Anda di halaman 1dari 21

MENGIDENTIFIKASI LARUTAN ASAM DAN BASA

MENGGUNAKAN INDIKATOR ALAMI

Di susun oleh:

 Riko Arga Saputra


 Rina Kurniati
 Yoga Damar Pangestu
 Nadia Indri Anita
 Ayu Sulastri
 Erni
 Rosita Aurora Abidin

SMA NEGERI 1 SUNGAI MELAYU RAYAK

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadapan Tuhan yang Maha Esa karena
berkat karunia dan rahmat-Nya laporan praktikum ini dapat terselesaikan dengan
baik. Laporan pratikum ini disusun untuk memenuhi tugas siswa dalam mata
pelajaran kimia, menambah wawasan tentang asam basa terutama mengenai
indikator asam basa alami yang berasal dari alam, selain itu kita dapat mengetahui
daun atau bunga warna warni yang lolos sebagai penguji indikator antara asam
dan basa. Dengan adanya laporan ini membuktikan bahwa kami telah melakukan
praktikum dan pengamatan sesuai dengan yang telah ditugaskan. Pada
kesempatan kali ini kami menyampaikan terimakasih kepada ibu guru yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, memeriksa dan memberi
penilaian serta kritik dan saran yang membangun agar kedepannya lebih baik
terhadap laporan praktikum ini. Kami mengakui bahwa makalah ini kurang dari
kata sempurna, oleh karena itu segala kritikan dan saran yang membangun akan
kami terima dengan lapangdada sebagai wujud koreksi atas diri kami yang masih
belajar.

Sungai Melayu Rayak, 22 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita biasa menemukan makanan,


minuman, benda, dan juga cairan yang memiliki rasa asam, pahit, dan juga
manis, di dalamnya pasti akan ditemukan senyawa dengan 3 sifat yang
berbeda yaitu asam, basa, dan netral. Asam dan basa merupakan dua
golongan zat kimia yang sangat penting. Sifat asam-basa dari suatu larutan
juga dapat ditunjukkan dengan mengukur nilai pH nya. pH adalah suatu
parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan.
Larutan asam mempunyai pH lebih kecil dari 7. Larutan basa mempunyai
pH lebih besar dari 7. Sedangkan larutan netral mempunyai pH = 7.
Mempelajari cara menentukan pH dan sifat larutan sangat penting untuk
mengetahui apakah larutan itu bersifat asam, basa ataupun netral. Ketika kita
memakan nanas, akan terasa asam karena nanas mengandung asam. Ketika kita
tidak sengaja menelan air sabun cuci muka, akan terasa pahit karnea sabun cuci
muka bersifat basa. Namun, kita bisa mengetahui sifat sebuah benda, dan
cairan tanpa mencicipinya, karena dengan mencicipi belum tentu baik bagi
kesehatan tubuh kita.
Sifat asam dan basa suatu zat dapat diketahui menggunakan sebuah
indikator. Dalam penelitian, indikator yang sering digunakan adalah kertas
lakmus, fenolftalein, metil merah dan bromtimol biru. Indikator tersebut
akan menampilkan warna dari tetesan bahan yang diuji coba, sehingga kita
dapat mengetahui pH larutannya, dan sifat larutan tersebut. Namun, kita hanya
bisa menggunakan indikator tersebut jika tersedia di lingkungan sekitar.
Oleh karena itu diperlukan alternatif lain, sehingga sebagai pengganti indikator
tersebut, kita bisa menggunakan indikator dari bahan alami, yang tentu saja
mudah ditemukan di lingkungan sekitar.
Dengan didasari pemikiran bahwa zat warna pada tanaman
merupakan senyawa organik berwarna seperti dimiliki oleh indikator
sintetis, kami menggunakan buah naga, jahe, kunyit dan bunga asoka
sebagai indikator alami. Karakteristik indikator alami yang baik digunakan
sebagai indikator pH yaitu yang masih segar tanpa ada bagian yang sudah
membusuk. Pada pembuatan indikator, yang perlu digunakan adalah ekstrak
dari bahannya saja, sehingga bila dicampur dengan larutan uji coba, dapat
menghasilkan perubahan warna dari perubahan warna tersebutlah didapat
hasilnya, apakah larutan uji coba tersebut bersifat asam, basa, atau netral.
1.2. Tujuan

