Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

MEKANIKA FLUIDA

PERSAMAAN BERNOULLI

Oleh:
Hildha Aryani
A1C015002

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2016

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak peralatan yang berhubungan dengan
fluida menggunakan prinsip Bernoulli. Konstanta integrasi (yang disebut
konstantan Bernoulli) pada umumnya berubah dari satu garis aliran lainnya tetapi
konstan sepanjang suatu garis aliran dalam aliran steady, tanpa gesekan tak
mampu mampat. Kerja aliran adalah kerja bersih yang dilakukan oleh elemen
fluida terhadap lingkungan selagi fluida tersebut mengalir. Sebagai contoh
bayangan sebuah turbin yang terdiri dari satu satuan bersudut yang berputar bila
fluida mengalir melaluinya dengan melakukan torsi pada porosnya. Untuk
perputaran yang kecil, jatuh tekanan melintasi sebuah sudut kali luas sudut yang
terkena tekanan gaya yang terhadap rotor, bila dikalikan dengan jarak dari titik
pusat daya ke sumbu rotor maka diperoleh torsi. Kerja elemental yang dilakukan
oleh A ds oleh A ds satuan fluida yang mengalir, oleh karena itu kerja per
massa satuan ialah p/ (Tim Asisten, 2016).
Persamaan Bernoulli pada dua titik pada suatu garis aliran adalah sebagai
berikut:
2

V 1 p1
V 2 p2
+
+ Z 1=
+
+Z 2 ... persamaan 1
2g
2g

Z 1Z 2+

p1 p2 V 1 V 2
+
=0

2g

Persamaan ini menujukan bahwa sebenarnya beda energi potensial, energi


aliran dan energi kinetik yang mempunyai arti ndalam persamaan tersebut. Jadi Z 1
dan Z2 tidak bergantung pada datum ketinggian tertentu, karena merupakan beda
kedua titik tersebut. Demikian pula 1/ - 2/

ialah beda tinggi tekanan

yang dinyatakan dalam satuan panjang fluida yang mengalir dan titik diubah oleh
datum tekanan tertentu yang terpilih. Karena siku-siku kecepatan tidak linier maka
datumnya tertentu.
Persamaan asumsi- asumsi yang mendasar persamaan Bernoulli 1 :
1. Bila semua garis aliran berasal dari sebuah resevoir, dimana kadar
energinya sama maka konstanta intergrasinya tidak berubah dari suatu
garis aliran ke garis aliran lainnya. Titik satu dan titik dua untuk
menerapkan persamaan Bernoulli dapat dipilih sembarang yakni tidak
perlu pada garis yang sama.
2. Dalam aliran suatu gas, seperti dalam sistem ventilasi dimana perubahan
tekanan hanya merupakan bagian kecil (beberapa persen) dari tekanan
mutlak, maka gas tersebut dapat dianggap tidak mampu mampat, dapat
digunakan persamaan 1 dengan berat jenis rata-rata .
3. Untuk aliran tidak steady (tak tetap) dengan perubahan kondisi-kondisi
yang terjadi secara berangsur-angsur, misalnya pengosongan suatu
resevoir, maka dapat diterapkan persamaan Bernoulli tanpa kesalahan
berarti.

4. Persamaan Bernoulli bermanfaat dalam analisis mengenai awal-awal


fluida nyata dengan pertama-tama mengabaikan gesekan viskos guna
memperoleh hasil teoritik. Kemudian persamaan yang diperoleh dapat
dimodifikasi dalam suatu koefisien yang ditentukan dengan eksperimen,
guna mengoreksi persamaan teoritik tersebut agar sesuai awal fisik yang
sebenarnya.
Dari persamaan kontinuitas (persamaan 1) diperoleh persamaan berikut :

