Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

FLUIDA DINAMIS

Disusun Oleh :
Nama : Noeke Nabila Zahra
Kelas : XII MIPA 4
No. : 25

SMA NEGERI 10 SEMARANG


TAHUN AJARAN 2020/2021
LAPORAN PRATIKUM FLUIDA DINAMIS

 Judul
Laporan Fluida Dinamis

 Tujuan
Menentukan debit aliran pada kran dirumah,dan botol air mineral

 Landasan Teori
1. Pengertian Fluida
Fluida adalah zat yang dapat mengalir. Kata Fluida mencakup zat car, air dan gas karena kedua
zat ini dapat mengalir, sebaliknya batu dan benda-benda keras atau seluruh zat padat tidak
digolongkan kedalam fluida karena tidak bisa mengalir. Susu, minyak pelumas, dan air
merupakan contoh zat cair. dan Semua zat cair itu dapat dikelompokan ke dalam fluida karena
sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain. Selain zat cair, zat gas juga
termasuk fluida. Zat gas juga dapat mengalir dari satu satu tempat ke tempat lain. Hembusan
angin merupakan contoh udara yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Fluida
merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap hari manusia
menghirupnya, meminumnya, terapung atau tenggelam di dalamnya. Setiap hari pesawat udara
terbang melaluinya dan kapal laut mengapung di atasnya. Demikian juga kapal selam dapat
mengapung atau melayang di dalamnya. Air yang diminum dan udara yang dihirup juga
bersirkulasi di dalam tubuh manusia setiap saat meskipun sering tidak disadari. Fluida ini dapat
dibagi menjadi 2 yaitu, fluida statis dan fluida dinamis.
2. Pengertian Fluida Dinamis
Fluida Ideal adalah fluida yang tidak dapat ditempatkan dan bagian- bagiannya tidak mengalami
gaya gesekan, fluida ideal disebut juga fluida yang tidak kompersibel yaitu fluida yang tidak
mengalami perubahan volume karena tekanan, mengalir tanpa gesekan dan alirannya stasioner.
Aliran stasioner yaitu aliran fluida yang mengikuti garis air atau garis tertentu. Fluida dinamis
adalah fluida yang mengalir atau bergerak terhadap sekitarnya. Pada pembahasan fluida
dinamis, kita akan mempelajari mengenai persamaan kontinuitas, dan Hukum Bernoulli beserta
penerapannya. Fluida ideal mempunyai ciri-ciri berikut ini :
a. Alirannya tunak (steady), yaitu kecepatan setiap partikel fluida pada satu titik tertentu
adalah tetap, baik besar maupun arahnya. Aliran tunak terjadi pada aliran yang pelan.
b. Alirannya tak rotasional, artinya pada setiap titik partikel fluida tidak memiliki momentum
sudut terhadap titik tersebut. Alirannya mengikuti garis arus (streamline
c. Tidak kompresibel (tidak termampatkan), artinya fluida tidak mengalami perubahan volume
(massa jenis) karena pengaruh tekanan.
d. Tak kental, artinya tidak mengalami gesekan baik dengan lapisan fluida di sekitarnya
maupun dengan dinding tempat yang dilaluinya. Kekentalan pada aliran fluida berkaitan dengan
viskositas.

3. Besaran Fluida Dinamis


Debit adalah banyaknya fluida yang mengalir tiap detik.
Ket
Q = debit aliran (m3/s)
A = luas penampang (m2)
V = volume fluida (m3)
v = kecepatan aliran (m/s)
fluida yang keluar dari lubang
4. Persamaan Kontinuitas

Dalam waktu yang sama jumlah fluida yang mengalir pada penampang A1 sama dengan jumlah
fluida yang mengalir pada penampang A2.

A = luas penampang (lingkaran) (m2)

