Anda di halaman 1dari 9

ACARA IV

PENENTUAN MASSA ATOM RELATIF MAGNESIUM (Mg)


A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum :
Untuk menentukan massa atom relatif (Ar)
dari logam
magnesium (Mg).
2. Waktu Praktikum: Jumat, 14 November 2014
3. Tempat Praktikum :
Laboratorium Kimia Dasar, Lantai III, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas
Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Pada awalnya, massa atom suatu unsur ditentukan dengan cara
mengukur massa salah satu unsur yang bersenyawa dengan unsur
lain. Misalnya dari hasil analisis terhadap komposisi air diperoleh data
massa unsur hidrogen 11,17% dan massa unsur oksigen 88,83%.
Berdasarkan data persen komposisi air, massa atom oksigen yang
bersenyawa dengan hidrogen adalah: (Sunarya, 2010 : 68).
88,83
x massa atom hidrogen
11,17
= 7,953 x massa atom hidrogen
Dalton mengenali bahawa penting untuk menentukan massa setiap
atom karena massanya bervariasi untuk setiap jenis atom. Atom
sangat kecil sehingga tidak mungkin menentukan massa satu atom.
Maka ia memfokuskan pada nilai relatif massa atom dan membuat
tabel massa atom. Dalam tabelnya, massa unsur teringan, hidrogen
ditetapkannya satu sebagai standar (H=1). Massa atom adalah nilai
relatif, artinya suatu rasio tanpa dimensi. Walauun berapa massa
atomnya berbeda dengan nilai modern, sebagian besar nilai-nilai yang
diusulkannya dalam rentang kecocokan dengan nilai saat ini. Hal ini
menunjukkan bahwa ide dan percobaanya benar (Takeuchi, 2006 : 10).
Setelah Dalton mengemukakan postulatnya, langkah logis
berikutnya adalah menentukan massa relatif atom unsur. Karena pada
waktu itu tidak ada cara untuk menentukan massa atom tunggal, maka
massa relatif adalah informasi terbaik yang ada saat itu. Dalam hal ini,
96

dapat dikatakan bahwa sebuah atom dari satu unsur mempunyai


massa sebesar dua kali massa atom unsur lainnya (atau 15/4 kali, 17,3
kali,

dan

seterusnya).

Massa

relatif

dapat

ditentukan

dengan

mengambil sejumlah besar atom dari dua unsur berbeda dalam jumlah
yang sama dan menentukan perbandingan massa kedua kelompok
atom ini. Pada awalnya, terdapat sejumlah kesulitan besar, karena
postulat kelima Dalton memberikan perbandingan jumlah atom yang
salah dalam banyak kasus. Hal ini berlangsung selama 50 tahun
kemudian sampai ditemukannya metode percobaan untuk menentukan
perbandingan atom dalam senyawa, dan pada saat yang sama juga
ditemukan skala massa atom relatif dalam bentuk yang hamper mirip
dengan skala massa atom relatif saat ini. Massa relatif ini disebut
massa atom, atau kadang-kadang berat atom (Goldberg, 2004 : 11).
Satuan massa atom menunjukkan berat rekatif dari massa unsur.
Akan tetapi karena atom mempunyai massa yang sangat kecil, maka
tidak ada alat yang dapat digunakan untuk menimbang satuan massa
atom. Satuan dalam sistem satuan internasional (SI) adalah mol, yaitu
jumlah zat yang mengandung partikel (atom, molekul, atom partikel
lain) sebanyak atom pada 12 gram isotop karbon-12. Definisi tersebut
hanya menunjukkan metode/cara untuk mencari jumlah partikel dalam
1 mol zat. Jumlah partikel yang sebenarnya harus dicari melalui
percobaan, dan harga yang sekarang diterima adalah:
1 mol = 6,022045 x 1023 partikel
Angka di atas disebut dengan bilangan Avogadro (Purwoko, 2006 : 8).
C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
1. Alat-alat Praktikum
a. Gelas arloji
b. Krus
c. Lap
d. Penjepit krus
e. Pipet tetes
f. Sarung tangan oven
g. Tanur
h. Timbangan analitik
2. Bahan-bahan Praktikum
a. Aquades (H2O(l))
b. Kertas lakmus merah
97

