Anda di halaman 1dari 22

PERALATAN PELAKSANAAN HYDRAULIC

FRACTURING DI LAPANGAN

MAKALAH STIMULASI SUMUR

oleh:

19010045 Tengku Aqsa Madani

19010049 Rachman Fauzan AM

19010057 Urfan Raihan

19010059 M.Irfan Kurniawan

19010065 Andi Vira Dirgantara

19010072 M. Aqil Al Munawar

19010077 Moh. Ganang Ulil Albab

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN


AKADEMI MINYAK DAN GAS BALONGAN
INDRAMAYU

2022

i
PERALATAN PELAKSANAAN HYDRAULIC
FRACTURING DI LAPANGAN

MAKALAH STIMULASI SUMUR

oleh :

19010045 Tengku Aqsa Madani

19010049 Rachman Fauzan AM

19010057 Urfan Raihan

19010059 M.Irfan Kurniawan

19010065 Andi Vira Dirgantara

19010072 M. Aqil Al Munawar

19010077 Moh. Ganang Ulil Albab

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN AKADEMI


MINYAK DAN GAS BALONGAN
INDRAMAYU
2022

i
ABSTRAK

Dalam rangka mengoptimalkan produksi melakukan berbagai inovasi terhadap


sumur. Sumur yang memiliki permeabilitas rendah, maka cara untuk memperbaiki
nilai permeabilitas tersebut salah satunya dengan cara Hydraulic Fracturing.
Hydraulic fracturing tetap harus di evaluasi keberhasilannya untuk dapat dijadikan
refrensi. Dalam evaluasi keberhasilan hydraulic fracturing dengan menggunakan
data produksi, data reservoir dan geometri rekah, akan dilihat model rekahan,
indeks produktivitas yang dihasilkan dari geometri rekahan, pengaruh proses
hydraulic fracturing terhadap permeabilitas formasi serta kurva IPR setelah
dilakukan hydraulic fracturing. Secara umum tahapan pada hydraulic fracturing
adalah tubing pressure test, tubing pickling, step rate test, minifrac dan mainfrac.
Pada proses hydraulic fracturing data dianalisa dengan anggapan bahwa model
rekahan yang dapat terbentuk adalah model 2D, yaitu model PKN (Perkins, Kern
& Nordgren). Analisa model PKN tersebut menghasilkan geometri rekahan (xf, hf,
dan wf). Selanjutnya digunakan untuk memperkirakan perbandingan indeks
produktivitas (J/Jo/PI) dengan metoda CSD (Cinco-Ley, Samaniego dan
Dominique) dan persamaan vogel. Analisis yang telah dilakukan menunjukkan
bahwa terjadi peningkatan laju produksi suatu sumur. Maka dari itu kita harus
mengetahui peralatan peralatan dari Hydraulic Fracturing yang ada di Surface yaitu
Water Tank, Blender, Sand Silo, Frac Pump, dan Control Cabin. Peralatan
Subsuface terdiri dari Tubing/Drill Pipe dan Packer.

ii
LEMBAR PENGESAHAN

PERALATAN PELAKSANAAN HYDRAULIC


FRACTURING DI LAPANGAN

Periode, 3-21 Juni 2022

Oleh

Kelompok 5

Disusun untuk memenuhi persyaratan melaksanakan Kerja Praktek dan Tugas


Akhir Pendidikan Diploma III (D - III)
pada Program Studi Teknik Perminyakan,
Akamigas Balongan Indramayu

Indramayu , Juni 2022


Disahkan Oleh

Desi Kusrini, M.T


NIDN.0425128702

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang sudah

melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami bisa

menyusun tugas makalah PERALATAN HYDRAULIC FRACTURING

ini dengan baik serta tepat waktu. Makalah ini kami buat untuk memenuhi

tugas presentasi kelompok. Kami mengucapkan terimakasih kepada

dosen mata kuliah stimulasi sumur dan teman teman kuliah saya, karena

berkat mereka saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini tidak akan luput dari berbagai

kesalahan penulisan ataupun kata. Oleh sebab itu, kritik serta evaluasi

yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna kesempurnaan

makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk orang orang

yang membaca makalah ini. Atas perhatian serta waktunya, kami ucapkan

banyak terima kasih.

