BAB I
PENDAHULUAN
1
Laporan Praktikum Fisika Kelompok 2
2
Laporan Praktikum Fisika Kelompok 2
1. Bab I Pendahuluan
Latar belakang berisi deskripsi tentang fenomena/informasi yang berhubungan dengan
topik (latar belakang empiris) dan hasil telaah pustaka yang relevan dengan penelitian
(latar belakang teoritis)
2. Bab II Kajian Pustaka
Pada bab ini menjelaskan tentang teori yang berkaitan dengan tentang praktikum ini.
3. Bab III Metodologi Penyusunan
Membahas tentang bahan, tata cara pengambilan sample, cara perhitungan dan
sebagainya.
4. Bab IV Pengumpulan Data, Analisa dan Hasil Analisis
Pada bab ini membahas tentang hasil dari pengukuran lapangan, hasil Analisa dan
kesimpulan mengenai hasil analisinya.
5. Bab IV Penutup
Memuat penafsiran atau pemaknaan secara menyeluruh terhadap isi. Kesimpulan
berupa jawaban yang mendasar atas masalah yang diajukan pada bab sebelumnya.
Kesimpulan juga harus sejalan dengan masalah dan tujuan makalah yang ditetapkan.
3
Laporan Praktikum Fisika Kelompok 2
BAB II
PENDAHULUAN
Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah tanah, baik yang
terbentuk secara alami maupun dibuat manusia. Dalam Bahasa Indonesia, drainase bisa merujuk
pada parit di permukaan tanah atau gorong – gorong dibawah tanah. Drainase berperan penting
untuk mengatur suplai air demi pencegahan banjir.
Drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara
umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi
dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat
difungsikan secara optimal.
Dari pengertian ini dapat diartikan bahwa sesuatu itu dapat dikatakan sebagai besaran
harus mempunyai 3 syarat yaitu
4
Laporan Praktikum Fisika Kelompok 2
5
Laporan Praktikum Fisika Kelompok 2
2.2 Fluida
Fluida adalah zat yang dapat mengalir. Kata Fluida mencakup zat car, air dan gas karena
kedua zat ini dapat mengalir, sebaliknya batu dan benda-benda keras atau seluruh zat padat
tidak digolongkan kedalam fluida karena tidak bisa mengalir. Susu, minyak pelumas, dan air
merupakan contoh zat cair. dan Semua zat cair itu dapat dikelompokan ke dalam fluida
karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain.
Selain zat cair, zat gas juga termasuk fluida. Zat gas juga dapat mengalir dari satu satu
tempat ke tempat lain. Hembusan angin merupakan contoh udara yang berpindah dari satu
tempat ke tempat lain. Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan
sehari-hari. Setiap hari manusia menghirupnya, meminumnya, terapung atau tenggelam di
dalamnya. Setiap hari pesawat udara terbang melaluinya dan kapal laut mengapung di
atasnya. Demikian juga kapal selam dapat mengapung atau melayang di dalamnya. Air yang
diminum dan udara yang dihirup juga bersirkulasi di dalam tubuh manusia setiap saat
meskipun sering tidak disadari.
6
Laporan Praktikum Fisika Kelompok 2
1. Fluida statis
Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam) atau fluida dalam
keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar partikel fluida tersebut atau
bisa dikatakan bahwa partikel-partikel fluida tersebut bergerak dengan kecepatan seragam
sehingga tidak memiliki gaya geser.
2. Fluida Dinamis
Fluida dinamis adalah fluida (bisa berupa zat cair, gas) yang bergerak. Fluida disini dianggap :
a. Tidak kompresibel artinya bahwa dengan adanya perubhana tekanan ,volume fluida
tidak berubah.
b. Tidak memngalami gesekan, artinya bahwa pada saat fluida mengalir,gesekan antara
fluida dengan dinding tempat mengalir dapat diabaikan.
c. Aliran stasioner, artinya tiap partikel fluida mempunyai garis alir tertentu dan untuk
luas penampang yang sama mempunyai laju aliran yang sama.
Fluida disini dianggap steady (mempunyai kecepatan yang konstan terhadap waktu), tak
termampatkan (tidak mengalami perubahan volume), tidak kental, tidak turbulen (tidak
mengalami putaran-putaran).
2.2.1 Debit
Umumnya satuan untuk menyatakan debit adalah volume per satuan waktu, seperti m3/s
(meter kubik per detik) dalam satuan internasional, atau ft3/s (kaki kubik per detik) dalam
satuan imperial.
Metode untuk mengukur dan memperkirakan debit dari sebuah sungai dilakukan
berdasarkan bentuk sederhana dari persamaan kontinuitas dan turunannya. Persamaan
tersebut hanya berlaku fluida yang tak dapat dimampatkan (incompressible) seperti air.
Dalam persamaan ini, debit (Q) adalah setara dengan hasil perkalian dari luas penampang
melintang sungai dan kecepatan aliran rata-rata pada titik tersebut.
