Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM FARMASI RUMAH SAKIT


TEKANAN DARAH & ASAM URAT & GULA DARAH

DISUSUN OLEH :

Kelompok B
1. Desta Hastiyan (17484024)
2. Desy Imtinan (17484025)

Dosen Pembimbing
Trilestari, M.Sc., Apt & TIM

POLITEKNIK KESEHATAN BHAKTI SETYA INDONESIA


YOGYAKARTA
2020
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM FARMASI RUMAH SAKIT
TEKANAN DARAH & ASAM URAT & GULA DARAH

A. Tujuan
 Mahasiswa mampu melakukan pengukuran tekanan darah
 Mahasiswa mampu mengukur kadar gula darah
 Mahasiswa mampu mengukur kadar asam urat darah
B. Dasar Teori
a. Pengertian Tekanan Darah
Tekanan darah merupakan besaran sangat penting dalam dinamika
peredaran darah (Hemodinamika). Tinggi tekanan darah pada berbagai macam
pembuluh darah tidak sama, tekanan darah arteri lebih tinggi daripada tekanan
darah pembuluh vena. Pada pemeriksaan fisik, seorang penderita, pengukuran
tekanan darah arteri sudah menjadi suatu keharusan dimana pengukuran ini
selalu dilakukan secara kontinu. Tinggi tekanan darah arteri orang dewasa yang
normal dalam keadaan istirahat dengan posisi berbaring adalah 120mmHg untuk
tekanan sistotik dan 70 mmHg untuk tekanan diastole. Tinggi tekanan darah ini
bervariasi Antara lain karena unur, jenis kelamin, dan posisi badan. Yang
menimbulkan variasi tinggi tekanan darah arteri karena posisi badan atau bagian
badan adalah tidak lain pada gaya berat (Taiyeb, 2016).
Tekanan darah adalah tekanan yang mendesak dinding arteri ketika
ventrikel kiri melakukan sistol kemudian diastole. Pengukurannya
menggunakan sfignomanometer. Tekanan darah sistol adalah tekanan darah yang
direkam selama kontraksi ventrikuler. Tekanan darah diastole adalah tekanan
darah yang direkam selama relaksasi ventricular. Tekanan darah normal adalah
120/80 mmHg. Tekanan denyutan adalah perbedaan antara tekanan sistolik dan
diastolik. Tekanan denyutan normal kira-kira 40 mmHg yang memberikan
informasi tentang kondisi arteri (Soewolo dkk, 2005).
Tekanan darah adalah tekanan dari darah yang dipompa oleh jantung
terhadap dinding arteri. Pada manusia, darah dipompa melalui dua sistem
sirkulasi terpisah dalam jantung yaitu sirkulasi pulmonal dan sirkulasi sistemik.
Ventrikel kanan jantung memompa darah yang kurang O2 ke paru-paru melalui
sirkulasi pulmonal di mana CO2 dilepaskan dan O2 masuk ke darah. Darah yang
mengandung O2 kembali ke sisi kiri jantung dan dipompa keluar dari ventrikel
kiri menuju aorta melalui sirkulasi sistemik di mana O2 akan dipasok ke seluruh
tubuh. Darah mengandung O2 akan melewati arteri menuju jaringan tubuh,
sementara darah kurang O2 akan melewati vena dari jaringan tubuh menuju ke
jantung. Tekanan darah diukur dalam milimeter air raksa (mmHg), dan dicatat
sebagai dua nilai yang berbeda yaitu tekanan darah sistolik dan tekanan darah
diastolik. Tekanan darah sistolik terjadi ketika ventrikel berkontraksi dan
mengeluarkan darah ke arteri sedangkan tekanan darah diastolik terjadi ketika
ventrikel berelaksasi dan terisi dengan darah dari atrium (Lintong, 2015).
Tekanan darah tinggi dianggap sebagai faktor resiko utama bagi
berkembangnya penyakit jantung dan berbagai penyakit vaskuler pada orang-
orang yang telah lanjut usia, hal ini disebabkan ketegangan yang lebih tinggi
dalam arteri sehingga menyebabkan hipertensi. Lansia sering terkena hipertensi
