DISUSUN OLEH :
ELIS DIYANTI
NIM. 2020032022
CI LAHAN CI INSTITUSI
2. AnatomiFisiologi
Sistem peredaran darah manusia terdiri atas jantung, pembuluh darah, dan
saluran limfe. Jantung merupakan organ penting yang memompa darah dan
memelihara peredaran melalui saluran tubuh.
Arteri membawa darah dari jantungsedangkanVena membawa darah ke
jantung. Kapiler menggabungkan arteri dan vena, terentang diantaranya dan
merupakan jalan lalu lintas antara makanan dan bahan buangan. Disini juga
terjadi pertukaran gas dalam cairan ekstra seluler atau intershil. Saluran limfe
mengumpulkan, menggiring dan menyalurkan kembali ke dalam limfenya yang
dikeluarkan melalui dinaing kapiler halus untuk membersihkan jaringan. Saluran
limfe ini juga dapat dianggap menjadi bagian sistem peredaran.
Denyut arteri adalah suatu gelombang yang teraba pada arteri bila darah
dipompa keluar jantung. Denyut ini mudah diraba ditempat arteri temporalis
diatas tulang temporal atau arteri dorsalis pedis di belokan mata kaki. Kecepatan
denyut jantung dalam keadaan sehat berbeda-beda, dipengaruhi penghidupan,
pekerjaan, makanan, umur dan emosi. Irama dan denyut sesuai dengan siklus
jantung jumlah denyut jantung 70 berarti siklus jantung 70 kali per menit.
Kecepatan normal denyut nadi per menit :
Kriteria Nadi (x/menit)
Pada bayi yang baru lahir 120 – 160
Selama tahun pertama 80 – 120
Selama tahun kedua 80 – 130
Pada umur 2-6 tahun 75 – 120
Pada umur 6 – 12 tahun 75 – 110
Pada orang dewasa 60 – 100
Tekanan Darah
Tekanan darah sangat penting dalam sirkulasi darah dan selalu diperlukan
untuk daya dorong yang mengalirkan darah didalam arteri, arteriola, kapiler dan
sistem vena sehingga darah didalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena
sehingga terbentuk aliran darah yang menetap.
Jantung bekerja sebagai pemompa darah dapat memindahkan darah dari
pembuluh vena ke pembuluh arteri. Pada sirkulasi tertutup aktivitas pompa jantug
berlangsung dengan cara mengadakan kontraksi dan relaksasi sehingga
menimbulkan perubahan tekanan darah dan sirkulasi darah.
Pada tekanan darah didalam arteri kenaikan arteri pada puncaknya sekitar
120 mmHg tekanan ini disebut tekanan stroke. Kenaikan ini menyebabkan aorta
mengalami distensi sehingga tekanan didalamnya turun sedikit. Pada saat diastole
ventrikel, tekanan aorta cenderung menurun sampai dengan 80 mmHg. Tekanan
ini dalam pemeriksaan disebut dengan tekanan diastole.
A. Etiologi
Menurut Corwin (2016), penyebab peningkatan tekanan darah ada tiga hal
yaitu:
1. Peningkatan Kecepatan Denyut Jantung
Dapat terjadi akibat rangsangan abnormal saraf dan hormon pada nodus
serabut arikinji (SA). Peningkatan kecepatan denyut jantung yang
berlangsung kronik sering menyertai keadaan hipertiroidisme. Peningkatan
kecepatan denyut jantung biasanya dikompensasi oleh penurunan volume
sekuncup sehingga tidak menimbulkan hipertensi.
2. Peningkatan volume sekuncup yang berlangsung lama
Dapat terjadi apabila terdapat peningkatan volume plasma yang
berkepanjangan, akibat gangguan penanganan garam dan air oleh ginjal atau
konsumsi garam yang berlebihan. Peningkatan volume plasma akan
menyebabkan peningkatan volume diastolik akhir sehingga terjadi
peningkatan volume sekuncup dan tekanan darah.
