Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR
PEMBUATAN DAN PENGENCERAN LARUTAN

PUJIYONO
CGA 118 028
KELOMPOK I
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL........................................................................................ iv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ vi
I. PENDAHULUAN
1.1 Dasar Teori....................................................................................... 1
1.2 Tujuan Praktikum............................................................................. 2
II. BAHAN DAN METODE
2.1 Waktu dan Tempat........................................................................... 3
2.2 Alat dan Bahan................................................................................. 3
2.3 Cara Kerja........................................................................................ 3
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan............................................................................ 6
3.2 Pembahasan..................................................................................... 8
IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan..................................................................................... 10
4.2 Saran................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Hasil Pengamatan Pembuatan Larutan.......................................... 6
Tabel 2. Hasil Pengamatan Pengenceran Larutan........................................ 7

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Lembar Kerja........................................................................................... 12
2. Lembar ACC............................................................................................ 13

I. PENDAHULUAN
1.1 Dasar Teori
Larutan merupakan suatu campuran yang terdiri dari dua atau lebih
komponen yang bercampur dalam homogen. Bisa di sebut juga campuran secara
homogen dari dua jenis zat atau lebih. Zat yang jumlahnya lebih sedikit yang ada
didalam larutan itu (zat) solut atau terlarut, sedangkan zat yang memiliki jumlah
zat lebih banyak dibandingkan dengan zat-zat lain dalam larutan juga disebut
solven atau pelarut. Takaran atau komposisi zat terlarut serta pelarut dalam sebuh
larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, dan sedangkan proses campuran zat
terlarut dan pelarut disebut pelarutan (solvasi). Contohnya larutan seperti garam
atau gula dilarutkan dalam air (Wolke, 2003).
Konsentrasi larutan adalah komposisi yang menunjukkan dengan jelas
perbandingan jumlah zat terlarut terhadap pelarut. Di ketahui konsentrasi larutan
akan tinggi (pekat) bila zat terlarutnya banyak dan zat pelarutnya sedikit. Dan
konsentrasi larutan akan rendah (encer) bila zat terlarutnya sedikit dan zat
pelarutnya banyak (Adha, 2015).
Ada beberapa cara untuk menyatakan konsentrasi dalam suatu larutan, yaitu:
a). Mol (n) Mol adalah unit jumlah zat dalam pengetahuan kimia dimaksud
dengan mol. Satu mol zat memiliki kandungan partikel yang jumlahnya sama juga
dengan jumlah mol dengan membagi anatara gram dan massa moleku relative.
berat zat ( gr )
Dengan rumus: n= ; b). Molaritas (M) Menyatakan jumlah mol zat
berat molekul

mol zat larutan ( mol )


terlarut dalam 1 liter larutan. Dengan rumus: M ¿ ; c).
Volume larutan ( L )
Molalitas (m) Menyatakan jummlah mol zat terlarut dalam 1000 gram pelarut.
Mol zat terlarut ( mol )
Dengan rumus: m= ; d). Normalitas (N) Merupakan satuan
Berat Pelarut ( kg )
konsentrasi yang sudah memperhitungkan kation dan anion yang di kandung
sebuah larutan. Dan menyatakan jumlah mol ekivalen zat terlarut dla 1 liter

Mol Zat terlarut x ekivalen


larutan. Dengan rumus: N= ; e). % berat (b/v) atau
Volume
(w/v) adalah jumlah berat (gram) zat terlarut dlam setiap 100 ml larutan. Dengan
w Berat zat terlarut ( g )
rumus: % = x100%; f). % volume (v/v) Persentase (v/v)
v 100 ml larutan
adalah jumlah volume (ml) zat terlarut dalam tiap 100 ml larutan.
v Volume zat terlarut ml
Dengan rumus: % = x 100% ; g). Fraksi Mol (x) adalah
v 100 ml larutan
perbandingan anatara jumlah mol suatu komponen dengan jumlah mol seluruh
komponen yang terdapat dalam larutan. Dengan rumus:
Molzatterlarut ( mol )
x= ; h). Part Per Million (ppm) Satuan
molzatterlarut ( mol )+ mol pelarut (mol)
konsentrasi ini di gunakan untuk menghitung jika larutan sangat encer dalam

