Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA
“Korosi Pada Paku”

Guru pembimbing : Mirna Tersiana.,S,Si

Disusun oleh:
Riky Susanto
Rina Kurniati
Iin Yogi Munawaroh
Dewi Anjani
Fitri Safitri
Sapriyanti Tampubolon
SMA NEGERI 1 SUNGAI MELAYU RAYAK
Tahun Pelajaran 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena nikmat
dan karunia-Nya lah kami selaku penyusun dapat menyelesaikan laporan
“Praktikum Korosi pada Paku”. Laporan ini dibuat atas menyelesaikan tugas mata
pelajaran kimia.
Ucapan terima kasih untuk guru kimia kami yang selalu memberi
pengarahan dalam kegiatan belajar mengajar dan selalu memberi saran untuk
kebaikan hasil tugas kami kedepan. Terima kasih juga untuk teman teman
kelompok yang telah bekerja sama dalam membuat laporan ini.
Laporan ini disusun berdasarkan hasil praktikum selama 10 hari yang telah
kami lakukan. Kami sajikan dalam bentuk bab yang runtut. Akhir kata, semoga
laporan ini dapat memenuhi persyratan untuk menadapatkan nilai dan bermanfaat
untuk rekan-rekan selaku pembaca. Kami menyadari bahwa penyusunan laporan
ini tidaklah luput dari berbagai kesalahan. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan laporan ini.

Sungai Melayu Rayak, Oktober 2022

Penulis
i

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR ISI. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1.2. Tujuan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Korosi dan Besi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2.2. Faktor faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi . . . . . . . .2
2.3. Pencegahan terhadap korosi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
BAB III METODE PERCOBAAN
3.1. Alat dan Bahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3.2. Langkah Kerja . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR PUSTAKA. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .11
LAMPIRAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Korosi logam merupakan suatu reaksi redoks spontan yang bersifat cukup
kompleks yang dapat didekati menggunakan pemahaman kimiawi sel
elektrokimia. Dalam peristiwa korosi logam akan rusak akibat reaksi logam
tersebut dengan lingkungannya, seperti: karat pada besi; pudarnya warna perak;.
Peristiwa ini terjadi pada kehidupan sehari-hari, maka dari itulah praktikum
ini diberikan sebagai tugas praktikum dan dalam hal ini benda yang digunakan
adalah benda sehari-hari yaitu berupa paku kayu. Paku merupakan benda yang
sering digunakan ketika pembangunan property atau produk lainnya. Maka dari
penggunaan yang luas dalam kehidupan sehari-hari, paku yang berbahan besi
mempunyai kelemahan berupa korosi. Paku yang mengalami korosi akan
kehilangan nilai jual dan sekaligus membahayakan.
Melalui penjabaran diatas, maka sangatlah penting untuk mempelajari sifat
korosi melalui focus praktikum dan memplajari zat apa saja yang mempengaruhi
korosi besi sendiri.

1.2. Tujuan
1. Mengetahui proses perkataan paku dengan berbagai perlakuan.
2. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan paku mengalami
korosi.
3. Mengetahui cara pencegahan korosi pada paku.

1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Korosi
Korosi merupakan perusakan atau degradasi logam akibat reaksi logam
tersebut dengan zat yang ada dalam lingkungannya. Peristiwa ini terjadi dalam
kehidupan sehari-hari, seperti karat pada paku itu sendiri. Ini terjadi karena
sebagian besar logam mudah teroksidasi dengan melepas electron ke oksigen di
udara dan membentuk oksida logam.
Begitu juga dengan besi yang merupakan salah satu logam yang sangat
reaktif, pada kondisi asam atau basa, sama-sama terjadi pelepasan dua electron
dan ion besi (II). Berdasarkan nilai potensial standar (Eº) besi memiliki nilai Fe Eº
= 0,44 V, yang berarti mudah teroksidasi.
Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, di mana
besi mengalami oksidasi.
Fe(s) <--> Fe2+(aq) + 2e
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu
yang bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l)
atau
O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi
membentuk ion besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi,
yaitu karat besi. Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode
dan bagian mana yang bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai faktor,
misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.

