Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH BAHAN BANGUNAN

KOROSI

DISUSUN OLEH :
NAMA : FAHMI
NIM : 2005141037
KELAS : MRKG 2B
MATA KULIAH : BAHAN BANGUNAN
DOSEN PENGAMPU : INDRA FAUZI, M.T

PROGRAM STUDI MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI GEDUNG

POLITEKNIK NEGERI MEDAN


T.A 2020 – 2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan
kesempatan sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Sholawat serta salam kita berikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita
dari zaman kebodohan ke zaman yang penuh ilmu pengetahuan seperti yang sekarang ini.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas nikmat yang diberikan berupa
nikmat iman, nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah Bahan Bangunan “ Korosi” dengan baik dan tepat waktu. Penulis tentu menyadari
makalah ini jauh dari kata sempurna sehingga dibutuhkan kritik dan saran dari pembaca agar
makalah ini bisa menjadi lebih baik lagi
Akhir kata, apabila terdapat banyak kesalahan dalam penulisan makalah ini saya
mohon maaf. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 20 Juni 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....................................................................................................................i
Daftar Isi..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1. Latar Belakang........................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................................1
1.3. Tujuan.....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2
2.1. Pengertian Korosi...................................................................................................2
2.2. Proses Terjadinya Korosi........................................................................................3
2.3. Faktor Penyebab Korosi.........................................................................................4
A. Faktor Internal...................................................................................................4
B. Faktor Eksternal.................................................................................................4
2.4. Jenis-Jenis Korosi...................................................................................................5
2.4.1. Sweet corrosion............................................................................................6
2.4.2. Sour corrosion..............................................................................................6
2.4.3. Hydrogen blistering......................................................................................7
2.4.4. Sulphide stress cracking...............................................................................7
2.4.5. Oxygen corrosion.........................................................................................8
2.4.6. Concentration cell corrosion........................................................................8
2.4.7. Crevice corrosion.........................................................................................9
2.4.8. Pitting of stainless steel................................................................................9
2.4.9. Weld line corrosion......................................................................................10
2.4.10. Ringworm corrosion...................................................................................10
2.4.11. Galvanic corrosion.....................................................................................11
2.4.12. Bacteria corrosion.......................................................................................11
2.5. Bakteri Penyebab Korosi........................................................................................12
2.5.1. Bakteri Reduksi Sulfat..................................................................................12
2.5.2. Bakteri Oksidasi Sulfur-Sulfida...................................................................12
2.5.3. Bakteri Oksidasi Mangan Oksida.................................................................12
2.6. Dampak Buruk dari Korosi.....................................................................................12
2.7. Pencegahan Korosi.................................................................................................13
2.7.1. Metode Pelapisan (Coating).........................................................................13
2.7.2. Proteksi Katodik...........................................................................................14
2.7.3. Penambahan Inhibitor...................................................................................15
BAB III PENUTUP...........................................................................................................17
3.1. Kesimpulan.............................................................................................................17
3.2. Saran.......................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam
dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak
dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling
lazim adalah perkaratan besi.
Dalam  kehidupan sehari-hari, korosi dapat kita jumpai terjadi pada berbagai jenis
logam. Bangunan-bangunan maupun peralatan elektronik yang memakai komponen logam
seperti seng, tembaga, besi baja, dan sebagainya semuanya dapat terserang oleh korosi ini.
Selain pada perkakas logam ukuran besar, korosi ternyata juga mampu menyerang logam
pada komponen-komponen renik peralatan elektronik, mulai dari jam digital hingga komputer
serta peralatan canggih lainnya yang digunakan dalam berbagai aktivitas umat manusia, baik
dalam kegiatan industri maupun di dalam rumah tangga.
Kerugian yang dapat ditimbulkan oleh korosi tidak hanya biaya langsung seperti
pergantian peralatan industri, perawatan jembatan, konstruksi dan sebagainya, tetapi juga
biaya tidak langsung seperti terganggunya proses produksi dalam industri serta kelancaran
transportasi yang umumnya lebih besar dibandingkan biaya langsung.

RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan pengertian korosi?
2. Jelaskan proses terjadinya korosi?
3. Faktor penyebab terjadinya korosi?
4. Sebutkan dan jelaskan jenis jenis korosi?
5. Apa saja bakteri penyebab korosi?
6. Jelaskan dampak buruk dari korosi?
7. Bagaimana cara mencegah korosi?

TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dan proses terjadinya korosi
2. Mengetahui jenis-jenis korosi
3. Mengetahui dampak buruk korosi
4. Mengetahui bagaimana cara mencegah korosi

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN KOROSI


Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam
dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak
dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling
lazim adalah perkaratan besi.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara)
mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia
karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.
Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam
bereaksi secara kimiaatau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang
mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih mineralnya.
Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi
oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan
untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi
dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida).
Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada atau tidaknya lapisan
oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi beda potensial terhadap elektroda lainnya
yang akan sangat berbeda bila masih bersih dari oksida. Salah satu masalah yang akan kita
jumpai didalam  memanfaatkan unsur logam.Korosi tersebut memiliki efek ataupun akibat
yang cukup signifikan untuk membuat logam menjadi tidak berguna. Korosi ialah salah satu
reaksi ketika saat logam mengalami kontak dengan oksigen.
Ketika terjadi korosi,maka logam tersebut akan bereaksi dengan oksigen dan akan
membentuk senyawa yang disebut dengan oksida pada permukaan logam. Logam tersebut
kemudian akan menjadi kusam dalam artian logam tersebut akan kehilangan sifat kilaunya.
Logam-logam dan juga kegunaannya yang memiliki tingkat kereaktifitas yang tinggi akan
lebih cepat terkorosi daripada logam-logam yang kurang reaktif.
Untuk mencegah terjadinya korosi tersebut masih ada beberapa hal yang dapat
dilakukan. Contohnya ialah besi (yang digunakan dalam membuat aloi baja) mudah terkorosi,
namun kuat dan juga cukup mudah dibentuk menjadi berbagai macam ataupun jenis bentuk.
Besi cocok untuk dapat membangun struktur-struktur yang sangat besar,Namun harus dapat
dilindungi dari korosi, cara melindunginya ialah dengan cara dengan dicat.

2
2.2. PROSES TERJADINYA KOROSI
Proses timbulnya karat semakin cepat terjadi jika logam tersebut ditempatkan pada
lingkungan yang memiliki kelembapan udara tinggi atau sering terkena air hujan. Pengkaratan
terjadi apabila ada kontak langsung antara logam dengan oksigen dan air. Besi merupakan
logam yang paling mudah mengalami reaksi oksidasi dan air. Berikut merupakan reaski
logam besi dalam udara lembap:

Apabila korosi terjadi pada suasana basa, maka reaksi yang terjadi pada katode adalah:

Pada suasana asam ion H+ dapat diperoleh dari reaksi antara karbon dioksida dengan
air membentuk H2CO2- Ion Fe2+ yang terbentuk pada anode teroksidasi lebih lanjut oleh
oksigen membentuk besi (III) oksida, dengan reaksi:

Fe2+ yang dihasilkan berangsur-angsur akan dioksidasi membentuk Fe3+. Sedangkan


pada ion OH– akan bergabung dengan elektrolit yang ada di alam atau dengan ion H + dari 
terlarutnya oksida asam (SO2, NO2) yang dihasilkan dari curahan air hujan.
Bedasarkan hasil reaksi di atas akan dihasilkan karat dengan rumus senyawa
Fe2O3 xH2O. Karat ini biasa dikenal dengan  sifat katalis untuk proses perkaratan berikutnya
yang disebut autokatalis.
Proses elektrokimia dalam pembentukan karat pada logam besi dapat di jelaskan sebagai
berikut:
a) Logam besi mengalami kontak dengan udara dan mengalami oksidasi menjadi
Fe2+ dan larut dalam air pada lapisan besi. Daerah tempat oksidasi logam Fe
disebut daerah anode.
b) Ion Fe2+ bergerak menuju katode dalam tetesan air dan elektron yang dibebaskan oleh
logam besi yang teroksidasi bergerak menuju katode melalui logam.
c) Oksigen dalam udara mengalami reaski reduksi dengan menangkap elektron yang
dibebaskan oleh logam besi membentuk H2O. Daerah tempat terjadinya reaksi reduksi
oksigen disebut daerah katode.
d) Sebagian oksigen larut dalam air dan mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe3+ membentuk
hidrat besi (III) oksida, Fe2O2.xH2O (karat).

