Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM TEKANAN DARAH

DISUSUN OLEH:
SANDI PRATAMA
KELAS :1A

D-III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
TA.2023/2024
ABSTRAK

Kami telah melakukan percobaan Tekanan Darah pada hari Selasa, 22


April 2014 di Laboratorium Pendidikan Sains Unesa. Tujuan dari percobaan kami
adalah mengukur tekanan darah dan mengetahui pengaruh massa dan aktivitas
terhadap tekanan darah serta denyut jantung seseorang. Memilih 3 model dengan
massa yang berbeda, kemudian mengukur tekanan darah serta denyut jantung
masing-masing model dalam keadaan dudu (rileks), lari-lari kecil di tempat
selama 2 menit dan naik turun tangga selama 3 menit. Kemudian membandingkan
tekanan darah dan denyut jantung masing-masing model dengan pengaruh massa
mereka yang berbeda serta aktivitas yang semakin tinggi . Adapun variabel yang
digunakan adalah variabel manipulasi yaitu massa model, variabel control yaitu
kegiatan yang dilakukan model dan waktu, serta variabel respon yaitu sistol,
diastol, dan denyut jantung. Berdasarkan hasil percobaan yang kami lakukan Dari
hasil percobaan kami mengukur tekanan darah dan denyut jantung pada 3 model
yang massanya berbeda, didapatkan hasil pengukuran yang berbeda pula. Hal
tersebut karena adanya pengaruh dari massa dan aktivitas seseorang. Semakin
tinggi aktivitas seseorang semakin tinggi pula tekanan darah serta denyut
jantungnya. Sedangkan pengaruh massanya dari ketiga model dengan massa
berturut-turut 50 Kg, 53 Kg, dan 55 Kg, tekanan darahnya semakin meningkat
dengan bertambahnya massa model yaitu 93/65 mmHg, 113/68 mmHg, dan
115/87 mmHg. Sedangkan denyut jantungnya juga sudah sesuai yaitu semakin
lambat frekuensinya dengan bertambahnya massa yaitu 96 denyut jantung/menit
untuk massa 50 Kg, 86 denyut jantung/menit untuk massa 53 Kg, dan 88 denyut
jantung/menit untuk massa 55 Kg. Hasil tersebut ada sedikit perbedaan dengan
teori. Adanya sedikit perbedaan hasil percobaan dengan teori tersebut dapat
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu, kurang validnya neraca badan
yang dipakai, atau bisa juga kurang telitinya kami membaca skala pada alat
Automatic Blood Preassure Monitor.
Kata kunci: tekanan, darah, denyut, jantung, massa, aktivitas
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kita pasti sering mendengar istilah tekanan darah. Tekanan darah


adalah gaya dorong ke semua arah pada seluruh permukaan tertutup pada
bagian dinding bagian dalam jantung dan pembuluh darah. Sedangkan
Denyut Nadi (pulse) adalah getaran/ denyut darah di dalam pembuluh darah
arteri akibat kontraksi ventrikel kiri. Denyutsendiri merupakan pemeriksaan
pada pembuluh nadi atau arteri.
Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada
pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh
anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran
dan biasanya diukur seperti berikut 120 /80 mmHg. Nomor atas (120)
menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan
disebut tekanan sistol. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung
beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastol.
Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat
beristirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring. Tekanan darah serta
denyut jantung dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan
anak-anak secara normal memiliki tekanan darah dan denyut jantung yang
berbeda dengan orang dewasa. Tekanan darah dan denyut jantung dalam satu
hari juga berbeda, begitupun massa dan aktivitas juga memengaruhi tekanan
darah dan denyut jantung seseorang.
Untuk memahami lebih dalam tentang pengaruh massa dan aktivitas
terhadap tekanan darah dan denyut jantung perlu dilakukan praktikum
mengukur tekanan darah dan denyut jantung.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dibuat suatu rumusan masalah


sebagai berikut:
“Bagaimana pengaruh massa tubuh terhadap tekanan darah dan denyut
jantung seseorang?”
C. Tujuan Percobaan
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diambil suatu tujuan
percobaan sebagai berikut:
“Mengetahui pengaruh massa tubuh terhadap tekanan darah dan denyut
jantung seseorang”

