Anda di halaman 1dari 1

LANDASAN TEORI ASPIRIN

Aspirin merupakan nama lain dari asam asetil salisilat yang memiliki peranan sangat
besar dalam bidang farmasi yaitu sebagai obat yang berkhasiat anti piretik dan analgenik.
Senyawa aspirin ini tidak terdapat dalam keadaan bebas di alam, jadi untuk
memperolehnya perlu sintesa. Sintesa adalah reaksi kimia antara dua zat atau lebih
untuk membentuk suatu senyawa baru. Sintesis senyawa organic adalah sintesis teknik
preparasi senyawa yag dapat dianggap sebagai seni, salah satu senyawa organik yang
dapat disentesis adalah aspirin. Aspirin atau asetosal atau asam asetilsalisilat adalah
turunan dari senyawa asam salisilat yang diperoleh dari simplisia tumbuhan Coretx
salicis (Baysinger, 2004).

Cara Kerja Aspirin dalam bentuk tablet mengandung asam asetilsalisilat 0,5 g.
Dimaksudkan untuk mengatasi segala rasa sakit terutama sakit kepala/ pusing, sakit gigi,
pegal linu dan nyeri otot, pilek, influenza dan demam. Efek terapeutik aspirin,
menghambat pengaruh dan biosintesa dari zat-zat yang menimbulkan rasa nyeri, demam
dan peradangan (prostaglandin, kinin), days keria antipiretik dan analgetik pada aspirin
berpengaruh langsung susunan saraf pusat (Dirjen POM, 1979).

Pada pembuatan aspirin, reaksi yang terjadi adalah reaksi esterifikasi. Ester
merupakan turunan asam karboksilat yang gugus – OH dari karboksilnya diganti dengan
gugus – OR dari alkohol. Ester dapat dibuat dari asam dengan alkohol, atau dari
anhidrida asam dengan alcohol. Suatu ester asam karboksilat ialah suatu senyawa yang
mengandung gugus -CO2R dengan R dapat berbentuk alkil maupun aril. Alkohol dengan
asam karboksilat dan turunan asam karboksilat membentuk ester asam karboksilat.
Reaksi ini disebut reaksi esterifikasi. (Fessenden & Fessenden, 1986).

DAPUS
Ditjen POM. 1979. “Farmakope Indonesia”. Departemen Kesehatan Republik Indonesia:
Jakarta.

Fessenden & Fessenden. 1986.Kimia Organik Jilid 2 Edisi 3. Penerbit Erlangga: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai