Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Fluida ialah zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk (distorsi) secara permanen.
Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam) atau fluida dalam
keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar partikel fluida tersebut atau bisa
dikatakan bahwa partikel-partikel fluida tersebut bergerak dengan kecepatan seragam
sehingga tidak memiliki gaya geser. Bila kita mencoba mengubah bentuk suatu massa fluida,
maka dalam fluida itu akan terbentuklah lapisan-lapisan di mana lapisan yang satu meluncur
di atas yang lainnya, hingga mencapai suatu bentuk baru. Selama perubahan bentuk ini
terdapat tegangan geser (shear stress), yang besarnya bergantung pada viskositas fluida dan
laju luncur. Tetapi, bila fluida itu sudah mendapatkan bentuk akhirnya, semua tegangan geser
itu akan hilang. Fluida yang dalam keseimbangan itu bebas dari segala tegangan geser.

Studi mengenai sifat-sifat fluida khususnya fluida statis yang mencakup tentang rapat
massa, kekentalan, volume spesifik, tegangan permukaan, tekanan, kompresibilitas, dan
kapilaritas perlu dipalajari dan dipahami, karena sifat-sifat tersebut sulit untuk diidentifikasi
secara langsung, tetapi identifikasi yang dilakukan harus secara bertahap dan
berkesinambungan dari yang bersifat umum sampai spesifik.
Berdasarkan uraian diatas, maka pada makalah ini akan dibahas mengenai fluida statis.
Makalah ini akan membahas mengenai analisis sifat dan karakteristik dari fluida statis yang
terjadi, sehingga kita dapat mengetahui sifat-sifat fluida secara tepat.

1.2. Perumusan Masalah


Dalam penyusunan makalah ini kami mencoba mengidentifikasi beberapa pertanyaan
yang akan dijadikan bahan dalam penyusunan dan penyelesaian makalah. Diantaranya yaitu :
1. Bagaimana fluida itu?
2. Apa sifat- sifat Fluida Statis ?

1.3. Tujuan Penulisan


Bertujuan untuk Mengetahui sifat- sifat Fluida

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Fluida
Pada suatu suhu dan tekanan tertentu, setiap fluida mempunyai densitas atau
rapatan (density) tertentu, yang dalam praktek keteknikan biasanya diukur dalam pound
per cubic foot pon per kaki kubik atau dalam kilogram per meter kubik. Walaupun
densitas fluida bergantung pada suhu dan tekanan, perubahan densitas karena perubahan
variable itu mungkin besar dan mungkin pula kecil. Jika densitas itu hanya sedikit
terpengaruh oleh perubahan yang agak besar pada suhu dan tekanan, maka fluida disebut
fluida tak-mampu-mampat (incompressible). Tetapi, jika densitasnya peka terhadap
perubahan variable itu, fluida itu disebut fluida mampu-mampat (compressible). Zat cair
biasanya dianggap tak-mampu-mampat, sedang gas mampu-mampat. Namun
penggunaan kedua istilah itu bersifat relative; densitas zat cair dapat saja mengalami
perubahan yang cukup berarti apabila tekanan dan suhu diubah dalam jangkau yang
cukup luas. Demikian pula, gas yang mengalami perubahan tekanan dan suhu yang kalau
saja dapat berlaku sebagai fluida tak-mampu-mampat; perubahan densitasnya dalam
kondisi seperti itu dapat diabaikan tanpa menimbulkan kesalahan yang berarti.
Konsep tekanan. Sifat dasar dari setiap fluida static ialah tekanan. Tekanan
dikeluarkan sebagai gaya permukaan yang diberikan oleh fluida terhadap dinding bejana.
Tekanan terdapat pada setiap titik di dalam volume fluida. Pertanyaan fundamental kita
ialah Besaran apakah tekanan itu? Apakah tekanan itu tidak bergantung pada arah, atau
berubahkah ia menurut arah? Untuk fluida statik, sebagaimana terlihat dari analisa
berikut ini, tekanan ternyata tidak bergantung pada orientasi permukaan dalam
temperatur bekerjanya tekanan itu.