5.      Azas Bernoulli
5.1  Prinsip Bernoulli
Sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan
pada kecepatan fluida akan menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip  ini
sebenarnya merupakan penyederhanaan dari Persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah
energi pada suatu titik di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain
pada jalur aliran yang sama. Prinsip ini diambil dari nama ilmuwan Belanda/Swiss yang bernama Daniel
Bernoulli.
5.2  Azas Bernoulli
Asas Bernoulli dikemukakan pertama kali oleh Daniel Bernoulli (1700 – 1782). Dalam kertas kerjanya
yang berjudul "Hydrodynamica", Bernoulli menunjukkan bahwa ”begitu kecepatan aliran fluida
meningkat maka tekanannya justru menurun”. 
Asas Bernoulli adalah “tekanan fluida di tempat yang kecepatannya tinggi lebih kecil daripada di tempat
yang kecepatannya lebih rendah”. Jadi semakin besar kecepatan fluida dalam suatu pipa maka
tekanannya makin kecil dan sebaliknya makin kecil kecepatan fluida dalam suatu pipa maka semakin
besar tekanannya.
5.3  Persamaan Azas Bernoulli
Jika m adalah massa zat cair yang berpindah. ρ ( rho) adalah massa jenis zat cair dan m/ρ adalah volume
zat cair yang berpindah. Maka jumlah semua usaha yang menggerakkan zat cair adalah sama dengan
bertambahnya energi kinetik dan energi potensial.
Wtot                                          =          Ek + Ep
                        P1 . A1 . v1 . t – P2 . A2 . v2.t    =          ½ m (v22 – v12) + m.g (h2 – h1)
Karena             A1 . v1 . t         =          A2 . v2 . t         = V (Volume)
P1 . V         –    P2 . V               =          ½ m (v22 – v12) + m.g (h2 – h1)
V = m / ρ
P1 . m / ρ    -     P2 . m / ρ          =          ½ m (v22 – v12) + m.g (h2 – h1)
P1 / ρ           -    P2 / ρ                =          ½ (v22 – v12) + g (h2 – h1)      [dikalikan ρ]
P1                -    P2                           =          ½ ρ v22   -   ½ ρ v12   +   ρ g h2   -   ρ g h1

Ket :    A1        = luas penampang 1 (m2)


P1         = tekanan pada
   penampang 1 (N/m2)
v1         = kecepatan pada
               penampang 1 (m/s)
g          = percepatan graviasi bumi  
               (m/s2)
h1         = tinggi penampang 1 (m)
P2         = tekanan pada
               penampang 2 (N/m2)
v2         = kecepatan pada
               penampang 2 (m/s)
h2         = tinggi penampang 2 (m)
ρ          = massa jenis fluida (kg/m3)

Persamaan diatas disebut juga sebagai Persamaan Bernoulli. Persamaan Bernoulli sangat berguna untuk
penggambaran kualitatif berbagai jenis aliran fluida. Persamaan Bernoulli diatas dikenal sebagai
persamaan untuk aliran lunak, fluida inkompresibel, dan nonfiskos.
5.4  Aplikasi/penerapan azas bernoulli :
a.       Azas bernoulli digunakan untuk menentukan gaya angkat pada sayap dan badan pesawat terbang
sehingga diperoleh ukuran presisi yang sesuai.
b.      Azas Bernoulli dipakai pada penggunaan mesin karburator yang berfungsi untuk mengalirkan bahan
bakar dan mencampurnya dengan aliran udara yang masuk. Salah satu pemakaian karburator adalah
dalam kendaraan bermotor, seperti mobil.
c.       Azas Bernoulli berlaku pada aliran air melalui pipa dari tangki penampung menuju bak-bak
penampung. Biasanya digunakan di rumah-rumah pemukiman.
d.      Azas Bernoulli juga digunakan pada mesin yang mempercepat laju kapal layar.
e.      Azas Bernoulli pada praktikum ini diterapkan pada tangki atau botol berlubang, lebih jelasnya akan
dijelaskan dibawah  ini.

6.      Penerapan Azas Bernoulli pada Botol Berlubang

Skema persamaan Bernoulli untuk fluida dalam tangki / botol dan


terdapat kebocoran dalam ketinggian tertentu pada percobaan ini.
 Perhatikan gambar diatas, P1 = P2 = tekab=nan udara luar (Po), karena lubang kebocoran kecil,
makapermukaan air pada bejana turun sangat lambat drhingga v1 dapat diabaikan atau v1 = 0 dan v2 =
v, maka persamaan Bernoulli menjadi :

Po +   ½ ρ 02    +         ρ g h                      =          Po   +   ½ ρ v2   +   ρ g h2   


0   +   0            +         ρ g h                     =             0     +   ½ ρ v2   +   ρ g h2   
                                    ρ g h                     =          ½ ρ v2   +   ρ g h2   
                                    ½ ρ v2              =          ρ g (h   -    h2)

                                           v               =          
Jika kebocorannya didasar tangki / botol h 2 = 0 maka persamaannya menjadi :

v          =         Ket :    v = kecepatan air pada lubang kebocoran (m/s)


g = percepatan gravitasi bumi (m/s 2)
h1 = jarak lubang ke permukaan air (m)
                Untuk mencari waktu yang diperlukan air untuk jatuh ke tanah yaitu dengan rumus :

