Anda di halaman 1dari 21

Pendahuluan

Bab 1 Pendahuluan

1.1 Mekanika Fluida di Bidang Teknik Pertanian


Mekanika fluida adalah cabang dari ilmu teknik yang memperhatikan gaya dan energi yang
dihasilkan oleh fluida pada keadaan diam dan bergerak. Studi mekanika fluida melibatkan
penerapan prinsip-prinsip dasar mekanika dan thermodinamika untuk mengembangkan
pemahaman fisika dan alat analitik yang dapat digunakan ahli teknik untuk merancang (desain)

Gbr 1.1 Respons dari sampel benda padat dan fluida


terhadap pemberian tegangan geser: Kondisi (a)
berhubungan dengan pemberian gaya; kondisi (b)
sebentar setelah pemberian gaya; dan (c) beberapa
waktu kemudian.

dan mengevaluasi peralatan dan proses-proses yang melibatkan fluida.


Anda mungkin membaca buku ini karena mekanika fluida kuliah yang diperlukan dalam
kurikulum anda. Kebanyakan kurikulum teknik memerlukan mekanika fluida karena prinsip-
prinsipnya dan metodanya banyak penerapan teknologinya di bidang transpor fluida, pembangkit
tenaga, pengendalian lingkungan dan transportasi.

 Transpor fluida: PAM, pipa minyak, perpipaan gas alam, kimia pertanian dan pabrik zat
kimia.

 Penghasil energi: turbin uap, turbin gas, pembangkit listrik, kincir angin

 Kontrol lingkungan: air condition, kulkas, radiator mobil

 Transportasi : kapal laut, pesawat terbang

Bidang teknik pertanian

o Teknik pasca panen: Pengeringan, pemanasan, pendinginan, kipas

o Teknik tanah dan air: Saluran irigasi, tanggul dan bendungan, pompa, irigasi sprinkler,
aliran permukaan

o Manajemen Mesin Pertanian: Pemupukan, penyemprotan hama, permesinan, hidrolik

Sedikit ahli teknik yang dapat berfungsi efektif tanpa pengetahuan sederhana (paling tidak)
tentang mekanika fluida. Sebagian besar ahli teknik (engineering) berurusan dengan proses, alat-
alat, dan sistem yang membuat ilmu mekanika fluida penting untuk merancang, mengevaluasi,
memelihara, atau membuat keputusan. Anda mungkin belum dapat melihat apa masalah
sebenarnya anda akan disuruh untuk menyelesaikan dalam karir profesional anda, oleh karena itu
akan bijaksana untuk mendapatkan pegangan yang kuat dari dasar-dasar mekanika fluida.

1-1
Pendahuluan

Dasar-dasar (fundamen) ini termasuk pengetahuan dari keadaan fluida, properti–properti


yang digunakan untuk mendeskripsikannya, hukum fisika yang mengatur tingkah laku fluida,
cara bagaimana menjadikan hukum-hukum tersebut menjadi bentuk matematis, dan beragam
metodologi yang bisa digunakan untuk menyelesaikan soal-soal teknik.

1.2 Fluida dan Hipotesis Kontinum


Semua benda berada dalam satu dari dua keadaan: padat dan fluida. Anda mungkin
mempunyai pengertian kualitatif dari perbedaaan diantara keduanya. Benda padat tidak mudah
berubah bentuk, tetapi fluida relatif mudah berubah bentuk. Konsep dari fluida ini mencakup
cairan yang mudah berubah bentuk tetapi volumenya tidak, dan gas yang mudah berubah bentuk
dan volumenya.
Untuk mengembangkan definisi formal dari fluida, perhatikan sebagian kecil imajiner dari
benda padat dan fluida (Gbr 1.1). Bagian kecil tetap sepanjang satu sisi, dan gaya geser diberikan
pada sisi yang berlawanan*. Sebentar sesudah pemberian gaya, benda padat dianggap berubah
(deformasi) bentuk, yang diukur dengan sudut 1.

Jika kita pertahankan gaya ini dan periksa benda padat kemudian, kita temukan bahwa deformasi
adalah sama, yaitu 2 = 1. Pada pemberian gaya geser, benda padat dianggap berubah bentuk dan
tetap mempertahankan bentuk tersebut sepanjang gaya diberikan. Untuk sebagian besar benda
padat, besarnya deformasi sebanding dengan besarnya gaya dan benda padat akan kembali ke
bentuk semula sebelum deformasi jika gaya tidak diberikan lagi, paling tidak jika besar dari gaya
geser dan deformasi di bawah batas tertentu.

Perhatikan respons dari fluida terhadap gaya geser yang diberikan. Sebentar sesudah
pemberian gaya , fluida dianggap berubah bentuk seperti yang ditunjukkan oleh sudut ’1.
Beberapa saat kemudian deformasi lebih besar ’2 > ’1, pada kenyataannya deformasi terus
berlangsung selama gaya diberikan. Jika gaya tidak diberikan fluida tidak akan kembali ke
bentuk sebelum deformasi tetapi akan mempertahankan apapun bentuknya ketika gaya tidak
diberikan.

Sehingga kita dapat mendefinisikan fluida:

Fluida adalah benda yg berubah bentuk secara kontinu dibawah aksi gaya atau tegangan
geser yg diberikan.

Proses deformasi kontinu disebut mengalir. Fluida adalah benda yang dapat mengalir.

Karena fluida akan selalu mengalir jika gaya geser diberikan, tidak mungkin menganalisa
atau mendiskusikan tingkah laku fluida menurut tegangan dan deformasi sebagaimana dilakukan
dalam mekanika benda padat (solid). Adalah perlu untuk melihat hubungan antara tegangan dan
*
Perhatikan bahwa adalah mudah untuk membayangkan melakukan percobaan untuk benda padat seperti besi atau karet tetapi adalah tidak
mungkin untuk meletakkan sebongkah air pada meja dan melaksanakan percobaan, karena air akan mengalir ke seluruh meja. Fenomena inilah
yang menjadi sifat fluida yang ingin kita definisikan.
1-2
Pendahuluan

laju dari deformasi. Fluida berubah bentuk pada laju yang berhubungan dengan gaya yang
diberikan. Fluida mencapai keadaan keseimbangan dinamis (dynamic equilibrium) dimana
tegangan yang diberikan diseimbangkan oleh tegangan yang berlawanan. Sehingga definisi lain
dari fluida adalah:

Fluida adalah benda yg melawan tolakan hanya ketika berpindah.