2.2 Aliran Fluida


Aliran fluida dapat dikategorikan:
1. Aliran Laminar
Aliran laminar merupakan aliran yang bergerak dalam lapisan-lapisan, atau lamina-
lamina dengan satu lapisan meluncur secara lancar. Dalam aliran laminar ini viskositas
berfungsi untuk meredam kecenderungan terjadinya gerakan relative antara lapisan.
2. Aliran Turbulen
Aliran turbulen merupakan aliran di mana pergerakan dari partikel-partikel fluida
sangat tidak menentu karena mengalami percampuran serta putaran partikel antara

2
lapisan, yang mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian fluida ke bagian
fluida yang lain dalam skala yang besar. Dalam keadaan aliran turbulen maka turbulensi
yang terjadi membangkitkan tegangan geser yang merata diseluruh fluida sehingga
menghasilkan kerugian-kerugian aliran.
3. Aliran Transisi
Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran turbulen.

2.3 Sifat-sifat Fluida


Semua fluida nyata (gas/uap dan zat cair) memiliki sifat-sifat khusus yang dapat
diketahui, antara lain: rapat massa (density), kekentalan (viscosity), volume spesifik
(specific volume), tegangan permukaan (surface tension), tekanan (pressure),
kemampatan (compressibility), dan kapilaritas (capillarity). Beberapa sifat fluida pada
kenyataannya merupakan kombinasi dari sifat-sifat fluida lainnya. Sebagai contoh
kekentalan kinematik melibatkan kekentalan dinamik dan rapat massa. Sejauh yang kita
ketahui, fluida adalah gugusan yang tersusun atas molekul-molekul dengan jarak pisah
yang besar untuk gas dan kecil untuk zat cair. Molekul-molekul itu tidak terikat pada
suatu kisi, melainkan saling bergerak bebas terhadap satu sama lain.
Sifat fluida zat cair :
a. Mempunyai permukaan yang bebas (free surface)
b. Zat tersebut disuatu tabung hanya akan mengisi sebesar volume yang diperlukan.
c. Zat cair praktis merupakan suatu zat yang incompressible ( zat yang sukar
dimampatkan).
Sifat fluida gas :

3
a. Tidak memiliki permukaan bebas (free surface)
b. Gas jika ditempakan didalam tabung akan mengisi seluruh ruangan tersebut
c. Gas merupakan zat yang compressible (zat yang dapat dimampatkan).
Perbedaan Gas dan Uap
a. Gas
1. Tidak dapat kembali ke bentuk semula
2. Pada tekanan normal (1 atm)
b. Uap
1. Dapat kembali ke bentuk semula
2. Tekanan normal nilainya dapat setinggi-tingginya (lebih dari 1 atm)

Fluida Riil dan Fluida Ideal


Fluida hanya memberikan tahanan yang sangat kecil terhadap gaya geser
hingga dapat di abaikan, seperti untuk air dan udara. Apabila anggapan tersebut tidak di
lakukan, maka dalam analisis gerakan fluida harus di perhitungkan gaya geser yang
terjadi. Gaya geser tergantung pada kekentalan fluida dari gradien kecepatan pada fluida
yang mengalir.
Aliran fluida yang ada di alam (fluida riil) akan menimbulkan tegangan geser,
seperti : aliran air dalam pipa (saluran tertutup), saluran terbuka, suatu benda
yang bergerak di dalam zat cair. Fluida semacam ini tidak ada di alam, tetapi anggapan
fluida ideal ini dilakukan untuk memudahkan analisis.

Dimensi
Dimensi merupakan besaran terukur, yang menunjukkan karakteristik suatu

obyek, seperti: massa, panjang, waktu, temperatur, dan sebagainya. Satuan adalah suatu

standar untuk mengukur dimensi. Misalnya: satuan untuk: massa, panjang dan waktu

adalah kilogram (Kg), meter (m) dan detik (dt). Di Indonesia masih sering digunakan

sistem satuan MKS, dimana ukuran dasar untuk panjang, massa dan waktu adalah meter

(metre, M); kilogram (kilogram, K) dan detik (second, S). Salah satu besaran yang sangat

penting dalam bidang teknik adalah gaya. Pengukuran gaya didasarkan pada hukum

Newton II.

