Anda di halaman 1dari 19

PROSES UJI KOROSI TERHADAP PAKU

Pengujian dilakukan Untuk Memenuhi Tugas


Kuliah PraktikumTransisi Kimia Teknik Kelas A

DI SUSUN
OLEH :
Deandrie Hary Alridho (180401010)
Sidiqul Fuad. Us (180401014)
Edo Fransisko Ginting (180401021)
Muhammad Nuriansyah (180401029)

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami semua sehingga kami berhasil menyelesaikan
laporan praktikum yang berjudul ”Uji Korosi Terhadap Paku” ini dengan sebaik
baiknya.
Kami ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Ir. M. Sabri, M.T. IPM. Asean Eng selaku Ketua Departemen Teknik
Mesin Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Prof. Dr. Ir. Renita Manurung, MT. Selaku dosen pengajar mata kuliah
Kimia Teknik Transisi.
3. Teman-teman kelompok yang telah berjuang bersama.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Medan, 13 Juli 2023

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. 2


DAFTAR ISI ............................................................................................ 3
BAB I........................................................................................................ 4
PENDAHULUAN .................................................................................... 5
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 5
1.2 Tujuan Praktikum ........................................................................ 5
1.3 Manfaat Praktikum .......................................................................... 5
BAB II ...................................................................................................... 6
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 6
2.1 Pengertian Besi ................................................................................ 6
2.2 Pengertian Korosi ............................................................................ 6
2.3 Penyebab korosi dan Pengendalian Korosi ..................................... 7
2.3.1 Penyebab Korosi ....................................................................... 7
2.3.2 Pengendalian korosi .................................................................. 8
BAB III ................................................................................................... 10
PROSEDUR PRAKTIKUM ................................................................... 10
3.1 Alat dan Bahan .............................................................................. 10
3.1.1 Alat .......................................................................................... 10
3.1.2 Bahan....................................................................................... 11
3.2 Prosedur percobaan ....................................................................... 12
BAB IV ................................................................................................... 13
4.1 Hasil percobaan ............................................................................. 13
4.2 Pembahasan .................................................................................. 13
BAB V .................................................................................................... 14
5.1 Kesimpulan.................................................................................... 14
5.2 Saran ............................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 15
LAMPIRAN ........................................................................................... 16
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Aqua Gelas ...................................................................... 9
Gambar 3.2 Air Mentah...................................................................... 9
Gambar 3.3 Minyak Goreng................................................................9
Gambar 3.4 Air Garam ..................................................................... 10
Gambar 3.5 Air Sabun ....................................................................... 10
Gambar 3.6 Air Matang..................................................................... 11
Gambar 3.7 Paku ................................................................................ 11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam bahasa sehari-hari korosi dikenal dengan perkaratan yakni sesuatu
yang hampir dianggap sebagai musuh umum masyarakat. Karat adalah sebutan
bagi korosi pada besi, padahal korosi merupakan gejala destruktif yang
mempengaruhi hampir semua logam. Besi adalah salah satu dari banyak jenis
logam yang mengalami korosi, tidak perrlu diingkari bahwa logam itu paling awal
menimbulkan korosi serius. Karena itu tidak mengherankan bila istilah korosi dan
karat hampir dianggap sama. Korosi dikenal merugikan karena bersifat merusak
logam dan membahayakan. Oleh karena itu, dengan pentingnya mempelajari
pencegahan korosi percobaan kali ini difokuskan oleh masalah tersebut dan akan
dipaparkan logam-logam apa sajakah yang dapat menghambat terjadinya korosi..

1.2 Tujuan Praktikum


Praktikum ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui paku pada aqua gelas manakah yang menjadi berkarat.
2. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan besi berkarat.
3. Cara pencegahan korosi pada besi.