D. Hipotesis
BAB II

DASAR TEORI

Tekanan darah adalah daya dorong ke semua arah pada seluruh permukaan
tertutup pada bagian dalam jantung dan pembuluh darah dan merujuk kepada
tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah di pompa
oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan
mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut 120/80 mmHg. Nomor
atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung,
dan disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung
beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastole. Saat yang paling
baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat Anda istirahat dan dalam keadaan
duduk atau berbaring. Satuan tekanan darah adalah millimeter hydragyrum (Hg)
atau air raksa dan biasa disingkat dengan mmHg. Tekanan darah diatas dapat
dibaca 120 per 80 milimeter air raksa (Hg).

Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah Saat Dewasa (18 tahun ke atas)

Klasifikasi tekanan darah untuk orang dewasa

Kategori systolic, mmHg diastolic, mmHg


Hypotensi < 90 atau < 60
Normal 90 – 120 Dan 60 – 80
Prahipertensi 121 – 139 atau 81 – 89
Tahap 1 hipertensi 140 – 159 Atau 90 – 99
Tahap 2 hipertensi ≥ 160 or ≥ 100

Waktu yang dibutuhkan otot-otot jantung selama sistol dalam keadaan


istirahat kurang lebih 0,27 detik dan diastol 0,53 detik sehingga satu kali denyut
jantung membutuhkan kira-kira 0,80 detik. Artinya, frekuensi denyut jantung
dalam keadaan istirahat kurang lebih 70 sampai 75 kali per menit. Frekuensi
denyut jantung ini dikendalikan oleh saraf simpatik dan saraf
parasimpatik.Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami.
Tekanan darah dipengaruhi 2 faktor yaitu faktor patologis dan fisiologis.
A. Faktor patologis antara lain:
1. Umur
Tekanan darah akan meningkat dengan bertambahnya umur.
2. Waktu pengukuran
Bila pagi hari tekanan darah agak menurun sedangkan bila siang hari dan sore
hari sedikit lebih meningkat.
3. Latihan (exercise) dan aktivitas
Tekanan darah meningkat selama exercise dan aktivitas.
4. Massa
Tekanan darah meningkat semakin massanya massa seseorang.
5. Stress
Ansietas, takut, nyeri dan stress emosi mengkibatkan stimulasi simpatik yang
meningkatkan frekuensi darah, curah jantung dan tahanan vascular perifer.
Efek-efek stimulasi simpatik meningkatkan tekanan darah.
6. Medikasi
Banyak medikasi yang secara langsung maupun tidak langsung,
mempengaruhi tekanan arah. Selam pengkajian tekanan darah, perawat
menanyakan apakah klien menerima medikasi anti hipertensi yang
menurunkan tekanan darah.
7. Variasi diurnal
Tekanan darah biasanya rendah pada pagi-pagi sekali, secara brangsur-angsur
naik pagi menjelang siang dan sore, dan puncaknya pada senja hari atau
malam. Tidak ada orang yang pola dan derajat variasinya sama.
8. Jenis kelamin
Secara klinis tidak ada perbedaan yang signifikan dari tekanan darah anak
laki-laki atau perempuan. Setelah pubertas, pria cenderung memiliki bacaan
tekanan darah yang lebih tinggi, setelah menopause wanita cenderung
memiliki teknan darah yang lebih tinggi daripada pria pada usia tersebut.
9. Emosi dan nyeri
Emosi tinggi dan rasa nyeri yang tinggi dapat meningkatkan tekanan darah,
juga bila kandung kemih penuh atau pasien kedinginan, merokok dan posisi
kaki silang dapat meningkatkan tekanan darah.
10. Miscellaneus faktor
Bila dalam posisi berbaring tekanan darah lebih rendah dari pada pasien
duduk.
B. Faktor fisiologis antara lain:
1. Curah jantung
Curah hujan adalah volume darah yang dipompa jantung ( volume sekuncup)
selama 1 menit ( frekuensi jantung). Curah jantung dapat meningkat sebagai
akibat dari peningkatan frekuensi jantung, kontraktilitas yang lebih besar dari
otot jantung, atau peningkatan volume darah.
2. Tekanan Perifer terhadap tekanan darah
Sirkulasi darah melalui jalur arteriol kapiler venula dan vena. Arteri dan
arteriol dikelilingi oleh otot polos yang berkontraksi atau rileks untuk
mengubah ukuran lumen. Ukuran arteri dan arteriol berubah untuk mengatur