4
F = m.a .................................................................................................(1-1)

Dalam sistem MKS, satuan massa adalah kilogram massa (Kgm). Satuan gaya adalah

kilogram gaya (Kgf). Kedua satuan tersebut mempunyai hubungan dalam bentuk:

Kgm g = Kgf . ............................................................................................ (1-2)

dengan : g adalah percepatan gravitasi yang biasanya bernilai :9,81. Karena percepatan

gravitasi tergantung pada letak benda di muka bumi, maka berat benda adalah berbeda

dari satu tempat ke tempat yang lain.

Selain sistem satuan Mks, digunakan juga bahasa satuan internasional tunggal

yang disebut Sistem International dUnite (SI). Pada sistem SI : satuan massa adalah

Kilogram. Satuan gaya adalah Newton (N) 1 (satu) Newton adalah gaya yang bekerja

pada benda dengan massa 1 Kg dan menimbulkan percepatan 1 m/dt2.

1 N (Newton) = m (1Kg) x a (1 m/dt2) atau 1 N = 1 Kg x 1 m/dt2- Kekentalan

2.3.1 Rapat Massa


Rapat massa adalah suatu besaran turunan dalam fisika yang secara umum
lebih dikenal massa jenis. Penggunaan istilah rapat massa bisa lebih umum dengan
melihatnya sebagai persoalan satu, dua atau tiga dimensi. Pada kasus yang terakhir ini
lebih dikenal karena sifatnya yang lebih nyata.
2.3.1.1 Massa jenis
Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin
tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya.
Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total
volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya besi)
akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda bermassa sama yang
memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air).
Satuan SI massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kgm-3)
Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis
yang berbeda. Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki
massa jenis yang sama.Rumus untuk menentukan massa jenis adalah

5
(1-3 )
dengan

adalah massa jenis,


m adalah massa,
V adalah volume.

Satuan massa jenis dalam 'CGS centi-gram-sekon adalah: gram per


sentimeter kubik (g/cm3). 1 g/cm3=1000 kg/m3.
Massa jenis air murni adalah 1 g/cm3 atau sama dengan 1000 kg/m3.
Selain karena angkanya yang mudah diingat dan mudah dipakai untuk
menghitung, maka massa jenis air dipakai perbandingan untuk rumus ke-2
menghitung massa jenis, atau yang dinamakan 'Massa Jenis Relatif'.

Rumus massa jenis relatif = Massa bahan / Massa air yang volumenya sama.

Material dalam kg/m3 Catatan

Interstellar 10-25 10-15 Assuming 90% H, 10% He; variable T


medium

Atmosfir Bumi 1.2 Pada permukaan Laut

Aerogel 12

Styrofoam 30 120 From

Gabus 220 260 From

Udara 1000 Pada kondisi Standar untuk suhu dan tekanan

Plastik 850 1400 For polypropylene and PETE/PVC

Bumi 5515.3 Mean density

Tembaga 8920 8960 Near room temperature

Timah 11340 Near room temperature


Inti Perut Bumi ~13000 As listed in Earth
Uranium 19100 Near room temperature
Iridium 22500 Near room temperature
Inti Matahari ~150000

6
Inti Atom ~3 1017 As listed in neutron star
16
8.4 10 1
Neutron star
1018
Mean density inside the Schwarzschild radius
Black hole 4 1017
of an earth-mass black hole (theoretical)

7
Tabel 3. Massa jenis zat dinyatakan dalam standar satuan SI dan CGS.

Nama zat dalam satuan SI dalam satuan CGS


Air (4C) 1.000 kg/m3 1 gr/cm3
Alkohol 800 kg/m3 0,8 gr/cm3
Air raksa 13.600 kg/m3 13,6 gr/cm3
Aluminium 2.700 kg/m3 2,7 gr/cm3
Besi 7.900 kg/m3 7,9 gr/cm3
Emas 19.300 kg/m3 19,3 gr/cm3
Kuningan 8.400 kg/m3 8,4 gr/cm3
Perak 10.500 kg/m3 10,5 gr/cm3
Platina 21.450 kg/m3 21,45 gr/cm3
Seng 7.140 kg/m3 7,14 gr/cm3
Udara(27C) 1,2 kg/m3 0,0012 gr/cm3
Es 920 kg/m3 0,92 gr/cm3

2.3.1.2 Berat Jenis


Berat jenis adalah berat benda tiap satuan volume pada temperatur dan tekanan
tertentu.

