Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari, kita selalu berhubungan dengan fluida, baik
pada saat kita mandi,minum, mencuci dan hal-hal lain yang berhubungan dengan
fluida. Tanpa kita sadari, dari berbagai kegiatan yang kita lakukan, banyak sekali
prinsip-prinsip dan sifat-sifat fluida yang ternyata dapat kita pelajari dan selidiki.
Pada kasusnya dapat mempelajari sifat-sifat dan penggunaan Tata Pipa.
Kita dapat melihat instalasi perpipaan air pada rumah yang kita tempati.
Fenomena fluida yang dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Berntukan air
antara pipa ketika keran air dibuka secara paksa. Pusaran air yang kita lihat ketika
air didalam bak mandi dikeluarkan melalui lubang pembuangannya. Di dalam
dunia teknik sipil, terutama mahsiswa dari jurusan teknik sipil harus mempelajari
dan dapat mengetahui sifat – sifat atau prinsip dari fluida. Dalam hal ini adalah
sifat – sifat atau prinsip fluida yang terjadi dalam pipa. Dalam ilmu hidrodinamika
ada berbagai macam aliran, namun pada saat ini kita hanya akan mempelajari
aliran dan hal-hal yang terjadi dialiran dalam pipa.
Pipa adalah saluran tertutup yang biasanya berpenampang lingkaran yang
digunakan untuk mengalirkan fluida dengan tampang aliran penuh. Secara umum
Sistem pipa dapat diartikan sebagai bagian utama suatu sistem yang
menghubungkan titik dimana fluida disimpan ke titik pengeluaran semua pipa
baik untuk memindahkan tenaga atau pemompaan harus dipertimbangkan secara
teliti. Sistem perpipaan terbagi atas 4 macam, diantaranya pipa hubungan seri,
pipa kombinasi, pipa bercabang, pipa tertutup. Pemipaan adalah suatu sistem
pemasangan pada suatu instalasi atau konstruksi pipa suatu pabrik atau kilang.
Salah satu komponen yang penting pada sistem perpipaan adalah katup.
Dalam dunia industri, banyak yang telah menggunakan pipa dalam
pendistribusian dan pembuangan fluida dalam proses produksi maupun konsumsi,
misalnya pada Perusahaan Air Minum (PAM) dan Perusahaan Tambang Minyak
Negara (PERTAMINA). Pipa memiliki berbagai bentuk penampang dan
ukurannya yang sering banyak digunakan oleh umum adalah pipa yang berbentuk
lingkaran dan material pipa yang digunakan diantaranya Cicrylic, Plastik, logam,
dan sebagainya. Mengingat banyaknya pemanfaatan pipa dalam kehidupan sehari-
hari terutama pada sektor industri dan instalasi air, maka serangkaian percobaan
perlu dilakukan untuk meminimalisir kehilangan energy yang terjadi pada aliran
pipa, serta bagaiman cara kita untuk memanajemen penataan pipa agar lebih
efektif dan efisien dalam penggunaannya, dan masih banyak lagi hal yang dapat di
lakukan dalam proses pemanfaatan pipa dalam kehidupan sehari-hari maupun di
dunia industri.
Dalam dunia teknik sipil, terutama mahsiswa dari jurusan teknik sipil harus
mempelajari dan dapat mengetahui sifat – sifat atau prinsip dari fluida. Dalam hal
ini adalah sifat – sifat atau prinsip fluida yang terjadi dalam pipa. Dalam ilmu
hidrodinamika ada berbagai macam aliran, namun pada saat ini kita hanya akan
mempelajari aliran dan hal-hal yang terjadi dialiran dalam pipa.
Oleh Karena itu, kami dari kelompok VIII RIL melakukan percobaan Tata
Pipa agar dapat menentukan kehilangan energi yang diakibatkan oleh pengaruh
gesekan dan pengaruh local serta menentukan koefisien pengaliran (Cd) dengan
bilangan Reynold (Re) pada aliran yang melalui pipa pengamatan. Percobaan ini
dilakukan di Laboratorium Keairan danTeknik Lingkungan Universitas Halu Oleo
Kendari yang dimana alat praktikum di Laboratorium tersebut mendukung dan
memadai untuk digunakan oleh praktikan untuk melakukan percobaan Tata Pipa.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada praktikum percobaan Tata Pipa adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana menentukan kehilangan energi yang diakibatkan oleh pengaruh
gesekan dan pengaruh lokal?
2. Bagaimana menentukan koefisien pengaliran (Cd) dengan bilangan
Reynold (Re) pada aliran yang melalui pipa pengamatan?
3. Bagaimana menentukan hubungan antara H1 ukur dan H1 hitung?
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum Percobaan Tata Pipa adalah sebagai berikut:
1. Menentukan kehilangan energi yang diakibatkan oleh pengaruh gesekan
dan pengaruh lokal
2. Menentukan koefisien pengaliran (Cd) dengan bilangan Reynold (Re) pada
aliran yang melalui pipa pengamatan
3. Menentukan hubungan antara H1 ukur dan H1 hitung.