iv
DAFTAR ISI
JUDUL .......................................................................................................... i

ABSTRAK ..................................................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iii

KATA PENGANTAR .................................................................................. iv

DAFTAR ISI................................................................................................ v

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. viiii

DAFTAR TABEL....................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1


1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2 Tujuan .................................................................................................... 2

1.2 Manfaat penulisan .................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN TEORI ......................................................................... 5

BAB III METEDOLOGI .............................................................................. 5

3.1 Metode Interview ......................................................................... 5

3.2 Metode Observasi ....................................................................... 5

3.3 Metode Studi Literatur ................................................................. 5

BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................. 5


4.1 Peralatan Hydraulic Fracturing ......................................................... .…5

4.1.1 Surface Equipment ...................................................................... 5

v
4.1.2 Subsurface Equitment ................................................................. 7

4.2 Flow Diagram Peralatan Hydraulik Fracturing ..................................... 8

4.2.1 Prosedur Stimulasi Hydraulic Fracuring ..................................... 9

4.3 Masalah Yang Dijumpai Pada Stimulasi Hydraulic Fracturing .......... 11

BAB V PENUTUP ...................................................................................... 12

5.1 Kesimpulan ................................................................................ 12

5.2 Saran........................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar. 1 Water Tank ....................................................................................................... 5


Gambar. 2 Frac Blender ..................................................................................................... 5
Gambar. 3 Sand Silo .......................................................................................................... 6
Gambar. 4 Frac Pump ........................................................................................................ 6
Gambar. 5 Control Cabin ................................................................................................... 7
Gambar. 6 Tubing/Drill Pipe ............................................................................................. 7
Gambar. 7 Packer ............................................................................................................... 8
Gambar. 8 Flow Diagram Peralatan Hydraulik Fracturing ................................................ 9
Gambar. 9 Step Up Test ..................................................................................................... 9
Gambar. 10 Step Down Test ............................................................................................ 10
Gambar. 11 Mini Frac ...................................................................................................... 10
Gambar. 12 Main Frac ..................................................................................................... 10
Gambar. 13 Flushing....................................................................................................... 11

vii
DAFTAR TABEL

Table. 1 Problem .............................................................................................................. 11

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permeabilitas batuan sangat mempengaruhi besar kecilnya


pruduktivitas suatu sumur. Permeabilitas batuan yang kecil akan
menyebabkan kecilnya harga indeks produktivitas (PI) sumur sebagai
indikasi rendahnya pruduktivitas sumur. Kecilnya harga permeabilitas
dapat terjadi karena permeabilitas alamiah reservoir yang dari asalnya
kecil dan juga dapat disebabkan oleh penurunan permeabilitas
dikarenakan kerusakan formasi. Penurunan permeabilitas ini akibat
adanya material lain yang ikut masuk kedalam porositas dan naiknya
produksi air dan gas. Kerusakan formasi ini dapat terjadi pada waktu
pemboran, well competion dan operasi produksi.

Rendahnya produksi minyak dari suatu sumur produksi


merupakan persoalan yang penting untuk diperhatikan bagi pengusahaan
suatu lapangan minyak. Dengan adanya persoalan tersebut, maka
diperlukan suatu usaha untuk dapat meningkatkan produksi dari sumur
tersebut. Upaya untuk meningkatkan produksi disebut dengan stimulasi
dimana salah satu metodenya adalah hydraulic fracturing. Konsep
dari hydraulic fracturing untuk dapat meningkatkan produktivitas sumur
adalah dengan memperbesar jari-jari efektif sumur dan memperbaiki
kapasitas alir fluida disekitar lubang sumur dengan cara memperbesar
permeabilitas batuan baru.

