Anda di halaman 1dari 32

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda, paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat seseorang yang memeriksa tekanan darah dengan menggunakan alat yang sering disebut tensimeter. Dari pengukuran tekanan darah ini kemudian didapatkan hasil, misalnya 120/80 mmHg yaitu tekanan darah sitole per diastole. Naik turunnya gelembung tekanan darah seirama dengan pemompaan jantung untuk mengalirkan darah di pembuluh arteri. Tekanan darah memuncak pada saat jantung memompa, ini dinamakan systole:, dan menurun sampai pada tekanan terendah yaitu saat jantung tidak memompa (relaxes) ini disebut Diastole. Bagaimana cara menentukan angka-angka tersebut, atau adakah hal yang memepengaruhi sehingga tekanan darah setiap orang berbeda-beda dan bagaimana pengaruhnya terhadap keadaan fisiologis seseorang.

1.2.Rumusan Masalah a) Bagaimana ada perbedaan tekanan darah pada posisi duduk, berdiri, berbaring dan setelah melakukan aktivias otot? b) Bagaimana mengukur arteri brachialis melalui auskultasi dan palpasi?

1.3.Tujuan 1.3.1. Tujuan Umum a) Memahami cara mengukur tekanan darah pada berbagai posisi

TEKANAN DARAH

b) Memahami cara mengukur arteri brachialis melalui auskultasi dan palpasi c) Memahami perbedaan tekanan darah pada posisi duduk, berdiri, berbaring dan setelah melakukan aktivitas otot.

1.3.2. Tujuan Khusus a) Mengukur tekanan darah arteri brachialis melalui auskultasi dan palpasi b) Mengukur tekanan darah brachialis pada berbagai posisi c) Membandingkan ukuran tekanan darah sebelum dan sesudah kerja otot

TEKANAN DARAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Tekanan Darah Tekanan darah adalah tekanan yang diberikan oleh sirkulasi darah pada dinding pembuluh darah, dan merupakan salah satu tanda-tanda vital utama. Pada setiap detak jantung, tekanan darah bervariasi antara tekanan maksimum (sistolik) dan minimum (diastolik). Tekanan darah dikarenakan oleh pemompaan jantung dan resistensi pembuluh darah, berkurang sebagai sirkulasi darah menjauh dari jantung melalui arteri. Tekanan darah memiliki penurunan terbesar dalam arteri kecil dan arteriol, dan terus menurun ketika bergerak melalui darah kapiler dan kembali ke jantung melalui pembuluh darah. Gravitasi, katup dalam pembuluh darah, dan memompa dari rangka kontraksi otot, adalah beberapa pengaruh lain pada tekanan darah di berbagai tempat di dalam tubuh. Tekanan darah dinilai dalam dua hal, sebuah tekanan tinggi sistolik yang menandakan kontraksi maksimal jantung dan tekanan rendah diastolik atau tekanan istirahat. Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut - 120 /80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastole. Pemeriksaan tekanan darah biasanya dilakukan pada lengan kanan, kecuali pada lengan tersebut terdapat cedera. Perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik disebut tekanan denyut. Di Indonesia, tekanan darah biasanya diukur dengan tensimeter air raksa. Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat Anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring. Tidak ada nilai tekanan darah
TEKANAN DARAH 3

'normal' yang tepat, namun dihitung berdasarkan rentang nilai berdasarkan kondisi pasien. Tekanan darah amat dipengaruhi oleh kondisi saat itu, misalnya seorang pelari yang baru saja melakukan lari maraton, memiliki tekanan yang tinggi, namun ia dalam nilai sehat. Dalam kondisi pasien tidak bekerja berat, tekanan darah normal berkisar 120/80 mmHg. Tekanan darah tinggi atau hipertensi diukur pada nilai sistolik 140-160 mmHg. Tekanan darah rendah disebut hipotensi. Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari. Bila tekanan darah diketahui lebih tinggi dari biasanya secara berkelanjutan, orang itu dikatakan mengalami masalah darah tinggi. Penderita darah tinggi mesti sekurangkurangnya mempunyai tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat. Tekanan yang diciptakan oleh kontraksi ventrikel adalah kekuatan pendorong untuk aliran darah melalui pembuluh dari sistem. Ketika darah meninggalkan ventrikel kiri, aorta dan arteri diperluas untuk mengakomodasi hal itu. Ketika ventrikel relaks dan menutup katup semilunar, dinding elastis arteri mundur, mendorong darah maju ke arteri yang lebih kecil dan arteriol. Dengan mempertahankan tekanan aliran darah selama ventrikel berelaksasi, arteri terus-menerus menghasilkan aliran darah melalui pembuluh darah. Sirkulasi arus di sisi arteri berdenyut, mencerminkan perubahan dalam tekanan arteri sepanjang siklus jantung. Ketika melewati arteriol, gelombang menghilang. Dalam sirkulasi sistemik, tekanan darah tertinggi terletak pada arteri dan terendah di pembuluh darah kecil. Tekanan darah tertinggi di arteri dan jatuh terus seperti darah mengalir melalui sistem sirkulasi. Penurunan tekanan terjadi karena energi yang hilang akibat hambatan dari pembuluh darah. Resistensi terhadap aliran darah juga berasal dari gesekan antara sel-sel darah.

TEKANAN DARAH

Dalam sirkulasi sistemik, tekanan tertinggi terjadi di dalam aorta dan mencerminkan tekanan diciptakan oleh ventrikel kiri. Tekanan aorta mencapai tinggi rata-rata 120 mm Hg selama sistol ventrikel, kemudian terus menurun dari 80 mm Hg selama diastol ventrikel. Perhatikan bahwa meskipun tekanan dalam ventrikel turun menjadi hampir 0 mm Hg sebagai ventrikel relaks, tekanan diastolik dalam arteri besar masih relatif tinggi. Tekanan diastolik yang tinggi dalam arteri mencerminkan kemampuan wadahnya untuk menangkap dan menyimpan energi dalam dinding elastis. Peningkatan tekanan yang cepat terjadi saat ventrikel kiri mendorong darah ke aorta dapat ditinggalkan sebagai denyut nadi, atau tekanan gelombang, diteruskan melalui arteri berisi cairan dari sistem kardiovaskular. Gelombang tekanan sekitar 10 kali lebih cepat dari darah itu sendiri. 2.2. Faktor Faktor Tekanan Darah 1. Faktor Jenis Kelamin Terdapat beberapa penilaian yang mengungkapkan perbedaan jenis kelamin berpengaruh terhadap kerja sistem kardiovaskular. Dibandingkan dengan laki-laki dengan usia yang sama, wanita premenopause memiliki massa ventrikel kiri jantung yang lebih kecil terhadap body mass ratio yang mungkin mencerminkan afterload jantung yang lebih rendah pada wanita. Hal ini mungkin akibat dari tekanan darah arteri lebih rendah, kemampuan compliance aorta yang lebih besar dan kemampuan peningkatan penginduksian mekanisme vasodilatasi. Perbedaan ini dianggap berhubungan dengan efek proktektif estrogen dan mungkin dapat premenopause memiliki risiko menjelaskan lebih mengapa pada wanita menderita penyakit

rendah

kardiovaskuler. Tetapi, setelah menopause perbedaan jenis kelamin tidak akan berpengaruh pada kemungkinan penyakit kardiovaskuler. Hal ini mungkin disebabkan karena berkurangnya jumlah esterogen pada wanita yang sudah menopause.

TEKANAN DARAH

2. Faktor Gravitasi Tekanan darah akan meningkat dengan 10 mmHg setiap 12 cm dibawah jantung karena pengaruh gravitasi. Diatas jantung, tekanna darah akan menurun dengan jumlah yang sama. Jadi dalam keadaan berdiri, maka tekanan darah sistol adalah 220 mmHg dikaki tetapi hanya 90 mmHg diotak. Dalam keadaan berbaring kedua tekanan ini akan sama (Green, 2008 dalam anggita 2012) Tekanan darah dalam arteri pada orang dewasa dalam keadaan duduk atau posisi berbaring pada saat istirahat kira-kira 120/70 mmHg. Karena tekanan darah akibat dari curah jantung dan resistensi perifer, maka tekanan darah dipengaruhi oleh keadaan-keadaan yang mempengaruhi setiap atau dan isi kuncup. Besarnya isi sekuncup ditentukan oleh kontraksi miokard dan volume darah yang kembali ke jantung.

a) Duduk Sikap atau posisi duduk membuat tekanan darah cenderung stabil. Hal ini dikarenakan pada saat duduk sistem vasokonstraktor simpatis terangsang dan sinyal-sinyal saraf pusat pun dijalankan serentak melalui saraf rangka menuju ke otot-otot rangka tubuh, terutama otot-otot abdomen. Keadaan ini akan meningkatkan tonus dasar otot-otot tersebut yang menekan seluruh vena cadangan abdomen ke jantung. Hal ini membuat jumlah darah yang tersedia bagi jantung untuk dipompa meningkat. Keseluruhan respon ini disebut kompresi abdomen (guyton dan hall, 2002, dalam anggita 2012). Pada beberapa orang terutama orang tua, perubahan posisi yang cepat misalnya dari berbaring ke berdiri bisa menyebabkan tubuh menjadi pusing atau bahkan pingsan. Karena gerakan cepat ini membuat jantung tidak dapat memompa darah yang cukup ke otak. Saat terjatuh atau pingsan sebaiknya berapa dalam posisi berbaring, yang mana merupakan posisi meguntungkan bagi jantung karena efek gravitasi berkurang dan lebih banyak darah yang mengalir ke otak.

TEKANAN DARAH

b) Berdiri Detak jantung meningkat saat seseorang berdiri, karena tekanan darah kembali ke jantung akan lebih sedikit. Kondisi ini yang mungkin menyebabkan adanya peningkatan detak jantung mendadak ketika seseorang bergerak dari posisi duduk atau berbaring ke posisi berdiri. Pada posisi berdiri, maka sebanyak 300-500 ml darah pada pembuluh capacitance vena anggota tubuh bagian bawah dan isi kuncup mengalami penurunan sampai 40%. Berdiri dalam jangka waktu yang lama dengan tidak banyak waktu yang bergerak atau hanya diam akan menyebabkan kenaikan volume cairan antara jaringan pada tungkai bawah. Selama individu tersebut dapat bergerak maka kerja pompa otot menjaga tekanan vena pada kaki di bawah 30 mmHg dan alir balik vena cukup. (Ganong 2002 dalam anggita 2012) Pada posisi berdiri, pengumpulan tekanan darah di balik vena lebih banyak. Dengan demikian selisih volume total dan volume darah yang ditampunga dalam vena kecil, berarti volume darah yang kembali kejantung sedikit, isi sekuncup berkurang, curah jantung berkurang, dan kemungkinan tekanan darah akan turun. Jantung memompa dara keseluruh bagian tubuh dan akan kembali lagi ke jantung. Darah sampai ke kaki dan ada tekanan untuk mengembalikannya aliran darah ke jantung. Untuk itu diperlukan kontraksi otot guna megalirkan aliran darah ke atas. Pada vena ke bawah dari kepala ke jantug tidak ada katup, maka darah dapat mengalir kembali ke jantung. Jika pompa vena tidak bekerja atau bekerja kurang kuat, maka darah yang kembali ke jantung berkurang, memompanya berkurang, sehingga pembagian darah ke sel tubuh pun ikut berkurang. Banyaknya darah yang keluarkan jantung menimbulkan tekanannya menurun. Tekanan darah berkurang akan menentukan kecepatan darah sampai ke bagian tubuh yang dituju. Ketika berdiri darah yang kembali ke jantung sedikit.