aliran darah bagi kebutuhan jaringan local. Misalnya, apabila lebih banyak
darah yang dibutuhkan oleh organ utama, arteri perifer berkontraki,
menurunkan suplai darah. Normalnya arteri dan arteriol tetap berkontriksi
sebagian untuk mempertahankan aliaran darah yang konstan. Tahanan
pembuluh drah perifer adalah, tahanan terhadap aliaran darah yang ditentukan
oleh tonus otot vaskuler dan diameter pembuluh darah. Semakin kecil lumen
pembuluh semakin besar tahanan vaskuler terhadap aliran darah.
Tekanan darah berbanding terbalik dengan tahanan dalam pembuluh.
Tahanan perifer memiliki beberapa faktor penentu :
a. Viskositas darah.
Hematokrit atau persentase sel darah merah dalam darah, menentukan
visikositas darah apabila hematokrit meningkat, dan aliran darah lambat,
tekanan darah arteri naik. Jantung berkontraksi lebih kuat lagi untuk
mengalirkan darah yang kental melewati sistem sirkulasi. Semakin
banyak kandungan protein dan sel darah dalam plasma, semakin besar
tahanan terhadap aliran darah.
b. Panjang pembuluh
Semakin panjang pembuluh, semakin besar tahanan terhadap aliran darah.
c. Radius pembuluh
Tahanan perifer berbanding terbalik dengan radius pembuluh sampai
pangkat keempatnya.
d. Volume Darah
Volume sirkulasi darah dalam sistem vaskuler mempengaruhi tekanan
darah. Normalnya volume darh tetap konstan, bagaimanapun juga jika
volume meningkat, tekanan terhadap dinding arteri menjadi lebih besar.
Misalnya, penginfusan yang cepat dan tdak terkontrol dari cairan
intravena meningkatkan tekanan darah. Bila darah sirkulasi menurun,
seperti kasus hemoragi atau dehidrasi, tekanan darah menurun.
e. Elastisitas
Normalnya dinding darah arteri elastic dan mudah berdistensi.
Bagaimanapun juga pada penyakit tertentu, seperti arteries klerosis,
dinding pembuluh kehilangan elstistasnya dan digantikan oleh jaringan
fibrosa yang tidak dapat meregang dengan baik.
Bila tekanan darah diketahui lebih tinggi dari biasanya secara
berkelanjutan, orang itu dikatakan mengalami masalah darah tinggi. Penderita
darah tinggi mesti sekurang-kurangnya mempunyai tiga bacaan tekanan darah
yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat.
Denyut Nadi (pulse) adalah getaran/ denyut darah di dalam pembuluh
darah arteri akibat kontraksi ventrikel kiri atau nadi yang teraba pada dinding
pembuluh darah arteri yang berdasarkan systol dan gystole dari jantung.
Sedangkan denyut merupakan pemeriksaan pada pembuluh nadi atau arteri.
Ukuran kecepatannya diukur pada beberapa titik denyut, misalnya, denyut arteri
radialis pada pergelangan tangan, arteri brachialis pada lengan atas, arteri karotis
pada leher, arteri poplitea pada belakang lutut, arteri dorsalis pedis atau arteri
tibialis posterior pada kaki. Pemeriksaan denyut dapat dilakukan dengan bantuan
stetoskop. (Wijaya, 2007)
Denyut jantung yang normal yakni 60-100 kali setiap menit, sedang
denyut jantung lambat kurang dari 60 kali per menit dan yang cepat lebih dari 100
kali per menit maka di nyatakan abnormal. (Wiwi, 2006)
Denyut nadi dapat dirasakan dengan palpasi yaitu dengan menggunakan
ujung jari tangan disepanjang jalannya pembuluh darah arteri, terutama pada
tempat- tempat tonjolan tulang dengan sedikit menekan diatas pembuluh darah
arteri. Pada umumnya ada 9 tempat untuk merasakan denyut nadi yaitu :
1. Pada aspek ventral dari pergelangan tangan pada sisi ibu (radial arteri), dan
kurang umum ulnar arteri kemerah-merahan pada sisi yang lebih mendalam
dan sulit untuk meraba.
2. Leher (pembuluh nadi kepala),
3. Bagian dalam siku, atau di bawah otot bisep (arteri brachial)
4. Kunci paha
5. Dibalik malleolus di tengah-tengah kaki (belakang tibial arteri)
6. Tengah dorsum dari kaki (dorsalis pedis).
7. Di belakang lutut (popliteal arteri)
8. Diatas Perut (Abdominal aorta)
9. Dada (aorta). Hal ini dapat dirasakan dengan satu tangan atau jari tetapi
mungkin untuk auscultate jantung dengan menggunakan stetoskop. Namun
yang paling sering dilakukan yaitu pada : a) Arteri radialis b) Arteri Brankialis
c) Arteri Karotid