3
2.3. FAKTOR PENYEBAB KOROSI
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, korosi merupakan peristiwa perusakan
atau degradasi logam karena  adanya sebuah reaksi kimia atau lebih tepatnya reaksi redoks
antara logam dengan berbagai zat di lingkungannya (biasanya air dan oksigen) sehingga
menghasilkan senyawa yang tidak dikehendaki. Logam akan mengalami oksidasi sedangkan
oksigen (udara) akan mengalami reduksi. Karat logam yang terbentuk biasanya berupa
senyawa oksida atau karbonat. Karat besi memiliki rumus kimia Fe2O3.nH2O, yang
merupakan zat padat berwarna coklat kemerahan.
Dibawah ini adalah beberapa faktor yang bisa menyebabkan korosi, yaitu:
A. FAKTOR INTERNAL :
1. Kemurnian Bahan
2. Struktur Bahan
3. Struktur Kristal
4. Teknik Pencampuran Bahan
5. Teknik Pembentukan Bahan
6. Teknik Perakitan
7. Unsur-Unsur Pengotor/ Ikutan Dalam Bahan

B. FAKTOR EKSTERNAL (LINGKUNGAN)


1. Konsentrasi Air (H2O) dan Oksigen (O2)
Udara yang lembab akan mengandung banyak uap air. Air merupakan salah satu faktor
penyebab suatu korosi, maka udara lembab akan mengakibatkan logam berkarat. Selain itu,
air dengan kandungan oksigen terlarut tinggi juga akan mempercepat terjadinya karat. 
2. Elektrolit
Elektrolit dalam larutan garam atau asam adalah media yang baik dalam transfer muatan.
Transfer muatan ini membuat elektron dengan mudah diikat oleh oksigen di udara, sehingga
akan mempercepat proses pengkaratan. Air hujan biasanya bersifat asam dan air laut
mengandung banyak garam. Jadi, air hujan dan air laut merupakan penyebab korosi pada
logam.
3. Permukaan Logam Tidak Rata
Permukaan suatu logam yang tidak rata akan mengakibatkan terbentuknya kutub-kutub
muatan. Kutub muatan ini akan berperan sebagai anode dan katode.

4
4. Suhu
Semakin tinggi suhu, semakin cepat korosi terjadi. Hal ini karena suatu laju reaksi kimia
meningkat seiring dengan bertambahnya suhu.
5. Sel Elektrokimia
Karat juga bisa terjadi apabila ada dua logam berbeda potensial yang saling bersentuhan
dalam lingkungan lembab (berair) karena akan terbentuk sel elektrokimia. Logam yang
memiliki potensial rendah akan melepaskan elektron ketika menyentuh logam yang memiliki
potensial tinggi dan akan dioksidasi oleh oksigen (udara). Hal ini membuat karat lebih sering
terjadi pada logam dengan potensial rendah.
6. Bakteri
Bakteri → tipe bakteri tertentu dapat mempercepat korosi, karena
mereka akan menghasilkan karbon dioksida (CO2) dan hidrogen sulfida (H2S), selama masa
putaran hidupnya. CO2 akan menurunkan pH secara berarti sehingga menaikkan kecepatan
korosi. H2S dan besi sulfida, Fe2S2, hasil reduksi sulfat (SO42–) oleh bakteri pereduksi sulfat
pada kondisi anaerob, dapat mempercepat korosi bila sulfat ada di dalam air. Zat-zat ini dapat
menaikkan kecepatan korosi. Jika terjadi korosi logam besi maka hal ini dapat mendorong
bakteri besi (iron bacteria) untuk berkembang, karena mereka senang dengan air yang
mengandung besi.

