Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fisika adalah sains atau ilmu yang mempelajari materi beserta gerak dan
perilakunya dalam lingkup ruang dan waktu, bersamaan dengan konsep yang
berkaitan seperti gerak dan kecepatan. Salah satu ilmu sains paling dasar, tujuan
utama fisika adalah memahami bagaimana alam semesta bekerja. Gejala alam
yang tidak hidup atau materi dalam lingkup ruang dan waktu. Para fisikawan atau
ahli fisika mempelajari perilaku dan sifat materi dalam bidang yang sangat
beragam, mulai dari partikel submikroskopis yang membentuk segala materi
(fisika partikel) hingga perilaku materi alam semesta sebagai satu kesatuan
kosmos. Salah satu penggunaan ilmu fisika yang sering ditemui yaitu berkaitan
dengan perencanaan tata letak. Aspek dari pembangunan adalah mengusahakan
agar seluruh masyarakat menepati rumah yang layak dilingkungan yang sehat.
Pengaturan tata letak lahan permukiman merupakan masalah yang sering dijumpai
bahkan tidak dapat dihindari meskipun untuk lingkup yang lebih kecil dan
sederhana, setiap lahan permukiman membutuhkan pengaturan tata letak yang
baik agar proses kehidupan keluarga dapat beroperasi dengan baik dan layak.
Sehubung dengan adanya tugas besar fisika untuk mendesain jaringan
jalan, jaringan saluran limpasan, jaringan perpipaan air limbah dan mencari hasil
perhitungan diameter pipa yang harus dipakai dan kemiringan pipa yang ideal.
Sering kita jumpai kebanyakan masyarakat yang tinggal di pinggiran sungai
menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan, seperti: sampah, tinja, air bekas
cucian, air bekas mandi dan sebagainya. Apabila kondisi seperti ini tidak menjadi
perhatian serius maka lingkungan serta sungai akan semakin tercemar, oleh karena
itu kita harus membuat sebuah rencana jaringan perpipaan air limbah untuk
mengurangi pencemaran lingkungan sekitar.
Penyebab lain menurunnya kualitas air bersih adalah septictank yang
dimiliki masyarakat tidak berfungsi dengan baik. Apabila air septictank tersebut
dibiarkan meresap ke dalam tanah tanpa adanya penyaringan yang sempurna

1
maka akan mencemari air tanah dangkal. Padahal masyarakat masih
menggunakan sumur dangkal dan sumur bor sebagai sumber air bersih. Oleh
karena itu perlu adanya penataan dan perbaikan. Perbaikan sistem-sistem sanitasi
tersebut meliputi penyediaan sarana pembuangan air kotor melalui perpipaan dan
berakhir pada pengolahan air limbah (IPAL).
Jadi pembuangan massa air secara alami atau buatan dari permukaan atau
bawah permukaan dari suatu tempat. Pembuangan ini dapat dilakukan dengan
mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air atau jaringan perpipaan
dan proses pengolahan air limbah dapat optimal dengan cara perencanaan dengan
perhitungan yang cermat sesuai dengan ketentuan teknis mengenai pengaliran air
limbah dalam pipa supaya tidak terjadi endapan dan sumbatan.

1.2 Maksud dan Tujuan


Dalam laporan praktikum harus memiliki maksud dan tujuan agar laporan
tersebut memiliki arah dan manfaat bagi pembaca. Maksud dan Tujuan laporan ini
sebagai berikut :

1.2.1 Maksud
- Untuk merencanakan Jaringan jalan, jaringan saluran limpasan dan
jaringan Perpipaan Air limbah pada kawasan permukiman. Selain itu agar
mahasiswa memahami pembuatan IPAL Komunal, Biopori dan sistem
persampahan disuatu perumahan berdasarkan materi fisika.
- Untuk menrencanakan arah air buangan yang akan dibuang atau dialirkan.
- Untuk menaganalsis dimensi atau kemiringan dari pipa yang digunakan
Sistem penyaluran air buangan.

1.2.2 Tujuan
- Untuk menambah pengetahuan tentang perancangan sistem penyaluran air
buangan
- Untuk menghitung diameter pipa yang harus dipakai dan kemiringan pipa.

2
- Unutuk menganalsis dimensi atau kemiringan dari pipa yang digunakan
sistem penyaluran air buangan.
- Pengendalian air buangan tetap lancar, efisien, dan aman.

1.3 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari penulisan ini ialah sebagai berikut :
1. Bagaimana kaitannya perhitungan debit air untuk saluran pembuangan air
terhadap fisika ?
2. Bagaimana cara mengetahui kemiringan pipa ?

1.4 Batasan Masalah


Praktikum ini untuk membahas kaitan antara debit air limbah terhadap
materi fisika antara lain :
1. Debit
2. Besaran satuan dan dimensi
3. Vektor
4. Dan batasan masalah tugas besar fisika ini untuk mendesain jaringan jalan,
jaringan saluran air limpasan dan jaringan perpipaan air limbah di kawasan
permukiman.

1.5 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat dari penulisan laporan ini ialah sebagai berikut :
Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan tentang manfaat jaringan perpipaan
air limbah domestik dan instalasi pengolahan air limbah.