c. Logam Magnesium (Mg(s))


d. Tissue
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Ditimbang krus kosong pada timbangan analitik.
2. Ditimbang logam Mg sebanyak 0,1 gram.
3. Tanur dipanaskan hingga suhu 700oC, kemudian dimasukkan krus
kosong dan dipanaskan selama 5 menit.
4. Setelah 5 menit, krus kosong dikeluarkan dan didinginkan. Logam
Mg dimasukkan ke dalam krus. Kemudian krus dipanaskan beserta
isinya di dalam tanur yang bersuhu 800oC selama 5 menit
menggunakan penjepit krus.
5. Dikeluarkan krus dan isinya dari tanur, lalu diberikan 3 tetes
aquades, sambil diperiksa dengan menggunakan kertas lakmus
merah gas/uap yang keluar.
6. Dimasukkan kembali krus dan isinya ke dalam tanur dalam kondisi
off selama 5 menit, kemudian dikeluarkan dan didinginkan.
7. Ditimbang kembali krus dan isinya menggunakan timbangan
analitik dan dicatat hasilnya.
8. Dihitung massa atom relatif logam magnesium.
E. HASIL PENGAMATAN
NO
.
1.

PROSEDUR PERCOBAAN
Ditimbang

krus

menggunakan

HASIL PENGAMATAN

kosong Massa krus kosong adalah


timbangan 23,88 gram.

analitik yang sudah dikalibrasi.


2. a. Ditimbang
logam
Mg Massa Mg adalah 0,1 gram.
Warna awal Mg adalah abu.
menggunakan
timbangan
analitik

yang

sudah

dikalibrasi.
b. Logam Mg dimasukkan ke
3.

dalam krus.
Dimasukkan krus berisi logam
Mg ke dalam tanur bersuhu

800oC selama 5 menit.


4. a. Krus yang berisi logam Mg Warna

stelah

dipanaskan

dikeluarkan dan ditetesi 3 adalah putih.


Gas yang keluar membuat
tetes aquades.
98

b. Gas/uap

yang

diperiksa

keluar kertas

lakmus

merah

dengan menjadi berwarna biru.

menggunakan kertas lakmus


merah.
5. a. Krus
dan

logam

Mg Massa krus dan Mg setelah

dipijarkan ke dalam tanur dipanaskan

adalah

24,00

dalam kondisi off.


gram.
b. Setelah 5 menit krus dan
Jadi, massa Mg = 24,00
logam Mg dikeluarkan dan
23,88
didinginkan.
c. Krus
dan
logam
Mg
= 0,12 gram
ditimbang.
F. ANALISIS DATA
1. Persamaan Reaksi
1
a. Mg(s) + 2 O2(g)
b. 3Mg(s) + N2(g)

MgO(s)

Mg3N2(s)
3Mg(OH)

c. Mg3N2(s) + 6H2O(l)
d. Mg(OH)2(s) MgO(s) + H2O(g)

2(s)

+ 2NH3(g)

2. Perhitungan
a. Massa krus kosong
= 23,88 gram
b. Massa logam Mg(s) (a)
= 0,1 gram
c. Massa (krus + Mg(s)) setelah dipanaskan
= 24,00 gram
d. Massa MgO(s) (b)
= Massa (krus + Mg(s)) setelah
dipanaskan - Massa krus kosong
= 24,00 gram - 23,88 gram
= 0,12 gram
8
Massa atom relatif (Ar) Mg
= 2 x b-a
=2x
=

8
0,12 0,1

xa

x 0,1

16
0,02

= 80 gram/mol

99

G. PEMBAHASAN
Magnesium adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
simbol Mg dan bernomor atom 12. Magnesium pertama kali ditemukan
oleh Sir Humphrey Davy pada tahun 1808. Logam ini memiliki massa
atom 24, 305 gram.mol atau biasa dibulatkan menjadi 24,31 gram/mol.
Titik lebur logam ini adalah pada suhu 650 oC dan titik didihnya adalah
1707oC. Magnesium merupakan logam yang sangat ringan. Logam ini
sangat reaktif secara kimia dengan sejumlah besar logam, dapat
diproduksi melalui reduksi termal garam logam tersebut dengan
magnesium teroksidasi. Selain tiu, magnesium juga digunakan sebagai
katalis, di mana magnesium memperlancar reaksi organik kondensasi,
reduksi,

dehalogenisasi.