Q = A1 . V1 = A2 . V2 = 16

V1 =

36

V2

Dengan:
Q = debit (m3/s)
A = luas penampang pipa (m2)
V = kecepatan aliran air (m/s)
B. Tujuan
Menentukan tekanan dan kecepatan aliran pada pipa yang tidak merata.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah dalam mekanika fluida yang


menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan kecepatan fluida akan
menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut (Sugesti, 2013).
Persamaan ini merupakan salah satu yang tertua dalam mekanika fluida dan
asumsi yang digunakan dalam menurunkannya sangat banyak, tetapi persamaan
tersebut dapat secara efektif untuk menganalisis suatu aliran (Munson, B. et al,
2004).
Pada azas Bernoulli berlaku hubungan antara tekanan (P), kecepatan alir (v),
dan tinggi tempat (h) dalam satu garis lurus. Sehingga azas Bernoulli dapat
didefinisikan yaitu tekanan fluida di tempat yang kecepatannya tinggi lebih kecil
dari pada di tempat yang kecepatannya lebih rendah. Jadi semakin besar
kecepatan fluida dalam suatu pipa maka tekanannya makin kecil dan sebaliknya
makin kecil kecepatan fluida dalam suatu pipa maka semakin besar tekanannya
(Firdaus, 2011)..

III. METODOLOGI

A. Alat dan Bahan


1. Pipa 1 inci
2. Pipa 3 inci
3. Alat tulis
4. Stopwatch
5. Penggaris
B. Prosedur Kerja
1. Siapkan alirean terbuka (pada sungai).
2. Ukur diameter pipa 1 inci dan pipa 3 inci.
3. Tutup pipa bagian keluarnya air dengan tangan lalu masukan kedalam
air bersamaan dengan menghidupkan stopwatch.
4. Matikan stopwatch tepat saat air yang masuk menyentuh telapak
tangan.
5. Catat waktu nya dan ukur ketinggian air menggunakan penggaris lalu
hitung dengan menggunakan persamaan Bernoulli.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
Percobaan I

d1

= 8,8 cm

= 8,8 . 10-2 m

d2

= 3,1 cm

= 3,1 . 10-2 m

L1

= 38,5 cm = 38,5 . 10-2 m

L2

= 35,5 cm = 35,5 . 10-2 m

H1

= 7,5 cm

= 7,5 . 10-2 m

H2

= 9 cm

= 9 . 10-2 m

=1,9 s

Mencari t2 dan t1
t2

1
3

1
3 . 1,9

= 0,63 s
t1

= t t2

= 1,9 0,63
= 1,27 s
Menentukan luas penampang pipa (A)
A1

1
4

1
4

. 3,14 (8,8 . 10-2)2

1
4

. 3,24 . 77,44 . 10-4

d 21

= 60,790 . 10-4 m2
A2

1
4

1
4

. 3,14 (3,1 . 10-2)2

1
4

. 3,14 . 9,61 . 10-4

d22

= 7,544 . 10-4 m2
Menentukan kecepatan aliran (V)
V

V1

L
t

L1
t1

38,5 . 10
1,27

= 30,315 . 10-2 m/s


V2

L2
t2

35,5 . 102
0,67

= 56,349 . 10-2 m/s


Menentukan Debit Aliran (Q)
Q

=A. V

Q1 = A1 . V1
= 60,790 . 10-4 . 30,315 . 10-2
= 1,843 . 10-3 m3/s
Q2 = A2 . V2
= 7,544 . 10-4 . 56,349 . 10-2
= 0,425 . 10-3 m3/s
Menentukan rata-rata debit aliran
Q rata-rata

Q 1+Q 2
2

1,843 . 103 +0,425 .103


2

2,268 . 103
2

= 1,134 . 10-3 m3/s


Mencari selisih ketinggian fluida ( H

= H2 H1

= 9 . 10-2 7,5 . 10-2


= 1,5 . 10-2 m
Mencari konstanta Bernoulli
K = | H | +

| |
v 21v 22
2g

|1,5 .102|

|1,5 .102|

30,315 . 10
(2)2(56,349 .102 )2
2 . 9,8

918,999 .1043175,210 .104


19,6

= 1,5 . 10-2 + 1,151 . 10-2


= 2,651 . 10-2 m
Percobaan II

d1

= 3,1 cm

= 3,1 . 10-2 m

d2

= 8,8 cm

= 8,8 . 10-2 m

L1

= 35,5 cm = 35,5 . 10-2 m

L2

= 38,5 cm = 38,5 . 10-2 m

H1

= 4,5 cm

= 4,5 . 10-2 m

H2

= 7,3 cm

= 7,3 . 10-2 m

= 6,5 s

Mencari t2 dan t1
t2

1
3

1
3 . 6,5

= 2,167 s
t1

= t t2
= 6,5 2,167
= 4,333 s

Menentukan luas penampang pipa (A)