3
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam penulisan dan pemahamannya, maka penulisan
membuat sistematika laporan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas latar belakang, rumusan masalah, tujuan praktikum,
manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II STUDI PUSTAKA
Bab ini menguraikan tentang teori yang berhubungan dengan tugas besar
fisika II agar dapat memberikan referensi dan rujukan yang akan
digunakan dalam penyusunan laporan sampai analisa data.
BAB III METODOLOGI
Bab ini menguraikan tentang metode berdasarkan referensi dan rujukan
yang akan digunakan mulai dari metode penyusunan, metode
pengumpulan data, dan metode analisa data.
BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA
Bab ini membahas tentang tugas besar fisika II dalam rangka penjelasan
sistem jaringan perpipaan air limbah, pengumpulan data dan kesimpulan
hasil analisa data.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran baik tugas besar fisika II
dan sistem jaringan perpipaan.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Besaran, Satuan dan Dimensi


Besaran adalah suatu yang dapat diukur atau dihitung dan mempunyai
nilai (besar) yang dinyatakan dengan angka dan satuan.
Pengertian Satuan Internasional (SI) adalah satuan hasil konferensi para
ilmuwan di Paris, tentang berat dan ukuran. Pengertian satuan lainnya adalah
sesuatu yang digunakan untuk membandingkan ukuran satuan besaran. Dalam
fisika dikenal 2 sistem satuan internasional, yaitu MKS dan CGS.
Dimensi adalah satu standar yang dipakai untuk mengidentifikasi dan
menentukan besaran (quantity) dari suatu kondisi fisik yang ada, termasuk dalam
ilmu konstruksi.
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih
dahulu dan tidak diturunkan dari besaran lain.

Tabel 2.1 besaran Pokok dan Dimensi

Nama Besaran Lambang Lambang Dimens


No Satuan
Pokok Satuan Besaran Pokok i
1. Panjang Meter M l [L]
2. Massa Kilogram Kg M [M]
3. Waktu Sekon S T [T]
4. Kuat arus listrik Ampere A T [θ]
5. Suhu Kelvin K I [I¿
6. Intensitas cahaya Kandela Cd I [J]
7. Jumlah zat Mole Mol N [N]
8. Sudut bidang datar Radian Rad - -
9. Sudut ruang Steradian Sr - -
Sumber : 1700 Bank Soal Bimbingan Pemantapan fisika untuk sma/ma

Besaran turunan adalah besaran  yang satuannya diturunkan dari besaran


pokok. Jika suatu besaran turunan merupakan perkalian besaran pokok, satuan

5
besaran turunan itu juga merupakan perkalian satuan besaran pokok, begitu juga
berlaku didalam satuan besaran turunan yang merupakan pembagian besaran
pokok.

Tabel 2.2 Besaran Satuan

No Nama Besaran Lambang Besaran Satuan Lambang Satuan


1. Luas A m2
2. Kecepatan V m/s
3. Percepatan A m/s 2
4. Gaya F m/s 2
5. Tekanan P kg /m s2
6. Usaha W kg . m2 /ms2
7. Massa jenis ρ kg /m3
Sumber : 1700 Bank Soal Bimbingan Pemantapan fisika untuk sma/ma

Vektor dalam matematika dan fisika adalah objek geometri yang memiliki
besaran dan arah. Vektor jika dilambangkan dengan tanda panah (→). Besaran
vektor proporsional dengan panjang panah dan arahnya bertepatan panjang panah
dan arahnya bertepatan dengan arah panah. Vektor dapat melambangkan
perpindahan dari titik A ke B ditulis dengan sebuah huruf kecil yang diatasnya
ada tanda garis/ panah seperti atau atau juga . Komponen vektor dapat
ditulis untuk menyatakan vektor secara aljabar yaitu:

⃗v = v 1 = x2 −x1 atau ⃗v =( v1 . v 2 )
()(
v2 y2 − y 1 )
Ada beberapa jenis vektor khusus yaitu :
- Vektor Posisi
Posisi sebuah titik partikel terhadap sebuah titik acuan tertentu dapat
dinyatakan dengan sebuah vektor posisi.

6
´
Gambar 2.1 :Vektor posisi titik A dan vektor sembarang AB
Sumber:https://www.gurupendidikan.co.id/wpcontent/uploads/2019/05/Contoh-Vektor-Posisi.jpg

- Vektor Nol
Suatu vektor yang panjangnya nol dan dinotasikan . Vektor nol tidak
memiliki arah vektor yang jelas. Contoh : a + b + c = 0

Gambar 2.2 : Vektor nol metode segitiga


Sumber : Google

- Vektor satuan
Vektor satuan adalah Suatu vektor yang panjangnya satu satuan.

v1 v́ 1 v 1
⃗v =( )v2
adalah : Ú v= =
|v́| |v́| v 2 ( )

7
- Vektor basis
Vektor basis merupakan Vektor yang panjangnya satu satuan dan arahnya
searah dengan sumbu koordinat.