1.4 Manfaat Praktikum


Adapun manfaat dari praktikum Percobaan Tata Pipa adalah sebagai
berikut:
1. Dapat menetukan kehikangan energi yang di akibatkan oleh pengaruh
gesekan dan pengaruh lokal
2. Dapat menentukan koefisien pengaliran (Cd) dengan bilangan Reynold
(Re)
3. Dapat menentukan hubungan antara (H ukur) dan (H hitung)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Fluida
Fluida atau zat alir adalah segala jenis zat yang dapat mengalir dalam
wujud gas maupun cairan. Berdasarkan pergerakannya, fluida dibedakan menjadi
fluida statik dan fluida dinamik. Fluida adalah sub-himpunan dari fase benda,
termasuk cairan, gas, plasma, dan padat plastik. Fluida memiliki sifat tidak
menolak terhadap perubahan bentuk dan kemampuan untuk mengalir (atau
umumnya kemampuannya untuk mengambil bentuk dari wadah mereka). Sifat ini
biasanya dikarenakan sebuah fungsi dari ketidakmampuan mereka
mengadakan tegangan geser dalam ekuilibrium statik. Konsekuensi dari sifat ini
adalah hukum Pascal yang menekankan pentingnya tekanan dalam
menggolongkan bentuk fluida. Fluida adalah zat atau entitas yang terdeformasi
secara berkesinambungan apabila diberi tegangan geser walau sekecil apapun
tegangan geser itu.
Aliran fluida merupakan bagian dari ilmu mekanika fluida yang berperan
penting dalam merancang sistem perpipaan. Perpipaan merupakan alat
transportasi fluida yang banyak di gunakan di dunia industri. Fluida yang
mengalir pada pipa akan mengalami kehilangan energi (head loss) yang di
akibatkan adanya gesekan antara fluida dengan fluida dengan pipa.
Berdasarkan arah tekanan menuji garis alirnya, fluida dibagi menjadi 2 jenis,
yaitu fluida Newtonian dan fluida non Newtonian. Fluida juga dibagi menjadi
cairan dan gas. Cairan membentuk permukaan bebas (permukaan yang tidak
diciptakan oleh bentuk wadahnya), sedangkan gas tidak dapat membentuk
permukaan secara bebas. Fluida merupakan aspek yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari, misalnya pesawat terbang di udara dan kapal mengapung di
atas air laut/sungat/danau. Demikian pula kapal selam dapat mengapung atau
melayang di dalam laut. Tanpa disadari setiap hari kita minum air dan menghitup
udara yang bersirkulasi di dalam tubuh manusia setiap saat. Fluida dapat kita bagi
menjadi dua bagian yaitu: Fluida statis dan Fluida Dinamis.

2.1.1 Fluida Statis


Fluida statis atau hidrostatika membahas karakteristik fluida saat diam,
yaitu membahas tekanan pada fluida ataupun yang diberikan oleh fluida (gas atau
cair) pada objek yang tenggelam didalamnya. Fluida statis dipakai untuk
menjelaskan fenomena-fenomena seperti kenaikan besar tekanan air terhadap
kedalamannya dan perubahan besar tekanan atmosfer terhadap ketinggian
pengukuran dari permukaan laut.
a. Tekanan
Tekanan adalah besar gaya yang bekerja pada permukaanbenda tiap satuan.
Secara Rumus tekanan adalah:
F
P=
A
… Pers (2.1)
Keterangan :
P = (Pa atau Nm2)
F = (N)
A = (m2)

b. Tekanan Hidrostatis
Tekanan hidrostatis adalah tekanan yang diberikan air ke semua arah pada
titik ukur manapun karena adanya gaya gravitasi. Secara umum, dapat di
rumuskan sebagai berikut:
P=ρ.h.g
... Pers ( 2.2)
Ph = tekanan hidrostatik (Pa)
p = massa jenis zat cair (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = kedalaman zat cair dari permukaan
c. Hukum Pascal
Hukum Pascal adalah salah satu hukum fisika yang menyatakan bahwa
tekanan yang diberikan oleh cairan dalam ruang tertutup selalu diteruskan ke
segala arah dengan sama besar. Pembahasan utama dalam hukum Pascal berkaitan
dengan tekanan dalam cairan. Hukum Pascal ini menggambarkan bahwa setiap
kenaikan tekanan pada permukaan fluida, harus diteruskan ke segala arah fluida
tersebut. Hukum pascal hanya dapat diterapkan pada fluida, umumnya fluida
cair.Adapun rumus hukum pascal adalah:

F1/A1 = F2/A2
Keterangan: 
P  = Tekanan dengan satuan n M2 
F1 = Gaya pada penampang pertama (N)
F2 = Gaya pada penampang kedua (N)
A1 = Luas permukaan bidang pertama (m2)
A2 = Luas permukaan bidang kedua (m2)

d. Hukum Archimedes
Hukum Archimedes menjelaskan hubungan antara gaya berat dan gaya ke
atas (gaya apung) pada suatu benda jika dimasukkan ke dalam fluida. Akibat
adanya gaya angkat ke atas (gaya apung), benda yang ada di dalam fluida,
beratnya akan berkurang. Sehingga, benda yang diangkat di dalam fluida akan
terasa lebih ringan dibandingkan ketika diangkat di darat. Untuk menghitung
Gaya Archimedes, kamu bisa menggunakan rumus sebagai berikut:

Fa = ρ g v
Keterangan :
Fa = Gaya Archimedes
ρ = Massa jenis fluida
g = Gravitasi bumi
v = Volume
2.1.2 Fluida Dinamis
Fluida dinamis adalah fluida (zat cair atau gas) yang bergerak. Untuk
memudahkan pembahasan, fluida dianggap steady (mempunyai kecepatan yang
konstan terhadap waktu), tak termampatkan (tidak mengalami perubahan volume),
tidak kental, tidak turbulen (tidak mengalami putaran-putaran). Fluida dinamis
adalah fluida yang bergerak, dan ciri-ciri fluida dinamis di bagi menjadi 4 yaitu:
a. Fluida dianggap tidak kompresibel.
b. Fluida dianggap bergerak tanpa gesekan walaupun gerakan materi (tidak
mempunyai kekentalan).
c. Aliran fluida adalah suatu aliran yang stasioner, atau kecepatan dan arah
gerak partikel fluida yang melalui sebuah titik yang sudah di tentukan akan
selalu tetap.
d. Tak bergantung pada waktu, yang artinya kecepatan konstan pada titik
tertentu akan membentuk aliran laminer

2.2 Aliran
2.2.1 Aliran Laminer
Aliran laminar merupakan aliran udara yang terjadi akibat tidak adanya
gangguan pada pengaliran fluida di tiap lapisan paralel. Garis alir masing-masing
dari aliran udara tidak saling berpotongan. Sifat dari aliran laminar adalah tidak
terjadi pusaran, persilangan maupun percampuran aliran udara. Setiap partikel
udara bergerak serenjang dengan arah aliran udara secara teratur. Aliran laminar
dipelajari dalam dinamika fluida. Kondisi yang memungkingkan terbentuknya
aliran laminar adalah fluida bergerak sangat lambat atau memiliki tingkat
kekentalan yang tinggi. Difusi momentum pada aliran laminar sangat besar,
sedangkan momentum konveksi yang terjadi sangat kecil. Nilai bilangan
Reynolds pada aliran laminar selalu kurang dari 2000. Setelah waktu dan kondisi
tertentu, aliran laminar akan berubah menjadi aliran turbulen. Pada laju aliran
rendah, aliran laminer tergambar sebagai filamen panjang yang mengalir
sepanjang aliran. Aliran laminer mempunyai Bilangan Reynold lebih kecil dari
2300.
sumber:https://perbedaannya.com/wp-content/2021/08/Aliran-laminer.jpg
2.2.2 Aliran Transisi
Aliran transisi merupakan aliran fluida dengan bentuk peralihan antara
aliran laminar menjadi aliran turbulen. Keberadaan aliran transisi merupakan
akibat dari perbedaan sifat antara aliran laminar dan aliran turbulen.
2.2.3 Aliran Turbulen
Aliran dimana pergerakan dari partikel – partikel fluida sangat tidak
menentu karena mengalami percampuran serta putaran partikel antar lapisan, yang
mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian fluida kebagian fluida
yang lain dalam skala yang besar. Dalam keadaan aliran turbulen maka turbulensi
yang terjadi membangkitkan tegangan geser yang merata diseluruh fluida
sehingga menghasilkan kerugian – kerugian aliran. Jenis aliran fluida dapat
ditentukan dengan bilangan Reynolds dengan rumus Persamaan matematika yang
digunakan untuk menentukan status suatu aliran disebut aliran turbulen

adalah bilangan Reynolds tak-berdimensi. Suatu aliran fluida dinyatakan sebagai


aliran turbulen ketika bilang Reynolds mencapai lebih dari 4000. Perhitungan
bilangan Reynolds pada aliran turbulen memasukkan faktor
gaya inersia dibandingkan dengan gaya kekentalan. Jika nilai bilangan reynold
<2100, aliran tersebut laminar.
Sumber:https://1.bp.blogspot.com/turbulen/pada/Bmekanika/Fluida.png

2.3 Debit
Debit adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu
penampang melintang sungai per satuan waktu. Satuan debit yang digunakan
adalah meter kubik per detik (m3/s) (Asdak, 2007).
Debit adalah suatu koefesien yang menyatakan banyaknya air yang mengalir
dari suatu sumber persatuan waktu, biasanya diukur dalam satuan liter per/detik,
untuk memenuhi keutuhan air pengairan, debit air harus lebih cukup untuk
disalurkan ke saluran yang telah disiapkan. Menghitung besar debit aliran,
dipergunakan untuk menghitung kecepatan aliran pada masing masing pipa
experimen diaman rumus debit aliran dengan rumusan yang sudah di tentukan
sebagai berikut :
Q=AxV
Keterangan :
Q = Debit Aliran (m3 /s ¿
A = Luas penampang_saluran (m2 ¿
V = Kecepatan aliran (m/s)

2.4 Kehilangan Tenaga Aliran Melalui Pipa


Adanya kekentalan pada fluida akan menyebabkan terjadinya tegangan
geser pada waktu bergerak. Tegangan geser ini akan merubah sebagian energi
aliran menjadi bentuk energi lain seperti panas, suara dan sebagainya. Pengubahan
bentuk energi tersebut menyebabkan terjadinya kehilangan energi.
2.4.1 Mayor Losses
Mayor losses adalah energi yang hilang sepanjang pipa lurus yang seragam
dansebanding dengan panjang pipa. Losses ini disebabkan karena gesekan internal
fluida, juga gesakan antara fluida dan dinding saluran, maka semua pipa baik pipa 
halus atau pipakasar muncul major losses.