2.4. JENIS-JENIS KOROSI


Jenis jenis korosi yang perlu dikenal setidaknya ada 12 macam. Pada
umumnya, korosi tersebut di bawah ini ditemukan di lapangan minyak, boiler plant, industri
atau bisa di tempat-tempat lain.
Jenis Jenis Korosi :
1. Sweet corrosion
2. Sour corrosion
3. Hydrogen blistering
4. Sulphide stress cracking
5. Oxygen corrosion
6. Concentration cell corrosion
7. Crevice corrosion
8. Pitting of stainless steel
9. Weld line corrosion
10. Ringworm corrosion
11. Galvanic corrosion
12. Bacteria corrosion
Adapun ciri dari masing-masing jenis korosi dan solusinya adalah sebagai berikut:

5
2.4.1. Sweet Corrosion

 Merupakan korosi umum (general corrosion)


 Lubang berbentuk seperti piring, tidak mendalam
 Cenderung tidak ada endapan korosi
 Jenis korosi ini disebabkan oleh adanya CO2 yang membentuk asam karbonat
sehingga menurunkan pH, dengan reaksi kimia sebagai berikut:
 CO2 + H2O ↔ H2CO3 (asam karbonat)
 Fe + H2CO3 → FeCO3 + H2
Solusi: minimalkan gas CO2 yang masuk ke sistem, dan gunakan corrosion inhibitor

2.4.2. Sour Corrosion

 Merupakan jenis korosi lokal


 Terdapat deposit besi sulfida (iron sulfide) yang berwarna hitam
 Lubang-lubang halus yang dalam dan menyebabkan kebocoran

6
 Bisa terbentuk blistering atau cracking
 Jenis korosi ini terjadi karena adanya gas H2S
 Fe + H2S → FeS + H+ + H2
 Ciri khasnya tercium bau telur busuk (H2S)
Solusi: Karena adanya H2S biasanya disebabkan oleh adanya bakteri SRB, maka perlu
dipastikan dulu keberadaannya. Jika terindikasi ada bakteri SRB maka lakukan biocide
chemical treatment.
Jika adanya H2S bukan dari bakteri, solusinya bisa menggunakan H2S scavenger.

2.4.3. Hydrogen Blistering

 Atom hidrogen yang terbentuk pada katoda masuk ke dalam metal


 Bergabung membentuk gas H2 pada batas struktur metal
 Gas mengembang dan menyebabkan permukaan metal menggelembung
 Kerusakan semakin parah dengan adanya H2S
Solusi: Gunakan corrosion inhibitor

2.4.4. Sulphide Stress Corrosion Cracking

7
 Terjadi pada pH rendah, temperatur rendah
 H2S tinggi, partial pressure H2S > 0.05 ATM
 Hardness tinggi (>22 Rc), high strength steel
 Beban kerja tinggi;  torque, bends, etc.
 Residual stresses akibat pengelasan, stamping, dll.
Solusi: Kurangi beban kerja, naikkan temperatur jika memungkinkan
2.4.5. Oxygen Corrosion

 Oil reservoir secara alami tidak mengandung oksigen


 Oksigen dalam oilfield berasal dari :
 Anulus terbuka
 Gas kompresor bocor
 Seal pompa tidak berfungsi
 Korosi cendrung terjadi pada daerah yang tidak ada aliran air
 Daerah tersebut kekurangan oxygen dan menjadi anoda
Solusi: Kurangi dissolved oxygen dengan treatment oxygen scavenger atau menggunakan
dehydrator plant.

