PENDAHULUAN
Fluida ialah zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk (distorsi) secara permanen.
Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam) atau fluida dalam
keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar partikel fluida tersebut atau bisa
dikatakan bahwa partikel-partikel fluida tersebut bergerak dengan kecepatan seragam
sehingga tidak memiliki gaya geser. Bila kita mencoba mengubah bentuk suatu massa fluida,
maka dalam fluida itu akan terbentuklah lapisan-lapisan di mana lapisan yang satu meluncur
di atas yang lainnya, hingga mencapai suatu bentuk baru. Selama perubahan bentuk ini
terdapat tegangan geser (shear stress), yang besarnya bergantung pada viskositas fluida dan
laju luncur. Tetapi, bila fluida itu sudah mendapatkan bentuk akhirnya, semua tegangan geser
itu akan hilang. Fluida yang dalam keseimbangan itu bebas dari segala tegangan geser.
Studi mengenai sifat-sifat fluida khususnya fluida statis yang mencakup tentang rapat
massa, kekentalan, volume spesifik, tegangan permukaan, tekanan, kompresibilitas, dan
kapilaritas perlu dipalajari dan dipahami, karena sifat-sifat tersebut sulit untuk diidentifikasi
secara langsung, tetapi identifikasi yang dilakukan harus secara bertahap dan
berkesinambungan dari yang bersifat umum sampai spesifik.
Berdasarkan uraian diatas, maka pada makalah ini akan dibahas mengenai fluida statis.
Makalah ini akan membahas mengenai analisis sifat dan karakteristik dari fluida statis yang
terjadi, sehingga kita dapat mengetahui sifat-sifat fluida secara tepat.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Fluida
Pada suatu suhu dan tekanan tertentu, setiap fluida mempunyai densitas atau
rapatan (density) tertentu, yang dalam praktek keteknikan biasanya diukur dalam pound
per cubic foot pon per kaki kubik atau dalam kilogram per meter kubik. Walaupun
densitas fluida bergantung pada suhu dan tekanan, perubahan densitas karena perubahan
variable itu mungkin besar dan mungkin pula kecil. Jika densitas itu hanya sedikit
terpengaruh oleh perubahan yang agak besar pada suhu dan tekanan, maka fluida disebut
fluida tak-mampu-mampat (incompressible). Tetapi, jika densitasnya peka terhadap
perubahan variable itu, fluida itu disebut fluida mampu-mampat (compressible). Zat cair
biasanya dianggap tak-mampu-mampat, sedang gas mampu-mampat. Namun
penggunaan kedua istilah itu bersifat relative; densitas zat cair dapat saja mengalami
perubahan yang cukup berarti apabila tekanan dan suhu diubah dalam jangkau yang
cukup luas. Demikian pula, gas yang mengalami perubahan tekanan dan suhu yang kalau
saja dapat berlaku sebagai fluida tak-mampu-mampat; perubahan densitasnya dalam
kondisi seperti itu dapat diabaikan tanpa menimbulkan kesalahan yang berarti.
Konsep tekanan. Sifat dasar dari setiap fluida static ialah tekanan. Tekanan
dikeluarkan sebagai gaya permukaan yang diberikan oleh fluida terhadap dinding bejana.
Tekanan terdapat pada setiap titik di dalam volume fluida. Pertanyaan fundamental kita
ialah Besaran apakah tekanan itu? Apakah tekanan itu tidak bergantung pada arah, atau
berubahkah ia menurut arah? Untuk fluida statik, sebagaimana terlihat dari analisa
berikut ini, tekanan ternyata tidak bergantung pada orientasi permukaan dalam
temperatur bekerjanya tekanan itu.
2
lapisan, yang mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian fluida ke bagian
fluida yang lain dalam skala yang besar. Dalam keadaan aliran turbulen maka turbulensi
yang terjadi membangkitkan tegangan geser yang merata diseluruh fluida sehingga
menghasilkan kerugian-kerugian aliran.
3. Aliran Transisi
Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran turbulen.
3
a. Tidak memiliki permukaan bebas (free surface)
b. Gas jika ditempakan didalam tabung akan mengisi seluruh ruangan tersebut
c. Gas merupakan zat yang compressible (zat yang dapat dimampatkan).
Perbedaan Gas dan Uap
a. Gas
1. Tidak dapat kembali ke bentuk semula
2. Pada tekanan normal (1 atm)
b. Uap
1. Dapat kembali ke bentuk semula
2. Tekanan normal nilainya dapat setinggi-tingginya (lebih dari 1 atm)
Dimensi
Dimensi merupakan besaran terukur, yang menunjukkan karakteristik suatu
obyek, seperti: massa, panjang, waktu, temperatur, dan sebagainya. Satuan adalah suatu
standar untuk mengukur dimensi. Misalnya: satuan untuk: massa, panjang dan waktu
adalah kilogram (Kg), meter (m) dan detik (dt). Di Indonesia masih sering digunakan
sistem satuan MKS, dimana ukuran dasar untuk panjang, massa dan waktu adalah meter
(metre, M); kilogram (kilogram, K) dan detik (second, S). Salah satu besaran yang sangat
penting dalam bidang teknik adalah gaya. Pengukuran gaya didasarkan pada hukum
Newton II.
4
F = m.a .................................................................................................(1-1)
Dalam sistem MKS, satuan massa adalah kilogram massa (Kgm). Satuan gaya adalah
kilogram gaya (Kgf). Kedua satuan tersebut mempunyai hubungan dalam bentuk:
dengan : g adalah percepatan gravitasi yang biasanya bernilai :9,81. Karena percepatan
gravitasi tergantung pada letak benda di muka bumi, maka berat benda adalah berbeda
Selain sistem satuan Mks, digunakan juga bahasa satuan internasional tunggal
yang disebut Sistem International dUnite (SI). Pada sistem SI : satuan massa adalah
Kilogram. Satuan gaya adalah Newton (N) 1 (satu) Newton adalah gaya yang bekerja
5
(1-3 )
dengan
Rumus massa jenis relatif = Massa bahan / Massa air yang volumenya sama.
Aerogel 12
6
Inti Atom ~3 1017 As listed in neutron star
16
8.4 10 1
Neutron star
1018
Mean density inside the Schwarzschild radius
Black hole 4 1017
of an earth-mass black hole (theoretical)
7
Tabel 3. Massa jenis zat dinyatakan dalam standar satuan SI dan CGS.
Untuk sistem SI
= berat jenis (N/m3)
= rapat massa (kg/m3)
g = percepatan grafitasi bumi (m/dt2)
8
Perbandingan antara rapat massa suatu zat terhadap rapat massa air, atau
perbandingan antara berat jenis zat terhadap berat jenis air pada suhu 4oC.
Rapat relatif dinyatakan dengan : S
zatcair zatcair
S
air air
...... (1-5)
2.3.2 Kekentalan
Kekentalan merupakan penolakan terhadap penuangan. Kekentalan dikenal
sebagai Viskositas.Viskositas adalah sebuah ukuran penolakan sebuah fluida terhadap
perubahan bentuk di bawah tekanan shear/tegangan geser. Viskositas menggambarkan
penolakan dalam fluida kepada aliran dan dapat diangap sebagai sebuah cara untuk
mengukur gesekan fluida. Air memiliki viskositas rendah, sedangkan minyak sayur
memiliki viskositas tinggi
Kekentalan suatu fluida adalah sifat yang menentukan besar daya tahannya
terhadap gaya geser. Kekentalan terutama diakibatkan oleh saling pengaruh antara
molekul-molekul fluida.
Gambar 1.1
Seperti pada gambar 1-1, selidikilah dua lempengan besar sejajar, terpisah
pada jarak y yang kecil, ruang antara lempengan diisi dengan suatu fluida. Anggaplah
lempengan sebelah atas digerakkan oleh suatu gaya tetap F dan karenanya bergerak
dengan kecepatan tetap U. Fluida yang bersentuhan dengan membentuk sebelah atas
akan melekat kepadanya dan akan bergerak pada kecepatan U, dan fluida yang
bersentuhan dengan lempengan diam akan mempunyai kecepatan nol. Jika jarak y dan
kecepatan U tidak terlalu besar, variasi kecepatan (gradien) akan merupakan suatu
garis lurus. Percobaan-percobaan telah menunjukkan bahwa gaya F berubah-ubah
9
bersama dengan luas lempengan, dengan kecepatan U, dan berlawanan dengan jarak
y. Akibat segitiga yang sebagun, U/y =dV/dy, kita mempunyai
y
dV F dV
F =A atau =
AU dy A dy
(1.8)
Dimana = F/A = tegangan geser. Jika suatu tetapan kesebandingan (miu),
yang yang disebut kekentalan mutlak (dinamik), dimasukkan,
dV
= atau = (1.9)
dy dV /dy
Pa
Satuan adalah Pa dt, karena m = Pa dtk. Fluida yang mengikuti hubungan
( )/m
dtk
dy
dengan gradien kecepatan normal ( du terhadap arah aliran. Gradien kecepatan
adalah perbandingan antara perubahan kecepatan dan perubahan jarak tempuh aliran
(Gambar 1). Hubungan tegangan geser dan gradien kecepatan normal dari beberapa
bahan dapat dilihat pada Gambar 2.