Mayor losses dapat dirumuskan sebagai berikut:

L V
hL=f d 2 g
Keterangan:
hL = mayor losses (m)
f = faktor gesek
L = panjang pipa (m)
d = diameter pipa (m)
V = kecepatan fluida (m/s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)

2.4.2 Minor Losses


Minor Losses adalah, kehilangan energi akibat perubahan penampang dan
aksesoris lainnya. Misalnya terjadi pada perubahan arah seperti pembelokan
(elbow), bengkokan (bends), pembesaran tampang (expansion), serta pengecilan
penampang (contraction). Kehilangan energi sekunder atau head loss minor ini
akan mengakibatkan adanya tumbukan antara partikel zat cair dan meningkatnya
gesekan karena turbulensi serta tidak seragamnya distribusi kecepatan pada suatu
penampang pipa. Adanya lapisan batas terpisah dari dinding pipa maka akan
terjadi olakan atau pusaran air. Adanya olakan ini akan mengganggu pola aliran
laminer sehingga akan menaikkan tingkat turbulensi.

2.4.3 Gesekan Dalam Pipa


Sistem jaringan pipa merupakan komponen utama dari sistemdistribusi air
bersih atau air minum suatu perkotaan. Dalamperkembangannya, sistem instalasi
pipa memerlukan pengawasan danperawatan yang kontinu, hal ini untuk
mengurangi kerugian-kerugianakibat kondisi instalasi yang salah satunya
dipengaruhi umur pipa.Jaringan pipa air bersih atau instalasi air bersih adalah
suatujaringan pipa yang digunakan untuk mengalirkan ataumendistribusikan air ke
masyarakat. Aliran terjadi karena adanyaperbedaan tinggi tekanan di kedua
tempat, tekanan terjadi karenaadanya perbedaan elevasi muka air atau karena
digunakannya pompayang lebih sering untuk mengalirkan air dari tempat yang
rendah tempat yang lebih tinggi. Penggunaan pompa dapat pula bertujuanuntuk
mengurangi adanya faktor gesekan antara aliran air dengandinding basah pipa
yang timbul di sepanjang saluran pipa sebagaiakibat adanya viskositas cairan.
Salah satu gangguan atau hambatan yang sering terjadi dan tidakdapat
diabaikan pada aliran air yang menggunakan pipa adalahkehilangan energi akibat
gesekan dan perubahan penampang atau padatikungan serta gangguan-gangguan
lain yang mengganggu alirannormal. Kehilangan energi adalah besar tingkat
kehilangan energiyang dapat mengakibatkan berkurangnya kecepatan aliran air
dalam saluran.

2.5 Bilangan Reynolds


Bilangan Reynolds aliran digunakan untuk menunjukkan sifat utama aliran,
yaitu apakah aliran adalah laminar, turbulen, atau transisi serta letaknya pada
skala yang menuujukkan pentingnya secara relatif kecenderungan turbulen
berbanding dengan laminar.
... Pers ( 2.5)
V .D.ρ
ℜ=
μ
keterangan :
V = kecepatan aliran fluida (m/s)
D = diameter dalam pipa (m)
ρ = massa jenis fluida (kg/m3 )
µ = viskositas dinamik fluida (kg/m.s)

Pada fluida air, suatu aliran diklasifikasikan laminar apabila aliran tersebut
mempunyai bilangan Reynolds (Re) kurang dari 2300. Untuk aliran transisi
berada pada bilangan 2300 < Re < 4000, disebut juga sebagai bilangan Reynolds
kritis. Sedangkan untuk aliran turbulen mempunyai bilangan Reynolds lebih dari
4000.
2.5.1 Head Loss dan Friction Loss Pada Pipa Horizontal
Head loss adalah penurunan tekanan pada fluida yang mengalir di dalam
pipa. Head loss pada instalasi pipa disebabkan oleh beberapa hal, secara garis
besar dibagi menjadi 2 yaitu major head loss dan minor head loss.
 Friction Loss adalah tahanan (kerugian) terhadap liquid yang mengalir di
dalam pipa serta turbulensi yang di akibatkan adanya pergesakan liquid dengan
kekasaran permukaan diding pipa bagian dalam. Biasa juga disebut "Head Loss"
dan diukur dalam satuan meter head (vertikal).