1.2.1 Model kontinum


Semua benda terdiri dari banyak sekali partikel-partikel lepas, yang disebut molekul.
Dalam sebuah benda murni seperti air, semua molekul adalah sama; benda lain seperti udara
adalah percampuran mekanik dari berbagai macam molekul. Molekul berinteraksi satu sama
lain melalui tumbukan dan gaya antar molekul. Fase dari sebuah sampel benda padat, cair atau
gas adalah akibat dari jarak antar molekul dan gaya-gaya antar molekul. Molekul-molekul dari
benda padat relatif berdekatan (jarak sebanding dengan diameter molekul) dan memberikan gaya
antar molekul yang besar; molekul-molekul dari gas berjauhan (jaraknya lebih besar dari
diameter molekul) dan mempunyai gaya antar molekul yang relatif lemah. Karena gaya-gaya
antar molekul lemah, gas mudah berubah volume dan juga bentuknya. Gaya-gaya antar molekul
yang lebih kuat pada benda padat membuatnya bisa mempertahankan volume dan bentuknya.
Dalam cairan, gaya-gaya intermolekul cukup kuat untuk mempertahankan volumenya tetapi tidak
bentuknya.

Pada prinsipnya adalah mungkin untuk mendeskripsikan sebuah sampel fluida menurut
dinamika dari masing-masing molekul; dalam kenyataannya adalah tidak mungkin karena sangat
besar jumlah molekul yang terlibat. Untuk kebanyakan kasus yang menarik perhatian adalah
mungkin untuk mengabaikan keadaan molekular dari benda dan menganggap benda tersebut
kontinu atau suatu kesatuan yang utuh. Asumsi ini yang disebut model kontinum dan dapat
diterapkan pada benda padat dan fluida. Model kontinum mengasumsikan bahwa struktur
molekul relatif sangat kecil dibandingkan dimensi yang dilibatkan dalam persoalan-persoalan
yang menjadi perhatian sehingga kita bisa mengabaikannya.

Ketika menggunakan model kontinum kita deskripsikan fluida menurut propertinya yang
menunjukkan karakteristik rata-rata dari struktur molekulnya. Sebagai contoh kita menggunakan
massa per satuan volume atau densitas bukan jumlah molekul dan massa molekul. Jika benda
benar-benar kontinum, properti merupakan fungsi kontinu dari waktu dan ruang. Kecepatan dari
sebuah fluida yang bergerak didefinisikan sebagai kecepatan dari pusat massa dari kumpulan
molekul-molekul disekitar titik yang dimaksud. Karena properti fluida dan kecepatan adalah
fungsi kontinu, kita dapat menggunakan kalkulus untuk menganalisa kontinum bukan
menerapkan matematika diskrit terhadap tiap molekul.

Agar model kontinum valid (berlaku), sampel terkecil dari benda yang menjadi perhatian
kita harus mengandung sejumlah besar molekul sehingga rata-rata yang berarti dapat dihitung.
Untuk udara 10-9 mm3 mengandung 3 x 107 molekul. Dalam kebanyakan persoalan teknik,
1-3
Pendahuluan

volume 10-9 mm3 adalah sangat kecil, sehingga model kontinum valid. Namun demikian, untuk
kasus tertentu, seperti di tempat yang sangat tinggi, jarak antar molekul menjadi sangat besar
sehingga sebuah volume kecil mengandung hanya beberapa molekul, dan model kontinum tidak
berlaku.

1.3 Properti-Properti (Sifat-Sifat) Fluida


Properti fluida menunjukkan keadaan atau kondisi dari fluida dan secara makro
menyatakan struktur mikroskopik (molekular) dan gerakan.

1.3.1 Densitas, Volume Spesifik, Berat Spesifik, Gravitasi Spesifik


Densitas dari fluida adalah massanya per satuan volume. Densitas mempunyai nilai pada tiap
titik dalam sebuah kontinum dan dapat berbeda dari satu titik ke titik yang lain. Anggap bahwa
kita mengambil sembarang volume V dalam suatu fluida. Kita buat Δm menyatakan massa
fluida yang terkandung di dalam volume tersebut. Densitas rata-rata adalah:

m



Densitas rata-rata ini tergantung pada ukuran dan letak volume yang dipilih. Contohnya,
lihat gelas yang setengahnya berisi air. Jika volume yang dipilih berimpit tepat dengan volume air
di setengah gelas bagian bawah, kita akan memperoleh nilai densitas rata-rata sekitar 1000 kg/m 3
(62.4 lbm/ft3); namun, jika volume yang dipilih adalah keseluruh gelas, maka densitas rata-rata
hanya akan bernilai setengah karena bagian atas gelas tidak mengandung air. Definisi densitas
yang tepat harus melibatkan sebuah limit (batas). Kita cenderung akan mengambil limit dari 
ketika V mendekati nol; jika kita lakukan, V akan menjadi kecil sehingga struktur molekul
fluida akan menjadi jelas dan densitas akan berubah seperti yang ditunjukkan dalam Gbr.1.2.
Ketidakteraturan pada nilai V yang sangat kecil disebabkan oleh struktur molekular. Ketika
V menjadi lebih besar, densitas berubah secara kontinu karena jumlah molekul yang lebih
besar dimasukkan dalam V . Volume terkecil  V  untuk perubahan densitas yang mulus
adalah limit dari hipotesis kontinum. Kita harus mendefinisikan densitas fluida dengan:

lim m

V  V V

Volume kecil  V  menyatakan ukuran dari sebuah


“titik” tertentu dalam kontinum tersebut. Untuk fluida di
sekitar temperatur dan tekanan atmosfer,  V  dalam
kisaran 10-9 mm3. Kita interpretasikan semua properti
fluida sebagai perwakilan rata-rata dari struktur molekul
pada volume kecil ini.

Densitas fluida berbeda jauh diantara fluida-


fluida. Pada kondisi atmosfer, densitas udara sekitar 1.22 kg/m 3 (0.076 lbm/ft3), densitas air

1-4

Gbr 1.2 Ketergantungan densitas


(rata-rata) pada volume sampel untuk
volume kecil.
Pendahuluan

sekitar 1000 kg/m3 (62.4 lbm/ft3), dan densitas air raksa (mercury) sekitar 13500 kg/m3 (846
lbm/ft3). Untuk suatu fluida, densitas berubah menurut temperatur dan tekanan. Perubahan ini
cukup kuat untuk gas tapi agak lemah untuk cairan. Jika perubahan densitas bisa diabaikan, fluida
disebut inkompresibel. Nilai-nilai numerik densitas dari beberapa fluida yang umum dapat dilihat
dalam Appendix A, Tabel A.3-A.6.

Beberapa properti fluida lain berhubungan langsung dengan densitas, volume spesifik ( ),

1
didefinisikan sebagai v   yang sering digunakan dalam thermodinamika tetapi jarang dipakai

dalam mekanika fluida.

Berat spesifik () adalah berat dari fluida per satuan volume; jadi   g dimana g adalah
percepatan gravitasi lokal.

