Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

“HUKUM GAY-LUSSAC”

Disusun Oleh:

Zahra Alif Fadia Aliyya Rahma

20312241040

LABORATORIUM FISIKA DASAR

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2020
A. Judul Praktikum
Hukum Guy-Lussac
B. Tujuan
Melalui kegiatan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat menunjukkan hubungan
tekanan dan suhu pada volume tetap.
C. Dasar Teori

Gas merupakan satu dari tiga wujud zat, Teori Kinetik Gas merupakan setiap
zat yang terdiri dari atom-atom atau molekul-molekul dan bergerak terus menerus
secara sembarangan. Gas Ideal terjadi disuatu volume yang terjadi tumbukan gas
antara atom – atom dan molekul elastis sempurna dan tidak ada gaya tarik menarik
antar molekul (Peter R. dalam Nofitri dkk, 2013: 172).

PV = nRT

dimana :
P= tekanan gas
V= volume gas
n = jumlah mol
R= konstanta gas universal
T = suhu mutlak gas
Persamaan ini dikenal dengan julukan hukum gas ideal atau persamaan
keadaan gas ideal (Arif DS, 2010: 241).

Hukum Gay-Lussac menyebutkan bahwa: “Jika gas dalam wadah tertutup


volumenya dijaga konstan maka tekanan gas berbanding lurus dengan temperatur
mutlaknya”. Semakin tinggi suhu saat dipanaskan maka semakin besar pula tekanan
gas (Ratu F, 2018: 238-239). Jadi volume konstan, tekanan gas berbanding lurus
dengan suhu mutlaknya (Arif DS, 2010: 240).
Secara matematis, hukum Gay-Lussac oleh Tipler (dalam Ratu F, 2018: 238-
239) ditulis sebagai berikut:
P P P
=C atau 1 = 2
T T1 T 2
Dengan :
P = Tekanan (Nm/m2, Pascal)
T = Suhu (K)
Jadi volume konstan, tekanan gas berbanding lurus dengan suhu mutlaknya.

D. Prosedur Percobaan
1. Alat dan Bahan
Aplikasi Phet Interactive Simulation
2. Prosedur
a. Membuka software PhET Simulations. Memilih menu “Play with
Simulations”, lalu memilih menu “Physics” ► “Heat and Thermo”.
b. Memilih simulasi Gas Properties (Sifati Gas). Tampilan awalnya adalah
sebagai berikut.

c. Memilih “Volume” sebagai parameter yang konstan.

d. Memasukkan jumlah molekul gas berat (warna biru) dan ringan (warna
merah) yang sama ke dalam ruang, misalnya masing-masing 100. Setelah
persebaran molekul gas cukup konstan, menekan tombol pause dan mencatat

tekanan dan suhu yang ada sebagai P0 dan T 0 . Lalu, menekan tombol

resume untuk melanjutkan percobaan.


e. Memvariasikan suhu ruangan dengan menambah suhu ruangan. Mencatat
perubahan suhu dan tekanan yang terjadi.
f. Memvariasikan suhu ruangan dengan mengurangi suhu ruangan. Mencatat
perubahan suhu dan tekanan yang terjadi.

g. Mengulangi langkah 5 dan 6 sebanyak 5 kali.


h. Memasukkan data hasil percobaan kedalam tabel.

E. Tabulasi Data
Suhu ruang dinaikkan
P0 = 23,3 atm
T 0 = 300 k

No Suhu (K) Tekanan (atm)


1. 479 k 37,6 atm
2.
519 k 40,3 atm
3.
653 k 50,7 atm
4.
733 k 57 atm
5.
828 k 64,2 atm

Suhu ruang diturunkan


P0 = 23,3 atm

T 0 = 300 k

No Suhu (K) Tekanan (atm)


1.
264 k 20,4 atm
2.
194 k 15 atm
3.
154 k 11,9 atm
4.
80 k 6,2 atm
5.
9k 0,7 atm

F. Analisis Data
P 1 P2
Rumus : =
T1 T 2

Suhu ruangan dinaikkan

No Perhitungan
1. 23,3 37,6
=
300 479
0,077=0,077
2. 23,3 40,3
=
300 519
0,077=0,077
3. 23,3 50,7
=
300 653
0,077=0,077
4. 23,3 57
=
300 732
0,077=0,077
5. 23,3 64,2
=
300 828
0,077=0,077

Suhu ruang diturunkan

No Perhitunngan
1. 23,3 20,4
=
300 264
0,077=0,077
2. 23,3 15
=
300 194
0,077=0,077
3. 23,3 11,9
=
300 154
0,077=0,077
4. 23,3 6,2
=
300 80
0,077=0,077
5. 23,3 0,7
=
300 9
0,077=0,077
suhu ruang dinaikkan
70

60 f(x) = 0.08 x + 0.3

50
tekanan (atm)

40

30

20

10

0
200 300 400 500 600 700 800 900
suhu (K)

suhu ruangan diturunkan


25

f(x) = 0.08 x + 0.05


20
tekanan (atm)

15

10

0
0 50 100 150 200 250 300 350
suhu (K)

G. Pembahasan

Praktikum ini berjudul “Hukum Gay-Lussac” bertujuan agar mahasiswa dapat


menunjukkan hubungan tekanan dan suhu pada volume tetap. Alat dan bahan yang
digunakan dalam praktikum ini adalah aplikasi Phet Interactive Simulation dengan
simulasi Gas Properties (sifati gas).