2.2. Faktor faktor yang memengaruhi korosi


Korosi dapat terjadi oleh beberapa faktor. Faktor faktor yang
memengaruhi terbentuknya karat pada logam adalah uap air atau air dan oksigen.
Larutan elektrolit ( asam misalnya H2SO4 dan HCL serta garam misalnya NaCl),

2
kontak dengan logam lain yang kurang aktif, serta zat terlarut yang dapat
membentuk asam merupakan faktor faktor yang mempercepat terjadinya korosi.
Selain dapat dipercepat, korosi juga dapat di perlambat dengan beberapa
perlakuan. Misalnya dengan minyak, air yang telah di didihkan, dan pemberian
kristal atau garam anhidrat. Minyak dapat memperlambat korosi besi karena
minyak dapat mencegah besi bereaksi dengan udara dan air atau uap air. Air yang
telah di didihkan dapat memperlambat korosi besi karena air yang telah di
didihkan memiliki kandungan oksigen yang lebih sedikit dibandingkan air yang
tidak di didihkan. Kristal garam atau basa anhidrat dapat di gunakan untuk
memperlambat korosi besi karena dapat mengikat uap air di udara sehingga udara
menjadi kering (udara tidak mengandung uap air). Contoh kristal garam atau basa
anhidrat adalah kalsium anhidrat dan kalsium hidroksida anhidrat.

2.3. Pencegahan terhadap korosi


Korosi dapat dicegah menggunakan beberapa cara yaitu :
a. Pencegahan Korosi Besi
1. Perlindungan Mekanis
Perlindungan mekanis dilakukan agar permukaan logam tidak
berhubungan dengan oksigen dan uap air di udara. Perlindungan
mekanis dilakukan menggunakan beberapa cara antara lain
pengecata, melumuri dengan oil, membalut dengan plastik,
melapisi dengan seng, melapisi dengan timah, dan membuat
paduan logam.
2. Perlindungan Elektrokimia
Perlindungan Elektrokimia disebut juga perlindungan katodik
atau pengorbanan anode ( anodeising ). Caranya dengan
menghubungkan logam besi dengan logam pelindung yang
mempunyai E° lebih kecil. Logam pelindung ditamam di dalam
tanah atau air yang berbeda di dekat logam yang akan di lindungi.
Sel Volta raksasa akan terbentuk dengan logam pelindung sebagai
anode. Logam pelindung yang biasa di gunakan yaitu magnesium.
Perlindungan Elektrokimia biasa dilakukan untuk melindungi karat
pada pipa air, menara raksasa, dan baling-baling kapal laut.

b. Pencegahan Korosi Aluminium


Aluminium merupakan logam yang lebih aktif daripada besi, tetapi
lebih tahan terhadap karat. Aluminium yang berkarat akan membentuk
aluminium oksida (AI2O3) dengan cepat. Perkaratan akan segera terhenti
setelah terbentuk lapisan oksida yang tipis. Lapisan tersebut melekat kuat
pada permukaan logam. Oleh karenanya, logam di bawahnya akan
terlindungi dari perkaratan lebih lanjut. Melalui elektrolisis, lapisan oksida
tersebut dapat di pertebal. Proses ini dinamakan anodeising. Aluminium
hasil anodeising digunakan untuk membuat perkakas dapur, kerangka
bangunan, kusen pintu dan jendela, serta bingkai.

3
4
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1. Alat dan Bahan

ALAT BAHAN

5 gelas aqua Paku

5 paku besi Minyak Goreng

5 lembar plastic Air Mentah

5 karet gelang Larutan Asam Cuka

1 spatula Larutan Natrium Klorida

3.2. Langkah Kerja


1. Siapkan 5 buah gelas plastik/wadah dan beri label tulisan bahan percobaan
pada masing – masing gelas.
2. Tuang bahan larutan ke dalam 4 buah gelas sesuai dengan nama bahanya
(misalnya : air mentah, air garam, dll ke dalam masing – masing gelas
yang sudah di beri label), sedangkan 1 gelas dibiarkan kosong.
3. Masukan 1 buah paku ke dalam 5 buah gelas tadi dan biarkan dalam
keadaan terbuka.
4. Catat dan amati perubahan yang terjadi setiap 3 hari berturut-turut selama
10 hari.
5. Buatlah kesimpulan dari percobaan yang telah di lakukan.

