Anda di halaman 1dari 42

PERENCANAAN PEMILIHAN ADDITIVE LUMPUR

PEMBORAN BERBAHAN DASAR AIR PADA FORMASI


N SUMUR DN-07
PT. PERTAMINA ASSET 1
RAMBA FIELD

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Oleh

YOKIE SURYO PRAYOGO


NIM. 19010071

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN


INSTITUT TEKNOLOGI PETROLEUM BALONGAN
INDRAMAYU
2022
PERENCANAAN PEMILIHAN ADDITIVE LUMPUR
PEMBORAN BERBAHAN DASAR AIR PADA FORMASI
N SUMUR DN-07
PT. PERTAMINA ASSET 1
RAMBA FIELD

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Oleh

YOKIE SURYO PRAYOGO


NIM. 19010071

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN


INSTITUT TEKNOLOGI PETROLEUM BALONGAN
INDRAMAYU
2022

i
LEMBAR PERSETUJUAN

PERENCANAAN PEMILIHAN ADDITIVE LUMPUR


PEMBORAN BERBAHAN DASAR AIR PADA
FORMASI N SUMUR DN-07
PT. PERTAMINA ASSET 1
RAMBA FIELD

Oleh

YOKIE SURYO PRAYOGO


NIM. 19010071

Disusun untuk memenuhi persyaratan melaksanakan Kerja Praktek


Pendidikan Diploma III (D – III)
pada Program Studi Teknik
Perminyakan
Institut Teknologi Petroleum Balongan

Indramayu Indramayu, Desember

2022

Dosen Pembimbing

ISMANU YUDIANTORO, M.T


NIDN.0405118504

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT yang

telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Proposal Tugas akhir ini.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyelesaian Proposal Tugas akhir ini. Oleh karena itu, pada

kesempatan kali ini perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terimakasih

kepada :

1. Bapak Drs. Nahdudin Islamy, M.Si selaku ketua Yayasan Bina Islami.

2. Ibu Ir. Hj. Hanifah Handayani, M.T selaku Rektor Institut Teknologi

Petroleum Balongan, Indramayu.

3. Bapak Winarto, M.T selaku Ketua Prodi Teknik Perminyakan.

4. Bapak Ismanu Yudiantoro, M.T selaku dosen pembimbing I

5. Teman-teman Institut Teknologi Petroleum Balongan, Indramayu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak terdapat

kekurangan baik dilihat dari segi menyajikan data maupun penulisannya.

Indramayu, Desember 2022

Penulis

Yokie Suryo Prayogo


NIM.19010071

ii
DAFTAR ISI

JUDUL.....................................................................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii

KATA PENGANTAR..........................................................................................iii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi

DAFTAR TABEL................................................................................................vii

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................viii

DAFTAR SINGKATAN.......................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang.........................................................................................1

1.2 Tujuan Tugas Akhir..................................................................................3

1.3 Manfaat Tugas Akhir...............................................................................3

BAB II TINJAUAN TEORI..................................................................................5

2.1 Klasifikasi Lumpur Pemboran....................................................5

2.2 Sifat Fisik Lumpur Pemboran.....................................................8

2.2.1 Rheologi.............................................................................8

2.2.2 Densitas..............................................................................9

2.2.3 Filtration Loss..................................................................10

2.2.4 Mud Cake dan Mud Filtrat..............................................11

2.2.5 Viskositas.........................................................................12

2.2.6 Derajat Keasaman (pH)...................................................13

2.3 Jenis zat additive Lumpur Pemboran........................................14

i
2.4 Proses Perhitungan dan Analisa Lumpur Pemboran.................15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................19

3.1 Pendahuluan..................................................................................20

3.2 Pengambilan Data.........................................................................20

3.3 Pengolahan Data...........................................................................21

3.4 Flow Chart....................................................................................22

BAB IV RENCANA KEGIATAN.....................................................................23

BAB V KESIMPULAN SEMENTARA.............................................................24

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Flow Chart Klasifikasi Lumpur Pemboran...................................4

Gambar 2.2 Flow Chart Water-Based Fluida...................................................5

Gambar 2.3 Rheometer......................................................................................8

Gambar 2.4 Mud Balance..................................................................................9

Gambar 2.5 API Filter Press.............................................................................11

Gambar 2.6 Cup Mursh Funnel.........................................................................12

Gambar 2.7 pH...................................................................................................14

Gambar 3.2 Diagram Alir Rencana Data...........................................................21

v
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rencana Kegiatan Tugas Akhir..................................22

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Curriculum Vitae

Lampiran 2. Kartu Rencana Studi

Lampiran 3. Kartu Hasil Studi (Transkip Nilai)

