Anda di halaman 1dari 26

ANALISIS PENGARUH SALINITAS DAN SUHU AIR LAUT

TERHADAP LAJU KOROSI BAJA CARBON DENGAN VARIASI


KETEBALAN COATING
PT PERTAMINA RU VI BALONGAN

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

oleh
DANDI
18030032

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


AKADEMI MINYAK DAN GAS BALONGAN
INDRAMAYU
2021
ANALISIS PENGARUH SALINITAS DAN SUHU AIR LAUT
TERHADAP LAJU KOROSI BAJA CARBON DENGAN VARIASI
KETEBALAN COATING
PT PERTAMINA RU VI BALONGAN

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

oleh
DANDI
18030032

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


AKADEMI MINYAK DAN GAS BALONGAN
INDRAMAYU
2021

i
LEMBAR PERSETUJUAN

ANALISIS PENGARUH SALINITAS DAN SUHU AIR LAUT


TERHADAP LAJU KOROSI BAJA CARBON DENGAN VARIASI
KETEBALAN COATING
PT PERTAMINA RU VI BALONGAN

oleh

Dandi
NIM. 18030032

Disusun untuk memenuhi persyaratan melaksanakan Kerja Praktek


Pendidikan Diploma III (D-III)
pada Program Studi Teknik Kimia,
Akamigas Balongan Indramayu

Indramayu, Juli 2021

Dosen Pembimbing

Puji Astuti Ibrahim, M.Si


NIDN. 0418028407

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penyusun dapat menyelesaikan

proposal ini yang berjudul “Analisis Pengaruh Salinitas dan Suhu Air Laut

terhadap Laju Korosi Baja Carbon dengan variasi ketebalan Coating”. Tujuan

diajukannya proposal ini adalah untuk memenuhi syarat guna melakukan Kerja

Praktek sebagai syarat matakuliah yang diampu pada semester V.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyelesaian proposal ini di antaranya:

1. Bapak Drs. H. Nahdudin Islami, M.Si selaku Ketua Yayasan Bina Islami,

2. Ibu Ir. Hj. Hanifah Handayani, M.T Si selaku Direktur Akamigas Balongan.,

3. Ibu Hj. Indah Dhamayantie, M.T selaku Ketua Program Studi Teknik Kimia,

4. Ibu Yully Mulyani, S.T selaku Sekretaris Program studi Teknik Kimia,

5. Ibu Puji Astuti Ibrahim, M.Si selaku Dosen Pembimbing,

6. Orang tua dan keluarga besar Teknik Kimia 17 Akamigas Balongan.

Penyusun menyadari bahwa, proposal ini jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, Penyusun mengharapkan masukan dan saran yang bersifat

membangun, guna proposal ini lebih baik lagi.

Indramayu, Juli 2021

Penyusun

Dandi
NIM.18030032

iii
DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................................. i

LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. viii

I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1


1.2 Tujuan ............................................................................................... 3
1.2.1 Tujuan Umum .......................................................................... 3
1.2.2 Tujuan Khusus ......................................................................... 3
1.3 Manfaat ............................................................................................. 3
1.3.1 Manfaat Bagi Mahasiswa ........................................................ 3
1.3.2 Manfaat Bagi Akamigas Balongan .......................................... 4
1.3.3 Manfaat Bagi Institusi Kerja Praktek ...................................... 4

II TINJAUAN TEORI ................................................................................ 5

2.1 Baja .................................................................................................... 5


2.2 Coating ............................................................................................... 6

iv
2.2.1 Komponen-komponen Cat ........................................................ 7
2.3 Korosi ................................................................................................. 9
2.4 Laju Korosi ......................................................................................... 10

III METODELOGI PELAKSANAAN ........................................................ 11

3.1 Pendahuluan ...................................................................................... 11


3.2 Pengambilan Data .............................................................................. 11
3.3 PengolahanData ................................................................................. 12

IV RENCANA PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK ............................ 13

4.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan ……………………………………13


4.2 Rencana Kerja Peraktek yang Diusulkan ........................................... 13

V KESIMPULAN SEMENTARA ............................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Baja Ringan……………………………………………..……… 5

Gambar 2. Pipa Baja Coating Cat Hitam ……....………………………….. 7

Gambar 3. Diagram Alir Kerja Praktek .......................................................... 12

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tingkat Ketahanan Korosi Berdasarkan Laju Korosi........................10

Tabel 2. Rencana Pelaksanaan Kerja Praktek ................................................. 13

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kartu Rencana Studi Semester 1-4

Lampiran 2. Transkip Nilai Semester 1-4

Lampiran 3. Sertifikat-sertifikat

viii
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dimulai pada abad ke-17 ketika teknik produksi baja yang lebih

efisien ditemukan, baja mulai menjadi primadona material bahan bangunan.

Baja menjadi material utama dalam pembangunan – pembangunan

infrastruktur, mobil, kapal, kereta api, persenjataan, dan alat – alat perkakas.

Pada industri perkapalan, baja yang paling sering digunakan untuk membuat

suatu kapal adalah baja karbon rendah. (Amiadji. 2015:1).

Korosi adalah serangan yang bersifat merusak pada suatu logam

oleh reaksi kimia atau elektrokimia dengan lingkungannya. Pada konstruksi

yang terbuat dari logam maupun non logam, korosi dapat menimbulkan

kerugian biaya yang sangat besar. Pada baja kapal, kerugian teknis yang

akan dialami akibat terjadinya korosi adalah berkurangnya kecepatan kapal,

menurunnya fatique life, tensile strength dan berkurangnya sifat mekanis

material lainnya (Misbah. 2012:1).

Ada dua aspek penting yang mempengaruhi proses korosi yaitu

logam dan lingkungannya. Dari sisi logam yang mempengaruhi adalah

komposisi kimia dan elektroda las yang digunakan. Sedangkan dari segi

lingkungan, beberapa aspek yang berpengaruh adalah kadar garam

(salinitas) dan temperatur. Air laut memiliki kandungan garam sebesar 3-

4% yang setara dengan salinitas 30 – 40 0 /00. Sedangkan suhu

permukannya berkisar antara 0 – 300C. (Hutabarat. 1986:1)

1
Salah satu pencegahan dan perlindungan terhadap korosi dalah

dengan cara coating. Coating atau pelapisan adalah cara yang paling sering

digunakan untuk mengatasi korosi. Ada 2 jenis pelapisan, yaitu liquid

coating dan concrete coating. Liquid coating adalah melakukan pengecatan

pada permukaan baja, agar baja tersebut bisa terlindungi oleh korosi.

Sedangkan concrete coating adalah pelapisan baja dengan cara melapisi baja

dengan beton, biasanya hal ini dilakukan pada konstruksi – konstruksi

bangunan gedung di perkotaan.

Pada pengerjaan kerja praktek ini dilakukan pengujiaan

menggunakan sel tiga elektroda dengan bantuan software NOVA untuk

mengetahui pengaruh salinitas dan suhu air laut terhadap laju korosi pada

pelat baja karbon yang biasa digunakan untuk pelat lambung kapal, yang

kemudian di analisis nilai laju korosinya. Sebelum melakukan pengujian

laju korosi, terlebih dahulu material uji diberikan suatu perlindungan

terhadap korosi yaitu coating. Pada pengujian ini menggunakan 3 lapisan

liquid coating sesuai standar perlakuan proteksi terhadap korosi yang ada di

BKI (Biro Klasifikasi Indonesia). Standar ketebalan coating yang

disarankan oleh BKI adalah 250 µm. Pada pengujian ini, coating sengaja

divariasikan ketebalannya. Hal ini mengacu pada tidak meratanya proses

coating pada pelat lambung kapal, dikarenakan pengerjaan coating

dilakukan secara manual dengan area yang dicat cukup luas. Sehingga

kemungkinan ketebalan coating bisa saja terjadi di area tertentu.

2
1.2 Tujuan

Adapun tujuan yang hendak dicapai penyusun sehubungan dengan

pelaksanaan kerja praktek ini adalah sebagai berikut :

1.2.1 Tujuan Umum

1. Menerapkan ilmu pengetahuan yang di dapat dari bangku perkuliahan.

2. Mengetahui informasi mengenai gambaran analisa equipment terkait di

institusi tempat kerja praktek berlangsung.

3. Untuk meningkatkan daya kreatifitas, dan keahlian.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui proses pencegahan terhadap korosi.

2. Mengetahui Laju Korosi pada Baja Carbon di PT. Pertamina RU VI

Balongan.

3. Mengetahui pengaruh salinitas dan suhu air laut terhadap laju korosi.

1.3 Manfaat

1.3.1 Manfaat Bagi Mahasiswa

1. Dapat mengetahui proses pengolahan Migas pada PT. Pertamina RU

VI Balongan.

2. Dapat mengetahui Laju Korosi pada Baja Carbon di PT. Pertamina RU

VI Balongan.

3. Dapat mengetahui dan memahami pengaruh salinitas dan air laut

terhadap Laju Korosi.

3
1.3.2 Manfaat Bagi Akamigas Balongan

1. Mengetahui gambaran mengenai pelaksanaan pekerjaan diperusahaan

tempat kerja praktek berlangsung.

2. Memenuhi salah satu mata kuliah Kerja Praktek Program Studi Teknik

Kimia Akamigas Balongan.

3. Mahasiswa dapat mengaplikasikan teori yang didapat dari perkuliahan

untuk diterapkan di diunia kerja.

1.3.3 Manfaat Bagi Institusi Kerja Praktek

1. Perusahaan dapat memanfaatkan tenaga mahasiswa yang sedang

melakukan Kerja Praktek dalam membantu menyelesaikan tugas-tugas

untuk kebutuhan di unit-unit kerja yang relevan.

2. Dapat diperoleh informasi mengenai Kerja Praktek dan dapat

dipergunakan untuk pengambilan langkah selanjutnya.

3. Perusahaan mendapatkan alternatif calon karyawan pada spesialisasi

yang ada pada perusahaan tersebut.

4. Menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat

antara perusahaan tempat dilaksanakannya Kerja Praktek dengan jurusan

Teknik Kimia Akamigas Balongan.

4
II. TINJAUAN TEORI

2.1 Baja

Besi murni (ferit) tentulah tidak mengandung karbon. Besi ini

relatif lunak dan liat serta mampu tempa, tetapi tidak kuat. Hampir semua

besi murni mempunyai suatu kekuatan tarik batas sekitar 40.000 psi.

Penambahan karbon ke dalam besi murni dalam jumlah yang berkisar dari

0,05 sampai 1,7 persen, menghasilkan apa yang dikenal sebagai baja.

Gambar 1. Baja Ringan

(Sumber : http://id.worldironsteel.com)

Bila satu atau lebih logam ditambahkan kedalam baja karbon dalam

jumlah yang cukup maka akan diperoleh sifat_sifat baja yang baru, hasil ini

dikenal dengan baja paduan. Logam paduan yang umum digunakan adalah

nikel, mangan, khrom, vanad, dan molibden. Baja karbon biasanya

diklasifikasikan seperti ditunjukkan di bawah ini :

 Baja Karbon Rendah

Mengandung karbon antara 0,05 hingga 0,30 wt% C. Memiliki

kekuatan luluh ( yield strength ) 275 MPa (40.000 psi), kekuatan tarik (

5
tensile strength ) antara 415 dan 550 MPa (60.000 dan 80.000 psi), dan

keuletan ( ductility ) dari 25% EL. Relatif lunak dan lemah tetapi

memiliki ketangguhan dan keuletan yang luar biasa. Di samping itu,

baja karbon rendah memiliki sifat mudah ditempa, mudah di mesin, dan

mudah di las.

 Baja Karbon Menengah

Memiliki konsentrasi karbon berkisar antara 0,30 hingga 0,60

wt% C. Memiliki tingkat kekuatan yang lebih tinggi dibandingkan

dengan baja karbon rendah. Mempunyai sifat yang sulit dibengkokkan,

di las, dan dipotong.