 Mengetahui cara membuat indikator asam basa dari bahan alami


 Mengetahui sifat asam basa suatu zat dengan menggunakan indikator
alami
 Mengamati perubahan-perubahan warna indikator pada larutan asam
dan basa
 Memperkirakan pH suatu larutan berdasarkan hasil percobaan
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Asam Basa

Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Asam berasal dari bahasa
Latin acetum yang berarti cuka. Asam adalah suatu zat yang larutannya berasa
asam, memerahkan lakmus biru dan menetralkan basa. Istilah basa berasal dari
bahasa Arab yang berarti abu. Asam secara umum merupakan senyawa kimia
yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil
dari 7. Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton
(ion H kepada zat lain, atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu
basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk
membentuk garam. Contoh asam adalah asam asetat dan asam sulfat. Ciri-ciri
asam di antaranya rasanya asam, dapat mengubah warna kertas lakmus biru
menjadi merah, mempunyai pH kurang dari 7, dapat menghantarkan listrik,
dengan logam tertentu dapat menghasilkan gas hidrogen dan bersifat korosif atau
merusak bahan-bahan benda-benda yang dikenainya.
Seperti halnya asam, basa juga banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari
hari. Para ibu rumah tangga menggunakan abu gosok untuk mencuci piring. Basa
dalam abu gosok dapat bereaksi dengan kotoran berupa lemak atau minyak,
sehingga menjadi larut. Basa memiliki ciri-ciri seperti pahit dan licin, mempunyai
pH lebih dari 7, mengubah warna lakmus merah menjadi biru, dapat
menghantarkan listrik (termasuk larutan elektrolit), dapat menetralkan sifat asam
dan bersifat kausatik atau dapat merusak kulit. Basa digunakan dalam pembuatan
sabun.
2.2. Dasar Teori Asam-Basa

2.2.1. Teori Asam-Basa Arrhenius

Pengertian asam basa mula-mula dikemukakan oleh Arrhenius pada tahun


1887. Menurut Arrhenius, asam didefinisikan sebagai suatu zat yang bila
dilarutkan ke dalam air akan mengalami ionisasi dengan membentuk ion hidrogen
(H+ ) sebagai satu-satunya ion positif. Basa didefinisikan zat yang bila dilarutkan
dalam air akan mengalami ionisasi dengan membentuk ion-ion hidroksil (OH- )
sebagai satu-satunya ion negatif.
Contoh :
Reaksi ionisasi asam :
HCl(aq) –› H+(aq) + Cl–(aq)
Reaksi ionisasi basa :
NaOH(aq) –› Na+(aq) + OH–(aq)

2.2.2. Teori Asam-Basa Bronsted-Lowry

Teori asam basa yang dikemukakan Arrhenius ternyata memiliki


keterbatasan, yakni asam dan basa tidak hanya terdapat dalam pelarut air, tetapi
juga terdapat dalam pelarut bukan air. Fakta-fakta tersebut mendorong J.N
Bronsted dari Denmark dan T. Lowry dari Inggris membuat pengertian baru
mengenai asam dan basa. Bronsted dan Lowry mendefinisikan asam sebagai zat
yang dapat memberikan proton (proton donor), sedangkan basa adalah zat yang
dapat menerima proton (akseptor proton).
Contoh :
NH3(g) + H2O(l) –› NH+4 + OH+
basa asam asam konjugasi basa konjugasi

2.2.3. Teori Asam-Basa Lewis

Teori asam basa yang lebih umum dikemukakan oleh GN. Lewis pada
tahun 1923. Teori ini timbul dari kenyataan bahwa teori Bronsted dan Lowry
masih kurang luas jangkauannya. Sebab pada kenyataannya ada beberapa reaksi
asam basa yang tidak melibatkan proton. Menurut konsep yang diajukan oleh
Lewis, asam didefinisikan sebagai spesi apa saja yang dapat menerima pasangan
elektron. Sedangkan basa merupakan spesi yang dapat memberikan pasang
elektron.
Contoh : NH3 + H+ —› NH+4
Dari contoh diatas H+ bertindak sebagai asam Lewis sedangkan NH3 bertindak
sebagai basa Lewis. Dimana NH3 adalah suatu basa karena memberi pasangan
elektron, sedangkan ion H+ adalah suatu asam karena menerima pasangan
elektron. Semua asam-basa Arrhenius maupun asam-basa Bronsted-Lowry
memenuhi pengertian asam-basa Lewis.