Berat jenis dinyatakan dengan :
.g
.................................................................................... (1-4)
Dimana :
Untuk Sistem MKS
= berat jenis (kg/m3)
= rapat massa (kg/m3)
g = percepatan grafitasi bumi (m/dt2)

Untuk sistem SI
= berat jenis (N/m3)
= rapat massa (kg/m3)
g = percepatan grafitasi bumi (m/dt2)

2.3.1.3 Rapat relatif

8
Perbandingan antara rapat massa suatu zat terhadap rapat massa air, atau
perbandingan antara berat jenis zat terhadap berat jenis air pada suhu 4oC.
Rapat relatif dinyatakan dengan : S
zatcair zatcair
S
air air
...... (1-5)

2.3.2 Kekentalan
Kekentalan merupakan penolakan terhadap penuangan. Kekentalan dikenal
sebagai Viskositas.Viskositas adalah sebuah ukuran penolakan sebuah fluida terhadap
perubahan bentuk di bawah tekanan shear/tegangan geser. Viskositas menggambarkan
penolakan dalam fluida kepada aliran dan dapat diangap sebagai sebuah cara untuk
mengukur gesekan fluida. Air memiliki viskositas rendah, sedangkan minyak sayur
memiliki viskositas tinggi

Kekentalan suatu fluida adalah sifat yang menentukan besar daya tahannya
terhadap gaya geser. Kekentalan terutama diakibatkan oleh saling pengaruh antara
molekul-molekul fluida.

Gambar 1.1
Seperti pada gambar 1-1, selidikilah dua lempengan besar sejajar, terpisah
pada jarak y yang kecil, ruang antara lempengan diisi dengan suatu fluida. Anggaplah
lempengan sebelah atas digerakkan oleh suatu gaya tetap F dan karenanya bergerak
dengan kecepatan tetap U. Fluida yang bersentuhan dengan membentuk sebelah atas
akan melekat kepadanya dan akan bergerak pada kecepatan U, dan fluida yang
bersentuhan dengan lempengan diam akan mempunyai kecepatan nol. Jika jarak y dan
kecepatan U tidak terlalu besar, variasi kecepatan (gradien) akan merupakan suatu
garis lurus. Percobaan-percobaan telah menunjukkan bahwa gaya F berubah-ubah

9
bersama dengan luas lempengan, dengan kecepatan U, dan berlawanan dengan jarak
y. Akibat segitiga yang sebagun, U/y =dV/dy, kita mempunyai
y
dV F dV
F =A atau =
AU dy A dy

(1.8)
Dimana = F/A = tegangan geser. Jika suatu tetapan kesebandingan (miu),
yang yang disebut kekentalan mutlak (dinamik), dimasukkan,
dV
= atau = (1.9)
dy dV /dy

Pa
Satuan adalah Pa dt, karena m = Pa dtk. Fluida yang mengikuti hubungan
( )/m
dtk

persamaan (5) disebut fluida newton.


Zat cair Newtonian adalah zat cair yang memiliki tegangan geser (t) sebanding

dy

dengan gradien kecepatan normal ( du terhadap arah aliran. Gradien kecepatan

adalah perbandingan antara perubahan kecepatan dan perubahan jarak tempuh aliran
(Gambar 1). Hubungan tegangan geser dan gradien kecepatan normal dari beberapa
bahan dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 1 Gradien Kecepatan

10
Gambar 2 Hubungan Tegangan geser dengan gradien kecepatan

Koefisien kekentalan yang lain, yakni koefisien kekentalan kinematik, di


definisikan sebagai,
kekentalan mutlak
Koefisien kinematik v (nu) = rapat massa

Atau

v= (1.10)

m Pa dtk kg/mdtk m
=
satuan v adalah dtk , sebab kg kg /m = dtk

Kekentalan ditulis dalam buku pegangan (handbooks) dengan satuan poise dan
stoke (satuan cgs) dan kadang-kadang dengan Saybolt detik, dari pengukuran
viscometer.
Kekentalan cairan bekurang dengan bertambahnya suhu tapi tak cukup banyak
dipengaruhi oleh perubahan tekanan. karena rapat gas-gas berubah bersama perubahan
tekanan (suhu tetap), kekentalan kinematik berubah-ubah bersama tekanan secara

berlawanan. Meskipun demikian, dari persamaan diatas =pv.

Ketika sebuah tekanan shear/tegangan geser diterapkan kepada sebuah benda


padat, benda itu akan berubah bentuk sampai mengakibatkan gaya yang berlawanan
untuk mengimbangkan, sebuah ekuilibrium/kesetimbangan. Namun, ketika sebuah
tegangan geser diterapkan kepada sebuah fluida, seperti angin bertiup di atas
permukaan samudra, fluida mengalir, dan berlanjut mengalir ketika tekanan

11
diterapkan. Ketika tekanan dihilangkan, umumnya, aliran berkurang karena perubahan
energi dalam. Dan ini dikenal dengan teori Newton.
Kekentalan disebabkaan adanya kohesi (gaya tarik menarik) antar partikel zat
cair. Zat cair ideal dianggap tidak mempunyai kekentalan, zat cair riil dianggap
mempunyai kekentalan. Zat cair yang mempunyai kekentalan yang besar adalah :
Olie, sirop, minyak sayur. Sedangkan zat cair yang mepunyai kekentalan yang kecil
adalah : air, bensin

Kekentalan absolut dinyatakan dengan :



............................................................................. (1-6)

Dimana : = kekentalan kinematika (m2/dt)

= kekentalan Dinamik ( Ndt/m2)
= rapat massa (kg/m3)

2.3.3 Volume Spesifik


Volume spesifik (udara lembab) adalah volume udara lembab per 1 kg udara
kering (m3/kg).. Untuk menghitung volume spesifik campuran udara uap digunakan
persamaan gas ideal. volume spesifik udara dapat didekati dengan persamaan berikut :

Keterangan :

v = Volume spesifik (m3/kgudara kering)


P = Tekanan atmosfer (101,3238 kPa)
R = Tetapan gas (8.314.041 J/kg.mol.K)
Tdb = Suhu bola kering (C)
W = Kelembaban mutlak (kguap air/kgudara kering)

2.3.4 Tegangan Permukaan


Tegangan permukaan adalah tegangan akibat gaya tarik molekul zat cair ke
arah bawah permukaan. Adanya tegangan permukaan tersebut menyebabkan

12
terbentuknya lapisan tipis pada bidang permukaan zat cair yang mempunyai
kemampuan untuk menahan tegangan tarik.
Molekul zat cair saling tarik menarik sesamanya, dengan gaya berbanding
lurus dengan massa, dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara pusat-pusat
massa.
Gaya tarik menarik tersebut adalah setimbang. tetapi bila pada permukaan antara zat
cair dan udara ,atau antara zat satu dengan lainnya, gaya tarik ke atas dan ke bawah
tidak setimbang.

Gambar 5. gaya tarik menarik pada permukaan zat cair

Ketidak setimbangan tersebut menyebabkan molekul-molekul pada permukaan


melakukan kerja untuk membentuk permukaan zat cair.kerja yang diperlukan
untuk melawan gaya tarik ke bawah tersebut, dikenal dengan tegangan permukaan.
Tegangan Permukaan (notasi : sigma), bekerja pada bidang permukaan yang
sama besar di semua titik.

Gambar 6. profil tegangan permukaan pada zat cair

Gaya tarik yang bekerja pada permukaan akan di minimumkan luas permukaan.Oleh

13
karena itu tetesan zat cair akan berusaha untuk berbentuk bulat agar luas
permukaannya minimum. Pada tetesan zat cair tegangan permukaan akan
menaikkan tekanan di dalam tetesan.

Suatu tetes zat cair dengan jari-jari r, tekanan dalam p yang diperlukan
untuk mengimbangi gaya tarik karena tegangan permukaan dihitung berdasarkan
gaya-gaya yang bekerja pada belahan tetes zat cair.

Gaya tekanan dalam adalah p. .r 2 , untuk tegangan permukaan pada keliling adalah
2. .r. . Untuk kesetimbangan akan terdapat hubungan:
2
2 .r. = .r . p = .r

atau
2. = p.r
2
p
r
..................................................... (1-11)

Dalam bidang teknik, besarnya gaya tegangan, permukaan adalah sangat


kecil dibanding gaya lain yang bekerja pada fluida, sehingga biasanya diabaikan.