disebabkan oleh kekakuan pada arteri sehingga tekanan darah cenderung
meningkat. Selain itu penyebab hipertensi pada lansia juga disebabkan oleh
perubahan gaya hidup dan yang lebih penting lagi kemungkinan terjadinya
peningkatan tekanan darah tinggi karena bertambahnya usia (Ritu Jain, 2011).
Menurut Husen (2011), tekanan darah timbul ketika bersikulasi di dalam
pembuluh darah. Organ jantung dan pembuluh darah berperan penting dalam
proses ini dimana jantung sebagai pompa muskular yang menyuplai tekanan
untuk menggerakkan darah, dan pembuluh darah yang memiliki dinding yang
elastis dan ketahanan yang kuat.
Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan secara langsung atau tidak
langsung. Pada metode langsung, kateter arteri dimasukkan ke dalam arteri.
Walaupun hasilnya sangat tepat, akan tetapi metode pengukuran ini sangat
berbahaya dan dapat menimbulkan masalah kesehatan lain. (Smeltzer & Bare,
2001).
Tekanan darah penting karena merupakan kekuatan pendorong bagi darah
agar dapat beredar ke seluruh tubuh untuk memberikan darah segar yang
mengandung oksigen dan nutrisi ke organ-organ tubuh. Tekanan darah anak
didasarkan pada jenis kelamin, usia, dan tinggi. Tekanan darah bisa bervariasi
bahkan pada orang yang sama misalnya pada saat berolahraga. Olahraga akan
menyebabkan tekanan darah meningkat untuk waktu yang singkat dan akan
kembali normal ketika berhenti berolahraga. Tekanan darah dalam satu hari juga
berbeda yaitu pada waktu pagi hari tekanan darah lebih tinggi dibandingkan saat
tidur malam hari karena adanya perbedaan tekanan darah sistolik selama 2 jam
pertama setelah bangun tidur dikurangi tekanan darah sistolik terendah dalam
sehari. Selain itu, faktor yang dapat mempengaruhi perbedaan tekanan pada
pembuluh darah adalah posisi tubuh dimana perubahan tekanan darah pada posisi
tubuh dipengaruhi oleh faktor gravitasi (Lintong, 2015).
Badan kesehatan dunia atau WHO (world health organization) juga
memberikan batasan bahwa seseorang, dengan beragam usia dan jenis kelamin,
apabila tekanan darahnya berada pada satuan 140/90 mmHg atau diatas 160/90
mmHg, maka ia sudah dapat dikatagorikan sebagai penderita hipertensi.
Pengobatan hipertensi ada 2 cara pengobatan secara farmakologis dan non
farmakologis. Pemberian terapi non farmakologis relatif praktis dan efisien yaitu
dengan cara pemberian aroma terapi (Rusdi dan Nurlaena Isnawati, 2009).
Untuk mengetahui kecepatan denyut nadi seseorang dapat dilakukan
dengan pulse rate yaitu dengan cara menghitung perubahan tibatibadari tekanan
yang dirambatkan sebagai gelombang pada dinding darah sedangkan pengukuran
dapat dilakukan pada : Arteri karotis (daerah leher), Terletak dileher dibawah
lobus telinga, dimana terdapat arteri karotid berjalan diantara trakea dan otot
sternokleidomastoideus. Sering digunakan untuk bayi, kasus cardia carrest dan
untuk memantau sirkulasi darah keotak ( Hermawan, 2012).
Frekuensi denyut jantung manusia bervariasi, tergantung dari banyak
faktor yang mempengaruhinya, pada saat aktivitas normal. Arteri radialis
(pergelangan tangan), terletak sepanjang tulang radialis, lebih mudah teraba diatas
pergelangan tangan pada sisi ibu jari. Relatif mudah dan sering dipakai secara
rutin. Arteri femolaaaris (lipat paha), Arteri pulpotea, Arteri dorsalis pedis (daerah
