DRILLER METHOD
PT. PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
oleh
oleh
PAGE \* MERGEFORMAT i
LEMBAR PERSETUJUAN
PENANGANAN WELL KICK MENGGUNAKAN METODE
DRILLER METHOD
PT. PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA
oleh
Dosen Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahka
n segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan propos
al ini yang berjudul “PENANGANAN WELL KICK MENGGUNAKAN
METODE DRILLER METHOD”
Tujuan diajukannya proposal ini adalah untuk memenuhi syarat guna mela
kukan Tugas Akhir sebagai syarat mata kuliah yang diampu pada semester V.
1. Bapak Drs. H. Nahdudin Islamy, M.Si selaku Ketua Yayasan Bina Islami Indra
mayu,
2. Ibu Dr. Ir. Hj. Hanifah Handayani, M.T selaku Rektor Institut Teknologi Petrol
eum Balongan,
3. Bapak Winarto, M.T selaku Ketua Program Studi Teknik Perminyakan,
4. Ibu Desi Kusrini, M.T selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktek Dan Tugas
Akhir,
5. Orang tua dan keluarga besar Teknik Perminyakan Angkatan 20 Institut Tekno
logi Petroleum Balongan.
Penulis menyadari bahwa proposal ini jauh dari kata sempurna. Oleh karen
a itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar propo
sal ini menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
NIM. 20010051
1.3 Tujuan......................................................................................................2
1.4 Manfaat.....................................................................................................3
2.6 Kick..........................................................................................................11
V. KESIMPULAN SEMENTARA..................................................................27
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................28
LAMPIRAN..........................................................................................................29
DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................................30
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
pemboran pada sumur minyak dikenal dengan beberapa system, yang mana
jika salah satu dari system tersebut tidak bagus maka operasi pemboran
System) dan System BOP (BOP System). Dalam operasi pemboran kita
dapat mengetahui kondisi dan problema apa saja yang terjadi saat pemboran
Well Kick adalah peristiwa masuknya fluida formasi (air, minyak, ata
u gas) menuju lubang bor. Apabila kick ini tidak bisa dikontrol atau tidak bis
mukaan yang kemudian dikenal dengan Blowout atau semburan liar. Mengi
ngat pentingnya pengontrolan terhadap well kick, maka perlu dilakukan eval
ang sama.
1
Dalam penanggulangan well kick banyak data yang harus dicatat da
n dihitung untuk menganalisa kick yang terjadi dan berdasarkan data perhitungan t
ersebut biasanya dapat diputuskan metode yang tepat untuk menanggulangi kick s
upaya tidak terjadi blowout. Selama ini perhitungan masih dilakukan secara manu
al, seperti menghitung penentuan total volume lubang bor, menghitung volume an
Dengan hal ini saya menggunakan metode Driller’s Methods untuk pencegahan
atau menangani kick pada sumur tersebut. Driller’s Method adalah pengendalian
kick dengan cara 2 kali sirkulasi lumpur pemboran, sirkulasi pertama untuk
gas berekpansi, Influx dapat dikeluarkan segera walaupun tidak terdapat banyak
Tema dari Kerja Praktek ini adalah tentang Sistem Sirkulasi, sehingga dian
DRILLER METHOD”
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
2
1. Menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah dan
masalah tersebut.
langsung.
method di lapangan.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Bagi Mahasiswa
3
2. Terbinanya suatu jaringan kerjasama dengan institusi tempat
akhir.
erasional institusi.
4
7. Dapat mengembangkan kemitraan dengan Institut Teknologi
5
II. Tinjauan Teori
2.1 Penjelasan lumpur pemboran
berputar yang banyak memiliki variasi fungsi, dimana merupakan salah satu
6
a. Mengangkut cutting ke permukaan.
mengangkut cutting yang dihasilkan oleh pahat melaui annulus, pada sifat
lumpur dalam keadaan statis. Laju aliran lumpur juga penting dalam
adalah tenaga desak dengan kolom fluida dikalikan dengan berat fluida
psi/ft kedalaman. Pada tekanan yang normal air dan padatan di pemboran
mengakibatkan kick.
