Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

System kardiovaskular pada manusia, dimana darah beredar ke dari jantung


melalui jejajaring pembuluh-pembuluh. Terdapat organ sirkulsi darah yang terdiri
dari jantung, komponen darah dan pebuluh darah yang berfungsi memberikan dan
mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi pada system kardiovaskular. Bagian
terpenting pada system kardiovascular pada system darah adaah o2, karena oksigen
dibutuhkan oleh tubuh. Tanpa adanya oksigen proses metabolisme tidak akan
berjalan.

Tekanan darah pada setiap orang berbeda beda, mulai dari bayi, remaja,
sampai dewasa memiliki kenormalan tekanan darah yang bervariasi. Perbedaan
tekanan darah juga bisa karena fisik yang terlalu Lelah untuk bekerja dan istirahat,
bahkan perbedaan siang dan malam tekanan darah bisa berubah.

Pemeriksaan darah dilakukan untuk mengetahui kesehatan jantung pada tubuh


manusia. Pemeriksaan darah diukur dengan spigmomanometer dengan menunjukan
angka sistolik dan distoliknya. Pada saat angka sistolik dan distoliknya menunjukkan
angka lebih atau kurang dari angka normal nya maka terjadi jantung yang
bermasalah. Tekanan darah nomal berkisar 90/60 mmHg sampai 120/60mmHg.
nhAngka 90-120 menunjukkan angka sistolik yaitu tekanan pembuluh arteri akibat
denyutan jantung, serta angka 60 menunjukkan angka distoliknya.

Pada saat pengukuran waktu yang tepat untuk mengukur tekana darah pada
saat orang tersebut sedang beristrirahat seperti duduk dan berbaring. Karena saat kita
berdiri memiliki tekanan darah yang berbeda. Perbedaan tekanan darah juga bisa

1
dilakukan saat suhu dingin, tekanan darah bisa berubah seketika sesuai dengan suhu
tubuh kita.

Pada praktikum kali ini kami ingin membahas tentang pemeriksaan tekanan
darah seseorang dari mulai duduk, berbaring dan berdiri, mengukur tekanan darah
setelah otot bekerja, dan suhu badan jika satu tangan memasukkanya kedalam air
yang dingin. Cara yang digunakan adalah cara tidak langsung karena menggunakan
alat untuk mengukur tekanan darah yang lebih nyaman dan mudah digunakan untuk
mengukur tekanan darah.

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum hari ini adalah untuk memahami metode pemeriksaan
tekanan darah dan mengetahui perbedaan tekanan darah dalam berbagai sikap seperti
pengaruh berbagai posisi tubuh terhadap tekanan darah.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tekanan Darah

A. Definisi Tekanan Darah

Tekanan darah adalah daya yang di perlukan agar darah dapat mengalir di
dalam pembuluh darah dan beredar mencapai seluruh jaringan tubuh manusia. Darah
dengan lancer beredar keseluruh bagian tubuh berfungsi sebagai media pengangkut
oksigen serta zat lain yang di perlukan untuk kehidupan sel-sel di dalam tubuh
(Moniaga, 2012).

Istilah “tekanan darah” berarti tekanan pada pembuluh nadi dari peredaran
darah sistemik di dalam tubuh manusia. Tekanan darah di bedakan antara tekanan
darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Tekanan darah sistolik adalah tekanan
darah ketika menguncup (kontraksi) sedangkan, tekanan darah diastolik adalah
tekanan darah ketika mengendor kembali (rileksasi). Tekanan darah tiap orang sangat
bervariasi. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah lebih rendah
dibandingkan usia dewasa.

Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana tekanan darah
akan lebih tinggi ketika seseorang melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika
sedang beristirahat (Sutanto, 2010).