2.4.6. Concentration Cell Corrosion

8
 Lapisan scale dan endapan yang tidak rata menyebabkan perbedaan konsentrasi gas
 Lubang pada scale → Anodic area → Pitting
 Film pelindung terkikis mengakibatkan pitting corrosion pada tubing, casing dan
sucker rods
Solusi: Hindari deposit dengan cara membersihkan sistem

2.4.7. Crevice Corrosion

Korosi yang terjadi pada logam yang berdempetan dengan logam lain diantaranya ada
celah yang dapat menahan kotoran dan air sehingga kosentrasi O2 pada mulut kaya
disbanding pada bagian dalam, sehingga bagian dalam lebih anodic dan bagian mulut
jadi katodik Korosi ini dapat dicegah dengan cara :
a. Isolator
b. Dikeringkan bagian yang basah
c. Dibersihkan kotoran yang ada

2.4.8. Pitting of Stainless Steel

9
 Chloride menembus lapisan film oksida
 Endapan menyebabkan hilangnya oksigen dan merusak lapisan film oksida
Solusi: Hindari pembentukan area statis dan endapan

2.4.9. Weld Line Corrosion

Perlakuan panas (pengelasan, dll) mempengaruhi struktur mikro baja yang mengarah ke
serangan lokal. Solusinya dengan cara mengurangi heat treatment.

2.4.10. Ringworm Corrosion

Serangan lokal di dekat zona yang terkena panas karena perbedaan struktur butir. Solusinya
dengan cara mengurangi heat treatment.

10
2.4.11. Galvanic corrosion

 Disebabkan oleh melekatnya dua metal yang berbeda


 Perbedaan EMF metal menyebabkan sebagian logam menjadi anoda
Solusi: Hindari melekatnya 2 metal yang berbeda (Kasus di atas dapat dicegah dengan
pemakaian isolator antara baud dengan lempengan kupon logam)

2.4.12. Bacteria Corrosion

 Aktivitas sulphate reducing bacteria (SRB) menghasilkan H2S dan menyebabkan


korosi
 Bacteria membentuk endapan
 Peralatan menjadi mampet
 Korosi terjadi dibawah endapan
 Korosi cendrung lokal (pada satu tempat), penuh dengan endapan hitam dan terdapat
lendir bakteri
Solusi: Kontrol jumlah oilfield bacteria untuk mengurangi jumlah H2S dengan biocide
treatment.

11
2.5. BAKTERI PENYEBAB KOROSI
Fenomena korosi yang terjadi dapat disebabkan adanya keberadaan dari bakteri. Jenis-jenis
bakteri yang berkembang yaitu :
2.5.1 Bakteri reduksi sulfat
Bakteri ini merupakan bakteri jenis anaerob membutuhkan lingkungan bebas oksigen
atau lingkungan reduksi, bakteri ini bersirkulasi di dalam air aerasi termasuk larutan klorin
dan oksidiser lainnya, hingga mencapai kondisi ideal untuk mendukung metabolisme. Bakteri
ini tumbuh pada oksigen rendah. Bakteri ini tumbuh pada daerah-daerah kanal, pelabuhan,
daerah air tenang tergantung pada lingkungannya. Bakteri ini mereduksi sulfat menjadi sulfit,
biasanya terlihat dari meningkatnya kadar H2S atau Besi sulfida.Tidak adanya sulfat,
beberapa turunan dapat berfungsi sebagai fermenter menggunakan campuran organik seperti
pyruvnate untuk memproduksi asetat, hidrogen dan CO2, banyak bakteri jenis ini berisi enzim
hidrogenase yang mengkonsumsi hidrogen.

2.5.2. Bakteri oksidasi sulfur-sulfida

Bakteri jenis ini merupakan bakteri aerob yang mendapatkan energi dari oksidasi sulfit
atau sulfur. Bebarapa tipe bakteri aerob dapat teroksidasi sulfur menjadi asam sulfurik dan
nilai pH menjadi 1. bakteriThiobaccilus umumnya ditemukan di deposit mineral dan
menyebabkan drainase tambang menjadi asam.

2.5.3. Bakteri besi mangan-oksida

Bakteri memperoleh energi dari osidasi Fe2+ Fe3+ dimana deposit berhubungan dengan
bakteri korosi. Bakteri ini hampir selalu ditemukan di Tubercle (gundukan Hemispherikal
berlainan ) di atas lubang pit pada permukaan baja. Umumnya oksidaser besi ditemukan di
lingkungan dengan filamen yang panjang.

