oleh
NIM 16010132
oleh
NIM 16010132
ABSTRAK
Lumpur pemboran diperkenalkan pertama kali dalam pemboran putar pada sekitar
awal tahun 1900. Pada umumnya orang hanya menggunakan air untuk mengangkat serbuk
bor (cutting) secara kontinyu. Kemudian dengan berkembangnya teknologi pemboran,
lumpur mulai digunakan dan fungsi lumpur semakin komplek, dan untuk memperbaiki
sifat-sifat lumpur tersebut ditambahkan bahan-bahan kimia (additive). Lumpur pemboran
sebagai fluida pemboran merupakan salah satu bagian terpening dalam menentukan
keberhasilan dari operasi pemboran. Agar lumpur pemboran berfungsi dengan baik dan
opimal, maka sifat – sifat fisik dari lumpur pemboran harus dikendalikan. Sifat – sifat fisik
lumpur pemboran antara lain densitas lumpur, viskositas, gel strength dan laju tapisan.
Pemilihan jenis lumpur dalam operasi pemboran harus sesuai dengan kondisi formasi serta
karakeristik yang akan ditembus agar fungsi lumpur pemboran berfungsi dengan baik.
Seperti aspek pada sistem sirkulasi system dimana pada saat sirkulasi berlangsung sering
terjadi problem seperti loss circulating dan kick.
Kata kunci : lumpur, sifat – sifat lumpur, densitas, viscositas, dan gel strength.
4
LEMBAR PENGESAHAN
oleh
Muhammad Fuhaidillah Anugrah
16010132
Disetujui Oleh :
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya, serta berterimakasih kepada kedua orangtua. Sehinga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Kerja Praktek yang berjudul “Pengenalan Peralatan Dan
Bahan Yang Digunakan Untuk Membuat Lumpur Pemboran” Pada kesempatan ini,
penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Drs. H. Nahdudin Islami, M.Si., selaku Ketua Yayasan Bina Islami.
2. Ibu Ir. Hj. Hanifah Handayani, M.T., selaku Direktur Akademi Minyak dan
Gas Balongan.
3. Ibu Desi Kusrini, M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Perminyakan.
4. Bapak Agung Setiawan, S.T., selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktek dan
Dosen Praktisi.
5. Orang Tua Penulis yang selalu memberi support dan tak pernah lelah
membimbing Penulis.
instansi tempat penulis Kerja Praktek dan dapat diterima oleh dosen pembimbing
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ............................................................................................................... i
ABSTRAK ......................................................................................................... ii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
9
BAB I
PENDAHULUAN
pada sekitar awal tahun 1900. Pada umumnya orang hanya menggunakan air
dan swelling. Jenis shale sendiri memiliki 2 jenis yang berbeda, Mud making
penekanan pada operasi cabut dan masuknya bit pada operasi pemboran.
yang naik, terjadi hambatan pada saat Bridge dan fill up, terjadi bit balling.
Perubahan sifat-sifat lumpur juga sering terjadi dimana berat pada lumpur yg
bertambah, viskositas lumpur yg naik, air filtrasi yang naik dan cutting yang
bertambah.
dengan pemilihan adcictive lumpur yang sesuai, salah satunya lumpur KCL
Polymer.
Tema yang diambil dalam kerja Praktek ini adalah Artificial Lift,
dengan judul “Pengenalan Peralatan Dan Bahan Yang Digunakan Untuk
Sirkulasi Lumpur Pemboran”.
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Balongan
yang sebenarnya.
yang sebenarnya.
DASAR TEORI
sebagai suatu fluida sirkulasi dalam operasi pemboran berputar yang memiliki
banyak variasi fungsi, dimana merupakan salah satu faktor yang berpengaruh
newtonian yang artinya fluida yang mempunyai viscositas tidak konstan, yaitu
Lumpur berbahan dasar air sangat baik digunakan selama operasi pemboran,
selain memiliki nilai ekonomis, lumpur berbahan dasar air mudah dicampurkan
pemboran menembus zona batuan shale. Air tidak bersifat clayblocking yang
berarti mudah untuk didispersikan oleh mineral clay, sehingga dapat menyebabkan
masalah – masalah baru ketika pemboran berlangsung, seperti bit balling, rekah
13
14
4. Sebagai pelumas dan pendingin terhadap mata bor (bit) dan pipa bor
(drill string).
formasi.
pemboran adalah :
Jenis lumpur ini yang fasa cairnya air tawar dengan kadar garam
Jenis lumpur ini terdiri dari fasa yang tersebar sedangkan air
drilling mud artinya pencampuran antara air dan udara atau gas.
