasi komposisi media pertumbuhannya (Hidayat , 2006).

Dalam menganalisis mikrobiologi, penggunaan media sangat penting, baik


untuk isolasi diidentifikasi maupun differensial. Media juga digunakan untuk
membawa material dari tempat lain ke laboratorium, agar mikroba itu tetap hidup
sampai dilaboraturium. Media yang dibutuhkan bagi pertumbuhan mikroba terdiri
dari beberapa komponen senyawa kimia, sehingga dalam pembuatannya harus
memenuhi beberapa kaidah kimia (Gabriel, 1996).

Pada praktikum ini kita melakukan persiapan alat dan cara cara sterilisasi
alat dalam lab mikrobiologi. Sterilisasi adalah proses pemanasan yang dilakukan
untuk mematikan semua bentuk organisme . Suatu benda yang steril, dipandang
dari sudut mikrobiologi, artinya bebas dari mikroorganisme hidup yang tidak
diinginkan.

1.2. Tujuan

• Untuk mengetahui pengertian sterilisasi

• Untuk mengetahui cara cara melakukan sterilisasi

• Untuk mengetahui jenis jenis alat sterilisasi

• Untuk mengetahui alat apa saja yang dapat disterilkan

1.3 Prinsip Percobaan

• Dalam melakukan sterilisasi harus menggunakan oven dan autoklaf

• Dalam melakukan sterilisasi harus mengetahui terlebih dahulu fungsi dari


masing masing alat sterilisasi

• Dalam melakukan sterilisasi harus dapat membedakan fungsi masing masing alat
sterilisasi

• Dalam melakukan sterilisasi harus paham cara memakai atau menggunakan alat
sterilisasi
Bab II
Tinjauan Teoritis
2.1. Pengertian
Sterilisasi adalah proses penghilangan semua jenis organisme hidup,dalam
hal ini adalah mikroorganisme (protozoa, fungi,bakteri, mycoplasma,virus) yang
terdapat dalam suatu benda. Proses Ini melibatkan aplikasi biocidal agent atau
proses fisik dengan tujuan untuk membunuh atau menghilangkan
mikroorganisme. Sterilisasi didesain untuk membunuh atau menghilangkan
mikroorganisme. Target suatu metode inaktivasi tergantung dari metode dan tipe
mikroorganisme yaitu tergantung dari asam nukleat, protein atau membran
mikroorganisme tersebut. Agen kimia untuk sterilisasi disebut agen
sterilant(Pratiwi,2006).

Sterilisasi dalam mikrobiologi merupakan suatu cara untuk mematikan dan


menghilangkan semua organisme yang terdapat pada suatu benda. Pemindahan
biakan bakteri secara aseptik menggunakan salah satu cara sterilisasi, yaitu
pembakaran. Namun, ada pula beberapa peralatan dan media yang menjadi rusak
apabila dibakar. Tiga cara utama yang biasa dipakai dalam sterilisasi yaitu
penggunaan panas, bahan kimia, dan penyaringan atau filtrasi(Cahyani,2014).

2.2. Jenis jenis sterilisasi

• Sterilisasi Mekanik (Filtrasi)

Sterilisasi dengan penyaringan (filtrasi) yaitu teknik sterilisasi dengan


menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil yang berukuran 0,22
mikron atau 0,45 mikron. Cairan yang akan disterilisasi dilewatkan ke suatu
saringan sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Sterilisasi dengan
penyaringan dilakukan untuk mensterilisasi bahan yang mudah rusak jika terkena
panas dan bahan yang tidak tahan panas, misalnya larutan enzim antibiotik.

• Sterilisasi Fisika

Sterilisasi fisika dapat dilakukan dengan cara pemanasan dan penyinaran.

a. Pemanasan

1) Pemijaran (dengan api langsung), yaitu membakar alat pada api secara

langsung. Contoh alat: jarum inokulum (jarum ose), pinset, batang L.

2) Panas kering, yaitu sterilisasi dengan oven kira-kira 60-180⁰C. Sterilisasi panas
kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca, seperti erlenmeyer, tabung reaksi,
cawan.
3) Uap air panas, merupakan sterilisasi dengan konsep mirip dengan mengukus.
Bahan yang mengandung air lebih tepat menggunakan metode ini supaya tidak
terjadi dehidrasi.

4) Uap air panas bertekanan, yaitu sterilisasi menggunakan autoklaf.

b. Radiasi

1) Sinar Ultra Violet (UV) dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya
untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Biological
Safety Cabinet (BSC) atau Laminar Air Flow (LAF) dengan disinari lampu UV.