A1

1
4

1
4

. 3,14 (3,1 . 10-2)2

1
4

. 3,14 . 9,61 . 10-4

d 21

= 7,544 . 10-4 m2
A2

1
4

d22

1
4

. 3,14 (8,8 . 10-2)2

1
4

. 3,24 . 77,44 . 10-4

= 60,790 . 10-4 m2
Menentukan kecepatan aliran (v)
V

V1

L
t

L1
t1

35,5 . 102
4,333

= 8,193 . 10-2 m/s


V2

L2
t2

38,5 . 10
2,167

= 17,742 . 10-2 m/s


Menentukan Debit Aliran (Q)
Q

=A. V

Q1 = A1 . V1
= 7,544 . 10-4. 8,193. 10-2
= 0,618 . 10-3 m3/s
Q2 = A2 . V2

= 60,790 . 10-4. 17,742. 10-2


= 1,078 . 10-3 m3/s
Menentukan rata-rata debit aliran
Q rata-rata

Q 1+Q 2
2

0,618. 10 +1,078 .10


2

1,696 . 10
2

= 0,848 . 10-3 m3/s


Mencari selisih ketinggian fluida ( H
H

= H2 H1

= 7,3 . 10-2 4,5 . 10-2


= 2,8 . 10-2 m
Mencari konstanta Bernoulli

| |
v 21v 22
2g

K = | H | +

|2,8 . 102|

|2,8 . 10 |
2

8,193. 10
17,742. 10
2
2 (2)
(2)

+
2. 9,8

67,125. 104 314,778 .104


19,6

= 2,8 . 10-2 + 0,126 . 10-2


= 2,926 . 10-2 m

V. PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam praktikum kali ini dijelaskan cara menghitung kecepatan serta
konstanta Bernoulli. Untuk mencari kecepatan, harus ada data berupa waktu dan
luas penampang. Kemudian hitung dengan cara membagi luas penampang dengan
waktu. Untuk menghitung konstanta Bernoulli, maka perlu mencari data
ketinggian H1 dan H2. Kemudian menghitunng selisih H sehingga didapat

H .

Selanjutnya menguadratkan V1 dan V2 lalu hitung selisihnya. Hasilnya dibagi dua


kali gravitasi. Kemudian ditambahkan dengan

H . Hasilnya adalah konstanta

Bernoulli. Atau lebih jelasnya menggunakan persamaan berikut:


K = | H| +

| |
v 21v 22
2g

B. Saran
Dalam praktikum kali ini kendala yang dialami antara lain adalah ukuran
diameter salah satu ujung pipa lebih besar dari ukuran telapak tangan sehingga
ujung tersebut tidak tertutup secara sempurna. Mungkin agar praktikum
selanjutnya, pipa yang digunakan lebih diperkecil sehingga tidak menyulitkan
praktikan.

DAFTAR PUSTAKA

Firdaus, M. 2011. Pembuatan Teknologi Penyiram Tanaman Sederhana (Water


Streamer) dengan Penerapan Prinsip Fluida. Karya Tulis. Fakultas MIPA.
Universitas Lambung Mangkurat.
Khamdani, F. 2013. Eksperimental Aliran Campuran Air-Crude Oil yang Melalui
Pipa Pengecilan Mendadak Horizontal Berpenampang Lingkaran.
Universitas Sumatera Utara.
Munson, B. et al. 2004. Mekanika Fluida. Jilid I. Edisi Keempat. Jakarta:
Erlangga.
Sugesti, M. 2013. Rumus Lengkap Fisika. Jakarta: Kunci Komuikasi.
Sudibyo, A. 2010. Pengaruh Diameter Pipa Venturi Terhadap Tekanan pada
Mesin Vacum Frying. Teknik Mesin. Fakultas Teknik. Universitas Gajayana.
Tim Asisten. 2016. Modul Praktikum : Persamaan Bernoulli. Fakultas Pertanian.
Universitas Jenderal Soedirman.
Young. 2002. Sears and Zernanskys University Physics. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai