PENDAHULUAN
1
maka akan mencemari air tanah dangkal. Padahal masyarakat masih
menggunakan sumur dangkal dan sumur bor sebagai sumber air bersih. Oleh
karena itu perlu adanya penataan dan perbaikan. Perbaikan sistem-sistem sanitasi
tersebut meliputi penyediaan sarana pembuangan air kotor melalui perpipaan dan
berakhir pada pengolahan air limbah (IPAL).
Jadi pembuangan massa air secara alami atau buatan dari permukaan atau
bawah permukaan dari suatu tempat. Pembuangan ini dapat dilakukan dengan
mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air atau jaringan perpipaan
dan proses pengolahan air limbah dapat optimal dengan cara perencanaan dengan
perhitungan yang cermat sesuai dengan ketentuan teknis mengenai pengaliran air
limbah dalam pipa supaya tidak terjadi endapan dan sumbatan.
1.2.1 Maksud
- Untuk merencanakan Jaringan jalan, jaringan saluran limpasan dan
jaringan Perpipaan Air limbah pada kawasan permukiman. Selain itu agar
mahasiswa memahami pembuatan IPAL Komunal, Biopori dan sistem
persampahan disuatu perumahan berdasarkan materi fisika.
- Untuk menrencanakan arah air buangan yang akan dibuang atau dialirkan.
- Untuk menaganalsis dimensi atau kemiringan dari pipa yang digunakan
Sistem penyaluran air buangan.
1.2.2 Tujuan
- Untuk menambah pengetahuan tentang perancangan sistem penyaluran air
buangan
- Untuk menghitung diameter pipa yang harus dipakai dan kemiringan pipa.
2
- Unutuk menganalsis dimensi atau kemiringan dari pipa yang digunakan
sistem penyaluran air buangan.
- Pengendalian air buangan tetap lancar, efisien, dan aman.
3
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam penulisan dan pemahamannya, maka penulisan
membuat sistematika laporan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas latar belakang, rumusan masalah, tujuan praktikum,
manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II STUDI PUSTAKA
Bab ini menguraikan tentang teori yang berhubungan dengan tugas besar
fisika II agar dapat memberikan referensi dan rujukan yang akan
digunakan dalam penyusunan laporan sampai analisa data.
BAB III METODOLOGI
Bab ini menguraikan tentang metode berdasarkan referensi dan rujukan
yang akan digunakan mulai dari metode penyusunan, metode
pengumpulan data, dan metode analisa data.
BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA
Bab ini membahas tentang tugas besar fisika II dalam rangka penjelasan
sistem jaringan perpipaan air limbah, pengumpulan data dan kesimpulan
hasil analisa data.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran baik tugas besar fisika II
dan sistem jaringan perpipaan.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
5
besaran turunan itu juga merupakan perkalian satuan besaran pokok, begitu juga
berlaku didalam satuan besaran turunan yang merupakan pembagian besaran
pokok.
Vektor dalam matematika dan fisika adalah objek geometri yang memiliki
besaran dan arah. Vektor jika dilambangkan dengan tanda panah (→). Besaran
vektor proporsional dengan panjang panah dan arahnya bertepatan panjang panah
dan arahnya bertepatan dengan arah panah. Vektor dapat melambangkan
perpindahan dari titik A ke B ditulis dengan sebuah huruf kecil yang diatasnya
ada tanda garis/ panah seperti atau atau juga . Komponen vektor dapat
ditulis untuk menyatakan vektor secara aljabar yaitu:
⃗v = v 1 = x2 −x1 atau ⃗v =( v1 . v 2 )
()(
v2 y2 − y 1 )
Ada beberapa jenis vektor khusus yaitu :
- Vektor Posisi
Posisi sebuah titik partikel terhadap sebuah titik acuan tertentu dapat
dinyatakan dengan sebuah vektor posisi.