Lampiran 4. Kartu Tanda Mahasiswa

v
DAFTAR SINGKATAN

PDS : Product Data Sheet

PV : Plastic Viscosity

YP : Yield Point

pH : Potencial of Hydrogen

HPHT : High Pressure High Temperature

i
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam operasi pemboran, lumpur pemboran merupakan salah

satu penentu berhasil atau tidaknya pemboran. Apabila terjadi hambatan

selama proses pemboran berlangsung, maka biaya yang akan

dikeluarkan akan semakin besar. Maka dari itu, perencanaan pemilihan

additive lumpur pemboran ini dirancang agar sesuai dengan jenis lapisan

yang ada di formasi. Sebelum design lumpur dibuat, beberapa yang

perlu diperhatikan adalah jenis formasi, temperatur, tekanan, dan

kedalaman pada sumur. Setelah mengetahui kondisi lapangan di formasi

X pada perusahaan ini, langkah selanjutnya adalah menentukan additive

apa yang sesuai dengan klasifikasi sumur tersebut. Additive dan bahan-

bahan lainnya akan diuji pada laboratorium lumpur pemboran. Pada

pengujian dan pembuatan lumpur pemboran, beberapa metode yang

diperlukan adalah melakukan perhitungan terhadap Mud Properties

lumpur pemboran, melakukan pengecekan terhadap alat dan bahan yang

akan dipakai untuk pengujian lumpur pemboran, dan pengumpulan

produk atau bahan dengan melihat acuan PDS (Product Data Sheet).

Pada pengujian dan pembuatan lumpur pemboran dapat mengetahui

berat jenis lumpur, nilai PV, YP, Gel Strength, pH, Filtrate, dan Mud

Cake. Perhitungan pada Mud Properties ini yang menentukan formulasi

lumpur pemboran dapat digunakan pada Lapangan Y.

Ketika menentukan zat additive juga kita harus memperhatikan

takaran – takarannya supaya tidak terjadi permasalahan pada lumpur

pemboran, yang pertama dalam menentukan barite itu jangan sampai

berlebihan dan kurang, jika terlalu banyak maka masa lumpur terebut

1
akan tinggi yang selanjutnya akan menyebabkan terjadinya Loss

Circulation dan jika terlalu sedikit juga masa lumpur akan rendah yang

selanjutnya menyebabkan terjadinya kick. Selanjutnya dalam

menentukan Bentonite itu harus sesuai dengan prosedur atau takaran

yang ada karena Bentonite sendiri berfungsi untuk memperkuat gel

strength pada lumpur yang dimana lumpur tersebut bisa mengikat

cutting (serbuk bor) ketika di sirkulasikan. Selanjutnya ada yang

dinamakan Fresh Water (air biasa) ini juga sangat diperlukan untuk

mencampur serta melarutkan bahan – bahan lumpur pemboran.

Selanjutnya KCL yang mana berfungsi untuk mengontrol batuan shale

(serpih) agar tidak mengembang karena ketika batuan tersebut

mengembang maka akan mudah merusak mud cake. Selanjutnya yaitu

KOH sebagai pemberi sifat basa pada lumpur, dalam memberikan zat

additive ini juga harus sesuai prosedurnya karena jika berlebihan maka

akan membuat lumpur menjadi licin. Selanjutnya PAC-LV dalam

menentukan zat ini juga harus seimbang, fungsinya itu untuk mencegah

lumpur agar tidak mengendap dan mengontrol kehilangan cairan pada

lumpur. Selanjutnya PAC-R, zat ini sendiri berfungsi untuk

meningkatkan viskositas (kekentalan), supaya lumpur bisa

menyesuaikan dengan temperatur yang ada. Selanjutnya Soltex untuk

menjaga additive lumpur pada suhu bertekanan tinggi supaya tidak rusak

dan menjaga mud cake. Yang terakhir yaitu XCD Polymer sebagai

pengontrol Filtration Loss.

2
1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari kerja praktek dan tugas akhir ini adalah:

1. Memenuhi syarat untuk menyelesaikan pendidikan diploma tiga


jurusan teknik perminyakan

2. Mengetahui pekerjaan yang dilakukan dilapangan

3. Membiasakan diri untuk mencari referensi dalam metode apapun

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui dasar pertimbangan dalam menentukan design

lumpur pemboran.

2. Mendapatkan komposisi lumpur yang sesuai untuk formasi N.

3. Mengetahui jenis additive yang akan digunakan pada formasi N.

1.3 Manfaat

1.3.1 Manfaat bagi mahasiswa

1. Dapat mengenal secara dekat dan nyata kondisi dilingkungan

kerja.

2. Dapat mengaplikasikan keilmuan mengenai teknik perminyakan

yang diperoleh dibangku kuliah dalam praktek dan kondisi kerja

yang sebenarnya.

3. Dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap perusahaan

tempat mahasiswa Tugas Akhir

4. Mengetahui proses penyelsaian masalah yang diambil oleh

pekerja-pekerja profesional.

3
1.3.2 Manfaat bagi Institut Teknologi Petroleum Balongan

1. Sebagai sarana pemantapan keilmuan bagi mahasiswa dengan

mempraktekkan didunia kerja.

2. Sebagai sarana untuk membina network dan kerjasama dengan

perusahaan di bidang perminyakan.

1.3.3 Manfaat bagi Perusahaan

1. Perusahaan dapat memanfaatkan tenaga mahasiswa yang kerja

praktek dalam membantu menyelesaikan tugas-tugas untuk

kebutuhan di unit-unit kerja yang relevan.

2. Dapat diperoleh informasi mengenai Tugas Akhir dan dapat

dipergunakan untuk pengambilan langkah selanjutnya.

