Telah dilakukan percobaan dengan judul “Sistem Periodik Unsur” yang bertujuan
untuk mengetahui kereaktifan, mempelajari reaksi unsur-unsur golongan alkali tanah
dan senyawa logam alkali tanah dengan air. Prinsip yang digunakan pada percobaan
ini ialah analisa kualitatif. Hasil yang di dapat dari percobaan ini adalah reaksi antara
Mg + H2O menghasilkan gelembung gas dan larutan sedikit keruh, Mg(OH)2 + H2 +
Pp menghasilkan perubahan warna menjadi pink, Mg(OH)2 + H2 + CuSO4
menghasilkan perubahan warna menjadi biru muda, Mg(OH) 2 + H2 + AgNO3
menghasilkan perubahan warna menjadi putih keruh, Mg(OH) 2 + H2 + Pb(NO3)2
menghasilkan perubahan warna menjadi putih keruh, Mg(OH)2 + H2 + FeCl3
menghasilkan perubahan warna menjadi kuning, Mg(OH)2 + H2 + HgCl2
menghasilkan perubahan larutan menjadi bening. Reaksi antara MgO + H2O
menghasilkan perubahan warna menjadi putih keruh, Mg(OH) 2 + Pp menghasilkan
endapan berwarna pink, Mg(OH)2 + CuSO4 menghasilkan endapan berwarna biru
pudar, Mg(OH)2 + AgNO3 menghasilkan endapan berwarna abu-abu, Mg(OH)2 +
Pb(NO3)2 menghasilkan endapan berwarna putih, Mg(OH)2 + FeCl3 menghasilkan
endapan berwarna kuning keorenan, Mg(OH)2 + HgCl2 menghasilkan endapan
berwarna coklat kemerahan. Kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini adalah
larutan yang diuji cobakan positif mengandung logam Mg dan MgO .
BAB I
PENDAHULUAN
Boyle sebagai pelopor ilmu kimia modern dalah orang pertama yang memberikan
definisi bahwa unsur adalah suatu zat yang tidak dapat dibagi-bagi lagi menjadi dua
zat atau lebih dengan cara kima. Sejak itu orang dapat menyimpulkan bahwa unsur-
unsur mempunya sifat yang jelas dan ada kemiripan diantara sifat unsur-unsur itu.
Akhirnya ditemukan bahwa kemiripan itu muncul secara teratur dan secara periodik
jika unsur-unsur itu diatur menurut bobot atom. Keteraturan ini pada tahun 1869
dikenal sebagai kepriodikan yang dinyatakan dalam suatu daftar sebagai susunan
berkala atau sistem periodik. Perkembangan sistem periodic dimulai pada akhir abad
18 dan permulan abad 19. Tabel periodik dapat dicetak dalam satu lembar kertas,
tetapi apa yang terkandung di dalamnya dan apa yng diberikan pada kita sangatlah
banyak. Tabel ini adalah hasil jerih payah yang tak kenal lelah, yang berawal dari
zaman Yunani, untuk mengetahui sifat materi sebenarnya. Semua ini dapat dikatakan
kitab sucinya kimia. Nilai sistem periodik bukan hanya pada organisasi informasi
yang telah diketahui, tetapi juga kemampuannya memprediksi sifat yang belum
diketahui (Barsasela, 2012).
Tabel periodik adalah tabel data unsur yang sangat berguna. Tabel ini dirancang
sedemikian rupa sehingga setiap kolom vertikal mengandung unsur yang serupa
secara kimia. Unsur-unsur dalam kolom disebut golongan atau famili. Unsur dalam
beberapa golongan dapat mirip satu sama lain. Unsur dalam golongan lain kurang
serupa. Misalnya unsur-unsur dari golongan pertama mirip dengan satu sama lain
melebihi unsur-unsur dari golongan empat dari ujung, diawali oleh N. Setiap baris
pada tabel disebut periode. Terdapat tiga bagian berbeda pada tabel periodik yaitu
unsur golongan utama, unsur golongan transisi, dan unsur golongan transisi dalam.
Periode dan golongan diidentifikasi secara berbeda. Periode diberi label dari 1 sampai
7. Beberapa acuan menggunakan nomor periode. Golongan umumnya diacu
berdasarkan nomornya. Golongan dapat diberi label dengan tiga cara berbeda :
1. Klasik : golongan utama diberi label IA sampai VIIIA plus 0. Golongan
transisi diberi label IB sampai VIIIB (meskipun tidak berurutan).