2) Gamma bersumber dari Cu60 dan Cs137 dengan aktivitas sebesar 50-500 kilo
curie serta memiliki daya tembus sangat tinggi. Dosis efektifitasnya adalah 2,5
MRad. Gamma digunakan untuk mensterilkan alat-alat yang terbuat dari logam,
karet serta bahan sintesis seperti pulietilen.

• Sterilisasi Kimia

Sterilisasi kimiawi merupakan sterilisasi menggunakan senyawa


desinfektan. Desinfektan adalah suatu bahan kimia yang dapat membunuh sel-sel
vegetatif dan jasad renik, bersifat merusak jaringan. Contoh desinfektan adalah
alkohol, fenol, dan halogen
(Cahyani, 2014).

2.3. Alat sterilisasi

• Autoklaf

Autoklaf merupakan suatu alat pemanas tertutup yang digunakan untuk


mensterilisasi suatu benda menggunakan uap dengan temperatur 121⁰C sampai
134⁰C dan tekanan maksimum 2 bar(g) (3 bar(abs)) dengan waktu kurang lebih
45 menit waktu pemanasan dan 15 menit untuk proses sterilisasi. Penurunan
tekanan pada autoklaf berfungsi untuk meningkatkan temperatur dalam autoklaf
sehingga mikroorganisme akan terbunuh.

Autoklaf ditujukan untuk sterilisasi alat yang mengandung endospora,


yaitu sel resisten yang diproduksi oleh bakteri yang tahan terhadap pemanasan,
kekeringan, dan antibiotik.

Autoklaf yang sederhana menggunakan sumber uap dari pemanasan air


yang ditambahkan ke dalam autoklaf. Pemanasan air dapat dilakukan
menggunakan kompor atau api bunsen(Deni,2014).
2.3 Prinsip Kerja Autoklaf

Autoklaf adalah alat yang digunakan untuk mensterilkan berbagai macam


alat dan bahan dengan menggunakan tekanan 15 psi (2 atm) dan suhu 121⁰C.
Suhu dan tekanan tinggi yang diberikan kepada alat dan media yang disterilisasi
memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel dibanding dengan
udara panas. Untuk mensterilkan media digunakan suhu 121⁰C dan tekanan 15 psi
selama 15 menit. Suhu yang digunakan sebesar 121⁰C karena air mendidih pada
suhu tersebut jika digunakan tekanan 15 psi. Semua bentuk kehidupan akan mati
jika dididihkan pada suhu 121⁰C dan tekanan 15 psi selama 15 menit.

Pada saat sumber panas dinyalakan, air dalam autoklaf akan mendidih dan
uap air yang terbentuk mendesak udara yang mengisi autoklaf. Setelah semua
udara dalam autoklaf diganti dengan uap air, katup uap/udara ditutup sehingga
tekanan udara dalam autoklaf naik. Pada saat tercapai tekanan dan suhu yang
sesuai, maka proses sterilisasi dimulai dan timer mulai menghitung waktu
mundur. Setelah proses sterilisasi selesai, sumber panas dimatikan dan tekanan
dibiarkan turun perlahan hingga mencapai 0 psi. Autoklaf tidak boleh dibuka
sebelum tekanan mencapai 0 psi. (Amane, 2012)

- Cara menggunakan Autoklaf

a. Isi air dalam autoklaf kurang lebih 2 cm dibawah keranjang atau 3-5 liter air.

b. Pastikan alat yang akan disterilkan dapat terkena uap dalam autoklaf.

c. Tutup rapat autoklaf dan atur lama waktunya, sekitar 20 menit dan tekanan 1
atm.

d. Pastikan tabung exhaust terbuka sedangkan tabung drainnya tertutup.

e. Setelah uapnya keluar atau terdengar bunyi mendesis, segera tutup tabung
exhaustnya.

f. Saat alarm berbunyi yang menandakan bahwa sterilisasi telah selesai, jangan
langsung membuka tutup autoklaf, tetapi tunggu hingga jarum tekanan
menunjukkan angka 0.

3 hal penting yang harus diperhatikan dalam penggunaan autoklaf :

1). Udara yang ada didalam autoklaf harus dikeluarkan sebelum katub ditutup

2). Jangan membebani autoklaf secara berlebihan karena air pada wadahnya akan
masuk dan membasahi alat atau bahan yang akan disterilisasi.
3). Pembungkusan dan pengemasan alat-alat yang akan disterilkan harus dilalukan
dengan baik dan benar.