3. Perusahaan mendapatkan alternatif calon karyawan pada spesialisasi

yang ada pada perusahaan tersebut.

4. Menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat

antara perusahaan tempat kerja praktek dengan jurusan teknik

perminyakan Institut Teknologi Petroleum Balongan.

4
II. TINJAUAN TEORI

Pada mulanya orang hanya menggunakan air saja untuk

mengangkat serpih pemboran (cutting). Lalu dengan berkembangnya

pemboran, lumpur mulai digunakan dan untuk memperbaiki sifat-sifat

lumpur sebagai media digunakanlah zat-zat kimia. Dan Pada akhirnya

digunakan juga udara dan gas untuk pemboran walaupun lumpur tetap

bertahan (Rubiandini, 2009:204).

2.1 Klasifikasi Lumpur Pemboran

Lumpur pemboran dipisahkan menjadi tiga klasifikasi utama. Sekitar

75% lumpur pemboran menggunakan air. (Amin, 2013:24).

Gambar 2.1 Flowchart Klasifikasi Lumpur Pemboran


(Sumber :Chevron 2002:2.1)

5
A. Water Based Fluids

Water Based Fluids adalah cairan pemboran yang paling banyak

digunakan. Ini umumnya mudah dibuat, murah untuk dipelihara dan bisa

diformulasikan. Mengatasi sebagian besar masalah pemboran. Untuk

lebih memahami spektrum yang luas dari water based fluids, terbagi

menjadi tiga subkelas utama, sebagai berikut.

Gambar 2.2 Flowchart Water-Based Fluids


(Sumber :Chevron, 2002:2.2)

1. Lumpur Non-Inhibitive

Mereka yang tidak secara signifikan menekan pembengkakan clay,

umumnya terdiri dari clay asli atau bentonite komersial dengan

beberapa Caustic Soda atau lime. Mereka juga mengandung

deflocculants dan / atau dispersants seperti: lignit, lignosulfonat atau

fosfat. Cairan non-inhibitor adalah umumnya digunakan sebagai spud

6
mud. Padatan asli diizinkan untuk menyebar ke sistem sampai sifat

rheology tidak bisa lagi di kendalikan oleh pengenceran air

7
2. Lumpur Inhibitive

Ini yang dapat menghambat pembengkakan clay dan mencapainya

penghambatan melalui kehadiran kation. Biasanya, Sodium (Na),

Calsium (Ca) dan Potassium (K). Umumnya, K atau Ca atau kombinasi

keduanya memberikan penghambatan terbesar pada dispersi clay. Sistem

ini umumnya digunakan untuk pemboran clay hydratable dan pasir yang

mengandung clay hydratable. Karena sumber kation umumnya garam,

pembuangan bisa menjadi sebagian besar biaya penggunaan inhibitive

fluids.

3. Polymer Fluids

Mereka yang mengandalkan makro molekul, baik dengan atau tanpa

interaksi clay untuk menyediakan sifat lumpur dan sangat beragam cara

pengaplikasiannya. Cairan ini bisa bersifat inhibitive atau non-inhibitive

tergantung dari apakah kation penghambatan digunakan. Polymer dapat

digunakan untuk memaparkan cairan, mengendalikan sifat filtrasi dan

deflocculate padatan atau padatan encapsulate. Stabilitas suhu dari sistem

polymer dapat berkisar sampai 400°F. Terlepas dari keanekaragaman

cairan polymer memiliki keterbatasan. Padatan merupakan ancaman

utama bagi keberhasilan menjalankan sistem lumpur polymer karena

biaya dan keefektifan dari lumpur polymer tersendiri (Chevron, 2002:45).

8
2.2 Sifat Fisik Lumpur Pemboran

2.2.1 Rheologi

Rheologi berasal dari bahasa yunani mengalir (rheo) dan logos (ilmu).

Digunakan istilah ini untuk pertama kali oleh Bingham dan Croeford untuk

menggunakan aliran cairan dan deformasi dari padatan. Rheologi erat

kaitannya dengan viskositas. Viskositas merupakan suatu pernyataan

tahanan dari suatu cairan untuk mengalir; semakin tinggi viskositas,

semakin besar tahanannya untuk mengalir. Beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam Rheologi adalah Plastic Viscosity, Yield Point, dan Gel

Strength. Pengukuran Plastic Viscosity, Yield Point dan Gel Strength

menggunakan alat yang disebut Rheometer atau Fann VG Viscometer.

Gambar 2.3 Rheometer


(Sumber : Teknik Operasi Pemboran Volume 1 Edisi 2 Rubi Rubiandini 2018)

Maksud dan tujuan dari pelaksanaan studi laboratorium ini adalah untuk

menentukan formulasi lumpur pemboran yang sesuai dengan klasifikasi

9
formasi yang dituju. Untuk dapat mengetahui formulasi yang tepat maka

dilakukan pengujian terhadap sifat fisik dan rheologi lumpur dengan

bahan additive dengan berbagai macam temperature.