 Baja Karbon Tinggi

Biasanya mengandung karbon sebesar 0,60 hingga 1,4 wt% C.

Merupakan baja karbon yang paling sulit untuk dibentuk, ditempa, di

las, dan dipotong tetapi memiliki tingkat keuletan paling tinggi.

Memiliki sifat yang sangat keras dan tahan aus. Baja karbon tinggi ini

biasa digunakan untuk mesin pemotong, pisau, pisau gergaji besi, per

(spring), dan kawat baja berkekuatan tinggi.

2.2 Coating

Coating adalah sebuah pelapisan yang diterapkan pada permukaan

suatu benda. Tujuan penerapan lapisan mungkin dekoratif, fungsional, atau

keduanya. Pelapisan terdiri dari 2 jenis, yaitu liquid coating dan concrete

coating. Liquid coating biasanya berupa painting (pengecatan), sedangkan

concrete coating adalah pelapisan dengan menggunakan beton.

6
Cat adalah pelapis yang kebanyakan memiliki kegunaan ganda

untuk melindungi permukaan suatu benda. Selain berfungsi sebagai

dekoratif, pelapisan dengan menggunakan cat juga berfungsi sebagai media

anti korosi yang melindungi permukaan benda semacam pipa – pipa pada

pabrik maupun pada badan kapal.

Gambar 2. Pipa Baja Coating Cat Hitam

(Sumber : https://indonesian.alibaba.com)

2.2.1 Komponen-komponen Cat

Terdapat beberapa komponen dasar di dalam liquid coating, yaitu

pigment, binder, solvent, additive dan extender. Berikut adalah penjelasan

mengenai komponen – komponen yang terdapat di dalam cat:

 Pigment

Fungsi pigment yang terdapat pada cat dasar (primer coat)

adalah sebagai penghambat serangan korosi pada logam yang cara

kerjanya bersifat pasif, yaitu pigment yang tidak bereaksi dengan

7
lingkungan akan membentuk suatu senyawa kompleks dengan oksida

logam sehingga terjadi suatu lapisan yang pasif.

 Binder

Binder adalah suatu senyawa polimer yang berfungsi untuk

menentukan karakter dari lapisan cat. Oleh karena itu binder merupakan

bahan yang penting bagi formulasi cat, karena sebagian besar komposisi

cat mengandung bahan jenis ini.

 Solvent

Solvent pada cat berfungsi untuk melarutkan material binder

dan mengurangi kekentalan coating untuk memudahkan aplikasi.

Solvent juga mengendalikan pengeringan film, adhesi, dan umur film.

 Additive

Fungsi dari bahan additive yang ditambahkan ke dalam cat

adalah untuk memperbaiki sifat-sifat cat, seperti mencegah terjadinya

pemisah warna, mencegah pengendapan pigment, mencegah

terbentuknya kulit, mencegah terjadinya keriput pada lapisan cat,

sebagai zat pembasah, pembunuh jasad renik, pengering, penambah sifat

plastis dan lain-lain.

 Extender

Fungsinya sama dengan additive, yaitu memperbaiki sifat-sifat

cat. Bahan extender ini berbentuk padat yang biasanya dipergunakan

untuk membantu cara kerja pigment, misalnya barite, talc, senyawa

CaCO3, dan lain-lain.

8
2.3 Korosi

Korosi didefinisikan sebagai penghancuran paksa zat seperti logam

dan bahan bangunan mineral media sekitarnya, yang biasanya cair (agen

korosif). Ini biasanya dimulai pada permukaan dan disebabkan oleh kimia

dan dalam kasus logam, reaksi elektrokimia. Kehancuran kemudian dapat

menyebar ke bagian dalam materi. Organisme juga dapat berkontribusi pada

korosi bahan bangunan. (Knofel. 1978:2)

Selain itu korosi juga dapat diartikan sebagai penurunan mutu

logam yang disebabkan oleh reaksi elektrokimia antara logam dengan

lingkungan sekitarnya. (Trethewey. 1991:2)

Korosi dapat terjadi apabila terdapat empat elemen di bawah ini :

 Anoda

Terjadi reaksi oksidasi, maka daerah tersebut akan timbul

korosi.