10
Gambar 2 Hubungan Tegangan geser dengan gradien kecepatan
Atau
v= (1.10)
m Pa dtk kg/mdtk m
=
satuan v adalah dtk , sebab kg kg /m = dtk
Kekentalan ditulis dalam buku pegangan (handbooks) dengan satuan poise dan
stoke (satuan cgs) dan kadang-kadang dengan Saybolt detik, dari pengukuran
viscometer.
Kekentalan cairan bekurang dengan bertambahnya suhu tapi tak cukup banyak
dipengaruhi oleh perubahan tekanan. karena rapat gas-gas berubah bersama perubahan
tekanan (suhu tetap), kekentalan kinematik berubah-ubah bersama tekanan secara
11
diterapkan. Ketika tekanan dihilangkan, umumnya, aliran berkurang karena perubahan
energi dalam. Dan ini dikenal dengan teori Newton.
Kekentalan disebabkaan adanya kohesi (gaya tarik menarik) antar partikel zat
cair. Zat cair ideal dianggap tidak mempunyai kekentalan, zat cair riil dianggap
mempunyai kekentalan. Zat cair yang mempunyai kekentalan yang besar adalah :
Olie, sirop, minyak sayur. Sedangkan zat cair yang mepunyai kekentalan yang kecil
adalah : air, bensin
Kekentalan absolut dinyatakan dengan :
............................................................................. (1-6)
Dimana : = kekentalan kinematika (m2/dt)
= kekentalan Dinamik ( Ndt/m2)
= rapat massa (kg/m3)
Keterangan :
12
terbentuknya lapisan tipis pada bidang permukaan zat cair yang mempunyai
kemampuan untuk menahan tegangan tarik.
Molekul zat cair saling tarik menarik sesamanya, dengan gaya berbanding
lurus dengan massa, dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara pusat-pusat
massa.
Gaya tarik menarik tersebut adalah setimbang. tetapi bila pada permukaan antara zat
cair dan udara ,atau antara zat satu dengan lainnya, gaya tarik ke atas dan ke bawah
tidak setimbang.
Gaya tarik yang bekerja pada permukaan akan di minimumkan luas permukaan.Oleh
13
karena itu tetesan zat cair akan berusaha untuk berbentuk bulat agar luas
permukaannya minimum. Pada tetesan zat cair tegangan permukaan akan
menaikkan tekanan di dalam tetesan.
Suatu tetes zat cair dengan jari-jari r, tekanan dalam p yang diperlukan
untuk mengimbangi gaya tarik karena tegangan permukaan dihitung berdasarkan
gaya-gaya yang bekerja pada belahan tetes zat cair.
Gaya tekanan dalam adalah p. .r 2 , untuk tegangan permukaan pada keliling adalah
2. .r. . Untuk kesetimbangan akan terdapat hubungan:
2
2 .r. = .r . p = .r
atau
2. = p.r
2
p
r
..................................................... (1-11)
2.3.5 Tekanan
Satuan tekanan atau tekanan dinyatakan sebagai gaya dibagi oleh luas. Pada
umumnya,
N /m
dP(N )
P( 2 atau Pa)= (1.11)
dA(m2 )
Untuk keadaan-keadaan di mana gaya P terdistribusi merata atas suatu luas, kita
memperoleh
P (N ) P (N )
p ( Pa ) = dan x 10
A ( m2 ) A(m2 ) (1.12)
Perbedaan tekanan
Perbedaan tekanan antara dua titik manapun pada ketinggian yang berbeda dalam
suatu cairan diberikan oleh:
14
P2 P1 = g (h2 h1) dalam Pa (1.13)
Dimana:
g = satuan berat cairan (N/m3)
h2-h1 = perbedaan ketinggian (m)
Jika titik 1 berada di permukaan bebas cairan dan h positif kearah bawah,
persamaan di atas menjadi:
p = gh (dalam Pa), tekanan suatu (tekanan gage)
Untuk memperoleh satuan tekanan bar, kita gunakan:
dalam
p pgh
Tekanan meter p' = + (1.14)
1 05 1 05
dp = - g dh (1.15)
Head Tekanan
Head tekanan h menyatakan tinggi suatu kolom fluida homogen yang akan
menghasilkan suatu kekuatan tekanan tertentu. maka,
( Pa)
h( mfluida)=
N (1.16)
( 3 )
m
Bila terjadi penguapan dalam suatu ruang tertutup, tekanan parsial yang dihasilkan
oleh molekul-molekul uap disebut tekanan uap. Tekanan uap tergantung pada suhu
bertambah dan bersamanya .