3. Peningkatan total peripheral resistance (TPR) yang berlangsung lama
Peningkatan Total Periperial Resistence yang berlangsung lama dapat
terjadi pada peningkatan rangsangan saraf atau hormon pada arteriol, atau
responsivitas yang berlebihan dari arteriol terdapat rangsangan normal. Kedua
hal tersebut akan menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Pada
peningkatan Total Periperial Resistence, jantung harus memompa secara lebih
kuat dan dengan demikian menghasilkan tekanan yang lebih besar, untuk
mendorong darah melintas pembuluh darah yang menyempit. Hal ini disebut
peningkatan dalam afterload jantung dan biasanya berkaitan dengan
peningkatan tekanan diastolik. Apabila peningkatan afterload berlangsung
lama, maka ventrikel kiri mungkin mulai mengalami hipertrofi (membesar).
Dengan hipertrofi, kebutuhan ventrikel akan oksigen semakin meningkat
sehingga ventrikel harus mampu memompa darah secara lebih keras lagi untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Pada hipertrofi, serat-serat otot jantung juga
mulai tegang melebihi panjang normalnya yang pada akhirnya menyebabkan
penurunan kontraktilitas dan volume sekuncup.
Faktor resiko Hipertensi adalah umur, jenis kelamin, riwayat keluarga,
genetik (faktor resiko yang tidak dapat diubah/dikontrol), kebiasaan merokok,
konsumsi garam, konsumsi lemak jenuh, penggunaan jelantah, kebiasaan
konsumsi minum-minuman beralkohol, obesitas, kurang aktifitas fisik, stres,
penggunaan estrogen (Kemenkes RI, 2018).
B. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konnstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke
bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai factor seperti kecemasan
dan ketakutan dapat mempengaruhirespon pembuluh darah terhadap rangsang
vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin,
meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi
epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol
dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh
darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal,
menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I
yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang
pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intra vaskuler. Semua factor ini cenderung mencetuskan
keadaan hipertensi.
Untuk pertimbangan gerontology. Perubahan structural dan fungsional pada
system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang
terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya
elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh
darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang
pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang
kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung
( volume sekuncup ), mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan
tahanan perifer ( Brunner & Suddarth, 2017 ).
C. Pathway
Aterosklerosisdanelasti
sitaspembuluhdarahme Hipertensi
nurun
Kerusakanvaskuler
Pembuluhdarah
Perubahanstruktur
Pembuluhdarah
Penyumbatanpembuluhdarah
darah
Vasokontriksi
Gangguansirkulasi
Otak Ginjal Pembuluhdarah Retina
Edema Intolerans
aktifitas
D. ManifestasiKlinik
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi:
1. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah,selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa.
Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan
arteri tidak terukur.
2. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi
nyeri kepala dan kelelahan.Dalam kenyataannya ini merupakan gejala
terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
Beberapa pasien yang menderita hipertensiyaitu :
1. Mengeluh sakit kepala,pusing
2. Lemas, kelelahan
3. Sesaknapas
4. Gelisah
5. Mual
6. Muntah
7. Epistaksis
8. Kesadaran menurun
Menurut Corwin (2016), tanda dan gejala hipertensi adalah:
1. Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah akibat
peningkatan darah intrakranium
2. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi
3. Ayunan langkah yang tidak mantap akibat kerusakan susunan saraf pusat
4. Nokturia akibat peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomelurus
5. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler
E. PemeriksaanPenunjang
Pemeriksaan penunjang pada pasien hipertensi adalah seperti laboratorium
rutin yang dilakukan sebelum melakukan terapi bertujuan menentukan adanya
kerusakan organ dan faktor lain atau mencari penyebab hipertensi, biasanya
diperiksa unaralis darah perifer lengkap kemih darah (kalium, natrium, kreatinin,
gula darah puasa, kolestrol total, kolestrol HDI, dan EKG).
Sebagai tambahan dapat dilakukan pemeriksaan lain seperti klirens kreatinin
protein urine 24 jam, asam urat, kolestrol LDL, TSH dan ekokardiografi.
(Mansjoer,2017).
Selain pemeriksaan diatas, juga dapat dilakukan pemeriksaan berikut untuk
mendiagnosa hipertensi:
1. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
2. Pemeriksaan retina
3. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal
dan jantung
4. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri
5. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa
6. Pemeriksaan : renogram, pielogram intravena arteriogram renal,
pemeriksaan fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urin.
7. Foto dada dan CT scan.
F. Penatalaksanaan
Menurut Mansjoer (2018), pengobatan hipertensi yang ideal yang
diharapkan mempunyai sifat-sifat seperti :
1. Menurunkan tekanan darah secara bertahap dan aman.
2. Mampu menurunkan tekanan darah secara multifaktoral.
3. Berkhasiat untuk semua tingkat hipertensi.
4. Melindungi organ-organ vital.
5. Mendukung pengobatan penyakit penyerta DM.
6. Mengurangi faktor risiko penyakit kardiovaskular (PKV) dalam hal
memperbaiki left ventricular hypertrophy (LVH) dan mencegah
pembentukan aterosklerosis.
7. Mengurangi frekuensi dan beratnya serangan angina.
8. Memperbaiki fungsi ginjal dan menghambat kerusakan ginjal lebih lanjut.
9. Efek samping serendah mungkin seperti batuk, sakit kepala, edema, rasa
lelah, mual, dan muka merah.
10. Dapat membuat jantung bekerja lebih efisien.
11. Melindungi jantung terhadap risiko infark.
Jenis-jenis obat hipertensi:
1. Anti hipertensi non-farmakologik:
(Tindakan pengobatan supportif sesuai anjuran Joint National Committee on
Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure:
a. Turunkan BB pada obesitas.
b. Pembatasan komsumsi garam dapur
c. Kurangi alkohol
d. Menghentikan rokok
e. Olahraga teratur
f. Diet rendah lemak jenuh
g. Pemberian kalium dalam bentuk makanan (sayur dan buah).
2. Obat antihipertensi
a. Diuretika, pelancar kencing yang diharapkan mengurangi volume input
pemberian diuretika sudah tidak terlalu dianjurkan sebagai langkah pertama
dalam manejemen hipertensi.
b. Penyekat Beta (B-blocker)
c. Antagonis kalsium
d. Inhibitor Anti Converting Enzyme (ACE), misalnya Inhibase
e. Obat Anti hipertensi sentral (Simpatokolitika)
f. Obat penyekat Alpha
g. Vasodilator
G. Komplikasi
Dalam perjalannya penyakit hipertensi ini termasuk penyakit kronis yang
dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi antara lain:
1. Stroke
2. Gagal jantung
3. Ginjal
4. Mata
Hubungan stroke dengan hipertensi dapat dijelaskan dengan singkat, bahwa
tahanan dari pembuluh darah memiliki batasan dalam menahan tekanan darah
yang datang. Apalagi dalam otak pembuluh darah yang ada termasuk pembuluh
darah kecil yang otomatis memiliki tahanan yang juga kecil.
Kemudian bila tekanan darah melebihi kemampuan pembuluh darah, maka
pembuluh darah ini akan pecah dan selanjutnya akan terjadi stroke hemoragik
yang memiliki prognosis yang tidak baik.
Dengan demikian kontrol dalam penyakit hipertensi ini dapat dikatakan sebagai
pengobatan seumur hidup bila ingin dihindari terjadinya komplikasi yang tidak
baik.
KONSEP TEORI
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Aktivitas / istirahat
Gejala : kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton
Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea
2. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner,
penyakit serebrovaskuler
Tanda : Kenaikan TD, hipotensi postural, takhikardi, perubahan warna
kulit, suhu dingin
3. Integritas Ego
Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, factor
stress multipel
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinue perhatian,
tangisan yang meledak, otot muka tegang, pernapasan menghela,
peningkatan pola bicara
4. Eliminasi
Gejala : gangguan ginjal saat ini atau yang lalu
5. Makanan / Cairan
Gejala : makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi
garam, lemak dan kolesterol
Tanda : BB normal atau obesitas, adanya edema
6. Neurosensori
Gejala : keluhan pusing/pening, sakit kepala, berdenyut sakit kepala,
berdenyut, gangguan penglihatan, episode epistaksis
Tanda :, perubahan orientasi, penurunan kekuatan genggaman, perubahan
retinal optik
7. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala oksipital
berat, nyeri abdomen
8. Pernapasan
Gejala : dispnea yang berkaitan dengan aktivitas, takipnea, ortopnea,
dispnea nocturnal roksimal, batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat merokok
Tanda : distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan, bunyi
napas tambahan, sianosis
9. Keamanan
Gejala : Gangguan koordinasi, cara jalan
Tanda : episode parestesia unilateral transien, hipotensi psotural
10. Pembelajaran/Penyuluhan
Gejala : factor resiko keluarga ; hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung,
DM , penyakit ginjal
Faktor resiko etnik, penggunaan pil KB atau hormon
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnose keperawatan yang muncul berdasarkan nanda NIC-NOC 2016, adalah
sebagai berikut :
1. Penurunan Curah Jantung
2. Nyeriakut
3. Intoleran aktivitas
4. Kurang pengetahuan
5. Resiko Injury
6. Gangguan pola tidur
C. Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan berdasarkan nanda NIC-NOC, 2016 adalah
sebagai berikut :
Diagnosa Rencana Keperawatan
Keperawatan/ Tujuan dan Kriteria
Intervensi
Masalah Kolaborasi Hasil
Penurunan curah NOC : NIC :
jantung b/d Cardiac Pump Evaluasi adanya nyeri dada
gangguan irama effectiveness Catat adanya disritmia jantung
jantung, stroke Circulation Status Catat adanya tanda dan gejala
volume, pre load Vital Sign Status penurunan cardiac putput
dan afterload, Tissue perfusion: Monitor status pernafasan yang
kontraktilitas perifer menandakan gagal jantung
jantung. Setelah dilakukan Monitor balance cairan
asuhan selama……… Monitor respon pasien terhadap efek
DO/DS: penurunan kardiak pengobatan antiaritmia
- Aritmia, output klien teratasi Atur periode latihan dan istirahat
takikardia, dengan kriteria hasil: untuk menghindari kelelahan
bradikardia Tanda Vital dalam Monitor toleransi aktivitas pasien
- Palpitasi, oedem rentang normal Monitor adanya dyspneu, fatigue,
- Kelelahan (Tekanan darah, tekipneu dan ortopneu
- Peningkatan/penur Nadi, respirasi) Anjurkan untuk menurunkan stress
unan JVP Dapat Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
- Distensi vena mentoleransi Monitor VS saat pasien berbaring,
jugularis aktivitas, tidak ada duduk, atau berdiri
- Kulit dingin dan kelelahan Auskultasi TD pada kedua lengan
lembab Tidak ada edema dan bandingkan
- Penurunan denyut paru, perifer, dan Monitor TD, nadi, RR, sebelum,
nadi perifer tidak ada asites selama, dan setelah aktivitas
- Oliguria, kaplari Tidak ada Monitor jumlah, bunyi dan irama
refill lambat penurunan jantung
- Nafas pendek/ kesadaran Monitor frekuensi dan irama
sesak nafas AGD dalam batas pernapasan
- Perubahan warna normal Monitor pola pernapasan abnormal
kulit Tidak ada distensi Monitor suhu, warna, dan
- Batuk, bunyi vena leher kelembaban kulit
jantung S3/S4 Warna kulit Monitor sianosis perifer
- Kecemasan normal Monitor adanya cushing triad
(tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan sistolik)
Identifikasi penyebab dari perubahan
vital sign
Jelaskan pada pasien tujuan dari
pemberian oksigen
Sediakan informasi untuk
mengurangi stress
Kelola pemberian obat anti aritmia,
inotropik, nitrogliserin dan
vasodilator untuk mempertahankan
kontraktilitas jantung
Kelola pemberian antikoagulan
untuk mencegah trombus perifer
Minimalkan stress lingkungan
2. Nyeriakut
Diagnosa Rencana Keperawatan
Keperawatan/ Tujuan dan Kriteria
Intervensi
Masalah Kolaborasi Hasil
Nyeriakut b/d NOC : NIC :
peningkatantekana Pain level Lakukan pengkajian nyeri secara
nvaskulerserebrald Pain control komprehensif termasuk lokasi,
aniskemia. Comfotr level karateristik, Lokasi,frekuensi,
Setelah dilakukan kualitas dan faktor presipitasi
DO/DS: asuhan selama……… Observasi reaksinon verbal dari
- Perubahanseleram nyeri akut klien ketidaknyamanan
akan teratasi dengan Gunakan tehnik komunikasi
- Perubahantekanan kriteria hasil: terapeutik untuk mengetahui
darah Mampu pengalaman nyeri pasien
- Perubahanfrekuen mengontrol Kaji kultur yang mempengaruhi
sijantung nyeri(tahu respon nyeri
- Perubahanfrekuen penyebab Evaluasi pengalaman nyeri masa
sipernapasan nyeri,mampumeng lampau
gunakan tehnik Kontrol lingkungan yang dapat
non farmakologi mempengaruhi nyeri seperti suhu
untuk ruangan,pencahayaan,dan kebisingan
menmgurangi Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
nyeri, mencari menentukan intervensi
bantuan) Ajarkan tehnik non farmakologi
Melaporkan bahwa Berikan analgetik untuk mengurangi
nyeri berkurang nyeri
denganmenggunak Evaluasi keefektifan control nyeri
an manajemen Tingkatkan istirahat
nyeri Kolaborasi dengan dokter jika ada
Mampu mengenali keluhan dan tindakan nyeri tidak
nyeri berhasil
(skalaintensitas,
frekuensi dan
tanda nyeri)
Menyatakan rasa
nyamansetelahnyer
iberkurang
3. Intoleran Aktivitas
Diagnosa Rencana Keperawatan
Keperawatan/ Tujuan dan Kriteria
Intervensi
Masalah Kolaborasi Hasil
Intoleransi NOC : NIC :
aktivitas Self Care : ADLs Observasi adanya pembatasan klien
Berhubungan Toleransi aktivitas dalam melakukan aktivitas
dengan : Konservasi energi Kaji adanya faktor yang
Tirah Baring Setelah dilakukan menyebabkan kelelahan
atau imobilisasi tindakan keperawatan Monitor nutrisi dan sumber energi
Kelemahan selama …. Pasien yang adekuat
menyeluruh bertoleransi terhadap Monitor pasien akan adanya
Ketidakseimban aktivitas dengan kelelahan fisik dan emosi secara
gan antara Kriteria Hasil : berlebihan
suplei oksigen Berpartisipasi Monitor respon kardivaskuler
dengan dalam aktivitas terhadap aktivitas (takikardi,
kebutuhan fisik tanpa disertai disritmia, sesak nafas, diaporesis,
Gaya hidup yang peningkatan pucat, perubahan hemodinamik)
dipertahankan. tekanan darah, Monitor pola tidur dan lamanya
DS: nadi dan RR tidur/istirahat pasien
Melaporkan Mampu Kolaborasikan dengan Tenaga
secara verbal melakukan Rehabilitasi Medik dalam
adanya aktivitas sehari merencanakan progran terapi yang
kelelahan atau hari (ADLs) tepat.
kelemahan. secara mandiri Bantu klien untuk mengidentifikasi
Adanya Keseimbangan aktivitas yang mampu dilakukan
dyspneu atau aktivitas dan Bantu untuk memilih aktivitas
ketidaknyaman istirahat konsisten yang sesuai dengan
an saat kemampuan fisik, psikologi dan
beraktivitas. sosial
DO : Bantu untuk mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber yang diperlukan
Respon untuk aktivitas yang diinginkan
Bantu untuk mendpatkan alat bantuan
abnormal dari aktivitas seperti kursi roda, krek
tekanan darah Bantu untuk mengidentifikasi
atau nadi aktivitas yang disukai
terhadap Bantu klien untuk membuat jadwal
aktifitas latihan diwaktu luang
Perubahan ECG Bantu pasien/keluarga untuk
: aritmia, mengidentifikasi kekurangan dalam
iskemia beraktivitas
Sediakan penguatan positif bagi yang
aktif beraktivitas
Bantu pasien untuk mengembangkan
motivasi diri dan penguatan
Monitor respon fisik, emosi, sosial
dan spiritual
4. Defisit Pengetahuan
Diagnosa Rencana Keperawatan
Keperawatan/ Tujuan dan Kriteria
Intervensi
Masalah Kolaborasi Hasil
DefisitPengetahuan NOC: NIC :
Berhubungan Kowlwdge : Kaji tingkat pengetahuan pasien dan
dengan : disease process keluarga
keterbatasan Kowledge : health Jelaskan patofisiologi dari penyakit
kognitif, interpretasi Behavior dan bagaimana hal ini berhubungan
terhadap informasi Setelah dilakukan dengan anatomi dan fisiologi,
yang salah, tindakan keperawatan dengan cara yang tepat.
kurangnya selama …. pasien Gambarkan tanda dan gejala yang
keinginan untuk menunjukkan biasa muncul pada penyakit, dengan
mencari informasi, pengetahuan tentang cara yang tepat
tidak mengetahui proses penyakit Gambarkan proses penyakit, dengan
sumber-sumber dengan kriteria hasil: cara yang tepat
informasi. Pasien dan Identifikasi kemungkinan penyebab,
keluarga dengan cara yang tepat
menyatakan Sediakan informasi pada pasien
DS: Menyatakan pemahaman tentang kondisi, dengan cara yang
secara verbal adanya tentang penyakit, tepat
masalah kondisi, prognosis
Sediakan bagi keluarga informasi
DO: ketidakakuratan dan program
tentang kemajuan pasien dengan
mengikuti pengobatan
cara yang tepat
instruksi, Pasien dan
Diskusikan pilihan terapi atau
perilaku tidak keluarga mampu
penanganan
sesuai melaksanakan Dukung pasien untuk
prosedur yang mengeksplorasi atau mendapatkan
dijelaskan secara second opinion dengan cara yang
benar tepat atau diindikasikan
Pasien dan Eksplorasi kemungkinan sumber
keluarga mampu atau dukungan, dengan cara yang
menjelaskan tepat
kembali apa yang
dijelaskan
perawat/tim
kesehatan lainnya
5. Resiko Injury
Diagnosa Rencana Keperawatan
Keperawatan/ Tujuan dan Kriteria
Intervensi
Masalah Kolaborasi Hasil
Risiko Injury NOC : NIC : Environment Management
Faktor-faktor risiko : Risk Kontrol (Manajemen lingkungan)
Eksternal Immune status Sediakan lingkungan yang aman
- Fisik (contoh : Safety Behavior untuk pasien
rancangan struktur Setelah dilakukan Identifikasi kebutuhan keamanan
dan arahan tindakan keperawatan pasien, sesuai dengan kondisi fisik
masyarakat, selama…. Klien tidak dan fungsi kognitif pasien dan
bangunan dan atau mengalami injury riwayat penyakit terdahulu pasien
perlengkapan; dengan kriterian hasil: Menghindarkan lingkungan yang
mode transpor Klien terbebas dari berbahaya (misalnya memindahkan
atau cara cedera perabotan)
perpindahan; Klien mampu Memasang side rail tempat tidur
Manusia atau menjelaskan Menyediakan tempat tidur yang
penyedia cara/metode nyaman dan bersih
pelayanan) untukmencegah Menempatkan saklar lampu ditempat
- Biologikal injury/cedera yang mudah dijangkau pasien.
( contoh : tingkat Klien mampu Membatasi pengunjung
imunisasi dalam menjelaskan factor Memberikan penerangan yang cukup
masyarakat, risiko dari Menganjurkan keluarga untuk
mikroorganisme) lingkungan/perilaku menemani pasien.
- Kimia (obat- personal Mengontrol lingkungan dari
obatan:agen Mampumemodifikas kebisingan
farmasi, alkohol, i gaya hidup Memindahkan barang-barang yang
kafein, nikotin, untukmencegah dapat membahayakan
bahan pengawet, injury Berikan penjelasan pada pasien dan
kosmetik; nutrien: Menggunakan keluarga atau pengunjung adanya
vitamin, jenis fasilitas kesehatan perubahan status kesehatan dan
makanan; racun; yang ada penyebab penyakit.
polutan) Mampu mengenali
Internal perubahan status
- Psikolgik kesehatan
(orientasi afektif)
- Mal nutrisi
- Bentuk darah
abnormal,
contoh :
leukositosis/leuko
penia
- Perubahan faktor
pembekuan,
- Trombositopeni
- Sickle cell
- Thalassemia,
- Penurunan Hb,
- Imun-autoimum
tidak berfungsi.
- Biokimia, fungsi
regulasi (contoh :
tidak berfungsinya
sensoris)
- Disfugsi
gabungan
- Disfungsi efektor
- Hipoksia jaringan
- Perkembangan
usia (fisiologik,
psikososial)
- Fisik (contoh :
kerusakan
kulit/tidak utuh,
berhubungan
dengan mobilitas)
DAFTAR PUSTAKA