Gambar 2.3 : Vektor basis searah


Sumber : Google

2.1.1 Debit Saluran dengan Penampang Lingkaran


Debit saluran merupakan perkalian dari kecepatan aliran dan luas
penampang yang dialiri. Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :

Q
Q = V x A atau A =
V
Keterangan :
Q = Debit yang mengalir disaluran (m³/s)
V = Kecepatan aliran (m/s)
A = Luas penampang saluran yang dialiri (m²)

2.1.2 Fluida Statis dan Fluida Dinamis


Fluida merupakan suatu zat yang bisa mengalami perubahan-perubahan
bentuknya secara terus-menerus, jika terkena tekanan/gaya geser walaupun relatif
kecil atau bisa juga dikatakan suatu zat yang mengalir, kata fluida sendiri
mencakup zat cair, gas, air, dan udara karena zat-zat ini dapat mengalir.
Sebaliknya batu dan benda2 keras (seluruh zat-zat padat tidak bisa dikategorikan
sebagai fluida karena zat-zat tersebut tidak bisa mengalir secara terus menerus).
Fluida di bagi menjadi dua bagian yaitu :

8
1. Fluida Statis (Fluida yang diam)
Fluida Statis merupakan fluida yang berada pada fase diam atau fluida
dalam keadaan bergerak namun tidak ada perbedaan kecepatan antar partikel
fluida tersebut atau bisa pula dikatakan bahwa partikel-partikel fluida tersebut
bergerak dengan kecepatan seragam sehingga tidak mempunyai gaya geser.

2. Fluida Dinamis (Fluida yang bergerak)


Fluida ini dianggap memiliki kecepatan yang konstan terhadap waktu
(steady), tidak mengalami perubahan volume, tidak kental, dan tidak pula
mengalami putaran (turbulen). Fluida statis dan Fluida Dinamis dalam kehidupan
sehari-hari :
- Dongkrak Hidrolik
- Rem motor (Hidrolik)
- Tangki Bocor
v=h ×2 g1/ 2

Keterangan :
v : Kecepatan aliran (m/s)
h : Height difference (beda tinggi) (m)
2g : Percepatan gravitasi bumi (m/ s2)

2.2 Sistem Penyaluran Air Buangan


Sistem penyaluran air buangan adalah suatu rangkain bangunan air yang
berfungsi untuk menegurangi atau membuang air limbah dari suatu kawasan atau
lahan baik itu dari rumah tangga maupun kawasan industri.biasanya menggunakan
sistem saluran tertutup dngan menggunakan pipa yang berfungsi menyalurkan
sistem saluran tertutup dengan menggunakan pipa atau yang bisa disebut Sistem
Penyaluran Air Buangan Sanitasi Setempat (On-site sanitation) yang berfungsi
menyalurkan air limbah tersebut ke bak interceptor yang nantinya di salurkan
kesaluran utama yaitu drainase. Sistem ini di pakai jika syarat-syarat teknis lokasi
dapat dipenuhi dan menggunakan biaya relatif rendah.

9
2.2.1 Pipa Baja
Pipa baja adalah materi bangunan yang terbuat dari logam campuran (besi
dan karbon) dan sudah dipakai secara luas di industri konstruksi maupun pada
aplikasi industri manufaktur. Pipa baja dapat digunakan untuk penyaluran cairan
dan gas untuk gedung-gedung komersial dan perumahan, seperti yang umumnya
dipakai untuk suplai air rumah tangga. Jenis-Jenis Pipa Baja :
1. Pipa Baja Karbon (Pipa Carbon Steel)
Pipa baja karbon adalah pipa baja yang memiliki kandungan besi, karbon
sebesar maksimal 1,7%, silikon dan aluminium, mangan yang tidak lebih dari
1,65%, dan unsur-unsur kimia lain seperti oksigen (O), belerang (S), dan nitrogen
(N) yang jumlahnya sangat kecil.

Gambar 2.4 : Pipa baja karbon (pipa carbon steel)


Sumber : Google

2. Pipa baja paduan (pipa allow steel)


Baja paduan merupakan baja dengan campuran satu atau lebih elemen
seperti carbon, manganese, silicon, nickel, chromium, molybdenum, vanadium,
cobalt, dll. Fungsi utama dari elemen paduan yaitu untuk meningkatkan atau
“menyempurnakan” sifat-sifat mekanis dari baja. Sebagai contoh nickel dapat
memberi kekuatan pada baja dan dapat membantu baja dalam proses pengerasan
melalui quenching serta tempering. Chromium dapat mencegah karat.

10
Gambar 2.5 Pipa baja paduan (pipa allow steel)
Sumber : Google

2.2.2 Buis beton


Buis beton ( gorong- gorong beton ) adalah salah satu material beton untuk
kebutuhan saluran air. Buis beton biasanya digunakan untuk pembagunan gorong-
gorong, saluran pembuangan air, hingga drainase. Fungsi Buis Beton :
1. Buis beton untuk sumur resapan
Buis beton yang digunakan untuk sumur resapan berfungsi sebagai
melapis dinding tanah saat membuat sumur resapan. Pelapisan dinding tanah
dibuat dari batu kali atau dengan cara dicor. Untuk sumur resapan dimensi buis
beton yang digunakan biasanya berbentuk bulat atau lingkaran.

Gambar 2.6 Buis beton untuk sumur resapan


Sumber : Google

2. Buis beton untuk gorong – gorong


Buis beton sebenarnya adalah untuk gorong-gorong, sebelum akhirnya
dikembangkan penggunaannya untuk keperluan yang lain. Untuk pembuatan
gorong-gorong, buis beton yang biasa digunakan adalah buis beton belah dengan

11
penampang setengah lingkaran. Keunggulan dari penggunaan buis beton untuk
gorong-gorong adalah material yang tentunya lebih kuat dan pengerjaan yang
lebih cepat untuk pemasangannya, dibandingkan dengan dicor atau dengan teknik
yang lain.

