Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH FISIKA KESEHATAN

“GAYA PADA TUBUH (TEKANAN DARAH)”

Dosen Pengampu: Suyani, S.ST., M.Kes

Pelaksanaan Praktikum: Selasa, 12 November 2019

KELOMPOK A1:

1. Rica Novita 1810106001 7. Siti Ayu N 1810106007

2. Nadia Tri Y 1810106002 8. Winarsih 1810106008

3. Fitri Ariyana 1810106003 9. Yuni Dwi S 1810106009

4. Alya Nursyifa P 1810106004 10. Aruya A T 1810106010

5. Nabila Seilla A 1810106005 11. Ayu W 1810106011

6. Sitna Wali 1810106006 12. Ulrike W 1810106012


PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA

DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA

2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi


dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah
daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, di
mana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika
beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda, paling tinggi di
waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.

Bila tekanan darah diketahui lebih tinggi dari biasanya secara


berkelanjutan, maka dapat dikatakan mengalami masalah darah tinggi.
Penderita darah tinggi memiliki tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg
saat istirahat.

Tekanan sistolik adalah tekanan darah pada saat terjadi kontraksi otot
jantung. Istilah ini secara khusus digunakan untuk merujuk pada tekanan
arterial maksimum saat terjadi kontraksi pada lobus ventrikular kiri dari
jantung. Rentang waktu terjadinya kontraksi disebut systole. Tekanan
diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung sedang berelaksasi atau
beristirahat.

Pada praktikum ini, kami mengukur tekanan darah dari 3 probandus


dengan berbagai posisi. Tekanan darah diukur pada saat berbaring, duduk,
setelah probandus berjalan selama 30 detik, dan setelah probandus lari.
Setelah di ukur, kami mengamati apakah ada perbedaan tekanan darah di
setiap probandus dan di tarik kesimpulan.

B. Tujuan
1. Melihat perbedaan tekanan darah pada berbagai situasi.
2. Mengamati perbedaan tekanan darah dengan berbagai posisi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tekanan Darah

Tekanan darah adalah daya yang di perlukan agar darah dapat mengalir di
dalam pembuluh darah dan beredar mencapai seluruh jaringan tubuh manusia.
Darah dengan lancar beredar ke seluruh bagian tubuh berfungsi sebagai media
pengangkut oksigen serta zat lain yang di perlukan untuk kehidupan sel-sel di
dalam tubuh (Moniaga, 2013). Tekanan darah di bedakan antara tekanan
darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Tekanan darah sistolik terjadi
ketika ventrikel berkontraksi dan mengeluarkan darah ke arteri sedangkan
tekanan darah diastolik terjadi ketika ventrikel berelaksasi dan terisi dengan
darah dari atrium. Tekanan darah tiap orang sangat bervariasi. Bayi dan anak-
anak secara normal memiliki tekanan darah lebih rendah dibandingkan usia
dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana tekanan
darah akan lebih tinggi ketika seseorang melakukan aktivitas dan lebih rendah
ketika sedang beristirahat (Sutanto, 2010).

Tekanan darah adalah tekanan dari darah yang dipompa oleh jantung
terhadap dinding arteri. Pada manusia, darah dipompa melalui dua sistem
sirkulasi terpisah dalam jantung yaitu sirkulasi pulmonal dan sirkulasi
sistemik. Ventrikel kanan jantung memompa darah yang kurang O2 ke paru-
paru melalui sirkulasi pulmonal di mana CO2 dilepaskan dan O2 masuk ke
darah. Darah yang mengandung O2 kembali ke sisi kiri jantung dan dipompa
keluar dari ventrikel kiri menuju aorta melalui sirkulasi sistemik di mana O2
akan dipasok ke seluruh tubuh. Darah mengandung O2 akan melewati arteri
menuju jaringan tubuh, sementara darah kurang O2 akan melewati vena dari
jaringan tubuh menuju ke jantung. Tekanan darah diukur dalam milimeter air
raksa (mmHg).
Tekanan darah rata-rata orang dewasa muda yang sehat (sekitar 20 tahun)
adalah 120/80 mmHg. Nilai pertama (120) merupakan sistolik dan nilai kedua
(80) merupakan tekanan darah diastolik. Untuk mengukur tekanan
darah,dapat menggunakan sfigmomanometer yang ditempatkan di atas arteri
brakialis pada lengan.

B. Fisiologi Tekanan Darah

Darah mengambil oksigen dari dalam paru-paru. Darah yang


mengandung oksigen memasuki jantung dan kemudian dipompakan ke
seluruh bagian tubuh melalui arteri. Pembuluh darah yang lebih besar
bercabang-cabang menjadi pembuluh-pembuluh darah lebih kecil hingga
berukuran mikroskopik dan akhirnya membentuk jaringan yang terdiri dari
pembuluh-pembuluh darah sangat kecil atau disebut dengan pembuluh
kapiler. Jaringan ini mengalirkan darah ke sel tubuh dan menghantarkan
oksigen untuk menghasilkan energi.