B. Fisiologi Tekanan Darah

Darah mengambil oksigen dari dalam paru-paru. Darah yang mengandung


oksigen memasuki jantung dan kemudian dipompakan ke seluruh bagian tubuh
melalui pembuluh darah yang disebut arteri. Pembuluh darah yang lebih besar

3
bercabang-cabang menjadi pembuluh-pembuluh darg terdiri dari pembuluh-pembuluh
darah sangat kecil atau disebut dengan pembuluh kapiler. Jaringan ini mengalirkan
darah ke sel tubuh dan menghantarkan oksigen untuk menghasilkan energi yang
dibutuhkan demi kelangsungan hidup. Kemudian darah yang sudah tidak beroksigen
kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena, dan di pompa kembali ke paru-
paru untuk mengambil oksigen lagi. Saat jantung berdetak, otot jantung berkontraksi
untuk memompakan darah ke seluruh tubuh. Tekanan tertinggi berkontraksi dikenal
dengan tekanan sistolik. Kemudian otot jantung rileks sebelum kontraksi berikutnya,
dan tekanan ini paling rendah, yang dikenal sebagai tekanan diastolik. Tekanan
sistolik dan diastolik ini diukur ketika seseorang memeriksakan tekanan darah
(Beevers, 2002 dalam Jennie, 2007).

C. Penggolongan Tekanan Darah

Tekanan darah dapat digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu:

1. Tekanan Darah Rendah (Hipotensi)

Hipotensi merupakan penurunan tekanan darah sistol lebih dari 20-30%


dibandingkan dengan pengukuran dasar atau tekanan darah sistol <100 mmHg.
Sehingga setiap organ dari badan tidak mendapat aliran darah yang cukup dan
menyebabkan timbulnya gejala hipotensi.

2. Tekanan Darah Normal (Normotensi)

Ukuran tekanan darah normal orang dewasa berkisar 120/80 mmHg. Tekanan
darah dalam kehidupan bervariasi secara alami, seperti pada bayi dan anak-anak
secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah disbanding dengan
orang dewasa

3. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)

4
Tekanan darah tinggi persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan
tekanan diastolik di atas 90 mmHg. Menurut WHO, penyakit hipertensi
merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg
dan atau tekanan diastolik sama atau lebih besar 95 mmHg.

D. Faktor internal yang mempengaruhi tekanan darah

1. Variasi diurnal tekanan darah

Tekanan darah mencapai puncak tertinggi pada pagi hari (mid morning), puncak
kedua pada sore hari, menurun malam hari, paling rendah pada waktu tidur sampai
jam tiga sampai jam empat pagi, kemudian tekanan darah naik perlahan sampai
bangun pagi dimana tekanan darah naik secara cepat. Tekanan darah dapat
bervariasi sampai 40 mmHg dalam 24 jam.

2. Tidur dan bangun tidur

Peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolic bisa naik sewaktu mau bangun,
kemudian naik lagi setelah bangkit dari tidur dan bergerak.

3. Valsalva maneuver

Peristiwa mengedan (ekspirasi yang ditahan terhadap penutupan glottis)


menaikkan tekanan intrathoraks sehingga menghalangi aliran balik vena dan
mengakibatkan turunnya isi sekuncup dan tekanan nadi dan disertai reflex taki
kardi

4. Kerja jantung

Jantung dapat mempengaruhi tekanan darah karena berhubungan dengan


curahbjantung. Curah jantung dapat berubah – ubah bergantung pada tingkat
aktivitas seseorang, usia, tingkat metabolism tubuh dan ukuran tubuh

5
5. Tahanan perifer

Pengaruh tahanan perifer pada tekanan darah disebabkan oleh perubahan diameter
pembuluh darah tepi, terutama pada arteriol. Perubahan pada diameter arteriol
akan mengakibatkan perubahan pada tahanan perifer total sehingga terjadi
perubahan tekanan darah.

