MLF-P3D
Oleh
Qisty Nadiva MP 16010098
M. Fuhaidillah 16010132
i
METODE HYDRAULIC FRACTURING MENGGUNAKAN
MLF-P3D
ABSTRAK
ii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Qisty Nadiva MP dan M. Fuhaidillah
NIM : 16010098 dan 16010132
Program Studi : Teknik Perminyakan
Judul Tugas Akhir : Metode Hydraulic Fracturing Menggunakan
MLF-P3D
2. Apabila dikemudian hari terbukti diketahui bahwa isi Tugas Akhir saya
merupakan hasil plagiat, maka saya bersedia menanggung akibat hukum dari
keadaan tersebut.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala kesadaran dan tanpa paksaan.
Yang menyatakan
iii
LEMBAR PENGESAHAN
METODE HYDRAULIC FRACTURING MENGGUNAKAN
MLF-P3D
Oleh
Dosen Pembimbing 1
Desi Kusrini, M. T
Mengetahui,
Ir.H.Bambang S, MKKK
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas
rahmatNya penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir yang berjudul
“Metode Hydraulic Fracturing Menggunakan MLF-P3D ”. Penulis mengucapkan
terimakasih kepada ayah, ibu, serta adek-adek yang senantiasa memberi support
kepada penulis.
1. Bapak Drs. H. Nahdudin Islami, M.Si., selaku Ketua Yayasan Bina Islami;
2. Ibu Ir. Hj. Hanifah Handayani, M.T., selaku Direktur Akamigas Balongan;
3. Bapak Ir. H. Bambang S, MKKK, selaku Ketua Program Studi Teknik
Perminyakan Akamigas Balongan;
4. Ibu Desi Kusrini, M. T, selaku Dosen Pembimbing 1
v
DAFTAR PUSTAKA
file:///E:/AKAMIGAS%20MATERI%20KULIAH/STIMULASI%20sem%2
04%202019/kiel1970.pdf
1
2
PEMBAHASAN
5.1 DATA
DATA SUMUR
Total MD : 5000 ft
Surface temperature : 80 0F
Tubing N80
MD : 2500 ft
Casing K55
MD : 200 ft
26
27
Casing K55
MD : 3000 ft
Casing P110
MD : 4995 ft
DATA PAYZONE 1
Top MD : 2775 ft
Gross height : 20 ft
Leakoff height : 20 ft
Net height : 20 ft
Porosity :6%
28
Permeability : 11 md
Saturations
Gas : 85 %
Oil :0%
Water : 15 %
DATA PAYZONE 2
Top MD : 3075 ft
Gross height : 15 ft
29
Leakoff height : 15 ft
Net height : 15 ft
Porosity :6%
Permeability : 11 md
Saturations
Gas : 80 %
Oil :0%
Water : 20 %
DATA PAYZONE 3
Top MD : 3390 ft
Gross height : 30 ft
Leakoff height : 30 ft
Net height : 30 ft
Porosity :6%
Permeability : 11 md
Saturations
Gas : 90 %
Oil :0%
Water : 10 %
sampai 1 µD. Fracturing jenis ini juga dapat digunakan pada sumur
gas.
treatment ini.
Dalam laporan tugas akhir ini, kita menggunakan fluida perekah antara
YF 130 D
WF 130
YF 120 D
16/20 NAPTALITE
16/30 Ceramax P
12/20 Arizona
16/30 BM Poland
33
(flush : WF 130)
PAYZONE 1
PAYZONE 2
PAYZONE 3
PAYZONE 1
PAYZONE 2
PAYZONE 3
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
22
DIAGRAM ALIR
PENDAHULUAN
PENGUMPULAN DATA
PENGOLAHAN DATA:
HASIL:
Fluida+Proppant+flush
yang dipake cocok
24
DAFTAR ISI
halaman
Cover................................................................................................................. i
Abstrak.............................................................................................................. ii
Lembar Orisinalitas........................................................................................... iii
Lembar Pengesahan........................................................................................... iv
Kata Pengantar................................................................................................... v
Daftar isi............................................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang...................................................................................... 1
Tema..................................................................................................... 2
Tujuan................................................................................................... 2
Manfaat................................................................................................. 2
BAB II DASAR TEORI
Prinsip Dasar.......................................................................................... 3
Mekanisme Perekahan Batuan............................................................... 5
Fluida Perekah....................................................................................... 6
Propping Agent..................................................................................... 15
Jenis hydraulic fracturing..................................................................... 15
Peralatan hydraulic fracturing............................................................... 17
Prosedur Stimulasi hydraulic fracturing............................................... 19
BAB III METODELOGI PENELITIAN
Pendahuluan.......................................................................................... 23
Pengambilan data.................................................................................. 23
Pengolahan Data.................................................................................... 23
Diagram alir.......................................................................................... 24
vi
BAB IV GAMBARAN PERUSAHAAN.................................................... 25
BAB V PEMBAHASAN
Data.................................................................................................. 26
Pemilihan jenis hydraulic fracturing............................................... 31
Pemilihan jenis proppant................................................................. 32
vii
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
antara lain :
3.1 Pendahuluan
Dengan cara melakukan kajian dengan buku referensi serta paper nasional
Data yang dibutuhkan dalam kajian tugas akhir ini meliputi depth, jenis
Data-data yang telah didapat, kemudian diolah dengan jenis fluida beserta
proppant yang hendak kita pakai. Kita korelasikan data data tersebut ke software
proppant-nya.