TEKANAN DARAH

Volume jantung berkurang maka darah yang keluar dan tekanan menjadi berkurang (guyton dan hall, 2002 dalam anggita 2012)

c) Berbaring Ketika seseorang berbaring, maka jantung akan berdetak lebih sedikit dibandingkan saat ia sedang duduk atau berdiri. Hal ini disebabkan saat orang berbarig , maka efek gravitasi pada tubuh akan berkurang yang membuat lebih banyak darah mengalir kembali ke jantung melalui pembuluh darah. Jika darah kembali ke jantung lebih banyak, maka tubuh mampu memompa lebih banyak darah setiap denyutnya. Hal ini berarti denyut jantung yang diperlukan per menit untuk memenuhi kebutuhan darah, oksigen dan nutrisi akan menjadi lebih sedikit. Pada posisi berbaring darah dapat kembali ke jantung secara mudah tanpa melawan kekuatan gravitasi. Terlihat bahwa selama kerja pada posisi berdiri, isi sekuncup meningkat secara linier dan mencapai nilai tertinggi pada 40% - 60% VO2 maksimal. VO2 Max adalah volume maksimal O2 yang diproses oleh tubuh manusia pada saat melakukan kegiatan intensif. Pada posisi berbaring, dalam keadaan istirahat isi sekuncup mendekati nilai maksimal sedangkan pada kerja terdapat hanya sedikit peningkatan. Nilai pada posisi berbaring dalam keadaan istirahat hampir sama dengan nilai maksimal yang diperoleh pada waktu kerja dengan posisi berdiri. Jumlah isi kuncup pada orang dewasa laki laki mempunyai variasi 70 100 ml. makin besa intensitas kerja (melebihi batas 85% dari kapasitas kerja) makin sedikit isi kuncup. Hal ini disebabkan memendeknya waktu pengisian diastol akimbo frekuensi denyut jantung yang meningkat (bila mencapai 180/menit maka 1 siklus jantung akan berlangsung selama 0,3 detik dan pengisian diastol merupakan bagian dari 0,3 detik tersebut) (guyton, 2002 dalam anggita,2002 )

TEKANAN DARAH

3. Resistensi Perifer 4. Elastisitas Pembuluh Darah 5. Volume Darah ; semakin banyak, tekanan semakin tinggi 6. Cardiac Output meningkat, apabila tekanan darah meningkat

2.3. Cara Mengukur Tekanan Darah Tekanan darah biasanya diukur di lengan atas, pada arteri brachialis. Pembacaan tekanan darah yang diambil dari tempat lain harus dijelaskan. 1. Manset diletakkan dengan lembut di atas arteri brachialis (2 cm di atas area antecubital). 2. Bel stetoskop diletakkan diatas arteri brachialis. 3. Tekanan kemudian dinaikkan dengan memompa kantong karet dalam manset untuk menghentikan aliran darah melewati arteri. 4. Tekanan kemudian dilepaskan dengan perlahan-lahan dan bunyi menutupnya katup jantung dapat didengar. Bunyi tersebut berhubungan dengan perubahan tekanan dalam darah. 5. Tekanan darah diukur: a. Pada titik tertingginya sebagai tekanan sistolik. Berupa bunyi teratur pertama yang anda dengar. b. Pada titik terendahnya sebagai tekanan diastolik. Berupa perubahan bunyi atau bunyi terakhir yang anda dengar. c. Perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik disebut tekanan nadi. Tekanan nadi memberikan informasi penting mengenai kesehatan arteri. Tekanan nadi rata-rata pada orang dewasa yang sehat adalah sekitar 40 mmHg. Tetapi, ada faktor-faktor kesehatan dan penyakit yang dapat menimbulkan gangguan pada tekanan nadi. Peningkatan volume darah atau frekuensi jantung atau penurunan kemampuan arteri untuk mengembang dapat menyebabkan peningkatan tekanan nadi. 6. Pembacaan tekanan darah dicatat seperti pecahan; contoh: sistolik/diatolik atau 130/92.

TEKANAN DARAH

7. Nilai tekanan darah: a. Tekanan arteri brachialis orang dewasa pada saat istirahat rata-rata adalah antara 90-140 mmHg sistolik dan antara 60-90 mmHg diastolik. b. Hipertensi (tekanan darah tinggi) adalah jika nilai sistolik lebih besar dari 140 mmHg dan diastolik lebih besar dari 90 mmHg. c. Hipotensi (tekanan darah rendah) adalah jika nilai sistolik kurang dari 100 mmHg dan diastolik 60 mmHg. (Ganong, 2002)

2.4. Metode Pengukuran Metode Palpasi Cara auskultasi dilakukan untuk mendengar bunyi pada stetoskop, dalam hal ini untuk menentukan tekanan darah orang coba dan didapatkan tekanan sistole yang sama dengan cara palpasi yaitu 100/70 mmHg. Timbulnya bunyi pada pemeriksaan terutama disebabkan oleh semburan darah yang melewati pembuluh yang mengalami hambatan parsial. Semburan darah ini menimbulkan aliran turbulen di dalam pembuluh yang terletak di luar area manset, dan keadaan ini akan menimbulkan getaran yang terdengar melalui stetoskop yang dikenal dengan bunyi Korotkoff. Metode Auskultasi Metode ini pertama-tama diperkenalkan oleh seorang dokter Rusia yaitu Korotkoff pada tahun 1905. Kedua tekanan sistol dan diastole dapat diukur dengan metode ini., dengan cara mendengar (auskultasi) bunyi yang timbul pada arteri brachialis yang disebut bunyi Korotkoff. Bunyi ini terjadi akibat timbulnya aliran turbulen dalam arteri yang disebabkan oleh penekanan manset pada arteri tersebut. Dalam cara auskultasi ini harus diperhatikan bahwa terdapat suatu jarak paling sedikit 5 cm, antara manset dan tempat meletakkan stetoskop. Kemudian pompalah manset sehingga tekanannya melebihi tekanan sistolis (yang diketahui dari palpasi). Turunkanlah tekanan manset perlahan-lahan