dorsum peedis), Arteri temporalis (ventral daun telinga) (Arwani, 2007).
Dalam keadaan istirahat jantung berdetak 70 kali/menit. Pada waktu
banyak pergerakan kecepatan jantung bisa mencapai 150kali/menit dengan daya
pompa 20-25liter/menit. Curah jantung (cardial output) adalah volume darah yang
dipompa oleh tiap-tiap ventrikel permenit. Sedangkan kecepatan normal denyut
jantung (jumlah debaran setiap menit) adalah: Pada bayi yang baru lahir : 140 per
menit, usiasatu tahun : 120 per menit, usia dua tahun : 110per menit, usia lima
tahun : 96-100 per menit, usia sepuluh tahun : 80-90 per menit, pada orang
dewasa : 60-80 per menit(Syaifudin 1997:57).
Untuk mengetahui sirkulas idarah tersebut yang paling sederhana dengan
pemeriksaan denyut nadi. Jadi secara tidak langsung denyut nadi sebagai indeks
kerja jantung dan memiliki peranan penting bahkan dapat mengukur tingkat
aerobik seseorang. Pulsus atau denyut nadi adalah perubahan tiba-tiba dari
tekanan jantung yang dirambatkan sebagai gelombang pada dinding pembuluh
darah. Denyut nadi merupakan sebagian besar indeks kerja jantung tetapi
elastiositas pembuluh darah yang yang lebih besar, viskositas darah, resistensi
arterior dan kapiler memegang peranan dalam menetapkan sifat-sifat tertentu dari
denyut nadi. (Arwani, 2007)
b. Asam Urat
Asam urat adalah produk akhir atau produk buangan yang
dihasilkan dari metabolisme purin. Asam urat sebenarnya merupakan
antioksidan dari manusia dan h e w a n , tetapi bila dalam jumlah
b e r l e b i h a n d a l a m d a r a h a k a n m e n g a l a m i pengkristalan dan dapat
menimbulkan gout. Asam urat mempunyai peran sebagai antioksidan bila
kadarnya tidak berlebihan dalam darah, namun bila kadarnya berlebih
asam urat akan berperan sebagai prooksidan. A s a m u a r a t a d a l a h s a l a h
satu p e n ya k i t arthritis ya n g disebabkan oleh metabolisme
abnormal purin yang ditandai dengan meningkatnya kadar asam urat dalam
darah. Peradangan sendi pada gout bersifat menahun, dan umumnya
setelahterjadi serangan g o u t berulang, sendi yang terserang bisa
menjadi bengkok ataucacat.
Hampir 20% penderita gout juga mengidap batu ginjal. Nama-nama
medis untuk asam urat pun tergantung fase penyakitnya. Jika kadar
asam urat tinggi di dalam darah, tetapi belum punya keluhan maka
disebut hiperurikemia asimtomatis. Ji ka t erj adi serangan akut pada
sendi m aka disebut penyakit goutinterkritikal atau penyakit
piraikritikal. Jika penyakit ini menjadi kronis maka disebut penyakit gout
kronis atau penyakit paraikronis. Jika penyakititu menyebabkan timbulnya
batu pada saluran kencing atau ginjal maka disebut penyakit batu ura t.
Benjolan-benjolan yang mengandung kristal natrium uratberwarna
putih seperti kapur biasanya timbul disekitar sendi pada goutkronis.
Benjolan-benjolan ini disebut tofu. Penyakit asam urat lebih sering
menyerang laki-laki dari pada wanita. Jika penyakit ini menyerang
wanita yang menderita adalah sudah monopause.
Pada wanita yang belum monopause maka kadar hormon estrogen
cukup tinggi, hormonini membantu mengeluarkan asam urat melalui
kencing sehingga kadar asam uratwanita yang belum monopause pada
umumnya normal. Laki-laki tidak mempunyai kadar horm on estrog en yang
t inggi dal am darahnya sehi ngga asam urat sulit dikeluarkan melalui
kencing dan resikonya adalah kadar asam urat darahnya bisa menjadi tinggi.