Gambar 2.7 : Buis beton untuk gorong – gorong


Sumber : Google

2.2.3 Buis beton untuk saluran air


Buis beton untuk saluran air pada dasarnya sama seperti penggunaannya
pada gorong-gorong yang membedakannya ukurannya. Material ini dipilih karena
dianggap lebih kuat dengan proses pemasangan yang tidak memerlukan waktu
lama.

Gambar 2.8 : Buis beton untuk saluran air


Sumber : Google

12
2.2.4 Pondasi batu kali
Pondasi batu kali adalah bagian struktur bangunan terbuat dari sekumpulan
batu alam yang dibuat dengan bentuk dan ukuran tertentu menggunakan bahan
pengikat berupa campuran adukan beton, jenis pondasi ini merupakan pondasi
dangkal yang digunakan pada bangunan dengan beban tidak terlalu besar seperti
rumah tinggal. Untuk membuat pondasi batu kali, ukuran batu yang digunakan
biasanya sekitar 25 cm. dengan demikian batu kali harus dipecah terlebih dahulu.
Hal ini bertujuan untuk mempermudah pemasangannya sehingga hasilnya lebih
rapi sekaligus kokoh.

Gambar 2.9 : Pondasi batu kali


Sumber : Google

2.2.5 Limbah Domestik


Pengolahan limbah domestik, adalah pengolahan limbah, sehingga air
yang dibuang bukan lagi air yang tercemar zat perusak, melainkan air yang lebih
bersih. pengolahan limbah domestic terbagi menjadi dua, yaitu limbah rumah
tangga dan komunal. Setiap limbah memiliki cara tersendiri dalam mengelola
limbahnya.

13
 Pengolahan Limbah Domestik Rumah Tangga
Limbah domestic rumah tangga terbagi menjadi dua yaitu limbah non kakus atau
grey water, dan limbah kakus atau black water. Kedua limbah ini memiliki
penanganan yang berbeda. Karena jenis zat perusak di dalamnya. Pada limbah non
kakus seperti grey water, adalah limbah yang berasal dari hasil memasak dan
mencuci. Limbah ini mengandung sampah, minyak dan pasir. Pada pengelolaan
limbah domestik ini dapat memakai Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL).
Sedangkan limbah kakus adalah limbah yang berasal dari kotoran manusia.

 Pengolahan Limbah Grey Water

Gambar 2.10 Pengolahan limbah grey water


Sumber : https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/hidrologi/pengolahan-limbah-domestik

SPAL adalah salah satu solusi pengolahan limbah grey water. SPAL
adalah salah satu system pengolahan air limbah yang murah, sederhana dan ramah
lingkungan. Pada SPAL dibutuhkan dua bagian, yaitu bak pengumpul dan tangki
resapan. Pada bak pengumpul, di beri ruang dengan sekat sebuah kassa. Sekat
kassa ini bertugas menyaring dan mengendapkan minyak, sampah dan pasir.
Pada tangki resapan, dipasang batu koral dan arang, untuk menyering air,
sehingga air yang keluar menjadi lebih bersih. cara kerja dari SPAL adalah, air
limbah akan masuk di dalam bak penampungan. Pada bak penampungan, minyak,
pasir, maupun sampah akan terendap di dalam saringan kassa, sedangkan airnya
akan jatuh ke dalam tangki resapan. Di dalam tangki resapan, air akan keluar

14
dengan terlebih dahulu tersaring oleh arang dank oral, sehingga air yang keluar
menjadi lebih bersih.

 Pengolahan Limbah Black Water

Gambar 2.11 Pengolahan limbah black water


Sumber : https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/hidrologi/pengolahan-limbah-domestik

Sedangkan pada limbah domestic rumah tangga black water atau yang
berasal dari kotoran manusia, memerlukan sebuah septi tank. Limbah dari grey
water tidak dapat disatukan dengan limbah dari black water. Karena sabun pada
grey water dapat menyebabkan bakteri pengurai pada septi tank akan mati. Septi
tank yang baik adalah septi tank yang mampu memberikan tempat bagi bakteri
untuk tumbuh dan berkembang biak.
Salah satu teknologi septic tank adalah Biority. Keunggulan dari biority
adalah ukurannya yang tidak terlalu besar, ramah lingkungan, material yang
terbuat drai bahan yang tahan korosi, serta makai technocell. Yaitu sebuah
teknologi yang mampu memberikan ruang pada bakteri pengurai untuk
berkembang biak dan mempercepat sedimen lumpur. Serta air buangan dari
biority ini bersih, dan ramah lingkungan. Fungsi dari bakteri pengurai pada septic
tank adalah untuk mengurangi lumpur tinja yang terbuang.

 Pengolahan Limbah Domestik Komunal


Pengolahan limbah domestic komunal adalah pengolahan limbah yang
terpusat pada satu wilayah. Hal ini dapat dilakukan, jika dalam satu wilayah

15
aktifitas mencuci serta mandi berada dalam satu tempat umum yang sama. Atau
terdapat pabrik dan peternakan di sekitar wilayah tersebut. Pada dasarnya
pengolahan limbah domestic komunal juga terbagi menjadi dua yaitu grey water
dan black water. Akan tetapi, pengelolaannya berbeda karena hal ini dikelola
secara bersama-sama.

