DISUSUN OLEH:
SANDI PRATAMA
KELAS :1A
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
D. Hipotesis
BAB II
DASAR TEORI
Tekanan darah adalah daya dorong ke semua arah pada seluruh permukaan
tertutup pada bagian dalam jantung dan pembuluh darah dan merujuk kepada
tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah di pompa
oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan
mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut 120/80 mmHg. Nomor
atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung,
dan disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung
beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastole. Saat yang paling
baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat Anda istirahat dan dalam keadaan
duduk atau berbaring. Satuan tekanan darah adalah millimeter hydragyrum (Hg)
atau air raksa dan biasa disingkat dengan mmHg. Tekanan darah diatas dapat
dibaca 120 per 80 milimeter air raksa (Hg).
Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah Saat Dewasa (18 tahun ke atas)
METODOLOGI PERCOBAAN
A. Rancangan Percobaan
C. Variabel
1. Variabel manipulasi : massa model
2. Variabel kontrol : kegiatan yang dilakukan model dan waktu
3. Variabel respon : sistol, diastol, dan denyut jantung
D. Alur Percobaan
Memilih model
Keadaan relaks
Lari-lari kecil
E. Langkah Percobaan
Pertama, memilih 3 orang teman untuk menjadi model, mengukur
massa model dengan menggunakan timbangan badan. Kemudian mengukur
denyut jantung model selama 1 menit dengan mengguunakan stopwatch.
Mengulangi sebanyak dua kali., lalu menghitung rata-ratanya. Lalu mengukur
juga tekanan darahnya dengan menggunakan Automatic Blood Preassure
Monitor dalam keadaan normal (relaks). Setelah itu, mencatat besarnya
tekanan darah yang terlihat pada Automatic Blood Preassure Monitor.
Selanjutnya, model melakukan lari-lari kecil di tempat selama 2 menit
kemudian mengukur denyut jantung dan tekanan darah. Dan kemudian
mencatat besarnya tekanan darah yang terlihat pada Automatic Blood
Preassure Monitor. Lalu model melakukan naik turun tangga selama 3 menit
kemudian mengukur denyut jantung dan tekanan darah, kemudian mencatat
besarnya tekanan darah yang terlihat pada Automatic Blood Preassure
Monitor. Mengulangi langkah 2 sampai 11 dengan model yang berbeda.
BAB IV
A. Data
Dari percobaan yang telah kami lakukan diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil Pengamatan Tekanan Darah
Tekanan Darah
Massa
model Pulse
No. Model Jenis Aktivitas Sistol Diastol
(m±1) Denyut
(mmHg) (mmHg)
Kg jantung/menit)
a. Normal
93 65 90
(relaks)
b. Lari-lari
kecil di
1 96 54 88
1. tempat 50
Audhea
(2 menit)
c. Naik turun
tangga 116 59 121
(3 menit)
a. Normal
113 68 86
(relaks)
b. Lari-lari
kecil di
2 103 53 99
2. tempat 53
Selly
(2 menit)
c. Naik turun
tangga 109 60 112
(3 menit)
a. Normal
115 87 88
(relaks)
b. Lari-lari
kecil di
3 126 77 105
3. tempat (2 55
Erlina
menit)
c. Naik turun
tangga (3 129 88 126
menit)
B. Analisis
Pada model pertama yaitu Audhea dengan massa 50 Kg saat normal
(relaks) diukur tekanan darahnya diperoleh sistol 93 mmHg, diastol 65
mmHg, dan pulse 90 denyut jantung/menit. Pada saat lari-lari kecil ditempat
selama 2 menit diukur tekanan darahnya diperoleh sistol 96 mmHg, diastol 54
mmHg, dan pulse 88 denyut jantung/menit. Sedangkan pada saat naik turun
tangga selama 3 menit diperoleh sistol 116 mmHg, diastol 59 mmHg, dan
pulse 121 denyut jantung/menit.
