Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manometer adalah suatu alat untuk menghitung tekanan hidrostatis
suatu fluida. Manometer tabung U adalah salah satu Manometer yang sangat
sederhana. Tekanan Hidrostatis adalah suatu tekanan yang dihasilkan oleh gaya
yang ada pada Fluida.
Pressure Head dalam mekanika fluida adalah ketinggian kolom cair
yang sesuai dengan tekanan tertentu yang diberikan oleh kolom cair pada dasar
wadahnya.
Viskositas adalah ukuran ketahanan fluida terhadap deformasi
(perubahan bentuk) akibat tegangan geser ataupun deformasi sudut (angular
deformation).
Jenis-jenis fluida berdasarkan sifatnya terbagi menjadi dua yaitu,
Fluida Newton yaitu hubungan linier antara besarnya tegangan geser
diharapkan dan laju perubahan bentuk yang diakibatkan, dan Fluida non-
Newton yaitu hubungan yang tak linier antara besarnya tegangan geser yang
diterapkan dengan laju perubahan bentuk sudut.

Sifat-sifat Fluida antara lain, Densitas (massa jenis), Pressure,

Temperature (suhu), Compressibility, Viskositas, dan Tegangan Permukaan

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum


1. Memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen Mata Kuliah
Mekanika Fluida
2. Memenuhi syarat untuk mengikuti Yudisium

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


1
3. Melatih mahasiswa dalam melakukan kegiatan praktikum
4. Menambah wawasan ilmu para mahasiswa khususnya di bidang
Mekanika Fluida baik itu secara teori maupun praktiknya
5. Melatih mahasiswa untuk membuat laporan resmi
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Tulisan tujuan yang ada di laporan
2. Mengetahui beberapa macam alat – alat labolatorium
3. Mengetahui fungsi dari alat laboratorium
4. Mengetahui bentuk alat laboratorium
5. Memahami fungsi tabung Manometer
6. Memahami cara menggunakan tabung Manometer
7. Memahami prinsip kerja Manometer tabung U
8. Mengukur tekanan hidrostatis pada suatu zat cair
9. Memahami cara menentukan Datum Line (x)
10. Memahami definisi dari Viskositas
11. Mengukur nilai kekentalan (Viskositas) suatu cairan dengan
menggunakan metode Viskositas bola jatuh
12. Memahami prinsip kerja Viskosimeter
13. Membandingkan kecepatan bola jatuh pada fluida yang berbeda
14. Membandingkan kecepatan bola jatuh pada fluida yang berbeda
15. Dapat menghitung percepatan bola jatuh pada viskositas

1.3 Manfaat

1.3.1 Manfaat untuk kampus


1. Meningkatkan kualitas Mahasiswa
2. Dapat memvisualisasikan segala teori yang di dapat mahasiswa
ketika di dalam kelas
3. Dapat memperjelas ilmu-ilmu yang fundamental
bagi Mahasiswanya

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


2
4. Dapat merealisasikan teori dengan kenyataan secara langsung dan
nyata
1.3.2 Manfaat untuk Asisten Praktikum
1. Mengetahui lebih lanjut tentang Praktikum itu sendiri
2. Menambah pengalaman yang lebih
3. Menambahkan rasa tanggung jawab kepada masing-masing
kelompok praktikan
1.3.3 Manfaat untuk Praktikan
1. Meningkatkan kualitas Mahasiswa itu sendiri
2. Dapat membedakan fenomena secara nyata dari pada teori semata
3. Mengetahui masalah-masalah yang harus diselesaikan dalam
waktu yang tidak terlalu lama
4. Dapat memecahkan suatu masalah ketika di lapangan
5. Menjadikan Mahasiswa lebih disiplin ketika di berikan tugas

1.4 Waktu Pelaksanaan

Laporan ini berjudul Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


dibuat setelah melaksanakan Praktikum di ruangan Laboratorium Mekanika
Fluida di Akamigas Balongan. Praktikum dilaksanakan sebanyak 2 kali
percobaan yaitu percobaan Manometer dan percobaan Viskositas bola jatuh
yang dilakukan secara bersamaan pada tanggal 26 Juli 2022.
Pada hari Minggu, 24 Juli 2022 dilaksanakan Technical Meeting untuk
memberikan arahan mulai dari presentasi sampai regulasi laporan resmi.
Praktikum percobaan pertama dan kedua dilakukan secara bersamaan pada
tanggal 26 Juli 2022, Presentasi dilakukan pada tanggal 25 Juli 2022, dan
Peraga dilakukan pada tanggal 26 Juli 2022 setelah Praktikum.

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


3
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Manometer
Manometer adalah suatu alat untuk mengukur tekanan zat cair.
Manometer tabung U adalah alat ukur tekanan yang sangat sederhana.
Pengamat bisa langsung melihat perbedaan tekanan dari tabung yang sudah
diskalakan. Manometer biasanya digunakan untuk pengukuran tekanan zat cair
yang tidak terlalu tinggi atau mendekati atmosfir.
Manometer adalah alat yang digunakan secara luas pada audit energi
untuk mengukur perbedaan di dua titik yang berlawanan. Jenis Manometer
tertua adalah Manometer kolom cairan. Versi Manometer sederhana kolom
cairan adalah bentuk pipa U yang diisi cairan setengahnya biasanya berisi
minyak, air, atau air raksa, dimana pengukuran dilakukan pada satu sisi pipa,
sementara tekanan yang mungkin terjadi karena atmosfir di terapkan pada
tabung yang lainya. Perbedaan ketinggian cairan memperlihatkan tekanan yang
terukur.