Gravitasi spesifik dari fluida adalah rasio dari densitas fluida terhadap densitas fluida

ρ
referensi. Persamaannya adalah S 
ρREF

Untuk cairan, fluida referensi adalah air murni pada temperatur 4 dan 101330 N/m2 , REF
= 1000 kg/m3. Gravitasi spesifik dari gas biasanya didasarkan pada udara kering sebagai fluida
referensi.

Karena volume spesifik, berat spesifik, dan gravitasi spesifik semuanya berhubungan
langsung dengan densitas, maka semuanya akan tetap jika densitas tetap.

1.3.2 Tekanan
Tekanan adalah properti fluida yang sangat penting. Kebanyakan soal mekanika fluida
melibatkan perhitungan tekanan fluida atau dengan pengaruh gabungan tekanan pada beberapa
permukaan atau permukaan yang bersentuhan dengan fluida. Tidak seperti densitas, yang
biasanya merupakan satu dari kuantitas “yang diketahui” dalam soal mekanika fluida, tekanan
biasanya merupakan satu dari kuantitas “yang tidak diketahui” yang akan dicari dengan analisis
atau percobaan. Kita definisikan tekanan sebagai berikut:

Tekanan adalah gaya tekan (compresiv) normal per satuan luas yang bekerja pada
permukaan sebenarnya (real) atau imajiner dalam fluida.

Perhatikan luas permukaan kecil ΔA dalam fluida,


yang ditunjukkan pada Gbr.1.3. Sebuah gaya ΔFn bekerja
normal pada permukaan. Gaya-gaya tangensial juga
mungkin ada tetapi tidak relevan dengan definisi tekanan.
Tekanan didefinisikan dengan:

Fn Gbr 1.3 Menggambarkan definisi dari


p  lim . tekanan
AδA A

1-5
Pendahuluan

Nilai limit δA menyatakan batas bawah dari asumsi kontinum, δA ≈  V  ⅔. Tekanan bisa
berubah dari satu titik ke titik lain dalam fluida. Secara mikro, tekanan menyatakan momentum
molekuler dan gaya intermolekular dalam fluida. Tekanan adalah positif untuk kompresi.

Kita nyatakan tekanan dalam satuan gaya per satuan luas dan mengukurnya terhadap satu
dari dua datum. Tekanan diukur relatif terhadap tekanan atmosfer lokal disebut tekanan ukur
(gage pressure). Tekanan diukur (didefinisikan) relatif terhadap tekanan nol disebut tekanan
absolut (absolut pressure). Tekanan ukur dan tekanan absolut berhubungan sebagai berikut:

Tekanan absolut = tekanan ukur + tekanan atmosfer disekitar pengukur.

Tekanan dibawah tekanan atmosfer lokal kadang-kadang disebut tekanan vakum.


Tekanan vakum dinyatakan sebagai angka positif, sehingga

Tekanan vakum = tekanan atmosfer – tekanan absolut

= – tekanan ukur

Gunakan subscript “g” dan “a” dengan satuan tekanan menunjukkan apakah tekanan ukur
atau tekanan absolut. Jadi 10 psig berarti “sepuluh pounds per inchi kuadrat, ukur “dan 10 psia
berarti” sepuluh pounds per inchi kuadrat, absolut”. Subscript “abs” dan “ukur” juga digunakan
untuk tujuan yang sama.

Untuk mengubah (konversi) tekanan ukur menjadi tekanan absolut, anda harus mengetahui
tekanan atmosfer pada waktu dan tempat pengukuran. Informasi ini sering tidak tersedia. Seperti
dalam hal seperti itu, kita menggunakan nilai “standar” 101,330 Pa (14.696 lb/in 2, abs; 29.92 in.
Hg, abs) untuk tekanan atmosfer. Tekanan atmosfer yang sebenarnya bisa diukur dengan
barometer; oleh karena itu tekanan atmosfer kadang-kadang disebut tekanan barometrik.

Dalam banyak situasi yang ada di mekanika fluida, kita akan lebih menaruh perhatian pada
perbedaan tekanan daripada tingkat tekanan. Perbedaan tekanan akan sama walaupun tekanan
yang dilihat ukur atau absolut, sepanjang semua tekanan berdasarkan pada sebuah datum umum.
Perbedaan tekanan (umpamakan, antara dua lokasi dalam sebuah pipa lurus) tidak dinyatakan
dalam satuan “ukur” atau “absolut”; penunjukkan ini dipakai hanya untuk tingkat tekanan.

1.3.3 Temperatur dan Sifat-Sifat Yang Berhubungan Dengan Energi


Temperatur (T) adalah sifat yang dikenal semua orang tapi agak sulit untuk mendefinisikan
dengan ketepatan yang sama seperti densitas atau tekanan. Kita biasanya menghubungkan
temperatur dengan derajat “panas” atau “dingin” tetapi ini bukanlah definisi yang tepat.
Temperatur sering didefinisikan sebagai properti yang perbedaannya memberikan kenaikan
terhadap pindah (transfer) panas. Karena panas biasanya didefinisikan sebagai aliran energi yang
disebabkan perbedaan temperatur, definisi ini menjadi berbalik-balik melingkar. Kita bisa
mengembangkan definisi temperatur yang lebih tepat dengan menggunakan hukum kedua
thermodinamik, tetapi definisi tidak banyak gunanya di sini. Untuk maksud pengenalan, kita

1-6
Pendahuluan

definisikan temperatur fluida sebagai ukuran dari (tidak “sama dengan”) energi yang terkandung
dalam gerakan-gerakan molekular dari fluida.

Kita bisa menyatakan nilai-nilai numerik temperatur dengan menurut bermacam skala.
Beberapa skala adalah absolut (temperatur dinyatakan sebagai nilai relatif pada temperatur yang
paling rendah, “nol absolut”), beberapa skala tidak absolut (temperatur dinyatakan relatif suatu
datum sembarang). Skala temperatur non absolut yang paling umum adalah skala Fahrenheit dan
Celcius. Skala absolut yang sesuai (yaitu sama kecuali untuk pemilihan datum) adalah skala
Rankine dan Kelvin. Hubungan antara skala-skala ini adalah:

T(Kelvin) = T(Celcius) + 273.15

T (Rankine) = T(Fahrenheit) + 459.67

T(Rankine) = 1.80 T(Kelvin).

Energi Internal (U) menunjukkan energi yg dikandung dalam gerakan-gerakan molekular acak
~ ) adalah energi internal per satuan
dan gaya-gaya intermolekular. Energi internal spesifik ( u
massa. Untuk fluida-fluida berfase tunggal (cair atau gas), energi internal adalah terutama fungsi
dari temperatur.
~
Properti yang berhubungan dekat dengan energi internal adalah, enthalpy spesifik ( h ),

~ p
didefinisikan oleh h  u~    u~  pv

Enthalpy adalah properti penting dalam analisa dari fluida kompresibel karena penggabungan
antara bentuk mekanik dan thermal dari energi.