Menurut Wiwi, denyut jantung seseorang dapat dipengaruhi beberapa


faktor, yaitu sebagai berikut:
1. Faktor kimia: ion-ion sperti Ca, Na dan K yang terdapat dalam cairan jaringan,
adrenalin, dan karbondioksida
2. Pengaruh temperature: frekuensi denyut jantung akan bertambah bila
temperature naik dan akan berkurang jika temperature turun
3. Massa: semakin massa tubuh maka semakin lambat denyut jantung begitupun
sebaliknya
4. Aktivitas: semakin banyak melakukan aktivitas maka denyut jantung akan
semakin cepat karena jantung memompa darah semakin cepat
5. Jenis kelamin: denyut jantung perempuan lebih cepat bila dibandingkan denyut
jantung laki-laki
6. Kondisi fisiologs: denyut jantung orang yang stress atau tertekan lebih banyak
daripada kondisi yang normal
7. Usia dan digesti: umur muda maka frekuensi jantung lebih cepat
8. Athropin dan nikotin: mempercepat frekuensi denyut jantung
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

A. Rancangan Percobaan

B. Alat dan Bahan


Alat
1. Automatic Blood Preassure Monitor 1 buah
2. Stopwatch 1 buah
3. Timbangan badan 1 buah

C. Variabel
1. Variabel manipulasi : massa model
2. Variabel kontrol : kegiatan yang dilakukan model dan waktu
3. Variabel respon : sistol, diastol, dan denyut jantung

D. Alur Percobaan

Menyiapkan alat dan bahan

- Menyiapkan alat dan bahan yang


sudah ditentukan

Memilih model

Model 1 Model 2 Model 3


- Diukur massa model dengan
menggunakan timbangan badan

Keadaan relaks

- Diukur denyut jantung dalam


keadaan duduk santai
- Dihitung denyut jantung dan
tekanan darah menggunakan
Automatic Blood Preassure Monitor.
- Dicatat besarnya tekanan darah dan
denyut jantung yang terlihat pada
Automatic Blood Preassure Monitor

Lari-lari kecil

- Model berlari-lari kecil selama 1


menit
- Diukur denyut jantung dalam
keadaan setelah lari-lari kecil
- Dihitung denyut jantung dan
tekanan darah menggunakan
Automatic Blood Preassure Monitor.
- Dicatat besarnya tekanan darah dan
denyut jantung yang terlihat pada
Automatic Blood Preassure Monitor

Naik turun tangga

- Model naik turun tangga selama 3


menit
- Diukur denyut jantung dalam
keadaan setelah naik turun tangga
- Dihitung denyut jantung dan
tekanan darah menggunakan
Automatic Blood Preassure Monitor.
- Dicatat besarnya tekanan darah dan
denyut jantung yang terlihat pada
Automatic Blood Preassure Monitor
Hasil Percobaan