2. Perubahan : golongan utama dan golongan transisi diberi label IA sampai
VIIIA dan kemudian IB sampai VIIIB plus 0.
3. Modern : golongan diberi label dengan angka arab dari 1 sampai 18.
Beberapa golongan penting diberi nama. Golongan IA (1) (tidak termasuk
hidrogen) disebut logam alkali. Unsur-unsur golongan IIA (2) dikenal sebagai logam
alkali tanah. Unsur-unsur golongan VIIA (7) dinamakan halogen. Logam-logam
golongan IB (11) dikenal sebagai logam koin (coinage metals). Unsur-unsur golongan
0 (18) dikenal dengan gas mulia (noble gases) (Goldberg, 2008).
Beberapa sifat fisika penting dari unsur grup I A dan II A. unsur dari kedua
keluarga ini meiliki kilap keperekan logam yang khas, pada permukaan yang baru
dipotong. (tetapi ini cepat menghitam setelah tersingkap terhadap udara). Unsur-unsur
ini juga meliliki daya hantar (konduktifitas) listrik danpanas yang tinggi yang adalah
khas logam. Beberapa titik lelehnya yang relatif rendah rapatannya yang
relatif rendah dankelunakannya. Ciri khas yang paling mencolok dari logam akali dan
akali tanah-tanahan adalah kereaktifannya yang luar biasa besar. Pada unsur alkali
jari-jari atom dari litrum ke fransium semakin besar dikarenakan bertambahnya
jumlah kulit electron. Sedangkan energy ionisasinya dari keelektronegatifannya dari
ltium ke fransium semakin berkurang. Logam-logam alkali hanya memiliki satu
malam tingkat oksidasi yaitu +1. Titik leleh dan titik didih alkali tanah dari litium
ketransium semakin menurun bagitu pula gelang daya hantar listrik panas. Kecuali
pada natrium. Reaksi antara logamalkali dengan air membentuk basa dengan gas
hidrogen. Dengan semakin bertambahnya nomor atom, reaksi berlangsung semakin
hebat. Kira-kira 80 unsur diklasifikasikan sebagai logam yang meliputi beberapa dari
setiap grup, kecuali VIII A, VII A dan mungkin VI A. Logam-logam ini berada
disebelah kiri dan tengah tabel berkala. Dalam reaksi kimia dengan nonlogam, atom
logam cenderung menyumbangkan elektron, dan membentuk kation
keelektronegatifannya rendah, kebanyakan diantaranya kurang dari 2,0. Selanjutnya
unsur non logam, yang terdiri dari kira-kira selusin unsur-unsur yang relatif umum
dan penting, ditambah gas mulia, berada disebelah kanan pada tabel priodik, kecuali
hidrogen. Atom dari non logam cenderung menerima elektron, dan membentuk anion
dalam reaksi kimia dengan logam. Selain itu nonlogam juga nonlogam juga mudah
bereaksi satu sama lain dengan membentuk ikatan kovalen misalnya dalam SO3, CO2
dan H2O. Keelektronegatifannya dari kebanyakan non logam berkisar dari sekitar 2,4
ke atas. Selanjutnya Metoloid atau unsur perbatasan, memperlihatkan baik sifat logam
maupun sifat non logam sampai tingkat tertentu, biasanya ia bertindak sebagai
penyumbang elektron dengan non logam, dan sebagai penerima elektron dengan
logam. Unsur-unsur ini terletak berdekatan dengan garis zig-zag (seperti tangga)
dalam tabel berkala, seperti B, Si,Ge, Ar, Sb, Tc termasuk dalam kelas ini.
Keelektornigatifan unsur garis batas ini, berkisar antara 1.8 dan 2.1 (Keenan,1980).