2.3. Sifat Asam-Basa

2.3.1. Sifat Asam

Asam dan basa merupakan zat kimia yang banyak digunakan dalam
kehidupan sehari–hari. Asam adalah suatu zat yang larutannya berasa asam,
memerahkan lakmus biru dan menetralkan basa. Larutan asam memiliki pH
kurang dari 7, dengan nilai pH yang lebih rendah sesuai dengan peningkatan
keasaman. Asam telah lama dikenal sebagai senyawa umum larutan air yang
menunjukkan sifat sebagai berikut :
1. Rasa asam : Yang paling mencirikan asam adalah rasa asam yang akan terasa
bila kita mencicipinya.
2. Berubah warna : Jika suatu larutan/senyawa memiliki sifat asam maka pada
saat diuji pada indikator, kertas lakmus biru akan menjadi merah, sedangkan
kertas lakmus merah akan tetap berwarna merah.
3. Bereaksi dengan logam tertentu untuk menghasilkan gas H2.
Senyawa asam direaksikan atau bereaksi dengan beberapa jenis logam
menghasilkan gas hidrogen. Beberapa contoh logam yang jika direaksikan dengan
asam akan menghasil gas hidrogen yaitu: Logam magnesium, besi, tembaga dan
seng. Akan tetapi hasil reaksi keduanya bukanlah gas hidrogen saja melainkan
juga mengandung senyawa garam. Berikut adalah contoh reaksinya: Jika kita
mereaksikan dua senyawa asam yang berbeda pada logam yang sama, maka kita
akan memperoleh hasil yang berbeda. Begitu juga sebaliknya, jika mereaksikan
dua logam dengan senyawa asam yang sama. Hal itu disebabkan perbedaan
kekuatan asam yang kita gunakan. Dapat menghantarkan arus listrik.
Asam dapat menghantarkan arus listrik. Hal ini disebabkan oleh asam yang dapat
melepaskan ion – ion dalam larutannya. Asam kuat merupakan elektrolit yang
baik. Semakin kuat suatu asam, akan semakin baik pula daya hantar listriknya.

2.3.2. Sifat Basa

Basa adalah suatu zat yang larutannya bersifat pahit, licin, membirukan
lakmus merah dan menetralkan asam. Basa memiliki pH lebih dari 7. Semakin
besar nilai pH suatu zat maka semakin kuat derajat kebasaanya. Basa mempunyai
sifat sebagai berikut:
1. Mempunyai rasa pahit : Senyawa basa apabila dirasakan dengan indra
pengecap, rasanya akan pahit. Contohnya ketika secara tidak sengaja sabun
masuk kedalam mulut.
2. Terasa licin : Pada saat memegang sabun, ketika disentuh maka sabun tersebut
teras licin.
3. Bersifat korosif : Beberapa senyawa basa merupakan jenis senyawa basa yang
kuat. Basa kuat ini bersifat korosif sehingga jika disentuh dapat menyebabkan
iritasi atau terbakar.
4. Menghantarkan arus listrik : Senyawa basa juga merupakan penghantar listrik
yang baik, khususnya basa kuat. Basa kuat mudah terionisasi dalam air,
sehingga dapat menghantarkan arus listrik.
5. Menetralkan sifat asam : Senyawa basa dapat digunakan untuk menetralkan
asam. Senyawa asam akan berkurang sifat keasamannya, bahkan dapat
berubah menjadi tidak asam jika direaksikan dengan basa. Asam dan basa
yang direaksikan akan menghasilkan garam dan air.
6. Dapat merubah warna indikator kertas lakmus merah Seperti halnya asam,
larutan basa pun akan bereaksi dengan indikator sehingga dapat mengubah
warna indikator tersebut. Basa akan mengubah warna kertas lakmus merah
menjadi biru, sedangkan lakmus biru akan tetap berwarna biru.