Berat zat terlarut ( mg )


hintungan per sejuta. Dengan rumus: ppm=
Volume larutan ( L)
Berat zat terlarut ( mg )
dan ppm ¿ ; i). Part Per Billion (ppb) Satuan ini juga di
Berat larutan (Kg)
gunakan untuk menghitung jika larutan sangat encer tetapi dalam hitungan per

Berat zat terlarut ( µg )


miliar. Dengan rumus: ppb= dan
Volume larutan(L)

Berat zat terlarut ( µg )


ppb= . Jadi, itu adalah beberapa cara dalam menyatakan
Berat larutan(Kg)
konsentrasi dalam suatu larutan (Muliansyah, 2014).
Manfaat dari mempelajari cara pembuatan dan pengenceran suatu larutan
adalah kita dapat mengetahui cara pembuatan dan cara pengenceran larutan
dengan benar. Serta kita tau cara menghitung dalam sebuah larutan. kita tau
bahwa materi pebelajaran ini sangat penting, karena ini materi dasar yang di mana
nanti akan di aplikasikan pada saat praktikkum yang berhubungan dengan larutan
dan pengenceran (Henang, 2006).

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan praktikum Kimia Dasar dengan materi Pembuatan Dan Pengenceran
Larutan yaitu:
1. Membuat larutan dengan konsentrasi tertentu.
2. Mengencerkan larutan dengan konsentrasi tertentu.
II. BAHAN DAN METODE

2.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Kimia Dasar dengan materi Pembuatan dan Pengenceran Larutan
dilaksanakan pada hari Rabu, 10 Oktober 2018, pukul 15.30-17.10 WIB.
Bertempat di Laboratorium Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Palangka Raya.

2.2 Alat dan Bahan


Adapun alat yang di gunakan yaitu neraca analitik, labu takar atau labu ukur
100 ml, gelas ukur dan pipet tetes. Sedangkan bahan yang di gunakan yaitu NaCl,
HCl 37%, metanol 70%, gula pasir dan akuades.

2.3 Cara Kerja


Cara yang dilakuakan pada saat praktikum Kimia Dasar dengan materi
Pembuatan dan Pengenceran Larutan yaitu:
2.3.1 Cara Kerja Pembuatan 100 ml Dalam Larutan NaCl 0,1 mol
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan dalam pelaksanaan
praktikum.
2) Menghitung NaCl yang di gunakan dalam pembuatan larutan.
3) Menimbang NaCl sebanyak hasil perhitungan yang di perlukan.
4) Mengisi air dari botol semprot akuades ke dalam gelas ukur sebanyak 100
ml.
5) Memasukkan air dari dalam gelas ukur ke dalam labu ukur hingga tanda tera
atau meniskus.
6) Menggojok hingga NaCl larut dalam akuades (Homogen).

2.3.2 Cara Kerja Pembuatan 100 ml Dalam Larutan NaCl 100 ppm
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan dalam pelaksanaan
praktikum.
2) Menghitung NaCl yang di gunakan dalam pembuatan larutan.
3) Menimbang NaCl sebanyak hasil perhitungan yang di perlukan.
4) Mengisi air dari botol semprot akuades ke dalam gelas ukur sebanyak 100
ml.
5) Memasukkan air dari dalam gelas ukur ke dalam labu ukur hingga tanda tera
atau meniskus.
6) Menggojok hingga NaCl larut dalam akuades (Homogen).

2.3.3 Cara Kerja Pembuatan 100 ml Dalam Larutan Metanol 70%


1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan dalam pelaksanaan
praktikum.
2) Menghitung Metanol yang di gunakan dalam pembuatan larutan.
3) Mengukur volume Metanol sebanyak hasil perhitungan yang di perlukan.
4) Mengisi air dari botol semprot akuades ke dalam gelas ukur sebanyak 100
ml.
5) Memasukkan air dari dalam gelas ukur ke dalam labu ukur hingga tanda tera
atau meniskus.
6) Menggojok hingga Metanol larut dalam akuades (Homogen).