5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan


Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, terdapat
perubahan sebagai berikut.
1. Gelas berisi air mentah + paku
Hari 1 : Belum ada perubahan
Hari 4 : Ada perkaratan
Hari 7 : Perkaratan bertambah
Hari 10: Perkaratan semakin banyak
2. Gelas berisi air garam + paku
Hari 1 : Belum ada perubahan
Hari 4 : Ada perkaratan
Hari 7 : Perkaratan bertambah banyak
Hari 10: Perkaratan bertambah lebih banyak (bewarna kuning)
3. Gelas berisi asam cuka + paku
Hari 1 : Belum ada perubahan
Hari 4 : Belum ada perubahan
Hari 7 : Warna paku berubah menjadi hitam
Hari 10: Warna paku berubah menjadi lebih hitam
4. Gelas berisi minyak goreng + paku
Hari 1 : Belum ada perubahan
Hari 4 : Belum ada perubahan
Hari 7 : Belum ada perubahan
Hari 10: Tidak ada perubahan
5. Gelas yang hanya berisi paku

6
Hari 1 : Belum ada perubahan
Hari 4 : Belum ada perubahan
Hari 7 : Belum ada perubahan
Hari 10: Tidak ada perubahan

4.2 Pembahasan
Pengamatan yang telah kami lakukan menghasilkan keterangan yang ada di
atas.

•Hari ke-1 gelas 1 yang berupa air mentah dan paku belum mengalami
perkaratn begitu juga dengan gelas gelas lainnya.

•Hari ke -4, perkaratan paku besi mulai terjadi pada gelas I ( air mentah )dan
II ( air garam ) namun hanya sedikit, hal ini disebabkan karena air mengandung
banyak asam oleh karena itu air merupakan penyebab korosi dan air garam juga
menyebabkan korosi karena konsentrasi basa pada larutan air garam jauh lebih
tinggi daripada air biasa. Lain halnya dengan gelas III (asam cuka), IV (minyak)
dan V ( hanya paku ) yang sama sekali belum mengalami perubahan apapun

•Hari ke-7 perkaratan paku besi dalam gelas 1 mengalami peningkatan


perkaratan dengan terlihat nya serpihan berwarna kuning di dasar gelas, tetapi
ketika melihat gelas II perkaratan terlihat lebih parah dengan warna air yang
menguning yang sebelumnya berwarna bening dan serpihan kuning di dasar gelas.
Pertunjukan di gelas III yang berisi larutan asam cuka terlihat sama, namun tidak
separah pada gelas I dan II. Hal ini disebabkan karena asam cuka bersifat korosif,
karena konsentrasi ion H+ yang tinggi mendorong reaksi redoks dengan logam
menyebabkan oksidasi logam yang berupa pengkaratan atau korosi. Perubahan
warna pada paku dan juga gelembung gelembung yang mengelilingi permukaan
paku besi, dan paku yang terdapat dalam gelas IV dan V secara visual masih
terlihat sama

•Hari ke -10 gelas I yang berisi air menjadi lebih parah dengan terlihatnya
air yang berwarna kuning dan paku yang sudah berkarat di bagian permukaan.
Paku di dalam gelas II sudah terlihat tidak layak pakai dan sangat berkarat, warna
air yang semakin menguning pekat dan juga serpihan yang semakin bertambah
banyak. Pada gelas III terlihat perkaratan dan juga perubahan warna paku menjadi

7
hitam. Lain halnya dengan 2 paku yang berada pada gelas IV (minyak) dan V
(hanya paku) yang sama sekali belum mengalami perubahan apapun. Hal ini
disebabkan karena minyak sebagai pelumas sehingga dapat menghambat
bertemunya besi dengan air dan oksigen maka korosi akan terhambat. Udara tidak
menyebabkan korosi karena udara yang digunakan pada praktikum adalah udara
suhu ruangan sehingga tidak menyebabkan korosi, sedangkan udara yang
menyebabkan korosi adalah udara yang memiliki suhu lembab

selama sepuluh hari pengamatan paku yang paling cepat mengalami


perkaratan (korosi) berada pada gelas nomor II yang berisi larutan NaCl. Hal ini
terjadi karena air garam merupakan larutan elektrolit karena mengandung ion-ion
di dalamnya. Larutan elektrolit di dalamnya dapat mempercepat proses terjadinya
korosi. Proses perkaratan juga berkaitan dengan tingkat kebasaan suatu
lingkungan ( dalam hal ini larutan air garam ). Pada larutan air garam, konsentrasi
basa jauh lebih tinggi daripada air biasa, oleh karena itu paku lebih cepat berkarat
pada air garam. Reaksi sangat terlihat dari hari ke-4 yang sudah menunjukkan
korosi pada paku dengan terlihatnya karat pada permukaan paku dan terus
berlanjut sampai hari ke 10 hingga menjadikan paku tidak layak pakai.