Pada model kedua yaitu Selly dengan massa 53 Kg saat normal (relaks)
diukur tekanan darahnya diperoleh sistol 113 mmHg, diastol 68 mmHg, dan
pulse 86 denyut jantung/menit. Pada saat lari-lari kecil ditempat selama 2
menit diukur tekanan darahnya diperoleh sistol 103 mmHg, diastol 68
mmHg, dan pulse 86 denyut jantung/menit. Sedangkan pada saat naik turun
tangga selama 3 menit diperoleh sistol 109 mmHg, diastol 60 mmHg, dan
pulse 112 denyut jantung/menit.
Pada model ketiga yaitu Erlina dengan massa 55 Kg saat normal
(relaks) diukur tekanan darahnya diperoleh sistol 115 mmHg, diastol 87
mmHg, dan pulse 88 denyut jantung/menit. Pada saat lari-lari kecil ditempat
selama 2 menit diukur tekanan darahnya diperoleh sistol 126 mmHg, diastol
77 mmHg, dan pulse 105 denyut jantung/menit. Sedangkan pada saat naik
turun tangga selama 3 menit diperoleh sistol 129 mmHg, diastol 88 mmHg,
dan pulse 126 denyut jantung/menit.
C. Grafik
Grafik 1. Model 1
Grafik 2. Model 2
Grafik 3. Model 3
Grafik 4. Saat Normal (Relaks)
A. Pembahasan
Dari hasil percobaan kami mengukur tekanan darah dan denyut
jantung pada 3 model yang massanya berbeda, didapatkan hasil pengukuran
yang berbeda pula. Pada model pertama yaitu Audhea dengan massa 50 Kg
saat normal (relaks) diukur tekanan darahnya diperoleh sistol 93 mmHg,
diastol 65 mmHg, dan pulse 90 denyut jantung/menit. Hal itu menunjukkan
bahwa tekanan darah Audhea normal karena berdasarkan teori batas normal
sistolnya berada pada rentang 90 – 120 mmHg, dan diastolnya pada 60 –
80mmHg. Pulsenya terlalu cepat karena menurut teori frekuensi denyut
jantung dalam keadaan istirahat kurang lebih 70-75 kali per menit. Pada saat
lari-lari kecil ditempat selama 2 menit diukur tekanan darahnya diperoleh
sistol 96 mmHg, diastol 54 mmHg, dan pulse 88 denyut jantung/menit.
Sedangkan pada saat naik turun tangga selama 3 menit diperoleh sistol 116
mmHg, diastol 59 mmHg, dan pulse 121 denyut jantung/menit. Dari hasil
tersebut kurang sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa semakin tinggi
aktivitas semakin tinggi pula tekanan darah dan pulse (denyut jantung) nya.
Ketika lari-lari kecil ditempat selama 2 menit dan naik turun tangga selama 3
menit, sudah sesuai karena sistolnya semakin tinggi, sedangkan diastolnya
semakin turun dan denyut jantungnya menurun ketika lari-lari kecil selama 2
menit.
Pada model kedua yaitu Selly dengan massa 53 Kg saat normal
(relaks) diukur tekanan darahnya diperoleh sistol 113 mmHg, diastol 68
mmHg, dan pulse 86 denyut jantung/menit. Hal itu menunjukkan bahwa
tekanan darah Selly normal karena berdasarkan teori batas normal sistolnya
berada pada rentang 90 – 120 mmHg, dan diastolnya pada 60 – 80 mmHg.
Pulsenya terlalu cepat namun masih dalam tahap normal, karena menurut teori
frekuensi denyut jantung dalam keadaan istirahat kurang lebih 70-75 kali per
menit. Pada saat lari-lari kecil ditempat selama 2 menit diukur tekanan
darahnya diperoleh sistol 103 mmHg, diastol 68 mmHg, dan pulse 99 denyut
jantung/menit. Sedangkan pada saat naik turun tangga selama 3 menit
diperoleh sistol 109 mmHg, diastol 60 mmHg, dan pulse 112 denyut
jantung/menit. Ketika lari-lari kecil ditempat selama 2 menit dan naik turun
tangga selama 3 menit, kurang sesuai dengan teori karena sistolnya semakin
turun walaupun tdik terlalu signifikan, seharusnya semakin tinggi karena
meningkatnya aktivitas, sedangkan diastolnya juga tidak sesuai karena
semakin turun, untuk denyut jantungnya sesuai karena meningkat dengan
semakin tingginya aktivitas.