A B
Gambar 2.1 Prinsip Kerja Manometer
(Sumber: Modul Praktikum Mekanika Fluida, 2019)

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


4
Berdasarkan penjelasan diatas, manometer adalah alat ukur yang
sederhana dan simple dalam proses pengukuran. Prinsipnya adalah :
 Pada gambar A adalah manometer tabung U yang diisi zat cair setengahnya.
Pada tabung tersebut diberi skala yang telah dikalibrasi agar hasil
pengukuran dapat dipertimbangkan.
 Pada gambar B di bagian kiri dari tabung diberi tekanan sehingga cairan
pada tabung sebelah akan naik sejauh tinggi yang ditunjukkan di skala. Nilai
dari tekanan adalah penjumlahan hasil pembacaan di atas dan di bawah
angka nol.
Berikut jenis-jenis Manometer berdasarkan dasar pengukuran tekanan
antara lain :
a. Manometer Teknik, adalah manometer yang menunjukkan meter 0 saat
terkena tekanan atmosfer. Technical pressure gauge seperti ini hanya
menunjukkan nilai tekanan dari suatu zat tanpa mempertimbangkan tekanan
atmosfernya. Pengukur secara khusus dirancang untuk digunakan oleh ketel
uap, udara rem, dan inspektur sistem tekanan.
b. Manometer Absolut, adalah manometer yang dihitung berdasarkan tekanan
referensi 1 atm. Besaran tekanan absolut lebih dikenal dengan PSIA. (PSIA
= PSIG + Patm). Dengan penunjukan meter 1,013 bar saat terkena tekanan
atmosfer. Jika ini digunakan pada suatu alat, maka nilai tekanan mutlak zat
yang diukur adalah tekanan teknikalnya ditambah dengan tekanan atmosfer
yang digunakan pada percobaan ini adalah technical pressure gauge.
Penunjukan ini saat tidak diberi tekanan (tekanan atmosfer saja) adalah 0 psi.

2.1.1 Tekanan Hidrostatik

Tekanan hidrostatik adalah tekanan yang diakibatkan oleh


gaya yang ada pada zat cair terhadap suatu luas bidang tekan pada
kedalaman tertentu. Besarnya tekanan ini bergantung kepada

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


5
ketinggian zat cair, massa jenis, dan percepatan gravitasi. Tekanan
Hidrostatika hanya berlaku pada zat cair yang tidak bergerak.
Menurut hukum tekanan hidrostatis, “Tekanan hidrostatis
yang terletak pada semua titik yang terletak pada suatu bidang datar
dalam suatu jenis zat cair yang sama besarnya sama.”
Hukum tekanan hidrostatis berlaku jika zat cair dalam
keadaan diam (tidak mengalir).

..................................................Persamaan 2.1
Dimana :
Ph : Tekanan Hidrostatis (Pa)
ρ : Densitas Fluida (kg.m-3)
g : Percepatan gravitasi bumi (9,8 m.s-2)
h : Kedalaman Fluida (m)
2.1.2 Pressure Head (Tekanan Head)
Pressure head dalam mekanika fluida adalah ketinggian
kolom cair yang sesuai dengan tekanan tertentu yang diberikan oleh
kolom cair pada dasar wadahnya. Dapat juga disebut Pressure head
statis atau hanya head statis saja. Untuk beberapa fluida cair, tekanan
head sering digunakan untuk menjabarkan tekanan dari cairan dalam
tangki atau pipa. Ini di tunjukan untuk tekanan statik yang dihasilkan
oleh berat dari suatu cairan seperti yang telah dijabarkan di atas.
Tekanan ini hanya bergantung pada tinggi dari suatu cairan dan
kerapatan cairan (massa persatuan volume). Pada suatu persamaan,
jika fluida cair diisikan ke dalam tangki, maka tekanan pada bagian
bawah dari tangki tersebut diberikan dengan persamaan:

..................................................Persamaan 2.2

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


6
Dimana
P : Tekanan (Pa)
r : Kerapatan Fluida cair (kg.m-2)
g : Percepatan gravitasi (9,8 m.s-2)
h : Kedalaman fluida cair (m)
2.1.3 Sifat – Sifat Fluida
Beberapa di antara sifat-sifat fluida adalah :

1. Densitas (massa jenis) dan berat spesifik: Densitas adalah massa


per satuan volume, sedangkan berat spesifik adalah berat per
satuan volume
2. Pressure: Dalam hal ini, ada tekanan absolut dan ada juga tekanan
ukur (gauge pressure). Yang disebut terakhir tidak lain adalah
tekanan absolut dikurangi tekanan atmosfir (1 atm). Tekanan
fluida biasanya diukur dengan manometer (cairan) atau barometer
(gas)
3. Temperatur (suhu), panas spesifik (spesific heat), konduksi termal,
dan koefisien ekspansi termal: Panas spesifik adalah jumlah energi
panas yang diperlukan untuk menaikkan satu sayuan massa
sebesar satu derajat. Konduktivitas termal menunjukkan
kemampuan fluida untuk menghantarkan (mengkonduksikan)
panas. Sedangkan koefisien ekspansi termal menunjukkan
kemampuan fluida untuk menghantarkan antara temperatur dan
densitas pada tekanan konstan
4. Compressibility: Dalam hal ini, fluida bisa dibagi menjadi
compresible fluid dan incompressible fluid. Secara umum, cairan
bersifat compressible sedangkan gas bersifat incompresible.

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


7
Kemampuan suatu fluida untuk bisa dikompresi biasanya
dinyatakan dalam bulk compressibility modulus. Istilah
compressible fluid dan incompressible fluid hendaknya dibedakan
dengan istilah compressible flow dan incompressible flow.
Compresibble flow adalah aliran dimana densitas fluidanya
berubah di dalam medan aliran, misalnya aliran udara.
5. Viskositas: Menunjukkan resistensi satu lapisan untuk meluncur
(sliding) di atas lapisan lainnya. Definisi lain dari viskositas
dikaitkan dengan ada tidaknya geseran (shear). Dengan demikian,
viskositas berhubungan langsung dengan besarnya friksi dan
tegangan geser yang terjadi pada partikel-partikel fluida. Dalam
hal ini, fluida bisa dibedakan menjadi viscous fluid dan inviscid
fluid (kadang kala disebut juga non viscous fluid atau frictionless
fluid). Sebetulnya, semua fluida pasti memiliki viskositas
berapapun kecilnya. Namun ketika viskositasnya sangat kecil dan
bisa diabaikan, maka biasanya diasumsikan sebagai inviscid fluid.
Fluida yang berada di dalam lapis batas (boundary layer) biasanya
diperlakukan sebagai viscous, sedangkan fluida yang berada di
luar lapis batas diperlakukan sebagai inviscid. Fluida yang berada
dalam lapis batas, sebagai akibat dari sidat viskositasnya, akan
membentuk gradien kecepatan. Pada fluida Newtonian, gradien
kecepatan berubah secara linier (membentuk garis lurus) terhadap
besarnya tegangan geser. Sebaliknya, pada fluida non-Newtonian,
hubungan antara gradien kecepatan dan besarnya tegangan geser
tidaklah linier.
6. Tegangan permukaan (surface tension): Adalah besarnya gaya
tarik yang bekerja pada permukaan fluida (cair). Definisi lainnya
adalah: intensitas daya tarik-menarik molekular per satuan panjang

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


8
pada suatu garis manapun dari permukaan fluida. Dimensi dari
tegangan permukaan adalah gaya per panjang. Contoh bagaimana
efek dari tegangan permukaan adalah, jika sebuah pisau silet
diletakkan secara perlahan di atas air maka pisau silet tersebut
tidak akan tenggelam akibat adanya tegangan permukaan air
2.1.4 Jenis – Jenis Manometer
a. Manometer zat cair
Manometer zat cair biasanya merupakan pipa kaca
berbentuk U yang berisi raksa. Manometer jenis ini dibedakan
menjadi Manometer raksa yang terbuka dan Manometer raksa yang
tertutup.
1) Manometer raksa ujung terbuka
Manometer raksa ujung terbuka digunakan untuk
mengukur tekanan gas dalam ruang tertutup bila tekanannya
sekitar 1 atmosfer. Pada pipa U berisi raksa, pada salah satu
ujungnya dihubungkan dengan ruang yang akan diukur
tekanannya, sedangkan ujung yang lain berhubungan dengan
udara luar (atmosfer).