M M+ + e

 Katoda

Terjadi reaksi reduksi, daerah tersebut mengkonsumsi elektron.

 Ada hubungan (Metallic Pathaway)

Tempat arus mengalir dari katoda ke anoda.

 Larutan (Electrolyte)

Larutan korosif yang dapat mengalirkan arus listrik,

mengandung ion-ion.

9
2.4 Laju Korosi

Laju korosi adalah kecepatan rambatan atau kecepatan penurunan

kualitas bahan terhadap waktu. Dalam perhitungan laju korosi, satuan yang

biasa digunakan adalah mm/th (standar internasional) atau mill/year (mpy,

standar British). Tingkat ketahanan suatu material terhadap korosi

umumnya memiliki niai laju korosi antara 1 – 200 mpy. Berikut adalah

penggolongan tingkat ketahanan material berdasarkan laju korosinya.

(Fontana. 1991:1)

Tabel 1. Tingkat Ketahanan Korosi Berdasarkan Laju Korosi

Relative Approximate Metric Equivalent

Corroion mpy Mm/year µm/yr Nm/yr Pm/sec


Resistance

Outsanding <1 <0.02 <25 <2 <1

Excellent 1-5 0.02-0.1 25-100 2-10 1-5

Good 5-20 0.1-0.5 100-500 10-5- 5-20

Fair 20-50 0.5-1 500-1000 50-100 20-50

Poor 50-200 42125 1000-5000 150-500 50-200

Unacceptable 200+ 5+ 5000+ 500+ 200+

Metode elektrokimia adalah metode mengukur laju korosi dengan

mengukur beda potensial objek hingga didapat laju korosi yang terjadi.

Kelebihan metode ini adalah kita langsung dapat mengetahui laju korosi

pada saat di ukur, dan waktu pengukuran tidak memakan waktu yang lama.

10
III. METODELOGI PELAKSANAAN

Dalam melaksanakan Kerja Praktek, mahasiswa diharapkan

mampu melakakukan studi kasus yaitu mengangkat suatu kasus yang

dijumpai di tempat kerja praktek suatu kajian sesuai dengan bidang kehlian

yang ada ataupun melakukan pengamatan terhadap suatu proses atau alat

untuk kemudian dikaji sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki.

Untuk mendukung kerja praktek dan kajian yang dilakukan, maka

dapat dilakukan beberapa metode pelaksanaan (Gambar 3), yaitu antara

lain:

3.1 Pendahuluan
Dalam pelaksanaan kerja praktek penyusun melakukan studi

pustaka yang telah dikutip dan melakakun interkasi langsung dengan

pembingbing lapangan atau pekerja tersebut, untuk mengetahui meteri yang

penyusun ambil.

3.2 Pengambilan Data


Data–data biasa di dapatkan dari konsultasi langsung dengan

pembimbing lapangan maupun dengan operator-operator bersangkutan yang

berada di lingkungan industri tentang materi dari peyusun atau pelaksana

yang dibutuhkan.

11
3.3 Pengolahan Data
Di mana data yang diperoleh dari kerja praktek secara langsung

tentang Pengaruh Salinitas dan Suhu Air Laut terhadap Laju Korosi Carbon

dengan variasi Ketebalan Coating maka dari itu berdasarkan data yang

diperoleh, penyusun mendapatkan data-data yang akan menjadi sumber data

dalam pembuatan laporan Kerja Praktek.

Pendahuluan

Rencana Data

Data Proses
 Prinsip kerja
Turbin
 Pengaruh
Salinitas dan Suhu
Air Laut

Rencana Hasil:

 Proses laju korosi baja karbon dengan


variasi ketebalan coating
 Proses yang mempengaruh kualitas pada
baja.

Gambar 3. Diagram Alir Kerja Praktek

12
IV. RENCANA PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

4.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Adapun waktu yang ingin diajukan penyusun untuk melakukan

Kerja Praktek lapangan di PT. Indonesia Power pada bulan Oktober 2021.