6. Volume darah

Peningkatan volume darah akan meningkatkan tekanan pengisian sirkulasi rata-


rata yang kemudian akan meningkatkan aliran balik darah vena ke jantung
sehingga menyebabkan peningkatan curah jantung. Peningkatan curah jantung ini
pada akhirnya dapat meningkatkan tekanan darah.

7. Viskositas darah

Bila viskositas darah meningkat maka diperlukan tenaga yang lebih besar untuk
memompa darah pada jarak tertentu dan alirannya akan lebih lambat. Hal ini
disebabkan karena gesekan yang terjadi antara berbagai lapisan darah dan
pembuluhnya meningkat sehingga tekanan darah juga meningkat. Gesekan ini
menentukan ukuran koefisien angkat viskositas, sebaliknya bila viskositas darah
menurun, maka gesekan antara lapisan darah dan pembuluhnya akan menurun dan
tekanan darah akan turun.

8. Distensibilitas dinding pembuluh darah

Ciri khas system vaskular yang penting adalah semua pembuluh darah bersifat
distensibilitas, misalnya arteriol akan berdilatasi dan menurunkan tegangannya
ketika tekanan di dalam arteriol meningkat. Hal ini mengakibatkan bila terjadi
peningkatan aliran darah berarti disebabkan tidak hanya peningkatan tekanan
darah tetapi juga akibat penurunan tahanan.

6
E. Faktor eksternal yang mempengaruhi tekanan darah

1. Umur

Tekanan darah seseorang akan meningkat bersamaan dengan bertambahnya umur,


dikarenakan semakin berkurangnya distensibilitas dinding pembuluh darah seiring
pertambahan usia.

2. Jenis kelamin

Tekanan darah pria lebih tinggi daripada tekanan darah wanita, hal ini disebabkan
wanita memimiliki hormon estrogen dan progesteron yang menjaga pembuluh
darah tetapelastis, tetapi setelah menopause, tekanan darah akan meningkat karena
pembuluh darah menjadi tidak elastic lagi.

3. Posisi tubuh

Tekanan darah adalah akibat dari curah jantung dan resistensi perifer, maka
tekanan darah dipengaruhi oleh keadaan-keadaan yang mempengaruhi setiap atau
dan isi sekuncup. Besarnya isi sekuncup ditentukan oleh kontraksi miokard dan
volume darah yang kembali kejantung.

4. Kondisi Ruang Pemeriksaan

Suhu ruang, ketenangan dan kenyamanan pada ruang periksa yang nyaman harus
diperhatikan. Suhu ruang yang terlalu dingin dapat meningkatkan tekanan darah.

5. Keadaan Psikologis

Keadaan psikologis yang terganggu seperti stress akan meningkatkan tekanan


darah dengan meningkatkan kadar kolesterol serum yang akan melemahkan dan
merusak pelapis pembuluh darah.

6. Olahraga

7
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa aktivitas fisik dapat menurunkan tekanan
darah pada individu yang menderita hipertensi (tekanan darah tinggi).

8
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan

1. Stigmomanometer (tensimeter)

2. stetoskop

3.2 Cara Kerja

1. Pemeriksaan tekanan darah :

a. Lengan baju digulung setinggi-tingginya sehingga tidak terlilit oleh manset

b. Tepi bawah manset letaknya 2-3 cm diatas fosa kubiti

c. balon dalam manset harus menutupi lengan ats di sisi ulnar (a.branchialis)

d. Pipa karet manset jangan menutupi fosa kubiti

e. manset diikat cukup ketat

2. Pegukuran tekanan darah posisi berbaring

a. OP diminta berbaring terlentang dengan tenang selama 10 menit.

b. Sambil menunggu, pasang manset tensi meter pada kanan lengan atas op.

c. Carilah palpasi, denyut arteri branchialis pada fosa kulit dan denyut arteri
radialis pada pergelangan tangan OP.

d. Setelah 10 menit, siapkan stetoskop di telinga pemeriksa, pompa manset


sambil meraba arteri branchialis sampai tekanan di dalamnya melampaui 30
mmHg.