6
´
Gambar 2.1 :Vektor posisi titik A dan vektor sembarang AB
Sumber:https://www.gurupendidikan.co.id/wpcontent/uploads/2019/05/Contoh-Vektor-Posisi.jpg
- Vektor Nol
Suatu vektor yang panjangnya nol dan dinotasikan . Vektor nol tidak
memiliki arah vektor yang jelas. Contoh : a + b + c = 0
- Vektor satuan
Vektor satuan adalah Suatu vektor yang panjangnya satu satuan.
v1 v́ 1 v 1
⃗v =( )v2
adalah : Ú v= =
|v́| |v́| v 2 ( )
7
- Vektor basis
Vektor basis merupakan Vektor yang panjangnya satu satuan dan arahnya
searah dengan sumbu koordinat.
Q
Q = V x A atau A =
V
Keterangan :
Q = Debit yang mengalir disaluran (m³/s)
V = Kecepatan aliran (m/s)
A = Luas penampang saluran yang dialiri (m²)
8
1. Fluida Statis (Fluida yang diam)
Fluida Statis merupakan fluida yang berada pada fase diam atau fluida
dalam keadaan bergerak namun tidak ada perbedaan kecepatan antar partikel
fluida tersebut atau bisa pula dikatakan bahwa partikel-partikel fluida tersebut
bergerak dengan kecepatan seragam sehingga tidak mempunyai gaya geser.
Keterangan :
v : Kecepatan aliran (m/s)
h : Height difference (beda tinggi) (m)
2g : Percepatan gravitasi bumi (m/ s2)
9
2.2.1 Pipa Baja
Pipa baja adalah materi bangunan yang terbuat dari logam campuran (besi
dan karbon) dan sudah dipakai secara luas di industri konstruksi maupun pada
aplikasi industri manufaktur. Pipa baja dapat digunakan untuk penyaluran cairan
dan gas untuk gedung-gedung komersial dan perumahan, seperti yang umumnya
dipakai untuk suplai air rumah tangga. Jenis-Jenis Pipa Baja :
1. Pipa Baja Karbon (Pipa Carbon Steel)
Pipa baja karbon adalah pipa baja yang memiliki kandungan besi, karbon
sebesar maksimal 1,7%, silikon dan aluminium, mangan yang tidak lebih dari
1,65%, dan unsur-unsur kimia lain seperti oksigen (O), belerang (S), dan nitrogen
(N) yang jumlahnya sangat kecil.
10
Gambar 2.5 Pipa baja paduan (pipa allow steel)
Sumber : Google
11
penampang setengah lingkaran. Keunggulan dari penggunaan buis beton untuk
gorong-gorong adalah material yang tentunya lebih kuat dan pengerjaan yang
lebih cepat untuk pemasangannya, dibandingkan dengan dicor atau dengan teknik
yang lain.
12
2.2.4 Pondasi batu kali
Pondasi batu kali adalah bagian struktur bangunan terbuat dari sekumpulan
batu alam yang dibuat dengan bentuk dan ukuran tertentu menggunakan bahan
pengikat berupa campuran adukan beton, jenis pondasi ini merupakan pondasi
dangkal yang digunakan pada bangunan dengan beban tidak terlalu besar seperti
rumah tinggal. Untuk membuat pondasi batu kali, ukuran batu yang digunakan
biasanya sekitar 25 cm. dengan demikian batu kali harus dipecah terlebih dahulu.
Hal ini bertujuan untuk mempermudah pemasangannya sehingga hasilnya lebih
rapi sekaligus kokoh.
13
Pengolahan Limbah Domestik Rumah Tangga
Limbah domestic rumah tangga terbagi menjadi dua yaitu limbah non kakus atau
grey water, dan limbah kakus atau black water. Kedua limbah ini memiliki
penanganan yang berbeda. Karena jenis zat perusak di dalamnya. Pada limbah non
kakus seperti grey water, adalah limbah yang berasal dari hasil memasak dan
mencuci. Limbah ini mengandung sampah, minyak dan pasir. Pada pengelolaan
limbah domestik ini dapat memakai Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL).