Pada sterilisasi dengan autoklaf uap harus bisa menembus seluruh muatan
oleh karena itu dibungkus dengan kertas pembungkus, dan alat yang akan
disterilkan dalam keadaan lembab, tidak basah langsung terkena air. Dengan
demikian kertas pembungkus yang digunakan pun harus cepat kering dalam suhu
normal. Lama sterilisasi dengan autoklaf tergantung dari sifat bahan, tipe wadah,
dan volume bahan. Untuk bahan-bahan yang tidak dapat ditembus uap seperti
minyak atau lemak, autoklaf menjadi tidak efektif. Autoklaf cocok untuk
sterilisasi medium.

Sterilisasi dengan autoklaf memiliki keuntungan sebagai berikut, efektif


untuk sebagian besar mikroorganisme. Cepat sterilisasinya, panas dan tekanan
menghemat waktu sterilisasi. Tidak menyebabkan kekeringan atau gosong untuk
media cair atau gel, lebih efisien dari pada oven. Sedang kelemahannya adalah
bahan atau alat harus dibungkus dengan kertas agar tidak basah, karena kertas
yang digunakan akan cepat mongering pada suhu kamar. Harus memperhatikan
tekanan agar tidak “over pressure” sehingga bida meledak. Tidak dapat
mensterilkan bahan yang harus selalu kering, dimana mikrobia yang ada
didalamnya tidak dapat ditembus oleh uap dan tetap bertahan hidup. Bahan hasil
sterilisasi harus dikeringkan lagi sebelum digunakan agar tidak basah dan mudah
terkontaminasi.

Keuntungan sterilisasi secara fisik dengan pemanasan baik dengan


autoklaf ataupun oven adalah suhu yang digunakan dapat diatur, cara kerjanya
lebih aseptis, dan lebih efektif dibanding dengan cara sterilisasi yang lain.
Kerugiannya jika dibandingkan denga alat-alat sterilisasi lain, sterilisasi secara
fisik lebih tidak efisien karena harga dari alat tersebut dan penggunaan listrik yang
berlebihan. Sterilisasi dengan cara ini tidak dapat digunakan untuk segala jenis
bahan, yaitu untuk bahan yang tidak tahan panas.

• Oven

Oven merupakan alat yangdigunakan untuk sterilisasi


denganmenggunakan udara kering. Alatsterilisasi ini dipakai untuk
mensterilkanalat-alat gelas seperti Erlenmeyer,Petridisk (cawan petri), tabung
reaksidan gelas lainnya. Bahan-bahan sepertikapas, kain dan kertas juga
dapatdisterilkan dalam oven tetapi dalamtemperatur tertentu, pada
umumnyatemperatur yang digunakan pada sterilisasi cara kering adalah sekitar
140-170°C selama paling sedikit 2 jam. Perlu diperhatikan bahwa lamanya
sterilisasi tergantung pada jumlahalat disterilkan dan ketahanan alat terhadap
panas. Sterilisasi dengan oven tidak dapat digunakanuntuk alat-alat gelas yang
membutuhkan keakuratan (contoh : alat ukur) dan penutup karet atau
plastik(Deni,2014).

- Prinsip Kerja Oven

Alat ini merupakan salah satu alat dalam teknik sterilisasi panas. Alat ini
menggunakan panas kering. Dalam penggunaannya, alat ini di setting dalam suhu
yang tinggi (160º atau 180ºC). Biasanya digunakan untuk mensterilkan alat-alat
gelas. Kerja oven tergantung pada penetrasi panas melalui benda yang disterilkan.
Bahan-bahan yang disterilisasi dengan oven adalah benda-benda yang tahan
terhadap panas tinggi atau dengan isolasi termik. Lama waktu pemanasan harus
disesuaikan. Jika bahan yang harus disterilkan memungkinkan, maka diadakan
pemanasan pada suhu sekitar 170oC atau 180oC selama kurang lebih 60 menit.
Oven mencapai suhu maksimum 200°C karena itu oven dapat digunakan sebagai
pengganti inkubator yang hanya bersuhu 60oC. tetapi inkubator tidak dapat
digunakan sebagi oven.