Gambar 2.2 Manometer Raksa Ujung Terbuka


(Sumber: Modul Praktikum Mekanika Fluida, 2019)
2) Manometer raksa ujung tertutup

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


9
Manometer ini pada prinsipnya sama dengan
manometer ujung terbuka, tetapi digunakan untuk mengukur
tekanan ruangan lebih dari 1 atmosfer. Sebelum digunakan,
tinggi permukaan raksa sama dengan tekanan di dalam pipa
tertutup 1 atmosfer.

Gambar 2.3 Manometer Raksa Ujung Tertutup


(Sumber: Modul Praktikum Mekanika Fluida, 2019)
b. Manometer Logam
Manometer logam digunakan untuk mengukur tekanan gas yang
sangat tinggi, misalnya tekanan gas dalam ketel uap. Cara kerja
Manometer ini didasarkan pada plat logam yang bergerak naik
turun bila ada perubahan tekanan. Gerak ujung plat logam
diteruskan oleh jarum jam penunjuk skala. Beberapa Manometer
logam antara lain Manometer Bourdon, manometer Shaffer
Budenberg, dan Manometer ban

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


10
Gambar 2.4 Manometer Logam
(Sumber: Modul Praktikum Mekanika Fluida, 2019)
c. Manometer Leod
Manometer Mac Leod digunakan untuk mengukur tekanan udara
yang lebih kecil dari 1 mmHg. Cara kerja manometer ini pada
prinsipnya sama seperti manometer raksa ujung tertutup.

Gambar 2.5 Manometer Mac Load


(Sumber: Modul Praktikum Mekanika Fluida, 2019)

2.2 Viskositas

Viskositas adalah ukuran ketahanan fluida terhadap deformasi


(perubahan bentuk) akibat tegangan geser ataupun deformasi sudut (angular
deformation). Viskositas banyak dipengaruhi oleh gaya kohesi antar molekul.
Viskositas dari suatu fluida dihhubungkan dengan tahanan terhadap gaya

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


11
menggeser fluida pada lapisan yang satu dengan yang lainnya. Bila suhu naik
gaya kohesi akan berkurang sehingga viskositasnya berkurang, jadi kenaikan
suhu pada zat cair akan menurunkan viskositasnya.
a. Viskositas Dinamik (absolut)
Menurut Newton, tegangan geser dalam suatu fluida sebanding dengan laju
perubahan kecepatan normal aliran. Laju kecepatan ini juga sering disebut
gradien kecepatan. Fluida yang memenuhi persamaan ini disebut fluida
newton (Newtonian fluid) dimana viskositas tidak tergantung pada besarnya
deformasi du/dy; contoh: contoh: air, udara, dan gas. Zat-zat yang tidak
memenuhi persamaan tersebut disebut non-Newtonian, dapat bersifat plastis
(pasta gigi), shear thinning (kecap) atau shear thickening.

........................................................................Persamaan 2.3

.......................................................................Persamaan 2.4
Dengan faktor u kesebandingan yang dikenal koefisien viskositas dinamik.
Dalam satuan SI, tegangan geser diekspresikan dalam N/m2 (Pa) dan gradien
kecepatan dalam (m/s).
b. Viskositas Kinematik
Viskositas kinematic didefinisikan sebagai nisbah (perbandingan) viskositas
dinamik terhadap densitas.

.......................................................................Persamaan 2.5

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


12
Dengan dimensi luas per satuan waktu dalam satuan SI (m2/s)
2.2.1 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Viskositas
Faktor – faktor yang mempengaruhi viskositas:
1. Suhu
Jika suhu naik maka viskositas akan turun, dan begitu sebaliknya.
Hal ini disebabkan karena adanya gerakan partikel-partikel cairan
yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurun
kekentalannya
2. Konsentrasi larutan
Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas
yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan menyatakan
banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin
banyak partikel yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak
partikel yang terlarut, gesekan antar partikel semakin tinggi dan
viskositasnya semakin tinggi pula.
3. Berat molekul solute
Karena dengan adanya solute yang berat akan menghambat atau
memberi beban yang berat pada cairan sehingga menaikkan
viskositas
4. Tekanan
Semakin tinggi tekanan maka semakin besar viskositas suatu
cairan
5. Penambahan zat lain
Penambahan gula tebu meningkatkan viskositas air. Adanya bahan
tambahan seperti bahan suspensi menaikkan viskositas air. Pada
minyak atau gliserin adanya penambahan air akan menyebabkan
viskositas akan turun karena gliserin maupun minyak akan
semakin encer, waktu alirnya semakin cepat.

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


13
2.2.2 Viskosimeter Bola Jatuh
Apabila suatu benda bergerak dalam zat cair atau sebaliknya
akan timbul gaya yang besarnya berbanding lurus dengan
kecepatannya.