Magnesium

adalah

unsur

yang

paling

melimpah ke delapan dan merupakan 2% penyusun kerak bumi


berdasarkan beratnya. Selain itu juga, unsur ini merupakan unsur yang
paling melimpah ketiga yang larut dalam air laut. Magnesium murni
tidak terdapat di alam sebagai unsur, melainkan dalam bentuk
senyawa

dalam

serpentin.
Praktikum

ini

mineral,
berjudul

seperti

dolomit,

penentuan

magnetit,

massa

atom

olivin,

dan

relatif

(Ar)

Magnesium (Mg). Praktikum ini bertujuan untuk menentukan massa


atom relatif dari logam magnesium. Massa atom relatif (Ar) merupakan
perbandingan massa atom yang dicari Arnya dengan 1/12 massa satu
atom karbon (C-12). Untuk menentukan massa 1 atom yang sangat
kecil, yang merupakan hal yang sangat sulit, maka digunakan kata
relatif pada massa atom relatif. Satuan dari Ar adalah sma, di mana 1
sma merupakan 1/12 dari massa 1 atom isotop C-12, yaitu 1,993 x 10 23

gram. Satu sma sama dengan 1,661 x 10 -24 gram. Ada banyak cara

yang digunakan untuk menentukan suatu massa atom relatif suatu


unsur. Cara-cara tersebut adalah dengan cara penentuan dengan teliti
massa zat yang bereaksi, penentuan dengan teliti kerapatan gas, dan
dengan cara spektrometri massa. Spektrometri massa adalah alat yang
digunakan untuk menentukan massa atom atau molekul. Prinsip kerja
alat ini adalah degan cara pembelokan partikel bermuatan dalam
100

medan magnet. Pada praktikum ini digunakan metode penentuan


secara teliti massa zat-zat yang bereaksi.
Pada awalnya, timbangan analitik dikalibrasi dulu, setelah itu krus
kosong ditimbang. Kalibrasi bertujuan untuk menentukan besarnya
koreksi pengukuran alat serta ketidakpastiannya. Selain itu, karena
timbangan analitik kalibrasinya tidak akan secara terus menerus
berlaku

massa

kalibrasinya,

hal

ini

disebabkan

karena

selama

penggunaannya mengalami perubahan spesifikasi akibat pengaruh


frekuensi

pemakaian,

lingkungan

penyimpanan,

dan

acara

pemakaiannya. Setelah ditimang, massa krus kosongnya adalah 23,88


gram, kemudian logam Mg ditimbang sebanyak 0,1 gram. Setelah itu,
krus kosong dimasukkan ke dalam tanur dengan suhu 700oC selama
5 menit. Krus kosong dipanaskan terlebih dahulu agar pada krus tidak
ada zat-zat yang dapat mempengaruhi massa Mg saat ditimbang
setelah dipanaskan pada suhu 800oC. Krus dan magnesium dipanaskan
selama 5 menit. Selama di dalam tanur, logam Mg berubah warna
dari warna abu-abu menjadi putih. Hal ini membuktikan bahwa logam
Mg mampu bereaksi dengan udara di sekitarnya pada suhu tertentu,
sesuai persamaan berikut:
Mg(s) +

1
2

O2(g)

MgO(s)