9
e. lakukan pengukuran tekanan darah arteri branchialis cara auskultasi dan
tetap ke 5 fase korotkoff dalam pengukuran tersebut.

f. ulangi pengukuran poin 5 sebanyak 3 kali untuk mendapatkan nilai rata-


rata dan catat hasilnya.

3. pengukuran tekanan darah posisi duduk

Tunggu 3 menit dan ukurlah kembali tekanan darah arteri branchialis dengan
cara yang sama. ulangi pengukuran sebanyak 3 kali untuk mendapatkan nilai
rata-rata catat hasilnya.

4. pengukuran tekanan darah posisi berdiri

Tanpa melepas manset, OP disuruh berdiri. setelah menunggu 33 menit, ukur


kembali tekanan darah arteri branchialis dengan cara yang sama. ulangi
pengukuran sebanyak 3 kali untuk mendapatkan nilai rata-rata dan catat
hasilnya. pengukuran tekanan darah baru dilakukan beberapa saat setelah
berdiri karena tubuh memerlukan waktu untuk mengadakan berbagai reflex
kompensasi.

5. Bandingkan hasil pengukuran tekanan darah OP pada ketiga sikap yang


berbeda tersebut.

6. pengukuran tekanan darah sesudah kerja otot.

a. Ukurlah tekanan darah arteri branchialis OP dengan penilaian menurut


metode baru pada sikap duduk (OP tidak perlu sama dengan percobaan
sebelumnya).

b. tanpa melepas manset, suruh OP berlari di tempat dengan frekuensi


kurang lebih 120 loncatan atau menit selama 2 menit. segera setelah selesai
OP disuruh duduk dan ukurlah tekanan darahnya.

10
c. ulangi pengukuran tekanan darah ini tiap menit sampai tekanan darahnya
kembali seperti semula. catat hasil pengukuran tersebut.

7. pengukuran tekanan darah arteri branchialis dengan pendinginan (cold


pressure test)

a. Suruhlah OP berbaring terlentang dengan tenang selama 20 menit OP


harus berbaring selama 20 menit untuk mencapai keadaan mendekati basal.
keadaan basal adalah keadaan pada orang terjaga yang sel-sel tubuhnya dalam
tingkat metabolisme minimal.

b. selamat menunggu, pasanglah manset tensimeter pada lengan kanan OP

c. setelah berbaring selama 20 menit, tetapkanlah tekanan darahnya setiap 5


menit sampai terdapat hasil yang sama (tekanan basal) 3 kali berturut-turut (
selisih hasil 3 kali pengukuran lebih besar dari 5 mmHg).

d. tanpa pembukaan suruhlah OP memasukkan tangan kirinya ke dalam air es


(4°C) sampai pergelangan tangan.

e. pada detik ke 30 dan 60 tetapkan tekanan sistolik dan diastoliknya ( agar


dapat mengukur tekanan darah OP dengan cepat gunakanlah teknik
pengukuran metode palapasi).

f. catatlah hasil pengukuran tekanan darah OP selamat pendinginan. bila


pada pendinginan tekanan sistolik naik lebih besar dari 20 mmHg dan
tekanan diastolik lebih besar dari 15 mmHg dari tekanan basal, maka OP
termasuk golongan hiperreaktor. apabila kenaikan tekanan darah OP masih di
bawah angka di atas maka OP termasuk golongan hiporeaktor. (statistic
menunjukan bahwa golongan hiperreaktor jauh lebih banyak dibanding
hipokreator)

11
g. Suruhlah OP segera mengeluarkan tangan kirinya dari es dan tetapkanlah
tekanan sistolik dan diastolik siap menit sampai kembali ke tekanan darah
basal. bila diperoleh hasil pengukuran tekanan sistolik kurang lebih dari 20
mmHg dan tekanan diastolik kurang lebih dari 15mHg, ulangi lagi
pengukuran untuk memastikan hasil pemeriksaan.

