PENDAHULUAN
Dimensi saluran air buangan dipengaruhi oleh timbulan air buangan yang
dialirkan di dalam saluran yang berkaitan erat dengan besaran konsumsi air
bersih. Konsumsi air bersih setiap rumah tangga berbeda-beda, baik menurut
jumlah maupun jenis kegiatannya. Mohammad Masduki Hardjosuprapto (2000)
memaparkan di dalam bukunya bahwa studi di Uganda menginformasikan sekitar
50-80% dari air bersih yang digunakan akan berubah menjadi air buangan dan
disebut sebagai faktor timbulan air buangan. Sering kali masyarakat tidak tahu
maafaat atau kegunaann system penyaluran air limbah secara baik , sehingga
banyak saluran yang macet ataupun rusak ,bahkan ada juga sampai terjadi
banjir ,yang disebabkan oleh kurangnya kesadaran merawat saluran air
buangangan dengan benar
Oleh karena itu dengan adaya laporan ini kita bisa mengetahui Evaluasi
dari dimensi saluran air buangan komunal dapat bermanfaat untuk perencanaan
1
dan pembangunan lanjutan yang serupa guna meningkatkan efektivitas,
efisiensidan penegtahuan masyarakat mulai dari perhitungan dimensi pipa atau
d/D ,panjang pipa yang dibutuhkan, debit pembuanagan, kedalaman galian yang
dibutuhkan , urugan dan buangan tanah, serta agar masayarakat mempuyai
kesadaran untuk merawat saluran tersebut.
Dalam laporan praktikum harus memiliki maksud dan tujuan agar laporan
tersebut memiliki arah dan manfaat bagi pembaca.
1.2.1 Maksud
1.2.2 Tujuan
2
1.3 Rumusan Masalah
1. Ruang lingkup ini dibatasi pada sutu lokasi yakni pada daerah yang ditentukan.
2. Analisis pada laporan ini menegenai debit pada saluran yang akan dibuat dan
panajang dan kemiringan saluran tersebut.
BAB I Pendahuluan
Bab ini membahas mengenai latar belakang, maksud dan tujuan, rumusan
masalah, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan pratikum.
Bab ini membahas pengertian dan dasar teori sistem penyaluran air
buangan.
Bab ini membahas meneganai alur kerja (Berisikan flow chart pelaksanann
subtansi laporan).tahapan untuk pengumpulan data dan analisis data (berisikan
rumus – rumus yang akan dipakai dalam Sistem penyaluran air buangan).
Bab ini berisi tentang perencanann, data dan faktor – faktor yang
mempegaruhi perencannan Sistem penyaluran air buangan.
3
BAB V Penutup
Bab ini membahas kesimpulan dari hasil dan pembahasan terlihat kondisi
ada dan existing serta perancangan altenatif solusi, juga disajikan saran-saran yang
berupa pandangan-pandangan atau usulan-usulan sebagai pendukung.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Dalam fisika besaran ada dua yaitu besaran pokok dan besaran turunan :
5
B. Besaran turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari besaran
pokok. Jika suatu besaran turunan merupakan perkalian besaran pokok, satuan
besaran turunan itu juga merupakan perkalian satuan besaran pokok, begitu
juga berlaku didalam satuan besaran turunan yang merupakan pembagian
besaran pokok.
6
C.Satuan Baku satuan yang telah diakui dan disepakati pemakaiannya secara
internasional tau disebut dengan satuan internasional (SI).
Contoh: meter, kilogram, dan detik.
Sistem satuan internasional dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Sistem MKS (Meter Kilogram Sekon)
2. Sistem CGS (Centimeter Gram Second)
7
2.2 Vektor
adalah suatu kuantita/besaran yang mempunyai besar dan arah. Secara
grafis suatu vektor ditunjukkan sebagai potongan garis yang mempunyai arah.
Besar atau kecilnya vektor ditentukan oleh panjang atau pendeknya potongan
garis. Sedangkan arah vektor ditunjukkan dengan tanda anak panah.