Ciri khas yang paling menyolok dari logam alkali dan alkali tanah, adalah
kereaktifannya yang luar biasa besar. Logam natrium, kalsium dan kalium adalah
logam-logam yang begitu aktif sehingga mereka tak terdapat sebagai unsur, bila
bersentuhan dengan udara atau air. Tak satupun dari unsur-unsur IA dan IIA terdapat
di alam dalam keadaan unsurnya. Semua unsur alkali terdapat dalam senyawaan alam
sebagai ion unipositif (positif-satu), semua unsur alkali tanah terdapat sebagai ion
dipositif (positif-dua). Sifat metalik, sifat metalik dalam golongan A, cenderung
makin bertambah dari atas ke bawah pada tabel berkala. Pertambahan ini mungkin
kurang menyolok dalam golongan alkali daripada golongan lainnya, sebab bahkan
litium sekalipun bersifat sangat metalik. dalam Sebagian besar reaksi kimia, unsur
dari natrium sampai sesium, berkelakukan secara sama. Litium agak berbeda,
mungkin karena ionnya begitu kecil sehingga rapatan muatannya sangat tinggi untuk
satu ion bermuatan satu. Litium sudah pasti adalah logam, tetapi yang paling kurang
metalik dari unsur-unsur golongan IA berdasarkan sifat-sifatnya sebagai penyumbang
(donor) elektron. Sesium yang paling metalik. Dalam golongan alkali tanah, kalsium,
stronsium, dan barium, jelas sekali serupa, tetapi magnesium dan berilium berbeda
dari ketiga unsur ini, karena agak kurang aktif. Ini dapat dihubungkan dengan energi
pengionan yang lebih tinggi dari kedua unsur yang terakhir ini. Semua unsur alkali
tanah adalah penyumbang elektron, dengan berilium yang paling sedikit aktif, dan
barium yang paling aktif (Kleinfelter, 1984).
Sifat-sifat Periodik Unsur :
A. Jari-jari atom : didefinisikan sebagai jarak dari inti atom terhadap kulit terluar
tempat elektron valensi. "Dari atas kebawah semakin besar, dari kiri ke kanan
semakin kecil".
B. Energi Ionisasi (I): didefinisikan sebagai sumber energi minimum yang diperlukan
untuk melepaskan elektron valensi dari suatu atom. "Dari atas kebawah semakin
kecil, dari kiri ke kanan semakin besar."
C. Afinitas Elektron (A) : didefinisikan sebagai energi yang dilepaskan pada saat
atom dalam keadaan gas menerima elektron pada kulit valensinya. "Dari atas
kebawah semakin kecil, dari kiri ke kanan semakin besar."
D. Keelektronegatifan : didefinisikan sebagai kemampuan atom untuk menangkap
elektron. Semkain besar kelektronegatifan, semakin mudah untuk menangkap
elektron. "Dari atas kebawah semakin kecil, dari kiri ke kanan semakin
besar." (Sukardjo,1998).
Unsur logam II A berisi : Belium, Magnesium, Calsium, Stronsium, Barium,
Radium. Unsur tersebut bersifat logam karena cenderung melepaskan elektron.
Unsur ini disebut logam alkali tanah karena oksidanya bersifat basa (alkalis) dan
senyawanya banyak terdapat pada kerak bumi. Kemiripan sifat logam alkali tanah
disebabkan oleh kecenderungan melepaskan dua elektron valensi, sehingga
senyawanya mempunyai bilangan oksida +2. Kerapatan bertambah dengan naiknya
nomor atom, karena pertambanahn massa atom. Demikian juga jari – jari atom dan
ionnya disebabkan bertambahnya jumlah elektron kulit terluarnya. Elektron dalam
atom tersusun dalam kulit –kulit. Jumlah maksimum electron yang dapat menempati
kulit ke – n adalah:
Dengan mudah diketahui bahwa kulit bernomor 5 atau lebih tinggi tidak pernah
terpenuhi dengan elektron. Kebebasan penting lainnya adalah bahwa kulit terluar
yang disebut valensi tidak pernah lebih dari delapan electron didalamnya (Goldbero.
2007).
Berdasarkan konfigurasi elektron, unsur-unsur utama (golongan A) dapat di
definisikan sebagai unsur-unsur elektron valensinya menempati subkulit s dan p. Jika
konfigurasi dituliskan nsx npy, maka n menunjukkan periode kemudian x dan y
menunjukkan golongan. Berdasarkan konfigurasi elektronnya, unsur-unsur transisi
(golongan B) dapat didefinisikan sebagai unsur-unsur yang elektron valensinya
menempati subkulit s dan d(n-1). Jika konfigurasi elektron valensinya di tulis dengan
nsx dan n-1dy maka n menunjukkan periode dan x atau y menunjukkan golongan.
Berdasarkan konfigurasi elektron, unsur-unsur golongan lantanida dan aktinida
didefinisikan sebagai unsur-unsur yang valensinya menempati subkulit s dan f(n-2)
(Surakiti, 1989).
DAFTAR PUSTAKA
Barsasella, Diana. 2012. Buku Wajib Kimia Dasar. Jakarta: Trans Info Media.