TEKANAN DARAH

10

sambil meletakkan stetoskop di atas arteri brachialis pada siku. Mulamula tidak terdengar suatu bunyi kemudian akan terdengar bunyi mengetuk yaitu ketika darah mulai melewati arteri yang tertekan oleh manset sehingga terjadilah turbulensi. Bunyi yang terdengar disebut bunyi Korotkoff dan dapat dibagi dalam lima fase yang berbeda, yaitu: Fase I; Timbulnya dengan tiba-tiba suatu bunyi mengetuk yang jelas dan makin lama makin keras sewaktu tekanan disebut pula nada letupan. Fase II; Bunyi berubah kualitasnya menjadi bising selama penurunan tekanan 15-20 mmHg berikutnya. Fase III; Bunyi sedikit berubah dalam kualira tetapi menjadi lebih jelas dank eras selama penurunan tekanan 5-7 mmHg berikutnya. Fase IV; Bunyi meredam (melemah) selama penurunan 5-6 mmHg berikutnya. Setelah itu bunyi menghilang. neburun 10-14 mmHg berikutnya. Ini

Permulaan dari Fase I yaitu dimana bunyi merupakan mula-mula tekanan terdengar systole.

Permualaan Fase IV atau Fase V merupakan tekanan diastole,dengan perbadaan sebagai berikut: Fase IV terjadi pada tekanan 7-10 mmHg lebih tinggi daripada tekanan diastole intra arterial yang diukur secara langsung. Fase V terjadi pada

tekanan yang sangat mendekati tekanan diastole intra arterial pada keadaan istirahat. Pada keadaan latihan otot atau keadaan yang meningkatkan aliran darah, maka Fase V lebih tepat digunakan sebagai Index tekanan diastolis.

TEKANAN DARAH

11

Tekanan darah arteri pada manusia secara rutin diukuk dengan metode auskultasi. Suatu manset yang dapat dipompa dihubungkan pada manometer air raksa kemudian dililitkan disekitar lengan dan stetoskop diletakkan diatas arteri brakialis pada siku. Manset secara tepat dipompa sampai tekanan didalamnya diatas tekanan sistolik yang diharapkan dalam arteri brakialis. Arteri dioklusi oleh manset dan tidak ada suara terdengar oleh stetoskop. Kemudian tekanan dalam manset diturunkan secara perlahan-lahan. Pada titik tekana sistolik dalam arteri dapat melampaui tekanan manset, semburan darah melewatinya pada tiap denyut jantung dan secara sinkron dengan tiap denyut, bunyi detakan didengar dibawah manset. (Sherwood, 2001)

TEKANAN DARAH

12

BAB III METODOLOGI

3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Waktu : 8 mei 2013 Tempat : Ruang Skill Laboratorium Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang

3.2. Alat dan Bahan 1. Sfignomanometer

2. Stetoskop

3.

Alat tulis

TEKANAN DARAH

13

3.3

Cara Kerja Cara memasang manset yang benar (Bates, 2008) 1. 2. 3. Lengan baju digulung setinggi mungkin sehingga tidak terlilit manset Tepi bawah manset berada pada 2-3 cm di atas fossa cubiti Lebar kantong manset yang dapat dikembungkan harus berukuran kira-kira 40% lingkar lengan atas (sekitar 12-14 cm pada individu dewasa rata-rata). 4. Panjang kantong balon harus sekitar 80% lingkar lengan atas (dengan panjang yang mencukupi untuk melingkari lengan) 5. 6. 7. Pipa karet jangan menutupi fossa cubiti Manset diikiat dengan cukup ketat Stetoskop diafragma terletak tepat di atas denyut arteri brachialis

3.4

Pengukuran Tekanan Darah Pada Berbagai Posisi 1. Naracoba berbaring telentang selama 10 menit 2. Pasang manset sfigmomamoter padelangan tangan kanan atas naracoba 3. Temukan denyut arteri brachlias pada fossa cubiti dan arteri radialis pada pergelangan tangan melalui palpasi 4. Sambil meraba arteri radialis , pompa manset sampai arteri radialis tidak teraba lagi ( mencapai tekanan sistolik ) . bila arteri radialis tidak teraba manset terus dipompa sampai kurang lebih 30 mmHg diatas tekanan sistolik 5. Meletakan stetoskop di atas denyut arteri brachalis 6. Turunkam tekanan udara dalam manset (buku klep udara) secara perlahan sambil mendengarkan adanya bunyipembuluh (penurunan tekanan 2-3 mmHg per denyut) 7. Tentukan ke-5 fase Korotkoff 8. Ulangi pengukuran (no 4-7) sampai 3 kali untuk mendapatkan nilai rata . catat hasilnya ( sebelum mengulang, yakinnkan bahwa tekanan manset kembali ke nol ) 9. Naracoba duduk, tunggu 3 menit , lakukan pemeriksaan tekanan darah seperti produser di atas.( posisi lengan atas sedikit merapat batang tubuh )

TEKANAN DARAH

14

10. Naracoba berdiri, tunggu 3 menit, lakukan pemeriksaan tekanan darah seperti produser di atas. (posisi lengan atas sedikit merapat batang tubuh ) 11. Bandingkan tekanan darah pada tiga posisi tersebut

3.5

Tekanan darah secara duduk 1. Naracoba berada pada posisi duduk, lengan bawah berpangku di atas paha, pergelangan supinasi 2. Lakukan pemeriksaan tekanan darah dengan auskultasi seperti percobaan pengukuran tekanan darah pada berbagai posisi , tentukan tekanan sistoli dan diastolic 3. Turunkan tekanan manset sampai posisi nol 4. Sambil meraba arteri radialis , naikkan tekanan manset sampai denyut arteri radialis tidak teraba . tekanan terus dinaikkan sampai 30 mmHg diatasnya 5. Tanpa mengubah letak jari, turunkan tekanan manset sampai denyut arteri radialis kembali teraba . pada saat arteri radialis teraba,manometer Hg menunjukkam tekanan sistolik 6. Bandingkan dengan tekanan sistolik melalui auskultasi

3.6

Tekanan darah setelah aktivitas otot 1. Ukur tekanan darah sistolik dan diastolic arteri brachialis pada posisi duduk seperti percobaan pengukuran tekanan darah pada berbagai posisi 2. Tanpa melepas manset, naracoba berlari kecil di selama 5 menit. Segera berlari, naracoba langsung duduk dan ukuran tekanan darah 3. Ulangi pengukuran tiap 2 menit sampai tekanan kembali kembali ke nilai semula atau pada tekanan darah basal

TEKANAN DARAH

15

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Tabel Data Hasil Praktikum a. Pengukuran Tekanan Darah pada Berbagai Posisi
Berbaring No Naracoba JK Umur Sis 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Rahmania Prama O M. Muamin Putri Indah Sari Gusti Nilasari Putra Pandu Sentosa Desi Puspitasari Lydia Mandasari Shasti Marida ST Dela Ariska Adawiyah Simanjuntak Aditya Prasetyo Leisan Armaliah Tiara Puspa Mutiara Oktariandri Bunyamin Pr Lk Pr Pr Lk Pr Pr Pr Pr Pr Lk Pr Pr Lk 18 18 17 20 19 19 20 19 19 19 18 18 18 18 100 120 100 110 120 100 110 90 100 120 120 110 120 110 Dias 50 70 60 70 70 60 70 60 80 90 70 70 60 70 Sis 100 120 100 110 120 100 110 90 120 120 120 110 120 110 Dias 60 70 60 70 70 80 70 60 80 90 80 70 60 80 Sis 110 130 120 110 130 90 100 100 120 120 120 100 120 120 Dias 60 75 70 80 60 60 70 70 85 80 90 70 60 90 Duduk Berdiri

TEKANAN DARAH

16

15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34

Alqodri Setiawan Yessy Puspasari Desmia Jayanti Putri Rangga Tagari Yernica Putri Lisba Syaifudin Baharsyah Dimas Ismail Lefiriana Rahma Putri Egyd Tradiga Al Fajri Ridho P Kurniadi Diyan Ekaputra Yogi Aranses Vinitiara Surga Afif Naufal Akbarsyah Rogayah Siska Sarwana Nova Nilam Sari Alfreda Devina Susanti Yolanda Santa Mercylia

Lk Pr Pr Lk Pr Pr Lk Pr Lk Lk Lk Lk Pr Lk Pr Pr Pr Pr Pr Pr

17 20 18 19 18 19 17 18 19 17 19 21 18 19 18 18 18 18 17 18

110 110 110 120 110 100 130 110 110 110 110 100 110 110 110 110 110 110 110 110

80 80 70 80 80 60 60 70 70 65 80 80 60 80 60 70 60 70 70 70

120 120 120 120 120 110 113 120 110 120 110 100 110 120 110 110 110 110 110 120

80 80 80 90 80 70 80 80 70 70 90 80 70 80 60 80 60 90 80 90

120 120 120 120 120 120 130 120 110 120 120 110 110 120 110 110 110 110 120 120

80 80 70 90 80 60 80 80 70 70 90 80 70 80 60 80 70 90 80 80

TEKANAN DARAH

17

35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54

Malahayati Hasan Sulthanah Anisah Fauziah Nabila Nanda Dian Ningsih Almira Dina Mariski Monda Darma Muhammad Alif P Nidiah Syarifatul Hidayah Izzaty A.H Selviana Dwi Rizky Elin Mutia sari M. Rizky Rachmadi M.Bagus Hadi Kusuma Sheny Fitshara Feizal Faturahman M.Iqbal Ali Rabbani Mitra Aidina Nadya Win Apriliani Rizky Zuriati Arti Dewinta Putrie

Pr Pr Pr Pr Pr Lk Lk Pr Pr Pr Pr Lk Lk Pr Lk Lk Pr Pr Pr Pr

18 18 19 19 18 18 18 18 18 19 18 18 17 20 19 19 17 19 18 19

110 100 110 90 90 100 110 110 110 110 110 110 110 110 137 120 100 110 90 110

80 80 80 60 60 70 70 70 60 80 70 40 60 80 80 80 80 80 60 80

110 100 120 100 100 100 120 110 110 120 110 110 110 120 140 120 110 120 100 120

80 80 80 60 60 70 70 70 70 80 70 60 60 80 90 70 70 80 70 80

110 110 120 110 100 110 120 120 110 120 110 116 116 120 135 128 110 120 100 120

80 80 80 60 60 70 70 70 70 80 70 70 70 80 80 90 90 80 80 80

TEKANAN DARAH

18

55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70

Siti Zalika Riska Annis Az-Zahra Alpriansyah Hadiwijaya Tiya Amalia Enira Muhammad Fakhri Hamas Triyanti Purnamasari Shindina Firly Claudia Rani Julianti Faldi Pramayudha Eva Alvionita Rukmana Devi Lestri Novita Intan Adiningsih M.Awin Arja Sirait Bella Monica Putri Bunga Rezeki Ananda Siti Nurbaya

Pr Pr Lk Pr Lk Pr Pr Pr Lk Pr Pr Pr Lk Pr Pr Pr

18 20 16 18 19 19 19 18 20 18 19 19 19 18 18 23

110 110 110 102 110 110 110 100 104 100 110 100 110 90 100 100

60 80 60 60 80 70 80 70 62 60 80 80 80 60 60 90

110 120 120 114 120 120 120 100 100 100 120 110 120 100 90 110

70 80 80 69 80 80 80 80 71 60 80 80 80 70 60 90

115 120 110 117 120 120 120 100 110 110 120 120 120 110 100 110

70 80 60 90 80 80 80 70 73 70 80 90 80 70 70 90

b. Pengukuran Tekanan Darah Secara Palpasi


Palpasi No Naracoba JK Umur Sistolik 1 Rahmania Prama O Pr 18 100

TEKANAN DARAH

19

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

M. Muamin Putri Indah Sari Gusti Nilasari Putra Pandu Sentosa Desi Puspitasari Lydia Mandasari Shasti Marida ST Dela Ariska Adawiyah Simanjuntak Aditya Prasetyo Leisan Armaliah Tiara Puspa Mutiara Oktariandri Bunyamin Alqodri Setiawan Yessy Puspasari Desmia Jayanti Putri Rangga Tagari Yernica Putri Lisba Syaifudin Baharsyah Dimas Ismail