Praktikum Hukum Gay-Lussac menggunakan variasi suhu ruang dengan


menaikkan dan suhu ruang menurunkan suhu. Sebelum menaikkan suhu, mencatat
tekanan awal dan suhu awal pada aplikasi Phet Interactive Simulation. Pada praktikum
ini tekanan yang diperolah adalah 23,3 atm dan suhunya sebesar 300 Kelvin. Pada
variasi suhu ruang dinaikkan, suhu naik menjadi 479 kelvin dan tekanannya menjadi
37,6 atm. Pada data kedua, suhu dinaikkan menjadi 519 kelvin dan tekanannya
menjadi 40,4 atm. Pada data ketiga, suhu dinaikkan menjadi 653 kelvin dan
tekanannya menjadi 50,7 atm. Pada data keempat, suhu dinaikkan menjadi 733 kelvin
dan tekanannya menjadi 57 atm. Pada data kelima, suhu dinaikkan lagi menjadi 828
kelvin dan tekanannya menjadi 64,2 atm.

Selanjutnya variasi suhu diturunkan pada suhu awal didapatkan 300 kelvin dan
tekanannya 23,3 atm. Setelah diturunkan menjadi 264 kelvin, tekanan pada data
pertama menjadi 20,4 atm. Pada data kedua. suhu diturunkan menjadi 194 kelvin dan
tekanannya menjadi 15 atm. Pada data ketiga, suhu diturunkan menjadi 154 kelvin dan
tekanannya menjadi 11,9 atm. Pada data keempat, suhu diturunkan lagi menjadi 80
kelvin sehingga tekanannya menjadi 6,2 atm. Pada data kelima suhu diturunkan
menjadi 0 kelvin sehingga tekanannya menjadi 0 atm. Dari hasil data yang diperoleh
pada variasi suhu dinaikkan dan diturunkan sesuai dengan teori Ratu Fenny (2018:
238-239) bahwa semakin tinggi suhu saat dipanaskan maka semakin besar pula
tekanan gas.

P 1 P2
Perhitungan pada data menggunakan rumus : = , sesuai dengan teori
T1 T 2
Tipler (dalam Ratu F, 2018: 238-239). Hasil perhitungan variasi suhu ruang dinaikkan
pada tekanan dan suhu awal didapatkan 0,077. Hasil perhitungan yang sama juga
didapatkan pada data pertama sampai kelima yaitu 0,077. Hasil perhitungan variasi
suhu ruang diturunkan, tekanan dan suhu awal adalah 0,077. Hasil perhitungan yang
sama juga didapatkan pada data pertama sampai data kelima, yaitu 0,077. Dari hasil
perhitungan pada data yang didapatkan ini sesuai dengan teori Ratu Fenny (2018: 238-
239) Hukum Gay-Lussac menyebutkan bahwa: “Jika gas dalam wadah tertutup
volumenya dijaga konstan maka tekanan gas berbanding lurus dengan temperatur
mutlaknya”. Dapat diartikan bahwa tekanan gas akan berbanding lurus atau sama
nilainya dengan temperature/suhu.

Pada grafik, suhu yang semakin besar akan membuat tekanan membesar pula.
Hal ini sesuai dengan teori oleh gas Ratu F (2018: 238-239) bahwa semakin tinggi
suhu saat dipanaskan maka semakin besar pula tekanan gas.
Pada saat memvariasikan suhu ruang diturunkan, penurunan angka pada
termometer di aplikasi Phet Interactive Simulation semakin lambat dan lama.
Penurunan dengan waktu yang lambat ini dimulai pada saat suhu menyentuh sekitar
30 kelvin sampai 0 kelvin. Sedangkan untuk saat memvariasikan suhu ruang
dinaikkan, termometer akan bergerak lebih cepat.

H. Kesimpulan
Pada volume konstan/tetap, jika suhu pada suatu wadah/ ruangan naik atau semakin
membesar, maka tekanan juga akan semakin membesar begitu pula sebaliknya.
Hubungan tekanan adalah berbanding lurus dengan suhu. Secara matematis dapat di

P 1 P2
tuliskan : = , dengan P adalah tekanan (atm) dan T adalah suhu (K).
T1 T 2
DAFTAR PUSTAKA

Arif Dwi Santoso & Kardono. 2010. Metode Perhitungan Massa Gas CO2 yang
diserap Fotobioreaktor dengan Persamaan Gas Ideal. Jurnal Teknologi
Lingkungan (versi elektronik), Vol. 11, No. 2, diunduh dari
http://ejurnal.bppt.go.id/index.php/JTL/article/download/1208/1017, pada
tanggal 15 November 2020 pukul 14.22 WIB.