Gambar 2.6 Viskositas Bola Jatuh


(Sumber: Modul Praktikum Mekanika Fluida, 2019)
Pada percobaan ini bola kecil dijatuhkan pada cairan yang
diukur kekentalannya. Mula-mula bola akan mengalami percepatan
dikarenakan gravitasi, namun karena kekentalan cairan percepatan bola
berkurang dan akhirnya nol. Pada saat itu kecepatan bola tetap
(kecepatan terminal V m).
Maka menurut hukum Stokes:

…..………………………........Persamaan 2.6
Dimana :
Vm = kecepatan terminal (cm/dt)
𝜂 = viskositas
R = jari-jari bola (cm)
𝜌 = rapat massa bola (gr/cm3)

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


14
𝜌0 = rapat massa cairan (gr/cm3)
Pada persamaan 3 dianggap diameter tabung relatif lebih
besar dari diameter bola. Bila perbandingan diameter tidak terlalu
besar perlu diberikan koreksi :

..........................................................Persamaan 2.7
Dimana :
R = jari-jari tabung bagian dalam
2.2.3 Jenis – Jenis Fluida
Fluida pada dasarnya terbagi atas dua kelompok besar
berdasarkan sifatnya, yaitu fluida cairan dan fluida gas berdasarkan :
a. Fluida Newton : Dalam fluida Newton terdapat hubungan linier
antara besarnya tegangan geser diharapkan dan laju perubahan
bentuk yang diakibatkan
b. Fluida non-Newton : Di sini terdapat hubungan yang tak linier
antara besarnya tegangan geser yang diterapkan dengan laju
perubahan bentuk sudut.
Namun, dapat pula kita klasifikasikan berdasarkan hal berikut:
a. Berdasarkan kemampuan menahan tekanan
1) Fluida incompressible (tidak termampatkan), yaitu fluida yang
tidak dap menjadi lebih kecil sehingga r-nya (massa jenisnya)
tidak konstan
2) Fluida compressible (termampatkan), yaitu fluida yang dapat
dikompresi atau volumenya dapat ditekan menjadi lebih kecil
sehingga r-nya (massa jenisnya) tidak konstanat dikompresi
atau volumenya tidak dapat ditekan
b. Berdasarkan struktur molekulnya

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


15
1) Cairan : fluida yang cenderung mempertahankan volumenya
karena terdiri molekul-molekul tetap rapat dengan gaya kohesif
yang relatif kuat dan fluida cairan praktis tak compressible.
2) Gas : Fluida yang volumenya tidak tertentu karena jarak antar
molekul-molekul besar dan gaya kohesifnya kecil sehingga gas
akan memuai bebas sampai tertahan oleh dinding yang
mengukungnya. Pada fluida gas, gerakan momentum antara
molekulnya sangat tinggi, sehingga sering terjadi tumbukan
antar molekul
c. Berdasarkan tegangan geser yang dikenakan
1) Fluida newton adalah fluida yang memiliki hubungan linear
antara besarnya tegangan geser yang diberikan dengan laju
perubahan bentuk yang diakibatkan
2) Fluida non-Newton adalah fluida yang memiliki hubungan
tidak linear antara besarnya tegangan geser dengan laju
perubahan bentuk sudut
d. Berdasarkan sifat alirannya
1) Fluida bersifat Turbulen, dimana aliran mengalami pergolakan
(berputar-putar)
2) Fluida bersifat Laminar (stream line), dimana alirannya
memiliki lintasan lapisan batas yang panjang, sehingga
dikatakan juga aliran berlapis-lapis.
2.2.4 Sifat – Sifat Fluida
Beberapa di antara sifat-sifat fluida adalah :
1. Densitas (massa jenis) dan berat spesifik: Densitas adalah massa
per satuan volume, sedangkan berat spesifik adalah berat per
satuan volume

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


16
2. Pressure: Dalam hal ini, ada tekanan absolut dan ada juga tekanan
ukur (gauge pressure). Yang disebut terakhir tidak lain adalah
tekanan absolut dikurangi tekanan atmosfir (1 atm). Tekanan
fluida biasanya diukur dengan manometer (cairan) atau barometer
(gas)
3. Temperatur (suhu), panas spesifik (spesific heat), konduksi termal,
dan koefisien ekspansi termal: Panas spesifik adalah jumlah energi
panas yang diperlukan untuk menaikkan satu sayuan massa
sebesar satu derajat. Konduktivitas termal menunjukkan
kemampuan fluida untuk menghantarkan (mengkonduksikan)
panas. Sedangkan koefisien ekspansi termal menunjukkan
kemampuan fluida untuk menghantarkan antara temperatur dan
densitas pada tekanan konstan
4. Compressibility: Dalam hal ini, fluida bisa dibagi menjadi
compresible fluid dan incompressible fluid. Secara umum, cairan
bersifat compressible sedangkan gas bersifat incompresible.
Kemampuan suatu fluida untuk bisa dikompresi biasanya
dinyatakan dalam bulk compressibility modulus. Istilah
compressible fluid dan incompressible fluid hendaknya dibedakan
dengan istilah compressible flow dan incompressible flow.
Compresibble flow adalah aliran dimana densitas fluidanya
berubah di dalam medan aliran, misalnya aliran udara.
5. Viskositas: Menunjukkan resistensi satu lapisan untuk meluncur
(sliding) di atas lapisan lainnya. Definisi lain dari viskositas
dikaitkan dengan ada tidaknya geseran (shear). Dengan demikian,
viskositas berhubungan langsung dengan besarnya friksi dan
tegangan geser yang terjadi pada partikel-partikel fluida. Dalam
hal ini, fluida bisa dibedakan menjadi viscous fluid dan inviscid

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


17
fluid (kadang kala disebut juga non viscous fluid atau frictionless
fluid). Sebetulnya, semua fluida pasti memiliki viskositas
berapapun kecilnya. Namun ketika viskositasnya sangat kecil dan
bisa diabaikan, maka biasanya diasumsikan sebagai inviscid fluid.
Fluida yang berada di dalam lapis batas (boundary layer) biasanya
diperlakukan sebagai viscous, sedangkan fluida yang berada di
luar lapis batas diperlakukan sebagai inviscid. Fluida yang berada
dalam lapis batas, sebagai akibat dari sidat viskositasnya, akan
membentuk gradien kecepatan. Pada fluida Newtonian, gradien
kecepatan berubah secara linier (membentuk garis lurus) terhadap
besarnya tegangan geser. Sebaliknya, pada fluida non-Newtonian,
hubungan antara gradien kecepatan dan besarnya tegangan geser
tidaklah linier.
6. Tegangan permukaan (surface tension): Adalah besarnya gaya
tarik yang bekerja pada permukaan fluida (cair). Definisi lainnya
adalah: intensitas daya tarik-menarik molekular per satuan panjang
pada suatu garis manapun dari permukaan fluida. Dimensi dari
tegangan permukaan adalah gaya per panjang. Contoh bagaimana
efek dari tegangan permukaan adalah, jika sebuah pisau silet
diletakkan secara perlahan di atas air maka pisau silet tersebut
tidak akan tenggelam akibat adanya tegangan permukaan air

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


18
BAB III

METODOLOGI

3.1 Metode Literatur


Metode literatur merupakan data yang diperoleh dari buku dan jurnal
kepustakaan baik dari data kepustakaan kampus Akademi Minyak dan Gas
Balongan Indramayu maupun dari kampus atau bidang akademisi lainnya. Data
ini dikumpulkan melalui sumber resmi agar kualitas jurnal atau penelitian
ilmiahnya dapat dibuktikan secara baik.