Dalam gambar vektor di samping, titik A disebut titik awal (initial point)
dan titik P disebut titik terminal (terminal point). Pada gambar tersebut vektor
´ a⃗r, á atau a. Panjang vektor juga
dapat ditulis dengan berbagai cara seperti, AB
AB |, | AB
dapat ditulis dengan berbagai cara seperti | ⃗ ´ |, | a⃗ |, | á |, atau | a |. Disini
kita akan memakai simbul AB atau a untuk menyatakan vektor dan | ⃗ AB | atau | á |
untuk menyatakan besaran (modulus) dari vektor tersebut. Contoh vektor
misalnya lintasan, kecepatan, percepatan, dan gaya.
Skalar adalah suatu kuantita yang mempunyai besaran tetapi tidak mempunyai
arah. Suatu skalar adalah bilangan nyata dan secara simbolik dapat ditulis dengan
huruf kecil. Operasi skalar mengikuti aturan yang sama dengan aturan operasi
aljabar elementer.
8
a. VEKTOR SATUAN
C. ALJABAR VEKTOR
Aljabar vektor adalah operasi pada dua atau lebih dari vektor yang meliputi
penambahan, pengurangan dan perkalian. Operasi vektor dapat dilakukan melalui
komponen-komponen skalarnya.
9
1. Kesamaan Dua vektor
2. Vektor Negatif
10
3. Perkalian Vektor dengan Skalar
4. Penjumlahan Vektor
a) Aturan Segitiga
dan ⃗
BC mewakili á dan b́ maka AC
⃗ dikatakan
11
Gambar 2.7Aturan Jajaran Genjang
Sumber: staff.uny.ac.id
AB dan ⃗
⃗ DC mewakili vektor á , ⃗
BC dan ⃗
AD mewakili vektor b́ , maka ⃗
AC
= á + b́ atau ⃗
AC = b́ + á.
c) Aturan Polygon
12
Gambar 2.9 Selisih Dua Vektor
Sumber: staff.uny.ac.id
6. Vektor Nol
Jika vektor a = b maka a – b = 0. 0 disebut vektor nol. Vektor nol tidak
mempunyai besar dan arahnya tak tentu. Dalam aljabar vektor, misalkan vektor a
= a´1 i + a´2 j dan vektor b = b´1 i + b´2 j.
maka berlaku aturan :
a). á = b́ jika dan hanya jika a´1 i = b´1 j. dan a´2 i = b´2 j.
b). m. á = m. a´1 i + m. a´2 j. untuk m suatu skalar
c). a + b = ( á 1 + b́ 1) i + ( a´2 + b´2) j
d). a - b = ( á 1 - b́ 1 ) i + ( a´2 - b´2 ) j
e). á .b́ = 0 jika á = 0 atau b́ = 0 atau á tegak lurus dengan b́
f). i . i = j . j = 1 dan i . j = 0
g). á . b́ = ( a 1 i + a´2 j. ) . (b´1 j + b´2 j. ) = á 1 . b́ 1 + a´2 . b´2
13
2.1.3 Debit
yaitu jumlah zat cair yang melewati jarak penampang pada setiap satuan waktu. Selain itu
Debit air merupakan ukuran banyaknya volume air yang mampu lewat pada suatu tempat
atau yang mampu di tampung dalam suatu tempat setiap satu satuan waktu. Debit aliran
adalah jumlah air yang mengalir pada satuan volume per waktu. Debit air adalah
komponen yang penting dalam pengelolaan suatu DAS.
Debit air mempunyai satuan volume per waktu atau liter/detik, ml/detik, m³/detik,
liter/jam, m³/jam, dan lain lain
Rumus debit
v v
Q= t= v=Qxt
t Q
Keterangan Rumus :
14
1. Biaya pembuatan relatif murah.
2. Bisa dibuat oleh setiap sektor ataupun pribadi.
3. Teknologi dan sistem pembuangannya cukup sederhana.
4. Operasi dan pemeliharaan merupakan tanggung jawab pribadi.
1. Umumnya tidak disediakan untuk limbah dari dapur, mandi dan cuci.
2. Mencemari air tanah bila syarat-syarat teknis pembuatan dan pemeliharaan
tidak dilakukan sesuai aturannya.
15
b. Sistem Saluran Terpisah
16
Gambar 2.12 Sistem Penyaluran Tercampur
Sumber: Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.5 No.2
d. Sistem Kombinasi
17
2.2.1 Kombinasi
Jenis pipa saluran limbah cairan yang dipergunakan tidak hanya satu macam,
hal ini ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu:
Menurut Okum dan Pogis (1975) dalam Soeparman dan Suparmin (2002),
bahwa yang umumnya dipakai untuk saluran limbah cair adalah:
Pipa asbes semen (asbestos cement pipe) Pipa asbes semen tahan terhadap
korosi akibat asam, tahan terhadap kondisi limbah yang sangat septik dan
pada tanah yang alkalis.
Pipa beton (concrete pipe) Pipa jenis ini sering digunakan untuk saluran
limbah cair ukuran kecil dan sedang ( diameter 600 mm). Penanganannya
mudah tetapi umumnya tidak tahan terhadap asam. Pipa besi cor ( cast iron
pipe) Keuntungan pipa ini adalah umur pengunaan yang cukup lama, kuat
menahan beban, dan karakteristik aliran yang baik. Hanya saja secara
ekonomis tidak menguntungkan karena mahal, sulit untuk pengunaan
secara khusus ( misalnya untuk saluran yang melewati rawa).
18
Pipa tanah liat ( vetrified clay pipe) Keuntungan pipa jenis ini adalah tahan
korosi
akibat produksi H2S limbah cair. Sedangkan kelemahannya pipa ini
mudah pecah dan umumnya dicetak dalam ukuran pendek.
PVC (polyvinyl chloride) Pipa ini banyak digunakan karena mempunyai
banyak keuntungan antara lain: mudah dalam penyambungan, ringan,
tahan korosi, tahan asam, fleksibel, dan karakteristik aliran sangat baik
Sambungan Perpipaan
Untuk PVC :
Untuk Galvanis :
Sistem pemipaan dengan susunan seri merupakan jaringan pipa tanpa cabang
ataupun loop. Jaringan ini memiliki satu sumber ,satu ujung dan node yang
menyambung 2 pipa yang berada dalam satu jalur. Jaringan pemipaan jenis ini
sangat kecil dan dipakai untuk pendistribusian air kawasan yang kecil
2. Pipa bercabang
19
3. Pipa tertutup (Loop)
4. Pipa Kombinasi
5. Jaringan Pipa
20
6. Penempatan dan Pemasangan Saluran
Pipa Persil
Pipa persil adalah pipa saluran yang umumnya terletak di dalam rumah dan
langsung menerima air buangan dari instalasi plambing bangunan. Memiliki
diameter 3 inci – 4 inci, kemiringan pipa 2%. Teknis penyambungannyadengan
pipa servis, membentuk sudut 45° dan apabila perbandingan antara debit dari
persil dengan debit dari saluran pengumpul kecil sekali maka penyambungannya
tegak lurus.
Pipa Servis
Pipa servis adalah pipa saluran yang menerima air buangan dari pipa persil
yang kemudian akan menyalurkan air buangan tersebut ke pipa lateral. Diameter
pipa servis sekitar 6–8 inci, kemiringan pipa 0,5–1 %. Lebar galian pemasangan
pipa servis minimal 0,45 m dengan kedalaman benam awal 0,6 m. Sebaiknya pipa
ini disambungkan ke pipa lateral di setiap manhole.
Pipa Lateral
Pipa lateral adalah pipa saluran yang menerima aliran dari pipa servis untuk
dialirkan ke pipa cabang, terletak di sepanjang jalan sekitar daerah pelayanan.