Sumber : https://www.rucika.co.id/wp-content/uploads/2018/11/Head-Loss

keterangan:
hf        = Kehilangan tekanan/ head loss (m)
C         = Koefisien pipa (Pipa PVC, PE, PPR = 150)
Q         = Debit air (lt/s)
d          = Diameter pipa (mm)
L          = Panjang instalasi pipa (m)

2.5.2 Head Loss dan Friction Loss Pada Elbow


Pada sistem perpipaan meliputi semua komponen dari lokasi awal sampai
dengan lokasi tujuan, antara lain, saringan, katup, sambungan, nozzle, dan
sebagainya. Sambungan dapat berupa penampang berubah, belokan (elbow),
sambungan bentuk L, dan sambungan bentuk T (tee). Sehingga dengan adanya
berbagai macam sambungan serta perlengkapan lainnya akan menimbulkan
permasalahan yang akan sering ditemukan pada sistem tersebut (Wibowo, 2013).
Salah satu permasalahan tersebut adalah terjadinya head losses pada sambungan
dan belokan yang mengakibatkan pressure drop. Penurunan tekanan ini terjadi
akibat turbulensi aliran yang akan menimbulkan gesekan besar pada dinding pipa.
Minor losses pada pipa dibedakan menjadi dua, yaitu belokan karena
adanya sambungan yang terkesan tiba-tiba atau tajam, belokan ini
disebut elbow dan pembengkokan secara berangsur-angsur disebut bends.
Elbow adalah belokan yang terjadi akibat adanya sambungan pipa, sambungan
yang dipakai adalah fitting/keni. Fitting yang biasa dijual dipasaran adalah 45°
dan 90°. Kehilangan-kehilangan yang terjadi pada sistem pipa yang dikarenakan
oleh bend (tekukan-tekukan), elbow (siku), joints (sambungan), katup, dan lain-
lain disebut kehilangan-kehilangan minor (white: 1986).
Untuk pipa dengan belokan (elbow), dapat di hitung dari persamaan rumus
praktis adalah sebagai berikut:
hl=Cl V2
2g

Keterangan :
hl = head loss akibat elbow (m)
Cl = koefisien losses
V = kecepatan rata-rata aliran (m/det)
g = percepatan gravitasi (m/det2 )
2.5.3 Presure Drop
Pressure drop adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
penurunan tekanan dari satu titik dalam pipa atau tabung kehilir titik yang
disebabkan oleh factor gesekan pada pipa, diameter pipa, fitting, dan bilangan
Reynold.Pressure drop bergantung pada sejumlah faktor seperti viskositas fluida,
ukuran diameter pipa internal, kekasaran permukaan bagian dalam pipa,
perubahan ketinggian antara ujung pipa, material pipa, dan panjang pipa yang
dilalui fluida. Pipa dengan permukaan bagian dalam yang halus tidak akan
mengalami gesekan yang lebih besar, sedangkan pipa dengan permukaan bagian
dalam yang kurang mulus seperti beton, besi tuang, dan baja membutuhkan energi
yang besar untuk mengatasi gesekan yang ditimbulkan pada pipa karena
viskositas zat cair. Semakin kasar permukaan bagian dalam pipa, semakin besar
pula pressure drop akibat terjadinya gesekan. Dapat dihitung dengan mengunakan
persamaan :
P2 – P1= ρ.g.h2 - h1
Keterangan :
P2-P1 = Perbedaan tekanan (Pa)
ρg = Satuan berat cairan (N/m3 )
h1 – h2 = Perbedaan ketinggian (m)
Jika berada pada satu titik di permukaan bebas cairan dan (h) positif kearah
bawah, maka :
P = ρ.g.h

Sistem pemipaan digolongkan atas; pipa, fittings, katup dan misselenius


(perlengkapan khusus). Rugi-rugi aliran (head losses) dalam pipa terdiri atas
kerugian gesekan terhadap kekasaran penampang pada dinding pipa, dan kerugian
yang diakibatkan pengunaan komponen pemipaan seperti elbow, reduser, valve,
dan lain-lain. Rugi-rugi aliran ini dapat disebut dengan rugi-rugi head.

2.6 Persamaan Momentum


Setiap benda yang bergerak pasti memiliki kekuatan gerak. Hal ini adalah
contoh dari momentum atau yang kerap disebut dengan momentum. Kekuatan
gerak yang ada pada benda dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu massa dan
kecepatan si benda. Ketika massa dikalikan kecepatan benda, munculah 'kekuatan
gerak'. Artinya, benda yang memiliki kecepatan tinggi tapi massanya kecil akan
memiliki kekuatan gerak yang sama dengan benda bermassa besar tapi
kecepatannya rendah (Rabia Edra, 2017). Jadi, momentum bisa ditulis
persamaannya dalam bentuk sebagai berikut :

p=m× v
Keterangan :
p = Momentum (kg.m/s)
m = Massa benda (kg)
v = Kecepatan benda (m/s)
Jenis-jenis tumbukan dibedakan berdasarkan perubahan energi. Ketika dua
benda mengalami tumbukan elastis atau lenting sempurna, energi kinetik benda
sebelum dan sesudah tumbukan sama. Jika ditulis dalam persamaan menjadi :

m1 v 1+ m2 v 2= ( m1+ m2 ) v 2
… Pers (2.6)
Keterangan :
m = massa (kg)
v = kecepatan (m/s)

2.7 Prinsip dan Persamaan Bernoulli


Prinsip ini sebenarnya merupakan penyederhanaan dari Persamaan
Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu
aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran
yang sama. Prinsip ini diambil dari nama ilmuwan Belanda/Swiss yang bernama
Daniel Bernoulli.