 Pengolahan Limbah Grey Water Komunal

Gambar 2.12 Pengolahan limbah grey water komunal


Sumber : https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/hidrologi/pengolahan-limbah-domestik

Pada pengelolaan grey water, masyarakat dapat membuat SPAL besar


yang tertanam di dekat tempat masyarakat biasa melakukan aktifitas mencuci.
Karena beberapa kampung di Indonesia, tidak setiap rumah memiliki WC pribadi,
sehingga keberadaan WC umum menjadi tempat mandi sekaligus mencuci
pakaian. SPAL yang dibuat demi kepentingan komunal, harus berukuran besar,
dan mampu menampung limbah yang dikeluarkan oleh setiap individu.
Limbah grey water akan ditempatkan terpisah dengan limbah black water.
berbeda dengan limbah black water, limbah grey water komunal hanya
menghasilkan air bersih pada proses akhir penyaringan. Akan tetapi jika air hasil
dari SPAL disterilkan kembali, maka air tersebut dapat dipakai lagi untuk
mencuci. Selain memakai SPAL, warga dapat menanam tanaman yang mampu
meyerap zat pencemar disekitar selokan. Tanaman tersebut adalah bunga ungu,
lidi air, bunga coklat, melati air, dan lili air. Selain dapat menyerap zat pencemar,
lingkungan kampung akan akan semakin asri dengan adanya tanaman.

16
 Pengolahan Limbah Black Water Komunal
limbah black water tidak dapat disatukan, karena sifat limbah yang berbeda. oleh
karena itu black water tidak dapat memakai sistem SPAL. Pada black water,
pengelolaannya dapat dilakukan dengan memakai system biogas. Biogas adalah
energy alternative yang berasal dari kotoran. Pada biogas, proses biologisnya
dilakukan secara anaerobic, tanpa oksigen, dan pada hasil akhirnya akan
menghasilkan gas yang dapat dipakai untuk memasak.
Limbah yang dapat dipakai dan diolah menjadi biogas adalah kotoran
manusia, limbah yang berasal dari pabrik tahu dan tempe, kotoran dari hewan
ternak serta rumah pemotongan hewan. Pengolahan limbah black water sebagai
energi alternatif, dapat membantu meringkan pengeluaran warga. Karena alat
yang dibutuhkan tidak mahal, dan perawatannya juga tidak membutuhkan banyak
waktu. Akan tetapi kekurangan dari pengolahan black water adalah bau yang
ditimbulkan. Sehingga tangki penampungan limbah harus benar-benar tertutup
rapat agar bau tidak keluar.

2.3 Debit Rata-rata Air Buangan


Debit rata-rata adalah debit air buangan yang berasal dari rumah
tangga, bangunan umum, bangunan komersial, dan bangunan industri. Dari
berbagai sarana tersebut, tidak semua air yang diperlukan untuk kegiatan sehari-
hari terbuang ke saluran pengumpul, hal ini disebabkan beragamnya kegiatan.
Berkurangnya jumlah air yang terbuang sebagai air buangan disebabkan sebagian
akan hilang dalam pemakaian menguap atau meresap. (Harjosuprapto, Moh.
Masduki, 2000).

Timbulan ( L /orang ×hari ) × jumlah populasi


Qr =
86.400 det /hari

17
2.3.1 Sistem Jaringan Air Limpasan (run off)
Sistem jaringan air limpasan adalah apabila intensitas hujan yang jatuh di
suatu daerah aliran sungai melebihi kapasitas infiltrasi, setelah laju infiltrasi
terpenuhi air akan mengisi cekungan-cekungan pada permukaan tanah. Setelah
cekungan-cekungan tersebut penuh, selanjutnya air akan mengalir (melimpas)
diatas permukaan tanah.

2.3.2 Sistem Jaringan Perpipaan Air Limbah


Sistem perpipaan air limbah berfungsi untuk membawa air limbah dari
satu tempat ke tempat lain agar tidak terjadi pencemaran pada lingkungan
sekitarnya. Metode pengeliran air limbah pada umumnya adalah gaya gravitasi
tanpa tekanan, sehingga pola aliran sama seperti pola aliran pada saluran terbuka.

Gambar 2.13 Rencana jaringan perpipaan air limbah


Sumber : Dari bahan kuliah

2.3.3 Kemiringan Pipa (Slope)


Kemiringan Pipa adalah sistem yang mengalirkan air buangan dengan
cepat biasanya mengandung bagian-bagian padat. Untuk menentukan kemiringan
pipa (Slope) dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus seperti berikut :

18
H
S=
L

Keterangan :
S = Kemiringan dasar saluran (slope)
H = Height difference (beda tinggi)
L = Length (panjang saluran)

2.4 Sistem Jaringan Jalan


Sistem jaringan jalan merupakan satu kesatuan ruas jalan yang saling
menghubungkan dan mengikat pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang
berada dalam pengaruh pelayanannya. Jaringan jalan yang terdiri dari sistem
jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder yang terjalin dalam
hubungan hierarki.
1. Sistem jaringan jalan primer adalah sistem jaringan jalan dengan peranan
pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah
di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi
yang berwujud pusat-pusat kegiatan.
2. Sistem jaringan jalan sekunder adalah sistem jaringan jalan dengan
peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam
kawasan perkotaan.