Diameter awal pipa lateral minimal 8 inci, dengan kemiringan pipa sebesar 0,5 –
1%.Pipa CabangPipa cabang adalah pipa saluran yang menerima air buangan dari
pipa-pipa lateral. Diameternya bervariasi tergantung dari debit yang mengalir
pada masing-masing pipa. Kemiringan pipa sekitar 0,2–1%.
Pipa Induk
Pipa induk adalah pipa utama yang menerima aliran air buangan dari pipa-pipa
cabang dan meneruskannya ke lokasi instalasi pengolahan air buangan.
Kemiringan pipanya sekitar 0,2 – 1%.
21
2.2.4 Perlengkapan Saluran Air Buangan
Manhole
Manhole adalah salah satu bangunan pelengkap sistem penyaluran air buangan
yang berfungsi sebagai tempat memeriksa, memperbaiki, dan membersihkan
saluran dari kotoran yang mengendap dan benda-benda yang tersangkut selama
pengaliran, serta untuk mempertemukan beberapa cabang saluran, baik dengan
ketinggian sama maupun berbeda.Penempatan dan Jarak Antara Manhole. Berikut
adalah tabel jarak perletakan manhole menurut diameter saluran:
Salah satu syarat utama manhole adalah besarnya diameter manhole harus
cukup untuk pekerja dan peralatannya masuk kedalam serta dapat mudah
melakukan pekerjaannya, diameter manhole bervariasi sesuai dengan kedalaman
manhole.Berikut adalah tabel ukuran diameter manhole menurut kedalaman
Bak Kontrol
Bak kontrol digunakan untuk memudahkan pemeliharaan pada saluran
perpipaan apabila terjadi penyumbatan.Bak kontrol diletakkan pada :
Setiap perubahan diameter pipa
Setiap perubahan kemiringan pipa
Setiap perubahan arah aliran dalam pipa baik horizontal maupun vertikal
22
Setiap pertemuan dua saluran (pipa) atau lebihPada jarak lurus dengan
jarak maksimum 20 m
Ukuran dan letak bak kontrol pada persil :
a) Luas permukaan minimal 40 x 40 cm (bagian dalam), dan diberi tutup plat
beton yang mudah dibuka/tutup.
b) Kedalaman bak kontrol disesuaikan dengan kebutuhan
c) kemiringan pipa-pipa yang masuk/keluar bak.
d) Untuk bak kontrol di pekarangan rumah, dinding bagian atas dipasang
sedemikian rupa sehingga dapat mencegah masuknya limpasan air hujan.
e) Disarankan bak kontrol dibuat dengan beton pra cetak sesuai dengan tipe
yang dibutuhkan.
23
A. Perhitungan Debit Air Limbah
Langkah-langkah untuk memperkirakan debit air limbah adalah sebagai
berikut (Hardjosuprapto, 2000):
Qr=Q x jak
Keterangan :
Qr = Debit rerata air buangan per keluarga (liter/detik)
Q = Debit rerata air buangan per orang (liter/detik)
Jak = jumlah angota keluarga (orang)
Qab=fab x Qr
Keterangan :
Qab = Debit satuan Air Limbah (liter/detik)
Fab = Faktor Air Limbah (60 % - 80%)
Qr = Debit rerata air buangan per keluarga (liter/detik)
1000
Qrt = x Qab
pj
Keterangan :
Qrt = Debit Rata – rata Air limbah (liter/detik)
Pj = Jumlah penduduk total (orang)
Qab = Debit satuan Air Limbah (liter/detik)
24
Qmd=fm x Qrt
Keterangan :
Qmd = Debit Harian Maksimum ((liter/detik)
fm = Faktor Maksimum (1,1 - 1,3)
Qrt = Debit Rata – rata Air limbah (liter/detik)
pj 0,2
Q min =0,2 x x 0,8 x Qrt
1000
Keterangan :
Q min = Debit air buangan minimum (liter/detik)
Pj = Jumlah Penduduk (orang)
Qrt = Debit Rata – rata Air limbah (liter/detik)
Besarnya qinf = 2 liter/detik/km
Keterangan :
Qpp = Debit puncak pipa pensil (liter/detik)
Qmd= Besarnya debit air limbah maksimum (liter/detik)
Jp = Jumlah penduduk (orang)
Qps=7 x n x Qpp
Keterangan :
Qps = Debit ujung akhir pipa service (liter/detik)
25
Qpp = Debit puncak pipa pensil (liter/detik)
N = jumlah rumah atau sambungan pipa persil (buah)
D. Perletakan Pipa
Pipa yang digunakan dalam perencanaan jaringan perpipaan IPAL UNS
berbahan PVC. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam perletakan
pipa sebagai berikut (Perencanaan Pengelolaan Air Limbah dengan Sistem
Terpusat Kementerian Pekerjaan Umum, 2015):
1) Kedalaman perletakan pipa minimal untuk perlindungan pipa dari
beban di atasnya dan gangguan lain.