2.3.4 Cara Kerja Pembuatan 100 ml Larutan Gula (glukosa) 12%


1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan dalam pelaksanaan
praktikum.
2) Menghitung Gula yang di gunakan dalam pembuatan larutan.
3) Menimbang Gula sebanyak hasil perhitungan yang di perlukan.
4) Mengisi air dari botol semprot akuades ke dalam gelas ukur sebanyak 100
ml.
5) Memasukkan air dari dalam gelas ukur ke dalam labu ukur hingga tanda tera
atau meniskus.
6) Menggojok hingga Gula larut dalam akuades (Homogen).
2.3.5 Cara Kerja Pengenceran Dari Larutan HCl 37%
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan dalam pelaksanaan
praktikum.
2) Menghitung volume HCl yang di gunakan untuk pengenceran.
3) Menyiapkan air dalam gelas ukur .
4) Memasukkan HCl ke dalam labu ukur.
5) Memasukkan air ke dalam labu ukur yang telah berisi HCl.
6) Menggojok larutan hingga homogen.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan


Tabel 1. Hasil Pengamatan Pembuatan Larutan
No Senyawa Konsentrasi Volume Berat Bahan

1 NaCl 0,1 M 100 ml 0,585 gr

2 NaCl 100 ppm 100 ml 0,01 gr

3 Metanol 70% 100 ml 70 ml

4 Gula (glukosa) 12% 100 ml 12 gr

1). Diketahui : Mol = 0,1


Volume = 100 ml = 0,1 L

Ditanya : Berat NaCl?

Mr NaCl = Na + Cl
= 23 + 35,5
= 58,5
(mol /gr )
Mol ¿
liter
gr=mol x liter
¿ 58,5 x 0,1
¿ 0,585

2). Diketahui : ppm = 100


Volume = 100 ml = 0,1 L
Ditanya : Berat zat?
Berat zat larutan ( mg )
ppm ¿
Volume larutan ( L )
mg
100¿
0,1
mg = 100 x 0,1

= 10 mg
= 0,01 gram

3). Diketahui : Metanol = 70%


Volume = 100 ml

Ditanya : % volume air?

v ml
% =
v 100 ml

ml
70% ¿ x 100%
100ml

ml = 70 ml

4). Diketahui : Gula = 12%


Volume = 100 ml
Ditanya : Berat?
v gram
% = x100%
v 100 ml
12
gram= x 100 %
100 ml
1200
gram=
100
gram=12 gram

Tabel 2. Hasil Pengamatan Pengenceran Larutan


No Senyawa M1 V1 M2 V2

1 HCl 12,06 M 8,3 ml 0,1 M 1000 ml

1). Diketahui : HCl = 1000 ml


Molaritas = 0,1 mol
Bm. HCl = 36,5 gr

Diketahui : M1 dan V1?

xBeratjenis
M 1. HCl=10 x %
bm

10 x 37 x 1,19
M 1. HCl=
36,5

440,3
M 1. HCl=
36,5

M 1. HCl=12,06 mol

Pencarian V1 : M 1. V 1=M 2.V 2

12,06.V 1=0,1.1000
0,1.1000
V 1=
12,06
100
V 1=
12.06
V 1=8,3 ml

3.2 Pembahasan
3.2.1 Hasil Pengamatan Pembuatan Larutan
Dari tabel 1. Hasil pengamatan pembuatan larutan dapat di artikan bahwa
pembuatan larutan adalah suatu cara mepelajari cara pembuatan larutan dari bahan
cair atau padat dengan konsentrasi tertentu. Sedangkan untuk menyatakan
konsentrasi suatu larutan dapat di lakukan dengan beberapa cara yaitu mol,
molaritas, molalitas, normalitas, persen berat, persen volume, fraksi mol, ppm
(part per million) dan ppb (part per billion) (Sutresna, 2007).
Dari cara-cara di atas dapat di gunkan dalam beberapa senyawa misalnya
NaCl (natrium klorida), metanol (CH3OH) dan gula (glukosa). a) Senyawa NaCl
dengan konsentrasi 0,1 M dan volumenya 100 ml dapat menghasilkan berat bahan
0,585 gram, dengan mencari massa relatif (Mr) terlebih dahulu, maka di dapat Mr
NaCl yaitu 58,5 setelah itu di kalikan dengan volume 100 ml yang di ubah
menjadi satuan liter yaitu 0,1 L sehingga menghasilkan berat bahan 0,585. b)
Senyawa NaCl dengan konsentrasi 100 ppm dan volumenya 100 ml dapat
menghasilkan 0,01 gram dengan menggunakan cara ppm (part per million) yang
di mana berat jenis dengan satuan (mg) di ubah ke satuan (gr) dari hasil perkalian
antara ppm dan volume air dengan satuan liter. c) Senyawa metanol (CH 3OH)
dengan konsentrasi 70% dan dengan volume 100 ml yang di ubah ke satuan liter
yaitu 0,1 L. Dengan menggunakan cara persen volume (%v/v) yaitu dengan
mengkalikan persen volume dengan 100 ml dan 100% sehingga menghasilkan 70
ml. d) Senyawa gula dengan konsentrasi 12% dan volume 100 ml untuk mencari
berat bahan adalah dengan membagi anatara persen volume dan volume dan di
kalikan dengan 100%. Dari data di atas jika konsentrasi, volume dan berat bahan
sudah diketahui maka terbentuklah suatu larutan. (Homogen).

3.2.2 Hasil Pengamatan Pengenceran Larutan


Dari table 2. Hasil pengamatan pengenceran larutan dapat di artikan bahwa
pengenceran larutan adalah suatu cara di mana membuat larutan yang lebih pekat
menjadi larutan yang kurang pekat. Di sini dalam pengenceran larutan dengan
menggunakan senyawa HCl (Asam klorida). HCl adalah larutan akuades dari gas
hidrogen klorida (HCl), senyawa ini merupakan asam yang kuat sehingga
tergolong sifat bahan kimia berbahaya.
Dalam proses pencairan ini senyawa HCl membutuhkan cara dalam
menyatakan konsentrasi yaitu dengan menghitung molaritas dan volume. Cara
menghitung ini dengan di ketahui dulu konsentrasi awal (molaritas, M 1) dan
volume awal (V1), lalu konsentrasi akhir (molaritas, M2) dan volume akhir (V2).
Dapat di lihat pada tabel bahwa konsentrasi awalnya 12,06 M dan volume awal
8,3 ml setelah di hitung dengan rumus pengenceran larutan konsentrasi dan
volume berubah menjadi 0,1 M dan 1000 ml. sehingga dapat di ketahui bahwa
pengenceran konsentrasi pada senyawa HCl yang awalnya lebih pekat ia menjadi
kurang pekat, terlihat lebih jelas pada volume yang berubah.
IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Membuat larutan dengan konsentrai tertentu berarti bahwa dalam pebuatan
larutan konsentrasi dari setiap senyawa itu berbeda-beda maka di perlukan dalam
membuat larutan harus sesuai dengan konsentrasi yang telah di tentukan atau di
hitung. Ada beberapa cara dalam menyatakan konsentrasi yaitu dengan
menghitung mol, molaritas, molalitas, normalitas, persen berat, persen volume,
faraksi mol, ppm (part per million) dan ppb ( part per billion). Dimana bertujuan
untuk menghasilkan data yang sesuai dengan konsentrasi pada pada setiap larutan
yang akan di buat.
Mengencerkan larutan dengan konsentrasi tertentu yaitu merupakan cara
dalam membuat suatu larutan yang lebih pekat menjadi kurang pekat sesuai
dengan konsentrasi yang telah di tentukan atau di hitung. Cara dalam menentukan
konsentrasi pada pengenceran yaitu dengan menghitung molaritas awal dengan
molaritas akhir dan volume awal dengan volume akhir. Sehingga dapat di ketahui
kepekatan dalam suatu larutan sebelum dan sesudah di hitung yang di mana telah
di tentukan konsentrasinya.
4.2 Saran
Di harapkan kepada praktikan selajutnya dapat mempelajari cara kerja
dalam setiap praktikum agar dalam pelaksanaan praktikum berjalan dengan baik
dan dapat mengaplikasikannya.

DAFTAR PUSTAKA

Adha. S. D. 2015. Pengaruh Konsentrasi Larutan HNO3 dan Waktu Kontak


Terhadap Desorpsi Kadmium (II) yang Terikat Pada Biomassa Azolla
Micropylla-Sitrat. Kimia Student Journal. Vol.1 (1) : 636-642 di akses
pada tanggal 12 Oktober 2018
Wolke, 2003. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 2. Jakarta :
Gramedia. Vol.1 (1) : 613-615 di akses pada tanggal 12 Oktober 2018.
Muliansyah, 2014. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Laboratorium Jurusan
Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya.
Henang, 2006. Kimia Untuk Sekolah Menengah Atas. PT. Grasindo. Jakarta.
Sutresna, 2007. Cara Belajar Kimia Untuk Kelas Xi Sekolah Menengah Atas.
Grafindo Media Pratama. Bandung.

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2018

Anda mungkin juga menyukai