2.2.2 Densitas

Densitas atau massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume

benda. Pengontrolan densitas lumpur disesuaikan untuk mencegah

terjadinya blowout. Lumpur yang terlalu berat dapat mengakibatkan lost

circulation, sedangkan lumpur yang terlalu ringan dapat mengakibatkan

kick. Densitas diukur dengan menggunakan alat yag disebut dengan mud

balance.

Gambar 2.4 Mud Balance


(Sumber : Teknik Operasi Pemboran Volume 1 Edisi 2 Rubi Rubiandini 2018)

Densitas dinaikkan dengan menambahkan bahan :

 Barite (BaSO4), SG 4,25 – 4,35

 Limestone, SG 3

 Galena (PbS), SG 7

1
 Biji besi, SG 7

Untuk menurunkan densitas dapat dilakukan dengan :

 menambahkan air/minyak (dilution)

 mengendapkan pasir/padatan di sand screen

Penambahan density lumpur dilakukan pada satu cycle circulation.


Viscositas harus kecil karena penambahan ini viscositas akannaik juga.
Mud pit (kolam lumpur) jangan terlalu penuh (atau jika penuh maka harus
dibuang sebagian) untuk keperluan penambahan air agar padatan pada
lumpur tidak terlalu banyak.

Asumsi-asumsi:

Volume setiap material adalah additif:

Vs + Vml = Vmb.................................................................................(2.1)

Jumlah berat adalah additif, maka:

dsx Vs + dml x Vml = dmbx Vmb.......................................................(2.2)

Keterangan :

Vs = Volume solid, bbl

Vml = Volume lumpur lama, bbl

Vmb = Volume lumpur baru, bbl

ds = Berat jenis solid, ppg

dml = Berat jenis lumpur lama, ppg

dmb = Berat jenis lumpur baru, ppg

Jadi, satuan densitas adalah ppg.

1
2.2.3 Filtration Loss

Filtration Loss adalah kehilangan sebagian dari fasa cair (filtrate) lumpur

masuk kedalam formasi. Filtration loss yang terlalu besar berpengaruh

buruk terhadap formasi, karena dapat menyebabkan terjadinya formation

damage.

Gambar 2.5 API Filter Press


(Sumber : Teknik Operasi Pemboran Volume 1 Edisi 2 Rubi Rubiandini 2018)

2.2.4 Mud Cake dan Mud Filtrat

Ketika terjadi kontak antara lumpur pemboran dengan batuan porous,

batuan tersebut akan bertindak sebagai saringan yang memungkinkan

fluida dan partikel–partikel kecil melewatinya. Fluida yang hilang

kedalam batuan tersebut disebut filtrate, sedangkan lapisan partikel-

partikel besar tertahan dipermukaan batuan disebut filter cake. Apabila

filtration loss dan pembentukan mud cake tidak dikontrol maka ia akan

menimnbulkan berbagai masalah, baik selama operasi pemboran

1
maupun dalam evaluasi fo0rmasi dan tahap produksi. Mud cake yang

tipis merupakan bantalan yang baik antara pipa pemboran dan

permukaan lubang bor. Mud cake yang tebal akan menjepit pipa

pemboran sehingga sulit diangkat dan diputar sedangkan filtratnya

akan menyusup ke formasi dan dapat menimbulkan damage pada

formasi.

2.2.5 Viskositas

Viskositas merupakan salah satu sifat lumpur yang menentukan daya tahan

terhadap pergerakan, dimana tahanan ini terjadi disebabkan oleh

pergesekan antar partikel-partikel dari lubang bor. Viskositas menyatakan

kekentalan dari lumpur bor, dimana viskositas memegang peranan dalam

pengangkatan serbuk bor ke permukaan. Makin kental lumpur, maka

pengangkatan cutting kurang sempurna dan akan

mengakibatkan cutting tertinggal di dalam lubang bor dan dapat

mengakibatkan rangkaian pipa pemboran akan terjepit. Akan tetapi, bila

lumpur pemboran mempunyai harga viskositas yang terlalu tinggi maka

dapat mengakibatkan permasalahan pemboran seperti loss circulation.

Gambar 2.6 Cup Mursh Fannel

1
(Sumber : Teknik Operasi Pemboran Volume 1 Edisi 2 Rubi Rubiandini 2018)

τ =Derajat
2.2.6 5,077 xKeasaman (pH)
C.................................................................................(2.3)
pH lumpur pemboran dipakai untuk menentukan tingkat kebasaan dan
γ = 1,704 x RPM...........................................................................(2.4)
keasaman dari lumpur bor. pH dari lumpur yang dipakai berkisar antara
dimana :
8,5 sampai 12. jadi lumpur pemboran yang digunakan adalah dalam
τ = Shear stress,
suasana basa. Kalau lumpur bor dalam suasana asam maka cutting yang
dyne/cm2 γ = Shear rate,
keluar dari lubang bor akan halus atau hancur, sehingga tidak dapat
detik-1
ditentukan batuan apakah yang ditembus oleh mata bor. Dengan kata
C = Dial reading, derajat
lain sulit untuk mendapatkan informasi dari cutting. Selain dari pada itu
RPM = Revolution per minute dari
peralatan-peralatan yang dilalui oleh lumpur saat sedang sirkulasi atau
rotor Jadi, satuan viskositas adalah cp.
tidak mudah berkarat. Kalau lumpur bor terlalu basa juga tidak baik,

karena karena akan menaikkan viskositas dan gel strength dari lumpur.