- Dicatat pada tabel hasil


percobaan

Data Tabel Hasil


Percobaan

E. Langkah Percobaan
Pertama, memilih 3 orang teman untuk menjadi model, mengukur
massa model dengan menggunakan timbangan badan. Kemudian mengukur
denyut jantung model selama 1 menit dengan mengguunakan stopwatch.
Mengulangi sebanyak dua kali., lalu menghitung rata-ratanya. Lalu mengukur
juga tekanan darahnya dengan menggunakan Automatic Blood Preassure
Monitor dalam keadaan normal (relaks). Setelah itu, mencatat besarnya
tekanan darah yang terlihat pada Automatic Blood Preassure Monitor.
Selanjutnya, model melakukan lari-lari kecil di tempat selama 2 menit
kemudian mengukur denyut jantung dan tekanan darah. Dan kemudian
mencatat besarnya tekanan darah yang terlihat pada Automatic Blood
Preassure Monitor. Lalu model melakukan naik turun tangga selama 3 menit
kemudian mengukur denyut jantung dan tekanan darah, kemudian mencatat
besarnya tekanan darah yang terlihat pada Automatic Blood Preassure
Monitor. Mengulangi langkah 2 sampai 11 dengan model yang berbeda.
BAB IV

DATA DAN ANALISIS

A. Data
Dari percobaan yang telah kami lakukan diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil Pengamatan Tekanan Darah

Tekanan Darah
Massa
model Pulse
No. Model Jenis Aktivitas Sistol Diastol
(m±1) Denyut
(mmHg) (mmHg)
Kg jantung/menit)

a. Normal
93 65 90
(relaks)
b. Lari-lari
kecil di
1 96 54 88
1. tempat 50
Audhea
(2 menit)
c. Naik turun
tangga 116 59 121
(3 menit)
a. Normal
113 68 86
(relaks)
b. Lari-lari
kecil di
2 103 53 99
2. tempat 53
Selly
(2 menit)
c. Naik turun
tangga 109 60 112
(3 menit)
a. Normal
115 87 88
(relaks)
b. Lari-lari
kecil di
3 126 77 105
3. tempat (2 55
Erlina
menit)
c. Naik turun
tangga (3 129 88 126
menit)

B. Analisis
Pada model pertama yaitu Audhea dengan massa 50 Kg saat normal
(relaks) diukur tekanan darahnya diperoleh sistol 93 mmHg, diastol 65
mmHg, dan pulse 90 denyut jantung/menit. Pada saat lari-lari kecil ditempat
selama 2 menit diukur tekanan darahnya diperoleh sistol 96 mmHg, diastol 54
mmHg, dan pulse 88 denyut jantung/menit. Sedangkan pada saat naik turun
tangga selama 3 menit diperoleh sistol 116 mmHg, diastol 59 mmHg, dan
pulse 121 denyut jantung/menit.
Pada model kedua yaitu Selly dengan massa 53 Kg saat normal (relaks)
diukur tekanan darahnya diperoleh sistol 113 mmHg, diastol 68 mmHg, dan
pulse 86 denyut jantung/menit. Pada saat lari-lari kecil ditempat selama 2
menit diukur tekanan darahnya diperoleh sistol 103 mmHg, diastol 68
mmHg, dan pulse 86 denyut jantung/menit. Sedangkan pada saat naik turun
tangga selama 3 menit diperoleh sistol 109 mmHg, diastol 60 mmHg, dan
pulse 112 denyut jantung/menit.
Pada model ketiga yaitu Erlina dengan massa 55 Kg saat normal
(relaks) diukur tekanan darahnya diperoleh sistol 115 mmHg, diastol 87
mmHg, dan pulse 88 denyut jantung/menit. Pada saat lari-lari kecil ditempat
selama 2 menit diukur tekanan darahnya diperoleh sistol 126 mmHg, diastol
77 mmHg, dan pulse 105 denyut jantung/menit. Sedangkan pada saat naik
turun tangga selama 3 menit diperoleh sistol 129 mmHg, diastol 88 mmHg,
dan pulse 126 denyut jantung/menit.
C. Grafik
Grafik 1. Model 1