1.3 Manfaat Praktikum


Dengan dilakukannya penelitian ini, maka diharapakan akan diperoleh
manfaatsebagai berikut :
1. Dapat mengetahui sifat dari berbagai bahan terhadap besi.
2. Dapat menambah informasi mengenai korosi (karat)
3. Dapat melatih siswa agar terampil dalam melakukan kegiatan praktikum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Besi

Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak
digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari dari yang bermanfaat sampaidengan
yang merusakkan. Dalam tabel periodik, besi mempunyai simbol Fe dan nomor atom
26. Besi juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.(Nasmi Herlina Sari, 2018)
Besi adalah logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya Hal
itu karena beberapa hal, diantaranya: Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar,
Pengolahannya relatif mudah dan murah, dan Besi mempunyai sifat-sifat yang
menguntungkan dan mudah dimodifikasi. Salah satu kelemahan besi adalah mudah
mengalami korosi. Korosi menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi umur
pakai berbagai barang atau bangunan yang menggunakan besi atau baja. Sebenarnya
korosi dapat dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless
steel), akan tetapi proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi.
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Berbagai jenis logam contohnya Zink dan
Magnesium dapat melindungi besi dari korosi.(Utomo, 2009)

2.2 Pengertian Korosi

Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu
logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa
yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari,korosi disebut perkaratan. Contoh
korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.(Utomo, 2009)
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara)
mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat
dengan rumus kimia karat Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-
merah. Korosi merupakan proses elektrokimia yang kemudian membentuk senyawa
oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai bagian mana dari besi itu yang
bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode,tergantung
dari beberapa faktor diantarantya adalah tingkat kelembabam logam. Korosi dapat
juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara
kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang mengatakan
bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih mineralnya.
Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi
oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang
digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut
akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi
senyawa besi oksida).(Sidiq, 2002)
Deret Volta dan hukum Nernst akan membantu untuk kita untuk dapat
mengetahui kemungkinan terjadinya korosi. Kecepatan korosi tergantung pada
banyakfaktor, seperti ada atau tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat
menghalangi beda potensial terhadap elektroda lainnya.(Utomo, 2009)

2.3 Penyebab korosi dan Pengendalian Korosi


Pada sebuah proses korosi pada bahan tentu ada suatu sebab yang menjadikan
proses tersebut dapat terjadi, dengan mengetahui sebab tersebut kita bisa mencegah
terjadinya proses korosi dengan cara pencegahan sesuai dengan penyebab yang
terjadi.(Utomo, 2009)

2.3.1 Penyebab Korosi


Penyebab korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang berasal dari bahan
itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian bahan,
struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumityang ada dalam bahan, teknik
pencampuran bahan dan sebagainya. Sedangkan faktor dari lingkungan meliputi
tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang
bersifat korosif dan sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebabkan
korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik dalam bentuk senyawa an-organik
maupun organik. Penguapan dan pelepasan bahan-bahan korosif ke udara dapat
mempercepat proses korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau basa
dapat memeprcepat proses korosi peralatan elektronik yang ada dalam ruangan
tersebut. Flour, hidrogen fluorida beserta persenyawaan-persenyawaannya dikenal
sebagai bahan korosif. (Utomo, 2009)
Dalam industri, bahan ini umumnya dipakai untuk sintesa bahan-bahan
organik. Ammoniak (NH3) merupakan bahan kimia yang cukup banyak
digunakan dalam kegiatan industri. Pada suhu dan tekanan normal, bahan ini
berada dalam bentuk gas dan sangat mudah terlepas ke udara.(Afandi et al., 2015)