2.7.1 Prinsip Bernoulli


Kecepatan udara di bagian belakang tubuhmu tidak berubah menjadi tinggi
(tepat dibagian belakang tubuhmu). Akibatnya tekanan udara di bagian belakang
tubuhmumenjadi lebih besar. Karena ada perbedaan tekanan udara, di mana tepat
di bagianbelakang tubuh tekanan udara lebih besar maka udara mendorong
bajumu kebelakang sehingga bajumu kelihatan kembung ke belakang. Bagaimana
dengan daun pintu rumah yang menutup sendiri ketika angin bertiupkencang di
luar rumah ? Udara yang berada di luar rumah bergerak lebih cepatdaripada udara
yang berada di dalam rumah. Akibatnya, tekanan udara di luar rumahlebih kecil
daripada tekanan udara di dalam rumah. Karena ada perbedaan tekanan,di mana
tekanan udara di dalam rumah lebih besar, maka pintu didorong keluar.Dengan
kata lain, daun pintu bergerak dari tempat yang tekanan udaranya besarmenuju
tempat yang tekanan udaranya kecil.
2.7.2 Persamaan Bernoulli
Persamaan Bernoulli sangat penting karena bisa digunakan untuk
menganalisispenerbangan pesawat, pembangkit listrik tenaga air, sistem perpipaan
dll. Agar persamaan Bernoulli yang akan kita turunkan berlaku secara umum,
maka kitaanggap fluida mengalir melalui tabung alir dengan luas penampang yang
tidak samadan ketinggiannya juga berbeda. Untuk menurunkan persamaan
Bernoulli, kita terapkan teorema usaha dan energi pada fluida dalam daerah
tabung alir. Selanjutnya, kita akan memperhitungkan banyaknya fluida dan usaha
yang dilakukan untuk memindahkan fluida tersebut. Ini adalah persamaan
Bernoulli. Persamaan Bernoulli kita turunkan berdasarkan prinsip usaha‐energi,
sehingga merupakan suatu bentuk Hukum Kekekalan Energi. Persamaan ini
menyatakan bahwa jumlah total antara besaran‐besaran dalam persamaan
mempunyai nilai yang sama sepanjang tabung alir.

Keterangan :
P = Tekanan
ρ = Massa jenis fluida
v = Kecepatan aliran fluida
g = Percepatan gravitasi
h = Tinggi tabung alir/pipa dari permukaan tanah

2.8 Viskositas Kinematik Fluida


Pada kehidupan sehari-hari, viskositas adalah Ketebalan atau pergesekan
internal. Oleh karena itu, air yang tipis, memiliki viskositas lebih rendah,
sedangkan madu yang tebal, memiliki viskositas yang lebih tinggi. Berarti,
semakin rendah viskositas suatu fluida, semakin besar juga pergerakan dari fluida
tersebut. Viskositas menjelaskan ketahanan internal fluida untuk mengalir dan
mungkin dapat dipikirkan sebagai pengukuran dari pergeseran fluida. Sebagai
contoh, magma yang memiliki viskositas yang tinggi menciptakan statovolcano
yang tinggi dan curam, sehingga tidak dapat mengalir terlalu jauh sebelum
mendingin. Sedangkan lava yang memiliki viskositas lebih rendah dari
menciptakan volcano yang rendah dan lebar. Seluruh fluida (kecuali superfluida)
memiliki ketahanan dari tekanan, oleh karena itu disebut kental, tetapi fluida yang
tidak memiliki ketahanan tekanan dan tegangan disebut fluide ideal. Satuan
Internasional (SI) koefisien viskositas adalah Ns/m2/pascal sekon (Pa s). Untuk
Satuan cgs (centimeter gram sekon) dan untuk SI koifisien viskositas adalah
dyn.s/cm2 = poise (p). Viskositas juga dapat dinyatakan dalam centipoise (cP). 1
cP = 1/1000 P. Sifat dari zat cair (Wylie, 1992) adalah sebagai berikut:
 Mempunyai viskositas (kekentalan)
 Mempunyai rapat masa dan berat jenis.
 Mempunyai kohesi, adesi dan tegangan permukaan.
 Jika ruangan lebih besar dari volume zat cair maka akan terbentuk
permukaan bebas horizontal yang berhubungan dengan atmosfer.
 Dapat dianggap tidak termampatkan.