c. Diabetus
Diabetes adalah penyakit yang berlangsung lama atau kronis serta ditandai
dengan kadar gula (glukosa) darah yang tinggi atau di atas nilai normal. Glukosa
yang menumpuk di dalam darah akibat tidak diserap sel tubuh dengan baik dapat
menimbulkan berbagai gangguan organ tubuh. Jika diabetes tidak dikontrol
dengan baik, dapat timbul berbagai komplikasi yang membahayakan nyawa
penderita. Glukosa merupakan sumber energi utama bagi sel tubuh manusia.
Kadar gula dalam darah dikendalikan oleh hormon insulin yang diproduksi oleh
pankreas, yaitu organ yang terletak di belakang lambung. Pada penderita diabetes,
pankreas tidak mampu memproduksi insulin sesuai kebutuhan tubuh. Tanpa
insulin, sel-sel tubuh tidak dapat menyerap dan mengolah glukosa menjadi energi.
Jenis-jenis Diabetes
Secara umum, diabetes dibedakan menjadi dua jenis, yaitu diabetes tipe
1 dan tipe 2. Diabetes tipe 1 terjadi karena sistem kekebalan tubuh penderita
menyerang dan menghancurkan sel-sel pankreas yang memproduksi insulin. Hal
ini mengakibatkan peningkatan kadar glukosa darah, sehingga terjadi kerusakan
pada organ-organ tubuh. Diabetes tipe 1 dikenal juga dengan diabetes autoimun.
Pemicu timbulnya keadaan autoimun ini masih belum diketahui dengan pasti.
Dugaan paling kuat adalah disebabkan oleh faktor genetik dari penderita yang
dipengaruhi juga oleh faktor lingkungan. Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes
yang lebih sering terjadi. Diabetes jenis ini disebabkan oleh sel-sel tubuh yang
menjadi kurang sensitif terhadap insulin, sehingga insulin yang dihasilkan tidak
dapat dipergunakan dengan baik (resistensi sel tubuh terhadap insulin). Sekitar
90-95% persen penderita diabetes di dunia menderita diabetes tipe ini. Selain
kedua jenis diabetes tersebut, terdapat jenis diabetes khusus pada ibu hamil yang
dinamakan diabetes gestasional. Diabetes pada kehamilan disebabkan oleh
perubahan hormon, dan gula darah akan kembali normal setelah ibu hamil
menjalani persalinan.
Gejala Diabetes
Diabetes tipe 1 dapat berkembang dengan cepat dalam beberapa minggu,
bahkan beberapa hari saja. Sedangkan pada diabetes tipe 2, banyak penderitanya
yang tidak menyadari bahwa mereka telah menderita diabetes selama bertahun-
tahun, karena gejalanya cenderung tidak spesifik. Beberapa gejala diabetes tipe 1
dan tipe 2 meliputi:
 Sering merasa haus.
 Sering buang air kecil, terutama di malam hari.
 Sering merasa sangat lapar.
 Turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas.
 Berkurangnya massa otot.
 Terdapat keton dalam urine. Keton adalah produk sisa dari pemecaha otot
dan lemak akibat tubuh tidak dapat menggunakan gula sebagai sumber
energi.
 Lemas.
 Pandangan kabur.
 Luka yang sulit sembuh.
 Sering mengalami infeksi, misalnya pada gusi, kulit, vagina, atau saluran
kemih.
 Beberapa gejala juga bisa menjadi tanda bahwa seseorang mengalami
diabetes, antara lain:
 Mulut kering.
 Rasa terbakar, kaku, dan nyeri pada kaki.
 Gatal-gatal.
 Disfungsi ereksi atau impotensi.
 Mudah tersinggung.
 Mengalami hipoglikemia reaktif, yaitu hipoglikemia yang terjadi beberapa
jam setelah makan akibat produksi insulin yang berlebihan.
 Munculnya bercak-bercak hitam di sekitar leher, ketiak, dan
selangkangan, (akantosis nigrikans) sebagai tanda terjadinya resistensi
insulin.
Beberapa orang dapat mengalami kondisi prediabetes, yaitu kondisi ketika
glukosa dalam darah di atas normal, namun tidak cukup tinggi untuk didiagnosis
sebagai diabetes. Seseorang yang menderita prediabetes dapat menderita diabetes
tipe 2 jika tidak ditangani dengan baik.
Faktor Risiko Diabetes
Seseorang akan lebih mudah mengalami diabetes tipe 1 jika memiliki faktor-
faktor risiko, seperti:
 Memiliki keluarga dengan riwayat diabetes tipe 1.
 Menderita infeksi virus.
 Orang berkulit putih diduga lebih mudah mengalami diabetes tipe 1
dibandingkan ras lain.
 Bepergian ke daerah yang jauh dari khatulistiwa (ekuator).
 Diabetes tipe 1 banyak terjadi pada usia 4-7 tahun dan 10-14 tahun,
walaupun diabetes tipe 1 dapat muncul pada usia berapapun.
Sedangkan pada kasus diabetes tipe 2, seseorang akan lebih mudah
mengalami kondisi ini jika memiliki faktor-faktor risiko, seperti:
 Kelebihan berat badan.
 Memiliki keluarga dengan riwayat diabetes tipe 2.
 Kurang aktif. Aktivitas fisik membantu mengontrol berat badan,
membakar glukosa sebagai energi, dan membuat sel tubuh lebih sensitif
terhadap insulin. Kurang aktif beraktivitas fisik menyebabkan seseorang
lebih mudah terkena diabetes tipe 2.
 Usia. Risiko terjadinya diabetes tipe 2 akan meningkat seiring
bertambahnya usia.
 Menderita tekanan darah tinggi (hipertensi).
 Memiliki kadar kolesterol dan trigliserida abnormal. Seseorang yang
memiliki kadar kolesterol baik atau HDL (high-density lipoportein) yang
rendah dan kadar trigliserida yang tinggi lebih berisiko mengalami
diabetes tipe 2.
Khusus pada wanita, ibu hamil yang menderita diabetes gestasional dapat
lebih mudah mengalami diabetes tipe 2. Selain itu, wanita yang memiliki riwayat
penyakit polycystic ovarian syndrome (PCOS) juga lebih mudah mengalami
diabetes tipe 2.
Diagnosis Diabetes
Gejala diabetes biasanya berkembang secara bertahap, kecuali diabetes
tipe 1 yang gejalanya dapat muncul secara tiba-tiba. Dikarenakan diabetes
seringkali tidak terdiagnosis pada awal kemunculannya, maka orang-orang yang
berisiko terkena penyakit ini dianjurkan menjalani pemeriksaan rutin. Di
antaranya adalah:
 Orang yang berusia di atas 45 tahun.
 Wanita yang pernah mengalami diabetes gestasional saat hamil.
 Orang yang memiliki indeks massa tubuh (BMI) di atas 25.
 Orang yang sudah didiagnosis menderita prediabetes.
Tes gula darah merupakan pemeriksaan yang mutlak akan dilakukan untuk
mendiagnosis diabetes tipe 1 atau tipe 2. Hasil pengukuran gula darah akan
menunjukkan apakah seseorang menderita diabetes atau tidak. Dokter akan
merekomendasikan pasien untuk menjalani tes gula darah pada waktu dan dengan
metode tertentu. Metode tes gula darah yang dapat dijalani oleh pasien, antara
lain:
Tes gula darah sewaktu. Tes ini bertujuan untuk mengukur kadar glukosa
darah pada jam tertentu secara acak. Tes ini tidak memerlukan pasien untuk
berpuasa terlebih dahulu. Jika hasil tes gula darah sewaktu menunjukkan kadar
gula 200 mg/dL atau lebih, pasien dapat didiagnosis menderita diabetes.
Tes gula darah puasa. Tes ini bertujuan untuk mengukur kadar glukosa
darah pada saat pasien berpuasa. Pasien akan diminta berpuasa terlebih dahulu
selama 8 jam, kemudian menjalani pengambilan sampel darah untuk diukur kadar
gula darahnya. Hasil tes gula darah puasa yang menunjukkan kadar gula darah
kurang dari 100 mg/dL menunjukkan kadar gula darah normal. Hasil tes gula
darah puasa di antara 100-125 mg/dL menunjukkan pasien menderita prediabetes.
Sedangkan hasil tes gula darah puasa 126 mg/dL atau lebih menunjukkan pasien
menderita diabetes.
Tes toleransi glukosa. Tes ini dilakukan dengan meminta pasien untuk
berpuasa selama semalam terlebih dahulu. Pasien kemudian akan menjalani
pengukuran tes gula darah puasa. Setelah tes tersebut dilakukan, pasien akan
diminta meminum larutan gula khusus. Kemudian sampel gula darah akan
diambil kembali setelah 2 jam minum larutan gula. Hasil tes toleransi glukosa di
bawah 140 mg/dL menunjukkan kadar gula darah normal. Hasil tes tes toleransi
glukosa dengan kadar gula antara 140-199 mg/dL menunjukkan kondisi
prediabetes. Hasil tes toleransi glukosa dengan kadar gula 200 mg/dL atau lebih
menunjukkan pasien menderita diabetes.
Tes HbA1C (glycated haemoglobin test). Tes ini bertujuan untuk
mengukur kadar glukosa rata-rata pasien selama 2-3 bulan ke belakang. Tes ini
akan mengukur kadar gula darah yang terikat pada hemoglobin, yaitu protein
yang berfungsi membawa oksigen dalam darah. Dalam tes HbA1C, pasien tidak
perlu menjalani puasa terlebih dahulu. Hasil tes HbA1C di bawah 5,7 %