Grafik 2. Model 2
Grafik 3. Model 3
Grafik 4. Saat Normal (Relaks)

Grafik 5. Saat lari-lari kecil ditempat selama 2 menit


Grafik 6. Saat naik turun tangga selama 3 menit
BAB V
PEMBAHASAN DAN DISKUSI

A. Pembahasan
Dari hasil percobaan kami mengukur tekanan darah dan denyut
jantung pada 3 model yang massanya berbeda, didapatkan hasil pengukuran
yang berbeda pula. Pada model pertama yaitu Audhea dengan massa 50 Kg
saat normal (relaks) diukur tekanan darahnya diperoleh sistol 93 mmHg,
diastol 65 mmHg, dan pulse 90 denyut jantung/menit. Hal itu menunjukkan
bahwa tekanan darah Audhea normal karena berdasarkan teori batas normal
sistolnya berada pada rentang 90 – 120 mmHg, dan diastolnya pada 60 –
80mmHg. Pulsenya terlalu cepat karena menurut teori frekuensi denyut
jantung dalam keadaan istirahat kurang lebih 70-75 kali per menit. Pada saat
lari-lari kecil ditempat selama 2 menit diukur tekanan darahnya diperoleh
sistol 96 mmHg, diastol 54 mmHg, dan pulse 88 denyut jantung/menit.
Sedangkan pada saat naik turun tangga selama 3 menit diperoleh sistol 116
mmHg, diastol 59 mmHg, dan pulse 121 denyut jantung/menit. Dari hasil
tersebut kurang sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa semakin tinggi
aktivitas semakin tinggi pula tekanan darah dan pulse (denyut jantung) nya.
Ketika lari-lari kecil ditempat selama 2 menit dan naik turun tangga selama 3
menit, sudah sesuai karena sistolnya semakin tinggi, sedangkan diastolnya
semakin turun dan denyut jantungnya menurun ketika lari-lari kecil selama 2
menit.
Pada model kedua yaitu Selly dengan massa 53 Kg saat normal
(relaks) diukur tekanan darahnya diperoleh sistol 113 mmHg, diastol 68
mmHg, dan pulse 86 denyut jantung/menit. Hal itu menunjukkan bahwa
tekanan darah Selly normal karena berdasarkan teori batas normal sistolnya
berada pada rentang 90 – 120 mmHg, dan diastolnya pada 60 – 80 mmHg.
Pulsenya terlalu cepat namun masih dalam tahap normal, karena menurut teori
frekuensi denyut jantung dalam keadaan istirahat kurang lebih 70-75 kali per
menit. Pada saat lari-lari kecil ditempat selama 2 menit diukur tekanan
darahnya diperoleh sistol 103 mmHg, diastol 68 mmHg, dan pulse 99 denyut
jantung/menit. Sedangkan pada saat naik turun tangga selama 3 menit
diperoleh sistol 109 mmHg, diastol 60 mmHg, dan pulse 112 denyut
jantung/menit. Ketika lari-lari kecil ditempat selama 2 menit dan naik turun
tangga selama 3 menit, kurang sesuai dengan teori karena sistolnya semakin
turun walaupun tdik terlalu signifikan, seharusnya semakin tinggi karena
meningkatnya aktivitas, sedangkan diastolnya juga tidak sesuai karena
semakin turun, untuk denyut jantungnya sesuai karena meningkat dengan
semakin tingginya aktivitas.
Pada model ketiga yaitu Erlina dengan massa 55 Kg saat normal
(relaks) diukur tekanan darahnya diperoleh sistol 115 mmHg, diastol 87
mmHg, dan pulse 88 denyut jantung/menit. Hal itu menunjukkan bahwa
tekanan darah Erlina normal karena berdasarkan teori batas normal sistolnya
berada pada rentang 90 – 120 mmHg, namun diastolnya lebih dari 80 mmHg.
Pulsenya terlalu cepat karena menurut teori, frekuensi denyut jantung dalam
keadaan istirahat kurang lebih 70-75 kali per menit. Pada saat lari-lari kecil
ditempat selama 2 menit diukur tekanan darahnya diperoleh sistol 126 mmHg,
diastol 77 mmHg, dan pulse 105 denyut jantung/menit. Sedangkan pada saat
naik turun tangga selama 3 menit diperoleh sistol 129 mmHg, diastol 88
mmHg, dan pulse 126 denyut jantung/menit.. Ketika lari-lari kecil ditempat
selama 2 menit dan naik turun tangga selama 3 menit, sudah sesuai dengan
teori karena sistolnya semakin meningkat berbanding lurus dengan
meningkatnya aktivitas, sedangkan diastolnya juga sesuai karena naik pada
saat naik turun tangga namun turun ketika lari-lari kecil di tempat, untuk
denyut jantungnya sesuai karena meningkat dengan semakin tingginya
aktivitas.
Dari ketiga model dengan massa berturut-turut 50 Kg, 53 Kg, dan 55
Kg, tekanan darahnya semakin meningkat dengan bertambahnya massa model
yaitu 93/65 mmHg, 113/68 mmHg, dan 115/87. Sedangkan denyut jantungnya
juga sudah sesuai yaitu semakin lambat frekuensinya dengan bertambahnya
massa yaitu 96 denyut jantung/menit untuk massa 50 Kg, 86 denyut
jantung/menit untuk massa 53 Kg, dan 88 denyut jantung/menit untuk massa
55 Kg. Hanya saja seharusnya denyut jantung erlina lambat daripada selly
karena massa erlina lebih besar daripada selly.
Adanya sedikit perbedaan hasil percobaan dengan teori tersebut dapat
disebabkan oleh beberapa factor diantaranya yaitu, kurang validnya neraca
badan yang dipakai, atau bisa juga kurang telitinya kami membaca skala pada
alat Automatic Blood Preassure Monitor.