3.2 Metode Wawancara

Metode wawancara adalah metodologi dengan cara memberikan


pertanyaan kepada Asisten Praktikum Mekanika Fluida, Laboran Laboratorium
Mekanika Fluida, atau Dosen Mata Kuliah Mekanika Fluida yang tujuannya
untuk mendapatkan informasi lebih rinci atau jelas mengenai Manometer dan
Viskositas Bola Jatuh.

3.3 Metode Observasi

Metode observasi atau metodologi dengan cara mengamati langsung


suatu kejadian atau fenomena, observasi dilakukan dengan cara memperhatikan
secara teliti suatu proses dalam hal ini perhitungan Manometer dan Viskositas
Bola Jatuh yang dilakukan di Laboratorium Mekanika Fluida Akademi Minyak
dan Gas Balongan.

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


19
BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Praktikum Manometer


4.1.1 Alat dan Bahan
4.1.1.1 Alat
Alat yang digunakan pada Praktikum Pengukuran dan
Perhitungan Percepatan Gravitasi adalah:
 Manometer tabung U terbuka
 Mistar
4.1.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada Praktikum Pengukuran dan
Perhitungan Percepatan Gravitasi adalah:
 Aquadest
 Minyak Goreng
 Sarung Tangan
4.1.2 Prosedur Percobaan

Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

Masukan fluida A ke dalam tabung manometer, lalu ukur


ketinggiannya sebagai h1

Masukan fluida B ke dalam tabung manometer, lalu ukur


ketinggiannya sebagai h1

Menentukan letak Datum Line (x)

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


20
Menghitung massa jenis fluida B

Melakukan prosedur 2 sampai 4 dengan menggunakan


ketinggian fluida yang berbeda

Merapihkan alat dan bahan yang telah digunakan

4.1.3
Hasil Pengamatan

No h minyak (m) h air (m)


1 0,3 0,27
2 0,65 0,54
3 0,9 0,75

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Manometer

4.1.4 Pengolahan Data


 Percobaan pertama
Diketahui :
h air = 0,27 m
h minyak = 0,3 m
g = 9,8 m/s2
Pu = 1,1 x 105 Pa
ρ air = 1000 kg/m3
Ditanya :
ρ minyak =…..?
P minyak =…...?
Jawab :

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


21
ρ air x g x h air
ρ minyak =
g x h minyak
1000 x 0,27 x 9,8
=
9,8 x 0,3
= 900 kg/m3
P minyak = Pu+ ρ minyak x g x h minyak
= 1,1 x 105 + 900 x 9,8 x 0,3
= 112646 Pa
 Percobaan kedua
Diketahui :
h air = 0,54 m
h minyak = 0,65 m
g = 9,8 m/s2
Pu = 1,1 x 105 Pa
ρ air = 1000 kg/m3
Ditanya :
ρ minyak =…..?
P minyak =…...?
Jawab :
ρ air x g x h air
ρ minyak =
g x h minyak
1000 x 9,8 x 0,54
=
9,8 x 0,65
= 830,7 kg/m3
P minyak = Pu+ ρ minyak x g x h minyak
= 1,1 x 105 + 830,7 x 9,8 x 0,65
= 115291,5 Pa
 Percobaan ketiga
Diketahui :

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


22
h air = 0,75 m
h minyak = 0,9 m
g = 9,8 m/s2
Pu = 1,1 x 105 Pa
ρ air = 1000 kg/m3
Ditanya :
ρ minyak =…..?
P minyak =…...?
Jawab :
ρ air x g x h air
ρ minyak =
g x h minyak
1000 x 9,8 x 0,75
=
9,8 x 0,9
= 833,3 kg/m3
P minyak = Pu+ ρ minyak x g x h minyak
= 1,1 x 105 + 833,3 x 9,8 x 0,9
= 117349,706 Pa
 Data terbaik massa jenis minyak
ρ minyak 1+ ρ minyak 2+ ρ minyak 3
𝜌̅ =
n
900+830,7+ 833,3
=
3
= 854,6
𝜌̅2 = (𝜌̅2)
= (854,62)
= 730341,16
∑𝜌2 = (𝜌̅ minyak 1)2 + (𝜌̅ minyak 2)2 + (𝜌̅ minyak 3)2
= (900)2 + (830,7)2 + (833,3)2
=2194451,38

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


23

2 2
∑ ρ – nx ρ
∆𝜌 =
n ( n−1 )

=
√ 2194451,38 – 3 x 730341,16
3 ( 3−1 )
= 23,90223
Data terbaik :
𝜌̅ - ∆𝜌 = 854,6 – 23,90223
= 830,69777
𝜌̅ + ∆𝜌 = 854,6 + 23,90223
= 878,50223
Jadi, nilai densitas minyak berkisar antara 830,69777 sampai
dengan 878,50223
 Data Terbaik Tekanan Minyak
P minyak 1+ P minyak 2+ P minyak 3
𝜌̅ =
n
112646+115291,6+117349,7
=
3
=115095,7
P2 = (P2)
= (115095,72)
= 13247020158,49
∑𝜌2 = (P minyak 1)2 + (P minyak 2)2 + (P minyak 3)2
= (112646)2 + (115291,5)2 + (117349,7)2
= 115095,7

∆𝜌 =
√ ∑ P2 – n x P 2
n ( n−1 )

=
√ 39752203378,34 – 3 x 13247020158,49
3 ( 3−1 )
=1362,7

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


24
 Data Terbaik
𝜌̅ - ∆𝜌 = 115095,7 – 1362,7
= 113733
𝜌̅ + ∆𝜌 = 115095,7 + 1362,7
= 116458,4

Jadi, nilai tekanan minyak berkisar antar 113733 sampai dengan


116458,4

𝜌 minyak P minyak
Percobaan h minyak (m) h air (m)
(kg.m-3) (Pa)
1 0,3 m 0,27 m 900 112646
2 0,65 m 0,54 m 830,7 115291,5
3 0,9 m 0,75 m 833,3 117394,700
Σ 854,6 115110,73
X 284,8 38370,24

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Data Manometer

4.1.5 Pembahasan
4.1.5.1 Analisa Percobaan
Tujuan dari percobaan ini yaitu: Memahami
fungsi tabung Manometer, memahami cara menggunakan
tabung Manometer, memahami prinsip kerja Manometer
Tabung U, mengukur tekanan hidrostatis pada suatu zat
cair,Memahami cara menentukan Datum Line (x)
Manometer adalah suatu alat untuk mengukur
tekanan zat cair. Manometer tabung U adalah alat ukur

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


25
tekanan yang sangat sederhana. Pengamat bisa langsung
melihat perbedaan tekanan dari tabung yang sudah
diskalakan. Manometer biasanya digunakan untuk
pengukuran tekanan zat cair yang tidak terlalu tinggi atau
mendekati tekanan atmosfir.

Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan


ini adalah : Manometer tabung U terbuka, Pipet, Mistar,
Pressure Gauge, Aquadest, Minyak Goreng, Sarung
Tangan.
Prosedur Percobaan yang dilakukan dalam
percobaan ini adalah: Siapkan alat dan bahan yang akan
digunakan ,Masukan fluida A kedalam tabung manometer,
lalu ukur ketinggiannya sebagai h1, masukan fluida B
kedalam tabung manometer, lalu ukur ketinggiannya
sebagai h2 , tentukan letak Datum Line (x), hitung massa
jenis fluida B, lakukan prosedur 2 sampai 4 dengan
menggunakan ketinggian fluida yang berbeda, rapihkan
alat dan bahan yang telah digunakan.
Berdasarkan data yang kami peroleh Tekanan
fluida minyak dipengaruhi oleh kedalaman dan densitas
yang digunakan. Dimana rata-rata densitas fluida minyak
dari percobaan 1 sampai percobaan 3 yaitu sebesar 854,6
kg/ms-3 dan Tekanan fluida minyak yang diperoleh dari
percobaan 1 sampai percobaan 3 yaitu 115291,5 Pa.
4.1.5.2 Analisa Kesalahan
Dalam percobaan Manometer terdapat beberapa kesalahan,
yaitu:

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


26
 Kelebihan memasukan aquadest dan minyak.
 Masih terdapat minyak saat memulai percobaan

4.2 Praktikum Viskositas Bola Jatuh


4.2.1 Alat dan Bahan
4.2.1.1 Alat

Alat yang digunakan pada Praktikum viskositas bola

jatuh adalah:

 Tabung Kaca
 Pengait Bola

 Stopwatch
 Jangka Sorong

 Tiang

 Kaki Tiang

 Mistar
 Neraca Digital
4.2.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada Praktikum viskositas bola
jatuh adalah:
 Fluida Minyak
 Fluida Oli
 Fluida Gel

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


27
 Bola Besi
4.2.2 Prosedur percobaan

Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.


5.

Mengukur jari-jari bola dengan jangka sorong

Menimbang massa bola dengan neraca digital

Memperhatikan kedudukan dimana kelereng dianggap


mencapai kecepatan terminal

Menandai kedudukan tersebut sebagai kedudukan T

Merapihkan alat dan bahan yang telah digunakan

Menjatuhkan kelereng dari permukaan, dan hitung waktu


kelereng mencapai dasar ketika mulai mencapai titik T sampai
dasar

Mencatat panjang lintasan dan waktu tempuh

Mengambil bola menggunakan pengait bola

Melalukan percobaan yang sama untuk cairan yang berbeda

Merapihkan alat dan bahan

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


28
4.2.3 Hasil Pengamatan
Ρ
D bola m bola D tabung fluida T
Fluida h (m)
(m) (kg) (m) (kg.m- (tempuh)
3
)
Minyak 0,180002 0,0281 0,035045 920 0,5 0,56
Gel 0,180002 0,0281 0,035045 890 0,5 3,53
Oli 0,180002 0,0281 0,035045 800 0,5 0,91

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Viskositas Bola Jatuh

 Percobaan Pertama (Minyak)


Diketahui :
D bola = 0,180002
m bola = 0,0281
D tabung = 0,035045
ρ fluida = 920
h = 0,5
t tempuh = 0,56
Ditanya :
V bola =…..?
ρ bola =…..?
Vm =…..?
F =…..?
Rprl =…..?
A =…..?
µ =…..?
v =…..?
µsaybolt =…..?

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


29
vsaybolt =…..?
Jawab :
4 3
V bola = πr
3
4 3
= x 3,14 0,0175225
3
=2,25246 x 10-5
mbola
ρ bola =
v bola
0,0281
=
2,2546 x 10−5
= 1247,52493
h
Vm =
t
0,5
=
0,56
= 0,8925714
F = m bola x g
= 0,0281 x 9,8
= 0,27538
ρ fluida
Rprl =
ρ air
920
=
1000
= 0,92
A = π (D tabung)2
= 3,14 (0,035045)2
= 0,0038564
F/A
µ =
du/dy

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


30
0,27538/0,0038564
=
0,89/0,5
= 40,11
µ
V =
ρ fluida
40,11
=
920
= 0,0485
1,35
µsaybolt = (0,002−20t ¿ x Rprl
t
1,35
= (0,002−20 x 0,56 ) x 0,92
0,56
= -24,83816
1,35
vsaybolt = 0,002−20t
t
1,35
= 0,002−20 x 0,56
0,56
= -13,608714285

 Percobaan Kedua (Gel)


Diketahui :
D bola = 0,18002
m bola = 0,0281
D tabung = 0,035045
ρ fluida = 890
h = 0,5
t tempuh = 3,63
Ditanya :
V bola =…..?
ρ bola =…..?

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


31
Vm =…..?
F =…..?
Rprl =…..?
A =…..?
µ =…..?
v =…..?
µsaybolt =…..?
vsaybolt =…..?
Jawab :
4 3
V bola = πr
3
4 3
= x 3,14 x 0,01752233
3
= 2,25246 x 10-5
mbola
ρ bola =
v bola
0,0281
= −5
2,25246 x 10
= 1247,52493
h
Vm =
t
0,5
=
3,53
= 0,141643
F = m bola x g
= 0,0281 x 9,8
= 0,27538
ρ fluida
Rprl =
ρ air

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


32
890
=
1000
= 0,89
A = π (D tabung)2
= 3,14 (0,035045)2
= 0,0038504
F/A
µ =
du/dy
0,27538/0,0038504
=
0,14/0,5
= 253,221
µ
V =
ρ fluida
253,221
=
0,284518
= 0,284518
1,35
µsaybolt = (0,002−20t ¿ x Rprl
t
1,35
= (0,002−20 x 3,53 ) x 0,89
3,53
= -29,02822
1,35
vsaybolt = 0,002−20t
t
1,35
= 0,002−20 x 3,53
3,53
= -70,98044