2.6. DAMPAK BURUK DARI KOROSI


Korosi menimbulkan banyak kerusakan, terutama pada bangunan dan benda-benda
pada bangunan yang terbuat dari besi. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? korosi merupakan
reaksi yang cept terjadi dan berlangsung secara terus menerus karena pada besi (III) oksida
bersifat porous (mudah ditembus oleh oksigen dan air). Sifat porous  pada besi dapat
mempercepat proses pengkaratan selanjutnya. Sehingga bangunan atau benda-benda yang
telah berkarat semakin rapuh.

12
Perlu kalian ketahui karat yang dihasilkan dari korosi besi semakin berbahaya karena
mudah larut dan bersifat racun. Hal tersebut sangat berbahaya bagi industri makanan, obat-
obatan dan zat kimia yang menggunakan peralatan industri yang terbuat dari besi. 
Pada dasarnya besi yang terkena korosi akan bersifat rapuh dan tidak ada kekuatan. Ini
sangat membahayakan kalau besi tersebut digunakan sebagai pondasi bangunan atau
jembatan. Alat-alat yang mengandung senyawa karat juga membahayakan kesehatan,
sehingga besi tidak bisa digunakan sebagai alat-alat masak, alat-alat industri
makanan/farmasi/kimia.
Dengan demikian, kerugian yang ditimbulkan akibat korosi antara lain :
1) Adanya kerugian teknis dan depresiasi
2) Menurunnya efisiensi
3) Menurunnya kekuatan konstruksi
4) Apperance yang buruk
5) Karat merupakan polusi dan menambah biaya maintenance

2.7. PENCEGAHAN KOROSI


Korosi logam tidak dapat dicegah, tetapi dapat dikendalikan seminimal mungkin. Ada tiga
metode umum untuk mengendalikan korosi, yaitu pelapisan(Coating), Proteksi katodik, dan
penambahan zat inhibator korosi

2.7.1. Metode Pelapisan( Coating)


Metode pelapisan adalah suatu upaya mengendalikan korosi dengan menerapkan suatu
lapisan pada permukaan logam besi.
 Pencegahan, untuk melindungi besi kontak dengan air dan udara, cat yang
mengandung timbal dan seng akan lebih melindungi besi terhadap korosi. Dan
pencegahan harus sempurna karena jika terdapat bagian yang tidak tertutup oleh cat
maka besi di bawah cat akan terkorosi. Padar bangunan dan jembatan biasanya
dilindungi dari korosi dengan pengecatan
 Dibalut Plastik, plastik mencegah besi kontak dengan air dan udara. Peralatan rumah
tangga biasanya dibalut plastik untuk menghindari korosi.
 Pelapisan Dengan Krom( Cromium Plating) , krom memberi lapisan pelindung
sehingga besi dikrom akan menjadi mengkilap. Cromium plating dilakukan dengan
proses elektrolisis . krom dapat memberikan perlindungan meskipun lapisan krom
tersebut ada yang rusak. Cara ini umumnya dilakukan pada kendaraan bermotor,
misalnya bumper mobil
 Pelapisan Dengan Timah( Tin Plating), timah termasuk loham yang tahan karat.
Kaleng kemasan dari besi umumnya dilapisi dengan timah. Proses pelapisan dilakukan
secara elektrolisis atau elektroplating. Lapisan timah akan melindungi besi selama
lapisan itu masih utuh. Apabila terdapat goresan, maka timah justru mempercepat
proses korosi karena potensial elektrode besi lebih positif dari timah.

13
 Pelapisan Dengan Seng ( Galvanisasi) seng dapat melindungi besi meskipun
lapisannya ada yang rusak . hal ini karena potensial elektrode besi lebih negative
daripada seng maka besi yang kontak dengan seng akan membentuk sel elektrokimia
dengan besi sebagai katode. Seingga seng akan mengalami oksidasi sedangkan besi
akan terlindungi