B. Diskusi

Faktor apa saja yang mempengaruhi denyut jantung dan tekanan darah
seseorang?
Jawab: Ada 2 faktor yang mempengaruhi yaitu factor patologis dan
fisiologis.

1. Faktor patologis antara lain:

a) Umur
b) Waktu pengukuran
c) Latihan (exercise) dan aktivitas
d) Stress
e) Medikasi :
f) Variasi diurnal
g) Jenis kelamin
h) Emosi dan nyeri
i) Miscellaneus faktor
2. Faktor fisiologis antara lain:
a) Curah jantung
b) Tekanan Perifer terhadap tekanan darah
Tahanan perifer memiliki beberapa faktor penentu:
1) Viskositas darah.
2) Panjang pembuluh
3) Radius pembuluh
4) Volume Darah
5) Elastisitas
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah kami lakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa
pengaruh aktifitas dan massa terhadap tekanan darah dan denyut jantung yaitu
semakin keras aktifitas yang dilakukan semakin tinggi pula tekanan darah dan denyut
jantungnya. Begitu juga dengan massa semakin besar massa maka tekanan darah dan
denyut jantung juga semakin tinggi. Tetapi
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. “Tekanan Darah”. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Tekanan


darah. Diakses pada 26 April 2014.
Anonim. 2013. “Tekanan Darah”. Tersedia: http://mediskus.com/penyakit/tekanan
-darah.html. Diakses pada 26 April 2014.
Febriandi. 2011. “Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah”. Tesedia:
http://mangfebri.blogspot.com/2011/04/faktor-yang-mempengaruhi-
tekanan-darah.html. Diakses pada 26 April 2014
Anonim. 2013. “Mengukur Tekanan Darah”. Tersedia:
http://yheniiwijayanti.blogspot.com/2013/04/mengukur-tekanan-
darah.html. Diakses pada 26 April 2014
LAMPIRAN

Gambar 1 Gambar 2
Timbangan berat badan Automatic Blood Preassure
Monitor

Gambar 3 Gambar 4
Stopwatch Mengukur tekanan darah dan
denyut jantung
Gambar 4 Gambar 5
Aktifitas lari-lari kecil Aktifitas naik turun tangga

Anda mungkin juga menyukai