7
Laporan Praktikum Fisika Kelompok 2
𝑄 = 𝐴. 𝑢̅
Dimana :
8
Laporan Praktikum Fisika Kelompok 2
BAB III
METODOLOGI PENYUSUNAN
9
Laporan Praktikum Fisika Kelompok 2
Pengukuran dimensi saluran yang akan dianalisa adalah menggunakan rol meter atau yang
mewakili. Pengukuran dimensi dibagi menjadi beberapa bagian sehingga mendapat data yang
akurat, seperti pada gambar dibawah ini.
Untuk dimensi saluran yang dicatat adalah panjang saluran, kemiringan saluran, perubahan
dimensi saluran (seperti bangunan terjun).
Pada prinsipnya adalah pengukuran luas penampang basah dan kecepatan aliran. Penampang
basah (A) diperoleh dengan pengukuran lebar permukaan air dan pengukuran kedalaman dengan
tongkat pengukur atau kabel pengukur. Kecepatan aliran dapat diukur dengan metode : metode
current-meter dan metode apung.
10
Laporan Praktikum Fisika Kelompok 2
Current meter adalah alat untuk mengukur kecepatan aliran (kecepatan arus). Ada dua tipe
current meter yaitu tipe baling-baling (proppeler type) dan tipe canting (cup type). Oleh karena
distribusi kecepatan aliran di sungai tidak sama baik arah vertikal maupun horisontal, maka
pengukuran kecepatan aliran dengan alat ini tidak cukup pada satu titik. Debit aliran sungai dapat
diukur dengan beberapa metode. Tidak semua metode pengukuran debit cocok digunakan.
Pemilihan metode tergantung pada kondisi (jenis sungai, tingkat turbulensi aliran) dan tingkat
ketelitian yang akan dicapai.
11
Laporan Praktikum Fisika Kelompok 2
Metoda ini menggunakan alat bantu suatu benda ringan (terapung) untuk mengetahui
kecepatan air yang diukur dalam satu aliran terbuka. Biasanya dilakukan pada sumber air yang
membentuk aliran yang seragam (uniform).
Pengukuran dilakukan oleh 3(tiga) orang yang masing- masing bertugas sebagai pelepas
pengapung di titik awal, pengamat di titik akhir lintasan dan pencatat waktu perjalanan alat
pengapung dari awal sampai titik akhir.
Pengukuran dilakukan dengan cara menghanyutkan benda terapung dari suatu titik tertentu
(start) kemudian dibiarkan mengalir mengikuti kecepatan aliran sampai batas titik tertentu (finish),
sehingga diketahui waktu tempuh yang diperlukan benda terapung tersebut pada bentang jarak yang
ditentukan tersebut.
Alat-alat yang diperlukan dalam pengukuran debit air dengan Metoda Apung:
a) Bola pingpong atau bisa diganti dengan benda lain yang ringan (gabus, kayu kering, dll).
b) Stop watch atau alat ukur waktu yang lain (arloji/hand phone) yang dilengkapi dengan stop
watch.
c) Alat ukur panjang (meteran atau tali plastic yang kemudian diukur panjangnya dengan
meteran).
Langkah-langkah pelaksanaan pengukuran dengan metoda ini adalah:
1. Pilih bagian aliran yang tenang dan seragam, hindari aliran yang memiliki pusaran air.
2. Tentukan dulu panjang saluran/lintasan (P) sungainya dan batasi titik awal (start) dan
akhirnya (finish). (catat dalam form pengukuran).
3. Bersihkan bagian aliran tersebut dan bentuklah menjadi aliran yang lurus dengan penampang
aliran yang memiliki kedalaman yang relatif sama.
4. Bagilah panjang saluran/lintasan menjadi beberapa bagian (misal 5 bagian/titik), ukur lebar
sungai (L) pada titik-titik tersebut; dan ukur juga kedalamannya (H) pada bagian tepi kanan,
tepi kiri dan tengah aliran. Kemudian hitung masing-masing rata-ratanya. (catat dalam
formulir pengukuran).
5. Hitung luas penampang (A) rata-rata seperti dalam formulir pengukuran.
6. Gunakan benda apung (bola pingpong, kayu kering, gabus, dll) yang dapat mengalir
mengikuti aliran air dan tidak terpengaruh angin.
7. Lepaskan benda terapung pada titik awal lintasan (start) bersamaan dengan menekan stop
watch (tanda start) dan tekan kembali stop watch (tanda stop) pada titik akhir lintasan (finish)
dan hitung waktunya (T).
12
Laporan Praktikum Fisika Kelompok 2
A = Lrata-rata x Hrata-rata
Dimana :
A : Luas Penampang (m2)
Lrata-rata : Lebar rata-rata (m)
Hrata-rata : Kedalaman rata-rata (m)
9. Penghitungan Kecepatan (v)
Panjang saluran/lintasan pengukuran (L) = --- meter (Panjang lintasan harus tetap) dimana
kecepatan (v) adalah hasil pembagian antara panjang saluran/aliran (L) dibagi dengan waktu
rata-rata (Trata-rata).