12
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Hasil Percobaan

A. Tekanan Darah Arteri Brakhialis pada Berbagai Sikap

Nama OP : Sitti Nurkhalisah

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 19 Tahun

Berat Badan : 44

Tinggi Badan : 148

1. Sikap Berbaring Telentang

Secara Auskultasi

Sistole/Diastole : 100/80

Secara Palpasi

Sistole : 100

2. Sikap DudukSecara Palpasi

Sistole : 110

3. Sikap Berdiri

Secara Auskultasi

Sistole/Diastole : 120/90

13
Secara Palpasi

Sistole : 120

B. Tekanan Darah Arteri Brakhialis Sebelum dan Sesudah Kerja Otot

Nama OP : Syarifudin

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tekanan Darah Sebelum Kerja Otot

Sistole : 120 mmHg

Diastole : 80 mmHg

Pemulihan Sesudah Kerja Otot Setiap Menit :

Menit Ke- Sistole (mmHg) Diastole (mmHg)


1 140 110
2 130 110
4 130 100
6 120 100
10 120 90
12 120 80

2.2 Pembahasan

Pada keadaan berbaring telentang didapatkan rata-rata tekanan darah sebesar


100/80 mmHg, sedangkan pada keadaan duduk tekanan darah 110/60 mmHg, dan
pada keadaan berdiri tekanan darah 120/90 mmHg. Pengukuran tekanan darah

14
menunjukkan peningkatan dari posisi berbaring telentang, duduk dan berdiri.
Naiknya tekanan sistolik dan diastolikdipengaruhi oleh :

1. Tonus Otot Tonus

Otot ketika berbaring telentang lebih kecil dibandingkan dengan tonus pada saat
duduk atau berdiri. Ketika duduk atau berdiri tonus otot meningkat sehingga
oksigen yang dibutuhkan menjadi lebih besar dan curah jantung (cardiac output)
menjadi lebih besar. Keadaan ini menyebabkan peningkatan tekanan sistolik dan
tekanan diastolik serta denyut jantung.

2. Efek Gravitasi dan Baroreseptor

Pada perubahan posisi tubuh, tekanan darah bagian atas tubuh akan menurun
karena pengaruh gravitasi. Darah akan mengumpul pada pembuluh kapasitans
vena ekstermitas inferior sehingga pengisian atrium kanan jantung berkurang
dengan sendirinya curah jantung juga berkurang. Penurunan curah jantung akibat
pengumpulan darah pada anggota tubuh bagian bawah cenderung mengurangi
darah ke otak.

Secara reflektoris, hal ini akan merangsang baroreseptor. Respon yang


ditimbulkan baroreseptor berupa peningkatan tekanan pembuluh darah perifer,
peningkatan tekanan jaringan pada otot kaki dan abdomen, peningkatan frekuensi
respirasi, keniakan frekuensi denyut jantung serta sekresi zat-zat vasoaktif. Kedua
efek ini (gravitasi dan baroreseptor) dapat meningkatkan tekanan darah sistolik dan
diastolik serta denyut nadi.

Pada percobaan pengaruh latihan fisik terhadap tekanan darah dikelompok kami,
didapatkan peningkatan aktivitas pada tekanan darah. Peningkatan tekanan darah ini
merupakan hasil dari respon kardiovaskular terhadap adanya kontraksi otot. Kerja ini
juga berfungsi untuk mengangkut O2 yang dibutuhkan oleh otot untuk melakuakan
kontrkasi selama latihan. Pada latihan fisik terjadi peningkatan curah jantung dan

15
redistribusi darah dari organ yang kurang aktif ke organ yang aktif. Peningkatan
curah jantung dilakukan dengan meningkatkan isi sekuncup dan denyut jantung.
Disaat melakukan latihan fisik, maka otot jantung akan mengkonsumsi O2 yang
ditentukan oleh faktor tekanan dalam jantung selama kontraksi sistole. Ketika tekanan
meningkat, maka konsumsi O2 ikut naik pula. Konsumsi O2 oleh otot jantung ini
dapat dihiting dengan mengalihkan denyut nadi dan tekanan darah sistolik. Pada
menit ke-4 setelah melakukan latihan ada penurunan tekanan darah baik pada tekanan
darah sistolik maupun tekanan darah diastolik. Penurunan tekanan darah setelah
melakukan latihan fisik terjadi krena pembuluh darah mengalami pelebaran dan
relaksasi.