 Percobaan Ketiga (Oli)


Diketahui :
D bola = 0,0180002
m bola = 0,0281

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


33
D tabung = 0,035045
ρ fluida = 800
h = 0,5
t tempuh = 0,91
Ditanya :
V bola =…..?
ρ bola =…..?
Vm =…..?
F =…..?
Rprl =…..?
A =…..?
µ =…..?
v =…..?
µsaybolt =…..?
vsaybolt =…..?
Jawab :
4 3
V bola = πr
3
4 3
= x 3,14 x 0,01752233
3
= 2,25246 x 10-5
mbola
ρ bola =
v bola
0,0281
=
2,25246 x 10−5
h
Vm =
t
0,5
=
0,91
= 0,549450

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


34
F = m bola x g
= 0,0281 x 9,8
= 0,27538
ρ fluida
Rprl =
ρ air
800
=
1000
= 0,8
A = π (D tabung)2
= 3,14 (0,035045)2
= 0,0038564
F/A
µ =
du/dy
0,27538/0,0038564
=
0,549/0,5
= 65,035
µ
V =
ρ fluida
65,03
=
800
= 0,0829
1,35
µsaybolt = (0,002−20t ¿ x Rprl
t
1,35
= (0,002−20 x 0,91 ) x 0,8
0,91
= -21,5984
1,35
vsaybolt = 0,002−20t
t
1,35
= 0,002−20 x 0,91
0,91
= -19,6818

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


35
 Data Terbaik (Viskositas Dinamik)
µ 1+ µ2+ µ 3
µ =
3
40,11+253,221+65,035
=
3
= 119,45
(µ)2 = (µ)2
= (119,45)2
= 14268,3025
∑µ2 = (µ1)2 + (µ2)2 + (µ3)2
= (40,11)2 + (253,221)2 + (65,035)2
= 69959,23

∆µ =
√ ∑ µ2
n(µ) 2/n(n−1)


2
69959,23
=
3 (14268,302)2 /3(3−1)
= 1,56575
 Data Terbaik
µ - ∆µ = 119,45 - 1,56575
= 117,885
µ + ∆µ = 119,45 + 1,56575
= 121,015
Jadi data terbaik dari viskositas diinematik berkisar antara 117,885
sampai dengan 121,015
 Data Terbaik (Viskositas Kinematik)
v 1+ v 2+ v 3
v =
3
0,0485+0,284518+0,0829
=
3

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


36
= 0,138639
(v) 2
= (v)2
= (0,138639)2
= 0,01922
∑v2 = (v1)2 + (v2)2 + (v3)2
= (0,0485)2 + (0.284518)2 + (0.0829)2
= 0,0901752

∆v =
√ ∑ v2
n(v ) 2/n(n−1)

=
√ 0,0901752
3 (0,01922)/ 3(3−1)
= 9,68
 Data Terbaik
v - ∆v = 0,138639 – 9,68
= -9,541
v + ∆v = 0.138639 + 9,68
= 9,818
Jadi data terbaik dari viskositas kinematik berkisar antara -
9,541sampai dengan 9,818
 Data Terbaik (Viskositas Kinematik Saybolt)
µ saybolt 1+ µ saybolt 2+ µ saybolt 3
µsaybolt =
3
−24,838+(−24,02822)+(−21,5984)
=
3
= -23,488
(µsaybolt)2 = (µsaybolt)2
= (-23,488)2
=551,686

∑µsaybolt2 = (µsaybolt1)2 + (µsaybolt2)2 + (µsaybolt3)2


= (-24,838)2 + (-24,028)2 + (-21,598)2
=1660,744

∆µsaybolt2 =
√ ∑ µ saybolt 2
2
n ( µ saybolt ) /n (n−1)

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


37
=
√ 1660,744
3 (551,686)/3 (3−1)
= 2,453
 Data Terbaik
µsaybolt - ∆µsaybolt2 = -23,488 – 2,453
= -25,941
µsaybolt + ∆µsaybolt2 = -23,488 + 2,453
= -21,035
Jadi data terbaik dari viskositas dinamik saybolt berkisar antara -
25,941 sampai dengan -21,035
 Data Terbaik (Viskositas Kinematik Saybolt)
v saybolt 1+ v saybolt 2+ v saybolt 3
vsaybolt =
3
(−13,608)+(−70,98)+(−19,681)
=
3
=-34,7563
(vsaybolt)2 = (vsaybolt)2
= (-34,7563)2
= 1208,00039

∑vsaybolt2 = (vsaybolt1)2 + (vsaybolt2)2 + (vsaybolt3)2


= (-13,608)2 + (-70,98)2 + (-19,681)2
=5610,679

∆vsaybolt2 =
√ ∑ v saybolt 2
2
n ( v saybolt ) /n( n−1)

=
√ 5610,679
3 (1208,00039)/ 3(3−1)
= 3,04
 Data Terbaik
vsaybolt - ∆vsaybolt2 = -34,7563- 3,04

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


38
= -37,796
vsaybolt + ∆vsaybolt2 = -34,7563 + 3,04
= -31,716
Jadi data terbaik dari viskositas kinematik saybolt berkisar antara -
37,796 sampai dengan -31,716

4.2.4 Pengolahan Data


Ρ
D bola fluida V µsaybolt vsaybolt
Fluida µ (Pa.s)
(m) (kg.m- (m2s-1) (cp) (cs)
3
)
Minyak 0,180002 920 40,11 0,048 -24,838 -13,608
Gel 0,180002 890 253,221 0,284 -24,028 -70,98
Oli 0,180002 800 65,035 0,82 -21,598 -19,681
∑ 119,45 0,1386 -23,45 -34,756
X 39,816 0,0462 -7,826 -11,585
Tabel 4.4. Hasil Pengamatan Data Viskositas

Grafik µ terhadap µsaybolt


-19
0 50 100 150 200 250 300
-20

-21
Y-Values
-22

-23

-24

-25

-26

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


39
Grafik 4.1 Grafik µ terhadap µsaybolt

Grafik v terhadap vsaybolt


0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9
-10
-20
-30 Y-Values
-40
-50
-60
-70
-80