1
Gambar 2.7 pH
(Sumber :Chevron 2002:2.1)

2.3 Jenis zat additive Lumpur Pemboran

1. Barite : Mineral yang umum ditemukan dengan kandungan mineral


Barium (Ba) dan Sulfat (SO4). Fungsinya menaikan densitas lumpur.

2. Bentonite : Bahan galian yang banyak mengandung mineral


monmorillonite yang merupakan salah satu kelompok dalam mineral
lempung. Fungsinya Untuk menaikkan dan memperkuat gel strength

3. Fresh Water : Air segar yang belum tercampur zat apapun. Fungsinya
Sebagai pelarut bahan-bahan lumpur pemboran.

4. KCL : Senyawa garam alkali tanah dengan halida yang terbentuk dari
unsur kalium dan kalor. Fungsinya Mengontrol batuan shale agar tidak
mudah mengembang.
1
5. KOH : Suatu senyawa anorganik dengan rumus kimia KOH dan
umumnya disebut sebagai potash kaustik. Fungsinya pemberi sifat basa.

6. PAC-LV : Peredam filtrat yang baik dengan kapasitas viskositas yang


meningkat dan suhu anti-tinggi (150℃). Fungsinya Mencegah lumpur
agar tidak mengendap/setting, dan mengontrol kehilangan cairan pada
lumpur pemboran.

7. PAC-R : Bahan yang memiliki viskositas tinggi, berat molekul tinggi .

Fungsinya Meningkatkan viskositas, mengurangi sifat penyaringan air


dan sebagai viscosifier.

8. Soltex : Bahan yang terdapat dalam lumpur yang berwarna hitam pekat
dan bisa tercampur dalam temperatur yang tinggi. Fungsinya Menjaga
aditif lumpur pada temperatur tinggi supaya tidak rusak dan menjaga
mud cake supaya tipis tapi kuat.

9. XCD Polymer : Bahan yang dapat bereaksi dalam temperatur tinggi


sehingga bisa mempengaruhi kualitas lumpur polimer. Fungsinya
Mengontrol filtration loss, viscosifier menaikkan yield point.

2.4 Proses Perhitungan dan Analisa Lumpur Pemboran

1. Formulasi lumpur pemboran

Formulasi lumpur pemboran adalah suatu hal penting dalam mendesain

suatu lumpur. Dalam formulasi kita harus tau kadar/dosis pemakaian

suatu bahan/produk yang akan kita pakai berdasarkan PDS (product data

sheet) dan untuk perhitungan khusus untuk bahan pemberat dan air

menggunakan persamaan mass balance.

Persamaan Mass Balanced

m1 + m2 + m3 + m4 + m5 + m6 +………+ mn = mt............................(2.5)
1
Persamaan Densitas

=m/V......................................................................................... (2.6) m=V (2.7)

Keterangan :

m = Massa, gr atau lb

mt = Massa total, gr atau lb

V = Volume, ml atau bbl

= densitas, gr/cc atau lb/gal

2. Analisa Densitas

Densitas Lumpur digunakan untuk mengendalikan tekanan bawah

permukaan dan menstabilkan sumur bor. Kepadatan lumpur biasanya

diukur dengan mud balance. Keseimbangan yang dikalibrasi dengan air

tawar pada suhu 70 ° F ± 5 ° harus memberi pembacaan 8,3 lb / gal.

3. Analisa dan Perhitungan Rheology

Sifat rheology yang diukur menggunakan Fann VG Meter biasanya

digunakan untuk kemampuan mengangkat atau suspensi dari cutting.

Berikut ini adalah beberapa istilah yang selalu diperhatikan dalam

penentuan rheology suatu lumpur pemboran :

a. Viskositas plastik (plastic viscosity) seringkali digambarkan

sebagai bagian dari resistensi untuk mengalir yang disebabkan oleh

friksi mekanik.

b. Yield point adalah bagian dari resistensi untuk mengalir oleh gaya

tarik-menarik antar partikel. Gaya tarik – menarik ini disebabkan

1
oleh muatan-muatan pada permukaan partikel yang di dispersi

dalam fasa fluida.

c. Gel strength dan yield point keduanya merupakan ukuran dari gaya

tarik menarik dalam suatu sistem lumpur. Bedanya, gel strength

merupakan ukuran gaya tarik – menarik pada saat statik sedangkan

yield point merupakan ukuran gaya tarik-menarik yang dinamik.

µp C600 C300 ......................................................................................................................................................


(2.8)

Y C µ
b 300 p.........................................................................................................................
(2.9)
dimana :

µp
= Plastic viscosity, cp

Yb
= Yield point Bingham, lb/100 ft2

C600
= Dial reading pada 600 RPM, derajat

C300
= Dial reading pada 300 RPM, derajat

4. Analisa pH

Pengukuran pH cairan pemboran dan penyesuaian pH sangat penting

untuk fluid loss control. Karena kelarutan aditif dan penghilangan

kontaminan semuanya bergantung pada pH.