2.4. Indikator Asam Basa

Larutan asam dan basa akan memberikan warna tertentu jika direaksikan
dengan indikator. Indikator merupakan suatu senyawa kompleks yang bisa atau
dapat bereaksi dengan senyawa asam basa. Jadi, pengertian indikator asam-basa
adalah cara untuk mengetahui apakah jenis suatu larutan tersebut asam, basa atau
netral menggunakan indikator baik indikator alami maupun buatan.
Indikator universal adalah indikator pH yang menunjukkan beberapa
perubahan warna yang halus pada rentang pH antara 1-14 untuk menunjukkan
keasaman atau kebasaan larutan. Suatu indikator universal ada yang berupa
larutan dan ada yang berupa kertas, biasanya terdiri dari air, 1-propanol, garam
natrium fenolftalein, natrium hidroksida, metil merah, garam mononatrium
bromotimol biru, dan garam mononatrium timol biru.
Cara menggunakan indikator universal adalah:
1. Mencelupkan kertas indikator universal dalam larutan yang akan diselidiki
pHnya atau menambahkan atau menambahkan beberapa tetes indikator
universal dalam larutan yang diselidiki pHnya.
2. Mengamati perubahan warna dan membandingkan dengan warna standar.
Indikator alami adalah indikator yang berasal dari bahan-bahan alami yang
telah diekstrak yang digunakan untuk mengetahui tingkat asam basa atau pH suatu
larutan. Beberapa indikator alami serta manfaatnya adalah sebagai berikut :

2.4.1. Kunyit

Kunyit mempunyai kandungan kurkumin yang memiliki efek farmakologi


diantaranya sebagai antikanker, antiinflamasi,antiulser, antifertili, antibakteri,
antikoagulan, antihiperpatotoksik,antidiabetik, dan anrirematik. Efek farmakologi
itu membuat kunyit memiliki efek yang menguntungkan untuk manusia dalam
mengatasi penyakit hati, kanker, aterosklerosis, gangguan pencernaan,
osteoarthritis, infeksi bakteri dan juga masalah haid pada wanita.
2.4.1. bunga kembang sepatu

Tanaman bunga kembang sepatu banyak ditemui di dataran rendah


maupun dataran tinggi. Biasanya ditemukan di halaman rumah sebagai tanaman
hias. Khasiat dari kembang sepatu ini antibakteri seperti bisul, antiradang, batuk,
panas, infeksi saluran kemih, menormalkan siklus haid, ekspektoran, dan
menghentikan perdarahan. Bagian bunga dimanfaatkan untuk peluruh dahak,
penurun panas, dan pelembut kulit, mimisan, disentri, infeksi saluran kencing,
haid tidak teratur.

2.4.2. Daun pandan

Daun pandan dikenal dengan aromanya yang khas dan kerap digunakan
sebagai pewarna alami untuk berbagai jenis masakan. Selain itu, ada pula
beragam manfaat daun pandan bagi kesehatan, mulai dari meredakan nyeri sendi
hingga mencegah penyakit kanker. Manfaat daun pandan bagi kesehatan tubuh
bisa diperoleh dari sejumlah vitamin, mineral, dan antioksidan yang terkandung di
dalamnya, misalnya vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, vitamin B3, vitamin C,
dan karotenoid.

2.4.4. Terompet Ungu

Manfaat Bunga Terompet sebagai antikolinergik, narkotik, obat bius,


spasmolitik dan anti-asma. Daunnya dapat mengobati sakit dan nyeri, dermatitis,
orkitis, artritis, rematik, sakit kepala, infeksi, anti-inflamasi dan sebagai
dekongestan, untuk menginduksi muntah, untuk mengusir cacing dan parasit, dan
sebagai obat penenang. Namun penggunaan secara internal sebagai obat jauh
lebih jarang karena bahayanya sangat tinggi. Hal ini karena toksisitas tanaman ini
sangat tinggi. Seluruh bagian Brugmansia beracun termasuk biji dan daun serta
bunganya sangat berbahaya.
BAB III
PROSEDUR KERJA

4.1. Alat

 Tabung reaksi
 Rak tabung reaksi
 Pipet tetes
 Saringan
 Gunting dan silet
 Cobek

4.2. Bahan
 Air  Bunga terompet ungu
 Shampoo  Kunyit
 Garam dapur
 pH universal
 Asam cuka
 Larutan NaOH
 Jeruk nipis
 Bunga kembang sepatu  Larutan HCL
 Daun pandan
4.3. Cara kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan yang di perlukan dalam kegiatan praktikum