2.9 Aliran Pada Tata Pipa


Aliran pada Tata pipa adalah aliran zat cair atau fluida pada saluran tertutup
yang biasanya berpenampang lingkaran yang digunakan untuk mengalirkan fluida
dengantampang aliran penuh. Fluida atau zat cair (termasuk uap air dan gas)
dibedakan dari benda padat karena kemampuannya untuk mengalir. Fluida lebih
mudah mengalir karenaikatan molekul dalam fluida jauh lebih kecil dari ikatan
molekul dalam zat padat,akibatnya fluida mempunyai hambatan yang relatif kecil
pada perubahan bentuk karenagesekan. Zat padat mempertahankan suatu bentuk
dan ukuran yang tetap, sekalipun suatugaya yang besar diberikan pada zat padat
tersebut, zat padat tidak mudah berubah bentuk maupun 1olumenya, sedangkan
zat cair dan gas, zat cair tidak mempertahankan bentuk yang tetap, zat cair
mengikuti bentuk wadahnya dan 1olumenya dapat diubah hanya jikadiberikan
padanya gaya yang sangat besar dan gas tidak mempunyai bentuk dan maupun
volume yang tetap, gas akan berkembang mengisi seluruh wadah. Karena fase cair
dangas tidak mempertahankan suatu bentuk yang tetap, keduanya mempunyai
kemampuan untuk mengalir. Dengan demikian kedua-duanya sering secara
kolektif disebut sebagai fluida.
2.10 Jenis – Jenis Fitting Pipa
Fitting adalah salah satu komponen penting dalam sistem perpipaan karena
fungsinya slain utnuk menyambung antar pipa juga digunakan untuk
membelokkan arah, memperkecil atau memperbesar ukuran pipa, mencabangkan
pipa, dan sebagainya. Maka dari itu Fitting dibedakan berdasarkan fungsinya
yaitu:

2.10.1 Fitting Elbow


Elbow merupakan jenis fitting yang berfungsi mengubah arah pipa secara
menyudut sebesar 450 atau 900 . Dilihat dari radius belokan elbow ada dua tipe,
long radius dan short radius. Untuk long radius besarnya 1.5 x Diameter,
sedangkan short radius besarnya 1 x diameter. Dimana elbow 900 memiliki
ukuran lubang diamater D yang sama dan memiliki dimensi jarak pusat elbow
dengan ujung F jaraknya1.5 NPS sehingga memiliki sudut lekukan 900 sedangkan
elbow 450 memiliki dimensi jarak pusat dengan ujung elbow H yang sama dengan
NPS-nya sehingga membentuk sudut lekukan 450.

Gambar 2.1 Perbedaan elbow 45 ° dengan 90 °


Sumber : Parada Anugrah Pridyatama, 2014

1. Pipa 90o
Sistim pemipaan untuk mengalirkan fluida seringkali menggunakan elbow
90o atau belokan 90o , seperti pada suction pompa sentrifugal dengan sistim
instalasi negative lift. Kerugian tekanan akibat adanya elbow ini sangat
berpengaruh bila fluida didalamnya adalah cairan. Aliran dalam belokan atau
elbow sangat kompleks karena aliran didalamnya sesungguhnya adalah aliran tiga
dimensi. Secondary flow dan akselerasi sentripetal yang timbul dalam elbow
menghasilkan kenaikan tekanan statik pada dinding luar dari elbow dan
penurunan tekanan pada dinding dalam dari elbow. Perbedaan tekanan sepanjang
arah diameter dapat dinyatakan dalsm koefisien tak berdimensi ck yaitu koefisien
tekanan diametris sebagai berikut :
1
po – pi = Cp ρU2
2
Dimana U adalah kecepatan rata-rata dalam elbow.
2. Pipa 30o
Tentang Pengaruh variasi sambungan belokan pipa yang divariasi terhadap
kehilangan tekanan pada aliran Pipa. Hasil penelitian menunjukan nilai
kehilangan tekanan dan penurunan tekanan paling sedikit terjadi pada variasi
sudut 30 derajat yaitu 7,323 cm dan 907,606 N/m2 , sedangkan nilai kehilangan
tekanan dan penurunan tekanan paling banyak terjadi pada variasi sudut 90 derajat
yaitu 7,480 cm dan 1278,899 N/m2 . Jadi dapat ditarik kesimpulan semakin besar
nilai derajat belokan pipa tersebut membelok maka kehilangan tekanan yang
terjadi pada belokan pipa semakin besar.
3. Pipa 45o
Elbow pipa 45 derajat – Jika Anda ingin menggunakan sambungan yang
dapat membelokkan pipa ke kanan kiri dengan sudut 45 derajat, maka Anda wajib
menggunakan elbow pipa ini.

2.10.2 Fitting Tee


Tee adalah jenis fitting yang mempunyai 3 lubang yang berbentuk seperti
huruf “T”. Fitting jenis ini digunakan untuk membuat cabang tegak lurus terhadap
pipa utama. Tipe Tee yang paling umum adalah tee yang memiliki ukuran
diameter yang sama antara yang masuk (inlet) dan (outlet) Dimensi ketiga lubang
pun sama. Dimana gambar dibawah ini menunjukkan OD sebagai Outside
Diameter, C sebagai jarak panjang Tee dengan titik tengah, ID sebagai Inside
Diameter, T sebagai Tebal tee, dan M sebagai Tinggi tee dengan titik tengah,
seperti gambar:

Gambar 2.2 Tee


Sumber : Parada Anugrah Pridyatama, 2014

2.10.3 Fitting Reducer


Merupakan Jenis Fitting dengan fungsi untuk mereduksi ukuran perpipaan,
bisa dari pipa utama yang lebih besar ukurannya menjadi pipa yang lebih kecil
ukurannya, terdapat dua jenis reducer yaitu Concentric reducer dan tric eccentric
reducer. Concentric reducer memiliki pusat sumbu (centerline) yang sama antar
penampang yang besar dan yang kecil. Sedangkan eccentric reducer memiliki
pusat sumbu yang berada (offset) antara penampang yang besar dan yang kecil,
seperti gambar:

Gambar 2.3 Reducer Concentric dan Reducer Eccentric


Sumber : Parada Anugrah Pridyatama, 2014
2.11 Jenis – Jenis Rangkaian Pipa
2.11.1 Pipa dengan Curat
Memampatkan air untuk memperbesar tekanan air sehingga dapat memutar
turbin dengan baik Perubahan arah aliran dalam pipa dapat menyebabkan
terjadinya gaya-gaya yang bekerja pada belokan pipa. Gaya-gaya tersebut
disebabkan oleh gaya tekanan statis dan gaya dinamis.