5. Analisa perhitungan Filtrate dan Mud Cake

1
Fluida yang hilang ke dalam batuan tersebut disebut "filtrate".

Sedangkan lapisan partikel-partikel besar tertahan dipermukaan batuan

disebut "filter cake". Apabila filtration loss dan pembentukan mud cake

tidak dikontrol maka ia akan menimbulkan berbagai masalah, baik

selama operasi pemboran maupun dalam evaluasi formasi dan tahap

produksi. Mud cake yang tipis akan merupakan bantalan yang baik

antara pipa pemboran dan permukaan lubang bor. Mud cake yang tebal

akan menjepit pipa pemboran sehingga sulit diangkat dan diputar

sedangkan filtrat yang masuk ke formasi dapat menimbulkan damage

pada formasi.

6. Asumsi 1 barells dan 1 pound

Pada uji laboratorium lumpur pemboran dapat di asumsikan

dilapangan seperti persamaan di bawah ini :

1 bbl = 350 ml di laboratorium

1 lb = 1 gr di laboratorium

SG air = 1 gr/cc =8.33 lb/gal..............................................................(2.10)

= 1 bbl = 42 gal

1 gr/cc x 1 bbl = 8.33 lb/gal x 42 gal................................................(2.11)

1 gr/cc x 1 bbl = 350 lb....................................................................(2.12)

Jadi, 1 gr = 1 lb dan 350 cc = 1 bbl

1
III. METODOLOGI PENELITIAN
Dalam melaksanakan tugas akhir, mahasiswa diharapkan mampu

melakukan studi kasus yaitu mengangkat suatu kasus yang dijumpai di

tempat tugas akhir menjadi suatu kajian sesuai dengan bidang keahlian yang

ada ataupun melakukan pengamatan terhadap suatu proses atau alat untuk

kemudian dikaji sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki.

3.1 Pendahuluan

Untuk mendukung tugas akhir dan kajian yang akan dilakukan, maka dapat

dilakukan beberapa metode pelaksanaan yang dimulai dengan pendahuluan.

Pendahuluan ini dilakukan dengan studi pustaka (Buku-buku berupa ebook

ataupun hand book). Studi literatur yang digunakan yaitu Lumpur dan

Hidrolika Lumpur Pengeboran, Manual Book Chevron Tahun 2002.

3.2 Pengambilan Data

Data yang dibutuhkan adalah formulasi lumpur yang diuji, dial reading

rheology@120°F pada 600 RPM, 300 RPM, 200 RPM, 100 RPM, 6 RPM,

dan 3 RPM, plastic viscosity, yield point, gel strength 10 sec dan 10 min,

Jumlah filtration loss, dan pH, yang semuanya dalam keadaan initial,

maupun setelah diberi temperatur 200°F, 250°F, 300°F, dan 350°F.

Pada kegiatan yang terkait dengan tema tugas akhir meliputi :

1. Menenetukan formulasi : Persamaan Mass Balance

m1+m2+m3+m4+m5+m6+...+mn=mt............................(3.1)

2. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan.

3. Mixing lumpur sesuai dengan formulasi sebanyak 4 bbl sesuai

formulasi yang telah ditentukan.

2
4. Masukkan lumpur yang sudah di mixing ke dalam aging cell masing-

masing 1 bbl.

5. Cek reologi 1 bbl lumpur pada keadaan initial menggunakan Fann VG

Meter dengan cara memasukkan lumpur ke dalam cup hingga batas

cup, letakkan cup pada dudukan Fann VG Meter, naikkan cup sampai

rotor dan bob tercelup lumpur menurut batas yang telah ditentukan.

6. Menggerakkan rotor pada posisi High dan menempatkan kecepatan

putar rotor pada kedudukan 600 RPM. Pemutaran terus dilakukan

sehingga kedudukan skala (dial reading) mencapai keseimbangan.

Mencatat harga yang ditunjukkan oleh skala.

7. Pencatatan harga yang ditunjukkan oleh skala penunjuk setelah

mencapai keseimbangan dilanjutkan untuk kecepatan 300, 200, 100, 6

dan 3 RPM dengan cara yang sama seperti di atas.

8. Sementara 3 bbl yang lain dimasukkan ke dalam roller oven pada

suhu 200°F, 250°F, 300°F, dan 350°F selama 16 jam. Setelah 16 jam,

angkat lumpur, dinginkan, dan dicek reologi nya menggunakan Fann

VG Meter.

9. Catat hasil sesuai kolom temperatur yang dicek

3.3 Pengolahan Data

Pengolahan data dapat dilakukan sebelum melakukan pengujian, yaitu

membuat formulasi lumpur yang akan diuji, serta dilakukan setelah

pengujian, yaitu menganalisa hasil dial reading yang didapat dari

Fann , VG Meter, filtrate loss dari hasil API Filtrate Press, dan pH

dari PH Meter.

