3. METODOLOGI
a. Alat dan Bahan
1. Botol bekas 1,5 liter 3 buah
2. Selang air 1,5 meter Gambar 3-1. Diagram Uji Alat
3. Cutter atau gunting 1 buah
4. Lem tembak 1 buah
4. HASIL DAN ANALISIS
Prinsip kerja air mancur Heron terletak pada
b. Cara Pembuatan
konstruksinya. Dengan mengacu pada gambar 4.1.,
1.Tempelkan bagian belakang dua buah tutup pada awalnya, tekanan pada wadah B wadah C
botol dengan lem tembak. sama dengan tekanan atmosfer. Ketika wadah A
diisi air, air mengalir ke
2.Lubangi tutup botol menggunakan cutter
wadah C yang berisi
atau gunting sesuai dengan diameter selang
udara. Saat itu lah
air yaitu ±0.7 cm.
terdapat tekanan
3.Masukkan selang air ke dalam tutup botol tambahan pada wadah C
yang sudah dilubangi. yang tidak berkurang ke
segala arah. Hal ini
4.Pasang kedua botol dengan tutupnya.
menyebabkan udara
5.Guting sebuah botol menjadi dua bagian. dengan jumlah tertentu
6.Tempelkan bagian belakang botol pada wadah C dialirkan
menggunakan lem. melalui selang ke wadah
B, dan menyebabkan air
Research Based Learning - Air Mancur Heron 3
pada wadah B dipancurkan melalui selang yang maka semakin tinggi pancuran air tesebut dari
menghubungi wadah B dengan wadah A. ujung selang. Dengan begitu, untuk
Pada saat air terdorong di wadah B, tekanan menimbulkan efek air mancur, diperlukan
hidrostatis pada bagian atas wadah B masih sama kecepatan air mancur yang tinggi agar air
dengan tekanan semula. Dengan begitu, tekanan dipancurkan cukup tinggi.
air yang dipancurkan adalah selisih antara tekanan
pada wadah C dan wadah B. Tekanan air yang Air mancur Heron yang kami buat memiliki
dipancurkan dapat dirumuskan: struktur yang berbeda dengan air mancur
P P2 P1 gh2 gh1 g (h2 h1 ) ( 2) heron pada gambar 4.1. sebagai referensi
Dengan P2 adalah tekanan pada wadah C, dan P1 teoritikal kami. Struktur air mancur heron
adalah tekanan pada wadah B. Sedangkan h1 yang kami buat dapat dilihat pada gambar 4.2.
adalah jarak dari permukaan air pada wadah B ke
ujung selang yang memancurkan air, dan h2 adalah
jarak dari permukaan air pada wadah C ke
permukaan air pada wadah A. Dengan menghitung
h2 - h1, dapat diperoleh ketinggian wadah dari atas
permukaan air pada wadah A.
Air mancur Heron juga menggunakan prinsip kerja
Bernoulli. Di mana hukum Bernoulli menyatakan
bahwa kerja yang dilakukan pada fluida per satuan
volume oleh fluida sekitarnya sama dengan jumlah
perubahan energi kinetik dan potensial per satuan Gambar 4-2. Struktur Praktikal Air
volume yang terjadi selama aliran. Prinsip Mancur
Bernoulli diterapkan pada wadah A dan air yang
dipancurkan. Energi potensial air per satuan Setelah air mancur yang kami buat diuji, dapat
volume yang berada pada wadah A adalah gh2 dipastikan air mancur dapat bekerja dengan
dan energi potensial air saat dipancurkan terlihatnya air yang memancur pada selang.
Kendati demikian, air yang dipancurkan tidak
adalah gh1 .
begitu tinggi pancurannya sehingga tidak
Sedangkan energi kinetik air pada wada A menimbulkan kesan air mancur. Hal ini terjadi
adalah nol, dan energi kinetik air yang dimungkinkan karena saluran selang yang terlalu
v 2 berkelok jika dibandingkan dengan saluran pada
dipancurkan adalah 2
. air mancur teoritikal maupun praktikal referensi.
Air yang mengalir melalui selang yang berkelok
Dengan prinsip Bernoulli yaitu persamaan (1),
membutuhkah dorongan yang lebih kuat agar air
dapat dirumuskan:
dapat lebih cepat mngalir dari bawah ke struktur
air mancur bagian atas. Dengan begitu, perbedaan
v 2 tekanan fluida pada wadah harus diperbesar. Hal
Patm gh1 Patm gh2 (3)
2 ini dapat dilakukan dengan memperbesar jarak
antara wadah C dengan wadah B. Dengan
memperbesar jarak wadah C dengan wadah B, h2
Dari paersamaan (2) dan (3), dapat diperoleh pada air mancur kami akan lebih besar, dengan
kecepatan air yang dipancurkan dengan begitu, tekanan fluida pada wadah C (P2) akan
persamaan: jauh lebih besar dari wadah B (P1) yang
2P mengakibatkan bertambahnya perbedaan tekanan
v 2 g (h2 h1 ) (4)
(ΔP), dan bertambahnya kecepatan pancuran air
(v).
DAFTAR PUSTAKA
[1] Haryadi B., Fisika Untuk SMA/MA Kelas XI,
CV Teguh Karya, Jakarta, 2008.
[2] Halliday D., Resnick R., Walker J., Fisika
Dasar Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 1985.
[3] Woodcroft B., The Pneumatics of Hero of
Alexandria, London, 1851.