Aktivitas fisik menyebabkan perlemasan pembuluh-pembuluh darah, sehingga


tekanan darah menurun. Sama halnya dengan melebarnya pipa air akan menurunkan
tekanan air. Dalam hal ini, latihan fisik/olahraga dapat mengurangi tahanan perifer.
Penurunan tekanan darah juga dapat terjadi akibat berkurangnya aktivitas memompa
jantung. Otot jantung pada orang yang rutin melakukan latiha fisik sangat kuat, maka
otot jantung pada individu tersebut berkontraksi lebih sedikit dari pada otot jantung
individu yang jarang berolahraga, untuk memompakan volume darah yang sama.
Karena olahraga dapat menyebabkan penurunan denyut jantung, maka olahraga akan
menurunkan cardiac output, yang pada akhirnya menyebabkan penurunan tekanan
darah. Peningkatan efisiensi kerja jantung dicerminkan dengan penurunan tekanan
sistolik, sedangkan penurunan tahanan perifer dicerminkan dengan penurunan
tekanan diastolik.

Saat melakukan pemeriksaan, OP tidak dianjurkan untuk banyak berbicara dan


menyilangkan kaki. Karena dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan tekanan darah
dengan meningkatkan hasil pemeriksaannya menjadi 17/13 mmHg. Hal ini terjadi
pada pemeriksaan tekanan darah yang dilakukan pada latihan fisik kelompok kami.
Faktor tersebut diakibatkan karena OP banyak berbicara, sehingga tekanan darah

16
setelah kerja otot lambat dalam mencapai titik stabil. Secara Auskultasi
Sistole/Diastole : 110/60

17
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dalam tekanan darah arteri brankhialis tekanan sistolik dan diastolik op berbaring
telentang lebih kecil dibandingkan tonus saat berdiri, dan juga dalam pemeriksaan
tekanan darah arteri brankhialis sebelum dan sesudah kerja otot dalam praktik yang
kami lakukan OP sebelum kerja otot sistol 120 diastol 80 namun setelah kerja otot
meningkat menjadi sistol 140 diastol 110, menunggu keadaan normal dari OP sekitar
menit ke 12 hal ini dikarenakan OP menyilang kaki dan banyak bicara.

5.2 Saran

Saat memeriksa tekanan darah seharusnya OP tidak banyak berbicara karena dapat
mempengaruhi tekanan darahnya dan juga kita selaku pemeriksa tidak untuk
mengajak berbicara dulu kepada OP. lakukan pemeriksaan dengan tenang dan hati-
hati, tidak tergesa-gesa.

18
DAFTAR PUSTAKA

Definisi dan Macam-macam Tekanan Darah. Diperoleh dari:


http://eprints.undip.ac.id/50884/3/YudhaAdidarmaM_22010112110201_Lap.
KTI_Bab2.pdf (Diakse pada tanggal 20 Juni 2019)

Definisi Tekanan Darah dan Fisiologisnya. Diperoleh dari:


http://eprints.umm.ac.id/41476/3/BAB%20II.pdf (Diakses pada tanggal 20
Juni 2019)

Pengaruh Kerja Otot Terhadap Tekanna Darah Manusia. Diperoleh


dari;http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/download/515/420. (Di
akses pada tanggal 20 Juni 2019)

19

Anda mungkin juga menyukai