Lk Pr Pr Lk Pr Pr Pr Pr Pr Lk Pr Pr Lk Lk Pr Pr Lk Pr Pr Lk

18 17 20 19 19 20 19 19 19 18 18 18 18 17 20 18 19 18 19 17

120 100 110 120 100 110 90 120 120 120 110 120 110 120 120 120 120 120 110 113

TEKANAN DARAH

20

22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41

Lefiriana Rahma Putri Egyd Tradiga Al Fajri Ridho P Kurniadi Diyan Ekaputra Yogi Aranses Vinitiara Surga Afif Naufal Akbarsyah Rogayah Siska Sarwana Nova Nilam Sari Alfreda Devina Susanti Yolanda Santa Mercylia Malahayati Hasan Sulthanah Anisah Fauziah Nabila Nanda Dian Ningsih Almira Dina Mariski Monda Darma Muhammad Alif P

Pr Lk Lk Lk Lk Pr Lk Pr Pr Pr Pr Pr Pr Pr Pr Pr Pr Pr Lk Lk

18 19 17 19 21 18 19 18 18 18 18 17 18 18 18 19 19 18 18 18

120 110 120 110 100 110 120 110 110 110 110 110 120 110 100 120 100 100 100 120

TEKANAN DARAH

21

42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61

Nidiah Syarifatul Hidayah Izzaty A.H Selviana Dwi Rizky Elin Mutia sari M. Rizky Rachmadi M.Bagus Hadi Kusuma Sheny Fitshara Feizal Faturahman M.Iqbal Ali Rabbani Mitra Aidina Nadya Win Apriliani Rizky Zuriati Arti Dewinta Putrie Siti Zalika Riska Annis Az-Zahra Alpriansyah Hadiwijaya Tiya Amalia Enira Muhammad Fakhri Hamas Triyanti Purnamasari Shindina Firly Claudia

Pr Pr Pr Pr Lk Lk Pr Lk Lk Pr Pr Pr Pr Pr Pr Lk Pr Lk Pr Pr

18 18 19 18 18 17 20 19 19 17 19 18 19 18 20 16 18 19 19 19

110 110 120 110 110 110 120 140 120 110 120 100 120 110 120 120 114 120 120 120

TEKANAN DARAH

22

62 63 64 65 66 67 68 69 70

Rani Julianti Faldi Pramayudha Eva Alvionita Rukmana Devi Lestri Novita Intan Adiningsih M.Awin Arja Sirait Bella Monica Putri Bunga Rezeki Ananda Siti Nurbaya

Pr Lk Pr Pr Pr Lk Pr Pr Pr

18 20 18 19 19 19 18 18 23

100 100 100 120 110 120 100 90 110

c. Pengukuran Tekanan Darah Setelah Aktivitas


Post Exercise TD Basal No Naracoba JK Umur TD 1 Menit TD 2 Menit I S 1 2 3 4 5 6 Rahmania Prama O M. Muamin Putri Indah Sari Gusti Nilasari Putra Pandu Sentosa Desi Puspitasari Pr Lk Pr Pr Lk Pr 18 18 17 20 19 19 100 120 100 110 120 100 D 50 70 60 70 70 60 S 120 135 130 120 130 120 D 60 70 70 70 80 80 S 100 120 120 110 120 100 D 60 70 70 70 70 60 S TD 2 Menit II D TD 2 Menit III S D

TEKANAN DARAH

23

7 8 9

Lydia Mandasari Shasti Marida ST Dela Ariska Adawiyah Simanjuntak Aditya Prasetyo Leisan Armaliah Tiara Puspa Mutiara Oktariandri Bunyamin Alqodri Setiawan Yessy Puspasari Desmia Jayanti Putri Rangga Tagari Yernica Putri Lisba Syaifudin Baharsyah Dimas Ismail Lefiriana Rahma P Egyd Tradiga Al Fajri Ridho P Kurniadi Diyan E

Pr Pr Pr

20 19 19

110 90 120

70 60 80

130 100 120

80 70 90

110 100 120

70 70 90

90 110

60 80

10

Pr

19

120

90

130

90

120

90

11

Lk

18

120

70

130

90

120

80

12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

Pr Pr Lk Lk Pr Pr Lk Pr Pr Lk Pr Lk Lk Lk

18 18 18 17 20 18 19 18 19 17 18 19 17 19

110 120 110 120 110 110 120 110 120 130 110 110 120 110

70 60 70 80 80 70 80 80 70 60 71 70 70 80

120 130 120 130 120 120 140 120 140 140 130 120 130 130

80 70 80 90 90 80 90 90 70 70 70 80 90 90

120 120 110 120 110 130 140 110 120 140 130 110 120 120

80 60 80 80 80 90 80 80 60 70 70 80 80 80

110 -

70 -

130 120

90 80

120 -

80 -

110 130 110 110 120 110

60 80 70 70 70 80

TEKANAN DARAH

24

26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45

Yogi Aranses Vinitiara Surga Afif Naufal A Rogayah Siska Sarwana Nova Nilam Sari Alfreda Devina S Yolanda Santa Mercylia Malahayati Hasan Sulthanah Anisah Fauziah Nabila Nanda Dian Ningsih Almira Dina Mariski Monda Darma Muhammad Alif P Nidiah Syarifatul H Izzaty A.H Selviana Dwi Rizky Elin Mutia sari