Gambar 2.10 Rencana jaringan jalan


Sumber : Dari bahan kuliah

19
BAB III
METODOLOGI

3.1 Metode Penyusunan


Pada tahap ini menjelaskan penyusunan data menggunakan cara
sistematika yang tahapan proses akan digambarkan pada gambar sebagai berikut :
1.3.1 Metedologi

MULAI

Pendahuluan

Kajian Pustaka

Metodologi
TIDAK
YA
HASIL Pembahasan dan
ANALI Analisa Data
SA TIDAK
YA
Kesimpulan

Saran

SELESAI

Gambar 3.1 Flow Cart


Sumber : laporan fisika 2

20
3.2 Metode Pengumpulan Data
Untuk pengumpulan data dalam laporan kali ini terbagi menjadi dua yaitu :

3.2.1 Pengumpulan Data Primer


Merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli. Data
primer tersebut diantaranya :
1. Data Literlatur, jurnal, makalah, dan laporan perencanaan.
2. Data peninjauan lapangan terhadap jumlah rumah pada lokasi perencanaan
3. Data ketinggian lokasi penelitian dengan menggunakan GPS

3.2.2 Pengumpulan Data Sekunder


Merupakan sumber data yang diperoleh dari lokasi perencanan atau dari
pencarian di website BMKG kemudian diolah dalam bentuk perhitungan.

3.3 Metode Analisa Data


Analisis data yang digunakan persamaan-persamaan yang dipakai dalam
menganalisa data yaitu sebagai berikut :
Debit Saluran dengan Penampang Lingkaran
Q
Q = V x A atau A =
V
Debit Rata-rata Air Buangan
L
Qr =
Timbulan ( orang ×hari ) × jumlah populasi

86.400 det /hari


Kemiringan Pipa (Slope)
H
S=
L

21
BAB IV

PEMBAHASAN DAN ANALISA DATA

4.1 Pembahasan Penyaluran Air Limbah

Jaringan perpipaan air limbah adalah untuk membawa air limbah dari satu
tempak ke tempat lain agar tidak terjadi pencemaran pada lingkungan sekitar.
Prinsip pengaliran air limbah pada umumnya adalah gravitasi tanpa tekanan seperti
pola aliran pada saluran terbuka.

4.2 Pengumpulan Data

Tahap berikutnya yang berkaitan dengan perencanaan yaitu pengumpulan


data-data yang diperlukan untuk menujang informasi berkaitan dengan desain bak
ipal komunal.
4.2.1. Tabel Data Umum

No. Uraian Data Keterangan


1 Komunal 1 Jumlah Penduduk 25KK = 100 Jiwa Calon pelanggan
2 Komunal 2 Jumlah Penduduk 25 KK = 100 Jiwa Calon pelanggan
3 Komunal 3 Jumlah Penduduk 25 KK = 100 Jiwa Calon pelanggan
4 Komunal 4 Jumlah Penduduk 25 KK = 100 Jiwa Calon pelanggan
Kontir    +1.000 Data ada
Sumber : Dari bahan kuliah

4.2.2. Kebutuhan Hidup

No. Uraian Data Keterangan


1 Pemakaian Air Bersih 90 liter/orang/hari Syarat
2 Pemakaian Air Kotor 90 liter/orang/hari Syarat
3 Sampah 2,75 liter/orang/hari Syarat
Sumber : Kementrian PUPR No. 30 Tahun 2011

4.2.3. Tabel Perencanaan

 Blok Pelanggan Lahan


A 100 KK = 400 jiwa 10000 m2
B 100 KK = 400 jiwa 10000 m2

22
C 100 KK = 400 jiwa 10000 m2
Sumber : Dari bahan kuliah

Tabel 4.2.4
Koefisien Kekasaran Manning

No Jenis Saluran Koefisien Kekasaran


Manning (n)
1 Pipa Besi tanpa lapisan 0.012 - 0.015
1.1 Dengan lapisan semen 0.012 - 0.013
1.2 Pipa berlapis gelas 0.011 - 0.017
2 Pipa asbestos semen 0.010 - 0.015
3 Saluran pasangan batu bata 0.012 - 0.017
4 Pipa beton 0.012 - 0.016
5 Pipa baja spiral & pipa kelingan 0.013 - 0.017
6 Pipa plastik halus (PVC) 0.002 - 0.012
7 Pipa tanah liat (Vitrified clay) 0.011 - 0.015
Sumber : Draft pedoman jaringan perpipaan air limbah, 2014

Tabel 4.2.5
Kemiringan Pipa Minimal

Diameter Kemiringan Minimal (m/m)


(mm) n : 0.013 n : 0.015
200 0.0033 0.0044
250 0.0025 0.0033
300 0.0019 0.0026
375 0.0014 0.0019
450 0.0011 0.0015
Sumber : Draft pedoman jaringan perpipaan air limbah, 2014

.3 Pengumpulan Analisa
Dari data diatas maka dapat dihitung melalui persamaan dan analisa data
dengan asumsi kecepatan aliran v = 2 m/s untuk bak komunal 1, bak komunal 2,
bak komunal 3, dan bak komunal 4 sebagai berikut :

23
.4. Perhitungan Jaringan Perpipaan Bak komunal 1

4.4.1 Debit Pemakaian Air

Qd = Q x d
Qd = 100 Jiwa x 100 l/h
Qd = 10000 l/h
Keterangan :
Qd : Debit pemakaian air bersih dalam sehari
Q : jumlah jiwa
d : pemakaian air (l/h/org)

4.4.2 Debit Buangan Air


Timbulan x Pemakaian air bersih x Jumlah jiwa
Qr =
86400
80 % x 100 x 100
Qr =
86400
Qr = 0,093 l/h = 0.000093 m³/detik

.4.3. Kecepatan Aliran Air

v=h ×2 g1/ 2
v = 2 x (2 x 9,81)
v = 6,264 m/detik
Keterangan :
v : Kecepatan aliran (m/s)
h : Height difference (beda tinggi) (m)
2g : Percepatan gravitasi bumi (m/ s2)

24
4.4.4 Perhitungan Diameter Pipa
Q
A=
v
0,093
A = 6,264

A = 0,0147 m 3 /detik

D=

D= (4 x 0,93)
3,14 x 6,264
0,370
D=
19,6695

D = 0,137 m
D = 137 mm = ∅150 mm
Keterangan :
A : Luas penampang saluran tertutup yang dialiri (m²)
Q : Debit yang mengalir disaluran (m³/s)
v : Kecepatan aliran (m/s)
D : Diameter pipa

4.4.5 Perhitungan Kemiringan


H
S=
L
2
S=
100
S = 0,02 = 2%
Keterangan :
S : Kemiringan dasar saluran (slope)
H : Height difference (beda tinggi) (m)
L : Length (panjang saluran) (m)

25
.5. Perhitungan Jaringan Perpipaan Bak komunal 2

4.5.1. Debit Pemakaian Air

Qd = Q x d
Qd = 100 Jiwa x 100 l/h
Qd = 10000 l/h
Keterangan :
Qd : Debit pemakaian air bersih dalam sehari
Q : jumlah jiwa
d : pemakaian air (l/h/org)

4.5.2. Debit Buangan Air

Timbulan x Pemakaian air bersih x Jumlah jiwa


Qr =
86400
80 % x 100 x 100
Qr =
86400
Qr = 0,093 l/h = 0.000093 m³/detik

4.5.3 Kecepatan Aliran Air

v=h ×2 g1/ 2
v = 0,56 x (2 x 9,81)
v = 3,314 m/detik
Keterangan :
v : Kecepatan aliran (m/s)
h : Height difference (beda tinggi) (m)
2g : Percepatan gravitasi bumi (m/ s2)

26
4.5.4 Perhitungan Diameter Pipa
Q
A=
v
0,093
A = 3,314

A = 0,0279 m 3 /detik

D=

(4 x 0,93)
D=
3,14 x 3,315
0,370
D=
10,408

D = 0,188 m
D = 188 mm = ∅200 mm
Keterangan :
A : Luas penampang saluran tertutup yang dialiri (m²)
Q : Debit yang mengalir disaluran (m³/s)
v : Kecepatan aliran (m/s)
D : Diameter pipa

4.5.5 Perhitungan Kemiringan


H
S=
L
0,56
S=
28
S = 0,02 = 2%
Keterangan :
S : Kemiringan dasar saluran (slope)
H : Height difference (beda tinggi) (m)
L : Length (panjang saluran) (m)

27
4.6 Perhitungan Jaringan Perpipaan Bak komunal 3

4.6.1 Debit Pemakaian Air


Qd = Q x d
Qd = 100 Jiwa x 100 l/h
Qd = 10000 l/h
Keterangan :
Qd : Debit pemakaian air bersih dalam sehari
Q : jumlah jiwa
d : pemakaian air (l/h/org)

4.6.2 Debit Buangan Air


Timbulan x Pemakaian air bersih x Jumlah jiwa
Qr =
86400
80 % x 100 x 100
Qr =
86400
Qr = 0,093 l/h = 0.000093 m³/detik

4.6.3 Kecepatan Aliran Air


v=h ×2 g1/ 2
v = 1,4 x (2 x 9,81)
v = 5,240 m/detik
Keterangan :
v : Kecepatan aliran (m/s)
h : Height difference (beda tinggi) (m)
2g : Percepatan gravitasi bumi (m/ s2)

28
4.6.4 Perhitungan Diameter Pipa
Q
A=
v
0,037
A=
5,240
A = 0,0177 m³/detik

D=

( 4 x 0,093)
D=
3,14 x 5,240
0,370
D=
16,457
D = 0,150 m

D = 150mm = ∅150 mm

Keterangan :
A : Luas penampang saluran tertutup yang dialiri (m²)
Q : Debit yang mengalir disaluran (m³/s)
v : Kecepatan aliran (m/s)
D : Diameter pipa

4.6.5 Perhitungan Kemiringan


H
S=
L
1,4
S=
70
S = 0.02 = 2%
Keterangan :
S : Kemiringan dasar saluran (slope)