Panas dan friksi dapat timbul pada Bit dan area antara Drillstring
7
d. Memberi dinding pada lubang bor dengan mud cake.
lapisan tipis (mud cake). Lumpur bor yang memproduksi cake berkualitas
buruk atau tebal akan menyebabkan stuck pipe, kesulitan dalam running
oleh lumpur yang digunakan pada saat itu. Misalnya pada daerah batuan
batuan keras sifat-sifat ini tidak terlalu kritis sehingga air biasa pun
8
a. Water based mud adalah lumpur pemboran yang paling banyak digunakan
adalah water-base mud (80%). Komposisi lumpurini terdiri dari air tawar atau
air asin, clay dan chemical additives. Komposisi ini ditentukan oleh kondisi
lubang bor.
b. Oil based mud adalah untuk mengebor lapisan formasi yang sangat peka
medium pelarut. Bahan-bahan kimia yang dipakai haruslah dapat larut atau
kompatibel dengan minyak, berbeda dengan bahan kimia yang larut dalam air
sudah habis dimana berat lumpur normal akan menyebabkan loss circulation
bahan dasarnya adalah udara kering dan digunakan pada formasi kering/keras.
Lumpur bisa juga merupakan aerated drilling mud artinya percampuran antara
Tekanan adalah gaya yang bekerja pada satu satuan luas. Di dalam teknik
pemboran, tekanan formasi diimbangi dengan suatu zat cair yang disebut
Tekanan yang ditimbulkan oleh suatu ketinggian fluida (air, minyak, gas,
atau lumpur) pada dasar tabung atau lubang, disebut tekanan hydrostatic,
PH = 0,052 x MW x TVD
9
Dimana:
formasi akan dianggap normal apabila gradien-nya antara 0.433 - 0.465 psi/ft.
10
Tekanan formasi digolongkan menjadi tiga: a. Tekanan Formasi
Subnormal Setiap formasi yang mempunyai gradien lebih kecil dari 0.433
psi/ft disebut formasi yang lemah, karena tidak bisa menahan tekanan
meneruskan pengeboran.
Setiap gradien dari formasi yang berada antara 0.433 - 0.465 psi/ft
disebut tekanan normal. Umumnya, gradien dari lumpur akan lebih besar
11
lumpur tersebut. Pemboran di daerah ini biasanya tidak ada masalah
bawah tanah.
besar dari 0.465 psi/ft. Sebagaimana diketahui bahwa salah satu fungsi
maka dalam hal ini berat jenis lumpur harus lebih besar sedikit dari
tekanan formasi.
12
2.6 Kick
Kick adalah peristiwa masuknya cairan formasi kedalam lubang bor. Padaprinsi
pnya, pada operasi pemboran yang normal, kita harus menjaga tekanan hidrostatik
lumpur pemboran agar senantiasa lebih besar dari tekanan formasi, sehingga meng
alirknya fluida formasi masuk ke dalam lubang bor atau kick dapat dicegah. Dala
m hal ini Hydrostatic Pressure (HP) harus lebih besar dari Formation Pressure (F
P). Walaupun demikian, pada kenyataan well kick masih saja terjadi. Hal ini diseb
abkan oleh menurunnya tekanan hidrostatik lumpur bor dan naiknya tekanan form
asi yang tidak normal. Kick yang tidak di tangani secara serius akan menjadi blo
13
2.6.1 Sebab-Sebab Terjadinya Well Kick
bertekanan tinggi, perlu lumpur dengan densitas lebih besar dari kondisi
normal, Masuknya gas ke dalam lumpur (gas cut mud), Pengenceran lumpur
yang berlebihan.
(a) Gas Cutting Rembesan gas dari formasi ke dalam sistem sirkulasi
secara drastis.
permukaan.
berkurang.
(a) Lubang Bor Tidak Terisi Penuh Kalau kita melakukan trip dengan pipa
pemboran, seharusnya bagian dari besi yang dicabut itu diganti dengan
14
(b) Terjadinya Swabbing Effect Saat Mencabut Drill pipeKick bisa terjadi
karena bit atau bagian dari batang bor diangkat terlalu cepat.
Tanda-tanda positif kick dapat diketahui dari beberapa tanda dibawah ini:
3). Menurunnya tekanan pompa atau perubahan berat pada weight indicator.
Tanda-tanda possible kick dapat di ketahui dari beberapa tanda dibawah ini:
1) Volume pengisian lubang tidak sesuai dengan volume besi yang dicabut.
2) Lubang bor tetap penuh ketika mencabut rangkaian drill pipe. Kalau ini terjadi,
batang bor harus dimasukkan kembali ke dasar lubang dan lakukan sirkulasi
15
1) Lumpur yang keluar lebih banyak dari volume besi yang dimasukkan.
2) Lumpur bor tidak berhenti mengalir pada saat penyambungan pipa berikutnya.
umpur lama dan pada tahap sirkulasi kedua bertujuan untuk mematik
an fluida kick dari dalam lubang bor dengan lumpur lama, dan Sirkul
asi kedua Mengganti lumpur lama dengan lumpur baru yang berat j
erat (KMW).