Kita menyatakan hubungan antara energi internal atau enthalphy dari fluida dan
temperaturnya menurut panas spesifik. Panas spesifik yang penting adalah panas spesifik pada
volume tetap (cv) dan panas spesifik pada tekanan tetap (cp) yang didefinisikan oleh:
~ ~
u h 
cv   dan c p  T 

T v p

Untuk fluida inkompresibel semua proses adalah volume spesifik tetap dan

 ( pv )  v 
    0,
T  p T  p

sehingga cp = cv (fluida inkompresibel)

1.3.4 Hubungan-hubungan Properti dan Gas Ideal


Properti-properti fluida tidak berdiri sendiri-sendiri (independen). Untuk suatu fluida
tertentu ada hubungan yang jelas diantara berbagai properti. Untuk fluida yang paling umum,
spesifikasi dari hanya dua properti memungkinkan kita untuk menentukan nilai–nilai untuk
properti lainnya. Hubungan diantara properti-properti dapat disajikan dalam bentuk grafik, tabel,

1-7
Pendahuluan

atau persamaan. Ilmu thermodinamika terutama menaruh perhatian dengan mempelajari


hubungan-hubungan properti.

Pada tekanan rendah dan temperatur tinggi sifat-sifat gas dapat didekati dengan hukum gas
ideal,

p  RT (1.1)

p : tekanan

 : densitas

T : temperatur dalam Kelvin

R : konstanta gas spesifik = konstanta gas universal dibagi berat molekul

Ro 8314
R  N  m / kg  K
BM. BM.

R0 = konstanta gas universal

BM = berat molekul

Cairan menunjukkan sedikit perubahan densitas menurut temperatur atau tekanan. Tidak
ada persamaan-persamaan yang pas yang tersedia untuk properti dari fluida. Untuk kebanyakan
maksud praktis, kita perlakukan cairan sebagai fluida inkompresibel.

Untuk gas ideal dan fluida inkompresibel, Energi internal hanya tergantung pada
temperatur. Sehingga:
~
~ T  dan c  du  c  T 
~u
u v v
dT

Sebagai tambahan untuk gas ideal


~
~ ~ p ~ ~ dh
h  u   u (T )  RT  h (T ) dan c p   c p (T )
 dT

Sering diasumsikan panas spesifik adalah tetap. Dalam buku ini kita asumsikan semua gas bisa di
modelkan dengan hukum gas ideal dan panas spesifik tetap.

Contoh Soal 1.1: Menunjukkan Hukum Gas Ideal dan


Asumsi Fluida Inkompresibel.

Seorang insinyur merancang sistem memberikan udara panas


untuk pemanas seperti Gbr E1.1. Sebuah kipas menghisap udara
dari ruangan besar melalui corong masuk. Kipas ini meningkatkan
tekanan udara masuk dan mengeluarkan melalui corong keluar.
Tekanan di dalam corong masuk adalah 1300 N/m2 vakum, dan temperatur 30.6C. Tekanan
pada kipas pengeluar adalah 1000 N/m2, ukur dan temperatur
Gbr E1.1 Susunan kipas Contoh
adalah 35.6 C. Tekanan soal 1.1 barometer adalah 100.000 N/m2.
1-8
Pendahuluan

Hitung densitas udara pada saat masuk ke kipas dan pada saat keluar dari kipas. Beri komentar
tentang kemungkinan penggunaan model fluida inkompresibel untuk aliran kipas.

Solusi

Diketahui:

Tekanan pada saat masuk kipas = 1300 N/m2, vakum

Tekanan pada saat keluar kipas = 1000 N/m2, ukur

Temperatur pada saat masuk kipas = 30.6  C

Temperatur pada saat keluar kipas = 35.6  C

Tekanan barometer = 100 000 N/m2.

Ditanya:

Densitas dari udara pada saat masuk dan keluar kipas.

Diskusikan model fluida inkompresibel.

Penyelesaian:

Karena tekanan udara dan temperatur pada saat masuk kipas diketahui maka kita dapat
menemukan densitas udara dari hukum gas ideal:

pin
in 
RTin

dimana temperatur mesti dinyatakan dalam satuan absolut. Tekanan absolut adalah:

pin = patm - pvak

= 100 000 N/m2 – 1300 N/m2 = 98 700 N/m2.

Konstan gas R = 287 N.m/kg.K untuk udara

0,987 x105 N / m 2
ρin 
(287 N  .m / kg .K )(30.6  273.2) K

ρin = 1.13 kg/m3. Jawaban

Dengan cara yang sama:

pout = patm + pukur

= 100 000 N/m2 + 1000 N/m2 = 1,01x 105 N/m2

1,01x105 N / m 2
ρout 
(287 N  .m / kg.K )(35.6  273.2) K

ρout = 1.14 kg/m3. Jawaban

Perbedaan densitas sebagai persentase dari udara masuk adalah

1-9
Pendahuluan

,  113
114 ,
 (%)  x100%  0.88% ,
113
,
Bongkahan fluida
Sehingga model fluida inkompresibel seharusnya relatif akurat.
(a) pada waktu t dan
Diskusi:

Jika kita menggunakan model fluida inkompresibel untuk menghitung densitas udara keluar
sebagai 1,13 kg/m3 dan kemudian menggunakan tekanan udara keluar terukur untuk menghitung
temperatur keluar, kita dapat menghitung

pout 1,01x105 N / m 2
Tout  
R (113, kg / m 3 )(287 N  m / kg  K )

Tout = 311,4 K atau 38,2 o C.

Kesalahan temperatur sebesar 2,60C bisa cukup signifikan dalam perhitungan keseimbangan
energi. Namun demikian, kesalahan densitas sebesar 0,01 kg/m3 adalah tidak signifikan.

1.3.5 Viskositas
Anda pelajari sebelumnya bahwa fluida adalah zat yang mengalami deformasi kontinu ketika
dikenai tegangan geser (shear stress) dan tegangan geser tersebut adalah fungsi dari laju
deformasi. Untuk banyak fluida yang umum tegangan geser sebanding (proportional) terhadap
laju deformasi. Konstanta proporsionalitas, disebut viskositas, yang merupakan properti fluida.
Untuk membuat persamaan penentu untuk viskositas, kita mesti mendapatkan dulu ekspresi
untuk laju deformasi (laju regangan, strain geser) dari partikel fluida. Kita lakukan ini dengan
memperhatikan sebuah aliran yang kecepatannya menurut arah x dari fluida berubah menurut y,
seperti yang ditunjukkan dalam Gbr. 1.4.