23
BAB II
DASAR TEORI
tahun 1948 dan sejak tahun 1980 keatas mulai meningkat kembali
karena penggunaan pada formasi yang permeabilitas yang besar. Pada saat
namun juga digunakan untuk menahan fines atau produksi pasir pada
cairan hidrolik masih dilanjutkan agar rekahan yang terjadi bertambah lebar
kembali rekahan tersebut, sebagai tahap terakhir pada cairan perekah yang
(propping agent). Propping agent ini akan terbawa masuk kedalam rekahan
dan akan mengisi seluruh bagian rekahan. Bila semua proppant telah
3
4
data re, sedangkan permeabilitas nyata diperoleh dari dari uji tekanan
menembus zona yang rusak (damage zone) dan mungkin pula dapat
rekahan lebih besar daripada permeabilitas formasi, maka aliran fluida dari
pemilihan jenis fluida perekah dan pemilihan jenis maupun ukuran proppant
diberi tekanan hidrolik sampai melebihi kekuatan dan gaya - gaya yang
mempertahankan keutuhan dari batuan itu. Ada dua gaya utama yang
mempertahankan keutuhan batuan untuk tidak rekah, yaitu gaya vertikal dan
batuan lebih kecil dari gaya vertikalnya, maka batuan tersebut akan dapat
memecahkan batuan pada umumnya berkisar antara 600 psi – 1000 psi
dari :
yang dibutuhkan.
(casing,tubing) rendah.
selesai.
loss additive.
perekahan.
ke dalam rekahan.
jenis ini tidak dapat digunakan untuk reservoir gas, karena sangat
II (sulfonated Alkylbenzene)
minyak air dengan sedikit fatty acid soap dan caustic sehingga
pipa realtif kecil. Namun jenis fluida ini tidak dapat digunakan untuk
temperatur tinggi dan sistem gel-nya sangat dipengaruhi oleh kadar air
jenis cairan perekah, hal- hal yang harus dipertimbangkan adalah sbb
ialah :
perekah
karena kontur acid gel akan pecah pada temperatur yang tinggi. Hal
yang sama juga akan terjadi pada fluida perekah dengan bahan dasar
Oleh karena itu fluida perekah berbahan dasar air sangat lazim
11
2. Kekentalan (viscositas)
(friction loss)
dari formasi.
1. Silica Flour.
5. Emulsions.
6. Insoluble Gases.
1. Guar Gum.
2. Hydroxyethyl Cellulose.
3. Polyacrylamide.
Polymer.
14
Cellulose.
lagi ialah :
additive ini.
Fungsi utama dari proppant ini ialah mengisi celah – celah setelah
proses perekahan dilakukan agar celah tersebut tidak kembali pada bentuk
semula.
µD. Fracturing jenis ini juga dapat digunakan pada sumur minyak
gas.
pada fluida relatif rendah. Treatment jenis ini memiliki volume pad
fluid yang sangat tinggi sehingga volume pad menjadi bagian yang
1. Water Tank
2. Frac Blender
3. Sand Silo
4. Frac Pump
merekahkan formasi.