Untuk waktu yang lebih spesifik dapat disesuaikan dengan yang ada di

perusahaan ataupun di lapangan. Kegiatan ini dapat disesuaikan dengan

kebijakan dari perusahaan.

4.2 Rencana Kerja Praktek yang Diusulkan

Berikut rincian rencana kegiatan selama Kerja Praktek

dilaksanakan.

Tabel 2. Rencana Pelaksanaan Kerja Praktek

Minggu
No. Rincian Kerja
I II III IV

1. Pengenalan Lingkungan Kerja 

2. Pengambilan Data  

3. Pengolahan Data   

4. Penyusunan Laporan 

13
V. KESIMPULAN SEMENTARA

Berdasarkan studi literatur yang dilakukan dapat diperoleh beberapa

kesimpulan sementara antara lain :

1. Salah satu pencegahan dan perlindungan terhadap korosi dalah dengan cara

coating. Coating atau pelapisan adalah cara yang paling sering digunakan

untuk mengatasi korosi.

2. Laju korosi adalah kecepatan rambatan atau kecepatan penurunan kualitas

bahan terhadap waktu. Dalam perhitungan laju korosi, satuan yang biasa

digunakan adalah mm/th (standar internasional) atau mill/year (mpy, standar

British). Metode elektrokimia adalah metode mengukur laju korosi dengan

mengukur beda potensial objek hingga didapat laju korosi yang terjadi,

metode ini mengukur laju korosi pada saat diukur saja dimana

memperkirakan laju tersebut dengan waktu yang panjang.

3. Beberapa aspek yang mempengaruhi proses korosi adalah kadar garam

(salinitas) dan temperatur. Air laut memiliki kandungan garam sebesar 3-

4% yang setara dengan salinitas 30 – 40 0 /00. Sedangkan suhu

permukannya berkisar antara 0 – 300C.

14
DAFTAR PUSTAKA

Amiadji; dkk. 2015. Analisis Laju Korosi pada Pelat Baja Karbon dengan Variasi

Ketebalan Coating : Surabaya

Misbah, Nurul M; dkk . 2012. Analisis Pengaruh Salinitas dan Suhu Air Laut

Terhadap Laju Korosi Baja A36 pada pengelasan SMAW : Surabaya

Hutabarat, Evans. 1986. Kunci Identifikasi Plankton. Jakarta: Universitas

Indonesia

Knofel, Dietbert. 1978. Corrosion Of Building Material . United States : Van

Nostrand Reinhold Company Chamberlain

J.,Trethewey, KR. 1991. Korosi . Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utam

Fontana, Mars Guy. 1986. Corrosion Engineering. Singapore : McGraw-Hill

Book Co

15
LAMPIRAN
Daftar Riwayat Hidup
DATA PERSONAL

Nama : Dandi
Tempat Tanggal Lahir : Indramayu, 05 Juni 2000
Jenis Kelamin : Laki - laki
TB / BB : 165 / 55
Agama : Islam
Alamat Asal : Ds. Panyingkiran Lor, Indramayu JABAR
Alamat Indramayu : Jl. Kujang Jaya - Krupak
Nomor Telepon : 081902188050
Email : dandy05062k@gmail.com
Instagram : @dandi0506_

PENDIDIKAN
 SD NEGERI PULO GEBANG 015 PETANG
2007-2013
 SMP NEGERI SATU ATAP 1 CANTIGI
2013-2016
 SMA NEGERI 1 LOHBENER
2016-2019
 AKADEMI MINYAK DAN GAS BALONGAN
2019-sekarang

ORGANISASI
 SMP NEGERI SATU ATAP 1 CANTIGI
PASKIBRA
 SMA NEGERI 1 LOHBENER
PASKIBRA
 AKADEMI MINYAK DAN GAS BALONGAN
Perhimpunan Mahasiswa Teknik Kimia (PERMATEK)

KEMAMPUAN

Public speaking Bahasa Indonesia


Team Work Bahasa Inggris
Bekerja Keras

Anda mungkin juga menyukai