Logam Md dimasukkan pada suhu 800oC disebabkan karena logam Mg


memiliki titik lebur pada suhu 650oC, agar logam Mg cepat melebur.
Setelah 5 menit, krus dan logam magnesium dikeluarkan dan
diletakkan di atas meja. Pada saat diletakkan di atas meja, logam Mg
akan bereaksi dengan gas nitrogen. Gas nitrogen di udara terdapat
78%, sehingga bisa dikatakan bahwa gas ini yang paling banyak
bereaksi dengan logam Mg. Kemudian logam Mg diberikan 3 tetes
aquades dan uap/gas yang keluar dicek dengan menggunakan kertas
lakmus merah. Ternyata gas yang dihasilkan menyebabkan kertas
lakmus merah menjadi berwarna biru. Ini menandakan bahwa gas
tersebut adalah basa. Persamaan reaksinya adalah:
Mg N
3Mg + N
(s)

2(g)

2(s)

101

Pada

saat

dikeluarkan,

menghasilkan

Mg3N2.

logam

Mg

Kemudian

yang

Mg3N2

bereaksi

ditetesi

dengan

oleh

N2

aquades,

persamaannya adalah:

Mg3N2(s) + 6H2O(l)

3Mg(OH)2(s) + 2NH3(g)

Kemudian gas NH3 dicek dengan menggunakan kertas lakmus merah


yang menyebabkan kertas tersebut berwarna biru. Setelah itu Mg(OH) 2
dipijarkan ke dalam tanur yang dalam kondisi off. Hal ini bertujuan
untuk menghilangkan kadar H2O, sehingga yang dihasilkan adalah MgO
murni. Persamaan reaksinya adalah:
Mg(OH)2(s)

MgO(s) + H2O(g)

Setelah dipijarkan, krus beserta isinya didinginkan lalu ditimbang.


Massa yang diperoleh adalah 24,00 gram. Massa Mg yang diperoleh
adalah massa krus dan Mg setelah dipanaskan dikurangi dengan
massa Mg dan krus seelum dipanaskan, sehingga diperoleh massa
sama dengan 0,12 gram.
Setelah proses, dihitung Ar Mg dengan menggunakan rumus:
8
Ar Mg = 2 x b-a x a
di mana a adalah massa Mg sebelum dipanaskan dan b adalah massa
Mg setelah dipanaskan. Massa Mg mengalami peningkatan sebanyak
0,02 gram. Hal ini disebabkan karena terlalu banyak unsur-unsur lain di
udara

terbuka

keterbatasan

yang

waktu,

dapat
sehingga

mempengaruhi
pada

saat

reaksi

dank

pemijaran,

H 2O

arena
tidak

menguap/menghilang secara sempurna. Hal ini menyebabkan nilai Ar


Mg menjadi 80 gram/mol. Nilai ini berbeda dengan nilai Ar yang
sebenarnya, yaitu 24,31 gram/mol. Seperti yang telah dijelaskan di
atas, penyebabnya adalah karena banyaknya unsur-unsur lain yang
dapat mempengaruhi reaksi dan karena pemijaran Mg(OH) 2(s) yang
tidak terlalu lama.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa penentuan nilai Ar suatu unsur dapat dilakukan dengan cara
penentuan dengan teliti massa zat yang bereaksi, penentuan dengan
teliti kerapatan gas, dan spektrometri massa. Pada praktikum ini
102

digunakan metode penentuan dengan teliti massa zat yang bereaksi


dan dihasilkan nilai Ar, yaitu 80 gram/mol. Nilai ini sangat berbeda jauh
dari standar Ar yang sebenarnya, yaitu 24,31 gram/mol. Hal ini
disebabkan

karena

adanya

unsur

lain

di

udara

menyebabkan perubahan reaksi (mempengaruhi reaksi)

yang

dapat

dank arena

H2Onya tidak menghilang keseluruhan.

103

DAFTAR PUSTAKA
Goldberg, David E. 2004. Kimia untuk Pemula. Jakarta: Erlangga.

Purwoko, Agus Abhi. 2006. Kimia Dasar Jilid 1. Mataram: Mataram


University Press.
Sunarya, Yayan. 2010. Kimia Dasar 1. Bandung: Yrama Widya.
Takeuchi, Yashito. 2006. Pengantar Kimia. Tokyo: Iwanami Shoten.

104

Anda mungkin juga menyukai