2.3.2 Pengendalian korosi

Korosi menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi umur berbagai


barang atau bangunan yang menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat
dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan karat (stainless steel). Akan
tetapi, proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi. Korosi besi
memerlukan oksigen dan air. Kemudian, kita ketahui bahwa berbagai jenis logam
dapat melindungi besi terhadap korosi. Cara-cara pencegahan korosi besi yang
akan dibahas berikut ini didasarkan pada dua sifat tersebut.(Utomo, 2009)
1. Mengecat.
Jembatan, pagar dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak besi
dengan udara dan air.
2. Melumuri dengan oli atau gemuk.
Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakasdan mesin. Oli dan gemuk mencegah
kontak besi dengan air.
3. Dibalut dengan plastik.
Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang sepeda dibalut
dengan plastik. Plastik mencegah kontak besi denganudara dan air.
4. Tin plating (pelapisan dengan timah).
Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi dengan timah. Pelapisan
dilakukan secara elektrolisis, yang disebut electroplating. Timah tergolong logam
yang tahan karat. Besi yang dilapisi timah tidak mengalami korosi karena tidak ada
kontak dengan oksigen (udara) dan air. Akan tetapi, lapisan timah ada yang rusak,
misalnya tergores, maka timah justru mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu
terjadi karena potensial reduksi besi lebih negatif daripada timah. Oleh karena itu,
besi yang dilapisi dengan timah akan membentuk suatu sel elekrokimi dengan besi
sebagai anode. Dengan demikian, timah mendorong korosi besi. Akan tetapi, hal itu
justru yang diharapkan, sehingga kaleng-kaleng bekas cepathancur.
5. Galvanisasi (pelapisan dengan zink)
Pipa besi, tiang telpon, badan mobil, dan berbagai barang lain dilapisi dengan
zink. Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun
lapisannya tidak utuh. Hal itu terjadi karena suatu mekanisme yang disebut dengan
perlindungan katode. Oleh karena potensial reduksi besi lebih positif daripada zink,
maka besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel elekrokimia dengan besi
sebagai katode. Dengan demikian, besi terlindungi dan zink yang mengalami
oksidasi.
6. Cromium plating (pelapisan dengan kromium).
Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan
pelindung yang mengkilap, misalnya untuk bumper mobil. Cromium plating juga
dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti zink, kromium dapat memberi
perlindungan sekalipunlapisan kromium itu ada yang rusak
7. Sacrificial protection (pengorbanan anode).
Magnesium adalah logam yang jauh lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat)
daripada besi. Jika logam magnesium dikontakkan dengan besi, maka magnesium
itu akan berkarat tetapi besi tidak. Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja
yang ditanam dalam tanah atau badan kapal laut. Secara periodik, batang
magnesium harus diganti.
BAB III
PROSEDUR PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


Pada sebuah praktikum tentunya terdapat alat dan bahan yang digunakan.

3.1.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain :
1. Gelas Aqua Plastik
Gelas aqua plastik digunakan sebagai wadah penampung cairan penguji.

Gambar 3.1 Aqua Gelas


2. Air Mentah
Air mentah digunakan sebagai cairan yang akan merendam paku.

Gambar 3.2 Air Mentah


3. Minyak Goreng
Minyak goreng berfungsi sebagai cairan yang akan digunakan untuk merendam
paku yang akan diuji.
Gambar 3.3 Minyak Goreng
4. Larutan garam
Larutan garam terbuat dari air 250 ml air mentah yang dicampurkan dengan 4
sendok garam. Larutan ini berfungsi sebagai cairan penguji korosi pada paku.

Gambar 3.4 Air Garam


5. Air Sabun
Air sabun merupakan campuran air dan sbun yang akan digunakan sebagai
cairanperendam paku pada proses uji korosi.

Gambar 3.5 Air Sabun


6. Air Matang
Air matang digunakan sebagai cairan untuk merendam paku.
Gambar 3.6 Air Matang
3.1.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah beberapa buah paku
yang digunakan sebagai spesimen uji korosi dan akan di rendam ke dalam beberapa
jenis cairan selama 3 hari dan akan diamati laju perubahan korosi nya.

Gambar 3.7 Paku

3.2 Prosedur percobaan


Adapun prosedur percobaan ini antara lain sebagai berikut.
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Siapkan tabel hasil pengamatan seperti berikut.
Identitas Perubahan Yang Terjadi Gambar
Aqua gelas