2. Menghaluskan bahan yang di gunakan sebagai indikator alami seperti
daun pandan, kunyit, bunga kembang sepatu, bunga terompet ungu
memggunakan alat penumbuk
3. Mengambil estrak bahan yang digunakan sebagai indikator alami dengan
memggunakan pipet tetes kemudian di letakkan di cawan/porselin
4. Mengambil larutan yang akan di uji, lalu di masukkan ke dalam tabung
reaksi
5. Tetesi larutan yang akan di uji dengan indikator sedikit demi sedikit
dengan menggunakan pipet tetes kemudian di letakkan di cawan/porselin
6. Mengamati perubahan yang terjadi kemudian menentukan suatu larutan
tersebut bersifat asam atau basa
7. Mengulangi langkah nomer 5 dengan menetesi/mencelupkan lakmus ke
dalam larutan yang di uji
8. Mengamati perubahan yang terjadi lalu menentukan larutan bersifat asam
atau basa
9. Melalukan percobaan ke seluruhan sehingga semua larutan teruji
10. Menulis hasil percobaan praktikum ke dalam laporan
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Pengamatan
Tabel data hasil pengamatan

No Perubahan warna pada larutan pH

Jenis Warna Garam Jeruk Shampoo Asam


indikator asli (NaCl) nipis cuka
1. Ekstrak Merah pH 6 pH 3 pH 5 pH 4 pH18
bunga muda Bening Merah Bening Merah Rata-rata
kembang keruh muda muda pH 4,5
sepatu kemerahan
2. Ekstrak Hijau pH 6 pH 3 pH 5 pH 4 pH 18
daun Kehijauan Putih Kehijaua Kehijauan Rata-rata
pandan keruh n pH 4,5
3. Ekstrak Ungu pH 7 pH 3 pH 4 pH 4 pH 18
bunga tua Ungu Keunguan Keungua Keunguan Rata-rata
terompet tidak n pH 4,5
terlalu
pekat
4. Ekstrak Kunin pH 7 pH 3 pH 5 pH 4 pH 19
kunyit g pekat Kuning Kuning Kuning Kuning Rata-rata
muda pH 4,75
Keterangan Asam Asam Asam Asam
asam/basa

Berdasarkan praktikum yang kami lakukan, bahan alami yang digunakan


sebagai indicator asam basa di antaranya yaitu ekstrak dari bunga kembang
sepatu, daun pandan, bunga teromper ungu, dan kunyit. Seluruh ekstrak tersebut
di gunakan untuk membuktikan bahwa bahan bahan-alami juga mampu di jadikan
indikator asam basa. Ketika kami mencampurkan bahan alami yang di asumsi
dapat menjadi indikator dengan larutan asam atau basa, terjadi perubahan warna
yang berbeda dari warna asli. Hal ini berarti terjadi pergeseran kesetimbangan
Ketika di tambahkan atau di kurangi ion H+.
Pada bunga kembang sepatu memiliki warna asli merah muda. Saat di
tetesi larutan garam(NaCl) warnanya berubah menjadi bening keruh kemerahan,
dan memiliki pH 6 yang berarti asam. Selanjutnya saat di tetesi larutan shampoo
warnanya berubah menjadi bening, dan memiliki pH 5 yang berarti asam. Saat di
tetesi larutan jeruk nipis warnanya tetap merah muda dan memiliki pH 3 yang
berarti asam. Kemudian Ketika ditetesi asam cuka warnanya tetap merah muda
dan memiliki pH 4 yang berarti asam.
Pada daun pandan, memiliki warna asli hijau, saat ditetesi larutan garam
(NaCl) warnanya berubah menjadi kehijauan, dan memiliki pH 6 yang berarti
asam. Saat di tetesi larutan jeruk nipis warnanya berubah menjadi putih keruh dan
memiliki pH 3 yang berrti asam. Saat ditetesi larutan shampoo warnanya berubah
menjadi kehijauan, dan memiliki pH 5 yang berarti asam. Kemudian saat ditetesi
larutan asam cuka warnanya berubah menjadi kehijauan, dan memiliki pH 4 yang
berarti asam.
Pada bunga terompet ungu, memiliki warna asli ungu tua, saat ditetesi
larutan garam(NaCl) warnanya menjadi ungu muda, dan memiliki pH 7 yang
berarti netral. Saat di tetesi larutan jeruk nipis warnanya berubah menjadi
keunguan, dan memiliki Ph 3 yang berrti asam. Saat di tetesi larutan shampoo
warnanya berubah menjadi warna keunguan, dan memiliki pH 4 yang berrti asam.
Saat di tetesi larutan asam cuka warnanya berubah menjadi keunguan, dan
memiliki pH 4 yang berarti asam.
Pada kunyit memiliki warna asli kuning pekat, saat di tetesi larutan
garam(NaCl) warnanya berubah menjadi kuning, dan memiliki pH 7 yang berarti
netral. Saat di tetesi larutan jeruk nipis warnanya berubah menjadi kuning muda,
dan memiliki pH 3 yang berrti asam. Saat ditetesi larutan shampoo warnanya
berubah menjadi kuning, dan memiliki pH 5 yang berarti asam. Kemudian Saat
ditetesi larutan asam cuka warnanya berubah menjadi kuning, dan memiliki pH 4
yang berarti asam.
Jadi dapat di simpulkan bahwa ekstrak indikator pada praktikum
mengubah
Larutan garam(NaCl) yang awalnya bersifat netral menjadi asam, mengubah
larutan shampoo yang awalnya bersifat basa menjadi asam, larutan jeruk nipis dan
asam cuka yang awalnya bersifat asam tetap menjadi asam.
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