2.3.5 Tekanan
Satuan tekanan atau tekanan dinyatakan sebagai gaya dibagi oleh luas. Pada
umumnya,

N /m
dP(N )
P( 2 atau Pa)= (1.11)
dA(m2 )

Untuk keadaan-keadaan di mana gaya P terdistribusi merata atas suatu luas, kita
memperoleh

P (N ) P (N )
p ( Pa ) = dan x 10
A ( m2 ) A(m2 ) (1.12)

Perbedaan tekanan
Perbedaan tekanan antara dua titik manapun pada ketinggian yang berbeda dalam
suatu cairan diberikan oleh:

14
P2 P1 = g (h2 h1) dalam Pa (1.13)
Dimana:
g = satuan berat cairan (N/m3)
h2-h1 = perbedaan ketinggian (m)
Jika titik 1 berada di permukaan bebas cairan dan h positif kearah bawah,
persamaan di atas menjadi:
p = gh (dalam Pa), tekanan suatu (tekanan gage)
Untuk memperoleh satuan tekanan bar, kita gunakan:

dalam
p pgh
Tekanan meter p' = + (1.14)
1 05 1 05

Persamaan-persamaan tersebut dapat digunakan selama besarnya tetap (atau


berubah sedikit sekali bersama h sehingga tidak mengakibatkan kesalahan yang cukup
berarti dalam hasil perhitungan).

Variasi Tekanan dalam suatu Fluida Kompresibel


Variasi tekanan dalam suatu fluida kompresibel biasanya sangat kecil akibat
berat satuan dan perbedaan ketinggian yang kecil yang dipertimbangkan dalam
perhitungan-perhitungan hidraulik. Bilamana perbedaan seperti itu harus
diperhitungkan untuk perubahan dh yang kecil, hukum variasi tekanan bisa dituliskan

dp = - g dh (1.15)

Tanda negative menunjukkan bahwa tekanan berkurang bersama dengan


bertambahnya ketinggian, dengan h positif ke atas.

Head Tekanan
Head tekanan h menyatakan tinggi suatu kolom fluida homogen yang akan
menghasilkan suatu kekuatan tekanan tertentu. maka,

( Pa)
h( mfluida)=
N (1.16)
( 3 )
m

Bila terjadi penguapan dalam suatu ruang tertutup, tekanan parsial yang dihasilkan
oleh molekul-molekul uap disebut tekanan uap. Tekanan uap tergantung pada suhu
bertambah dan bersamanya .

15
2.3.6 Kompresibilitas
Kemampatan fluida adalah perubahan (pengecilan) volume karena adanya
perubahan(penambahan) tekanan. Kondisi tersebut ditunjukkan oleh perbandingan
antara perubahan tekanan dan perubahan volume terhadap volume awal.
Perbandingan ini dikenal dengan modulus elastisitas.
Bila d p adalah pertambahan tekanan dan d V adalah pengurangan volume dari
volume awal V maka:
dp
K
dV
V
.................................................. (1-12)

Apabila ditinjau benda dengan volume V dan massa m, maka:

Dideferensikan:
dp
K
d

.................................................... (1-13)

Persamaan di atas menunjukkan, harga K tergantung pada tekanan dan rapat massa.

Karena rapat massa dipengaruhi temperatur, maka harga K juga tergantung pada
perubahan temperatur selama pemampatan. Apabila perubahan terjadi pada
temperatur konstan, maka Ki disebut modulis elastifitas isothermal. Apabila
tidak terjadi transfer panas selama proses perubahan, maka Ka disebut dengan
modus elastisitas adiabatik. Pada zat cair dan padat; Ka = Ki

Harga K untuk zat cair sangat besar, hingga perubahan rapat massa karena
perubahan tekanan adalah sangat kecil, sehingga perubahan rapat massa zat cair
sering di abaikan, dan dianggap sebagai zat tak kompresibel atau tidak
termampatkan. Tetapi pada kondisi tertentu di mana perubahan tekanan sangat besar

16
dan mendadak, maka anggapan zat cair ter kompresibel tidak bisa berlaku.

Contoh Misalnya terjadi pada penutupan katup turbin PLTA secara mendadak,
sehingga mengakibatkan perubahan (kenaikan yang sangat besar).
Pada gas, mempunyai harga K yang sangat kecil dan tidak konstan sehingga modus
elastisitas tidak di gunakan dalam analisis gas.