Lk Pr Lk Pr Pr Pr Pr Pr Pr Pr Pr Pr Pr Pr Lk Lk Pr Pr Pr Pr

21 18 19 18 18 18 18 17 18 18 18 19 19 18 18 18 18 18 19 18

120 110 110 110 110 110 110 110 110 120 100 110 90 90 100 110 110 110 110 110

80 70 80 60 60 60 70 60 60 70 80 80 60 60 70 70 70 70 80 70

130 120 120 120 120 120 120 120 130 130 120 120 120 120 130 130 130 120 130 120

80 70 90 70 90 70 70 80 70 70 70 90 70 70 60 80 90 90 90 80

130 110 110 110 110 110 120 110 120 120 100 110 90 100 120 120 110 110 110 120

80 60 80 60 60 60 70 80 70 90 80 80 60 70 60 80 70 70 80 80

100 -

80 -

110 110 110 110 110 11 -

60 70 80 80 70 70 -

120

80

TEKANAN DARAH

25

46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65

M. Rizky Rachmadi M.Bagus Hadi K Sheny Fitshara Feizal Faturahman M.Iqbal Ali Rabbani Mitra Aidina Nadya Win Apriliani Rizky Zuriati Arti Dewinta Putrie Siti Zalika Riska Annis A Alpriansyah H Tiya Amalia Enira Muhammad Fakhri Triyanti Purnamasari Shindina Firly C Rani Julianti Faldi Pramayudha Eva Alvionita Rukmana Devi Lestri

Lk Lk Pr Lk Lk Pr Pr Pr Pr Pr Pr Lk Pr Lk Pr Pr Pr Lk Pr Pr

18 17 20 19 19 17 19 18 19 18 20 16 18 19 19 19 18 20 18 19

110 110 110 139 120 110 110 90 110 110 110 120 103 110 110 110 120 100 100 110

40 60 80 80 80 80 80 60 80 70 80 80 60 80 70 80 80 70 60 80

140 120 120 137 125 120 120 120 120 125 120 140 107 120 120 120 100 130 110 120

80 90 90 80 90 70 90 80 90 90 90 80 64 90 90 90 80 70 80 90

110 110 110 138 110 120 110 110 110 115 110 120 103 110 110 110 120 110 110 110

40 60 80 80 70 70 80 70 80 70 80 80 60 80 70 80 80 74 70 80

137 130 120

80 80 70

100

70

100 91 100

80 70 60

TEKANAN DARAH

26

66 67 68 69 70

Novita Intan A M.Awin Arja Sirait Bella Monica Putri Bunga Rezeki A Siti Nurbaya

Pr Lk Pr Pr Pr

19 19 18 18 23

110 110 90 100 110

80 80 60 60 90

120 120 110 110 120

90 90 60 60 90

110 110 100 100 110

80 80 70 60 90

4.1 Pembahasan Hasil Praktikum Pada praktikum ini, tekanan darah diukur dengan metode tidak langsung dan pengukuran dilakukan pada lengan bagian atas. Tekanan darah dari masingmasing praktikan diukur dalam beberapa keadaan, yaitu pada saat duduk, berdiri, setelah exercise dan berbaring. Sebelum praktikan melakukan kegiatan (istirahat) praktikan diukur tekanan darahnya dengan menggunakan spigmomanometer. Kemudian praktikan melakukan sejumlah aktivitas otot yaitu berlari kecil di tempat danPengukuran tekanan darah dengan spigmomanometer ini memperoleh hasil yangsangatlah beragam antara 100/60 mmHg sampai 160/90 mmHg. Berdasarkan padareferensi dan literatur, seluruh data yang dihasilkan tersebut masih menunjukkanrange tekanan darah yang normal. Tekanan darah sistolik yang dianggap normaluntuk orang dewasa adalah adalah 90-130 mmHg, sedangkan tekanan diastolik yang normal untuk orang dewasa adalah sebesar 60-90 mmHg. Angka yangditunjukkan dalam tekanan sistolik selalu lebih besar dari angka diastolik karenaselama sistol, ventrikel kiri jantung memaksa darah untuk masuk ke aorta denganfase ejeksi (penyemprotan). Hal tersebutterjaadi akibat perbedaan tekanan antaara ventrkel dengan aorta. Sehingga ketika katup yang membatasi atrum dengan aorta terbuk maka terjadi perpindahan daarah daari atrium ke aorta dengaa eejekssi dan tekanan yang besar. Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri. Tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi dan disebut tekanan sistolik.

TEKANAN DARAH

27

Tekanan diastolik adalah tekanan terendah yang terjadi saat jantung beristirahat. Pada praktikum kali ini, praktikan akan mengukur tekanan darah OP. Cara mengukur tekanan darah yaitu dimulai dengan membalutkan manset dengan kencang dan lembut pada lengan atas dan dikembangkan dengan pompa. Tekanan dalam manset dinaikkan sampai denyut radial atau brakial menghilang. Hilangnya denyutan menunjukkan bahwa tekanan sistolik darah telah dilampaui dan arteri brakialis telah tertutup. Manset dikembangkan lagi sebesar 20 sampai 30 mmHg diatas titik hilangnya denyutan radial. Kemudian manset dikempiskan perlahan, dan dilakukan pembacaan secara auskultasi maupun palpasi. Dengan palpasi kita hanya dapat mengukur tekanan sistolik. Sedangkan dengan auskultasi kita dapat mengukur tekanan sistolik dan diastolik dengan lebih akurat. Untuk mengauskultasi tekanan darah, ujung stetoskop yang berbentuk corong atau diafragma diletakkan pada arteri brakialis, tepat di bawah lipatan siku (rongga antekubital), yang merupakan titik dimana arteri brakialis muncul diantara kedua kaput otot biseps. Manset dikempiskan dengan kecepatan 2 sampai 3 mmHg per detik, sementara kita mendengarkan awitan bunyi berdetak, yang menunjukkan tekanan darah sistolik. Bunyi tersebut dikenal sebagai Bunyi Korotkoff yang terjadi bersamaan dengan detak jantung, dan akan terus terdengar dari arteri brakialis sampai tekanan dalam manset turun di bawah tekanan diastolik dan pada titik tersebut, bunyi akan menghilang. Dari hasil pengukuran, ternyata dari perwakilan kelompok banyak memiliki tekanan darah normal yaitu tekanan sistol 90-120 dan tekanan diastole 60-80 (pada keadaan istirahat),. Setelah menjalani latihan fisik, terdapat peningkatan tekanan sistol dan diastole hal ini dikarenakan olahraga dapat memperlancar pemasokan darah ke seluruh tubuh Keadaan jantung pada orang yang berolahraga (terlatih) jauh berbeda dengan orang yang tidak berolahraga. Jantung orang yang tidak berolahraga (tidak terlatih) biasanya dalam satu kali denyutan volume darah yang dapat dipompakan 70 cc sedangkan bagi yang terlatih dapat mencapai 200 cc, ini dipengaruhi oleh kekuatan kontraksi otot jantung terutama ventrikel. Dengan