- Cara menggunakan Oven

a. Oven dinyalakan dan suhunya diatur. Untuk sterilisasi biasanya menggunakan


suhu 100-121oC selama 2 jam. Suhu oven dapat diatur sampai dengan 200oC.

b. Kemudian dilanjutkan dengan pengaturan waktu, yang harus disesuaikan


dengan berat atau banyaknya muatan yang akan disterilisasi.

c. Penutup oven dibuka dan dimasukkan alat-alat atau bahan-bahan yang akan
disterilisasi. Bahan atau alat yang disterilkan harus tahan terhadap suhu yang
tinggi.

e. Setelah sterilisasi selesai oven dapat dimatikan, kemudian alat-alat dibiarkan


tetap dalam oven selama beberapa waktu hingga suhu menjadi lebih rendah dan
alat-alat tersebut dapat dikeluarkan.

Sterilisasi dengan oven memiliki keuntungan yaitu lebih efektif untuk


bahan yang harus selalu dalam keadaan kering, dapat mensterilkan bahan tanpa
harus membasahi, tidak tergantung tekanan dan dapat mencapai suhu sangat tinggi
sekali yaitu 200oC. Sedangkan kelemahannya, panas yang diperlukan tinggi
sekali, waktu pemanasan lama, dan biasanya bahan yang tidak tahan panas akan
meleleh atau gosong. Tidak efisien, dan media gel atau cair akan kering(Chan
E.S.,1986).

• Inkubator

Inkubator merupakan alat untuk menginkubasikan mikrobia pada suhu


yang telah ditentukan
- Prinsip kerja Inkubator

Pada inkubator bakteri dan mikrobiologi, suhu yang digunakan biasanya


adalah sekitar 37 derajat celcius karena kebanyakan organisme sel mamalia dan
bakteri akan tumbuh dengan baik pada suhu tersebut. Sedangkan, untuk
organisme mikro yang digunakan untuk eksperimen di bidang biologi biasanya
menggunakan suhu dengan temperatur 30 derajat celcius. Sedangkan, untuk
proses kultivasi sel mamalia dengan kelembaban tinggi, biasanya digunakan
inkubator dengan suhu rendah yang dapat mengontrol kelembaban serta karbon
dioksida.

• Colony counter

Colony counter adalah alat yang berguna untuk menghitung koloni tang
tumbuh dalam cawan petri.

- Prinsip kerja Colony counter

Prinsip kerjanya adalah menghitung mikroba secara otomatis dengan


bantuan pulpen/tombol hitung.

- Cara menggunakan Colony counter

a. Nyalakan Saklar general

b. Atur knop sensifitas, dan saklar bunyi beep

c. Pilih “MODE (M)” kemudian sesuaikan kecerahan lampu atau warna dasar
yang sesuai dengan cara memilih panah atas atau bawah.

d. Jika ingin menambah kecerahan pada saat display huruf “L”/ light dan
didepannya nilai kecerahannya dengan memencet panah atas ataupun sebaliknya.

e. Jika ingin merubah warna dasar maka pada saat display “C” / colour dan maka
pilih panah atas atau bawah. Ada banyak sekali pilihan warna dasar yang
disediakan alat ini. Misal seperti gambar dibawah ini:

f. Letakkan cawan petridish pada permukaan yang ada garis kotak, kemudian
hitung koloni bakteri dengan cara menekan dan menandai bakteri yang tumbuh
dengan menggunakan spidol.

g. Untuk memulai penghitungan lagi maka tekan tombol “R” / Reset sehingga
display akan terlihat angka 000.
Bab III
Metodologi Percobaan

3.1. Alat-alat yang dipakai


1. Autoklaf
2. Oven
3. Mat Pipet
4. Cawan Petri Besar dan Sedang
5. Gelas Ukur
6. Beker Glass
7. Kapas Berlemak
8. Tali Pengikat (Benang)
9. Pinset
10. Jarum Ose Bangkok dan lurus
11. Gunting
12. Batang Pengaduk
13. Tabung reaksi
14. Labu erlenmeyer
15. Hot Plate
16. Pembakar Bunsen
17. Pipet Serologi
18. Pro Pipet
19. Spatula
20. Timbangan
21. Aluminium Foil
22. Magnetic stirrer
23. Water bath
24. Kulkas

3.2. Bahan-bahan yang dipakai

1. Nutrient Agar (NA)


2. Larutan Natrium Klorida (NaCl)
3. Plate Ciunt Agar (PCA)
4. Potato Dextrose Agar (PDA)
5. Aquades
6. Alkohol 70%
7. Nutrient Broth (NB)
3.3. Prosedur Kerja