15
2.3.6 Kompresibilitas
Kemampatan fluida adalah perubahan (pengecilan) volume karena adanya
perubahan(penambahan) tekanan. Kondisi tersebut ditunjukkan oleh perbandingan
antara perubahan tekanan dan perubahan volume terhadap volume awal.
Perbandingan ini dikenal dengan modulus elastisitas.
Bila d p adalah pertambahan tekanan dan d V adalah pengurangan volume dari
volume awal V maka:
dp
K
dV
V
.................................................. (1-12)
Dideferensikan:
dp
K
d
.................................................... (1-13)
Persamaan di atas menunjukkan, harga K tergantung pada tekanan dan rapat massa.
Karena rapat massa dipengaruhi temperatur, maka harga K juga tergantung pada
perubahan temperatur selama pemampatan. Apabila perubahan terjadi pada
temperatur konstan, maka Ki disebut modulis elastifitas isothermal. Apabila
tidak terjadi transfer panas selama proses perubahan, maka Ka disebut dengan
modus elastisitas adiabatik. Pada zat cair dan padat; Ka = Ki
Harga K untuk zat cair sangat besar, hingga perubahan rapat massa karena
perubahan tekanan adalah sangat kecil, sehingga perubahan rapat massa zat cair
sering di abaikan, dan dianggap sebagai zat tak kompresibel atau tidak
termampatkan. Tetapi pada kondisi tertentu di mana perubahan tekanan sangat besar
16
dan mendadak, maka anggapan zat cair ter kompresibel tidak bisa berlaku.
Contoh Misalnya terjadi pada penutupan katup turbin PLTA secara mendadak,
sehingga mengakibatkan perubahan (kenaikan yang sangat besar).
Pada gas, mempunyai harga K yang sangat kecil dan tidak konstan sehingga modus
elastisitas tidak di gunakan dalam analisis gas.
2.3.7 Kapilaritas
Kapilaritas adalah gejala naik turunnya permukaan air di dalam suatu tabung
akibat gaya adhesi dan gaya kohesi. Jika Kohesi lebih kecil dari adhesi, maka
permukaan zat cair akan naik. Jika kohesi lebih besar dari pada adhesi, maka
permukaan zat cair akan turun.
2.3.7.1 Gaya Kohesi dan Adhesi
Gaya Kohesi merupakan gaya tarik menarik antara molekul dalam zat
yang sejenis, sedangkan gaya tarik menarik antara molekul zat yang tidak sejenis
dinamakan Gaya Adhesi. Misalnya kita tuangkan air dalam sebuah gelas. Kohesi
terjadi ketika molekul air saling tarik menarik, sedangkan adhesi terjadi ketika
molekul air dan molekul gelas saling tarik menarik.
2.3.7.2 Sudut Kontak
Sebelum mempelajari konsep Kapilaritas, terlebih dahulu kita pahami
bagaimana pengaruh gaya adhesi dan gaya kohesi bagi Kapilaritas. Misalnya kita
tinjau cairan yang berada dalam sebuah gelas (lihat gambar di bawah). Ketika
gaya kohesi molekul cairan lebih kuat daripada gaya adhesi (gaya tarik menarik
antara molekul cairan dengan molekul gelas) maka permukaan cairan akan
membentuk lengkungan ke atas. Contoh untuk kasus ini adalah ketika air berada
dalam gelas. Biasanya dikatakan bahwa air membasahi permukaan gelas.
Sebaliknya apabila gaya adhesi lebih kuat maka permukaan cairan akan
melengkung ke bawah. Contohnya ketika air raksa berada di dalam gelas.