Idawatu Supu dkk. 2016. Pengaruh Suhu Terhadap Perpindahan Panas pada
Material yang Berbeda. Jurnal Dinamika, Vol 7 No. 1, diunduh dari
https://journal.uncp.ac.id/index.php/dinamika/article/view/612/530, pada
tangga 15 November 2020 pukul 16.53 WIB.
Nofitri, Hadyan Akbar,dkk. 2013. Pembuktian Hukum Boyle pada Gas Ideal
Berbantuan Data Studio Software dalam Praktikum Termodinamika,
diunduh dari
https://www.researchgate.net/publication/294891985_Pembuktian_Hukum_
Boyle_pada_Gas_Ideal_Berbantuan_Data_Studio_Software_dalam_Praktik
um_Termodinamika,tanggal 15 November 2020 pada pukul 14.09 WIB.
Ratu Fenny Muldiani , Kunlestiowati Hadiningrum. 2018. Optimasi Alat Praktikum
Termodinamika Hukum Charles Gay-Lussac untuk Mahasiswa Rekayasa
Politeknik Negeri Bandung, diunduh dari
https://jurnal.uns.ac.id/prosidingsnfa/article/download/28554/19512#:~:text
=Hukum%20Charles%20menyatakan%20bahwa%20pada,berbanding
%20lurus%20dengan%20temperatur%20mutlaknya., pada tanggal 13
November 2020 pukul 19.27 WIB.
LAMPIRAN

1. Berdasar tabel hasil percobaan, bagaimana besarnya nilai tekanan jika suhu yang
diberikan semakin besar?

Jawab : semakin tinggi/besar suhu, maka nilai tekanan akan semakin tinggi. Hal ini
sesuai dengan teori Tipler (dalam ratu F, 2018: 228-239) bahwa semakin tinggi suhu
saat dipanaskan maka semakin besar pula tekanan gas.

2. Bagaimanakah gerakan molekul/partikel ketika suhu semakin tinggi?

Jawab : semakin tunggi suhu yang ada pada ruangan, molekul/partikel yang ada
diruangan akan bergerak semakin cepat

3. Berdasar tabel hasil percobaan, bagaimana besarnya nilai tekanan jika suhu yang
diberikan semakin kecil?

Jawab : Semakin kecil suhu, maka tekanan juga akan semakin kecil.

4. Bagaimanakah gerakan molekul/partikel ketika suhu mendekati 0 K?

Jawab : gerakan molekul/partikel ketika suhu mendekati nol akan melambat bergerak.

5. Bagaimanakah gerakan molekul/partikel ketika suhu = 0 K?

Jawab : gerakan partikel saat suhu sama dengan nol akan berhenti bergerak karena pada
saat suhu ruangan nol, maka tekanan yang ada diruangan juga kan nol sehingga partikel
akan berhenti bergerak.

6. Carilah informasi tentang gerakan partikel zat jika suhunya = 0 K.

Jawab : Dalam hal ini, nol Kelvin (tanpa derajat) dinamakan nol mutlak (nol absolut),
artinya tidak ada suhu-suhu di bawah suhu nol mutlak, atau ketika nilai suhu mendekati
nilai nol mutlak, maka energi kinetik rata-rata partikel mempunyai suatu nilai yang
minimum. Oleh karena itu, berdasarkan faktatersebut, maka skala Kelvin dinamakan
skala suhu mutlak atau skala suhu absolut, atau disebut juga skala termodinamik (Kreith
dalam Idawati, 2016: 66)
7. Dengan menggunakan dua data tekanan dan suhu pada tabel hasil percobaan, buktikan

P1 P2
=
bahwa persamaan T 1 T 2 berlaku!

No Perhitungan
1. 23,3 37,6
=
300 479
0,077=0,077
2. 23,3 40,3
=
300 519
0,077=0,077

Pada hasil perhitungan dua data tersebut, persamaan dapat dibuktikan karena kedua
hasil memiliki hasil yang sebanding atau sama.

8. Buatlah grafik hubungan antara suhu (T) dan tekanan (P) pada volume tetap berdasarkan
data percobaan!

suhu ruang dinaikkan


70

60 f(x) = 0.08 x + 0.3

50
tekanan (atm)

40

30

20

10

0
200 300 400 500 600 700 800 900
suhu (K)
suhu ruangan diturunkan
25
f(x) = 0.08 x + 0.05
20
tekanan (atm)

15

10

0
0 50 100 150 200 250 300 350
suhu (K)

Anda mungkin juga menyukai