Karena kita asumsikan bahwa fluida adalah kontinu, kecepatan adalah fungsi kontinu
(kurva melengkung). Kita ambil plot seperti dalam Gbr. 1.4 dengan kecepatan fluida pada nilai-
nilai y yang berbeda yang ditunjukkan
dengan tanda panah, yang ujungnya
dihubungkan oleh kurva lengkung, profil
kecepatan.

Bayangkan bahwa kita bisa


mengisolasi bongkahan segi empat kecil
fluida dari suatu tempat di dekat bagian
Gbr 1.4 Suatu Gbr 1.5 Bongkahan fluida
tengah dari Gbr.1.4. Bagian atas bongkahan variasi kecepatan (a) pada waktu t dan (b)
akan bergerak lebih cepat daripada bagian fluida. pada waktu t + δt.

bawah, sehingga jika berbentuk segiempat pada waktu t, akan digeser pada waktu t + δt, seperti
yang ditunjukkan dalam Gbr.1.5. Kita ukur deformasi tegangan dengan sudut δ , yang bisa kita
hubungkan dengan kecepatan fluida seperti berikut. Karena bongkahan adalah kecil, kecepatan
bagian atas relatif terhadap bagian bawah adalah:

1-10
Pendahuluan

 du  du
urel   u  δy   u  δy.
 dy  dy

Jarak, δe, bagian atas bergerak relatif terhadap bagian bawah adalah:

du
δe  urel δt  δy δt .
dy

Karena δ kecil untuk δt kecil, kita hitung bahwa:

e du
δ ≈ tan (δØ)  y  dy t.

Laju regangan geser adalah laju perubahan dari δ, atau:

 du

t dy

Jika tegangan geser (τ) dalam fluida adalah proporsional pada laju regangan, kita bisa tulis:

du
Tegangan geser:    dy (1.2)

Koefisien  adalah viskositas. Persamaan (1.2) disebut Hukum Newton dari viskositas
karena diusulkan oleh Sir Isaac Newton. Fluida yang mengikuti hukum ini dan generalisasinya
untuk aliran multi dimensional disebut fluida Newtonian.

Tidak semua fluida mengikuti hubungan regangan-tegangan Newtonian. Fluida yang tidak
mengikuti hubungan Newtonian disebut non-Newtonian. Kita gambarkan beberapa
kemungkinan macam dari hubungan laju tegangan-regangan dalam Gbr. 1.6. Viskositas dari
fluida non-Newtonian adalah fungsi dari laju regangan.

Kebanyakan fluida umum seperti udara dan gas


lain, air, dan kebanyakan larutan sederhana adalah Newtonian
sebagaimana halnya produk petrolium. Larutan–larutan
mengandung rantai panjang polimer seperti lumpur dan
suspensi biasanya adalah non- Newtonian. Darah adalah
fluida non- Newtonian. Dalam buku ini kita batasi diskusi
pada fluida Newtonian.
Gbr 1.6 Bermacam tipe dari hubungan
laju tegangan-regangan.
Viskositas dari fluida Newtonian berbeda banyak dari
fluida ke fluida. Untuk suatu fluida tertentu viskositas berbeda banyak dengan perubahan
temperatur tetapi hanya berubah sedikit dengan tekanan. Kita biasanya mengabaikan viskositas
menurut tekanan di dalam perhitungan biasa.

Kita dapat tunjukkan mekanisme dari viskositas dan perubahannya dengan temperatur
dalam suatu gas dengan menunjukkan model sederhana dari tingkah laku molekul. Anggap
sembarang kecepatan yang digambarkan dalam Gbr 1.4

1-11

Gbr 1.7 Representasi molekul gas


dalam sebuah daerah dari
Pendahuluan

menyatakan suatu aliran gas. Kita kemudian memperbesar gambar ini di dalam Gbr 1.7 dan
menunjukkan dua molekul gas pada dua lokasi y yang berbeda. Di dalam Gbr 1.7 (a) setiap
molekul bergerak ke kanan dengan kecepatan fluida sesuai dengan lokasi tertentu dari molekul.
Bersamaan dengan kecepatan fluida, setiap molekul juga mempunyai kecepatan molekul acak dan
seringnya bertumbukan dengan molekul gas lain. Anggap bahwa kedua molekul bertukaran
tempat sebagai akibat dari tumbukan tersebut. Kita anggap bahwa segera setelah pertukaran
tempat setiap molekul mempertahankan kecepatan fluida sesuai dengan posisi asalnya. Gambar 1.7
(b) menggambarkan kondisi ini.

Hasil dari perubahan posisi ini adalah perubahan netto dari momentum pada kedua sisi dari
bidang A-A. Karena proses ini, seperti yang digambarkan untuk dua molekul, terjadi untuk semua
molekul gas, perubahan momentum kontinum yang penting merupakan hasil dari gerakan-
gerakan molekul acak di dalam gas. Jika kita ambil hipotesa kontinum, kita harus bayangkan
bahwa tegangan geser ada sepanjang bidang A-A di antara molekul-molekul. Menurut hukum
kedua Newton, tegangan geser ini (gaya per satuan area) harus sama dengan laju perubahan
momentum per satuan area. Perhatikan bahwa agar perubahan ini terjadi, dua aksi harus ada:

 Molekul harus mempunyai kecepatan fluida yang berbeda pada lokasi y yang berbeda

 Molekul-molekul harus dibawa melintasi bidang pemisah oleh gerakan molekuler acak.

Dalam hukum dari viskositas Pers.(1.2), gradien kecepatan, du/dy menyatakan perbedaan dari
kecepatan fluida, dan viskositas, μ , menyatakan proses perubahan molekuler. Karena agitasi
molekuler meningkat dengan tempertatur, kita akan mengharapkan viskositas dari gas meningkat
dengan temperatur, dan inilah yang sebenarnya terjadi!

Model perubahan momentum molekuler cukup teliti untuk gas, namun dia tidak dapat
menjelaskan viskositas dari cairan. Gaya-gaya intermolekular lebih berperan terhadap viskositas
cairan daripada perpindahan momentum molekular. Karena gaya-gaya intermolekular umumnya
menurun dengan temperatur viskositas dari kebanyakan cairan menurun dengan temperatur.

Viskositas memberikan cara untuk mengkuantifikasikan sifat kental dan cair yang
diberlakukan pada cairan. Cairan kental mempunyai viskositas yang tinggi dan tidak mudah
mengalir; sebaliknya berlaku untuk cairan yang bersifat cair. Densitas fluida kecil sekali
hubungannya dengan kekentalan. Oli motor biasanya dianggap cairan yang kental, terutama
ketika dingin tetapi kurang padat dibandingkan air (Soli ≈ 0.8).