16
3. Dapat dilakukan bila dilokasi tidak tersedia barrite yang cuk
iman barrite.
npa influx.
Metode Wait and Weight cara ini sering juga disebut “One Circulation Metho
d” atau juga “Engineer’s Method”. Intinya adalah “Wait” atau tunggu, selama me
mbuat lumpur berat. Sirkulasikan cairan kick keluar dari lubang bor dengan lumpu
r berat. Dalam hal ini perlu dicatat, bahwa tekanan di annulus berkurang dibandin
karena pada tahap kedua lumpur berat telah masuk ke dalam annulus. Secara prins
atan lumpur baru, kemudian kick dikeluarkan dengan lumpur baru tersebut. Metod
e ini memerlukan waktu yang paling sedikit dan tetap menjaga tekanan di permuk
17
1. Hanya sekali dilakukan sirkulasi sekaligus dengan lumpur berat.
ma.
Cara ketiga adalah Metode Concurent. Dalam hal ini pemompaan dilakuka
ebut, lumpur diperberat. Cara ini lebih cepat, tetapi ada dua kegiatan yang mes
18
2. Diperlukan operator yang benar-benar ahli dan menguasai dengan metod
e ini.
ampai ke bit. Perhitungan volume drill pipe dan drill collar, serta jumlah
stroke surface to bit atau jumlah stroke pompa sampai EOT dapat dihitu
Dimana :
KDP =
L = panjang pipa ( ft )
19
Dimana :
STB =
Dimana :
bbls/stroke
20
d. Menghitung besarnya stroke pompa dari bit ke casing shoe
Stroke B-Cs =
Dimana :
Stroke B-Cs = Besarnya Stroke Pompa dari Bit ke Casing Shoe (Stroke
s)
DC-OH
BTS =
Dimana :
li ke Permukaan
Dimana :
k)
21
g. Menghitung Volume Annulus
Vann DP-CSG =
Dimana :
(bbls)
Dimana :
KRPP = Kill Rate Pump Pressure (Psi) saat Slow Circulating Rat
e.
FCP =
22
Dimana :
rculating Pressure )
ECD (Equivalent Circulating Density) adalah total dari berat jenis lumpur yan
g terjadi didalam sumur dengan pompa lumpur sedang hidup (sedang melakukan s
irkulasi), atau dengan kata lain merupakan jumlah equivalent didasar lubang ketik
a pompa sedang hidup. Apabila tekanan formasi mendekati ECD, ketika pompa di
matikan maka didalam sumur akan mengalir. Namun nilai ECD jangan sampai me
lebihi nilai tekanan rekah formasi agar tidak merekahkan formasi ketika sedang sir
kulasi.
a. Untuk berat jenis lumpur yang sedang digunakan kurang sama dengan 13
EC D = MWin +
b. Untuk berat jenis lumpur yang sedang digunakan diatas 13 ppg adalah seb
23
III. METODELOGI PELAKSANAAN
i di tempat Tugas Akhir suatu kajian sesuai dengan bidang kehlian yang
ada ataupun melakukan pengamatan terhadap suatu proses atau alat untu
3.1 Pendahuluan
mbahan dalam penyusunan laporan yang berkaitan dengan tema yang dia
gumpulkan data-data berupa teori yang sesuai dengan tema yang diambil
dalam tugas akhir dan Kerja Praktek ini. Referensi yang diambil, baik ber
s, sehingga semakin banyak parameter yang kita dapatkan dan kita sesuai
24
3.2 Pengambilan Data
hal hal yang terjadi di lapangan, serta mengumpulkan data-data dan meng
well kick.
25
MULAI
Pengambilan Data
1. History Lapangan
Pembahasan
Kesimpulan
26
IV. RENCANA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR
bulan November 2023. Untuk waktu yang lebih spesifik dapat disesuaikan
Minggu
No. Rincian Tugas Akhir
I II III IV
1. Pengenalan Lingkungan
2. Pengambilan Data
3. Penyusuan Laporan
4. Presentasi
27
V. KESIMPULAN SEMENTARA
3.
28
DAFTAR PUSTAKA
Herry Sofyan, Rega Dian Nirmala Sari, 2013. “Aplikasi Analisa Metode
Bandung : ITB.
29
LAMPIRAN
30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
NIM : 19010031
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Berat Badan : 55 kg
Telpon/ Hp : 087877982314
E-Mail : kurniawandwiky815@gmail.com
31
1. Nama Ayah : Sugeng Sugianto
Hormat Saya,
Dwiky Kurniawan
NIM. 19010031
32
33
34
35
36