5. Treating Line
6. Control Cabin
2. Packer
melakukan Quality Control, Tubing Pickle, Pressure Test, Step Rate Test
(Step Up Test & Step Down Test), Mini Fracturing, Main Fracturing dan
Flushing.
tersebut terdiri dari uji mutu air, bacteria test, crosslink test, static
menit yang dimana bagian ujung tubing dipasang plug untuk menahan
2.7.4 Step Rate Test (Step Up Test & Step Down Test)
mengetahui laju injeksi pada saat batuan mulai rekah serta untuk
Step Up test perlu diatur laju injeksi yang meningkat sedikit demi
Setelah dilakukan step rate test (step up test dan step down test),
eksekusi selanjutnya adalah kegiatan mini frac. Tujuan dari mini frac
frac, kita bisa mendapatkan properties dari rock mechanical dan fluid
leak off dari tekanan matching design pada tekanan surface yang
leak off.
22
melalui step rate test dan mini frac, maka dilakukan verifikasi desain
2.7.7 Flushing
vi
BAB IV GAMBARAN PERUSAHAAN.................................................... 25
BAB V PEMBAHASAN
Data.................................................................................................. 26
Pemilihan jenis hydraulic fracturing............................................... 31
Pemilihan jenis proppant................................................................. 32
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat produksi, lazimnya sangat banyak ditemukan permasalahan
yang dapat menghambat proses pengangkatan fluida dari dalam sumur ke
permukaan (proses produksi minyak) yang di karenakan masalah teknis
(alat) maupun non teknis (reservoir). Dalam hal ini, diperlukan suatu
pengerjaan stimulasi atau perangsangan pada sumur tersebut agar tetap
dapat memproduksikan fluida terus – menerus.
Adapun tujuan dari stimulasi ini ialah tidak lain untuk
meningkatkan produktivitas sumur itu sendiri. Ada beberapa jenis
stimulasi yang dapat dilakukan, namun pada kali ini jenis stimulasi yang
dipilih ialah dengan cara peretakan batuan secara hidrolik (hydraulic
fracturing) dengan tujuan untuk memperbesar permeabilitas batuan,
sehingga diharapkan fluida dari reservoir dapat masuk ke dalam lubang
bor dengan akumulasi yang relatif stabil seperti sebelum dilakukan proses
stimulasi.
Adapun faktor-faktor yang mendasari pemilihan
hydraulic fracturing adalah :
• Cadangan reservoir tersebut masih relatif ekonomis.
• Kondisi permeabilitas batuannya relatif rendah.
• Tekanan yang terakumulasi di dalam lapisan formasi masih relatif
besar.
1
2
DASAR TEORI
tahun 1948 dan sejak tahun 1980 keatas mulai meningkat kembali
karena penggunaan pada formasi yang permeabilitas yang besar. Pada saat
namun juga digunakan untuk menahan fines atau produksi pasir pada
cairan hidrolik masih dilanjutkan agar rekahan yang terjadi bertambah lebar
kembali rekahan tersebut, sebagai tahap terakhir pada cairan perekah yang
(propping agent). Propping agent ini akan terbawa masuk kedalam rekahan
dan akan mengisi seluruh bagian rekahan. Bila semua proppant telah
3
4
data re, sedangkan permeabilitas nyata diperoleh dari dari uji tekanan
menembus zona yang rusak (damage zone) dan mungkin pula dapat
rekahan lebih besar daripada permeabilitas formasi, maka aliran fluida dari
pemilihan jenis fluida perekah dan pemilihan jenis maupun ukuran proppant
diberi tekanan hidrolik sampai melebihi kekuatan dan gaya - gaya yang
mempertahankan keutuhan dari batuan itu. Ada dua gaya utama yang
mempertahankan keutuhan batuan untuk tidak rekah, yaitu gaya vertikal dan
batuan lebih kecil dari gaya vertikalnya, maka batuan tersebut akan dapat
memecahkan batuan pada umumnya berkisar antara 600 psi – 1000 psi
dari :
yang dibutuhkan.
(casing,tubing) rendah.
selesai.
loss additive.
perekahan.
ke dalam rekahan.
jenis ini tidak dapat digunakan untuk reservoir gas, karena sangat
II (sulfonated Alkylbenzene)
minyak air dengan sedikit fatty acid soap dan caustic sehingga
pipa realtif kecil. Namun jenis fluida ini tidak dapat digunakan untuk
temperatur tinggi dan sistem gel-nya sangat dipengaruhi oleh kadar air
jenis cairan perekah, hal- hal yang harus dipertimbangkan adalah sbb
ialah :
perekah
karena kontur acid gel akan pecah pada temperatur yang tinggi. Hal
yang sama juga akan terjadi pada fluida perekah dengan bahan dasar
Oleh karena itu fluida perekah berbahan dasar air sangat lazim
11
2. Kekentalan (viscositas)
(friction loss)
dari formasi.