Kemudian darah yang sudah mengangkut CO2 kembali ke jantung


melalui pembuluh darah vena, dan di pompa kembali ke paru-paru untuk
mengambil oksigen lagi. Saat jantung berdetak, otot jantung berkontraksi
untuk memompakan darah ke seluruh tubuh. Tekanan tertinggi berkontraksi
dikenal dengan tekanan sistolik. Kemudian otot jantung rileks sebelum
kontraksi berikutnya, dan tekanan ini paling rendah yang dikenal sebagai
tekanan diastolik.

C. Hipertensi

Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi merupakan suatu gangguan


pembuluh darah sehingga mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi
terhambat untuk diedarkan dalam tubuh. Kondisi ini menyebabkan tekanan
darah di arteri meningkat dan jantung harus bekerja lebih keras untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Kondisi yang terjadi pada penderita hipertensi
yaitu terjadinya peningkatan terus menerus tekanan darah melebihi batas
normal (tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥90
mmHg). Tekanan darah normal adalah 110/90 mmHg. Tekanan sistolik
dewasa berkisar diantara 90-140 dan tekanan diastolik berkisar diantara 60-90
mmHg.

Hipertensi merupakan produk resistensi perifer dan kardiak output.


Tekanan darah lebih dari 180/100 mmHg beresiko untuk mengalami penyakit
jantung koroner 5 kali lebih besar dibandingkan seseorang dengan tekanan
darah kurang dari 120/80 mmHg (Dwi, 2014).

D. Epidemiologi Hipertensi

Prevalensi hipertensi diperkirakan terus meningkat, dan diprediksi pada


tahun 2025 sebanyak 29% orang dewasa diseluruh dunia menderita
hipertensi, sedangkan di Indonesia angkanya mencapai 31,7%. Hipertensi
dikenal juga dengan tekanan darah tinggi dan sering disebut sebagai “silent
killer” karena terjadi tanpa tanda dan gejala, sehingga penderita tidak
mengetahui jika dirinya terkena hipertensi.

E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hipertensi

a. Genetika
Apabila riwayat hipertensi didapat pada kedua orangtua maka
dugaan hipertensi primer pada seseorang akan cukup besar. Hal ini
terjadi karena pewarisan sifat melalui gen.
b. Obesitas
Curah jantung dan sirkulasi volume darah penderita hipertensi yang
obesitas lebih tinggi dibandingkan penderita hipertensi yang tidak
mengalami obesitas. Walaupun belum diketahui secara pasti hubungan
antara hipertensi dan obesitas, namun terbukti bahwa daya pompa
jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi
lebih tinggi dibandingkan penderita hipertensi dengan berat badannya
normal.
c. Stres
Stres menimbulkan respon sel-sel saraf yang mengakibatkan
kelainan pengeluaran atau pengangkutan natrium. Hubungan antara stres
dengan hipertensi diduga melalui aktifitas saraf simpatis (saraf yang
bekerja ketika beraktifitas) yang dapat meningkatkan tekanan darah
secara bertahap.

d. Jenis Kelamin

Bila ditinjau dari segi perbandingan antara laki-laki dan perempuan,


secara umum perempuan lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan
laki-laki. Hipertensi berdasarkan jenis kelamin ini dapat pula dipengaruhi
oleh faktor fisiologis. Wanita seringkali mengadopsi perilaku tidak sehat
seperti merokok dan pola makan yang tidak seimbang sehingga
menyebabkan kelebihan berat badan, depresi, dan juga rendahnya status
pekerjaan.

e. Gaya Hidup

Seperti merokok, obesitas, konsumsi alkohol yang berlebihan,


kurang berolah raga, peningkatan kadar kolestrol darah, dan stres yang
berkepanjangan.

F. Klasifikasi Tekanan Darah

Kategori Tekanan Darah Tekanan Darah


Sistolik Diastolik
Hipotensi <100 <80
Normal <130 <85
Normal Tinggi 130-139 85-89
Hipertensi:
Stadium 1 (Hipertensi Ringan) 140-159 90-99
Stadium 2 (Hipertensi Sedang) 160-179 100-109
Stadium 3 (Hipertensi Berat) 180-209 110-119
Stadium 4 (Hipertensi Maligna) >210 >120
BAB III

CARA KERJA

A. Langkah Kerja

1. Mengukur tekanan darah dengan posisi probandus berbaring, kemudian


catat hasil pengukuran.

2. Mengukur tekanan darah dengan posisi probandus duduk, kemudian catat


hasil pengukuran.

3. Mengukur tekanan darah setelah probandus diinstruksikan untuk berjalan


30 detik, kemudian catat hasil pengukuran.

4. Mengukur tekanan darah setelah probandus diinstruksikan untuk berlari,


kemudian catat hasil pengukuran.