Rasio dari viskositas terhadap densitas sering muncul dalam persamaan-persamaan yang
menjelaskan gerakan fluida. Ratio ini diberi nama viskositas kinematik dan biasanya dinyatakan
dengan simbol v.

μ
Viskositas kinematika: v  ρ .

1-12
Pendahuluan

Viskositas kinematik diberi nama demikian karena hanya mengandung dimensi panjang dan
waktu. Ketika kita perlu untuk membedakan macam dari viskositas, kita sebut μ sebagai
viskositas dinamik atau viskositas absolut.

Pengaruhnya yang biasanya berhubungan dengan viskositas fluida adalah kondisi tak
tergelincir. Ketika fluida bersentuhan dengan permukaan padat, kecepatan fluida pada permukaan
sama dengan kecepatan dari permukaan; yaitu fluida lekat
pada permukaan dan relatif tidak tergelincir terhadap
permukaan. Kondisi ini berlaku tanpa mengenal macam
fluida, macam permukaan, atau kekasaran permukaan
sepanjang hipotesis kontinum berlaku. Ketika fluida mengalir
pada permukaan variasi dari kecepatan fluida relatif terhadap
permukaan digambarkan seperti dalam Gbr.1.8. Gradien
kecepatan selalu terjadi dekat permukaan ketika fluida Gbr 1.8 Variasi dari hubungan kecepatan
fluida pada dinding; perhatikan urel = 0
mengalir pada permukaan, dan menurut hukum newton pada dinding.

tentang viskositas, tegangan geser selalu bekerja pada fluida di dalam daerah ini.

Persamaan dari gerakan untuk fluida mengalir menjadi sangat rumit jika tegangan geser
diikutkan. Untuk alasan ini, analisa yang disederhanakan kadang-kadang mengabaikan tegangan
geser. Cara yang mudah untuk memasukkan asumsi tegangan geser nol adalah membuat seakan-
akan fluida mempunyai viskositas nol. Menurut Pers. (1.2) μ = 0 dan τ = 0. Fluida dengan
viskositas nol disebut fluida inviscid. Walaupun tidak ada satu fluida pun mempunyai viskositas
nol, viskositas dari banyak fluida adalah nol, sehingga tegangan geser dalam fluida adalah kecil
jika du/dy tidak besar. Hubungan ini sering benar, kecuali di sekitar perbatasan padat (seperti
dalam Gbr 1.8), sehingga asumsi dari fluida inviscid sering berguna untuk menganalisa aliran
yang jauh dari perbatasan padat.

Fluida inkompresibel dan model fluida inviscid digabungkan dalam apa yang disebut dengan
fluida ideal. Fluida ideal mempunyai μ ≡ 0 kemudian dan ρ ≡ konstan. Ahli matematika dan ahli
teknik telah menemukan banyak solusi-solusi elegan dari persamaan gerak dari fluida ideal. Anda
harus hati-hati membedakan antara fluida ideal yang didefinisikan disini dan gas ideal yang di
diskusikan di Bagian 1.3.4

Contoh soal 1.2. Menggambarkan Perhitungan Tegangan Geser dari Sebuah Profil Kecepatan

Gambar E1.2 menunjukkan selapis cairan yang mengalir turun


dalam sebuah permukaan miring. Cairan adalah fluida Newtonian
dengan viskositas μ. Profil kecepatan diperoleh dengan:

  y   y 2 
u ( y )  U 2     . Gbr E1.2 Selapis cairan yang
  Y   Y   mengalir turun dalam sebuah
permukaan miring

1-13
Pendahuluan

dimana U tetap dan Y adalah lapisan ketebalan cairan. Hitung tegangan geser pada perbatasan
fluida padat (y = 0), pada y = Y/2, dan pada “permukaan bebas” (y = Y).

Solusi

Diketahui: Profil kecepatan dari fluida Newtonian:

  y  y 2

u ( y )  U 2     .
  Y   Y  

Hitung:

Tegangan geser pada y = 0, Y/2, dan Y

Penyelesaian:

du
Untuk suatu fluida Newtonian: τ  μ dy .

Substitusikan kecepatan u:

d   y  y 
2
U  y 
τ  μU 2       μ 2  2 .
dy   Y   Y   Y   Y 

Gaya geser pada lokasi y berbeda-beda adalah:

U
τ  y 0  2 μ ; Jawaban.
Y

μU
τ  y Y 2  ; Jawaban.
Y

τ  y Y  0. Jawaban.

Diskusi

Tegangan geser bernilai nol pada “permukaan bebas” adalah batas kondisi umum untuk setiap
tipe fluida, karena udara di atas cairan memberikan gaya yang dapat diabaikan pada cairan.
Untuk bensin pada 1000F dengan Y = 0.05 in, dan U = 13.4 ft/sec, tegangan geser pada y = 0 akan
menjadi 0.0025 lb/in2.

Contoh soal 1.3. Menggambarkan Asumsi Umum Untuk Profil Kecepatan dalam
Kelonggaran Kecil dan Pengembangan Rumus Kerja

Viscometer silinder konsentris (dua lingkaran yang mempunyai titik


pusat yang sama) adalah alat yang digunakan untuk mengukur
viskositas absolut. Gbr E1.3a menunjukkan bagian-bagian
viscometer ini. Fluida mengisi ruangan antara bagian luar silinder
dan bagian dalam silinder yang bebas untuk berotasi. Penggunaan
torsi T menyebabkan bagian dalam silinder berotasi pada
kecepatan tetap ω. Viscometer mempunyai ketinggian H, dan lebar

1-14
Pendahuluan

celah, h, sangat kecil dibandingkan dengan masing-masing jari-jari R1 atau R2. Karena celah
kecil, kita asumsikan bahwa kecepatan fluida, V, dalam arah tangensial berubah secara linear
melewati celah. Fluida adalah Newtonian. Kembangkan rumus untuk viskositas μ menurut torsi
T, kecepatan ω, dan parameter-parameter geometric dari viscometer.

Solusi
Gbr E1.3a Viscometer silinder
Diketahui:

Viscometer silinder konsentris yang ditunjukkan dalam Gbr. E1.3a

Pandangan (yang diperbesar) dari bagian fluida, Gbr.E1.3b

Hitung: Rumus yang menghubungkan μ dengan penggunaan torsi T dan kecepatan ratasional ω.

Solusi:

Kita lihat bahwa μ adalah untuk viskositas dalam hukum Newton:

du τ
τμ
dy
, jadi μ  du dy .

Untuk memperoleh rumus yang diinginkan, kita harus menyatakan τ dan du/dy dalam bentuk
torsi T, kecepatan ω, dan kuantitas lain yang diketahui. Karena kita asumsikan bahwa kecepatan
berubah secara linear sepanjang celah h,

du V1 Rω
  1 .
dy h h

Untuk menyatakan τ dalam bentuk T, kita perhatikan bahwa gaya F1 adalah tegangan geser pada
dinding bagian dalam sewaktu luas dinding 2πR1H. Yaitu:

F1
F1  2πR1 H τ  y  h , atau τ  y h 
2πR1 H .

Namun, gaya F1 pada jari-jari R1 sama dengan penggunaan torsi pada silinder bagian dalam:

T = F1R1

Substitusi menghasilkan:

T
  y h  .
2R12 H

Substitusikan ke dalam hukum Newton untuk mendapatkan nilai viskositas:

τ  y h  T  h 
μ    ;
 du dy  y  h 2
 2πR1 H  R1ω 
Gbr E1.3b. Pandangan yang diperbesar
Th dari bagian fluida dalam viscometer
μ . [Fluida Newtonian, viskositas tetap, silinder konsentris.
2πHωR13

kecepatan tetap, celah kecil (h<<R1)] Jawaban.


1-15
Pendahuluan

1.3.6 Sifat-Sifat Sekunder


Sebagai tambahan ada beberapa properti lain disamping densitas, tekanan dan viskositas.
Kita sebut mereka sebagai properti sekunder karena pengaruh yang disebabkannya dapat
diabaikan. Properti tersebut antara lain:

Modulus elastisitas, Koefisien pemuaian karena panas dan Tegangan permukaan.

1.4 Dimensi dan Sistem Satuan


Gaya 1 N  1 kgm/dt2

Tekanan 1 N/m2 = 1 Pa

Berat, W = mg

Gravitasi: 9,807 m/dt2.

Energi: 1 J  1 kgm2/dt2 = 1 Nm

Tenaga: 1 W = 1 J/dt = 1 Nm/dt = 1 kgm2/dt3

1.5 Ruang Lingkup Mekanika Fluida

1.5.1 Statika Fluida


Fluida mengalami
pergerakan benda
keras (rigid body
motion), yaitu fluida
bergerak tanpa
deformasi. Gaya-
gaya yg bekerja pada
fluida hanya tekanan
dan gravitasi. Tidak
ada gaya geser dari deformasi fluida.

1.5.2 Dinamika Fluida


Berhubungan dengan mekanika dari fluida yang mengalir. Selain gaya gravitasi (sering
diabaikan dalam dinamika fluida) dan gaya-gaya tekan ada gaya-gaya tegangan geser yang bisa
jadi signifikan.

1-16
Pendahuluan

Hidrolika: Cabang dari ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan aplikasi praktis
(sebagai penyaluran energi atau efek aliran) dari air yang bergerak

Hidrologi: Ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan sifat-sifat, distribusi dan sirkulasi
dari air pada permukaan tanah, dalam tanah, lapisan bumi dan atmosfer.

1.6 Penyelesaian Masalah Mekanika Fluida


Jika anda ingin mempelajari dasar-dasar dari mekanika fluida (dan mendapatkan nilai yang
baik unutk kuliah ini), anda harus melakukan lebih dari sekedar membaca buku ini. Tujuan anda
seharusnya adalah mendapakan pengetahuan kerja dari konsep-konsep dan metodologi dari
mekanika fluida dan menyertakan pengetahuan kerja ini dalam peralatan (tool kit) profesional
anda.

1.6.1 Macam Masalah


Pada umumnya, anda mungkin diajak untuk menyelesaikan dua macam masalah sebagai
bagian dari pendidikan anda atau dalam karir profeional anda: masalah analisis dan masalah
perancangan
(desain).

1.6.2 Pendekatan
Sistematis
Penyelesaian
Masalah
Anda dapat
meningkatkan
kemampuan
penyelesaian masalah dengan mengikuti pendekatan sistematis. Berikut ini adalah 6 tahapan
pendekatan untuk penyelesaian masalah.

1. Buat sketsa untuk membantu anda menggambarkan situasi fisik. Pada sketsa tunjukkan
informasi yang diketahui dengan cara deskriptif sehingga anda dapat mengenal yang anda
ketahui dari masalah. Sebagai contoh tunjukkan laju aliran dengan panah yang menunjukkan
arah aliran, dengan besaran di dekat tanda panah. Jangan pernah melewatkan tahapan ini.

2. Sebutkan secara spesifik kuantitas yang ingin anda cari. Tugas ini lebih sukar untuk masalah
desain karena memerlukan pengertian dari fenomena fisika yang terlibat.

3. Pilih hukum fisika utama atau hukum yang terpakai untuk masalah tertentu. Setelah anda
menunjukkan hukum-hukum primer, pilih rumus-rumus matematik yang tepat dari hukum-
hukum itu. Pastikan bahwa setiap asumsi atau batasan yang ditambahkan dalam pembuatan
persamaan-persamaan hanya berlaku untuk masalah-masalah tertentu.

4. Dalam banyak kasus, hukum utama dan persamaan tidak cukup untuk menentukan apa yang
anda perlu ketahui. Untuk kasus ini, diperlukan penambahan persamaan-persamaan sekunder
atau buat beberapa asumsi yang memenuhi persamaan untuk masalah. Persamaan-persamaan

1-17
Pendahuluan

sekunder dapat didasarkan pada hukum-hukum fisika lainnya atau pada kinematika atau
hubungan geometri. Seperti pada tahapan 3, pastikan bahwa setiap asumsi-asumsi dan
batasan-batasan yang dipakai dalam persamaan sekunder berlaku. Jika anda harus membuat
asumsi-asumsi, hati-hati bahwa anda tidak mengasumsikan jauh masalah. Ingat bahwa setiap
asumsi yang dibuat mungkin akan mempengaruhi ketelitian dari hasil anda. Anda juga harus
memperhatikan validitas asumsi-asumsi yg ditambahkan dan batasan-batasan.

5. Setelah anda pilih persamaan-persamaan dan tambahkan beberapa asumsi, manipulasi


persamaan-persamaan untuk menyelesaikan kuantitas yang tak diketahui dalam kuantitas yg
diketahui. Dalam menyelesaikan tahapan ini, anda biasanya akan menemui hambatan-
hambatan. Anda mungkin tidak punya cukup informasi untuk melewati titik tertentu (seperti
jumlah yg tidak diketahui melebihi jumlah persamaan-persamaan). Anda mesti kembali ke
tahapan 4 (atau bahkan ke tahapan 3) dan tambahkan persamaan-persamaan dan/atau asumsi-
asumsi. Pada awalnya, anda mungkin mesti mengulangi siklus tahapan-tahapan 3-4-5
berulang kali sebelum melanjutkan ke tahapan 6. Setelah anda berpengalaman, anda akan
lebih baik dalam memilih persamaan-persamaan dan asumsi-asumsi yang tepat dalam
pertama kali melewati tahapan-tahapan 3 dan 4, dan tidak butuh umpan balik dari tahapan 5.
Hanya dengan praktek anda dapat meningkatkan proses pemilihan asumsi.