1. Silica Flour.
5. Emulsions.
6. Insoluble Gases.
1. Guar Gum.
2. Hydroxyethyl Cellulose.
3. Polyacrylamide.
Polymer.
14
Cellulose.
lagi ialah :
additive ini.
Fungsi utama dari proppant ini ialah mengisi celah – celah setelah
proses perekahan dilakukan agar celah tersebut tidak kembali pada bentuk
semula.
µD. Fracturing jenis ini juga dapat digunakan pada sumur minyak
gas.
pada fluida relatif rendah. Treatment jenis ini memiliki volume pad
fluid yang sangat tinggi sehingga volume pad menjadi bagian yang
1. Water Tank
2. Frac Blender
3. Sand Silo
4. Frac Pump
merekahkan formasi.
5. Treating Line
6. Control Cabin
2. Packer
melakukan Quality Control, Tubing Pickle, Pressure Test, Step Rate Test
(Step Up Test & Step Down Test), Mini Fracturing, Main Fracturing dan
Flushing.
tersebut terdiri dari uji mutu air, bacteria test, crosslink test, static
menit yang dimana bagian ujung tubing dipasang plug untuk menahan
2.7.4 Step Rate Test (Step Up Test & Step Down Test)
mengetahui laju injeksi pada saat batuan mulai rekah serta untuk
Step Up test perlu diatur laju injeksi yang meningkat sedikit demi
Setelah dilakukan step rate test (step up test dan step down test),
eksekusi selanjutnya adalah kegiatan mini frac. Tujuan dari mini frac
frac, kita bisa mendapatkan properties dari rock mechanical dan fluid
leak off dari tekanan matching design pada tekanan surface yang
leak off.
22
melalui step rate test dan mini frac, maka dilakukan verifikasi desain
2.7.7 Flushing
METODOLOGI PENELITIAN
antara lain :
3.1 Pendahuluan
Dengan cara melakukan kajian dengan buku referensi serta paper nasional
Data yang dibutuhkan dalam kajian tugas akhir ini meliputi depth, jenis
Data-data yang telah didapat, kemudian diolah dengan jenis fluida beserta
proppant yang hendak kita pakai. Kita korelasikan data data tersebut ke software
proppant-nya.
23
DIAGRAM ALIR
PENDAHULUAN
PENGUMPULAN DATA
PENGOLAHAN DATA:
HASIL:
Fluida+Proppant+flush
yang dipake cocok
24
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
22
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 DATA
DATA SUMUR
Total MD : 5000 ft
Surface temperature : 80 0F
Tubing N80
MD : 2500 ft
Casing K55
MD : 200 ft
26
27
Casing K55
MD : 3000 ft
Casing P110
MD : 4995 ft
DATA PAYZONE 1
Top MD : 2775 ft
Gross height : 20 ft
Leakoff height : 20 ft
Net height : 20 ft
Porosity :6%
28
Permeability : 11 md
Saturations
Gas : 85 %
Oil :0%
Water : 15 %
DATA PAYZONE 2
Top MD : 3075 ft
Gross height : 15 ft
29
Leakoff height : 15 ft
Net height : 15 ft
Porosity :6%
Permeability : 11 md
Saturations
Gas : 80 %
Oil :0%
Water : 20 %
DATA PAYZONE 3
Top MD : 3390 ft
Gross height : 30 ft
Leakoff height : 30 ft
Net height : 30 ft
Porosity :6%
Permeability : 11 md
Saturations
Gas : 90 %
Oil :0%
Water : 10 %
sampai 1 µD. Fracturing jenis ini juga dapat digunakan pada sumur
gas.
treatment ini.
Dalam laporan tugas akhir ini, kita menggunakan fluida perekah antara
YF 130 D
WF 130
YF 120 D
16/20 NAPTALITE
16/30 Ceramax P
12/20 Arizona
16/30 BM Poland
33
(flush : WF 130)
PAYZONE 1
PAYZONE 2
PAYZONE 3
PAYZONE 1
PAYZONE 2
PAYZONE 3
file:///E:/AKAMIGAS%20MATERI%20KULIAH/STIMULASI%20sem%2
04%202019/kiel1970.pdf