17
Gambar 1. gaya kohesi dan adhesi pada zat cair didalam tabung
Sudut yang dibentuk oleh lengkungan itu dinamakan sudut kontak (teta). Ketika
gaya kohesi cairan lebih besar daripada gaya adhesi, maka sudut kontak yang
terbentuk umumnya lebih kecil dari 90o (gambar a). Sebaliknya, apabila gaya
adhesi lebih besar daripada gaya kohesi cairan, maka sudut kontak yang terbentuk
lebih besar dari 90o (gambar b). Gaya adhesi dan gaya kohesi secara teoritis sulit
dihitung, tetapi sudut kontak dapat diukur. Apa hubungannya dengan
kapilaritas ?
Apabila gaya kohesi cairan lebih besar dari gaya adhesi, maka
permukaan cairan akan melengkung ke bawah. Ketika kita memasukan tabung
atau pipa tipis (pipa yang diameternya lebih kecil dari wadah), maka akan
terbentuk bagian cairan yang lebih tinggi (Lihat digambar di bawah). Dengan
kata lain, cairan yang ada dalam wadah naik melalui kolom pipa tersebut. Hal ini
disebabkan karena gaya tegangan permukaan total sepanjang dinding tabung
bekerja ke atas. Ketinggian maksimum yang dapat dicapai cairan adalah ketika
gaya tegangan permukaan sama atau setara dengan berat cairan yang berada
dalam pipa. Jadi, cairan hanya mampu naik hingga ketinggian di mana gaya
tegangan permukaan seimbang dengan berat cairan yang ada dalam pipa.
18
Gambar 2. Gaya kohesi lebih besar dari gaya adhesi
Sebaliknya, jika gaya adhesi lebih besar daripada gaya kohesi cairan, maka
permukaan cairan akan melengkung ke atas. Ketika kita memasukan tabung atau
pipa tipis (pipa yang diameternya lebih kecil dari wadah), maka akan terbentuk
bagian cairan yang lebih rendah (lihat gambar di bawah).
Efek ini dikenal dengan julukan gerakan kapiler alias kapilaritas dan pipa tipis
tersebut dinamakan pipa kapiler. Perlu diketahui bahwa pembuluh darah kita
yang terkecil juga bisa disebut pipa kapiler, karena peredaran darah pada
pembuluh darah yang kecil juga terjadi akibat adanya efek kapilaritas. Demikian
juga fenomena naiknya leleh lilin atau minyak tanah melalui sumbu. Selain itu,
kapilaritas juga diyakini berperan penting bagi perjalanan air dan zat bergizi dari
akar ke daun melalui pembuluh xylem yang ukurannya sangat kecil. Bila tidak
ada kapilaritas, permukaan tanah akan langsung mengering setelah turun hujan
atau disirami air. Efek penting lainnya dari kapilaritas adalah tertahannya air di
celah-celah antara partikel tanah. Lumayan, bisa membantu para petani di kebun.
19
2.3.7.4. Persamaan Kapilaritas
Tampak bahwa cairan naik pada kolom pipa kapiler yang memiliki jari-jari
r hingga ketinggian h. Gaya yang berperan dalam menahan cairan pada
ketinggian h adalah komponen gaya tegangan permukaan pada arah vertikal : F
cos teta (bandingkan dengan gambar di bawah).
Bagian atas pipa kapiler terbuka sehingga terdapat tekanan atmosfir pada
permukaan cairan. Panjang permukaan sentuh antara cairan dengan pipa adalah 2
phi r (keliling lingkaran). Dengan demikian, besarnya gaya tegangan permukaan
komponen vertikal yang bekerja sepanjang permukaan kontak adalah :
..................................................... (1-7)
Keterangan :
20
Apabila permukaan cairan yang melengkung ke atas diabaikan, maka
volume cairan dalam pipa adalah :
............... (1-8)
............... (1-9)
21
....................................... (1-10)
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Fluida adalah zat yang dapat mengalir.Terdapat Aliran Fluida yang dikategorikan:
Aliran Laminar
Aliran Turbulen
Aliran Transisi
b) Kekentalan, besaran turunan dalam fisika yang secara umum lebih dikenal
massa jenis
c) Tegangan permukaan, adalah tegangan akibat gaya tarik molekul zat cair ke
arah bawah permukaan
f)
23
DAFTAR PUSTAKA
24