TEKANAN DARAH

28

demikian pasokan darah keseluruh tubuh menjadi lancar, Karena meningkatnya volume darah yang dapat dipompakan dalam satu kali denyutan (stroke volume). Melalui olah raga yang isotonik dan teratur (aktivitas fisik aerobik selama 30-45 menit per hari) dapat menurunkan tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan darah. Aktivitas fisik dan kegiatan sehari-hari sangat mempengaruhi tekanan darah. Semakin tinggi kegiatan fisik yang dilakukan tekanan darah semakin meningkat. Umur yang bervariasi pada ke pada kelompok juga mempengaruhi tekanan darah. Tekanan darah akan cenderung tinggi bersama dengan peningkatan umur. Semakin tua, tekanan sistolik semakin tinggi dan biasanya di hubungkan dengan timbulnya arteiosklerosis kira-kira sepersepuluh dan orang tua meningkat di atas 200 mmHg. Tetapi karena kelompok memiliki usia yang relatif sama maka faktor ini tidak terlalu jelas mempengaruhi. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tekanan darah yaitu, jenis kelamin, usia, aktivitas, obesitas, kondisi kesehatan, strees, obat-obatan, dll. Namun, pada praktikum ini hanya dibahas faktor aktivitas, jenis kelamin, dan usia. Apabila dibandingkan dengan hasil pengukuran sebelum beraktivitas otot cenderung akan lebih tinggi. Dari hasil pengukuran rata-rata didapatkan, tekanan saat berdiri lebih tinggi daripada berbaring. Hal tersebut dikarenakan semakin tinggi aktivitas dari kerja jantung yang mengeluarkan tenaga yang tinggi sehingga tekanan darah juga meningkat. Tekanan darah yang meningkat ini dipengaruhi oleh tingkatan aktivitas. Tekanan darah setelah beraktivitas lebih besar dibandingkan dengan tekanan darah pada saat beristirahat. Hal tersebut diakibatkan karena pada saat beraktivitas sel tubuh memerlukan pasokan O2 yang banyak diakibatkan dari metabolisme sel yang berkerja semakin cepat pula dalam menghasilkan energi. Sehingga peredaran darah didalam pembuluh darah akan semakin cepat dan curah darah yang dibutuhkan akan semakin besar. Akibatnya adanya vasodilatasi pada otot jantung dan otot rangka serta vasokontriksi arteriol yang menyebabkan arteriol menyempit dan kerja jantung tiap satuan waktu pun bertambah sehingga volume darah pada

TEKANAN DARAH

29

arteriol akan meningkat dan tekanannya pun akan meningkat. Dapat dikatakan bahwa volume darah yang masuk dari arteri ke jantung meningkat. Pada organorgan tersebut dapat menyebabkan aliran darah ke saluran pencernaan dan ginjal berkurang. Persentase darah yang dialirkan ke organ-organ tersebut akan semakin cepat dalam memompa darah. Namun demikian, denyut jantungnya tetap dalam keadaan normal. Sedangkan terdapat praktikan lain yang memiliki tekanan darah yang hampir mendekati ambang tidak normal yaitu 130/90 mmHg pada saat istirahat. Berdasarkan dua hal tersebut, dapat diketahui bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi tinggi-rendahnya tekanan darah adalah aktivitas atau jenis aktivitas

BAB V

TEKANAN DARAH

30

PENUTUP
5.1. Kesimpulan 1. Tekanan darah adalah tekanan yang diberikan oleh sirkulasi darah pada dinding pembuluh darah, dan merupakan salah satu tanda-tanda vital utama 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah, yaitu gravitasi, aktivitas fisik, jenis kelamin, usia, elastisitas pembuluh darah, volume Darah dan Cardiac Output. 3. Metode yang digunakan pada saat mengukur tekanan darah di berbagai aktivitas fisik menggunakan metode palpasi dan medote aukultasi menggunakan sfigmomanometer (manual atau digital) dan stetoskop. 4. Semakin berat aktivitas tubuh,, semakin cepat curah jantung karena adanya vasodilatasi di otot rangka dan jantung serta vasokontriksi di arteriol pada organ-organ tersebut menyebabkan aliran darah ke saluran pencernaan dan ginjal berkurang. Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah setelah exercise lebih tinggi dibandingkan saat berdiri.tekanan darah saat berdiri lebih tinggi daripada duduk, saat duduk, saat duduk tekanan darah lebih tinggi daripada berbaring.

DAFTAR PUSTAKA
TEKANAN DARAH 31

Ganong, William F., MD., 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 20. Jakarta: EGC. Guyton, Hall 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran . Edisi 11 Jakarta: EGC Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem . Edisi 2. Jakarta : EGC. Silverthorn. 2001. Human Physiology An Integrated Approach. Second Edition. United States of America: Benjamin Cummings.

TEKANAN DARAH

32

Anda mungkin juga menyukai