Air garam

Minyak Goreng

Air Sabun

Air Mentah

Air Matang

1. Beri identitas aqua gelas tersebut sesuai masing-masing jenis cairan didalamnya.
2. Perlakuan paku setiap aqua gelas sebagai berikut :
Pada aqua gelas 1 diisi dengan minyak goreng dibiarkan dalam keadaanterbuka.
Pada aqua gelas 2 diisi paku dan air biasa (mentah) dengan keadaan terbuka.
Pada aqua gelas 3 diisi paku dan air sabun keadaan terbuka.
Pada aqua gelas 4 diisi paku dengan air garam keadaan terbuka.
5. Setelah semuaselesai letakkan ke 4 aqua gelas tersebut di tempat yang baik yang
tidak terkena sinar matahari
6. Kemudian amati dan catat perubahan yang terjadi selama 3 hari.
7. Waktu pengamatan
Pengamatan dilakukan pada tanggal 8 juli 2023 sampai 11 juli 2023.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil percobaan


Dari pengamatan yang kami lakukan kami memperoleh hasil sbb.
Identitas Perubahan Yang Terjadi Gambar
Aqua gelas

Air garam Berkarat/korosi

Minyak Goreng Tidak berkarat/tidak korosi

Air Sabun Tidak berkarat/tidak korosi

Air mentah Berkarat/korosi?


Air matang Berkarat/korosif

4.2 Pembahasan
Dari hasil pengamatan tersebut, kita memberikan 4 perlakuan beda pada paku
yaitu paku yang diberi air biasa, pemberian air garam pada paku, pemberianminyak
goreng dan air sabun.
Dari hasil pengamatan selama 1 hari kami mendapati bahwa pada aqua tidak
terjadi perubahan karena tidak ada oksigen udara yang teercampur dengan minyak,
sedangkan pada air mentah tidak terjadi perubahan kemungkinan dikarenakan waktu
pengujian yang relatif singkat. Pada paku yang di dalam airgaram dan sabun mulai
terlihat terjadi korosi pada paku.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pratikum tersebut saya dapat menyimpulkan bahwa paku yang tidak
mengalami korosi terjadi pada paku yang direndam dengan air mentah dan paku
yang di rendam dengan minyak goreng. Hal ini bisa terjadi karena tidak ada kontak
langsungantara oksigen dan air serta minyak goreng merupakan salah satu cairan yan
dapat mencegah korosi. Kemudian dari praktek tersebut di benarkan bahwa salah
satu faktor korosi adanya interaksi antara benda logam dengan oksigen.
Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Korosi adalah sebaimana berikut:
1. Air
2. Oksigen
Faktor-Faktor Yang Dapat Mempercepat Terjadinya Korosi
1. Elektrolit
2. Permukaan Besi
Cara Mengatasi Korosi Adalah
1. Sacrificial Protection (Pengorbanan Anode)
2. Cromium Plating (Pelapisan Dengan Kromium)
3. Galvanisasi (Pelapisan Dengan Zink)
4. Tin Plating (Pelapisan Dengan Timah)
5. Dibalut Dengan Plastic
6. Melumuri Dengan Oli Atau Minyak
7. Dicat

5.2 Saran
Setiap melakukan praktikum diharapkan untuk dapat memperhatikan
prosedur kerja serta memperhatikan keselamatan kerja. Selain itu, diusahakan untuk
memperbanyak referensi guna memudahkan kita baik dalam melakukan praktikum
maupun dalam penyusunan laporan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, Y. K., Arief, I. S., Teknik, J., Perkapalan, S., & Kelautan, F. T. (2015).
Analisa Laju Korosi pada Pelat Baja Karbon dengan Variasi Ketebalan Coating.
Jurnal Korosi, 4(1), 1–5.
Nasmi Herlina Sari. (2018). Materia Teknik (edisi 1). deepublish.
Sidiq, M. F. (2002). Electrochemical process. Metal Finishing,
100(2), 123. https://doi.org/10.1016/s0026-0576(02)80201-x
Utomo, B. (2009). Jenis Korosi Dan Penanggulangannya. Kapal, 6(2),
138–141.
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/kapal/article/download/2731/2
421
LAMPIRAN

Gambar berbagai macam larutan sebelum dimasukkan paku

Gambar berbagai macam larutan setelah dimasukan paku


Gambar paku setelah perendaman

Anda mungkin juga menyukai