Sedangkan limbah kakus adalah limbah yang berasal dari kotoran manusia.
SPAL adalah salah satu solusi pengolahan limbah grey water. SPAL
adalah salah satu system pengolahan air limbah yang murah, sederhana dan ramah
lingkungan. Pada SPAL dibutuhkan dua bagian, yaitu bak pengumpul dan tangki
resapan. Pada bak pengumpul, di beri ruang dengan sekat sebuah kassa. Sekat
kassa ini bertugas menyaring dan mengendapkan minyak, sampah dan pasir.
Pada tangki resapan, dipasang batu koral dan arang, untuk menyering air,
sehingga air yang keluar menjadi lebih bersih. cara kerja dari SPAL adalah, air
limbah akan masuk di dalam bak penampungan. Pada bak penampungan, minyak,
pasir, maupun sampah akan terendap di dalam saringan kassa, sedangkan airnya
akan jatuh ke dalam tangki resapan. Di dalam tangki resapan, air akan keluar
14
dengan terlebih dahulu tersaring oleh arang dank oral, sehingga air yang keluar
menjadi lebih bersih.
Sedangkan pada limbah domestic rumah tangga black water atau yang
berasal dari kotoran manusia, memerlukan sebuah septi tank. Limbah dari grey
water tidak dapat disatukan dengan limbah dari black water. Karena sabun pada
grey water dapat menyebabkan bakteri pengurai pada septi tank akan mati. Septi
tank yang baik adalah septi tank yang mampu memberikan tempat bagi bakteri
untuk tumbuh dan berkembang biak.
Salah satu teknologi septic tank adalah Biority. Keunggulan dari biority
adalah ukurannya yang tidak terlalu besar, ramah lingkungan, material yang
terbuat drai bahan yang tahan korosi, serta makai technocell. Yaitu sebuah
teknologi yang mampu memberikan ruang pada bakteri pengurai untuk
berkembang biak dan mempercepat sedimen lumpur. Serta air buangan dari
biority ini bersih, dan ramah lingkungan. Fungsi dari bakteri pengurai pada septic
tank adalah untuk mengurangi lumpur tinja yang terbuang.
15
aktifitas mencuci serta mandi berada dalam satu tempat umum yang sama. Atau
terdapat pabrik dan peternakan di sekitar wilayah tersebut. Pada dasarnya
pengolahan limbah domestic komunal juga terbagi menjadi dua yaitu grey water
dan black water. Akan tetapi, pengelolaannya berbeda karena hal ini dikelola
secara bersama-sama.
16
Pengolahan Limbah Black Water Komunal
limbah black water tidak dapat disatukan, karena sifat limbah yang berbeda. oleh
karena itu black water tidak dapat memakai sistem SPAL. Pada black water,
pengelolaannya dapat dilakukan dengan memakai system biogas. Biogas adalah
energy alternative yang berasal dari kotoran. Pada biogas, proses biologisnya
dilakukan secara anaerobic, tanpa oksigen, dan pada hasil akhirnya akan
menghasilkan gas yang dapat dipakai untuk memasak.
Limbah yang dapat dipakai dan diolah menjadi biogas adalah kotoran
manusia, limbah yang berasal dari pabrik tahu dan tempe, kotoran dari hewan
ternak serta rumah pemotongan hewan. Pengolahan limbah black water sebagai
energi alternatif, dapat membantu meringkan pengeluaran warga. Karena alat
yang dibutuhkan tidak mahal, dan perawatannya juga tidak membutuhkan banyak
waktu. Akan tetapi kekurangan dari pengolahan black water adalah bau yang
ditimbulkan. Sehingga tangki penampungan limbah harus benar-benar tertutup
rapat agar bau tidak keluar.