                        t           =           
Ket :    t = waktu yang diperlukan air untuk jatuh ke tanah (s)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s 2)
h2 = jarak lubang ke dasar tangki / botol (m)
Untuk mencari lintasan air (fluida) yang jatuh ke tanah pada tangki berlubang

x          = v . t                                  

Ket :    x = jarak atau lintasan air  yang jatuh ke tanah pada tangki yang berlubang (m)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s 2)
h1 = jarak lubang ke permukaan air (m)
h2 = jarak lubang ke dasar tangki / botol (m)
7.      Teorema Torricelli
Torricelli mengatakan bahwa kelajuan fluida menyembur keluar dari lubang yang terletak pada jarak
h dibawah permukaan atas fluida dalam tangki sama seperti kelajuan yang akan diperoleh sebuah benda
jatuh bebas dari ketinggian h. Teorema ini hanya berlaku jika ujung wadah terbuka terhadap atmosfer
dan luas lubang jauh lebih kecil dari lusa penampang wadah. 
X = V . t                                   Ket :    v  = Kecepatan semburan
t   = Waktu zat cair dari lubang sampai ke lantai
x  = Jarak jatuhnya zat cair kelantai

 Alat dan Bahan :


1. 2 buah botol
2. Air secukupnya
3. Paku yang dipanasi / pelubang botol
4. Penggaris
5. Spidol

 Langkah Kerja :
1. Siapkan seluruh peralatan yang digunkan dalam praktikum
2. Lakukan pemotongan pada botol pada bagian atasnya,kemudan berilah lubang pada botol
dengan menggunakansolder atau paku yang dipanaskan sejumlah buah dengan jarak yang sama.
3. Ukur tinggi botol, volume botol dan diameter botolmenggunakan penggaris dan
centimeter.
4. 4.Isi botol dengan air sampai penuh dengan 3 buahlubangnnya ditutup dengan latban,
kemudian latban paalubang pertama dibuka hitung waktunya air keluar sampaitidak mengalir
lagi dengan menggunakan stopwatch.
5. Isi kembali botol dengan air sampai penuh dimana ke tiga lubang ditutup kembali, buka
lubag ke dua hitung waktunya air keluar sampai air tidak mengalir lagi denganmenggunakan
stopwatch.
6. Isi kembali botol dengan air sampai penuh dimana ke tigalubang ditutup kembali, buka
lubang ke tiga hitngwaktnya air keluar sampai air tidak mengalir lagi denganmenggunakan
stopwatch.
7. Setelah menghitung waktunya air keluar dari botolcatatlah beberapa data penting dari
percobaan ( waktu untuk tumpahnya air hingga habis dari dalam botol waktunya ) dengan
stopwatch dan alat tulis yang ada.Selain itu selama seluruh kegiatan berlangsung kamera foto
digunakan untuk merekam.
8. Membaandingkan data setiap perlakuan dan tuangkan kedalam bentuk tabel serta
diskusikan hasil analisa pecobaan serta membandingkannya dengan hasil teori.

 Data Pengamatan

v  Percobaan 1
a.       Botol 1 dipegang pada ketinggian tertentu

    
Ø  Lubang ke - A

Lubang ke - Tinggi h1 dan h2 Jarak jatuh air ke tanah (x) t (waktu)


A h1 = 0,12 m 0,32 m 11 s
h2 = 0,265 m
Ø  Lubang ke – B
Lubang ke - Tinggi h1 dan h2 Jarak jatuh air ke tanah (x) t (waktu)
B h1 = 0,14 m 0,16 m 17 s
h2 = 0,245 m
Ø  Lubang ke – C
Lubang ke - Tinggi h1 dan h2 Jarak jatuh air ke tanah (x) t (waktu)
C h1 = 0,16 m 0,04 m 33 s
h2 = 0,225 m

            Data pengamatan total percoban 1 pada botol 1


Lubang botol Tinggi (h1 dan h2 ) Jarak air jatuh ( x ) t (waktu)
ke -
A h1 = 0,12 m 0,32 m 11 s
h2 = 0,265 m
B h1 = 0,14 m 0,16 m 17 s
h2 = 0,245 m
C h1 = 0,16 m 0,04 m 33 s
h2 = 0,225 m

b.      Botol 2 dipegang pada ketinggian tertentu


Data total percobaan 1 pada botol 2
Ø  Lubang ke – A = Lubang ke – B = Lubang ke – C
Lubang ke - Tinggi h1 dan h2 Jarak jatuh air ke tanah (x) t (waktu)
A h1 = 0,12 m 0,32 m 11 s
h2 = 0,265 m
B h1 = 0,12 m 0,32 m 11 s
h2 = 0,265 m
C h1 = 0,12 m 0,32 m 11 s
h2 = 0,265 m

v  Percobaan 2
a.       Botol 1 dilepas pada ketinggian tertentu
Air di botol tidak keluar, karena tekanan didalam lebih besar daripada tekanan diluar botol. Serta
kecepatannya lebih tinggi dan tekanannya rendah sehingga air tidak keluar.
b.      Botol 2 dilepas pada ketinggian tertentu
Air di botol tidak keluar, karena tekanan didalam lebih besar daripada tekanan diluar botol. Serta
kecepatannya lebih tinggi dan tekanannya rendah sehingga air tidak keluar.
v  Percobaan 3
a.       Botol 1 ditarik keatas / dilempar ke atas
Air di botol tidak keluar, karena tekanan didalam lebih besar daripada tekanan diluar botol. Serta
kecepatannya lebih tinggi dan tekanannya rendah sehingga air tidak keluar.
b.      Botol 2 ditarik keatas / dilempar ke atas
Air di botol tidak keluar, karena tekanan didalam lebih besar daripada tekanan diluar botol. Serta
kecepatannya lebih tinggi dan tekanannya rendah sehingga air tidak keluar.

 Analisis Data
v  Percobaan 1
a.        Botol 1 dipegang pada ketinggian tertentu
Ø  Lubang ke – A

                                                                                   
Diketahui :
h1        = 0,12 m 
h2        = 0,265 m 
d          = 0,05 m
A         =  πd2 = 19,625 . 10-4 m2

            Ditanya :
a.       x
b.      t
c.       v
d.      Q (debit air)
Jawab :
a. x = 2.0,18
x = 0,36 m
b.      t = 0,23 s
c.       v = 1,55 m/s
d.      Q   = A . v
= 19,625 . 10-4 . 1,55
= 30,42 . 10-4 m3/s

Ø  Lubang ke – B
 Diketahui :
h1 = 0,14 m
h2 = 0,245 m 
d = 0,05 m 

A     =  πd2  = 19,625 . 10-4 m2

            Ditanya :
a.       x
b.      t
c.       v
d.      Q (debit air)
Jawab :
a.       x =2 

x = 2                                    
x = 2 . 0,09                                   
x = 0,18 m
b. t = 0,22 s
c.   v = 1,67 m/s
d.      Q   = A . v
= 19,625 . 10-4 . 1,67
= 32,77 . 10-4 m3/s

Ø  Lubang ke – C
Diketahui :                  
            h1        = 0,16 m 
            h2        = 0,225 m 
            d          = 0,05 m 

            A         =  πd2 


       = 19,625 . 10-4 m2

Ditanya :
a.       x
b.      t
c.       v
d.      Q (debit air)
Jawab :
a.       x =2 

x = 2                                                
x = 2                                 
x = 2 . 0,19
x = 0,38 m

b. t = 0,21 s
c.   v = 1,78 m/s
d.      Q   = A . v
= 19,625 . 10-4 . 1,78
= 34,93 . 10-4 m3/s
Data Total Percobaan botol 1
Tinggi x Waktu Air yang Kecepatan air Debit Air (Q)
Lubang botol keluar (t) yang keluar dari
ke – (h1 dan lubang (v)
h2)
A Pengamatan Pengamatan 1,55 m/s 30,42 . 10-
4
h1 =0,12 m x= 0,32 m t = 11 s  m3/s
h2 = 0,265 Teori x = 0,36 m Teori t = 0,23 s
m
B Pengamatan Pengamatan 1,67 m/s 32,77 . 10-
4
h1 = 0,14 m x= 0,16 m t = 17 s  m3/s
h2 = 0,245 m Teori x = 0,18 m Teori t = 0,23 s