2.3.1 Densitas
D= W ...............................................................Persamaan 2.1
V
Keterangan :
D = Berat jenis lumpur
W = Berat lumpur
V = Volume lumpur
2.3.2 Viskositas
………………...........................................Persamaan 2.3
µa= (300 x C)/RPM
Keterangan :
= Shear Stress, dyne/cm²
= Shear Rate, s
= Dial Reading, º
RPM = Revolution Per Minute dari rotor
Keterangan :
2.3.7 pH Lumpur
Partial Lost yaitu bila lumpur yang hilang hanya sebagian saja dan
Total Lost, yaitu hilangnya seluruh lumpur dan masuk kedalam formasi.
kedalam formasi, dan tekanan didalam lubang lebih besar dari tekanan
Dan perhitungan dari total volume dan waktu sirkulasi bisa dijadikan
METODOLOGI PENELITIAN
melakukan studi kasus, yaitu mengangkat suatu kasus yang dijumpai ditempat kerja
praktek menjadi suatu kajian sesuai dengan bidang keahlian yang ada, atau
melakukan pengamatan terhadap kerja suatu proses untuk dikaji sesuai dengan
bidang keahlian yang dimiliki. Untuk mendukung kerja praktek dan kajian yang
akan dilakukan, maka dapat dilakukan beberapa metode pelaksanaan, antara lain :
topik yang di bahas. Selain itu data yang didapat juga diperoleh dari website
atau internet.
19
20
Studi Literatur
Pengumpulan Data
Data Pompa :
ID DP Kedalaman Sumur
OD DP
Kedalaman Diameter Liner
ID DC
OD DC Annulus/Casing Panjang Stroke
Length DP Effisiensi Pompa
ID Casing
Length DC SPM
ID Anulus
Pengolahan Data
Volume lumpur
Total Waktu Sirkulasi
Identifikasi Total
volume & waktu
sirkulasi
Hasil&Pembahasan
Kesimpulan
BAB IV
PEMBAHASAN
dari Mud Tank ke rangkaian pipa bor dan naik ke annulus membawa serbuk
Mud Tank untuk disirkulasikan kembali. Peralatan ini terdiri dari Mud Tank,
Suction Tank, Suction Line, Mud Pump, Dischange Line, Stand Pipe, Rotary
Hose, Top Drive, Drill Pipe, Drill Collar, Annulus, BOP, Flow Line, Shale
pemboran sekitar 70% - 85% dari seluruh tenaga yang disediakan oleh Prime
Mover.
besar dengan tekanan yang besar. Ada 2 jenis pompa lumpur yaitu duplex
dan triplex, perbedaan yang mendasar dari kedua pompa ini adalah
utama pada pompa triplex single acting, karena ruang liner pompa dapat
komponen utama maupun komponen penunjang, maka dari itu harus ada
kendala.
e. Rotary Hose adalah suatu selang karet bertulang anyaman baja yang
lemas dan sangat kuat, yang menghubungkan Stand Pipe dengan Swivel.
Selang ini harus elastis, untuk memungkinkan Top Driver bergerak bebas
secara vertikal. Selang ini juga harus sangat kuat untuk tahan lama,
pemboran yang kasar dan bertekanan tinggi itu (sampai 5.000 psi).
Conditioning Area.
Solid Control Equipment) ditempatkan di dekat rig. Area ini terdiri dari
setelah keluar dari lubang bor. Fungsi utama dari peralatan ini adalah untuk
membersihkan lumpur dari cutting dan gas yang terikut. Ada dua cara untuk
Peralatan pada Conditioning Area terdiri dari Shale Shaker, Mud Gas
berukuran lebih besar dari lubang saringan dan serbuk. Ukuran partikel-
bukaan pada saringan yang digunakan. Jumlah bukaan per liner inch
disebut mesh dan adalah pantulan dari ukuran bukaan layar. Semakin
gas ini biasanya ditempatkan di atas tangki lumpur. Alat ini harus
padatan lebih besar dari 30–60 micron yang ikut tersirkulasi bersama
padatan lebih besar dari 15–30 micron yang ikut tersirkulasi bersama
lumpur pemboran.
lumpur pemboran
26
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Komponen sirkulasi lumpur yaitu Mud Tank ke rangkaian pipa bor dan
Peralatan ini terdiri dari Mud Tank, Suction Tank, Suction Line, Mud Pump,
Dischange Line, Stand Pipe, Rotary Hose, Top Drive, Drill Pipe, Drill Collar,
Annulus, BOP, Flow Line, Shale Shaker, Digasser, Desander, Desilter, Mud
2. Peralatan pada Conditioning Area terdiri dari Shale Shaker, Mud Gas
5.2 Saran
perkuliahan.
perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
30
CURICULUM VITAE
Gender : Male
Religion : Islam
Citizenship : Indonesian
Blood Group : A
E-mail : fuhai.dillah@gmail.com
EDUCATION DETAILS
ORGANIZATION
c. Field Trip PT. Pertamina Asset 4 Field Cepu and Pusdiklat MIGAS Cepu in Blora,
Central Java.
Best Regard,
5.