Hydraulic fracturing tidak hanya digunakan untuk


meningkatkan produksi dengan menembus zona damage dan
meningkatkan permeabilitas, tetapi juga untuk menahan fines atau
produksi pasir pada formasi dengan permeabilitas besar dan hydraulic
fracturing juga sudah dilakukan bersamaan dengan komplesi pada sumur
dengan permeabilitas formasi rendah.

Hydraulic fracturing dilakukan dengan memompakan fluida


perekah pada laju dan tekanan injeksi yang tinggi sampai melebihi
kekuatan formasi batuan dengan tujuan untuk membuat rekahan

1
(memulai dan mengembangkan rekahan) pada batuan yang kemudian
rekahan tersebut akan diganjal dengan menggunakan proppant.

1.2 Tujuan

Adapun Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui peralatan yang digunakan pada metode stimulasi


hydraulic fracturing.
2. Mengetahui prosedur stimulasi pada metode stimulasi hydraulic
fracturing.
3. Mengetahui permasalahan yang sering timbul pada metode
stimulasi hydraulic fracturing.

1.2 Manfaat penulisan


Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata

kuliah stimulasi sumur dan makalah ini dapat dijadikan media

pembelajaran untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi kami dan

pembaca Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk banyak orang.

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

1. Stimulasi merupakan suatu kegiatan perbaikan sumur untuk meningkatkan harga


permeabilitas formasi yang mengalami kerusakan sehingga dapat memberikan
laju produksi yang lebih besar.
2. Metode stimulasi dapat dibedakan menjadi Acidizing dan Hydraulic Fracturing.
3. Hydraulic fracturing adalah metode stimulasi menginjeksikan fluida treatment
dengan tekanan pemompaan diatas tekanan rekah formasi untuk merekahankan
suatu formasi dengan menggunakan proppant (pasir) sebagai media pengganjal
rekahan yang bertujuan untuk meningkatkan laju produksi pada suatu sumur.

3
BAB III

METEDOLOGI

3.1 Metode Interview


Dengan cara berkonsultasi langsung kepada pembimbing lapangan
atau pekerja yang berwenang untuk memperoleh data atau informasi dari
lapangan.

3.2 Metode Observasi


Dengan cara melakukan pengamatan secara sistematis mengenai hal-
hal yang terjadi di lapangan, serta mengumpulkan data-data yang diperlukan
dan mengurutkan peristiwa-peristiwa yang terjadi.

3.3 Metode Study Literature


Dengan cara membaca dan menelaah buku-buku atau hand book
sebagai bahan referensi tambahan dalam pembuatan laporan yang berkaitan
dengan tema yang diambil penyusun.

4
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Peralatan Hydraulic Fracturing


Peralatan Hydraulic Fracturing terbagi menjadi 2 bagian yaitu ;

4.1.1 Surface Equipment


a. Water Tank

Gambar. 1 Water Tank


su
Sumber : Kp. Arya Anantama Fathurrahman, Halaman 11

Fungsi : Menampung fluida dasar (fresh water) yang sudah siap


digunakan.

Prinsip kerja : Menampung fresh water yang nantinya fluida


tersebut akan dihisap oleh suction pump yang
berada didalam frac blender melalui media hose
(selang) untuk dialirkan kedalam mixing tub.

b. Frac Blender

Gambar. 2 Frac Blender

Sumber : Kp. Arya Anantama Fathurrahman, Halaman 12

5
Fungsi : Sebagai tempat untuk mencampurkan fluida dasar,
proppant (pasir), berbagai jenis additive lainnya
seperti buffer, breaker dan crosslinker.

c. Sand Silo

Gambar. 3 Sand Silo

Sumber : Kp. Arya Anantama Fathurrahman, Halaman 17

Fungsi : Menampung proppant (pasir) sebelum nantinya akan


dicampurkan kedalam mixing tub.