6. Setelah dirumuskan penyelesaian dalam simbol-simbol, masukkan angka-angka dan satuan ke


dalam persoalan dan sempurnakan penyelesaian. Pada tahap ini, anda mungkin memerlukan
untuk melihat tabel, grafik untuk mencari karakteristik yang dipunyai oleh fluida atau faktor
konversi. Anda mungkin perlu grafik untuk mencari parameter-parameter lain. Perhatikan
keterbatasan asumsi-asumsi, ketelitian informasi yang diberikan, informasi yang diambil dari
tabel atau grafik. Tandai dengan jelas jawaban anda.

Daftar Pertanyaan:

1. Sebutkan definisi mekanika fluida!

2. Sebutkan penerapan mekanika fluida di bidang teknik pertanian!

1-18
Pendahuluan

3. Apa definisi fluida sehubungan dengan deformasi?

4. Apa yang dimaksud dan apa yang diasumsikan oleh model kontinum dan bagaimana model
kontinum bisa berlaku (valid) ?

5. Apa saja yang dimaksud dengan properti fluida?

6. Apa yang dimaksud dengan densitas, volume spesifik, berat spesifik dan gravitasi spesifiki?

7. Apa yang dimaksud dengan fluida inkompresibel dan hubungannya dengan temperatur dan
tekanan?

8. Sebutkan definisi tekanan!

9. Sebutkan apa yang dimaksud dengan tekanan ukur, tekanan vakum dan tekanan absolut?

10. Apa definisi dari temperatur, internal energi, enthalpy spesifik dan panas spesifik?

11. Sebutkan hukum gas ideal yang mengatur properti gas dan berlaku pada tekanan rendah serta
temperatur tinggi!

12. Apa yang dimaksud dengan viskositas, dan sebutkan hukum Newton tentang viskositas.

13. Apa yang dimaksud dengan fluida Newtonian dan non-Newtonian.

14. Apa yang dimaksud dengan kental dan cair dalam hubungannya dengan viskositas!

15. Apa yang dimaksud dengan viskositas kinematik, viskositas dinamik dan viskositas absolut?

16. Bagaimana hubungannya antara kondisi tak tergelincir dengan viskositas!

17. Apa yang dimaksud dengan fluida inviscid dan fluida ideal?

Soal-soal:

1. Untuk udara pada temperatur 40C dan tekanan 101,330 N/m2 sebagai referensi, hitung
gravitasi spesifik dari hidrogen pada temperatur 250C (298K) dan 101,330 N/m2!

1-19
Pendahuluan

2. Anggur mempunyai gravitasi spesifik 1.15. Ahli kimia anggur memutuskan untuk
mengencerkan anggur dengan air untuk menghasilkan gravitasi spesifik 1.10. Berapa persen
air yang ditambahkan dari volume yang baru?

3. Temperatur 4C campuran dari air radiator mobil (50 % air dan 50 % ethylene glycol menurut
volume) mempunyai densitas 1064 kg/m3. Jika densitas air 1000 kg/m3 hitung densitas
ethylene glycol.

4. Empat liter susu pada temperatur 1C, beratnya 4,5 Newton. Hitung berat spesifiknya. Apa
tambahan informasi yang diperlukan untuk menghitung densitas susu?

5. Walaupun para gadis umumnya mempunyai berat yang lebih ringan dari pada para pemuda,
kenapa bekas tumit sepatu tinggi para gadis sering ditemukan pada lantai yang lunak daripada
bekas sepatu pemuda?

6. Tekanan ukur menunjukkan tekanan 278 kPa sedangkan tekanan atmosfer adalah 100 kPa.
Berapa tekanan absolutnya?

7. Tekanan vakum menunjukkan 10 N/m2 vakum. Barometer menunjukkan tekanan atmosfer 76


cm air raksa. Hitung tekanan absolut dari tekanan vakum yg terbaca!

8. Gravitasi spesifik dari gas kadang-kadang didefinisikan sebagai rasio dari densitas gas
tersebut dengan densitas udara kering pada kondisi standar. Jika kondisi standar adalah pada
temperatur 4C dan 101 330 N/m2 absolut, hitung densitas relatif udara kering, carbon
monoxida dan hydrogen pada temperatur 20C dan tekanan standar!

9. Diasumsikan bahwa volume udara dalam ban mobil adalah tetap dan sama dengan volume
diantara 2 buah tabung silinder berpusat sama yang tingginya 13 cm dan berdiameter 33 cm
dan 52 cm. Udara dalam ban pada mulanya bertemperatur 25  C dengan tekanan 202 kPa.
Segera setelah udara dipompakan ke dalam ban, temperatur adalah 30C dan tekanan 303
kPa. Berapa massa udara yang ditambahkan ke dalam ban. Berapa tekanan udara apabila
temperatur diturunkan menjadi 0C?

10. Sebuah tanki mempunyai volume 0,10 m3 diisi dengan udara pada temperatur 25  C dan
tekanan 400 kPa absolut. Tanki dihubungkan dengan tabung di atasnya
yang mempunyai panjang L dan diameter dalamnya 6 cm seperti pada
gambar. Sebuah sumbat kayu bulat dimasukkan ke tabung dan klep yang
memisahkan tabung dengan tanki dibuka. Udara mengembang pada
temperatur tetap dan mendorong sumbat melalui tabung. Tentukan
panjang L sehingga tekanan udara turun menjadi 200 kPa absolut
sebelum sumbat keluar dari tabung!

11. Pengangkat hidrolik pada tempat servis mobil mempunyai 32,50 cm diameter ram yang
masuk ke dalam 32.52 cm silinder. Ruang antara diisi dengan minyak pelumas SAE 10 pada

1-20
Pendahuluan

temperatur 20C. Ram bergerak ke atas dengan kecepatan 0,10 m/dt. Hitung gaya gesek
ketika 3,0 m dari ram ada dalam silinder!

12. Kontainer tertutup diisi dengan air pada temperatur 15C. Hitung pertambahan tekanan jika
temperatur naik menjadi 45C!

13. Perhatikan 1 m3 dari air dan udara pada tekanan 101 kPa dan temperatur 20C. Berapa
perubahan tekanan (Pa) yang diperlukan untuk menghasilkan perubahan volume yang sama
ketika temperatur berubah menjadi 40C.

14. Minyak antara bantalan poros dan poros (as) yang


ditunjukkan pada Gbr P1.25 adalah fluida Newtonian.
Kehilangan tenaga adalah hasil kali dari kecepatan
angular as dan torsi diantara minyak dan as. Hitung
kehilangan tenaga !

1-21

Anda mungkin juga menyukai