2.3.7 Kapilaritas
Kapilaritas adalah gejala naik turunnya permukaan air di dalam suatu tabung
akibat gaya adhesi dan gaya kohesi. Jika Kohesi lebih kecil dari adhesi, maka
permukaan zat cair akan naik. Jika kohesi lebih besar dari pada adhesi, maka
permukaan zat cair akan turun.
2.3.7.1 Gaya Kohesi dan Adhesi
Gaya Kohesi merupakan gaya tarik menarik antara molekul dalam zat
yang sejenis, sedangkan gaya tarik menarik antara molekul zat yang tidak sejenis
dinamakan Gaya Adhesi. Misalnya kita tuangkan air dalam sebuah gelas. Kohesi
terjadi ketika molekul air saling tarik menarik, sedangkan adhesi terjadi ketika
molekul air dan molekul gelas saling tarik menarik.
2.3.7.2 Sudut Kontak
Sebelum mempelajari konsep Kapilaritas, terlebih dahulu kita pahami
bagaimana pengaruh gaya adhesi dan gaya kohesi bagi Kapilaritas. Misalnya kita
tinjau cairan yang berada dalam sebuah gelas (lihat gambar di bawah). Ketika
gaya kohesi molekul cairan lebih kuat daripada gaya adhesi (gaya tarik menarik
antara molekul cairan dengan molekul gelas) maka permukaan cairan akan
membentuk lengkungan ke atas. Contoh untuk kasus ini adalah ketika air berada
dalam gelas. Biasanya dikatakan bahwa air membasahi permukaan gelas.
Sebaliknya apabila gaya adhesi lebih kuat maka permukaan cairan akan
melengkung ke bawah. Contohnya ketika air raksa berada di dalam gelas.

17
Gambar 1. gaya kohesi dan adhesi pada zat cair didalam tabung

Sudut yang dibentuk oleh lengkungan itu dinamakan sudut kontak (teta). Ketika
gaya kohesi cairan lebih besar daripada gaya adhesi, maka sudut kontak yang
terbentuk umumnya lebih kecil dari 90o (gambar a). Sebaliknya, apabila gaya
adhesi lebih besar daripada gaya kohesi cairan, maka sudut kontak yang terbentuk
lebih besar dari 90o (gambar b). Gaya adhesi dan gaya kohesi secara teoritis sulit
dihitung, tetapi sudut kontak dapat diukur. Apa hubungannya dengan
kapilaritas ?

2.3.7.3 Konsep Kapilaritas

Apabila gaya kohesi cairan lebih besar dari gaya adhesi, maka
permukaan cairan akan melengkung ke bawah. Ketika kita memasukan tabung
atau pipa tipis (pipa yang diameternya lebih kecil dari wadah), maka akan
terbentuk bagian cairan yang lebih tinggi (Lihat digambar di bawah). Dengan
kata lain, cairan yang ada dalam wadah naik melalui kolom pipa tersebut. Hal ini
disebabkan karena gaya tegangan permukaan total sepanjang dinding tabung
bekerja ke atas. Ketinggian maksimum yang dapat dicapai cairan adalah ketika
gaya tegangan permukaan sama atau setara dengan berat cairan yang berada
dalam pipa. Jadi, cairan hanya mampu naik hingga ketinggian di mana gaya
tegangan permukaan seimbang dengan berat cairan yang ada dalam pipa.

18
Gambar 2. Gaya kohesi lebih besar dari gaya adhesi

Sebaliknya, jika gaya adhesi lebih besar daripada gaya kohesi cairan, maka
permukaan cairan akan melengkung ke atas. Ketika kita memasukan tabung atau
pipa tipis (pipa yang diameternya lebih kecil dari wadah), maka akan terbentuk
bagian cairan yang lebih rendah (lihat gambar di bawah).