Prinsip kerja : Menggunakan prinsip gravitasi, dimana pasir


akan turun dengan sendirinya dan kemudian
masuk kedalam hooper lalu akan diangkat
dengan menggunakan sand screw untuk masuk
kedalam mixing tub.

d. Frac Pump

Gambar. 4 Frac Pump


Sumber : Kp. Arya Anantama Fathurrahman, Halaman 18

Fungsi : Memompakan fluida treatment dengan tekanan yang


melebihi dari tekanan rekah formasi kedalam

6
sumur.

Prinsip kerja : Dengan menggunakan prinsip kerja pompa


triplex pump dengan tenaga mesin untuk
menghasilkan tenaga pendorong fluida.

e. Control Cabin

Gambar. 5 Control Cabin


Sumber : Kp. Arya Anantama Fathurrahman, Halaman 19

Fungsi : Merupakan ruangan yang berisikan semua informasi


penerimaan data-data dari setiap sensor yang dititik -
titik tertentu.

Prinsip kerja : Dengan menggunakan sensor yang nantinya


menunjukan besarnya nilai dari tiap-tiap yang
ingin diketahui seperti pressure, rate dan
density.
4.2.1 Subsurface Equitment

a. Tubing/Drill Pipe

Gambar. 6 Tubing/Drill Pipe

Sumber : Kp. Arya Anantama Fathurrahman, Halaman 20

7
Fungsi : Menghantarkan aliran fluida treatment yang telah
dipompakan oleh frac pump kedalam sumur hingga
ke kedalaman yang diinginkan.

Ketentuan :
1. Tubing dapat digunakan pada kedalaman >= 1000 m,
sedangkan drill pipe dapat digunakan pada kedalaman
<1000 m.
2. Pemilihan ini didasarkan dari berat total yang nantinya
akan dihasilkan oleh tubing ataupun drillpipe.

b. Packer

Gambar. 7 Packer
Sumber : Kp. Arya Anantama Fathurrahman, Halaman 21

Fungsi : Mengisolasi area antara lubang sumur (cased hole


atau open hole) dan tubing / drill pipe, dimana alat
ini dasar besi dan terdapat rubber (karet) untuk dapat
mengisolasi area yang ingin diisolasi.

Prinsip kerja : Prinsip kerja dari alat ini ialah dengan


menggunakan prinsip kerja mekanik,
dimana packer dimasukkan hingga
kedalaman yang diinginkan lalu melakukan
“set packer” untuk membuat area antara
lubang sumur (cased hole atau open hole)
dan tubing / drill pipe dapat terisolasi.

4.2 Flow Diagram Peralatan Hydraulik Fracturing

8
Gambar. 8 Flow Diagram Peralatan Hydraulik Fracturing

Sumber : Kp. Arya Anantama Fathurrahman, Halaman 24

Pertama air disimpan di water tank dan propant disimpan di sand


silo, kemudian air yang berada di water tank melewati manifold section
dan di mix dengan propant di frac blender kerika sudah di mix secara
merata maka fluida menuju frac pump kemudian menuju manifold
discharge lalu ke well head, well head akan menyalurkannya ke
tubing/drill pipe kemudian ke packer lalu berada di formasi.

4.3.1 Prosedur Stimulasi Hydraulic Fracuring

a. Persiapan Pekerjaan
Memastikan semua peralatan yang diperlukan untuk
fracturing job tersedia dilokasi dan siap untuk melakukan
pekerjaan dan juga segera melakukan perbaikan apabila
ditemukan adanya kerusakan pada suatu alat.

b. Rig Up Equipment Dan Line


Memasang semua peralatan yang dibutuhkan pada
fracturing job.

c. Mixing Frac Fluid


Melakukan peroses pencampuran antara fresh water
dan additive pada mixing tub frac blender.

d. Step Rate Test (Step Up Test & Step Down Test)

Gambar. 9 Step Up Test

9
Sumber : Kp. Arya Anantama Fathurrahman, Halaman 26

Step Up Test merupakan pengujian laju fluida dengan


meningkatkan rate yang dilakukan secara bertahap. Tujuan
dari test ini adalah untuk mengetahui laju injeksi pada saat
batuan mulai rekah.