Pada model ketiga yaitu Erlina dengan massa 55 Kg saat normal
(relaks) diukur tekanan darahnya diperoleh sistol 115 mmHg, diastol 87
mmHg, dan pulse 88 denyut jantung/menit. Hal itu menunjukkan bahwa
tekanan darah Erlina normal karena berdasarkan teori batas normal sistolnya
berada pada rentang 90 – 120 mmHg, namun diastolnya lebih dari 80 mmHg.
Pulsenya terlalu cepat karena menurut teori, frekuensi denyut jantung dalam
keadaan istirahat kurang lebih 70-75 kali per menit. Pada saat lari-lari kecil
ditempat selama 2 menit diukur tekanan darahnya diperoleh sistol 126 mmHg,
diastol 77 mmHg, dan pulse 105 denyut jantung/menit. Sedangkan pada saat
naik turun tangga selama 3 menit diperoleh sistol 129 mmHg, diastol 88
mmHg, dan pulse 126 denyut jantung/menit.. Ketika lari-lari kecil ditempat
selama 2 menit dan naik turun tangga selama 3 menit, sudah sesuai dengan
teori karena sistolnya semakin meningkat berbanding lurus dengan
meningkatnya aktivitas, sedangkan diastolnya juga sesuai karena naik pada
saat naik turun tangga namun turun ketika lari-lari kecil di tempat, untuk
denyut jantungnya sesuai karena meningkat dengan semakin tingginya
aktivitas.
Dari ketiga model dengan massa berturut-turut 50 Kg, 53 Kg, dan 55
Kg, tekanan darahnya semakin meningkat dengan bertambahnya massa model
yaitu 93/65 mmHg, 113/68 mmHg, dan 115/87. Sedangkan denyut jantungnya
juga sudah sesuai yaitu semakin lambat frekuensinya dengan bertambahnya
massa yaitu 96 denyut jantung/menit untuk massa 50 Kg, 86 denyut
jantung/menit untuk massa 53 Kg, dan 88 denyut jantung/menit untuk massa
55 Kg. Hanya saja seharusnya denyut jantung erlina lambat daripada selly
karena massa erlina lebih besar daripada selly.
Adanya sedikit perbedaan hasil percobaan dengan teori tersebut dapat
disebabkan oleh beberapa factor diantaranya yaitu, kurang validnya neraca
badan yang dipakai, atau bisa juga kurang telitinya kami membaca skala pada
alat Automatic Blood Preassure Monitor.
B. Diskusi
Faktor apa saja yang mempengaruhi denyut jantung dan tekanan darah
seseorang?
Jawab: Ada 2 faktor yang mempengaruhi yaitu factor patologis dan
fisiologis.
a) Umur
b) Waktu pengukuran
c) Latihan (exercise) dan aktivitas
d) Stress
e) Medikasi :
f) Variasi diurnal
g) Jenis kelamin
h) Emosi dan nyeri
i) Miscellaneus faktor
2. Faktor fisiologis antara lain:
a) Curah jantung
b) Tekanan Perifer terhadap tekanan darah
Tahanan perifer memiliki beberapa faktor penentu:
1) Viskositas darah.
2) Panjang pembuluh
3) Radius pembuluh
4) Volume Darah
5) Elastisitas
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah kami lakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa
pengaruh aktifitas dan massa terhadap tekanan darah dan denyut jantung yaitu
semakin keras aktifitas yang dilakukan semakin tinggi pula tekanan darah dan denyut
jantungnya. Begitu juga dengan massa semakin besar massa maka tekanan darah dan
denyut jantung juga semakin tinggi. Tetapi
DAFTAR PUSTAKA
Gambar 1 Gambar 2
Timbangan berat badan Automatic Blood Preassure
Monitor
Gambar 3 Gambar 4
Stopwatch Mengukur tekanan darah dan
denyut jantung
Gambar 4 Gambar 5
Aktifitas lari-lari kecil Aktifitas naik turun tangga