2.7.2 Proteksi Katodik


Proteksi katodik adalah perlindungan yang biasanya digunakan untuk melindungi
berbagai struktur dari korosi, seperti kapal, pelampung lepas pantai, peralatan bawah laut,
pelabuhan, jaringan pipa, tangki; pada dasarnya semua struktur logam yang terendam atau
terkubur.
Korosi adalah proses alami yang dapat memperburuk struktur logam dan
menyebabkan kerusakan yang merugikan bisnis Anda.
Agar korosi terjadi, empat elemen harus ada: lokasi induk tempat arus mengalir, situs
tujuan di mana tidak ada arus yang mengalir, media yang mampu mengalirkan arus (seperti
air, beton, atau tanah), dan jalur logam antara host dan situs tujuan.
Korosi elektrokimia logam adalah proses di mana ion-ion pada permukaan logam
dipindahkan ke zat lain (depolarizer, atau zat atau logam yang kurang aktif). Depolarisasi
semacam itu adalah oksigen, asam, atau kation dari logam yang lebih pasif.
Prinsip dasar proteksi katodik
Teknik ini didasarkan pada pengubahan area aktif pada permukaan logam menjadi
pasif, dengan kata lain menjadikannya katoda sel elektrokimia.
Dengan suplai arus, potensi logam berkurang, serangan korosi akan berhenti dan
proteksi katodik tercapai. Proteksi katodik dapat dicapai dengan:
 Proteksi katodik anoda korban
 Proteksi katodik impresif saat ini, sering disebut sebagai ICCP
Proteksi katodik anoda korban
Metode yang paling sederhana untuk mengaplikasikan proteksi katodik adalah dengan
menghubungkan logam yang akan diproteksi dengan logam lain yang lebih mudah terkorosi
untuk bertindak sebagai anoda. Seng, aluminium dan magnesium adalah logam yang biasa
digunakan sebagai anoda.
Logam yang paling aktif (juga yang kurang mulia) menjadi anoda bagi yang lain, dan
mengorbankan dirinya dengan cara mengkorosi (melepaskan logam) untuk melindungi
katoda. Makanya, istilah anoda korban.
Karena tegangan penggerak anoda korban rendah dibandingkan dengan anoda arus yang
terkesan, anoda korban harus didistribusikan dengan baik dan ditempatkan lebih dekat ke area
yang dilindungi.
Proteksi katodik arus impresi (ICCP)

14
Sistem ICCP menggunakan sumber daya listrik eksternal yang disediakan oleh catu
daya DC yang diatur, sering disebut sebagai panel kontrol. Panel kontrol menyediakan arus
yang diperlukan untuk mempolarisasi permukaan yang akan dilindungi.
Arus pelindung didistribusikan oleh anoda lembam yang dirancang khusus, umumnya
bahan konduktif dari jenis yang tidak mudah larut menjadi ion logam, melainkan menopang
reaksi anodik alternatif.
Sistem ICCP terus memantau tingkat proteksi dan menyesuaikan dengan arus yang
diperlukan untuk menghentikan korosi.
Dalam kondisi lingkungan air laut yang baik, oksidasi ion klorida terlarut akan
menjadi reaksi anodik utama yang menghasilkan gas klor yang terbentuk di permukaan
anoda: 2Cl– → Cl2 + 2e–. Dalam air salinitas rendah, reaksi anodik utama adalah dekomposisi
air: 2H2O → O2 + 4H + + 4e–.
Salah satu jenis anoda ICCP yang paling umum untuk aplikasi air laut adalah “MMO / Ti”,
yang terdiri dari substrat titanium (Ti) yang dilapisi dengan logam mulia atau katalis oksida
logam (MMO).
Untuk Apa Proteksi Katodik Digunakan?
Proteksi katodik sering digunakan untuk mengurangi kerusakan korosi pada permukaan
logam aktif. Proteksi katodik digunakan di seluruh dunia untuk melindungi jaringan pipa,
instalasi pengolahan air, tangki penyimpanan di atas dan bawah air, lambung kapal dan kapal,
platform produksi lepas pantai, tulangan tulangan dalam struktur beton dan dermaga, dan
banyak lagi.
Proteksi katodik sering digunakan untuk melindungi baja dari korosi. Korosi terjadi jika dua
logam yang berbeda terendam dalam zat elektrolitik seperti air, tanah, atau beton. Jenis jalur
penghantar logam antara dua logam yang berbeda memungkinkan jalur di mana elektron
bebas berpindah dari logam yang lebih aktif (anoda) ke logam yang kurang aktif (katoda).
Jika elektron bebas dari anoda tidak mencapai situs aktif di katoda sebelum oksigen datang,
ion di situs aktif kemudian dapat bergabung kembali untuk menghasilkan besi hidroksida,
yaitu karat.
Bagaimana Cara Kerja Proteksi Katodik?
Intinya, proteksi katodik menghubungkan logam dasar berisiko (baja) ke logam korban yang
terkorosi sebagai pengganti logam tidak mulia. Teknik memberikan proteksi katodik pada
baja mengawetkan logam dengan menyediakan logam yang sangat aktif yang dapat bertindak
sebagai anoda dan menyediakan elektron bebas. Dengan memasukkan elektron bebas ini,
logam aktif mengorbankan ionnya dan menjaga agar baja yang kurang aktif tidak berkarat.