merupakan kondisi normal. Hasil tes HbA1C di antara 5,7-6,4% menunjukkan
pasien mengalami kondisi prediabetes. Hasil tes HbA1C di atas 6,5%
menunjukkan pasien menderita diabetes.
Hasil dari tes gula darah akan diperiksa oleh dokter dan diinformasikan
kepada pasien. Jika pasien didiagnosis menderita diabetes, dokter akan
merencanakan langkah-langkah pengobatan yang akan dijalani. Khusus bagi
pasien yang dicurigai menderita diabetes tipe 1, dokter akan merekomendasikan
tes autoantibodi untuk memastikan apakah pasien memiliki antibodi yang
merusak jaringan tubuh, termasuk pankreas.
Pengobatan Diabetes
Pasien diabetes diharuskan untuk mengatur pola makan dengan
memperbanyak konsumsi buah, sayur, protein dari biji-bijian, serta makanan
rendah kalori dan lemak. Pasien diabetes dan keluarganya dapat berkonsultasi
dengan dokter atau dokter gizi untuk mengatur pola makan sehari-hari.
Untuk membantu mengubah gula darah menjadi energi dan meningkatkan
sensitivitas sel terhadap insulin, pasien diabetes dianjurkan untuk berolahraga
secara rutin, setidaknya 10-30 menit tiap hari. Pasien dapat berkonsultasi dengan
dokter untuk memilih olahraga dan aktivitas fisik yang sesuai.
Pada diabetes tipe 1, pasien akan membutuhkan terapi insulin untuk
mengatur gula darah sehari-hari. Selain itu, beberapa pasien diabetes tipe 2 juga
disarankan untuk menjalani terapi insulin untuk mengatur gula darah. Insulin
tambahan tersebut akan diberikan melalui suntikan, bukan dalam bentuk obat
minum. Dokter akan mengatur jenis dan dosis insulin yang digunakan, serta
memberitahu cara menyuntiknya.
Pada kasus diabetes tipe 1 yang berat, dokter dapat merekomendasikan
operasi pencangkokan (transplantasi) pankreas untuk mengganti pankreas yang
mengalami kerusakan. Pasien diabetes tipe 1 yang berhasil menjalani operasi
tersebut tidak lagi memerlukan terapi insulin, namun harus mengonsumsi obat
imunosupresif secara rutin.
Pada pasien diabetes tipe 2, dokter akan meresepkan obat-obatan, salah
satunya adalah metformin, obat minum yang berfungsi untuk menurunkan
produksi glukosa dari hati. Selain itu, obat diabetes lain yang bekerja dengan cara
menjaga kadar glukosa dalam darah agar tidak terlalu tinggi setelah pasien makan,
juga dapat diberikan.
Pasien diabetes harus mengontrol gula darahnya secara disiplin melalui
pola makan sehat agar gula darah tidak mengalami kenaikan hingga di atas
normal. Selain mengontrol kadar glukosa, pasien dengan kondisi ini juga akan
diaturkan jadwal untuk menjalani tes HbA1C guna memantau kadar gula darah
selama 2-3 bulan terakhir.
Komplikasi Diabetes
Sejumlah komplikasi yang dapat muncul akibat diabetes tipe 1 dan 2 adalah:
 Penyakit jantung
 Stroke
 Gagal ginjal kronis
 Neuropati diabetik
 Gangguan penglihatan
 Depresi
 Demensia
 Gangguan pendengaran
 Luka dan infeksi pada kaki yang sulit sembuh
 Kerusakan kulit akibat infeksi bakteri dan jamur
Diabetes akibat kehamilan dapat menimbulkan komplikasi pada ibu hamil dan
bayi. Contoh komplikasi pada ibu hamil adalah preeklamsia. Sedangkan contoh
komplikasi yang dapat muncul pada bayi adalah:
 Kelebihan berat badan saat lahir.
 Kelahiran prematur.
 Gula darah rendah (hipoglikemia).
 Keguguran.
 Penyakit kuning.
 Meningkatnya risiko menderita diabetes tipe 2 pada saat bayi sudah
menjadi dewasa.
Pencegahan Diabetes
Diabetes tipe 1 tidak dapat dicegah karena pemicunya belum diketahui.
Sedangkan, diabetes tipe 2 dan diabetes gestasional dapat dicegah, yaitu dengan
pola hidup sehat. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah diabetes, di
antaranya adalah:
 Mengatur frekuensi dan menu makanan menjadi lebih sehat.
 Menjaga berat badan ideal.
 Rutin berolahraga.
 Rutin menjalani pengecekan gula darah, setidaknya sekali dalam setahun.
C. Alat
Alat yang digunakan
 Sphygmomamometer lengkap
 Stetoskop
 Alat pengukur gula darah
 Lancet
 Lancing device
 Kapas
 Alkohol 70%
 Alat pengukur asam urat darah
D. Cara Kerja
1. Mengukur tekanan darah

Manset ditaruh mengelilingi lengan atas

Dipompa dengan sebuah pompa udara sampai tekanan menghalangi


aliran darah di arteri utama

Lengan kemudian ditaruh disamping badan sejajar dengan jantung

Tekanan dari manset pada lengan dilepaskan secara berangsur-angsur

Ketika tekanan disalam manset berkurang dengarkan denyutan arteri


dengan stetoskop pada bagian depan sikut

Denyutan yang pertama kali terdengar adalah tekanan sistolik


(angka yang diatas)

Denyutan terakhir terdengar adalah tekanan diatolik


(angka yang dibawah)
2. Mengukur kadar gula darah

Bersihkan jari dengan alcohol tunggu kering

Pasang lancet pada lancing device

Pasang test strip dialat tunggu sampai alat siap pakai

Tusuk jari dengan lancing device

Darah didekatkan keujung alat

Hasil dapat dibaca setelah 10 detik


3. Mengukur asam urat darah

Bersihkan jari dengan alcohol tunggu kering

Pasang lancet pada lancing device

Pasang test strip dialat tunggu sampai alat siap pakai

Tusuk jari dengan lancing device

Darah didekatkan keujung alat

Hasil dapat dibaca setelah 10 detik

E. Data Pengamatan

No Nama Asam Urat Gula Darah Takanan Darah


1 Enggar 89 110/70
2 Susan 89 110/70
3 Elly 95 110/70
4 Dewi 110/70
5 Bunga 3.0 110/70
6 Nia 4.9 92 100/80
7 Desim 89 110/90
8 Elma 92 110/60
9 Dwi 6.7 121 120/80
10 Desmel 115 90/50
11 Lulu 3.9 90/70
12 Clara 89 90/70
13 Danik 6.7 90/70
14 Desta 4.4 100/80
15 Nori 110/90
16 Elda 90/60
17 Diana 110/70
F. Pembahasan

Anda mungkin juga menyukai