Gambar 2.4 Pipa dengan curat


Sumber : sanggapramana 2010
Seperti dilihat pada gambar di atas, garis tenaga (EL) turun secara teratur
berhimpit dengan garis tekanan (HGL). Di bagian curat, garis tenaga menurun
sedikit, sedang garis tekanan memisah turun dengan tajam menuju ujung hilir
curat dimana tekanannya adalah tekanan atmosfer.

2.11.2 Pipa dengan Pompa


Jika pompa menaikkan zat cair dari kolam satu ke kolam lain dengan
selisih elevasi muka air Hs, seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas. Maka
daya yang digunakan oleh pompa untuk menaikkan air setinggi Hs adalah sama
dengan tinggi Hs ditambah dengan kehilangan tenaga selama pengaliran dalam
pipa tersebut Kehilangan tenaga adalah ekivalen dengan penambahan tinggi
elevasi, sehingga efeknya sama dengan jika pompa menaikkan zat cair setinggi
H=Hs+hf. Dalam gambar di bawah tinggi kecepatan diabaikan sehingga garis
tenaga berimpit dengan garis tekanan.
Gambar 2.5 Pipa dengan pompa
Sumber : Sebrian Mideklis 2017

Kehilangan tenaga terjadi pada pengaliran pipa 1 dan pipa 2, yaitu sebesar hf1 dan
hf2. Pada pipa 1 yang merupakan pipa hisap, garis tenaga (dan tekanan) menurun
sampai di bawah pipa. Bagian pipa yang garis tekanan di bawah sumbu pipa
memiliki tekanan negatif Pipa 2 adalah pipa tekan.
2.11.3 Pipa hubungan seri
Jika dua buah pipa atau lebih dihubungkan secara seri maka semua pipa
akan dialiri oleh aliran yang sama. Total kerugian head pada seluruh sistem adalah
jumlah kerugian pada setiap pipa dan perlengkapan pipa yang dirumuskan sebagai
berikut :
Q=Q1=Q2=Q3
Q = A 1 .V 1 = A 2 .V 2 = A 3 .V 3
hl = hl 1 = hl 2 = hl 3

Persoalan yang menyangkut pipa seri sering dapat diselesaikan dengan


menggunakan pipa ekuivalen yaitu dengan menggantikan pipa seri dengan
diameter yang berbeda-beda dengan satu pipa ekuivalen tunggal. Dalam hal ini,
pipa tunggal tersebut memiliki kerugian head yang sama dengan sistem yang akan
digantikannya untuk laju yang spesifik. Jika pipa dibuat dari beberapa panjang
dengan diameter yang berbeda, kondisi tersebut harus memenuhi persamaan
kontinuitas dan persamaan energi.

2.12 Aplikasi Tata Pipa


2.12.1 Instalasi pipa Minyak

Gambar 2.6 Instalasi Pipa Minyak


Sumber : static.republika 2015
Aplikasi tata pipa ini hamper sama dengan aplikasi pipa yang lain b,
bedanya hanya di jenis pipa. Umumnya pipa minyak memiliki ketebalan yang
lebih tebal dan terbuat dari besi.
2.12.2 Instalasi pipa gas
Gambar 2.7 Instalasi pipa gas

Sumber : smithship.blogspot.com

Aplikasi tata pipa ini bedanya pada jenis dan tebal pipa karena
pemanfaatanya sangat di butuhkan di dunia industri, kehidupan sehari – hari
maupun dalam bidang teknik sipil
2.12.3 Instalasi Pipa Air PDAM

Gambar 2.8 Instalasi pipa air PDAM


Sumber : eljohnnews.com 2018

Seperti instalasi lain, instalasi pipa ini bedanya pada pemanfaatanya dan
juga instalasi ini yang paling banyak digunakan di sekitar kita terutama di sektor
industri dan lingkungan.

2.12.4 Instalasi Pipa pemadam kebakaran


Gambar 2.9 Instalasi Pipa pemadam kebakaran

Sumber : guardall.co.id 2020

Instalasi jenis ini hanya dapat ditemukan pada kantor pemadam kebakaran
(pengisian air)

2.12.5 Instalasi Pipa Kolam renang


Gambar 2.10 Instalasi kolam renang
Sumber : kolambali.com 2019

Instalasi jenis ini hanya dapat di temukan di bangunan yang membuat


kolam renang seperti rumah pribadi maupun hotel dan permandian

Anda mungkin juga menyukai