2
Pendahuluan

Rencana Data

Data Sumur :
Data Mud Properties :
Jenis Formasi
Mud Weight (ppg)
Tekanan dan Temperatur
Kedalaman Rheologi
RPM C600/C300
RPM C200/C100
RPM C6/C3
PV/YP
(Cp)/(lb/100ft2)
API Filtrate, cc/30min

Mud Cake
PH
MBT
K+ , mg/L

Evaluasi

Mud Properties pada HPHT

Rencana Hasil :

Nilai Mud Properties

Gambar 3.1 Diagram Alir

2
IV. RENCANA KEGIATAN
Penulis mengajukan jadwal kegiatan Tugas Akhir di PT. PERTAMINA

ASSET 1 RAMBA FIELD dengan periode kurang lebih tiga bulan terhitung

mulai dari tanggal 06 Maret s/d 06 April 2023. Untuk waktu yang lebih

spesifik dapatdisesuaikan dengan yang ada di perusahaan ataupun di lapangan.

Berikut rincian kegiatan selama Tugas Akhir di laksanakan :

Rencana Kegiatan Minggu Minggu Minggu Minggu


Kesatu Kedua Ketiga Keempat

Pengenalan keadaan atau


kondisi laboratorium,
berkaitan dengan alatalat
yang akan digunakan.

Pengumpulan data
lapangan

Analisa dan evaluasi


data yang berkaitan
dengan data-data lubang
sumur yang diperoleh

Menyusun Laporan
Tugas Akhir

Tabel 4.1 Rencana Kegiatan Tugas Akhir

2
V. KESIMPULAN SEMENTARA
Berdasarkan tema Tugas Akhir yang berjudul “Perencanaan Pemilihan

Additive Lumpur Pemboran Berbahan Dasar Air Formasi N Sumur DN-07”,

dapat ditarik kesimpulan sementara yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mencegah terjadinya problem pada operasi pemboran, maka

diperlukan formulasi Lumpur sesuai dengan kualifikasi jenis lapisan dan

formasi, tekanan dan temperature, serta kedalaman.

2. Dalam menentukan nilai perhitungan pada formulasi Lumpur, memerlukan

tambahan additive yang akan dipakai. Untuk additive yang lain ditentukan

sesuai dengan kisaran yang ada pada Product Data Sheet

2
DAFTAR PUSTAKA

Amin, M. Mustaghfirin. 2013. PK. Teknik Pengeboran MIGAS Lumpur dan


Hidrolika Lumpur Pemboran. Departemen Pendidikan Nasional:
Jakarta.

BP dan Chevron Texaco. 2002. The Chevron Texaco and BP Drilling Fluid

Manual. Rubiandini, Rudi. 2009. Teknik Pemboran. ITB: Bandung.

Satiyawira, Bayu. 2018. Pengaruh Temperatur terhadap Sifat Fisik Sistem Low
Solid Mud dengan Penambahan Aditif Biopolimer dan Bentonite
Extender. Universitas Trisakti: Jakarta.

Winarto. 2019. Teknik Pemboran, Akamigas Balongan: Indramayu

Al-Hameedi, Abo Taleb. 2019. Evaluasi Aditif Cairan Pengeboran Ramah


Lingkungan dalam Lumpur Pengeboran Berbasis Air. Universitas Sains
dan Teknologi Missouri: London.

Agriandita, Isnani dan Miftahul Firdaus. 2019. Modul Praktikum Penilaian


Formasi. Akademi Minyak dan Gas Balongan: Indramayu.
LAMPIRAN
YOKIE SU
RYO
PRAYOGO

PR0FlL SALES, BREBES JAWA TENGAH

YOK IE PRAYO G 0 3 @Gh4AI L.COM

081F2483ñ585

PENDIDIKAN K E AH LI A N K EA H LI A N
PHOTOGRAPN¥
K ERJA SAMA TIM PUBLIC SPEAK ING

ORGAN I SAS I
KOMUNTK ASI

ANALI SATOR

SUDAH BERADAPTASI

BERPI KU KRITI S DAN JERNI H

PENGALAMAN

SMP KA M P U S
St all I AT f•1 I SM A I
A n g g a la i nt I P M R K a b u p ate n K u n i n g a n Ca ba n g C i g u g u r
M C PE M I LU I ATM
P en g ur u s a n g ka
t an A ng g ora RO H
IS
K e t u a LD K I it RA M
P en g ur u s M PS (N ay e I i s Permusya wa r a ta n S a ntr i)
B end a h a r a u mum

SMA
16/11/22 20.20 Cetak

A AM A SB A L N AN
A K A D E M IM I N Y A KD A NG A SB A L O N G A N SURAT KE PU TUSAN hlENTERI PENDIDIKJIJ YESIO
Kainpus Utama Jl. Soekaixio Hatta Phone. 0234 - 574 6657 Fax. 0234 574 6742 Indrainayu, Jniva Barnt, IiNoiiesia
Pt ograei StudiTeknik PerininvakanFire And Safeh lJ Teknik Kimia TER KTREDEL I B.nk-PT B

KARTU RENCANA STLWI


(KRS)

KAI\fA L GKAP
YOKIE SLJYO PRAYOGO Tahun Akadeimk Ganjil 2022.'2023
19010071 Program Studi Peiininyakan
Semester
5 (L imn) faijnng Studi D3

SKS KILAS DOSEN PENGAJAR


2 TPB
3 TP B RAIL’ER 5 LATIO JOSEPH

3 hfKKD1006 PENGEL OU LAP GA 3 TP B

4 kfKKD1017 KERfA PRAKTEK TPB


AL GAZALI
5 hfKKD1027 P AWG PRODLWSI PERLfL TPB
SRI RAHA . hlag ister Tekiiik
PANCA SL'CI WIDI TORO
TPB
hO FIRDAUS
klASlLfiI
7 hfKKD1029 PERGOLA DAN TRANSPORTASI hOGAS TPB
YLJLY kfLTYM9. ST..kIT
B FIKLD004 BAHASAIKOORJB TPB
TOTALSKS 19

Dosen Walt

YOKIE SLT4’O PRAYOGO


441160111

https://mah asiswa.akamigasbaIong an. ac.id/krs/cetakkrsIama.php 1/1


llama : YOKIE SURYO PRAYOGO
Fakultas : Direktur
IIIA - 19010071
Jurusan : Perminyakan
Tempat/Tgl Lahir : Brebes, 22 Oktober
2001 Program Studi : Perminyakan (D3)

SKS Ni lai SKS Ni


No Kode Mata Kuliah Mata Kuliah
“” (*) ( ) ” ” (K) lai
(M)
1 MKUD002 AGAR \ \ 2 A 8 18 MKDKD108 MEKAIIIKA FLUIDA 2 3 B 9
2 MKDKD008 APLIKASI KCIMP UTER \ 3 B 9 19 MKKD1010 MEKAIIIKA RESERVOIR 3 3 B 9
3 NKUD003 BAHASA IIIDOIIESIA 4 2 A 8 20 MKUD008 OLAHRAGA 1 2 A 8
4 MKKD1018 EKSPLORASI MIGAS 2 2 B 6 21 MKDKD101 PEIIGAIITAR TEKIIIK PERMII IYAKAII 1 3 B 9
5 MKDKD001 FISIKA DASAR \ 3 B 9 22 NKKD1011 PEIIGEIIDALIAII SUMUR 4 2 B 6
6 NKDKD209 GAMBAR T EKIIIK 3 2 B 6 23 MKKD100^• PEIIILAIAt I FORWSI 4 3 B 9
7 MKDKD103 GEOLOGI DASAR 1 3 B 9 24 MKKD1019 PERALATAII PEMBORAI I OAII PRODUKSI 2 2 B 6
8 MKDKD104 GEOLOGI MIGAS 3 2 B 6 25 MKDKD234 5 TATISTIK DASAR 2 3 B 9
9 MKKD102 \ K3L MIGAS 3 3 A 12 26 MKKD1025 5 TIMULASI SUMUR 4 3 B 9
10 MKDKD233 K3L UMUN 1 2 A 8 27 NKKD1014 T EKIIIK EKSPLOITASI GAS BUMI 4 3 C 6
11 MKUD006 KEWARGAIIEGARAAII \ 2 A 8 28 MKKD1026 T EKIIIK EKSPLOITASI PAIIAS BUMI 4 2 B 6
12 MKDKD003 KIMIA DASAR \ 3 B 9 29 MKDKD107 TEKIIIK P EMBORAI I I 2 3 B 9
\3 NKKD1001 KIMIA FISIKA HIDROKARBOII 3 2 B 6 30 MKKD1003 T EKIIIK P EMBORAII II 3 3 B 9
14 MKKD1020 KOviPLESl DAII KEfLJA ULAIIG SUMUR 3 3 B 9 31 MKKD1002 T EKIIIK PRODUKSI II 3 3 B 9
15 NKKD1024 LOGGIt IG SUNUR 4 3 B 9 32 NKKD1008 T EKIIIK RESERVOIR 3 3 B 9
16 NKDKD232 MATE/v \TIKA TEKIIIK \ 3 A 12 33 MKKD1023 UJI SUMUR 4 3 C 6
17 MKKD1022 MATERIAL TEKIIIK PERMII IYAKAII 3 2 B 6 JUMLAH SKS YAIIG DIKUMP UL 8 268
6
Keterangan : Jumlah SKS Yang Lulus 86
” = I li lai Ujian Pengawasan
lndeks Prestasi Kumulatif 3.1163
Mutu KxM = Kredit dikalikan I
lilai

IIIDRAMAYU, \ 2 Oktober 2022


Di rektur

Dr lr H j. Hanifah Handayani, M T
S E RT I FI KAT @
P ESE R T A
menyatakan bahwa

Sertifikat ini diberikan kepada peserta yang telah mengikuti rangkaian acara
Sharing Kerja Praktek 6‹ Tugas Akhir yang dilaksanakan pada 16 Oktober 2022

Kaprodi Jan Ketua Pelaksana

Winarto M.T Riofiwi Prakoso

C E R T I F I CAT E
O F A P P R E C I AT I O N
As pa r tier pants in O min e Cours e of
“S outh S umatera Basin:
E x plo ration to Production Pha se•
on Dec em be r zith zozo

Yokle Suryo Prayogo

Riky Hendrawa»B.P
CERTIFICATE
OF APPRECIATION
Yokie Suryo Prayogo
As Participants in Online Course of
Gas as Indonesia’s Main Fuel

*I H I II I h I I

Anda mungkin juga menyukai