29
H : Height difference (beda tinggi) (m)
L : Length (panjang saluran) (m)

4.7 Perhitungan Jaringan Perpipaan Bak komunal 4

4.7.1 Debit Pemakaian Air


Qd = Q x d
Qd = 100 Jiwa x 100 l/h
Qd = 10000 l/h
Keterangan :
Qd : Debit pemakaian air bersih dalam sehari
Q : jumlah jiwa
d : pemakaian air (l/h/org)

4.7.2 Debit Buangan Air


Timbulan x Pemakaian air bersih x Jumlah jiwa
Qr =
86400
80 % x 100 x 100
Qr =
86400
Qr = 0,093 l/h = 0.000093 m³/detik

4.7.3 Kecepatan Aliran Air


v=h ×2 g1/ 2
v = 1,8 x (2 x 9,81)
v = 5,943 m/detil
Keterangan :
v : Kecepatan aliran (m/s)
h : Height difference (beda tinggi) (m)
2g : Percepatan gravitasi bumi (m/ s2)

30
4.7.4 Perhitungan Diameter Pipa
Q
A=
v
0,093
A=
5,943
A = 0,0156 m³/detik

D=

(4 x 0,093)
D=
3,14 x 5,943
0,370
D=
18,660
D = 0,140 m

D = 140mm = ∅140 mm

Keterangan :
A : Luas penampang saluran tertutup yang dialiri (m²)
Q : Debit yang mengalir disaluran (m³/s)
v : Kecepatan aliran (m/s)
D : Diameter pipa

4.7.5 Perhitungan Kemiringan


H
S=
L
1,8
S=
90

31
S = 0.02 = 2%
Keterangan :
S : Kemiringan dasar saluran (slope)
H : Height difference (beda tinggi) (m)
L : Length (panjang saluran) (m)

4.8 Sumur Resapan

4.8.1 Debit Buangan Air


Q = Curah hujan x Luas lahan
Q = 0,005 x 10000
Q = 50 mm/mnt

4.8.2 Dimensi Sumur Resapan


Q
H=
π x r2 x t
50
H=
3,14 x 0,9 x 0,9 x 1,8t
H = 18,970 mm³

Dari hasil diatas didapatkan sumur resapan sebanyak 19 unit dengan


kedalaman H = 1,8 m dan diameter R = 0.18 m.

4.9 Kesimpulan Hasil Analisa


Setelah melakukan perhitungan dapat disimpulkan adalah sebagai berikut:
Jumlah bak komunal yang dipakai sejumlah 4 unit dengan ukuran (24 x 16 x 2)
dan 2 Tempat Pembuangan Sampah (TPS) dengan ukuran (2 x 1,5 x 1)
Dari hasil dimensi pipa yang dipakai dan kemiringan :
Bak Komunal
Q
A=
v

32
0,093
A = 3,314

A = 0,0279 m 3 /detik

D=

(4 x 0,083)
D=
3,14 x 4,560
H
S=
L
1.06
S=
53
S = 0,02 = 2%

Dengan luas area 10000ha, intensitas hujan 0,05 mm/menit dapat dihitung jumlah
sumur resapan yang dibutuhkan yaitu 11 unit.

Berdasarkan hasil laporan yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan analisa
sebagai berikut:

 Debit pemakaian air keseluruhan di Blok A dengan 100 KK atau 400 jiwa
sebesar 40.000 liter/hari
 Buangan air keseluruhan di Blok A dengan 100 KK atau 400 jiwa sebesar
0,3 liter/hari
 Perhitungan diameter pipa yang dipakai di Blok A adalah diameter 200mm
dan 160mm
 Kemiringan pipa (slope) yang dipakai sebesar 2%
 Kecepatan aliran air limbah yang terjadi di
o bak komunal 1 sebesar 6,264 m/detik
o bak komunal 2 sebesar 3,314m/detik
o bak komunal 3 sebesar 5,240 m/detik
o bak komunal 4 sebesar 5,943 m/detik
 jumlah sumur resapan di Blok A sebanyak 11 buah

33
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari perhitungan praktikum perencanaan fisika yang
kami laksanakan, dapat disimpulkan bahwa mulai dari debit, dimensi saluran
hingga kecepatan saluran itu melihat dari kontur yang kita buat. Sehingga kita
dapat mengetahui kemiringan dari setiap saluran berbeda-beda, dimensi saluran
yang digunakan juga berbeda-beda. Dan kemiringan dimensi saluran pipa dapat
kita ketahui kecepatan air buangannya.

5.2 SARAN
Sebelum menghitung sistem jaringan pipa air limbah di sarankan untuk
mengetahui materi jaringan perpipaan, kemiringan, debit pemakaian air serta
dosen senantiasa membimbing kami.

34
DAFTAR PUSTAKA

https://www.fisikabc.com/2017/05/vektor-nol.html

https://id.wikibooks.org/wiki/Penerapan_Geometrik_Jalan_Raya/Sistem_J
aringan_Jalan

https://media.neliti.com/media/publications/126321-ID-analisis-sistem-
pengolahan-air-limbah-pa.pdf

https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/11402/05.3%20BAB
%20III.pdf?sequence=6&isAllowed=y

https://media.neliti.com/media/publications/100201-ID-perencanaan-
sistim-perpipaan-air-limbah.pdf

35
Lampiran

Gambar Rencana jaringan perpipaan air limbah domestik

36
37
Gambar Typocal sumur resapan

38

Anda mungkin juga menyukai