Di susul oleh gelas I yang berisi + paku yang mengalami perkaratan seperti
gelas II.

Konsentrasi air (H2O) dan oksigen (O2) udara yang lembab akan
mengandung banyak uap air, air merupakan salah satu faktor penyebab suatu
korosi, maka udara lembab akan mengakibatkan besi berkarat. Selain itu, air
dengan kandungan oksigen terlarut tinggi juga akan mempercepat terjadinya karat.

Pada urutan selanjutnya larutan cuka + paku yang berada pada wadah ke III
juga akhirnya mengalami perkaratan di hari ke-7. Perkaratan yang terjadi pada
wadah 3 tidak separah seperti wadah I dan II.

Paku tersebut sebenarnya mengalami korosi secara keseluruhan walaupun


korosi yang terjadi pada paku di dalam larutan lain umumnya berwarna kuning-
kemerahan, paku di dalam air cuka akan semakin berwarna hitam dan lama-lama
akan mengalami keropos. Hal itu di sebabkan oleh asam yang terkandung dalam
CH3COOH (asam cuka).

8
Pada gelas III dan IV sama sekali tidak menunjukan pertanda korosi.

Korosi akan muncul ketika besi bereaksi dengan air dan gas oksigen. Ketika
menghambat bertemunya besi dengan air dan oksigen, maka korosi akan
terhambat. Ketika paku dimasukkan ke dalam minyak goreng maka tidak akan
terjadi korosi, karena minyak goreng melindungi besi dari air sehingga korosi
akan sulit terjadi.

Lalu pada gelas III apabila diperhatikan, bahwa dihasilkannya gelembung

udara merupakan pertanda bahwa terjadi reaksi di dalam sana. Berpacu pada teori

seharusnya asam asetat akan membuat korosi pada besi karena sifat asam yang
dimiliki asam asetat dan dengan teroksidasinya besi menjadi besi (II). Tetapi
dalam pengamatan kali ini, paku yang terendam larutan asam asetat tidak
mengalami korosi secepat wadah I dan II

9
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Larutan yang paling cepat membuat besi berkarat pada pengamatan kali ini
adalah Larutan garam, dengan urutan sebagai berikut:

1. Larutan NaCl
Larutan NaCl menyebabkan korosi yang utama karena konsentrasi
basa pada larutan air garam jauh lebih tinggi dari pada air biasa.
2. Air mentah
Air mentah menjadi penyebab korosi tercepat setelah larutan NaCl
karena air mengandung banyak asam
3. Asam cuka
Karena asam cuka bersifat korosif, karena konsentrasi ion H+ yang
tinggi mendorong reaksi redoks dengan logam menyebabkan oksidasi
logam yang berupa pengkaratan atau korosi.
4. Minyak
Karena minyak sebagai pelumas sehingga dapat menghambat
bertemunya besi dengan air dan oksigen maka korosi akan terhambat.
5. Udara
Udara tidak menyebabkan korosi karena udara yang digunakan pada
praktikum adalah udara suhu ruangan sehingga tidak menyebabkan korosi,
sedangkan udara yang menyebabkan korosi adalah udara yang memiliki
suhu lembab

10
5.2. Saran
Agar dapat mengetahui faktor penyebab terjadinya korosi pada besi dan
juga menambah pengetahuan, lakukanlah praktikum dengan menggunakan
bahan – bahan yang lain seperti gula, air yang telah di didihkan, air aku
dan sebagainya

DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Korosi

https://www.studiobelajar.com/korosi/

https://www.google.com/amp/s/www.kelaspintar.id/blog/tips-
pintar/penyebab-dan-cara-mencegah-korosi-pada-logam-
8331/amp/

Rufaida,Dyah Anis dkk. 2018. Kimia. Klaten:Intan Pariwara

11
LAMPIRAN

*praktikum hari pertama

12
13

Anda mungkin juga menyukai