B. Alat dan Bahan

1. Spignomanometer

2. Stetoskop

3. Alat Pencatat
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Hasil Pengukuran

Ketiga probandus diminta untuk menempatkan posisi berbaring, duduk,


berjalan selama 30 detik, dan berlari dari luar kelas laboratorium praktikum
menuju ke dalam kelas. Kemudian di ukur tekanan dari masing-masing
probandus dengan posisi yang sudah diinstruksikan. Setelah di ukur,
didapatkan data hasil pengukuran sebagai berikut:

Posisi Probandus 1 Probandus 2 Probandus 3

Berbaring 100/80 mmHg 110/90 mmHg 110/80 mmHg

Duduk 100/80 mmHg 110/70 mmHg 100/70 mmHg

Setelah berjalan 110/80 mmHg 110/80 mmHg 100/70 mmHg


30 detik

Setelah lari 120/70 mmHg 120/70 mmHg 100/80 mmHg

Dengan meningkatnya aktivitas fisik seseorang, maka kebutuhan darah


yang mengandung oksigen akan semakin besar. Kebutuhan ini akan dipenuhi
oleh jantung dengan meningkatkan aliran darahnya. Hal ini juga direspon
pembuluh darah (vasodilatasi) sehingga akan berdampak pada tekanan darah
individu tersebut.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari makalah di atas, dapat di simpulkan bahwa tekanan darah dapat


berbeda-beda disebabkan oleh beberapa hal, yaitu di sebabkan oleh
meningkatnya tekanan akibat gravitasi mempengaruhi volume sirkulasi darah
efektif melalui beberapa cara. Salah satu caranya, peningkatan tekanan
hidrostatik yang terjadi di kaki ketika seseorang berdiri akan mendorong
keluar dinding vena sehingga menyebabkan distensi. Maka ketika seseorang
berbaring, jantung akan berdetak lebih sedikit dibandingkan saat ia sedang
duduk atau berdiri. Hal ini disebabkan saat orang berbaring, maka efek
gravitasi pada tubuh akan berkurang yang membuat lebih banyak darah
mengalir kembali ke jantung melalui pembuluh darah.

Beda hal jika seseorang dalam posisi berdiri, tekanan intravaskular di


semua tempat menjadi sama dengan tekanan yang dihasilkan oleh kontraksi
jantung di tambah tekanan tambahan sama dengan berat kolom darah dari
jantung ke titik pengukuran. Sehingga darah yang kembali ke jantung akan
lebih sedikit. Kondisi ini yang mungkin menyebabkan adanya peningkatan
detak jantung mendadak ketika seseorang bergerak dari posisi duduk atau
berbaring ke posisi berdiri. Namun jika seseorang yang selesai berlari lalu di
tensi akan menyebabkan tekanan darah menjadi naik, karena jantung akan
berkerja lebih keras.
B. Saran

1. Diperlukan suatu penelitian lanjut pengukuran tekanan darah pada


berbagai posisi dan perbedaan waktu istirahat sebelum melakukan
pengukuran tekanan darah.
2. Dalam praktikum ini, pengukuran tekanan darah dilakukan pada
mahasiswa sehat, sehingga diperlukan suatu penelitian lebih lanjut
pengukuran tekanan darah pada probandus yang memiliki penyakit
tertentu dan usia yang lebih bervariasi.
DAFTAR PUSTAKA

Lintong, Fransiska. (2016). “Pengaruh Aktivitas Berlari Terhadap Tekanan Darah


dan Suhu Pada Pria Dewasa Normal”. Jurnal e-Biomedik (eBm). Vol 4 (1)

Susanto. 2010. Cekal (cegah dan tangkal) Penyakit Modern Hipertensi, stroke,
jantung, kolestrol dan Diabetes. Yogyakarta: C.V Andi Offset

Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 3, Nomor 1, Januari-April 2015


1Kandidat Skripsi Bagian Fisika Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2,3Bagian Fisika Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email : aamiruddin11_095@yahoo.co.id
Unsrat.ac.id

Kementrian Kesehatan RI. 2013. Profil Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta :


Kemenkes RI

Palmer A and William, B. 2007. Simple Guide Tekanan Darah Tinggi. Alih
Bahasa dr Elizabeth Yasmine. Editor Rina Astikawati,Amelia Safitri. Jakarta :
Erlangga.

Moniaga, Victor. (2013). Pengaruh Senam Bugar Lansia Terhadap Tekanan Darah
Penderita Hipertensi di BPLU Senja Cerah Paniki Bawah. Jurnal e-Biomedik
(eBM), Volume 1, Nomor 2, Juli 2013, hlm. 785-789.

Kozier. (2010). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis. Edisi 5. Jakarta : EGC

Sebastianus, Pranatahadi. 2011. Fisiologi Latihan. Yogyakarta: FIK UNY.


Dinata, Windo Wiria. (2015). "Menurunkan Tekanan Darah pada Lansia melalui
Senam Yoga". Jurnal Olahraga Prestasi Vol.11 No.2.

Anda mungkin juga menyukai