I. TRIMESTER PERTAMA
A. Pemeriksaan Riwayat Kesehatan
Pada kunjungan pertama pemeriksaan kandungan, dokter atau bidan akan
memeriksa riwayat kesehatan ibu hamil trimester pertama, sehingga dapat
diketahui adanya hal-hal yang mungkin bisa berdampak pada kehamilan.
Berikut beberapa pertanyaan yang biasanya akan diajukan oleh dokter dalam
pemeriksaan riwayat kesehatan.
1. Riwayat kesehatan keluarga, hal ini untuk mengetahui adanya risiko
penyakit genetik.
2. Adanya gen kembar dalam keluarga.
3. Riwayat kesehatan ibu hamil, seperti penyakit apa saja yang pernah dan
masih sampai saat ini dimiliki, obat-obatan apa saja yang pernah dan
masih dikonsumsi, serta gaya hidup yang dijalani.
4. Riwayat kehamilan sebelumnya. Bila ibu pernah hamil sebelumnya,
apakah ada penyakit yang pernah dialami saat hamil dan bagaimana
metode persalinan yang pernah ditempuh.
5. Riwayat menstruasi: kapan waktu terakhir menstruasi dan masa ovulasi.
Hal ini bermanfaat untuk memprediksi usia kehamilan.
B. Pemeriksaan Fisik
Selain itu, ibu hamil juga akan menjalani pemeriksaan fisik secara
menyeluruh yang meliputi:
1. Berat badan. Dokter dapat mengetahui kondisi kesehatan ibu hamil
dengan melakukan pemeriksaan berat badan. Pasalnya, pada kehamilan
normal, ibu hamil akan mengalami kenaikan berat badan walaupun usia
kehamilan baru menginjak dua bulan. Sedangkan ibu hamil yang sakit
atau mengalami morning sickness yang parah, biasanya akan sulit untuk
meningkatkan berat badan.
2. Tinggi Badan. Pemeriksaan ini memang tidak ada pengaruh langsung
terhadap kondisi kesehatan ibu hamil. Namun, pengukuran tinggi badan
ini berguna untuk mengetahui ukuran panggul ibu hamil guna menentukan
metode persalinan.
3. Abdomen, yaitu pemeriksaan pada bagian perut antara dada dengan pelvis.
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk melihat pembesaran rahim.
4. Pemeriksaan tambahan. Bila diperlukan, dokter juga bisa melakukan
pemeriksaan pada organ tubuh ibu hamil lainnya, seperti jantung, ginjal,
atau hati.
C. Tes Urin
Selain untuk memastikan bahwa ibu sudah positif hamil, tes urine juga
berguna untuk mendeteksi adanya penyakit-penyakit lain yang mungkin
diidap oleh ibu hamil. Beberapa hal yang dapat diketahui dengan tes urine:
1. Kadar gula. Bila dalam urine ditemukan adanya kandungan gula yang
cukup tinggi, hal ini berarti ibu mengidap diabetes gestasional.
2. Kadar protein. Kadar protein yang tinggi dalam urine bisa menjadi
pertanda ibu mengidap pre-eklampsia.
D. Tes Darah
Ibu hamil memang tidak wajib melakukan tes darah. Namun, dokter biasanya
menyarankan ibu hamil untuk melakukan tes darah untuk memastikan adanya
penyakit tertentu. Tes darah meliputi:
1. Golongan darah
Selain memeriksa golongan darah (A, B, AB, atau O), ibu hamil juga akan
diperiksa golongan darah rhesus-nya. Pemeriksaan rhesus ini penting
karena apabila rhesus ibu berbeda dengan rhesus bayi, maka kondisi ini
dapat menyebabkan bayi mengalami kelainan darah.
2. Hemoglobin
Pemeriksaan ini juga penting untuk mengetahui apakah ibu hamil
mengidap anemia atau tidak. Normalnya, kadar haemoglobin adalah
sekitar 10–16 gram per liter pada darah. Bila ibu hamil positif mengidap
anemia, biasanya dokter akan menyarankan ibu untuk lebih banyak
mengonsumsi makanan yang kaya akan zat besi dan folat.
3. Pemeriksaan Hepatitis B dan C
Pemeriksaan ini untuk mengetahui apakah ada infeksi virus pada liver ibu
hamil. Hal ini penting karena bila ibu positif mengidap hepatitis, maka
bayi harus segera diimunisasi setelah lahir.
4. Pemeriksaan Rubella
Ibu hamil trimester 1 berisiko terkena rubella saat usia kehamilan di
bawah lima bulan. Sindrom rubella dapat menyebabkan bayi meninggal
sebelum lahir, atau berisiko lahir dengan penyakit jantung bawaan,
kerusakan organ hati, diabetes, dan gangguan otak. Jadi, untuk mencegah
hal ini terjadi maka ibu perlu melakukan imunisasi sesegera mungkin.