17
2.3.1 Sistem Jaringan Air Limpasan (run off)
Sistem jaringan air limpasan adalah apabila intensitas hujan yang jatuh di
suatu daerah aliran sungai melebihi kapasitas infiltrasi, setelah laju infiltrasi
terpenuhi air akan mengisi cekungan-cekungan pada permukaan tanah. Setelah
cekungan-cekungan tersebut penuh, selanjutnya air akan mengalir (melimpas)
diatas permukaan tanah.
18
H
S=
L
Keterangan :
S = Kemiringan dasar saluran (slope)
H = Height difference (beda tinggi)
L = Length (panjang saluran)
19
BAB III
METODOLOGI
MULAI
Pendahuluan
Kajian Pustaka
Metodologi
TIDAK
YA
HASIL Pembahasan dan
ANALI Analisa Data
SA TIDAK
YA
Kesimpulan
Saran
SELESAI
20
3.2 Metode Pengumpulan Data
Untuk pengumpulan data dalam laporan kali ini terbagi menjadi dua yaitu :
21
BAB IV
Jaringan perpipaan air limbah adalah untuk membawa air limbah dari satu
tempak ke tempat lain agar tidak terjadi pencemaran pada lingkungan sekitar.
Prinsip pengaliran air limbah pada umumnya adalah gravitasi tanpa tekanan seperti
pola aliran pada saluran terbuka.
22
C 100 KK = 400 jiwa 10000 m2
Sumber : Dari bahan kuliah
Tabel 4.2.4
Koefisien Kekasaran Manning
Tabel 4.2.5
Kemiringan Pipa Minimal
.3 Pengumpulan Analisa
Dari data diatas maka dapat dihitung melalui persamaan dan analisa data
dengan asumsi kecepatan aliran v = 2 m/s untuk bak komunal 1, bak komunal 2,
bak komunal 3, dan bak komunal 4 sebagai berikut :
23
.4. Perhitungan Jaringan Perpipaan Bak komunal 1
Qd = Q x d
Qd = 100 Jiwa x 100 l/h
Qd = 10000 l/h
Keterangan :
Qd : Debit pemakaian air bersih dalam sehari
Q : jumlah jiwa
d : pemakaian air (l/h/org)
v=h ×2 g1/ 2
v = 2 x (2 x 9,81)
v = 6,264 m/detik
Keterangan :
v : Kecepatan aliran (m/s)
h : Height difference (beda tinggi) (m)
2g : Percepatan gravitasi bumi (m/ s2)
24
4.4.4 Perhitungan Diameter Pipa
Q
A=
v
0,093
A = 6,264
A = 0,0147 m 3 /detik
D=
D= (4 x 0,93)
3,14 x 6,264
0,370
D=
19,6695
D = 0,137 m
D = 137 mm = ∅150 mm
Keterangan :
A : Luas penampang saluran tertutup yang dialiri (m²)
Q : Debit yang mengalir disaluran (m³/s)
v : Kecepatan aliran (m/s)
D : Diameter pipa
25
.5. Perhitungan Jaringan Perpipaan Bak komunal 2
Qd = Q x d
Qd = 100 Jiwa x 100 l/h
Qd = 10000 l/h
Keterangan :
Qd : Debit pemakaian air bersih dalam sehari
Q : jumlah jiwa
d : pemakaian air (l/h/org)
v=h ×2 g1/ 2
v = 0,56 x (2 x 9,81)
v = 3,314 m/detik
Keterangan :
v : Kecepatan aliran (m/s)
h : Height difference (beda tinggi) (m)
2g : Percepatan gravitasi bumi (m/ s2)
26
4.5.4 Perhitungan Diameter Pipa
Q
A=
v
0,093
A = 3,314
A = 0,0279 m 3 /detik
D=
(4 x 0,93)
D=
3,14 x 3,315
0,370
D=
10,408
D = 0,188 m
D = 188 mm = ∅200 mm
Keterangan :
A : Luas penampang saluran tertutup yang dialiri (m²)
Q : Debit yang mengalir disaluran (m³/s)
v : Kecepatan aliran (m/s)
D : Diameter pipa
27
4.6 Perhitungan Jaringan Perpipaan Bak komunal 3
28
4.6.4 Perhitungan Diameter Pipa
