KOROSI
DISUSUN OLEH :
NAMA : FAHMI
NIM : 2005141037
KELAS : MRKG 2B
MATA KULIAH : BAHAN BANGUNAN
DOSEN PENGAMPU : INDRA FAUZI, M.T
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan
kesempatan sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Sholawat serta salam kita berikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita
dari zaman kebodohan ke zaman yang penuh ilmu pengetahuan seperti yang sekarang ini.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas nikmat yang diberikan berupa
nikmat iman, nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah Bahan Bangunan “ Korosi” dengan baik dan tepat waktu. Penulis tentu menyadari
makalah ini jauh dari kata sempurna sehingga dibutuhkan kritik dan saran dari pembaca agar
makalah ini bisa menjadi lebih baik lagi
Akhir kata, apabila terdapat banyak kesalahan dalam penulisan makalah ini saya
mohon maaf. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....................................................................................................................i
Daftar Isi..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1. Latar Belakang........................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................................1
1.3. Tujuan.....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2
2.1. Pengertian Korosi...................................................................................................2
2.2. Proses Terjadinya Korosi........................................................................................3
2.3. Faktor Penyebab Korosi.........................................................................................4
A. Faktor Internal...................................................................................................4
B. Faktor Eksternal.................................................................................................4
2.4. Jenis-Jenis Korosi...................................................................................................5
2.4.1. Sweet corrosion............................................................................................6
2.4.2. Sour corrosion..............................................................................................6
2.4.3. Hydrogen blistering......................................................................................7
2.4.4. Sulphide stress cracking...............................................................................7
2.4.5. Oxygen corrosion.........................................................................................8
2.4.6. Concentration cell corrosion........................................................................8
2.4.7. Crevice corrosion.........................................................................................9
2.4.8. Pitting of stainless steel................................................................................9
2.4.9. Weld line corrosion......................................................................................10
2.4.10. Ringworm corrosion...................................................................................10
2.4.11. Galvanic corrosion.....................................................................................11
2.4.12. Bacteria corrosion.......................................................................................11
2.5. Bakteri Penyebab Korosi........................................................................................12
2.5.1. Bakteri Reduksi Sulfat..................................................................................12
2.5.2. Bakteri Oksidasi Sulfur-Sulfida...................................................................12
2.5.3. Bakteri Oksidasi Mangan Oksida.................................................................12
2.6. Dampak Buruk dari Korosi.....................................................................................12
2.7. Pencegahan Korosi.................................................................................................13
2.7.1. Metode Pelapisan (Coating).........................................................................13
2.7.2. Proteksi Katodik...........................................................................................14
2.7.3. Penambahan Inhibitor...................................................................................15
BAB III PENUTUP...........................................................................................................17
3.1. Kesimpulan.............................................................................................................17
3.2. Saran.......................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam
dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak
dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling
lazim adalah perkaratan besi.
Dalam kehidupan sehari-hari, korosi dapat kita jumpai terjadi pada berbagai jenis
logam. Bangunan-bangunan maupun peralatan elektronik yang memakai komponen logam
seperti seng, tembaga, besi baja, dan sebagainya semuanya dapat terserang oleh korosi ini.
Selain pada perkakas logam ukuran besar, korosi ternyata juga mampu menyerang logam
pada komponen-komponen renik peralatan elektronik, mulai dari jam digital hingga komputer
serta peralatan canggih lainnya yang digunakan dalam berbagai aktivitas umat manusia, baik
dalam kegiatan industri maupun di dalam rumah tangga.
Kerugian yang dapat ditimbulkan oleh korosi tidak hanya biaya langsung seperti
pergantian peralatan industri, perawatan jembatan, konstruksi dan sebagainya, tetapi juga
biaya tidak langsung seperti terganggunya proses produksi dalam industri serta kelancaran
transportasi yang umumnya lebih besar dibandingkan biaya langsung.
RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan pengertian korosi?
2. Jelaskan proses terjadinya korosi?
3. Faktor penyebab terjadinya korosi?
4. Sebutkan dan jelaskan jenis jenis korosi?
5. Apa saja bakteri penyebab korosi?
6. Jelaskan dampak buruk dari korosi?
7. Bagaimana cara mencegah korosi?
TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dan proses terjadinya korosi
2. Mengetahui jenis-jenis korosi
3. Mengetahui dampak buruk korosi
4. Mengetahui bagaimana cara mencegah korosi
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.2. PROSES TERJADINYA KOROSI
Proses timbulnya karat semakin cepat terjadi jika logam tersebut ditempatkan pada
lingkungan yang memiliki kelembapan udara tinggi atau sering terkena air hujan. Pengkaratan
terjadi apabila ada kontak langsung antara logam dengan oksigen dan air. Besi merupakan
logam yang paling mudah mengalami reaksi oksidasi dan air. Berikut merupakan reaski
logam besi dalam udara lembap:
Apabila korosi terjadi pada suasana basa, maka reaksi yang terjadi pada katode adalah:
Pada suasana asam ion H+ dapat diperoleh dari reaksi antara karbon dioksida dengan
air membentuk H2CO2- Ion Fe2+ yang terbentuk pada anode teroksidasi lebih lanjut oleh
oksigen membentuk besi (III) oksida, dengan reaksi:
3
2.3. FAKTOR PENYEBAB KOROSI
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, korosi merupakan peristiwa perusakan
atau degradasi logam karena adanya sebuah reaksi kimia atau lebih tepatnya reaksi redoks
antara logam dengan berbagai zat di lingkungannya (biasanya air dan oksigen) sehingga
menghasilkan senyawa yang tidak dikehendaki. Logam akan mengalami oksidasi sedangkan
oksigen (udara) akan mengalami reduksi. Karat logam yang terbentuk biasanya berupa
senyawa oksida atau karbonat. Karat besi memiliki rumus kimia Fe2O3.nH2O, yang
merupakan zat padat berwarna coklat kemerahan.
Dibawah ini adalah beberapa faktor yang bisa menyebabkan korosi, yaitu:
A. FAKTOR INTERNAL :
1. Kemurnian Bahan
2. Struktur Bahan
3. Struktur Kristal
4. Teknik Pencampuran Bahan
5. Teknik Pembentukan Bahan
6. Teknik Perakitan
7. Unsur-Unsur Pengotor/ Ikutan Dalam Bahan
4
4. Suhu
Semakin tinggi suhu, semakin cepat korosi terjadi. Hal ini karena suatu laju reaksi kimia
meningkat seiring dengan bertambahnya suhu.
5. Sel Elektrokimia
Karat juga bisa terjadi apabila ada dua logam berbeda potensial yang saling bersentuhan
dalam lingkungan lembab (berair) karena akan terbentuk sel elektrokimia. Logam yang
memiliki potensial rendah akan melepaskan elektron ketika menyentuh logam yang memiliki
potensial tinggi dan akan dioksidasi oleh oksigen (udara). Hal ini membuat karat lebih sering
terjadi pada logam dengan potensial rendah.
6. Bakteri
Bakteri → tipe bakteri tertentu dapat mempercepat korosi, karena
mereka akan menghasilkan karbon dioksida (CO2) dan hidrogen sulfida (H2S), selama masa
putaran hidupnya. CO2 akan menurunkan pH secara berarti sehingga menaikkan kecepatan
korosi. H2S dan besi sulfida, Fe2S2, hasil reduksi sulfat (SO42–) oleh bakteri pereduksi sulfat
pada kondisi anaerob, dapat mempercepat korosi bila sulfat ada di dalam air. Zat-zat ini dapat
menaikkan kecepatan korosi. Jika terjadi korosi logam besi maka hal ini dapat mendorong
bakteri besi (iron bacteria) untuk berkembang, karena mereka senang dengan air yang
mengandung besi.
5
2.4.1. Sweet Corrosion
6
Bisa terbentuk blistering atau cracking
Jenis korosi ini terjadi karena adanya gas H2S
Fe + H2S → FeS + H+ + H2
Ciri khasnya tercium bau telur busuk (H2S)
Solusi: Karena adanya H2S biasanya disebabkan oleh adanya bakteri SRB, maka perlu
dipastikan dulu keberadaannya. Jika terindikasi ada bakteri SRB maka lakukan biocide
chemical treatment.
Jika adanya H2S bukan dari bakteri, solusinya bisa menggunakan H2S scavenger.
7
Terjadi pada pH rendah, temperatur rendah
H2S tinggi, partial pressure H2S > 0.05 ATM
Hardness tinggi (>22 Rc), high strength steel
Beban kerja tinggi; torque, bends, etc.
Residual stresses akibat pengelasan, stamping, dll.
Solusi: Kurangi beban kerja, naikkan temperatur jika memungkinkan
2.4.5. Oxygen Corrosion
8
Lapisan scale dan endapan yang tidak rata menyebabkan perbedaan konsentrasi gas
Lubang pada scale → Anodic area → Pitting
Film pelindung terkikis mengakibatkan pitting corrosion pada tubing, casing dan
sucker rods
Solusi: Hindari deposit dengan cara membersihkan sistem
Korosi yang terjadi pada logam yang berdempetan dengan logam lain diantaranya ada
celah yang dapat menahan kotoran dan air sehingga kosentrasi O2 pada mulut kaya
disbanding pada bagian dalam, sehingga bagian dalam lebih anodic dan bagian mulut
jadi katodik Korosi ini dapat dicegah dengan cara :
a. Isolator
b. Dikeringkan bagian yang basah
c. Dibersihkan kotoran yang ada
9
Chloride menembus lapisan film oksida
Endapan menyebabkan hilangnya oksigen dan merusak lapisan film oksida
Solusi: Hindari pembentukan area statis dan endapan
Perlakuan panas (pengelasan, dll) mempengaruhi struktur mikro baja yang mengarah ke
serangan lokal. Solusinya dengan cara mengurangi heat treatment.
Serangan lokal di dekat zona yang terkena panas karena perbedaan struktur butir. Solusinya
dengan cara mengurangi heat treatment.
10
2.4.11. Galvanic corrosion
11
2.5. BAKTERI PENYEBAB KOROSI
Fenomena korosi yang terjadi dapat disebabkan adanya keberadaan dari bakteri. Jenis-jenis
bakteri yang berkembang yaitu :
2.5.1 Bakteri reduksi sulfat
Bakteri ini merupakan bakteri jenis anaerob membutuhkan lingkungan bebas oksigen
atau lingkungan reduksi, bakteri ini bersirkulasi di dalam air aerasi termasuk larutan klorin
dan oksidiser lainnya, hingga mencapai kondisi ideal untuk mendukung metabolisme. Bakteri
ini tumbuh pada oksigen rendah. Bakteri ini tumbuh pada daerah-daerah kanal, pelabuhan,
daerah air tenang tergantung pada lingkungannya. Bakteri ini mereduksi sulfat menjadi sulfit,
biasanya terlihat dari meningkatnya kadar H2S atau Besi sulfida.Tidak adanya sulfat,
beberapa turunan dapat berfungsi sebagai fermenter menggunakan campuran organik seperti
pyruvnate untuk memproduksi asetat, hidrogen dan CO2, banyak bakteri jenis ini berisi enzim
hidrogenase yang mengkonsumsi hidrogen.
Bakteri jenis ini merupakan bakteri aerob yang mendapatkan energi dari oksidasi sulfit
atau sulfur. Bebarapa tipe bakteri aerob dapat teroksidasi sulfur menjadi asam sulfurik dan
nilai pH menjadi 1. bakteriThiobaccilus umumnya ditemukan di deposit mineral dan
menyebabkan drainase tambang menjadi asam.
Bakteri memperoleh energi dari osidasi Fe2+ Fe3+ dimana deposit berhubungan dengan
bakteri korosi. Bakteri ini hampir selalu ditemukan di Tubercle (gundukan Hemispherikal
berlainan ) di atas lubang pit pada permukaan baja. Umumnya oksidaser besi ditemukan di
lingkungan dengan filamen yang panjang.
12
Perlu kalian ketahui karat yang dihasilkan dari korosi besi semakin berbahaya karena
mudah larut dan bersifat racun. Hal tersebut sangat berbahaya bagi industri makanan, obat-
obatan dan zat kimia yang menggunakan peralatan industri yang terbuat dari besi.
Pada dasarnya besi yang terkena korosi akan bersifat rapuh dan tidak ada kekuatan. Ini
sangat membahayakan kalau besi tersebut digunakan sebagai pondasi bangunan atau
jembatan. Alat-alat yang mengandung senyawa karat juga membahayakan kesehatan,
sehingga besi tidak bisa digunakan sebagai alat-alat masak, alat-alat industri
makanan/farmasi/kimia.
Dengan demikian, kerugian yang ditimbulkan akibat korosi antara lain :
1) Adanya kerugian teknis dan depresiasi
2) Menurunnya efisiensi
3) Menurunnya kekuatan konstruksi
4) Apperance yang buruk
5) Karat merupakan polusi dan menambah biaya maintenance
13
Pelapisan Dengan Seng ( Galvanisasi) seng dapat melindungi besi meskipun
lapisannya ada yang rusak . hal ini karena potensial elektrode besi lebih negative
daripada seng maka besi yang kontak dengan seng akan membentuk sel elektrokimia
dengan besi sebagai katode. Seingga seng akan mengalami oksidasi sedangkan besi
akan terlindungi
14
Sistem ICCP menggunakan sumber daya listrik eksternal yang disediakan oleh catu
daya DC yang diatur, sering disebut sebagai panel kontrol. Panel kontrol menyediakan arus
yang diperlukan untuk mempolarisasi permukaan yang akan dilindungi.
Arus pelindung didistribusikan oleh anoda lembam yang dirancang khusus, umumnya
bahan konduktif dari jenis yang tidak mudah larut menjadi ion logam, melainkan menopang
reaksi anodik alternatif.
Sistem ICCP terus memantau tingkat proteksi dan menyesuaikan dengan arus yang
diperlukan untuk menghentikan korosi.