Gambar. 10 Step Down Test


Sumber : Kp. Arya Anantama Fathurrahman, Halaman 26

Step Down Test merupakan pengujian laju fluida


dengan menurunkan rate yang dilakukan secara bertahap dan
cepat, dilakukan untuk mengetahui adanya hambatan di
sekitar lubang sumur.

e. Mini Frac

Gambar. 11 Mini Frac

Sumber : Kp. Arya Anantama Fathurrahman, Halaman 26

Tujuan dari mini frac sendiri adalah untuk


memberikan informasi sebaik mungkin di dalam formasi,
sebelum dilakukannya pemompaan yang sebenarnya dan
dirancang untuk sedekat mungkin dengan pemompaan yang
sebenarnya, tanpa dilakukannya pemompaan proppant.

f. Main Frac

Gambar. 12 Main Frac

10
Sumber : Kp. Arya Anantama Fathurrahman, Halaman 27

Merupakan pekerjaan pemompaan yang sebenarnya,


dimana pada tahap ini dilakukannya pemompaan dengan
proppant.

g. Flushing

Gambar. 13 Flushing
Sumber : Kp. Arya Anantama Fathurrahman, Halaman 27

Setelah dilakukan main frac, maka dilakukan flushing


atau displace dengan slickwater berupa KCl 4% dengan final
presssure. Flushing ini bertujuan untuk mendorong proppant
yang telah dialirkan ke dalam sumur agar masuk ke dalam
formasi rekahan. Setelah itu, menghentikan pemompaan
dengan menunggu fluida perekah mencair dan mengamati
tekanan yang terjadi.

4.3 Masalah Yang Dijumpai Pada Stimulasi Hydraulic


Fracturing

No. Problem Penyebab


1. Pecah hose, line Akibat dari kelebihan beban pressure
dan packer yang diterima pada alat
tersebut.
2. Matinya Pompa Hilangnya daya pompa untuk bekerja dan
membuat fluida
treatmen tidak dapat dipompakan
kedalam sumur.
3. Screen out Ketidakmampuan slurry untuk dapat
mentransport proppant sehingga
proppant berkumpul (tertahan) karena
adanya pengecilan rekahan.
4. Rekahan yang Disebabkan oleh ketidakseragaman
berlebihan (heterogeneities) reservoirnya.

Table. 1 Problem

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Peralatan stimulasi terbagi menjadi 2 bagian yaitu Surface Equiment dan

Subsurface Equitment.

2. Mengetahui fungsi dari peralatan yang digunakan pada metode stimulasi

hydraulic fracturing.

3. Permasalahan yang dijumpai pada metode stimulasi hydraulic fracturing ialah

pecah hose, line, packer, matinya pompa, screen out dan rekahan yang berlebihan.

B. Saran

Jika terjadi kasus tumpahan material batu bara sebaiknya

dengan cepat di berikan penanganan agar tidak mencemari laut maupun

merusak biota yang ada didalamnya. Upaya untuk mengoptimalkan

penanggulangan tumpahan yaitu dengan cara meningkatkan kedisiplinan

crew kapal dengan melaksanakan latihan penanganan pencemaran.

Pada kasus ini,tumpahan minyak terjadi akibat kelebihan

muatan terhadap kapal tongkang. Agar mencegah kejadian yang sama

terulang kembali, sebaiknya melakukan inspeksi rutin dan mengecek

kembali barang agar tidak terjadi kelebihan muatan pada setiap kapal

tongkang yang membawa muatan batu.

12
DAFTAR PUSTAKA

ARYA ANANTAMA FATHURAHMAN.2015.” PENGENALAN


PERALATAN HYDROLIC FRACTURING PADA PT. BUKIT APIT
BUMI PERSADA INDONESIA”.Indramayu: Proposal Tugas Akhir
Akamigas Balongan

13

Anda mungkin juga menyukai