Q
A=
v
0,037
A=
5,240
A = 0,0177 m³/detik
D=
( 4 x 0,093)
D=
3,14 x 5,240
0,370
D=
16,457
D = 0,150 m
D = 150mm = ∅150 mm
Keterangan :
A : Luas penampang saluran tertutup yang dialiri (m²)
Q : Debit yang mengalir disaluran (m³/s)
v : Kecepatan aliran (m/s)
D : Diameter pipa
29
H : Height difference (beda tinggi) (m)
L : Length (panjang saluran) (m)
30
4.7.4 Perhitungan Diameter Pipa
Q
A=
v
0,093
A=
5,943
A = 0,0156 m³/detik
D=
(4 x 0,093)
D=
3,14 x 5,943
0,370
D=
18,660
D = 0,140 m
D = 140mm = ∅140 mm
Keterangan :
A : Luas penampang saluran tertutup yang dialiri (m²)
Q : Debit yang mengalir disaluran (m³/s)
v : Kecepatan aliran (m/s)
D : Diameter pipa
31
S = 0.02 = 2%
Keterangan :
S : Kemiringan dasar saluran (slope)
H : Height difference (beda tinggi) (m)
L : Length (panjang saluran) (m)
32
0,093
A = 3,314
A = 0,0279 m 3 /detik
D=
(4 x 0,083)
D=
3,14 x 4,560
H
S=
L
1.06
S=
53
S = 0,02 = 2%
Dengan luas area 10000ha, intensitas hujan 0,05 mm/menit dapat dihitung jumlah
sumur resapan yang dibutuhkan yaitu 11 unit.
Berdasarkan hasil laporan yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan analisa
sebagai berikut:
Debit pemakaian air keseluruhan di Blok A dengan 100 KK atau 400 jiwa
sebesar 40.000 liter/hari
Buangan air keseluruhan di Blok A dengan 100 KK atau 400 jiwa sebesar
0,3 liter/hari
Perhitungan diameter pipa yang dipakai di Blok A adalah diameter 200mm
dan 160mm
Kemiringan pipa (slope) yang dipakai sebesar 2%
Kecepatan aliran air limbah yang terjadi di
o bak komunal 1 sebesar 6,264 m/detik
o bak komunal 2 sebesar 3,314m/detik
o bak komunal 3 sebesar 5,240 m/detik
o bak komunal 4 sebesar 5,943 m/detik
jumlah sumur resapan di Blok A sebanyak 11 buah
33
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari perhitungan praktikum perencanaan fisika yang
kami laksanakan, dapat disimpulkan bahwa mulai dari debit, dimensi saluran
hingga kecepatan saluran itu melihat dari kontur yang kita buat. Sehingga kita
dapat mengetahui kemiringan dari setiap saluran berbeda-beda, dimensi saluran
yang digunakan juga berbeda-beda. Dan kemiringan dimensi saluran pipa dapat
kita ketahui kecepatan air buangannya.
5.2 SARAN
Sebelum menghitung sistem jaringan pipa air limbah di sarankan untuk
mengetahui materi jaringan perpipaan, kemiringan, debit pemakaian air serta
dosen senantiasa membimbing kami.
34
DAFTAR PUSTAKA
https://www.fisikabc.com/2017/05/vektor-nol.html
https://id.wikibooks.org/wiki/Penerapan_Geometrik_Jalan_Raya/Sistem_J
aringan_Jalan
https://media.neliti.com/media/publications/126321-ID-analisis-sistem-
pengolahan-air-limbah-pa.pdf
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/11402/05.3%20BAB
%20III.pdf?sequence=6&isAllowed=y
https://media.neliti.com/media/publications/100201-ID-perencanaan-
sistim-perpipaan-air-limbah.pdf
35
Lampiran
36
37
Gambar Typocal sumur resapan
38