1. Sterilisasi Basah

a. Diperiksa autoklaf dan diperiksa air yang terdapat pada tabung air, jika air tidak
mencapai garis batas, ditambahkan aquades

b. Disiapkan alat-alat yang akan disterilisasi (tabung reaksi, erlenmeyer, pipet


serologi, cawan petri, dll) dibungkus kertas dengan baik dan diberi label

c. Pintu autoklaf dibuka dan dimasukkan alat atau bahan yang akan disterilkan

d. Pintu autoklaf ditutup rapat

e. Diputar tombol pengatur suhu sesuai dengan tingkat suhu yang diinginkan yaitu
121°C

f. Waktu diatur selama 15 menit, ditekan tombol power

g. Setelah suhu mencapai 121°C, tombol pengatur suhu distabilkan selama 15


menit

h. Sterilisasi berakhir pada saat alarm berbunyi

i. Dimatikan tombol power. Ditekan tombol pengatur air ke bawah, uap air akan
tertarik kembali ke tabung air, tombol dinaikkan kembali setelah bunyi gemuruh
air tidak terdengar lagi

j. Dibuka pintu autoklaf, dibiarkan beberapa saat hingga suhu dalam autoklaf
turun. Alat yang telah disterilkan dikeluarkan dari autoklaf

2. Sterilisasi Kering

a. Alat-alat gelas (cawan petri, pipet serologi, erlenmeyer, tabung reaksi, dll)
dibungkus dengan kertas, rapi dan diberi label

b. Peralatan tersebut dimasukkan ke dalam oven. Suhu dan waktu diatur pada
suhu 180 C selama 2 jam.

c. Tombol tenaga (power) dihidupkan

Setelah 2 jam, suhu diturunkan dan power dimatikan

d. Peralatan yang telah disterilkan tersebut diambil dari oven dan diletakkan pada
tempat yang bersih.
3.4. Flowshet

STERILISASI KERING DAN STERILISASI BASAH

Tabung reaksi, erlenmeyer, pipet serologi, dan


cawan petri

Dicuci terlebih dahulu

Keringkan

Dibungkus

Oven

Peralatan yang sudah Suhu 180oC


disterilisasi kemudian diambil
dari oven diletakkan pada Waktu selama 1-2 jam
tempat yang bersih
Tekan tombol power

Tabung reaksi, erlenmeyer, pipet serologi, dan cawan petri

Autoklaf

Dibuka pintu autoklaf

Dimasukkan alat yang


akan disterilkan

Ditutup pintu autoklaf


dengan rapat

Dipanaskan dengan suhu


121oC

Selama 5 menit

Kan beberapa saat hingga suhu dalam autoklaf menurun,


dan alat disterilkan dikeluarkan dari autoklaf
Bab IV
Hasil dan Pembahasan

4.1. Hasil

Sterilisasi Dengan Autoklaf :

Siapkan alat-alat yang akan dissterilisasikan

Cuci alat-alat dengan bersih dan keringkan


Bersihkan dengan alkohol
Masukkan media kedalam tabung reaksi
Tutup tabung reaksi dengan kapas
Lalu bungkus tabung reaksi dengan kertas klaf

Autoklaf

Isi air kedalam autoklaf sampai angsang


Memasukkan semua peralatan kedalam autoklaf
Tutup autoklaf dengan rapat
Nyalakan autoklaf dan mensetting
Mengatur suhu 121°C dalam 20 menit
Menunggu waktu sampai alarm berbunyi
Mengeluarkan alat-alat dari autoklaf

Alat-alat steril dan siap untuk digunakan

Sterilisasi dengan oven :


Siapkan alat-alat yang akan disterilisasikan
Cuci alat-alat dengan bersih dan keringkan
Bersihkan dengan alkohol
Masukkan media kedalam tabung reaksi
Tutup tabung reaksi dengan kapas
Lalu bungkus tabung reaksi dengan kraf
Oven

Tutup oven dengan rapat


Mengatur suhu 180°C selama 15 menit
Menunggu sampai alarm berbunyi
Membuka oven
Mengeluarkan alat-alat dari oven

Alat-alat steril dan siap untuk digunakan


4.2. Pembahasan

Adapun pembahasan Strelisasi dalam mikrobiologi merupakan suatu


proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada atau didalam suatu
benda. Hal-hal yang dilakukan ketika pertama kali melakukan pemindahan biakan
bakteri secara aseptik, sesungguhnya hal itu telah mengunakan salah satu cara
strelisasi yaitu pembakaran . dilain sisi ,ada beberapa peralatan dan media yang
umum dipakai didalam pekerjaan mikrobiologi yang menjadi rusak apabila
dibakar .tiga umum yang dipakai dalam strelisasi yaitu pengunaan panas, bahan
kimia, dan penyaringan atau filtrasi.