𝑳
𝑽=
𝑻𝑹𝒂𝒕𝒂−𝒓𝒂𝒕𝒂
Dimana :
V : Kecepatan Aliran (meter/detik)
L : Panjang Saluran (meter)
TRata-rata : Waktu tempuh rata-rata (detik)
13
Laporan Praktikum Fisika Kelompok 2
14
Laporan Praktikum Fisika Kelompok 2
BAB IV
15
Laporan Praktikum Fisika Kelompok 2
A = Lrata-rata x Hrata-rata
Dimana :
A : Luas Penampang (m2)
Lrata-rata : Lebar rata-rata (m)
Hrata-rata : Kedalaman rata-rata (m)
A = 0.30 m x 0.75 m
A = 0.225 m2
16
Laporan Praktikum Fisika Kelompok 2
𝑳
𝑽=
𝑻𝑹𝒂𝒕𝒂−𝒓𝒂𝒕𝒂
Dimana :
V : Kecepatan Aliran (meter/detik)
L : Panjang Saluran (meter)
TRata-rata : Waktu tempuh rata-rata (detik)
Masukan hasil perhitungan ke dalam persamaan :
𝟕𝒎
𝑽=
𝟕, 𝟎𝟐 𝒅𝒆𝒕𝒊𝒌
𝑽 = 𝟎. 𝟗𝟗𝟕𝟏𝟓𝟏 𝒎/𝒅𝒆𝒕𝒊𝒌
𝑸 = 𝑨. 𝑽
Dimana:
Q : Debit aliran (m3/detik)
A : Luas penampang saluran (m2)
V : Kecepatan aliran air (m/detik)
𝑸 = 𝟎. 𝟐𝟐𝟓 𝒙 𝟎. 𝟗𝟗𝟕𝟏𝟓𝟏
𝑸 = 𝟎. 𝟐𝟐𝟒𝟑𝟓𝟖𝟗𝟕𝟓 𝒎𝟑/𝒅𝒆𝒕𝒊𝒌
Jadi debit aliran air dari saluran yang telah dihitung adalah 0.224358975 m3/detik.
17
Laporan Praktikum Fisika Kelompok 2
18
Laporan Praktikum Fisika Kelompok 2
Jadi debit aliran maksimal air dari saluran yang telah dihitung adalah 1.121794875
m3/detik.
A = 1.125 m2
Dimana :
A : Luas Penampang (m2)
Lrata-rata : Lebar rata-rata (m)
Hrata-rata : Kedalaman rata-rata (m)
A max = 1.2 m2
19
Laporan Praktikum Fisika Kelompok 2
20
Laporan Praktikum Fisika Kelompok 2
Dengan Perhitungan :
Dimana :
Lebar dasar : 0.45 m
Lebar atas : 2.15 m
Tinggi saluran : 0.85 m
Kemiringan sisi : 1:1
Maka didapat :
(𝟎. 𝟒𝟓 + 𝟐. 𝟏𝟓) 𝐱 𝟎. 𝟖𝟓
𝑨=
𝟐
𝑨 = 𝟏. 𝟏𝟑𝟖𝟕𝟓 𝒎𝟐
2
A = 1.13875 m diperbolehkan karena melebihi batas tampung untuk debit
maksimal(Qmax).
21
Laporan Praktikum Fisika Kelompok 2
1
1
22
Laporan Praktikum Fisika Kelompok 2
23
Laporan Praktikum Fisika Kelompok 2
BAB V
5.1 Kesimpulan
Ilmu sipil dapat diartikan sebagai pengetahuan tentang perhutingan dan penjelasan serta
penggambaran tentang kontruksi, sedangkan fisika adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari sifat dan gejala pada benda-benda di alam serta yang mempelajari ilmu
kehidupan sehari-hari, secara tidak langsung dalam teknik sipil ini memiliki sebuah
keterkaitan dengan ilmu fisika dimana dalam ilmu teknik sipil tidak lepas dari
perhitungan angka dimana itu termasuk dalam ilmu fisika dasar
Kesimpulan yang didapat berdasarkan praktikum yang dilaksannakan yaitu:
Mengetahui bahwa kecepatan mempengaruhi besar kecilnya debit suatu aliran
Mengetahui cara pengukuran kecepatan dan satuan yang benar
Mengetahui kaitan ilmu sipil dengan ilmu fisika
5.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, untuk kedepannya penulis
akan lebih focus dan details dalam menjelaskan tentang makalah dengan sumber –
sumber yang lebih banyak tentunya dapat di pertanggungjawabkan, jadi apabila
pembaca menemukan kesalahan dan kekurangan maka penulis sarankan untuk mencari
referensi yang lebih baik.
24