a. Berikut ini cara membuat indikator asam basa dari bahan alami yaitu
dengan menggerus beberapa semua bahan sampai halus, kemudian di
peras hingga mendapatkan ekstrak dan tambahkan air 5 ml. kemudian
tempatkan ekstrak tersebut masing-masing 4 gelas yang berbeda.
tambahkan larutan cuka (asam asetat). gelas kedua tambahkan larutan basa
( deterjen ). gelas ketiga di tambahkan dengan air garam dan yang terakhir
di campurkan dengan air jeruk. goyangkan keempat gelas , amati
perubahan warnanya dan catat hasilnya.
b. Dalam melakukan praktikum ini terdapat beberapa sifat asam basa suatu
zat dengan menggunakan indikator alami. salah satu sifat asam yang dapat
di simpulkan dalam praktikum ini adalah larutan asam dapat mengubah
warna indikator menjadi lebih terang. sedangkan larutan basa mengubah
warna indikator menjadi lebih gelap. Namun, tidak semua bahan alami
yang di gunakan pada praktikum mengalami perubahan warna yang
signifikan.
c. Selama melakukan praktikum, terdapat beberapa bahan alami yang
mengalami perubahan warna secara signifikan dimana bahan alami
tersebut cocok untuk dijadikan sebagai indikator asam basa alami.
perubahan warna indikator yang di maksud adalah kunyit yang berubah
warna menjadi kuning ketika dicampur larutan asam dan warna merah
gelap ketika dicampur larutan basa, bunga kembang sepatu berubah warna
menjadi coklat kehitaman saat di larutkan dengan larutan asam dan
berwarna merah ketika di larutkan basa.
5.2. Saran

Agar mengetahui lebih lanjut bagaimana cara membuat indikator alami


asam basa, dan perubahan-perubahan warna yang ada, serta memperkirakan pH
larutannya selain dengan indikator alami yang kami gunakan, dapat juga
digunakan indikator alami lain seperti dengan menggunakan ekstrak bunga
rosella, ekstrak kulit buah naga, ekstrak wortel, ekstrak bunga mawar, ekstrak
kubis ungu dan masih banyak lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

https://eprints.umm.ac.id/81588/3/Bab%20II.pdf

http://eprints.ums.ac.id/26194/2/BAB_I.pdf

https://mplk.politanikoe.ac.id/index.php/program-studi/28-
matakuliahkimiadasar/kimia-dasar/551-indikator-larutan-asam-basa https://uit.e-
journal.id/MFN/article/download/147/92/
LAMPIRAN GAMBAR

Larutan cuka + air Larutan jeruk nipis + air

Larutan garam + air. Larutan sabun + air


Ekstrak indikator. Mengidentifikasi larutan asam cuka+
ekstrak Indikator

mengidentifikasi larutan sabun+ ekstrak mengidentifikasi larutan garam+ekstrak


indikator indikator

mengidentifikasi larutan jeruk nipis+ekstrak indikator

Anda mungkin juga menyukai