C Pengamatan Pengamatan 1,78 m/s 34,93 . 10-


4
h1 =0,16 m x= 0,04 m t = 33 s  m3/s
h2 = 0,225 m Teori x = 0,38 m Teori t = 0,23 s

b. Botol 2 dipegang pada ketinggian tertentu


Ø  Lubang ke - A = Lubang ke - B = Lubang ke -  C

Diketahui : 
h1        = 0,12 m 
h2        = 0,265 m 
d          = 0,05 m 

A         =  πd2 
            = 19,625 . 10-4 m2
Ditanya :
a.       x
b.      t
c.       v
d.      Q (debit air)
Jawab :
a.       x =2 

x = 2                                                
x = 2                                 
x = 2.0,18
x = 0,36 m
b.  t = 0,23 s
c.   v = 1,55 m/s
d.      Q   = A . v
= 19,625 . 10-4 . 1,55
= 30,42 . 10-4 m3/s

Data Total Percobaan botol 2 (Lubang A = Lubang B = Lubang C)


Tinggi x Waktu Air yang Kecepatan air Debit Air (Q)
Lubang botol keluar (t) yang keluar dari
ke – (h1 dan lubang (v)
h2)
A Pengamatan Pengamatan 1,55 m/s 30,42 . 10-
4
h1 =0,12 m x= 0,32 m t = 11 s  m3/s
h2 = 0,265 Teori x = 0,36 m Teori t = 0,23 s
m

v  Percobaan 2
a.    Botol 1 dilepas pada ketinggian tertentu
Air di botol tidak keluar, karena tekanan didalam lebih besar daripada tekanan diluar botol. Serta
kecepatannya lebih tinggi dan tekanannya rendah sehingga air tidak keluar.
b.    Botol 2 dilepas pada ketinggian tertentu
Air di botol tidak keluar, karena tekanan didalam lebih besar daripada tekanan diluar botol. Serta
kecepatannya lebih tinggi dan tekanannya rendah sehingga air tidak keluar.

v  Percobaan 3
a.     Botol 1 ditarik keatas / dilempar ke atas
Air di botol tidak keluar, karena tekanan didalam lebih besar daripada tekanan diluar botol. Serta
kecepatannya lebih tinggi dan tekanannya rendah sehingga air tidak keluar.
b.    Botol 2 ditarik keatas / dilempar ke atas
Air di botol tidak keluar, karena tekanan didalam lebih besar daripada tekanan diluar botol. Serta
kecepatannya lebih tinggi dan tekanannya rendah sehingga air tidak keluar.

 Kesimpulan
a. Fluida adalah zat yang dapat mengalir..
b. Fluida Ideal adalah fluida yang tidak dapat ditempatkan dan bagian- bagiannya tidak
mengalami gaya gesekan, fluida ideal disebut juga fluida yang tidak kompersibel yaitu fluida
yang tidak mengalami perubahan volume karena tekanan, mengalir tanpa gesekan dan alirannya
stasioner.
c. Asas Bernoulli adalah “tekanan fluida di tempat yang kecepatannya tinggi lebih kecil
daripada di tempat yang kecepatannya lebih rendah”. Jadi semakin besar kecepatan fluida
dalam suatu pipa maka tekanannya makin kecil dan sebaliknya makin kecil kecepatan fluida
dalam suatu pipa maka semakin besar tekanannya.
d. Asas Bernoulli yang dapat digunakan untuk melakukan kalkulasi kebocoran pada tangki air
yang seperti akan praktekkan menggunakan alat sederhana.
e. Menentukan lintasan atau jarak jatuhnya air ke tanah dengan rumus :
x =2
f. Percobaan teori torricelli digunakan untuk menentukan kecepatan aliran zat cair, koefisien
kontraksi zat cair yang keluar dari lubang kebocoran.
Aliran air dari lubang kebocoran dari atas ke bawah semakin panjang jaraknya (X) dan
kecepatannya berkurang dari bawah ke atas. Percobaan teori torricelli membuktikan kebenaran
teori torricelli dan menambah pemehaman tentang persamaan bernaouli.
g. Pada percobaan ini, disimpulkan bahwa saat botol di lempar ke atas atau dijatuhkan akan
menyebabkan air tidak keluar karena saat melempar atau menjatuhkannya dengan kecepatan
tinggi sehingga tekanannya rendah (tekanan didalam lebih besar daripada tekanan diluar botol).

 Daftar Pusaka
http://harryprayoga6.blogspot.co.id/2015/04/praktikum-fluida-dinamis.html

https://www.heynaksir.com/2014/04/laporan-praktikum-fluida-dinamis.html

http://lailamscdr.blogspot.com/2015/.../laporan-hasil-praktikum-fluida-statis.html
 Bukti Pratikum

Anda mungkin juga menyukai