Hal yang harus dilakukan sebelum memulai praktikum adalah


mensterilisasi diri diantaranya dengan menggunakan sarung tangan steril,
memakai penutup kepala (shower cap) dan memakai masker serta tidak berbicara
ketika pengerjaan percobaan berlangsung, dan lingkungan dengan cara
membersihkan meja praktikum dengan alkohol 70%, yang bertujuan agar diri dan
lingkungan kita tidak menjadi sumber kontaminan terhadap media yang akan kita
buat.

Seluruh peralatan praktikum harus disterilkan terlebih dahulu sebelum


memulai praktikum agar media yang akan dibuat dapat terbentuk sesuai harapan
tanpa adanya kontaminasi dari mikroorganisme tertentu yang tidak diharapkan
pertumbuhannya.

Sterilisasi adalah pembebasan suatu material bahan ataupun alat dari


berbagai mikroorganisme hidup atau stadium istirahatnya. Sel-sel vegetatif bakteri
dan fungi dapat dimatikan pada suhu 60 °C dan dalam waktu 5 – 10 menit.
Namun spora fungi dapat mati pada suhu di atas 80 °C dan spora bakteri baru mati
di atas suhu 120 °C selama 15 menit. Sterilisasi dan pasteurisasi dapat di capai
dengan cara pemanasan lembab, pemanasan kering, filtrasi, penyinaran, atau
bahan kimia. Semakin tinggi tingkat kontaminasi mikroorganisme pada suatu alat
ataupun bahan maka jumlah spora semakin banyak yang termos resisten sehingga
di perlukan waktu pemanasan yang lebih lama (Schlegel, 1994).

Sterilisasi adalah proses penghilangan semua jenis organisme hidup,dalam


hal ini adalah mikroorganisme (protozoa, fungi,bakteri, mycoplasma,virus) yang
terdapat dalam suatu benda. Proses Ini melibatkan aplikasi biocidal agent atau
proses fisik dengan tujuan untuk membunuh atau menghilangkan
mikroorganisme. Sterilisasi didesain untuk membunuh atau menghilangkan
mikroorganisme. Target suatu metode inaktivasi tergantung dari metode dan tipe
mikroorganisme yaitu tergantung dari asam nukleat, protein atau membran
mikroorganisme tersebut. Agen kimia untuk sterilisasi disebut agen
sterilant(Pratiwi,2006).
Sterilisasi dalam mikrobiologi merupakan suatu cara untuk mematikan dan
menghilangkan semua organisme yang terdapat pada suatu benda. Pemindahan
biakan bakteri secara aseptik menggunakan salah satu cara sterilisasi, yaitu
pembakaran. Namun, ada pula beberapa peralatan dan media yang menjadi rusak
apabila dibakar. Tiga cara utama yang biasa dipakai dalam sterilisasi yaitu
penggunaan panas, bahan kimia, dan penyaringan atau filtrasi(Cahyani,2014).

Jenis jenis sterilisasi yaitu:

• Sterilisasi Mekanik (Filtrasi)

Sterilisasi dengan penyaringan (filtrasi) yaitu teknik sterilisasi dengan


menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil yang berukuran 0,22
mikron atau 0,45 mikron. Cairan yang akan disterilisasi dilewatkan ke suatu
saringan sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Sterilisasi dengan
penyaringan dilakukan untuk mensterilisasi bahan yang mudah rusak jika terkena
panas dan bahan yang tidak tahan panas, misalnya larutan enzim antibiotik.

• Sterilisasi Fisika

Sterilisasi fisika dapat dilakukan dengan cara pemanasan dan penyinaran.

• Sterilisasi Kimia

Sterilisasi kimiawi merupakan sterilisasi menggunakan senyawa


desinfektan. Desinfektan adalah suatu bahan kimia yang dapat membunuh sel-sel
vegetatif dan jasad renik, bersifat merusak jaringan. Contoh desinfektan adalah
alkohol, fenol, dan halogen
(Cahyani, 2014).