2.7.3. Penambahan Inhibitor


Inhibitor adalah zat kimia yang ditambahkan kedalam suatu lingkungan korosif
dengan kadar sangat kecil( ukuran ppm) guna mengendalikan korosi, inhibitor korosi dapat
dikelompokan berdasarkan mekanisme pengendaiannya yaitu inhibator anodik,inhibator
katodik,inhibator campuran dan inhibator teradsorpsi

15
 Inhibator Anodic, inhibator anodicadalah senyawa kimia yang menendalikan korosi
dengan cara menghambat transfer ion-ion logam ke dalam air. Contohinhibator anodik
yang banyak digunakan adalah senyawa kromat dan senyawa molibdat
 Inhibator Katodik, inhibator katodik adalah senyawa kimia yang mengendalikan
korosi dengan cara menghambat salah satu tahap pada proses katodik, misalnya
pengenkapan gas oksigen atau pengikatan ion-ion hidrogen, contoh inhibator katodik
adalah hidrazin,tannin, dan garam sulfit.
 Inhibator Campuran , inhibator campuran mengendalikan korosi dengan cara
menghambat proses dikatodik dan anodik secara bersamaan, pada umumnya inhibator
komersial berfungsi ganda yaitu sebagai inhibator katodik dan anodik. Contoh
inhibator jenis ini adalah senyawa silikat,molibdat dan fosfat
 Inhibator Teradsorpsi , Inhibator teradsorpsi umumnya senyawa organik yang dapat
mengisolasi permukaan logam dari lingkungan korosif dengan cara teradsorpsi pada
permukaan logam.contoh jenis inhibator ini adalah merkaptobenzotiazol dan 1,2,5,7-
tetraaza-adamantane

16
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Korosi merupakan kerusakan yang terjadi pada logam akibat dari reaksi kimia yang terjadi.
Lingkungan dapat mempercepat terjadinya proses korosi pada logam, seperti pengaruh suhu,
temperatur, permukaan logam, konsentrasi air dan oksigen dan lain lain. Namun terdapat cara
untuk mencegah terjadinya korosi pada logam yaitu dengan melakukan coating atau pelapisan
pada logam, proteksi katodik, dan penambahan inhibitor guna mengendalikan korosi, hal ini
sangatlah berguna agar logam yang kita pakai terlindungi dari korosi yang dapat
membahayakan keselamatan kita bersama

3.2. SARAN
Saya menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan didalamnya. Oleh karena itu
saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar makalah
ini dapat menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dalam
menambah wawasan mengenai korosi.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-korosi/
https://www.eonchemicals.com/artikel/jenis-jenis-korosi-kenali-cirinya-dan-temukan-
solusinya/
https://www.google.com/amp/s/www.siswapedia.com/proses-korosi-pada-logam-dan-
cara-pencegahannya/%3famp
https://www.google.com/amp/s/jurnalpost.com/proses-terjadinya-korosi/13437/%3famp
https://www.sridianti.com/pengertian-proteksi-katodik.html

18

Anda mungkin juga menyukai