2) Kedalaman galian pipa :
a) Persil > 0,4 m (bila beban ringan) dan > 0,8 m (bila beban berat)
b) Pipa service 0,75 m
c) Pipa lateral (1-1,2) m
3) Kedalaman maksimal pipa induk untuk saluran terbuka (open trench)
7m atau dipilih kedalaman ekonomis dengan pertimbangan biaya dan
kemudahan/resiko pelaksanaan galian dan pemasangan pipa
26
27
3.2 Metode Pengumpulan Data
Untuk pengumpulan data dalam laporan kali ini terbagi menajadi dua yaitu
28
Merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli. Data
primer tersebut diantaranya :
Merupakan sumber data yang diperoleh dari lokasi perencanan atau dari
pencarian di website BMKG kemudian dioalah dalam bentuk perhitungan dan
dianalisa untuk mendapatkan data sekunder. Data sekunder tersebut diantaranya :
Menurut sumber data yang diambil dari lokasi perencanaan, dari pencarian di
website BMKG, dan dari pendapat dari sebuah buku (Hardjrosuprato, 2000).
maka lokasi perencannan melakukan analitis dan perhitungan. Adapaun data
yang akan di hitung dan di anlisis sebagai berikut
h) Jumlah penduduk
Perhitungan jumlah penduduk dihitung berdasarkan jumlah rumah dikali
asumsi jiwa perkepala rumah tangga.
i) Debit rerata air buangan
Qr=Q x jak
Keterangan :
29
Qr = Debit rerata air buangan per keluarga (liter/detik)
Q = Debit rerata air buangan per orang (liter/detik)
Jak = jumlah angota keluarga (orang)
Qab=fab x Qr
Keterangan :
Qab = Debit satuan Air Limbah (liter/detik)
Fab = Faktor Air Limbah (60 % - 80%)
Qr = Debit rerata air buangan per keluarga (liter/detik)
1000
Qrt = x Qab
pj
Keterangan :
Qrt = Debit Rata – rata Air limbah (liter/detik)
Pj = Jumlah penduduk total (orang)
Qab = Debit satuan Air Limbah (liter/detik)
Qmd=fm x Qrt
Keterangan :
Qmd = Debit Harian Maksimum ((liter/detik)
fm = Faktor Maksimum (1,1 - 1,3)
Qrt = Debit Rata – rata Air limbah (liter/detik)
30
pj 0,2
Q min =0,2 x x 0,8 x Qrt
1000
Keterangan :
Q min = Debit air buangan minimum (liter/detik)
Pj = Jumlah Penduduk (orang)
Qrt = Debit Rata – rata Air limbah (liter/detik)
Besarnya qinf = 2 liter/detik/km
Keterangan :
Qpp = Debit puncak pipa pensil (liter/detik)
Qmd= Besarnya debit air limbah maksimum (liter/detik)
Jp = Jumlah penduduk (orang)
Qps=7 x n x Qpp
Keterangan :
p) Qps = Debit ujung akhir pipa service (liter/detik)
Qpp = Debit puncak pipa pensil (liter/detik)
N = jumlah rumah atau sambungan pipa persil (buah)
31
32