Grafik 4.2 Grafik v terhadap vsaybolt

4.2.5 Pembahasan
4.2.5.1 Analisa Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah : Memahami
definisi dari Viskositas, mengukur nilai kekentalan
(viskositas) suatu cairan dengan menggunakan metode
Viskositas bola jatuh, memahami prinsip kerja
Viskosimeter, membandingkan kecepatan bola jatuh pada
fluida yang berbeda, memahami faktor-faktor yang
mempengaruhi Viskositas suatu Fluida.
Viskositas adalah ukuran ketahanan fluida
terhadap deformasi (perubahan bentuk) akibat tegangan
geser ataupun deformasi sudut (angular deformation).
Viskositas banyak dipengaruhi oleh gaya kohesi antar

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


40
molekul. Viskositas dari suatu fluida dihubungkan dengan
tahanan terhadap gaya menggeser fluida pada lapisan yang
satu dengan yang lainnya. Bila suhu naik gaya kohesi akan
berkurang sehingga viskositasnya berkurang, jadi kenaikan
suhu pada zat cair akan menurunkan viskositasnya. Alat
dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
Tabung Kaca, Pengait Bola, Stopwatch, Jangka Sorong,
Tiang, Kaki Tiang, Mistar, Neraca Digital, Fluida Minyak,
Fluida Oli, Fluida Gel, Bola.
Prosedur Percobaan dalam percobaan ini adalah :
Ukur jari-jari bola dengan jangka sorong, timbang massa
bola dengan neraca digital, perhatikan kedudukan dimana
kelereng dianggap mencapai kecepatan terminal, tandai
kedudukan tersebut sebagai kedudukan T, jatuhkan
kelereng dari permukaan dan hitung waktu kelereng
mencapai dasar ketika mulai mencapai titik T sampai
dasar, Catat panjang lintasan dan waktu tempuh, Ambil
bola menggunakan pengait bola, lakukan percobaan yang
sama untuk cairan yang berbeda, rapihkan alat dan bahan.
Berdasarkan perhitungan data percobaan
viskositas bola jatuh yang kami peroleh bahwa viskositas
minyak lebih kecil daripada gel dan viskositas gel lebih
besar dari minyak dan oli yaitu viskositas minyak 40,11,
viskositas gel 253,221 dan viskositas oli 65,035. Pada
nyatanya viskositas yang lebih besar adalah gel, lalu
dilanjut dengan oli kemudian minyak jika dilihat dengan
mata.
4.2.5.2 Analisa Kesalahan

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


41
Dalam percobaan Viskositas bola jatuh terdapat beberapa
kesalahan, yaitu:
 Kurang memahami materi
 Stopwacth belum siap saat bola dijatuhkan

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


42
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum Mekanika Fluida yang dilakukan dapat ditarik beberapa
kesimpulan yaitu :
1. Pada percobaan manometer dilakukannya 3 kali percobaan dengan 2 fasa
menggunakan aquadest dan minyak goreng pada percobaan pertama
didapat data Nilai densitas yang di peroleh pada manometer percobaan 1.
Ketika ketinggian air = 0,27 m maka ketinggian minyaknya 0,3 m.
Sehingga nilai densitasnya yaitu sebesar 9000 kg.m-3, pada percobaan
kedua didapat data Nilai densitas yang di peroleh pada manometer
percobaan 2. Ketika ketinggian air = 0,54 m maka ketinggian minyaknya
0,65 m. Sehingga nilai densitasnya yaitu sebesar 830,7 kg.m-3 , pada
percobaan ketiga didapat data Nilai densitas yang di peroleh pada
manometer percobaan 3. Ketika ketinggian air = 0,9 m maka ketinggian
minyaknya 0,75m. Sehingga nilai densitasnya yaitu sebesar 833,3 kg.m-3 .
Jadi dari beberapa percobaan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan
bahwa semakin banyak minyak goreng yang dituangkan semakin kecil
nilai masa jenis dari fasa minyak goreng tersebut.
2. Pada percobaan viskositas bola jatuh dilakukan 3 kali percobaan dengan
menjatuhkan satu buah bola ke dalam fluida yang berdeba beda ; minyak
goreng,gel,dan oli. Pada percobaan 1 viskositas bola jatuh diameter bola
yang digunakan kelereng dengan diameter 0,180002 m dan massa bola
0,0281 m dicelupkan kedalam fluida minyak dengan densitas 920 kg.m-3
dengan waktu tempuh sebesar 0,56 s maka menghasilkan kecepatan bola
kelereng sebesar 0,89 m/s , Pada percobaan 2 viskositas bola jatuh diameter

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


43
bola yang digunakan kelereng dengan diameter 0,180002 m dan massa bola
0,0281 m dicelupkan kedalam fluida gel dengan densitas 890 kg.m-3 dengan
waktu tempuh sebesar 3,53 s maka menghasilkan kecepatan bola kelereng
sebesar 0,15m/s , Pada percobaan 3 viskositas bola jatuh diameter bola yang
digunakan kelereng dengan diameter 0,180002 m dan massa bola 0,0281 m
dicelupkan kedalam fluida minyak dengan densitas 800 kg.m-3 dengan
waktu tempuh sebesar 0,91 s maka menghasilkan kecepatan bola kelereng
sebesar 0,54 m/s. Dari data yang telah didapat dari 3 kali percobaan dapat
disimpulkan bahwa semakin besar viskositas dari suatu fluida nilai
kecepatan dari bola jatuh semakin lambat.
5.2
Saran

5.2.1 Saran untuk Akamigas Balongan


1. Lebih memperhatikan pada perawatan peralatan praktikum yang
ada di laboratorium Akamigas Balongan
2. Agar menambah ruang Laboratorium kimia yang lebih memadai.
3. Memperbaiki semua fasilitas Mahasiswa.
4. Membuat kenyamanan dalam praktikum.
5.2.2 Saran Untuk Asisten Praktikum
1. Pengaturan jadwal praktikum harap diatur sebaik mungkin agar
tidak mengganggu jadwal kuliah praktikan
2. Format untuk laporan resmi yang diberikan kepada praktikan
harap dibuat secara lengkap agar praktikan tidak mengalami
kesalahan pada penulisan laporan sehingga ACC pun berlangsung
cepat dan tidak banyak menambah pekerjaan lagi
3. Perbanyaklah bersabar dalam menghadapi para praktikan yang
tidak sabar
5.2.3 Saran Untuk Praktikan
1. Selalu berhati-hati pada saat praktikum berlangsung

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


44
2. Mengikuti dengan baik semua intruksi dari Asisten Praktikum
3. Tidak melakukan hal yang tidak perlu selama praktikum
berlangsung
4. Kurangi bercanda saat praktikum berlangsung
5. Buatlah laporan praktikum dengan ikhlas hati

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


45

Anda mungkin juga menyukai