Gambar 3. Gaya adhesi lebih besar dari gaya kohesi

Efek ini dikenal dengan julukan gerakan kapiler alias kapilaritas dan pipa tipis
tersebut dinamakan pipa kapiler. Perlu diketahui bahwa pembuluh darah kita
yang terkecil juga bisa disebut pipa kapiler, karena peredaran darah pada
pembuluh darah yang kecil juga terjadi akibat adanya efek kapilaritas. Demikian
juga fenomena naiknya leleh lilin atau minyak tanah melalui sumbu. Selain itu,
kapilaritas juga diyakini berperan penting bagi perjalanan air dan zat bergizi dari
akar ke daun melalui pembuluh xylem yang ukurannya sangat kecil. Bila tidak
ada kapilaritas, permukaan tanah akan langsung mengering setelah turun hujan
atau disirami air. Efek penting lainnya dari kapilaritas adalah tertahannya air di
celah-celah antara partikel tanah. Lumayan, bisa membantu para petani di kebun.

19
2.3.7.4. Persamaan Kapilaritas

Pada penjelasan sebelumnya, dikatakan bahwa ketinggian maksimum yang


dapat dicapai cairan ketika cairan naik melalui pipa kapiler terjadi ketika gaya
tegangan permukaan seimbang dengan berat cairan yang ada dalam pipa
kapiler. Nah, bagaimana kita bisa menentukan ketinggian air yang naik melalui
kolom pipa kapiler ?, perhatikan gambar di bawah.

Gambar 4. Gaya-gaya bekerja pada pipa kapilar

Tampak bahwa cairan naik pada kolom pipa kapiler yang memiliki jari-jari
r hingga ketinggian h. Gaya yang berperan dalam menahan cairan pada
ketinggian h adalah komponen gaya tegangan permukaan pada arah vertikal : F
cos teta (bandingkan dengan gambar di bawah).

Bagian atas pipa kapiler terbuka sehingga terdapat tekanan atmosfir pada
permukaan cairan. Panjang permukaan sentuh antara cairan dengan pipa adalah 2
phi r (keliling lingkaran). Dengan demikian, besarnya gaya tegangan permukaan
komponen vertikal yang bekerja sepanjang permukaan kontak adalah :

..................................................... (1-7)

Keterangan :

20
Apabila permukaan cairan yang melengkung ke atas diabaikan, maka
volume cairan dalam pipa adalah :

............... (1-8)

Apabila komponen vertikal dari Gaya Tegangan Permukaan seimbang


dengan berat kolom cairan dalam pipa kapiler, maka cairan tidak dapat naik lagi.
Dengan kata lain, cairan akan mencapai ketinggian maksimum, apabila
komponen vertikal dari gaya tegangan permukaan seimbang dengan berat cairan
setinggi h. Komponen vertikal dari Gaya tegangan permukaan adalah :

............... (1-9)

Ketika cairan mencapai ketinggian maksimum (h), Komponen vertikal dari


gaya tegangan permukaan harus sama dengan berat cairan yang ada dalam pipa
kapiler. Secara matematis, ditulis :

21
....................................... (1-10)

Ini adalah persamaan yang digunakan untuk menentukan ketinggian kolom


cairan.

22
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Fluida adalah zat yang dapat mengalir.Terdapat Aliran Fluida yang dikategorikan:

Aliran Laminar
Aliran Turbulen
Aliran Transisi

Sifat-sifat dari fluida antara lain, yaitu :


a) rapat massa, besaran turunan dalam fisika yang secara umum lebih dikenal
massa jenis

b) Kekentalan, besaran turunan dalam fisika yang secara umum lebih dikenal
massa jenis

c) Tegangan permukaan, adalah tegangan akibat gaya tarik molekul zat cair ke
arah bawah permukaan

d) Tekanan ,terdapat yaitu :

Variasi Tekanan dalam suatu Fluida Kompresibel


Head Tekanan
e) kapilaritas adalah gejala naik turunnya permukaan air di dalam suatu tabung
akibat gaya adhesi dan gaya kohesi

f)

23
DAFTAR PUSTAKA

Darmulis.2012. Sifat Fluida. (online).http://darmulis.blogspot.com/2012/03/v-


behaviorurldefaultvmlo.html ,diakses pada tanggal 15 Agustus 2016.

Jobsheet.2013.Bahan Ajar Mekanika Fluida.Palembang: Politeknik Negeri Sriwijaya.

Nugraha.2009.Sifat-sifat Fluida.(online). http://mtnugraha.


wordpress.com/2009/07/05 /158/, diakses pada tanggal 14 Agustus 2016.

24

Anda mungkin juga menyukai