Alat-alat sterilisasi yaitu:

• Autoklaf

Autoklaf merupakan suatu alat pemanas tertutup yang digunakan untuk


mensterilisasi suatu benda menggunakan uap dengan temperatur 121⁰C sampai
134⁰C dan tekanan maksimum 2 bar(g) (3 bar(abs)) dengan waktu kurang lebih
45 menit waktu pemanasan dan 15 menit untuk proses sterilisasi. Penurunan
tekanan pada autoklaf berfungsi untuk meningkatkan temperatur dalam autoklaf
sehingga mikroorganisme akan terbunuh. Autoklaf ditujukan untuk sterilisasi alat
yang mengandung endospora, yaitu sel resisten yang diproduksi oleh bakteri yang
tahan terhadap pemanasan, kekeringan, dan antibiotik. Autoklaf yang sederhana
menggunakan sumber uap dari pemanasan air yang ditambahkan ke dalam
autoklaf. Pemanasan air dapat dilakukan menggunakan kompor atau api bunsen
(Deni,2014).
Sterilisasi dengan autoklaf memiliki keuntungan sebagai berikut, efektif
untuk sebagian besar mikroorganisme. Cepat sterilisasinya, panas dan tekanan
menghemat waktu sterilisasi. Tidak menyebabkan kekeringan atau gosong untuk
media cair atau gel, lebih efisien dari pada oven. Sedang kelemahannya adalah
bahan atau alat harus dibungkus dengan kertas agar tidak basah, karena kertas
yang digunakan akan cepat mongering pada suhu kamar. Harus memperhatikan
tekanan agar tidak “over pressure” sehingga bida meledak. Tidak dapat
mensterilkan bahan yang harus selalu kering, dimana mikrobia yang ada
didalamnya tidak dapat ditembus oleh uap dan tetap bertahan hidup. Bahan hasil
sterilisasi harus dikeringkan lagi sebelum digunakan agar tidak basah dan mudah
terkontaminasi.

Keuntungan sterilisasi secara fisik dengan pemanasan baik dengan


autoklaf ataupun oven adalah suhu yang digunakan dapat diatur, cara kerjanya
lebih aseptis, dan lebih efektif dibanding dengan cara sterilisasi yang lain.
Kerugiannya jika dibandingkan denga alat-alat sterilisasi lain, sterilisasi secara
fisik lebih tidak efisien karena harga dari alat tersebut dan penggunaan listrik yang
berlebihan. Sterilisasi dengan cara ini tidak dapat digunakan untuk segala jenis
bahan, yaitu untuk bahan yang tidak tahan panas.

• Oven

Oven merupakan alat yangdigunakan untuk sterilisasi


denganmenggunakan udara kering. Alatsterilisasi ini dipakai untuk
mensterilkanalat-alat gelas seperti Erlenmeyer,Petridisk (cawan petri), tabung
reaksidan gelas lainnya. Bahan-bahan sepertikapas, kain dan kertas juga
dapatdisterilkan dalam oven tetapi dalamtemperatur tertentu, pada
umumnyatemperatur yang digunakan pada sterilisasi cara kering adalah sekitar
140-170°C selama paling sedikit 2 jam. Perlu diperhatikan bahwa lamanya
sterilisasi tergantung pada jumlahalat disterilkan dan ketahanan alat terhadap
panas. Sterilisasi dengan oven tidak dapat digunakanuntuk alat-alat gelas yang
membutuhkan keakuratan (contoh : alat ukur) dan penutup karet atau
plastik(Deni,2014).

Sterilisasi dengan oven memiliki keuntungan yaitu lebih efektif untuk


bahan yang harus selalu dalam keadaan kering, dapat mensterilkan bahan tanpa
harus membasahi, tidak tergantung tekanan dan dapat mencapai suhu sangat tinggi
sekali yaitu 200°C. Sedangkan kelemahannya, panas yang diperlukan tinggi
sekali, waktu pemanasan lama, dan biasanya bahan yang tidak tahan panas akan
meleleh atau gosong. Tidak efisien, dan media gel atau cair akan kering. (Chan
E.S.,1986).
• Inkubator

Inkubator merupakan alat untuk menginkubasikan mikrobia pada suhu


yang telah ditentukan.

• Colony counter

Colony counter adalah alat yang berguna untuk menghitung koloni yang
tumbuh dalam cawan petri.

Alat alat yang dapat disterilisasikan:

1. Peralatan kesehatan yang terbuat dari logam misalnya pinset, gunting,


speculum dan lain-lain.

2. Peralatan kesehatan yang terbuat dari kaca misalnya semprit /(spuit) ,tabung
kimia dan lain-lain.

3. Peralatan kesehatan yang terbuat dari karet, misalnya kateter, sarung tangan,
pipa penduga lambung, drain dan lain-lain.

4. Peralatan kesehatan yang terbuat dari ebonit misalnya kanule rectum, kanule
trachea dan lain-lain.

5. Peralatan kesehatan yang terbuat dari email misalnya bengkok /(nierbekken1)


baskom dan lain-lain.