Dalam kondisi lingkungan air laut yang baik, oksidasi ion klorida terlarut akan
menjadi reaksi anodik utama yang menghasilkan gas klor yang terbentuk di permukaan
anoda: 2Cl– → Cl2 + 2e–. Dalam air salinitas rendah, reaksi anodik utama adalah dekomposisi
air: 2H2O → O2 + 4H + + 4e–.
Salah satu jenis anoda ICCP yang paling umum untuk aplikasi air laut adalah “MMO / Ti”,
yang terdiri dari substrat titanium (Ti) yang dilapisi dengan logam mulia atau katalis oksida
logam (MMO).
Untuk Apa Proteksi Katodik Digunakan?
Proteksi katodik sering digunakan untuk mengurangi kerusakan korosi pada permukaan
logam aktif. Proteksi katodik digunakan di seluruh dunia untuk melindungi jaringan pipa,
instalasi pengolahan air, tangki penyimpanan di atas dan bawah air, lambung kapal dan kapal,
platform produksi lepas pantai, tulangan tulangan dalam struktur beton dan dermaga, dan
banyak lagi.
Proteksi katodik sering digunakan untuk melindungi baja dari korosi. Korosi terjadi jika dua
logam yang berbeda terendam dalam zat elektrolitik seperti air, tanah, atau beton. Jenis jalur
penghantar logam antara dua logam yang berbeda memungkinkan jalur di mana elektron
bebas berpindah dari logam yang lebih aktif (anoda) ke logam yang kurang aktif (katoda).
Jika elektron bebas dari anoda tidak mencapai situs aktif di katoda sebelum oksigen datang,
ion di situs aktif kemudian dapat bergabung kembali untuk menghasilkan besi hidroksida,
yaitu karat.
Bagaimana Cara Kerja Proteksi Katodik?
Intinya, proteksi katodik menghubungkan logam dasar berisiko (baja) ke logam korban yang
terkorosi sebagai pengganti logam tidak mulia. Teknik memberikan proteksi katodik pada
baja mengawetkan logam dengan menyediakan logam yang sangat aktif yang dapat bertindak
sebagai anoda dan menyediakan elektron bebas. Dengan memasukkan elektron bebas ini,
logam aktif mengorbankan ionnya dan menjaga agar baja yang kurang aktif tidak berkarat.
15
Inhibator Anodic, inhibator anodicadalah senyawa kimia yang menendalikan korosi
dengan cara menghambat transfer ion-ion logam ke dalam air. Contohinhibator anodik
yang banyak digunakan adalah senyawa kromat dan senyawa molibdat
Inhibator Katodik, inhibator katodik adalah senyawa kimia yang mengendalikan
korosi dengan cara menghambat salah satu tahap pada proses katodik, misalnya
pengenkapan gas oksigen atau pengikatan ion-ion hidrogen, contoh inhibator katodik
adalah hidrazin,tannin, dan garam sulfit.
Inhibator Campuran , inhibator campuran mengendalikan korosi dengan cara
menghambat proses dikatodik dan anodik secara bersamaan, pada umumnya inhibator
komersial berfungsi ganda yaitu sebagai inhibator katodik dan anodik. Contoh
inhibator jenis ini adalah senyawa silikat,molibdat dan fosfat
Inhibator Teradsorpsi , Inhibator teradsorpsi umumnya senyawa organik yang dapat
mengisolasi permukaan logam dari lingkungan korosif dengan cara teradsorpsi pada
permukaan logam.contoh jenis inhibator ini adalah merkaptobenzotiazol dan 1,2,5,7-
tetraaza-adamantane
16
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Korosi merupakan kerusakan yang terjadi pada logam akibat dari reaksi kimia yang terjadi.
Lingkungan dapat mempercepat terjadinya proses korosi pada logam, seperti pengaruh suhu,
temperatur, permukaan logam, konsentrasi air dan oksigen dan lain lain. Namun terdapat cara
untuk mencegah terjadinya korosi pada logam yaitu dengan melakukan coating atau pelapisan
pada logam, proteksi katodik, dan penambahan inhibitor guna mengendalikan korosi, hal ini
sangatlah berguna agar logam yang kita pakai terlindungi dari korosi yang dapat
membahayakan keselamatan kita bersama
3.2. SARAN
Saya menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan didalamnya. Oleh karena itu
saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar makalah
ini dapat menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dalam
menambah wawasan mengenai korosi.
17
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-korosi/
https://www.eonchemicals.com/artikel/jenis-jenis-korosi-kenali-cirinya-dan-temukan-
solusinya/
https://www.google.com/amp/s/www.siswapedia.com/proses-korosi-pada-logam-dan-
cara-pencegahannya/%3famp
https://www.google.com/amp/s/jurnalpost.com/proses-terjadinya-korosi/13437/%3famp
https://www.sridianti.com/pengertian-proteksi-katodik.html
18