6. Peralatan kesehatan yang terbuat dari porselin misalnya mangkok, cangkir,


piring dan lain-lain.

7. Peralatan kesehatan yang terbuat dari plastik, misalnya slang infus dan lain-
lain.

8. Peralatan kesehatan yang terbuat dari tenunan, misalnya kain kasa, tampon,
doek operasi, baju, sprei, sarung bantal dan lain-lain.

Pengerjaan praktikum Mikrobiologi, diperlukan juga ruangan dan tempat


kerja yang steril. Ruang yang steril merupakan suatu keadaan ruang yang bebas
dari semua bentuk kehidupan mikroba yang patogen maupun yang non-patogen.
Agar ruangan praktikum tetap steril, dilakukan sterilisasi rutin terhadap alat-alat
dan tempat kerja. Contohnya meja, disemprotkan alkohol 70% ke meja. Dan
bukan hanya ke meja, alkohol 70% juga dapat di semprotkan ke tempat kerja
lainnya. Bila ada cairan tumpah di ruangan kerja kita, maka harus langsung
dibersihkan agar ruangan kerja tetap steril.
Bab V
Kesimpulan dan Saran

5.1. Kesimpulan

1. Sterilisasi merupakan suatu metode yang dapat menghilangkan, membunuh,


atau melumpuhkan mikroorganisme pada suatu permukaan, seperti pada
permukaan peralatan stainless atau media.

2. Cara cara melakukan sterilisasi yaitu dengan metode seperti, metode fisika
(pemanasan kering dan pemanasan basah, metode radiasi dan metode filtrasi
(penyaringan).

3. Jenis-jenis alat sterilisasi yaitu autoklaf,oven dan inkubator.

4. Alat alat yang dapat disterilisasikan yaitu:

- Peralatan kesehatan yang terbuat dari logam misalnya pinset, gunting, speculum
dan lain-lain.

- Peralatan kesehatan yang terbuat dari kaca misalnya semprit /(spuit) ,tabung
kimia dan lain-lain.

- Peralatan kesehatan yang terbuat dari karet, misalnya kateter, sarung tangan,
pipa penduga lambung, drain dan lain-lain.

- Peralatan kesehatan yang terbuat dari ebonit misalnya kanule rectum, kanule
trachea dan lain-lain.

- Peralatan kesehatan yang terbuat dari email misalnya bengkok /(nierbekken1)


baskom dan lain-lain.

- Peralatan kesehatan yang terbuat dari porselin misalnya mangkok, cangkir,


piring dan lain-lain.

- Peralatan kesehatan yang terbuat dari plastik, misalnya slang infus dan lain-lain.

- Peralatan kesehatan yang terbuat dari tenunan, misalnya kain kasa, tampon, doek
operasi, baju, sprei, sarung bantal dan lain-lain.

5.2. Saran

Diharapkan untuk praktikum selanjutnya dapat dilakukan secara langsung


di dalam Lab Mikrobiologi Deli Husada Deli Tua agar kami mahasiswa/i lebih
memahami cara melakukan/mempraktikkan sterilisasi alat secara langsung.
Daftar Pustaka

1. Cahyani,V. R. 2016. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Pangan. Surakarta:


Universitas Sebelas Maret.

2. Deni, Gilang. 2014. Autoklaf. Jakarta: Gramedia.

3. Dwidjoseputro, D. 1998. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.

4. Fardiaz, S. 1999. Mikrobiologi Dalam Pengolahan dan Keamanan Pangan.


Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

5. Gabriel, J. F. 1996. Fisika Kedokteran. Jakarta: EGC.

6. Hadioetomo dan Ratna, S. 1985. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek : Teknik


dan Prosedur Dasar Dalam Laboratorium. Jakarta: Gramedia.

7. Hidayat, M. N. C. Padaga dan S. Suhartini. 2006. Mikrobiologi Industri.


Yogyakarta: Andi Offset.

8. Michael, P. J. 2007. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: UIP-Press.

9. Pelczar, M. J. dan E. C. S. Chan. 2007. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta:


UIP-Press.

10. Pratiwi, S.T. 2006. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Erlangga.

11. Schlegel, H. G. 1994. Mikrobiologi Umum. Yogyakarta: University Prees

12. Waluyo, L. 2008. Teknik Metode Dasar Mikrobiologi. Malang: UMM- Press.

Dosen/Asisten Praktikan

(Firdaus Fahdi, M.Pd) (Ennanda Oktareza Bancin)


Npp. 19890826.201507 1.001 Npm : 19.18.066

Anda mungkin juga menyukai